77
1 ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md. E) pada Program Studi DIII Perbankan Syariah Oleh : DEVID TRI WAHYUNINGSIH 64010160027 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

1

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MUDHARABAH DI BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh Gelar

Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md. E) pada Program Studi DIII

Perbankan Syariah

Oleh :

DEVID TRI WAHYUNINGSIH

64010160027

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2019

Page 2: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 3: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

3

PENGESAHAN

Page 4: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

4

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Page 5: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

5

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Page 6: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

6

MOTTO

“Jika manginginkan sesuatu maka lakukan apa yang belum pernah dilakukan, gagal itu bukan

hambatan tapi pelajaran, mengeluh boleh tapi jangan berlebihan, karena Allah tidak akan

menguji hambanya diluar batas kemampuan”

(Elmy Nor Amaliya)

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tuaku, saudaraku,

Para dosen-dosen, sahabat-sahabatku,

Teman-teman seperjuanganku..

Page 7: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

7

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa

menunjukan kepada kita jalan yang lurus dan memberikan pemahaman akan agama

yang kokoh. Shalawat serta salam selalu tercurahkan untuk Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, dan juga kepada para keluarganya, para sahabatnya, para

pengikutnya hingga akhir zaman. Beliaulah pemimpin para Nabi dan Rasul Allah

SAW, yang selalu mencontohkan suri tauladan yang mulia kepada setiap insan di

dunia. Penulis sangat merasa bersyukur setelah berbagai cobaan dan kendala, suka

maupun duka selalu setia mengiringi perjalanan dalam melakukan penelitian dan

penulisan Tugas Akhir ini, namun pada akhirnya atas rahmận rahỉm dari Sang

Pencipta, Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul:

“ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT

NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA”

Tugas Akhir ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-syarat

menyelesaikan pendidikan program Diploma 3 pada jurusan D3 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiaga. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa adanya

pertolongan Allah SWT, doa, bimbingan, bantuan, dukungan, saran maupun kritik

dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa bantuan

mereka, penulis merasa kesulitan terutama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak dapat terlukiskan, dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Zakiyuddin,M.Ag. selaku Rektor IAIN SALATIGA.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan FEBI

IAIN SALATIGA.

3. Wakil Dekan 1, 2, 3 FEBI IAIN SALATIGA.

4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN SALATIGA

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya kepada penulis

Page 8: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

8

selama di bangku kuliah. Semoga ilmu yang diajarkan bermanfaat bagi penulis di

dunia dan akhirat.

6. Pihak BMT NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA yang bersedia menjadi

obyek penelitian.

7. Kedua orang tua saya yang senantiasa mendoakan serta memberikan semangat

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Semua sahabat dan teman-temanku yang senantiasa memberikan semangat,

dukungan dan motivasinya.

9. Semua pihak yang belum tercantum, yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah memberikan dukungan, saran serta bantuan baik secara moril maupun

materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Besar harapan saya semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, khususnya

untuk penulis pribadi, masyarakat dan para pembaca pada umumnya. Tidak lupa

pula saran dan kritik yang membangun guna pengembangan penulisan skripsi

selanjutnya.

Salatiga, Mei 2019

Penulis,

Devid Tri Wahyuningsih

64010160027

Page 9: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

9

ABSTRAK

Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan

Mudharabah di BMT NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA. Tugas Akhir.

Program Studi D III Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Fetria Eka Yudiana,

M.Si.

Dengan adanya kemungkinan terjadinya risiko dan untuk meminimalisir

terjadi risiko yang mungkin akan terjadi pada pembiayaan mudharabah di BMT,

maka perlu diteliti mengenai penerapan manajemen risiko pembiayaan

mudharabah dan bagaimana penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang

bermasalah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya

risiko pembiayaan mudharabah di BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga,

penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang bermasalah, penerapan

manajemen risiko pembiayaan mudharabah di BMT Nusa Umat Sejahtera

Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan

metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada staff

maketting di BMT NUSA UMAT SEJAHTERA. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa 1) proses pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan mudharabah

dilakukan dengan identifikasi risiko pembiayaan, pengukuran risiko pembiayaan,

pemantauan risiko pembiayaan dan pengendalian risiko pembiayaan, 2) faktor

penyebab terjadinya risiko pembiayaan adalah risiko SDM (Sumber Daya

Manusia) dan risiko operasional.

Kata kunci: Risiko, Manajemen Risiko, Pembiayaan Mudharabah

Page 10: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

10

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................................... ii

PENGESAHAN ...................................................................................................................iii

KEASLIAN ........................................................................................................................... iv

PLAGIASI .............................................................................................................................. v

MOTTO.................................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix

ABSTRAK............................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6

D. Metode Penelitian .......................................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 10

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka.....................................................................................12

B. Kajian Teoritik ............................................................................................. ...18

BAB III : GAMBARAN OBJEK

A. Sejarah dan Perkembangan BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

Salatiga...................................................................................................................39

B. Visi dan Misi.........................................................................................................41

C. Struktur Organisasi BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

Salatiga...................................................................................................................41

D. Produk – Produk BMT BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

Salatiga...................................................................................................................44

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan

Mudharabah di BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

Salatiga......................................................................................................................48

Page 11: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

11

B. Analisis Penerapan Manajemen Risiko Pada Pembiayaan

Mudharabah di BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga.................51

C. Strategi penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah

di BMT BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga................................53

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................55

B. Saran............................................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 struktur organisasi BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

SALATIGA....................................................................................................................... 42

Page 13: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

SALATIGA tahun 2018-2019.......................................................................................... 3

Tabel 1.2 Pembiayaan Bermasalah BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

SALATIGA tahun 2018-2019.......................................................................................... 4

Page 14: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis sangat lekat dan dekat dengan kondisi ketidakpastian.

Ketidakpastian tersebut akan berdampak pada keuntungan atau kerugian atau

sering disebut dengan risk and return (risiko dan hasil). Risiko dan hasil adalah

berkorelasi positif, semakin besar risiko bisnis, maka peluang untuk mendapatkan

laba atau pendapatan (return) juga besar, sebaliknya jika risiko bisnis kecil, maka

laba atau pendapatan (return) yang akan diperoleh juga akan kecil (Romdhoni,

2016).

Risk and return (risiko dan hasil) juga tidak lepas pada lembaga keuangan

keuangan syariah seperti Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Baitul Mal wat Tamwil

merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat. Baitul

Mal wat Tamwil (BMT) berfungsi sebagai perantara (intermediary) antara pihak

yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Sehingga lembaga

keuangan ini mempunyai dua kegiatan atau layanan, yakni funding dan lending.

Funding artinya BMT berfungsi menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana. Sedangkan lending artinya BMT berfungsi menyalurkan dana

kepada masyarakat yang kekurangan dana.

BMT adalah lembaga keuangan syariah yang didirikan sebagai pendukung

dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha

kecil berlandaskan prinsip syariah. Keberadaan Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Page 15: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

15

sebagai salah satu perintis lembaga keuangan dengan prinsip syariah di Indonesia,

dimulai dari ide dari para aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan

Koperasi Jasa Keahlian Teknosa pada 1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal

bakal BMT yang berdiri pada tahun 1984. Dengan adanya risiko memaksa BMT

untuk dapat mengidentifikasi setiap risiko yang sedang dan akan dihadapi dengan

merujuk risiko yang pernah dialami. Dengan mengenali risiko lebih awal

diharapkan BMT dapat meminimalisir risiko yang ada, sehingga return yang telah

ditetapkan dapat tercapai (Prakoso, 2014)

Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk

(kerugian) yang tidak diinginkan atau tidak terduga. Senada dengan hal itu

Djojosoedarso (1999) menyatakan, bahwa risiko mempunyai karakteristik

(Darmawi, 2006) :

a. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa,

b. Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan

BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga termasuk salah satu lembaga

keuangan syariah yang sedang berkembang di lingkungan masyarakat. BMT ini

dikenal dari golongan menengah kebawah sampai golongan menengah keatas.

Layanan BMT Nusa Umat Sejahtera diminati sebagian besar kalangan menengah

kebawah yang membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya dimana BMT ini

berperan sebagai mitra usaha dengan pembiayaan produk mudharabah yang sesuai

dengan prinsip syariah dan peraturan yang sudah ditetapkan. Antusiasme

masyarakat terhadap pembiayaan mudharabah dengan sistem bagi hasil sangat

luar biasa. Namun pada pembiayaan mudharabah pihak pemilik dana (shahibul

maal) tidak ikut serta dalam manajemen usaha, sehingga internal usaha tidak

dapat diketahui secara detail.

