302
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MELALUI SOAL OPEN-ENDED PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : ANNISA PUSPITA FANHARY NIM. 23070160028 JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2020

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MELALUI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9420/1/ANNISA... · 2020. 10. 23. · Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa.....221

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

    MELALUI SOAL OPEN-ENDED

    PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK

    DIPONEGORO SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2020/2021

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    ANNISA PUSPITA FANHARY

    NIM. 23070160028

    JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    TAHUN 2020

  • ii

  • iii

    ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

    MELALUI SOAL OPEN-ENDED

    PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK

    DIPONEGORO SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2020/2021

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    ANNISA PUSPITA FANHARY

    NIM. 23070160028

    JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    TAHUN 2020

  • iv

    M. Istiqlal, M.Pd

    Dosen IAIN Salatiga

    Persetujuan pembimbing

    Hal : Naskah Skripsi

    Lampiran : 4 eksemplar

    Saudara : Annisa Puspita Fanhary

    Kepada,

    Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah meneliti dan mengadakan perhatian seperlunya, maka bersama ini

    kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:

    Nama : Annisa Puspita Fanhary

    NIM : 23070160028

    Jurusan : Tadris Matematika

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Judul : ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

    SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO

    SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-ENDED

    Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya

    segera di munaqosyahkan.

    Dengan agar menjadi perhatian.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Salatiga, 11 September 2020

    Pembimbing,

    M. Istiqlal, M.Pd

    NIDT. 19890710 201608 1 001

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Setiap orang mempunyai proses, maka bertumbuhlah dengan tenang tanpa ada

    niat menyingkirkan. Sebab sebaik-baiknya manusia ialah dia yang berusaha

    bermanfaat bagi sesama.

    Ujian hidup hanya tentang seberapa yakin kita berdoa, dan seberapa kuat kita

    berusaha

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda

    Nabi Muhammad SAW. Untuk itu skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tua bapak Sugito dan ibu Umi Fatmawati Choriroh yang tiada

    hentinya mendoakan, mendidik, membimbing dan mengasuh penulis

    sampai saat ini.

    2. Kakak tercinta mas Rizky dan mbak Asri, juga ponakan tersayang Eshaq

    dan Eisha yang selalu membuat penulis semangat dan termotivasi untuk

    menjadi lebih baik.

    3. Keluarga besar Achmad Khozin yang selalu membuat penulis semangat

    dan termotivasi untuk menjadi lebih baik.

    4. Keluarga besar Mbah isrodi yang selalu membuat penulis semangat dan

    termotivasi untuk menjadi lebih baik.

    5. Sahabat seperjuangan tersayang: Rif’an, Elfina, Annisa DC, dan Indah

    terima kasih banyak untuk selalu ada, dan selalu menyemangati.

    6. Sahabat tersayang: Apri dan Anggun terima kasih selalu memotivasi dan

    menyemangati.

    7. Keluarga kepompong: Nasikhin, Tika, Fhatima, Yuniar, Syarif, Lukman,

    Fata, Panji, Irul, Muja, Ulin, Frida, Rifki, Ghufron terima kasih sudah

    memberikan berbagai pengalaman dan selalu menyemangati.

    8. Teman-teman Tadris Matematika angkatan 2016 yang tidak bisa penulis

    sebut satu persatu.

  • ix

    9. Teman-teman KKN posko 89 yang telah memberikan arti penting dalam

    kehidupan penulis dan telah memberikan berbagai pengalaman baru.

    10. Teman-teman PPL SMK Diponegoro Salatiga tahun 2019 yang telah

    memberikan arti penting dalam kehidupan penulis dan telah memberikan

    berbagai pengalaman baru.

    11. Teman-teman dari PP. Sirojul Mukhlasin: Mas Musa, Dede, Dimas,

    Nafis, Alfin, Ilu, Riki, Fuad, Alfa yang sudah memberikan penulis

    pengalaman dan motivasi hidup.

    12. Almamater tercinta IAIN Salatiga yang telah menjadi tempat penulis

    menuntut ilmu yang bermanfaat.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam penyusunan skripsi ini dapat berjalan

    dengan lancar. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

    SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Segala syukur penulis

    panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

    ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XII

    AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-

    ENDED.

    Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), jurusan Tadris Matematika Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

    bahwa banyak bantuan yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material

    maupun spiritual. Dengan berakhirnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si, M.Pd selaku ketua Program Studi Tadris

    Matematika IAIN Salatiga.

    4. Bapak M. Istiqlal, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

    berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta memberi

  • xi

    bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses

    penyusunan dan penulisan hingga terselesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Sutrisna, S.Ag M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

    telah membimbing dari awal hingga akhir sehingga penulis bisa

    mengikuti kegiatan akademik dengan lancar.

    6. Seluruh Dosen dan Staff IAIN Salatiga yang telah membantu proses

    penyusunan skripsi.

    7. Kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika SMK Diponegoro

    Salatiga

    8. Seluruh Dosen Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan

    dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan

    berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

    LOGO IAIN SALATIGA ....................................................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................................vi

    MOTTO ............................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

    DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi

    ABSTRAK .......................................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

    B. Fokus Penelitian ............................................................................................ 6

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

  • xiii

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

    E. Penegasan Istilah ........................................................................................... 7

    F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 10

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori ............................................................................................ 12

    1) Penalaran ................................................................................................. 12

    2) Penalaran Matematika ............................................................................. 16

    3) Kemampuan Penalaran Matematika ....................................................... 20

    4) Soal Open-ended ..................................................................................... 22

    5) Barisan dan Deret ..................................................................................... 30

    B. Kajian Pustaka ............................................................................................. 42

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 53

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 53

    C. Sumber Data ................................................................................................ 54

    D. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................... 55

    E. Analisis Data ................................................................................................ 57

    F. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................................... 59

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data ................................................................................................ 61

    B. Analisis Data .............................................................................................. 168

  • xiv

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan .................................................................................................... 194

    B. Saran .......................................................................................................... 195

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 197

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 209

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 210

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Indikator Penalaran Matematis Siswa ...................................... 266

    Tabel 2.2 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian

    Sekarang ................................................................................... 267

    Tabel 2.3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian

    Sekarang ................................................................................... 268

    Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian

    Sekarang ................................................................................. 269

    Tabel 2.5 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian

    Sekarang ................................................................................... 270

    Tabel 2.6 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian

    Sekarang ................................................................................... 271

    Tabel 4.1 Daftar Kategori Kemampuan Siswa ........................................... 272

    Tabel 4.2 Batas Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah .............................. 273

    Tabel 4.3 Daftar Siswa Kelas XII Akuntansi 1 yang Mengikuti Tes ..........274

    Tabel 4.4 Kartu Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis ....................275

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ..............................................................210

    Lampiran 2. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis ...........................211

    Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Tes .....................................................................212

    Lampiran 4. Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis ............................213

    Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa .................................................................216

    Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ........................................221

    Lampiran 7. Indikator Pedoman Wawancara Siswa .....................................226

    Lampiran 8. Pedoman Wawancara Siswa .....................................................227

    Lampiran 9. Indikator Pedoman Wawancara Guru.......................................228

    Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru ....................................................229

    Lampiran 11. Lembar Konsultasi ..................................................................230

    Lampiran 12. Kode Penelitian.......................................................................231

    Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa .........................................................232

    Lampiran 14. Hasil Wawancara Guru ...........................................................258

    Lampiran 15. Satuan Kredit Kegiatan ...........................................................261

    Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ................................................................262

    Lampiran 17. Surat Telah Mengadakan Penelitian .......................................263

    Lampiran 18. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing Skripsi ..................264

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.11 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A15 ........... 277

    Gambar 4.12 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 1 ............................................ 277

    Gambar 4.13 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 2 ............................................ 277

    Gambar 4.14 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 3 ............................................ 278

    Gambar 4.21 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A29 ............ 279

    Gambar 4.22 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 1 ............................................ 279

    Gambar 4.23 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 2 ............................................ 279

    Gambar 4.24 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 3 ............................................ 280

    Gambar 4.31 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A23 ............ 280

    Gambar 4.32 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 1 ............................................ 281

    Gambar 4.33 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 2 ............................................ 281

    Gambar 4.34 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 3 ............................................ 282

    Gambar 4.41 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A06 ............ 283

    Gambar 4.42 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 1 ............................................ 283

    Gambar 4.43 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 2 ............................................ 283

    Gambar 4.44 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 3 ............................................ 284

    Gambar 4.51 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A10 ............ 285

    Gambar 4.52 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 1 ............................................ 285

    Gambar 4.53 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 2 ............................................ 285

    Gambar 4.54 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 3 ............................................ 286

    Gambar 4.61 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A10 ............ 287

    Gambar 4.62 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 1 ............................................ 287

    Gambar 4.63 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 2 ............................................ 287

    Gambar 4.64 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 3 ............................................ 288

    Gambar 4.77 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Guru Matematika ... 289

    Gambar 4.80 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Guru Matematika .... 289

  • xviii

    ABSTRAK

    Fanhary, Annisa. 2020. ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN

    MATEMATIS SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO

    SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-ENDED. Skripsi, Salatiga: Program

    Studi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: M. Istiqlal, M.Pd.

