31
OVERDENTURE UNTUK MENUNJANG PERAWATAN PROSTETIK MAKALAH Disusun oleh: Drg. LISDA DAMAYANTI, Sp. Pros. NIP: 132206506 BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2009

Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

OVERDENTURE UNTUK MENUNJANG PERAWATAN PROSTETIK

MAKALAH

Disusun oleh:

Drg. LISDA DAMAYANTI, Sp. Pros.

NIP: 132206506

BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG

2009

Page 2: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

DAFTAR ISI

BAB I

PENGANTAR PEMBUATAN OVERDENTURE

A. INDIKASI DAN PERENCANAAN OVERDENTURE ………………………………………………..…………………...

I. INDIKASI ………………………………………………………………………………………………………………..

a. Keuntungan, Kerugian dan Indikasi …………………………………………………….………………………..

b. Spektrum Indikasi …………………………………………………………………………………………………..

II. PERENCANAAN ……………………………..………………………………………………………………………..

a. Dasar-dasar …………………………………………………………………………………………………………

b. Proses Perencanaan ……………………………………………………………………………………………....

III. KRITERIA EVALUASI …………………………………………………………………………………………………

a. Faktor-faktor Klinis ………………………………………………………………………………………………....

b. Faktor-faktor Non Klinis …………………………………………………………………………………………....

B. PERAWATAN AWAL ……………………………………………………………………………………………………….

I. PROSEDUR PERIODONTAL ……………..…………………………………………………………………………

a. Perawatan Awal …………………………………………………………………………………………………….

b. Pembedahan Periodontal ………………………………………………………………………………………….

c. Konsekuensi dari Persiapan Periodontal yang Tidak Sempurna ……………………………………………..

II. PROSEDUR PROSTETIK TAHAP AWAL ……………………..……………………………………………………

a. Perubahan Awal Menjadi Overdenture Provisional …………………………………………………………….

b. Modifikasi Gigi Tiruan Sebagian yang Sudah Ada ……………………………………………………………...

c. Perawatan Awal Prostetik ………………………………………………………………………………………....

d. Tindakan Diagnostik Fungsional ………………………………………………………………………………….

III. PROSEDUR BEDAH ……………………………………………………..……………………………………………

IV. PROSEDUR ENDODONTIK ………………………………………………………………………………………….

BAB II

PILIHAN DISAIN DAN KEMUNGKINAN DUKUNGAN UNTUK OVERDENTURE

A. PILIHAN DISAIN …………………………………………………………………………………………………………….

B. ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG ………………………………………………..………………………………………

C. KAITAN-KAITAN RETENTIF ………………………………………………………………………………………………

I. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN …………………………………………..………………………………………..

II. FUNGSI-FUNGSI ……………………………………………………………..……………………………………….

III. MEKANISME RETENTIF …………………………………………………………………..…………………………

IV. KAITAN KAKU ………………………………………………………………………………………………………….

V. KAITAN TIDAK KAKU ……………………………………………………………………..………………………….

VI. KAITAN RESILIEN ………………………………………………………………………..…………………………...

D. PEMILIHAN KAITAN YANG TEPAT …………………………………………………………….………………………..

E. KAITAN TUNGGAL LAWAN KONEKTOR BATANG …………………………………………………………………...

1

1

1

2

3

3

4

5

5

7

7

7

7

9

10

11

12

12

14

15

17

18

20

20

22

22

22

22

23

23

24

24

27

Page 3: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

BAB I

PENGANTAR PEMBUATAN OVERDENTURE

Konsep overdenture meliputi sejumlah kemungkinan pemecahan untuk pasien-pasien dengan kehilangan

hampir seluruh giginya. Dukungan biasanya diperoleh dari jaringan periodontal dan mukosa serta bentuk luarnya mirip

dengan gigi tiruan lengkap.

Di Inggris disebut “overdentures” dan di Jerman disebut “Prothesenhybrid”. Kedua istilah ini menggambarkan

gigi tiruan lengkap dengan sebagian didukung oleh gigi asli, istilah yang pertama menggambarkan penutupan di bagian

luar, sementara istilah yang kedua menunjukkan konstruksi dua bentuk. Semuanya menunjukkan konsep yang penting.

Ide untuk meninggalkan sisa akar gigi di rahang dan membuat gigi tiruan di atasnya telah dikenal lebih dari

seratus tahun. Tujuannya adalah untuk menghambat atau mencegah resorpsi linggir tersisa yang tidak dapat dihindari

selalu mengikuti setelah pencabutan gigi. Overdenture lebih unggul daripada gigi tiruan konvensional dalam kemampuan

menggigit, efisiensi pengunyahan dan penerimaan daya yang berbeda. Proprioseptik melalui reseptor periodontal

memegang peranan penting dalam fungsi neuromuskular.

A. INDIKASI DAN PERENCANAAN OVERDENTURE I. INDIKASI a. Keuntungan, Kerugian dan Indikasi

Overdenture dengan dukungan kombinasi antara periodontal dan mukosa mempunyai sejumlah keuntungan

yang berarti bila dibandingkan dengan gigi tiruan lengkap. Yang paling penting adalah:

• Fungsi stabilitas yang lebih besar untuk menjaga bentuk linggir tersisa yang dekat dengan gigi sandaran

(dengan atau tidak menggunakan kaitan).

• Retensi yang lebih baik, khususnya bila kaitan digunakan pada protesa di rahang bawah.

• Peningkatan efisiensi pengunyahan karena stabilitas dan retensi yang lebih baik.

• Tekanan pada mukosa berkurang.

Pengurangan perluasan landasan gigi tiruan di rahang atas. Pada palatum hanya perlu ditutup sebagian bila

elemen retentif digunakan. Hal ini sering memberikan efek psikologis yang sangat penting bagi pasien.

• Mudah beradaptasi.

• Merupakan latihan bagi penggunaan gigi tiruan lengkap di kemudian hari dengan menyiapkan lintasan pola

refleks yang tepat.

Kekurangannya:

• Biaya yang lebih besar, hal ini berhubungan langsung dengan luasanya perawatan sebelum pembuatan

protesa, penggunaan kaitan retentif dan usaha setelah pemasangan. Penghematan mungkin dilakukan

dengan menggunakan elemen perlekatan yang dipasang secara langsung atau menyalurkan semuanya ke

perlekatan-perlekatan.

• Dibutuhkan usaha yang lebih besar dari pasien dan dokter giginya untuk merawat protesa.

Terdapat sejumlah faktor non klinis yang perlu diperhatikan dalam seleksi untuk overdenture. Di antaranya

adalah sikap pasien terhadap kesehatan giginya, penggunaan gigi tiruan lepasan, kemampuan dan keinginan untuk

bekerja sama serta situasi keuangannya.

Indikasi perawatan overdenture:

• Tersisa paling sedikit satu gigi yang masih dapat dipertahankan.

• Kebersihan mulut yang cukup baik untuk menghambat atau mencegah karies yang cepat atau kerusakan

jaringan periodontal.