Page 16: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

16

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Nasabah Pembiayaan BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga

Tahun 2018-2019

No Tahun Mudharabah Murabahah

1 2018 89 nasabah 144 nasabah

2 2019 104 nasabah 170 nasabah

Sumber data: BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga

Dari tabel di atas dapat diketahui pada periode 2018-2019 jumlah nasabah

pembiayaan mudharabah dan murabahah.pada Tahun 2018 jumlah nasabah

mudharabah berjumlah 89 nasabah,sedangkan untuk nasabah murabahah

berjumlah 144 nasabah sedangkan pada tahun kedua atau pada periode 2019

jumlah nasabah mudharabah mengalami peningkatan sebesar 104

nasabah,sedangkan untuk murabahah mengalami peningkatan sebanyak 170

nasabah Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah nasabah pembiayaan

murabahah memiliki perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan

pembiayaan mudharabah.

Tabel 1.2

Pembiyaan Murabahah yang Bermasalah

di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga Periode 2018-2019

No Tahun Jumlah Nasabah Bermasalah

1 2018 30 nasabah

2 2019 35 nasabah

Sumber data: BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga

Page 17: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

17

Data di atas menjelaskan bahwa pembiayaan murabahah bermasalah di

BMT Nusa Umat Sejahtera mengalami kenaikan selama periode 2018-2019.yaitu

pada tahun 2018 jumlah pembiayaan bermasalah sejumlah 30 nasabah sedangkan

pada tahu 2019 jumlah pembiayaan bermasakah mengalami peningkatan sebanyak

35 nasabah.Faktor-faktor terjadinya pembiayaan diatas menurut narasumber

dikarenakan ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor dari pihak nasabah dan dari

pihak BMT.

Dengan adanya kemungkinan terjadinya risiko dan untuk meminimalisir

terjadi risiko yang mungkin akan terjadi pada pembiayaan mudharabah di BMT,

maka perlu diteliti mengenai penerapan manajemen risiko pembiayaan

mudharabah dan bagaimana penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang

bermasalah. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meneliti lebih dalam yang

berkaitan dengan “ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MUDHARABAH DI BMT BMT NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA ”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang perlu untuk dikaji, yakni:

1. Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap resiko pembiayaan

Mudharabah di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga?

2. Bagaimana mekanisme penerapan managemen resiko pembiayaan

mudharabah di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga ?

3. Bagaimana penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang

bermasalah di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga ?

Page 18: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

18

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

a. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya

risiko pembiayaan mudharabah di BMT Nusa Umat Sejahtera

Salatiga.

b. Mengetahui bagaimana manajemen risiko pembiayaan mudharabah

yang diterapkan di Nusa Umat Sejahtera Salatiga.

c. Mengetahui penanganan terhadap pembiayaan mudharabah

bermasalah di Nusa Umat Sejahtera Salatiga.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan untuk mengetahui

mengenai penerapan manajemen risiko pembiayaan mudharabah

dan bagaimana menangani terhadap pembiayaan mudharabah yang

bermasalah di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga.

b. Bagi kalangan akademisi terutama mahasiswa FEBI IAIN

SALATIGA, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi

penelitian lebih lanjut untuk meneliti topik yang sama.

c. Bagi perusahaan, memberikan kontribusi yang bermanfaat atau

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

manajemen risiko pada pembiayaaan mudharabah.

Page 19: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

19

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistic (Romdhoni, et al 2016 : 3). Prosedur penelitian ini menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini termasuk jenis penelitian

kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research)

(Muhammad, 2003), dengan jalan membaca, menelaah buku-buku dan

artikel yang berkaitan dengan Manajemen Risiko.

2. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (Iskandar, 2009: 118):

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama. Data ini berupa teks hasil wawancara dan informan yang

dijadikan sample dalam penelitiannya. Data ini diperoleh langsung

dari wawancara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu

dengan manajer, staf marketing dan anggota pembiayaan mudharabah.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari penulis ilmiah,

penelitian, buku catatan, buku-buku referensi, jurnal, internet, dan

sebagainya. data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan

dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, atau

mendengarkan. Data ini diambil dari dokumentasi melalui dokumen-

Page 20: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

20

dokumen yang berhubungan dengan anggota pembiayaan

mudharabah.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, karena jenis penelitiannya menggunakan library

research dan field research, maka metode pengumpulan datanya dilakukan

melalui :

a. Dokumentasi, yaitu kertas tertulis tangan atau tercetak yang bersifat

resmi melengkapi informasi atau digunakan sebagai bukti

penelitian dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi yang dibutuhkan

untuk pengumpulan data diambil dari BMT Nusa Umat Sejahtera

Salatiga serta nasabah pembiayaan mudharabah.

b. Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula (Sumarsono, 2004:71). Wawancara merupakan bagian

terpenting dalam survei, karena tanpa wawancara peneliti akan

kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan

pertanyaan kepada responden. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin yaitu pertanyaan

yang akan diajukan kepada informan sudah dipersiapkan dengan

lengkap dan cermat, akan tetapi dalam penyampaian pertanyaan

tersebut dilangsungkan secara bebas. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang produk pembiayaan mudharabah

Page 21: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

21

bertujuan untuk melengkapi data tentang BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga.

c. Observasi, dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki

secara langsung. Observasi pada penelitian ini ditujukan kepada

BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga, nasabah pembiayaan

mudharabah.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran dan mempermudah cara memahami laporan

tugas akhir ini penulis menyusun dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan kerangka awal yang akan menguraikan tentang teori-

teori yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang sejarah, struktur

organisasi, kegiatan, permodalan dan tingkat perkembangan Nusa Umat

Sejahtera Salatiga.

BAB IV ANALISIS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang penjelasan mengenai

analisis manajemen risiko pada pembiayaan mudharabah di BMT Nusa

Umat Sejahtera Salatiga.

Page 22: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

22

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan BAB IV dan saran-saran

yang ditujukan penulis kepada instansi yang terkait dari penelitian.

Page 23: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Telaah penelitian sebelumnya ini sangat penting untuk dilakukan guna

membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya, sehingga tidak

terjadi adanya duplikasi. Pustaka-pustaka yang menjadi telaahan dalam penulisan

ini antara lain :

Khuriawati (2011) yang meneliti tentang apakah ada pengaruh Manajemen

Risiko dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) terhadap pemberian pembiayaan

Mudharabah tanpa jaminan di BMT Kabupaten Purworejo. Metode penelitian

menggunakan uji statistik dengan analisis Regresi Berganda. Hasil analisi regresi

variabel Manajemen Risiko dan ESQ memiliki tanda positif artinya variabel

Manajemen Risiko dan ESQ memiliki pengaruh positif terhadap pemberian

pembiayaan Mudharabah tanpa jaminan.

Afifa (2010) yang meneliti tentang strategi meminimalisasi risiko

pembiayaan macet di BMT Muhajirin Salatiga. Metode penelitian ini

menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah cara

meminimalisasi dan menanggulangi resiko pembiayaan macet meliputi pemantau

dan kerjasama, eksekusi jaminan dan cadangan risiko pembiayaan tak tertagih.

Imanah, Dairotun Imanah. Riyantika, Susi & Sudarsih Umi (2015) yang

meneliti tentang implementasi manajemen risiko pembiayaan dalam upaya

meningkatkan profitabilitas pada BPRS Khasanah Ummat. Metode Penelitian ini

menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada hakikatnya

sudah di mulai jauh sebelum prosedur awal pembiayaan yaitu meliputi pemasaran

Page 24: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

24

pembiayaan, prosedur pemberian pembiayaan, pengawasan pembiayaan,

pengelolaan pembiayaan bermasalah dan penyelesaian pembiayaan

bermasalah.Implementasi manajemen risiko pembiayaan yang sesuai dengan

koridor yang telah ditetapkan dapat efekif meningkatkan profitabilitas Bank.

Jamilah (2016) yang meneliti tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),

Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Non Performing

Financing (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap pembiayaan mudharabah. Sedangkan penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis regresi

berganda, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dana pihak ketiga

berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, capital adequacy ratio

berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, return on asset

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah, non performing financing

tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, biaya operasional

terhadap pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap

pembiayaan mudharabah.

Friyanto (2013) yang meneliti tentang bagaimana meminimalisasi risiko

serta memahami alternatif solusi pada pembiayaan mudharabah di Bank BTN

Kantor Cabang Syariah Malang. Metode penelitian ini menggunakan metode

problem solving. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko dapat diminimalisasi

dengan menentukan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh nasabah.

Titin (2017) yang meneliti tentang bagaimana cara menganalisis

Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bmt Muhajirin Salatiga,dan dari

penelitian ini ditemukan adanya faktor unsur ketidaksengajaan . Sedangkan faktor

Page 25: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

25

penyebab dari pihak bmt sendiri terdiri dari beberapa hal yaitu analisa yang

kurang akurat dan AO karena dikejar target.