    Kata kunci: Analisis Kemampuan, Penalaran Matematis, Soal Open-ended.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan penalaran

    matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga, upaya guru

    dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII

    Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga, dan upaya guru dalam mengatasi masalah

    terhadap kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah.

    Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

    kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan wawancara.

    Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa yang

    dimiliki dengan menggunakan 3 butir soal open-ended berbentuk uraian.

    Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui secara mendalam kemampuan

    penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang diikuti

    6 siswa dari 29 siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan siswa yaitu 2 siswa

    dengan kemampuan tinggi, 2 siswa dengan kemampuan sedang dan 2 siswa dengan

    kemampuan rendah.

    Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) siswa yang berkemampuan

    tinggi memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan,

    tertulis, gambar dan diagram; mengajukan dugaan; memanipulasi matematika;

    menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi; menarik

    kesimpulan; dan memeriksa kesahihan suatu argumen. Siswa yang berkemampuan

    sedang memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan,

    tertulis, gambar dan diagram; mengajukan dugaan; dan memanipulasi matematika.

    Siswa yang berkemampuan rendah memenuhi pada indikator menyajikan

    pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram; dan mengajukan

    dugaan. (2) upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis

    siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga dengan melakukan

    pengayaan dan remedial. (3) upaya guru dalam mengatasi kemampuan penalaran

    matematis siswa yang rendah dengan melakukan pembelajaran tutor sebaya.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

    penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran matematika merupakan mata

    pelajaran yang diterapkan di setiap jenjang pendidikan dengan harapan mampu

    melatih peserta didik untuk belajar berpikir secara praktis, kritis, realistis, kreatif

    dan sistematis dalam mengambil setiap tindakan dalam rangka upaya

    meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan khususnya

    pendidikan matematika. Terdapat lima alasan mengapa pentingnya mempelajari

    matematika yaitu: 1) matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis,

    2) sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-

    pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan

    kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya.

    Secara sederhana matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak

    untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang

    demikian sangat penting dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-

    hari (Verawati, 2017: 1-2).

    Berdasarkan lampiran Permendikbud nomor 59 tahun 2014 dalam

    Kemendikbud (2014), tujuan pembelajaran matematika SMA yaitu: 1) dapat

    memahami konsep matematika, yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

    menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

    dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan pola sebagai dugaan dalam

  • 2

    pemecahan masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena

    atau fakta, 3) menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi

    matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang

    ada dalam pemecahan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta

    mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap,

    simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

    5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, 6)

    memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika

    dan pembelajarannya, 7) melakukan kegiatan motorik menggunakan

    pengetahuan matematika, dan 8) menggunakan alat peraga sederhana maupun

    hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematik (Alimuddin, dkk,

    2017: 2).

    Dewi (2018: 5) menyatakan kemampuan penalaran merupakan salah satu

    faktor yang harus dikuasai oleh setiap siswa dalam mempelajari matematika.

    Departemen Pendidikan Nasional telah menyatakan bahwa materi matematika

    dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu

    materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan

    dilatih melalui belajar materi matematika. Sehingga penalaran matematis

    memiliki peranan penting dalam mempelajari mata pelajaran matematika, dan

    keduanya saling berhubungan. Suatu proses kegiatan berpikir dalam menarik

    kesimpulan pengetahuan disebut penalaran. Sedangkan didalam hukum

    penyimpulan, penalaran adalah proses berpikir, yang berdasarkan premis yang

  • 3

    benar menarik konklusi yang benar pula. Dan ini dicapai kalau bentuk

    penalarannya sahih.

    Penalaran terjemahan dari bahasa Inggris reasoning, menurut kamus The

    Rendom House Dictionary berarti kegiatan atau proses menalar yang dilakukan

    seseorang adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan

    kesimpulan dan penilaian. Shuten dan Pierce mengemukakan bahwa penalaran

    sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang

    relevan. Penalaran menurut Fadjar Shadiq adalah suatu proses atau suatu

    aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam

    rangka membuat suatu pernyataan baru yang berdasarkan pada beberapa

    pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya

    (Aisyah, 2015: 3).

    Penalaran digunakan untuk berpikir tentang sifat-sifat sekumpulan obyek

    matematika dan mengembangkan perumunan yang dikenakan pada objek

    tersebut. O’daffler mengatakan penalaran matematik adalah bagian dari berpikir

    matematik yang meliputi membuat perumunan dan menarik kesimpulan yang

    sahih tentang gagasan-gagasan dan bagaimana gagasan tersebut saling terkait.

    Berdasarkan pernyataan di atas diperoleh bahwa penalaran melibatkan beberapa

    keterampilan penting seperti menyelidiki pola, membuat dan menguji dugaan

    (conjecture), dan menggunakan penalaran deduktif dan induktif formal untuk

    menformulasikan argumen matematika (Ruslan dan Santoso, 2013: 139).

    Alimuddin (2017: 3), memaparkan penelitian yang dilakukan Shimada

    bahwa pendekatan open-ended mampu memberikan stimulus kepada peserta

  • 4

    didik untuk menggunakan kemampuan yang telah dimilikinya dalam

    menyelesaikan masalah terbuka (open-ended). Pendekatan open-ended

    merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali

    dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. Soal-soal open-ended

    merupakan masalah matematika yang sedikit banyak membutuhkan kemampuan

    logika untuk menyelesaikannya. Logika digunakan untuk memecahkan masalah

    saat seseorang menjabarkan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil

    dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit serta membentuk pola atau

    menciptakan aturan-aturan.

    Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal, siswa tidak cukup

    dengan hanya memberikan soal-soal tertutup yang terdapat dalam buku

    pelajaran matematika yang selama ini dipakai di sekolah. Tapi diperlukan juga

    pemberian soal-soal open-ended yang bisa mengembangkan kemampuan

    penalaran siswa melalui permasalahan-permasalahan matematika yang

    diberikan oleh guru, yang selama ini tidak terdapat dalam buku pelajaran siswa.

    Diharapkan juga jika siswa diberi soal open-ended maka siswa akan

    mendapatkan sejumlah manfaat, berupa praktek menggali sumber-sumber yang

    dibutuhkan untuk membuat kesimpulan, rencana mengerjakan tugas, memilih

    metode dan menerapkan kemampuan.

    Hasil pelaksanaan wawancara peneliti dengan guru matematika di SMK

    Diponegoro Salatiga beliau mengatakan bahwa dalam materi barisan dan deret

    siswa mengalami beberapa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Siswa

    masih kesulitan dalam memahami informasi pada soal, serta strategi apa yang

  • 5

    harus dilakukan saat menyelesaikan soal. Selain itu, dalam hal penalaran masih

    cenderung rendah. Ketika siswa diminta untuk menyelesaikan soal, siswa tidak

    mampu memberikan kesimpulan dari pernyataan yang benar. Hal tersebut

    terlihat pada jawaban siswa saat menyelesaikan soal-soal.

    Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengolah dan

    menerima informasi serta menyelesaikan soal. Memberikan alasan yang tepat

    terhadap hasil yang diperolehnya serta memberikan kesimpulan dari pernyataan

    merupakan bagian dari indikator yang terdapat dalam penalaran matematis dan

    hal tersebut harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal. Sehingga hal ini

    menunjukkan keterkaitan antara kemampuan yang dimiliki siswa dengan

    kemampuan penalaran. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berinisiatif

    untuk melakukan penelitian kepada beberapa sampel untuk mengetahui seberapa

    besar kemampuan penalaran matematis siswa agar bisa mendeskripsikan sejauh

    mana kemampuan penalaran pada masing-masing siswa.

    Uraian diatas menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

    dengan judul “Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas XII

    Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga Melalui Soal Open-ended”.

  • 6

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

    dalam yang diajukan adalah:

    1. Bagaimanakah kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII Akuntansi

    1 SMK Diponegoro Salatiga?

    2. Bagaimana upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

    matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga?

    3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi masalah terhadap kemampuan

    penalaran matematis siswa yang rendah?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII

    Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga.

    2. Untuk mengetahui upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

    matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga.

    3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi masalah terhadap

    kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah.

    D. Manfaat Penelitian

    Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:

    1) Secara teoritis

  • 7

    Pada penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

    kemampuan penalaran matematis dan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

    evaluasi bagi pelaksanaan pembelajaran matematika, khususnya pada materi

    barisan dan deret sehingga pembelajaran matematika dapat dikembangkan.

    Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini diharapkan pula dapat menambah

    pengetahuan tentang kemampuan penalaran matematis

    2) Secara praktis

    a. Siswa

    Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah open-ended khususnya

    pada materi barisan dan deret dengan menggunakan kemampuan

    penalaran.

    b. Guru matematika

    Diharapkan mampu menyajikan soal open-ended yang melatih

    kemampuan penalaran setiap siswa.

    b. Sekolah

    Sebagai sumbangan informasi untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan

    meningkatkan kualitas pendidikan.

    c. Peneliti

    Diharapkan agar menindaklanjuti penelitian ini untuk dikembangkan lebih

    luas ruang lingkupnya.