• Jika prognosa untuk pemakaian gigi tiruan lengkap yang buruk karena adanya resorpsi linggir yang berat,

xerostomia, refleks muntah yang berat, kemampuan belajar yang kurang, faktor psikologis dll.

• Kerusakan gigi tersisa akan menjadi lebih parah oleh tipe perawatan yang lain.

• Tidak ada tipe perawatan prostetik yang menjanjikan hasil perawatan yang lebih baik, sebanding dengan

biaya yang dikeluarkan.

1

Page 4: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

b. Spektrum Indikasi

Spektrum indikasi untuk overdenture meliputi perawatan jangka pendek dalam persiapan untuk gigi tiruan

lengkap sampai perawatan definitif jangka panjang. Klasifikasi dapat dibuat berdasarkan berapa lama protesa

diperkirakan akan digunakan:

• Overdenture immediate

• Overdenture transitional

• Overdenture definitive

Jenis overdenture yang dibuat di atas ditentukan oleh seberapa jauh prognosa bagi gigi yang tersisa.

(Keterangan Gambar: 1, 2, 3)

STRUKTUR UTAMA DARI………………………………………………

1. ……….overdenture sementara jangka

pendek. Bila prognosa untuk gigi yang tersisa

sangat buruk keadaannya, akar penyangga tanpa koping akar maupun elemen retentif digunakan untuk struktur pendukung bagi protesa transisi jangka pendek sampai GTL diperlukan. Bagian lepasan overdenture sementara dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dirubah menjadi GTL.

2. ……….overdenture sementara jangka

sedang. Elemen retentif yang terpasang

langsung pada gigi penyangga digunakan untuk mendukung maupun menahan GT merupakan perawatan untuk jangka pendek hingga sedang pada kasus dimana prognosa gigi sisa pada marginal. Bagian lepasan overdenture ini tidak menutupi gusi baik fasial dan proksimal dan diperoleh melalui coran diperkuat dengan kerangka logam yang disesuaikan.

3. ……….overdenture sementara jangka

panjang atau tetap. Coran dowel koping dengan elemen

retentif digunakan sebagai struktur pendukung dan pertahanan untuk perawatan jangka menengah hingga jangka panjang bila prognosa untuk gigi yang tersisa adalah baik. Bagian lepasan overdenture tetap dapat dibuat dengan ruang supragingiva terbuka baik pada sekeliling gigi penyangga maupun hanya pada permukaan fasial dan proksimal, overdenture harus diperkuat dengan coran kerangka logam yang disesuaikan.

2

Page 5: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

II. PERENCANAAN a. Dasar-dasar

Dasar-dasar dari setiap perencanaan prostetik adalah pemeriksaan klinis dan radiologis yang menyeluruh serta

diagnosa seperti yang telah digambarkan pada bagian gigi tirruan lengkap. Bagi perawatan overdenture, evaluasi dan

perhatian yang cermat juga harus diberikan kepada kesehatan gigi yang tersisa, jaringan periodontal, tes vitalitas dan

radiografis. Riwayat kesehatan umum juga sangat penting. Seringkali faktor-faktor non klinis (status sosial, keuangan,

harapan dan kebutuhannya, kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama) lebih menentukan daripada keadaan klinik.

(Keterangan Gambar: 4, 5)

4. Radiografik panoramik

Radiografik panoramik memberikan pandangan yang sangat baik bagi rencana perawatan. Film intra oral dari tiap

gigi sangat diperlukan untuk mengevaluasi secara terperinci.

5. Kartu pemeriksaan

Semua hasil pemeriksaan klinis dicatat pada kartu pemeriksaan. Diantaranya adalah kegoyangan gigi, kedalaman

poket, perlekatan gusi, keadaaan inflamsi dari tepi gusi dan indeks plak sebagai parameter dari kondisi periodontal

ditambah vitalitas gigi dan kondisi jaringan keras gigi (karies dan erosi servik).

3

Page 6: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

b. Proses Perencanaan

Rencana perawatan pada tahap pertama gigi-gigi yang dapat dipertahankan diidentifikasi, pada tahap kedua

keperluan untuk retensinya ditentukan. Hanya pada tahap lanjut rencana protesa definitif dan pembuatan disainnya

dibuat.

(Keterangan Gambar: 6)

PROSES PERENCANAAN DAN RANGKAIAN PERAWATAN

6. Perencanaan tahap 1

Mengidentifikasi gigi yang masih dapat dipertahankan dan tidak ada harapan. Tahap ini dilakukan secara cermat

dengan melakukan identifikasi pada indikasi-indikasi.

Perencanaan tahap 2

Menetapkan manfaat dan atau perlunya mempertahankan pada gigi-gigi yang dapat dipertahankan. Berdasarkan

hasil ini, pilihan perawatan disampaikan dan didiskusikan dengan pasien. Selanjutnya menyusun rencana

sementara dan menyampaikan terapi awal yang diperlukan.

4

Page 7: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

Perencanaan tahap 3

Menetapkan rencana perawatan tetap berdasarkan jumlah gigi penyangga dan tipe konstruksi. Hal ini hanya dapat

dilakukan setelah reevaluasi intensif rencana sementara berdasarkan kondisi yang ada pada akhir perawatan

awal. Keputusan akhir mengenai detil konstruksi tidak dibuat hingga sesudah uji coba akhir pada gigi tiruan

percobaan.

A. Keputusan evaluasi negatif: tanpa overdenture

B. Keputusan evaluasi positif: rencana perawatan sementara

C. Keputusan evaluasi kembali negatif sementara: perawatan awal lebih lanjut

D. Keputusan evaluasi kembali negatif tetap: perawatan dengan overdenture

E. Keputusan evaluasi kembali positif tetap: rencana perawatan tetap

III. KRITERIA EVALUASI a. Faktor-faktor Klinis

Identifikasi gigi yang dapat dipertahankan biasanya merupakan kegiatan yang paling mudah dari semua proses

keputusan perencanaan karena pada tahap perencanaan awal, semua gigi-gigi yang tidak jelas harapannya

dipertimbangkan untuk dipertahankan.

Sebagai bantuan dalam membuat keputusan ada 4 parameter dimana kondisi klinis yang nyata dari setiap gigi

dan prognosanya harus saling berhubungan. Parameter itu adalah: lokasi strategis dari tiap gigi, beban yang akan

ditahan, kebersihan mulut penderita serta perluasan perawatan yang diperlukan untuk mempertahankan gigi.

• Lokasi strategis dari gigi diukur dengan seberapa besar kehilangan gigi tersebut akan mempengaruhi disain

dari protesa. Makin sedikit gigi yang tersisa dan makin kuat indikasinya untuk overdenture, makin besar

kepentingan strategis dari tiap gigi.

• Jika prognosa gigi akan menjadi buruk oleh daya yang biasa (sebagai contoh dimana garis dukungan di

antara dua gigi sandaran akan menempatkan gigi penyangga ketiga dibawah tekanan), nilai strategisnya

harus dievaluasi dengan perhatian khusus.

