150
ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN WAWO KABUPATEN KOLAKA UTARA SKRIPSI Oleh: FACHMI ANUGROH YAHYA NIM. 45 16 042 005 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2021

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN

KAWASAN PERKOTAAN WAWO

KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

Oleh:

FACHMI ANUGROH YAHYA

NIM. 45 16 042 005

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN

KAWASAN PERKOTAAN WAWO

KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (ST)

Oleh

FACHMI ANUGROH YAHYA

NIM 45 16 042 005

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …
Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …
Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fachmi Anugroh Yahya

NIM : 45 16 042 005

Jurusan : Perencanaan Wilayah Dan Kota

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilan alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Makassar, Maret 2021

Yang Menyatakan

Fachmi Anugroh Yahya

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

ABSTRAK

Fachmi Anugroh Yahya, 2020 “Analisis Kemampuan Lahan Kawasan

Perkotaan Wawo Kabupaten Kolaka Utara”. Dibimbing Oleh Batara Surya

dan Rusneni Ruslan.

Tujuan Penelitian ini ialah Untuk mengetahui apa saja klasifikasi

kemampuan lahan kawasan perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten

Kolaka Utara dan mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan

di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara.

Penelitian ini menggunakan penelitian metode kuantitatif sebagai metode

Utama dan didukung dengan pendekatan spatial analysis. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan analisis spasial overlay

dan analysis deskritif. Hasil analisis spasial overlay bergantung pada data

aspek fisik dasar untuk mengetahui klasifikasi kemampuan lahan

sedangkan analisis deskritif sangat bergantung dengan hasil analisis

pertama.

Kesimpulan utama dari penelitian ini ialah klasifikasi kemampuan lahan

Perkotaan Wawo terdapat empat (4) Kelas E dengan Klasifikasi

Pengembangan Tinggi, Kelas D dengan Klasifikasi Pengembangan

Cukup, Kelas C dengan Klasifikasi Pengembangan Sedang, dan Kelas D

dengan Klasifikasi Pengembangan Kurang. Sedangkan Kemampuan

Lahan Pengembangan Cukup dan Tinggi, sangat sesuai untuk

dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan kawasan perkotaan serta

tidak memiliki hambatan fisik lingkungan, sedangkan Kemampuan Lahan

Pengembangan Sedang tetap bisa dikembangkan menjadi kawasan

perkotaan, serta pada kawasan dengan Kemampuan Lahan

Pengembangan Kurang tidak direkomendasikan untuk dijadikan kawasan

pengembangan.

Kata kunci : Kemampuan Lahan, Daya Dukung Lahan, Perkotaan

Wawo.

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

i

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Teriring Rasa Puji dan Syukur Kehadirat Allah subhanahu wa ta‟ala

senantiasa kita curahkan atas segala limpahan Rahmat dan Karunia serta

Hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis

Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo Kabupaten Kolaka

Utara”. Tugas Akhir ini merupakan syarat yang wajib dipenuhi untuk

memperoleh gelar sarjana STRATA SATU (S-1) pada Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Bosowa

Makassar dan Merupakan salah satu proses akhir dari kegiatan

pembelajaran di Universitas pada umumnya dan Jurusan Perencanaan

Wilayah Dan Kota pada khususnya.

Penulis menyadari telah sepenuhnya mengarahkan segala

kemampuan dan usaha, namun sebagai manusia biasa yang tidak luput

dari kesalahan dan lupa serta keterbatasan pengetahuan yang penulis

miliki, masih banyak terdapat kekurangan dari tugas akhir ini.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karen itu, dengan rasa

tulus dan ikhlas, selayaknya penulis menghantarkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

ii

1. Dekan Fakultas Teknik, Bapak. Ridwan, ST., M.Si dan Ketua Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota, Dr. Ir. Rudi Latief, M.Si.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu

Rusneni Ruslan, ST., M.Si selaku pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ilham Yahya, ST, MSP dan Bapak Dr. Ir. Syahriar Tato, MS

selaku dosen penguji.

4. Bapak dan Ibu Staf pengajar serta Karyawan(i) Jurusan Perencanaan

Wilayah dan Kota, atas segala bimbingan, didikan, dan bantuan

selama penulisan mentut ilmu dibangku perkuliahan.

5. Pihak Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara yaitu Kepala Kantor Camat

Kecamatan Wawo yang telah membantu dan mengarahkan saya pada

lokasi penelitian.

6. Orangtua dan keluarga saya terutama Ayah saya Drs. Yahya Fasa

dan Ibu saya Dra. Susanti Mokodompit serta Kakak saya Fiqih Fidya

Albanjar, S.TP, M.SI, Nurlaila Albanjar, S.H dan Adik saya Putri

Bulawan Anamiroh Yahya yang telah memberikan bantuan material,

moral dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada Dosen Ilham Yahya, S.T M.SP yang selalu memberikan

bimbingan, didikan, dan ilmunya kepada saya, sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

iii

8. Kepada teman saya Siska dan Ayensi Mokoginta yang telah berperan

besar dalam membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Kepada teman seperjuangan saya Muhammad Fikri Haikal, Candra

Deswanto, dan Kristianto Erdiansyah Widodo yang telah

menyempatkan waktunya menemani saya untuk survey lapangan di

Kabupaten Kolaka Utara selama 3 hari.

10. Teman bimbingan saya Ayu Afrianti, Siska, dan Hakim Asurah yang

telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman seperjuangan saya Yudhistira Taufiq Hidayat, Panjhi Arieq,

Muhammad Rizkiawan, Ariadi Abil, Noel Diaken Patandean,

Muhammad Arif Gunawan, Siska, Nur Ainsyah Pakaya, Ayu Afrianti,

Farah Alivia Yunita Laoh, Mutya Alizia Putri B, yang senantiasa

memberikan semangat penulis dalam penyusunan skripsi.

12. Angkatan saya yaitu Planologi 2016 (SPACE) yang saling

memberikan support dalam penyususnan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

iv

Akhir kata, semoga Allah SWT. Senantiasa mencurahkan segala

keberkahan dan Rahmatnya kepada mereka yang telah luar biasa

membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini, amin. Semoga skripsi

ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Makassar, Maret 2021

Fachmi Anugroh Yahya

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Batasan Masalah .................................................................... 5

E. Sistematika Pembahasan ....................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lahan ................................................................... 6

1. Tanah ............................................................................... 6

2. Iklim .................................................................................. 7

3. Topografi .......................................................................... 9

4. Vegetasi ........................................................................... 10

B. Pengertian Analisis ................................................................. 12

C. Pengertian Kemampuan Lahan .............................................. 12

1. Analisis Kemampuan Lahan ............................................. 13

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

vi

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan .......................................... 30

D. Pengertian Perkotaan ............................................................. 31

E. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) ......................... 32

F. Penelitian Terdahulu ............................................................... 33

G. Kerangka Pikir ........................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 37

1. Lokasi Penelitian ........................................................... 37

2. Waktu Penelitian ............................................................ 38

C. Pendekatan Penelitian ............................................................ 39

D. Pendekatan Analisis .............................................................. 40

E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 40

F. Variabel Penelitian ................................................................. 44

G. Metode Analisis ...................................................................... 45

1. Analisis Spasial (Overlay) Satuan Kemampuan Lahan ... 45

2. Analisis Deskriptif ........................................................... 46

H. Definisi Operasional Penelitian ............................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil........................................................................................ 50

1. Gambaran Umum Kabupaten Kolaka Utara ................... 50

a. Aspek Fisik Dasar .................................................... 50

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

vii

b. Wilayah Administrasi ................................................ 50

c. Iklim ......................................................................... 53

d. Curah Hujan ............................................................. 53

2. Kependudukan ............................................................... 54

a. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan ................ 54

b. Distribusi dan Kepadatan Penduduk ........................ 55

c. Penduduk Menurut Kelompok dan Jenis Kelamin .... 56

3. Gambaran Umum Kecamatan Wawo ............................. 57

a. Aspek Fisik Dasar .................................................. 57

1) Keadaan Geografis .......................................... 57

2) Iklim dan Curah Hujan ..................................... 61

3) Jenis Tanah ..................................................... 64

4) Topografi dan Kemiringan Lereng .................... 66

5) Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota

Kecamatan dan Kabupaten .............................. 69

6) Pembagian Daerah Administratif ...................... 69

b. Kependudukan ....................................................... 70

1) Perkembangan Jumlah Penduduk 3 Tahun

Terakhir ........................................................... 70

2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 71

3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin .................................. 72

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

viii

4) Kepadatan Penduduk ...................................... 73

5) Perkembangan Rumah Tangga ....................... 73

4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 74

5. Kedudukan Kawasan Perkotaan Wawo .......................... 76

6. Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian............................. 77

7. Lahan Terbangun dan Non Terbangun ........................... 79

8. Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo ............................. 81

9. Topografi/Ketinggian Kawasan Perkotaan Wawo ........... 83

10. Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo .............. 85

11. Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo ........................ 87

12. Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo ........................ 89

13. Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo .................. 91

B. Pembahasan........................................................................... 93

1. Klasifikasi Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan di

Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara ................... 93

a. SKL Morfologi ...................................................... 93

b. SKL Kemudahan Dikerjakan ................................ 95

c. SKL Kestabilan Lereng ........................................ 97

d. SKL Kestabilan Pondasi....................................... 99

e. SKL Ketersediaan Air ........................................... 101

f. SKL Untuk Drainase ............................................ 103

g. SKL Terhadap Erosi ............................................. 105

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

ix

h. SKL Pembuangan Limbah ................................... 107

i. SKL Terhadap Bencana Alam .............................. 109

j. Klasifikasi Kemampuan Lahan ............................. 111

2. Kemampuan Lahan yang ada di Kawasan Perkotaan

Wawo Kabupaten Kolaka Utara ...................................... 117

a. Kemampuan Pengembangan Kurang .................. 117

b. Kemampuan Pengembangan Sedang.................. 118

c. Kemampuan Pengembangan Cukup dan Tinggi .. 118

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................... 120

B. SARAN ................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

x

DAFTAR TABEL

2.1 Klasifikasi Data Satuan Lahan ............................................................ 14

2.2 Analisis SKL Morfologi ........................................................................ 16

2.3 Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan ................................................. 18

2.4 Analisis SKL Kestabilan Lereng .......................................................... 20

2.5 Analisis SKL Kestabilan Pondasi ........................................................ 22

2.6 Analisis SKL Ketersediaan Air ............................................................. 23

2.7 Analisis SKL Untuk Drainase .............................................................. 24

2.8. Analisis SKL Terhadap Erosi ............................................................... 25

2.9 Analisis SKL Terhadap Pembuangan Limbah ..................................... 27

2.10. Analisis SKL Terhadap Bencana Alam ............................................... 28

2.11 Kelas Kemampuan Lahan .................................................................. 30

2.12 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 34

3.1 Luas Wilayah Menurut Desa di Lokasi Penelitian Tahun 2020 ........... 38

3.2 Schedule Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ..................................................... 41

3.4 Variabel Penelitan .............................................................................. 45

4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara

Tahun 2019 ......................................................................................... 51

4.2 Rata-Rata dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2019 ................................................................... 53

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

xi

4.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2019 ................................................................... 54

4.4 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara Tahun

2015,2016,2017,2018,2019. ................................................................ 55

4.5 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019 ............................................. 56

4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2018.................................................. 57

4.7 Luas Wilayah Kecamatan Wawo Tahun 2018 ..................................... 58

4.8 Hari Hujan dan Curah Hujan Perbulan Di Kecamatan Wawo, Tahun

2018 .................................................................................................................. 61

4.9 Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten

Kecamatan Wawo Tahun 2018 ........................................................... 68

4.10 Pembagian Daerah Administratif Menurut Desa/Kelurahan di

Kecamatan Wawo Tahun 2018 ........................................................... 69

4.11 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Wawo Tahun

2016,2017 dan 2018 ........................................................................... 70

4.12 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Berdasarkan Jenis

Kelamin di Kecamatan Wawo Tahun 2018 .......................................... 70

4.13 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Wawo Tahun 2018 ........................................................... 71

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

xii

4.14 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di

Kecamatan Wawo Tahun 2018 ........................................................... 72

4.15 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Desa/Kelurahan di

Kecamatan Wawo Tahun 2018 ........................................................... 73

4.16 Luas Wilayah Menurut Desa Di Kawasan Perkotaan Wawo

Tahun 2020 ......................................................................................... 73

4.17 Luas Penggunaan Lahan dirinci menurut jenisnya Di Kawasan Perkotaan

Wawo Tahun 2020 .......................................................................................... 76

4.18 Luas Kawasan Terbangun dan Non Terbangun Di Kawasan Perkotaan

Wawo .................................................................................................. 78

4.19 Data Morfologi Di Kawasan Perkotaan Wawo ..................................... 80

4.20 Data Topografi/Ketinggian Di Kawasan Perkotaan Wawo ................... 82

4.21 Data Kemiringan Lereng Di Kawasan Perkotaan Wawo ...................... 84

4.22 Data Jenis Tanah Di Kawasan Perkotaan Wawo................................. 88

4.23 Data Rawan Bencana Di Kawasan Perkotaan Wawo ......................... 90

4.24 Analisis SKL Morfologi......................................................................... 92

4.25 Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan .................................................. 94

4.26 Analisis SKL Kestabilan Lereng ........................................................... 96

4.27 Analisis SKL Kestabilan Pondasi ......................................................... 98

4.28 Analisis SKL Ketersediaan Air ............................................................. 100

4.29 Analisis SKL Untuk Drainase ............................................................... 102

4.30 SKL Terhadap Erosi ............................................................................ 104

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

xiii

4.31 Analisis SKL Pembuangan Limbah ..................................................... 106

4.32 Analisis SKL Terhadap Bencana Alam ................................................ 108

4.33 Analisis Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo ...................... 111

4.34 Analisis Overlay 9 Variabel SKL dan Total Nilai Akhir X Bobot

Kawasan Perkotaan Wawo ................................................................. 112

4.35 Klasifikasi Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo ................. 113

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 36

3.1 Alur Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 42

4.1 Peta Administrasi Kabupaten Kolaka Utara .................................................. 52

4.2 Peta Administrasi Kecamatan Wawo ............................................................. 60

4.3 Curah Hujan Kecamatan Wawo .......................................................... 62

4.4 Peta Jenis Tanah Kecamatan Wawo ................................................... 64

4.5 Peta Topografi Kecamatan Wawo ....................................................... 66

4.6 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Wawo ........................................ 67

4.7 Peta Kawasan Perkotaan Wawo ......................................................... 74

4.8 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo ......................... 77

4.9 Peta Lahan Terbangun Dan Non Terbangun Kawasan Perkotaan

Wawo .................................................................................................. 79

4.10 Peta Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo .......................................... 81

4.11 Peta Topografi Kawasan Perkotaan Wawo ......................................... 83

4.12 Peta Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo .......................... 85

4.13 Peta Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo .................................... 87

4.14 Peta Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo ..................................... 89

4.15 Peta Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo .............................. 91

4.16 Peta Analisis SKL Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo ..................... 93

4.17 Peta Analisis SKL Kemudahan DiKerjakan Kawasan Perkotaan

Wawo .................................................................................................. 95

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

xv

4.18 Peta Analisis SKL Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo ....... 97

4.19 Peta Analisis SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan Wawo ..... 99

4.20 Peta Analisis SKL Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Wawo ......... 101

4.21 Peta Analisis SKL Untuk Drainase Kawasan Perkotaan Wawo ........... 103

4.22 Peta Analisis SKL Terhadap Erosi Kawasan Perkotaan Wawo ........... 105

4.23 Peta Analisis SKL Pembuangan Limbah Kawasan Perkotaan

Wawo .................................................................................................. 107

4.24 Peta Analisis SKL Terhadap Bencana Alam Kawasan Perkotaan

Wawo .................................................................................................. 109

4.25 Peta Kelas Kemampuan Lahan ........................................................... 116

4.26 Peta Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo ......................... 114

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk

memenuhi segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya

harus dilakukan dengan hati-hati dan harus sesuai dengan

kemampuannya agar tidak mengurangi tata guna dan daya guna lahan

serta menurunkan produktivitas lahan. Untuk memenuhi kebutuhan

pokok, manusia akan cenderung memanfaatkan sumberdaya alam

secara berlebihan, padahal ketersediaanya amat terbatas. Apabila

kecenderungan tersebut dibiarkan terus berlangsung dikhawatirkan

dalam waktu dekat akan terjadi kerusakan lahan atau tanah sebagai

akibat tekanan penduduk atas lahan yang melebihi tingkat

kemampuannya. Untuk menghindari kesalahan dalam tata guna lahan

dan daya guna lahan serta mengatasi masalah turunnya produktivitas

lahan salah satu jalan adalah perencanaan penggunaan lahan yang

sesuai dengan kemampuannya. Perencanaan penggunaan lahan yang

baik tidak terlepas dari tindakan evaluasi sumberdaya lahannya.