Beberapa penelitian yang telah diuraikan di atas berfungsi sebagai literatur

atau referensi terhadap penelitian penulis. Sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini lebih ditegaskan tentang

penerapan manajemen risiko pembiayaan mudharabah yang lebih menyeluruh dan

sebelumnya belum dilakukan penelitian tentang analisis manajemen risiko

pembiayaan mudharabah pada BMT NUSA UMAT SEJAHTERA SALATIGA.

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Metodolog

i

Variabel Hasil

Khuriawati

(2011)

Pengaruh managemen

resiko dan emotional

spiritual quotient

(esq)terhadap kinerja

pembiayaan

mudharabah tanpa

jaminan(survei diBMT

dikabupaten

Purworejo)

Analisis

regresi

Variabel

dependent

managemen

resiko variable

independent

pembiayaan

mudharabah tanpa

jaminan

Variabel management

risiko dan ESQ memiliki

tanda positif artinya

variabel managemen

risiko ESQ memiliki

pengaruh positif terhadap

pemberian pembiayaan

mudharabah tanpa

jaminan

Liza

muzayana

afifa(2011)

Strategi

meminimalisasi dan

menanggulangi resiko

pembiayaan macet

pada BMT Muhajirin

Salatiga

Deskriptif

kualitatif

- Hasil dari penelitian ini

adalah cara meminimalisi

dan menangulangi resiko

pembiayaan macet

meliputi memantau dan

kerjasama,eksekusi

jaminan dan cadangan

Page 26: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

26

pembiayaan tak tertagih

Fina

dairotun,ima

nah susi

riyantika

dan umi

sudarsih

Implementasi

managemen resiko

pembiayan dalam

upaya meningkatkan

profibilitas (study

kasus pada BPRS

khasanah umat

purwokerto)

Deskriptif

kualitatif

- Hasil penelitian

menunjukkan pada

hakikatnya sudah dimulai

jauh sebelum prosedur

awal pembiayaan yaitu

maliputi pemasaran

pembiayaan,prosedur

pemberian

pembiayaan,pengawasan

pembiayaa,pengawasan

pembiayaan,pengawasan

pembiayaan,pengelola

pembiayaan

bermasalah.implementasi

managemen risiko

pembiayaan yang sesuai

dengan koridor yang

telah ditetapkan dapat

efektif meningkatkan

profitabilitas bank

Jamilah

(2016)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pembiayaan

mudharabah pada Bank

Umum Syariah Di

Indonesia

Analisis

regresi

- Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

pihak ketiga berpengaruh

positif terhadap

pembiayaan

mudharabah,capital

adequancy ratio

berpengaruh positif

terhadap pembiayaan

Page 27: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

27

mudharabah,return off

asset berpengaruh negatif

terhadap pembiayan

mudharabah non

performing financing

tidak berpengaruh positif

terhadap pembiayan

mudharabah,biaya

operasional terhadap

pendapatan

operasional(BOPO)berpe

ngaruh negatif terhadap

pembiayan mudharabah

Friyanto

(2013)

Pembiayaan

mudharabah risiko dan

penanganannya (study

kasus pada bank BTN

kantor cabang syariah

Malang)

Problem

solving

- Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

resiko dapat

diminimalisasi dengan

menentukan syarat-syarat

yang harus dipatuhi oleh

nasabah

Titin (2017) Analisis resiko

pembiayaan

mudharabah,study

kasus pada BMT

Mujahirin cabang

Salatiga

Analisis

regresi

Dari hasil penelitian

menunjuikkkan bahwa

penyebab terjadinya

resiko pembiayaan itu

sendiri disebabkan

kerena adanya unsur

ketidak sengajaan,dan

analisa yang kurang

mendalam dari pihak AO

Page 28: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

28

B. Kajian Teoritik

1. Pengertian Risiko

Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan

yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko tidak cukup dihindari, tapi harus

dihadapi dengan cara-cara yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya

suatu kerugian. Risiko dapat dating setiap saat, agar risiko tidak menghalangi

kegiatan, maka risiko harus dikelola secara baik (Kasidi, 2014:4).

Bank Indonesia (PBI No. 13/25/PBI/2011) mendefinisikan risiko

sebagai “potensi terjadinya kerugian akibat dari peristiwa tertentu”.

Sementara itu, risiko kerugian adalah sesuatu hal yang merupakan

konsekuensi baik secara langsung atau tidak langsung dari suatu kejadian.

Risiko ini bersifat tidak pasti, dimana ketika terjadi suatu keadaan yang tidak

diinginkan dan dapat menimbulkan ketidaksesuaian dari hasil yang

diharapkan.

Sering kali risiko muncul karena adanya lebih dari satu pilihan dan

dampak dari tiap pilihan tersebut belum dapat diketahui dengan pasti,

sebagaimana tidak pastinya masa depan. Risiko didefinisikan sebagai

konsekuensi atas pilihan yang mengandung ketidakpastian yang berpotensi

mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak negatif lainnya

(Anggraeni, 2015).

2. Jenis-jenis Risiko

Berdasarkan PBI Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

terdapat sepuluh jenis risiko yang dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit,

Page 29: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

29

risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi,

risiko strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko investasi

a. Risiko Kredit

(Kasidi et al, 2014:58) risiko kredit adalah risiko yang berkaitan

dengan kemungkinan kegagalan debitur untuk melunasi utangnya, baik

pokok maupun bunganya pada waktu yang telah ditentukan. Risiko kredit

pada umumnya dihadapi oleh industry jasa perbankan, walaupun

perseorangan atau lembaga-lembaga keuangan yang bukan bank tidak

tertutup kemungkinan untuk terkena risiko ini.

Risiko kredit dapat timbul karena beberapa hal, antara lain :

1) Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau

obligasi (surat utang) yang dibeli oleh bank tidak dibayar;

2) Tidak dipenuhinya kewajiban, dimana bank yang terlibat di

dalamnya dapat melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi

kewajiban pada kontrak derivative; dan

3) Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan

produk derivative ( menurut Kasidi et al, 2014:58 dalam Imam

Ghozali,2007:12).

Kerugian risiko kredit dapat timbul sebelum terjadinya default,

sehingga risiko kredit itu didefinisikan sebagai potensi kerugian nilai

market to market yang mungkin timbul karena pemberian kredit oleh

bank ( menurut Kasidi et al, 2014:58 dalam Imam Ghozali, 2007:12).

Risiko kekuasaan (souverign risk) merupakan risiko kredit yang

muncul ketika suatu Negara memberlakukan pengawasan terhadap devisa

(foreign exchange control), sehingga menyebabkan pihak lain tidak

Page 30: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

30

mungkin lagi melunasi utangnya, souverign risk, merupakan risiko

Negara (country risk), sedangkan default merupakan risiko perbankan

(Kasidi, et al 2014:58).

b. Risiko Pasar

Risiko ini muncul akibat karena harga pasar bergerak kea rah yang

merugikan. Risiko ini merupakan risiko gabugan yang terbentuk akibat

perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal lain yang

mempengaruhi harga pasar saham, ekuitas maupun komoditas (Kasidi, et

al 2014:66).

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas terbagi menjadi dua macam, yaitu risiko likuiditas

asset (asset liquidity risk) dan risiko likuiditas pendanaan (funding

liquidity risk). Risiko likuiditas asset atau sering disebut dengan

market/product liquidity risk, timbul ketika suatu transaksi tidak dapat

dilaksanakan pada harga pasar. Yang terjadi akibat besarnya nilai

transaksi relative terhadap besarnya pasar. Sedangkan risiko likuiditas

pendanaan yang juga sering disebut cash-flow risk, yaitu risiko

ketidakmampuan memenuhi kewajiban jatuh tempo sehingga

mengakibatkan likuiditas (Kasidi, et al 2014:67).

d. Risiko Operasional

Proses penggunaan teknologi yang berdampak pada operasional

bank merupakan risiko yang timbul akibat tindakan manusia. Oleh karena

itu, kecurangan, ketidakjujuran, kegagalan manajemen, sistem

pengendalian yang tidak memadai, prosedur operasional yang tidak tepat,

termasuk dalam risiko operasional. (Kasidi, et al 2014:68).