• Kebersihan mulut yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk mempertahankan gigi meskipun pada

gambaran klinis awal dan radiologisnya buruk. Kesehatan mulut yang buruk yang gagal diperbaiki selama

tahap perawatan preprostetik adalah alasan dalam pemilihan gigi sandaran khususnya bila overdenture

dimaksudkan sebagai pemecahan untuk waktu yang cukup lama dan jangka panjang.

• Akhirnya perlu perawatan yang diperpanjang untuk meyelamatkan gigi penyangga harus dipertimbangkan

karena memerlukan tambahan waktu dan biaya.

(Keterangan Gambar: 7, 8, 9, 10)

EVALUASI CALON GIGI PENYANGGA

7. Kemampuan untuk mempertahankan

Gambaran klinis dari gigi-gigi yang rusak karena karies atau periodontitis. Radiologis menunjukkan gigi 31, 41 dan

42 sudah tidak memiliki tulang pendukung, tidak ada harapan lagi. Yang dapat dipertahankan adalah gigi 33, 32

dan 43. Walaupun 32 dan 43 berjejal dan mengalami karies akar yang dalam.

5

Page 8: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

8. Manfaat mempertahankan gigi lawan kebutuhan mempertahankan gigi

Tidak ada manfaat mempertahankan gigi 32 karena nilai strategisnya rendah. Upaya dilakukan untuk merawat dan

mempertahankan gigi 43 sebab tanpa gigi tersebut dukungan hanya pada satu sisi dan asimetri. Gigi tiruan

sebagian yang ada disesuaikan atau dirubah menjadi overdenture sementara sesudah pemotongan mahkota

kaninus.

9. Beberapa pertimbangan pada kepentingan strategis gigi individual………..

Karena kedalaman overbite kongenital, prognosa GTL RA dipertanyakan. Dukungan utama pada gigi anterior. GT

akan berhadapan dengan gigi asli anterior.

10. ……....dan pengaruh rencana perawatan

Berdasarkan pertimbangan hal tersebut, akar gigi 14,11 dan 23 diperkuat. Dapat dilakukan dengan upaya dan

biaya yang masuk akal. Kedalaman overbite yang khas penting untuk keharmonisan dental fasial pasien dapat

ditiru pada GT tanpa kehilangan kestabilan fungsionalnya.

6

Page 9: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

b. Faktor-faktor Non Klinis

Hasil-hasil dari evaluasi klinis harus dipertimbangkan dengan faktor non klinis agar terbentuk keputusan yang

menyeluruh. Faktor non klinis memegang peranan penting yang menentukan dalam pembuatan rencana perawatan

yang menyeluruh.

Faktor-faktor non klinis yang terutama di antaranya adalah keinginan, harapan dan kebutuhan pasien.

Disamping itu perlu dipertimbangkan faktor lainnya yang berperan sebagai parameter seperti sikap pasien terhadap

situasinya, status keuangan, status sosial (psikologi), kondisi kesehatan umum dan kemampuan bekerja sama.

B. PERAWATAN AWAL Sebelum pasien ditangani dengan suatu overdenture, biasanya diperlukan suatu kondisi jaringan melalui suatu

tahap persiapan yang meliputi prosedur periodontal, prostetik, bedah dan endodontik. Tindakan-tindakan tersebut adalah

penting karena akan memberikan kontribusi terhadap kesehatan dan perawatan dari periodontal di sekitar gigi

penyangga.

I. PROSEDUR PERIODONTAL Perawatan periodontal awal merupakan bagian terpenting dari keseluruhan tahap persiapan. Pada tahap ini

perawatan periodontal dibagi menjadi tahap-tahap sebagai berikut:

• Terapi awal

• Terapi bedah

Terapi awal (tahap higienis) ditujukan pada penyebab terjadinya penyakit dengan cara pengangkatan plak

supragingiva dan mikroflora subgingiva yaitu dengan maksud mengurangi inflamsi dan mempercepat penyembuhan

luka.

Setelah terapi awal dilaksanakan, pasien dievaluasi ulang ulang untuk menilai kemauan dan kemampuannya

dalam bekerjasama dan untuk mengevaluasi kondisi dari jaringan. Kondisi jaringan yang tidak sehat dan kebersihan

mulut yang tidak baik memprediksikan hasil yang buruk untuk jangka panjang. Pada keadaan demikian prosedur bedah

tidak layak dilakukan. Pada setiap kasus, perawatan periodontal harus dilakukan sebelum preparasi akar gigi

penyangga.

a. Perawatan Awal

Perawatan awal meliputi langkah-langkah untuk menghasilkan lingkungan mulut yang lebih bersih melalui

profilaksis gigi geligi, scaling dan root planing, ekskavasi karies dan penempatan tumpatan sementara (terutama karies

servikal), penghilangan iritasi gusi yang iatrogenik, eliminasi adanya trauma yang disebabkan gigi tiruan yang tidak baik

dan instruksi prosedur oral higienis. Setelah plak penyebab gingivitis dapat diatasi, permukaan akar subgingival

dibersihkan dan dipoles pada skaling dan root planing yang dalam. Epitel saku gusi dan jaringan penghubung

subepitelial yang sudah terinfiltrasi diangkat melalui kuretase jaringan lunak secara tertutup. Setelah itu hasil dari

langkah-langkah perawatan terdahulu dievaluasi.

7

Page 10: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

(Keterangan Gambar: 11, 12, 13)

PERAWATAN AWAL

11. Pembuangan partikel-partikel yang besar

Kalkulus supragingiva dan deposit-deposit dihilangkan secara mekanik dengan alat ultrasonik dan scaler tangan.

Permukaan gigi kemudian harus dipoles dengan karet dan pasta poles.

12. Instruksi kebersihan mulut

Pasien harus diinformasikan, dimotivasi dan diinstruksikan untuk mempertahankan kebersihan mulutnya dengan

mengikuti program oral higienis dengan bantuan alat-alat pembersih yang disesuaikan dengan kemampuan

pasiennya.

13. Scaling dan root planing

Kalkulus subgingival harus dihilangkan dengan alat kuretase dan permukaan akar dihaluskan.

8

Page 11: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

b. Pembedahan Periodontal

Setelah tercapai kerjasama yang baik dari pasien dan plak kontrol yang baik, barulah pembedahan periodontal

yang diperlukan dapat dilaksanakan. Prosedurnya meliputi:

• Root planing dengan pandangan langsung.

• Bedah pengurangan poket periodontal dengan cara gingivektomi dan atau prosedur flap.

• Bedah pemanjangan mahkota.

• Memperluas perlekatan gusi melalui bedah mukogingiva.

Bila karies akar meluas sampai di bawah tulang, maka mahkota klinis harus diperpanjang melalui pembedahan

agar akar dapat dipertahankan dan dipergunakan sebagai gigi penyangga pada overdenture.

