23
JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015 ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851 27 Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan Sumber Daya Air (Studi Kasus Kelurahan Tlogowaru, Malang) M. Tamim Syaifullah 1 Asfi Manzilati 2 1. Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected] Abstract The purpose of this study was to evaluate the water supply system. And give people the knowledge to be able to manage a clean water source either by private or by together. This study is expected to be informed about how the fulfillment of Water Resources and how the fulfillment of water resources and how to overcome shortages for residents in the Village Tlogowaru, Kedungkandang subdistrict, Malang. And for the Government / PAM / village to allocate water resources for the community or residents who experience water scarcity. This research uses descriptive method. Selection of this approach because the concept of water treatment is not easy to be identified and measured in quantity and absolute. The results showed that the water scarcity in the region Tlogowaru that is located in Malang is actually a natural thing. Scarcity of water resources is influenced by the geography. On the other hand, Hipam is one of the few sources of clean water used by residents Tlogowaru. Hipam is the only source of water available in the Village Tlogowaru. However, the role is still considered to be less effective in addressing the water scarcity in the Village Tlogowaru. Keywords: water resources, clean water, hipam JEL Classification: P47, Q01 1. PENDAHULUAN Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempu- nyai sifat yang berbeda dengan sum- ber daya alam lainnya. Hal ini dikare- nakan air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk (Anonim, 2008). Permasalahan yang sering muncul dari sumber daya ini adalah pada masalah pemanfaatannya, tidak jarang jika ter- jadi masalah masalah seperti kekeri- ngan di musim kemarau ataupun ke- banjiran saat di musim hujan. Maryunani dan Sutikno (2006) menyatakan bahwa bumi yang mem- punyai ukuran volume 1.082.841.332- .000 km 3 hanya 0,129% atau 1. 384- .120.000km 3 yang mengandung air. Dari volume air tersebut kemudian ter- bagi menjadi dua bagian air asin dan air tawar. Air tawar sejumlah 193 juta km 3 (2,59%) tersebut separuhnya ter- dapat di danau dan sisanya terdapat di sungai, biota, udara (berupa uap) dan sisanya dalam tanah yang menyebab- kan kelembaban dan sebagai uap air di udara. Air tawar inilah kemudian yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari dalam kehidupan manusia.

Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

27

Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian KelangkaanSumber Daya Air

(Studi Kasus Kelurahan Tlogowaru, Malang)

M. Tamim Syaifullah1

Asfi Manzilati2

1. Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected], [email protected]

AbstractThe purpose of this study was to evaluate the water supply system. And give peoplethe knowledge to be able to manage a clean water source either by private or bytogether. This study is expected to be informed about how the fulfillment of WaterResources and how the fulfillment of water resources and how to overcomeshortages for residents in the Village Tlogowaru, Kedungkandang subdistrict,Malang. And for the Government / PAM / village to allocate water resources for thecommunity or residents who experience water scarcity. This research usesdescriptive method. Selection of this approach because the concept of watertreatment is not easy to be identified and measured in quantity and absolute. Theresults showed that the water scarcity in the region Tlogowaru that is located inMalang is actually a natural thing. Scarcity of water resources is influenced by thegeography. On the other hand, Hipam is one of the few sources of clean water usedby residents Tlogowaru. Hipam is the only source of water available in the VillageTlogowaru. However, the role is still considered to be less effective in addressing thewater scarcity in the Village Tlogowaru.

Keywords: water resources, clean water, hipamJEL Classification: P47, Q01

1. PENDAHULUANSumber daya air merupakan

bagian dari sumber daya yang mempu-nyai sifat yang berbeda dengan sum-ber daya alam lainnya. Hal ini dikare-nakan air adalah sumber daya yangterbaharui, bersifat dinamis mengikutisiklus hidrologi yang secara alamiahberpindah-pindah serta mengalamiperubahan bentuk (Anonim, 2008).Permasalahan yang sering muncul darisumber daya ini adalah pada masalahpemanfaatannya, tidak jarang jika ter-jadi masalah masalah seperti kekeri-ngan di musim kemarau ataupun ke-banjiran saat di musim hujan.

Maryunani dan Sutikno (2006)menyatakan bahwa bumi yang mem-punyai ukuran volume 1.082.841.332-.000 km3 hanya 0,129% atau 1. 384-.120.000km3 yang mengandung air.Dari volume air tersebut kemudian ter-bagi menjadi dua bagian air asin danair tawar. Air tawar sejumlah 193 jutakm3 (2,59%) tersebut separuhnya ter-dapat di danau dan sisanya terdapat disungai, biota, udara (berupa uap) dansisanya dalam tanah yang menyebab-kan kelembaban dan sebagai uap air diudara. Air tawar inilah kemudian yangdimanfaatkan untuk kebutuhan seharihari dalam kehidupan manusia.

Page 2: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

28

Tidak sedikit dari masyarakatyang tidak sadar akan pentingnya air,kebanyakan dari kita selalu menyam-pingkan makna dari air itu sendiri.Terlebih dari manusia sendiri malahsering membuang air itu dengan per-cuma. Walaupun dalam suatu penjela-san diterangkan bahwa air itu meru-pakan hal yang dapat diperbaharui na-mun tetap saja harus bisa menjaga ke-bersihannya dari tercemar limbah.

Hal yang patut untuk diwas-padai yaitu menurunnya kualitas daritersebut akibat dari berbagai limbah.Banyak contoh yang dapat diambil da-ri permasalahan air akibat limbah ini.Seperti misalkan pada sungai Kapuasyang tercemar mercury air raksa, aki-bat dari limbah industri dan pertamba-ngan emas tanpa batas. Kejadian iniakibat fungsi dari air sungai tersebuttidak berjalan dengan fungsinya yangpada umumnya oleh warga disekitarsungai tersebut digunakan untuk kebu-tuhan mandi dan minum. (Suparmokodalam Sutikno dan Maryunani, 2006)

Kualitas air yang digunakanmasyarakat harus memenuhi syaratkesehatan agar dapat terhindar dariberbagai penyakit maupun gangguankesehatan yang dapat disebabkan olehair. Untuk mengetahui kualitas air ter-sebut, perlu dilakukan pemeriksaan la-boratorium yang mencakup antara lainpemeriksaan bakteriologi air, meliputiMost Probable Number (MPN) danangka kuman. Pemeriksaan MPN di-lakukan untuk pemeriksaan kualitasair minum, air bersih, air badan, airpemandian umum, air kolam renangdan pemeriksaan angka kuman padaair PDAM (Anonim, 2010).

Tabel 1 Standar Kualitas Air di PerairanUmum

NoParameterFISIKA

SatuanKadar Maksimum

Gol.A

Gol.B

Gol.C

Gol.D

1 Bau2 Jumlah zat

padat terlarutMg/L 1000 1000 1000 1000

3 Kekeruhan Skala NTU 5

4 Rasa 155 Warna Skala TCU Suhu

udara6 Suhu OC7 Daya Hantar

ListrikUmhos/cm 2250

Sumber : Peraturan Pemerintah No.20 Tahun1990

Keterangan dari tabel kolom kadarmaksimum diatas :Golongan A : air untuk air minum tanpa

pengolahan terlebihdahulu.

Golongan B : air yang diapkai sebagaibahan baku air minummelalui suatu pengolahan.

Golongan C : air untuk perikanan danpeternakan.

Golongan D : air untuk pertanian danusaha perkantotaan,industri PLTA.

Air bersih adalah salah satu je-nis sumber daya berbasis air yang ber-mutu baik dan biasa dimanfaatkan o-leh manusia untuk dikonsumsi ataudalam melakukan aktivitas mereka se-hari-hari termasuk diantaranya adalahsanitasi. Bagi manusia kebutuhan airsangat mutlak karena sebenarnya zatpembentuk tubuh manusia sebagianterdiri dari air yang jumlahnya sekitar73% dari bagian tubuh. Air di dalamtubuh manusia berfungsi sebagai pe-ngangkut dan pelarut bahan-bahanmakanan yang penting bagi tubuh. Se-hingga untuk mempertahankan ke-langsungan hidup manusia berupayamendapatkan air yang cukup bagi diri-nya (Suharyono, 1996).

Berdasarkan Keputusan Men-teri Kesehatan Republik Indonesia no-mor 1405/menkes/xi/2002 tentangPersyaratan Kesehatan LingkunganKerja Perkantoran dan industri terda-pat pengertian mengenai Air Bersihyaitu air yang dipergunakan untukkeperluan sehari-hari dan kulaitasnyamemenuhi persyaratan kesehatan airbersih sesuai dengan peraturan perun-dang-undangan yang berlaku dapatdiminum apabila dimasak.

Air merupakan kebutuhan vitaldari manusia yang harus dijaga karena

Page 3: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

29

air itu sendiri adalah salah satu sumberkehidupan yang mutlak untuk mahlukhidup. Dengan adanya ketersediaandan kebutuhan yang kita perlukanmaka sesuai dengan penggunaannyamaka kita harus dapat menyeimbang-kan antara kebutuhan dan ketersediaanuntuk menjamin keberlanjutan sumberdaya air ini.

Disebutkan pada UU No.7 Ta-hun 2004 Tentang Sumber Daya AirPasal 5 yaitu Negara menjamin haksetiap orang untuk mendapatkan airbagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannyayang sehat, bersih, dan produktif.

Jaminan tersebut menjadi tang-gung jawab bersama antara pemerin-tah pusat dengan pemerintah daerah,termasuk menjamin akses setiap orangke sumber air untuk mendapatkan air.Besarnya kebutuhan pokok minimalsehari-hari akan air ditentukan berda-sarkan pedoman yang ditetapkan olehpemerintah (Kodoatie dkk, 2002).

Berdasarkan UU No.7 Tahun2004 tentang Sumber daya Air, Airadalah semua air yang terdapat pada,diatas, ataupun di bawah permukaantanah, termasuk dalam pengertian iniair permukaan, air tanah, air hujan,dan air laut yang berada di darat.Pengelolaan sumber daya air dide-finisikan sebagai aplikasi dari carastruktural dan non struktural untukmengendalikan sistem sumber daya airalam buatan manusia untuk kepen-tingan atau manfaat manusia dan tu-juan tujuan lingkungan.

Tepat pada tanggal 18Desember 1974 dengan diterbitkannyaPeraturan Daerah: 11 tahun 1974, UnitAir Minum berubah dengan statusPerusahaan Daerah Air Minum. Sejakitulah Perusahaan Daerah Air MinumKotamadya Malang mempunyai statusBadan Hukum dan mempunyai hakotonomi dalam pengelolaan air minum(PDAM Kota Malang, 2006).

