Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI UNBK DI
SMA NEGERI 15 LUWU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
DEWI
10538321815
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2020
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DEWI
Nim : 10538321815
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi UNBK
di SMA Negeri 15 Luwu
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak
mencantumkan tanpa pengetahuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi
lainnya.
Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran
dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Unismuh Makassar.
Demikian pernyataan ini saya buat.
Makassar, November 2019
Yang Membuat Pernyataan
DEWI
NIM: 10538321815
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DEWI
Nim : 105383 218 15
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi
UNBK di SMA Negeri 15 Luwu
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya
menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.
Makassar, November 2019
Yang Membuat perjanjian
DEWI
NIM: 10538321815
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jalani proses-mu…hadapilah masalah-mu
Karena sesuatu yang di peroleh secara instant tidak baik untuk dirimu
Yakin dan percaya bahwa sesgala sesuatu pasti ada jalannya…..
Yakinlah allah itu ada…..
Persembahan
Kupersembahkan karya ilmiah ku ini kepada
Almarhum bapak, ibu, tante serta saudara(i) ku dan seluruh keluarga besarku yang
senantiasa menyanyanyi-ku, mendoakan ku selamaku berproses serta teman-
teman ku yang tidak dapat ku sebutkan nama-nya yang telah membantuku selama
ini..
Terima kasih….
ABSTRAK
Dewi, 2019. “Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi UNBK di
SMA Negeri 15 Luwu”.”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh Dr. Khaeruddin sebagai pembimbing I dan Dr. Baharullah sebagai
pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang kesiapan sekolah
dalam menhadapi UNBK di Kecamatang Ponrang Kabupaten Luwu. Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah
penelitian yang datanya dianalisi berdasarkan kata-kata ataupun gambar.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami situasi yang ada di lapangan atau lokasi
penelitian terkait dengan kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK dan
kendala- kendala apa saja yang dialami guru dan siswa di Kecamatang Ponrang
Kabupaten Luwu. Informan ditentukan secara Purposive Sampling, berdasarkan
karakteristik informan yang telah ditentukan, yaitu Kepala Sekolah, Guru dan
Siswa. Teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data melalui berbagai tahapan yaitu, reduksi data penyajian, dan
penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber, waktu, dan teori.
Hasil paparan data dilapangan penelitian ditemukan bahwa kesiapan
sekolah dalam menghadapi UNBK sudah siap baik kesiapan guru itu sendiri,
siswa serta sarana/prasarana penunjang pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 15
luwu.
Kata Kunci : Kesiapan sekolah ,UNBK
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT atas berkat
rahmat dan taufiq-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan
kepada hamba dan kekasihnya Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau,
para sahabat dan seluruh umatnya yang tetap istiqomah di atas ajaran Islam.
Sebagai peneliti pemula, penulis sangat menyadari keterbatasannya,
bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan disana sini dalam skripsi ini. Untuk
saran dan kritikan dari pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan
skripsi ini selanjutnya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Prof.Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs.H.Nurdin, M. Pd Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi atas dorongan,
bimbingan dan nasehat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di
UNISMUH Makassar.
3. Dr. Khaeruddin, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing 1.
4. Kaharuddin, S. Pd., M. Pd., P. HD sebagai Dosen Pembimbing 2
5. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP UNISMUH
Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan,
arahan dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.
6. Serta keluargaku dan teman – temanku Sriana, Ainul ,Sindi, Cindong, Pitto
dan khususnya keluarga besar Sosiologi 15 kelas B atas bantuannya selama ini
yang telah membantuku dalam menyusun skripsiku ini.
Semua pihak yang karena keterbatasan tempat tidak dapat disebutkan satu
persatu, namun tetap tak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Makassar, November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ......................................................................... i
SURAT PERJANJIAN ............................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E. Devinisi operasional ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................
A. Kajian Konsep ................................................................................ 6
B. Kajian Teori ................................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31
D. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................
A. Jenis dan pendekatan penelitian ..................................................... 35
B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................... 36
C. Focus penelitian ............................................................................. 37
D. Informan penelitian ........................................................................ 38
E. Jenis dan sumber data ..................................................................... 39
F. Instrumen penelitian ....................................................................... 40
G. Teknik pengumpulan data .............................................................. 44
H. Teknik analisis data ........................................................................ 45
I. Teknik keabsahan data ................................................................... 47
J. Etika penelitian ............................................................................... 48
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .....................
A. Letak Geografis .............................................................................. 51
B. Sejarah Singkat Sekolah ................................................................. 55
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
A. Hasil penelitian .............................................................................. 62
1. Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK .......................... 64
1.1. Kesiapan sarana/prasaran .................................................. 64
1.2. Kesiapan guru .................................................................... 65
1.3. Kesiapan siswa .................................................................. 70
2. Kendala yang di alami dalam menghadapi UNBK ................... 73
2.1. Guru ................................................................................... 73
2.2. Siswa ................................................................................. 74
B. PEMBAHASAN ............................................................................ 75
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................
A. Simpulan ....................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 84
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Bagan Kerangka Pikir ...................................................................... 17
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 22
Table 3.1 Luas wilayah di Kab. Luwu ............................................................ 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, peran serta dan
dukungan semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan baik dari pihak
sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 mengamanatkan tiga
jenis penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Salah satunya,
penilaian hasil belajar yang harus dilakukan oleh pemerintah. Dalam pasal 66
bentuk penilaian yang dilakukan pemerintah tersebut dilakukan dalam bentuk
Ujian Nasional untuk mata pelajaran tertentu.
Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi mutu tingkat pendidikan,
mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008
tanggal 5 Desember 2008 tentang UN Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA) tahun pelajaran 2008/2009.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban
penyelenggaraan pendidikan. Jadi sampai dengan sekarang masih banyak pro
dan kontra dalam penyelenggaraan UN. Khusunya pada saat ini sistem ujian
nasional yang di terapkan oleh pemerintah yaitu bebasis komputer sebagai
sarana dalam pelaksanaan ujian nasional atau biasa di sebut UNBK.
Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pertama
kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di sebgaian
sekolah yang ada di Indonesia. Penyelenggaraan UNBK saat ini
menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara
online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian
ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya
hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara
online (upload).
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak
sepenuhnya dilakukan secara online. Tapi alur pelaksanaan UNBK dilakukan
dengan cara soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan
sinkronisasi ke server lokal di sekolah, kemudian ujian siswa dilayani oleh
server lokal secara offline. Setelah ujian dilaksanakan hasilnya kembali
dikirim melalui server lokal ke server pusat secara online dengan cara di
upload. Yang menjadi kendala saat ini adalah ketersediaan perangkat
komputer. Meski banyak sekolah yang mengaku siap, namun kondisinya
belum sepenuhnya. Masih banyak sekolah yang tidak mempunyai cukup
perangkat komputer.
Namun, pada dasarnya UNBK tahun ini sama dengan tahun-tahun
sebelumnya, hanya saja yang membedakannya terletak pada sarana media
yang di gunakan dimana masih ada sekolah yang menguunakan sarana ujian
dengan media kertas dan adapula yang sudah menggunakan komputer.
Melalui UNBK, siswa tak lagi mengerjakan soal secara konvensional dengan
menggunakan kertas dan pensil. Melainkan siswa akan langsung membaca
soal dan mengisinya sekaligus melalui komputer dengan memanfaatkan
koneksi jaringan internet yang saling terhubung dengan server pusat. Untuk
itu, dalam pelaksanaanya UNBK tidak dilakukan oleh semua sekolah.
Melainkan hanya sekolah-sekolah tertentu saja. Sebab berkaitan dengan
ketersediaan sarana prasarana pendukung pelaksanaan UNBK.
Kendati demikian, diharapkan seiring berjalannya waktu, semakin
banyak sekolah yang melaksanakan program UNBK ini. Maka dari itu,
sekolah yang akan melaksanakan UNBK perlu mengetahui secara detail
persiapan teknis apa saja yang diperlukan. Semua persiapan tersebut alangkah
baiknya dilengkapi sejak sekarang agar ketika tiba waktu UNBK terkait siap
sepenuhnya.