(Keterangan Gambar: 14, 15, 16)

PROSEDUR BEDAH

14. Bila ada karies subgingival dilakukan gingivektomi sederhana

Kiri : kondisi sebelum gingivektomi

Kanan : kondisi sesudah 4 minggu gingivektomi

15. Pemanjangan mahkota gigi secara pembedahan

Bila karies akar meluas sampai di bawah tulang, maka mahkota klinis harus diperpanjang melalui pembedahan

agar akar dapat dipertahankan dan digunakan sebagai gigi penyangga pada overdenture.

9

Page 12: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

16. Graft free gingiva

Bila daerah attached gingiva tidak mencukupi di bagian bukal dan lingual, maka dilakukan graft free gingiva.

Kanan : kondisi sesudah 4 minggu pembedahan.

c. Konsekuensi dari Persiapan Periodontal yang Tidak Sempurna

Apabila perawatan periodontal awal tidak berhasil, maka hasil yang teramati pertama kali adalah adanya

tendensi peningkatan inflamasi gusi di sekitar gigi penyanggga sampai terjadinya perdarahan. Hal ini menyebabkan

preparasi gigi penyangga dan pencetakan akan lebih sulit dilakukan.

Konsekuensi tambahan dapat terlihat selama masa perawatan dan membahayakan hasil pengobatan serta

prognosa. Dibawah kondisi yang menguntungkan, jaringan rusak yang terinflamasi selama preparasi gigi secara

perlahan akan membaik dan resesi gusi pun muncul. Hasil kondisi periodontal kemungkinan agak lebih baik dari

sebelumnya. Bagaimanapun bila resesi gusi tidak diantisipasi dan preparasi akar tidak dimodifikasi dan kemudian

diperpendek, maka ruang yang sebenarnya dapat dipergunakan sebagai bagian retentif akan percuma saja.

Dibawah kondisi yang tidak baik seperti kebersihan mulut yang buruk, penempatan tepi koping akar pada

subgingiva atau pembuatan koping akar dan landasan gigi tiruan yang tidak tepat, maka luka yang terjadi saat preparasi

gigi pada jaringan yang terinflamasi tidak akan sembuh. Hiperplasi gusi dan jaringan granulasi bertambah, yang pada

banyak kasus nantinya membutuhkan pengangkatan secara bedah. Bila tidak terdapat lagi perlekatan gusi, maka

mukosa bergerak dapat memberikan tegangan pada tepi gusi dan menyebabkan resesi yang berlanjut. Bagaimanapun

situasi ini tetap dapat diatasi bahkan setelah gigi tiruan selesai dibuat.

(Keterangan Gambar: 17, 18, 19, 20)

AKIBAT PERSIAPAN PERIODONTAL YANG TIDAK SEMPURNA

17. Perdarahan

Peningkatan inflamasi gusi di sekitar gigi penyangga

sampai terjadinya perdarahan, membuat pencetakan

akan lebih sulit dilakukan.

10

Page 13: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

18. Resesi gusi

Dengan kondisi yang menguntungkan, jaringan rusak

yang terinflamasi selama preparasi gigi secara perlahan

akan membaik dan resesi gusi pun muncul. Hasil

kondisi periodontal akan lebih baik dari sebelumnya.

19. Hiperplasi inflamasi gusi

Dengan kondisi yang tidak baik, luka yang terjadi saat

preparasi gigi pada jaringan yang terinflamasi tidak

akan sembuh. Gusi berproliferasi dengan penempatan

margin koping di subgingiva.

20. Tegangan dari mukosa yang bergerak

Bila tidak terdapat gusi cekat, mukosa bergerak dapat

memberikan tegangan pada tepi gusi dan menyebab-

kan resesi yang berlanjut.

II. PROSEDUR PROSTETIK TAHAP AWAL Kepentingan dari prosedur prostetik selama tahap awal perawatan adalah untuk menolong jaringan pendukung

gigi tiruan dan sistem neuromuskular kondisinya menjadi baik yang memungkinkan untuk menerima adanya suatu

overdenture.

Prosedur prostetik seringkali dilakukan bersamaan dengan tahap lainnya. Yang utama adalah:

• Perubahan suatu gigi tiruan sebagian menjadi overdenture sementara.

• Modifikasi gigi tiruan yang sudah ada.

• Perawatan awal dengan suatu gigi tiruan sebagian lepasan.

• Prosedur diagnostik fungsional.

11

Page 14: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

a. Perubahan Awal Menjadi Overdenture Provisional

Jaringan periodontal dari gigi-gigi yang tersisa seringkali ditemukan terluka akibat cangkolan, lingual konektor

dan bagian gigi tiruan sebagian yang tidak terdukung. Hanya sebagian kecil saja dari bagian gigi tiruan ini yang dapat

dimodifikasi sehingga tidak menyebabkan trauma lebih lanjut terhadap jaringan pendukung gigi tiruan.

Seringkali masalah-masalah seperti ini berhasil diatasi dengan cara perubahan awal dari gigi tiruan sebagian

menjadi overdenture sementara yaitu dengan cara menghilangkan komponen-komponen gigi tiruan yang

membahayakan. Terapi periodontal dan profilaksis dari gigi-gigi penyangga yang nantinya diharapkan untuk pembuatan

overdenture akan menjadi titik awal keberhasilan daripada bila trauma akibat tidak pasnya suatu gigi tiruan terus

berlanjut.

(Keterangan Gambar: 21, 22)

21. Situasi klinis

Gigi tiruan sebagian dibuat dan dipasang, tetapi menyebabkan trauma pada margin periodontium gigi kaninus

kanan dengan adanya landasan, penghubung lingual dan cangkolan roach. Luka terbesar pada sisi distal dan

lingual gigi.

22. Perubahan yang mengikuti

Dengan overdenture penghubung dan cangkolan dihilangkan. Modifikasi protesa dengan dukungan gigi diikuti

perawatan periodontal gigi penyangga menghilangkan trauma dari komponen gigi tiruan.

b. Modifikasi Gigi Tiruan Sebagian yang Sudah Ada

Salah satu indikasi untuk mengganti gigi tiruan sebagian dengan suatu overdenture adalah adanya kerusakan

jaringan yang diakibatkan oleh pemakaian gigi tiruan. Landasan gigi tiruan yang terlalu panjang, pendek dan yang

adaptasinya tidak baik menghasilkan pengumpulan beban di daerah-daerah tertentu pada linggir alveolar dan mukosa.

Hal ini menimbulkan tekanan dan friksi yang berulang pada suatu tempat, hiperplasi inflamasi atau inflamasi menyeluruh

12

Page 15: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

pada mukosa. Penampilan yang sama dapat juga disebabkan oleh oklusi yang tidak tepat atau akibat toksin kimia akibat

akumulasi plak pada bagian anatomis gigi tiruan.

Mukosa mulut dapat dipelihara dengan memperbaiki tepi landasan dan relining sementara gigi tiruan. Relining

menghilangkan iritasi mekanis dan kimia untuk waktu tertentu. Perbaikan oklusi yang mungkin melibatkan pembuatan

hubungan maksila-mandibula yang baru akan mendukung tindakan ini. Seringkali hal ini dapat memperbaiki keadaan

neuromuskular terutama ketika perbaikan dimensi vertikal yang terlalu rendah dilakukan pada saat bersamaan.

