171
ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH Trigona sp. DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN TESIS DADAN AHMAD HUDAYA 21160921000001 PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASIUSAHA TANI PADI – LEBAH Trigona sp.

DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

TESIS

DADAN AHMAD HUDAYA21160921000001

PROGRAM MAGISTER AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASIUSAHA TANI PADI – LEBAH Trigona sp.

DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

DADAN AHMAD HUDAYA21160921000001

TesisSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pertanian pada Program Magister AgribisnisFakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM MAGISTER AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani
Page 4: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pandeglang (Provinsi Banten) pada

10 Oktober 1980, anak ketiga dari tujuh bersaudara dari

ayah bernama H. Irsyad Mulyadi dan Ibu Hj. Entin

Supartini (Almarhumah). Masa pendidikan SD hingga

SLTA dilalui di kota asalnya, yaitu SDN Pandeglang 03

(1987-1992), SMPN 1 Pandeglang (1992-1995), dan

SMAN 1 Pandeglang (1995-1998). Sedangkan masa kuliah diemban di Institut

Pertanian Bogor jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (saat ini Departemen

Proteksi Tanaman), lulus tahun 2003.

Saat ini, penulis sudah dikaruniai 6 anak dari istri bernama Raissadina

Wirdaningsih, yaitu: Adzkia Maulida Fatiha (16), Aisyi Aqida Shaliha (14),

Khansa Dzakira Aslama (12), Karima Taqiya Al-Husna (10), M. Hadziq Haidar

Arhab (7), dan M. Shidqi Hamidzan An Nabhaniy (3). Tinggal di Kota

Pandeglang, penulis berprofesi sebagai penyuluh pertanian sejak tahun 2009.

Profesi lain yang pernah diemban penulis adalah sebagai jurnalis di Radar Banten

(Jawa Pos Grup) selama 5 tahun (2004-2009).

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Magister Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2016.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

ABSTRACT

Dadan Ahmad Hudaya, Feasibility Analysis of Rice Farming Diversification –Trigona sp. in Pandeglang Regency, Banten Province. (Guided by Elpawatiand Ujang Maman)

This study aims to determine the total income, contribution of income, andbusiness analysis and feasibility study of Trigona sp. conducted by paddy ricefarmers with land ownership of less than 0.3 hectares (ha) in Pandeglang District,Banten Province. The location of the study was conducted purposively in threeselected sub-districts; Pandeglang, Majasari, and Menes Districts. Furthermore, itwas determined by respondents namely Trigona sp. cultivators. which has anumber of Trigona sp. honeycomb colonies of at least 30 units and managing ricefields of no more than 3.000m2. The total number of respondents is 7 people, as asource of data in this study. The interview method is carried out directly with therespondent using a question or questionnaire tool that has been preparedbeforehand. Interviews were conducted simultaneously with field observations.Data analysis and calculating business feasibility were carried out withquantitative methods using the Microsoft Excel program. The results of the studyshow: (1). Diversification of rice business with bee cultivation Trigona sp.contribute good income. Income contribution from bee cultivation Trigona sp.with the number of nests of 30 boxes or stup in one year reaching an average of59.46% or Rp. 13,291,857 while income from rice cultivation with an area of 0.3ha reached Rp 8,872,257 or 40.54%. (2). The income of paddy rice farmers withan area of 0.3 ha which simultaneously carries out cultivation of Trigona sp. rice,is able to achieve an average income of Rp. 22,164,114 in a year. (3). Feasibilityanalysis of Trigona sp. beekeeping paddy farmers with 0.3 ha of paddy fieldsshow that they are worth the effort. That is, NPV analysis reaches an average ofRp. 10,227,723, IRR analysis of 30.98%, ROI analysis 54.51%, Net analysis ofB/C 1.46, BEP analysis Production of 1.62 liters of honey per month, BEPanalysis of Sales of Rp.730,035 per month, and PBP analysis 2.1 years old. (4).Sensitivity Analysis Test on increasing variable costs 5% and 10%, decreasingincome by 5% and 10%, and combined increase in variable costs by 5% anddecreasing income by 5%, and combined increase in variable costs 10% anddecreasing income by 10%, indicating that business diversification of beekeepingTrigona sp. farmers are still feasible, even though the four business analysisindicators fell significantly, namely NPV up to 8.513.832, IRR 17.46%, Net B / C1,17, and PBP 2.7 years.