Pada proses pemenuhannya, pihak sekolah penyelenggara dapat
melakukan pengadaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah
ada disekolah. Pada kenyataannya sampai sekarang ini masih banyak terjadi
ketidaksiapan pihak sekolah dalam menyiapkan ujian nasional berbasis
komputer, dikarenakan masih banyak faktor-faktor yang menghambat
terlaksananya ujian nasional berbasis komputer ini, disebabkan sarana dan
prasarana yang kurang memadai dan kesiapan siswa untuk melaksanakan
ujian nasional berbasis komputer ini.
Berdasarkan identifikasi diatas, peneliti tertarik kiranya mengadakan
penelitian yang berkaitan dengan “Analisis Kesiapan Sekolah Dalam
Menghadapi UNBK di SMA Negeri 15 Luwu”..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini
adalah
1. Bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri
15 Luwu.?
2. Apasajakah kendala- kendala dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri
15 Luwu.?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui
1. Bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri
15 Luwu.
2. Apasajakah kendala- kendala dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri
15 Luwu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Manfaat teoritis
Bagi dunia pengetahuan penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pada disiplin ilmu pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Supaya siswa lebih siap dalam menghadapi ujian nasional
b. Bagi Pihak Sekolah
Agar menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah agar lebih siap dalam
menghadapi UNBK selanjudnya.
c. Peneliti Selanjutnya
Sebagai masukan dan acuan sehingga dapat digunakan sebagai rujukan
dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik serupa.
E. Definisi Operasional
1. Kesiapan
Kesiapan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga untuk para siswa belajar di bawah
pengawasan guru/ tenaga pendidik .
3. Ujian nasional berbasis komputer
UNBK merupakan ujian yang di laksanakan oleh pemerintah dengan
menggunakan komputer sebagai sarana dalam mengerjakan soal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian konsep
1. Ujian Nasional Berbasis Komputer
Ujian nasional berbasis komputer secara umum diartikan sebagai
evaluasi pembelajaran dalam bentuk tes prestasi belajar yang diselenggarakan
oleh pemerintah pusat untuk mengetahui pencapaian peserta didik pada mata
pelajarantertentu yang telah dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan dengan
bantuan fungsi fungsi seperangkat komputer.
a. Evaluasi
Miller (2008) mendefinisikan evaluasi sebagai:“a qualitative judgment that
uses measurement result from test and asesment information to assign grade.”
Definisi ini diartikan bahwa evaluasi adalah kegiatan pertimbangan kualitatif yang
menggunakan hasil pengukuran lewat informasi tes dan asesmen untuk
menentukan kualitas.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulakan informasi tentang
berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan altenatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Suharsimi dan
Cepi,2007:01).
Sukardi (2008:01) mengutarakan evaluasi merupakan proses memahami,
memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan informasi untuk keperluan
pengambilan keputusan. Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan
evaluasi, yaitu pengukuran, penilaian, dan tes. Pengukuran menurut Suharsimi
Arikunto (2007) adalah kagiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran
tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Dalam pembelajaran berarti
membandingkan hasil dengan tujuan pembelajaran.
Penilaian menurut Sukiman (2012:04) merupakan proses pemberian nilai
terhadap sesuatu. Tes. Menurut Djemari Mardapi (2008) adalah salah satu cara
atau prosedur untuk menaksir besarnya kemampuan secara tidak langsung, yaitu
melalui respon seseorang terhadap stimulus dan pertanyaan. Penjabaran
pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian, dan tes di atas dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu kegiatan
yang sedang atau sudah berlangsung dengan cara memberi nilai dari hasil
pengukuran terhadap tujuan dengan menggunakan tes, untuk membantu
memutuskan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.
1) Tujuan Evaluasi
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa evaluasi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan altenatif yang tepat dalam
mengambil keputusan, maka dapat dikatakan tujuan evaluasi secara umum adalah
untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu yang sedang atau sudah terjadi dan
kemudian informasi itu digunakan untuk menetukan alternatif dalam mengambil
keputusan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran maka tujuan evaluasi
pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberlangsungan
pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya
agar proses pembelajaran semakin baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Sukardi (2008:09) mengatakan minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu menilai ketercapaian tujuan, mengukur macam-macam aspek
belajar yang bervariasi, untuk mengetahui pencapaian peserta didik, memotivasi
siswa, untuk menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling,
untuk dasar pertimbangan perubahan kurikulum. Berdasarkan tujuan evaluasi
pembelajaran diatas maka disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran memiliki
tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai hasil dari proses
mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan keputusan pada pelaksanakan program pendidikan yang sedang
berlangsung maupun yang akan dilangsungkan. Evaluasi juga bertujuan untuk
meningkat kualitas pembelajaran.
2). Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dalam proses pembelajaran seperti yang dinyatakan oleh
Bambang Subali (2012:22) adalah sebagai arah dan petunjuk dalam pelaksanaan
pembelajaran baik guru maupun siswa, sebagai gambaran kepada guru dan siswa
tentang perkembangan baik kemampuan maupun personalitas siswa, sehingga
dapat dikenali kondisi produktifitas siswa, sehingga dapat ditentukan langkah
selanjutnya untuk meningkatkan prestasi baik oleh guru maupun siswa, sebagai
motivasi siswa agar berusaha untuk meningkatkan prestasi, sebagai masukan
untuk perbaikan dan pelaksanaan program berikutnya, sehingga diharapkan
pembelajaran berikutnya menjadi semakin baik.
Menurut Zainal Arifin (2013:16) fungsi evaluasi dalam pembelajaran dibagi
menjadi enam, yaitu secara psikologis siswa selalu butuh untuk mengetahui
sejauh mana kesesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukannya
dengan tujuan yang hendak dicapai yang nantinya dijadikan pedoman menentukan
langkah selanjutnya agar prestasi belajar lebih baik, secara sosiologis evaluasi
berfungsi untuk mengetaui seberapa mampukah siswa untuk terjun ke masyarakat,
dalam artian untuk berkomunikasi, beradaptasi, dan lebih jauh lagi untuk
membina dan mengambangkan potensi yang ada dalam seluruh lapisan
masyarakat, secara didaktis-metodis evaluasi berfungsi untuk membantu guru
dalam mengkategorikan siswa dalam kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuannya serta membantu dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.
Untuk memberikan pengertian kepada orang tua siswa mengenai prestasi siswa
dan kemajuan siswa, sehingga membantu orang tua siswa untuk menentukan
langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya, untuk
mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh program pendidikannya
dengan harapan mendapatkan hasil yang memuaskan, untuk membantu guru
dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis
pendidikan, jurusan maupun program keahlian, dan secara administratif, evaluasi
berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan siswa kepada seluruh
komponen institusi pendidikan, yaitu pejabat pemerintah yang berwenang, kepala
sekolah, guru-guru, serta orang tua siswa dan siswa itu sendiri.
Fungsi evaluasi di atas menunjukan bahwa evaluasi sangat penting dilakukan.
Tanpa evaluasi yang dilakukan pada program yang sedang dilaksanakan atau
program yang akan dilaksanakan berupa penyempuranaan, maka akan sulit untuk
menentukan hasil yang telah dicapai. Demikian pula dengan akuntabilitas dampak
programnya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Evaluasi dalam pendidikan
merupakan kegiatan yang dampaknya menyangkut banyak pihak dan beberapa
aspek, yang dalam pelaksanaan setiap kegiatannya perlu dievaluasi, dikaji,
ditelaah, hambatan dan kekurangannya. Hasilnya dapat dipakai sebagai acuan
untuk kegiatan pendidikan selanjutnya.
b. Ujian Nasional
Dalam sistem pendidikan nasional yang tertulis pada peraturan
pemerintah nomor 13 tahun 2015 pasal 66 ayat 1 ujian nasional bertujuan untuk
menilai pencapaian komptensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. berdasarkan proses evaluasi
ini akan diperoleh data yang dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan
berkaitan dengan dunia pendidikan seperti perubahan kurikulum dan kebijakan
kebijakan pendidikan lainnya. Begitu pula dalam pelaksanaan program program
pendidikan nasional selanjutnya dengan harapan mendapat hasil yang lebih baik.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2003 menyatakan
bahwa dalam rangka mengendalikan mutu pendidikan secara nasional perlu
dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Dinyatakan lebih lanjut dalam pasal 58 ayat 2
bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagai perubahan kedua dari PP No.19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan. Pasal 63 ayat (1) tertulis: Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 63 ayat (1) poin (a) diartikan sebagai evaluasi pendidikan yang
diselenggarakan secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik oleh
pendidik atau guru pada mata diklat dan Kompetensi Dasar tertentu untuk
mengetahui pencapaian Standar Nasional Pendidikan peserta didik.