Dengan adanya campur tanganpemerintah sebagaimana mestinya, da-lam pengelolaan air bersih, sejatinyasudah sejak zaman pemerintahan Be-landa memanfaatkan sumber air yangberada di karangan yang terletak te-patnya di daerah Kabupaten Malanguntuk memenuhi kebutuhan air bersihKota Malang.

Berkembang dan bertambah-nya jumlah penduduk maka bertambahpula kebutuhan air bersih di Kota Ma-lang. Dengan mempertimbangkan haltersebut PDAM Kota Malang menam-bah kapasitas produksi dengan menge-lola sumber air yang berada di wenditdan beberapa mata air di Kota Malangdengan menggunakan sistem pompa-nisasi.

Tabel 2 : Pelanggan PDAM (x 1000 Orang)

2005 2006 Mei-2007

Sosial 1.634 1.659 1.667

Non Niaga 78.296 80.041 80.0698

Niaga 3.078 3.337 3.372

Industri 41 39 41

PDAMKabupaten

13

Jumlah 83.071 85.089 84.529

Sumber : Laporan PDAM Kota MalangRealitas baru yang ada adalah

di mana hingga sampai saat ini PDAMmengalami kerugian yang mencapairatusan juta di mana hal ini terjadisalah satunya karena keberadaan airtak berekening. Dan setelah ditelaahhal ini terjadi cukup lama, hal lainyang membuat kerugian ini terjadi ya-itu karena jaringan yang dipakai telahberumur sekitar 20 tahunan atau diatasnya. Dengan fakta yang ditemu-kan, pilihan idealnya adalah denganmengganti pipa tersebut (Anonim,2011). Seperti diketahui bahwa airmerupakan barang bebas namun kare-na jumlahnya yang semakin terbatasmaka berlakulah hukum ekonomi bah-

Page 4: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

30

wasanya air merupakan barang ekono-mis.

Air tanah di sini dianggap airhujan yang sewaktu-waktu dapat di-manfaatkan. Hal ini dilakukan denganmenangkap air hujan didalam tanahyang sudah dihijaukan, sekalipun ta-nah yang tandus menjadi kendala u-saha. Hal ini tidaklah mustahil untukdicoba. Karena hal ini telah dibuktikanoleh kelompok tani Sumber Makmurdi Desa Pagerukir, Ponorogo, JawaTimur. Pengerjaan proyek ini memangtidaklah instan, mereka memulainyasejak lama hingga memakan waktubertahun-tahun yaitu cara mereka de-ngan membangun teras-teras di selu-ruh wilayah desa di ketinggian 500-600m di atas permukaan laut. Teras itukemudian ditanami dengan pengairan-pengairan dari mata air tunggal yangada di sana, serta mengandalkan hu-jan. Lama kelamaan kawasan tanduspun menghijau. Sumur pun digali danmengeluarkan air. Dari semula satusumber air, dalam kurun waktu satutahun tersebut bertambah menjadi 15sumur air. maka lahan yang semulakritis pun belakangan menghasilkanpadi, jagung, ketela, kacang tanah,kedelai, pisang, juga tanaman tahunanseperti kelapa, mangga, jambu mete,dan jati (Anonim, 2001).

Kelurahan Tlogowaru yangberletak di Kecamatan Kedungkan-dang adalah sebuah kota yang mayo-ritas penduduknya mempunyai peker-jaan sebagai buruh dan sebagiannyaadalah petani ini merupakan daerahkota yang belum teraliri air bersih se-bagai suatu hal yang merupakan airbersih sebagai suatu hal yang meru-pakan kebutuhan pokok yang sudahseharusnya dinikmati gratis oleh ma-syarakat luas dan khususnya daerahperkotaan. Akan tetapi di Kelurahanini adanya air bersih itu sendiri disinisungguh sulit untuk didapatkan. Se-hingga untuk memenuhi keperluansehari-hari mereka, air yang diguna-

kan adalah air sungai dan air PAMyang bisa didapat oleh warga secaratidak merata. Adapun tempat yangmemiliki sumber air bersih, letaknyaterdapat di beberapa sudut-sudut wila-yah yang sulit untuk dijangkau olehsebagian warga Tlogowaru. Cara lainyang dipakai oleh warga biasanya a-dalah membuat wadah kolam yang di-gunakan untuk menampung air hujan.Air tadah hujan inilah yang kemudiandipakai sebagai bahan dasar air minumatau air olahan lain untuk kebutuhansewaktu-waktu oleh warga. Tetapibagi warga yang memiliki tingkat pe-rekonomian yang baik tentunya yangdapat memiliki kolam atau Tadah Hu-jan. Berdasarkan latar belakang inilahmaka penulis mengambil judul “Ana-lisis Pemenuhan Kebutuhan dan Pe-nyelesaian Kelangkaan Sumber Da-yaAir (Studi di Kelurahan Tlogo-waruKecamatan KedungkandangMalang)”.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah berkaitandengan penelitian ini adalah:

Bagaimana masyarakat meme-nuhi kebutuhan dan mengatasi perma-salahan ketika terjadi kelangkaanSumber Daya Air.

Secara umum, tujuan peneliti-an ini untuk mengevaluasi sistem pe-nyediaan air bersih. Dan memberikanmasyarakat pengetahuan untuk dapatmengelola sumber air bersih baik olehpribadi maupun dengan bersama-sama

Penelitian ini diharapkan dapatmenjadi informasi mengenai bagaima-na pemenuhan Sumber Daya Air danbagaimana pemenuhan sumber daya a-ir dan bagaimana mengatasi kelangka-an bagi warga di Kelurahan Tlogowa-ru, Kecamatan Kedungkandang, KotaMalang. Dan bagi Pemerintah/PAM/-Desa untuk dapat mengalokasikanSumber Daya Air bagi masyarakat a-tau warga yang mengalami kelangka-an air ini

Page 5: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

31

2. TINJAUAN PUSTAKA DANHIPOTESIS

Prinsip Ekonomi, antara Kebutuh-an dan Kelangkaan

Menurut Maslow (2011) Padaumumnya terdapat hirarki kebutuhanmanusia. Pertama yakni KebutuhanFisiologik (physiological needs), mi-salnya makan, minum, istirahat atautidur. Kebutuhan inilah yang merupa-kan kebutuhan pertama atau utamayang wajib dipenuhi oleh tiap indi-vidu. Dengan terpenuhinya kebutuhanini, orang dapat mempertahankan hi-dup dari kematian. Kebutuhan utamainilah yang mendorong setiap individuuntuk melakukan pekerjaan apa sajauntuk memperoleh imbalan, baik be-rupa uang ataupun barang yang akandigunakan untuk memenuhi kebutuh-an utama ini. Dan yang kedua adalahKebutuhan Aktualisasi Diri, yakni se-nantiasa percaya kepada diri sendiri.Pada puncak hirarki, terdapat kebu-tuhan untuk realisasi diri, atau aktu-alisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ter-sebut berupa kebutuhan-kebutuhan in-dividu untuk merealisasikan potensiyang ada pada dirinya, untuk menca-pai pengembangan diri secara berke-lanjutan, yakni untuk menjadi kreatif.

Menurut Anonim (2010) Ke-butuhan adalah salah satu aspek psiko-logis yang menggerakkan mahluk hi-dup dalam aktivitas-aktivitasnya danmenjadi dasar (alasan) berusaha. Ano-nim (2010) menyebutkan bahwa kebu-tuhan adalah tujuan dan motivasi darikegiatan produksi, konsumsi dan per-tukaran. Kebutuhan manusia timbulkarena adanya :

1) Kebutuhan biologis untuk hidup:(makan, minum, pakaian, dantempat tinggal).

2) Kebutuhan yang timbul dariperadaban dan kebudayaan ma-nusia itu sendiri (rumah yangbaik, makanan yang lezat, danpendidikan).

3) Lain-lain kebutuhan yang khasmasing-masing orang.

Kebutuhan manusia mempu-nyai sifat tidak terbatas, maksudnya:bahwa secara total kebutuhan manusiatak akan terpuaskan (satu kebutuhanterpuaskan tiga atau empat kebutuhanlainnya muncul).Adapun sumber-sumber ekonomi/fak-tor produksi adalah sebagai berikut :

1) Sumber-sumber alam (tanah,minyak bumi, hasil tambanglain, udara, dan lain-lain)

2) Sumber ekonomi yang berupamanusia dan tenaga manusia(kemampuan fisik manusia, ke-mampuan mental, ketrampilandan keahlian)

3) Sumber-sumber ekonomi buatanmanusia (mesin, gedung, jalan,dan lain-lain)

4) Kepengusahaan / entrepreneur-ship (Pihak yang berinisiatifmenggabungkan dan mengkoor-dinir ketiga sumber ekonomi diatas)

Adanya keterbatasan sumberdaya menimbulkan nilai dari sumberdaya itu. Nilai ini tergantung dari se-berapa banyak kebutuhan manusia danseberapa banyak keterbatasan sumberdaya.

Sumber daya tak terbaharui a-dalah sumber daya yang tersedia da-lam jumlah yang tetap, seperti minyakmentah dan biji tembaga ataupun ni-lainya. Dan sumber daya terbaharui a-dalah sumber daya yang dapat mela-kukan regenerasi sendiri, dengan de-mikian sumber daya ini dapat digu-nakan secara periodik dalam jangkawaktu tak terbatas dan jika digunakansecara konservatif. Seperti halnya hu-tan yang dikelola baik ataupun peng-gunaan air yang sesuai dengan kebu-tuhan (Salvatore, 2006).

1) Sumber energi yang tidak dapatdiperbaharui

Beberapa contoh darisumber daya energi yang tidak

Page 6: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

32

dapat diperbaharui ini sepertihalnya batubara, minyak, dangas alam. Dari beberapa contohini menunjukkan bahwa terjadi-nya pengurasan terhadap sumberdaya ini secara berlebihan akanmenyebabkan dampak yaitusulitnya pembaharuan secaraalami dalam kurun waktu yangrelevan secara sosial.

2) Sumber daya cadangan yang takdapat diperbaharui

Sumber daya yang di-maksud adalah bahwa yang te-rakhir ini merupakan sumber da-ya yang dapat didaurulangkan.Air merupakan sumber dayayang dapat dijadikan contoh da-lam hal ini disebabkan pada ka-sus air terjadi proses-proses ala-miah dalam pendaurulangan se-cara alami.