(Keterangan Gambar: 23, 24, 25)

23. Situasi radiografi

Radiografi panoramik menunjukkan sebagian daerah tidak bergigi yang berkurang dukungan periodontalnya.

Beberapa gigi (14, 12, 21 dan 45) diindikasikan untuk dicabut.

24. Protesa yang terpasang

Pasien memakai GTS dengan cangkolan, ada pembengkakan pada jaringan lunak. Karena kurangnya dukungan

oklusal posterior dan dimensi vertikal yang rapat, gigi anterior dan permukaan anatomi trauma.

13

Page 16: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

25. Protesa yang telah dikoreksi

Overdenture transisi imediat tidak dibuat. Setelah gigi 12, 14, 21 dan 45 dicabut, GT direline dan gigi yang hilang

diganti. Cangkolan ditambahkan pada gigi 13, 23, 33, 35, 37 dan 43 sehingga dukungan protesa dari gigi.

Dimensi vertikal diperbaiki dan trauma oklusal dihilangkan.

c. Perawatan Awal Prostetik

Bila memungkinkan suatu peralihan tiba-tiba dari gigi-gigi asli tanpa suatu protesa menjadi gigi tiruan lengkap

atau overdenture harus dicegah. Jika tidak pasien mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan protesa.

Masalah-masalah kecil muncul jika gigi-gigi yang tidak selayaknya dipertahankan dicabut sejak awal sehingga hanya

terdapat selang waktu yng singkat saja bagi pasien untuk memakai gigi tiruan imediat yang sederhana. Hal ini memicu

terjadinya fase awal dari resorpsi tulang yang cepat setelah pencabutan dan memberikan waktu bagi pasien untuk

membiasakan diri memakai suatu protesa dan selanjutnya gigi tiruan ini diubah menjadi suatu imediat overdenture.

Variasi dari kebiasaan inin diindikasikan hanya apabila gigi penyangga yang direncanakan tidak cocok menerima

cangkolan gigi tiruan bahkan untuk waktu yang singkat atau jika cangkolan tersebut akan merusak periodontal.

(Keterangan Gambar: 26, 27, 28)

26. Pandangan radiografi

Gigi molar, premolar dan insisif lateral kanan RA tidak ada harapan. Overdenture direncanakan yang didukung

dengan mempertahankan gigi insisif dan kaninus.

14

Page 17: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

27. Situasi klinis

Terdapat protrusif pada gigi insisif RA.

28. Protesa awal

GTSL imediat dipasang setelah gigi dicabut sambil menunggu remodelling linggir alveolar.

d. Tindakan Diagnostik Fungsional

Beberapa pasien saat oklusi menunjukkan ukuran dimensi vertikal yang ekstrim rendahnya akibat parahnya

atrofi linggir alveolar atau abrasi dari gigi tiruan atau gigi aslinya. Hal semacam ini tidak dapat diperbaiki dengan hanya

meninggikan gigitan walaupun pasien mempunyai derajat kemampuan yang cukup untuk adaptasi neuromuskular.

Perencanaan peninggian dimensi vertikal harus dicobakan dalam waktu percobaan yang diperpanjang. Splin peninggian

gigitan dapat dipasang atau oklusi dari gigi tiruan yang telah ada ditambah dengan resin akrilik tergantung dari kondisi

dan tipe protesa yang sudah ada.

Setelah beberapa minggu atau bulan kemampuan adaptasi dari sistem neuromuskular pasieb dapat dievaluasi

dengan menggunakan berbagai macam parameter seperti misalnya kondisi mulut pasien yang sebenarnya, fonetik,

kemampuan mastikasi dan gangguan fungsional, aktifitas parafungsi, abrasi dan fisiognomi. Perubahan dimensi vertikal

adalah penting dan dapat dengan mudah diselesaikan. Setiap penambahan ketinggian dimensi vertikal harus dievaluasi

secara menyeluruh sebelum dipergunakan sebagai dasar dari gigi tiruan akhir.

15

Page 18: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

(Keterangan Gambar: 29, 30, 31)

PENINGGIAN DIMENSI VERTIKAL

29. Abrasi yang ekstrim

Dengan kondisi seperti ini, proses pemulihan memakan waktu yang lama karena memerlukan toleransi dan

adaptasi sistem neuromuskular.

30. Splin diagnostik peninggian gigitan

Toleransi neuromuskular dan hasil estetik dari protesa yang akan datang dapat diketahui dengan memasangkan

splint peninggian gigitan.

31. Splin diagnostik peninggian gigitan, pandangan palatal

Dengan jelas dapat dilihat posisi oklusal tentatif yang didukung oleh regio anterior

16

Page 19: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

III. PROSEDUR BEDAH Urutan prosedur bedah yang mungkin diperlukan dalam mempersiapkan pasien untuk memakai overdenture

meliputi hampir seluruh tindakan dari bedah mulut. Hasil foto rontgen dari lebih kurang 25 % kasus menunjukkan temuan

yang memerlukan tindakan bedah seperti halnya fraktur ujung akar gigi, gigi impaksi, kista dan kelainan lain di dalam

atau di atas tulang.

Prosedur bedah yang paling sering dilakukan adalah pencabutan gigi yang tidak bisa diharapkan lagi. Bila

pencabutan dilakukan manfaatnya harus diambil untuk meningkatkan kondisi periodontal dari gigi-gigi tetangganya yang

diselamatkan yaitu dengan cara skaling terbuka atau tertutup, irisan eksisi atau flap.

Kemampuan dari linggir alveolar untuk mendukung gigi tiruan dapat juga dilakukan dengan cara mengeksisi

papila interdental kemudian dengan cermat mengadaptasikan ujung-ujung dari luka dan menjahitnya dengan rapi.

Koreksi bedah prostetik dari jaringan lunak seperti halnya eksisi fibroma, frenektomi labial dan bukal dan memperdalam

vestibulum seringkali diperlukan dalam mempersiapkan linggir dengan kehilangan sebagian gigi untuk menerima suatu

overdenture.

Setiap intervensi bedah menghasilkan beberapa resorpsi tulang lokal dan pengerutan mukosa. Untuk alasan

ini, maka pembedahan harus direncanakan sejak awal paling tidak tiga atau empat bulan sebelum protesa definitif.

(Keterangan Gambar: 32, 33, 34, 35)

32. Kondisi awal

Gigi 41, 42 dan 45 dicabut, dukungan overdenture dari

akar gigi 32, 43 dan 44 yang dipertahankan. Kaninus

kanan sebagai pengangga untuk protesa provisional,

tetapi nantinya akan dicabut.

33. Kondisi setelah dicabut

34. Tambahan prosedur bedah

Untuk meningkatkan keadaan periodontal, root

planing dan kuretase dilakukan pada gigi tersisa.