Keywords: Income Contributions, Business Feasibility Analysis, SensitivityAnalysis, Cultivation of Trigona sp.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

ABSTRAK

Dadan Ahmad Hudaya, Analisis Kelayakan Diversifikasi Usaha Tani Padi –Lebah Trigona Sp. di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. (Dibimbingoleh Elpawati dan Ujang Maman)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan total, kontribusipendapatan, serta analisa usaha dan studi kelayakan budidaya lebah Trigona sp.yang dilakukan petani padi sawah dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,3hektar (ha) di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi penelitiandilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di tiga kecamatan terpilih; KecamatanPandeglang, Majasari, dan Menes. Selanjutnya, ditetapkan responden yaitupembudidaya Trigona sp. yang memiliki jumlah koloni sarang lebah Trigona spminimal 30 unit dan mengelola lahan padi tidak lebih 3.000 m2. Jumlahkeseluruhan responden yaitu 7 orang. Metode wawancara dilakukan menggunakanalat bantu kuisioner. Analisis data serta menghitung kelayakan usaha dilakukandengan metode kuantitatif dengan menggunakan bantuan program MicrosoftExcel. Hasil penelitian menunjukkan: (1). Diversifikasi usaha padi denganbudidaya lebah Trigona sp. memberikan kontribusi pendapatan yang baik.Kontribusi pendapatan dari budidaya lebah Trigona sp. dalam satu tahunmencapai rata-rata 59,46% atau Rp. 13.291.857 sedangkan pendapatan daribudidaya padi sawah mencapai Rp 8.872.257 atau 40,54%. (2). Pendapatan petanipadi sawah bersamaan melakukan budidaya lebah Trigona sp., mampu mencapairata-rata pendapatan sebesar Rp 22.164.114 dalam setahun. (3). Analisiskelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. pada petani padi sawah menunjukkanlayak usaha. Yaitu, analisis NPV mencapai rata-rata Rp. 10.227.723, analisis IRR30,98%, analisis RoI 54,51%, analisis Net B/C 1,46, analisis BEP Produksi 1,62liter madu per bulan, analisis BEP Penjualan Rp.730.035 per bulan, dan analisisPBP 2,1 tahun. (4). Uji Analisis Sensitivitas pada kenaikan biaya variabel 5% dan10%, penurunan pendapatan 5% dan 10%, serta gabungan kenaikan biaya variabel5% dan penurunan pendapatan 5%, serta gabungan kenaikan biaya variabel 10%dan penurunan pendapatan 10%, menunjukkan bahwa usaha diversifikasibudidaya lebah Trigona sp. masih layak dilakukan petani, meski empat indikatoranalisis usaha turun signifikan, yaitu NPV menjadi Rp. 8.513.832, IRR 17,46%,Net B/C 1,17, dan PBP 2,7 tahun.

Kata Kunci: Kontribusi Pendapatan, Analisis Kelayakan Usaha, AnalisisSensitivitas, Budidaya Trigona sp.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan tesis dengan judul “Analisis Kelayakan

Diversifikasi Usaha Tani Padi - Lebah Trigona sp. di Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten” selesai dilakukan. Semoga buah pemikiran ini memiliki manfaat

untuk khalayak sehingga bisa dikembangkan di berbagai tempat.

Penulis menyampaikan penghargaan tak terhingga untuk semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini. Serta, penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud., Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

2. Dr. Iwan Aminudin, M.Si, Ketua Program Magister Agribisnis, Fakultas

Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3. Dr. Ir. Elpawati, M.P, Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan

memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Dr. Ujang Maman, M.Si, Pembimbing II, atas segala masukan dan saran

dalam penyusunan tesis ini kepada penulis.