3) Sumber daya cadangan dapat di-perbaharui

Sumber daya ini lebihmengarah pada atau dikarenakanproduksi material biologis yangberhubungan langsung denganaliran energi surya. Seperti hal-nya beberapa sumber daya bio-logis menyediakan utilitasnyabagi masyarakat akan dapat me-ngungkapkan beberapa bentukpengurasan. Beberapa sumberdaya biologis, seperti hutan tro-pis, gambut, cagar alam, dan pe-mandangan alam yang indahyang menyediakan utilitasnyamelalui eksistensinya.

4) Sumber daya energi yang dapatdiperbaharui

Berbeda dengan sumberdaya biologis lainnya sumberdaya energi surya, tenaga angin,dan energi pasang surut semua-nya diproduksikan secara terus -menerus dan tidak dapat terku-ras.

Kelangkaan air dan alo-kasi sumber daya air ini telah

menjadi isu global yang sangatserius. Bahkan diperkirakan ma-sa depan akan terjadinya perangdapat terjadi yang hanya dikare-nakan masalah sumber daya a-lam ini. Kelangkaan air ini su-dah semestinya di waspadai se-bagai salah satu bencana yangbesar, mengingat jumlahnyayang tetap dan dilihat dari sisiyang lain pertumbuhan pendu-duk yang sulit dikontrol dan se-makin meningkat tiap tahunnya.

Evolusi Air dari Barang Bebasmenjadi Barang Ekonomi

Barang dalam ilmu ekonomibisa dikelompokkan menjadi dua ma-cam bentuk barang :

1) Barang ekonomis yaitu barangyang tersedia dalam jumlahyang sedikit dari pada jumlahmaksimum yang dibutuhkan ma-syarakat.

Ciri ciri barang ekono-mis yaitu barang ekonomis se-lalu mempunyai “harga”. Ada-pun dari macam barang ekono-mis yaitu sebagai berikut: Ba-rang Konsumsi, yakni barang-barang yang dikonsumsi untuksaat ini dan barang modal yangdapat diartikan sebagai segalasesuatu yang sudah diproduksiyang akan digunakan untukmemproduksi barang atau jasabernilai lainnya sepanjang wak-tu. (Case and Fair, 2002)

2) Barang Bebas : barang yang ter-sedia dalam jumlah yang mele-bihi kebutuhan manusia. Ciri-ci-ri dari barang bebas ini adalahbarang bebas selalu tidak mem-punyai “harga”.

Wacana tentang kelang-kaan air ini muncul sejak tahun1998, 28 negara di dunia telahmengalami kelangkaan air, bah-kan angka ini diperkirakan akannaik menjadi 56 negara padatahun 2025. Di Indonesia, krisis

Page 7: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

33

air bersih mulai dirasakan olehpenduduk ibu kota dan beberapawilayah di Pulau Jawa. Kenyata-an ini sangat ironis, karena Indo-nesia adalah negara kepulauandengan 470 daerah aliran sungai(DAS) mengalir di seluruh Indo-nesia (umy.ac.id). Kelangkaanakan air ini akan terjadi apabilakebutuhan atau keinginan sese-orang lebih besar daripada terse-dianya barang dan jasa tersebut.

Privatisasi air adalah se-bagian wacana yang ada dalampermasalahan pada pengelolaanair. Privatisasi air adalah berpin-dahnya pengelolaan air baik se-bagian maupun seluruhnya darisektor publik kepada sektor swa-sta. Kurang lebih dua dekadeterakhir ini, privatisasi air men-jadi salah satu isu pembangunanyang paling kontroversial.

Bagi para pendukung-nya, privatisasi air dipandang se-bagai cara yang paling pantasuntuk mengatasi persoalan ke-teraksesan masyarakat terutamamasyarakat yang kesulitan untukmemperoleh air bersih. Selain i-tu, privatisasi air juga dipandangakan membantu meningkatkanefektifitas dan efisiensi layananair yang selama ini dikelola olehsektor publik.

Sedang bagi penantang-nya, air merupakan kebutuhandasar manusia dan selayaknyatidak pantas untuk dijadikanbarang dagangan termasuk de-ngan melibatkan sektor swastadalam pengelolaan dan penye-diaannya. Karena menurut bebe-rapa individu yang tergabungdalam wadah yang bernamaWalhi tersebut, sektor swasta a-kan lebih memprioritaskan ke-untungan daripada peningkatanlayanan kepada masyarakat.

Meskipun ada perdeba-tan terkait dengan privatisasi airini, namun pada faktanya sedikitsekali proyek-proyek privatisasiair di dunia. Menurut DavidHall, 90% penyediaan layananair di dunia dilakukan olehsektor publik. Hanya 5% daritotal populasi di dunia yanglayanan airnya diberikan olehsektor swasta.

Case dan Fair (2002) membuat kla-sifikasi macam jenis model privatisasiair:

a. Kontrak Jasa (Service Con-tract)

Aspek individual daripenyediaan infrastruktur (pe-masukan dan pembacaan me-teran air, operasi stasiunpompa, dan sebagainya) dise-rahkan kepada swasta untukperiode waktu tertentu (6 bu-lan sampai 2 tahun). Kategoriini kurang memberi manfaatbagi penduduk miskin. Kon-trak jasa dipergunakan di ba-nyak tempat seperti Madras(India), dan Santiago (Chile).

b. Kontrak Manajemen.Manejemen swasta

mengoperasikan perusahaandengan memperoleh jasa ma-najemen baik seluruh maupunsebagian operasi. Kontrakbersifat jangka pendek (3 ta-hun sampai 5 tahun) dan ti-dak terkait langsung denganpenyediaan jasa sehingga le-bih fokus pada peningkatanmutu layanan daripada pe-ningkatan akses pendudukmiskin. Kontrak manajemendilaksanakan di Mexico City,Trinidad, dan Tobago.

c. Kontrak Sewa-Beli (leasecontract)

Perusahaan swastamelakukan lease terhadap a-set perusahaan pemerintah

Page 8: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

34

dan bertanggung jawab terha-dap operasi dan pemelihara-annya. Biasanya kontrak se-wa berjangka 10-15 tahun.Perusahaan swasta mendapathak dari penerimaan dikura-ngi biaya sewa beli yangdibayarkan kepada pemerin-tah. Menurut Panos (1998),perusahaan swasta tersebutmemperoleh bagian dari pe-ngumuman pendapatan yangberasal dari tagihan pembaya-ran.

Konsep ‘enhanced le-ase’ diperkenalkan karena dinegara berkembang dibutuh-kan investasi pengembangansistem distribusi, pengura-ngan kebocoran, dan pening-katan cakupan layanan. Per-baikan kecil menjadi tang-gung jawab operator dan in-vestasi besar untuk fasilitaspengolahan menjadi tang-gung jawab pemerintah. Kon-trak sewa-beli banyak digu-nakan di Prancis, Spanyol,Ceko, Guinea, dan Senegal.

d. Bangun-Operasi-Alih (Build-Operate-Transfer/BOT)

BOT dan beragamvariasinya biasanya berjang-ka waktu lama yang bergan-tung masa amortaisasi (25-30tahun). Operator menanggungresiko dalam mendesain,membangun, dan mengopera-sikan aset. Imbalannya beru-pa jaminan aliran dana tunai.Pada akhir masa perjanjian,pihak swasta mengembalikanseluruh aset kepada pemerin-tah. Terdapat beragam bentukBOT. Pelaksanaan BOT ter-dapat di australia, Malaysia,dan China. Di bawah prinsipBOT, pendanaan pihak swas-ta akan digunakan untukmembangun dan mengopera-

sikan fasilitas atau sistem in-frastruktur berdasarkan stan-dar-standar performanceyang disusun oleh pemerin-tah. Masa periode yang dibe-rikan memiliki waktu yangcukup panjang untuk perusa-haan swasta guna mendapat-kan kembali biaya yang telahdikeluarkan dalam memba-ngun konstruksi beserta keun-tungan yang akan didapatkanyaitu sekitar 10 sampai 20persen per tahun. Pemerintahtetap menguasai kepemilikanfasilitas infrastruktur dan me-miliki dua peran sebagaipengguna dan regulator pela-yanan infrastruktur tersebut.

e. KonsesiKonsesi biasanya ber-

jangka waktu 25 tahun yangberupa pengalihan seluruhtanggung jawab investasi mo-dal dan pemeliharaan sertapengoperasian ke operatorswasta. Aset tetap milik pe-merintah dan operator swastamembayar jasa penggunaan-nya. Tarif mungkin dibuatrendah dengan mengurangijumlah modal yang diamorti-sasi, yang dapat menguntung-kan penduduk miskin jikamereka menjadi pelanggan.Konsesi dengan target caku-pan yang jelas mengarah pa-da layanan bagi seluruh pen-duduk dapat menjadi alatyang tepat dalam memanfaat-kan kemampuan swasta me-ningkatkan investasi, mem-berikan layanan yang baik,dengan menetapkan tarifyang memadai. Melalui caraini, pemerintah tetap menga-tur tarif melalui sistem regu-lasi dan memantau kualitaslayanan. Konsesi mempunyaisejarah panjang di Prancis,

Page 9: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

35

kemudian berkembang di Bu-enos Aires (Argentina), Ma-cao, Manila (Philipina), Ma-laysia, dan Jakarta (PT PAMJaya, PT PAM LyonnaiseJaya (Palyja), dan PT AetraAir Jakarta).

