110
ANALISIS KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI UNBK DI SMA NEGERI 15 LUWU SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH DEWI 10538321815 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2020

ANALISIS KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI UNBK DI … · Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi mutu tingkat pendidikan, mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI UNBK DI

    SMA NEGERI 15 LUWU

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    OLEH

    DEWI

    10538321815

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

    2020

  • SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : DEWI

    Nim : 10538321815

    Jurusan : Pendidikan Sosiologi

    Judul Skripsi : Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi UNBK

    di SMA Negeri 15 Luwu

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil

    penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak

    mencantumkan tanpa pengetahuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan

    sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah

    diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi

    lainnya.

    Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran

    dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

    dengan peraturan yang berlaku di Unismuh Makassar.

    Demikian pernyataan ini saya buat.

    Makassar, November 2019

    Yang Membuat Pernyataan

    DEWI

    NIM: 10538321815

  • SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : DEWI

    Nim : 105383 218 15

    Jurusan : Pendidikan Sosiologi

    Judul Skripsi : Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi

    UNBK di SMA Negeri 15 Luwu

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya

    menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

    2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

    pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

    3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya

    bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.

    Makassar, November 2019

    Yang Membuat perjanjian

    DEWI

    NIM: 10538321815

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    Jalani proses-mu…hadapilah masalah-mu

    Karena sesuatu yang di peroleh secara instant tidak baik untuk dirimu

    Yakin dan percaya bahwa sesgala sesuatu pasti ada jalannya…..

    Yakinlah allah itu ada…..

    Persembahan

    Kupersembahkan karya ilmiah ku ini kepada

    Almarhum bapak, ibu, tante serta saudara(i) ku dan seluruh keluarga besarku yang

    senantiasa menyanyanyi-ku, mendoakan ku selamaku berproses serta teman-

    teman ku yang tidak dapat ku sebutkan nama-nya yang telah membantuku selama

    ini..

    Terima kasih….

  • ABSTRAK

    Dewi, 2019. “Analisis Kesiapan Sekolah Dalam Menghadapi UNBK di

    SMA Negeri 15 Luwu”.”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing

    oleh Dr. Khaeruddin sebagai pembimbing I dan Dr. Baharullah sebagai

    pembimbing II.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang kesiapan sekolah

    dalam menhadapi UNBK di Kecamatang Ponrang Kabupaten Luwu. Jenis

    penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah

    penelitian yang datanya dianalisi berdasarkan kata-kata ataupun gambar.

    Penelitian ini bertujuan untuk memahami situasi yang ada di lapangan atau lokasi

    penelitian terkait dengan kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK dan

    kendala- kendala apa saja yang dialami guru dan siswa di Kecamatang Ponrang

    Kabupaten Luwu. Informan ditentukan secara Purposive Sampling, berdasarkan

    karakteristik informan yang telah ditentukan, yaitu Kepala Sekolah, Guru dan

    Siswa. Teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Teknik analisis data melalui berbagai tahapan yaitu, reduksi data penyajian, dan

    penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan

    triangulasi sumber, waktu, dan teori.

    Hasil paparan data dilapangan penelitian ditemukan bahwa kesiapan

    sekolah dalam menghadapi UNBK sudah siap baik kesiapan guru itu sendiri,

    siswa serta sarana/prasarana penunjang pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 15

    luwu.

    Kata Kunci : Kesiapan sekolah ,UNBK

  • KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT atas berkat

    rahmat dan taufiq-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai

    dengan waktu yang direncanakan. Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan

    kepada hamba dan kekasihnya Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau,

    para sahabat dan seluruh umatnya yang tetap istiqomah di atas ajaran Islam.

    Sebagai peneliti pemula, penulis sangat menyadari keterbatasannya,

    bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan disana sini dalam skripsi ini. Untuk

    saran dan kritikan dari pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan

    skripsi ini selanjutnya.

    Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya

    kepada :

    1. Prof.Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M, Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Drs.H.Nurdin, M. Pd Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi atas dorongan,

    bimbingan dan nasehat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di

    UNISMUH Makassar.

    3. Dr. Khaeruddin, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing 1.

    4. Kaharuddin, S. Pd., M. Pd., P. HD sebagai Dosen Pembimbing 2

  • 5. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP UNISMUH

    Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan,

    arahan dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.

    6. Serta keluargaku dan teman – temanku Sriana, Ainul ,Sindi, Cindong, Pitto

    dan khususnya keluarga besar Sosiologi 15 kelas B atas bantuannya selama ini

    yang telah membantuku dalam menyusun skripsiku ini.

    Semua pihak yang karena keterbatasan tempat tidak dapat disebutkan satu

    persatu, namun tetap tak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka.

    Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi

    ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada

    umumnya.

    Makassar, November 2019

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    SURAT PERNYATAAN ......................................................................... i

    SURAT PERJANJIAN ............................................................................ ii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iii

    ABSTRAK ................................................................................................ iv

    KATA PENGANTAR .............................................................................. v

    DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

    E. Devinisi operasional ....................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................

  • A. Kajian Konsep ................................................................................ 6

    B. Kajian Teori ................................................................................... 28

    C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31

    D. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 32

    BAB III METODE PENELITIAN .........................................................

    A. Jenis dan pendekatan penelitian ..................................................... 35

    B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................... 36

    C. Focus penelitian ............................................................................. 37

    D. Informan penelitian ........................................................................ 38

    E. Jenis dan sumber data ..................................................................... 39

    F. Instrumen penelitian ....................................................................... 40

    G. Teknik pengumpulan data .............................................................. 44

    H. Teknik analisis data ........................................................................ 45

    I. Teknik keabsahan data ................................................................... 47

    J. Etika penelitian ............................................................................... 48

    BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .....................

    A. Letak Geografis .............................................................................. 51

    B. Sejarah Singkat Sekolah ................................................................. 55

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

    A. Hasil penelitian .............................................................................. 62

    1. Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK .......................... 64

    1.1. Kesiapan sarana/prasaran .................................................. 64

    1.2. Kesiapan guru .................................................................... 65

    1.3. Kesiapan siswa .................................................................. 70

    2. Kendala yang di alami dalam menghadapi UNBK ................... 73

  • 2.1. Guru ................................................................................... 73

    2.2. Siswa ................................................................................. 74

    B. PEMBAHASAN ............................................................................ 75

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................

    A. Simpulan ....................................................................................... 81

    B. Saran .............................................................................................. 82

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 84

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1 Bagan Kerangka Pikir ...................................................................... 17

    Tabel 2.1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 22

    Table 3.1 Luas wilayah di Kab. Luwu ............................................................ 37

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, peran serta dan

    dukungan semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan baik dari pihak

    sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu, Peraturan

    Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 mengamanatkan tiga

    jenis penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Salah satunya,

    penilaian hasil belajar yang harus dilakukan oleh pemerintah. Dalam pasal 66

    bentuk penilaian yang dilakukan pemerintah tersebut dilakukan dalam bentuk

    Ujian Nasional untuk mata pelajaran tertentu.

    Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi mutu tingkat pendidikan,

    mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008

    tanggal 5 Desember 2008 tentang UN Sekolah Menengah Atas/Madrasah

    Aliyah (SMA/MA) tahun pelajaran 2008/2009.

    Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

    evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan

    mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,

    jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban

    penyelenggaraan pendidikan. Jadi sampai dengan sekarang masih banyak pro

    dan kontra dalam penyelenggaraan UN. Khusunya pada saat ini sistem ujian

    nasional yang di terapkan oleh pemerintah yaitu bebasis komputer sebagai

    sarana dalam pelaksanaan ujian nasional atau biasa di sebut UNBK.

  • Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pertama

    kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di sebgaian

    sekolah yang ada di Indonesia. Penyelenggaraan UNBK saat ini

    menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara

    online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian

    ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya

    hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara

    online (upload).

    Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak

    sepenuhnya dilakukan secara online. Tapi alur pelaksanaan UNBK dilakukan

    dengan cara soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan

    sinkronisasi ke server lokal di sekolah, kemudian ujian siswa dilayani oleh

    server lokal secara offline. Setelah ujian dilaksanakan hasilnya kembali

    dikirim melalui server lokal ke server pusat secara online dengan cara di

    upload. Yang menjadi kendala saat ini adalah ketersediaan perangkat

    komputer. Meski banyak sekolah yang mengaku siap, namun kondisinya

    belum sepenuhnya. Masih banyak sekolah yang tidak mempunyai cukup

    perangkat komputer.

    Namun, pada dasarnya UNBK tahun ini sama dengan tahun-tahun

    sebelumnya, hanya saja yang membedakannya terletak pada sarana media

    yang di gunakan dimana masih ada sekolah yang menguunakan sarana ujian

    dengan media kertas dan adapula yang sudah menggunakan komputer.

    Melalui UNBK, siswa tak lagi mengerjakan soal secara konvensional dengan

    menggunakan kertas dan pensil. Melainkan siswa akan langsung membaca

    soal dan mengisinya sekaligus melalui komputer dengan memanfaatkan

  • koneksi jaringan internet yang saling terhubung dengan server pusat. Untuk

    itu, dalam pelaksanaanya UNBK tidak dilakukan oleh semua sekolah.