Dalam praktiknya sering kita dengar sebagai Ulangan Harian.
Sementara pada poin (b) dinyatakan bahwa UTS, UAS, Uji Kompetensi adalah
evaluasi pendidikan untuk mengetahui pencapian Standara Nasional Pendidikan
yang diselenggarakan oleh suatu Satuan Pendidikan secara berkala, menyeluruh,
transparan dan sistematik.Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 63 ayat (1) butir (c) dinyatakan bahwa Ujian
Nasional adalah evaluasi pendidikan yang diselenggarakan secara berkala,
menyeluruh, transparan dan sistematik oleh pemerintah dalam rangka menilai
pencapaian standar nasional pendidikan.
c. Tes
Tes menurut Bambang Subali (2012:01) merupakan metode
pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan yang
mengukur sampel tingkah laku. Sejalan dengan yang sudah diutarakan
sebelumnya oleh Djemari Mardapi mengenai tes adalah salah satu cara atau
prosedur untuk menaksir besarnya kemampuan secara tidak langsung, yaitu
melalui respon seseorang terhadap stimulus dan pertanyaan.
Sebelumnya Linn dan Gronlund dalam (Sudaryono, 2012:101)
mendefinisikan “test is an instrument of systematic procedure for measuring a
semple of behavior by posing a set of qustions in a uniform manner.” Yang
diartikan bahwa tes adalah alat dalam prosedur yang sistematis untuk mengukur
sikap dengan memberikan satu set pertanyaan. Berdasarkan uraian diatas
disimpulkan bahwa pengertian tes dalam dunia pendidikan adalah prosedur yang
sistematis sekaligus alat untuk mengukur prestasi belajar, dan sikap siswa
terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
d. Klasifikasi Tes
Tim Puslitbang Sisjian (1999:15) menggolongkan tes menjadi dua
golongan yaitu tes prestasi belajar, dan tes hasil belajar. Tes prestasi belajar yang
hendak diukur adalah kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran yang telah
diberikan kepadanya, sedangkan tes hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak seorang siswa.
Eko Putro Widyoko (2014:51-64) membedakan bentuk tes yang
didasarkan pada: 1) pelaksanaan, 2) sistem penskoran, 3) waktu pelaksanaan, 4)
tujuan pelaksanaan, dan 5) sasaran atau objek yang akan diukur.
1)Berdasarkan Pelaksanaan
Bentuk tes berdasarkan pelaksanaannya dibedakan menjadi 3 bentuk,
yaitu Paper Based Test (PBT), Oral Based Test (OBT), dan Computer Based
Test (CBT). Paper Based Test (PBT) atau yang banyak dikenal sebagai tes
tertulis ini adalah bentuk tes yang menggunakan kertas dan tulisan sebagai alat
bantu utama baik untuk menyadiakan soal tes maupun jawaban tes. Dalam
pelaksanaanya tes ini menggunakan soal tertulis dan menjawabnya juga harus
tertulis. Kelebihan tes bentuk tertulis adalah dapat dilaksanakan secara serentak
dengan jumlah peserta tes yang banyak, siswa relatif memiliki kebebasan untuk
menjawab soal, sehingga secara psikologis lebih merasa percaya diri dan tidak
terikat, objektivitas lebih tinggi dibandingkan tes lisan.
Selain kelebihan tes bentuk ini juga memiliki kelemahan, yaitu
membutuhkan waktu banyak pada proses koreksinya, sehingga dalam
menyampaikan hasil tes harus menunggu cukup lama. Misalnya pengumuman
hasil Ujuan Nasional selama ini selalu menunggu 2 – 3 bulan setelah
pelaksanaan Ujian Nasional selesai, resiko kecurangan tergolong tinggi,
sehingga hasil tes tidak mampu menggambarkan kemampuan peserta yang
sebenarnya, resiko salah pemahaman soal bagi peserta cukup tinggi apabila
penggunaan bahasa kurang tegas dan lugas.
Oral Based Test sering disebut juga dengan tes llisan atau tes
wawancara yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara tatap muka dan
berbicara secara langsung antara penguji dan yang diuji. Berdasarkan persiapan
dan cara bertanyanya, tes lisan dibedakan menjadi tes lisan bebas dan tes lisan
berpedoman. Tes lisan bebas dalam penyampaian pertanyaan tidak
menggunakan pedoman tertentu, sedangkan tes lisan berpedoman menggunakan
pedoman yang sudah disusun terlebih dahulu. Beberapa kelebihan tes lisan
dibandingkan tes tertulis adalah minimnya kesalahan peserta dalam memahami
pertanyaan, karena dapat menanyakan secara langsung apabila kurang paham
dengan pertanyaanya, hasil tes dapat segera diketahui, penguji dapat sekaligus
meengukur kemampuan berkomunikasi peserta, dan dapat dikatakan tingkat
kecurangan hampir tidak ada. Adapun kekurangan dibalik kelebihan tes lisan,
adalah membutuhkan waktu lama dalam proses pelaksanaannya, memungkinkan
terjadinya subjektivitas penguji dalam menyampaikan pertanyaan apabila dalam
penyampaiannya menggunakan cara, bahasa, atau ekspresi yang berbeda, dan
peserta tes dengan kemampuan dan keberanian berkomunikasi rendah dapat
mengganggu kelancaran menjawab pertanyaan sehingga mengganggu
kelancaran proses tes. Computer Based Test (CBT) atau tes berbasis komputer
sesuai dengan namanya dalam pelaksanaannya menggunakan bantuan fungsi
komputer.
Pada tes ini dalam penyampaian soalnya menggunakan komputer,
begitu juga dalam menjawab dan mengoreksinya. Tes berbasis komputer
dilakukan dengan menggunakan software komputer yang nantinya digunakan
untuk menyajikan soal tes, menampung respon peserta terhadap tes dan
kemudian disimpan dan dianaisis secara elektronis. Terdapat pula CBT yang
langsung tersambung dengan jaringan internet yang sering disebut online test.
Dibandingkan dengan PBT dan OBT, CBT memiliki kelebihan, antara lain:
dibandingkan tes tertulis, dalam tes ini peserta dapat segera tau hasil tes, jika
dibandingkan dengan tes lisan, tes ini dapat dilaksanakan serentak dengan
peserta banyak dengan waktu yang relatif singkat, siswa merasa lebih bebas dan
percaya diri dalam mengerjakan soal, mengurangi terjadinya kecurangan dalam
pelaksanaan tes, karena setiap peserta akan mendapat soal yang berbeda dengan
tingkat kesulitan yang sama, dan CBT lebih obyektif dibandingkan dengan PBT
dan OBT, karena soal diberikan langsung oleh komputer dan dikoreksi juga oleh
komputer. CBT juga memiliki kekurangan terutama jika dilakukan secara online,
yaitu resiko salah pemahaman soal bagi peserta cukup tinggi apabila
penggunaan bahasa kurang tegas dan lugas, resiko kerusakan sistem dapat terjadi
dan menghambat keberlangsungan tes tinggi terutama jika terdapat serangan
hacker, dan dengan peserta yang banyak jika tidak diimbangi dengan kapasitas
bandwich dapat menyebabkan kelambatan sistem dan mengganggu
keberlangsungan tes.
2) Berdasarkan Sistem Penskoran
Berdasarkan sistem penskorannya. Tes dikategorikan menjadi 2
yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah tes yang jika dilakukan
dan diperiksa oleh siapapun hasilnya akan tetap sama dan skor tes hanya dapat
ditentukan oleh jawaban yang diberikan peserta tes. berarti pada tes objektif
penskorannya bersifat objektif atau hanya dapat dipengaruhi oleh jawaban atau
respon peserta tes.
