Upload
vankhanh
View
236
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana S1
Ekonomi (SE)
DISUSUN OLEH :
WAKHIDATUL MAULIDIYAH
213-12-018
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana S1
Ekonomi (SE)
DISUSUN OLEH :
WAKHIDATUL MAULIDIYAH
213-12-018
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Allah ada
bersama kita. (QS. At Taubah :40)
Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar. -- Nabi Muhammad SAW
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. -- Umar
bin Khattab
Anda akan menjadi apapun yang sering anda pikirkan mengenai diri anda. -- John
Kehoe
Hanya ada satu bukti dari kemampuan, yaitu tindakan. -- Marie Von Abner
Eschenbach
Jadilah bagian dari perubahan yang ingin kamu saksikan di dunia ini. -- Mahatma
Ghandi
Good Life, Nice Story and Happy Ending
Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku,
dan keluarga besarku
Terima kasih atas dukungan dan do’a kalian,
Semoga aku mampu menjadi kebanggaan kalian,
Sehingga senyum kebahagiaan
akan selalu terlukis diwajah kalian.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua
Aamiin...
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya
kepada hamba hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia menuju jalan
kebenaran dan keilmuan.
Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul ”Analisis
Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Lembaga Keuangan Mikro Syariah Ungaran)”
ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Penulis menyadari bahwa dengan motivasi yang ada dalam diri
penulis saja tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan, saran dan arahan
dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
ix
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
IAIN Salatiga.
4. Abdul Aziz N.P., S.Ag, MM., selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Pihak BMT Taruna Sejahtera khususnya Bapak Yahsun, S.E. selaku
Direktur serta segenap karyawan yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Suroto dan Ibu Rokhaniyah yang
senantiasa memberikan Do’a, dukungan moril dan materiil bagi penulis.
7. Adikku tersayang Muhammad Maulana Lukmanul Chakim yang selalu
menemani, menghibur dan memberi motivasi.
8. Sahabat sahabat terbaikku Ria Nita perdana dan Lailatu Dhilkhijjah yang
selalu menemani dan memberikan motivasi kepada penulis.
9. Ahmad Rustan Afghany yang selalu memberikan dukungan, nasehat, Do’a
dan motivasi.
10. Segenap teman teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan
Perbankan Syariah SI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama di IAIN
Salatiga bersama Penulis.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
x
membangun bagi para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga
bisa lebih baik. Dan akhirnya penulis berharap semoga skirpsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb
Salatiga,
Penulis
xi
ABSTRAK
Maulidiyah, Wakhidatul.2016.Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (studi kasus Lembaga Keuangan
Mikro Syariah).Skripsi.Jurusan perbankan Syariah.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H. Abdul Aziz N.P.,
S.Ag, MM
Kata Kunci : Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan.
Keberhasilan suatu organisasi termasuk lembaga keuangan Mikro seperti
BMT banyak dipengaruhi oleh Kinerja Karyawan (job performance). Oleh karena
itu, diperlukan Budaya Organisasi dan juga Kepemimpinan yang tepat agar
Kinerja Karyawan dapat meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan serta mengetahui
pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di BMT Taruna Sejahtera
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan BMT Taruna Sejahtera. Sampel yang diambil sebanyak 82
responden dengan teknik random sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 18. Analisis ini meliputi uji
reliabilitas, uji validitas, uji regresi berganda, uji statistik melalui uji Ttest, Ftest serta
koefisien determinan (R2) dan uji asumsi klasik.
Hasil uji Ttest menunjukan bahwa Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil uji R2
yaitu 0,646 menjelaskan bahwa hubungan yang kuat dan positif antara variabel
independen terhadap variabel dependen, sebesar 64,6% sedangkan sisanya 35,4%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ Ii
PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 14
A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 14
B. Kerangka Teori.................................................................................................. 19
1. Budaya Organisasi ....................................................................................... 19
2. Kepemimpinan ........................................................................................... 32
3. Kinerja Karyawan ........................................................................................ 41
C. Hubungan antar variabel................................................................................... 45
D. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 53
E. Hipotesis ........................................................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 54
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 54
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 54
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 54
1. Populasi ...................................................................................................... 54
2. Sampel ....................................................................................................... 55
D. Metode Pengambilan Data ............................................................................... 56
1. Pengamatan (Observation).......................................................................... 56
2. Wawancara (Interview)............................................................................... 56
3. Kuesioner (Angket)..................................................................................... 56
4. Metode Dokumenter ................................................................................... 57
E. Skala Pengukuran ............................................................................................. 57
F. Definisi Konsep dan Operasional ..................................................................... 57
1. Definisi Konsep .......................................................................................... 57
2. Variabel Penelitian ..................................................................................... 61
3. Definisi Operasional ................................................................................... 62
G. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 63
H. Uji Instrumen Penelitian .................................................................................. 63
xiii
1. Uji Validitas ............................................................................................... 64
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 64
3. Uji Statistik................................................................................................. 65
a. Uji ttest (Uji Secara Individu) ................................................................ 65
b. Uji Ftest (Uji Secara Serempak) ............................................................ 66
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ............................................................ 67
d. Analisis Regresi Berganda.................................................................... 68
4. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 68
a. Uji Multicollinearity ............................................................................. 68
b. Uji Heteroscedasticity .......................................................................... 69
c. Uji Normalitas ...................................................................................... 69
d. Uji Linearitas ........................................................................................ 70
I. Alat Analisis ..................................................................................................... 70
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 71
A. Deskripsi Obyek Penelitian .............................................................................. 71
1. Profil BMT Taruna Sejahtera ..................................................................... 71
2. Visi BMT Taruna Sejahtera ....................................................................... 73
3. Misi BMT Taruna Sejahtera ...................................................................... 74
4. Keuntungan Menjadi Anggota BMT Taruna Sejahtera ............................. 74
5. Struktur Organisasi .................................................................................... 75
B. Analisa Deskriptif ............................................................................................ 76
1. Jenis Kelamin ............................................................................................. 76
2. Usia ............................................................................................................ 76
3. Pendidikan Terakhir .................................................................................. 77
4. Lama Bekerja ............................................................................................. 77
C. Analisis Data .................................................................................................... 79
1. Uji Validitas ............................................................................................... 79
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 80
3. Uji Statistik ................................................................................................ 80
a. Uji Signifikasi Parameter Individu (ttest) .............................................. 80
b. Uji Simultan Ftest .................................................................................. 82
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 83
d. Analisis Regresi linier berganda .......................................................... 84
4. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 85
a. Uji Multicollinearity ............................................................................. 85
b. Uji Heteroscedasticity .......................................................................... 86
c. Uji Normalitas ...................................................................................... 87
d. Uji Linearitas ........................................................................................ 88
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 89
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 99
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 99
B. Saran ................................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN- LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................ 9
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional ............................................................. 62
Tabel 4.1 Jenis Kelamin............................................................................................. 76
Tabel 4.2 Usia ................... ....................................................................................... 76
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir .................................................................................. 77
Tabel 4.4 Lama Bekerja ............................................................................................ 78
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Validitas.............................................................................. 79
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 80
Tabel 4.7 Hasil Uji ttest ............................................................................................... 80
Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest .............................................................................................. 82
Tabel 4.9 Hasil Uji R2................................................................................................ 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ......................................................... 84
Tabel 4.11 Hasil Uji Multicolinearity........................................................................... 86
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroscedasticity....................................................................... 87
Tabel 4.13 Hasil Uji Nornalitas.................................................................................... 88
Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas .................................................................................... 89
Tabel 4.15 Tabel Hipotesis .......................................................................................... 98
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 53
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................................................... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuesioner
Lampiran B Data Jawaban Responden
Lampiran C Hasil Uji Data
Lembar Konsultasi Skripsi
Surat Permohonan Pembimbing
Surat Permohonan Izin Penelitian di BMT Taruna Sejahtera
Surat Keterangan Penelitian di BMT Taruna Sejahtera
Data Alamat Kantor BMT Taruna Sejahtera
Daftar Riwayat Hidup
Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan bisnis yang semakin pesat
mengakibatkan perusahaan atau organisasi semakin bertambah, sehingga
persaingan antar perusahaan atau organisasi tidak dapat dihindari. Era
globalisasi yang bergulir, menghadirkan tantangan tersendiri bagi negara
negara berkembang dalam pelaksanaan perekonomian negaranya.
Persaingan yang sifatnya lebih terbuka antar pelaku ekonomi global,
memaksa organisasi organisasi dituntut aktif dalam meningkatkan
kemampuan dan kualitas sumber dayanya agar mampu menghadapi
bahkan memenangkan persaingan global (Wicaksono, 2014:1).
Persaingan yang semakin ketat membuat organisasi dan
perusahaan harus memiliki kinerja yang lebih baik. Untuk mencapai
kinerja yang lebih baik salah satu caranya adalah perusahaan harus dapat
memaksimalkan fungsi sumber daya manusianya. Berbeda dengan sumber
daya lain, sumber daya manusia memiliki ciri khas yang unik yaitu sifat
sifat manusia yang berbeda beda satu sama lain, memiliki pola pikir, dan
bukan benda mati. Kekhususan inilah yang menyebabkan perlu adanya
perhatian spesifik terhadap sumber daya ini (Kismono, 2001:163). Sumber
daya manusia memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat
(makro) dan organisasi (mikro). Sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan diantaranya adalah pemimpin dan karyawan.
2
Pemimpin dan karyawan merupakan elemen penting dalam
perusahaan yang memiliki peran penting dalam menjalankan sebuah
perusahaan. Karyawan merupakan aset perusahaan yang diharapkan dapat
bekerja secara optimal guna menunjang kesuksesan perusahaan (Putri,
2014: 1).
Pemimpin adalah sebutan untuk orang yang berkuasa. Sesuai
dengan tingkatan masing-masing, pemimpin harus memberikan
pengarahan, memberi semangat, dan mewakili anggota kelompoknya. Ia
bertugas untuk memberikan dorongan pada anggotanya untuk mencapai
suatu tujuan organisasi (Tampubolon, 2012:115).
Setiap pemimpin memiliki cara dan tipe tipe kepemimpinan yang
berbeda beda. dimana pada setiap tipe kepemimpinan yang ada akan
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawannya. Tipe tipe
kepemimpinan tersebut diantaranya: kepemimpinan pribadi,
kepemimpinan non pribadi, kepemimpinan autoriter, kepemimpinan
paternalistis dan kepemimpinan demokratis (Soekarno, 1980 : 90)
Kepemimpinan secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi suatu kelompok atau
orang orang ke arah tercapainya tujuan (Kismono, 2001:217).
Selain kepemimpinan, budaya organisasi juga merupakan faktor
yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Budaya Organisasi adalah
suatu sistem makna yang dianut oleh anggota anggota yang membedakan
3
organisasi tersebut dengan organisasi lain (Robbins dalam Saputra
2014:16).
Setiap karyawan mempunyai ciri dan karakteristik budaya masing
masing sehingga tidak menutup kemungkinan adanya karyawan yang
menyukai atau yang tidak, sehingga diperlukan suatu penyatuan persepsi
dari seluruh karyawan atas pernyataan Organisasi (Tampubolon,
2012:215).
Keberhasilan suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh Kinerja
Karyawan (job performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting
bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang
sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan faktor motivasi (Saputra,
2014:4).
Di era globalisasi ini, Persaingan yang semakin ketat tidak hanya
dialami oleh perusahaan saja tetapi juga dialami oleh lembaga keuangan
syariah dan lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT (Baitul Mal
Wat Tamwil). Semakin banyaknya lembaga keuangan syariah yang hadir,
mengakibatkan lembaga keuangan tersebut harus terus berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber dayanya jika ingin tetap
bertahan.
4
BMT Taruna Sejahtera merupakan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. BMT Taruna
Sejahtera merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang bergerak
dalam dunia jasa, sehingga aspek terpenting dalam BMT Taruna Sejahtera
adalah Pelayanan. Dimana pelayanan seorang karyawan akan berpengaruh
terhadap kinerjanya dan pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan
BMT Taruna Sejahtera, maka BMT Taruna Sejahtera memiliki sebuah
slogan yang bisa menjadi pembentukan karakter dan identitas di dalam
kepribadian masing masing karyawannya. Slogan tersebut adalah:
Amanah, Berkah dan Manfaat
Amanah yaitu BMT menjaga dan mengelola dengan baik dana
nasabah yang dititipkan kepada BMT Taruna Sejahtera. Berkah yaitu
BMT selalu berharap mendapatkan berkah/ kenikmatan, kemudahan dan
kelancaran dari Allah SWT dalam menjalankan kegiatan operasional BMT
Taruna Sejahtera. Manfaat yaitu BMT Taruna Sejahtera memiliki tujuan
untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Yakni bagi nasabah BMT dan
juga bagi masyarakat melalui berbagai program sosial yang dimilikinya.
Permasalahan kinerja karyawan yang terjadi di lembaga keuangan
tersebut berdasarkan wawancara terhadap beberapa karyawan adalah
mereka sering mengalami kesulitan dalam hal penagihan pinjaman kepada
nasabah. Hal ini disebabkan karena sudah terlalu banyak nasabah yang
melakukan pinjaman dan ada beberapa nasabah yang sering macet
angsurannya. Hal tersebut akan berdampak pada pemotongan gaji
5
karyawan apabila tidak bisa menyelesaikan penagihan pada periode
tersebut. Hal tersebut menunjukkan pula bahwa karyawan tidak mampu
memenuhi target kinerjanya.
Penulis telah menemukan beberapa penelitian yang terkait dengan
penelitian ini seperti pada penelitian Fauzi, Warso dan Haryono (2016)
dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Intervening Studi Pada Karyawan PT. Toys Games Indonesia Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena responden dalam
penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 32 responden.
Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel budaya
organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel independen (X), variabel
komitmen organisasi sebagai variabel intervening (antara) dan variabel
kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada dampak positif yang signifikan antara budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan.
Penelitianyang dilakukan oleh Agwu (2014) dengan judul
“Organizational Culture and Employees Performance in the National
Agency for Food and Drugs Administration and Control (NAFDAC)
Nigeria”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 420 responden,
menggunakan teknik Probability sampling dengan metode simple random
sampling. Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya
Organizational Culture (X) sebagai variabel independen, sedangkan
6
variabel Employees Performance sebagai variabel dependen (Y). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kinerja memiliki
pengaruh yang signifikan.
Selain itu jurnal penelitian Bussiness Intelligence Journal yang
dilakukan oleh Olu Ojo (2009) yang berjudul “Impact Assessment Of
Corporate Culture On Employee Job Performance”. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 100 responden, menggunakan teknik
Probability sampling dengan metode simple random sampling. Penelitian
ini menggunakan dua variabel diantaranya Corporate Culture (X) sebagai
variabel independen, sedangkan variabel Employees Job Performance
sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Jurnal Penelitian Journal of Economics and Management yang
dilakukan oleh Bhati Parul (2012) dengan judul “Impact Assesment Of
Organization Culture On Employee job”. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 177 responden, menggunakan teknik Probability
sampling dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling.
Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya Organization
Culture (X) sebagai variabel independen, sedangkan variabel Employees
Job sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Reza (2010) yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap
7
Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa. Penelitian ini merupakan
penelitian sensus karena responden dalam penelitian ini adalah semua
populasi yaitu sejumlah 112 responden. Penelitian ini menggunakan empat
variabel diantaranya variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja sebagai variabel independen (X), sedangkan variabel kinerja
karyawan sebagai variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam
penelitian ini mengacu pada lima indikator kinerja menurut Bernadin
(1993) : kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan kemandirian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan.
Wihelmus (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh
Motivasi Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Manggarai. Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena responden
dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 70 responden.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya variabel motivasi
dan kepemimpinan sebagai variabel independen (X), sedangkan variabel
kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Teori yang dipakai
dalam penelitian ini mengacu pada sembilan indikator kinerja menurut
Riduwan (2002) yaitu: inisiatif mencari langkah yang terbaik, menguasai
job description, hasil yang dicapai, tingkat kemampuan kerjasama,
ketelitian, tingkat kesesuaian tugas dengan perintah, tingkat kualitas hasil
kerja, tingkat ketepatan penyelesaian kerja, tingkat kuantitas hasil kerja.