5. Dr. Akhmad Riyadi Wastra, S.IP., M.M, atas kesediaanya menjadi Penguji I.

6. Dr. Achmad Tjachja Nugraha, M.P, atas kesediaannya menjadi Penguji II.

7. Dosen pada Program Magister Agribisnis, yang telah memberikan beragam

pengetahuan yang tentu sangat bermanfaat bagi penulis.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

ix

8. Rekan mahasiswa Program Magister Agribisnis yang saling memberikan

informasi, semangat, serta motivasi yang baik kepada penulis.

9. Bapak dan Almarhumah Ibunda (Allahummagfirlaha) penulis yang tidak

pernah berhenti mendoakan untuk putera dan puterinya.

10. Raissadina Wirdaningsih, istri penulis yang tidak pernah lelah mengingatkan

untuk diselesaikannya tesis ini serta bantuan lain yang sangat berharga.

11. Putera dan puteri penulis yang memberikan kesejukan dalam pandangan.

12. Rekan di BPP Pertanian Kecamatan Mandalawangi yang selalu memahami

keadaan penulis dan tak pernah berhenti menghibur diri.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga karya ini bisa

bermanfaat dan menjadi amal jariyah penulis kelak.

Pandeglang, Juli 2019

Dadan Ahmad Hudaya

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

1.4. Batasan Penelitian............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 9

2.1 Petani ............................................................................................... 9

2.2 Diversifikasi Usaha Tani ................................................................. 14

2.2.1. Integrasi Usaha Pertanian dengan Peternakan ...................... 16

2.2.2. Integrasi Usaha Pertanian dengan Perikanan ........................ 18

2.2.3. Integrasi Usaha Pertanian dengan Lebah Trigona sp. .......... 20

2.3 Lebah Trigona sp ............................................................................ 25

2.4 Produk Lebah Trigona sp................................................................. 29

2.5 Manfaat Lebah Trigona Untuk Pertanian ....................................... 31

2.6 Potensi Madu di Kabupaten Pandeglang ......................................... 32

2.7 Peran Diversifikasi Usaha Lebah Trigona sp. ............................... 34

2.8 Analisis Kelayakan Usaha dan Analisis Sensitivitas ....................... 37

2.9 Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................... 38

2.10 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47

3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 47

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xi

3.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 47

3.3 Bentuk Penelitian ............................................................................ 47

3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 48

3.5 Responden Penelitian ...................................................................... 50

3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 51

3.7 Analisis Data.................................................................................... 52

3.8 Analisis Kontribusi Pendapatan ...................................................... 53

3.9 Analisis Kelayakan Usaha .............................................................. 55

a. Net Present Value (NPV)............................................................. 55

b. Internal Rate of Return................................................................ 56

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)................................................. 57

d. Payback Period (PBP) ................................................................ 58

e. Return of Investment (RoI) .......................................................... 59

f. Analisis Sensitivitas ..................................................................... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 61

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 61

4.2 Keadaan Petani Pembudidaya Lebah Trigona sp. .......................... 72

4.3 Analisis Finansial Usaha Budidaya Lebah Trigona sp. .................. 78

4.3.1 Sumber Biaya ........................................................................ 78

4.3.2 Penerimaan (Inflow) ............................................................... 79

4.3.3 Pengeluaran (Outflow) ........................................................... 84

1. Biaya Investasi ................................................................ 84

2. Biaya Operasional ........................................................... 87

4.4 Kontribusi Pendapatan Budidaya Lebah Trigona sp. ..................... 89

4.5 Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.................. 93

4.5.1 Net Present Value (NPV) ...................................................... 94

4.5.2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) .......................................... 96

4.5.3 Internal Rate Return (IRR) .................................................... 97

4.5.4 Return on Investment (RoI) ................................................... 98

4.5.5 Break Even Point (BEP) ........................................................ 99

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xii

4.5.6 Payback Period (PBP) ........................................................... 101

4.6 Analisis Sensitivitas ........................................................................ 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 107

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 107

5.2 Saran ............................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 109

LAMPIRAN .................................................................................................. 118

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1.1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Gurem diProvinsi Banten Berdasarkan Sensus Pertanian 2003 dan 2013 ...... 2