Akan lebih objektif lagi apabila penskoran dilakukan dengan
berbantuan komputer. Pada umumnya tes objektif berbentuk pilihan ganda,
benar salah, dan menjodohkan, namun tidak menutup kemungkinan berbentuk
uraian. Tes objektif dapat berbentuk uraian apabila jawabannya sudah pasti dan
hanya satu jawaban yang benar. Misalnya pada mata pelajaran matematika,
fisika, kimia Kelebihan kelebihan yang dimiliki tes objektif antara lain lebih
mewakili isi dan luas bahan, lebih cepat dalam pemeriksaan jawaban, dapat
diperiksa oleh orang lain asalkan sesuai kunci jawaban yang disediakan, tidak
terdapat unsur subjektifitas yang mempengaruhi proses pemeriksaan dan
penskoran. Sedangkan Kelemahan tes objektif adalah perlu persiapan yang lebih
sulit dibandingkan tes subjektif, butir soalnya cenderung hanya mengingat
kembali namun tidak dapat mengukur kemampuan berpikir peserta, banyak
kemungkinan peserta tes hanya berspekulasi atau tidak benar benar memikirnya
dalam menjawab soal, tingkat kecurangan dan kerjasama antar siswa lebih besar.
Tes subjektif adalah tes yang perolehan skornya dipengaruhi oleh jawaban
peserta dan pemberi skor. Jawaban yang sama dapat berbeda skornya jika pemberi
skornya berbeda. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perolehan skor
adalah ketidakkonsistenan penilai, hallo effect atau kesan penilai terhadap peserta
tes, pengaruh urutan pemeriksaan, dan bentuk tulisan dan bahasa dari jawaban
peserta tes. Tes subjektif memiliki lima kelebihan, yaitu: Dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir, menganalisis, mengaplikasikan, mengevaluasi
peserta tes, lebih memotivasi peserta tes untuk belajar. Mudah disiapkan, disusun
dan tidak memerlukan banyak waktu dalam mempersiapkannya.
Sulit bagi peserta tes menjawab tes berdasarkan spekulasi. Mendorong
peserta tes untuk berani mengungkapkan pendapat dan membantu meningkatkan
kemampuan menyusun kata. Peserta mendapatkan kesempatan untuk
mengutarakan maksudnya dengan bahasa dan caranya sendiri. Kelemahan tes
subjektif adalah reliabilitas tes rendah, memerlukan waktu lebih banyak dan
lebih sulit dalam memeriksanya, jawaban peserta tes yang kurang memahami
materi kadang kadang disertai hal hal yang tidak berkaitan dengan bahan tes, dan
kemampuan menyatakan pikiran menjadi tulisan menjadi hal paling penting dalam
membedakan prestasi belajar siswa.
3) Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan waktu pelaksanaanya tes dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu pretest dan post test, serta tes formatif dan tes sumatif. Pretest adalah
tes yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal peserta tentang
materi yang akan dipelajari. Sedangkan post test adalah tes yang diberikan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari. Tes Formatif adalah tes yang dilaksanakan
setelah siswa menyelesaikan satu unit atau topik pembelajaran. Tujuannya untuk
mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa tentang topik pembelajaran tertentu.
Tes Sumatif adalah tes yang dilakukan setiap akhir pembelajaran atau akhir satuan
waktu yang didalamnya mencakup lebih dari satu topik pembelajaran seperti UTS
atau UAS.
4) Berdasarkan Tujuan Tes
Berdasarkan tujuannya tes dibedakan menjadi tes seleksi, tes penempatan,
dan tes diagnosis. Tes seleksi merupakan tes yang hasilnya menjadi dasar
pertimbangan untuk mengambil keputusan diterima atau tidaknya dalam suatu
proses seleksi. Tes penempatan adalah tes yang hasilnya berfungsi untuk
menentukan kelompok mana yang paling tepat untuk ditempati oleh peserta tes.
Tes diagnosis adalah tes yang dipakai untuk menemukan penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa.
5) Berdasarkan sasaran atau objek yang diukur
Berdasarkan objek yang akan diukur, tes dibedakan menjadi enam
macam, yaitu: Tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat, dan
tes prestasi. Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengukur
kepribadian seseorang, bisa berupa kreativitas, kedisiplinan, kemampuan khusus,
dan lain sebagainya. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang. Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi dan perkiraan mengenai tingkat intelektual seseorang. Tes
sikap adalah tes yang dipakai untuk mengukur minat seseorang terhadap sesuatu.
Tes minat merupakan tes yang berfungsi untuk mengukur minat seseorang
terhadap sesuatu. Tes prestasi adalah tes yang diberikan untuk mengetahui tingkat
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
e. Seperangkat Komputer
Dijelaskan oleh Bambang Hariyanto (2008:03) dengan lebih sederhana
menyatakan bahwa komputer adalah mesin yang melakukan kalkulasi atau
perhitungan dan mengolah informasi. Menurut Fuori yang ditulis kembali oleh
Jogiyanto Hartono (2005:02) komputer adalah pemroses data yang dapat
melakukan perhitungan besar dengan cepat termasuk perhitungan aritmatika yang
besar atau operasi logika tanpa campur tangan manusia selama pemrosesannya.
Komputer menurut Robert H. Blissmer dalam Jogiyanto Hartono (2005:02)
adalah alat elektronik yang mampu melakukan tugas penerima input, pemproses
input, penyimpan perintah dan hasil pengolahan data dan, penyediakan output
dalam bentuk informasi. Jogiyanto Hartono (2005:02) mengutarakan komputer
adalah sebuah alat elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data,
memberikan informasi, menyimpan dan menggunakan program serta menyimpan
hasil pengolahan data secara otomatis. Definisi komputer di atas dapat
disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi
sebagai penerima, pengolah, penyimpan, dan pemberi informasi melalui sebuah
program dan berkerja secara otomatis.
1). Jaringan Komputer
Menurut Melwin (2006), Jaringan komputer adalah kumpulan
interkoneksi antara dua atau lebih komputer autonomous yang terhubung dengan
media transmisi kabel atau tanpa kabel. Sejalan dengan Wahyono (2010) yang
berpendapat bahwa jaringan komputer adalah sekumpulan komputer otonom yang
saling terhubung satu dengan lainnya menggunakan protokok komunikasi melalui
media transmisi jaringan komunikasi data. Sedangkan Narenda dan Andik
(2011:4) mengatakan jaringan komputer merupakan sebuah teknologi untuk
menghubungkan beberapa komputer agar dapat bertukar informasi atau data
melalui media kabel atau nirkabel. Definisi definisi jaringan komputer diatas
dapat disimpulkan bahwa jaringan komputer adalah teknologi untuk
menghubungkan dua komputer otonom atau lebih dengan menggunakan protokol
komunikasi dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel. Komputer yang saling
terhubung dapat bertukar informasi dan data satu sama lain. Adapun jaringan
komputer yang dapat melibatkan seluruh komputer didunia, atau seluruh
komputer didunia dapat terhubung dan berbagi informasi, yaitu dengan
memanfaatkan jaringan internet. Internet menurut strauss, El-Ansary, dan Frost
(2006:08) Internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain.
Beberapa komputer-komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman
web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan computer. Definisi diatas
membuktikan jaringan internet dapat menjadi sumber informasi yang dapat
digunakan oleh seluruh pengguna komputer didunia. Terdapat banyak jenis
jaringan komputer, yang dilitinjau berdasarkan jangkauannya, media
transmisinya, fungsinya, dan topologinya. Jenis jaringan komputer bardasarkan
jangkauannya ada 3 jenis, adalah LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area
Network), dan MAN (Metropolitan Area Network). LAN (Local Area Network)
adalah jenis jaringan komputer menghubungkan beberapa komputer dalam sekala
ruangan dan jumlah terbatas cenderung kecil. WAN adalah rangkaian beberapa
LAN disebuah lokasi dengan jarak jangkauan lebih besar dari LAN, sehingga
membutuhkan Router sebagai alat penghubungnya,. Sama dengan WAN, MAN
merupakan Kumpulan banyak LAN yang berjarak dan berukuran lebih besar.
Jaringan ini mampu melayani banyak komputer dalam jangkuan yang luas dan
dapat mentransfer data dengan kecepatan tinggi. Jaringan Komputer berdasarkan
media transmisinya dibagi dua yaitu dengan kabel dan tanpa kabel. Kemudian
jaringan komputer berdasarkan fungsinya terdapat dua jenis yaitu; peer to peer
dan client server. Jenis-jenis jaringan komputer berdasarkan topologinya terdiri
dari topologi mesh, linier, bus, ring, dan tree.