8
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Tampi (2014) yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Penelitian ini
menggunakan semua populasi yang ada yaitu sejumlah 40 responden.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya variabel gaya
kepemimpinan dan motivasi sebagai variabel independen (X), sedangkan
variabel kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Teori yang
dipakai dalam penelitian ini mengacu pada lima indikator kinerja menurut
Dessler (2006) yaitu: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan
kemandirian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Utari (2015) dengan judul
Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja
Pegawai Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Wonogiri. Penelitian ini menggunakan semua populasi yang
ada yaitu sejumlah 40 responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel
diantaranya variabel motivasi dan kepemimpinan sebagai variabel
independen (X), sedangkan variabel kinerja pegawai sebagai variabel
dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada tiga
indikator kinerja Menurut Wirawan (2009) faktor internal meliputi disiplin
kerja, motivasi kerja, pengetahuan dan keterampilan karyawan, lingkungan
9
internal organisasi meliputi kepemimpinan, strategi organisasi, visi dan
misi, struktur organisasi, pendidikan dan pelatihan, dan kebijakan
organisasi serta faktor lingkungan eksternal organisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar
0,382 > α yaitu 0,05.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
variabel yang diangkat dalam penelitian ini yaitu budaya organisasi,
kepemimpinan dan kinerja karyawan. Serta studi kasus yang diambil
dalam penelitian ini yaitu BMT Taruna Sejahtera.
Tabel 1.1
Review Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian/Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
1. Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan
Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel
Intervening Studi Pada
Karyawan PT. Toys Games
Indonesia Semarang/ Fauzi,
Warso dan Haryono(2016).
Budaya
Organisasi
Kepuasan
Kerja
Kinerja
Karyawan
Komitmen
Organisasi
Ada dampak
positif yang
signifikan antara
budaya organisasi
terhadap kinerja
karyawan
2 Organizational Culture and
Employees Performance in
the National Agency for
Food and Drugs
Organizational
Culture and
Employees
Budaya Organisasi
dan kinerja
memiliki pengaruh
10
Administration and Control
(NAFDAC) Nigeria/ Agwu
MbaOkechukwu (2014).
Performance yang signifikan.
3. Impact Assessment Of
Corporate Culture On
Employee Job
Performance/Ojo olu (2009)
Corporate
Culture
Employee Job
Performance
Budaya Organisasi
berpengaruh
positip terhadap
Kinerja Karyawan
4. “Impact Assesment Of
Organization Culture On
Employee job”/ Bhati Parul
(2012)
Organization
CultureEmploy
ee job
Budaya Organisasi
tidak berpengaruh
terhadap Kinerja
Karyawan
5. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan,Motivasi
Dan Disiplin Kerja
TerhadapKinerja Karyawan
PT Sinar Santosa Perkasa/
Reza(2010)
Kepemimpinan
Motivasi
Disiplin
KerjaKinerja
Karyawan
Variabel gaya
kepemimpinan
berpengaruh
positifterhadap
kinerja karyawan.
6. Pengaruh motivasi kerja dan
Kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai pada badan
keluarga berencana dan
pemberdayaan perempuan
kabupaten manggarai/
Wihelmus (2011).
Motivasi kerja
Kepemimpinan
Kinerja.
Kepemimpinan
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kinerja pegawai
7. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan
Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank
Negara Indonesia,Tbk/
Tampi (2014).
Gaya
Kepemimpinan
Motivasi
Kinerja
Karyawan
Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kinerja pegawai
11
8. Pengaruh Motivasi,
Kepemimpinan Dan
KedisiplinanTerhadap
Kinerja PegawaiStudi Kasus
Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Wonogiri/
Utari (2015).
Motivasi
Kepemimpinan
KedisiplinanKi
nerja Pegawai
Kepemimpinan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pegawai,
hal ini ditunjukkan
oleh nilai
signifikan sebesar
0,382 >0,05
Sumber: Data yang diolah dalam penelitian ini
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ANALISIS PENGARUH BUDAYA
ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN (STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
SYARIAH)”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka pokok masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan pada BMT Taruna Sejahtera?
2. Bagaimana pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan pada BMT Taruna Sejahtera?
C. Tujuan Penelitian
12
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada BMT Taruna Sejahtera.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan pada BMT Taruna Sejahtera.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi organisasi, penelitian ini diharapkan akan menghasilkan
informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi
BMT Taruna Sejahtera untuk mengetahui arti pentingnya Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan, sehingga dapat mendorong Kinerja
Karyawan.
2. Bagi karyawan, bertujuan untuk dapat memberi masukan mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi. Diharapkan dari hasil penelitian ini dijadikan sebagai
penambah wawasan tentang pentingnya memiliki motivasi kerja yang
lebih mengarah pada kinerja.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi telaah pustaka, kerangka teori, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.
13
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan data,
skala pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian dan alat penelitian.
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas analisis dalam penelitian serta berisi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam
perumusan masalah.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Pada penelitian terdahulu oleh Fauzi, Warso dan Haryono (2016)
dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Intervening Studi Pada Karyawan PT. Toys Games Indonesia Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena responden dalam
penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 32 responden.
Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel budaya
organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel independen (X), variabel
komitmen organisasi sebagai variabel intervening (antara) dan variabel
kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada dampak positif yang signifikan antara budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Farisy (2014) yang berjudul Analisis
Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasional
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Sektor Usaha Rumah Makan. Penelitian
ini menggunakan seluruh populasi sebagai responden yang berjumlah 32
responden. Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya
variabel budaya organisasi, motivasi dan komitmen organisasional sebagai
variabel independen (X), dan variabel kinerja karyawan sebagai variabel
15
dependen (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitianyang dilakukan oleh Agwu (2014) dengan judul
“Organizational Culture and Employees Performance in the National
Agency for Food and Drugs Administration and Control (NAFDAC)
Nigeria”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 420 responden,
menggunakan teknik Probability sampling dengan metode simple random
sampling. Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya
Organizational Culture (X) sebagai variabel independen, sedangkan
variabel Employees Performance sebagai variabel dependen (Y). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kinerja memiliki
pengaruh yang signifikan.
Selain itu jurnal penelitian Bussiness Intelligence Journal yang
dilakukan oleh Olu Ojo (2009) yang berjudul “Impact Assessment Of
Corporate Culture On Employee Job Performance”. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 100 responden, menggunakan teknik
Probability sampling dengan metode simple random sampling. Penelitian
ini menggunakan dua variabel diantaranya Corporate Culture (X) sebagai
variabel independen, sedangkan variabel Employees Job Performance
sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Jurnal Penelitian Journal of Economics and Management yang
dilakukan oleh Bhati Parul (2012) dengan judul “Impact Assesment Of
16
Organization Culture On Employee job”. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 177 responden, menggunakan teknik Probability
sampling dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling.
Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya Organization
Culture (X) sebagai variabel independen, sedangkan variabel Employees
Jobsebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Reza (2010) yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa. Penelitian ini merupakan
penelitian sensus karena responden dalam penelitian ini adalah semua
populasi yaitu sejumlah 112 responden. Penelitian ini menggunakan empat
variabel diantaranya variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja sebagai variabel independen (X), sedangkan variabel kinerja
karyawan sebagai variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam
penelitian ini mengacu pada lima indikator kinerja menurut Bernadin
(1993) yaitu: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan
kemandirian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Wihelmus (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh
Motivasi Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Manggarai. Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena responden
17
dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 70 responden.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya variabel motivasi
dan kepemimpinan sebagai variabel independen (X), sedangkan variabel
kinerja karyawansebagai variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam
penelitian ini mengacu padasembilan indikator kinerja menurut Riduwan
(2002) yaitu: inisiatif mencari langkah yang terbaik, menguasai job
description, hasil yang dicapai, tingkat kemampuan kerjasama, ketelitian,
tingkat kesesuaian tugas dengan perintah, tingkat kualitas hasil kerja,
tingkat ketepatan penyelesaian kerja, tingkat kuantitas hasil kerja. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Tampi (2014) dalam Journal “Acta
Diurna” yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia,Tbk.
Penelitian ini menggunakan semua populasi yang ada yaitu sejumlah 40
responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya variabel
gaya kepemimpinan dan motivasi sebagai variabel independen (X),
sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y). Teori
yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada lima indikator kinerja
menurut Dessler (2006) yaitu: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu,
efektivitas dan kemandirian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
18
Penelitian yang dilakukan oleh Utari (2015) dengan judul
Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja
Pegawai Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Wonogiri. Penelitian ini menggunakan semua populasi yang
ada yaitu sejumlah 40 responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel
diantaranya variabel motivasi dan kepemimpinan sebagai variabel
independen (X), sedangkan variabel kinerja pegawai sebagai variabel
dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada tiga
indikator kinerja Menurut Wirawan (2009) faktor internal meliputi disiplin
kerja, motivasi kerja, pengetahuan dan keterampilan karyawan, lingkungan
internal organisasi meliputi kepemimpinan, strategi organisasi, visi dan
misi, struktur organisasi, pendidikan dan pelatihan, dan kebijakan
organisasi serta faktor lingkungan eksternal organisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar
0,382 > α yaitu 0,05.
Berdasarkan penelitian penelitian tersebut, dapat diketahui terdapat
gap research yang perlu diperhatikan sebagai bahan untuk melakukan
penelitian terkait dengan pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan.
19
B. Karangka teori
1. Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya merupakan pola kegiatan manusia yang secara
sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai
proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang
paling cocok dengan lingkungannya (Wibowo, 2010:16).
Organisasi menurut Mathis dan Jackson merupakan suatu
kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang saling berinteraksi
menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing masing, sebagai suatu
kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas
batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan (Ernawan, 2011:15).
Robert P. Vecchio memberikan definisi Budaya Organisasi
sebagai nilai nilai dan norma norma bersama yang terdapat dalam
suatu organisasi dan mengajarkan pada pekerja yang datang.
Definisi ini menganjurkan bahwa Budaya Organisasi menyangkut
keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan
proses historis untuk meneruskan nilai nilai dan norma norma
(Wibowo, 2010:17).
Saputra (2014: 15) berpendapat, nilai nilai atau norma
norma sebagai unsur budaya manusia, hidup dan berkembang
secara dinamis sesuai dengan kondisi organisasi dan menjadi
20
kendali cara berpikir, bersikap dan berperilaku hidup bersama
dalam kebersamaan sebagai sebuah organisasi. Nilai nilai atau
norma norma itulah yang kemudian menjadi Budaya Organisasi .
Schein dalam Saputra (2014: 16) mendefinisikan Budaya
Organisasi sebagai pola asumsi bersama yang dipelajari oleh suatu
kelompok dalam memecahkan masalah melalui adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk
dipertimbangkan kebenarannya, oleh karena itu, untuk diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk melihat,
berpikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah masalah yang
ada.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Budaya Organisasi adalah nilai nilai atau norma norma yang
dijadikan sebagai pedoman dalam suatu lingkungan bersama yang
dianut dari generasi ke generasi.
Keberadaan budaya di dalam suatu organisasi atau disebut
dengan Budaya Organisasi tidak bisa dilihat oleh mata tapi bisa
dirasakan. Budaya Organisasi itu bisa dirasakan keberadaannya
melalui perilaku anggota atau cara cara berpikir, merasa,
menanggapi dan menuntut para anggota organisasi dalam
mengambil keputusan maupun kegiatan kegiatan dalam organisasi
lainnya. Oleh karena itu, Budaya Organisasi akan berpengaruh juga
21
terhadap efektif tidaknya suatu organisasi (Siswanto dan
Sucipto,2008:141).
Menurut pendapat Sobirin (Siswanto dan Sucipto,
2008:142), konsep Budaya Organisasi dibagi menjadi dua, yakni:
Ideational school dan Adaptionist school. Kedua madzhab tersebut
memiliki memiliki sudut pandang yang berbeda. Ideational school
berpendapat bahwa Budaya Organisasi merupakan apa yang
dipahami, dijiwai dan dipraktikkan bersama para anggota sebuah
komunitas/ masyarakat. Pandangan ini sering digunakan oleh para
ahli teori organisasi, dimana basis pandangan lebih banyak
dipengaruhi oleh disiplin organisasi.
Adapun sudut pandang Adaptationist school melihat
organiasasi dari apa yang diobservasi baik dari bangunan fisik
organisasi (tata ruang dan arsitektur) maupun orang-orang yang
terlibat di dalamnya, seperti perilaku dan cara mereka
berkomunikasi. Pengikut pendapat ini kebanyakan para manajer
dan praktisi bisnis yang memperlakukan Budaya Organisasi
sebagai variabel internal yang mempengaruhi efektivitas
organisasi.
Disamping kedua pendapat tersebut, gabungan kedua
pendapat tersebut dikenal dengan Realist school. Pendapat ketiga
ini menyadari bahwa memahami Budaya Organisasi tidak hanya
dengan melihat perilaku anggota organisasi tersebut, namun juga
22
harus melihat sumber dari munculnya perilaku tersebut (Siswanto
dan Sucipto,2008:142).
Dari ketiga konsep budaya tersebut, dapat dilihat bahwa
konsep budaya yang paling baik adalah konsep budaya Realist
school yang merupakan gabungan antara dua konsep lainnya yaitu
Ideational school dan Adaptationist school.
b. Elemen Budaya Organisasi
Elemen atau unsur Budaya Organisasi secara umum dapat
dikategorikan menjadi dua elemen pokok. Pertama adalah elemen
yang bersifat idealistik dan kedua adalah elemen yang bersifat
behavioral (Jocano, 1990 dalam Siswanto dan Sucipto,2008:141).
Elemen idealistik merupakan elemen yang menjadi ideologi
organisasi yang tidak mudah berubah, walaupun organisasi itu
terus berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan. Elemen ini
biasanya tidak tampak dipermukaan, hanya orang orang tertentu
yang tahu dan menyadari tentang keberadaannya. Setiap organisasi
hampir dapat dipastikan memiliki elemen ini. Namun, tidak semua
organisasi menyatakan secara vulgar.
Elemen idealistik banyak dipengaruhi oleh pendirian
organisasi tersebut.Ideologi pendiri tampak dalam bentuk doktrin,
falsafah hidup dan nilai nilai individualnya. Seiring dengan
perkembangan organisasi, semakin berkembang organisasi akan
23
semakin menampakkan ideologinya. Ideologi tersebut akan
tercermin dalam visi dan misi organisasi.
Davis (Siswanto dan Sucipto,2008:144) berpendapat bahwa
elemen organisasi meliputi guiding belief and daily belief. Davis
menggunakan istilah guilding belief untuk menggantikan elemen
idealistik. Guilding belief ini merupakan keyakinan yang menjadi
tuntunan untuk kegiatan organisasi sehari hari. Adapun Schein dan
Rousseau berpendapat bahwa elemen idealistik tidak hanya berupa
elemen nilai nilai organisasi, namun berupa asumsi dasar.
Elemen behavioral merupakan elemen yang kasat mata
berupa perilaku sehari hari anggota organisasi dan bentuk-bentuk
lain seperti desain dan arsitektur organisasi. Seringkali kita menilai
Budaya Organisasi dengan hanya mengamati perilaku para anggota
organisasi.
Kalau kita perhatikan, ada keterkaitan hubungan antara
elemen idealistik dengan elemen behavioral. Sesuatu yang berada
di permukaan adalah cermin dari apa yang berada di dasar. Namun
demikian kajian Budaya Organisasi akan memiliki tinjauan yang
komprehensif dengan memasukkan kedua elemen tersebut
(Siswanto dan Sucipto, 2008: 145).
c. Macam Macam Budaya Organisasi
24
Ada beberapa macam Budaya Organisasi (Siswanto dan
Sucipto,2008:147) di antaranya yaitu :
1. Budaya Peran (Apollo)
Jenis Budaya Organisasi (lembaga) yang memiliki ciri ciri
birokrasi tinggi, dikelola secara ilmiah dan memiliki disiplin
tinggi.
2. Budaya Kuasa (Zeus)
Jenis Budaya Organisasi (lembaga) yang mempunyai ciri ciri yaitu
ada seorang tokoh di tengah tengah dan di pusat hubungan
dengan teman teman yang sehati sepikiran dan mempunyai ciri
ciri lisan yang kuat dan intuitif.
3. Budaya Tugas atau Matrik (Athena)
Jenis Budaya Organisasi di mana di dalamnya orang-orang
berkumpul dari latar belakang ilmu dan ketrampilan yang
berbeda beda, namun mereka berfokus pada tugas yang sama.
4. Budaya Atomistis (Bionysius)
Merupakan jenis Budaya Organisasi di mana di dalam orang orang
berkumpul karena suatu minat, visi atau keterangan yang sama
d. Ciri Ciri Budaya Organisasi
Samdeep dan Lylesussman (Siswanto dan Sucipto,
2008:147), mengklasifikasikan 11 ciri budaya perusahaan yang
unggul, yaitu :
25
1. Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah
sumber daya perusahaan yang paling penting.