35. Tampilan klinis setelah 3 minggu

17

Page 20: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

IV. PROSEDUR ENDODONTIK Terdapat persentase yang tinggi bagi gigi penyangga untuk overdenture yang akan memerlukan perawatan

endodontik. Pada kasus-kasus lain, perawatan endodontik diperlukan karena gigi akan diperpendek sampai hampir

setinggi gusi atau karena bagian dari saluran akar akan memerlukan suatu pasak atau sekrup atau karena gigi nonvital

dan tidak terdapat pengisian saluran akar atau pengisian tidak sempurna.

Guttaperca point digunakan dengan suatu sealer saluran akar yang menambah kepastian penutupan lengkap

dari saluran, akan tetapi hal-hal berikut harus diperhatikan:

• Saat saluran diekskavasi untuk membentuk suatu ruang, maka guttaperca tidak boleh seluruhnya diangkat.

• Perhatian khusus harus dilakukan saat preparasi ruang untuk pasak didekat apeks untuk memastikan bahwa

tidak terjadi pendorongan guttaperca ke apeks.

Aturannya perawatan endodontik dilakukan baik sebelum atau bersamaan dengan perawatan periodontal yang

diperlukan.

(Keterangan Gambar: 36, 37, 38, 39, 40)

36. Langkah preparasi

Prosedur endodontik harus dilakukan dengan

kondisi yang aseptik. Rubber dam bisa digunakan

bila memungkinkan.

37. Instrumen mekanik saluran akar

Saluran akar dipreparasi dengan panjang kerja

yang telah disesuaikan.

38. Gambaran radiografi preoperatif

39. Penentuan panjang kerja secara radiografi

Dengan menempatkan alat untuk mencegah

overinstrumen dan terlalu lebarnya saluran akar.

18

Page 21: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

40. Pengisian saluran akar

Pengisian saluran akar dicek dengan radiografi

postoperatif.

19

Page 22: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

BAB II

PILIHAN DISAIN DAN KEMUNGKINAN DUKUNGAN

UNTUK OVERDENTURE

Ada bermacam-macam pilihan yang tersedia bagi dokter gigi untuk dukungan dan retensi overdenture.

Disamping disain-disain yang lebih kompleks dan mahal ada juga cara-cara yang sederhana dengan biaya yang tidak

terlalu membebani pasien. Hal ini juga berlaku untuk kasus-kasus dengan prognosis yang kurang menguntungkan.

Semua unsur pendukung untuk overdenture seluruhnya tertutup oleh protesa lepasan oleh karena itu tidak terlihat. Jenis

dan kompleksnya disain dan jenis perawatan yang dibutuhkan oleh gigi penyanggga sangat dipengaruhi oleh biaya.

A. PILIHAN DISAIN Bagaimana gigi yang tersisa dan akar dirawat dan digabungkan kedalam konstruksi tergantung pada jenis

disain yang dipilih. Akar-akar gigi dapat hanya berfungsi sebagai pendukung gigi tiruan atau memberikan dukungan

maupun retensi untuk overdenture. Sarana-sarana pendukung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Elemen Pendukung (non retentif)

- Akar yang ditutup dengan amalgam, komposit atau semen glass ionomer

- Koping emas pada akar tanpa ikatan

• Perlekatan retentif

- Perlekatan tunggal

- Perlekatan disatukan secara langsung pada saluran akar tanpa koping

- Perlekatan dikombinasikan dengan koping

- Perlekatan batang

- Perlekatan teleskop

Bila prognosis jangka panjang untuk overdenture diragukan, maka lebih baik mempertahankan akar-akar yang

ada dibawah gigi tiruan sementara untuk diobservasi. Dengan cara ini sejumlah fleksibilitas pada konstruksi disain akhir

dipertahankan. Jika retensi cukup dan pasien dapat beradaptasi dengan baik terhadap gigi tiruan bahkan tanpa adanya

kaitan, akar-akar gigi masih dapat diekstraksi sebelum perawatan prostetik yang tetap.

B. ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG Unsur-unsur pendukung overdenture adalah semua yang berperan menyalurkan daya kunyah ke periodontium.

Metoda yang paling sederhana dan murah untuk menambah dukungan pada overdenture dari gigi-gigi tersisa adalah

menutup akar-akar yang telah dirawat endodontik dengan amalgam, komposit atau semen glass ionomer. Satu

prasyarat untuk retensi jangka panjang dari akar-akar dibawah landasan gigi tiruan adalah perawatan yang sangat

cermat dari struktur rongga mulut dan protesa. Plak kontrol dapat dicapai melalui aplikasi topikal dari agen penghambat

plak seperti fluoride dan klorheksidin.

Akar-akar gigi yang hanya berperan sebagai unsur pendukung seringkali ditutup oleh koping emas pelindung

untuk mencegah karies. Jika gigi penyangga telah dipendekkan sampai setinggi gusi, koping harus dihubungkan ke

saluran akar oleh sebuah post atau sebuah inlay sentral. Jika gigi yang telah dipreparasi berada pada beberapa

milimeter diatas puncak linggir, koping emas tidak memerlukan tambahan retensi dari pasak. Pada pasien usia lanjut

pulpa telah menyusut sehingga gigi dapat dipendekan tanpa devitalisasi.

Koping akar berbentuk kubah juga dapat dipertimbangkan bila ruangan yang tersedia tidak cukup untuk kaitan

dan tambahan retensi gigi tiruan sama sekali tidak diperlukan.

Mempertahankan akar gigi pada tempatnya sebagai unsur pendukung membantu mempertahankan kontur

linggir sehingga penampilan gigi tiruan jauh lebih baik. Unsur pendukung seperti itu dapat menciptakan stabilitas yang

lebih baik untuk protesa dengan menambah permukaan dukungan periodontal. Unsur pendukung tersebut tidak

memperlihatkan seberapa banyak unsur pendukung menonjol diatas gusi, unsur pendukung menonjol diatas gusi, unsur

20

Page 23: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

pendukung mengalami sedikit atau tanpa dya memotong. Untuk alasan inilah akar dengan keterlibatan periodontal yang

beratpun dapat berguna untuk jangka panjang sebagai unsur pendukung dengan syarat akar tersebut telah mendapat

perawatan periodontal yang tepat.

(Keterangan Gambar: 41, 42, 43, 44)

DUKUNGAN ELEMEN NONRETENTIF

41. Koping akar emas tanpa elemen retentif

42. Koping akar emas dengan post untuk menahan gaya horisontal

43. Penutupan akar dengan amalgam

21

Page 24: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

44. Peningkatan dukungan permukaan periodontal

Dapat dikombinasikan dengan elemen retentif. Akar sentral kanan RA didukung oleh elemen non retentif dan

dihubungkan dengan ikatan retentif pada dua akar untuk meningkatkan dukungan periodontal. Hal ini bertindak

sebagai indirect retainer dan mencegah pergerakan tipping pada GT RA terhadap gaya menggigit.