2). Server
seperti yang sudah diutarakan tentang jenis jaringan komputer
menurutfungsinya diatas yaitu peer to peer dan client server. Peer to peer
menghubungkan 2 komputer atau lebih yang mana setiap komputer dapat
berfungsi sebagai client bersamaan dengan itu juga sebagai server. Sedangkan
Client Server menghubungkan beberapa komputer yangmana terdapat satu
komputer yang berfungsi sebagai server dan yang lain sebagai client. Server
menurut melwin syafrizal adalah sebagai pengelola sumber daya jaringan.
Server bertugas untuk membagi informasi dan data kepada client juga dapat
berkomunikasi langsung dengan client satu per satu maupun secara bersamaan.
Dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer, yang paling memungkinkan
adalah dengan menggunakan fungsi jaringan Client Servert dengan jangkauan
WAN yang mencakup satu institusi pendidikan. Apabila dikaitkan maka
pengertian Ujian Nasional Berbasis Komputer adalah sebuah evaluasi pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah secara berkala, menyeluruh, transparan dan
sistematik untuk mengetahui pencapaian Standar Nasional Pendidikan dengan
memaksimalkan fungsi komputer sebagai alat elektronik penerima, pengolah,
penyimpan, dan pemberi informasi melalui sebuah program dan berkerja secara
otomatis.
3). Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003
evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka mengendalikan mutu pendidikan
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak
pihak yang berkepentingan. Evaluasi pendidikan dilakukan untuk menjaga, dan
meningkatkan mutu pendidikan nasional yang direalisasikan melalui perubahan
kebijakan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan seperti perubahan kurikulum
atau perubahan sistem evaluasi pembelajaran. Berdasarkan Undang Undang RI
No. 2 tahun 2003 di atas Presiden Republik Indonesia memberikan peraturan
melalui Perpres Nomor 14 Tahun 2015 pasal 16 bahwa Dirjen Pendidikan Dasar
Dan Menengah menyelenggarakan fungsi pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
dibidang pendidikan dasar dan menengah. Menanggapi peraturan presiden di
atas, diadakan Peraturan Pemerintah nomer 13 tahun 2015 tentang standar
nasional pendidikan pasal 63 ayat 1 mengatur penilaian pendidikan jenjang dasar
dan menengah dan fokus pada penilaian hasil belajar yang meliputi penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian
hasil belajar oleh pemerintah. dilanjutkan pada pasal 66 yang berisikan tentang
pelaksanaan penilaian pendidikan oleh pemerintah yaitu ujian nasional. Peraturan
pemerintah diatas mengindikasikan bahwa ujian nasional harus dilakukan, namun
tidak dijelaskan proses dan sistem penilaiannya. Permendikbud RI Nomor 5
tahun 2015 adalah peraturan selanjutnya yang menjelaskan sistem ujian nasional.
Tertera pada pasal 20 Permendikbud No. 5 Th 2015 bahwa pelaksanaan ujian
nasional pada tingkat sekolah menengah dan sederajat dilakukan dengan sistem
Paper Based Test dan Computer Based Test. Peraturan di atas menggambarkan
pelaksanaan ujian nasional tahun 2015 menggunakan sistem lembar jawab kertas
dan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 inilah yang menjadi dasar
kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Peraturan tentang
prosedur penyelenggaraan ujian tahun 2015 ditetapkan melalui BSNP Nomor
0031 tahun 2015. Petunjuk teknis pelaksaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
ditetapkan melalui BSNP Nomor 0032 Tahun 2015 yang berisikan persiapan, pra
ujian, pelaksanaan ujain, penanganan masalah, dan jadwal pelaksanaan Ujian
Nasional Berbasis Komputer.
2. . Isu Isu Kebijakan
Kemendikbud menjelaskan bahwa pada ujian nasional berbasis
komputer pada tahun 2015 masih bersifat uji coba, dan rencana hanya akan
diberlakukan kepada 500 ribu sekolah jenjang menengah atas dengan ketentuan
50 – 100 ribu siswa SMA dan 400 – 450 ribu siswa SMK. Untuk pelaksanaan
pada sekolah jenjang menengah pertama belum diputuskan.
a. Kesiapan Siswa Melaksanakan UNBK
Dalam Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013 Mengenai sistem
pendidikan nasional tertera peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur
dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Siswa diidentifikasikan sebagai anak
usia jenjang pendidikan Dasar dan Menengah yang mana masih diperlukan
bimbingan dalam usahanya untuk mengembangkan diri dibidang yang dia minati.
Dalyono (2005:52) berkata kesiapan adalah kondisi dimana terdapatkemampuan
yang cukup baik secara fisik maupun mental. Kesiapan fisik berarti memiliki
kesehatan dan tenaga yang baik, sedangkan kesiapan mental adalah memiliki
minat dan motivasi yang baik untuk melakukan suatu kegiatan. Kematangan
psikologis dan spiritual adalah yang mana seseorang memiliki keyakinan tinggi
dalam keadaan sadar, dapat dikatakan seseorang yang siap mempraktikan keahlian
khusus yang dikuasai dalam kehidupan bahwa dia sudah mencapai kematangan
skill. Menurut Tohirin (2006:136) kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
reaksi atau respon. Sejalan dengan yang diutarakan Slameto (2013:14) yaitu
kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang mencakup 3 aspek, yaitu Kondisi
Fisik, Mental dan Emosional, Motif atau Tujuan,dan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dipelajari, siap untuk memberi respon dengan cara
tertentu terhadap suatu kecenderungan. Sejalan pula dengan definisi kesiapan
adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan
perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.
Definisi kesiapan diatas diartikan sebagai kondisi fisik, mental, emosional,
didukung dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menanggapi sebuah
kejadian atau melakukan suatu kegiatan. Dapat dikatakan bahwa seseorang
memiliki kesiapan yang baik jika fisik, mental, emosional dan kemampuan, serta
faktor pendukunglainnya baik. Dalyono (2009:51) menyatakan bahwa belajar
memiliki lima prinsip yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu
kematangan jasmani dan rohani, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki
kesungguhan, tes, ulangan dan latihan. Dilanjutkan oleh Nyayu Khodijah
(2014:58) yang menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal atau lingkungan. Menurut Muhibbin
Syah (2013:130) faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri pembelajar
sendiri dan meliputi 2 aspek, yakni 1) aspek fisiologi dan, 2) aspek psikologi
1. Aspek fisiologi (jasmani)
Aspek fisiologi adalah aspek jasmani, tingkat kebugaran fisik
pembelajar dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila kondisi fisik
pembelajar kurang baik atau sakit maka ditakutkan menurunkan kualitas
pemahaman mengenai
materi yang dipelajari. berkaitan dengan proses tes, maka peserta tes tidak dapat
berpikir secara maksimal sehingga hasil tes yang didapat tidak mewakili kondisi
peserta yang sebenarnya jika kondisi fisik peserta sedang tidak baik.
2. Aspek psikologi (mental)
mental atau psikologis dalam dunia pendidikan adalah keadaan
psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Patimah
Ahmad, 2013). Maka kesiapan mental atau kesiapan psikologis adalah kondisi
siap tidak siapnya mental atau psikologis seseorang dalam menghadapi proses
pembelajaran. Komponen yang dapat mempengaruhi psikologis atau mental
adalah kecerdasan/pengetahuan, minat, motivasi, sikap dan bakat. Kecerdasan
atau Pengetahuan adalah tingkat kemampuan berpikir siswa dalam merespon
sebuah rangsangan. Kecerdasan juga dapat disesuaikan dengan bidang yang
diinginkan, misalnya kecerdasan seorang siswa dalam bidang ilmu pengetahuan
alam. Hilgard dalam (Slameto, 2010:57) mendefinisikan minat sebagai berikut:
“interest in persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
menikmati sebuah aktivitas. Apabila dikaitkan dengan ujian nasional berbasis
komputer, maka menjadi kecenderungan peserta ujian untuk mengikuti segala
proses pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer.