    Melainkan hanya sekolah-sekolah tertentu saja. Sebab berkaitan dengan

    ketersediaan sarana prasarana pendukung pelaksanaan UNBK.

    Kendati demikian, diharapkan seiring berjalannya waktu, semakin

    banyak sekolah yang melaksanakan program UNBK ini. Maka dari itu,

    sekolah yang akan melaksanakan UNBK perlu mengetahui secara detail

    persiapan teknis apa saja yang diperlukan. Semua persiapan tersebut alangkah

    baiknya dilengkapi sejak sekarang agar ketika tiba waktu UNBK terkait siap

    sepenuhnya.

    Pada proses pemenuhannya, pihak sekolah penyelenggara dapat

    melakukan pengadaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah

    ada disekolah. Pada kenyataannya sampai sekarang ini masih banyak terjadi

    ketidaksiapan pihak sekolah dalam menyiapkan ujian nasional berbasis

    komputer, dikarenakan masih banyak faktor-faktor yang menghambat

    terlaksananya ujian nasional berbasis komputer ini, disebabkan sarana dan

    prasarana yang kurang memadai dan kesiapan siswa untuk melaksanakan

    ujian nasional berbasis komputer ini.

    Berdasarkan identifikasi diatas, peneliti tertarik kiranya mengadakan

    penelitian yang berkaitan dengan “Analisis Kesiapan Sekolah Dalam

    Menghadapi UNBK di SMA Negeri 15 Luwu”..

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini

    adalah

  • 1. Bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri

    15 Luwu.?

    2. Apasajakah kendala- kendala dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri

    15 Luwu.?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui

    1. Bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri

    15 Luwu.

    2. Apasajakah kendala- kendala dalam menghadapi UNBK di SMA Negeri

    15 Luwu.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

    1. Manfaat teoritis

    Bagi dunia pengetahuan penelitian ini diharapkan mampu memberikan

    sumbangan pada disiplin ilmu pendidikan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    Supaya siswa lebih siap dalam menghadapi ujian nasional

    b. Bagi Pihak Sekolah

    Agar menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah agar lebih siap dalam

    menghadapi UNBK selanjudnya.

    c. Peneliti Selanjutnya

    Sebagai masukan dan acuan sehingga dapat digunakan sebagai rujukan

    dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik serupa.

    E. Definisi Operasional

  • 1. Kesiapan

    Kesiapan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan

    siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

    2. Sekolah

    Sekolah merupakan lembaga untuk para siswa belajar di bawah

    pengawasan guru/ tenaga pendidik .

    3. Ujian nasional berbasis komputer

    UNBK merupakan ujian yang di laksanakan oleh pemerintah dengan

    menggunakan komputer sebagai sarana dalam mengerjakan soal.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian konsep

    1. Ujian Nasional Berbasis Komputer

    Ujian nasional berbasis komputer secara umum diartikan sebagai

    evaluasi pembelajaran dalam bentuk tes prestasi belajar yang diselenggarakan

    oleh pemerintah pusat untuk mengetahui pencapaian peserta didik pada mata

    pelajarantertentu yang telah dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan dengan

    bantuan fungsi fungsi seperangkat komputer.

    a. Evaluasi

    Miller (2008) mendefinisikan evaluasi sebagai:“a qualitative judgment that

    uses measurement result from test and asesment information to assign grade.”

    Definisi ini diartikan bahwa evaluasi adalah kegiatan pertimbangan kualitatif yang

    menggunakan hasil pengukuran lewat informasi tes dan asesmen untuk

    menentukan kualitas.

    Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulakan informasi tentang

    berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

    menentukan altenatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Suharsimi dan

    Cepi,2007:01).

    Sukardi (2008:01) mengutarakan evaluasi merupakan proses memahami,

    memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan informasi untuk keperluan

    pengambilan keputusan. Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan

    evaluasi, yaitu pengukuran, penilaian, dan tes. Pengukuran menurut Suharsimi

    Arikunto (2007) adalah kagiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran

  • tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Dalam pembelajaran berarti

    membandingkan hasil dengan tujuan pembelajaran.

    Penilaian menurut Sukiman (2012:04) merupakan proses pemberian nilai

    terhadap sesuatu. Tes. Menurut Djemari Mardapi (2008) adalah salah satu cara

    atau prosedur untuk menaksir besarnya kemampuan secara tidak langsung, yaitu

    melalui respon seseorang terhadap stimulus dan pertanyaan. Penjabaran

    pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian, dan tes di atas dapat dikatakan bahwa

    evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu kegiatan

    yang sedang atau sudah berlangsung dengan cara memberi nilai dari hasil

    pengukuran terhadap tujuan dengan menggunakan tes, untuk membantu

    memutuskan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

    1) Tujuan Evaluasi

    Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa evaluasi adalah kegiatan

    untuk mengumpulkan informasi tentang berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya

    informasi tersebut digunakan untuk menentukan altenatif yang tepat dalam

    mengambil keputusan, maka dapat dikatakan tujuan evaluasi secara umum adalah

    untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu yang sedang atau sudah terjadi dan

    kemudian informasi itu digunakan untuk menetukan alternatif dalam mengambil

    keputusan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran maka tujuan evaluasi

    pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberlangsungan

    pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya

    agar proses pembelajaran semakin baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

    Sukardi (2008:09) mengatakan minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam

    pembelajaran, yaitu menilai ketercapaian tujuan, mengukur macam-macam aspek

  • belajar yang bervariasi, untuk mengetahui pencapaian peserta didik, memotivasi

    siswa, untuk menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling,

    untuk dasar pertimbangan perubahan kurikulum. Berdasarkan tujuan evaluasi

    pembelajaran diatas maka disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran memiliki

    tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai hasil dari proses

    mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan informasi tersebut untuk

    menentukan keputusan pada pelaksanakan program pendidikan yang sedang

    berlangsung maupun yang akan dilangsungkan. Evaluasi juga bertujuan untuk

    meningkat kualitas pembelajaran.

    2). Fungsi Evaluasi

    Fungsi evaluasi dalam proses pembelajaran seperti yang dinyatakan oleh

    Bambang Subali (2012:22) adalah sebagai arah dan petunjuk dalam pelaksanaan

    pembelajaran baik guru maupun siswa, sebagai gambaran kepada guru dan siswa

    tentang perkembangan baik kemampuan maupun personalitas siswa, sehingga

    dapat dikenali kondisi produktifitas siswa, sehingga dapat ditentukan langkah

    selanjutnya untuk meningkatkan prestasi baik oleh guru maupun siswa, sebagai

    motivasi siswa agar berusaha untuk meningkatkan prestasi, sebagai masukan

    untuk perbaikan dan pelaksanaan program berikutnya, sehingga diharapkan

    pembelajaran berikutnya menjadi semakin baik.

    Menurut Zainal Arifin (2013:16) fungsi evaluasi dalam pembelajaran dibagi

    menjadi enam, yaitu secara psikologis siswa selalu butuh untuk mengetahui

    sejauh mana kesesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukannya

    dengan tujuan yang hendak dicapai yang nantinya dijadikan pedoman menentukan

  • langkah selanjutnya agar prestasi belajar lebih baik, secara sosiologis evaluasi

    berfungsi untuk mengetaui seberapa mampukah siswa untuk terjun ke masyarakat,

    dalam artian untuk berkomunikasi, beradaptasi, dan lebih jauh lagi untuk

    membina dan mengambangkan potensi yang ada dalam seluruh lapisan

    masyarakat, secara didaktis-metodis evaluasi berfungsi untuk membantu guru

    dalam mengkategorikan siswa dalam kelompok tertentu sesuai dengan

    kemampuannya serta membantu dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.

    Untuk memberikan pengertian kepada orang tua siswa mengenai prestasi siswa

    dan kemajuan siswa, sehingga membantu orang tua siswa untuk menentukan

    langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya, untuk

    mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh program pendidikannya

    dengan harapan mendapatkan hasil yang memuaskan, untuk membantu guru

    dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis

    pendidikan, jurusan maupun program keahlian, dan secara administratif, evaluasi

    berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan siswa kepada seluruh

    komponen institusi pendidikan, yaitu pejabat pemerintah yang berwenang, kepala

    sekolah, guru-guru, serta orang tua siswa dan siswa itu sendiri.

    Fungsi evaluasi di atas menunjukan bahwa evaluasi sangat penting dilakukan.

    Tanpa evaluasi yang dilakukan pada program yang sedang dilaksanakan atau

    program yang akan dilaksanakan berupa penyempuranaan, maka akan sulit untuk

    menentukan hasil yang telah dicapai. Demikian pula dengan akuntabilitas dampak

    programnya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Evaluasi dalam pendidikan

    merupakan kegiatan yang dampaknya menyangkut banyak pihak dan beberapa

    aspek, yang dalam pelaksanaan setiap kegiatannya perlu dievaluasi, dikaji,

  • ditelaah, hambatan dan kekurangannya. Hasilnya dapat dipakai sebagai acuan

    untuk kegiatan pendidikan selanjutnya.

    b. Ujian Nasional

    Dalam sistem pendidikan nasional yang tertulis pada peraturan

    pemerintah nomor 13 tahun 2015 pasal 66 ayat 1 ujian nasional bertujuan untuk

    menilai pencapaian komptensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

    tertentu dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. berdasarkan proses evaluasi

    ini akan diperoleh data yang dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan

    berkaitan dengan dunia pendidikan seperti perubahan kurikulum dan kebijakan

    kebijakan pendidikan lainnya. Begitu pula dalam pelaksanaan program program

    pendidikan nasional selanjutnya dengan harapan mendapat hasil yang lebih baik.

    Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2003 menyatakan

    bahwa dalam rangka mengendalikan mutu pendidikan secara nasional perlu

    dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada

    pihak-pihak yang berkepentingan. Dinyatakan lebih lanjut dalam pasal 58 ayat 2

    bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,

    transparan dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.

    Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional

    Pendidikan sebagai perubahan kedua dari PP No.19 tahun 2005 tentang standar

    nasional pendidikan. Pasal 63 ayat (1) tertulis: Penilaian pendidikan pada jenjang

    pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik,

    penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh

    Pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional

    Pendidikan pasal 63 ayat (1) poin (a) diartikan sebagai evaluasi pendidikan yang

  • diselenggarakan secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik oleh

    pendidik atau guru pada mata diklat dan Kompetensi Dasar tertentu untuk

    mengetahui pencapaian Standar Nasional Pendidikan peserta didik.

    Dalam praktiknya sering kita dengar sebagai Ulangan Harian.

    Sementara pada poin (b) dinyatakan bahwa UTS, UAS, Uji Kompetensi adalah

    evaluasi pendidikan untuk mengetahui pencapian Standara Nasional Pendidikan

    yang diselenggarakan oleh suatu Satuan Pendidikan secara berkala, menyeluruh,

    transparan dan sistematik.Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang

    Standar Nasional Pendidikan pasal 63 ayat (1) butir (c) dinyatakan bahwa Ujian

    Nasional adalah evaluasi pendidikan yang diselenggarakan secara berkala,

    menyeluruh, transparan dan sistematik oleh pemerintah dalam rangka menilai

    pencapaian standar nasional pendidikan.

    c. Tes

    Tes menurut Bambang Subali (2012:01) merupakan metode

    pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan yang

    mengukur sampel tingkah laku. Sejalan dengan yang sudah diutarakan

    sebelumnya oleh Djemari Mardapi mengenai tes adalah salah satu cara atau

    prosedur untuk menaksir besarnya kemampuan secara tidak langsung, yaitu

    melalui respon seseorang terhadap stimulus dan pertanyaan.

    Sebelumnya Linn dan Gronlund dalam (Sudaryono, 2012:101)

    mendefinisikan “test is an instrument of systematic procedure for measuring a

    semple of behavior by posing a set of qustions in a uniform manner.” Yang

    diartikan bahwa tes adalah alat dalam prosedur yang sistematis untuk mengukur

    sikap dengan memberikan satu set pertanyaan. Berdasarkan uraian diatas

    disimpulkan bahwa pengertian tes dalam dunia pendidikan adalah prosedur yang

  • sistematis sekaligus alat untuk mengukur prestasi belajar, dan sikap siswa

    terhadap tujuan yang telah ditetapkan.

    d. Klasifikasi Tes

    Tim Puslitbang Sisjian (1999:15) menggolongkan tes menjadi dua

    golongan yaitu tes prestasi belajar, dan tes hasil belajar. Tes prestasi belajar yang

    hendak diukur adalah kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran yang telah

    diberikan kepadanya, sedangkan tes hasil belajar meliputi aspek pembentukan

    watak seorang siswa.

    Eko Putro Widyoko (2014:51-64) membedakan bentuk tes yang

    didasarkan pada: 1) pelaksanaan, 2) sistem penskoran, 3) waktu pelaksanaan, 4)

    tujuan pelaksanaan, dan 5) sasaran atau objek yang akan diukur.

    1)Berdasarkan Pelaksanaan

    Bentuk tes berdasarkan pelaksanaannya dibedakan menjadi 3 bentuk,

    yaitu Paper Based Test (PBT), Oral Based Test (OBT), dan Computer Based

    Test (CBT). Paper Based Test (PBT) atau yang banyak dikenal sebagai tes

    tertulis ini adalah bentuk tes yang menggunakan kertas dan tulisan sebagai alat

    bantu utama baik untuk menyadiakan soal tes maupun jawaban tes. Dalam

    pelaksanaanya tes ini menggunakan soal tertulis dan menjawabnya juga harus

    tertulis. Kelebihan tes bentuk tertulis adalah dapat dilaksanakan secara serentak

    dengan jumlah peserta tes yang banyak, siswa relatif memiliki kebebasan untuk

    menjawab soal, sehingga secara psikologis lebih merasa percaya diri dan tidak

    terikat, objektivitas lebih tinggi dibandingkan tes lisan.

  • Selain kelebihan tes bentuk ini juga memiliki kelemahan, yaitu

    membutuhkan waktu banyak pada proses koreksinya, sehingga dalam

    menyampaikan hasil tes harus menunggu cukup lama. Misalnya pengumuman

    hasil Ujuan Nasional selama ini selalu menunggu 2 – 3 bulan setelah

    pelaksanaan Ujian Nasional selesai, resiko kecurangan tergolong tinggi,

    sehingga hasil tes tidak mampu menggambarkan kemampuan peserta yang

    sebenarnya, resiko salah pemahaman soal bagi peserta cukup tinggi apabila

    penggunaan bahasa kurang tegas dan lugas.

    Oral Based Test sering disebut juga dengan tes llisan atau tes

    wawancara yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara tatap muka dan

    berbicara secara langsung antara penguji dan yang diuji. Berdasarkan persiapan

    dan cara bertanyanya, tes lisan dibedakan menjadi tes lisan bebas dan tes lisan

    berpedoman. Tes lisan bebas dalam penyampaian pertanyaan tidak

    menggunakan pedoman tertentu, sedangkan tes lisan berpedoman menggunakan

    pedoman yang sudah disusun terlebih dahulu. Beberapa kelebihan tes lisan

    dibandingkan tes tertulis adalah minimnya kesalahan peserta dalam memahami

    pertanyaan, karena dapat menanyakan secara langsung apabila kurang paham

    dengan pertanyaanya, hasil tes dapat segera diketahui, penguji dapat sekaligus

    meengukur kemampuan berkomunikasi peserta, dan dapat dikatakan tingkat

    kecurangan hampir tidak ada. Adapun kekurangan dibalik kelebihan tes lisan,

    adalah membutuhkan waktu lama dalam proses pelaksanaannya, memungkinkan

    terjadinya subjektivitas penguji dalam menyampaikan pertanyaan apabila dalam

    penyampaiannya menggunakan cara, bahasa, atau ekspresi yang berbeda, dan

    peserta tes dengan kemampuan dan keberanian berkomunikasi rendah dapat

  • mengganggu kelancaran menjawab pertanyaan sehingga mengganggu

    kelancaran proses tes. Computer Based Test (CBT) atau tes berbasis komputer

    sesuai dengan namanya dalam pelaksanaannya menggunakan bantuan fungsi

    komputer.

    Pada tes ini dalam penyampaian soalnya menggunakan komputer,

    begitu juga dalam menjawab dan mengoreksinya. Tes berbasis komputer

    dilakukan dengan menggunakan software komputer yang nantinya digunakan

    untuk menyajikan soal tes, menampung respon peserta terhadap tes dan

    kemudian disimpan dan dianaisis secara elektronis. Terdapat pula CBT yang

    langsung tersambung dengan jaringan internet yang sering disebut online test.

    Dibandingkan dengan PBT dan OBT, CBT memiliki kelebihan, antara lain:

    dibandingkan tes tertulis, dalam tes ini peserta dapat segera tau hasil tes, jika

    dibandingkan dengan tes lisan, tes ini dapat dilaksanakan serentak dengan

    peserta banyak dengan waktu yang relatif singkat, siswa merasa lebih bebas dan

    percaya diri dalam mengerjakan soal, mengurangi terjadinya kecurangan dalam

    pelaksanaan tes, karena setiap peserta akan mendapat soal yang berbeda dengan

    tingkat kesulitan yang sama, dan CBT lebih obyektif dibandingkan dengan PBT

    dan OBT, karena soal diberikan langsung oleh komputer dan dikoreksi juga oleh

    komputer. CBT juga memiliki kekurangan terutama jika dilakukan secara online,

    yaitu resiko salah pemahaman soal bagi peserta cukup tinggi apabila

    penggunaan bahasa kurang tegas dan lugas, resiko kerusakan sistem dapat terjadi

    dan menghambat keberlangsungan tes tinggi terutama jika terdapat serangan

    hacker, dan dengan peserta yang banyak jika tidak diimbangi dengan kapasitas

  • bandwich dapat menyebabkan kelambatan sistem dan mengganggu

    keberlangsungan tes.

    2) Berdasarkan Sistem Penskoran

    Berdasarkan sistem penskorannya. Tes dikategorikan menjadi 2

    yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah tes yang jika dilakukan

    dan diperiksa oleh siapapun hasilnya akan tetap sama dan skor tes hanya dapat

    ditentukan oleh jawaban yang diberikan peserta tes. berarti pada tes objektif

    penskorannya bersifat objektif atau hanya dapat dipengaruhi oleh jawaban atau

    respon peserta tes.

