19
ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA DI EMPAT KEK PARIWISATA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ferdinand Siahaan 2013110042 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018 BANDUNG 2018

ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN

SEKTOR PARIWISATA DI EMPAT KEK

PARIWISATA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Ferdinand Siahaan

2013110042

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018

BANDUNG 2018

Page 2: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

LQ/DLQ ANALYSIS: TOURISM SECTOR

POTENTIALS IN FOUR SEZ INDONESIA

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements for Bachelor's Degree in Economics

By Ferdinand Siahaan

2013110042

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by National Accreditation Agency No. 1759/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018

BANDUNG 2018

Page 3: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …
Page 4: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …
Page 5: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

i

ABSTRAK Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, setiap wilayah perlu menemukan sektor unggulannya masing-masing. Langkah selanjutnya adalah mengarahkan alokasi sumberdaya yang dimiliki daerah secara tepat kepada sektor tersebut. Dalam penelitian ini konsep sektor unggulan akan dikaitkan dengan penentuan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi sektor pariwisata di empat KEK Pariwisata berdasarkan sektor unggulan atau sektor non-unggulan dan melihat potensi perubahan klasifikasi sektor pariwisata pada kawasan tersebut di masa mendatang. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pariwisata tidak unggul di KEK Mandalika dan KEK Morotai. Hasil analisis DLQ menunjukkan bahwa sektor pariwisata di keempat kawasan tidak berpotensi unggulan. Sektor unggulan pada dasarnya bersifat dinamis sehingga bisa berubah setiap tahunnya. Perubahan sektor non-unggulan menjadi sektor unggulan dapat dirangsang oleh pembangunan infrastruktur pendukung yang saat ini terus berlangsung di tiap kawasan. Faktor ini mungkin menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam memilih wilayah yang tepat untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.

Kata Kunci: Kawasan Ekonomi Khusus, sektor pariwisata, sektor unggulan, analisis LQ, analisis DLQ

Page 6: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

ii

ABSTRACT To achieve economic growth, every region needs to find their respective leading sector. The next step is to direct the allocation of resources owned by region appropriately to that leading sector. In this study the concept of leading sector will be associated with the determination of Special Economic Zone (SEZ) of Tourism in Indonesia. This study aims to determine the classification of tourism sector in four SEZ of Tourism based on leading or non-leading sectors and see the potential for changes in the classification of tourism sector in the region. The result of LQ analysis shows that tourism is not a leading sector in SEZ Mandalika and SEZ Morotai. The results of DLQ analysis shows that tourism sector in the four regions has no potential to be leading sector. Leading sector is basically dynamic so it can change annually. Changes in non-leading sectors into leading sectors can be stimulated by the development of supporting infrastructure, that is currently ongoing in each region. This factor maybe one of the government’s considerations in choosing the right area to be developed into a Special Economic Zone.

Keywords: Special Economic Zones, Tourism Sector, Leading Sector, LQ analysis, DLQ analysis

Page 7: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

iii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

LQ/DLQ: Potensi Keunggulan Sektor Pariwisata di Empat KEK Pariwisata

Indonesia”. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan

Bandung. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis, baik dalam perkuliahan maupun dalam

penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Kedua orang tua penulis Bapak H. Siahaan dan Ibu C. Sibarani atas segala doa,

dukungan, kepercayaan dan motivasi yang tidak pernah putus diberikan kepada

penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua saudara

penulis Frans Siahaan dan Immanuel Siahaan atas segala dukungannya.

2. Ibu Hilda Leilani Masniaritta Pohan, SE., M.Si., Ph.D selaku dosen wali dan

pembimbing dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh waktu,

bimbingan, saran, kritik dan didikan yang telah diberikan kepada penulis, baik

dalam penulisan skripsi ini maupun selama perkuliahan.

3. Ibu Dra. Siwi Nugraheni, M. Env., Bapak Drs. M. Ishak Somantri, MSP serta Ibu

Dra. Anna Farina Poerbonegoro, M.A., selaku dosen bidang kajian Ekonomi

Kawasan dan Lingkungan. Terima kasih atas ilmu dan didikan yang telah

diberikan kepada penulis selama ini.

4. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku Kepala Program Studi Ekonomi

Pembangunan Unpar serta seluruh dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan

yang telah mendidik penulis sampai pada tahap ini. Terima kasih atas seluruh

ilmu, waktu dan teladan yang telah diberikan. Semoga semua hal tersebut dapat

bermanfaat bagi kehidupan kita semua nantinya.

5. Fikri, Benedict, Arga, Yosi, Albertini, Timmy, Arda, Ivan, Al Faisal, Andhika

Gema, Darryl, Aldwyn, Shafly, Aji Nugroho, Agung dan teman-teman dari

keluarga besar Ekonomi Pembangunan Unpar lain yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan dan dukungan yang diberikan baik

dalam penyusunan skripsi ini maupun selama masa perkuliahaan.

Page 8: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

iv

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai dan bersama kita semua. Demikian

skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bandung, 29 Juli 2018

Ferdinand Siahaan

Page 9: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................................... 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 5

1.4. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 8

2.1. Tinjauan Teoritis ............................................................................................ 8

2.2. Tinjauan Empiris ......................................................................................... 14

2.3. Tinjauan terhadap Metode ........................................................................... 16

3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN ................................................................ 19

3.1. Metode Penelitian ............................................................................................ 19

3.2. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................................. 22

3.3. Data dan Sumber Data ..................................................................................... 30

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 31

4.1. Hasil ................................................................................................................. 31

4.2. Pembahasan ..................................................................................................... 35

5. PENUTUP .............................................................................................................. 41

Page 10: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

vi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 44

LAMPIRAN I ........................................................................................................... A-1

LAMPIRAN II ......................................................................................................... A-2

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................ B-1

Page 11: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia. ...................... 4

Gambar 2. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 6

Gambar 3. Peta Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang ................................ 23

Gambar 4. Masterplan Pengembangan KEK Tanjung Kelayang ............................... 23

Gambar 5. Peta Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung .................................... 24

Gambar 6. Masterplan Pengembangan KEK Tanjung Lesung .................................. 25

Gambar 7. Peta Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika ............................................. 26

Gambar 8. Masterplan Pengembangan KEK Mandalika ........................................... 26

Gambar 9. Peta Kawasan Ekonomi Khusus Morotai ................................................. 28

Gambar 10. Masterplan Pengembangan KEK Morotai .............................................. 28

Gambar 11. Diagram Klasifikasi Sektor Pariwisata di Wilayah Kawasan Ekonomi

Khusus Pariwisata. ..................................................................................................... 35

Page 12: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia ........................................................ 3

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (jiwa). ..................................... 5

Tabel 3. Kriteria Penilaian Hasil Analisis LQ ............................................................ 17

Tabel 4. Kriteria Penilaian Hasil Analisis DLQ ......................................................... 18

Tabel 5. Kriteria Penilaian Gabungan Analisis LQ dan DLQ .................................... 18

Tabel 6. Insentif Usaha Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Indonesia ............ 28

Tabel 7. Hasil Perhitungan Analisis LQ dan DLQ Sektor Pariwisata Kawasan

Ekonomi Khusus Pariwisata ....................................................................................... 32

Tabel 8. Gabungan Hasil Analisis LQ dan DLQ Sektor Pariwisata Kawasan Ekonomi

Khusus Pariwisata ...................................................................................................... 34

Page 13: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses menuju ke arah kehidupan yang lebih

baik dengan tujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan

ekonomi diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja

(Witjaksono, 2009). Pembangunan ekonomi pada umumnya diikuti oleh pergeseran

struktur ekonomi dari sektor primer menuju sektor sekunder dan sektor tersier

(Thoha & Soekarni, 2000). Menurut Todaro (1984), terdapat tiga tujuan

pembangunan ekonomi, yaitu :

1. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas penyebaran barang kebutuhan

pokok seperti makanan, tempat bernaung, kesehatan dan perlindungan bagi

semua anggota masyarakat.

2. Meningkatkan taraf hidup yang meliputi ketersediaan lapangan pekerjaan yang

lebih banyak, pendidikan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap

nilai dan budaya manusiawi.

3. Memperluas kesempatan ekonomi dan sosial bagi individu maupun bangsa

dengan memerdekakan mereka dari perbudakan dan ketergantungan, tidak saja

dalam hubungannya dengan orang dan bangsa asing, namun juga dari kebodohan

dan kepapanan manusia.

Proses pembangunan ekonomi suatu wilayah harus berangkat dari potensi dan

karakteristik yang dimiliki oleh wilayah tersebut (Prishardoyo, 2008). Perbedaan

ketersediaan sumber daya akan memengaruhi efisiensi dan efektivitas pencapaian

tujuan pembangunan. Hal ini relevan dengan kondisi fisik serta geografi wilayah di

Indonesia yang sangat beragam. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

mengetahui potensi dan karakteristik ekonomi yang dimiliki oleh suatu wilayah

adalah sektor unggulan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

Alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sektor unggulan suatu wilayah

adalah analisis location quotient (Widianingsih & Suryantini, 2015). Analisis

location quotient akan memberikan gambaran mengenai kontribusi suatu sektor

dalam perekonomian wilayah. Sektor yang memiliki kontribusi besar kemudian

dapat dikatakan sebagai sektor unggulan. Analisis location quotient sendiri bersifat

statis, dalam artian hanya memberikan gambaran kontribusi suatu sektor untuk satu

Page 14: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

2

tahun tertentu saja. Hal ini tidak sesuai dengan sifat dari sektor perekonomian daerah

yang bersifat dinamis. Pada tahun tertentu mungkin saja suatu sektor merupakan

sektor unggulan, namun pada tahun berikutnya bisa saja sektor tersebut berubah

menjadi sektor non-unggulan. Untuk menambahkan aspek dinamis pada analisis

location quotient dapat digunakan alat analisis dynamic location quotient

(Widianingsih & Suryantini, 2015). Analisis dynamic location quotient

mengakomodasi aspek dinamis dari suatu sektor ekonomi melalui laju pertumbuhan

sektor tersebut dari waktu ke waktu. Gabungan hasil analisis location quotient dan

dynamic location quotient kemudian dapat digunakan untuk melihat potensi suatu

sektor perekonomian di masa mendatang.

Salah satu kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pembangunan ekonomi

berdasarkan kondisi fisik serta geografi di Indonesia pada saat ini adalah Kawasan

Ekonomi Khusus. Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan dengan batasan

tertentu yang diberikan fasilitas dan insentif khusus sebagai daya tarik investasi atas

dasar pertimbangan keunggulan geoekonomi dan geostrategis wilayah (Dewan

Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, 2018).

Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia tertuang dalam Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Kawasan

Ekonomi Khusus juga merupakan salah satu komponen pendukung penting Master

Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-

2025. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ini bertujuan untuk

memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah

serta memperbaiki ketimpangan sosial dan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus sudah banyak dilakukan oleh beberapa

negara di dunia. Dua negara yang dapat dikatakan sukses dalam pengembangan

Kawasan Ekonomi Khusus adalah Cina dan India. Menurut Wang (2012) Kawasan

Ekonomi Khusus menyumbang sebesar 46% FDI, 18,5% GDP dan 60% ekspor di

Cina pada tahun 2006. Sedangkan di India, Kawasan Ekonomi Khusus menyumbang

sebesar 22% dari total ekspor dan 6,9% dari total FDI pada tahun 2010 (Mukherjee,

et.al , 2016). Hal ini dapat menjadi gambaran bagaimana peran Kawasan Ekonomi

Khusus dalam perekonomian suatu negara.

Hingga akhir tahun 2017, telah ditetapkan dua belas Kawasan Ekonomi Khusus di

Indonesia seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Secara garis besar terdapat dua

Page 15: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

3

sektor perekonomian yang diberi tempat pada Kawasan Ekonomi Khusus, yaitu

sektor industri dan pariwisata. Kawasan industri diperuntukkan bagi kegiatan industri

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi

serta agroindustri. Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata

untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran serta

kegiatan terkait.