Dalam konsesi, peme-rintah memberikan tanggungjawab dan pengelolaan penuhkepada kontraktor (konsesio-ner) swasta untuk menyedia-kan pelayanan infrastruktursesuatu are tertentu, termasukdalam hal pengoperasian, pe-rawatan, pengumpulan danmanajemennya. Konsesionerbertanggungjawab atas seba-gian besar investasi yang di-gunakan untuk membangun,meningkatkan kapasitas, ataumemperluas sistem jaringan,di mana konsesioner menda-patkan pendanaan atas inves-tasi yang dikeluarkan berasaldari tarif yang dibayarkan o-leh konsumen. Sedangkan pe-ran pemerintah bertanggungjawab untuk memberikanstandar kinerja dan jaminankepada konsesioner.

f. Divestiture.Kategori ini bentuk

paling ekstrem dari privati-sasi, yang berupa pengalihanaset dan operasi ke swasta,baik keseluruhan maupun se-bagian aset. Pemerintah ber-tanggung jawab terhadapregulasi. Tidak banyak con-toh dari divestiture, hanyaInggris dan Wales melakukandalam skala besar (Weitz,2002; Stottman, 2000)

3. METODE PENELITIANPendekatan Penelitian

Pentingnya sistem pengelolaanyang baik dalam usaha untuk menda-patkan debit air bersih bagi masya-

rakat seringkali terabaikan, hal initerjadi karena kesadaran masyarakatakan betapa pentingnya air besih un-tuk diperoleh sangatlah kurang. Selainitu kurangnya informasi yang masukpada masyarakat dari pemerintah ma-upun media dalam usaha pengelolaanair ini tidak berjalan dengan baik.Oleh karena itu penelitian dimak-sudkan sebagai penelitian eksploratifyang bertujuan untuk meninjau bagai-mana peran masyarakat dan peme-rintah dalam usahanya melakukan pe-menuhan kebutuhan akan air secaraswadaya tentunya. Penelitian inimenggunakan metode deskriptif. Pe-milihan pendekatan ini dilakukan ka-rena konsep mengenai pengolahan airini tidak mudah untuk diiden-tifikasikan dan diukur secara kuantitasdan absolut (Suharto,2005)

Penelitian deskriptif adalah su-atu penelitian yang mempunyai tujuanuntuk memberikan gambaran secaratepat mengenai sifat-sifat individu,keadaan, gejala, atau kelompok-ke-lompok tertentu atau dengan tujuanuntuk menentukan frekuensi penye-baran suatu gejala, atau adanya hu-bungan tertentu antara gejala yang sa-tu dengan gejala yang lain dalam ma-syarakat. Penelitian deskriptif dapatmenggunakan data kuantitatif (Koen-tjaraningrat,1991)

Dengan menggunakan jenis danmetode penelitian seperti yang telahdijelaskan di atas, maka diharapkanpenulis dapat menggambarkan danmenjelaskan mengenai berbagai halyang telah ditetapkan penulis sebagaipermasalahan dalam penelitian ini.Unit Analisis dan Penentuan Infor-man

Unit analisis dalam penelitian i-ni adalah sistem pengelolaan untukmendapatkan debit air bersih secaramaksimum yang selama ini didapat-kan oleh masyarakat.

Dengan menentukan analisis inibertujuan agar pengumpulan data da-

Page 10: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

36

pat dipusatkan di sekitarnya. Datayang dikumpulkan adalah apa yangterjadi dalam kegiatannya. Apa yangmempengaruhi, bagaimana sikapnyadan semacamnya.

Dalam penelitian ini informasidata akan digali melalui dua sumber,yaitu: pertama, Kepala Desa Kota Tlo-gowaru, sebagai individu yang memi-liki pengetahuan dan pengalaman pri-badi terkait dengan permasalahan pe-nelitian (key informan). Kedua, indi-vidu lain yang terkait (pemerintah danmasyarakat) atau ahli (pakar) yang se-suai dengan permasalahan yang dite-liti.Jenis dan Sumber Data

Dalam metode pengumpulandata pada penelitian ini sumber datadibagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Data PrimerData primer adalah data yang di-peroleh secara langsung dari pi-hak-pihak terkait atau sumberdata objek penelitian. Contohdata primer adalah individu, dis-kusi dengan responden, dan opi-ni dari responden (Sekar-an,2003). Data primer dari pene-litian ini diperoleh dari KepalaDesa Kota Tlogowaru.

2) Data SekunderData sekunder adalah data yangdiperoleh dari sumber yang su-dah ada sebelumnya. Sumberdata sekunder ini dapat berupapublikasi pemerintah, analisisindustri, jurnal, literatur, sumberelektronik dan lain sebagainya.

Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa teknik pe-ngumpulan data sebagai berikut:

1) Wawancara mendalam semi ter-strukturWawancara mendalam dianggappeneliti sebagai sarana yang te-pat untuk menjembatani keadaanobjek penelitiaan dan hasil yangingin didapatkan oleh peneliti.

Wawancara mendalam dimak-sudkan untuk memperoleh kete-rangan, pendirian, pendapat se-cara lisan dari seseorang (res-ponden) dengan berbicara lang-sung dengan orang tersebut. De-ngan metode semi terstruktur,dalam pelaksanaanya wawanca-ra terstruktur. Seperti yang di-ungkapkan Sugiyono (2007)bahwa tujuan dari wawancarasemi terstruktur adalah untukmenemukan permasalahan seca-ra lebih terbuka, di mana pihakyang diajak wawancara selainmemberikan informasi juga da-pat diminta pendapat serta idei-ide mengenai permasalahanyang ditanyakan.

2) Pengamatan (observasi)Observasi partisipatif dilakukanmelalui pengamatan dengan me-libatkan peneliti. Dalam pene-litian partisipatif, peneliti terli-bat dengan keadaan sehari-hariorang yang sedang diamati atauyang digunakan sebagai sumberdata penelitian.

3) DokumentasiHasil penelitian dari observasi a-tau wawancara akan lebih kre-dibel/dapat dipercaya kalau di-dukung oleh dokumentasi dariobyek penelitian. Dokumentasijuga dapat berupa data-data yangdimiliki oleh dinas dan instansiyang terkait dengan subyek pe-nelitian.

Teknik Keabsahan DataUntuk memperoleh temuan yang

dapat dipertanggung-jawabkan, makayang dapat dilakukan adalah pengu-jian dengan triangulasi . triangulasidalam pengujian kredibilitas ini diar-tikan sebagai pengecekan data dariberbagai sumber dengan metode.

1) Triangulasi SumberTriangulasi sumber dilakukandengan cara mengecek data yangdiperoleh melalui beberapa sum-

Page 11: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

37

ber. Mekanisme metode ini dila-kukan dengan mengecek darisatu pernyataan informan yangkemudian dikonfirmasikan ke-pada lainnya.

2) Triangulasi MetodeTriangulasi metode dilakukandengan mengecek data kepadasumber yang sama dengan me-tode yang berbeda. Hasilwawancara kemudian dikonfir-masi juga di observasi dengansumber lainnya.

Teknik Analisis DataAnalisis data adalah proses men-

cari dan menyususn secara sistematisdata yang diperoleh dari wawancara,catatan lapangan dan bahan-bahanlain, sehingga dapat mudah dipahamidan temuannya dapat diinformasikankepada orang lain. Analisis data dila-kukan dengan mengorganisasikan da-ta, menjabarkannya ke dalam unit-u-nit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang pen-ting dan yang akan dipelajari danmembuat kesimpulan yang dapatdiceritakan kepada orang lain (Su-giyono, 2007). Dalam penelitian inianalisis data yang digunakan dapatditunjukan dalam gambar berikut:

Gambar 1 : Komponen Dalam Analisis Data

Mereduksi data berarti me-rangkum, memilih hal-hal yang po-kok, memfokuskan pada hal-hal yangpenting, dicari tema dan polanya. Se-telah data direduksi maka langkah se-

lanjutnya dengan menampilkan datadalam bentuk uraian singkat, bagan,hubungan antar kategori. Selanjutnyalangkah-langkah di atas akan mem-permudah peneliti dalam melakukanpemaparan dan penegasan kesimpul-an.

4. ANALISIS DATA DAN PEM-BAHASANSejarah Air di Tlogowaru

Semula peneliti menganggappemerintah telah lalai dalam menga-tasi kelangkaan sumberdaya air di wi-layah ini. Seperti apa yang telah ter-tera pada Undang-Undang no 7 tahun2004 yang menyebutkan, dimana pe-merintah harus mengelola sumber da-ya air untuk warganya.

Ternyata banyak faktor yangmempengaruhi terjadinya kelangkaandi Kelurahan Tlogowaru yang letak-nya diperbatasan kota Malang ini yangdulunya adalah merupakan sebuah de-sa. Karena adanya pemekaran kotauntuk wilayah Selatan Malang, makadiubahlah status dari yang dulunyadesa menjadi kota. Hubungan dariperubahan status pemerintahan inilahyang membuat timbulnya permasala-han kelangkaan akan sumberdaya airdi wilayah ini.

Sebelum berubahnya sistempemerintahan di wilayah Tlogowaru i-ni, daerah yang letaknya berdekatandengan desa Sumbersuko pada bagiantimur ini mendapatkan pasokan airbersih dari desa tetangganya ini. Te-tapi setelah Tlogowaru telah diubahmenjadi kota, maka peraturan yangditetapkan dan digunakan oleh desaSumbersuko adalah menghentikan pa-sokan air yang mengaliri desa tetang-ganya tersebut, dengan dalih untuklebih mensejahterakan masyarakatnya.

Perubahan status sistem peme-rintahan ini terjadi antara tahun 1997-1998. Pada saat yang sama di tahun1998 inilah maka pemerintahan pusatmemberikan bantuan melalui dana hi-

Page 12: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

38

bah untuk membantu mengatasi masa-lah kelangkaan akan air. Tapi danayang dikeluarkan oleh pemerintah initidak tepat sasaran dan masih mem-buat kelangkaan akan sumberdaya airtidak terselesaikan.

Selain perubahan status sistempemerintahan yang terjadi, masalahlain yang dihadapi oleh Tlogowaru iniadalah letak geografisnya. Letakkelurahan Tlogowaru ini hampir mi-rip topografi daerah pegunungan(menjorok ke atas), tanah yang ter-dapat di wilayah ini juga tergolong ke-ras dengan dilapisi oleh batuan didalamnya. Hal inilah yang menjadikendala utama dari warga Tlogowaruuntuk dapat memiliki sumur pribadiataupun Sumur Warga/Sumur Umum.Adapun yang memiliki sumur di wi-layah ini bisa dipastikan hanya bebe-rapa warga saja. Perubahan cuacayang semakin tidak menentu jugamembuat sumur yang dimiliki olehbeberapa warga ini berubah menjadikering dan tidak lagi digunakan.

Satu-satunya akses air yangdapat digunakan gratis oleh warga diTlogowaru ini hanyalah air sungai.Meskipun airnya keruh dan lumayankotor hal ini tidak lantas membuatwarga tidak memaksimalkan apa yangtelah tersedia dan satu-satunya pilihanyang bisa dipakai.