    Akan lebih objektif lagi apabila penskoran dilakukan dengan

    berbantuan komputer. Pada umumnya tes objektif berbentuk pilihan ganda,

    benar salah, dan menjodohkan, namun tidak menutup kemungkinan berbentuk

    uraian. Tes objektif dapat berbentuk uraian apabila jawabannya sudah pasti dan

    hanya satu jawaban yang benar. Misalnya pada mata pelajaran matematika,

    fisika, kimia Kelebihan kelebihan yang dimiliki tes objektif antara lain lebih

    mewakili isi dan luas bahan, lebih cepat dalam pemeriksaan jawaban, dapat

    diperiksa oleh orang lain asalkan sesuai kunci jawaban yang disediakan, tidak

    terdapat unsur subjektifitas yang mempengaruhi proses pemeriksaan dan

    penskoran. Sedangkan Kelemahan tes objektif adalah perlu persiapan yang lebih

    sulit dibandingkan tes subjektif, butir soalnya cenderung hanya mengingat

    kembali namun tidak dapat mengukur kemampuan berpikir peserta, banyak

    kemungkinan peserta tes hanya berspekulasi atau tidak benar benar memikirnya

    dalam menjawab soal, tingkat kecurangan dan kerjasama antar siswa lebih besar.

  • Tes subjektif adalah tes yang perolehan skornya dipengaruhi oleh jawaban

    peserta dan pemberi skor. Jawaban yang sama dapat berbeda skornya jika pemberi

    skornya berbeda. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perolehan skor

    adalah ketidakkonsistenan penilai, hallo effect atau kesan penilai terhadap peserta

    tes, pengaruh urutan pemeriksaan, dan bentuk tulisan dan bahasa dari jawaban

    peserta tes. Tes subjektif memiliki lima kelebihan, yaitu: Dapat digunakan untuk

    mengukur kemampuan berpikir, menganalisis, mengaplikasikan, mengevaluasi

    peserta tes, lebih memotivasi peserta tes untuk belajar. Mudah disiapkan, disusun

    dan tidak memerlukan banyak waktu dalam mempersiapkannya.

    Sulit bagi peserta tes menjawab tes berdasarkan spekulasi. Mendorong

    peserta tes untuk berani mengungkapkan pendapat dan membantu meningkatkan

    kemampuan menyusun kata. Peserta mendapatkan kesempatan untuk

    mengutarakan maksudnya dengan bahasa dan caranya sendiri. Kelemahan tes

    subjektif adalah reliabilitas tes rendah, memerlukan waktu lebih banyak dan

    lebih sulit dalam memeriksanya, jawaban peserta tes yang kurang memahami

    materi kadang kadang disertai hal hal yang tidak berkaitan dengan bahan tes, dan

    kemampuan menyatakan pikiran menjadi tulisan menjadi hal paling penting dalam

    membedakan prestasi belajar siswa.

    3) Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

    Berdasarkan waktu pelaksanaanya tes dapat dibedakan menjadi

    dua, yaitu pretest dan post test, serta tes formatif dan tes sumatif. Pretest adalah

    tes yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal peserta tentang

    materi yang akan dipelajari. Sedangkan post test adalah tes yang diberikan untuk

    mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan penguasaan siswa

  • terhadap materi yang telah dipelajari. Tes Formatif adalah tes yang dilaksanakan

    setelah siswa menyelesaikan satu unit atau topik pembelajaran. Tujuannya untuk

    mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa tentang topik pembelajaran tertentu.

    Tes Sumatif adalah tes yang dilakukan setiap akhir pembelajaran atau akhir satuan

    waktu yang didalamnya mencakup lebih dari satu topik pembelajaran seperti UTS

    atau UAS.

    4) Berdasarkan Tujuan Tes

    Berdasarkan tujuannya tes dibedakan menjadi tes seleksi, tes penempatan,

    dan tes diagnosis. Tes seleksi merupakan tes yang hasilnya menjadi dasar

    pertimbangan untuk mengambil keputusan diterima atau tidaknya dalam suatu

    proses seleksi. Tes penempatan adalah tes yang hasilnya berfungsi untuk

    menentukan kelompok mana yang paling tepat untuk ditempati oleh peserta tes.

    Tes diagnosis adalah tes yang dipakai untuk menemukan penyebab kesulitan

    belajar yang dialami siswa.

    5) Berdasarkan sasaran atau objek yang diukur

    Berdasarkan objek yang akan diukur, tes dibedakan menjadi enam

    macam, yaitu: Tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat, dan

    tes prestasi. Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengukur

    kepribadian seseorang, bisa berupa kreativitas, kedisiplinan, kemampuan khusus,

    dan lain sebagainya. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau

    mengetahui bakat seseorang. Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk

    mengadakan estimasi dan perkiraan mengenai tingkat intelektual seseorang. Tes

    sikap adalah tes yang dipakai untuk mengukur minat seseorang terhadap sesuatu.

    Tes minat merupakan tes yang berfungsi untuk mengukur minat seseorang

  • terhadap sesuatu. Tes prestasi adalah tes yang diberikan untuk mengetahui tingkat

    pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

    e. Seperangkat Komputer

    Dijelaskan oleh Bambang Hariyanto (2008:03) dengan lebih sederhana

    menyatakan bahwa komputer adalah mesin yang melakukan kalkulasi atau

    perhitungan dan mengolah informasi. Menurut Fuori yang ditulis kembali oleh

    Jogiyanto Hartono (2005:02) komputer adalah pemroses data yang dapat

    melakukan perhitungan besar dengan cepat termasuk perhitungan aritmatika yang

    besar atau operasi logika tanpa campur tangan manusia selama pemrosesannya.

    Komputer menurut Robert H. Blissmer dalam Jogiyanto Hartono (2005:02)

    adalah alat elektronik yang mampu melakukan tugas penerima input, pemproses

    input, penyimpan perintah dan hasil pengolahan data dan, penyediakan output

    dalam bentuk informasi. Jogiyanto Hartono (2005:02) mengutarakan komputer

    adalah sebuah alat elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data,

    memberikan informasi, menyimpan dan menggunakan program serta menyimpan

    hasil pengolahan data secara otomatis. Definisi komputer di atas dapat

    disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi

    sebagai penerima, pengolah, penyimpan, dan pemberi informasi melalui sebuah

    program dan berkerja secara otomatis.

    1). Jaringan Komputer

    Menurut Melwin (2006), Jaringan komputer adalah kumpulan

    interkoneksi antara dua atau lebih komputer autonomous yang terhubung dengan

    media transmisi kabel atau tanpa kabel. Sejalan dengan Wahyono (2010) yang

    berpendapat bahwa jaringan komputer adalah sekumpulan komputer otonom yang

  • saling terhubung satu dengan lainnya menggunakan protokok komunikasi melalui

    media transmisi jaringan komunikasi data. Sedangkan Narenda dan Andik

    (2011:4) mengatakan jaringan komputer merupakan sebuah teknologi untuk

    menghubungkan beberapa komputer agar dapat bertukar informasi atau data

    melalui media kabel atau nirkabel. Definisi definisi jaringan komputer diatas

    dapat disimpulkan bahwa jaringan komputer adalah teknologi untuk

    menghubungkan dua komputer otonom atau lebih dengan menggunakan protokol

    komunikasi dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel. Komputer yang saling

    terhubung dapat bertukar informasi dan data satu sama lain. Adapun jaringan

    komputer yang dapat melibatkan seluruh komputer didunia, atau seluruh

    komputer didunia dapat terhubung dan berbagi informasi, yaitu dengan

    memanfaatkan jaringan internet. Internet menurut strauss, El-Ansary, dan Frost

    (2006:08) Internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain.

    Beberapa komputer-komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman

    web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan computer. Definisi diatas

    membuktikan jaringan internet dapat menjadi sumber informasi yang dapat

    digunakan oleh seluruh pengguna komputer didunia. Terdapat banyak jenis

    jaringan komputer, yang dilitinjau berdasarkan jangkauannya, media

    transmisinya, fungsinya, dan topologinya. Jenis jaringan komputer bardasarkan

    jangkauannya ada 3 jenis, adalah LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area

    Network), dan MAN (Metropolitan Area Network). LAN (Local Area Network)

    adalah jenis jaringan komputer menghubungkan beberapa komputer dalam sekala

    ruangan dan jumlah terbatas cenderung kecil. WAN adalah rangkaian beberapa

    LAN disebuah lokasi dengan jarak jangkauan lebih besar dari LAN, sehingga

    membutuhkan Router sebagai alat penghubungnya,. Sama dengan WAN, MAN

  • merupakan Kumpulan banyak LAN yang berjarak dan berukuran lebih besar.

    Jaringan ini mampu melayani banyak komputer dalam jangkuan yang luas dan

    dapat mentransfer data dengan kecepatan tinggi. Jaringan Komputer berdasarkan

    media transmisinya dibagi dua yaitu dengan kabel dan tanpa kabel. Kemudian

    jaringan komputer berdasarkan fungsinya terdapat dua jenis yaitu; peer to peer

    dan client server. Jenis-jenis jaringan komputer berdasarkan topologinya terdiri

    dari topologi mesh, linier, bus, ring, dan tree.