    E. Penegasan Istilah

    Batasan pengertian terhadap beberapa istilah pokok yang terdapat dalam

    judul penelitian ini perlu diberikan guna menghindari supaya tidak terjadi

  • 8

    kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini.

    Maka penulis menjelaskan istilah-istilah tersebut antara lain:

    1. Penalaran

    Penalaran merupakan aktivitas berpikir yang abstrak. Untuk

    mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan

    dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa

    argumen. Penalaran merupakan pernyataan atau konsep abstrak dengan

    simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah

    kalimat (kalimat pernyataan) dan penalaran menggunakan simbol berupa

    argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari

    premis.

    2. Penalaran Matematis

    Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, kemampuan

    penalaran dan komunikasi matematis dalam belajar matematika harus

    dikuasai siswa. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran

    dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

    menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik

    tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

    daripada guru.

    3. Kemampuan Penalaran Matematis

    Secara umum kemampuan dianggap sebagai kecakapan atau

    kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan atau menyanggupi suatu

    pekerjaan. Penalaran matematis adalah berpikir mengenai permasalahan-

  • 9

    permasalahan matematika secara logis untuk memperoleh penyelesaian.

    Penalaran matematis juga mensyaratkan kemampuan untuk memilah apa

    yang penting dan tidak penting dalam menyelesaikan sebuah permasalahan

    dan untuk menjelaskan atau memberikan alasan atas sebuah penyelesaian.

    4. Soal Open-ended

    Soal open-ended yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal yang

    dirancang untuk menyelesaikan persoalan atau permasalahan dengan

    beberapa cara atau strategi. Dengan pemberian soal-soal open-ended

    memungkinkan siswa berperan aktif dalam mengembangkan metode

    penyelesaian masalah tanpa harus terpaku pada cara yang sudah biasa

    dikenal. Soal-soal open-ended memberikan peluang kepada siswa untuk

    memberikan banyak pemecahan masalah dengan banyak strategi pemecahan

    masalah, sehingga dengan beragamnya jawaban yang diberikan siswa

    tersebut guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir siswa.

    5. Barisan dan Deret

    Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua

    suku yang berurutan selalu tetap. Deret aritmatika adalah jumlah beruntun

    suku-suku suatu barisan aritmatika. Barisan geometri adalah barisan bilangan

    yang mempunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan.

  • 10

    F. Sistematika Penulisan

    BAB I: Pendahuluan

    Memuat kajian mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

    penelitian, kegunaan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

    sistematika penulisan

    BAB II: Kajian Pustaka

    Bab ini membahas tentang definisi penalaran, penalaran matematika,

    kemampuan penalaran matematika, soal open-ended.

    BAB III: Metode Penelitian

    Bab ini membahas tentang jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi dan

    waktu penelitian, sumber, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan

    pengecekan keabsahan data.

    BAB IV: Paparan dan Analisis Data

    1. Paparan data

    Bab ini membahas paparan data yang berupa batas-batas administrasi, data

    hasil ulangan akhir semester mata pelajaran matematika.

    2. Analisis data

    Analisis data ini membahas tentang hasil kemampuan penalaran siswa

    melalui soal open-ended.

  • 11

    BAB V Penutup

    Bab terakhir yaitu tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

    Hasil penelitian yang diambil dari hasil penelitian dari judul hingga proses

    pengambilan kesimpulan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang

    bersangkutan dalam penelitian ini.

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Penalaran

    Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006

    tentang standar isi khususnya untuk pembelajaran matematika yaitu agar

    siswa dapat menggunakan penalaran pada pola, sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dari pernyataan matematika. Depdiknas menuturkan materi

    matematika dan penalaran matematis adalah dua hal yang tidak dapat

    dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran, dan

    penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Dari kurikulum

    2013 juga dijelaskan bahwa salah satu kompetensi inti pembelajaran

    matematika adalah kemampuan menalar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ball,

    Lewis & Thamel menyatakan bahwa “mathematiccal reasoning is the

    foundation for the construction of mathematical knowledge”. Hal ini berarti

    penalaran matematis adalah fondasi untuk mendapatkan atau mengkonstruksi

    pengetahuan matematika (Suprihatin, dkk. 2018: 9).

    Keraf mengartikan penalaran sebagai proses berpikir dan berusaha

    menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui

    menuju kepada suatu kesimpulan (Shadiq, 2014: 42). Penalaran adalah suatu

  • 13

    proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi (Surajiyo, 2015:

    112).

    Al Krismanto mengemukakan di dalam mempelajari matematika

    kemampuan penalaran dapat dikembangkan pada saat siswa memahami suatu

    konsep (pengertian), atau menemukan dan membuktikan suatu prinsip.

    Ketika menemukan atau membuktikan suatu prinsip, dikembangkan pola

    pikir induktif dan deduktif. Siswa dibiasakan melihat ciri-ciri beberapa kasus,

    melihat pola dan membuat dugaan tentang hubungan yang berlaku umum

    (generalisasi, penalaran induktif). Disamping itu siswa juga perlu dibiasakan

    menerima terlebih dahulu suatu hubungan yang jelas kebenarannya,

    selanjutnya menggunakan hubungan itu untuk menemukan hubungan-

    hubungan lainnya (penalaran deduktif). Jadi baik penalaran deduktif maupun

    induktif, keduanya amat penting dalam pembelajaran matematika (Sa’adah,

    2010: 16).

    Suriasumantri (dalam Dewi, 2018: 24) mengemukakan bahwa

    penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang

    berupa pengetahuan. Penalaran ini menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan

    dengan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam

    menemukan kebenaran. Sebagaimana yang ditulis Suriasumantri bahwa

    sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu,

    yaitu adanya pola berpikir yang biasa disebut logika, dan bersifat analitik dari

    proses berpikirnya.

  • 14

    1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam

    hal ini maka dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai

    bentuk logikanya sendiri. Atau dapat disimpulkan bahwa kegiatan

    penalaran merupakan proses berpikir logis, dimana berpikir logis disini

    harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu.

    2. Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan kegiatan

    berpikir yang menyadarkan diri kepada suatu analisis, dan kerangka

    berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran

    yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan

    analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran

    lainnya yang mempergunakan logika tersendiri pula.

    Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri

    kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis

    tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah

    merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan

    demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri

    pula.

    Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

    penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik

    kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa

    pernyataan yang diketahui sebelumnya.

  • 15

    Di dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran, yaitu penalaran

    deduktif dan penalaran induktif sebagai berikut (Shadiq, 2014: 42):

    1) Penalaran deduktif

    Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan

    penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus dan

    diakhiri simpulan yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku.

    Penalaran deduktif merupakan proses berpikir dimana kita menyimpulkan

    bahwa kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat

    logis dari kebenaran sebelumnya. Penalaran deduktif adalah suatu cara

    penarikan kesimpulan dari pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap

    benar dengan menggunakan logika (Shadiq, 2014: 59-63).

    2) Penalaran induktif

    Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan

    observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri

    kesimpulan umum. Penalaran induktif juga merupakan proses berpikir

    untuk menarik suatu kesimpulan yang berlaku umum berdasarkan atas

    fakta-fakta yang bersifat khusus. Proses bernalar induktif meliputi

    menduga, mengenali pola dan membentuk generalisasi. Sehingga dapat

    disimpulkan berpikir induktif merupakan berpikir menggunakan kejadian

    atau pengalaman yang sering dijumpai, disimpulkan menjadi kebenaran

    secara umum (Rubyanto, 2015: 24).

  • 16

    2. Penalaran Matematika

    Brodie (2010: 7) memberikan istilah penalaran matematika dalam

    beberapa literatur disebut dengan mathematical reasoning. Brodie

    menyatakan bahwa, “Mathematical reasoning is reasoning about and with

    the object of mathematics.” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa

    penalaran matematika adalah penalaran mengenai objek matematika.

    Gardner mengungkapkan bahwa penalaran matematis adalah

    kemampuan menganalisa, menggeneralisasi, mensintesis / mengintegrasikan,

    memberikan alasan yang tepat dan menyelesaikan masalah tidak rutin

    (Lestari dan Yudhanegara 2015: 82).

    Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, kemampuan

    penalaran dan komunikasi matematis dalam belajar matematika harus

    dikuasai siswa. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran

    dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

    menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik

    tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

    daripada guru.

    Penalaran matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir

    secara logis dan sistematis merupakan ranah kognitif matematika yang paling

    tinggi. Indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran

    matematika yang dikemukakan oleh Sumarno, yaitu (Lestari dan

    Yudhanegara 2015: 82):

    1) Menarik kesimpulan logis.

  • 17

    2) Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

    3) Memperkirakan jawaban dan proses solusi.

    4) Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi atau

    membuat analogi dan generalisasi.

    5) Menyusun dan menguji konjektur.

    6) Membuat counter example (kontra contoh).

    7) Mengikuti aturan inferensi dan memeriksa validitas argumen.

    8) Menyusun argumen yang valid.

    9) Menyusun pembuktian langsung, tidak langsung dan menggunakan

    induksi matematika.