Kerangka dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan

persyaratan tertentu dengan sifat-sifat lahan yang ada pada lahan

tersebut.

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

2

Dalam perubahan penggunaan lahan sering tidak

memperhatikan kelestarian lahan terutama pada lahan-lahan yang

mempunyai keterbatasan - keterbatasan baik keterbatasan fisik

maupun kimia. Pengaruh langsung dari perubahan penggunaan lahan

yang terjadi pada lahan diantaranya adalah perlindungan tanah

terhadap pukulan air hujan secara langsung berkurang, berkurangnya

pembentukan bahan organik dalam tanah, aliran permukaan lebih besar

daripada yang meresap dalam tanah dan sebagainya serta

berkurangnya kemampuan lahan. Kemampuan lahan adalah penilaian

atas kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu yang dinilai dari

masing-masing faktor penghambat. Penggunaan lahan yang tidak

sesuai dengan kemampuannya dan tidak diikuti dengan usaha

konservasi tanah yang baik akan mempercepat terjadi erosi. Apabila

tanah sudah tererosi maka produktivitas lahan akan menurun (Arsyad

2010)

Analisis kemampuan lahan ini bermaksud untuk mengkaji

tingkatan kemampuan lahan berdasarkan aspek fisik dasar. Aspek

dasar ini merupakan salah satu materi yang diperlukan dalam rencana

pengembangan suatu kota, hal ini seperti tertuang dalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M.2007 tentang pedoman teknik

analisis fisik dan lingkungan, ekonomi serta sosial budaya dalam

penyusunan rencana tata ruang. Aspek – aspek fisik kemampuan lahan

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

3

tersebut dalam analisis ini dikenal dengan satuan kemampuan lahan

(SKL).

Pengembangan wisata di Kabupaten Kolaka Utara menunjukan

perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan aktivitas wisatawan harus sejalan dengan kelestarian

lingkungan karena yang terjadi adalah aktivitas pengunjung

menyebabkan penurunan kualitas lingkungan di darat atau pesisir,

salah satu kecamatan yang memiliki potensi parawisata yaitu

Kecamatan Wawo yang dikembangkan sebagai kawasan perkotaan

untuk di jadikan pusat kegiatan lokal sebagai pintu masuk bagian

selatan Kabupaten Kolaka Utara.

Seiring dengan pesatnya laju pembangunan dan pertambahan

jumblah penduduk di Kawasan Perkotaan Wawo yang disebabkan oleh

aktivitas parawisata, ancaman terhadap sumber daya alam dan

ekosistem semakin meningkat pula. Salah satu ancaman serius

terhadap keutuhan sumber daya alam dan ekosistem adalah daya

dukung wisatawan yang menyebabkan kebutuhan akan ruang semakin

meningkat pula, maka perlu dikaji tingkat kemampuan lahan di

Kawasan Perkotaan Wawo sebagai satu langkah untuk menjaga

kelestarian alamnya baik lingkungan pesisir maupun daratan. Sehingga

penulis melakukan penelitian terkait analisis kemampuan lahan

kawasan perkotaan di kecamatan tersebut. Analisis ini dilakukan untuk

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

4

mengetahui seberapa besar kemampuan lahan untuk dapat

mendukung upaya pemanfaatan lahan Kawasan Perkotaan Wawo.

Analisis kemampuan lahan ini sekaligus untuk mengetahui faktor –

faktor fisik lahan yang bersifat menghambat dan tidak menghambat

dalam merencanakan Kawasan Perkotaan Wawo. Output (keluaran)

dari analisis ini adalah berupa peta kelas kemampuan lahan yang terdiri

dari kawasan kemungkinan (pengembangan), kawasan kendala dan

kawasan limitasi, yang merupakan gambaran dari tingkatan

kemampuan lahan pada daerah penelitian, kemudian diinterpretasikan

secara deskriptif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apa saja klasifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di

Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara ?

2. Bagaimana kemampuan lahan yang ada di kawasan perkotaan di

Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi kemampuan lahan kawasan

perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara.

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

5

2. Untuk mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di

Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara.

D. Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Lokasi penelitian berada di kawasan perkotaan Kecamatan Wawo

Kabupaten Kolaka Utara .

2. Analisis kemampuan lahan dilakukan dengan merujuk pada

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M.2007.

E. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN yang menjelaskan tentang latar belakang,

rumusan masalah yang diangkat, tujuan penelitian, batasan masalah,

serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang tinjauan pustaka,

pengertian kemampuan lahan, dan menguraikan teori – teori yang

terkait dalam mendukung penelitian ini .

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ini menguraikan tentang lokasi

dan waktu penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan data,

metode analisis data, dan definisi operasional variabel.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN memuat gambaran umum wilayah

studi dan hasil Pembahasan

BAB 5 PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk tanah, iklim, topografi, dan

bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial

akan berpengaruh yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi

oleh berbagai aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lalu

maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang

telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan

tertentu (Djaenudin et al, 2003).

Menurut Ritohardoyo, Su (2013) lahan merupakan salah satu

sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia, mengingat

kebutuhan masyarakat baik untuk melangsungkan hidupnya maupun

kegiatan kehidupan sosio-ekonomi dan sosio-budayanya. Lahan

memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam

usaha meningkatkan kualitas hidupnya.

1. Tanah

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan

kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil

pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

7

pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan

medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat

tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor

iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu

pembentukan (Yuliprianto, 2010: 11).

Kualitas tanah memadukan unsur fisik, kimia serta biologi

tanah dan interaksinya. Agar tanah dapat berfungsi efektif, ketiga

komponen tersebut harus disertakan. Hasil akhir dari proses-proses

degradasi dan konservasi yang berlangsung pada suatu tanah akan

berpengaruh terhadap kualitas tanah. Oleh karena itu, kualitas

tanah tidak hanya mencakup produktivitas dan perlindungan

lingkungan, tetapi juga keamanan pangan serta kesehatan manusia

dan hewan (Purwanto, 2009).

2. Iklim

Iklim (climate) adalah sintesis atau kesimpulan dari

perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi

bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu

wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik

yang meliputi: rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian.

Iklim sering dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang

di suatu tempat atau suatu wilayah. Iklim dapat pula diartikan

sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah. Data iklim terdiri

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

8

dari data diskontinu (radiasi, lama penyinaran matahari, presipitasi

dan penguapan) dan data kontinu (suhu, kelembaban, tekanan

udara, kecepatan angin) (Atmaja, 2009).

Iklim berperan dalam setiap kejadian penyakit dan kematian,

oleh karena penyakit berkaitan dengan ekosistem. Manusia

merupakan bagian dari sebuah ekosistem. Sementara itu kejadian

penyakit merupakan inti dari permasalahan kesehatan. Perubahan

iklim akan diikuti perubahan ekosistem. Atau tata kehidupan yang

pada akhirnya merubah pola hubungan interaksi antara lingkungan

dan manusia yang berdampak terhadap derajat kesehatan

masyarakat. Beberapa variabel yang merupakan komponen iklim

seperti suhu lingkungan, kelembaban lingkungan, kelembaban

ruang, kemarau panjang dan curah hujan mempengaruhi

pertumbuhan dan persebaran berbagai spesies mikroba dan parasit

serta berbagai variabel kependudukan. Iklim juga berperan

terhadap budaya dan behavioral aspect manusia. Hubungan antara

lingkungan, kependudukan dan determinan iklim serta dampaknya

terhadap kesehatan dapat digambarkan ke dalam teori simpul atau

paradigma kesehatan lingkungan (Achmadi, 2008).

Schmidt dan Ferguson menentukan jenis iklim di Indonesia

berdasarkan perhitungan jumlah bulan kering dan bulan basah.

Mereka memperoleh delapan jenis iklim dari iklim basah sampai

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

9

iklim kering. Kemudian Oldeman juga memakai unsur iklim curah

hujan sebagai dasar klasifikasi iklim di Indonesia. Metode Oldeman

lebih menekankan pada bidang pertanian, karenanya sering disebut

klasifikasi iklim pertanian (agro-climatic classification) (Tjasyono,

2004).

3. Topografi

Menurut M. Suparno dan Marlina Endy (2005:139), keadaan

topografi adalah keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan,

atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan

tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.

Pengertian Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi

dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya),

dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak

hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan

pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan

lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya

menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi

jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani

kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu

tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat,

dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah

mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

10

koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan

secara vertikal yaitu ketinggian.

Bentuk lereng merupakan wujud visual lereng. Kemiringan

lereng biasanya terdiri dari bagian puncak (crest), cembung

(convex), cekung (voncave), dan kaki lereng (lower slope). Daerah

puncak merupakan daerah gerusan erosi yang paling tinggi

dibanding daerah bawahnya, demikian pula lereng tengah yang

kadang cekung atau cembung mendapat gerusan aliran permukaan

relief lebih besar dari puncaknya sendiri, sedangkan kaki lereng

merupakan daerah endapan. Salim 1998 (Sahara, 2014).

Faktor topografi umumnya dinyatakan ke dalam kemiringan

dan panjang lereng. Kecuraman, panjang, dan bentuk lereng

(cembung atau cekung) semuanya mempengaruhi laju aliran

permukaan dan erosi. Kecuraman lereng dapat diketahui dari peta

tanah, namun keduanya sering dapat menjadi petunjuk jenis tanah

tertentu, dan pengaruhnya pada penggunaan dan pengolahan

tanah dapat dievaluasi sebagai bagian satuan peta (Suripin, 2001).

4. Vegetasi

(Marsono, 1997 dalam Rahim, S. dkk, 2017 ) vegetasi

adalah sekumpulan kelompok tumbuhan dari berbagai jenis yang

saling berinteraksi dengan sesamanya, atau dengan hewan yang

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

11

hidup disekitarnya dan memiliki hubungan yang erat terhadap faktor

lingkungan yang mempengaruhi. Dengan demikian berarti vegetasi

bukan hanya kumpulan individu suatu tumbuhan tetapi merupakan

suatu kesatuan dimana individu-individu yang ada di dalamnya

saling berkaitan dan berhubungan erat antara satu dengan yang

lainnya yang dalam hal ini disebut ekosistem. Maka dalam hal ini

semua faktor penyusun vegetasi sangat berpengaruh terhadap

kualitas vegetasi yang ada, baik itu dari segi tumbuhan, hewan,

maupun kondisi lingkungan yang ada disekitarnya.

(Agustina, 2008; Maryantika, 2010; Susanto, 2012). Vegetasi

didefinisikan sebagai keseluruhan tumbuhan dari suatu area yang

berfungsi sebagai area penutup lahan, yang terdiri dari beberapa

jenis seperti herba, perdu, pohon, yang hidup bersama-sama pada

suatu tempat dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain,

serta lingkungannya dan memberikan kenampakan luar vegetasi.

Fachrul (2007) mendefinisikan struktur vegetasi sebagai hasil

penataan ruang oleh komponen penyusun tegakan dan bentuk

hidup, stratifikasi, dan penutupan vegetasi yang digambarkan

melalui keadaan diameter, tinggi, penyebaran dalam ruang,

keanekaragaman tajuk, serta kesinambungan jenis.

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

12

B. Pengertian Analisis

Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan

seperti; mengurai, membedakan, dan memilah sesuatu untuk

dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari

kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.

Menurut Komaruddin, pengertian analisis adalah aktivitas

berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-

komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,

hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen

dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang

melibatkan sejumlah fungsi hitungan dan evaluasi logika matematis

yang dilakukan terhadap data spasial dalam rangka untuk

mendapatkan ekstraksi, nilai tambah, atau informasi baru yang juga

beraspek spasial.

C. Pengertian Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan adalah kapasitas suatu lahan untuk

berproduksi (Anonim 2012). Kemampuan ini sering diartikan sebagai

potensi lahan untuk penggunaan pertanian secara umum dengan

kemampuan produksi dari tanah tersebut yang didasarkan pada fakta-

fakta iklim, drainase dan kemiringan.

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

13

Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan

secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa

kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan

penghambat dalam penggunaannya secara lestari (Arsyad,2006).

Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan

untuk penggunaan tertentu yang dinilai dari masing-masing faktor

penghambat. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan

kemampuannya dan tidak diikuti dengan usaha konservasi tanah yang

baik akan mempercepat terjadi erosi. Apabila tanah sudah tererosi

maka produktivitas lahan akan menurun (Arsyad 2010),

Menurut peraturan pemerintah untuk daya dukung lahan

dengan mengetahui kemampuan lahan wilayah studi dengan

melakukan pembobotan satuan kemampuan lahan (SKL) yang

bersumber pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.20/prt/m/2007 tentang teknik analisis aspek fisik & lingkungan,

ekonomi serta sosial budaya dalam penyusunan rencana tata ruang.

1. Analisis Kemampuan Lahan

Analisis overlay digunakan untuk menganalisis satuan

kemampuan lahan atau SKL berdasarkan sembilan analisis yang

mengacu pada(Permen Pu No 20 Tahun, 2007), yaitu, SKL

Morfologi, SKL Kemudahan dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng,

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

14

SKL Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan Air, SKL Untuk

Drainase, SKL Terhadap Erosi, SKL Pembuangan Limbah, SKL

Terhadap Bencana Alam. Kemudian kesembilan SKL ini akan di

overlay kembali sehingga menghasilkan kemampuan lahan/

sesuai dengan klasifikasi kemampuan lahan.

Tabel 2.1.

Klasifikasi Data Satuan Lahan

No. Satuan Kemampuan Lahan

1. SKL Morfologi

2. SKL Kemudahan Dikerjakan

3. SKL Kestabilan Lereng

4. SKL Kestabilan Pondasi

5. SKL Ketersediaan Air

6. SKL Terhadap Erosi

7. SKL Untuk Drainase

8. SKL Pembuangan Limbah

9. SKL Terhadap Bencana Alam

Sumber: Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007

a. SKL Morfologi

Tujuan Memilah bentuk bentang alam/ morfologi pada

wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk

dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Dengan data yang

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

15

dibutuhkan seperti Peta Morfologi, Peta Kemiringan Lahan, dan

Hasil Pengamatan (Permen Pu No 20 Tahun, 2007).