    2). Server

    seperti yang sudah diutarakan tentang jenis jaringan komputer

    menurutfungsinya diatas yaitu peer to peer dan client server. Peer to peer

    menghubungkan 2 komputer atau lebih yang mana setiap komputer dapat

    berfungsi sebagai client bersamaan dengan itu juga sebagai server. Sedangkan

    Client Server menghubungkan beberapa komputer yangmana terdapat satu

    komputer yang berfungsi sebagai server dan yang lain sebagai client. Server

    menurut melwin syafrizal adalah sebagai pengelola sumber daya jaringan.

    Server bertugas untuk membagi informasi dan data kepada client juga dapat

    berkomunikasi langsung dengan client satu per satu maupun secara bersamaan.

    Dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer, yang paling memungkinkan

    adalah dengan menggunakan fungsi jaringan Client Servert dengan jangkauan

    WAN yang mencakup satu institusi pendidikan. Apabila dikaitkan maka

    pengertian Ujian Nasional Berbasis Komputer adalah sebuah evaluasi pendidikan

    yang diselenggarakan oleh pemerintah secara berkala, menyeluruh, transparan dan

    sistematik untuk mengetahui pencapaian Standar Nasional Pendidikan dengan

    memaksimalkan fungsi komputer sebagai alat elektronik penerima, pengolah,

  • penyimpan, dan pemberi informasi melalui sebuah program dan berkerja secara

    otomatis.

    3). Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer

    Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003

    evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka mengendalikan mutu pendidikan

    nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak

    pihak yang berkepentingan. Evaluasi pendidikan dilakukan untuk menjaga, dan

    meningkatkan mutu pendidikan nasional yang direalisasikan melalui perubahan

    kebijakan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan seperti perubahan kurikulum

    atau perubahan sistem evaluasi pembelajaran. Berdasarkan Undang Undang RI

    No. 2 tahun 2003 di atas Presiden Republik Indonesia memberikan peraturan

    melalui Perpres Nomor 14 Tahun 2015 pasal 16 bahwa Dirjen Pendidikan Dasar

    Dan Menengah menyelenggarakan fungsi pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

    dibidang pendidikan dasar dan menengah. Menanggapi peraturan presiden di

    atas, diadakan Peraturan Pemerintah nomer 13 tahun 2015 tentang standar

    nasional pendidikan pasal 63 ayat 1 mengatur penilaian pendidikan jenjang dasar

    dan menengah dan fokus pada penilaian hasil belajar yang meliputi penilaian hasil

    belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian

    hasil belajar oleh pemerintah. dilanjutkan pada pasal 66 yang berisikan tentang

    pelaksanaan penilaian pendidikan oleh pemerintah yaitu ujian nasional. Peraturan

    pemerintah diatas mengindikasikan bahwa ujian nasional harus dilakukan, namun

    tidak dijelaskan proses dan sistem penilaiannya. Permendikbud RI Nomor 5

    tahun 2015 adalah peraturan selanjutnya yang menjelaskan sistem ujian nasional.

    Tertera pada pasal 20 Permendikbud No. 5 Th 2015 bahwa pelaksanaan ujian

  • nasional pada tingkat sekolah menengah dan sederajat dilakukan dengan sistem

    Paper Based Test dan Computer Based Test. Peraturan di atas menggambarkan

    pelaksanaan ujian nasional tahun 2015 menggunakan sistem lembar jawab kertas

    dan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer. Peraturan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 inilah yang menjadi dasar

    kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Peraturan tentang

    prosedur penyelenggaraan ujian tahun 2015 ditetapkan melalui BSNP Nomor

    0031 tahun 2015. Petunjuk teknis pelaksaan Ujian Nasional Berbasis Komputer

    ditetapkan melalui BSNP Nomor 0032 Tahun 2015 yang berisikan persiapan, pra

    ujian, pelaksanaan ujain, penanganan masalah, dan jadwal pelaksanaan Ujian

    Nasional Berbasis Komputer.

    2. . Isu Isu Kebijakan

    Kemendikbud menjelaskan bahwa pada ujian nasional berbasis

    komputer pada tahun 2015 masih bersifat uji coba, dan rencana hanya akan

    diberlakukan kepada 500 ribu sekolah jenjang menengah atas dengan ketentuan

    50 – 100 ribu siswa SMA dan 400 – 450 ribu siswa SMK. Untuk pelaksanaan

    pada sekolah jenjang menengah pertama belum diputuskan.

    a. Kesiapan Siswa Melaksanakan UNBK

    Dalam Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013 Mengenai sistem

    pendidikan nasional tertera peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat

    yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur

    dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Siswa diidentifikasikan sebagai anak

    usia jenjang pendidikan Dasar dan Menengah yang mana masih diperlukan

  • bimbingan dalam usahanya untuk mengembangkan diri dibidang yang dia minati.

    Dalyono (2005:52) berkata kesiapan adalah kondisi dimana terdapatkemampuan

    yang cukup baik secara fisik maupun mental. Kesiapan fisik berarti memiliki

    kesehatan dan tenaga yang baik, sedangkan kesiapan mental adalah memiliki

    minat dan motivasi yang baik untuk melakukan suatu kegiatan. Kematangan

    psikologis dan spiritual adalah yang mana seseorang memiliki keyakinan tinggi

    dalam keadaan sadar, dapat dikatakan seseorang yang siap mempraktikan keahlian

    khusus yang dikuasai dalam kehidupan bahwa dia sudah mencapai kematangan

    skill. Menurut Tohirin (2006:136) kesiapan adalah kesediaan untuk memberi

    reaksi atau respon. Sejalan dengan yang diutarakan Slameto (2013:14) yaitu

    kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang mencakup 3 aspek, yaitu Kondisi

    Fisik, Mental dan Emosional, Motif atau Tujuan,dan pengetahuan dan

    keterampilan yang telah dipelajari, siap untuk memberi respon dengan cara

    tertentu terhadap suatu kecenderungan. Sejalan pula dengan definisi kesiapan

    adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan

    perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.

    Definisi kesiapan diatas diartikan sebagai kondisi fisik, mental, emosional,

    didukung dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menanggapi sebuah

    kejadian atau melakukan suatu kegiatan. Dapat dikatakan bahwa seseorang

    memiliki kesiapan yang baik jika fisik, mental, emosional dan kemampuan, serta

    faktor pendukunglainnya baik. Dalyono (2009:51) menyatakan bahwa belajar

    memiliki lima prinsip yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu

    kematangan jasmani dan rohani, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki

    kesungguhan, tes, ulangan dan latihan. Dilanjutkan oleh Nyayu Khodijah

    (2014:58) yang menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua,

  • yaitu faktor internal dan faktor eksternal atau lingkungan. Menurut Muhibbin

    Syah (2013:130) faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri pembelajar

    sendiri dan meliputi 2 aspek, yakni 1) aspek fisiologi dan, 2) aspek psikologi

    1. Aspek fisiologi (jasmani)

    Aspek fisiologi adalah aspek jasmani, tingkat kebugaran fisik

    pembelajar dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila kondisi fisik

    pembelajar kurang baik atau sakit maka ditakutkan menurunkan kualitas

    pemahaman mengenai

    materi yang dipelajari. berkaitan dengan proses tes, maka peserta tes tidak dapat

    berpikir secara maksimal sehingga hasil tes yang didapat tidak mewakili kondisi

    peserta yang sebenarnya jika kondisi fisik peserta sedang tidak baik.

    2. Aspek psikologi (mental)

    mental atau psikologis dalam dunia pendidikan adalah keadaan

    psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Patimah

    Ahmad, 2013). Maka kesiapan mental atau kesiapan psikologis adalah kondisi

    siap tidak siapnya mental atau psikologis seseorang dalam menghadapi proses

    pembelajaran. Komponen yang dapat mempengaruhi psikologis atau mental

    adalah kecerdasan/pengetahuan, minat, motivasi, sikap dan bakat. Kecerdasan

    atau Pengetahuan adalah tingkat kemampuan berpikir siswa dalam merespon

    sebuah rangsangan. Kecerdasan juga dapat disesuaikan dengan bidang yang

    diinginkan, misalnya kecerdasan seorang siswa dalam bidang ilmu pengetahuan

    alam. Hilgard dalam (Slameto, 2010:57) mendefinisikan minat sebagai berikut:

  • “interest in persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or

    content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

    menikmati sebuah aktivitas. Apabila dikaitkan dengan ujian nasional berbasis

    komputer, maka menjadi kecenderungan peserta ujian untuk mengikuti segala

    proses pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer.

    Dalam Slameto (2010:57) James Draver mengutarakan pengertian motif

    sebagai: “motive is an effective-conative factor which operates in determining the

    direction of of an individual‟s toward an end goal, consiustly apprehended or

    unconsiustly”. Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa motif sangat erat

    kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Djaali (2012:101) menyatakan bahwa

    motivasi adalah kondisi yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya

    untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan atau kebutuhan.