2. Dukungan dari kewirausahaan intern menghargai karyawan
yang membantu perusahaan yang tercapai misinya.
3. Pengendalian yang lebih yang didasarkan pada loyalitas dan
komitmen ketimbang pada aturan dan kepatuhan.
4. Komitmen pada karyawan terhadap tujuan perusahaan lebih
tinggi ketimbang komitmen mereka terhadap kelompok atau
pribadi.
5. Komitmen manajemen puncak untuk menyemaikan kebanggaan
di kalangan semua karyawan.
6. Komitmen manajemen puncak untuk menghasilkan produk atau
layanan yang unggul lainnya.
7. Keyakinan akan kepentingan ritual, upacara dan pahlawan
perusahaan.
8. Keyakinan akan pentingnya informasi kabar baik maupun kabar
buruk.
9. Kesadaran bahwa komunikasi ke atas lebih penting daripada
komunikasi ke bawah.
10. Dukungan manajemen puncak atas pelatihan dan
pengembangan komitmen untuk selalu lebih pandai daripada
pesaing.
26
e. Tipe Budaya Organisasi
Stephen P. Robbins (dalam Wibowo, 2010:28)
mengelompokkan tipe budaya menjadi empat tipe yaitu:
1. Network culture
Organisasi memandang anggota sebagai suatu keluarga dan teman.
Budaya ini ditandai oleh tingkat sosiabilitas atau kesenangan
bergaul tinggi dan tingkat solidaritas atau kesetiakawanan
rendah.
2. Mercenary culture
Organisasi berfokus pada tujuan. Budaya Organisasi ini ditandai
oleh tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas tinggi.
3. Fragmented culture
Organisasi yang dibuat dari para individualis. Budaya ini ditandai
oleh solidaritas dan sosiabilitas yang rendah. Orang yang
bekerja dalam fragmented culture sedikit melakukan kontak
dan dalam banyak hal mereka bahkan tidak saling mengenal.
4. Communal culture
Organisasi menilai baik persahabatan dan kinerja. Budaya ini
ditandai oleh sosiabilitas dan solidaritas tinggi. Anggota
communal culture sangat bersahabat satu sama lain dan bergaul
dengan baik, baik secara pribadi maupun profesional.
f. Fungsi Budaya Organisasi
27
Adapun fungsi Budaya Organisasi menurut pandangan
Stephen P. Robbins (dalam Wibowo, 2010:51) adalah :
1. Mempunyai boundary-difining roles, yaitu menciptakan
perbedaan antara organisasi yang satu dengan lainnya.
2. Menyampaikan rasa identitas untuk anggota organisasi.
3. Budaya memfasilitasi bangkitnya komitmen pada sesuatu
yang lebih besar daripada kepentingan diri individual.
4. Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah perekat
sosial yang membantu menghimpun organisasi bersama
dengan memberikan standar yang cocok atas apa yang
dikatakan dan dilakukan pekerja.
5. Budaya melayani sebagai sense-making dan mekanisme
kontrol yang membimbing dan membentuk sikap dan perilaku
pekerja.
Dalam pandangan islam, Budaya Organisasi juga memiliki
peran yang sangat penting. Hal ini dikarenakan Budaya Organisasi
dapat membentuk dan membimbing sikap dan karakter para
pekerja. Dengan demikian, Budaya Organisasi yang baik dan
sesuai dengan ajaran islam akan memiliki dampak yang positif
dalam hal materiil dan spiritual terhadap perusahaan dan juga para
pekerjanya.
Dalil tentang Budaya Organisasi tercantum dalam QS.Al-Isra’ :84
28
Artinya:Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (QS.Al-
Isra’ :84).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap orang berperilaku
sesuai dengan pengaruh lingkungan disekitarnya. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa Budaya Organisasi yang dianut dan
dijalankan dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap
tabiat/ perilaku orang-orang yang ada disekitarnya.
g. Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya Organisasi berpengaruh pada perilaku anggota atau
individu serta kelompok di dalam suatu organisasi, padahal
perilaku ini berpengaruh pula pada pencapaian prestasi tersebut
dan sekaligus secara bersama sama akan berpengaruh pada efektif
- tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, secara
singkat dapat dikatakan bahwa Budaya Organisasi sangat
berpengaruh pada efektifitas organisasi (Siswanto dan Sucipto,
2008: 146).
Adanya Budaya Organisasi yang kuat, sangat bermanfaat
bagi organisasi (Siswanto dan Sucipto, 2008: 146) dalam hal:
1. Memudahkan koordinasi aktifitas dalam organisasi.
2. Memudahkan/menghemat komunikasi antar individu atau
anggota, karena adanya sikap kebersamaan dalam menganut
nilai nilai yang ada.
29
3. Terciptanya keharmonisan hubungan dan kerjasama antar
karyawan, sehingga motivasi kerja akan meningkat.
4. Kelancaran aktivitas organisasi, meningkatkan
prestasi/efektivitas organisasi.
5. Pengambilan setiap keputusan dapat dilakukan dengan cepat
dan mudah.
h. Perubahan Budaya Organisasi
Suatu organisasi tidak selamanya berlangsung, tetapi akan
mengalami suatu perubahan seiring dengan perubahan kondisi
organisasi itu sendiri. Keberadaan suatu organisasi tidak akan
selamanya tetap melainkan akan mengalami perubahan, baik
berupa perkembangan atau penciutan dan perubahan ini akan
mempunyai dampak pada perubahan Budaya Organisasi yang ada
didalamnya. Suatu Budaya Organisasi mungkin dianggap cocok
atau menguntungkan keberadaan dan perkembangan organisasi
untuk waktu dan kondisi tertentu, akan tetapi pada kondisi yang
lain biasa dianggap tidak cocok (Siswanto dan Sucipto, 2008: 150).
Faktor faktor penyebab perubahan Budaya Organisasi
(Siswanto dan Sucipto, 2008: 150), yaitu :
1. Faktor internal organisasi.
2. Adanya perubahan tujuan, misi organisasi itu sendiri karena
suatu hal.
30
3. Perubahan faktor lingkungan eksternal yang bersifat khusus
(mikro) yang menuntut perubahan struktur strategi organisasi.
4. Perubahan faktor lingkungan eksternal yang bersifat umum
(makro) yang juga menuntut penyesuaian kondisi organisasi.
5. Pengaruh budaya masyarakat sebagai sebuah sistem
(lingkungan sistem yang lebih luas), dimana organisasi
tersebut merupakan sistem.
i. Cara Mempertahankan Budaya Organisasi
Dalam sebuah organisasi secara kuat budaya itu dianut
berguna sebagai aktivitas pemimpin yaitu adanya integritas atau
kesatupaduan antar individu, namun budaya tersebut belum tentu
berguna atau menguntungkan bagi perkembangan organisasi itu
sendiri. Sebab ada budaya yang dianut di dalam organisasi (Budaya
Organisasi) yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi,
kondisi ekonomi dan politik secara umum. Hal yang paling penting
dalam mempertahankan suatu budaya, yaitu :
1. Seleksi organisasi.
Tujuan eksplitasi dari proses itu adalah untuk mempekerjakan
individu yang mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk
berprestasi dalam pekerjaan dari organisasi dengan berhasil.
2. Manajemen puncak.
Kebijakan pemerintah untuk mempertahankan nilai nilai yang
sudah ada.
31
3. Sosialisasi organisasi.
Organisasi seharusnya membantu pegawai baru untuk
menyesuaikan dengan budaya yang ada dalam organisasi
tersebut.
4. Menciptakan integritas atau kelompok antar individu
berperilaku sesuai dengan nilai nilai yang disepakati.
j. Indikator Budaya Organisasi
Denison dan Misra (Mansur, 2009: 17) merumuskan
indikator indikator Budaya Organisasi sebagai berikut:
1. Pelibatan
Tingkat keterlibatan dan partisipasi yang tinggi menciptakan
kesadaran akan kepemilikan dan tanggung jawab. Dari
kesadaran ini, akan timbul komitmen yang lebih besar pada
organisasi.
2. Konsistensi
Efektivitas organisasi terjadi karena organisasi tersebut konsisten
dan terintegrasi secara baik. Sikap perilaku seseorang berakar
pada sekumpulan nilai nilai inti bersama, para pemimpin, dan
anggota dilatih pada pencapaian kesepakatan walaupun mereka
mempunyai perbedaan sudut pandang.
3. Adaptabilitas
Merupakan budaya yang dapat membuat suatu organisasi mampu
beradaptasi dengan perubahan yang ada.
32
4. Misi
Perusahaan yang dapat hidup dan berkembang adalah perusahaan
yang memiliki misi yang memuat hubungan yang seimbang
antara para stakeholder dari perusahaan.
2. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Menurut George Terry (dalam Soekarno, 1980:88)
menyatakan Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas atau
tindakan untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam
usaha bersama untuk mencapai tujuan.
Hemhill & Coons dalam Sofyandi & Garniwa (2007:174)
menyatakan Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang
individu yang memimpin aktivitas aktivitas suatu kelompok ke
suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
Jacobs & Jacques dalam Sofyandi & Garniwa (2007:174)
menyatakan Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti
(pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan
untuk mencapai sasaran.
George R. Terry dalam Kusumawati (2008: 9), mengatakan
bahwa Kepemimpinan adalah merupakan hubungan antara
seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi
33
orang lain agar bersedia bekerja bersama sama dalam tugas yang
berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan adalah aktivitas dan tindakan yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan yang sudah menjadi tugas dan kewajiban bersama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan dalam islam adalah kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai
tujuan, yang didasari atas nilai nilai islam. Kepemimpinan dalam
islam sudah merupakan fitrah bagi setiap manusia. Manusia
diamanahi Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang
bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai hamba Allah yang
senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap
dedikasinya di jalan-Nya (Sutikno, 2014:85).
Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah tentang
kepemimpinan dalam QS. As-Sajdah :24
Artinya: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
ketika mereka sabar .Dan adalah mereka meyakini ayat-
ayat Kami”. (QS. As-Sajdah :24)
b. Tipe–Tipe Kepemimpinan
34
Tipe-tipe Kepemimpinan (Soekarno, 1980 : 90) diantaranya:
1. Kepemimpinan pribadi (Personal Leadership).
Yaitu suatu tipe dimana pemimpin secara langsung
menghubungi/mengadakan kontak dengan bawahannya. Dia
tidak mengingat adanya jenjang jenjang hierarki, yang berarti
bahwa sebetulnya sudah ada yang didelegasi wewenang dan
tanggung jawab. Akibatnya ialah penyampaian hasil karya
langsung kepada atasan dan pemimpin ingin mengetahui
segala hal sampai yang sekecil kecilnya. Aktivitas dari
pemimpin ini dapat menimbulkan Kepemimpinan sentralistis.
2. Kepemimpinan non-pribadi (Non-personal Leadership).
Dalam hal ini pemimpin tak langsung mengadakan kontak
dengan bawahannya, melainkan melalui saluran jejang
hierarki (Subordinasi).
3. Kepemimpinan Autoriter (Authoritarian Leadership).
Yaitu suatu tipe di mana pemimpin selalu menganggap, bahwa
Kepemimpinan merupakan hak pribadinya, tak boleh ada
orang yang turut campur sehingga tiap perintah dan instruksi
tak perlu mendapat konsultasi dari kolega-koleganya.
4. Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership).
Pemimpin bertindak sebagai ayah, pengasuh, pembimbing,
pelindung dari pada koleganya.
5. Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership).
35
Pemimpin selalu membuka pintu dan menghargai saran
saran/pendapat pendapat/nasihat nasihat dari para kolega,
melalui forum musyawarah untuk mufakat guna mencapai
kata sepakat.
Diantara tipe tipe Kepemimpinan tersebut, tipe demokratis
adalah tipe Kepemimpinan yang paling tepat untuk organisasi
modern. Hal ini terjadi karena tipe demokratis memiliki beberapa
karakterisrik yang dipaparkan oleh Siagian (dalam Baihaqi, 2010:
21-22) sebagai berikut :
1) Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia.
2) Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya.
3) Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya.
4) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan.
5) Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki
agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama,
tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
36
6) Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya.
7) Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
c. Pendekatan Teori Kepemimpinan
Beberapa pendekatan teori Kepemimpinan (dalam Kismono,
2001:228) diantaranya:
1. Teori Sifat (Traits Theory)
Teori sifat Kepemimpinan adalah teori yang menekankan
sifat, kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan
pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Edwin Ghiselli
melakukan riset untuk memilah-milah ciri Kepemimpinan yang
menghasilkan ciri ciri umum :
1) Ambisi dan energi dalam melaksanakan fungsi fungsi dasar
manajemen.
2) Hasrat memimpin yang disertai ketegasan dalam membuat
keputusan.
3) Kejujuran dan integritas (keutuhan) serta inisiatif dalam
bertindak.
4) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan
daya pikir.
5) Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya.
2. Teori perilaku (Behavior Theory)
37
Teori perilaku Kepemimpinan adalah teori teori yang
mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin
dengan yang bukan pemimpin. Pendekatan perilaku memusatkan
perhatiannya pada dua aspek perilaku Kepemimpinan, yaitu fungsi
fungsi dan gaya gaya Kepemimpinan.
3. Teori Situasional Hersey Dan Blanchard.
Teori situasional merupakan teori yang memfokuskan pada
kesiapan pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan
memilih gaya Kepemimpinan yang tepat, tergantung pada tingkat
kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Hersey dan Blanchard
menganggap bahwa masing masing dimensi dalam teori Fiedler
dapat digabungkan menjadi empat perilaku pemimpin secara
spesifik: telling (mengatakan), selling (menjual), participating
(berperan serta) dan delegating (mendelegasikan).
4. Teori Kemungkinan (Contingency Theory)
Marry parker follet mengembangkan teori situasi, follet
menyebutkan bahwa ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi
gaya Kepemimpinan, yaitu pemimpin, pengikut atau bawahan dan
situasi, dimana ketiganya saling berinteraksi dan berhubungan.
Para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan
pada kekuasaan.
d. Isu-isu kontemporer dalam Kepemimpinan
38
Isu isu kontemporer dalam Kepemimpinan meliputi:
kepercayaan, kecerdasan emosional dan Kepemimpinan yang
efektif (Siswanto dan Sucipto, 2008: 200).
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu variabel kunci dalam
keberhasilan Kepemimpinan. Kinerja pengikut atau bawahan akan
meningkat jika kepercayaan terhadap pimpinan meningkat.
Demikian juga tingkat kepuasan karyawan. Pemimpin yang
dipercaya mampu menggerakkan bawahan sesuai dengan tujuan
organisasi.
Dimensi kunci kepercayaan menurut robbins (2008: 98) meliputi :
1) Integritas
Merujuk pada kejujuran dan kebenaran.
2) Kompetensi
Merupakan pengetahuan serta keahlian teknis dan
antarpersonal individu.
3) Konsistensi
Berkaitan dengan keandalan, prediktabilitas dan penilaian
yang baik pada diri seseorang dalam menangani situasi.
4) Kesetiaan
Kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka
orang lain.
5) Keterbukaan
39
Berkaitan dengan keyakinan apakah orang lain akan
mengatakan kebenaran pada kita
Ada tiga jenis kepercayaan yang tercipta dalam hubungan
organisasi, meliputi: kepercayaan yang berbasiskan ketakutan,
kepercayaan yang berbasiskan pengetahuan dan kepercayaan
berbasiskan identifikasi (Robbins, 2008: 99-101).
2. Kecerdasan emosional dan efektivitas Kepemimpinan
Menurut Goleman (dalam Siswanto dan Sucipto, 2008: 202),
para pemimpin besar membangkitkan semangat dan menginspirasi
pengikut melalui cara kerja mereka yang melibatkan emosi. Dalam
organisasi modern, peran pemimpin yang mampu mengembangkan
kecerdasan emosionalnya akan menjadikannya seorang pemimpin
yang efektif. Hal tersebut dapat terjadi karena, di dalam setiap
kelompok orang, pemimpin memiliki daya maksimal untuk
mempermainkan emosi setiap orang. Jika orang orang didorong ke
arah antusiasme, kinerja akan meningkat, jika orang orang
didorong ke arah kebencian dan kecemasan, kinerja akan merosot.
Menurut Goleman, efek ini disebut Resonance, sumber sifat sifat
positif yang mampu menggerakkan orang untuk mengeluarkan
upaya terbaiknya.