Untuk alternatif lainnya sepertitadah hujan atau jenis penampunganair yang lain, jarang atau bahkan tidakada yang menggunakan alternatif ini.Hal ini dikarenakan ongkos yangmahasl untuk membuat usahatampungan air alternatif. Masalahtampungan air (tandon) ini dialamioleh Sahid yang akhirnya mengalih-fungsikan alternatif ini:

“ Guduk kolam tadah hujan iku le,bien e iyo tapi fungsie tak rubahdadi kolam air biasa. Dadi lekjedeng penuh ,ambere banyu tak isikolam tadah hujan iku mau le.Musim e saiki wes ga mesti. Dadi

gae jaga-jaga banyu kali iku maule.”“ Bukan kolam tadah hujan itu nak,dulu memang iya tapi sudah sayarubah funginya menjadi kolambiasa. Jadi kalo kamar mandi itupenuh, sisa kelebihan airnya sayaisi kolam tadah hujan itu tadi nak.Musimnya sekarang sudah ga bisaditebak. Jadi dibuat jaga-jaga airsungai itu nak”

Seperti apa yang telahdisampaikan Sahid di atas, perubahancuaca pun bisa membuat wargamengalih-fungsikan alat alternatifyang dulunya dipakai sebagai tadahhujan tersebut.

Informasi yang berasal dari in-forman yang tinggal di Tlogowaru,bahwa dulunya ada sumber air bersihyang berasal dari suatu Telaga yangletaknya ditengah hutan namun sulituntuk dijangkau dan kini sudah ikutkering. Entah hanya mitos atau me-mang benar telaga inilah yang dija-dikan oleh warga sebagai nama daerahkampung halaman mereka.Terbangunnya Hipam Pertama Se-bagai Sumber Air Alternatif

Awal mula ide untuk memilikisumber air sendiri ini terjadi setelahadanya pemutusan pasokan air dariwilayah Desa Sumber suko yangmerupakan desa tetangga dariKelurahan Tlogowaru ini. Dengandibantu oleh LKMD (LembagaKetahanan Masyarakat Desa) wargamulai bermusyawarah untuk dapatmemiliki sumber air untuk memenuhikebutuhan primer dari masyarakatTlogowaru.

Kebutuhan jasmani inilah yangsangat dibutuhkan oleh masyarakatseperti apa yang telah disebutkan olehMaslow (2011) yakni Kebutuhan Fisi-ologik (physiological needs), sepertimakan, minum, istirahat atau tidur,seks adalah merupakan kebutuhanpertama atau utama yang wajib di-penuhi pertama-tama oleh tiap indi-vidu. Dengan terpenuhinya kebutuhan

Page 13: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

39

ini, orang dapat mempertahankan hi-dup dari kematian. Kebutuhan utamainilah yang mendorong setiap individuuntuk melakukan pekerjaan apa saja,karena akan memperoleh imbalan, ba-ik berupa uang ataupun barang yang a-kan digunakan untuk memenuhi kebu-tuhan utama ini.

Berjalannya waktu dengan dida-patnya mufakat antara LKMD denganmasyarakat , dan tanggung jawab pe-merintah karena adanya perubahansistem pemerintahan dari desa ke kotaini, akhirnya keputusan untuk membu-at sarana sumber air yang baru yakniberupa mengusahakan membuat su-mur bor yang dilakukan di tahun1999. Pemerintah dengan bantuanmemberikan dana sebesar 200an ju-ta/lebih (dana hibah tahunan Kelura-han selama 1 Tahun) dan dibantu tena-ga sukarelawan dari warga Tlogowarudengan bergotong royong (baik dalamhal tenaga maupun dana) dengan su-karela mau untuk bersama-sama mem-perbaiki sarana prasarana di wilayahTlogowaru.

Seperti disebutkan oleh Bapak Sa-hid:

“Masalah pengeboran sumur per-tama iku le, iku ga murni tekanpemerintah. Warga Tlogowaru an-tusias ambek rencana pemerintah,sampe-sampek ono tiga warga yang“urunan tanah” seng disumbangwarga. Iku sangking kepingine du-we banyu dhewe”(Masalah pengeboran sumur per-tama itu nak, itu tidak hanya ban-tuan dari pemerintah saja. WargaTlogowaru antusias dengan rencanapemerintah, sampai-sampai ada tigawarga yang “urunan tanah”/hibahtanah dari warga. Karena besarnyakeinginan memiliki mata air sendiridari warga)

Gambar 2 Tandon Hipam yang Terdapat DiWilayah Tlogowaru

Sumber : Dokumentasi lapangAkhirnya hasil dari mufakat

yang dicapai antara LKMD (LembagaKetahanan Masyarakat Desa) danPemerintah Desa, memutuskan untukmembuat sumur bor dengan membe-rikan dana pertama sebesar 60 juta(sebagian dari dana hibah tahunan daridana 200 juta pemerintah). Ternyatasumur bor yang telah dibangun padatahun 1999 tidak bisa mencukupi ke-butuhan pokok akan air dalam jangkawaktu yang lama. Pengeboran pertamaini pun juga tidak langsung membu-ahkan hasil karena keadaan tanah yangkeras dan dipenuhi batuan besar di da-lamnya.

Proses pengeboran ini dilaku-kan tidak hanya sekali dilakukan me-lainkan berkali-kali hingga muncul de-bit air pertama keluar. Jadi bisa diba-yangkan betapa besarnya dana yangdikeluarkan pemerintah dan masya-rakat untuk dapat mengatasi permasa-lahan kelangkaan akan air ini. Ke-cilnya debit air dengan perbandingancakupan luas wilayah Tlogowaru yangcukup luas karena keadaan geografisyang terjal mengakibatkan debit airyang dihasilkan sumur bor tidak se-besar jumlah yang diharapkan olehseluruh warga Tlogowaru. Pada ke-nyataannya jumlah penduduk di Tlo-gowaru jumlah penduduk semakin ta-hun semakin bertambah dan hal iniberbanding terbalik dengan jumlah airyang dihasilkan tadi. Hal ini di-sampaikan juga oleh Pak Sahid:

“Jeru e tanah di daerah pengeboranpertama iku kiro-kiro sekitaran 188meter le, la iso sampean bayangno

Page 14: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

40

lek warga dek kene arep gawesumur dewe. Sedangkan warga Tlo-gowaru iku rata-rata pekerjaanemek kuli bangunan opo burohtani.”(Kedalaman tanah di daerah pe-ngeboran pertama itu kira-kira da-lamnya sekitar 188 meter, bisa di-bayangkan kalau warga disini maumembuat sumur pribadi. Sedangkanwarga Tlogowaru itu rata-rata pe-kerjaannya cuma kuli bangunan a-tau hanya buruh tani.)

Pada akhirnya setelah menda-pati sumber air pertama asli milik Ke-lurahan Tlogowaru ini, warga pun da-pat memakluminya dan terjadilah Hi-pam ini yang kemudian dikelola olehKelurahan Tlogowaru sebagaimanamestinya.

Dalam penerapannya di lapa-ngan, Hipam pertama yang dimilikioleh Kelurahan Tlogowaru ini tidaklahselancar apa yang diharapkan baikoleh masyarakat ataupun pemerintah.Banyak kendala dan tantangan yangdihadapi oleh warga di lokasi studi.Minimnya debit air yang dikeluarkanoleh Hipam dan juga terkendala olehluasnya cakupan daerah pengguna a-dalah kendala yang akan dibahas da-lam penelitian ini.Beberapa Penyelesaian atas Perma-salahan Kelangkaan Di Tlogowaru

Sebelum adanya Hipam wargaKelurahan Tlogowaru dalam pemenu-han akan air bersih mengandalkansumber air Telaga Waru yang beradadi pelosok Kelurahan Tlogowar selaindari sumber air yang diperoleh daridesa Sumber Suko ataupun aliran airsungai yang ada tentunya.

Siring berjalannya waktu dika-renakan beberapa hal seperti mengenaijarak jalan yang jauh untuk ditempuhdisamping terjalnya jalan, terbatasnyasarana kebutuhan akan air dan sampaimengeringnya mata air tersebut, hal i-nilah yang kemudian membuat wargakecewa. Dari sinilah pada akhirnyawarga Kelurahan Tlogowaru menda-

patkan satu mufakat dari hasil wargadengan pemerintah yang bermusya-warah untuk dapat mengalirkan airbersih dari kerumah warga denganmudah. Hal ini disampaikan oleh Ba-pak Sahid:

“Bien iku le dek kne iku ono sengjenenge telogo waru, nah telogo ikuseng bien digunakno karo wong kene.Telogo e ga sepiro gede dadi wongkene jupuk banyu mek gae keperluanmasak. Lek adus yo kali seng dekngarepan iku le”(Mitosnya dulu itu disini ada TelagaWaru, telaga itu dulu digunakan olehwarga sekitar. Telaganya tidak terlalubesar jadi warga di sini mengambilair digunakan hanya untuk keperluanmemasak. Kalau untuk mandi, didepan itu nak.)

Pada akhirnya mufakat yangdihasilkan yakni berupa pembangunantandon (dari pembangunan Hipam per-tama tadi) untuk menyimpan air bersihsecara terkelola dan dapat menga-lirkan air yang diperlukan warga. A-wal mulanya tandon ini ditetapkan de-ngan sistem jual-beli ditempat. Hal iniberkaitan dengan jumlah dana yangterbatas untuk pembuatan pipa-pipayang bisa langsung di arahkan keru-mah-rumah para warga. tambah BapakSahid:

“Biaya pengeboran sumur iku kiro-kiro ngentekno dana 60 juta-an ikusekali turun alat bor, la paralonebiaya dewe, biaya luar, biayasendiri”(Biaya pengeboran sumur itu kira-kira menghabiskan dana 60 jutaanuntuk sekali jalan, nah untukparalon itu biaya sendiri.)