Page 31: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

31

e. Risiko Hukum

Risiko hukum muncul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau

kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain, karena adanya

tuntutan secara hukum dan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat

sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak smpurna.

f. Risiko Reputasi

Risiko ini muncul akibat opini negative public terhadap operasional

bank, sehingga dapat mengakibatkan menurunya jumlah nasabah bank

tersebut atau menimbulkan biaya besar karena gugatan pengadilan atau

merosotnya pendapatan bank. (Kasidi, et al 2014:68).

g. Risiko Strategik

Risiko ini muncul akibat penerapan strategi yang tidak tepat,

pengambilan keputusan bisnis yang keliru atau bank kurang responsive

terhadap perubahab eksternal, sehingga bank mengalami kerugian

(Kasidi, et al 2014:68).

h. Risiko Kepatuhan

Risiko ini terjadi, karena bank tidak mau mematuhi atau tidak mau

melaksanaakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang

berlaku. Kemudian bank Islam diharuskan memenuhi prinsip-prinsip

syariah dalam aktivitas bisnisnya. Inilah yang seharusnya mencirikan

bank Islam.

i. Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingkat imbal hasil yang

dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko

Page 32: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

32

ini muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang

diterima bank dari penyaluran dana ke debitur.

j. Risiko Investasi

Risiko investasi muncul akibat bank ikut menanggung kerugian

usaha debitur yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil.

Berdasarkan fatwa DSN MUI, perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan

atas jumlah pendapatan atau penjualan yang diperoleh debitur.

3. Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah

Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan

perspektif yang berbeda.Diantaranya yaitu pengelolaan, pembinaan,

kepengurusan, tata laksana, kepemimipinan, ketatapengurusan, administrasi

dan sebagainya (Khaerudin, 2015:30).

Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan

sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menentukan

solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada

setiap aktivitas atau proses (Idroes, 2008:5).

Manajemen risiko pada bank Islam seharusnya merupakan suatu

proses berkelanjutan tentang bagaimana bank mengelola risiko yang

dihadapinya. Meminimalkan potensi keterjadian dan dampak yang

ditimbulkan pada berbagai risiko yang tidak dikehendaki. Pada sisi lain,

menerima dan beroperasi dengan risiko tersebut. Bahkan dalam tataran yang

lebih tinggi, jika memungkinkan bank Islam dapat mengonversi risiko

menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Lebih jauh, manajemen risiko

Page 33: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

33

adalah tentang bagaimana bank secara aktif memilih jenis dan tingkat risiko

yang sesuai dengan kegiatan usaha bank tersebut (Anggraeni, 2015:32).

Dalam kerangka manjemen risiko, kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan perlu dilakukan pada suatu

program penanggulangan risiko agar tujuan program tersebut dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Program penanggulangan risiko suatu organisasi

dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kegiatan di antaranya:

a. Identifikasi Risiko (Risk Identification)

Identifikasi risiko pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk

mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

Kemudian menganalisisnya untuk menemukan setiap eksposure risiko

yang dimungkinkan dapat menjelma menjadi bentuk kerugian (Kasidi et

al, 2014:11). Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisis untuk

menemukan secara sistematis dan berkeseimbungan, risiko (kerugian

potensial) yang menantang perusahaan. Teknik yang dapat dipakai untuk

mengidentifikasi risiko diantaranya:

1) Menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.

2) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan untuk

melihat risiko suatu proses produksi dan operasi.

3) Menganalisis kontrak yang telah dan sedang dibuat perusahaan

dengan para kliennya.

4) Melihat catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan.

5) Survey dan wawancara terhadap manajer sehubungan dengan

risiko yang biasa dihadapi sehari-hari.

Page 34: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

34

b. Pengukuran dan Evaluasi Risiko (Risk Assessment)

Pengukuran dan evaluasi risiko adalah proses sistematis yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur tinggi rendahya risiko yang

dihadapi perusahaan melalui kuantifikasi risiko. (Kasidi et al, 2014:25)

Adapun tujuan pengukuran risiko adalah untuk:

1) Mengetahui relative tingkat pentingnya;

2) Memperoleh informasi untuk menetapkan kombinasi peralatan

manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya. Ada dua dimensi

dalam pengukuran risiko yaitu frekuensi terjadinya kerugian dan signifikansi

dan kegawatan (saverity) dari suatu kejadian/risiko. Frekuensi suatu kejadian

bisa dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan seperti:

1) Hampir tidak mugkin terjadi (almost nil)

2) Kemungkinan kecil terjadi (slight)

3) Mungkin terjadi (moderate)

4) Mungkin sekali terjadi (definite)

Sedangkan tingkatan signifikansi suatu kejadian suatu risiko dapat dibagi

dalam:

1) Normal loss expectancy, bila kerugian masih dapat dikelola sendiri

2) Probably maximum loss, kerugian bila pegaman tidak berfungsi

3) Maximum foreseeable loss, kerugian yang tidak dapat diatasi sendiri

4) Maximum possible loss, kerugian yang tidak dapat diamankan

(baik secara pribadi maupun melalui asuransi)

c. Pengelolaan Risiko

(Anggraeni et al, 2015:38) setelah risiko diidentifikasi dan diukur

serta dievaluasi, barulah kita dapat melakukan pengelolaan terhadap

Page 35: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

35

risiko. Beberapa alternatif pengelolaan terhadap risiko dilakukan dengan

antara lain penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, transfer risiko,

dan pendanaan risiko.

Alternatif pengelolaan berikutnya adalah menahan risiko. Menahan

risiko adalah menghadapi risiko dengan kemampuan sendiri dan sumber

daya yang ada tanpa meminta bantuan pihak lain separti perusahaan

asuransi.

Diversifikasi adalah penempatan kekayaan pada beberapa asset

yang berbeda dengan tujuan meminimalkan risiko. Semakin besar

diversifikasi, atau semakin banyak macam asset yang dimiliki, semakin

kecil risiko kerugian total akibat investasi tersebut.

Transfer risiko adalah proses pengalihan sebagian atau seluruh

risiko yang ditanggung pada pihak lain (penanggung) yang biasanya

adalah perusahaan asuransi.

d. Pemantauan Risiko

Dalam rangka melaksanakan pemantauan risiko, bank wajib

sekurang-kurangnya melakukan evaluasi terhadap eksposur risiko dan

penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan

usaha bank, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi, dan

sistem informasi manajemen risiko (Idroes et al, 2008:59).

B. Akad Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Kata mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses

seseorang memukulkan kakinya dalam usaha. Kata mudharabah juga berasal

Page 36: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

36

dari kata adhdharby fil ardhi yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut

juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti potongan karena

pemilik memotong hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh

keuntungan. (Antonio, 2001: 95)

Jadi, pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan

oleh bank syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif (Yaya,

2014 : 108).

2. Landasan Syariah

Secara umum, landasan dasar syariah mudharabah lebih

mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam

ayat-ayat dan hadits berikut ini:

a. Al-Qur‟an

Beberapa dalil yang berasal dari ayat-ayat Al-Quran yang

membolehkan akad mudharabah diantaranya adalah:

1) Firman Allah QS. An-Nisa [4]: 29

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa[4]: 29)

2) Firman Allah QS. Al-Maidah [5]: 1

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

Page 37: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

37

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS.

Al-Maidah [5]: 1)

3) Firman Allah Al-Baqarah [2]: 283

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah

ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan

tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)

dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah

kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa

yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”(QS. Al-Baqarah [2]: 283)

b. Al-Hadis

1) Hadis Nabi Riwayat Thabrani:

“ Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai

mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak

mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak

membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia

(mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang

ditetapkan „Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)

2) Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhayb:

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur

Page 38: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

38

gandum kualitas baik dengan gandum kualitas rendah untuk

keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah

dari Shuhayb)

3) Hadis Nabi riwayat at-Tirmidziy dari „Amr bin „Awf:

“shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mufakat)

dapat dilakukan diamtara kaum muslimin, kecuali shulh yang

mengharamkan yang haram atau menghalalkan yang haram; dan

kaum muslimin terkait dengan syarat-syarat mereka, kecuali syarat

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”

(HR. at-Tirmidziy dari „Amr bin „Awf)

4) Hadis Nabi:

ا ا ض ا و ضا ا ا

“ tidak boleh membahayakan/ merugikan (orang lain) dan tidak boleh

membalas bahaya dengan bahaya” (HR. Ibnu Majah, ad-

Daraquthniy, dan yang lain dari Abu Sa‟id al-Khudriy)

c. Ijmak

Diriwayatkan sejumlah sahabat menyerahkan (kepada mudharib)

harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorangpun

mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma.

d. Qiyas

Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.

Page 39: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

39

e. Kaidah Fikih

ها و و اي ج ا لا ل و ا دل ي ا ا ا ا ا و إ ة

ا ا و ا ا لاو ا لاا

وص ف

ا

“pada dasarnya semua bentuk muamalah adalah boleh dialkukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya”

3. Rukun dan Syarat Mudharabah

a. Rukun Mudharabah

Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:

1) Pelaku (pemilik dana dan pengelola dana)

Dalam akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku. Pihak

pertama sebagai pemilik modal (shahibul maal), sedangkan pihak

kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib).

2) Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Faktor kedua (obyek mudharabah) merupakan konsekuensi logis

dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku. Pemilik modal

menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah.