    Berikut indikator penalaran matematis menurut Peraturan Dirjen

    Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Shadiq, 2014: 51):

    1) Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,

    gambar dan diagram.

    2) Kemampuan mengajukan dugaan.

    3) Kemampuan melakukan manipulasi matematika.

    4) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan / bukti terhadap

    kebenaran solusi.

    5) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

    6) Memeriksa kesahihan suatu argumen.

    7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

    generalisasi.

  • 18

    Berdasarkan indikator penalaran matematis yang dikemukakan oleh

    Peraturan Dirjen Dikdasmen diatas, maka terbentuklah tabel klasifikasi

    penilaian kemampuan penalaran siswa:

    Tabel 2.1 indikator penalaran matematis siswa

    No. Indikator Penalaran Matematis Skor

    1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara

    lisan, tertulis, gambar dan diagram

    1

    2. Kemampuan mengajukan dugaan 1

    3. Kemampuan melakukan manipulasi matematika 1

    4. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan / bukti

    terhadap kebenaran solusi

    1

    5. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan 1

    6. Memeriksa kesahihan suatu argumen 1

    7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk

    membuat generalisasi

    1

    Jika siswa mempunyai penalaran matematis yang baik maka siswa

    tersebut mempunyai:

    a) Rasa ketertarikan pada matematika.

    b) Pengetahuan dan pemahaman terhadap sifat-sifat matematika yang baik,

    meliputi konsep, prosedur, dan keterampilan.

    c) Kemampuan melakukan analisis dan beralasan secara matematis.

    d) Kemampuan menggunakan bahasa matematika untuk

    mengkomunikasikan ide-ide.

  • 19

    e) Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika.

    f) Kemampuan menyelesaikan persoalan matematika pada kehidupan sehari-

    hari.

    Nur mengemukakan bahwa ada lima penalaran, yaitu (Setianingsih,

    2016: 22-23):

    a) Penalaran proposional

    Penalaran proposional merupakan suatu sumber struktur kualitatif

    yang memungkinkan pemahaman suatu sistem fisik kompleks yang

    mengandung banyak faktor.

    b) Pengontrolan variabel

    Perkembangan kemampuan pengontrolan variabel merupakan

    indeks perkembangan intelektual. Pemikir formal dapat menetapkan dan

    mengontrol variabel-variabel tertentu dari suatu masalah.

    c) Penalaran probabilistik

    Penalaran probabilistik terjadi pada saat seorang mempergunakan

    informasi untuk memutuskan apakah suatu kesimpulan berkemungkinan

    benar atau berkemungkinan tidak benar, dan hal-hal yang memiliki

    kemungkinan terjadi dari perhitungan peluang.

    d) Penalaran korelasional

    Penalaran korelasional didefinisikan sebagai suatu pola berpikir

    untuk menentukan kuatnya hubungan timbal balik atau hubungan terbalik

    antara variabel yang ditinjau dengan variabel lainnya. Penalaran

  • 20

    korelasional melibatkan pengidentifikasian dan penverifikasian antar

    variabel.

    e) Penalaran kombinatorial

    Penalaran kombinatorial adalah kemampuan untuk

    mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin pada situasi tertentu.

    Pemikir formal pada saat memecahkan suatu masalah akan menggunakan

    sebuah kombinasi atau faktor yang mungkin ada kaitannya dengan

    masalah tersebut.

    Penalaran matematika diperlukan untuk menentukan apakah sebuah

    argumen matematika benar atau salah dan juga dipakai untuk membangun

    suatu argumen matematika. Penalaran matematika tidak hanya penting untuk

    melakukan pembuktian (proof) atau pemeriksaan program (program

    verification) tetapi juga untuk melakukan inferensi dalam suatu sistem

    kecerdasan buatan (artificial intellegence). Dari pengertian di atas dapat

    disimpulkan bahwa penalaran matematis adalah suatu proses berpikir dalam

    menentukan sebuah argumen matematika benar atau salah yang selanjutnya

    digunakan untuk membuat suatu argumen matematika baru.

    3. Kemampuan Penalaran Matematika

    Gardner mengungkapkan bahwa penalaran matematis adalah

    kemampuan menganalisis, menggeneralisasi, mensintesis, mengintegrasikan,

    memberikan alasan yang tepat dan menyelesaikan masalah tidak rutin

    (Lestari dan Yudhanegara, 2015: 82).

  • 21

    Turmudi (dalam Sumartini 2015: 2), mengatakan bahwa kemampuan

    penalaran matematis merupakan suatu kebiasaan otak seperti halnya

    kebiasaan lain yang harus dikembangkan secara konsisten menggunakan

    berbagai macam konteks, mengenal penalaran dan pembuktian merupakan

    aspek-aspek fundamental dalam matematika.

    National Council of Teacher Mathematics (NCTM) menyatakan

    kemampuan bernalar berperan penting dalam memahami matematika.

    Bernalar secara matematis merupakan suatu kebiasaan berpikir, dan layaknya

    suatu kebiasaan, maka penalaran semestinya menjadi bagian yang konsisten

    dalam setiap pengalaman-pengalaman matematis siswa (Mahendra, dkk,

    2016: 2).

    Melihat penalaran matematis yang memiliki peranan penting dalam

    proses berpikir, maka manfaat penalaran menurut Lehman (Gustiati, 2016:

    49), adalah:

    1) Memperluas keyakinan (extending belief).

    2) Menemukan kebenaran (getting at the truth).

    3) Meyakinkan (peruading).

    4) Menjelaskan (eksplaining).

    Baroody mengungkapkan penalaran adalah suatu alat yang esensial

    untuk matematika dan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Baroody

    mengungkapkan ada empat alasan, mengapa penalaran penting untuk

    matematika dan kehidupan sehari-hari (Wiyanti dan Leonard, 2017: 613)

    yaitu: (1) The reasoning needed to do mathematics. Ini berarti penalaran

  • 22

    memainkan peran penting dalam pengembangan dan aplikasi matematika.

    Misalnya dalam pembuktian-pembuktian geometri diperlukan penalaran

    deduktif. (2) The need for reasoning in school mathematics. Menurut NCTM

    salah satu tujuan utama dalam pembelajaran matematika adalah

    mengutamakan perkembangan daya matematis siswa. (3) Reasoning involved

    in other content areas. Ini berarti keterampilan-keterampilan penalaran dapat

    diterapkan pada ilmu-ilmu lain. (4) Reasoning for everyday life. Ini berarti

    penalaran suatu alat yang esensial untuk mengatasi masalah kehidupan

    sehari-hari.

    Dari beberapa definisi penalaran yang dikemukakan di atas, peneliti

    menyimpulkan bahwa penalaran adalah serangkaian proses berpikir untuk

    menarik suatu kesimpulan berdasarkan pada fakta dan sumber yang relevan

    dan telah dibuktikan nilai kebenarannya. Penalaran dalam pembelajaran

    matematika dibutuhkan untuk menentukan apakah suatu argumen

    matematika benar atau salah, selain itu juga dipakai untuk membangun suatu

    argumen matematika. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang

    diperlukan siswa melalui pelajaran matematika adalah menata nalar siswa.

    Jika penataan nalar siswa berjalan dengan baik maka dapat menumbuhkan

    kebiasaan menalar.

    4. Soal Open-ended

    Soal-soal open-ended dirancang untuk menyelesaikan persoalan atau

    permasalahan dengan beberapa cara atau strategi. Dengan pemberian soal-

    soal open-ended memungkinkan siswa berperan aktif dalam mengembangkan

  • 23

    metode penyelesaian masalah tanpa harus terpaku pada cara yang sudah biasa

    dikenal. Soal-soal open-ended memberikan peluang kepada siswa untuk

    memberikan banyak pemecahan masalah dengan banyak strategi pemecahan

    masalah, sehingga dengan beragamnya jawaban yang diberikan siswa

    tersebut guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir siswa. Dengan

    memberikan soal-soal open-ended proses berpikir siswa dapat tergambar atau

    ditelusuri melalui jawabannya. Dengan demikian guru akan mendapat banyak

    informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa (Mustikasari, dkk,

    2010: 47).

    Mahmudi (dalam Setyaningrum, 2017: 2) mengatakan bahwa soal

    terbuka (open-ended) adalah soal yang mempunyai banyak solusi dan strategi

    penyelesaian. Soal yang bersifat terbuka memiliki tujuan membantu

    mengembangkan dengan maksimal berpikir kreatif sesuai kemampuan yang

    dimiliki setiap siswa. Dengan demikian, siswa dibiasakan untuk berpikir tidak

    monoton dan tidak terpaku dengan contoh yang diberikan oleh guru.

    Dengan memberikan soal open-ended kepada siswa, maka

    pembelajaran tersebut dapat membangun kegiatan interaktif antara

    matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab

    permasalahan melalui berbagai strategi. Soal open-ended dapat mengarahkan

    siswa dalam menjawab dengan banyak cara sehingga merangsang

    kemampuan intelektual dan pengalaman berpikir kreatif siswa. Keadaan ini

    akan membiasakan siswa berpikir dan bertindak secara kreatif pada diri siswa

  • 24

    yang sangat diperlukan untuk menghadapi kehidupan dan melanjutkan

    pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

    Mengembangkan soal open-ended adalah masalah yang tepat untuk

    siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi

    berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jepang dalam jangka waktu

    yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan

    dalam mengkonstruksikan masalah tersebut, diantaranya:

    a. Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-

    konsep matematika dapat diawali dan dikaji siswa

    b. Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat

    menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.

    c. Disajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa

    dapat membantu suatu konjektur.

    d. Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan

    aturan matematika.

    e. Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi

    dari pelajarannya (Yuliana, 2015: 169).