2.1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan RTUPGurem Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013 ......................... 10

2.2. Perkiraan Kontribusi Ternak dalam Sistem Tanaman-TernakTerhadap Pendapatan Petani............................................................. 17

2.3. Biaya dan Pendapatan Integrasi Usahatani Padi - Sapi di LahanSawah Tadah Hujan di Desa Lok Tangga, KecamatannKarangintan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan,Tahun 2010....................................................................................... 18

2.4. Analisis Ekonomi Penanaman Padi dengan Metode Tanam SRI -Mina dan Konvensional.................................................................... 20

2.5. Penelitian Terdahulu Mengenai Kelayakan Usaha Budidaya LebahMadu dan Kontribusi Pendapatan Petani Diversifikasi Usaha Tani 38

3.1. Responden Penelitian yaitu Petani Padi yang Melakukan BudidayaLebah Trigona sp.............................................................................. 51

4.1. Data Rumah Tangga Petani (RTP) di Lokasi Penelitian .................. 62

4.2. Penerimaan Budidaya Padi dan Budidaya Lebah Trigona sp.Selama Satu Tahun ........................................................................... 81

4.3 Biaya Investasi Budidaya Lebah Trigona sp. .................................. 85

4.4. Biaya Operasional Budidaya Lebah Trigona sp. ............................. 88

4.5. Kontribusi Pendapatan Petani Padi dengan Diversifikasi BudidayaLebah Trigona sp.............................................................................. 90

4.6. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Lebah Trigona sp. ................. 94

4.7. Simulasi Perolehan PBP Salah satu Petani Pembudidaya LebahTrigona sp. ....................................................................................... 104

4.8. Analisis Sensitivitas dengan Simulasi Biaya Variabel danPendapatan pada Budidaya Lebah Trigona sp. ................................ 105

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xiv

4.9. Hasil Rata-rata Analisis Sensitivitas dengan Kenaikan BiayaVariabel dan Penurunan Pendapatan pada Petani Budidaya UsahaLebah Trigona sp. di Kabupaten Pandeglang................................... 107

4.10. Analisis Sensitivitas dengan Simulasi Biaya Variabel danPendapatan Bersamaan pada Budidaya Lebah Trigona sp............... 111

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1.1. Sarang Lebah Trigona sp. pada Rongga Bambu ........................... 5

2.1. Lebah Trigona sp ........................................................................... 27

2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................... 45

4.1. Peta Kabupaten Pandeglang .......................................................... 61

4.2. Jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) di Tiga Kecamatan padaTahun 2003 (biru) dan Tahun 2013 (merah) ................................. 68

4.3. Jumlah Warga di Kecamatan Menes Berdasarkan Profesi ............ 70

4.4. Kotak Sarang Lebah Trigona sp. Hasil Pindahan Petani dariRongga Bambu atau Kayu d Hutan ............................................... 74

4.5. Petani Menunjukkan Proses Pemanenan Madu ............................. 78

4.6. Perbandingan Penerimaan Petani dari Gabah, Madu, dan PropolisLebah Trigona sp. .......................................................................... 75

4.7. Biaya Investasi Masing-masing Petani Lebah Trigona sp. ........... 85

4.8. Biaya Operasional Masing-masing Petani Lebah Trigona sp. ...... 83

4.9. Perbandingan Kontribusi Pendapatan Petani dari Budidaya Padidan Budidaya Lebah Trigona sp. dalam Satu Tahun ..................... 91

4.10. Nilai NPV Masing-masing Petani Lebah Trigona sp. ................... 95

4.11. Nilai Return on Investment (RoI) Masing-masing Petani LebahTrigona sp. ..................................................................................... 99

4.12 Nilai BEP Unit Masing-masing Petani Lebah Trigona sp. danRata-rata BEP Unit Keseluruhan ................................................... 95

4.13. Hasil Analisa Payback Period (PBP) Masing-masing PetaniLebah Trigona sp. .......................................................................... 96

4.14. Rata-rata Penurunan NPV Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.dengan Simulasi Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan 5% dan 10% ............... 107