    Muhibbin Syah (2013:132) mendefinisikan sikap sebagai gejala internal yang

    berdimensi affektif berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang

    relatif tetap terhadap suatu objek berupa orang , barang, atau kegiatan baik secara

    posiftif maupun negatif. Djaali (2012:114) mengutarakan pengertian sikap sebagai

    kecenderungan tindakan seseorang berkenaan dengan objek tertentu. Berdasarkan

    definisi di atas disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan tindakan atau

    respon seseorang terhadap objek tertentu baik secara positif maupun negatif.

    Muhibbin syah (2013:133) menyatakan bakat secara umum adalah kemampuan

    potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

    akan datang. Slameto (2010:57) menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan

    untuk belajar, bakat adalah sesuatu yang akan menjadi kecakapan yang nyata

    apabila dilatih. Proses pengubahan bakat menjadi kemampuan atau kecakapan

  • akan tercapai dan sangat dipengaruhi oleh kecerdasan, minat, motivasi, dan sikap

    seseorang terhadap bakatnya. Sedangkan kemampuan sendiri didefinisikan

    sebagai kapasitas seseorang untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu

    pekerjaan kemampuan sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu

    kemampuan fisik, kemampuan intelektual, dan kesesuaian kemampuan pekerjaan.

    Nyayu Khadijah mengkategorikan faktor eksternal atau lingkungan menjadi dua

    yaitu faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial adalah faktor dari orang orang

    sekitar siswa seperti orang tua, keluarga, guru, teman teman, dan lingkungan

    pergaulan. Faktor non-sosial adalah faktor bukan manusia yang mempengaruhi

    siswa, antara lain cuaca atau keadaan udara, waktu, tempat, sarana prasarana.

    2. Kesiapan Sekolah Melaksanakan UNBK

    Sekolah dalam peraturan pemerintah adalah satuan pendidikan.

    Dalam BSNP nomor 0031 tahun 2015 dijelaskan bahwa satuan pendidikan

    adalah satuan pendidikan jenjang dasar dan menengah yang menyelenggarakan

    pembelajaran dibawah koordinasi pemerintah nasional. Kesiapan sekolah adalah

    tingkat kesediaan suatu satuan pendidikan dalam melaksanakan kebijakan yang

    diturunkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah kebijakan pemerintah

    melaksanakan ujain nasional berbasis komputer. Kesiapan sekolah dibatasi pada

    kesiapan aspek yang dapat mempengaruhi kesiapan siswa, yaitu kesiapan guru

    dan sarana prasarana. Peran guru dalam mempengaruhi kesiapan siswa sangat

    besar karena dan perkataan guru sering diperhatikan oleh siswa dalam

    pembelajaran dikelas. Begitu pula dengan sarana prasarana, sarana prasarana

    yang baik dapat meningkatkan kesiapan siswa.

  • B. Kajian Teori

    1. Teori struktural fungsionalisme

    Teori sosiologi yang tepat digunakan untuk membedah persoalan pendidikan

    adalah teori Fungsionalime Struktural. Lahirnya Teori Fungsionalisme Strutural

    didorong oleh karya-karya klasik dari Emile Durkheim, sosiolog Prancis.

    ”Menurut Durkheim, masyarakat merupakan keseluruhan organis yang memiliki

    realita tersendiri. Keseluruhan tersebut memiliki seperangkat kebutuhan atau

    fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi

    anggotanya, agar dalam keadaan normal, tetap langgeng.

    Dalam teori fungsional dikatakan bahwa sistem pendidikan moderen berasal dari

    dan meluas sebagai akibat berubahnya kebutuhan fungsional. Pendidikan harus

    diperluas agar memberi kepada orang-orang latihan yang mereka perlukan untuk

    berfungsi secara efektif dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, pendidikan

    diharuskan untuk selalu mengikuti perkembangan yang terjadi, baik dalam

    pembelajaran, kurikulum, alat serta dukungan publik, termasuk para pemangku

    kepentingan. Jika tidak demikian, pendidikan akan berjalan lamban, sementara

    perubahan terjadi sangat cepat, sehingga pendidikan selalu ketinggalan dan tidak

    bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

    Sistem pendidikan juga dilihat sebagai suatu struktur yang mengisi persyaratan

    fungsional. Sistem okupasional (penempatan jabatan) memerlukan sejumlah

    tenaga yang memiliki keterampilan yang sesuai, pengetahuan dan komitmen

    motivasional dasar pada pola prestasi universalistik. Pendidikan memberikan

    keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk mengambil bagian secara berarti dalam

    kehidupan masyarakat dengan suatu dasar yang lebih sistimatis. Untuk

    mengantisipasi kemajuan yang ada dalam masyarakat, termasuk dunia pendidikan,

  • teori fungsional mengemukakan seperangkan empat persyaraan fungsional yang

    harus dipenuhi oleh sistim sosial. Keempat persyatan itu dalam teori fungsional

    dikenal dengan bagan A-G-I-L yang merupakan singkatan dari Adaptation, Goal

    Attainment, Integration, dan Laten Pattern Maintenance.

    Adaptation, menunjuk pada keharusan sistem-sistem soial untuk menghadapi

    lingkungannya, dengan harus mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan

    kenyataan yang keras dan tidak dapat diubah (inflexible) yang datang dari

    lingkungan.

    Goal Attainment, yakni bahwa setiap tindakan itu diarahkan pada tujuan bersama

    para anggota dalam sistem sosial, hukan tujuan yang bersifat pribadi. Untuk

    mencapai tujuan itu diharuskan adanya npengmbilan keputusan yang berhubungan

    dengan prioritas dari sekian banyak tujuan.

    Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interalasi antara

    anggota dalm sistem sosial. Supaya sistem sosial berfungsi secara efektif sebagai

    suatu kesatuan harus ada solidaritas antara orang-orang yang ada di dalamnya.

    Laten Pattern Maintenance, yang menunjukkan terhentinya interaksi. Semua

    sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-waktu kocar-kacir

    dan para anggotanya tidak lagi bertindak sebagai anggota sistem. Idenya adalah

    kebutuhan mempertahankan nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota

    masyarakat, misalnya adanya institusi religious. Ide ini menunjuk pada kebutuhan

    mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma-norma yang dianut bersama oleh

    anggota dalam sistem sosial.

    Untuk memelihara pola yang laten, pendidikan merupakan salah satu institusi.

    Pendidikan sebagai institusi sosial dihadapkan pada kenyataan terjadinya

    kemajuan dunia yang amat pesat, yang memaksa pendidikan harus menyesuaikan

  • diri dengan kemajuan dalam masyarakat. Pendidikan harus menyesuaikan tujuan

    dengan kemajuan teknologi dalam masyarakat. Di dalam pendidikan harus

    dirumuskan tujuan yang jelas, yang menjadi tujuan bersama, sehingga

    membutuhkan hubungan yang kuat antara komponen dalam sistem pendidikan.

    Hal ini penting untuk mempertahankan nilai-nilai yang dianut bersama. Jika tidak

    ada keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai itu, maka pendidikan dihadapkan

    pada situasi yang tidak menentu, akan terjadi kekacauan dalam pelaksanaan

    pendidikan. Untuk mempertahankan hal itu, dibutuhkan upaya untuk menjaga dan

    melaksanakan pendidikan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang

    berhubungan dengan pendidikan, termasuk kegiatan pembelajaran. Teori lain

    yang sejalan dengan pandangan ini adalah teori inflasi kredensial (surat

    kepercayaan) yang dikembangkan oleh Collin dan Dore, yang menyatakan bahwa

    pendidikan adalah suatu komunitas bernilai tinggi yang dicari oleh individu-

    individu sebagai alat sukses ekonomi dan mobilitas ke atas. Sistem pendidikan

    menjadi suatu fokus perjuangan untuk mendapatkan diploma kesarjanaan. Dengan

    demikian pendidikan meluas pada semua tingkat sementara individu-individu

    berlari lebih cepat hanya untuk tetap seimbang dalam perjuangannya untuk

    sukses. Menurut aliran ini, pendidikan itu menempati posisi yang amat strategi

    untuk meningkatkan diri. Oleh karenanya, jangan sampai pendidikan itu

    ketinggalan, sementara orang-orang di dalamnya ingin berlari dengan cepat.

    Komponen yang terbangun dalam sistem pendidikan, khususnya sekolah harus

    menyadari bahwa perkembangan yang terjadi di masyarakat begitu cepat,

    sehingga ia harus selalu meningkatkan kualitasnya, baik yang berhubungan

    dengan sarana dan prasarananya. Jika kesimpulan yang dikemukakan oleh

    Spencer di atas dihubungkan dengan apa yang seharusnya terjadi di lembaga

  • pendidikan yang selalu mengalami perkembangan yang sangat cepat, maka

    lembaga pendidikan harus melakukan penyempurnaan secara terus menerus pada

    setiap komponen untuk mengantisipasi setiap perkembangan di masyarakat,

    termasuk di dalamnya mengenai pendidikan.