3) Ijab kabul (persetujuan kedua belah pihak)

Faktor ketiga, yakni persetujuan kedua belah pihak, merupakan

konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama rela).

4) Nisbah Keuntungan

Faktor keempat (nisbah) adalah rukun yang khas dalam akad

mudharabah. Nisbah mencerminkan imbalan yang berhak diterima

oleh kedua piihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan

imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul maal mendapat imbalan

atas penyertaan modalnya (Karim, 2010 : 205-206).

Page 40: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

40

b. Syarat Mudharabah

(Djuwaini, 2010 : 228) Sedangkan syarat-syarat mudharabah sebagai

berikut:

1) Pelaku

a. Dalam mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak

pertama bertindak sebagai pemilik dana, sedangkan pihak

kedua bertindak sebagai pengelola dana.

b. Keduanya harus cakap hukum, baligh dan memiliki

kemampuan untuk diwakilkan dan mewakilkan.

c. Pelaku akad mudharabah tidak hanya antara muslim dengan

muslim.

2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak

(akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut.

a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit

menunjukkan tujuan kontrak (akad).

b. Penerimanaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.

c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

3) Modal ialah sejumlah uang dan atau aset yang diberikan oleh

penyedia dana kepada pengelola (mudharib) untuk tujuan usaha

dengan syarat sebagai berikut:

a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

Page 41: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

41

b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika

modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus

dinilai pada waktu akad.

c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan

kepada mudharib (pengelola modal), sesuai dengan

kesepakatan dalam akad.

4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai

kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus

dipenuhi:

a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh

disyaratkan hanya untuk satu pihak.

b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus

diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan

harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai

kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.

c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian

apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,

atau pelanggaran kesepakatan.

5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudaharib), sebagai perimbangan

modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan

hal-hal berikut:

a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif pengelola (mudharib),

tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak

untuk melakukan pengawasan.

Page 42: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

42

b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola

sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan

mudharabah, yaitu keuntungan.

c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah islam dalam

tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan

harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.

4. Jenis Mudharabah

Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah muthlaqah adalah sistem mudharabah dimana pemilik

modal kepada pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan

waktu serta dengan siapa pengelola bertransaksi. Jenis mudharabah ini

memberikan kebebasan kepada mudharib (pengelola modal)

melakukan apa saja yang dipandang dapat mewujudkan kemaslahatan.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah adalah pemilik modal menyerahkan modal

kepada pengelola dan menentukan jenis usaha atau tempat, waktu dan

orang yang akan bertransaksi dengan mudharib.

5. Aplikasi Mudharabah dalam Lembaga Keuangan

Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan

dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudharabah diterapkan

pada:Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk

tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan

sebagainya,deposito,pembiayaan modal kerja,investasi,

Page 43: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

43

6. Manfaat Akad Mudharabah

Akad mudharabah mempunyai manfaat bagi bank maupun bagi

nasabah. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan

usaha nasabah meningkat.

b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah

pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan /hasil

usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative

spread.

7. Risiko Mudharabah

(Antonio, et al 2001 : 98) Risiko yang terdapat dalam mudharabah,

terutama dalam penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi.

Diantaranya:

a. Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang

disepakati dalam kontrak.

b. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

c. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT

(Ridwan, 2004: 126-127) Baitul Mal wat Tamwil atau Balai Usaha

Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan

prinsip bagi hasil. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, yaitu:

a. Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan pengembangan

usaha-usaha produktif dan infestasi dalam meningkatkan kualitas

Page 44: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

44

ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

b. Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak, dan sedekah

serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan

amanahnya. Secara harfiah baitulmal berarti rumah dana dan baitul tamwil

berarti rumah usaha Dari pengertian tersebut dapatlah di tarik suatu

pengertian yang meyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang

juga berperan sosial.

Sebagai lembaga sosial, baitulmal memiliki kesamaan fungsi dan

peran dengan lembaga amil zakat (LAZ), oleh karennya baitulmzl ini harus

didorong agar mmpu berperan secara profesional menjadi LAZ yang mapan.

Sementara sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya

pada sektor keuangan, yakni simpan pinjam.

Dengan demikian, keberadaan BMT dapat di pandang memiliki dua

fungsi utama, sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti

zakat, infak, sedekah, dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi

yang bergerak dibidang infestasi yang bersifat produktif.

2. Landasan BMT

BMT berasaskan Pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip

syariah islam, keimanan, keterpaduan,, kekeluargaan atau koperasi,

kebersamaan,kemandirian, dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan

BMT menjadi organisasi yang syah dan legal. Sebagai lembaga keuangan

syariah, BMT berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan

menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang.

Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia

Page 45: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

45

dan di akhirat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil. Kekeluargaan

dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih

secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan

bergantung pada uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari

meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah

pengelolaannya harus profesional.

3. Asas Dasar BMT

Asas dasar BMT, adalah:

a. Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), tayyiban(terindah),

ashanu‟ammala(memuaskan semua pihak),

b. Barakah,

c. Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah).

d. Demokratis, partisipatif, dan inklusif.

e. Keadilan sosial dan kesejahteraan gender, nondiskriminatif.

f. Ramah Lingkungan.

g. Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal, serta

keanekaragaman budaya.

h. Keberlanjutan, memberdayakan masyarakat

4. Prinsip BMT

(Al-Arif, 2011:377) Prinsip-prinsip utama BMT:

a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah swt. Dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam

dalam kehidupan nyata.

Page 46: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

46

b. Keterpaduan (kaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi

mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral dinamis, proaktif,

progresif, adil, dan berakhlak mulia.

c. Kekeluargaan(kooperatif).

d. Kebersamaan.

e. Kemandirian.

f. Profesionalisme dan

g. Istiqamah, konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa

putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap berikutnya,

dan hanya kepada Allah berharap.

5. Fungsi BMT

(Al-Arif et al, 2011:385-386.) Fungsi BMT di masyarakat adalah sebagai

berikut:

a. Mningkatkan kualitas SDM.

b. Mengorganisir dan memobilisasai dana, sehingga dana yang dimiliki

masyarakat termanfaatkan.

c. Mengembangkan kesempatan kerja.

d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar-pasar

produk anggota.

6. Peranan BMT

Adapun Peranan BMT adalah sebagai berikut :

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syariah.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.

c. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

Page 47: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

47

7. Ciri BMT

a. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan

pemanfaaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan

lingkungannya.

b. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk

mengefektifkan penggunaan zakat, infaq, dan sedekah bagi

kesejahteraan orang banyak.

c. Ditumbuhkan dari bawah berdasarkan peran serta masyarakat di

sekitarnya.

d. Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu

sendiri, bukan milik orang-seoraang atau orang dari luar masyarakat

itu.

8. Kegiatan Operasional BMT

(Murtadho, 2012: 62) Ada 5 prinsip Operasional yang

dapatdilaksanakanoleh BMT, yakni:

a. System bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), suatu system yang

meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan

pengelola dana.

b. System jual beli (Ba‟I al-murabahah, ba‟I as-salam, ba‟I al-istishna),

suatu system pembelian dengan cara pihak bank akan membeli barang

yang dibutuhkan nasabah, kemudian bank menjual kepada nasabah

dengan harga beli ditambah margin keuntungan.

c. Sistemnon profit (Qardhul hasan), suatu system pembiayaan yang

tidak mengambil keuntungan sedikitpun, kecuali biaya administrasi.

Page 48: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

48

d. Sistem sewa (ijarah) perjanjian sewa yang memberi kesempatan

penyewa untuk mmanfaatkan barang yang disewa dengan imbalan

uang sewa sesuai dengan persetujuan (setelah selesai barang bias

dikembalikan atau dijual kepada penyewa).

9. Kesehatan BMT

(Al-Arif et al, 2011:397-399) Tingkat kesehatan BMT adalah

ukuran kinerja dan kualitas BMT dilihat dari faktor-faktor yang

mempengaruhi kelancaran, keberhasilan, dan keberlangsungan usaha

BMT.