    Ciri terpenting dari soal-soal open-ended adalah tersedianya

    kemungkinan dapat serta tersedia bagi siswa untuk memakai sejumlah

    metode yang dianggapnya paling sesuai dalam menyelesaikan soal itu. Dalam

    arti, pertanyaan pada bentuk open-ended diarahkan untuk menggiring

    tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan. Cheesman berpendapat

    bahwa pertanyaan open-ended memerlukan respon mengenai proses berpikir,

  • 25

    kemampuan menyusun generalisasi dan kemampuan mencari hubungan

    diantara dua konsep. Hancock mengatakan soal-soal open-ended dapat

    mengetahui bahwa proses berperan sama pentingnya dengan hasil akhir

    dalam problem solving. Coxford dan Steinmark mengemukakan bahwa nilai

    dari soal-soal open-ended, bukan hanya terletak pada format dan materi yang

    terkandung dalam soal, melainkan sangat ditentukan oleh prosedur, suasana

    dan cara penyampaiannya (Yuliana, 2015: 168).

    Shimada mendefinisikan soal open-ended adalah permasalahan yang

    diformulasikan mempunyai banyak jawaban yang benar. Masalah

    matematika terbuka (open-ended) dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,

    yaitu: 1) problem dengan satu jawaban banyak cara penyelesaian, yaitu soal

    yang diberikan kepada siswa yang mempunyai banyak solusi/cara

    penyelesaian akan tetapi mempunyai satu jawaban; 2) problem banyak cara

    penyelesaian dan juga banyak jawaban, yaitu soal yang diberikan kepada

    siswa yang selain mempunyai banyak solusi/cara penyelesaian, tetapi juga

    mempunyai banyak jawaban (Ruslan dan Santoso, 2013: 142).

    Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang, apabila hanya

    ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan, atau hanya ada

    satu jalan penyelesaian yang mungkin untuk masalah yang diberikan guru.

    Contoh penerapan masalah open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah

    ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang

    berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi

    pada jawaban.

  • 26

    Lebih lanjut Sawada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga

    tipe masalah open-ended yang dapat diberikan, yaitu: 1) menemukan

    hubungan, soal ini diberikan bertujuan agar siswa dapat menemukan beberapa

    aturan atau hubungan matematis; 2) mengklasifikasi, siswa diminta

    mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang berbeda dari suatu objek

    tertentu untuk menformulasikan beberapa konsep tertentu; 3) pengukuran,

    siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian

    tertentu. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan pengetahuan dan

    ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah.

    Selanjutnya Heddens dan Speer (dalam Mustikasari, dkk, 2010: 47)

    mengungkapkan bahwa dengan pemberian soal open-ended, dapat memberi

    rangsangan kepada siswa untuk meningkatkan cara berpikirnya, siswa

    memiliki kebebasaan untuk mengekspresikan hasil eksplorasi daya nalar dan

    analisanya secara aktif dan kreatif dalam upaya menyelesaikan suatu

    permasalahan.

    Ketika siswa dihadapkan pada soal open-ended tujuannya bukan hanya

    berorientasi pada mendapatkan jawaban atau hasil akhir tetapi lebih

    menekankan pada bagaimana siswa sampai pada suatu jawaban, siswa dapat

    mengembangkan metode, cara atau pendekatan berbeda untuk menyelesaikan

    masalah. Dalam pelaksanaannya hal tersebut memberikan peluang pada siswa

    untuk menyelidiki dengan metode yang mereka yakini, dan memberikan

    kemungkinan pengerjaan dengan ketelitian yang lebih besar dalam

    pemecahan masalah matematika. Sebagai hasilnya, dimungkinkan untuk

  • 27

    mempunyai suatu pengembangan yang lebih kaya dalam pemikiran

    matematika siswa, serta membantu perkembangan aktivitas dan kreatif dari

    siswa.

    Becker dan Epstein menjelaskan, suatu soal dapat terbuka (open) dalam

    tiga kemungkinan, yaitu: Proses yang terbuka yaitu ketika soal menekankan

    pada cara dan strategi yang berbeda dalam menemukan solusi yang tepat.

    Jenis soal semacam ini masih mungkin memiliki satu solusi tunggal; Hasil

    akhir yang terbuka yaitu ketika soal memiliki jawaban akhir yang berbeda-

    beda; Cara untuk mengembangkan yang terbuka, yaitu ketika soal

    menekankan pada bagaimana siswa dapat mengembangkan soal baru

    berdasarkan soal awal (intitial problem) yang diberikan (Wijaya, 2012).

    Sawada (dalam Ruslan dan Santoso, 2013: 142) mengemukakan bahwa

    secara umum terdapat tiga tipe masalah open-ended yang dapat diberikan,

    yaitu:

    1) Menemukan hubungan, soal ini diberikan bertujuan agar siswa dapat

    menemukan beberapa aturan atau hubungan matematis.

    2) Mengklasifikasi, siswa diminta mengklasifikasikan berdasarkan

    karateristik yang berbeda dari suatu objek tertentu untuk

    memformulasikan beberapa konsep tertentu.

    3) Pengukuran, siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik

    dari suatu kejadian tertentu. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan

    pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk

    memecahkan masalah.

  • 28

    Sawada mengemukakan keunggunalan dari pembelajaran dengan

    pemberian soal-soal open-ended adalah sebagai berikut (Mustikasari, dkk,

    2010: 48):

    1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pelajaran dan lebih mudah

    mengungkapkan ide-idenya.

    2) Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk memaknai pengetahuan

    yang komprehensif dan ketrampilan matematikanya.

    3) Setiap siswa dapat merespons soal dalam beberapa cara berbeda menurut

    caranya sendiri. Soal open-ended memberikan setiap siswa kesempatan

    untuk menemukan jawabannya sendiri.

    4) Memberikan siswa pengalaman bernalar melalui kegiatan

    membandingkan dan diskusi dalam kelas, siswa sangat termotivasi untuk

    memberikan alasan dari jawaban-jawabannya kepada siswa-siswa lain.

    5) Terdapat pengalaman kaya bagi siswa untuk menikmati kesenangan

    menemukan dan menerima persetujuan dari teman kelasnya.

    Beberapa keunggulan dari soal open-ended yang dipaparkan oleh

    Suherman antara lain (Ruslan dan Santoso, 2013: 143):

    1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

    mengekspresikan idenya.

    2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

    pengetahuan dan keterampilan matematika secara komprehensif.

    3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

    permasalahan dengan cara mereka sendiri.

  • 29

    4) Siswa dengan cara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

    penjelasan.

    5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam

    menjawab permasalahan.

    Takashi memaparkan keunggulan pendekatan open-ended

    (Mustikasari, 2010: 44), adalah:

    1) Siswa mengambil bagian lebih aktif dalam pembelajaran, dan sering

    menyatakan ide-ide mereka.

    2) peluang menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematis mereka

    3) Siswa dengan kemampuan rendah bisa memberikan reaksi terhadap

    masalah dengan beberapa cara signifikan dari milik mereka sendiri.

    4) Mendorong siswa untuk memberikan bukti.

    5) Siswa memiliki pengalaman yang kaya dan senang atas penemuan mereka

    dan menerima persetujuan temannya.

    Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diungkap bahwa tujuan dari

    pemberian soal open-ended dalam pembelajaran matematika adalah untuk

    meningkatkan kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan

    agar berkembang secara maksimal, memberikan kebebasan siswa untuk

    berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan,

    sikap dan minatnya melalui berbagai strategi dan cara yang diyakininya

    dalam menyelesaikan masalah sehingga membentuk intelegensi matematika

    siswa.

  • 30

    5. Barisan dan Deret

    a. Pola Bilangan Suku Ke-n

    Jika suatu barisan bilangan ditulis dengan lambang U untuk

    menyatakan urutan suku-sukunya, maka bilangan pertama ditulis U1,

    bilangan kedua ditulis U2, bilangan ketiga ditulis U3, dan seterusnya.

    Dengan demikian, diperoleh bentuk umum barisan bilangan yaitu

    𝑈1, 𝑈2, 𝑈3, … 𝑈𝑛 dengan 𝑈𝑛 = 𝑓(𝑛) disebut rumus umum suku ke-n dari

    barisan bilangan.

    b. Barisan Aritmatika

    Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara

    dua suku yang berurutan selalu tetap.

    Bentuk umum barisan aritmatika:

    𝑈1, 𝑈2, 𝑈3, … 𝑈𝑛 atau 𝑎, (𝑎 + 𝑏), (𝑎 + 2𝑏), … , (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

    1) Suku ke-n barisan aritmatika

    Jika terdapat barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b,

    barisan bilangan dapat diurutkan sebagai berikut:

    𝑈1 = 𝑎

    𝑈2 = 𝑎 + 𝑏

    𝑈3 = (𝑎 + 𝑏) + 𝑏 = 𝑎 + 2𝑏

    𝑈𝑛 = 𝑎(𝑛 − 1)𝑏

    Keterangan:

    𝑈𝑛 = Suku ke-n 𝑎 = Suku pertama

  • 31

    𝑏 = Beda 𝑛 = Banyaknya suku

    2) Suku tengah barisan aritmatika

    Jika barisan aritmatika memiliki suku ganjil, suku tengahnya

    dirumuskan sebagai berikut: 𝑈1 =𝑎+𝑈𝑛

    2

    Keterangan:

    𝑈1 = Suku tengah

    𝑎 = Suku pertama

    𝑈𝑛 = Suku terakhir

    3) Sisipan pada barisan aritmatika

    Misalkan di antara dua bilangan real x dan y (dengan 𝑥 ≠ 𝑦) akan

    disisipkan sebanyak k bilangan (𝑘 ∈ bilangan asli). Bilangan-bilangan

    semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan itu membentuk suatu

    barisan aritmatika.

    𝑏′ =𝑦−𝑥

    𝑘+1 atau 𝑏′ =

    𝑏

    1+𝑘 dan 𝑛′ = 𝑛 + 𝑛 − 1)𝑘

    Keterangan:

    𝑏′ = Beda baru

    x, y = Bilangan semula

    𝑘 = Banyak bilangan

    yang disisipkan

    𝑏 = Beda semula

    𝑛 = Banyak suku barisan

    aritmatika lama

    𝑛′ = Banyak suku barisan

    aritmatika baru

  • 32

    c. Deret Aritmatika

    Deret aritmatika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan

    aritmatika.

    Bentuk umum deret aritmatika:

    𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛 atau 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + ⋯ + (𝑎 +

    (𝑛 − 1)𝑏)

    𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + ⋯ + (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

    Persamaan ini dapat ditulis sebagai:

    𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 + ⋯ + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 𝑏) + 𝑎

    𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏, maka 𝑆𝑛dapat dinyatakan sebagai berikut:

    𝑺𝒏 =𝒏

    𝟐(𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏)𝒃) atau 𝑺𝒏 =

    𝒏

    𝟐(𝒂 + 𝑼𝒏)

    Keterangan:

    𝑆𝑛 = Jumlah suku ke-n

    𝑛 = Banyaknya suku

    𝑎 = Suku pertama

    𝑏 = Beda

    𝑈𝑛 = Suku ke-n

    Berikut sifat-sifat 𝑆𝑛 pada deret aritmatika:

    1) 𝑺𝒏 =𝒏

    𝟐(𝒂 + 𝑼𝒏) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli)

    yang tidak memiliki suku tetapan.

    2) Adapun untuk setiap (𝑛 ∈ bilangan asli) berlaku hubungan 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1 =

    𝑈𝑛 (suku ke-n).

  • 33

    d. Barisan geometri

    Barisan geometri yang mempunyai rasio tetap antara dua suku

    barisan yang berurutan disebut barisan geometri. Jadi, suku ke-n barisan

    geometri dirumuskan sebagai berikut. 𝑼𝒏 = 𝒂𝒓𝒏−𝟏

    Guna mencari rasio suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut!

    𝑈2 = 𝑈1 × 𝑟, maka 𝑟 =𝑈2

    𝑈1

    𝑈3 = 𝑈2 × 𝑟, maka 𝑟 =𝑈3

    𝑈2

    𝑈𝑛 = 𝑈𝑛−1 × 𝑟, maka 𝑟 =𝑈𝑛

    𝑈𝑛−1

    Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut: 𝑟 =

    𝑈𝑛

    𝑈𝑛−1

    e. Deret Geometri

    Deret geometri adalah jumlah dari semua suku-suku pada barisan

    geometri.

    Jumlah suku-suku deret geometri dirumuskan sebagai berikut.

    𝑆𝑛 =𝑎(1−𝑟𝑛)

    1−𝑟 untuk 𝑟 < 1

    𝑆𝑛 =𝑎(1−𝑟𝑛)

    1−𝑟 untuk 𝑟 > 1

    Keterangan:

    𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama

    𝑎 = Suku pertama

    𝑟 = Rasio / pembanding

    𝑛 = Banyaknya suku

  • 34

    1) Deret Geometri Tak hingga konvergen

    Deret geometri tak hingga konvergen terjadi apabila deret

    tersebut memiliki rasio |𝑟| > 1 atau −1 < 𝑟 < 1. Jumlah deret

    geometri yang konvergen dirumuskan dengan pendekatan sebagai

    berikut. 𝑺∞ =𝒂

    𝟏−𝒓

    2) Deret geometri tak hingga divergen

    Deret geometri tak hingga divergen (menyebar) terjadi apabila

    deret tersebut memiliki rasio |𝑟| > 1 atau 𝑟 > 1 atau 𝑟 < −1. Jumlah

    deret geometri divergen tidak didefinisikan.

    Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil 𝑎 + 𝑎𝑟2 + 𝑎𝑟4 + ⋯

    dapat dirumuskan sebagai berikut. 𝑺𝒈𝒂𝒏𝒋𝒊𝒍 =𝒂

    𝟏−𝒓𝟐

    Adapun jumlah suku-suku pada kedudukan genap 𝑎 + 𝑎𝑟3 +

    𝑎𝑟5 + ⋯ dapat dirumuskan sebagai berikut. 𝑺𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑 =𝒂

    𝟏−𝒓𝟐

    Rumusan jumlah suku yang berkedudukan ganjil dan genap dapat

    diperoleh hubungan sebagai berikut. 𝑺𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑

    𝑺𝒈𝒂𝒏𝒋𝒊𝒍= 𝒓

    f. Aplikasi barisan

    1) Pertumbuhan

    Pertumbuhan dalam matematika adalah perubahan secara

    kuantitas (jumlah) suatu objek (baik benda mati maupun hidup) yang

    makin meningkat (makin banyak) dari periode pertama, kedua, dan

    seterusnya dalam rentang waktu tertentu. Misalkan pertumbuhan setiap

    tahun di suatu tempat biasanya meningkat sebesar I (dengan i dalam %),

  • 35

    dan banyak penduduk di awal sebanyak 𝐴0 serta banyak penduduk

    setelah n tahun dimisalkan dengan 𝐴𝑛, maka dapat disusun model

    perhitungan setiap periodenya sebagai berikut.

    Setelah tahun pertama (𝐴1):

    𝐴1 = 𝐴0 + 𝑖 × 𝐴0

    = 𝐴0(1 + 𝑖)

    Setelah tahun kedua (𝐴2):

    𝐴2 = 𝐴1 + 𝑖 × 𝐴1

    = 𝐴1(1 + 𝑖)

    = 𝐴0(1 + i)2

    Setelah tahun ketiga (𝐴3):

    𝐴3 = 𝐴2 + 𝑖 × 𝐴2

    = 𝐴2(1 + 𝑖)

    = 𝐴0(1 + i)3

    Dan seterusnya sehingga setelah tahun ke-n (𝐴𝑛):

    𝐴𝑛 = 𝐴𝑛−1 + 𝑖 × 𝐴𝑛−1

    = 𝐴𝑛−1(1 + 𝑖)

    = 𝐴0(1 + i)𝑛

    Jika diketahui presentasenya, pertumbuhan setelah tahun ke-n dapat

    dihitung dengan rumus berikut. 𝑨𝒏 = 𝑨𝟎(𝟏 + 𝐢)𝒏

    Jika diketahui kelipatannya langsung, pertumbuhan setelah tahun ke-n

    dapat dihitung dengan sebagai berikut. 𝑨𝒏 = 𝑨𝟎𝒓𝒏 dengan 𝑟 > 1

  • 36

    Keterangan:

    𝐴0 = Jumlah objek di awal

    𝐴𝑛 = Jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n

    𝑖 = Presentase kenaikan/pertumbuhan

    𝑟 = Kelipatan kenaikan/pertumbuhan (rasio)

    2) Peluruhan

    Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu

    objek (baik benda mati maupun benda hidup) yang makin lama makin

    menurun jumlahnya (makin sedikit) dari periode pertama, periode

    kedua dan seterusnya dalam rentang waktu tertentu. Bentuk peluruhan

    ini biasanya menggunakan pola atau barisan geometri. Misalkan

    peluruhan suatu objek di suatu tempat setiap tahunnya menurun sebesar

    i (dengan i dalam %) dari periode sebelumnya, dan banyak objek di

    awal 𝐴0 serta banyak objek setelah n tahun dimisalkan dengan 𝐴𝑛,

    maka dapat disusun model perhitungan setiap perhitungan setiap

    periodenya sebagai berikut.