Dalam Slameto (2010:57) James Draver mengutarakan pengertian motif
sebagai: “motive is an effective-conative factor which operates in determining the
direction of of an individual‟s toward an end goal, consiustly apprehended or
unconsiustly”. Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa motif sangat erat
kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Djaali (2012:101) menyatakan bahwa
motivasi adalah kondisi yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan atau kebutuhan.
Muhibbin Syah (2013:132) mendefinisikan sikap sebagai gejala internal yang
berdimensi affektif berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap suatu objek berupa orang , barang, atau kegiatan baik secara
posiftif maupun negatif. Djaali (2012:114) mengutarakan pengertian sikap sebagai
kecenderungan tindakan seseorang berkenaan dengan objek tertentu. Berdasarkan
definisi di atas disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan tindakan atau
respon seseorang terhadap objek tertentu baik secara positif maupun negatif.
Muhibbin syah (2013:133) menyatakan bakat secara umum adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Slameto (2010:57) menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan
untuk belajar, bakat adalah sesuatu yang akan menjadi kecakapan yang nyata
apabila dilatih. Proses pengubahan bakat menjadi kemampuan atau kecakapan
akan tercapai dan sangat dipengaruhi oleh kecerdasan, minat, motivasi, dan sikap
seseorang terhadap bakatnya. Sedangkan kemampuan sendiri didefinisikan
sebagai kapasitas seseorang untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan kemampuan sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
kemampuan fisik, kemampuan intelektual, dan kesesuaian kemampuan pekerjaan.
Nyayu Khadijah mengkategorikan faktor eksternal atau lingkungan menjadi dua
yaitu faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial adalah faktor dari orang orang
sekitar siswa seperti orang tua, keluarga, guru, teman teman, dan lingkungan
pergaulan. Faktor non-sosial adalah faktor bukan manusia yang mempengaruhi
siswa, antara lain cuaca atau keadaan udara, waktu, tempat, sarana prasarana.
2. Kesiapan Sekolah Melaksanakan UNBK
Sekolah dalam peraturan pemerintah adalah satuan pendidikan.
Dalam BSNP nomor 0031 tahun 2015 dijelaskan bahwa satuan pendidikan
adalah satuan pendidikan jenjang dasar dan menengah yang menyelenggarakan
pembelajaran dibawah koordinasi pemerintah nasional. Kesiapan sekolah adalah
tingkat kesediaan suatu satuan pendidikan dalam melaksanakan kebijakan yang
diturunkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah kebijakan pemerintah
melaksanakan ujain nasional berbasis komputer. Kesiapan sekolah dibatasi pada
kesiapan aspek yang dapat mempengaruhi kesiapan siswa, yaitu kesiapan guru
dan sarana prasarana. Peran guru dalam mempengaruhi kesiapan siswa sangat
besar karena dan perkataan guru sering diperhatikan oleh siswa dalam
pembelajaran dikelas. Begitu pula dengan sarana prasarana, sarana prasarana
yang baik dapat meningkatkan kesiapan siswa.
B. Kajian Teori
1. Teori struktural fungsionalisme
Teori sosiologi yang tepat digunakan untuk membedah persoalan pendidikan
adalah teori Fungsionalime Struktural. Lahirnya Teori Fungsionalisme Strutural
didorong oleh karya-karya klasik dari Emile Durkheim, sosiolog Prancis.
”Menurut Durkheim, masyarakat merupakan keseluruhan organis yang memiliki
realita tersendiri. Keseluruhan tersebut memiliki seperangkat kebutuhan atau
fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi
anggotanya, agar dalam keadaan normal, tetap langgeng.
Dalam teori fungsional dikatakan bahwa sistem pendidikan moderen berasal dari
dan meluas sebagai akibat berubahnya kebutuhan fungsional. Pendidikan harus
diperluas agar memberi kepada orang-orang latihan yang mereka perlukan untuk
berfungsi secara efektif dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, pendidikan
diharuskan untuk selalu mengikuti perkembangan yang terjadi, baik dalam
pembelajaran, kurikulum, alat serta dukungan publik, termasuk para pemangku
kepentingan. Jika tidak demikian, pendidikan akan berjalan lamban, sementara
perubahan terjadi sangat cepat, sehingga pendidikan selalu ketinggalan dan tidak
bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Sistem pendidikan juga dilihat sebagai suatu struktur yang mengisi persyaratan
fungsional. Sistem okupasional (penempatan jabatan) memerlukan sejumlah
tenaga yang memiliki keterampilan yang sesuai, pengetahuan dan komitmen
motivasional dasar pada pola prestasi universalistik. Pendidikan memberikan
keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk mengambil bagian secara berarti dalam
kehidupan masyarakat dengan suatu dasar yang lebih sistimatis. Untuk
mengantisipasi kemajuan yang ada dalam masyarakat, termasuk dunia pendidikan,
teori fungsional mengemukakan seperangkan empat persyaraan fungsional yang
harus dipenuhi oleh sistim sosial. Keempat persyatan itu dalam teori fungsional
dikenal dengan bagan A-G-I-L yang merupakan singkatan dari Adaptation, Goal
Attainment, Integration, dan Laten Pattern Maintenance.
Adaptation, menunjuk pada keharusan sistem-sistem soial untuk menghadapi
lingkungannya, dengan harus mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan
kenyataan yang keras dan tidak dapat diubah (inflexible) yang datang dari
lingkungan.
Goal Attainment, yakni bahwa setiap tindakan itu diarahkan pada tujuan bersama
para anggota dalam sistem sosial, hukan tujuan yang bersifat pribadi. Untuk
mencapai tujuan itu diharuskan adanya npengmbilan keputusan yang berhubungan
dengan prioritas dari sekian banyak tujuan.
Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interalasi antara
anggota dalm sistem sosial. Supaya sistem sosial berfungsi secara efektif sebagai
suatu kesatuan harus ada solidaritas antara orang-orang yang ada di dalamnya.
Laten Pattern Maintenance, yang menunjukkan terhentinya interaksi. Semua
sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-waktu kocar-kacir
dan para anggotanya tidak lagi bertindak sebagai anggota sistem. Idenya adalah
kebutuhan mempertahankan nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota
masyarakat, misalnya adanya institusi religious. Ide ini menunjuk pada kebutuhan
mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma-norma yang dianut bersama oleh
anggota dalam sistem sosial.
Untuk memelihara pola yang laten, pendidikan merupakan salah satu institusi.
Pendidikan sebagai institusi sosial dihadapkan pada kenyataan terjadinya
kemajuan dunia yang amat pesat, yang memaksa pendidikan harus menyesuaikan
diri dengan kemajuan dalam masyarakat. Pendidikan harus menyesuaikan tujuan
dengan kemajuan teknologi dalam masyarakat. Di dalam pendidikan harus
dirumuskan tujuan yang jelas, yang menjadi tujuan bersama, sehingga
membutuhkan hubungan yang kuat antara komponen dalam sistem pendidikan.
Hal ini penting untuk mempertahankan nilai-nilai yang dianut bersama. Jika tidak
ada keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai itu, maka pendidikan dihadapkan
pada situasi yang tidak menentu, akan terjadi kekacauan dalam pelaksanaan
pendidikan. Untuk mempertahankan hal itu, dibutuhkan upaya untuk menjaga dan
melaksanakan pendidikan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan pendidikan, termasuk kegiatan pembelajaran. Teori lain
yang sejalan dengan pandangan ini adalah teori inflasi kredensial (surat
kepercayaan) yang dikembangkan oleh Collin dan Dore, yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah suatu komunitas bernilai tinggi yang dicari oleh individu-
individu sebagai alat sukses ekonomi dan mobilitas ke atas. Sistem pendidikan
menjadi suatu fokus perjuangan untuk mendapatkan diploma kesarjanaan. Dengan
demikian pendidikan meluas pada semua tingkat sementara individu-individu
berlari lebih cepat hanya untuk tetap seimbang dalam perjuangannya untuk
sukses. Menurut aliran ini, pendidikan itu menempati posisi yang amat strategi
untuk meningkatkan diri. Oleh karenanya, jangan sampai pendidikan itu
ketinggalan, sementara orang-orang di dalamnya ingin berlari dengan cepat.
Komponen yang terbangun dalam sistem pendidikan, khususnya sekolah harus
menyadari bahwa perkembangan yang terjadi di masyarakat begitu cepat,
sehingga ia harus selalu meningkatkan kualitasnya, baik yang berhubungan
dengan sarana dan prasarananya. Jika kesimpulan yang dikemukakan oleh
Spencer di atas dihubungkan dengan apa yang seharusnya terjadi di lembaga
pendidikan yang selalu mengalami perkembangan yang sangat cepat, maka
lembaga pendidikan harus melakukan penyempurnaan secara terus menerus pada
setiap komponen untuk mengantisipasi setiap perkembangan di masyarakat,
termasuk di dalamnya mengenai pendidikan.
C. Kerangka Konsep
Ujian nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran tingkat
nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Penilian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian
nasiona
Tebel 1.1 kerangka konsep
SMA Negeri 15 Luwu
Menghadapi UNBK
Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK
HASIL / PENEMUAN
Kendala- kendala dalam menghadapi UNBK
Sub :
Guru
Siswa
Sarana/
Sub :
Guru
Siswa
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Henry Eryanto tahun 2016 yang berjudul tentang evaluasi
program ujian nasional (un) pada smk negeri di jakarta selatan‟‟. Penelitian ini
bertujuan untuk membidik ujian nasional (UN) di Sekolah Kejuruan Negeri di
Jakarta Selatan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dimana penelitian di
SMK yang memiliki Program Administrasi Perkantoran di Jakarta Selatan, yang
berisi 10 SMKN.
Meskipun masih ada kendala pada program, tetapi hal ini normal dan
dapat dikontrol dengan cepat dan baik. (2) Program PBB 2015 adalah program
percontohan, di mana tahun ini tujuan PBB adalah untuk menilai pencapaian
standar kompetensi nasional pada subjek tertentu. (3) Hasil-hasil PBB sebagai
dasar untuk memetakan kualitas program dan atau pendidikan, yang terkait
dengan masa lalu dalam konteks lain dari pelatihan dan pelatihan serta
memberikan bantuan untuk pendidikan. unit dalam upayanya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, bukan sebagai penentu kelulusan siswa. kompetensi lulusan,
dan setiap siswa harus menghadiri salah satu ujian nasional tanpa biaya
Penelitian Anita Faizul Muna, Witarsa, Maria Ulfah tahun 2018‟.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah dalam
mengimplementasikan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Penelitian ini berlokasi
di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data itu triangulasi
oleh teknik dan sumber. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi,
penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Kesiapan
mengenai fasilitas dan infrastruktur baik, dilihat dari fasilitas dan peralatan seperti
spesifikasi jaringan, spesifikasi server komputer dan spesifikasi komputer peserta,
spesifikasi ruang yang memadai maka server dan jaringan telah diuji 3 kali lipat
langkah awal menuju persiapan. 2) kepercayaan diri siswa dan optimis terhadap
Ujian Nasional berbasis Komputer karena di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang
telah dilakukan berbagai cara dalam pembelajaran yang melibatkan media
komputer dan simulasi juga harus dilakukan. 3) untuk meningkatkan motivasi
peserta didik, Para guru memberikan pembelajaran dengan implementasi media
komputer.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif tipe
deskriptif. Dimana Creswell (2017:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
(qualitative research) merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Adapun menurut Sugiyono
(2017:15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian tipe ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti,
yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu didalam
penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan
pada makna. Pedoman yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitiannya menekankan pada makna untuk mengetahui
kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif. Menurut Moleong (2017:11) bahwa deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Menurut
Arikunto (2014:3) menyatakan deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar
hanya memaparkan apa yang terjadi dilapangan. Menurut Ali (2013:131)
menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya
memcahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan,
klasifikasi, dan analisis dan pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan,
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara
objektif dalam suatu deskriptif situasi.
Jadi dapat simpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian
yang berisi kutipan-kutipan, menggambarkan, dan mengungkapkan berdasarkan
fakta-fakta yang ada pada tempat penelitian yang bentuknya berupa kata-kata dan
gambaran serta menyajikan apa adanya tentang kesiapan sekolah dalam
menghadapi UNBK di SMA Negeri 15 Luwu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Berlokasi di SMA Negeri 15 Luwu, di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu,
Sulawesi Selatan. Peneliti memilih tempat penelitian tersebut berdasarkan dengan
pertimbangan antara lain pertimbangan biaya dalam memperoleh data yang
dibutuhkan, karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan
peneliti ingin mengkaji tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK,
khususnya kesiapan guru, siswa, dan sapranya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± dua bulan sebelum sekolah
melaksanakan UNBK. Adapun contoh jadwal peneliti selama melakukan
penelitian di SMA Negeri 15 Luwu, dapat kita lihat dalam matriks penelitian
sebagai berikut :
No Jenis kegiatan
BULAN 1 BULAN II BULAN III
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusulan judul
2 Penyususlan proposal
3 Konsultasi pembimbing
4 Seminar proposal
5
Pengurusan izin
penelitian
6
Tabel 2.1. Bagan contoh jadwal penelitian
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap rumusan
penelitian yang sedang dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK
Sub penelitian:
a. Kesiapan guru
b. Kesiapan siswa
c. Kesiapan sarana/prasarana
2. Kendala- kendala yang dialami dalam menghadapi UNBK
Sub penelitian :
a. Kendala yang dialami guru
b. Kendala yang dialami siswa
D. Informan Penelitian
Informan penelitian merupakan berbagai sumber informasi yang dapat
memberikan data yang diperlukan dalam penelitian, penelitian informan penelitian
harus teliti dan disesuaikan dengan jenis data atau informasi yang ingin
didapatkan. Sehubung dengan ini Sugiyono (2015;54) menjelaskan bahwa
penentuan subyek penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki
lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih
orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan
peneliti. Adapun teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian
terkait dengan dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satu dengan Purposive
Sampling atau Judgmental Sampling, yaitu penarikan informan secara purposif
merupakan cara penarikan informan yang dilakukan dengan memilih subyek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.
Adapun informan pertama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
karena penelitilah yang terlibat langsung dalam pengalaman yang berkelanjutan
dan terus menerus bersama dengan partisipan atau informan (Locke, Spirduso,
dan Silverman, 2007). Bahwa dengan keterlibatan peneliti pada concern seperti
ini, peneliti kualitatif berperan untuk mengidentifikasi makna yang disampaikan
para partisipan atau informan terkait kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK.
Sedangkan yang menjadi informan kunci peneliti mengambil informan atau
subyek penelitian, yaitu :
1. Siswa sebanyak 4 Orang
2. Kepala Sekolah
3. Guru sebanyak 7 orang
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer
dan sekunder.
a. Data Primer
Yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama.
Data primer diperoleh oleh peneliti dengan melakukan, observasi, wawancara dan
dokumentasi secara langsung. Adapun yang dimaksud sumber primer adalah
Kepala Sekolah dan guru serta siswa SMA Negeri 15 Luwu yang dijadikan
sumber primer dalam penelitian ini.
b. Data sekunder
Yaitu data yang didapatkan dari hasil telaah buku referensi atau dokumentasi, dan
sumber penunjang selain dari sumber primer, sebagai bahan pendukung dalam
pembahasan proposal yang seringkali juga diperlukan oleh peneliti. Sumber ini
biasanya berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Sebagai
data sekunder penulis mengambil dari buku-buku, jurnal, Skripsi, Web, Blog,
artikel atau dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data penelitian
sekunder ini yaitu dokumen yang berkaitan kesiapan sekolah dalam menghadapi
UNBK di Kec. Ponrang, Kab. Luwu.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian erat kaitannya dalam penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen
atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen
penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan
data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Bentuk instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain :
1. Instrument observasi
Bungin (2001: 142) “ observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu
dengan pancaindera lainnya. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan di
lokasi. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati tentang kesiapan
sekolah dalam menghadapi UNBK.
Contoh format instrumen observasi
Nama aktivitas : Melakukan observasi
Jenis objek : Mengamati keadaan sekolah
Hari/ tanggal/ bulan : Senin /tgl 1-6 / Agustus
Waktu : 07.00
Lokasi : SMA Negeri 15 Luwu
Keadaan aktivitas
Nomor Tema / objek Interpretation
1
Peneliti mendatangi sekolah untuk
melakukan observasi terlebih dahulu
tentang keadaan sekolah.