C. KAITAN-KAITAN RETENTIF I. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN

Kaitan retentif untuk overdentureterdiri dari dua bagian yang terpisah, bagian male dan female. Mayoritas

disebut kaitan tersembunyi bagian male dilekatkan ke gigi penyangga sebagai unsur primer sementara bagian female

tertanam pada landasan gigi tiruan sebagai unsur sekunder.

Kebanyakan kaitan tersembunyi dibuat pabrik. Kaitan ini lebih murah dari kaitan yang dibuat oleh tekniker gigi

seperti milled bar dan teleskop. Lagipula unsur sekundernya lebih mudah diaktivasi dan penggantiannya tidak mahal.

II. FUNGSI-FUNGSI Pada dasarnya kaitan overdenture yang tersembunyi mempunyai fungsi yang sama sebagai cangkolan pada

gigi tiruan sebagian, yaitu:

• Menahan protesa terhadap gaya-gaya yang cenderung melepaskannya.

• Memberi dukungan periodontal untuk protesa.

• Menyalurkan daya otot-otot pengunyahan dari protesa ke periodonsium sedekat mungkin dengan jurusan

aksial.

• Mendistribusikan gaya-gaya memotong.

• Menstabilkan atau menngikat gigi penyangga.

III. MEKANISME RETENTIF Fungsi utama kaitan retentif adalah untuk menahan gigi tiruan pada tempatnya terhadap gaya pelepasan. Ini

dapat dicapai oleh gesekan anatara komponen male dan female atau oleh retensi aktif yang diberikan oleh pegas yang

dipaskan ke dalam lekukan. Gaya retentif dari elemen penjangkar paling sedikit harus 400 gr untuk memastikan retensi

yang cukup untuk gigi tiruan. Akan tetapi tidak boleh melebihi 1000 gr karena daya tensile yang berlebihan pada gigi

penyangga dapat merusak jaringan periodontium. Makin banyak jumlah kaitan yang diikutsertakan dalam disain, makin

rendah retentif dari setiap elemen.

Jenis khusus dari kaitan tersembunyi yang bukan disain male-female adalah penjangkar magnetik. Sistem

magnetik terdiri dari magnet cobalt-samarium yang dipasang ke dalam landasan gigi tiruan dan dowel koping yang

bermagnet atau plat penahan dari logam paladium-kobalt-nikel. Gaya retentif magnetik adalah antara 150 dan 400 gram,

permanen dan konstan. Perlekatan magnet adalah elmen retentif yang tidak kaku dan oleh karena itu sangat sedikit

22

Page 25: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

menyalurkan gaya menggesek ke akar. Pada saat ini perlekatan magnet tidak dapat direkomendasikan secara umum

karena daya tahan terhadap korosi yang rendah.

(Keterangan Gambar: 45)

45. Mekanisme penjangkaran

Kiri: Bagian male dan female sebagai kaitan retentif, memegang secara bersama-sama memberikan retensi yang

aktif, yang meliputi elemen tekanan pegas dengan penggunaan undercut contoh: Gerber retensi silinder.

Tengah dan kanan:

Bagian male dan female memegang bersama-sama memberikan retensi friksi (contoh: Conod post dan anchor

bona spherical).

IV. KAITAN KAKU Kaitan retentif menjadi kaku jika kaitan ini memegang gigi penyangga secara bodily dan tidak memungkinkan

adanya pergerakan antara penjangkar dan protesa kecuali rotasi pada sumbu panjang elemen pada kasus gigi tunggal.

Bahkan dengan kaitan kakupun ada sedikit pergerakan atau main dimana dapat bertambah saat kaitan digunakan.

Keuntungannya:

• Mengurangi beban pada linggir ompong selama fungsi dan parafungsi

• Kemiringan yang minimum pada gigi penyangga saat menerima gaya lateral

Kerugiannya:

• Gaya dan pergerakan yang digunakan oleh gigi tiruaan hampir seluruhnya disalurkan ke gigi penyangga.

V. KAITAN TIDAK KAKU Kaitan retentif yang tidak kaku memungkinkan pergerakan rotasi dari gigi tiruan disekitar penjangkar pada satu

bidang atau lebih atau pergerakan-pergerakan bodily vertikal. Makin banyak jumlah kaitan yang tidak kaku yang

digunakan pada gigi tiruan yang sama, makin terbatas pergerakan tiap gigi.

Keuntungannya:

• Mengurangi efek dari gaya tipping pada gigi penyangga (prinsip memendekkan).

Kerugiannya:

• Tekanan yang lebih besar pada jaringan pendukung gigi tiruan (resorpsi linggir).

• Tipping yang lebih besar pada gigi dibawah gaya lateral.

23

Page 26: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

(Keterangan Gambar: 46)

46. Tipe-tipe kaitan

Silinder retensi (kiri) dan conod post (tengah) adalah contoh kaitan kaku, sedangkan Dalbo rotex anchor adalah

kaitan tidak kaku.

VI. KAITAN RESILIEN Jika elemen retentif memberikan pergerakan vertikal yang bebas menuju jaringan pendukung elemen ini

disebut kaitan resilien. Bilamana menungkinkan hindari penggunaan jenis elemen ini. Umumnya kaitan resilien

konstruksinya lebih kompleks dan secara mekanik lebih sensisitf dari kaitan yang non resilien. Biasanya membutuhkan

ruangan yang besar tetapi yang lebih penting pergerakan vertikal daru gigi tiruan dengan kaitan yang resilien

mempercepat resorpsi linggir.

D. PEMILIHAN KAITAN YANG TEPAT Pada kebanyakan kasus, pemilihan akhir yang tepat dibuat hanya setelah gigi tiruan telah dicoba ke dalam

mulut pasien. Besarnya ruang antar maksila dan fasiolingual yang tersedia untuk elemen retentif setelah gigi-gigi

disusun mempengaruhi pemilihan retainer. Kaitan yang terbesar dan paling stabil harus digabung karena kaitan tersebut

memberikan retensi yang palingkokoh untuk gigi tiruan dan paling sedikit menjadi sasaran penggunaan.

Bila memungkinkan kaitan yang kaku harus digunakan karenakaitan ini tidak terlalu membebani linggir ompong

selama fungsi dan parafungsi dan lebih sedikit memerlukan perbaikan daripada kaitan yang tidak kaku.

Kaitan yang tidak kaku dapat diindikasikan pada keadaan sebagai berikut:

• Pada saat pendistribusian gigi-gigi yang tersisa tidak menguntungkan stabilitas gigi tiruan. Hal ini dapat

menimbulkan pergerakan tipping dan goyang yang tidak diinginkan, khususnya bila dukungan jaringan lunak

lebih resilien dan atau kurang diperluas sampai batas normal.

• Bila hanya pasak yang pendek yang dapat digunakan untuk menahan koping. Jika kaitan yang kaku

digunakan diatas pasak yang pendek, pergerakan yang tidak terkontrol dari gigi tiruan dapat melepaskan

pasak apada akar.