Tabel 1. Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia

No. KEK Sektor Ekonomi

1. Arun Lhokseumawe Industri Minyak dan Gas, Petrokimia, Kertas dan

Logistik.

2. Sei Mangkei Industri Pengolahan Kelapa Sawit dan Karet.

3. Galang Batang Industri Pengolahan Biji Bauksit dan Aluminium,

Logistik dan Energi.

4. Tanjung Api-Api Industri Pengolahan Kelapa Sawit, Karet, Petrokimia

dan Logistik.

5. Tanjung Kelayang Pariwisata.

6. Maloy Batuta Trans

Kalimantan

Industri Pengolahan Kelapa Sawit dan Kayu; Logistik.

7. Tanjung Lesung Pariwisata

8. Bitung Industri Pengolahan Perikanan, Kelapa, Farmasi Herbal;

Logistik.

9. Palu Industri Pengolahan Nikel dan Biji Besi, Industri

Pengolahan Biji Coklat, Industri Pengolahan Rumput

Laut, Industri Pengolahan Rotan.

10. Mandalika Pariwisata.

11. Morotai Pariwisata.

12. Sorong Industri Galangan Kapal, Industri pengolahan

Perikanan, Perkebunan dan Hutan, Industri

Pertambangan dan Logistik.

Sumber: Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (2017)

Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata menarik untuk diperbincangkan karena sektor

pariwisata termasuk dalam salah satu Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2015-2019 (Kementerian Pariwisata, 2017). Pada Gambar 1 dapat

Page 16: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

4

dilihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memiliki tren yang

positif dari tahun 2014-2017. Hal ini kemudian dapat dijadikan indikasi semakin

populernya pariwisata Indonesia di dunia. Tren positif kunjungan wisatawan

mancanegara ke Indonesia ini harus terus dijaga, salah satunya melalui

pengembangan daerah-daerah wisata baru.

Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia.

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2018)

Secara makro, sektor pariwisata juga menunjukkan perkembangan dan kontribusi

yang terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 sektor

pariwisata menyumbang PDB sebesar 296 triliun rupiah dengan kontribusi sebesar

3,96%. Nilai ini terus meningkat hingga tahun 2016, dimana sumbangsih sektor

pariwisata terhadap PDB mencapai 500 triliun rupiah dengan kontribusi 4,03%.

Melihat tren yang positif ini, pada tahun 2020 diharapkan sektor pariwisata menjadi

penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia, melewati sektor industri seperti migas,

batubara dan minyak kelapa sawit (Kementerian Pariwisata, 2017). Hanya saja tren

positif ini belum bisa membawa Indonesia menjadi negara dengan kunjungan

wisatawan mancanegara tertinggi setidaknya di kawasan ASEAN. Data terakhir pada

tahun 2016, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia masih tertinggal dari

Thailand dan Singapura. Oleh karena itu, Indonesia harus terus mengembangkan

sektor pariwisata, salah satunya melalui empat Kawasan Ekonomi Khusus

pariwisata.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Pemerintah menetapkan empat Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Indonesia.

Keempat kawasan tersebut adalah Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika

0

5000000

10000000

15000000

2014 2015 2016 2017

JumlahWisa

tawan

Tahun

Page 17: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

5

dan Morotai. Kawasan Tanjung Lesung dan Kawasan Mandalika sudah resmi

beroperasi, sedangkan Kawasan Tanjung Kelayang dan Morotai ditargetkan

beroperasi pada akhir tahun 2018. Rata-rata dari keempat kawasan tersebut

diproyeksikan akan menarik investasi sebesar Rp42 triliun, menyerap 49.000 tenaga

kerja dengan modal pembangunan sebesar Rp3 triliun (Dewan Nasional Kawasan

Ekonomi Khusus, 2018). Akan tetapi sejak beroperasinya kedua kawasan pariwisata

ini, kawasan wisata Bali masih menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2, dimana Bali masih

menjadi destinasi wisata dengan kunjungan tertinggi di Indonesia selama periode

tahun 2013-2016.