Melakukan observasi tentang
keadaan sekolah dalam hal
penyediaan sarana/ prasarana
yang terkait.
2
Peneliti melalukan pengamatan terhadap
kesiapan sekolah dalam hal SDM.
Melakukan pengamatan terkait
kesiapan sekolah dalam hal
kesiapan SDMnya yang
dimaksud di sini kesiapan guru
2. Instrument wawancara
Wawancara yang digunakan oleh penulis adalah alat perekam, alat tulis, lembar
observasi, dan pedoman wawancara dan suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dengan topik
penulisan. Proses wawancara dapat dilakukan oleh kedua belah pihak yakni
pewawancara dan diwawancaradalam proses wawancara ada beberapa bentuk-
bentuk pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara yakni : wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Wawancara terstruktur
yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-
jawaban tertentu. Misalnya setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan penulis dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang
mengandung jawaban yang terbuka.
Contoh format instrumen wawancara
Nama aktivitas : Wawancara dengan kepala sekolah
Jenis objek : Tentang kesiapan sekolah dalam unbk
Nama informan : Pak Ibrahim
Hari/ tgl/bln : Senin / 8/ agustus
Waktu : 08.00
Lokasi : SMA Negeri 15 Luwu (tepatnya ruangan kepala
sekolah )
Keadaan aktivitas
Nomor Tema / objek Interpretation
1
Melakukan wawancara terkait tentang
kesiapan sarana infrastruktur
(komputer) di sekolah serta
ketersediaan
Menanyakan tentang kesiapan
sekolah dalam hal infrastruknya
ang dimaksud disini yaitu
ketersediaan komputer dan
jaringan yang di gunakan dalam
pelaksanaan unbk
3. Instrumen dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-
hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, web, jurnal, buku dan
sebagainya.
Contoh format instrumen dokumentasi
Nama aktivitas : Dokumentasi
Jenis dokumentasi : Penyataan dari jurnal terkait tentang
pelaksanaan unbk
Hari / tgl : Rabu / 16
Waktu : 10.00
Keadaan aktivitas
Nomor Tema / objek Interpretation
1
Menurut Hari Setiadi, Ujian Nasional
adalah penilaian hasil belajar oleh
pemerintah yang bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok
ilmu pengetahuan dan teknologi-
teknologi.
Suatu penilaian hasil belajar
yang telah di tentukan oleh
pemerintah dengan tujuan
untuk mencapai kompetensi
kelulusan secara nasional
pada mata pelajaran
tertentu.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan dalam
penulisan ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Observasi
Creswell 2017:254 menagatakan bahwa Observasi adalah ketika peneliti
langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-
individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat
baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-
aktivitas di lokasi penelitian. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan di
lokasi. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati kesiapan sekolah
dalam menghadapi ujian nasioanl.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah face to face interview (wawancara
berhadap-hadapan) dengan partisipan, terlibat dalam focus group interview (
wawancara dalam kelompok tertentu) atau suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dengan topik
penulisan. Proses wawancara dapat dilakukan oleh kedua belah pihak yakni
pewawancara dan diwawancara dalam proses wawancara ada beberapa bentuk-
bentuk pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara yakni : wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Wawancara terstruktur
yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-
jawaban tertentu. Misalnya setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan penulis dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang
mengandung jawaban yang terbuka.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai
hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, jurnal, majalah, agenda dan
sebagainya. Dapat dipahami lagi bahwa metode dokumentasi dapat diartikan
sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau
catatan yang ada dan tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, surat kabar,
buku, dan sebagainya. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penulisan. Tujuan digunakan metode
ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang gambaran lokasi yang
berkaitan dengan topik penulisan.
H. Teknis Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif yang mana di
paparkan secara deskriptif. Dengan menggambarkan masalah secara jelas dan
mendalam. Karakteristikan penelitian kualitatif menurut Lexi Moleong (2007)
adalah deskripsi yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambaran bukan
berupa angka-angka.
Data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah secara kualitatif dengan
melalui tiga tahap reduksi data, yaitu:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas untuk mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Melalui penyajian data maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antara kategori, flowcheart atau sejenisnya.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara konduktif, kesimpulan yang
diambil kemudian diverifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan lapangan dan
mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan intersubjektif, hingga dapat
diperoleh kesimpulan yang kokoh.
I. Teknik Keabsahan Data
Merupakan teknik yang digunakan untuk meyakinkan publik/ masyarakat/
audiens mengenai daya yang didapatkan dapat dipercaya atau dipertanggung-
jawabkan kebenarannya. Sehingga peneliti dapat berhati-hati dalam memasukkan
data hasil penelitian, data yang dimasukkan adalah data yang sudah melalui
berbagai tahapan keabsahan data.
Pemeriksaan keabsahan data sangat penting dalam penelitian kualitatif
karena sangat menentukan tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukan yakni:
1. Triangulasi
Yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu:
a. Triangulasi Sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini
untuk menguji kredibilitas data tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi
UNBK maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh
dilakukan keinstansi yang bersangkutan dan masyarakat yang menjadi
objek.
b. Triangulasi Waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Dalam hal ini untuk menguji
kredibilitas data tentang tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi
UNBK maka perlu dilakukan wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar.
c. Triangulasi Teori, dilakukan dengan mengurai pola, hubungan, dan
menyertakan penjelasan yang muncul dari analis untuk mencari penjelasan
perbandingan. Adapun teori yang digunakan peneliti adalah teori pilihan
rasional dimana sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Coleman,
bahwa manusia dalam kehidupan sosial merupakan aktor yang dimana
setiap individu memiliki suatu tujuan tertentu yang ingin dicapainya dalam
setiap masalah yang ada. Begitupun yang dilakukan oleh guru dan siswa
untuk menghadapi setiap sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Oleh
karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Informed Consent( Surat Persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian informed
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian serta mengerti dampaknya. Jika subjek tidak bersedia
maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek. Jika subjek
bersedia maka harus mendatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity(tanpa nama)
Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-masalah
lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Jujur
Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode, dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti,
jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan
anda.
5. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.
6. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus,
Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
7. Keterbukaan
Secara terbuk, saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya
penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kabupaten Luwu merupakan salah satu daerah yang berada dalam wilayah
administratif Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah Kabupaten Luwu terbagi dua
wilayah akibat pemekaran Kota Palopo yaitu Kabupaten Luwu Bagian Selatan
yang terletak di sebelah selatan Kota Palopo dan wilayah Kabupaten Luwu
Bagian Utara yang terletak di sebelah utara Kota Palopo. Kabupaten Luwu
memiliki luas wilayah sekitar 3.000,25 Km2 atau 3.000.250 Ha dengan jumlah
penduduk keseluruhan mencapai 335.828 jiwa pada tahun 2011, dengan
mayoritas mata pencaharian penduduknya bergerak pada sektor pertanian dan
perikanan. Secara umum karasteristik bentang alam Kabupaten Luwu terdiri atas
kawasan pesisir/pantai dan daratan hingga daerah pegunungan yang berbukit
hingga terjal, dimana berbatasan langsung dengan perairan Teluk Bone dengan
panjang garis pantai sekitar 116,161 Km (RTRW Kabupaten Luwu).
1. Letak geografis
Ditinjau dari segi geografis, Kabupaten Luwu terletak di bagian
utara Provinsi Sulawesi Selatan, dimana posisi Kabupaten Luwu terletak
2º.34‟.45” – 3º.30‟.30” LS dan 120º.21‟.15” – 121º.43‟.11” BT. Secara
administratif, Kabupaten Luwu memiliki batas sebagai berikut: a). Sebelah
Utara : Kabupaten Luwu Utara dan Kota Palopo. b). Sebelah Timur : Teluk
Bone. c). Sebelah Selatan : Kota Polopo dan Kabupaten Wajo. d). Sebelah
Barat : Kabupaten Tanah Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten
Enrekang dan Kabupaten Sidrap.
Kabupaten Luwu terbagi atas 22 wilayah kecamatan dan 227
Desa/Kelurahan dimana Ibukota Kabupaten adalah Kota Belopa (terdiri dari
Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara). Kecamatan Latimojong
merupakan kecamatan yang terluas j