Para manajer dan pemimpin secara khusus membutuhkan
kecerdasan emosional yang tinggi karena mereka mewakili
organisasi kepada publik, mereka berinteraksi dengan banyak
40
orang di dalam dan di luar organisasi dan mereka membentuk
moral karyawan (Young dalam Siswanto dan Sucipto, 2008: 200).
e. Dimensi dan Indikator Kepemimpinan
Dimensi Kepemimpinan menurut Bass dan Avolio (Sari,
2013: 19) adalah:
1. Idealized influence, pemimpin harus menjadi contoh yang baik,
yang dapat diikuti oleh karyawannya, sehingga akan
menghasilkan rasa hormat dan percaya kepada pemimpin
tersebut.
2. Inspirational motivation, pemimpin harus bisa memberikan
motivasi, dan target yang jelas untuk dicapai oleh
karyawannya.
3. Intellectual simulation, pemimpin harus mampu merangsang
karyawannya untuk memunculkan ide ide dan gagasan gagasan
baru, pemimpin juga harus membiarkan karyawannya menjadi
problem solver dan memberikan inovasi inovasi baru dibawah
bimbingannya.
4. Individualized consideration, pemimpin harus memberikan
perhatian, mendengarkan keluhan, dan mengerti kebutuhan
karyawannya.
3. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja Karyawan
41
Istilah kinerja berasal dari kata Job performance atau Actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,2001:67).
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa
yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya
(Wibowo,2007:7).
Dari beberapa pengertian kinerja tersebut dapat disimpulkan
kinerja adalah pencapaian kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai pekerja.
Sedangkan kinerja dalam pandangan Islam kinerja adalah
suatu pencapaian atau hasil pekerjaan seseorang atau organisasi
dalam suatu pekerjaan yang sesuai dengan kaidah kaidah Islam.
Islam memberikan hak bagi setiap orang untuk memilih
pekerjaan apa yang ingin dilakukannya, selama pekerjaan tersebut
42
tidak bertentangan dengan syariat islam. Islam mengajarkan
tentang pentingnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah:
Artinya :“Apabila telah ditunaikan shalat. Maka bertebaranlah
kamu sekalian di muka bumi dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah sebanyak-banyaklah supaya kamu
beruntung”( QS. Al-Jumu’ah :10).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia hendaknya
bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Pekerjaan yang dilakukan
tentu saja harus merupakan pekerjaan yang halal dan sesuai ajaran
islam. Karena dalam pandangan islam pekerjaan juga dianggap
sebagai ibadah. Dan dalam melakukan pekerjaan hendaknya selalu
bersikap professional, sehingga akan memperoleh pencapaian
(kinerja) yang baik.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Andini, 2014:38)
antara lain :
1. Faktor Kepemimpinan merupakan faktor yang meliputi kualitas
dalam memberikan dorongan, semangat dan arahan serta
dukungan yang diberikan oleh seorang pemimpin
43
2. Faktor tim merupakan faktor yang meliputi kualitas dukungan
dan semangat yang diberikan teman dalam satu tim atau satu
lingkungan kerja.
3. Faktor sistem merupakan faktor yang meliputi sistem kerja,
fasilitas kerja dan infrastruktur yang diberikan.
4. Faktor kontekstual atau situasional merupakan faktor yang
meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
c. Klasifikasi ukuran kinerja
Sebenarnya banyak faktor yang dapat dijadikan ukuran
kinerja harus relevan, signifikan dan komprehensif (Wibowo,
2007: 235). Tipe ukuran kinerja tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Produktivitas
Produktivitas merupakan hubungan antara jumlah output
dibandingkan dengan sumber daya yang dikonsumsi dalam
memproduksi output.
2. Kualitas
Pada kualitas terdiri dari ukuran internal seperti susut, jumlah
ditolak, dan cacat per unit, dan juga ukuran eksternal rating
seperti kepuasan pelanggan atau penilaian frekuensi pemesanan
ulang pelanggan.
3. Ketepatan waktu
44
Ketepatan waktu menyangkut persentase pengiriman tepat
waktu atau presentase pesanan dikapalkan sesuai yang
dijanjikan.
4. Cycle time
Menunjukkan jumlah waktu yang diperlukan untuk maju dari
satu titik ke titik lain dalam proses.
5. Pemanfaatan sumber daya
Pengukuran sumber daya yang dipergunakan lawan sumber
daya tersedia untuk dipergunakan.
6. Biaya
Ukuran biaya terutama berguna apabila dilakukan kalkulasi
dalam dasar per unit. Namun, banyak perusahaan hanya
mempunyai sedikit informasi tentang biaya per unit. Pada
umumnya dilakukan kalkulasi biaya secara menyeluruh.
d. Indikator Kinerja
Indikator kinerja menurut Tsui et aldalam Kusumawati
(2008: 32)antara lain :
a) Kualitas kerja
Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dan
dedikasi. Tingkat dimana hasil aktivitas yang dikehendaki
mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara
ideal dari penampilan aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan
yang diharapkan dari suatu aktivitas. Kualitas kerja diukur dari
45
persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan
pegawai.
b) StandarProfessional
Standar profesional karyawan merupakan ketaatan karyawan
yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan
perusahaan dimana dia bekerja.
c) Kuantitas Kerja
Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan.Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan
terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
d) Kreativitas Karyawan.
Karyawan harus memiliki kreativitas untuk memberikan ide
yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
C. Hubungan antar variabel
1. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja karyawan
Karyawan secara konstan dikelilingi oleh budaya organisasi.
Budaya organisasi membentuk latar belakang yang berkaitan dengan
lingkungan, kondisi kerja, sikap, perilaku, serta persepsi karyawan
pada organisasi tempat mereka bekerja. Behavior atau perilaku
merupakan bagian dari budaya yang berkaitan dengan kinerja sebab
46
dengan berperilaku seseorang akan dapat memperoleh yang ia
kehendaki dan yang ia harapkan (Prihayanto, 2012: 42).
Pada organisasi yang memiliki budaya yang kuat, pegawai
cenderung mengikuti arah yang ditentukan. Budaya organisasi
yanglemah cenderung mengakibatkan pegawai tidak memiliki kiblat
yang jelas sehingga memilih berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya,
kinerja organisasi menjadi tidak optimal. Budaya yang kuat dapat
membantu kinerja organisasi karena menciptakan motivasi yang luar
biasa pada diri pegawai. Perilaku dan nilai bersama yang dianut
bersama membuat seseorang merasa nyaman dalam bekerja (Tjahjadi
dalam Tolkah, 2009).
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Farisy (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh Budaya Organisasi,
Motivasi Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan
pada sektor Usaha Rumah Makan. Penelitian ini menggunakan seluruh
populasi sebagai responden yang berjumlah 32 responden.Penelitian
ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel budaya
organisasi, motivasi dan komitmen organisasional sebagai variabel
independen (X), dan variabel kinerja karyawan sebagai variabel
dependen (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya
organisasi berpengaruhs ecara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
47
Penelitian yang dilakukan oleh Agwu (2014) dengan judul
“Organizational Culture and Employees Performance in the National
Agency for Food and Drugs Administration and Control (NAFDAC)
Nigeria”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 420 responden,
menggunakan teknik Probability sampling dengan metode simple random
sampling. Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya
Organizational Culture (X) sebagai variabel independen, sedangkan
variabel Employees Performance sebagai variabel dependen (Y). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kinerja memiliki
pengaruh yang signifikan.
Selain itu jurnal penelitian Bussiness Intelligence Journal yang
dilakukan oleh Olu Ojo (2009) yang berjudul “Impact Assessment Of
Corporate Culture On Employee Job Performance”. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 100 responden, dengan menggunakan
teknik Probability sampling dengan metode simple random sampling.
Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya Corporate Culture
(X) sebagai variabel independen, sedangkan variabel Employees Job
Performance sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan.
48
2. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan merupakan faktor eksternal yang
memungkinkan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Gaya
kepemimpinan yang disesuaikan dengan karakteristik karyawan dan
karakteristik perusahaan, memungkinkan karyawan memiliki tingkat
kinerja yang tinggi (Marimin,2011: 25).
Gaya kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting
dalam sebuah era organisasi modern yang menghendaki adanya
demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan.
Gaya kepemimpinan adalah suatu seni mengerahkan segala sumber
daya yang dimiliki dalam upaya mencapai tujuan dengan setrategi
yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Akibat yang mungkin
timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan
kinerja karyawan yang akan membawa dampak kepada penurunan
kinerja total perusahaan (Baihaqi, 2010: 54).
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Reza (2010) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa
Perkasa. Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena responden
dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 112
responden. Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya
variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja sebagai
variabel independen (X), sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai
49
variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini
mengacu pada lima indikator kinerja menurut Bernadin (1993) yaitu:
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan kemandirian.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan.
Wihelmus (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh
Motivasi Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Manggarai. Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena
responden dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu sejumlah
70 responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya
variabel motivasi dan kepemimpinan sebagai variabel independen (X),
sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai variabel dependen (Y).
teori yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada sembilan
indikator kinerja menurut Riduwan (2002) yaitu: inisiatif mencari
langkah yang terbaik, menguasai job description, hasil yang dicapai,
tingkat kemampuan kerjasama, ketelitian, tingkat kesesuaian tugas
dengan perintah, tingkat kualitas hasil kerja, tingkat ketepatan
penyelesaian kerja, tingkat kuantitas hasil kerja. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Tampi (2014) dalam Journal
“Acta Diurna”yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan
50
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Negara
Indonesia,Tbk. Penelitian ini menggunakan semua populasi yang ada
yaitu sejumlah 40 responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel
diantaranya variabel gaya kepemimpinan dan motivasi sebagai
variabel independen (X), sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai
variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini
mengacu pada lima indikator kinerja menurut Dessler (2006) yaitu:
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan kemandirian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Kepemimpinan bepengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan.
3. Hubungan antara Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan
Kinerja.
Fungsi kepemimpinan dan budaya organisasi dalam usaha bisnis
merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber
daya manusia. Selain memberikan pengarahan, juga memberikan
motivasi dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. Untuk
mengembangkan kemajuan dan perkembangan kinerja karyawan,
sangat tergantung kepada sumber daya manusia sebagai pengelola
langsung. Oleh sebab itu kepemimpinan mempunyai peran besar
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sikap dan gaya serta perilaku
51
kepemimpinan seorang pemimpin sangat besar pengaruhnya terhadap
budaya organisasi yang dipimpin bahkan sangat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dalam organisasi tersebut (Marimin,2011: 25).
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lina (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Sistem Reward
Sebagai Variabel Moderating pada Biro Universitas Muhammadiyah
Sumatera. Penelitian ini adalah penelitian kausal yang memakai
sampel berjumlah 87 responden. Penelitian ini menggunakan empat
variabel diantaranya variabel kepemimpinan dan budaya organisasi
sebagai variabel independen (X), variabel Sistem Reward sebagai
variabel moderating dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel
dependen (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Manik dan Coenraad (2015)
dengan judul Pengaruh Fungsi Kepemimpinan, Kompetensi, Dan
Budaya Organsiasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan Dan Konservasi Energi (Djebtke).
Penelitian ini menggunakan teknik stratifield random sampling dengan
jumlah responden sebanyak 127 pegawai. Penelitian ini menggunakan
empat variabel diantaranya variabel kepemimpinan, kompetensi, dan
budaya organsiasi sebagai variabel independen (X), dan variabel
52
kinerja pegawai sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, dan budaya
organisasi secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Brury (2016) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor SAR Sorong. Penelitian ini menggunakan
metode studi populasi atau studi sensus dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel yang berjumlah 78 responden. Penelitian ini
menggunakan empat variabel diantaranya variabel kepemimpinan,
budaya organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja sebagai variabel
independen (X), dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel
dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan,
budaya organisasi, motivasi kerja dan kepuasaan kerja secara bersama
sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H3 : Budaya Organisasi dan Kepemimpinan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
53
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah bagi
suatu penelitian. Kerangka yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 2.1:
Kerangka Pemikiran
H1
H1
H3
H2
Sumber: Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H1 : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
H2 :Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan.
H3: Budaya Organisasi dan Kepemimpinan secara bersama sama
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
Budaya Organisasi
(X1)
Kepemimpinan
(X2)
Kinerja Karyawan
(Y)
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung
untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh (Hikmat, 2011:41).
Penelitian kuantitatif bersifat objektif dan bukan subjektif. Bukti
bukti akan dibeberkan dalam pernyataan dan pembuktian. Penelitian ini
lebih berciri deskriptif dan definitive bukan eksploratif (Chang, 2014:32).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini mengambil tempat di BMT Taruna Sejahtera
Ungaran yang dimulai sejak bulan April sampai Desember. Penulis
memilih tempat ini, karena BMT Taruna Sejahtera merupakan Lembaga
Keuangan Syariah yang memiliki perkembangan cukup baik dan memiliki
karyawansejumlah 172 orang.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2007:61).
55
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai
sebuah semesta penelitian (Augusty dalam Farisy 2014: 42)
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah karyawan di
BMT Taruna Sejahtera Ungaran yang berjumlah 172 orang.
b. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Apabila dalam menentukan jumlah sampel yang diteliti subjeknya kurang
dari 100 (seratus), maka sampel tersebut lebih baik diambil semua
(Arikunto, 2006:131). Sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian
populasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu
cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk
dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi dengan
metode Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari
semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada di dalam anggota populasi itu (Hikmat, 2011:63).
Dalam penelitian ini, tingkat kesalahan (error) yang digunakan oleh
penulis adalah 8%. Teknik untuk menentukan jumlah sampel, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (Bawono, 2006: 29):
s = P
(P.e2) + 1
Dimana :s : Sampel
56
P : Populasi
e : error atau tingkat kesalahan yang diyakini
Sehingga dapat ditentukan sampel sebagai berikut:
P : 172
e : 8 %
s = P
(P.e2) + 1
172
(172.0,082) + 1
= 81,87 = 82 (dibulatkan)
D. Metode Pengambilan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan
metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode yang telah
kita kenal (Gulo, 2002:115) antara lain :
a. Pengamatan (Observasi).
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang budaya yang ada di BMT, data karyawan dan data
kantor cabang yang dimiliki oleh BMT Taruna Sejahtera
57
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada
Kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan
pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan dengan opsi
jawaban yang tersedia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
pertanyaan yang disusun dalam kalimat pernyataan (angket).
d. Metode Dokumenter
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau
peristiwa pada waktu yang lalu.
E. Skala Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala
nominal dan skala interval.
Skala nominal dalam penelitian ini ditunjukkan dalam pertanyaan
pertanyaan mengenai data responden. Skala interval dalam penelitian ini
digunakan di dalam butir butir pertanyaan.
F. Definisi Konsep dan Operasional
a. Definisi Konsep
Menentukan metode penelitian yang akan dilakukan apakah
merupakan eksperimen atau non eksperimen (observasional). Penelitian
yang sifatnya observasional adalah meneliti hal yang sudah ada
(Bawono, 2006:26).
1) Budaya Organisasi
58
Budaya merupakan pola kegiatan manusia yang secara
sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai
proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang
paling cocok dengan lingkungannya (Wibowo, 2010:16).
Sedangkan Budaya Organisasi yang ada di BMT Taruna
Sejahtera yaitu berdoa bersama sebelum beraktifitas dikantor,
melakukan khataman Al-Qur’an pada saat membuka kantor baru,
menyisihkan pendapatan untuk disedekahkan dipanti asuhan yang
telah ditentukan setiap bulannya.
Denison dan Misra (Mansur, 2009: 17) merumuskan indikator
indikator Budaya Organisasi sebagai berikut:
a. Pelibatan
Tingkat keterlibatan dan partisipasi yang tinggi menciptakan
kesadaran akan kepemilikan dan tanggung jawab. Dari
kesadaran ini, akan timbul komitmen yang lebih besar pada
organisasi.
b. Konsistensi
Efektivitas organisasi terjadi karena organisasi tersebut konsisten
dan terintegrasi secara baik. Sikap perilaku seseorang berakar
pada sekumpulan nilai nilai inti bersama, para pemimpin, dan
anggota dilatih pada pencapaian kesepakatan walaupun mereka
mempunyai perbedaan sudut pandang.
c. Adaptabilitas
59
Merupakan budaya yang dapat membuat suatu organisasi mampu
beradaptasi dengan perubahan yang ada.
d. Misi
Perusahaan yang dapat hidup dan berkembang adalah perusahaan
yang memiliki misi yang memuat hubungan yang seimbang
antara para stakeholder dari perusahaan.