4.15. Rata-rata Penurunan IRR Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.dengan Simulasi Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan 5% dan 10% .............. 108

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xvi

4.16. Rata-rata Penurunan Net B/C Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.dengan Simulasi Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan 5% dan 10% ............... 109

4.17. Rata-rata Kenaikan Payback Period (PBP) Usaha BudidayaLebah Trigona sp. dengan Simulasi Analisis SensitivitasKenaikan Biaya Variabel 5% dan 10% serta PenurunanPendapatan 5% dan 10% ................................................................. 110

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuisioner Penelitian ........................................................................ 124

2. Rekapitulasi Kuisioner Penelitian .................................................... 129

3. Jumlah Petani Pembudidaya Lebah Trigona sp. di KabupatenPandeglang ...................................................................................... 131

4. Biaya Modal Budidaya Padi ............................................................ 133

5. Biaya Investasi Budidaya Lebah Trigona sp. .................................. 140

6. Biaya Operasional Budidaya Lebah Trigona sp. ............................. 147

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Pandeglang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten

yang menjadi lumbung pangan. Luas areal sawah mencapai 54.739 hektar (ha)

dengan jenis pengairan irigasi dan non irigasi. Tahun 2017, produksi padi

mencapai 793.375 ton dengan luas panen 143.475 ha. Jumlah petani yang

berkiprah dalam produksi padi tersebut diperkirakan mencapai 33,03 persen dari

jumlah penduduk usia kerja yaitu mencapai 272.720 orang petani (BPS

Pandeglang, 2018). Mereka tersebar di berbagai kecamatan dan beraktivitas

budidaya padi umumnya dua kali dalam setahun.

Petani di Pandeglang mayoritas adalah petani gurem atau petani kecil.

Mengacu pada hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 (ST2013) Provinsi Banten,

jumlah rumah tangga petani (RTP) gurem mencapai 86.000 RTP dari total petani

mencapai 151.599 RTP (Tabel 1.1). Petani gurem tersebut umumnya hanya

memiliki lahan garap kurang dari 0,5 hektar (ha) dan memiliki pendapatan yang

rendah. Biasanya, petani gurem hanya menggarap lahan untuk memperoleh upah

atau mengolah lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil pada saat panen

(Bappenas, 2014). Petani gurem juga identik dengan kemiskinan, bahkan minim

terhadap akses pasar, teknologi, dan informasi (Suratiyah, 2001). Demikian juga

Suproyo (1979), mengidentifikasi bahwa petani gurem atau petani kecil memiliki

ciri inovasi yang rendah serta kepemilikan modal yang kecil. Akibatnya,

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

2

produktivitas tanaman yang diusahakan pun minim yang berdampak pada

perolehan pendapatan yang juga kecil. Petani gurem selalu dikelompokkan dalam

masyarakat miskin.

Tabel 1.1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Gurem diProvinsi Banten Berdasarkan Sensus Pertanian 2003 dan 2013.

Kabupaten/KotaRumah Tangga Usaha Pertanian Gurem

Tahun 2003 Tahun 2013 Pertumbuhan%

Pandeglang 111.833 86.000 - 23,10

Lebak 104.810 115.758 10,45

Tangerang 199.467 61.928 - 68,95

Serang 141.606 85.045 - 39,94

Kota Tangerang 19.006 7.561 - 60,22

Kota Cilegon 14.005 6.072 - 56,64

Kota Serang 22.526 12.841 - 42,99

Kota Tangerang Selatan 21.162 4.683 - 77,87

Jumlah 634.415 379.888 - 40,12* satuan rumah tanggaSumber: BPS Banten, 2013

Keberadaan petani gurem yang sangat besar menjadikan perhatian

sejumlah pihak untuk membantu meningkatkan pendapatannya. Bahkan, Bank

Dunia pernah memberikan saran kepada setiap negara yang memiliki petani

gurem tinggi untuk menggalakkan peningkatan produktivitas, menumbuhkan

diversifikasi usaha tani, sekaligus memberikan tambahan usaha yang

berkontribusi positif kepada pendapatan petani (Bank Dunia, 2007).

Kementerian Pertanian dalam Rencana Startegis Tahun 2015-2019

menuangkan kebijakan tentang reorientasi multiproduk pertanian. Kebijakan ini

mengarahkan petani untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya, lalu

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

3

diintegrasikan sehingga mampu meningkatkan pendapatan mereka. Bahkan, pola

integrasi yang disebutkan berkaitan erat dengan tanaman – hewan – hutan.

Pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia secara bersama akan meningkatkan

efisiensi hayati dari ekosistem. Selain itu, dengan sistem integrasi maka akan

memberikan tingkat pendapatan dari produk yang beragam, dengan kata lain tidak

menggantungkan pendapatan petani hanya dari satu jenis komoditas. Rencana

strategis tersebut sudah harus diterapkan seiring dengan pedapatan petani yang

didorong untuk terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya

(Kementerian Pertanian, 2015).

Selama ini, di Kabupaten Pandeglang dan umumnya di Provinsi Banten,

upaya membantu petani gurem untuk meningkatkan pendapatannya dilakukan

dengan pendekatan-pendekatan program pemerintah yang bersifat diversifikasi

usaha. Sekaligus integrasi antara tanaman pangan dengan budidaya hortikultura.

Ada juga memadukan dengan sektor peternakan (sapi, domba, ayam kampung,

dan itik) serta perikanan (ikan nila, mas, dan lele). Namun, petani gurem memiliki

keterbatasan dalam pengelolaan berkelanjutan sehingga program yang diberikan

tidak bertahan lama. Tentu saja program diversifikasi usaha yang bertujuan

meningkatkan pendapatan petani tersebut tidak tercapai. Sehingga hal ini menjadi

perhatian sejumlah pihak untuk menemukan upaya lain dalam meningkatkan

pendapatan petani dengan cara diversifikasi usaha dengan jenis ternak lainnya.

Sebagai alternatif integrasi atau diversifikasi usaha bagi petani gurem,

maka perlu pendekatan yang tidak terlalu rumit, kebutuhan modal tidak besar,

budaya dan kebiasaan yang sejalan atau tidak bertentangan, serta memiliki

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

4

efisiensi aktivitas yang tinggi. Selain itu, integrasi dengan pendekatan

diversifikasi usaha tersebut perlu melihat potensi pasar yang terbuka dan

berkelanjutan. Juga mempertimbangkan keseimbangan alam dalam rangka

kelestarian lingkungan dan perbaikan ekosistem, khususnya di lingkungan

pertanian.

Potensi yang bisa dijadikan andalan dalam pengembangan diversifikasi

usaha tani dengan memanfaatkan ternak lain adalah bubdidaya lebah Trigona sp.

Jenis lebah Trigona yang ada di Provinsi Banten adalah T. laeviceps dan T. itama.

Sama halnya dengan jenis Trigona yang ada di Bali, Sumatera, Kalimantan, dan

Sulawesi (Wulandari, dkk, 2016). Perbedaan T. laeviceps dan T. itama adalah

antara lain dari ukuran lebah. T. laeviceps berukuran lebih kecil dan banyak di

temukan di berbagai tempat termasuk di rumah-rumah penduduk.

Lebah ini sudah banyak dibudidayakan terutama oleh masyarakat yang ada

di dekat hutan pegunungan. Umumnya budidaya yang dilakukan hanya sekadar

sebagai pesediaan obat alami bagi anggota keluarganya yang sakit. Madu yang

dihasilkan dipanen sekedarnya, lalu sarang lebah di simpan kembali ke tempatnya

seperti sedia kala.

Khususnya di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pembudidaya

lebah T. laeviceps cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan yang

letaknya dekat pegunungan, yakni Gunung Karang, Gunung Aseupan, dan

Gunung Pulosari. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(2017), ada sekitar 240-an petani pembudidaya lebah Trigona sp. (lihat Lampiran

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

5

1). Namun, pada mulanya, budidaya yang dilakukan bukan untuk kepentingan

bisnis, melainkan sekedar hobi atau persiapan obat alami keluarga.