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (jiwa).

Provinsi

Tahun

Bali NTB Banten

2013 3.278.598 565.944 189.269

2014 3.766.638 752.306 152.691

2015 4.001.835 1.061.292 125.162

2016 4.927.937 1.404.937 281.758

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2018)

Berdasarkan paparan tersebut muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah sektor pariwisata merupakan sektor unggulan di Kawasan Ekonomi

Khusus Pariwisata?

2. Apakah dalam jangka panjang sektor pariwisata berpotensi menjadi sektor

unggulan di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata?

3. Bagaimana perbandingan antara hasil analisis sektor unggulan dengan keputusan

pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab kedua pertanyaan penelitian yang sudah

dipaparkan di atas, yaitu: mengetahui klasifikasi sektor pariwisata di empat Kawasan

Ekonomi Khusus Pariwisata berdasarkan sektor unggulan atau sektor non-unggulan.

Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat potensi perubahan klasifikasi sektor

pariwisata pada kawasan tersebut di masa mendatang dari sektor unggulan menjadi

sektor non-unggulan ataupun sebaliknya. Penelitian ini diharapkan bisa memberi

Page 18: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

6

manfaat berupa informasi mengenai klasifikasi sektor pariwisata di empat Kawasan

Ekonomi Khusus Pariwisata Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

memberikan manfaat berupa perbandingan antara penetapan Kawasan Ekonomi

Khusus Pariwisata berdasarkan analisis sektor unggulan dan penetatapan Kawasan

Ekonomi Khusus Pariwisata berdasarkan keputusan pemerintah.

1.4. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Pembangunan ekonomi di Indonesia idealnya dilandaskan pada kondisi geografis dan

potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Hal ini kemudian menjadi

latar belakang dikembangkannya Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia. Sektor

pariwisata menjadi salah satu sektor yang diberikan tempat khusus pada

pengembangan kawasan ini. Terdapat empat kawasan pariwisata dari total dua belas

kawasan yang dikembangkan dan dua diantaranya sudah beroperasi. Dalam

pengembangannya, terdapat setidaknya dua faktor yang menjadi pertimbangan

pemerintah dalam melihat potensi pariwisata dari sebuah kawasan, yaitu 3A(Atraksi,

Aksesibilitas dan Amenitas) dan 3G (Greater Batam, Greater Jakarta dan Greater

Bali) (Thaib, 2017). Atraksi berupa daya tarik wisata alam, daya tarik budaya

maupun daya tarik buatan manusia. Aksesibilitas berarti prasarana transportasi,

sarana transportasi dan sistem transportasi. Amenitas menyangkut prasarana umum,

fasilitas umum dan fasilitas pariwisata. Sedangkan greater berkaitan dengan tiga

pintu masuk utama menuju Indonesia, yaitu Batam, Jakarta dan Bali (Thaib, 2017).

Berdasarkan pertimbangan tersebut pemerintah menetapkan empat kawasan, yaitu

PotensiWisata KawasanEkonomiKhususPariwisata

SektorUnggulan

SektorBerpotensiUnggulan

AnalisisLQ

AnalisisDLQ

• Atraksi• Aksesibilitas• Amenitas

• GreaterBatam• GreaterJakarta• GreaterBali

3A 3G

Page 19: ANALISIS LQ/DLQ: POTENSI KEUNGGULAN SEKTOR PARIWISATA …

7

Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika dan Morotai, sebagai KEK

Pariwisata. Penelitian ini mencoba untuk melihat penetapan KEK melalui

pendekatan sektor unggulan dan sektor berpotensi unggulan. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis location quotient dan analisis dynamic location quotient.

Variabel yang digunakan untuk analisis adalah nilai PDRB sektor pariwisata masing-

masing kawasan. Penelitian ini diharapkan memberikan perbandingan antara

penetapan KEK berdasarkan sektor unggulan dan penetapan KEK berdasarkan

keputusan pemerintah.