Ide dibalik kaitan yang tidak kaku adalah untuk mengurangi gaya putar protesa yang mendesak periodontium

dari gigi penyangga dengan memendekkan mahkota klinis gigi asli sehingga sama tinggi dengan gusi dan memberikan

sambungan yang longgar antara gigi tiruan dan akar yang tersisa.

Kaitan yang dihubungkan secara langsung pada ruang saluran akar tanpa koping cocok sebagai retainer untuk

overdenture sementara. Ini merupakan kasus-kasus dimana akar telah dilemahkan oleh penyakit periodontal untuk

menyesuaikan penempatan kaitan yang mahal tetapi masih dapat digunakan sebagai retainer gigi tiruan transisi.

Perawatan dengan waktu yang terbatas seperti ini juga diindikasikan untuk pasien usia lanjut karena perawatan tersebut

lebih murah dan memudahkan adaptasi gigi tiruan lengkap. Kerugiannya yaitu tanpa koping retentif dapat menambah

resiko karies dan fraktur akar.

24

Page 27: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

Terdapat batasan indikasi untuk perlekatan resilien misalnya gigi yang tersisa secara topografik tidak

menguntungkan penyusunan dan kompresibilitas jaringan lunak tinggi. Pada salah satu situasi ini overdenture harus

sering diperiksa setelah penempatan sehingga setiap pergerakan gigi tiruan yang akan membahayakan gigi

penyangga/kedudukan gigi tiruan dapat dihilangkan segera melalui pengukuran-pengukuran yang tepat, seperti relining

landasan/mengganti bagian female dari kaitan.

(Keterangan Gambar: 47, 48, 49, 50, 51)

47. Indikasi untuk kaitan tidak kaku

Distribusi daerah pada gigi penyangga dengan penggunaan kaitan tidak kaku antara gigi penyangga dan gigi

tiruan.

48. Kaitan tunggal untuk penjangkar kaku

Silinder retensi pada kaninus memastikan retentifnya GT dimana elemen friksi pada insisif sentral memberikan

dukungan periodontal pada saat pasien menggigit. Molar kedua kiri adalah vital dan dipasang mahkota teleskop

untuk tambahan retensi.

25

Page 28: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

49. Konektor batang untuk penjangkar kaku

Semua jenis batang friksi dapat digunakan untuk menahan gigi tiruan pada tempatnya, mencegah tipping dan

pecahnya gigi penyangga dan pada saat yang sama sebagai splint gigi-gigi sandaran.

50. Kaitan tunggal untuk penjangkar tidak kaku

Penjangkar spherical adalah contoh kaitan sebagai retainer tunggal overdenture (contoh: sandri-narboni).

Mengikuti pergerakan GT sepanjang gigi penyangga dan meneruskan bagian terbesar tekanan yang mengenai

mukosa di bawah landasan gigi tiruan.

51. Konektor batang untuk penjangkar tidak kaku

Gigi penyangga displint bersama-sama menggunakan bar dengan bentuk bundar atau lonjong. Hal ini

memberikan retensi bagi GT. Bila bar lurus akan mengikuti pergerakan GT sepanjang sumbu panjang bar.

(Dolder bar joint).

26

Page 29: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

E. KAITAN TUNGGAL LAWAN KONEKTOR BATANG Penyangga overdenture dibiarkan terpisah atau dihubungkan oleh batang tergantung pada jumlah, distribusi

dan keadaan periodontal dari akar yang tersisa.

(Keterangan Gambar: 52, 53, 54)

52. Distribusi mekanik yang tidak menguntungkan gigi penyangga

Posisi dan distribusi gigi penyangga dengan penggunaan kaitan tunggal.

53. Kurva pada linggir anterior

Konektor batang yang lurus mengurangi untuk lidah sehingga tidak

diindikasikan

54. Contoh klinis

Penjangkar bola pada kaninus kiri menahan GT, premolar dua kanan sebagai elemen pendukung nonretentif.

Pada keadaan ini GT dukungannya secara periodontal dan retensi meknis. Mukosa di bawah landasan gigi tiruan

adalah bagian yang menerima tekanan yang mengurangi kaninus kanan dari tekanan berlebih.

27

Page 30: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

Indikasi kaitan tunggal:

• Hanya satu gigi yang tersisa.

• Gigi penyangga berada pada posisi diagonal.

• Jarak yang terlalu panjang untuk dijembatani oleh batang.

• Ruang di atas linggir sisa untuk penempatan kaitan tidak mencukupi. Pada kasus seperti ini penempatan

batang seringkali menyebabkan bagian landasan anterior gigi tiruan terletak terlalu jauh ke lingual dan

melewati batas ruang lidah.

• Lengkung yang berbentuk V di depan. Pada keadaan ini batang yang diproduksi pabrik tidak sama dengan

retainer individual, seringkali membatasi ruang untuk lidah pada arah labiolingual yang menyebabkan

gangguan bicara dan pengunyahan. Umumnya kaitan tunggal lebih mudah dibersihkan daripada konektor

batang.

Indikasi konektor batang:

• Gigi penyangga dengan masalah periodontal dengan bertambahnya kegoyangan dimana splinting primer

langsung dengan batang diperlukan. Tentunya splinting primer yang sebenarnya dapat diselesaikan hanya

dengan menggunakan batang penghubung non linear yang berjarak lebih dari 2 penyangga.

• Akar yang hanya dilengkapi pasak yang sangat pendek, khususnya pada saat pergerakan gigi tiruan yang

lebih dari normal diharapkan karena distribusi dari gigi penyangga, sifat landasan gigi tiruan atau

mengantisipasi resorpsi linggir di bawah segmen gigi tiruan dukungan mukosa.

• Konektor batang memberikan stabilitas mekanik yang lebih besar dan lebih awet daripada kaitan tunggal.

Peringatan: Batang yang menghubungkan akar penyangga yang kuat ke akar yang goyang, yang telah

melemah periodontalnya dapat bertindak sebagai lengan pengungkit yang dapat merusak penyangga yang

lebih kuat jika dinamik dari gigi tiruan tidak menguntungkan. Pada keadaan ini kaitan tunggal mempunyai

prognosis yang lebih baik.

(Keterangan Gambar: 55, 56, 57)

KONEKTOR BATANG

55. Splinting pada gigi penyangga yang tidak menguntungkan

Gigi yang miring sebagai kaitan tunggal menyebabkan tekanan eksentrik yang menyebabkan gigi penyangga

tidak berguna bila dihubungkan dengan batang.

Kanan: Bila sumbu panjang akar divergen. Batang kaitan screw harus digunakan (schubiger screw block).

28

Page 31: Overtenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik

56. Perluasan dukungan periodontal

Stabilitas GT dapat ditingkatkan dengan pemasangan batang pada koping akar. Karena kuatnya ungkitan bagian

cantilever bar ke koping, maka penjangkar dowel harus panjang dan kuat.

57. Batang bundar

Batang yang bundar dapat diadaptasikan dengan mudah pada kontur linggir alveolar. Retensi kaku GT dengan

menggunakan klip bar kecil.

29