    Setelah tahun pertama (𝐴1):

    𝐴1 = 𝐴0 − 𝑖 × 𝐴0

    = 𝐴0(1 − 𝑖)

    Setelah tahun kedua (𝐴2):

    𝐴2 = 𝐴1 − 𝑖 × 𝐴1

    = 𝐴1(1 − 𝑖)

  • 37

    = 𝐴0(1 − i)2

    Setelah tahun ketiga (𝐴3):

    𝐴3 = 𝐴2 − 𝑖 × 𝐴2

    = 𝐴2(1 − 𝑖)

    = 𝐴0(1 − i)3

    Dan seterusnya sehingga setelah tahun ke-n (𝐴𝑛):

    𝐴𝑛 = 𝐴𝑛−1 − 𝑖 × 𝐴𝑛−1

    = 𝐴𝑛−1(1 − 𝑖)

    = 𝐴0(1 − i)𝑛

    Peluruhan setelah tahun ke-n dapat dihitung dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut.

    Jika diketahui presentase (i): 𝐴𝑛 = 𝐴0(1 − i)𝑛

    Adapun jika diketahui kelipatannya langsung (rasio): 𝐴𝑛 = 𝐴0(r)𝑛

    dengan 0 < 𝑟 < 1.

    Keterangan:

    𝐴0 = Jumlah objek awal

    𝐴𝑛 = Jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n

    𝑖 = Presentase penurunan/peluruhan

    𝑟 = Kelipatan penurunan/peluruhan (rasio)

  • 38

    3) Bunga Majemuk

    a. Menentukan besarnya bunga majemuk

    Besarnya bunga pada akhir periode ke-n (𝐵𝑛) dapat ditentukan

    dengan rumus sebagai berikut.

    𝐵𝑛 = 𝑖 × (1 + 𝑛)𝑛−1 × 𝑀

    Keterangan:

    𝐵𝑛 = Bunga periode ke-n (akhir periode ke-n)

    𝑖 =Suku bunga per periode

    𝑀 = Modal awal yang ditabung atau dipinjam

    b. Menentukan besarnya modal akhir pada bunga majemuk

    Besarnya modal akhir periode ke-n dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus berikut.

    𝑀𝑛 = 𝑀(1 + 𝑖)𝑛

    Keterangan:

    𝑀𝑛 = Modal akhir setelah periode ke-n (akhir periode ke-n)

    Catatan:

    𝑖 dan 𝑛 harus dalam satuan/periode yang sama.

    Jika 𝑖 dan 𝑛 tidak dalam periode yang sama, satuan n diubah

    menjadi bentuk satuan 𝑖.

  • 39

    c. Menentukan modal akhir (𝑴𝒏) bunga majemuk dengan masa

    bunga pecahan (n)

    Jangka waktu (n) proses berbunganya suatu modal tidak hanya

    merupakan bilangan. Jika jangka waktu bukan merupakan bilangan

    bulat, maka cara menentukan nilai (1 + 𝑖)𝑛 dapat dilakukan dengan

    beberapa cara, sebagai berikut.

    1. Dengan menghitung langsung bentuk (1 + 𝑖)𝑛 menggunakan

    kalkulator.

    2. Sisa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung

    bunga berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir masa bunga

    yang bulat.

    𝑀𝑛 = 𝑀(1 + 𝑖)𝑛(1 + 𝑃. 𝑖) dengan p masa bunga pecahan.

    4) Anuitas

    Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya,

    dibayarkan setiap akhir jangka waktu dan terdiri atas bagian bunga an

    bagian angsuran.

    Anuitas = bunga + angsuran

    a. Menentukan angsuran ke-n (𝒂𝒏)

    Jika suatu pinjaman M dilunasi dengan sistem anuitas tahunan

    selama n tahun suku bunga i% / tahun, dan setiap anuitas sama

    besarnya, maka berlaku:

    𝐴𝑛 + 1 = 𝐴𝑛

    𝑎𝑛+1 + 𝑏𝑛+1 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛

  • 40

    𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1

    = 𝑎𝑛 + (𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1)

    = 𝑎𝑛 + (𝑎𝑛. 𝑖)

    = 𝑎𝑛 + (1 + 𝑖)

    Sehingga diperoleh:

    𝑎2 = 𝑎1 + (1 + 𝑖)

    𝑎3 = 𝑎2 + (1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)(1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)2

    𝑎4 = 𝑎3 + (1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)(1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)3

    𝑎𝑛 = 𝑎1 + (1 + 𝑖)𝑛−1

    Besarnya angsuran dapat dinyatakan sebagai berikut.

    𝒂𝒏 = 𝒂𝟏 + (𝟏 + 𝒊)𝒏−𝟏 atau 𝒂𝒏 = 𝒂𝒌 + (𝟏 + 𝒊)

    𝒏−𝒌

    Keterangan:

    𝑎𝑛 = Angsuran ke-n

    𝑎𝑘 = Angsuran ke-k

    𝑎1 = Angsuran pertama

    𝑖 = Suku bunga setiap periodenya

    Guna mencari besarnya bunga pertama dirumuskan sebagai berikut.

    𝑏1 = 𝑀. 𝑖

    𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1 = 𝑎𝑛. 𝑖

  • 41

    b. Menentukan anuitas

    Rumus anuitas dapat dijabarkan dengan menggunakan konsep

    barisan dan deret geometri. Misalkan seseorang meminjam uang

    sebesar M yang akan dilunasi dengan mencicil sebesar A setiap

    periodenya. Jika besarnya suku bunga i% per periode, maka

    besarnya anuitas (A) dengan mencicil n kali dapat dihitung dengan

    penjabaran rumus berikut.

    Besarnya pinjaman = jumlah semua angsuran

    𝑀 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + ⋯ + 𝑎𝑛

    𝑀 = 𝑎1 + 𝑎1(1 + 𝑖) + 𝑎1(1 + 𝑖)2 + 𝑎1(1 + 𝑖)

    3 + ⋯ +

    𝑎𝑛(1 + 𝑖)𝑛

    𝑀 = Jumlah barisan geometri dengan suku pertama = 𝑎1 dengan

    rasio = (1 + 𝑖)

    𝑀 =𝑎1((1+𝑖)

    𝑛−1)

    (1+𝑖)−1

    𝑀 =𝑎1((1+𝑖)

    𝑛−1)

    𝑖

    𝑎1 =𝑀.𝑖

    ((1+𝑖)𝑛−1)

    Ingat kembali bahwa:

    𝐴 = 𝑎1 + 𝑏1

    𝐴 = 𝑎1 + 𝑀. 𝑖

    𝑎1 = 𝐴 − 𝑀. 𝑖

  • 42

    Sehingga diperoleh sebagai berikut.

    𝐴 =𝑀.𝑖

    (1−(1+𝑖)−𝑛)

    Hubungan anuitas dan angsuran pertama sebagai berikut.

    𝐴 = 𝑎1(1 + 𝑖)𝑛

    Rumus perhitungan anuitas sebagai berikut.

    𝑨 =𝑴.𝒊

    (𝟏−(𝟏+𝒊)−𝒏) dan 𝒂𝟏 =

    𝑴.𝒊

    ((𝟏+𝒊)𝒏−𝟏)

    Jika menggunakan daftar anuitas:

    𝐴 =𝑀.𝑖

    (1−(1+𝑖)−𝑛)

    𝐴 = 𝑀.𝑖

    (1−(1+𝑖)−𝑛)

    𝐴 = 𝑀 × 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

    Dengan 𝑖

    (1−(1+𝑖)−𝑛)= daftar anuitas kolom i% dan baris ke-n.

    Hubungan anuitas (A) dan angsuran pertama (𝑎1):

    𝑨 = 𝒂𝟏 × (𝟏 + 𝒊)𝒏

    B. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian terdahulu

    (prior research) yang relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti.

    Kajian pustaka dimaksudkan untuk memperkaya wawasan peneliti tentang tema

  • 43

    atau fokus kajian dan menghindari duplikasi penelitian. Penelitian terdahulu

    yang dijadikan peneliti sebagai acuan diantaranya:

    1. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan kemampuan

    penalaran:

    a. Penelitian Intan Mutiara Dewi dengan judul “Analisis Kemampuan

    Penalaran Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

    Materi Aritmatika Sosial Kelas VII Di Mts Negeri 6 Tulungagung”

    Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

    1) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

    berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika

    memenuhi pada indikator mengajukan dugaan; melakukan manipulasi

    matematika; menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap

    beberapa kebenaran solusi; menarik kesimpulan dari suatu pernyataan;

    dan memeriksa kesahihan suatu argumen.

    2) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

    berkemampuan sedang dalam menyelesaikan masalah matematika

    memenuhi pada indikator mengajukan dugaan dan memeriksa

    kesahihan argumen.

    3) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

    berkemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah matematika

    memenuhi indikator mengajukan dugaan.

  • 44

    Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

    sekarang

    Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

    Perbedaan Analisis kemampuan

    penalaran matematis siswa

    dalam menyelesaikan

    masalah matematika materi

    aritmatika sosial kelas VII

    di MTS Negeri 6

    tulungagung

    Analisis kemampuan

    penalaran matematis siswa

    kelas XII Akuntansi 1

    SMK Diponegoro Salatiga

    melalui soal open-ended

    Subjek siswa kelas VII di

    MTS Negeri 6

    Tulungagung

    Subjek siswa kelas XII

    Akuntansi 1 di SMK

    Diponegoro Salatiga

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi

    aritmatika sosial

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi barisan

    dan deret

    Persamaan Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    b. Penelitian Ruslan dan Santoso dengan judul “pendekatan pemberian soal

    open-ended terhadap kemampuan penalaran matematis siswa”.

    Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

    1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis

    siswa antara siswa yang diberi soal open-ended dengan pemberian soal

  • 45

    rutin, yaitu penggunaan pemberian soal berpengaruh baik secara

    bermakna terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.

    2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis

    siswa antara siswa pada level pengetahuan awal matematika tinggi,

    sedang, dan rendah, yaitu kemampuan penalaran matematis siswa yang

    berasal dari siswa level tinggi lebih baik daripada siswa level tinggi

    lebih baik daripada siswa yang berasal dari level sedang maupun

    rendah.

    3) Tidak terdapat interaksi antara faktor pemberian soal dan faktor

    pengetahuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan

    penalaran matematis. Dengan demikian tingkat pengetahuan

    matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) tidak berpengaruh pada

    kemampuan penalaran matematis.

  • 46

    Tabel 2.3 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

    sekarang

    Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

    Perbedaan pendekatan pemberian soal

    open-ended terhadap

    kemampuan penalaran

    matematis siswa

    Analisis kemampuan

    penalaran matematis siswa

    kelas XII Akuntansi 1

    SMK Diponegoro Salatiga

    melalui soal open-ended

    Subjek siswa kelas VIII.5

    di SMPN 7 Prabu-mulih

    tahun ajaran 2012/2013

    Subjek siswa kelas XII

    Akuntansi 1 di SMK

    Diponegoro Salatiga

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi

    menghitung keliling dan

    luas lingkaran

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi barisan

    dan deret

    Persamaan Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    c. Penelitian Tri Roro Suprihatin, Rippi Maya, Eka Senjayawati dengan judul

    “analisis kemampuan penalaran matematis siswa SMP pada materi

    segitiga dan segiempat”.

    Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

    Dari semua kategori kemampuan penalaran matematis siswa, bahwa

    indikator manipulasi matematik masih belum terpenuhi dengan baik.

    Mengenai indikator ini memang masih banyak siswa yang kebingungan

  • 47

    dalam melakukan manipulasi matematika. Hal ini juga terlihat pada saat

    wawancara dengan beberapa siswa, hanya beberapa siswa saja yang

    mampu mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-

    hari yaitu melakukan manipulasi matematika.

    Tabel 2.4 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

    sekarang.

    Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

    Perbedaan pendekatan pemberian soal

    open-ended terhadap

    kemampuan penalaran

    matematis siswa

    Analisis kemampuan

    penalaran matematis

    siswa kelas XII

    Akuntansi 1 SMK

    Diponegoro Salatiga

    melalui soal open-ended

    Subjek siswa kelas IX di SMP

    Negeri 7 Pakuhaji kabupaten

    Bandung Barat

    Subjek siswa kelas XII

    Akuntansi 1 di SMK

    Diponegoro Salatiga

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi segitiga

    dan segiempat

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi

    barisan dan deret

    Persamaan Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    Menganalisis

    kemampuan penalaran

    matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    2. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan open-ended

    a. Penelitian Neny Lestari, Yusuf Hartono dan Purwoko dengan judul

    “pengaruh pendekatan open-ended terhadap penalaran matematika siswa

    sekolah menengah pertama Palembang”.

  • 48

    Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

    1) Berdasarkan hasil analisis data tes, rata-rata kemampuan penalaran

    matematika siswa dalam menyelesaikan masalah setelah melakukan

    pembelajaran dengan pendekatan open-ended mengalami peningkatan

    berkategori tinggi.

    2) Hasil pengamatan yang didapat selama proses, siswa yang mendapat

    skor tinggi adalah siswa-siswa yang benar-benar aktif dan serius saat

    mengikuti pembelajaran dengan pendekatan open-ended, mereka juga

    tidak canggung untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi

    kelompok ataupun diskusi kelas.

    3) Terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan open-ended terhadap kemampuan penalaran

    matematika siswa

  • 49

    Tabel 2.5 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

    sekarang

    Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

    Perbedaan pengaruh pendekatan

    open-ended terhadap

    penalaran matematika

    siswa sekolah menengah

    pertama Palembang

    Analisis kemampuan

    penalaran matematis siswa

    kelas XII Akuntansi 1

    SMK Diponegoro Salatiga

    melalui soal open-ended

    Subjek siswa kelas VII.5 di

    SMP Negeri 8 Palembang

    Subjek siswa kelas XII

    Akuntansi 1 di SMK

    Diponegoro Salatiga

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi segitiga

    dan segiempat

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi barisan

    dan deret

    Persamaan Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    b. Peneliti Alimuddin, Asdar, dan Widyawanti Rajiman dengan judul

    “karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended ditinjau dari

    kemampuan logika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Wajo”

    Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

    1. Terdapat hubungan positif antara kemampuan logika dan hasil

    pemecahan masalah matematika open-ended siswa kelas XI IPA.6

    SMA Negeri 3 Wajo

    2. Karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended siswa

    kemampuan logika tinggi (ST) pada setiap karakteristik masalah yang

    diberikan berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya:

  • 50

    a) Memahami masalah ST memiliki pemahaman masalah secara

    komprehensif yaitu menuliskan dengan mengidentifikasi hal-hal

    yang diketahui dan ditanyakan dengan kalimat sendiri serta

    melakukan dugaan awal pada setiap masalah open-ended yang

    diberikan (berpikir secara induktif).

    b) Merencanakan Penyelesaian ST melakukan koneksi konsep yaitu

    dengan mengaitkan konsep konsep yang ingin digunakan pada

    masalah open-ended yang diberikan (berpikir secara induktif).

    c) Melakukan Rencana Penyelesaian ST menuliskan penyelesaian

    dengan minimal dua cara sesuai yang ditanyakan pada soal,

    melakukan analisis antar konsep terkait dugaan awal untuk mencari

    untuk mencari solusi penyelesaian (berpikir secara induktif)

    d) Menelusuri Kembali ST melakukan penelusuran kembali tahap demi

    tahap dengan mengecek kembali hasil yang diperoleh mulai dari hal

    yang diketahui dan ditanyakan, serta menghitung kembali hasil yang

    diperoleh (berpikir secara induktif).

    3. Karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended siswa

    kemampuan logika rendah (SR) pada setiap karakteristik masalah yang

    diberikan berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya:

    a) Memahami masalah SR memiliki pemahaman eksplisit atau kurang

    memahami masalah seperti tidak menuliskan hal-hal yang diketahui

    dan ditanyakan dan tidak melakukan dugaan awal pada setiap

    masalah open-ended yang diberikan (berpikir secara deduktif)

  • 51

    b) Merencanakan Penyelesaian SR berpikir praktis yaitu SR

    menuliskan konsep-konsep yang ingin digunakan dalam

    penyelesaian masalah (berpikir secara deduktif)

    c) Melakukan Rencana Penyelesaian SR menerapkan rumus yaitu

    menerapkan rumus secara langsung yang akan digunakan dalam

    penyelesaian masalah, menuliskan penyelesaian dengan minimal

    dua cara (berpikir secara deduktif).

    d) Menelusuri Kembali SR tidak melakukan penelusuran kembali

    dengan tidak mengecek kembali hasil yang diperoleh.

    4. Perbedaan karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended

    antara siswa berkemampuan logika tinggi (ST) dan siswa

    berkemampuan logika rendah (SR) terletak pada setiap pemecahan

    masalah berdasarkan langkah Polya, yaitu:

    a) Memahami masalah ST memiliki pemahaman masalah secara

    komprehensif sedangkan SR memiliki pemahaman eksplisit.

    b) Merencanakan Penyelesaian ST melakukan koneksi konsep

    sedangkan SR berpikir praktis.

    c) Melakukan Rencana Penyelesaian ST melakukan analisis antar

    konsep yang terkait sedangkan SR menerapkan rumus yaitu

    menerapkan rumus secara langsung.

    d) Menelusuri Kembali ST melakukan penelusuran kembali tahap demi

    tahap sedangkan SR tidak melakukan penelusuran kembali.

  • 52

    Tabel 2.6 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

    sekarang

    Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

    Perbedaan karakteristik

    pemecahan masalah

    matematika open-ended

    ditinjau dari

    kemampuan logika

    siswa kelas XI SMA

    Negeri 3 Wajo

    Analisis kemampuan

    penalaran matematis siswa

    kelas XII Akuntansi 1

    SMK Diponegoro Salatiga

    melalui soal open-ended

    Subjek siswa kelas XI

    IPA.6 di SMA Negeri 3

    Wajo

    Subjek siswa kelas XII

    Akuntansi 1 di SMK

    Diponegoro Salatiga

    Menyelesaikan masalah

    matematika yang

    diadopsi dari soal-soal

    UN

    Menyelesaikan masalah

    matematika materi barisan

    dan deret

    Persamaan Menganalisis

    kemampuan penalaran

    matematis dalam

    menyelesaikan masalah

    matematika

    Menganalisis kemampuan

    penalaran matematis

    dalam menyelesaikan

    masalah matematika

  • 53

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hamid

    Darmadi mengata