10. Kendala Pengembangan BMT

Kendala pengembangan BMT adalah sebagai berikut:

a. Akumulasi kebutuhan dana masyarakat belum mampu dipenuhi

oleh BMT.

b. Walaupun lembaga BMT dikenal, tetapi masih banyak masyarakat

yang berhubungan dengan rentenir.

c. Beberapa BMT cenderung menghadapi masalah yang sama,

misalnya nasabah yang bermasalah.

d. BMT cenderung menghadapi BMT lain sebagai pesaing yang harus

dikalahkan.

e. BMT lebih cenderung menjadi baitul tamwil daripada baitul maal.

f. Pengetahuan pengelolaan BMT sangat mempengaruhi BMT

tersebut dalam menangkap masalah-masalah dan menyikapi

masalah ekonomi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Page 49: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

49

BAB III

GAMBARAN OBJEK

E. Sejarah Singkat dan Perkembangan BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA SALATIGA

A. Sejarah KSPPS BMT NUSA UMAT SEJAHTERA

Kondisi perekonomian Indonesia, terutama nahdliyyin masih

memerlukan lembaga keuangan syari’ah yang mampu

mengembangkan ekonomi umatnya yang berada di level grass root

(usaha mikro dan kecil). Penduduk kota Semarang mayoritas

beragama Islam (terutama menengah kebawah), mereka ini sebagai

pelaku usaha ekonomi menengah kebawah. Untuk mengembangkan

ekonomi menengah kebawah, dibutuhkan lembaga keuangan yang

berbentuk koperasi syari’ah (Baitul Māl Wa tamwil). Dengan adanya

BMT akan memberikan kontribusi yang positif bagi hadirnya

pengembangan ekonomi, khusunya bagi masyarakat muslim

menengah kebawah/berawal dari latar belakang itulah NU sebagai

organisasi dengan basis kemasyarakatan yang besar, tersebar merata

di seluruh penjuru nusantara dengan struktur organisasi yang tertata

dan mengakar kuat, mendirikan sebuah lembaga keuangan syari’ah

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA. BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA memulai kiprahnya didalam bidang koperasi pada tahun

2003. Setelah memulai beberapa proses sebagi berikut :

Page 50: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

50

KSPPS NUSA UMAT SEJAHTERA lahir pada tanggal 23 Juli

2003 oleh MWC NU Gunungpati Kota Semarang.KSPPS NUSA

UMAT SEJAHTERA nama awalnya adalah KSU Bumi Sejahtera

dengan Unit uasaha keuangannya adalah BMT.Konpercab NU Kota

Semarang bulan Juli 2006 mengamanatkan agar pengurus Cabang NU

Kota Semarang mendirikan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (

BPRS NU ) PC NU terpilih membentuk PC LP NUSA UMAT dengan

SK No: PC.11.01/004/SK.03/II/2007,PC LP NU Kota Semarang

meminta kepada MWC NU Gunungpati agar pengelolaan BMT

dilakukan oleh PCNU Kota Semarang.PAD-I dengan melakukan

perubahan nama dan pengurus dari Bumi Sejahtera menjadi Nusa

Ummat Sejahtera.Koperasi NUSA UMAT SEJAHTERA membentuk

Unit Usaha Keuangan Syari’ah (BMT NUSA UMAT SEJAHTERA).

Koperasi NUSA UMAT SEJAHTERA tahun 2009 tidak merubah

nama dan pengurus,tetapi merubah skala, dari skala kota menjadi

skala provinsi.Dengan perubahan skala tersebut maka Koperasi

NUSA UMAT SEJAHTERA dikembangkan di sebagian besar

wilayah Jateng.Koperasi NUSA UMAT SEJAHTERA tahun 2014

merubah PAD Nasional dengan nama KSPPS NUS(Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah Nusa Ummat Sejahtera)Koperasi

NUSA UMAT SEJAHTERA tahun 2014 melakukan PAD baik nama

maupun skala.Nama koperasi Serba Usaha Nusa Ummat Sejahtera

berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah

Nusa Ummat yang disingkat sebagai KSPPS NUS(NUSA UMAT

SEJAHTERA). BMT NUSA UMAT SEJAHTERA mempunyai unit

Page 51: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

51

kerja yang berjumlah 83 kantor yang terdiri dari 1 kantor pusat yang

berada di Mangkang, dan yang lainya adalah kantor cabang.

Sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku

Kantor Pusat memberi modal pada setiap pendirian Kantor Cabang

atau Kantor Cabang Pembantu bahkan Kantor Kas.KSPPS NUSA

UMAT SEJATERA Kantor Pusat memberikan pinjaman sebagai

modal awal kepada Kantor Cabang baru Rp. 500,000,000,- termasuk

dalam bentuk sarana prasarana.Sedangkan BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA cabang Salatiga baru saja diresmikan pada bulan

februari 2017.Sesuai Bertempat di Jl.Dewi Kunti No.10 Grogol

RT/RW 12/04 Kel.Dukuh Kec.Sidomukti Salatiga.

F. Visi dan Misi

1. Visi

“ Menjalin kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan umat dengan

landasan syariah “

2. Misi

a. Menjadi penyelenggara layanan keuangan syariah yang prima kepada

anggota dan mitrausaha

b. Menjadi model pengelolaan keuangan umat yang

efisien,efektif,profesional,transparan,mengembangkan jaringan

kerjasama syariah

G. Struktur Organisasi BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga

Struktur Organisasi

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA KC SALATIGA

Tahun 2019

Page 52: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

52

Gambar 1.1

Struktur Organisasi BMT Nusa Umat Sejahtera

Sumber : BMT Nusa Umat Sejahtera

Penjabaran Tugas dan Weweang Masing – Masing Bagian:

1. Ketua

- Memimpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus.

- Menilai kinerja bulanan dan kesehatan BMT.

- Ikut menandatangani surat – surat berharga serta surat – surat

lain yang bertalian dengan penyelenggaraan keuangan BMT.

- Menjalankan tugas – tugas yang diamanahkan oleh anggota

BMT sebagaimana tertuang dalam ADART BMT.

2. Sekretaris

RAT

DPS

KANTOR PUSAT

KANTOR CABANG

Pjs.Kabag.Admin,Kc.Salatiga Aziamtul Husni Laila,S.E.

Sekertaris Intan Tiya Utami,S.E.

Bendahara Aziamtul Husni Laila,S.E.

Marketing 1. Diyah Suko Istiyani 2. Nova Amertadinata 3. M.Falkul Anwar,S.E. 4. Acil Pramono,A.Md.

Nasabah Nasabah Nasabah

Office Boy Selamet Giyanto

Page 53: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

53

- Membuat serta memelihara berita acara yang asli dan lengkap

dari rapat anggota dan rapat pengurus.

- Bertanggungjawab atas pemberitahuan kepada anggota

sebelum rapat diadakan sesuai ADART.

- Memberikan catatan keuangan BMT dari pengelola.

3. Bendahara

- Bersama manager operasional memegang rekening bersama di

Bank terdekat.

- Bertanggung jawab mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi pengelolaan dana oleh pengelola.

4. Dewan Pengawas

- Memastikan produk dan jasa BMT sesuai dengan Syariah.

Menelaah dan mengesahkan setiap spesifikasi produk

penghimpunan maupun produk penyaluran dana.

- Membantu manajemen dalam pembinaan Aqidah, Syariah, dan

Akhlak manajemen para staff BMT.

- Mengidentifikasi berbagai bentuk pelanggaran Syariah.

- Membantu terlaksananya pendidikan anggota yang dapat

meningkatkan kualitas Aqidah, Syariah, dan Akhlak anggota.

5. Teller

- Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar (kasir).

- Menerima, menghitung uang, dan membuat bukti penerimaan.

- Melayani pengambilan tabungan,membuat kas harian

- Setiap awal dan akhir jam kerja menghitung uang yang ada.

7. Marketing

Page 54: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

54

- Bertanggungjawab kepada manajer atas tugas – tugasnya

memasarkan produk dan jasa yang dimiliki BMT.

- Melakukan penagihan kepada nasabah yang terlambat

membayar pembiayaan.

- Mencari calon nasabah baru.

H. Produk – Produk BMT NUS Salatiga

Produk BMT Nusa Umat Sejahtera adalah sebagai

berikut :

1. Simpanan

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA dalam melakukan usaha

menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan mempunyai

beberapa jenis usaha sebagai berikut :

- Simpanan Berjangka yaitu simpanan brdasarkan kaidah syariah

mudharabah al muthlaqoh, dimana mudhorib memberikan

kepercayaan kepada BMT NUSA UMAT SEJAHTERA untuk

memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk

pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada

anggota yang lain secara halal dan professional.

- Simpanan Sukarela. Simpana Sukarela adalah simpanan

anggota selain simpanan pokok khusus, simpanan pokok dan

simpanan wajib.

- Simpanan Qurban yaitu simpanan yang diperuntukkan untuk

keperluan pembelian hewan qurban, penarikan dilakukan satu

kali menjelang Idul Adha. Simpanan ini menggunakan prinsip

mudharabah muthlaqoh sehingga akan mendapatkan bagi hasil

Page 55: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

55

setiap bulan sesuai dengan nisbh 20% (bagi mitra) dan 80%

(bagi BMT).