2) Kepemimpinan
Menurut George Terry dalam Soekarno (1980:88) menyatakan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas atau tindakan untuk
mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk
mencapai tujuan.
Dimensi Kepemimpinan menurut Bass dan Avolio (Sari,
2013: 19) adalah:
a. Idealized influence, pemimpin harus menjadi contoh yang baik,
yang dapat diikuti oleh karyawannya, sehingga akan
menghasilkan rasa hormat dan percaya kepada pemimpin
tersebut.
b. Inspirational motivation, pemimpin harus bisa memberikan
motivasi, dan target yang jelas untuk dicapai oleh
karyawannya.
c. Intellectual simulation, pemimpin harus mampu merangsang
karyawannya untuk memunculkan ide ide dan gagasan gagasan
baru, pemimpin juga harus membiarkan karyawannya menjadi
60
problem solver dan memberikan inovasi inovasi baru dibawah
bimbingannya.
d. Individualized consideration, pemimpin harus memberikan
perhatian, mendengarkan keluhan, dan mengerti kebutuhan
karyawannya.
3) Kinerja Karyawan
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2001:67).
Indikator kinerja menurut Tsui et al dalam Kusumawati (2008:
32) antara lain :
a. Kualitas kerja
Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dan
dedikasi. Tingkat dimana hasil aktivitas yang dikehendaki
mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal
daripenampilan aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dari suatu aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi
pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta
kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan
pegawai.
b. StandarProfessional
61
Standar profesional karyawan merupakan ketaatan karyawan
yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan
perusahaan dimana dia bekerja.
c. Kuantitas Kerja
Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan
terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
d. Kreativitas Karyawan.
Karyawan harus memiliki kreativitas untuk memberikan ide
yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
b. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah yang mempengaruhi variabel dependen
baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif
(Augusty dalam Farisy 2014: 37). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas (independen) adalah budaya organisasi dan
kepemimpinan.
b) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang menjadi pusat
perhatian peneliti (Augusty dalam Farisy 2014: 38). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat (dependen) adalah kinerja karyawan.
62
c. Definisi Operasional
Pada bagian ini menjelaskan definisi variabel variabel yang akan
digunakan, baik variabel Dependen maupun variabel Independen.
Selanjutnya definisi operasional menggambarkan pula pengukuran atas
variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian ini
(Nursafa’ath, 2014:38).
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Budaya
Organisasi
Budaya merupakan pola
kegiatan manusia yang
secara sistematis
diturunkan dari generasi
ke generasi melalui
berbagai proses
pembelajaran untuk
menciptakan cara hidup
tertentu yang paling cocok
dengan lingkungannya
(Wibowo, 2010:16).
1. Pelibatan
2. Konsistensi
3. Adaptabilitas
4. Misi
(Denison dan
Misra dalam
Mansur, 2009:
17)
Skala
Interval
Kepemimpinan Kepemimpinan adalah
keseluruhan aktivitas atau
tindakan untuk
mempengaruhi serta
menggiatkan orang dalam
usaha bersama untuk
mencapai tujuan George
Terry dalam Soekarno
(1980:88)
1. Idealized
influence
2. Inspirational
motivation
3. Intellectual
simulation
4. Individualized
consideration
(Sari, 2013: 19).
Skala
Interval
Kinerja
Karyawan
Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang
diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2001:67).
1. Kualitas Kerja
2. Standar
3. Professional
4. Kuantitas
Kerja
5. Kreativitas
(Tsui et al dalam
Kusumawati,
2008: 32)
Skala
Interval
63
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang
dipermasalahkan (Tika, 2006:49).
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan
menyebar kuesioner (angket) kepada karyawan di BMT Taruna Sejahtera
Ungaran. Dalam kuesioner tersebut terdapat data responden dan butir butir
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh
penulis.
H. Uji Instrumen Penelitian
Dalam melakukan uji instrument, biasanya seorang peneliti akan
menggunakan uji yang disebut uji reliabilitas dan uji validitas (Bawono,
2006:63).
Dalam uji instrumen penelitian terdapat beberapa tahap dasar yang
harus diperhatikan (Tika, 2006:75), yaitu :
a. Editing data
Penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai
apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan
untuk diproses atau diolah lebih lanjut.
b. Pengkodean data
Usaha pengklarifikasian jawaban dari para responden menurut
macamnya.
64
c. Penyusunan buku kode
Buku kode digunakan sebagai pedoman oleh peneliti (pengkode) untuk
memindahkan jawaban pertanyaan dalam kuesioner ke lembaran yang
telah ditentukan, tabulasi atau tempat yang telah tersedia (kotak-kotak)
kode dalam kuesioner itu sendiri.
d. Tabulasi data
Proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel.
1. Uji Validitas
Menunjukkan dimana suatu instrumen itu mengukur apa yang ingin
diukur (Supardi, 2005:156). Adapun kriteria penilaian uji validitas menurut
Bawono (2006:69) jika r hitung > r tabel, maka kuesioner sebagai alat
pengukur dikatakan valid atau ada korelasi yang nyata antara kedua
variabel tersebut. Suatu data dikatakan signifikan jika pada masing-masing
total butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang 2 yang berarti korelasi
signifikan pada level 1% (0,01) untuk dua sisi.
2. Uji Realibilitas
Indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Supardi,
2005:159).
Menurut Nunnally (dalam Bawono, 2006:68) suatu variable dikatakan
reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sehingga data tersebut bisa
dikatakan reliable untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.
65
3. Uji Statistik
Digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu
fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa. Uji
statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai koefisien
determinasinya (Bawono, 2006:88).
1) Uji ttest (Uji Secara Individu)
Digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen
mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri sendiri.
Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan
menggunakan uji t statistik untuk masing masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006:89).
Apabila nilai signifikansi variabel independen (Budaya Organisasi
dan Kepemimpinan) kurang dari nilai alfa yaitu 0,05, maka variabel
independen tersebut memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependen (Kinerja Karyawan).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Ho : β1 = 0 artinya variabel independen (Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(Kinerja Karyawan).
b) Ha : β1 = 0 artinya variabel independen (Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan) berpengaruh terhadap variabel dependen
(Kinerja Karyawan).
66
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
b) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa
menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai
signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006:91).
2) Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen (Bawono, 2006:91).
Apabila nilai signifikansi variabel independen (Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan) kurang dari nilai alpha sebesar 0,05, itu
berarti bahwa semua variabel independen yaitu Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
yaitu Kinerja Karyawan secara signifikan.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Ho : β1 = 0 artinya variabel independen (Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(Kinerja Karyawan).
67
b) Ha : β1 = 0 artinya variabel independen (Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan) berpengaruh terhadap variabel dependen
(Kinerja Karyawan).
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
b) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.
Disamping dengan membandingkan F hitung dengan F tabel untuk
menentukan Ho diterima atau tidak dapat dengan melihat nilai
signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006:92).
3) Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92) analisis koefisien
determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat R2
pada
hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka
koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi
yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap
variabel dependen (Bawono, 2006:92-93).
68
4) Analisis Regresi Linier berganda
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan BMT Taruna Sejahtera Ungaran, persamaan regresi
linier berganda dicari dengan rumus :
Y = b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja Karyawan
b1 = koefisien regeresi variabel X1 (Budaya Organisasi)
b2 = koefisien regresi variabel X2 (Kepemimpinan)
X1 = Budaya Organisasi
X2 = Kepemimpinan
e = error / variabel pengganggu
4. Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam
proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan
model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir (Bawono,
2006:115).
1) Uji Multicollinearity
Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat korelasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini
69
dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang
bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar
sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006:116).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji asumsi klasik dengan
menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai
tolerance juga matrik korelasi. Kedua nilai VIF dan Tolerance ini
nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar, maka VIF nya kecil
dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh lebih besar dari (5)
lima, jika lebih dari lima maka bisa dikatakan ada gejala
Multikolinieritas dan sebaliknya. Demikian juga dengan nilai
Tolerance nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006: 123).
2) UjiHeteroscedasticity
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari variabel
pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul
apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi
tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil,
serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah
(Bawono, 2006:133).
3) UjiNormalitas
Uji Normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi
kita, data variabel dependen dan independen yang kita pakai,
apakah berdistribusi normal atau tidak (Bawono, 2006:174).
70
5) Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model
yang kita gunakan sudah tepat atau lebih baik dari pada spesifikasi
model lain. Spesifikasi model dapat berupa linear, kuadrat, atau
kubik (Bawono, 2006:179).
I. Alat Analisis
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti menggunakan data
kuantitatif dengan uji statistika dengan menggunakan software Predictive
Analytics Soft Ware (PASW) Statistics 18. Analisis data dimulai dengan
menguji validitas dan reliabilitas dari butir-butir pertanyaan yang ada
dalam kuesioner, kemudian uji statistik yang terdiri dari uji t, uji F, dan
koefisien determinasi. Dan kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji multicollinearity, uji heteroscedasticityuji normalitas
dan uji linearitas.
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil BMT Taruna Sejahtera
Krisis Moneter pada tahun 1997-1998 yang terjadi
mengakibatkan fluktuasi harga bahan makanan dan input pertanian
sejak pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis
pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi hingga
3-25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis telah mendorong
sekelompok pemuda kota ungaran untuk membentuk lembaga usaha
yang bertujuan untuk meringankan beban rakyat kecil akibat himpitan
ekonomi dampak krisis moneter. Sehingga pada tanggal 24 Agustus
1998 setelah peringatan kemerdekaan RI ke 53 telah berdiri lembaga
usaha yang diberi nama Koperasi Warung Taruna Sejahtera dengan
kegiatan usaha penyaluran sembako khususnya penjualan beras murah
dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum dan Kementrian
Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Semarang No :
007/BH/KWK. 11. 1/IX/1998 tanggal 23 September 1998.
Tetapi pada pekembangannya usaha tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik dan mengalami kerugian terus menerus,
sehingga pada tahun 2000 koperasi menutup usaha penyaluran
sembako dan memilih fokus pada usaha simpan pinjam dengan sistem
72
syariah yang bertujuan untuk memberikan pelayanan penguatan
modal usaha mikro dan kecil yang diberi nama BMT Taruna
Sejahtera yang telah mendapatkan pengesahan Akte perubahan Badan
Hukum No : 019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18 Februari
2000.
Usaha simpan pinjam dengan pola syariah diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi, tetapi usaha tersebut
belum dapat beroperasi dengan baik dan koperasi tidak mengalami
pertumbuhan, sehingga pada awal tahun 2011, koperasi melakukan
perubahan besar yang meliputi perubahan manajemen dengan
menerapkan IMS (Incentive Management System) perubahan sistem
akuntansi dengan mengimplementasikan Aplikasi Core Banking
IBSReal time serta memperluas jaringan kerja dengan membuka
kantor kas diseluruh wilayah kabupaten Semarang. Pada saat yang
bersamaan BMT juga menerbitkan produk-produk baru seperti
Simpanan Amanah yaitu simpanan nasabah yang tidak terikat oleh
waktu, simpanan tersebut dapat diambil setiap saat pada jam kerja
tanpa di batasi jumlah dan frekuensinya, selama saldo nasabah masih
mencukupi. Nasabah juga berkesempatan untuk bisa mendapatkan
berbagai hadiah, seperti mobil avanza, sepeda motor dan barang-
barang elektronik yang sangat menarik.
Disamping simpanan amanah, BMT Taruna Sejahtera juga
mengeluarkan produk lain yang diberi nama simpanan berkah, yaitu
73
simpanan berjangka yang merupakan investasi nasabah, yang
penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang telah di
sepakati.
Perubahan dari pola operasional lama ke pola operasional baru
membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan simpanan yang semula pada tahun 2011
sebesar dua Milyar meningkat menjadi 40 Milyar pada akhir tahun
2014. Sedangkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang semula
pada akhir tahun 2011 sebesar 1,5 Milyar tumbuh menjadi 35 Milyar
pada akhir tahun 2014 untuk 9.235 orang usaha ekonomi lemah.
Sedangkan pertumbuhan asset yang semula pada awal tahun 2011
sebesar 3,9 Milyar menjadi 45 Milyar di akhir tahun 2014.
Disamping perubahan pola operasional pada RAT tahun 2012
pada tanggal 27 April 2013 kantor pusat BMT Taruna Sejahtera yang
semula masih kontrak di Jl.Hos Cokroaminoto No 416 Ungaran
pindah menempati gedung baru milik sendiri di Jl. Gatot Subroto No
133 Mutiara Ungaran Square Kav 3 Ungaran.
2. Visi BMT Taruna Sejahtera
Mewujudkan BMT Taruna Sejahtera sebagai Lembaga
Keuangan Syariah yang mampu melayani kebutuhan modal usaha
bagi anggota guna menunjang kesejahteraan bersama yang diridhoi
Allah SWT.
74
3. Misi BMT Taruna Sejahtera
1. Pemberdayaan usaha ekonomi ummat khususnya ekonomi lemah
di wilayah Jawa Tengah.
2. Menyelenggarakan usaha simpan pinjam untuk melayani anggota
sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
3. Menjalankan usaha simpan pinjam yang sesuai prinsip Syariah
dengan efektif, efisien dan transparan.
4. Keuntungan Menjadi Anggota BMT Taruna Sejahtera
1. Kenyamanan dan ketentraman hasil, karena operasional BMT
Taruna Sejahtera berdasarkan Syariah dengan sistem bagi hasil.
2. Kemudahan dalam pelayanan karena penyetoran, penarikan dan
angsuran dapat dilayani di tempat (Rumah, Toko, atau Pasar).
3. Anggota bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan (pinjaman) untuk
memperkuat modal usaha.
4. Anggota dapat memperoleh informasi saldo pada setiap hari kerja
melalui telepon atau HP.
75
5. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera
Sumber: SOP BMT Taruna Sejahtera2015
Badan Pengawas
1. Bambang Sugiarto
2. Supratman
3. Didik Budiono
Badan Pengurus
1. Yahsun S.E
2. Jaka Santosa
3. Supriyadi
Manajer
Yahsun S.E
Pembukuan
/Akuntansi
Rani Fabri
nandhasari
Layanan
Nasabah
Fitri
Ariyanti
Pengawas Internal
1. Rustan Efendi
2. Endro Suharyanto
3. M. Basri
Teller
Dayu
mahardika
SDM &
Umum
Matri
Yuliana
Administrasi
Pembiayaan
Anggi Nur
Pratiwi
RA
(Rapat Anggota)
Staff
Pemasaran
Didik
Cahyono
Ichsan Di
Staff
Penagihan
Herman
Nova Satya
76
B. Analisa Deskriptif
1. Jenis Kelamin
Pengelompokan berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.1 di bawah ini.
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total responden
yaitu 82 orang, dimana responden yang berjenis kelamin perempuan
berjumlah 43 responden atau 52,4% dan responden yang berjenis
kelamin laki laki sebanyak 39 responden atau 47,6%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden berjenis
kelamin perempuan.
2. Usia
Tabel 4.2 Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 20 TAHUN 6 7.3 7.3 7.3
21-31 TAHUN 52 63.4 63.4 70.7
31-40 TAHUN 19 23.2 23.2 93.9
41-50 TAHUN 5 6.1 6.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid LAKI LAKI 39 47.6 47.6 47.6
PEREMPUAN 43 52.4 52.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
77
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa total responden
yaitu 82 orang. Dimana responden yang berusia < 20 tahun berjumlah
6 responden atau 7,3%, responden yang berusia 31-40 tahun berjumlah
19 responden atau 23,2% dan responden yang berusia 41-51 tahun
berjumlah 5 responden atau 6,1%. Dengan demikian total responden
yang terbanyak yaitu responden yang berusia 21-31 tahun sebanyak 52
responden atau 63,4 %.
3. PendidikanTerakhir
Pengelompokan responden berdasarkan pendidikan terakhir
dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid DIPLOMA 22 26.8 26.8 26.8
SARJANA 12 14.6 14.6 41.5
SMA 48 58.5 58.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa total responden
yaitu 82 orang, dimana total responden yang terbanyak yaitu
responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA sebanyak
48 responden atau 58,5%. Sedangkan untuk responden yang memiliki
pendidikan terakhir tingkat Diploma berjumlah 22 responden atau
26,8% dan Responden dengan tingkat pendidikan terakhir Sarjana
berjumlah 12 responden atau 14,6%.