Morfologi berarti bentang alam. Kemampuan lahan dari

morfologi rendah berarti kondisi morfologi suatu kawasan

kompleks. Morfologi kompleks berarti bentang alamnya berupa

gunung, pegunungan, dan bergelombang. Akibatnya,

kemampuan pengembangannnya sangat rendah sehingga sulit

dikembangkan dan atau tidak layak dikembangkan. Lahan

seperti ini sebaiknya direkomendasikan sebagai wilayah

lindung atau budi daya yang tak berkaitan dengan manusia,

contohnya untuk wisata alam. Morfologi rendah tidak bisa

digunakan untuk peruntukan ladang dan sawah. Sedangkan

kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi morfologi

tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar dan mudah

dikembangkan sebagai tempat permukiman dan budidaya.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Morfologi lebih jelasnya pada tabel dibawah

ini:

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

16

Tabel 2.2

Analisis SKL Morfologi

No Morfologi Lereng SKL

Morfologi Nilai

1 Bergunung >40% Kemampuan Lahan

Morfologi Rendah

1

2 Berbukit 25 – 40 %

Kemampuan Lahan

Morfologi Kurang

2

3 Bergelombang 15 – 25 %

Kemampuan Lahan

Morfologi Sedang

3

4 Berombak 2 – 15 %

Kemampuan Lahan

Morfologi Cukup

4

5 Datar 0 – 2 % Kemampuan Lahan

Morfologi Tinggi

5

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

b. SKL Kemudahan di kerjakan

Tujuan analisi SKL Kemudahan Dikerjakan Untuk

mengetahui tingkat kemudahan lahan di wilayah dan/atau

kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan

maupun pengembangan kawasan. (Permen Pu No 20 Tahun,

2007).

Dalam analisis ini membutuhkan masukan berupa peta

topografi, peta morfologi, peta kemiringan lereng, peta jenis

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

17

tanah, peta penggunaan lahan eksisting, dengan keluaran peta

SKL Kemudahan Dikerjakan dan penjelasannya. akan ditinjau

faktor pembentukan tanah dari aspek waktu pembentukannya

dimana tanah merupakan benda alam yang terus menerus

berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.

Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus.

Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis

mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar

lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang

terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi

tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis skl kemudahan dikerjakan lebih jelasnya pada

tabel dibawah ini:

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

18

Tabel 2.3

Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan

No Topografi

(mdpl) Morfologi Lereng

Jenis Tanah

Penggunaan Lahan

SKL Kemudahan Dikerjakan

Nilai

1 > 3000 Bergunung >40% Andosol,Podsolik,dst

Lahan Non Terbangun

Kemudahan Dikerjakan Cukup

4

2 1500 - 3000 Berbukit 25 – 40 % Brown

Forest Soil, dst

Kemudahan Dikerjakan Sedang

3

3 500 - 1500 Bergelomba

ng 15 – 25 % Latosol

Lahan Terbangun

Kemudahan Dikerjakan Rendah

2

4 250 – 500 Berombak 2 – 15 % Aluvial, dst

Kemudahan Dikerjakan Sangat

Rendah 1

5 0 – 250 Datar 0 – 2 %

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

19

c. SKL Kestabilan Lereng

Tujuan analisis SKL Kestabilan Lereng Untuk

mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah/ kawasan

pengembangan dalam menerima beban baik pembangunan/

maupun pengembangan kawasan (Permen Pu No 20 Tahun,

2007).

Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat

dikatakan stabil atau tidak kondisi lahannya dengan melihat

kemiringan lereng di lahan tersebut. Bila suatu kawasan disebut

kestabilan lerengnya rendah, maka 44 kondisi wilayahnya tidak

stabil. Tidak stabil artinya mudah longsor, mudah bergerak yang

artinya tidak aman dikembangkan untuk bangunan atau

permukiman dan budi daya. Kawasan ini bisa digunakan untuk

hutan, perkebunan dan resapan air.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Kestabilan Lereng lebih jelasnya pada tabel

dibawah ini:

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

20

Tabel 2.4

Analisis SKL Kestabilan Lereng

No Morfologi Lereng Ketinggian Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Kestabilan

Lereng Nilai

1 Bergunung >40% > 3000

Regosol, Litosol,dst

>500

Lahan Non Terbangun

Kestabilan Lereng Rendah

2

2 Berbukit 25 – 40

% 1500 - 3000

Andosol,Podsolik,

dst 300 - 500

Kestabilan Lereng Sedang

3

3 Bergelombang 15 – 25

% 500 - 1500

Brown Forest

Soil, dst 100 - 300

Lahan Terbangun

Kestabilan Lereng Cukup

4

4 Berombak 2 – 15 % 250 – 500 Latosol

0 - 100

Kestabilan Lereng Tinggi

5

5 Datar 0 – 2 % 0 – 250

Aluvial, dst

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

21

d. SKL Kestabilan Pondasi

Tujuan dari analisis SKL Kestabilan Pondasi

Mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk mendukung

bangunan berat dalam pengembangan Perkotaan, serta jenis-

jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan

(Permen Pu No 20 Tahun, 2007).

Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah yang

mendukung stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan

terbangun. SKL ini diperlukan untuk memperkirakan jenis

pondasi wilayah terbangun. Kestabilan pondasi tinggi artinya

wilayah tersebut akan stabil untuk pondasi bangunan apa saja

atau untuk segala jenis pondasi. Kestabilan pondasi rendah

berarti wilayah tersebut kurang stabil untuk berbagai bangunan.

Kestabilan pondasi kurang berarti wilayah tersebut kurang

stabil, namun mungkin untuk jenis pondasi tertentu, bisa lebih

stabil, misalnya, pondasi cakar ayam.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Kestabilan Pondasi lebih jelasnya pada tabel

dibawah ini:

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

22

Tabel 2.5

Analisis SKL Kestabilan Pondasi

No Jenis Tanah

Penggunaan Lhan

SKL Kestabilan

Lereng SKL Kestabilan Pondasi Nilai

1 Andosol,Podsolik,

dst Lahan Non Terbangun

Kestabilan Lereng Rendah

Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi Rendah

1

2 Brown Forest

Soil, dst

Kestabilan Lereng Sedang Daya Dukung dan Kestabilan

Pondasi Kurang 2

3 Latosol

Lahan Terbangun

Kestabilan Lereng Cukup

4 Aluvial,

dst

Kestabilan

Lereng Tinggi

Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi Tinggi

5

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

e. SKL Ketersediaan Air

Tujuan dari analisis SKL Ketersediaan Air Mengetahui

tingkat ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air pada

masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan

(Permen Pu No 20 Tahun, 2007).

Geohidrologi sudah memperlihatkan ketersediaan air.

Geohidrologi sudah ada kelasnya yaitu tinggi, sedang, hingga

rendah. Untuk melihat ketersediaan air seharusnya

menggunakan data primer, tetapi karena keterbatasan waktu

dan dana biasanya pengambilan data primer tidak dapat

dilakukan. Ketersediaan air sangat tinggi artinya ketersediaan

air tanah dalam dan dangkal cukup banyak. Sementara

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

23

ketersediaan air sedang artinya air tanah dangkal tak cukup

banyak tapi air tanah dalamnya banyak.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Ketersediaan Air lebih jelasnya pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2.6

Analisis SKL Ketersediaan Air

No Morfologi Lereng Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Ketersediaan Air

Nilai

1 Bergunung >40% Andosol,Podsolik,dst

>500

Lahan Non Terbangun

Ketersediaan Air Rendah

1

2 Berbukit 25 – 40

%

Brown Forest Soil,

dst 300 - 500

Ketersediaan Air Kurang

2

3 Bergelomba

ng 15 – 25

% Latosol 100 - 300

Lahan Terbangun

Ketersediaan Air Sedang

3

4 Berombak 2 – 15

% Aluvial, dst 0 - 100 Ketersediaan Air

Tinggi 5

5 Datar 0 – 2 % Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

f. SKL Untuk Drainase

Tujuan dari analisis SKL Untuk Drainase Mengetahui tingkat

kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami,

sehingga kemungkinan genangan baik bersifat lokal ataupun

meluas dapat dihindari (Permen Pu No 20 Tahun, 2007).

Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau mengalir

lancar. Drainase rendah berarti aliran air sulit dan mudah

tergenang.

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

24

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Untuk Drainase lebih jelasnya pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2.7

Analisis SKL Untuk Drainase

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

g. SKL Terhadap Erosi

Tujuan dari analisis Terhadap Erosi Mengetahui

daerah-daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga

dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi serta

antisipasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir (Permen Pu

No 20 Tahun, 2007).

Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah

terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah

terkelupas dan terbawa 50 oleh angin dan air. Erosi rendah

No Morfologi Lereng Ketinggian Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Untuk Drainase

Nilai

1 Bergunung >40% > 3000 Regosol,

Litosol,dst >500

Lahan Non Terbangun

Kemampuan Drainase

Tinggi 5

2 Berbukit 25 – 40

% 1500 - 3000

Andosol,Podsolik,dst

300 - 500

3 Bergelombang 15 – 25

% 500 - 1500

Brown Forest

Soil, dst 100 - 300

Lahan Terbangun

Kemampuan Drainase

Cukup

4

4 Berombak 2 – 15

% 250 – 500 Latosol

0 - 100

5 Datar 0 – 2 % 0 – 250 Aluvial,

dst

KemampuanDrainase Kurang

2

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

25

berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak

ada erosi berarti tidak ada pengelupasan lapisan tanah.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Terhadap Erosi lebih jelasnya pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2.8

Analisis SKL Terhadap Erosi

No Morfologi Lereng Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Terhadap

Erosi Nilai

1 Bergunung >40% Regosol, Litosol,dst

>500 Lahan Non Terbangun

Erosi Tinggi 1

2 Berbukit 25 – 40

% Andosol,Pod

solik,dst 300 - 500

Erosi Cukup Tinggi

2

3 Bergelomb

ang 15 – 25

%

Brown Forest Soil,

dst

100 - 300

Lahan Terbangun

Erosi Sedang 3

4 Berombak 2 – 15

% Latosol

0 - 100

Erosi Sangat Rendah

4

5 Datar 0 – 2 % Aluvial, dst Tidak Ada

Erosi 5

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

26

h. SKL Terhadap Pembuangan Limbah

Tujuan dari analisis Terhadap Pembuangan Limbah

Mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati

sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah,

limbah padat maupun baik limbah cair (Permen Pu No 20

Tahun, 2007).

SKL pembuangan limbah adalah tingkatan untuk

memperlihatkan wilayah tersebut cocok atau tidak sebagai

lokasi pembuangan. Analisis ini menggunakan peta hidrologi

dan klimatologi. Kedua peta ini penting, tetapi biasanya tidak

ada data rinci yang tersedia. SKL pembuangan limbah kurang

berarti wilayah tersebut kurang/tidak mendukung sebagai

tempat pembuangan limbah.

Adapun parameter data dan pemberian nilai dalam

menganalisis SKL Terhadap Pembuangan Limbah lebih

jelasnya pada tabel dibawah ini:

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

27

Tabel 2.9

Analisis SKL Terhadap Pembuangan Limbah

No Morfologi Lereng Ketinggian Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Pembuangan

Limbah Nilai

1 Bergunung >40% > 3000

Regosol, Litosol,d

st >500

Lahan Non Terbangun

Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan

Limbah Kurang

2 2 Berbukit

25 – 40 %

1500 - 3000 Andosol,Podsolik,

dst 300 - 500

3 Bergelombang 15 – 25

% 500 - 1500

Brown Forest

Soil, dst 100 - 300

Lahan terbangun

Kemampuan Lahan

Pembuangan Limbah Sedang

3

4 Berombak 2 – 15 %

250 – 500 Latosol

0 - 100

Kemampuan Lahan

Pembuangan Limbah Cukup

4 5 Datar

0 – 2 % 0 – 250 Aluvial,

dst

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

28

i. SKL Terhadap Bencana Alam

Tujuan dari analisis Bencana Alam Mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima

bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/ mengurangi kerugian dan korban akibat

bencana tersebut (Permen Pu No 20 Tahun, 2007).

Tabel 2.10

Analisis SKL Terhadap Bencana Alam

Sumber: Permen Pu No 20 Tahun 2007

No Morfologi Ketinggian Lereng Jenis Tanah

Curah Hujan

Penggunaan Lahan

SKL Bencana Alam Nilai

1 Bergunung > 3000 >40% Regosol, Litosol,dst

>500 Lahan Non Terbangun

Potensi Bencana Alam Tinggi

5 2 Berbukit 1500 - 3000 25 – 40 %

Andosol,Podsolik,dst

300 - 500

3 Bergelombang

500 - 1500 15 – 25 % Brown Forest

Soil, dst 100 - 300

Lahan terbangun

Potensi Bencana Alam Cukup

4 4 Berombak 250 – 500 2 – 15 % Latosol

0 - 100 5 Datar 0 – 250 0 – 2 % Aluvial, dst

Potensi Bencana Alam Kurang

1

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

29

Setelah mendapatkan sembilan satuan kemampuan lahan

(SKL) maka langkah selanjutnya adalah melakukan overlay

berdasarkan kesembilan SKL dan mengalikan bobot dengan nilai

tersebut untuk mendapatkan klasifikasi kemampuan lahan.

Dari total nilai, dibuat beberapa kelas yang memperhatikan

nilai minimum dan maksimum total nilai. Dari angka di atas, nilai

minimum yang mungkin didapat adalah 32, sedangkan nilai

maksimum yang mungkin didapat adalah 160. Dengan begitu,

pengkelasan dari total nilai ini adalah:

Kelas a dengan nilai 32-58

Kelas b dengan nilai 59-83

Kelas c dengan nilai 84-109

Kelas d dengan nilai 110-134

Kelas e dengan nilai 135-160

Perlu diperhatikan dimana setiap kelas lahan memiliki

kemampuan yang berbeda-beda seperti terlihat pada tabel berikut

ini.

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

30

Tabel 2.11

Kelas Kemampuan Lahan

No. Total

Nilai

Kelas Kemampuan

Lahan Klasifikasi Pengembangan

1. 32-58 Kelas A Kemampuan Pengembangan Rendah

2. 59-83 Kelas B Kemampuan Pengembangan Kurang

3. 84-109 Kelas C Kemampuan Pengembangan Sedang

4. 110-134 Kelas D Kemampuan Pengembangan Cukup

5. 135-160 Kelas E Kemampuan Pengembangan Tinggi

Sumber: Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampuan lahan merupakan proses penilaian

lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan

pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas

sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam

penggunaannya secara lestari. (Sartohadi, dkk 2012).

Arsyad (2010) menyatakan bahwa dalam menentukan

klasifikasi kemampuan lahan harus memperhatikan beberapa faktor

pembatas/penghambat kemampuan lahan yaitu kemiringan lereng,

hidrologi, jenis tanah menurut tingkat erosi, topografi, curah hujan,

drainase, batuan dan kerentanan bencana.

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

31

D. Pengertian Perkotaan

Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua

pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk „‟urban”.

Pengertian city diidentikkan dengan kota, Sedangkan urban berupa suatu

daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern,

dapat disebut daerah perkotaan.

Perkotaan adalah suatu pemukiman bukan pedesaan yang

berperan dalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah

nasional sebagai simpul jasa, menurut pengamatan tertentu.

Perkotaan adalah suatu perkembangan kota yang melibatkan

seluruh elemen-elemen di dalamnya yang menyangkut kota itu sendiri.

Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU RI No 26 Tahun 2007,

2007).

Daerah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah

pengaruh di luar batas administratif nya yang berupa daerah pinggiran

sekitarnya / daerah subur urban.

Kawasan perkotaan adalah aglomerasi kota-kota dengan daerah

sekitarnya yang memiliki sifat kekotaan; dapat melebihi batas politik /

administrasi dari kota yang bersangkutan.