Adapun syarat – syarat pembukaan tabungan adalah sebagai

berikut :

- Mengisi formulir tabungan

- Menyerahkan fotocopy identitas

- Setoran awal :

a. Tabungan sukarela minimal Rp 10.000,00

b. Deposito minimal Rp 1.000.000,00

c. Setoran berikutnya minimal Rp 5.000,00

2. Pembiayaan

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA dalam menyalurkan dana

kepada masyarakat berupa pembiayaan mempunyai beberapa jenis usaha

sebagai berikut :

- Pembiayaan Murobahah. Yaitu akad jual beli atas barang

tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut, penjual

menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan

termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil.

Sedangkan murobahah dalam teknis perbankan adalah akad

jual beli antara BMT dengan nasabah.

- Pembiayaan Musyarakah. Yaitu pembiayaan sebagian dari

modal usaha, dimana pihak BMT dapat dilibatkan dalam

manajemennya. Modal yang disetor dapat berupa uang, barang

perdagangan, property dan barang – barang yang dapat dinilai

dengan uang.

Page 56: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

56

- Pembiayaan Mudharabah. Yaitu pembiayaan yang diberikan

kepada nasabah sebagai modal kerja dan nasabah bertindak

sebagai pengelola usaha ( untuk nasabah yang ingin

berwirausaha).

- Pembiayaan Ijaroh. Yaitu akad sewa suatu barang antara BMT

dengan nasabah dimana nasabah diberi kesempatan untuk

membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha

dikenal dengan finleasance lase, harga sewa dan harga beli

ditetapkan bersama di awal perjanjian.

- Pembiayaan Istishna. Pembiayaan Istishna diaplikasikan dalam

pembiayaan manufaktur, industry kecil dan menengah, serta

konstruksi. Dalam pelaksanaannya pembiayaan Istishna dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu pihak produsen ditentukan

oleh pihak BMT atau pihak produsn ditentukan oleh nasabah,

pelaksanaan salah satu dari dua cara tersebut harus ditentukan

dimuka dalam akad oleh kedua belah pihak.

- Pembiayaan Qardh. Yaitu meminjamkan harta kepada orang

lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam litelatur fiqh, Qardh

dikategorikan sebagai akad tathowwu‟ yaitu akad yang saling

membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka

mewujudkan tanggungjawab social, lembaga keuangan Syariah

dapat memberikan fasilitas yang disebut Al Qardh al Hasan,

yaitu penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk

mendapatkannya. Secara Syariah peminjam hanya

berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya

Page 57: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

57

Adapun syarat – syarat mengajukan pembiayaan adalah

sebagai berikut :

- Mengisi formulir pembiayaan

- Fotocopy KTP

- Fotocopy KK

- Fotocopy aguna ( BPKB/surat tanah)

- Bersedia disurvey

Page 58: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

58

BAB IV

ANALISIS

A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan Mudharabah di

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga.

Penyebab terjadinya risiko pembiayaan mudharabah di BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga tidak luput dari kemungkinan pembiayaan yang mengalami

risiko pembiayaan bermasalah atau macet. Berdasarkan hasil wawancara penulis

terhadap Ibu Diah Suko Istiyani selaku Bagian Marketting di BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga. Faktor-faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan

bermasalah itu adalah:

a. Risiko SDM

1. Pihak BMT/Pegawai

Risiko terbesar adalah risiko yang disebabkan oleh pegawai karena

salah dalam menganalisa karakter nasabah sebelum dilakukannya

pembiayaan. Pihak analis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya

terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari

pihak analis pembiayaan dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya

dilakukan secara subjektif. Akibatnya bisa berdampak seperti:

a) Dikenakan sanksi karena kelalaiannya yang menimbulkan kerugian

b) Pengurangan pendapatan seperti pengurangan bonus atau potongan

gaji.

2. Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan pembiayaan dapat dilakukan akibat

dua hal, yaitu:

Page 59: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

59

a) Adanya unsur kesengajaan, dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak

bermaksud membayar kewajibannya kepada BMT sehingga

pembiayaannya macet.

b) Adanya unsur tidak sengaja, artinya nasabah mau membayar, tetapi

tidak mampu.

b. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat dari kurangnya sistem

informasi atau sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan

kerugian yang tidak diharapkan atau risiko yang mencakup bagaimana

pihak BMT dalam pengadministrasian berkas-berkas nasabah. Kerugian

yang dimaksud dapat timbul setelah jangka waktu tertentu setelah risk

event terjadi atau secara tidak langsung seperti kerusakan reputasi atau

citra bank. Langkah-langkah yang ditempuh agar terhindar dari risiko

operasional:

1) Membuat kebijakan dan prosedur yang ketat atas kegiatan operasional

bank agar lebih efektif dan efisien

2) Mengelola sistem informasi yang dimiliki BMT saat ini secara cermat

dan telilti untuk memantau kondisi risiko operasional BMT.

c. Faktor Internal

Risiko pembiayaan mudharabah dari faktor internal diakibatkan

dari kesalahan karyawan menilai kemampuan mudharib dalam mengelola

usahanya. Misalnya, karena kurangnya informasi yang dimiliki komite

pembiayaan atau terjadi kesalahan dalam seleksi mudharib. Risiko

kepatuhan disebabkan karena karyawan tidak mematuhi Standard

Operational Procedure yang ditetapkan oleh internal BMT. Risiko hukum

Page 60: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

60

terjadi akibat karyawan kurang teliti mengecek aspek legalitas jaminan

sehingga membuat BMT kesulitan mengeksekusi jaminan. Risiko

kepatuhan akibat ketidakpatuhan karyawan terhadap Standard Operational

Procedure yang ditetapkan oleh internal BMT menyebabkan risiko fidusia

yang dihadapi tinggi. Yang mengakibatkan pihak BMT menghadapi risiko

hukum yang membuat pihak BMT kesulitan dalam mengeksekusi jaminan

apabila jaminan terpaksa harus dieksekusi.

d. Faktor Eksternal

Risiko faktor eksternal yang terdiri dari risiko investasi dan risiko

keuangan. Risiko investasi merupakan risiko inheren yang terjadi dari

transaksi akad mudharabah. Risiko investasi terjadi akibat moral hazard

yang dilakukan pihak mudharib karena dalam pembiayaan mudharabah

ini tidak memungkinkan shahibul maal memonitor secara langsung

pengelolaan dana mudharabah. Risiko keuangan merupakan kerugian

yang diakibatkan mudharib tidak dapat memenuhi kewajibannya terhadap

shahibul maal terkait pengembalian dana mudharabah. Apabila mudharib

yang kurang amanah dan profesional diputuskan menerima pembiayaan

dalam bentuk akad mudharabah, maka ada kemungkinan moral hazard

dalam pengelolaan usahanya. Hal ini bisa mengakibatkan kinerja usahanya

tidak membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.. Risiko mudharabah

terbesar adalah risiko keuangan yang diakibatkan dari gagal bayar

mudharib. Risiko keuangan ini disebabkan karena risiko investasi yang

timbul dari moral hazard si mudharib dengan tidak melaporkan yang

sebenarnya terkait hasil usaha dari dana mudharabah. Moral hazard

Page 61: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

61

tersebut terjadi akibat lemahnya pengendalian internal bank yang juga

mengakibatkan bank menghadapi risiko fidusia.

B. Analisis Penerapan Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Mudharabah di Nusa

Umat Sejahtera Salatiga.

Berikut ini merupakan skema Analisis Penerapan Manajemen Risiko

Pada Pembiayaan Mudharabah di NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga

1. Identifikasi Risiko

BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga mengidentifikasi risiko

serta aktifitasnya untuk kegiatan pembiayaan produk mudharabah meliputi,

penilaian risiko pembiayaan mudharabah yang memperhatikan kondisi

keuangan anggota/nasabah. Kemudian kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama

kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.

2. Pengukuran Risiko

Setelah mengidentifikasi berbagai jenis risiko pembiayaan

mudharabah yang akan dihadapi, maka selanjutnya risiko itu harus diukur.

Sistem pengukuran risiko pembiayaan mudharabah di BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga meliputi :

a. Karakteristik risiko pembiayaan mudharabah, mulai dari kondisi

keuangan anggota/nasabah, persyaratan umum dalam perjanjian

pembiayaan mudharabah, persyaratan tersebut diantaranya adalah

Identifikasi

resiko Pengukuran

resiko

Pemantauan

resiko

Page 62: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

62

pemohon mengajukan permohonan secara tertulis, calon mudharib

harus memiliki badan hukum atas usahanya, pengalaman usaha

minimal dua tahun, fotocopi akta TDP (Tanda Daftar Perusahaan),

AD/ART dan kelengkapan usaha lainnya, fotokopi SIUP, fotokopi

NPWP, strukutur organisasi, data usaha, izin usaha, keterangan

domisili, rekening Koran simpanan tiga bulan terakhir dan laporan

keuangan.

b. Melakukan penilaian terhadap prospek usaha misalnya melalui

perkembangan usahanya, kualitas manajemen dan karyawannya,

kinerja mudharib, yang meliputi struktur permodalan, arus kas dan

melihat dari kemampuan membayar yang meliputi ketepatan

pembayaran pokok beserta bagi hasilnya, ketersediaan dan keakuratan

informasi keuangan

c. Potensi terjadinya kegagalan bayar dari mudharib. Kegagalan tersebut

dapat dikarenakan mudharib mengalami kerugian dalam usahanya.