4. Lama Bekerja
78
Pengelompokan responden berdasarkan lamanya responden
bekerja dapat dilihat dibawah ini
Tabel 4.4 Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 TAHUN 1 1.2 1.2 1.2
1 TAHUN 23 28.0 28.0 29.3
10 TAHUN 3 3.7 3.7 32.9
12 TAHUN 1 1.2 1.2 34.1
15 TAHUN 2 2.4 2.4 36.6
2 TAHUN 21 25.6 25.6 62.2
3 TAHUN 18 22.0 22.0 84.1
4 TAHUN 3 3.7 3.7 87.8
5 TAHUN 9 11.0 11.0 98.8
6 TAHUN 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa total responden
yaitu 82 orang. Dimana responden yang telah bekerja selama 3 tahun
sebanyak 1 responden atau 1,2%, responden yang telah bekerja selama
10 tahun berjumlah 3 responden atau 3,7%, responden yang telah
bekerja selama 12 tahun berjumlah 1 orang atau 1,2%, responden yang
telah bekerja selama 15 tahun berjumlah 2 responden atau 2,4%,
responden yang telah bekerja selama 2 tahun berjumlah 21 responden
atau 25,6%, responden yang telah bekerja selama 3 tahun berjumlah 18
responden atau 22%, responden yang telah bekerja selama 4 tahun
berjumlah 3 responden atau 3,7%, responden yang telah bekerja
selama 5 tahun berjumlah 9 responden atau 11% dan responden yang
telah bekerja selama 6 tahun berjumlah 1 responden 1,2%. Dengan
demikian, total responden yang terbanyak yaitu responden yang telah
bekerja selama 1 tahun yang berjumlah 23 responden atau 28%.
79
C. Analisis data
1. Uji Validitas
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Validitas
NO Variabel Item Pertanyaan Total Score
Correlation
Ket.
1 Budaya
Organisasi
Budaya Organisasi 1 ,772**
Valid
Budaya Organisasi 2 ,767**
Valid
Budaya Organisasi 3 , 839**
Valid
Budaya Organisasi 4 , 898**
Valid
Budaya Organisasi 5 , 733**
Valid
Budaya Organisasi 6 , 816**
Valid
Budaya Organisasi 7 , 773**
Valid
Budaya Organisasi 8 , 761**
Valid
2 Kepemimpinan Kepemimpinan 9 , 789**
Valid
Kepemimpinan 10 , 885**
Valid
Kepemimpinan 11 , 917**
Valid
Kepemimpinan 12 , 915**
Valid
Kepemimpinan 13 , 837**
Valid
Kepemimpinan 14 , 636**
Valid
Kepemimpinan 15 , 914**
Valid
Kepemimpinan 16 , 864**
Valid
Kepemimpinan 17 , 850**
Valid
3 Kinerja
Karyawan
Kinerja Karyawan 18 , 877**
Valid
Kinerja Karyawan 19 , 825**
Valid
Kinerja Karyawan 20 , 924**
Valid
Kinerja Karyawan 21 , 915**
Valid
Kinerja Karyawan 22 , 865**
Valid
Kinerja Karyawan 23 , 721**
Valid
Kinerja Karyawan 24 , 763**
Valid
Kinerja Karyawan 25 , 874**
Valid
Kinerja Karyawan 26 , 870**
Valid
Kinerja Karyawan 27 , 778**
Valid
Kinerja Karyawan 28 , 752**
Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Setelah dilakukan pengolahan data dengan SPSS, Data tersebut
menunjukkan hasil yang signifikan karena pada masing-masing total
80
butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang 2 yang berarti korelasi
signifikan pada level 1% (0,01) untuk dua sisi.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
Budaya Organisasi .911 Reliable
Kepemimpinan .949 Reliable
Kinerja Karyawan .954 Reliable
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel di atas nilai Cronbach Alpha untuk semua
variabel > 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang digunakan
dalam penelitian reliable sehingga item item pada masing masing
konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
3. Uji Statistik
a. Uji ttest (Uji Secara Individu)
Digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau
individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing
variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono,
2006: 89)
Tabel 4.7 Hasil Uji ttest
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. 95.0% Confidence Interval for B
81
Tabel di atas dapat menjawab hipotesis-hipotesis melalui uji t. Berikut
ini penjelasan dari pengujian masing-masing variabel secara parsial:
1. Variabel Budaya Organisasi.
Hasil pengujian diperoleh nilai t untuk variabel Budaya
Organisasi memiliki nilai t = 4,459 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang kurang dari nilai alfa yaitu 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa H1 diterima.
2. Variabel Kepemimpinan.
Hasil pengujian diperoleh nilai t untuk variabel Kepemimpinan
menunjukkan nilai t = 4,065 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang kurang dari nilai alfa yaitu 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa variabel Kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan
bahwa H2 diterima.
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai constant sebesar -0,364
sedangkan secara berurutan untuk variabel Budaya Organisasi
0,552 dan untuk variabel Kepemimpinan 0,469 sehingga didapat
persamaan regresi:
Y = -0,364 + 0,552 BO + 0, 469 KPM
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597 -1.729 1.001
Budaya_Organisasi .552 .124 .450 4.459 .000 .306 .799
Kepemimpinan .469 .115 .410 4.065 .000 .239 .699
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
82
Yang artinya:
Konstan: Apabila BO dan KPM konstan atau tidak ada atau sebesar
0, maka variabel dependen dalam penelitian ini akan mengalami
penurunan sebesar 0,364.
Kinerja Karyawan (Jumlah Y): Apabila Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan (X) naik satu satuan maka Kinerja Karyawan (Y) akan
naik sebesar 1,021 yang merupakan penjumlahan nilai konstan dari
Budaya Organisasi dan Kepemimpinan.
b. Uji Simultan Ftest
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh semua variabel independen secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91).
Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 101.870 2 50.935 71.971 .000a
Residual 55.909 79 .708
Total 157.779 81
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Pada tabel di atas menunjukkan F hitung sebesar 71,971
dengan nilai signifikansinya 0,000, di mana nilai signifikansi ini
kurang dari nilai alpha sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen yaitu Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan secara bersama-sama mempengaruhi variabel
83
dependen yaitu Kinerja Karyawan secara signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa H3 diterima
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Gujarati dalam Bawono (2006: 92) analisis koefisien
determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat R2
pada
hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka
koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model
regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model
penduga terhadap variabel dependen (Bawono, 2006: 92-93).
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .804a .646 .637 .84126
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi (R) sebesar
0,804 ini artinya ada hubungan yang kuat antara variabel dependen
(Kinerja Karyawan) dengan variabel independen (Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan) karena nilainya mendekati angka 1
(satu). Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,646 ini berarti
kontribusi variabel independen (Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan) mempengaruhi variabel dependen (Kinerja
84
Karyawan) sebesar 64,6% sedangkan sisanya 35,4% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini.
d. Analisis regresi linier berganda
Perhitungan statistik dalam analisis linier berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
aplikasi PASW 18. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tabel diatas
adalah bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -0,364 + 0,552 X1 + 0,469 X2
1. Constan -0,364 berarti bahwa jika Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan bernilai konstan atau tidak ada atau sebesar nol,
maka variabel dependen dalam penelitian ini akan mengalami
penurunan sebesar 0,364 dengan asumsi cateris paribus.
2. Budaya Organisasi sebesar 0,552 berarti bahwa variabel Budaya
Organisasi mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel
Kepemimpinan bernilai nol atau konstan, maka variabel Y Kinerja
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597 -1.729 1.001
Budaya_Organisasi .552 .124 .450 4.459 .000 .306 .799
Kepemimpinan .469 .115 .410 4.065 .000 .239 .699
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
85
Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0,552 dengan asumsi
cateris paribus.
3. Kepemimpinan sebesar 0,469 berarti bahwa variabel Kepemimpinan
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel Budaya
Organisasi bernilai nol atau konstan, maka variabel Y Kinerja
Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0,469 dengan asumsi
cateris paribus.
4. Uji Asumsi Klasik
A. Uji Multicolinearity
Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat korelasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal
ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006: 116). Dalam
penelitian ini peneliti melakukan uji asumsi klasik dengan
menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai
tolerance juga matrik korelasi. Kedua nilai VIF dan Tolerance ini
nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar, maka VIF nya
kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh lebih besar dari
(5) lima, jika lebih dari lima maka bisa dikatakan ada gejala
Multikolinieritas dan sebaliknya. Demikian juga dengan nilai
Tolerance nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006: 123).
86
Tabel 4.11 Hasil Uji Multicolinearity
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597
Budaya_Org
anisasi
.552 .124 .450 4.459 .000 .441 2.266
Kepemimpin
an
.469 .115 .410 4.065 .000 .441 2.266
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Dari tabel Coefficients pada kolom Colinearity Statistics,
dapat dilihat bahwa nilai VIF dari kedua variabel bernilai lebih
kecil dari 5 yaitu 2,266 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
adanya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas antara
variabel bebas/ independen dalam penelitian ini.
B. Uji Heteroscedasticity
Pada penelitian ini teknik pendeteksian ada atau tidaknya
heteroskendastisitas menggunakan model Metode Park. Park
mengemukakan metode bahwa σ2
merupakan fungsi dari variable
variable bebas, yang dinyatakan sebagai berikut :
σ2
i = αXiβ
Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan log
sehingga menjadi: Ln σ2
i = α + β Ln Xi + Vi, Karena σ2
iumumnya
tidak diketahui, maka ini dapat ditaksir dengan menggunakan
utsebagai proksi, sehingga :
LnU2
i = α +β Ln Xi + Vi
87
Apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi
tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa
dalam data model empiris yang diestimasi terdapat
Heteroscedasticity dan sebaliknya, jika β tidak signifikan secara
statistik, maka asumsi Homokedasticity pada data model tersebut
tidak dapat ditolak Bawono (2006:136).
Berikut ini adalah hasil uji statistik heteroskendastisitas
dalam penelitian ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroscedasticity
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.281 .761 -.369 .713
Budaya_Organisasi .154 .137 .187 1.124 .264
Kepemimpinan -.216 .128 -.281 -1.690 .095
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Dari Tabel hasil uji heteroscedasticity tersebut dapat dilihat
nilai t-test < t-tabel (1,2924), hal ini menunjukkan bahwa dalam
data model empiris yang diestimasi terdapat homokedasticity,
dengan kata lain model yang kita pakai tidak terdapat gejala
penyakit heteroscedasticity.
C. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data
variabel dependen dan independen yang kita pakai, apakah
berdistribusi normal atau tidak (Bawono, 2006:174).
88
Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .83080609
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .075
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z 1.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .144
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil output viewer diatas, dapat diketahui
nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,147 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,144 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
D. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi
model yang kita gunakan sudah tepat atau lebih baik dari pada
spesifikasi model lain. Spesifikasi model dapat berupa linear,
kuadrat, atau kubik (Bawono, 2006:179). Dalam penelitian ini
metode yang digunakan untuk melakukan uji Linearitas adalah
dengan menggunakan metode Durbin Watson, uji ini dilakukan
untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam model.
89
Tabel 4.14 Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .804a .646 .637 .84126 1.549
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Berdasarkan hasil output viewer diatas, dapat diketahui
besar nilai Durbin Watson keduanya yaitu untuk persamaan linier
sebesar 1,549. Sedangkan nilai tabel dU =1,54 dan nilai 4 - dU =
2,46. Dikarenakan nilai DW test pada persamaan tersebut diantara
dU dan 4 - dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak dipakai. Dengan
kata lain spesifikasi model linier layak digunakan untuk model
regresi.
5. PEMBAHASAN
Secara umum hasil dari penelitian ini cukup memuaskan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil kuesioner penelitian responden terhadap
kondisi dari masing-masing variabel penelitian. Kedua variabel yaitu
budaya organisasi dan kepemimpinan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima.
Berikut ini merupakan ringkasan dari hasil penelitian:
90
a) Hipotesis 1 “Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan di BMT Taruna Sejahtera Ungaran”.
Hipotesis pertama yang diajukan adalah variabel budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di BMT Taruna Sejahtera Ungaran. Hasil pengujian
diperoleh nilai t untuk variabel kehandalan menunjukkan nilai t =
4,459dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari nilai
alfa yaitu 0,05 hal ini menunjukkan bahwa variabel budaya
organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Karyawan secara konstan dikelilingi oleh budaya organisasi.
Budaya organisasi membentuk latar belakang yang berkaitan
dengan lingkungan, kondisi kerja, sikap, perilaku, serta persepsi
karyawan pada organisasi tempat mereka bekerja. Behavior atau
perilaku merupakan bagian dari budaya yang berkaitan dengan
kinerja sebab dengan berperilaku seseorang akan dapat
memperoleh yang ia kehendaki dan yang ia harapkan (Prihayanto,
2012: 42).
Pada organisasi yang memiliki budaya yang kuat, pegawai
cenderung mengikuti arah yang ditentukan. Budaya organisasi
yang lemah cenderung mengakibatkan pegawai tidak memiliki
kiblat yang jelassehingga memilih berjalan sendiri-sendiri.
Akibatnya, kinerja organisasi menjadi tidak optimal. Budaya yang
91
kuat dapat membantu kinerja organisasi karena menciptakan
motivasi yang luar biasa pada diri pegawai. Perilaku dan nilai
bersama yang dianut bersama membuat seseorang merasa nyaman
dalam bekerja (Tjahjadi dalam Tolkah, 2009). Hal ini
menunjukkan bahwa Hipotesis 1 diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agwu (2014) dengan judul “Organizational Culture and
Employees Performance in the National Agency for Food and
Drugs Administration and Control (NAFDAC) Nigeria”. Penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 420 responden, menggunakan
teknik Probability sampling dengan metode simple random
sampling. Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya
Organizational Culture (X) sebagai variabel independen,
sedangkan variabel Employees Performance sebagai variabel
dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya
organisasi dan kinerja memiliki pengaruh yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Olu Ojo (2009) yang berjudul
“Impact Assessment Of Corporate Culture On Employee Job
Performance”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100
responden, menggunakan teknik Probability sampling dengan
metode simple random sampling. Penelitian ini menggunakan dua
variabel diantaranya Corporate Culture (X) sebagai variabel
independen, sedangkan variabel Employees Job Performance
92
sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Farisy (2014) yang berjudul
Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Sektor Usaha
Rumah Makan. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi
sebagai responden yang berjumlah 32 responden. Penelitian ini
menggunakan empat variabel diantaranya variabel budaya
organisasi, motivasi dan komitmen organisasional sebagai variabel
independen (X), dan variabel kinerja karyawan sebagai variabel
dependen (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya
organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
b) Hipotesis 2 “Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan di BMT Taruna Sejahtera Ungaran”.
Hipotesis yang kedua yang diajukan adalah variabel
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan di BMT Taruna Sejahtera Ungaran. Hasil pengujian
diperoleh nilai t untuk variabel kepemimpinan menunjukkan nilai t
= 4,065 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari
nilai alfa yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
93
kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan merupakan faktor eksternal
yang memungkinkan dapat mempengaruhi kinerja karyawan.Gaya
kepemimpinan yang disesuaikan dengan karakteristik karyawan
dan karakteristik perusahaan, memungkinkan karyawan memiliki
tingkat kinerja yang tinggi (Marimin, 2011: 25).
Gaya kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting
dalam sebuah era organisasi modern yang menghendaki adanya
demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan
perusahaan. Gaya kepemimpinan adalah suatu seni mengerahkan
segala sumber daya yang dimiliki dalam upaya mencapai tujuan
dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
Akibat yang mungkin timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang
buruk adalah penurunan kinerja karyawan yang akan membawa
dampak kepada penurunan kinerja total perusahaan (Baihaqi, 2010:
54). Hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis 2 diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan
oleh Tampi (2014) dalam Journal “Acta Diurna” yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia,Tbk. Penelitian ini
menggunakan semua populasi yang ada yaitu sejumlah 40
responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel diantaranya
variabel gaya kepemimpinan dan motivasi sebagai variabel
independen (X), sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai
94
variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini
mengacu pada lima indikator kinerja menurut Dessler (2006) yaitu:
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan kemandirian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwagaya kepemimpinan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Reza (2010) yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja
TerhadapKinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa. Penelitian
ini merupakan penelitian sensus karena responden dalam penelitian
ini adalah semua populasi yaitu sejumlah 112 responden.
Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel
gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja sebagai variabel
independen (X), sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai
variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini
mengacu pada lima indikator kinerja menurut Bernadin (1993)
yaitu: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan
kemandirian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Wihelmus (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh
Motivasi Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Manggarai. Penelitian ini merupakan penelitian sensus
95
karena responden dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu
sejumlah 70 responden. Penelitian ini menggunakan tiga variabel
diantaranya variabel motivasi dan kepemimpinan sebagai variabel
independen (X), sedangkan variabel kinerja karyawan sebagai
variabel dependen (Y). Teori yang dipakai dalam penelitian ini
mengacu pada sembilan indikator kinerja menurut Riduwan (2002)
yaitu: inisiatif mencari langkah yang terbaik, menguasai job
description, hasil yang dicapai, tingkat kemampuan kerjasama,
ketelitian, tingkat kesesuaian tugas dengan perintah, tingkat
kualitas hasil kerja, tingkat ketepatan penyelesaian kerja, tingkat
kuantitas hasil kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
c) Hipotesis 3 “Budaya Organisasi dan Kepemimpinan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di BMT
Taruna Sejahtera Ungaran”.
Hipotesis yang ketiga yang diajukan adalah variabel budaya
organisasi dan kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera Ungaran.
Hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 71,971 dengan
nilai signifikansinya 0,000, di mana nilai signifikansi ini kurang
dari nilai alpha sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaitu budaya organisasi dan kepemimpinan
96
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu
kinerja karyawan secara signifikan.
Fungsi kepemimpinan dan budaya organisasi dalam usaha
bisnis merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia. Selain memberikan pengarahan, juga
memberikan motivasi dalam upaya peningkatan kinerja karyawan.
Untuk mengembangkan kemajuan dan perkembangan kinerja
karyawan, sangat tergantung kepada sumber daya manusia sebagai
pengelola langsung. Oleh sebab itu kepemimpinan mempunyai
peran besar dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sikap dan gaya
serta perilaku kepemimpinan seorang pemimpin sangat besar
pengaruhnya terhadap budaya organisasi yang dipimpin bahkan
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam organisasi
tersebut (Marimin,2011: 25).
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lina (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Kepemimpinan
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Sistem
Reward Sebagai Variabel Moderating pada Biro Universitas
Muhammadiyah Sumatera. Penelitian ini adalah penelitian kausal
yang memakai sampel berjumlah 87 responden. Penelitian ini
menggunakan empat variabel diantaranya variabel kepemimpinan
dan budaya organisasi sebagai variabel independen (X), variabel
Sistem Reward sebagai variabel moderating dan variabel kinerja
97
pegawai sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi secara
serempak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Manik dan Coenraad (2015)
dengan judul Pengaruh Fungsi Kepemimpinan, Kompetensi, Dan
Budaya Organsiasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan Dan Konservasi Energi
(Djebtke). Penelitian ini menggunakan teknik stratifield random
sampling dengan jumlah responden sebanyak 127 pegawai.
Penelitian ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel
kepemimpinan, kompetensi, dan budaya organsiasi sebagai
variabel independen (X), dan variabel kinerja pegawai sebagai
variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan, kompetensi, dan budaya organisasi secara bersama
sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Brury (2016) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor SAR Sorong. Penelitian ini menggunakan
metode studi populasi atau studi sensus dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel yang berjumlah 78 responden. Penelitian
ini menggunakan empat variabel diantaranya variabel
kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi kerja dan kepuasan
kerja sebagai variabel independen (X), dan variabel kinerja
98
pegawai sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi
kerja dan kepuasaan kerja berpengaruh signifikan secara bersama
sama secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis 3 diterima.
Sehingga dari penelitian ini menghasilkan hipotesis sebagai
berikut :
Tabel 4.15
Tabel Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
H1 Budaya Organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Diterima
H2 Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Diterima
H3 Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
secara bersama sama berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan.
Diterima
Sumber: Data primer yang diolah 2015
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian dari penelitian ini, diperoleh nilai t untuk
variabel budaya organisasi menunjukkan nilai t = 4,459 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari nilai alfa yaitu 0,05 hal
ini menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian dalam penelitian ini, diperoleh nilai t untuk
variabel kepemimpinan menunjukkan nilai t = 4,065 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari nilai alfa yaitu 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Variabel Budaya Organisasi dan Kepemimpinan secara bersama
sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian dalam penelitian ini, diperoleh nilai F hitung
sebesar 71,971 dengan nilai signifikansinya 0,000, di mana nilai
signifikansi ini kurang dari nilai alpha sebesar 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu budaya
100
organisasi dan kepemimpinan secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen yaitu kinerja karyawan secara signifikan.
B. Saran
1. Bagi BMT Taruna Sejahtera
a. Variabel budaya organisasi pada BMT Taruna Sejahtera memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
sehingga budaya organisasi positif yang telah ada hendaknya tetap
dijaga karena budaya organisasi yang baik dan sesuai dengan
karakteristik BMT dan karakteristik karyawannya akan membuat
karyawan merasa nyaman bekerja di BMT sehingga dengan hal
tersebut diharapkan kinerja karyawan bisa terus ditingkatkan.
b.Variabel Kepemimpinan pada BMT Taruna Sejahtera memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
sehingga kepemimpinan yang telah diterapkan hendaknya tetap
terus ditingkatkan supaya kinerja karyawan juga semakin
meningkat. Karena kepemimpinan merupakan faktor eksternal
yang memungkinkan dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian
selanjutnya, maka perluasan penelitian ini disarankan untuk peneliti
sebagai berikut:
a. Dari hasil R2 yaitu 0,646 menjelaskan bahwa hubungan yang kuat
dan positif antara variabel independen terhadap variabel dependen,
101
sebesar 64,6% sedangkan sisanya 35,4% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar penelitian ini. Sehingga untuk peneliti selanjutnya
disarankan untuk menambah atau mencari variabel lain yang
mempengaruhi kinerja karyawan.
b. Untuk penelitian mendatang sebaiknya dilakukan pada obyek yang
berbeda misalnya lokasi yang berbeda atau stratifikasi yang
berbeda karena perbedaan tersebut memungkinkan hasil penelitian
yang berbeda. Pengambilan obyek penelitian yang berbeda dapat
menghasilkan temuan yang berbeda.
c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan indikator
kinerja yang laindi luar penelitian ini, hal ini disebabkan karena
indikator kinerja dalam penelitian ini tidak menunjukkan
pengukuran indikator kinerja yang sebenarnya.
Daftar Pustaka
Buku :
Arikunto, Suharsimi.2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bawono, Anton.2006.”Multivariate Analysis Dengan SPSS”. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Chang, William.2014.”Metodologi Penulisan Ilmiah”.Jakarta: Penerbit Erlangga
Ernawan, Erni R.2011.”Organizational Culture Budaya Organisasi Dalam
Persprektif Ekonomi Dan Bisnis”.Bandung: Alfabeta.
Gulo W.2002.”Metodologi Penelitian”.Jakarta: Grasindo
Hikmat, Mahi M.2011.”Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Dan Sastra”.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kismono, Gugup .2001.“ Bisnis Pengantar”.Yogyakarta: BPFE.
Mangkunegara, Anwar Prabu.2001.”Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan” .Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P.2008.”Perilaku Organisasi Organizational Behavior”.Jakarta:
Salemba Empat
Siswanto dan Sucipto.2008.”Teori & Perilaku Organisasi”.Malang: UIN-Malang
Press
Soekarno.1980.”Dasar-Dasar Manajemen”.Jakarta: Miswar.
Sofyandi dan Iwa.2007.”Perilaku Organisasional”.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Penyusun.2015.”Standar Operasional Prosedur BMT Taruna
Sejahtera”.Ungaran
Sugiyono. 2007. “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Sumanto.2014.”Teori Dan Aplikasi Metode Penelitian”.Yogyakarta: CAPS.
Supardi.2005.”Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis”.Yogyakarta: UII
Press.
Sutikno, M. Sobry.2014.”Pemimpin Dan Kepemimpinan”.Lombok: Holistica
Tampubolon,Manahan.P.2012.”Perilaku Keorganisasian”.Bogor: Ghalia
Tika, Moh. Pabundu.2006.”Metodologi Riset Bisnis”.Jakarta: PT Bumi Aksara
Wibowo.2007.”Manajemen Kinerja”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
.2010.”Budaya Organisasi”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Skripsi
Andini, Alfath.2014.”Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Etika
Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan BMT
Tumang”.Skripsi.Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga.
Baihaqi Muhammad Fauzan.2010.”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada PT.Yudhistira Ghalia Indonesia
Yogyakarta)”.Skripsi.Fakultas Ekonomi.Universitas Diponegoro.
Darmawan, Hanantya Aryana Win. 2014. “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Semangat Kerja Karyawan Divisi Marketing Baitul Mal Wat Tamwil
(BMT) Di Kota Salatiga Dan Kabupaten Semarang”. Skripsi. Jurusan
Syariah Dan Ekonomi Islam. STAIN Salatiga.
Farizy, Hafizh. 2014.”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan
Komitmen Terhadap Kinerja karyawan Pada Rumah Makan
Geole”.Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.Universitas Diponegoro
Semarang.
Kusumawati Ratna.2008.”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Pada RS Roemani Semarang)”.Skripsi.Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis.Universitas Diponegoro Semarang.
Nursafa’ath.2014.”Analisis Pengaruh Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Di
BMT Sumber Mulia Tuntang”.Skripsi.Jurusan Syariah Program Studi
Perbankan Syariah.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Prihayanto Susandi.2009.“Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Regional IV Jawa Tengah-Daerah Istimewa
Yogyakarta”.Skripsi.Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.Universitas
Diponegoro Semarang.
Putri, Sonnia Indah.2014.“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Loyalitas
Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Kurnia Alam Perista
Kudus”.Skripsi.Fakultas Ekonomika Dan Binis.Universitas Diponegoro
Semarang.
Reza, Regina Aditya.2010.” Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa
Perkasa”.Skripsi.Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang.
Saputra, Dhany Bagus.2014.”Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Hotel Plaza
Semarang)”.Skripsi.Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.Universitas
Diponegoro Semarang.
Sari, Floriana.2013.”Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Galeri Ciumbuleuit Hotel Dan Apartemen
Bandung”.Skripsi.Fakultas Ekonomi.Universitas Pasundan Bandung.
Utari.2015.”Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan Dan Kedisiplinan Terhadap
Kinerja Pegawai Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Wonogiri”. Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wicaksono, Yohan Mandala.2014.”Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada Pusat Koperasi Unit Desa Provinsi Jawa
Timur)”.Skripsi.Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.Universitas Diponegoro
Semarang.
Wihelmus, Andiyanto.2011.”Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Manggarai”.Skripsi.Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya
Manusia.Universitas Diponegoro Semarang.
Tesis :
Mansur A. Tolkah.2009.”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi
Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja
Pegawai Ditjen Pajak”.Tesis.Program Studi Magister Manajemen.
Universitas Diponegoro Semarang.
Jurnal :
Agwu Mba Okechukwu.2014.”Organizational Culture And Employees
Performance In The National Agency For Food And Drugs
Administration And Control (NAFDAC) Nigeria”. Global Journal Of
Management And Business Vol.14 Issue 2 Version 1.0
Bhati, Parul. 2014.” Impact Assesment Of Organization Culture On Employee Job
Performance In Saurastra Region Journal Of Economics And
Management.Vol.1.Issue 5.
Brury, Monce.2016.”Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi
Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor SAR
Sorong”.Jurnal Riset, Bisnis dan Manajemen.Vol 04.No 01.
Fauzi, Warso dan Haryono.2016.”Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Karyawan PT. Toys Games
Indonesia Semarang”.Journal of Management Vol.02 No.02.
Guritno, Waridin, 2005, “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja”, JRBI,
Vol.1.
Lina, Dewi.2014.”Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel
Moderating pada Biro Universitas Muhammadiyah Sumatera.Jurnal
Riset dan Akuntansi Bisnis.Vol 14.No 01.
Manik dan Coenraad.2015.”Pengaruh Fungsi Kepemimpinan, Kompetensi, Dan
Budaya Organsiasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Direktorat Jenderal
Energi Baru, Terbarukan Dan Konservasi Energi (Djebtke)”.Jurnal
Ekonomi, Bisnis & Enterpreneurship.Vol 09.No 01.
Marimin, Agus.2011.”Pengaruh Gaya Kepemimpinan , Motivasi Kerja Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Muamalat
Indonesia Cabang Surakarta”. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah.Vol.2.
Ojo, Olu.2009.”Impact Assesment Of Corporate Culture On Employee Job
Performance In Nigerian Banking Industry”.Business Intelligence
Journal Vol. 2 Issue 2.
Parlinda Dan Wahyudin.2009.”Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan,
Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan
Daerah Air Minun Kota Surakarta”.Jurnal Daya Saing. Vol 4, No.2.
Tampi, Bryan Johannes.2014.“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia
TBK”.Journal “Acta Diurna” Volume III. No.4.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN
KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pegawai
BMT TARUNA SEJAHTERA
di Tempat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wakhidatul Maulidiyah
NIM : 213-12-018
Saya adalah mahasiswa Sarjana SI Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini. Saya
menyadari permohonon ini sedikit banyak akan mengganggu ketenangan/kegiatan Bapak/Ibu. Saya
akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban/opini yang telah Bapak/Ibu berikan. Penelitian ini
semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan penyelesaian skripsi saya, dan hanya ringkasan dari
analisis yang akan dipublikasikan. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi dan
mengembalikan kuesioner ini saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
(Wakhidatul Maulidiyah)
A. Identitas Responden
Untuk pertanyaan dibawah ini, anda cukup memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda
silang (X).
1. Nama : ...................................................
2. No. hp : ................................................... (Untuk Konfirmasi)
3. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Umur
a. < 20 tahun
b. 21-31 tahun
c. 31-40 tahun
d. 41-50 tahun
5. Pendidikan Terakhir
a. SMP
b. SMA/SMK
c. Diploma
d. Sarjana
6. Lama bekerja : ……………….. Tahun.
B. Kuesioner Penelitian
Petunjuk Pengisian Angket:
Berikanlah tanda silang (x) pada kolom yang Saudara anggap sesuai dengan jawaban Saudara.
KETERANGAN :
STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 0 – 2
TS = Tidak Setuju Skor = 3 – 4
CS = Cukup Setuju Skor = 5 – 6
S = Setuju Skor = 7 – 8
SS = Sangat Setuju Skor = 9 – 10
No Kepemimpinan (X2)
Semakin besar penilaian, semakin besar
persetujuan
Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Indikator Idealized influence
1. Pemimpin/ atasan saya adalah orang yang dihormati oleh
karyawannya.
2. Pemimpin/atasan memberikan contoh yang baik dalam
No Budaya Organisasi (X1)
Semakin besar penilaian, semakin besar
persetujuan
Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Indikator pelibatan
1. Sebagian besar karyawan memiliki keterlibatan yang
tinggi di dalam pekerjaan mereka.
2. Saya selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan BMT.
B. Indikator Konsistensi
3. Para pemimpin dan manajer melakukan apa yang
dikatakannya.
4. Terdapat nilai-nilai yang jelas dan konsisten yang
mengatur cara menjalankan bisnis.
C. Indikator Adaptabilitas
5. Kami merespon dengan baik setiap perubahan yang terjadi
dalam lingkungan BMT.
6. Cara-cara yang baru dan lebih baik dalam melakukan
pekerjaan secara terus menerus diadopsi oleh BMT.
D. Indikator Misi
7. Terdapat misi yang jelas di BMT yang memberikan
makna dan arah dalam bekerja.
8. Ada strategi yang jelas untuk masa depan.
bekerja.
B. Indikator Inspirational motivation
3. Pemimpin/ atasan saya selalu memberikan motivasi
kepada karyawannya.
4. Dalam briefing pemimpin/ atasan menjelaskan target yang
harus dicapai untuk memotivasi karyawannya.
C. Indikator Intellectual simulation
5. Pemimpin/ atasan sering memberikan ide yang kreatif.
6. Pemimpin/ atasan bisa menyelesaikan masalah dengan
cepat dan baik.
D. Indikator Individualized consideration
7. Pemimpin/atasan berusaha menciptakan lingkungan kerja
yang baik untuk menunjang kinerja karyawannya.
8. Pemimpin/ atasan berkomunikasi dengan karyawan
walaupun bukan mengenai pekerjaan.
9. Pemimpin/ atasan menjalin hubungan baik dengan
karyawannya.
No Kinerja Karyawan (Y)
Semakin besar penilaian, semakin besar
persetujuan
Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Indikator Kualitas Kerja
1. Saya menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
2. Saya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan bidang kerja saya.
B. Indikator Standar
3.
Pekerjaan yang saya hasilkan memenuhi standar yang
diharapkan pemimpin/atasan.
4. Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang
diberikan.