    C. Kerangka Konsep

    Ujian nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran tingkat

    nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui hasil belajar

    siswa. Penilian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian

    kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok

    mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian

    nasiona

  • Tebel 1.1 kerangka konsep

    SMA Negeri 15 Luwu

    Menghadapi UNBK

    Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK

    HASIL / PENEMUAN

    Kendala- kendala dalam menghadapi UNBK

    Sub :

    Guru

    Siswa

    Sarana/

    Sub :

    Guru

    Siswa

  • D. Hasil Penelitian Terdahulu

    Hasil penelitian Henry Eryanto tahun 2016 yang berjudul tentang evaluasi

    program ujian nasional (un) pada smk negeri di jakarta selatan‟‟. Penelitian ini

    bertujuan untuk membidik ujian nasional (UN) di Sekolah Kejuruan Negeri di

    Jakarta Selatan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dimana penelitian di

    SMK yang memiliki Program Administrasi Perkantoran di Jakarta Selatan, yang

    berisi 10 SMKN.

    Meskipun masih ada kendala pada program, tetapi hal ini normal dan

    dapat dikontrol dengan cepat dan baik. (2) Program PBB 2015 adalah program

    percontohan, di mana tahun ini tujuan PBB adalah untuk menilai pencapaian

    standar kompetensi nasional pada subjek tertentu. (3) Hasil-hasil PBB sebagai

    dasar untuk memetakan kualitas program dan atau pendidikan, yang terkait

    dengan masa lalu dalam konteks lain dari pelatihan dan pelatihan serta

    memberikan bantuan untuk pendidikan. unit dalam upayanya untuk meningkatkan

    kualitas pendidikan, bukan sebagai penentu kelulusan siswa. kompetensi lulusan,

    dan setiap siswa harus menghadiri salah satu ujian nasional tanpa biaya

    Penelitian Anita Faizul Muna, Witarsa, Maria Ulfah tahun 2018‟.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah dalam

    mengimplementasikan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Penelitian ini berlokasi

    di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif

    dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

    melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data itu triangulasi

    oleh teknik dan sumber. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi,

    penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Kesiapan

  • mengenai fasilitas dan infrastruktur baik, dilihat dari fasilitas dan peralatan seperti

    spesifikasi jaringan, spesifikasi server komputer dan spesifikasi komputer peserta,

    spesifikasi ruang yang memadai maka server dan jaringan telah diuji 3 kali lipat

    langkah awal menuju persiapan. 2) kepercayaan diri siswa dan optimis terhadap

    Ujian Nasional berbasis Komputer karena di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang

    telah dilakukan berbagai cara dalam pembelajaran yang melibatkan media

    komputer dan simulasi juga harus dilakukan. 3) untuk meningkatkan motivasi

    peserta didik, Para guru memberikan pembelajaran dengan implementasi media

    komputer.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif tipe

    deskriptif. Dimana Creswell (2017:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif

    (qualitative research) merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

    memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap

    berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Adapun menurut Sugiyono

    (2017:15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode

    penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

    dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan dengan

    triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

    penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

    Penelitian tipe ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

    yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti,

    yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu didalam

    penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan

    pada makna. Pedoman yang digunakan adalah wawancara, observasi dan

    dokumentasi. Hasil penelitiannya menekankan pada makna untuk mengetahui

    kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK.

    Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

    deskriptif. Menurut Moleong (2017:11) bahwa deskriptif adalah data yang

    dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Menurut

  • Arikunto (2014:3) menyatakan deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar

    hanya memaparkan apa yang terjadi dilapangan. Menurut Ali (2013:131)

    menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya

    memcahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

    sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan,

    klasifikasi, dan analisis dan pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan,

    dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

    objektif dalam suatu deskriptif situasi.

    Jadi dapat simpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

    yang berisi kutipan-kutipan, menggambarkan, dan mengungkapkan berdasarkan

    fakta-fakta yang ada pada tempat penelitian yang bentuknya berupa kata-kata dan

    gambaran serta menyajikan apa adanya tentang kesiapan sekolah dalam

    menghadapi UNBK di SMA Negeri 15 Luwu.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Berlokasi di SMA Negeri 15 Luwu, di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu,

    Sulawesi Selatan. Peneliti memilih tempat penelitian tersebut berdasarkan dengan

    pertimbangan antara lain pertimbangan biaya dalam memperoleh data yang

    dibutuhkan, karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan

    peneliti ingin mengkaji tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK,

    khususnya kesiapan guru, siswa, dan sapranya.

  • 2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± dua bulan sebelum sekolah

    melaksanakan UNBK. Adapun contoh jadwal peneliti selama melakukan

    penelitian di SMA Negeri 15 Luwu, dapat kita lihat dalam matriks penelitian

    sebagai berikut :

    No Jenis kegiatan

    BULAN 1 BULAN II BULAN III

    I II III IV I II III IV I II III IV

    1 Penyusulan judul

    2 Penyususlan proposal

    3 Konsultasi pembimbing

    4 Seminar proposal

    5

    Pengurusan izin

    penelitian

    6

    Tabel 2.1. Bagan contoh jadwal penelitian

    C. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap rumusan

    penelitian yang sedang dilakukan, yaitu sebagai berikut :

    1. Kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK

    Sub penelitian:

    a. Kesiapan guru

    b. Kesiapan siswa

    c. Kesiapan sarana/prasarana

    2. Kendala- kendala yang dialami dalam menghadapi UNBK

  • Sub penelitian :

    a. Kendala yang dialami guru

    b. Kendala yang dialami siswa

    D. Informan Penelitian

    Informan penelitian merupakan berbagai sumber informasi yang dapat

    memberikan data yang diperlukan dalam penelitian, penelitian informan penelitian

    harus teliti dan disesuaikan dengan jenis data atau informasi yang ingin

    didapatkan. Sehubung dengan ini Sugiyono (2015;54) menjelaskan bahwa

    penentuan subyek penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki

    lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih

    orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan

    peneliti. Adapun teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian

    terkait dengan dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satu dengan Purposive

    Sampling atau Judgmental Sampling, yaitu penarikan informan secara purposif

    merupakan cara penarikan informan yang dilakukan dengan memilih subyek

    berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.

    Adapun informan pertama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri

    karena penelitilah yang terlibat langsung dalam pengalaman yang berkelanjutan

    dan terus menerus bersama dengan partisipan atau informan (Locke, Spirduso,

    dan Silverman, 2007). Bahwa dengan keterlibatan peneliti pada concern seperti

    ini, peneliti kualitatif berperan untuk mengidentifikasi makna yang disampaikan

    para partisipan atau informan terkait kesiapan sekolah dalam menghadapi UNBK.

    Sedangkan yang menjadi informan kunci peneliti mengambil informan atau

    subyek penelitian, yaitu :

  • 1. Siswa sebanyak 4 Orang

    2. Kepala Sekolah

    3. Guru sebanyak 7 orang

    E. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer

    dan sekunder.

    a. Data Primer

    Yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama.

    Data primer diperoleh oleh peneliti dengan melakukan, observasi, wawancara dan

    dokumentasi secara langsung. Adapun yang dimaksud sumber primer adalah

    Kepala Sekolah dan guru serta siswa SMA Negeri 15 Luwu yang dijadikan

    sumber primer dalam penelitian ini.

    b. Data sekunder

    Yaitu data yang didapatkan dari hasil telaah buku referensi atau dokumentasi, dan

    sumber penunjang selain dari sumber primer, sebagai bahan pendukung dalam

    pembahasan proposal yang seringkali juga diperlukan oleh peneliti. Sumber ini

    biasanya berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Sebagai

    data sekunder penulis mengambil dari buku-buku, jurnal, Skripsi, Web, Blog,

    artikel atau dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data penelitian

    sekunder ini yaitu dokumen yang berkaitan kesiapan sekolah dalam menghadapi

    UNBK di Kec. Ponrang, Kab. Luwu.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian erat kaitannya dalam penelitian. Menurut Suharsimi

    Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

  • digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

    mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

    sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen

    atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus

    penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen

    penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan

    data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Bentuk instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara

    lain :

    1. Instrument observasi

    Bungin (2001: 142) “ observasi adalah kemampuan seseorang untuk

    menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu

    dengan pancaindera lainnya. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan di

    lokasi. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati tentang kesiapan

    sekolah dalam menghadapi UNBK.

    Contoh format instrumen observasi

    Nama aktivitas : Melakukan observasi

    Jenis objek : Mengamati keadaan sekolah

    Hari/ tanggal/ bulan : Senin /tgl 1-6 / Agustus

    Waktu : 07.00

    Lokasi : SMA Negeri 15 Luwu

  • Keadaan aktivitas

    Nomor Tema / objek Interpretation

    1

    Peneliti mendatangi sekolah untuk

    melakukan observasi terlebih dahulu

    tentang keadaan sekolah.

    Melakukan observasi tentang

    keadaan sekolah dalam hal

    penyediaan sarana/ prasarana

    yang terkait.

    2

    Peneliti melalukan pengamatan terhadap

    kesiapan sekolah dalam hal SDM.

    Melakukan pengamatan terkait

    kesiapan sekolah dalam hal

    kesiapan SDMnya yang

    dimaksud di sini kesiapan guru

    2. Instrument wawancara

    Wawancara yang digunakan oleh penulis adalah alat perekam, alat tulis, lembar

    observasi, dan pedoman wawancara dan suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi

    semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dengan topik

    penulisan. Proses wawancara dapat dilakukan oleh kedua belah pihak yakni

    pewawancara dan diwawancaradalam proses wawancara ada beberapa bentuk-

    bentuk pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara yakni : wawancara

    terstruktur dan wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Wawancara terstruktur

    yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-

    jawaban tertentu. Misalnya setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Sedangkan wawancara

    tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan penulis dengan mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang

    mengandung jawaban yang terbuka.

    Contoh format instrumen wawancara

  • Nama aktivitas : Wawancara dengan kepala sekolah

    Jenis objek : Tentang kesiapan sekolah dalam unbk

    Nama informan : Pak Ibrahim

    Hari/ tgl/bln : Senin / 8/ agustus

    Waktu : 08.00

    Lokasi : SMA Negeri 15 Luwu (tepatnya ruangan kepala

    sekolah )

    Keadaan aktivitas

    Nomor Tema / objek Interpretation

    1

    Melakukan wawancara terkait tentang

    kesiapan sarana infrastruktur

    (komputer) di sekolah serta

    ketersediaan

    Menanyakan tentang kesiapan

    sekolah dalam hal infrastruknya

    ang dimaksud disini yaitu

    ketersediaan komputer dan

    jaringan yang di gunakan dalam

    pelaksanaan unbk

    3. Instrumen dokumentasi

    Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-

    hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, web, jurnal, buku dan

    sebagainya.

  • Contoh format instrumen dokumentasi

    Nama aktivitas : Dokumentasi

    Jenis dokumentasi : Penyataan dari jurnal terkait tentang

    pelaksanaan unbk

    Hari / tgl : Rabu / 16

    Waktu : 10.00

    Keadaan aktivitas

    Nomor Tema / objek Interpretation

    1

    Menurut Hari Setiadi, Ujian Nasional

    adalah penilaian hasil belajar oleh

    pemerintah yang bertujuan untuk

    menilai pencapaian kompetensi

    lulusan secara nasional pada mata

    pelajaran tertentu dalam kelompok

    ilmu pengetahuan dan teknologi-

    teknologi.

    Suatu penilaian hasil belajar

    yang telah di tentukan oleh

    pemerintah dengan tujuan

    untuk mencapai kompetensi

    kelulusan secara nasional

    pada mata pelajaran

    tertentu.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan dalam

    penulisan ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

    1. Observasi

    Creswell 2017:254 menagatakan bahwa Observasi adalah ketika peneliti

    langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-

  • individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat

    baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya dengan mengajukan

    sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-

    aktivitas di lokasi penelitian. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan di

    lokasi. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati kesiapan sekolah

    dalam menghadapi ujian nasioanl.

    2. Wawancara

    Wawancara yang digunakan adalah face to face interview (wawancara

    berhadap-hadapan) dengan partisipan, terlibat dalam focus group interview (

    wawancara dalam kelompok tertentu) atau suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi

    semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dengan topik

    penulisan. Proses wawancara dapat dilakukan oleh kedua belah pihak yakni

    pewawancara dan diwawancara dalam proses wawancara ada beberapa bentuk-

    bentuk pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara yakni : wawancara

    terstruktur dan wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Wawancara terstruktur

    yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-

    jawaban tertentu. Misalnya setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Sedangkan wawancara

    tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan penulis dengan mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang

    mengandung jawaban yang terbuka.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai

    hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, jurnal, majalah, agenda dan

    sebagainya. Dapat dipahami lagi bahwa metode dokumentasi dapat diartikan

    sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau

  • catatan yang ada dan tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, surat kabar,

    buku, dan sebagainya. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

    yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penulisan. Tujuan digunakan metode

    ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang gambaran lokasi yang

    berkaitan dengan topik penulisan.

    H. Teknis Analisis Data

    Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif yang mana di

    paparkan secara deskriptif. Dengan menggambarkan masalah secara jelas dan

    mendalam. Karakteristikan penelitian kualitatif menurut Lexi Moleong (2007)

    adalah deskripsi yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambaran bukan

    berupa angka-angka.

    Data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah secara kualitatif dengan

    melalui tiga tahap reduksi data, yaitu:

    1. Reduksi data

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

    pada hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

    Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

    lebih jelas untuk mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan

    mencarinya bila diperlukan.

    2. Penyajian data

    Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

    Melalui penyajian data maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

    hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,

  • penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

    antara kategori, flowcheart atau sejenisnya.

    3. Penarikan kesimpulan

    Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara konduktif, kesimpulan yang

    diambil kemudian diverifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan lapangan dan

    mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan intersubjektif, hingga dapat

    diperoleh kesimpulan yang kokoh.

    I. Teknik Keabsahan Data

    Merupakan teknik yang digunakan untuk meyakinkan publik/ masyarakat/

    audiens mengenai daya yang didapatkan dapat dipercaya atau dipertanggung-

    jawabkan kebenarannya. Sehingga peneliti dapat berhati-hati dalam memasukkan

    data hasil penelitian, data yang dimasukkan adalah data yang sudah melalui

    berbagai tahapan keabsahan data.

    Pemeriksaan keabsahan data sangat penting dalam penelitian kualitatif

    karena sangat menentukan tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian yang

    telah dilakukan yakni:

    1. Triangulasi

    Yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

    berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu:

    a. Triangulasi Sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara

    mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini

    untuk menguji kredibilitas data tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi

  • UNBK maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh

    dilakukan keinstansi yang bersangkutan dan masyarakat yang menjadi

    objek.

    b. Triangulasi Waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

    Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

    narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data

    yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Dalam hal ini untuk menguji

    kredibilitas data tentang tentang kesiapan sekolah dalam menghadapi

    UNBK maka perlu dilakukan wawancara di pagi hari pada saat narasumber

    masih segar.

    c. Triangulasi Teori, dilakukan dengan mengurai pola, hubungan, dan

    menyertakan penjelasan yang muncul dari analis untuk mencari penjelasan

    perbandingan. Adapun teori yang digunakan peneliti adalah teori pilihan

    rasional dimana sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Coleman,

    bahwa manusia dalam kehidupan sosial merupakan aktor yang dimana

    setiap individu memiliki suatu tujuan tertentu yang ingin dicapainya dalam

    setiap masalah yang ada. Begitupun yang dilakukan oleh guru dan siswa

    untuk menghadapi setiap sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan.

    J. Etika Penelitian

    Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Oleh

    karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang harus

    diperhatikan antara lain:

    1. Informed Consent( Surat Persetujuan)

    Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian informed

    consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

  • Pemberian informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud

    dan tujuan penelitian serta mengerti dampaknya. Jika subjek tidak bersedia

    maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek. Jika subjek

    bersedia maka harus mendatangani lembar persetujuan.

    2. Anonymity(tanpa nama)

    Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan jaminan

    dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

    mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

    menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

    disajikan.

    3. Confidentiality (Kerahasiaan)

    Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-masalah

    lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang

    akan dilaporkan pada hasil penelitian.

    4. Jujur

    Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,

    pelaksanaan metode, dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada

    kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti,

    jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan

    anda.

    5. Obyektivitas

    Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan,

    analisis dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan

    pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.

    6. Integritas

  • Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus,

    Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

    7. Keterbukaan

    Secara terbuk, saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya

    penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.

  • BAB IV

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Kabupaten Luwu merupakan salah satu daerah yang berada dalam wilayah

    administratif Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah Kabupaten Luwu terbagi dua

    wilayah akibat pemekaran Kota Palopo yaitu Kabupaten Luwu Bagian Selatan

    yang terletak di sebelah selatan Kota Palopo dan wilayah Kabupaten Luwu

    Bagian Utara yang terletak di sebelah utara Kota Palopo. Kabupaten Luwu

    memiliki luas wilayah sekitar 3.000,25 Km2 atau 3.000.250 Ha dengan jumlah

    penduduk keseluruhan mencapai 335.828 jiwa pada tahun 2011, dengan

    mayoritas mata pencaharian penduduknya bergerak pada sektor pertanian dan

    perikanan. Secara umum karasteristik bentang alam Kabupaten Luwu terdiri atas

    kawasan pesisir/pantai dan daratan hingga daerah pegunungan yang berbukit

    hingga terjal, dimana berbatasan langsung dengan perairan Teluk Bone dengan

    panjang garis pantai sekitar 116,161 Km (RTRW Kabupaten Luwu).

    1. Letak geografis

    Ditinjau dari segi geografis, Kabupaten Luwu terletak di bagian

    utara Provinsi Sulawesi Selatan, dimana posisi Kabupaten Luwu terletak

    2º.34‟.45” – 3º.30‟.30” LS dan 120º.21‟.15” – 121º.43‟.11” BT. Secara

    administratif, Kabupaten Luwu memiliki batas sebagai berikut: a). Sebelah

    Utara : Kabupaten Luwu Utara dan Kota Palopo. b). Sebelah Timur : Teluk

    Bone. c). Sebelah Selatan : Kota Polopo dan Kabupaten Wajo. d). Sebelah

    Barat : Kabupaten Tanah Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten

    Enrekang dan Kabupaten Sidrap.

  • Kabupaten Luwu terbagi atas 22 wilayah kecamatan dan 227

    Desa/Kelurahan dimana Ibukota Kabupaten adalah Kota Belopa (terdiri dari

    Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara). Kecamatan Latimojong

    merupakan kecamatan yang terluas j