3. Pemantauan Risiko

BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga mengembangkan dan

menerapkan sistem informasi dan prosedur untuk memantau kondisi setiap

anggota/nasabah pada seluruh pembiayaan mudharabah. Sistem

pemantauan risiko sekurang-kurangnya memuat :

a. Memastikan bahwa BMT Nusa Umat Sejahtera mengetahui kondisi

keuangan terakhir dari anggota/nasabah.

b. Memantau ketepatan pembayaran pokok beserta bagi hasilnya,

ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan, kelengkapan

dokumen pembiayaan, kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan, dan

Page 63: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

63

kewajaran sumber pembayaran kewajiban. Selain itu cara mitigasi yang

dilakukan dengan mengenakan jaminan.

c. Selalu dilakukan pemantauan rutin terhadap kondisi usaha mudharib,

dengan melihat laporan hasil usaha. Untuk memastikan penggunaan

dana dari BMT dilakukan sesuai kesepakatan dan meminta nasabah

benar-benar transparan dalam informasi laporan usaha, terasa sulit bagi

BMT Nusa Umat Sejahtera

C. Strategi Penanganan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT NUSA

UMAT SEJAHTERA Salatiga.

Strategi yang dilakukan oleh BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga dalam

mencegah terjadinya pembiayaan mudharabah bermasalah, berdasarkan hasil

wawancara dengan Ibu Diah Suko Istiyani selaku Marketing BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga ( 09 ,Mei 2019 pukul 12:55 WIB) :

1. Strategi Pencegahan Pembiayaan Bermasalah

a. Pemilihan nasabah yang tepat ini melalui prinsip 5C yaitu:

1) Character (watak dan kepribadian calon debitur)

BMT menganalisis watak dan kepribadian calon nasabah untuk

mengetahui bagaimana sifat, karakter dan kepribadiannya, apakah

kepribadian calon nasabah ini baik atau sebaliknya, dengan tujuan

agar resiko tidak terduga di masa yang akan datang tidak terjadi

2) Capacity (kemampuan calon debitur)

Dalam hal ini BMT mencari tahu kemampuan calon nasabah dalam

mengelola usaha, sehingga kedepannya dapat diketahui

kemampuannya dalam mengembalikan dananya kepada BMT.

3) Capital (jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur)

Page 64: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

64

BMT akan mencari tahu darimana saja calon debitur meminjam dana

atau seberapa banyak modal calon debitur yang digunakan untuk

menjalankan usahanya.

4) Condition (kondisi perekonomian calon debitur)

BMT melihat kondisi perekonomian calon debitur di masa sekarang

dan masa yang akan datang, dengan melihat prospek usaha yang

dijalankan oleh nasabah.

5) Collateral (jaminan/agunan yang dimiliki calon debitur)

Dalam hal ini BMT melihat nilai jaminan milik nasabah, yang

seharusnya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT,

BMT juga meninjau apakah jaminan tersebut benar-benar ada sesuai

dengan informasi tertulis yang diberikan nasabah kepada BMT

Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah Bermasalah.

Berikut ini merupakan penggolongan kualitas kredit pada BMT Nusa Umat

Sejahtera Salatiga

Lama

tunggakan/

DPD hari

Kolektibilitas Keterangan

0 hari 1 Lancar

1-90 hari 2 Dalam Perhatian Khusus

91-120 hari 3 Kurang Lancar

121-180 hari 4 Diragukan

>180 hari 5 Macet

Page 65: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

65

Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan/dikatakan bahwa

kolektabilitas 3, 4, dan 5 adalah termasuk dalam kredit bermasalah yang bisa

disebut dengan istilah Non Performing Loan (NPL)

Page 66: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis diatas tentang Analisis Manajemen Risiko

Pembiayaan Mudharabah DI BMT NUSA UMAT SEJAHTERA Salatiga

penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Terjadinya Risiko Pembiayaan Mudharabah di BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA Salatiga penyebabnya yaitu kurangnya menganalisa

karakter nasabah sebelum dilakukannya pembiayaan. Pihak analis kurang

teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya.

Selain itu, juga nasabah yang sengaja melakukan wanprestasi secara

sengaja itu mengakibatkan kerugian terhadap BMT.

2. Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Mudharabah di BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA Salatiga dengan cara Identifikasi Risiko jika ada kendala

dilakukan identifikasi ulang, pengukuran resiko yang akan terjadi, setelah

itu, dilakukan adanya pemantauan resiko itu dapat meminimalisir

terjadinya pembiayaan bermasalah.

3. Penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah di BMT NUSA UMAT

SEJAHTERA Salatiga strategi yang dilakukan oleh Nusa Umat Sejahtera

Salatiga dalam mencegah terjadinya pembiayaan mudharabah bermasalah

dengan prinsip 5C itu merupakan pencegahan secara umum.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis, maka

penulis memberikan beberapa saran:

Page 67: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

67

1. BMT perlu melakukan strategi yang jitu agar pembiayaan macet/

bermasalah tidak bertambah dari tahun ke-tahun. Jika memang faktor dari

nasabah yang menyebabkan terjadinya pembiayaan macet maka bmt perlu

melakukan sosialisasi kepada nasabah dan melaukan pembinaan seperti

pelatihan-pelatihan kepada nasabah agar meminimalisir terjadinya

pembiayaan macet.

2. Untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah sendiri yang harus di lakukan

oleh BMT yaitu harus selalu memantau terhadap perkembangan usaha

nasabah.

Page 68: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

68

DAFTAR PUSTAKA

Afifa, Liza Muzayana. 2010. “Strategi Meminimalisasi Dan Menanggulangi Resiko

Pembiayaan Macet Pada Bmt Muhajirin Salatiga”. Tugas Akhir. Salatiga :

IAIN SALATIGA.

Al-Arif, M. Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra

Intermedia.

Antonio, Muhammad Syafi‟I. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik.

Jakarta:GemaInsani.

Darmawi,Herman.2006.Managemen Resiko.Jakarta:Bumi Aksara.

Djuwaini, Dimyaudin. 2010. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Friyanto. 2013. “Pembiayaan Mudharabah, Risiko Dan Penanganannya (Studi Kasus

pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Malang)”. JMK, VOL. 15. NO. 2.

Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3

Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di

Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

Imanah, Fina Dairotun. Riyantika, Susi & Sudarsih, Umi. 2015. “Implementasi

Manajemen Resiko Pembiayaan Dalam Upaya Meningkatkan Profitabilitas (

Studi Kasus pada BPRS Khasanah Ummat Purwokerto )”. Laporan

Penelitian Kolektif. IAIN PURWOKWERTO.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Press.

Jamilah. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada

Bank Umum Syariah Di Indonesia”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi :

Volume 5, Nomor 4.

Karim, Adiawarman. 2010. Bank Isam: Analisa Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Kasidi. 2014. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia.

Khuriawati. 2011. “Pengaruh Manajemen Risiko Dan Emotional Spiritual Quotient

(ESQ) Terhadap Kinerja Pembiayaan Mudharabah Tanpa Jaminan (Survei

BMT di Kabupaten Purworejo)”. Skripsi. Semarang : IAIN Walisongo.

Murtadho, Ali dkk. 2012. Menuju Lembaga Keuangan yang Islami dan

Dinamis.Semarang: Rafi Sarana Perkasa.

Page 69: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

69

Prakosa, Bagas. 2014. “Upaya Meminimalisir Wanprestasi pada Produk Pembiayaan

Investasi Mudharabah di BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang. Skripsi.

Semarang: Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil. Yogyakarta:UI

Press.

Romdhoni, Abdul Haris. 2016. “Analisis Komparasi Manajemen Risiko

Koperasi Syariah Di Kabupaten Boyolali”. Jurnal Ilmiah

Islam, Vol. 01. NO. 03

Yaya Rizal. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat

Page 70: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

70

Lampiran

Page 71: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah
Page 72: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

71

FOTO BERSAMA KARYAWAN & MANAGER BMT

NUS KC SALATIGA

FOTO BERSAMA KARYAWAN DAN

MANAGER

Page 73: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

72

Page 74: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

73

Page 75: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

74

Page 76: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

75

Page 77: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5816/1/TA Devid...9 ABSTRAK Devid Tri Wahyuningsih. 2019. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

76