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

32

Kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk di atas

satu juta orang dan berdekatan dengan kota satelit disebut sebagai

metropolitan. Teori kota satelit dengan sendiri sudah cukup menjelaskan.

Kota satelit merujuk pada kota-kota kecil di sekitar sebuah kota besar.

Kota-kota satelit ini berfungsi sebagai penyangga, terutama dalam hal

menampung limpahan populasi dan aktivitas di kota utama.

E. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Secara umum SIG adalah sistem untuk pengelolaan,

penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data

secara spasial terkait dengan muka bumi . SIG adalah sistem informasi

khusus yang 15 mengelola data yang memiliki informasi spasial

(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah

sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,

menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis,

misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah

database Dengan adanya berbagai macam kemampuan yang dimiliki

membuat sistem informasi ini menjadi berguna untuk berbagai keperluan

seperti menjelaskan kejadian (Purnomo, 2013).

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem

informasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyajikan secara

digital dan menganalisis penampakan geografis yang ada di permukaan

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

33

bumi. Penyajian secara digital berarti mengubah keadaan menjadi bentuk

digital. Setiap objek yang ada di permukaan bumi merupakan “geo-

referenced”, yang merupakan kerangka hubungan database ke SIG.

“Geo-referenced” menunjukkan lokasi suatu objek di ruang yang

ditentukan oleh sistem koordinat, sedangkan database yaitu sekumpulan

informasi tentang sesuatu dan hubungannya antara satu dengan lainnya.

(Supriadi. 2007).

Informasi Geografis merupakan data yang ditempatkan dalam

konteks ruang dan waktu. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau

Geographic Information Sistem (GIS) sendiri merupakan sistem berbasis

komputer yang biasanya digunakan untuk menyimpan, memanipulasi,

dan menganalisa informasi geografis. Sebelum adanya Sistem Informasi

Geografis (SIG) ini, sejumlah informasi permukaan bumi disajikan dalam

peta yang dibuat secara manual. Hadirnya SIG dapat mengolah

komponen peta tersebut dalam komputer, kemudian hasilnya berupa peta

digital (Prahasta, 2010).

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut merupakan

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

34

penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian

yang dilakukan penulis. Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu.

Tabel 2.12

Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode

Penelitian Teknik

Analisis

1. Rasyid

Ridha

Analisis Daya

Dukung Lahan

sebagai

Pengembangan

Fasilitas

Perkotaan

Kecamatan

Mpunda Kota

Bima

Satuan

kemampuan

lahan

Kondisi

eksisting

Kemampuan

lahan

deskripsi

kualitatif

dan

kuantitatif

Overlay atau

superimpose

2. Widiatmaka

Daya Dukung

Lingkungan

Berbasis

Kemampuan

Lahan Di

Tuban, Jawa

Timur

Kemampuan

lahan

Deskriptif

Kualitatif

dan

Kualitatif

Overlay atau

superimpose

3. Nurlia Ayu

Pratama

Evaluasi Daya

Dukung

Lingkungan

Berbasis

Kemampuan

Lahan di

Perkotaan Batu

Kemampuan

lahan

RTRW

analisa

spasial

Overlay atau

superimpose

4.

Rivaldo

Restu

Wirawan

Daya Dukung

Lingkungan

Berbasis

Kemampuan

Lahan Di

Perkotaan Palu

Satuan

Kemampua

n Lahan

Kondisi

Lahan

Eksisting

Deskriptif

Kualitatif

Overlay atau

superimpose

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

35

G. Kerangka Pikir

Dalam mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan awal, diperlukan

langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis dalam pengumpulan

data, pengolahan dan analisis menentukan Output (keluaran) dari

analisis ini adalah berupa peta kelas kemampuan lahan (zonasi) yang

terdiri dari kawasan kemungkinan (pengembangan), kawasan kendala

dan kawasan limitasi, yang merupakan gambaran dari tingkatan

kemampuan lahan pada daerah penelitian, kemudian diinterpretasikan

secara deskriptif.

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

36

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Kecamatan Wawo merupakan daerah pintu masuk bagian selatan Kabupaten Kolaka

Kecamatan Wawo telah ditetapkan Sebagai kawasan perkotaan pusat

kegiatan lokal (PKL)

Perkembangan penduduk meningkat 14,14% dalam

5 tahun terakhir

Meningkatnya kebutuhan lahan

Perlunya kajian tingkat kemampuan lahan berdasarkan aspek fisik dasar sesuai dengan arahan PERMEN PU No. 20 Tahun

2007 dalam merencanakan pengembangan suatu kota

Apa saja klasifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara

Bagaimana kemampuan lahan yang ada di kawasan perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara

Kemampuan Lahan

SKL Morfologi

SKL Kemudahan Dikerjakan

SKL Kestabilan Lereng

SKL Kestabilan Pondasi

SKL Ketersediaan Air

Analisis yang digunakan

Analisis Spasial (superimpose)

Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui apa saja klasifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara

Untuk mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara.

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN WAWO KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKL Untuk Drainase

SKL Terhadap Erosi

SKL Pembuangan Limbah

SKL Terhadap Bencana Alam

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2016), metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Metode penelitian sendiri, digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian. Sedangkan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini dengan permasalahan yang dikemukakan

yaitu Bagaimana Kemampuan lahan yang berada di Kawasan Perkotaan

Wawo dan apa saja klasifikasi kemampuan lahan di Kawasan Perkotaan

Wawo, yakni dengan menggunakan metode kuantitatif sebagai metode

Utama dan didukung dengan pendekatan spatial analysis. Selain itu dalam

merumuskan masalah dalam penelitian kali ini yang digunakan adalah

deskriptif. penggunaan rumusan masalah deskriptif sendiri bertujuan untuk

mengetahui atau mengeksplorasi permasalahan secara menyeluruh, luas

dan mendalam.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di kawasan perkotaan Kecamatan

Wawo Kabupaten Kolaka Utara, Kawasan Perkotaan Wawo ini terdiri

dari sebagian 5 (lima) desa yang ada di Kecamatan Wawo ,5 (lima)

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

38

desa yang masuk dalam kawasan perkotaan wawo yaitu Desa Wawo,

Desa Uluwawo, Desa Puumbolo, Desa Walasiho, dan Desa Latawe

dengan luas keseluruhan sekitar 611,22 Ha. Desa dengan luas

terbesar yaitu desa Uluwawo dengan luas sekitar 251,43 Ha dan yang

paling terkecil yaitu desa Puumbolo dengan luas sekitar 6,15 Ha.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Desa

Di Lokasi Penelitian Tahun 2020

No. Desa Luas (Ha) %

1. Wawo 211.48 34.60

2. Uluwawo 251.43 41,14

3. Puumbolo 6.15 0,01

4. Walasiho 59.20 9,69

5. Latawe 82.97 13,57

Total 611.22 100 Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Kolaka Utara

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15 September 2020 hingga

bulan 15 Desember 2020. Penelitian ini dilakukan di Kawasan

Perkotaan Wawo yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten

Kolaka Utara tepatnya di Kecamatan Wawo. Pemilihan lokasi ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa kawasan ini merupakan salah

satu kawasan perkotaan yang sedang berkembang sehingga peneliti

melakukan penelitian terkait Analisis Kemampuan Lahan.

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

39

Tabel 3.2 Schedule Pelaksanaan Penelitian

No Agenda

Waktu

September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Sinopsis

2 Persiapan Berkas (SK)

3 Penyusunan bab I,II,III

4 Survei Pengambilan Data

5 Penyusunan bab IV,V

6 Seminar Hasil

7 Seminar Tutup

C. Pendekatan Penelitian

Lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Kemampuan Lahan serta memberikan arahan pengembangan fungsi

kawasan perkotaan sesuai dengan kelas kemampuan lahan. Dalam

mengetahui kemampuan lahan digunakan analisis satuan kemampuan

lahan (SKL) yang memperhatikan SKL morfologi, SKL kemudahan

dikerjakan, SKL kestabilan lereng, SKL kestabilan pondasi, SKL untuk

drainase, SKL ketersediaan air, SKL erosi, SKL terhadap pembuangan

limbah, SKL terhadap bencana alam. Berdasarkan dari kelas kemampuan

lahan dapat dihitung ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk

pembangunan dan pengembangan perkotaan serta untuk mengetahui

arahan penggunaan lahan berdasarkan tingkat kemampuan lahan di

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

40

perkotaan wawo dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif

dengan metode spasial dalam memperoleh satuan kemampuan lahan.

D. Pendekatan Analisis

Pendekatan Analisis yang digunakan adalah Analisis deskriptif

kuantitatif dan metode spasial di wilayah perkotaan wawo yang

menjelaskan gambaran umum geografis hingga kondisi wilayah fisik.

Pendekatan analisis yang digunakan ini mengacu pada peraturan Menteri

pekerjaan umum No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis

Fisik dan Lingkungan. Analsis deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul yang bermaksud untuk

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi dengan

sebuah metode yang digunakan peneliti dalam menemukan pengetahuan

atau waktu tertentu yang dimana hasil olahan yang didukung dengan

metode kuantitatif didalamnya.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data

Sumber data yang dimaksud untuk memudahkan peneliti dalam

melakukan penelitian dan menyusun laporan serta meminimalisir waktu

dan tenaga dalam melakukan survei. Sesuai dengan data yang

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

41

dibutuhkan dalam penelitian ini maka diketahui sumber data sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Nama Data Jenis Data Sumber Data

1 Klimatologi Skunder BMKG, Dinas pertanian dan BPS

2 Topografi Skunder Bappeda , PU, dan dinas pertanian dan lokasi penelitian

3 Geologi Skunder Bappeda , PU, dan dinas pertanian dan lokasi penelitian

4 Hidrologi Skunder Bappeda , PU, dan dinas pertanian dan lokasi penelitian, Dinas Pegairan

5 Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

Skunder Bappeda , PU, dan dinas pertanian dan lokasi penelitian, Dinas Pegairan dan Pertanahan, Dinas SDA

6 Bencana Alam Skunder Bappeda , PU, dan dinas pertanian dan lokasi penelitian, Dinas Pegairan dan Pertanahan, Dinas SDA BMKG, Dinas pertanian dan BPS.

7 Penggunaan lahan Primer Survey Lapangan lokasi penelitian

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

42

2. Teknik Pengumpulan Data

Gambar 3.1 Alur Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, berupa data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung

diperoleh dari lapangan atau lokasi studi penelitian. Sedangkan data

sekunder merupakan data yang bisa didapatkan melalui buku-buku,

hasil penelitian, jurnal, peta ataupun sarana lainya yang diambil dari

instansi terkait, seperti PU, BAPPEDA, BPS, Departemen ESDM dan

lain-lain. Adapun Untuk teknik pengumpulan data dalam yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

SUMBER DATA

DATA SEKUNDER DATA PRIMER

OBSERVASI DOKUMENTAS STUDI PUSTAKA

Penggunaan Lahan

Eksisting

1. Klimatologi

2. Topografi

3. Geologi

4. Hidrologi

5. Sember Daya

Mineral/Bahan Galian

6. Bencana Alam

7. Jumlah Penduduk

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

43

a. Survei Primer

Survei primer adalah cara dalam perolehan data dengan

melalui beberapa kegiatan peneliti baik langsung dalam

memperoleh data yang dibutuhkan dengan lengkap yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Kegiatan ini

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Observasi Lapangan

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan informasi adalah dengan

melakukan observasi. Observasi lapangan, dengan

melakukan kunjungan dan pengamatan langsung ke

lapangan untuk mendapatkan data pengunaan lahan

eksisting.

- Kondisi Eksisting

- Data penggunaan lahan eksisting

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu proses pengumpulan data

dengan melakukan dokumentasi yang relevan dengan

penelitian ini.

- Visualisasi penelitian lapangan

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

44

b. Survei Skunder

Studi pustaka merupakan usaha dalam penelitian untuk

memperoleh data atau informasi yang relevan dan riil dalam

membahas topik ataupun isu permasalahan yang sedang

diteliti. Studi pustaka dapat diperoleh dari buku-buku penelitian,

buku literatur, jurnal, pedoman-pedoman terkait, dan hasil riset

dari hasil peneliti yang juga dapat berupa data sekunder yang

didapatkan dari instansi terkait seperti PU, BAPPEDA, BPS,

Departemen ESDM dan lain-lain dan data tersebut meliputi

beberapa jenisnya diantaranya:

1) Klimatologi

2) Topografi

3) Geologi

4) Hidrologi

5) Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

6) Bencana Alam

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut sugiyono (2006:60) adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

45

kesimpulannya. Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam

penelitian ini:

Tabel 3.4 Variabel Penelitian Tujuan Variabel Indikator

Analisis Kemampuan Lahan Di Perkotaan Wawo Kabupaten Kolaka Utara

Kemampuan Lahan Morfologi

Kemudahan dikerjakan

Kestabilan lereng

Kestabilan pondasi

Drainase

Ketersediaan air

Erosi

Limbah

Bencana alam

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini diklasifikasikan atas 3 (tiga), yaitu

: metode analisis deskriptif kualitatif, metode analisis spasial (overlay

peta), metode analisis kuantitatif. Adapun alat analisis yang digunakan

adalah :

Untuk menjawab rumusan masalah pertama maka peneliti akan

menggunakan pendekatan analsisis spasial

Untuk menjawab rumusan masalah kedua maka peneliti akan

menggunakan pendekatan analisis Deskriptif

1. Analisis Spasial (Overlay) Satuan Kemampuan Lahan

Analisis overlay digunakan untuk menganalisis satuan kemampuan

lahan atau SKL berdasarkan sembilan analisis yaitu, SKL morfologi,

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

46

SKL Kemudahan dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng, SKL Kestabilan

Pondasi, SKL Untuk Drainase, SKL Ketersediaan Air, SKL Erosi, SKL

Terhadap Pembuangan Limbah, SKL Terhadap Bencana Alam.

Kemudian kesembilan SKL ini akan dioverlay kembali sehingga

menghasilkan Kemampuan Lahan/ sesuai dengan klasifikasi

kemampuan lahan.

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memperjelas hasil dari analisis

overlay, dengan cara mendeskripsikan dan memaparkan sehingga

mampu memperjelas dari hasil analisis klasifikasi kemampuan lahan,

dan mampu dalam memberikan arahan penggunaan lahan

berdasarkan tingkat kemampuan lahan di Perkotaan Wawo Kabupaten

Kolaka Utara.

H. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional perlu untuk memberikan pemahaman

mengenai topik operasional yang akan dilakukan. Beberapa definisi

penelitian yang penting diuraikan adalah sebagai berikut :

1. Lahan adalah tanah atau lahan terbuka yang dihubungkan dengan arti

atau fungsi sosial atau ekonominya bagi masyarakat dapat berupa

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

47

tanah/lahan terbuka, tanah/lahan garapan yang belum diolah atau

diusahakan.