C. Indikator Professional
5. Saya diberikan tugas sesuai dengan keahlian saya.
6. Saya dapat bekerja sama dengan staf lain.
D. Indikator Kuantitas Kerja
7. Saya selalu datang tepat waktu & pulang sesuai aturan.
8. Saya melakukan pekerjaan dengan terorganisir
E. Indikator Kreativitas
9. Saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai
metode
10. Saya memiliki inisiatif sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan.
11. Saya selalu berusaha memberikan Ide/ Gagasan untuk
kemajuan BMT.
Responden
(……….)
BO
1
BO
2
BO
3
BO
4
BO
5
BO
6
BO
7
BO
8
K
1
K
2
K
3
K
4
K
5
K
6
K
7
K
8
K
9
7 6 7 8 6 8 8 9 6 8 8 8 8 8 8 5 7
9 8 8 7 8 7 7 8 6 7 7 8 8 8 8 6 7
6 5 8 7 7 9 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9 9
6 5 8 7 7 9 10 10 10 10 10 8 9 9 8 7 6
9 7 8 8 8 7 7 7 10 6 8 8 6 6 7 7 7
8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 10 9 10 9 10 10 9 9 10 10 9 10 10 9 10
8 5 5 5 7 7 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8
6 6 7 7 8 7 8 8 10 9 9 9 9 8 8 8 7
6 7 6 7 7 7 8 7 7 7 7 8 8 7 7 7 8
10 7 7 8 8 8 8 7 9 9 9 9 8 8 8 8 10
10 10 8 8 8 9 9 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9 9 8 8 9 9 9
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 9 8 8 8 8
9 7 7 9 9 10 10 10 9 9 8 8 7 8 7 6 8
10 5 6 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10
10 3 4 10 10 10 10 10 8 8 8 8 8 8 7 7 7
7 10 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 7 7 9 6 9
9 4 6 6 9 9 8 9 8 8 8 8 8 7 8 10 10
8 9 6 9 9 9 8 8 9 9 9 8 8 8 9 9 9
5 6 6 5 6 5 8 7 8 8 7 8 8 8 8 8 8
7 7 7 8 7 7 8 7 8 8 8 7 7 7 7 7 7
7 8 5 5 6 6 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 7
8 7 8 9 8 9 9 9 9 8 8 8 7 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
8 8 8 9 9 8 9 9 10 9 10 10 10 8 9 10 10
10 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 10 9 10
7 7 7 8 7 6 9 8 9 9 9 8 8 8 9 9 9
8 6 5 6 6 6 6 6 8 8 8 8 8 7 7 8 8
8 6 4 7 6 8 9 8 8 9 7 9 8 6 7 7 7
8 8 8 9 9 8 8 9 10 10 10 10 10 10 9 9 9
8 7 7 8 7 7 8 8 7 7 7 8 7 7 7 7 8
9 9 9 9 9 9 10 9 10 10 10 10 9 9 10 9 10
8 8 8 8 8 8 8 9 8 8 9 8 8 7 8 8 8
7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8
8 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8
7 6 8 7 7 7 7 7 8 7 7 7 7 7 8 8 8
7 5 6 7 7 7 6 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
7 5 6 8 8 8 7 8 7 7 8 8 8 8 7 8 8
7 5 6 7 7 7 7 8 7 7 8 8 7 8 8 8 8
7 5 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8
4 5 6 7 8 8 7 6 9 8 7 6 5 4 5 6 7
1 4 3 6 10 9 6 7 1 3 2 6 9 8 1 4 6
10 8 8 7 9 9 9 9 10 9 9 8 8 7 8 9 9
9 8 7 6 3 7 9 10 0 6 3 5 1 9 0 5 3
0 1 2 3 4 5 6 7 10 5 3 6 2 7 6 5 2
9 9 9 9 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
8 8 6 7 8 8 5 5 7 7 8 7 6 5 6 9 9
9 8 5 6 7 8 8 7 8 8 8 8 8 7 9 9 9
5 5 5 5 6 6 5 5 7 4 7 4 4 6 4 4 8
9 10 9 9 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 9 10 10
10 10 10 10 8 10 10 10 10 9 9 8 9 10 10 10 10
6 8 7 7 8 8 8 8 8 9 9 9 8 8 7 7 8
9 9 9 9 9 9 8 7 8 9 8 9 8 7 9 8 9
8 9 9 8 9 9 9 9 9 10 9 9 10 9 9 10 9
9 9 8 8 9 9 9 9 9 10 9 10 9 10 8 9 9
8 9 9 8 9 9 9 9 10 9 9 9 10 9 9 9 9
8 9 9 9 8 9 8 9 9 9 8 9 9 9 9 9 9
9 9 9 8 9 9 9 8 9 9 9 9 9 10 9 9 10
9 10 9 9 9 10 9 10 9 9 10 10 9 10 9 9 10
8 8 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9
9 9 9 9 9 9 9 8 9 8 9 9 8 9 8 9 9
7 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
8 8 9 9 8 9 8 9 9 8 8 9 9 9 9 9 9
7 8 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 9 9 9 8 9
8 8 8 9 8 9 9 8 8 8 8 8 8 8 9 8 9
8 8 9 9 9 8 9 9 9 8 9 9 8 9 8 9 8
7 8 8 8 7 8 8 7 7 6 7 8 9 9 7 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9
7 8 9 8 7 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8
8 8 8 9 9 9 8 8 8 8 9 9 8 8 8 8 8
9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 7 8 9 8 7 8 8 7 7 7 7 7 8 9 8
8 8 9 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9 9 8 9 8
KK
1
KK
2
KK
3
KK
4
KK
5
KK
6
KK
7
KK
8
KK
9
KK
10
KK
11
7 6 7 7 7 7 7 8 8 7 7
5 6 6 4 6 5 10 9 6 8 4
7 7 5 6 6 7 5 8 5 7 5
9 7 8 6 7 0 7 6 7 8 9
8 8 6 6 6 7 6 7 7 6 7
10 10 10 10 10 5 0 10 10 10 10
9 10 10 10 9 9 9 9 9 10 10
10 9 10 10 9 10 10 10 10 10 10
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 7 8 6 7 6 6 7 6 7 8
7 7 7 8 6 6 6 7 7 7 7
8 8 8 8 8 8 8 8 7 9 7
10 9 9 9 8 9 10 9 8 9 8
8 8 8 8 8 9 9 9 8 8 8
7 7 8 7 8 8 8 7 8 8 8
8 9 8 9 9 9 7 8 7 6 6
10 8 7 8 10 10 10 10 10 0 6
5 7 5 5 7 7 6 6 7 6 6
9 9 8 8 9 9 9 9 8 9 9
7 7 7 7 7 7 4 7 7 7 7
9 9 8 8 8 7 7 9 6 6 6
8 7 7 7 6 6 7 7 7 8 7
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
7 7 8 7 7 8 8 8 8 8 7
7 7 8 7 7 7 8 7 8 7 7
9 8 9 9 9 8 9 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
9 9 8 8 9 10 8 9 8 9 9
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
9 10 8 8 10 10 9 9 8 10 9
7 6 7 7 6 7 8 7 6 5 7
8 7 7 6 7 8 6 6 7 7 6
7 6 6 7 8 9 6 7 7 6 7
9 8 9 8 9 8 9 7 8 9 7
7 8 7 7 8 7 7 7 7 8 7
9 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
8 7 8 8 8 8 9 8 7 8 8
8 8 8 7 8 8 8 7 7 7 7
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7 8 7 8 7 8 7 8 7 7 7
8 7 7 6 7 7 7 5 7 5 7
7 7 7 6 7 8 7 6 7 7 8
6 6 6 5 6 8 7 7 6 5 5
7 8 8 7 8 8 8 8 7 7 6
10 9 8 8 7 8 7 9 8 6 6
2 1 4 3 4 5 1 3 6 5 2
9 8 7 7 8 7 7 6 7 7 6
0 1 1 5 3 2 3 5 1 3 10
5 10 4 2 8 6 3 1 0 0 4
8 8 9 8 8 9 8 8 8 8 9
7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7
5 5 4 4 4 8 4 3 6 5 5
8 8 8 6 7 7 9 8 8 7 6
6 7 8 7 4 7 7 6 5 6 5
9 9 9 8 8 9 9 9 9 9 9
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 8 9 7 8 9 7 8 8 9
9 9 10 9 9 10 9 10 9 10 10
9 9 10 9 9 10 9 10 9 10 9
9 10 9 9 10 9 9 9 10 9 10
10 10 10 9 10 9 10 9 10 9 10
10 9 9 9 10 9 9 9 10 9 9
9 9 10 9 9 9 10 9 10 9 9
9 8 9 9 9 9 8 9 8 9 9
8 9 9 9 9 9 9 8 8 8 9
9 9 8 9 9 8 9 9 9 9 9
8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
8 9 8 8 8 8 8 8 8 9 9
9 9 9 9 9 8 9 9 8 9 9
9 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9
9 9 9 9 8 8 9 9 9 8 9
8 9 8 9 9 9 8 9 9 9 9
9 9 8 9 9 9 9 9 8 9 9
9 8 8 8 9 9 9 8 8 9 8
8 9 8 8 8 9 9 8 9 9 8
8 8 8 9 8 8 9 9 9 8 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
LAMPIRAN C
Hasil Uji Data
5. Analisa Deskriptif
a. Jenis Kelamin
b. Usia
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 20 TAHUN 6 7.3 7.3 7.3
21-31 TAHUN 52 63.4 63.4 70.7
31-40 TAHUN 19 23.2 23.2 93.9
41-50 TAHUN 5 6.1 6.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
c. Pendidikan Terakhir
PENDIDIKAN_TERAKHIR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid DIPLOMA 22 26.8 26.8 26.8
SARJANA 12 14.6 14.6 41.5
SMA 48 58.5 58.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
JENIS_KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid LAKI LAKI 39 47.6 47.6 47.6
PEREMPUAN 43 52.4 52.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
a. Lama Bekerja
LAMA_BEKERJA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 TAHUN 1 1.2 1.2 1.2
1 TAHUN 23 28.0 28.0 29.3
10 TAHUN 3 3.7 3.7 32.9
12 TAHUN 1 1.2 1.2 34.1
15 TAHUN 2 2.4 2.4 36.6
2 TAHUN 21 25.6 25.6 62.2
3 TAHUN 18 22.0 22.0 84.1
4 TAHUN 3 3.7 3.7 87.8
5 TAHUN 9 11.0 11.0 98.8
6 TAHUN 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
6. Analisis data
a. Uji Validitas
Budaya Organisasi
Correlations
BUTIR
_1
BUTIR
_2
BUTIR
_3
BUTIR
_4
BUTIR
_5
BUTIR
_6
BUTIR
_7
BUTIR
_8 X1
BUTIR_1 Pearson
Correlati
on
1 .579** .571** .631** .452** .537** .521** .498** .772**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_2 Pearson
Correlati
on
.579** 1 .803** .583** .389** .461** .513** .343** .767**
Sig. (2-
tailed)
.000
.000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_3 Pearson
Correlati
on
.571** .803** 1 .716** .491** .518** .564** .547** .839**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_4 Pearson
Correlati
on
.631** .583** .716** 1 .742** .766** .647** .678** .898**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_5 Pearson
Correlati
on
.452** .389** .491** .742** 1 .763** .417** .520** .733**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_6 Pearson
Correlati
on
.537** .461** .518** .766** .763** 1 .626** .681** .816**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_7 Pearson
Correlati
on
.521** .513** .564** .647** .417** .626** 1 .744** .773**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_8 Pearson
Correlati
on
.498** .343** .547** .678** .520** .681** .744** 1 .761**
Sig. (2-
tailed)
.000 .002 .000 .000 .000 .000 .000
.000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Kepemimpinan
Correlations
BUTIR
_9
BUTIR
_10
BUTIR
_11
BUTIR
_12
BUTIR
_13
BUTIR
_14
BUTIR
_15
BUTIR
_16
BUTIR
_17 X2
BUTIR_9 Pears
on
Corre
lation
1 .703** .759** .654** .476** .276* .801** .645** .583** .789**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000 .012 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_10 Pears
on
Corre
lation
.703** 1 .842** .841** .664** .539** .778** .718** .670** .885**
Sig.
(2-
tailed
)
.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_11 Pears
on
Corre
lation
.759** .842** 1 .805** .706** .477** .830** .737** .797** .917**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_12 Pears
on
Corre
lation
.654** .841** .805** 1 .806** .665** .792** .731** .716** .915**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
X1 Pearson
Correlati
on
.772** .767** .839** .898** .733** .816** .773** .761** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
BUTIR_13 Pears
on
Corre
lation
.476** .664** .706** .806** 1 .603** .712** .689** .740** .837**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_14 Pears
on
Corre
lation
.276* .539** .477** .665** .603** 1 .470** .522** .432** .636**
Sig.
(2-
tailed
)
.012 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_15 Pears
on
Corre
lation
.801** .778** .830** .792** .712** .470** 1 .767** .747** .914**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_16 Pears
on
Corre
lation
.645** .718** .737** .731** .689** .522** .767** 1 .776** .864**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BUTIR_17 Pears
on
Corre
lation
.583** .670** .797** .716** .740** .432** .747** .776** 1 .850**
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
X2 Pears
on
Corre
lation
.789** .885** .917** .915** .837** .636** .914** .864** .850** 1
Sig.
(2-
tailed
)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Kinerja Karyawan
Correlations
BUTIR
_18
BUTIR
_19
BUTIR
_20
BUTIR
_21
BUTIR
_22
BUTIR
_23
BUTIR
_24
BUTIR
_25
BUTIR
_26
BUTIR
_27
BUTIR
_28 Y
BU
TI
R_
18
Pearson
Correlation
1 .837** .855** .770** .802** .569** .612** .722** .766** .578** .559** .877**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
19
Pearson
Correlation
.837** 1 .777** .698** .843** .614** .558** .634** .592** .525** .535** .825**
Sig. (2-
tailed)
.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
20
Pearson
Correlation
.855** .777** 1 .846** .772** .581** .664** .764** .818** .752** .644** .924**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
21
Pearson
Correlation
.770** .698** .846** 1 .750** .609** .612** .843** .789** .708** .778** .915**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
22
Pearson
Correlation
.802** .843** .772** .750** 1 .655** .580** .700** .710** .551** .626** .865**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
23
Pearson
Correlation
.569** .614** .581** .609** .655** 1 .623** .579** .611** .412** .363** .721**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .001 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
24
Pearson
Correlation
.612** .558** .664** .612** .580** .623** 1 .669** .614** .509** .480** .763**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
25
Pearson
Correlation
.722** .634** .764** .843** .700** .579** .669** 1 .778** .673** .637** .874**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
26
Pearson
Correlation
.766** .592** .818** .789** .710** .611** .614** .778** 1 .693** .600** .870**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
b. Uji Reliabilitas
Budaya Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.911 8
Kepemimpinan
Kinerja Karyawan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.954 11
BU
TI
R_
27
Pearson
Correlation
.578** .525** .752** .708** .551** .412** .509** .673** .693** 1 .672** .778**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
BU
TI
R_
28
Pearson
Correlation
.559** .535** .644** .778** .626** .363** .480** .637** .600** .672** 1 .752**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
.000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Y Pearson
Correlation
.877** .825** .924** .915** .865** .721** .763** .874** .870** .778** .752** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.949 9
c. Uji Statistik
1. Uji ttest
2. Uji Simultan Ftest
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 101.870 2 50.935 71.971 .000a
Residual 55.909 79 .708 Total 157.779 81
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate dimension0 1 .804a .646 .637 .84126
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
4. Analisis Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597 -1.729 1.001
Budaya_Organisasi .552 .124 .450 4.459 .000 .306 .799
Kepemimpinan .469 .115 .410 4.065 .000 .239 .699
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597 -1.729 1.001
Budaya_Organisasi .552 .124 .450 4.459 .000 .306 .799
Kepemimpinan .469 .115 .410 4.065 .000 .239 .699
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
d. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multicolinearity
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.364 .686 -.531 .597 Budaya_Org
anisasi
.552 .124 .450 4.459 .000 .441 2.266
Kepemimpin
an
.469 .115 .410 4.065 .000 .441 2.266
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
2. Uji Heteroscedasticity
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.281 .761 -.369 .713
Budaya_Organisasi .154 .137 .187 1.124 .264
Kepemimpinan -.216 .128 -.281 -1.690 .095
a. Dependent Variable: LnU2i
3. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .83080609
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .075
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z 1.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .144
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4. Uji Linearitas
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .804a .646 .637 .84126 1.549
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Budaya_Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan