14
Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 111 ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BISNIS RETAIL DI KABUPATEN PANGKEP (STUDI KASUS : ALFAMIDI) Diajukan Oleh : RIJAL Email : [email protected] Pembimbing I RAMLI MANRAPI Email :____________________ Pembimbing II MIAH SAID Email : [email protected] Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT Rijal. 2016. Analysis of Organisation Citizenship Behaviour (OCB) To Performance Employees At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep (Case Study: Alfamidi). Skripsi Guided by Ramli Manrapi and of Miah Said Majors Management Faculty Of Economics University 45 Bosowa Makassar This Internal issue Research there is do not it influence of Organisation Citizenship Behaviour (OCB) To Performance Employees At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep (Case Study: Alfamidi) with a purpose to research to know to to analyse Organisation Citizenship Behaviour (OCB) To Performance Employees At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep (Case Study: Alfamidi). this Location Research in Alfamidi Sub-Province of Pangkep conducted by during 2 months. Data type the used is quantitative data in the form of data able to be calculated by which is got from answer of kuesioner data and qualitative in the form of information data about company of Alfamidi. Source of Data primary that is obtained data is direct the than its source which noted and perceived by data and researcher of sekunder in the form of obtained data of second pihal, namely information of Alfamidi. Sampel Research consist of 30 people through sampling technique of is non probality. Method data collecting through and observation of kuesioner. Technique analyse used data namely descriptive analysis, quantitative analysis, doubled linear regression analysis. Result of obtained research there are influence which [is] Organization Citizenship Behavior signifikan ( OCB) at individual characteristic variable and organizational karakteistik to employees performance at business of retail specially Alfamidi in Sub-Province of Pangkep. This Matter can be seen from result of calculation with SPSS version 21 obtained by value of signifikan 0,000 residing in under value 0,05. This indicate that individual characteristic variable and organizational characteristic to employees performance have very big influence to business of retail specially Alfamidi in Sub-Province of Pangkep. There by Ha accepted and H0 in refusing. ----------------------- Keyword : Organisation Citizenship Behaviour, Performance Employees At Business of Retail

ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 111

ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR

(OCB) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

BISNIS RETAIL DI KABUPATEN PANGKEP

(STUDI KASUS : ALFAMIDI)

Diajukan Oleh :

RIJAL

Email : [email protected]

Pembimbing I

RAMLI MANRAPI

Email :____________________

Pembimbing II

MIAH SAID

Email : [email protected]

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa

ABSTRACT

Rijal. 2016. Analysis of Organisation Citizenship Behaviour (OCB) To Performance Employees

At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep (Case Study: Alfamidi). Skripsi Guided by

Ramli Manrapi and of Miah Said Majors Management Faculty Of Economics University 45

Bosowa Makassar

This Internal issue Research there is do not it influence of Organisation Citizenship Behaviour

(OCB) To Performance Employees At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep (Case

Study: Alfamidi) with a purpose to research to know to to analyse Organisation Citizenship

Behaviour (OCB) To Performance Employees At Business of Retail in Sub-Province of Pangkep

(Case Study: Alfamidi). this Location Research in Alfamidi Sub-Province of Pangkep conducted

by during 2 months. Data type the used is quantitative data in the form of data able to be calculated

by which is got from answer of kuesioner data and qualitative in the form of information data

about company of Alfamidi. Source of Data primary that is obtained data is direct the than its

source which noted and perceived by data and researcher of sekunder in the form of obtained data

of second pihal, namely information of Alfamidi. Sampel Research consist of 30 people through

sampling technique of is non probality. Method data collecting through and observation of

kuesioner. Technique analyse used data namely descriptive analysis, quantitative analysis, doubled

linear regression analysis. Result of obtained research there are influence which [is] Organization

Citizenship Behavior signifikan ( OCB) at individual characteristic variable and organizational

karakteistik to employees performance at business of retail specially Alfamidi in Sub-Province of

Pangkep. This Matter can be seen from result of calculation with SPSS version 21 obtained by

value of signifikan 0,000 residing in under value 0,05. This indicate that individual characteristic

variable and organizational characteristic to employees performance have very big influence to

business of retail specially Alfamidi in Sub-Province of Pangkep. There by Ha accepted and H0 in

refusing.

-----------------------

Keyword : Organisation Citizenship Behaviour, Performance Employees At Business of Retail

Page 2: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 112

PENDAHULUAN

Bisnis retail khususnya Alfamidi saat ini dihadapkan pada situasi

persaingan yang ketat dan perubahan dinamika bisnis yang cepat. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya jumlah bisnis retail yang berdiri di Indonesia saat

ini. Upaya untuk menjaga keloyalitasan karyawan pun senantiasa dilakukan

karena karyawan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam setiap

kegiatan perusahaan.

Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk

memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang

berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu

berubah. Memiliki karyawan yang bersedia mencurahkan segenap kemampuan

demi kepentingan perusahaan adalah harapan bagi semua organisasi. Karyawan

yang dapat bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan, sedangkan

perusahaan diharapkan dapat memberikan penghargaan atau pengakuan atas

prestasi karyawan.

Secara umum organisasi percaya bahwa untuk mencapai keberhasilan

diperlukan kinerja individual yang baik, karena akan mempengaruhi kinerja

organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu deskripsi kerja formal sangat

penting sebagai panduan pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun di samping

itu, pekerjaan yang tidak terdeskripsi dalam Organizational Citizenship Behavior

(OCB), juga sangat diperlukan demi berlangsungnya kegiatan organisasi.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan salah satu sikap

yang penting dimiliki oleh karyawan Alfamidi, yang menurut Organ (1995)

adalah perilaku kerja individu yang bermanfaat bagi organisasi namun tidak

secara langsung atau secara eksplisit diakui oleh sistem reward. Perilaku yang

dilakukan seseorang melebihi deskripsi kerja formal yang diberikan perusahaan

secara sukarela serta tidak secara langsung diberikan penghargaan oleh

perusahaan.

Beberapa contoh OCB adalah kesiapan untuk berkompromi dengan

kesulitan di tempat kerja, bertindak sesuai dengan peraturan organisasi, aturan,

Page 3: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 113

prinsip-prinsip dan praktek-praktek dan menunjukkan keterlibatan yang kuat

dalam pertumbuhan organisasi yang menghasilkan keberhasilan organisasi.

Organizational Citizenship Behavior mengacu pada pada perilaku yang berkaitan

dengan pilihan pribadi dan jika tidak melakukan tidak diberi hukuman dalam

organisasi.

Menurut Robbins (2001:22), organisasi-organisasi yang sukses

membutuhkan karyawan yang akan bertindak melebihi tugas pekerjaan umum

mereka yang akan memberikan kinerja lebih. Dalam dunia kerja dinamis saat ini,

di mana tugas-tugas semakin banyak dilakukan dalam tim-tim dan di mana

fleksibilitas bernilai penting, organisasi memerlukan karyawan yang akan

melakukan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) seperti membuat

pernyataan konstruktif tentang kelompok kerja mereka dan organisasi, membantu

yang lain dalam timnya, menjadi relawan dalam aktifitas tugas ekstra,

menghindari konflik yang tidak perlu, menunjukan kepedulian terhadap properti

organisasi, menghormati semangat sekaligus peraturan organisasi, dan lain-lain.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa dampak dari Organizational

Citizenship Behavior (OCB) mampu meningkatkan efektifitas dan kesuksesan

organisasi, sebagai contoh biaya operasional rendah, waktu penyelesaian

pekerjaan lebih cepat, dan penggunaan sumber daya secara optimal. Berdasarkan

peran dan manfaat tersebut, manager atau akademisi sumber daya manusia

berusaha mendorong tumbuhnya Organizational Citizenship Behavior dalam

organisasi khususnya di Alfamidi melalui berbagai cara termasuk dengan

memasukkan kriteria Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam penilaian

kerja. Selain itu OCB juga diyakini dapat memberikan kontribusi terhadap inovasi

dan daya adaptasi karyawan Alfamidi karena merupakan perilaku yang selalu

mengutamakan kepentingan orang lain.

Organizational Citizenship Behavior dapat timbul dari berbagai faktor

dalam organisasi, di antaranya karena organisasi yang tinggi. Mengutarakan

pentingnya membangun Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam

lingkungan kerja perusahaan Alfamidi, tidak lepas dari bagaimana karakteristik

individu yang ada dalam diri karyawan tersebut. karakteristik individu karyawan

Page 4: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 114

tersebut yang menjadi pendorong dalam terciptanya Organizational Citizenship

Behavior (OCB) dalam organisasi.

Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam

mewujudkan Organizational Citizenship Behavior (OCB) di Alfamidi, yaitu

sebagai pendorong timbulnya OCB dalam organisasi. Di samping itu, seorang

karyawan yang memiliki kinerja tinggi akan senantiasa berusaha untuk

mengembangkan diri demi kemajuan organisasi. Hilangnya semangat karyawan

berarti organisasi kehilangan dukungan dan loyalitas dari karyawan. Karyawan

cenderung tidak peduli dengan tujuan organisasi, melanggar aturan, dan

kehilangan gairah dalam bekerja. Sikap-sikap seperti itu akhirnya berpengaruh

terhadap kinerjanya, yang lebih lanjut akan mempengaruhi daya saingnya dengan

para kompetitor. Dengan demikian terlihat jelas bahwa organisasi sangat penting

dan vital bagi perusahaan.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam organisasi ada tiga

yaitu afektif, berkelanjutan dan normatif. Karyawan afektif yang tinggi tetap

berada di organisasi dianggap sebagai perasaan karena ingin tetap tinggal,

bergantung kepada organisasi dan terlibat di organisasi. Karyawan berkelanjutan

tinggi mereka merasa butuh, sedangkan karyawan normatif tinggi tetap memiliki

perasaan harus atau kewajiban kepada organisasi.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) dipahami sebagai bentuk

nyata kontribusi karyawan dan tidak semua orang menunjukkan hal ini. Karyawan

yang menunjukkan OCB yang tinggi mungkin mendapatkan reward berupa

penilaian yang tinggi oleh supervisor, daripada mereka yang menunjukkan tingkat

OCB yang rendah, alasan ini cukup menunjukkan pentingnya perilaku extra-role

dalam organisasi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh Organizational Citizenship

Behavior (OCB) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bisnis Retail di Kabupaten

Pangkep?”

Page 5: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 115

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

Malayu S. P. Hasibuan (2006 : 6) mendefinisikan manajemen sebagai

“Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Manajemen ini terdiri dari 6 unsur (6 M) yaitu: men, money, methode, materials,

machines, dan market. Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu ilmu

manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia atau disingkat

MSDM yang merupakan terjemahan dari men power management. Manajemen

yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen

kepegawaian atau manajemen personalia.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Husein Umar

(2005:3) yaitu: “Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari

manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya

manusia, yang bertugas mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh

tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya”.

B. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Menurut Aldag & Resche, sebagaimana dalam Dwi Hardaningtyas (2007 :

28) Banyak peneliti yang memiliki istilah yang berbeda dalam menyebut OCB.

Beberapa peneliti yang menyebut OCB sebagai Prosocial Behavior, Extra-role

Behavior dan yang terbanyak menyebutnya sebagai OCB (Organizational

Citizenship Behavior). Berbagai macam definisi dikemukakan oleh para ilmuwan.

Aldag & Resche sebagaimana dikutip oleh Dwihardaningtyas, menyatakan bahwa

OCB merupakan kontribusi individu yang mendalam melebihi tuntutan peran di

organisasi dan di-reward oleh perolehan kinerja tugas. OCB ini melibatkan

beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk

tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat

kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan ”nilai tambah subyek organisasi”

dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang

positif dan bermakna membantu.

Page 6: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 116

Dimensi-dimensi OCB dikemukakan berbeda-beda oleh para peneliti

terdahulu. Dimensi dari OCB yang dikemukakan oleh Organ dalam oleh Mel

Schnake & Michael P. Dumler (1997 : 216-229 ), yaitu :

1. Alturism

Melibatkan diri secara sukarela untuk membantu orang lain, atau

mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Dimensi ini

menunjukkan perilaku membantu karyawan berkaitan dengan persoalan-persoalan

yang dihadapi misalnya, membantu dalam mempergunakan peralatan dalam

bekerja.

2. Sportmanship

Sikap yang lebih menekankan pada aspek-aspek positif organisasi. Memberikan

rasa toleransi terhadap gangguan-gangguan pada pekerjaan, tidak mengeluh atau

komplain.

3. Conscientiousness

Mengerjakan tugas yang diberikan dilakukan dengan cara melebihi atau di

atas apa yang telah disyaratkan oleh organisasi.

4. Courtesy

Perilaku membantu seseorang mencegah terjadinya suatu permasalahan

atau membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi

berkembangnya suatu masalah.

5. Civic Virtue

Podsakoff, et.al. (1996 : 259-298) meguraikan beberapa kontribusi OCB

terhadap keberhasilan perusahaan, yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas rekan kerja dan manajerial.

2. Menghemat sumber daya sehingga dapat digunakan untuk tujuan yang lebih

produktif.

3. Membantu mengkoordinasikan kegiatan baik di dalam maupun dikelompok

kerja.

4. Penguatan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan

pegawai yang terbaik.

5. Meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

Page 7: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 117

6. Memungkinkan organisasi untuk beradaptasi lebih efektif terhadap perubahan

lingkungan.

C. Pengertian Kinerja Karyawan

Istilah kinerja sendiri berasal dari kata Job Performance atau Actual

Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) sebagaimana yang dijelaskan oleh

Mangkunegara (2005: 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Selanjutnya menurut Faustino Cadosa Gomes dalam Mangkunegara (2005:

9), mengatakan bahwa defenisi kerja karyawan sebagai: “Ungkapan seperti

output, efisiensi serta efektifitas sering dihubungkan dengan produktifitas”.

“Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupu etika menurut Suryadi Prawirosentono dalam Gibson (1987:203).

Dalam buku yang berjudul: “Manajemen Sumber Daya Manusia”

(1995:327), menurut Hendry Simamora kinerja karyawan adalah tingkat dimana

para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

a. Penilaian kinerja karyawan

Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang mengukur

kinerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja

karyawan adalah :

1. Karakteristik situasi

2. Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan.

3. Tujuan-tujuan penilaian kinerja.

4. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

b. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui

sibagi menjadi dua, yaitu :

Page 8: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 118

1. Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang karyawan dengan

menggunakan ratings deskriptif untuk

menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-

keputusan promosi, demosi, terminasi, dan kompensasi.

2. Tujuan pengembangan

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan

dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu dapat penulis simpulkan bahwa kinerja merupakan hasil

pencapaian yang dapat dilaksanakan oleh seseorang baik kualitas maupun

kuantitas yang akan dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam

melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini bisnis retail di Kabupaten Pangkep khususnya

Alafamidi dilakukan selama 2 bulan. Jenis data yang digunakan adalah data

kuantitatif berupa data yang dapat dihitung yang didapat dari jawaban kuesioner

dan data kualitatif berupa data informasi tentang perusahaan bisnis retail di

Kabupaten Pangkep khususnya Alafamidi. Sumber Data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari sumbernya yang dicatat dan diamati oleh peneliti dan data

sekunder berupa data yang diperoleh dari pihal kedua, yakni informasi dari bisnis

retail di Kabupaten Pangkep khususnya Alafamidi. Sampel penelitian terdiri atas

30 orang melalui teknik sampling non probality. Metode pengumpulan data

melalui observasi dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yakni

analisis deskriptif, analisis kuantitatif, analisis regresi linear berganda.

PEMBAHASAN

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada hasil analisis Organization Citizenship

Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan pada bisnis Retail di Kabupaten

Pangkep pada penelitian ini menggunakan analisis statistic inferensial dengan

Page 9: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 119

teknik analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk menganalisis varabel

bebas terhadap variabel tidak bebas.

1. Analsisis Regresi Linear Berganda

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada hasil analisis Organization Citizenship

Behavior (OCB) pada variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi

terhadap kinerja karyawan pada bisnis Retail di Kabupaten Pangkep pada

penelitian ini menggunakan analisis statistic inferensial dengan teknik analisis

Regresi Linear Berganda digunakan untuk menganalisis varabel bebas terhadap

variabel tidak bebas. Pembuktian ini dimaksudkan untuk menguji variansi suatu

model regresi yang digunakan dalam menerangkan variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y) dengan cara menguji kemaknaan dari koefisien regresinya.

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS 21 diperoleh dberikut.

Tabel 1

Koefisien Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) a -2.009 7.494 -.268 .791

X1 .267 .275 .141 .973 .339

X2 .785 .143 .796 5.502 .000

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas, maka hasil yang diperoleh dimasukkan dalam

persamaan :

Y = a + b1x1 + b2x2

dimana :

Y = Kinerja Karyawan

a = Kostanta

b1 = pengaruh X1 terhadap Y jika X2 konstan

b2 = pengaruh X2 terhadap Y jika X1 konstan

X1 = Karakteristik Individu

X2 = Karakteritik Organisasi

e = Tingkat Kesalahan

Page 10: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 120

Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = -2,009 + 0,267X1 + 0, 785X2

1. Nilai konstanta persamaan di atas sebesar -2,009. Angka tersebut

menunjukkan tingkat Kinerja karyawan bila tingkat karakterristik Individu

diabaikan.

2. Variabel karakteristik Individu memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,267.

Nilai koefisien positif menunjukkan hubungan positif karakteristik individu

terhadap tingkat Kinerja Karyawan. Hal ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan

karakteristik individu, maka nilai Kinerja akan mengalami peningkatan

sebesar koefisien pengalinya dengan asumsi variabel independen yang lain

dianggap konstan

3. Variabel Karakteristik Organisasi memiliki nilai koefisien sebesar 0,785. Hal

ini juga menunjukkan hubungan positif karakteristik organisasi terhadap

tingkat Kinerja Karyawan. Dapat disimpulkan bahwa jika terjadi kenaikan

karakteristik organisasi maka nilai kinerja akan mengalami peningkatan

sebesar koefisien pengalinya dengan asumsi variabel independen yang lain

dianggap konstan.

4. Dari kedua nilai antara variabel karakteristik individu dan karakteristik

organisasi terdapat perbedaan dimana variabel karakteristik individu

berpengaruh lebih besar terhadap kinerja dibanding karakteristik organisasi.

Adapun hasil korelasi antara variabel independend yakni karakteristik individu

terhadap variabel kinerja karyawan pada bisnis retail (Perusahaan Alfamidi) di

Kabupaten Pangkep dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2

Hasil Korelasi Antar Variabel

Model Summary

Mode

l R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .919a .845 .833 2.87841

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,919

berarti karakteristik individu berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

Page 11: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 121

karakteristik Organisasi terdapat pengaruh yang positif karena nilai korelasinya

sebesar 0,919 yang mendekati 1 sehingga hubungan kedua variabel berada pada

posisi erat. Sedangkan nilai R2 sebesar 0,845 artinya persentase karakteristik

individu berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan karakteristik organisasi

terhadap kinerja karyawan sebesar 84,5% sedangkan sisanya 15,5% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama antar variabel

independen terhadap dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara

bersama-sama variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada bisnis retail khususnya Alfamidi di

Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan hasil pengujian beberapa kaitan antara variabel independen

terhadap dependen, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 1215.765 2 607.883 73.369 .000b

Residual 223.702 27 8.285

Total 1439.467 29

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Untuk pengambilan kesimpulan, maka bisa di lihat signifikasinya (Sig),

jika signifikasi < 0,05, maka kesimpulannya ada pengaruh antara karakteristik

individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja karyawan pada bisnis retail

khususnya Alfamidi di Kabupaten Pangkep. Namun jika nilai signifikasinya >

0,05 maka tidak ada pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi

terhadap kinerja karyawan pada bisnis retail khususnya Alfamidi di Kabupaten

Pangkep.

Pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikasinya adalah 0,000 <

0,005, jadi dapat disimpulkan ada pengaruh antara variabel karakteristik individu

Page 12: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 122

dan karakteristik organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada bisnis

retail khususnya Alfamidi di Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis penilaian ini menggunakan

variabel bebas yaitu karakteristik individu (X1) Karakteristik Organisasi (X2)

terhadap Kinerja karyawan (Y) khususnya Alfamidi di Kabupaten Pangkep.

Dalam penelitian ini antara variabel bebas terhadap variabel terikat berpengaruh

positif dan signifikan.

Pada variabel karakteristik individu , rata-rata responden menjawab sangat

setuju untuk masing-masing item pertanyaan yang diberikan, hal ini berarti

karakteristik individu yang dilakukan oleh karyawan sangat mempengaruhi

kinerja karyawan pada bisnis retail khususnya Alfamidi di Kabupaten Pangkep.

Variabel karakteristik organisasi menunjukkan respon yang sangat setuju

untuk rata-rata item pertanyaan yang diberikan. karakteristik organisasi sehingga

dengan adanya kegiatan organisasi diharapkan kinerja karyawan semakin

meningkat.

Karakteristik individu melibatkan diri secara sukarela untuk membantu

orang lain, atau mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan

pekerjaan. Sementara karakteristik organisasi menunjukkan perilaku membantu

karyawan berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi misalnya,

membantu dalam mempergunakan peralatan dalam bekerja. Sikap yang lebih

menekankan pada aspek-aspek positif organisasi. Memberikan rasa toleransi

terhadap gangguan-gangguan pada pekerjaan, tidak mengeluh atau komplain.

Mengerjakan tugas yang diberikan dilakukan dengan cara melebihi atau di atas

apa yang telah disyaratkan oleh organisasi. Membantu seseorang mencegah

terjadinya suatu permasalahan atau membuat langkah-langkah untuk meredakan

atau mengurangi berkembangnya suatu masalah. Terlibat dalam aktivitas

organisasi dan peduli terhadap kelangsungan hidup organisasi. Secara sukarela

berpartisipasi, bertanggung jawab dan terlibat dalam mengatasi persoalan-

persoalan demi kelangsungan hidup organisasi. Serta mengawasi lingkungan

sekitar terhadap peluang dan ancaman.

Page 13: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 123

Hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai dari karakteristik individu

sebesar 0,267 dengan nilai konstanta -2,009. Ini dapat diartikan bahwa jika

karakteristik individu berkurang sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan akan

meningkat sebesar 0,267 dan 0,785. Maka disimpulkan jika karakteristik

organisasi berkurang maka maka kinerja karyawan akan meningkat.

Sedangkan pengujian korelasi menunjukkan koefisien korelasi sederhana

sebesar 0,919 menunjukkan bahwa pengaruh Organization Citizenship Behavior

(OCB) pada variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap

kinerja karyawan pada bisnis retail khususnya Alfamidi di Kabupaten Pangkep

sangat erat.

Page 14: ANALISIS ORGANISATION CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) …

Vol 3, No. 010 (2016) Rijal 124

DAFTAR PUSTAKA

Aldag & Resche, 2007. sebagaimana dikutip oleh Dwi Hardaningtyas, Pengaruh

Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap terhadap Budaya Organisasi dalam

Pembentukan OCB, Tesis tidak diterbitkan, Unair

Gibson, Ivancevich, 1987. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima,

Jakarta: Erlangga.

Malayu, S. P. Hasibuan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,

Cetakan Kedelapan, Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosolakarya Offset.

Organ,1997, sebagaimana dikutip oleh Mel Schnake & Michael P. Dumler,

Organizational Citizenship Behavior : The Impact Of Rewards and Rewards

Practices. Journal of Managerial Issues Vol.IX No.2 Summer

Podsakof, 1996. PM Mackenzie SB, Bommer wh, Transformational Leader

Behaviors and Substitutes for Leadership as Determinant of Employee

Satisfaction, Commitment, Trust, and Organizational Citizenship Behavior,

Journal of Management, Vol.22, No.22

Raharjo, Dwi Sihono, 2005. Kinerja Karyawan Survei di Bank Negara Indonesia

dan Bank Central Asia. Jurnal Manajemen, Th IX/O1/Feb/2005

Robbins, S. 2001. Perilaku Organisasi. Penerjemah Halida SE dan Dewi Sartika

SS. Jakarta : Erlangga.

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV.

Pustaka Setia

Subekhi, Akhmad. 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Umar, Husein, 2004. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.