Dari pernyataan yang disam-paikan oleh Bapak Sahid ini membuatpeneliti meniliti lagi kemana dana200an juta atau bahkan lebih ini me-ngalir. Karena sangat kurang masuk a-kal jika pemerintah dapat menurunkandana yang besar untuk mendatangkanalat berat sumur bor kenapa tidaksekalian paralonnya. Hal inilah yangkemudian disanggah oleh Ibu Hanni-

Page 15: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

41

yah selaku pegawai Kelurahan Tlogo-waru:

“Memang bener dek dana yangditurunkan pusat itu sampai 200anjuta atau bahkan sampai 750juta.Tapi itu kan dana hibah tahunan.Dan keperluan dari tiap kelurahankan banyak misalnya untuk per-baikan jalan atau untuk biayaakomodatif keperluan lainnya jadikalo diliat dari ratusan jutanyamemang besar. Tapi kalo keper-luannya banyak ya memang perlumemeras otak lagi”

Setelah tercapainya mufakattadi akhirnya warga yang tergabungdalam Lembaga Pemberdayaan Ma-syarakat Kota/LPMK (yang dulunyabernama Lembaga Kelompok Masya-rakat Desa/LKMD ini) akhirnya sepa-kat untuk meminta subsidi lebih dariyang diberikan dari pemerintah agardapat membuat akses air mudah de-ngan membuat pipa-pipa yang digu-nakan untuk menjadi akses penting da-lam hal jalan air yang ditujukan lang-sung ke rumah penduduk KelurahanTlogowaru.Kelebihan Dan Kelemahan DariHipam

Kelebihan dari air Hipam iniadalah berupa air bersih yang tidak ha-nya digunakan untuk mandi, cuci, ka-kus saja tapi bisa digunakan untukkegiatan masak-memasak ataupun di-gunakan untuk kebutuhan akan air mi-num sehari-hari. Hal ini jelas berbedadengan air sungai yang banyak digu-nakan oleh warga sebelum adanya airhipam ini. Dari kadar bersihnya ataukejernihan akan air dan secara kehi-gienisan jauh jelas berbeda dengan airsungai itu sendiri. Hal ini dituturkanoleh Bapak Kasrun:

“Lek masalah bersihe banyu yowesga usah ditakokno le, tapi masalahbiaya karo pelayanan banyu e ikuseng mesti ditakokno. Regone iku lole larang.”(Kalau masalah kejernihan air tidakperlu dipertanyakan nak, tapi ma-salah biaya dan pelayanan dari

hipam itu yang mesti dipertanya-kan. Harganya itu nak yang mahal)

Dilihat dari akses untuk mem-peroleh air bersih itu sendiri, wargadapat menikmati air bersih dengantanpa bersusah payah dalam pengam-bilan air yang seperti dulunya wargaharus menapaki jalan yang tidak mu-dah dituju karena letaknya yang pe-losok sehingga harus bersusah payahdalam memenuhi kebutuhan akan airitu sendiri sehingga warga yang inginmenggunakan atau membutuhkan airharus menempuh jarak dan medanyang sulit dalam hal pemenuhan kebu-tuhan pokok akan air ini.

Adapun kelemahan dari hipamsendiri adalah dalam jumlah debit airyang tersedia dan diperuntukkan war-ga sangatlah minim. Hal ini dika-renakan jumlah tandon yang tersediadengan jumlah warga yang berlang-ganan sangat tidak berimbang. Tiga(3) tandon yang tersedia di KelurahanTlogowaru tidak dapat memuaskankebutuhan akan air sejumlah 13 RWini. Seperti apa yang disampaikan olehBapak Sahid sebagai berikut:

“Tandon iku kan fungsi e digilir ale dadi kadang gae omah dek keneiku kadang 2 hari sekali yo kadang3 hari sekali kadang lek apese yogak keduman blas”(Tandon itu kan disalurkan keru-mah semua warga jadi kadang un-tuk rumah disini itu kadang 2 harisekali terkadang 3 hari sekali ka-dang kalau lagi sial ya sampai tidakdapat sama sekali )

Teknisnya air yang dialirkankepada warga bisa dikatakan sangatkurang layak untuk memenuhi kebu-tuhan sehari-hari dari penduduk Kelu-rahan Tlogowaru ini. Satu-satunya ca-ra yang dapat dilakukan warga adalahmenghemat besarnya jumlah penggu-naan air, hal ini sangatlah penting di-karenakan air yang diterima warga se-cara tidak merata juga penerimaan a-kan air warga tidak berlangsung setiapharinya. Air yang di alirkan tandon ke

Page 16: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

42

rumah para warga sangatlah minimyaitu per 2 hari sekali dengan batasper waktu dan jumlah air per m3 yangdalam debit air yang tidak besar.

Adapun Kendala dari Hipamsendiri adalah ada pada jumlah airyang dialirkan dari tandon kerumahwarga sangatlah tidak layak atau sa-ngat minim. Tempat tinggal wargayang berlangganan air Hipam ini jugamenentukan besarnya debit air yang a-kan diterima oleh pelanggan hipam itusendiri.

Hal ini disebabkan pipa yangterhubung kerumah warga hanya adapada satu jalur yang kemudian terbagikembali karena ukuran pipa yang di-gunakan untuk mengaliri rumah wargatergolong kecil. Selain itu kendala la-innya ada pada waktu yang ditentukandalam mengaliri rumah warga.

Pengelola menetapkan jadwaluntuk air yang akan dialirkan kerumah warga per 2 hari sekali danhanya da-lam beberapa jam saja (tidaksatu hari penuh) dengan jumlah debitair yang minim karena terbagi olehpara pe-langgan air hipam lainnya.Halini di-perkuat dengan keluhan yangdisam-paikan oleh Bapak Kasrun:

“Saking susahnya dapat air bersihitu dulu saya sampe pernah masakpakai air sungai. Itu pas apes-a-pesnya mas uang yang ada itu cumacukup buat modal besok, ya maubagaimana lagi.”(Dikarenakan susahnya mendapatair bersih itu dulu saya sampaisampai pernah memasak meng-gunakan air sungai. Itu terjadi saatuang yang tersisa cukup buat modalesok, terpaksa.)

Kendala lain yang ada yaitupipa yang kurang memadai karena pi-pa yang digunakan pada waktu itu be-rupa pipa paralon. Sedangkan kualitasdari pipa paralon tidak bisa bertahanlama dan masalah yang ditimbulkanbiasanya berupa kebocoran atau ter-jadi keretakan pada pipa pipa paralontersebut.

Pendapat warga tentang ada-nya sumber air bantuan yakni Hipamini dirasakan kurang banyak mem-bantu dalam permasalahan kelangkaanair di tempatnya tersebut.

Banyak faktor yang membuatwarga kecewa dengan program ban-tuan dari pemerintah ini. Salah satu-nya tentang debit air yang tidak ba-nyak atau kurang mencukupi kebu-tuhan akan air bagi kebanyakan wargauntuk kebutuhan sehari-hari.

Tingginya biaya yang harusdikeluarkan warga dengan jumlah de-bit air yang diterima sangat tidak me-nguntungkan di sisi penggu-na/pelanggan Hipam ini. Debit airyang terbatas inilah yang membuatwarga kekurangan air sebagai kebu-tuhan pokok akan air di kehidupanmereka. Kebanyakan warga merasamalas untuk membayar Hipam ini ka-rena masalah minimnya air yang me-reka terima.

Pasokan air yang ditentukanoleh pengelola hipam berdasarkanwaktu yang kurang menguntungkanmasyarakat juga kerap mereka ke-luhkan. Dengan jarak waktu yang cu-kup lama dari 2 hari sampai kadangseminggu sekali mereka baru mene-rima jatah air untuk per keluarga dira-sakan memberatkan pengguna ataumasyarakat Tlogowaru. Penghasilanwarga Tlogowaru yang bisa dikatakanminim membuat mereka berpikir kerasuntuk dapat mereka kelola dengan ba-ik. Antara untuk memenuhi kebutuhanakan air itu sendiri atau kebutuhan po-kok yang lainnya.

Dari sinilah dapat ditarik ke-simpulan bahwa mereka telat mem-bayar atau malas membayar hipam ka-rena, pertama kebutuhan pokok ma-syarakat yang mereka hadapi tidakhanya berfokuskan pada air sematatetapi juga pada banyak hal lainnya.Bahkan tambah Bapak Sahid karenaterlalu mahalnya air Hipam ada yangsampai nekat melakukan kecurangan:

Page 17: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

43

“Warga kene iku ndableg-ndablegmas, bien iku tau sampe jatah etonggo iku dicolong. Dadi pipaparalon seng wes onok ditambah-tambahi dewe jan sak enake udeledewe .”(Warga disini itu nakal-nakal mas,dulu itu pernah sampai ada yangmencuri jatah air warga. Jadi pipaparalon yang sudah ada ditambahlagi/disalurkan kerumahnya tanpasepengetahuan pengelola.)

Sumur Sebagai Sumber Air diTlogowaru

Alternatif selain Hipam diha-rapkan warga di wilayah Tlogowarusebenarnya sangat ingin mengandal-kan sumur sebagai sumber air yangdapat memenuhi kebutuhan pokok a-kan air ini. Sayangnya warga Tlogo-waru tidak dapat membuat sumur danmemiliki sumur sebagai sumber airdalam usaha pemenuhan kebutuhanpokok akan air ini. Hal ini terjadikarena kondisi letak geografis tanah didaerah ini. Beberapa bagian tanah diwilayah tersebut dipenuhi bebatuanyang menghambat pembuatan sumurini. Kondisi tanah yang tidak me-nguntungkan inilah yang sangat mem-prihatinkan bagi warga Tlogowaru.Keluhan ini disampaikan oleh BapakKasrun sebagai berikut:

“Mending dek asalku bien masbanyu iku ga usah tuku, sumur yogawene gampang. Lek masalahbanyu dek Malang (Tlogowaru) ikijan apes sak apese wong mas.”(Mendingan di daerah asal sayadulu mas, air itu tidak perlu beli.Sumur buatnya juga mudah. Kalaumasalah air di Malang (Tlogowaru)ini memang sial, sangat sial mas.)

Sumur di Kelurahan Tlogowa-ru ini sangatlah susah ditemui di ru-mah para warga yang tinggal disana.Hal ini dikarenakan dari kondisi geo-grafis dari wilayah ini yang terbilangtinggi dan kontur tanah yang keringdan tandus sehingga untuk prosespembuatan sumur sangatlah susah,kedalaman tanah yang sulit dijangkau

mesin bor, hambatan-hambatan lain-nya seperti dana yang tidak dimilikioleh warga yang rataan profesinyahanya buruh kasar dan atau buruh taniini sangat tidak menguntungkan disisipengguna atau warga Tlogowaru. A-dapun sumur yang saya temui disanahanya terdapat beberapa dan itupunsudah banyak yang kering dan tidaklagi digunakan.

Kondisi letak geografis darisuatu daerah/wilayah adalah satu as-pek yang penting dan mempengaruhiseseorang untuk dapat membuat su-mur. Tingkat kedalaman tanah ditam-bah dengan bebatuan yang terdapat di-dalamnya merupakan bentuk hamba-tan nyata bagi warga yang tinggal diwilayah/dataran tinggi. Alasan laindari tidak tersedianya sumur di rumahwarga dikarenakan tingginya biayayang diperlukan atau masalah keua-ngan dari perorangan. Penduduk yangrata-rata berprofesi sebagai buruh tanitersebut berpendapat mengoptimalkanapa yang telah tersedia oleh alam (su-ngai) dalam pemenuhan air untuk ke-giatan sehari-harinya adalah jalan pa-ling nyata diterapkan. Solusi lain de-ngan sistem beli air.

Seperti yang disampaikan Ba-pak Kasrun sebagai berikut:

“lek kadung ganok banyu mas yoterpaksa tuku dek tonggo, iku lekwonge dwe persediaan lebih banyu.Lek ga yo banyu kali iku dimasakmas”(kalau sudah tidak ada air mas, yaterpaksa beli di tetangga, itu kalauorangnya/tetangga punya persedia-an air lebih. Kalau tidak ya air su-ngai itu yang dimasak)

Kelebihan dari sumur ini sebe-narnya setiap pemilik dapat menikmatiair tanpa harus mengeluarkan banyakdana untuk tiap pengambilan air ter-sebut. Hal ini bisa dijadikan perban-dingan dengan pemakaian Hipamyang tiap bulannya harus mengelu-arkan dana yang lebih besar diban-dingkan dengan sumur yang dimiliki

Page 18: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

44

sebagai aset pribadi perorangan. Halinilah yang sangat susah dimiliki olehwarga yang tinggal didataran tinggi didaerah Tlogowaru ini. Hal tersebutdiperkuat dengan apa yang diketahuioleh bapak Laili selaku ketua LPMKKelurahan Tlogowaru sebagai berikut:

“Dalamnya tanah untuk mencapaidebit air itu ratusan meter mas.Kira-kira sampe 188 meter, itu jugakeluarnya ga sebesar yang mungkinada dek rumahnya mas. Patokan188 meter itu ya dari apa yangdilakukan pengeboran tahun 1998dulu mas. Jadi kalo warga disiniingin punya air bersih, pilihannyaya cuma pake air Hipam, air sungaiatau ga ya beli di tetangga mas”

Dilihat dari sisi kelemahanmungkin hampir susah ditemui dalampemenuhan akan air itu sendiri karenasumurnya pun jarang ditemui. jikapunada kelemahan dari sumur yang ada diKelurahan Tlogowaru ini mungkin ke-keringan akan air yang disebabkan o-leh adanya pergantian musim yang ak-hirnya pemilik dari sumur ini harusmencari alternatif lain.Sungai Sebagai Alternatif SaranaPemenuhan Kebutuhan

Selain dua macam sumber airdi atas (Hipam dan Sumur) sungaimerupakan sumber air yang vital bagiwarga Tlogowaru. Sungai digunakanmasyarakat Tlogowaru sebagai saranauntuk keperluan mandi ,mencucipakaian dan juga untuk sawah perta-nian. Penggunaan air sungai ini terda-pat dua macam cara yang dilakukanwarga, sebagian ada yang langsung kesungai untuk keperluannya dan adajuga yang mengfiltrasi atau menyaringair sungai tersebut untuk dialirkan kerumah si pengguna sistem filterisasi i-ni.

Di Kelurahan Tlogowaru mekanis-me dari penggunaan air sungai ini ter-bagi menjadi 2 cara. Yang Pertama,pengguna air sungai biasanya lang-sung ketempat di mana air sungai iniberada kemudian mereka gunakan

sesuai kebutuhan mereka. Kedua, war-ga yang mau mengeluarkan sedikituang dapat membuat suatu rangkaianpipa-pipa yang disusun dari sungaimenuju ke rumah warga. Cara keduainilah adalah cara yang paling higi-enis/aman dalam penggunaan air di-bandingkan yang pertama. Hal inidisampaikan oleh Bapak Sahid:

“Dek kene bien iku ceritane pernahdiusahakan pembuatan sumur bortapi ko ga mlaku lancar. Haha.. lakalo takut yo ga adus adus sampesaiki aku le, haha.. koyok o diomahku iki le ya, bapak gae paralonyang disambung sampe ke sungaitrus airnya disedot sama sanyo itusampe sini dek (nunjuk toilet).”(Disini dulu itu ceritanya pernahdiusahakan pembuatan sumur bortapi kok malah tidak jalan se-mestinya. Haha..kalau takut ya jaditidak mandi sampai sekarang ininak, haha.. seperti di rumah sayasaya ini nak ya, bapak memakaiparalon yang disambung sampai kesungai lalu airnya ditarik pompalistrik sampai rumah)

Tambah bapak Sahid mengenaiair sungai yang dialirkan ke rumah-nya, air yang telah tersedot kedalamkamar mandi tidak murni air sungaitapi melalui pengolahan sebelumnya

“Iyo le ikuh lo deloken.. iyo disa-ring disek dadi ngga moro “nye-gur” nang kali itu le. Lek digawengombe pribadi tuku banyu PAM(Hipam) nak. Dadi banyu kali sengdisareng maeng mek tak gae aduskaro umbah-umbah tok le.”(Ya itu dek dilihat sendiri.. ya disa-ring terlebih dahulu jadi tidak lang-sung “masuk” ke sungai itu nak.Kalo untuk minum saya pakai airPAM (Hipam) nak, jadi air sungaiyang disaring tadi Cuma dipakaiuntuk mandi dan cuci saja nak.)

Mekanisme penggunaan airsungai oleh warga Tlogowaru. WargaTlogowaru memaksimalkan air su-ngai untuk mengaliri sawah warga.Dikarenakan kondisi daerah Tlogowa-ru yang terletak di daerah dataran

Page 19: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

45

tinggi warga Tlogowaru menggunakanair sungai ini untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi atau mencuci pa-kaian mereka. Air sungai di daerah initerbilang tidak terlalu bersih atau jugakotor. Kendati demikian warga sekitarsangat bergantung dengan salah satusarana pemenuhan kebutuhan air ini.Keadaan air yang langka dan harga airyang terbilang mahal untuk wargasekitar membuat warga tidak mempu-nyai pilihan lain untuk memenuhi airdi dalam kehidupan mereka.

Warga yang berkecukupan da-lam hal pangan kadang membuat ali-ran air sungai ini dari tempatnya me-nuju rumah warga. Mereka membuatsemacam jalan air/serupa pipa-pipaPDAM yang kemudian di tarik olehpompa air dan kemudian mereka alir-kan ke beberapa tempat filter air yangterisi oleh bahan dari alam semacambebatuan juga bahan lain yang mem-buat air sungai ini terfiltersasi dengansempurna sehingga bisa mereka buatair ini menjadi air yang bisa merekaolah kembali untuk dikonsumsi.

Bagi mereka yang kurangmampu membuat pipa saringan air inibiasanya mereka menggunakan air su-ngai langsung dari tempat terdekat da-ri permukiman mereka.

Kelebihan sungai sangatlah je-las, pertama sungai sangatlah jarangbermasalah dalam sisi debit air yangdiperlukan. Sungai sendiri sudah me-rupakan bagian dari kehidupan sosialbermasyarakat (bagi sebagian warga).Debit air sungai yang melimpah ada-lah nilai plus tersendiri bagi wargayang tinggal didaerah dataran tinggi.

Sisi higienis adalah kelemahanyang menonjol dari sumber air ini.Banyaknya bakteri dan mahkluk kecillainnya yang terdapat di sungai yangsulit terlihat oleh indera penglihatan.Hal ini juga yang membuat penggunasumber air ini sangat tidak dianjurkanuntuk mengolah air ini untuk kebu-tuhan masak memasak kecuali bisa

digunakan hanya untuk mandi, cuci,kakus saja.

Musim memang juga merupa-kan kendala bagi para pengguna sum-ber air ini. Pencemaran air yang kianmembuat kotor sungai juga sering ti-dak menguntungkan warga dalam upa-ya pemenuhan akan air dalam keseha-riannya.Perkembangan Hipam Sebagai Su-mber Air Utama di Tlogowaru

Dengan adanya beberapa alter-natif sumber daya air yang ada namunkurang efektif di wilayah KelurahanTlogowaru di atas. Hipam pun akhir-nya di upayakan untuk menjadi sum-ber air utama air bersih yang ada diwilayah Kelurahan Tlogowaru. Sete-lah terbangunnya Hipam pertama diTlogowaru namun tidak sesuai hara-pan warga maka berembug kembalilahwarga Kelurahan Togowaru denganpemerintah untuk dapat memaksimal-kan fungsi dari Hipam ini. Denganadanya bantuan dana pemerintah di-tambah dengan sudah adanya pondasidari Hipam itu sendiri maka di temu-kanlah titik temu yang dihasilkan darirembug warga tersebut yakni berupasistem Urunan untuk dapat mengatasipermasalahan debit air yang kecil dariHipam ini.

Urunan bagi warga Tlogowaruadalah satu upaya satu-satunya yangbisa dilakukan demi agar bisa terse-lesaikan masalah kelangkaan akan airyang telah lama dialami oleh wargadisana. Upaya ini dilakukan karenamereka tidak memiliki banyak pilihandalam mengatasi permasalahan ke-langkaan ini. Urunan disini juga tidakbersifat mengikat atau menekan war-ganya. Warga dengan sukarela maumelakukan urunan dengan dana sea-danya untuk dapat dinikmati setelah-nya hal terpenting dalam kehidupansehari-harinya bagi warga Tlogowarukhususnya untuk keperluan masakatau dikonsumsi secara higienis danlayak untuk dipakai.

Page 20: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

46

Awal mula sebelum dibentuk-nya anggaran tambahan atau urunan didaerah Tlogowaru. Para warga kurangmenyetujui adanya anggaran yangdibuat oleh pemerintah untuk menda-patkan akses air bersih yang harusnyadidapat secara gratis tetapi yang adamalah beban tambahan untuk warga.Karena menurut warga, air yang me-reka dapat/peroleh berasal dari sumberdi daerah Tlogowaru itu sendiri.

Dengan berjalannya waktu pe-merintah akhirnya menurunkan ang-garan subsidi bagi warga Tlogowaru,dengan dibuatnya tandon/tempat pe-nampungan air di daerah tersebut. De-ngan alasan, untuk meringankan bebanwarga dalam mendapatkan air bersihsecara mudah. Dulunya warga kesu-litan untuk mendapatkan air bersihdikarenakan debit air yang terbatasdan tidak menentu. Kekurangan yanglain sebelum terbentuknya tandonyaitu air yang didapatkan warga tidakjernih/bersih. Debit air yang terbatasdan tidak jernih mengakibatkan parawarga Tlogowaru terkadang tidak bisamenggunakan air yang mereka butuh-kan sewaktu-waktu. Dengan terben-tuknya tandon yang dibuat oleh ang-garan subsidi pemerintah, warga bisamendapatkan air bersih yang dibu-tuhkan sehari-hari.

Akan tetapi muncul perma-salahan baru, warga mengeluhkan ja-rak antara rumah warga menuju aksestandon/tempat penampungan air sulitdijangkau. Pada akhirnya warga yangkesulitan mengakses air menuju ru-mah, mendapatkan solusi yang mu-fakat dengan cara membuat akses daritandon/tempat penampungan air me-nuju rumah-rumah warga. Yaitu de-ngan dibuatnya pipa-pipa saluran airbersih dari tandon kerumah-rumahwarga. Pemerintah menyetujui usulanwarga yang kemudian membebankanbiaya penganggaran pipa kepada ma-syarakat Tlogowaru.

Akhirnya para warga tersadarbahwa sejak dibangunnnya tan-don/tempat penampungan air denganditambahnya pipa-pipa tambahan,warga merasa menjadi termudahkanakses akan air bersih. Dengan sadar-nya warga, warga pun menyetujuianggaran yang dibebankan pemerintahberupa iuran/urunan kepada wargadengan cara menambah pipa ke rumahpara warga untuk mempermudah ak-ses air bersih.

Penarikan biaya yang dibe-bankan kepada masyarakat pun dila-kukan pemerintah dengan cara diberi-kannya alat ukur air berupa meteranuntuk mempermudah penarikan biayakepada warga.

5. KESIMPULAN, IMPLIKASI,SARAN, DAN BATASANKesimpulan

Dari penjabaran di bab sebe-lumnya maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:

Kelangkaan akan air di WilayahTlogowaru yang letaknya di KotaMalang sebenarnya adalah hal yangwajar. Kelangkaan sumber daya air inidipengaruhi oleh keadaan geografisdaerah. Yang membuat menarik darike-langkaan yang terjadi di wilayahini adalah adanya perubahan sis-tempemerintahan yang mem-buat wilayahini mendadak men-jadi kekuranganakan sumber daya air atau kelangkaanair yang mendadak karena kebi-jakandari sistem pemerintahan.

Hipam merupakan satu dari bebe-rapa sumber air bersih yang digunakanoleh warga Tlogowaru. Hipam adalahsatu satunya sumber air bersih yangtersedia di Kelurahan Tlogowaru. Na-mun dalam kegunaanya masih diang-gap kurang efektif dalam mengatasikelangkaan akan air di wilayah Ke-lurahan Tlogowaru. Salah satu halyang memberatkan warga adalah ada-nya dana yang harus dikeluarkan un-tuk setiap penggunaannya. Hal ini

Page 21: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

47

lumrah karena Hipam sendiri dibuatdan dikelola oleh pemilik. Inilah yangmembuat air di wilayah ini memilikinilai dan Teori Evolusi Air, yakni Ba-rang bebas yang berubah menjadi Ba-rang Ekonomis memang terjadi di ma-syarakat.Saran

Dengan melihat penjabaran kesim-pulan di atas, maka dapat diajukansaran-saran sebagai berikut:

Pemerintah haruslah jelas ketikamemberikan penyuluhan kepada war-ga mengenai apa yang telah terjadi diwilayah Kelurahan Tlogowaru ini. Ka-rena masalah Kelangkaan sumber da-ya air ini sangatlah rentan denganyang namanya ketidaksambungan pe-nerimaan informasi. Hal ini dipe-ngaruhi oleh hakikat air itu sendiri dimana air merupakan kebutuhan jas-mani yang primer.

Pengupayaan untuk membuatsumber daya air selain Hipam harus-nya sudah dipikirkan oleh warga danpemerintah. Hal ini untuk dapat me-ngurangi beban ekonomi yang ditang-gung oleh warga Tlogowaru yangrataan penduduknya berprofesi seba-gai buruh tani ataupun kasar yangkeadaan ekonominya sangat rendah.

Hubungan antara pemerintah de-ngan warga harusnya terjalin baik. Halini untuk mengurangi dampak yangditimbulkan oleh jika adanya ketidak-sambungan penerimaan informasi diantara keduanya. Pendekatan secaraintensif melalui banyak kesempatandapat membuat kokohnya wilayahTlogowaru yang masih termasuk barudalam hal sistem pemerintahan yangtelah terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Amrta Institute. (2007). PemantauanPendapatan (Revenue Watch) SektorSumber Daya Air untuk OptimalisasiLayanan Publik di Indonesia.pdf

Anonim. (2010). Air KomponenKehidupan Paling Vital.http://www.tsani-oke.co.cc/2010/12/air-komponen-kehidupan-paling-vital.html, (diaksespada 4 juni 2011)

Anonim. (2006). Prakarsa StrategisPengelolaan Sumber Daya Air UntukMengatasi Banjir dan Kekeringan diPulau Jawa. Badan PerencanaanPembangunan Nasional.

Anonim. (2008). Undang-undangPengelolaan Sumber Daya Air.Bandung: Fokus Media.

Anonim. (2008). PembangunanBerkelanjutan Dalam PengelolaanSumberdaya Air.http://www.polopeni.com/2008/01/pembangunan-berkelanjutan-dalam.html,(diakses tanggal 7 april 2011)

Arianto, Danang A. (2010). PengaruhKarakteristik Masyarakat danPendekatan Pembangunan TerhadapEfektivitas Kegiatan PenyediaanPrasarana Air Minum di KabupatenPekalongan.pdf

Asdak, Chay. (2004). Hidrologi danPengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.

Ato Suprapto. (2003). PemanfaatanAir dan Sumber Air untuk Pertaniandalam Kondisi Keterbatasan Air danLingkungan.pdf

Buletin Tzu Chi. (2010). Air Bersihuntuk Desa Giriasih.pdf

Dharma, Agus. PerkembanganSumber Daya Air Dan PengaruhnyaTerhadap Pengelolaan Irigasi.pdf(diakses pada 7 September 2011)

Page 22: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

48

Dumairy. (1992). Ekonomika SumberDaya Air, Pengantar Hidrolika.Yogyakarta: BPFE Offset.

Fauzi, A. (2006). Ekonomi SumberDaya Alam dan Lingkungan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Galuh, Ajeng K. (2011). Kepemilikan,Pengelolaan, Distribusi, danPemanfaatan Sumber Daya Air diIndonesia Perspektif Islam. ProporsalTesis Unibraw Malang

Irianto, Gatot. (2006). PengelolaanSumberdaya Lahan dan Air: StrategiPendekatan dan Pendayagunaannya.Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti.

Kecamatan Kedungkandang. (2009).Renstra 2009-2013 KecamatanKedungkandang. Malang: KecamatanKedungkandang.

Kelurahan Tlogowaru. (2011).Monografi Semester I Tahun 2011.Malang: Kelurahan Tlogowaru.

Kelurahan Tlogowaru. (2012).Monografi Semester I Tahun 2012.Malang: Kelurahan Tlogowaru.

Kodoatie, Robert J dan M. Basoeki.(2005). Kajian Undang-UndangSumberdaya Air. Yogyakarta: PenerbitANDI.

Mark W. Rosegrant, Ximing Cai, danSarah A. Cline. (2002). Water andFood to 2025: Policy Responses to theThreat of Scarcity.pdf

Peraturan Daerah Propinsi Jawa TimurNomor 10 tahun 2007 tentangPerizinan Pengambilan danPemanfaatan Air Permukaan di JawaTimur.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun2008 tentang Pengelolaan SumberDaya Air

Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun2008 tentang Air Tanah.

Priyono, Juniawan. (2007). RefleksiHari Air Sedunia 2007: MengatasiKelangkaan Air.pdf (diakses pada 7September 2011)

Purbawa, I Gede A, I Nyoman G W.(2009). Analisis Spasial NormalKetersediaan Air Tanah Bulanan diProvinsi Bali. Buletin MeteorologiKlimatologi dan Geofisika, Volume 5no. 2 Juni 2009

Richard Middleton. Air BersihSumber Daya yang Rawan. Dalamhttp://www.usembassyjakarta.orgptpairbrst.html

Rosdiana I. (2004). KonservasiSumber Daya Alam dan Lingkunganmodul 5: Konservasi Sumber DayaEnergi. Jakarta: Pusat PenerbitanUniversitas Terbuka.Salvatore, D Ph.D. (2006).Mikroekonomi edisi keempat

Sulistyorini. (2004). BMP KonservasiSumber Daya Alam dan Lingkunganmodul 2: Konservasi Sumber DayaAir. Jakarta: Pusat PenerbitanUniversitas Terbuka.

Suparmoko M dan M.R. Suparmoko.(2000). EkonomiLingkungan.Yogyakarta: PenerbitBPFE.

Sutikno SE, ME dan Dr. MaryunaniSE, MS. (2006). EkonomiSumberdaya Alam. Malang: BPFE-Unibraw.

Sutrisno, Totok C. (2000). TeknologiPenyediaan Air Bersih. Jakarta:Rineka Cipta

Suyono. (1993). Pengelolaan SumberDaya Air. Fakultas GeografiUniversitas

Page 23: Analisis Pemenuhan Kebutuhan dan Penyelesaian Kelangkaan

JIEP-Vol. 15, No 1 Maret 2015ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

49

Sosiawan H dan Subagyono K.(2009). Strategi Pembagian AirSecara Proporsional UntukKeberlanjutan Pemanfaatan Air.pdf

Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004tentang Sumber Daya Air.

Wignyosukarto, Budi S. PengelolaanSumberdaya Air Terpadu dalamUpaya Pencapaian TujuanPembangunan Milenium 2015 .pdfWinpenny, J. (2003). FinancingWater For All, World WaterCouncil.pdf

http://pdam.pemkot-malang.go.id(diakses pada 14 april 2011)

http://www.aqua.com/aqua_v3/ina/aquafacts.php# (diakses pada 3 januari2011)

http://www.hydro.co.id/ (diakses pada6 mei 2011)

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/122375

(diakses pada 7 september 2011)

http://m.koran-jakarta.com/?id=121786&mode_beritadetail=1 (diakses pada 7 september2011)

http://www.worldwater.org (diaksespada 7 September 2011)

http://www.kruha.org (diakses pada 9September 2011)