2. Satuan Kemampuan Lahan

a. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi adalah Memilah

bentuk bentang alam/ morfologi pada wilayah dan/atau kawasan

perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan

fungsinya.

b. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan dikerjakan adalah

Untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di wilayah dan/atau

kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan/

maupun pengembangan kawasan di lokasi studi

c. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng adalah Untuk

mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah/ kawasan

pengembangan dalam menerima beban baik pembangunan/

maupun pengembangan kawasan

d. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi adalah

Mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan

berat dalam pengembangan Perkotaan, serta jenis-jenis pondasi

yang sesuai untuk masing-masing tingkatan

e. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Untuk Drainase adalah

Mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan air

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

48

hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat

lokal maupun meluas dapat dihindari

f. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air adalah

Mengetahui tingkat ketersediaan air dan kemampuan penyediaan

air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan.

g. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi adalah

Mengetahui daerah-daerah yang mengalami keterkikisan tanah,

sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi

serta antisipasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir.

h. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Pembuangan Limbah

adalah Mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati

sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik

limbah padat maupun limbah cair

i. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Bencana Alam adalah

Mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana

alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/ mengurangi

kerugian dan korban akibat bencana tersebut

3. Klasifikasi Kemampuan Lahan adalah gambaran tingkat kemampuan

lahan dari hasil nilai akhir di kali bobot yang menentukan nilai tertinggi

dan terendah serta pembagian atas beberapa kelas yaitu kelas A

dengan kemampuan lahan pengembangan rendah, kelas B dengan

kemampuan lahan pengembangan kurang, Kelas C dengan

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

49

kemampuan lahan pengembangan sedang, Kelas D dengan

kemampuan lahan pengembangan cukup, dan Kelas E dengan

kemampuan lahan pengembangan tinggi, yang menjadi tolak ukur

untuk penggunaan lahan tertentu.

4. Kemampuan Lahan adalah penilaian lahan secara sistematik dan

pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas

sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam

penggunaannya secara lestari.

5. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan

Daya Dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan

keseimbangan antar keduanya.

Daya Tampung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

menyerap zat, energi, dan komponen lain yang masuk atau

dimasukkan ke dalamnya.

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Kabupaten Kolaka Utara

a. Aspek Fisik Dasar

1) Wilayah Administrasi

Secara geografis Kabupaten Kolaka Utara terletak pada daratan

Sulawesi Tenggara dengan koordinat geografis 020 00‟ – 050 00‟

Lintang Selatan dan 120 45‟ – 1210 60‟ Bujur Timur, mencakup luas

daratan dan pulau-pulau kecil seluas ± 3.391,62 Km². Selain itu, juga

memiliki wilayah perairan laut membentang sepanjang Teluk Bone,

seluas + 12.376 Km2. Secara administratif, wilayah Kabupaten Kolaka

Utara ini terbagi atas 15 wilayah kecamatan 7 kelurahan dan 132 desa

dengan batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Luwu Timur

Sebelah Timur : Kabupaten Konawe

Sebelah Barat : Perairan Teluk Bone

Sebelah Selatan : Kabupaten Kolaka

Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Kolaka

Utara dalam angka 2020, kecamatan terluas yaitu Kecamatan

Porehu dengan luas 647,23 Km2

sedangkan kecamatan dengan

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

51

luas terkecil yaitu Kecamatan Tiwu dengan luas 81,92 Km2. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2019

No. Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) %

1. Ranteangin 189,92 5,60%

2. Lambai 162,74 4,80%

3. Wawo 234,99 6,93%

4. Lasusua 287,67 8,48%

5. Katoi 82,64 2,44%

6. Kodeoha 250,49 7,39%

7. Tiwu 81,92 2,42%

8. Ngapa 149,18 4,40%

9. Watunohu 109,99 3,24%

10. Pakue 313,25 9,24%

11. Pakue Utara 131,25 3,87%

12. Pakue Tengah 191,82 5,66%

13. Batu Putih 374,95 11,06%

14. Porehu 647,23 19,08%

15. Tolala 183,58 5,41%

Kolaka Utara 3.391,62 100%

Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020

6% 5%

7%

9%

3% 8%

2%

5% 3% 10%

4%

6%

12%

20%

0%

Diagram 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2019 Ranteangin

Lambai

Wawo

Lasusua

Katoi

Kodeoha

Tiwu

Ngapa

Watunohu

Pakue

Pakue Utara

Pakue Tengah

Batu Putih

Porehu

Tolala

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

52

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Kolaka Utara

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

53

2) Iklim

Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata suhu udara bulanan di

Kabupaten Kolaka Utara adalah 30,000C tiap bulannya. Suhu

bulanan paling rendah adalah 20,000C yang terjadi pada bulan

Maret 2019 sedangkan yang paling tinggi adalah 38,000C yang

terjadi pada bulan Oktober 2019. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Rata-rata dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di

Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019

No. Bulan

Suhu Udara Kelembaban Udara

Min Rata-Rata

Maks Min Rata-Rata

Maks

1. Januari 23,20 30,05 34,80 52,00 73,30 97,00

2. Februari 23,40 29,44 34,90 55,00 75,50 95,00

3. Maret 20,00 29,68 36,20 54,00 75,70 97,00

4. April 23,40 29,26 35,00 52,00 78,30 97,00

5. Mei 23,60 29,17 35,00 50,00 76,80 97,00

6. Juni 22,20 28,54 34,70 50,00 75,60 98,00

7. Juli 20,60 28,42 34,80 38,00 67,60 97,00

8. Agustus 20,80 29,20 35,60 37,00 62,70 95,00

9. September 21,00 29,84 36,80 30,00 62,40 94,00

10. Oktober 22,20 30,36 38,00 31,00 66,40 98,00

11. November 21,00 31,28 37,70 39,00 65,80 85,00

12. Desember 23,80 30,57 35,30 50,00 72,20 95,00 Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020

3) Curah Hujan

Keadaan musim di Kabupaten Kolaka Utara umumnya sama

seperti di daerah lainnya di indonesia, mempunyai dua musim yaitu

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

54

musim hujan dan musim kemarau. Curah Hujan yang terjadi cukup

merata setiap bulannya, sehingga Kabupaten Kolaka Utara memiliki

wilayah yang subur.

Pada bulan April curah hujan menyentuh angka 264 mm3,

dimana ini merupakan curah hujan tertinggi di tahun 2019, dan di

bulan November tidak terjadi curah hujan 0 mm3 , untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di

Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019

No Bulan Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

1. Januari 152 16

2. Februari 231 12

3. Maret 146 20

4. April 264 21

5. Mei 209 15

6. Juni 253 16

7. Juli 45 11

8. Agustus 54 7

9. September 7 3

10. Oktober 75 9

11. November - 1

12. Desember 137 17 Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020

b. Kependudukan

1) Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kolaka Utara dalam angka

tahun 2020, penduduk Kabupaten Maros pada Tahun 2019

sebanyak 138.686 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

55

Kecamatan Lasusua dengan jumlah penduduk 26.231 jiwa dan

jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Tolala dengan

jumlah penduduk 3.471 jiwa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2015,2016,2017,2018,2019.

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

PerTahun (%)

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2016

2016-2017

2017-2018

2018-2019

1. Ranteangin 5.747 5.786 5.876 5.933 6.160 0.68 1.56 1.99 1.85

2. Lambai 6.071 6.140 6.231 6.277 6.479 1.14 1.48 0.74 3.22

3. Wawo 5.960 5.987 6.082 6.283 6.836 0.45 1.59 3.30 8.80

4. Lasusua 28.270 28.968 29.338 29.748 26.231 2.47 1.28 1.40 -11.82

5. Katoi 6.806 6.908 7.006 7.049 6.947 1.50 1.42 0.61 -1.45

6. Kodeoha 11.199 11.238 11.419 11.911 11.441 0.35 1.61 4.31 -3.95

7. Tiwu 4.282 4.300 4.369 4.524 4.705 0.42 1.60 3.55 4.00

8. Ngapa 21.514 21.939 22.236 22.495 17.704 1.98 1.35 1.16 -21.30

9. Watunohu 6.406 6.416 6.522 6.940 6.937 0.16 1.65 6.41 -0.04

10. Pakue 9.383 9.873 10.032 10.458 10.513 5.22 1.61 4.25 0.53

11. Pakue Tengah 6.366 6.379 6.498 6.894 7.533 0.20 1.87 6.09 9.27

12. Pakue Utara 8.152 8.265 8.369 8.440 8.218 1.39 1.26 0.85 -2.63

13. Batu Putih 8.664 8.790 8.915 8.993 8.663 1.45 1.42 0.87 -3.67

14. Porehu 7.765 7.841 7.960 8.022 6.848 0.98 1.52 0.78 -14.63

15. Tolala 3.666 3.784 3.828 3.896 3.471 3.22 1.16 1.78 -10.91

Total 140.706 142.614 144.681 147.863 138.686 1.36 1.45 2.20 -6.21

Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2016,2017,2018,2019,2020

2) Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data BPS dalam angka tahun 2020 Kabupaten

Kolaka Utara, tingkat kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di

Kecamatan Lasusua dengan kepadatan penduduk 238 jiwa/km2

sedangkan yang terendah di Kecamatan Katoi dengan kepadatan

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

56

penduduk 11 jiwa/km2 . Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.5

Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2019

No. Kecamatan Persentase Penduduk

Kepadatan Penduduk Per

Km2

1. Ranteangin 4,44 38

2. Lambai 4,67 28

3. Wawo 4,93 36

4. Lasusua 18,91 238

5. Katoi 5,01 11

6. Kodeoha 8,25 62

7. Tiwu 3,39 57

8. Ngapa 12,77 93

9. Watunohu 5,00 28

10. Pakue 7,58 80

11. Pakue Tengah 5,43 26

12. Pakue Utara 5,93 26

13. Batu Putih 6,25 58

14. Porehu 4,94 18

15. Tolala 2,50 42

Total 100 41 Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020

3) Penduduk Menurut Kelompok dan Jenis Kelamin

Keterbandingan antara penduduk laki-laki dengan

perempuan, penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

penduduk perempuan dengan perbandingan 100 laki-laki

dibanding dengan 96 perempuan di Kabupaten Kolaka Utara.

Namun, penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten

Kolaka Utara didominasi oleh kelompok umur 5-9 tahun

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

57

dibandingkan kelompok umur 70-75 tahun. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2018

No. Kelompok Umur Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1. 0-4 8,151 7,849 16,000

2. 5-9 8,461 7,815 16,276

3. 10-14 7,563 7,179 14,742

4. 15-19 6,684 5,948 12,632

5. 20-24 6,705 5,995 12,700

6. 25-29 6,373 6,450 12,823

7. 30-34 6,374 6,357 12,731

8. 35-39 6,215 5,876 12,091

9. 40-44 5,447 4,912 10,359

10. 45-49 4,421 4,011 8,432

11. 50-54 3,331 2,769 6,100

12. 55-59 2,301 2,112 4,413

13. 60-64 1,852 1,745 3,597

14. 65-69 1,222 1,118 2,340

15. 70-74 659 727 1,386

16. 75+ 540 701 1,241 Total 76,299 71,564 147,863

Sumber: BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2019 *Data ini belum tersedia di BPS Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2020*

2. Gambaran Umum Kecamatan Wawo

a. Aspek Fisik Dasar

1) Keadaan Geografis

Daerah Kecamatan Wawo merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Kolaka Utara. Secara astronomis Kecamatan Wawo

terletak antara 3°20‟0” - 3°69‟0” Lintang Selatan dan antara

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

58

121°0‟0” - 121°05‟0” Bujur Timur. Berdasarkan Geografisnya,

Kecamatan Wawo memiliki batas-batas :

Sebelah Utara : Kecamatan Ranteangin

Sebelah Timur : Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka

Sebelah Selatan : Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka

Sebelah Barat : Teluk Bone

Wilayah Kecamatan Wawo Mencakup Wilayah Daratan dan

Lautan karena terletak di pesisir Pantai Teluk Bone. Luas Daratan

Kecamatan Wawo sebesar 232,99 Km². Relief Permukaan Daratan

Kecamatan Wawo sebagian besar berupa Daratan yang merata

hampir di seluruh Wilayahnya dengan ketinggian ± 5 m dari

permukaan Laut. Berikut data mengenai luas wilayah Administratif

Kecamatan Wawo Serta Jarak ke Ibu kota Kecamatan Berdasarkan

Desa/ kelurahan.

Tabel 4.7 Luas Wilayah Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Luas Km2 Persentase (%)

1. Walasiho 24,24 10,40

2. Wawo 44,28 19,01

3. Puumbolo 31,18 13,38

4. Tinukari 40,70 17,47

5. Salurengko 21,61 9,28

6. Uluwawo 37,66 16,16

7. Latawe 33,32 14,30 Total 232,99 100,00

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

59

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

11%

19%

13%

18%

9%

16%

14% Walasiho

Wawo

Puumbolo

Tinukari

Salurengko

Uluwawo

Latawe

Diagram 4.2

Luas Wilayah Kecamatan Wawo Tahun 2018

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

60

Gambar 4.2 Peta Administrasi Kecamatan Wawo

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

61

Tabel 4.8 Tinggi Wilayah DPL Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan

Laut (Meter)

1. Walasiho 6

2. Wawo 8

3. Puumbolo 23

4. Tinukari 33

5. Salurengko 43

6. Uluwawo 9

7. Latawe 10 Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

Tabel 4.9 Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten

Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan

Jarak Ke Ibu Kota

Kecamatan (Km)

Jarak Ke Ibu Kota

Kabupaten (Km)

1. Walasiho 3,00 49,00

2. Wawo 0,00 46,00

3. Puumbolo 1,00 50,00

4. Tinukari 2,30 48,30

5. Salurengko 2,00 48,00

6. Uluwawo 0,80 46,80

7. Latawe 1,33 47,00 Kecamatan Wawo 46

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

2) Iklim dan Curah Hujan

Keadaan musim di daerah ini umumnya sama seperti di Daerah

lain di Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan

musim kemarau. Selama tahun 2019 musim hujan hampir terjadi di

sepanjang tahun, dimana pada bulan Januari sampai Juli terjadi curah

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

62

hujan yang cukup tinggi, begitu pula pada bulan Oktober sampai

Desember.

Sedangkan Musim kemarau terjadi antara bulan Agustus sampai

dengan September dimana antara bulan tersebut angin Timur yang

bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Hari Hujan dan Curah Hujan Perbulan

Di Kecamatan Wawo, Tahun 2018

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

No Bulan Curah Hujan (mm)

1 Januari 228,5

2 Februari 267

3 Maret 144,5

4 April 234,1

5 Mei 267,8

6 Juni 262,4

7 Juli 202,3

8 Agustus 75,9

9 September 147,3

10 Oktober 200,5

11 November 264,8

12 Desember 214,1

Total 2509,2

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

63

Gambar 4.3 Curah Hujan Kecamatan Wawo

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

64

3) Jenis Tanah

Di Kecamatan Wawo terdapat 3 (tiga) jenis tanah yang tersebar

di beberapa wilayah seperti jenis tanah aluvial, litosol, dan mediteran.

a) Aluvial merupakan endapan aluvium (endapan aluvial sungai,

pantai dan rawa yang berumur kuarter (resen) dan

menempati daerah morfologi pedataran dengan ketinggian 0-

60 m dengan sudut kemiringan lereng.

b) Litosol merupakan tanah mineral hasil pelapukan batuan

induk, berupa batuan beku (intrusi) dan/atau batuan sedimen

yang menempati daerah perbukitan intrusi dengan ketinggian

3-1.150 m dan sudut lereng < 70%. Kenampakan sifat fisik

berwarna coklat kemerahan, berukuran lempung, lempung

lanauan, hingga pasir lempungan, plastisitas sedang-tinggi,

agak padu, solum dangkal, tebal 0,2-4,5 m.

c) Mediteran merupakan tanah yang berasal dari pelapukan

batu gamping yang menempati daerah perbukitan karst,

dengan ketinggian 8-750 m dan sudut lereng > 70%.

Kenampakan fisik yang terlihat berwarna coklat kehitaman,

berukuran lempung pasiran, plastisitas sedang-tinggi, agak

padu, permeabilitas sedang, rentan erosi, tebal 0,1-1,5 m.

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

65

Gambar 4.4 Peta Jenis Tanah Kecamatan Wawo

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

66

4) Topografi dan Kemiringan Lereng

Wilayah Kecamatan Wawo mencakup wilayah daratan dan

Lautan karena terletak di pesisir Pantai Teluk Bone. Luas daratan

Kecamatan Wawo sebesar 234,99 km². Relief permukaan daratan

Kecamatan Wawo sebagian besar berupa Dataran yang merata

hampir di seluruh wilayahnya dengan ketinggian ± 5 m dari

permukan Laut. Kondisi topografi atau ketinggian tempat di

Kecamatan Wawo cukup bervariasi antara 0 sampai diatas 3000

meter dari permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan data kemiringan lereng yang diperoleh,

Kecamatan Wawo memiliki kemiringan lereng yang bervariatif

mulai dari daerah landai, agak curam, dan sangat curam.

Dari aspek oseanografi Kecamatan Wawo memiliki perairan

laut yang cukup potensial untuk pengembangan usaha bidang

perikanan, dan saat ini masyarakat sudah memanfaatkan potensi

laut tersebut meskipun tidak begitu optimal dan masih rendah jika

dibandingkan dengan kecamatan lain yang berada dalam wilayah

teritorial Kabupaten Kolaka Utara.

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

67

Gambar 4.5 Peta Topografi Kecamatan Wawo

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

68

Gambar 4.6 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Wawo

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

69

5) Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten

Menurut jaraknya, maka letak masing-masing desa/kelurahan ke

ibukota kecamatan sangat bervariasi. Jarak desa/kelurahan ke ibukota

kecamatan maupun ke ibukota kabupaten berkisar 0-3 Km.

Ibukota Kecamatan Wawo terletak di Desa Wawo. Desa

Walasiho merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota

kecamatan yaitu mencapai 3 Km, sedangkan desa yang paling

dekat adalah Desa Wawo yang berjarak 0 Km r ke ibu kota

kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9

Jarak Desa/Kelurahan Ke Ibu Kota Kecamatan Dan Kabupaten

Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan

Jarak Ke Ibu Kota

Kecamatan (Km)

Jarak Ke Ibu Kota

Kabupaten (Km)

1. Walasiho 3,00 49,00

2. Wawo 0,00 46,00

3. Puumbolo 1,00 50,00

4. Tinukari 2,30 48,30

5. Salurengko 2,00 48,00

6. Uluwawo 0,80 46,80

7. Latawe 1,33 47,00 Kecamatan Wawo 46

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

6) Pembagian Daerah Administratif

Kecamatan Wawo terbagi atas 7 Desa yaitu Walasiho, Wawo,

Puumbolo, Tinukari, Salurengko, Uluwawo, dan Latawe. Adapun

pembagian wilayah Desa terkait dusun/lingkungan, dimana

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

70

dusun/lingkungan terbanyak terdapat di Desa Wawo yaitu 6

dusun/lingkungan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut.

Tabel 4.10

Pembagian Daerah Administratif Menurut Desa/Kelurahan

di Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Dusun/Lingkungan

1. Walasiho 4

2. Wawo 6

3. Puumbolo 4

4. Tinukari 4

5. Salurengko 5

6. Uluwawo 3

7. Latawe 3 Total 29

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

b. Kependudukan

1) Perkembangan Jumlah Penduduk 3 Tahun Terakhir

Dalam kurun waktu tahun 2016-2018 jumlah penduduk

Kecamatan Wawo mengalami peningkatan setiap tahunnya,

jumlah penduduk akhir tahun 2016 yaitu sekitar 5.987 jiwa, tahun

2017 naik menjadi 6.082 jiwa, dan pada tahun 2018 menjadi 6.283

jiwa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

71

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Wawo

Tahun 2016,2017 dan 2018

No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk

2016 2017 2018

1. Walasiho 800 812 839

2. Wawo 1,431 1,454 1,503

3. Puumbolo 870 885 914

4. Tinukari 663 637 695

5. Salurengko 841 854 882

6. Uluwawo 771 784 810

7. Latawe 611 620 640

Total 5,987 6,082 6,283 Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin nampak bahwa jumlah penduduk

laki-laki tahun 2018 sebanyak 3.132 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 3.152 jiwa. Dengan demikian rasio jenis

kelamin adalah sekitar 99 yang berarti setiap 100 orang penduduk

perempuan terdapat sekitar 99 orang penduduk laki-laki. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Penduduk

Jumlah Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki

Perempuan

1. Walasiho 417 422 839 99

2. Wawo 751 752 1,503 100

3. Puumbolo 453 461 914 98

4. Tinukari 355 340 695 104

5. Salurengko 474 408 882 116

6. Uluwawo 377 433 810 87

7. Latawe 305 335 640 91

Total 3,132 3,152 6,283 99 Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

72

3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin

Berdasarkan kelompok umur, nampak bahwa kelompok umur

terbanyak di Kecamatan Wawo yaitu 5-9 Tahun dengan jumlah

penduduk 690 jiwa dan yang terendah yaitu 75+ dengan jumlah

penduduk 52 jiwa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel

4.13 berikut.

Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Kelompok Umur Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1. 0-4 335 346 681

2. 5-9 346 344 690

3. 10-14 311 316 627

4. 15-19 275 264 539

5. 20-24 277 260 537

6. 25-29 263 285 548

7. 30-34 261 280 541

8. 35-39 256 258 514

9. 40-44 222 216 438

10. 45-49 183 177 360

11. 50-54 136 121 257

12. 55-59 94 93 187

13. 60-64 76 77 153

14. 65-69 50 50 100

15. 70-74 26 33 59

16. 75+ 21 31 52 Total 3,132 3,151 6,283

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

73

4) Kepadatan Penduduk

Ditinjau menurut desa/kelurahan, maka kepadatan penduduk

tertinggi adalah Desa Salurengko yaitu sekitar 40 jiwa/Km2 ,

menyusul Desa Wawo sekitar 33 jiwa/Km2, dan Desa Walasiho

sekitar 31 jiwa/Km2. Selanjutnya desa/kelurahan dengan

kepadatan penduduk paling rendah adalah Desa Tinukari dengan

kepadatan penduduk sekitar 17 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut

Desa/Kelurahan di Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Luas Km2 Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

1. Walasiho 2624 839 31

2. Wawo 4428 1503 33

3. Puumbolo 3118 914 28

4. Tinukari 4070 695 17

5. Salurengko 2161 882 40

6. Uluwawo 3766 810 21

7. Latawe 3332 640 19 Total 234,99 6,283 26

Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

5) Perkembangan Rumah Tangga

Keadaan rumah tangga di Kecamatan Wawo yaitu jumlah

rumah tangga pada tahun 2018 adalah 1.442 rumah tangga,

dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 5 jiwa per rumah

tangga. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

74

Tabel 4.15 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Desa/Kelurahan di

Kecamatan Wawo Tahun 2018

No. Desa/Kelurahan Jumlah

Penduduk

Rumah Tangga

Penduduk Per Rumah Tangga

1. Walasiho 839 192 5

2. Wawo 1503 345 5

3. Puumbolo 914 210 5

4. Tinukari 695 159 5

5. Salurengko 882 203 5

6. Uluwawo 810 186 5

7. Latawe 640 147 5

Total 6,283 1,442 5 Sumber: BPS Kecamatan Wawo Dalam Angka 2019

3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di kawasan perkotaan Kecamatan

Wawo Kabupaten Kolaka Utara, Kawasan Perkotaan Wawo ini terdiri

dari sebagian 5 (lima) desa yang ada di Kecamatan Wawo ,5 (lima)

desa yang masuk dalam Kawasan Perkotaan Wawo yaitu Desa Wawo,

Desa Uluwawo, Desa Puumbolo, Desa Walasiho, dan Desa Latawe

dengan luas keseluruhan sekitar 611,22 Ha. Desa dengan luas terbesar

yaitu desa Uluwawo dengan luas sekitar 251,43 Ha dan yang paling

terkecil yaitu desa Puumbolo dengan luas sekitar 6,15 Ha. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Luas Wilayah Menurut Desa

Di Kawasan Perkotaan Wawo Tahun 2020

No. Desa Luas (Ha) %

1. Wawo 211.48 34.60

2. Uluwawo 251.43 41,14

3. Puumbolo 6.15 0,01

4. Walasiho 59.20 9,69

5. Latawe 82.97 13,57

Total 611.22 100

Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Kolaka Utara

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

75

Gambar 4.7 Peta Kawasan Perkotaan Wawo

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

76

4. Kedudukan Kawasan Perkotaan Wawo

Untuk memantapkan sistem perkotaan di Kabupaten Kolaka Utara

sesuai dengan masing-masing hierarki pusat pelayanan dan skala

pelayanan yang direncanakan dalam kurun waktu 20 tahun yang akan

datang, maka perlu arahan fungsi untuk masing-masing kota yang berada di

Kabupaten Kolaka Utara sampai dengan akhir tahun perencanaan (tahun

2031). Sejalan dengan hierarki kawasan (perkotaan) sebagai pusat

kegiatan, maka rencana sistem (perkotaan) Kabupaten Kolaka Utara tahun

2031 adalah sebagai berikut : Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah : Wawo, Ranteangin, Lambai,

Katoi, Tiwu, Mala-Mala, Lapai, Watunohu, Olo-Oloho, Latali, Pakue, Batu

Putih, Porehu, dan Tolala.

Sejalan dengan potensi dan fungsi yang dimilikinya, maka kota-kota

Wawo, Ranteangin, Katoi, Lapai, Olo-Oloho, Batu Putih,Tolala untuk masa

mendatang diusulkan menjadi PKL, yaitu kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa

kecamatan. Sehingga cakupan wilayah Kawasan Perkotaan Wawo terdiri

atas sebagian Desa Wawo, Desa Uluwawo, Desa Tinukari, dan Desa

Walasiho. Letak kawasan perkotaan ini berada pada daerah pesisir

Kecamatan wawo yang memiliki letak sangat strategis.

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

77

5. Penggunaan Lahan Lokasi Penelitian

Kondisi penggunaan lahan di Kawasan Perkotaan Wawo terdiri

atas Permukiman, Perkebunan Kelapa, Perkebunan Cengkeh, Sawah,

Tambak, Ladang Campuran, Semak Belukar, Hutan Jati, Lapangan,

Lahan Kosong, Pemakaman Warga, Pelabuhan Wawo, Dan Sungai.

Penggunaan Lahan dengan luas terbesar yaitu Perkebunan Kelapa dengan

Luas 289,17 Ha dan Penggunaan Lahan dengan luas terkecil yaitu

Pelabuhan Wawo dengan luas 0.11 Ha. Potensi tersebut sangat

mendukung terhadap sumberdaya alam di Kawasan Perkotaan Wawo.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17

Luas Penggunaan Lahan dirinci menurut jenisnya

Di Kawasan Perkotaan Wawo Tahun 2020

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) %

1. Permukiman 55.08 9,01

2. Perkebunan Kelapa 289.17 47,31

3. Perkebunan Cengkeh 45.11 7,38

4. Sawah 107.26 17,55

5. Tambak 31.24 5,11

6. Ladang Campuran 68.04 11,13

7. Semak Belukar 10.27 1,68

8. Hutan Jati 1.78 0,29

9. Lapangan 2.05 0,34

10. Lahan Kosong 0.59 0,10

11. Pemakaman Warga 0.25 0,04

12. Pelabuhan Wawo 0.11 0,02

13. Sungai 0.27 0,04 Total 611.22 100

Sumber : Survey Lapangan Tahun 2020

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

78

Gambar 4.8 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo

Page 100: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

79

6. Lahan Terbangun dan Non Terbangun

Lahan terbangun (built up area) merupakan lahan yang sudah

mengalami proses pembangunan atau perkerasan yang terjadi di atas

lahan tersebut. Sedangkan lahan tak terbangun terbagi menjadi lahan

tak terbangun yang digunakan untuk aktivitas kota (kuburan, rekreasi,

transportasi, ruang terbuka) dan lahan tak terbangun non aktivitas kota

(pertanian, perkebunan, area perairan, produksi dan penambangan

sumber daya alam). Lahan Terbangun di Kawasan Perkotaan Wawo

sekitar 55,08 Ha atau 9,01% dari seluruh luas Kawasan Perkotaan

Wawo dan lahan non terbangun sekitar 556,14 atau 90,99% dari

seluruh luas Kawasan Perkotaan Wawo. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18

Luas Kawasan Terbangun dan Non Terbangun

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Kawasan Luas (Ha) %

1. Terbangun 55.08 9,01

2. Non Terbangun 556.14 90,99

Total 611.22 100 Sumber : Survey Lapangan Tahun 2020

Page 101: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

80

Gambar 4.9 Peta Lahan Terbangun Dan Non Terbangun Kawasan Perkotaan Wawo

Page 102: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

81

7. Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo

Morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam

berdasarkan rona, kemiringan lereng secara umum, dan ketinggiannya,

pada beberapa satuan morfologi. Satuan morfologi dataran adalah

bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relatif datar

atau sedikit bergelombang, dengan kisaran kemiringan lereng 0% - 5%.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang

memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit –

bukit dengan kemiringan lereng yang bervariasi.

Morfologi di Kawasan Perkotaan Wawo sebagian besar adalah

dataran dengan luas 585,04 Ha, adapun perbukitan sedang hanya

dengan luas sekitar 26,18 Ha. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.19

Data Morfologi

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Morfologi Luas (Ha) %

1. Dataran 585.04 95,72

2. Perbukitan Sedang 26.18 4,28

Total 611.22 100 Sumber : RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019

Page 103: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

82

Gambar 4.10 Peta Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo

Page 104: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

83

8. Topografi/Ketinggian Kawasan Perkotaan Wawo

topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang

menggambarkan bentuk relief permukaan bumi,

meliputi tinggi renadhnya kawasan dengan gambaran garis-garis. Garis

yang dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan

daerah dengan ketinggian yang sama.

Sebagian besar Kawasan Perkotaan Wawo dengan luas 611,22

Ha merupakan dataran Rendah. Kondisi topografi atau ketinggian di

Kawasan Perkotaan Wawo cukup bervariasi antara 8 Meter Di

Permukaan Laut (MDPL) sampai dengan 184 Meter Di Permukaan Laut

(MDPL). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.20

Data Topografi/Ketinggian

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Topografi/MDPL Luas (Ha) %

1. 8 – 35 276.27 45,11

2. 35 – 64 235.42 38,52

3. 64 – 184 99.35 16,25 Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Digital Elevation Model (DEM) Tahun 2020

Page 105: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

84

Gambar 4.11 Peta Topografi Kawasan Perkotaan Wawo

Page 106: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

85

9. Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo

Kemiringan lereng diturunkan dari peta topografi, karena penataan

ruang dan peruntukannya banyak sekali ditentukan oleh kondisi

kemiringan suatu wilayah, demikian juga pengembangan jaringan

utilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya kemiringan lereng.

Berdasarkan data kemiringan lereng yang diperoleh, Kawasan

Perkotaan Wawo memiliki 2 (dua) kategori kemiringan lereng yaitu datar

dan agak curam dengan kemiringan 0-28 persen. Berdasarkan data

yang ada, bahwa kemiringan lereng yang memiliki porsi terbesar adalah

kemiringan antara 2-5 persen dengan luas cakupan sebesar 321,08 Ha.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.21

Data Kemiringan Lereng

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Kemiringan Lereng

(%) Kategori Luas (Ha) %

1. 0 – 2 % Datar 82.37 13,48

2. 2 – 5 % Datar 321.08 52,53

3. 5 – 15 % Datar 186.82 30,57

4. 15 – 28 % Agak Curam 20.94 3,42

Total 611.22 100 Sumber : Hasil Analisis Digital Elevation Model (DEM) Tahun 2020

Page 107: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

86

Gambar 4.12 Peta Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo

Page 108: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

87

10. Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo

Keadaan musim di daerah ini umumnya sama seperti di Daerah lain

di Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim

kemarau. Selama tahun 2019 musim hujan hampir terjadi di sepanjang

tahun, dimana pada bulan Januari sampai Juli terjadi curah hujan yang

cukup tinggi, begitu pula pada bulan Oktober sampai Desember.

Sedangkan Musim kemarau terjadi antara bulan Agustus sampai

dengan September dimana antara bulan tersebut angin Timur yang bertiup

dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air.

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim.

Oleh karena itu curah hujan beragam menurut bulan. Berdasarkan

data, curah hujan di Kawasan Perkotaan Wawo mencapai rata-rata

2000-2500 mm. Kawasan Perkotaan Wawo dapat dikategorikan

sebagai wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm

per tahun.

Page 109: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

88

Gambar 4.13 Peta Curah Hujan Kawasan Perkotaan Wawo

Page 110: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

89

11. Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo

Kawasan Perkotaan Wawo terdapat 2 (dua) jenis tanah yaitu

jenis tanah aluvial dan mediteran.

Aluvial merupakan endapan aluvium (endapan aluvial sungai,

pantai dan rawa yang berumur kuarter (resen) dan menempati

daerah morfologi pedataran dengan ketinggian 0-60 m dengan

sudut lereng < 30%.

Mediteran merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batu

gamping yang menempati daerah perbukitan karst, dengan

ketinggian 8-750 m dan sudut lereng > 70%. Kenampakan fisik

yang terlihat berwarna coklat kehitaman, berukuran lempung

pasiran, plastisitas sedang-tinggi, agak padu, permeabilitas

sedang, rentan erosi, tebal 0,1-1,5 m.

Tabel 4.22

Data Jenis Tanah

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Jenis Tanah Luas (Ha) %

1. Aluvial 500.82 81,94

2. Mediteran 110.40 18,06

Total 611.22 100 Sumber : RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019

Page 111: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

90

Gambar 4.14 Peta Jenis Tanah Kawasan Perkotaan Wawo

Page 112: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

91

12. Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo

Kawasan Perkotaan Wawo terdapat 3 (tiga) kelas tingkat rawan

bencana yaitu Kurang Rawan, Rawan Gerakan Tanah, Rawan

Gerakan Tanah Dan Banjir. Kawasan kurang rawan yang berarti

kawasan ini kurang rawan terhadap gerakan tanah dan banjir, pada

kawasan rawan gerakan tanah yang berarti kawasan ini sering terjadi

pergerakan tanah, sedangkan pada kawasan rawan gerakan tanah

dan banjir yaitu kawasan ini sering terjadi pergerakan tanah serta

banjir pada kawasan ini memang memiliki daerah cekungan dilihat dari

data kontur yang mungkin menyebabkan terjadinya banji. Kawasan

kurang rawan dengan luas sekitar 520,70 Ha dengan nilai persentasi

85,19% dan kawasan rawan dengan luas sekitar 90,64 atau 13,85%.

Maka bisa di simpulkan Kawasan Perkotaan Wawo tidak cukup rawan,

dilihat dari data kurang rawan yang cukup besar dengan persentase

85,19% dari total luas wilayah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.23

Data Rawan Bencana

Di Kawasan Perkotaan Wawo

No. Rawan Bencana Luas (Ha) %

1. Rawan Gerakan Tanah dan Banjir 22.69 3,71

2. Rawan Gerakan Tanah 67.95 10,14

3. Kurang Rawan 520.70 85,19 Total 611.22 100

Sumber : BPBD Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019

Page 113: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

92

Gambar 4.15 Peta Rawan Bencana Kawasan Perkotaan Wawo

Page 114: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

93

B. Pembahasan

1. Klasifikasi kemampuan lahan kawasan perkotaan di Kecamatan

Wawo Kabupaten Kolaka Utara di gunakan analisis spasial (overlay

peta).

Analisis Satuan Kemampuan Lahan

a. SKL Morfologi

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Morfologi di Kawasan Perkotaan Wawo terbagi atas tiga klasifikasi

yaitu Kemampuan Lahan Dari Morfologi Tinggi, Cukup, dan Sedang.

Kategori tinggi dan cukup yang dimana kawasan ini cocok

dikembangkan untuk kegiatan pembangunan dan aktivitas manusia,

untuk kawasan ini termasuk dalam kawasan budidaya sedangkan

kategori sedang bisa dikembangkan untuk kegiatan pembangunan

tetapi kawasan ini memiliki batasan-batasan untuk pembangunan

maka dari itu kawasan ini masuk dalam kawasan penyangga, Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.24

Analisis SKL Morfologi

Data Morfologi Data Kemiringan

Lereng (%) SKL Morfologi Nilai

Luas (Ha)

%

Dataran 0 – 2 % Kemampuan Lahan Dari

Morfologi Tinggi 5 396.45 64.86

2 – 5 %

Perbukitan Sedang

5 – 15 % Kemampuan Lahan Dari Morfologi Cukup

4 184.06 30.11

15 – 28 % Kemampuan Lahan Dari Morfologi Sedang

3 30.71 5.02

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 115: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

94

Gambar 4.16 Peta Analisis SKL Morfologi Kawasan Perkotaan Wawo

Page 116: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

95

b. SKL Kemudahan Dikerjakan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Kemudahan Dikerjakan di Kawasan Perkotaan Wawo terbagi atas

empat klasifikasi yaitu Kemudahan Dikerjakan Tinggi, Cukup,

Sedang, dan Rendah. Kategori rendah merupakan wilayah yang

memiliki lahan sangat sulit dikerjakan dan tidak sesuai untuk

dikembangkan, kategori sedang berarti bisa dikerjakan akan tetapi

harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, sedangkan kategori

cukup dan tinggi sangat mudah dikerjakan dan sangat sesuai untuk

dikembangkan sebagai kawasan pengembangan perkotaan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.25

Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan

Data Topografi

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Jenis Tanah

Data Penggunaan

Lahan

SKL Kemudahan Di Kerjakan

Nilai Luas Ha

%

8 – 35 Dataran 0 – 2 % Aluvial Terbangun Tinggi 5 385.10 63.01

35 – 64

Perbukitan Sedang

2 – 5 %

64 – 184 5 – 15 %

Mediteran Non

Terbangun

Cukup 4 198.24 32.43

Sedang 3 18.36 3.00

15 – 28 % Rendah 2 9.52 1.56

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 117: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

96

Gambar 4.17 Peta Analisis SKL Kemudahan DiKerjakan Kawasan Perkotaan Wawo

Page 118: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

97

c. SKL Kestabilan Lereng

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Kestabilan Lereng di Kawasan Perkotaan

Wawo terdiri atas tiga klasifikasi yaitu Kestabilan Lereng Tinggi, Cukup, dan Sedang. Kategori sedang

berarti wilayah tersebut cukup stabil tetapi kurang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan,

kategori cukup berarti kawasan ini stabil untuk kestabilan lereng, sedangkan kawasan kategori tinggi ini

memiliki kestabilan lereng yang sangat stabil untuk pembangunan kawasan perkotaan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.26

Analisis SKL Kestabilan Lereng

Data Topografi/

Mdpl

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Jenis Tanah

Curah Hujan/m

m

Data Penggunaan

Lahan

Data Bencana

Alam

SKL Kestabilan

Lereng Nilai

Luas Ha

%

8 – 35 Dataran 0 – 2 % Aluvial

2000 - 2500

Terbangun Kurang Rawan

Kestabilan Lereng Tinggi

5 511.38 83.67 35 – 64

Perbukitan Sedang

2 – 5 %

64 – 184 5 – 15 %

Mediteran Non

Terbangun

Rawan Gerakan Tanah dan Banjir

Kestabilan Lereng Cukup

4 81.81 13.38

Rawan Gerakan Tanah

Kestabilan Lereng Sedang

3 18.03 2.95 15 – 28 %

Total 611.22 100 Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 202

Page 119: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

98

Gambar 4.18 Peta Analisis SKL Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan Wawo

Page 120: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

99

d. SKL Kestabilan Pondasi

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Kestabilan Pondasi di Kawasan Perkotaan Wawo terdiri atas tiga

klasifikasi yaitu Kemampuan Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi

Tinggi, Cukup, dan Sedang. Kategori sedang berarti wilayah ini

kurang stabil namun mungkin untuk jenis pondasi lain bisa lebih

stabil seperti pondasi cakar ayam atau yang lainnya, kategori cukup

berarti wilayah ini stabil, kategori tinggi berarti wilayah ini sangat

stabil untuk jenis pondasi apa saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.27

Analisis SKL Kestabilan Pondasi

SKL Kestabilan

Lereng

Data Jenis Tanah

Data Penggunaan

Lahan

SKL Kestablan Pondasi

Nilai Luas (Ha)

%

Tinggi Aluvial Terbangun Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi Tinggi

5

500.57 81.90

Cukup

Mediteran Non Terbangun

Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi Cukup

4 92.63 15.15

Sedang Daya Dukung dan Kestabilan Pondasi Sedang

3 18.03 2.95

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 121: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

100

Gambar 4.19 Peta Analisis SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan Wawo

Page 122: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

101

e. SKL Ketersediaan Air

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Ketersediaan Air di Kawasan Perkotaan Wawo terdiri atas empat

klasifikasi yaitu Ketersediaan Air Tinggi, Cukup, Sedang, dan

Kurang. Kategori kurang merupakan wilayah yang memiliki air tanah

sangat terbatas, kategori sedang berarti memiliki pasokan air tanah

akan tetapi ketersediaan air tanah terbatas, kategori cukup berarti

wilayah ini memiliki pasokan air tanah yang cukup, kategori tinggi

berarti pasokan air tanah banyak dan tidak terbatas. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.28

Analisis SKL Ketersediaan Air

Curah Hujan/mm

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Jenis Tanah

Data Penggunaan

Lahan

SKL Ketersediaan

Air Nilai

Luas Ha

%

2000 - 2500

Dataran 0 – 2 % Aluvial Terbangun

Tinggi 5 100.22 16.40

Perbukitan Sedang

2 – 5 % Cukup 4 402.77 65.90

5 – 15 % Mediteran

Non Terbangun

Sedang 3 80.48 13.17

15 – 28 % Kurang 2 27.75 4.54

Total 611.22 100 Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 123: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

102

Gambar 4.20 Peta Analisis SKL Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Wawo

Page 124: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

103

f. SKL Untuk Drainase

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Untuk Drainase di Kawasan Perkotaan Wawo

terdiri atas tiga klasifikasi yaitu Kemampuan Drainase Tinggi, Cukup, dan Sedang. Kategori sedang

merupakan wilayah yang memiliki aliran drainase yang kurang lancar untuk mematuskan air hujan dan

menyebabkan penggenangan air hujan bersifat lokal, kategori cukup berarti kemampuan drainase cukup

lancar untuk mematuskan air hujan, sedangkan kategori tinggi berarti drainasenya dalam mematuskan air

hujan sangat lancar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.29

Analisis SKL Untuk Drainase

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Topografi

Data Jenis Tanah

Curah Hujan/mm

Data Penggunaan

Lahan

SKL Untuk Drainase

Nilai Luas Ha %

Dataran

0 – 2 % 8 – 35

Aluvial

2000 - 2500

Terbangun Kemampuan Drainase Tinggi

5 375.64 61.46 2 – 5 % 35 – 64

Perbukitan Sedang

5 – 15 %

64 – 184 Mediteran Non

Terbangun

Kemampuan Drainase Cukup

4 207.83 34.00

15 – 28 % Kemampuan Drainase Sedang

3 27.75 4.54

Total 611.22 100 Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 125: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

104

Gambar 4.21 Peta Analisis SKL Untuk Drainase Kawasan Perkotaan Wawo

Page 126: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

105

g. SKL Terhadap Erosi

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Terhadap Erosi di Kawasan Perkotaan Wawo terdiri atas tiga

klasifikasi yaitu SKL Terhadap Erosi Rendah, Kurang, dan Sedang.

Kategori rendah berarti lapisan tanah tidak mudah terbawa angin

dan air maka potensi terjadinya erosi rendah, kategori kurang berarti

lapisan tanah kurang mudah terbawa angin dan air maka potensi

terjadinya erosi kurang, kategori sedang berarti lapisan tanah sedikit

terbawa oleh angin dan air, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.30

SKL Terhadap Erosi

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Jenis Tanah

Curah Hujan/m

m

Data Penggunaan

Lahan

SKL Terhadap

Erosi Nilai

Luas Ha

%

Dataran 0 – 2 %

Aluvial

2000 - 2500

Terbangun Rendah 5 375.64 61.46 2 – 5 %

Perbukitan Sedang

5 – 15 %

Mediteran Non

Terbangun

Kurang 4 207.83 34.00

15 – 28 % Sedang 3 27.75 4.54

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 127: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

106

Gambar 4.22 Peta Analisis SKL Terhadap Erosi Kawasan Perkotaan Wawo

Page 128: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

107

h. SKL Pembuangan Limbah

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL

Pembuangan Limbah di Kawasan Perkotaan Wawo terdiri atas

empat klasifikasi yaitu Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan

Limbah Cukup, Sedang, Kurang, dan Rendah. Kategori rendah

berarti wilayah ini sangat tidak cocok dan tidak didukung untuk

daerah pembuangan limbah, kategori kurang berarti wilayah ini

kurang untuk dijadikan daerah pembuangan limbah, kategori sedang

berarti wilayah ini bisa dijadikan daerah pembuangan limbah tetapi

tidak untuk limbah padat, kategori cukup berarti wilayah ini bisa

dijadikan daerah pembuangan limbah padat maupun limbah cair.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.31

Analisis SKL Pembuangan Limbah

Data Morfologi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Topografi

Data Jenis Tanah

Curah Hujan/

mm

Data Penggunaan

Lahan

SKL Pembuangan Limbah

Nilai Luas Ha

%

Dataran

0 – 2 % 8 – 35

Aluvial

2000 - 2500

Terbangun

Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan Limbah Cukup

4 18.79 3.07

2 – 5 % 35 – 64 Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan Limbah Sedang

3 53.07 8.68

Perbukitan Sedang

5 – 15 %

64 – 184 Mediteran Non

Terbangun

Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan Limbah Kurang

2 163.78 26.80

15 – 28 % Kemampuan Lahan Untuk Pembuangan Limbah Rendah

1 375.59 61.45

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 129: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

108

Gambar 4.23 Peta Analisis SKL Pembuangan Limbah Kawasan Perkotaan Wawo

Page 130: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

109

i. SKL Terhadap Bencana Alam

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Terhadap Bencana Alam di Kawasan

Perkotaan Wawo terdiri atas empat klasifikasi yaitu SKL Terhadap Bencana Alam Cukup, Sedang, Kurang,

dan Rendah. Kategori cukup dan sedang merupakan wilayah cukup rawan terhadap bencana alam,

kategori kurang merupakan wilayah yang kurang rawan terhadap bencana alam, dan kategori rendah

merupakan wilayah yang relatif aman dari bencana alam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.32

Analisis SKL Terhadap Bencana Alam

Data Bencana Alam

Data Morfologi

Data Topografi

Data Kemiringan Lereng (%)

Data Jenis Tanah

Curah Hujan/m

m

Data Penggunaan

Lahan

SKL Terhadap Bencana Alam

Nilai Luas Ha %

Kurang Rawan Dataran 8 – 35 0 – 2 %

Aluvial

2000 - 2500

Terbangun

Rendah 4 100.22 16.40

Rawan Gerakan Tanah

Perbukitan Sedang

35 – 64 2 – 5 % Kurang 3 448.64 73.40

Rawan Gerakan Tanah dan Banjir

64 – 184 5 – 15 %

Mediteran Non

Terbangun

Sedang 2 39.93 6.53

15 – 28 % Cukup 1 22.43 3.67

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 131: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

110

Gambar 4.24 Peta Analisis SKL Terhadap Bencana Alam Kawasan Perkotaan Wawo

Page 132: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

111

J. Klasifikasi Kemampuan Lahan

Pengklasifikasian kemampuan lahan untuk Kawasan

Perkotaan Wawo dilakukan dengan cara mengoverlay (intersect)

setiap satuan kemampuan lahan yang telah diperoleh dari hasil

pengalian nilai akhir (tingkatan kemampuan lahan pada setiap SKL)

dengan bobotnya secara satu persatu sehingga diperoleh peta

jumlah nilai akhir dikalikan bobot seluruh SKL secara kumulatif. Hasil

pengalian nilai akhir dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini

disebut dengan istilah skor (Skor = nilai akhir x Bobot). Berdasarkan

peta jumlah skor kumulatif tersebut, maka kemampuan lahan untuk

Kawasan Perkotaan Wawo dibagi menjadi beberapa kelas yang

menunjukan tingkatan kemampuan lahan dan digambarkan dalam

satu peta klasifikasi kemampuan lahan untuk Kawasan Perkotaan

Wawo. Skor dari setiap satuan kemampuan lahan yang disebutkan di

atas merupakan nilai akhir dikalikan bobot dari masing-masing SKL.

Nilai akhir dari masing- masing SKL merupakan hasil temuan analisis

satuan kemampuan pada Kawasan Perkotaan Wawo, sedangkan

bobot merupakan nilai kepentingan dari setiap SKL. Adapun nilai

akhir dan bobot dari setiap SKL dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 133: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

112

Tabel 4.33 Analisis Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo

No. Satuan Kemampuan Lahan Klasifikasi Nilai Akhir Bobot Skor (Nilai

Akhir X Bobot)

1. SKL Morfologi

Tinggi 5

5

25

Cukup 4 20

Sedang 3 15

2. SKL Kemudahan Dikerjakan

Tinggi 5

1

5

Cukup 4 4

Sedang 3 3

Rendah 2 2

3. SKL Kestabilan Lereng

Tinggi 5

5

25

Cukup 4 20

Sedang 3 15

4. SKL Kestabilan Pondasi

Tinggi 5

3

15

Cukup 4 12

Sedang 3 9

5. SKL Ketersediaan Air

Tinggi 5

5

25

Cukup 4 20

Sedang 3 15

Kurang 2 10

6. SKL Untuk Drainase

Tinggi 5

5

25

Cukup 4 20

Sedang 3 15

7. SKL Terhadap Erosi

Rendah 5

3

15

Kurang 4 12

Sedang 3 9

8. SKL Pembuangan Limbah

Cukup 4

0

0

Sedang 3 0

Kurang 2 0

Rendah 1 0

9. SKL Terhadap Bencana Alam

Rendah 4

5

20

Kurang 3 15

Sedang 2 10

Cukup 1 5

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Page 134: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

113

Tabel 4.34

Analisis Overlay 9 Variabel SKL dan Total Nilai Akhir X Bobot Kawasan Perkotaan Wawo

N0. Skor

Morfologi

Skor Kemudahan di Kerjakan

Skor Kestabilan

Lereng

Skor Kestabilan

Pondasi

Skor Ketersediaan

Air

Skor Untuk

Drainase

Skor Terhadap

Erosi

Skor Pembuangan

Limbah

Skor Bencana

Alam

Total Skor

Nilai Kelas

Kemampuan Lahan

Kemampuan Lahan Zona

1. 25 5 25 15 25 25 15 0 20 155

135 - 155 Kelas E Kemampuan

Pengembangan Tinggi

Zona I

2. 25 5 25 15 20 25 15 0 20 150

3. 25 5 25 15 20 25 15 0 15 145

4. 20 5 25 15 20 25 15 0 15 140

5. 20 4 25 15 20 25 15 0 15 139

6. 20 5 25 15 20 25 12 0 15 137

7 20 4 25 15 20 25 12 0 15 136

8 20 5 25 15 20 20 15 0 15 135

9 20 4 25 15 20 20 15 0 15 134

113 - 134 Kelas D Kemampuan

Pengembangan Cukup

Zona II

10 25 4 25 12 20 20 12 0 15 133

11 20 5 25 15 20 20 12 0 15 132

12 20 4 25 15 20 20 12 0 15 131

13 25 4 20 12 20 20 12 0 15 128

14 20 4 25 15 15 20 12 0 15 126

15 20 4 25 12 15 20 12 0 15 123

16 20 4 20 15 15 20 12 0 15 121

17 20 4 20 12 15 20 12 0 15 118

18 20 4 20 12 15 20 12 0 10 113

19 20 3 20 12 10 15 9 0 10 99

84 - 99 Kelas C Kemampuan

Pengembangan Sedang

Zona III

20 20 2 20 12 10 15 9 0 10 98

21 20 3 20 9 10 15 9 0 10 96

22 20 2 20 9 10 15 9 0 10 95

23 15 3 20 12 10 15 9 0 10 94

24 15 2 20 12 10 15 9 0 10 93

25 15 3 20 9 10 15 9 0 10 91

26 15 2 20 9 10 15 9 0 10 90

27 15 3 15 12 10 15 9 0 10 89

28 15 2 15 12 10 15 9 0 10 88

29 15 3 15 9 10 15 9 0 10 86

30 15 2 15 9 10 15 9 0 10 85

31 15 3 15 12 10 15 9 0 5 84

32 15 2 15 12 10 15 9 0 5 83

80 - 83 Kelas B Kemampuan

Pengembangan Kurang Zona IV 33 15 3 15 9 10 15 9 0 5 81

34 15 2 15 9 10 15 9 0 5 80

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 135: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

114

Berdasarkan hasil analisis overlay dengan menggabungkan 9

variabel Satuan Kemampuan Lahan (SKL) dan pengalian bobot

dengan nilai akhir pada tabel sebelumnya maka terdapat empat (4)

klasifikasi kemampuan lahan di Kawasan Perkotaan Wawo yaitu,

Kelas E dengan klasifikasi kemampuan pengembangan Tinggi, Kelas

D dengan klasifikasi kemampuan pengembangan Cukup, Kelas C

dengan klasifikasi kemampuan pengembangan Sedang, dan Kelas B

dengan klasifikasi kemampuan pengembangan Kurang. Kelas

kemampuan lahan yang paling dominan di Kawasan Perkotaan

Wawo adalah kelas kemampuan pengambangan tinggi dengan luas

375.63 Ha dan yang paling kecil yaitu di kelas kemampuan

pengembangan sedang dengan luas 9.99 Ha, Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.35 Klasifikasi Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo

No. Total Nilai Kelas Klasifikasi Kemampuan Lahan Luas (Ha) %

1. 80 – 83 Kelas B Kemampuan Pengembangan Kurang 18.03 2.95

2. 84 – 99 Kelas C Kemampuan Pengembangan Sedang 9.99 1.63

3. 113 – 134 Kelas D Kemampuan Pengembangan Cukup 207.57 33.96

4. 135 - 155 Kelas E Kemampuan Pengembangan Tinggi 375.63 61.46

Total 611.22 100

Sumber : Hasil Analisis Overlay Tahun 2020

Page 136: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

115

Gambar 4.25 Peta Kelas Kemampuan Lahan

Page 137: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

116

Gambar 4.26 Peta Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Wawo

Page 138: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

117

2. Kemampuan lahan yang ada di Kawasan Perkotaan Wawo

Kabupaten Kolaka Utara.

Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis Kemampuan Lahan, maka dapat

diketahui kemampuan lahan yang ada di Kawasan Perkotaan Wawo

terbagi beberapa kemampuan lahan pengembangan yaitu Kemampuan

Lahan Pengembangan Kurang, Kemampuan Lahan Pengembangan

Sedang, Kemampuan Lahan Pengembangan Cukup, dan Kemampuan

Lahan Pengembangan Tinggi.

a. Kemampuan Lahan Pengembangan Kurang

Kawasan dengan kemampuan lahan yang Kurang artinya kawasan

ini tidak direkomendasikan untuk dijadikan kawasan pengembangan

ataupun kawasan perkotaan, karena kemampuan lahan ini memiliki

faktor hambatan fisik yang cukup signifikan dan cukup beresiko

untuk dampak lingkungan. Maka dalam Kawasan Perkotaan Wawo

kemampuan lahan ini masuk dalam kawasan lindung agar

pengembangan kawasan perkotaan yang berkelanjutan ini tidak

terjadi kerusakan lingkungan akibat hambatan fisik yang ada.

Page 139: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

118

b. Kemampuan Lahan Pengembangan Sedang

Kawasan dengan kemampuan lahan sedang merupakan wilayah

sesuai bersyarat, meskipun bisa di kembangkan menjadi kawasan

pengembangan atau kawasan perkotaan, kawasan ini memiliki

syarat dan ketentuan untuk penggunaannya, untuk itu dalam

Kawasan Perkotaan Wawo kemampuan lahan sedang masuk dalam

kawasan penyangga karena kemampuan lahan ini memiliki

ketetapan pemanfaatan lahan yang dapat dikembangkan yaitu

maksimal 20% dari total keseluruhan luas kawasan penyangga atau

1.99 Ha.

c. Kemampuan Lahan Pengembangan Cukup dan Tinggi

Kawasan dengan kemampuan lahan Cukup dan tinggi ini

mempunyai kemampuan yang sangat sesuai untuk dimanfaatkan

sebagai lahan pengembangan kawasan perkotaan serta tidak

memiliki hambatan fisik apapun untuk pengembangan kawasan

perkotaan, maka dari itu Kawasan Perkotaan Wawo sangat

didukung dengan kemampuan pengembangan cukup dan tinggi

karena tidak memiliki hambatan fisik lingkungan sehingga Kawasan

Perkotaan Wawo dalam kemampuan lahan ini bisa dikembangkan

menjadi kawasan budidaya serta pengembangan pusat-pusat

Page 140: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

119

pelayanan kawasan perkotaan dengan pemanfaatan lahan yang

cukup besar yaitu 583.20 Ha dari luas total Kawasan Perkotaan

Wawo.

Page 141: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

120

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil penelitian tentang Analisis Kemampuan Lahan

Kawasan Perkotaan di Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara,

peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai

berikut:

1. Terdapat empat (4) Klasifikasi Kemampuan Lahan Kawasan

Perkotaan Wawo yaitu, Kelas E dengan Klasifikasi Pengembangan

Tinggi, Kelas D dengan Klasifikasi Pengembangan Cukup, Kelas C

dengan Klasifikasi Pengembangan Sedang, dan Kelas D dengan

Klasifikasi Pengembangan Kurang.

2. Kemampuan Lahan Pengembangan Cukup dan Tinggi sangat

sesuai untuk dijadikan kawasan budidaya di dalam Kawasan

Perkotaan Wawo, Kemampuan Lahan Pengembangan Sedang

sesuai bersyarat untuk pengembangan kawasan budidaya,

Kemampuan Lahan Pengembangan Kurang memiliki hambatan

fisik maka dari itu di fungsikan sebagai kawasan lindung pada

Kawasan Perkotaan Wawo.

Page 142: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

121

B. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait pengembangan penelitian lebih

lanjut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah daerah dapat mengarahkan prioritas utama

pengembangan wilayah pada kawasan dengan kemampuan lahan

yang tinggi (kawasan Budidaya) serta prioritas penataan fisik lahan

dengan menyediakan atau mempersiapkan sarana dan prasarana

untuk mengatasi hambatan fisik lahan.

2. Bagi Akademisi

Penelitian dan pengkajian lebih lanjut mengenai variabel lainnya

perlu dilakukan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut

diharapkan munculnya temuan-temuan baru yang dapat menjadi

masukan kepada pemerintah dalam merencanakan dan

menjalankan program pengembangan kawasan perkotaan.

Page 143: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

DAFTAR PUSTAKA

Aceng Haetami dan Supriadi. 2007. “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” Dosen PMIPA

FKIP Unhalu dan Guru SMAN 1 Poleang Kendari. Skripsi.

Achmadi, Umar Fahmi. 2008. Horison Baru Kesehatan Masyarakat di

Indonesia, Penerbit Rineka Cipta

Agustina, D.K. (2008). Studi Vegetasi di Hutan Lindung RPH Donomulyo BK

PH Sengguruh KPH Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan

Biologi Fakultas Saintek UIN Mau-lana Malik Ibrahim Malang.

Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air Edisi ke 2.Bogor:IPB Press.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Atmaja, F. D. 2009. Analisis Keseimbangan Panas pada Bak Penanaman

Dalam Sistem Hidroponik Deep Flow Technique (DFT) [skripsi]. Bogor:

Departemen Teknik Pertanian. IPB.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk

Teknis untuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003, ISBN 979-

Page 144: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

9474-25-6. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanah dan Agroklimat, Bogor, Indonesia.

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kecamatan Wawo Dalam Angka 2018/Wawo Subdistrict In Figures 2018.

(2018).

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor: 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik

Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, Jakarta. Jakarta: Kementerian

Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Prahasta, Eddy, (2010). Sistem Informasi Geografis Belajar dan Memahami

MapInfo. Bandung: Informatika Bandung

Purnomo, Edi. (2013). Betapa mudahnya export/ import data spasial di QGIS.

Purwanto. 2009. Biologi Tanah. Indonesia Cerdas. Yogyakarta.

Rahim, S, dkk. 201SS7. Hutan Mangrove dan Pemanfaatanya. Sleman: Grup

Penerbitan CV BUDI UTOMO

Ritohardoyo Su. 2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Ombak.

Yogyakarta.

Page 145: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

Salim, E.H. 1998. Pengelolaan Tanah. Karya Tulis. Jurusan Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung

Sartohadi Junun. 2012. Pengantar geografi Tanah. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D.Bandung:Alfabeta.

Suparno, Satra M dan E. Marlina. 2005. Perencanaan danPengembangan

Perumahan.Yogyakarta andi Offset.

Suripin, (2001), Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air, Andi Offset,

Yogyakarta

Tjasjono, B., 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007

TENTANG PENATAAN RUANG

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Page 146: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 147: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

A. Dokumentasi Surey Lapangan Tahun 2020

Page 148: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …
Page 149: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fachmi Anugroh Yahya lahir di Kota

Kotamobagu 22 November 1998, merupakan

anak ke tiga dari pasangan Yahya Fasa dan

Susanti Mokodompit. Alamat rumah di Jln.

Ibantong Dalam RT 03 RW 02, Kelurahan

Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Timur,

Kota Kotamobagu. Dengan riwayat pendidikan

yakni TK Bhayangkari Kotamobagu (2003-2004); SD Negeri 2 Sinindian

(2004-20010); SMP Negeri 4 Kotamobagu (2010-2013); SMK Cokroaminoto

Kotamobagu (2013-2016). Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan

tinggi di Universitas Bosowa Makassar melalui jalur reguler pada Program

Studi Sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,

Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (UNIBOS), sehingga pada tahun 2021

penulis berhasil menyelesaikan studi S1 nya dengan gelar Sarjana Teknik

(ST).

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan-kegiatan baik yang

intra kampus. Penulis aktif menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa

Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) Universitas Bosowa Makassar

Page 150: ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN …

periode 2017-2018 sebagai Anggota Bidang Pengkaderan periode 2017-

2018 dan anggota kesekretariatan Periode 2019-2020.. Penulis juga pernah

aktif di kepanitiaan kegiatan-kegiatan Himpunan Mahasiswa Perencanaan

Wilayah dan Kota (HMPWK). Penulis juga pernah menjadi asisten pada dua

mata kuliah di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik

Universitas Bosowa Makassar.