Namun akhir-akhir ini, seiring dengan terbukanya pasar madu Trigona sp.,

propolis, dan royal jeli, pembudidaya sudah banyak melakukan pembenahan

budidaya. Misalnya, adanya perbaikan sarang lebah, pemeliharaan dari serangga

atau hewan predator, serta menanam tanaman yang menghasilkan bunga

sepanjang tahun. Harapan dengan adanya upaya sedemikian rupa, maka akan

dihasilkan madu atau propolis yang berkualitas.

Pembudidaya lebah Trigona sp. umumnya adalah petani pangan atau

hortikultura. Meski awalnya hanya hobi atau tidak memiliki niat untuk budidaya,

akhirnya setelah tahu bahwa lebah klanceng (Bahasa Jawa) atau teuweul (Bahasa

Gambar 1.1. Sarang Lebah Trigona sp. pada Rongga Bambu.Sumber: www.tokomerdeka.com

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

6

Sunda) ini memiliki nilai ekonomi yang baik, para petani tersebut serius

melakukan budidaya. Bahkan, petani melakukan pencarian sarang lebah Trigona

sp. ke hutan untuk dibudidayakan di rumahnya.

Sehingga, upaya untuk meningkatkan pendapatan petani gurem khususnya

di Pandeglang adalah dengan melakukan diversifikasi usaha budidaya lebah

Trigona sp. sehingga dihasilkan madu dan propolis. Jumlah sarang lebah yang

diteliti disesuaikan dengan kepemilikan sarang terbanyak petani yaitu 30 kotak

dan luas lahan sawah yang digarap petani adalah 0,3 hektar (ha).

Berdasakan Latar Belakang ini, maka dilakukan penelitian mengenai

“Analisis Kelayakan Diversifikasi Usaha Tani Padi - Lebah Trigona sp. di

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”. Penelitian ini diharapkan bisa

memberikan alternatif diversifikasi usaha petani gurem atau kecil di pedesaan

dengan budidaya lebah Trigona sp. yang bisa memberikan kontribusi pendapatan

petani dari produk yang dihasilkan, antara lain madu dan propolis.

Juga, diharapkan penelitian ini dapat mengukur kontribusi pendapatan

dari budidaya lebah Trigona sp dan pertanian utama dari petani yaitu budidaya

padi sehingga bisa terlihat seberapa besar kontribusi pendapatan yang diperoleh

petani tersebut dalam satuan per tahun. Sekaligus membandingkan dengan pola

diversifikasi usaha yang selama ini dilakukan petani, yaitu di bidang peternakan

dan perikanan.

1.2. Rumusan Masalah

a. Berapa pendapatan total petani padi dengan kepemilikan lahan kurang dari

0,3 ha yang melakukan diversifikasi usaha budidaya lebah Trigona sp.?

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

7

b. Bagaimana kontribusi usaha budidaya lebah Trigona sp. terhadap pendapatan

petani padi dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,3 ha?

c. Bagaimana kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. yang dipelihara

petani padi dengan kepemilikan sawah 0,3 ha di Kabupaten Pandeglang?

d. Bagaimana sensitivitas usaha budidaya lebah Trigona sp. dengan biaya

variabel naik dan pendapatan menurun?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan diversifikasi usaha budidaya lebah

Trigona sp. yang dilakukan petani padi dengan kepemilikan lahan kurang dari

0,3 ha.

b. Untuk mengetahui pendapatan total petani padi dengan kepemilikan lahan

kurang dari 0,3 ha yang melakukan diversifikasi usaha budidaya lebah

Trigona sp.?

c. Untuk mengetahui analisa usaha dan studi kelayakan usaha budidaya lebah

Trigona sp. oleh petani padi di Kabupaten Pandeglang.

d. Untuk mengetahui analisis sensitivitas budidaya lebah Trigona sp. yang

dilakukan petani padi dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,3 ha dengan

biaya variabel naik dan pendapatan menurun.

1.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh objek penelitian yaitu petani padi dengan

kepemilikan lahan kurang dari 0,3 ha yang melakukan diversifikasi usaha dengan

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

8

budidaya lebah Trigona sp. dengan jumlah sarang tidak lebih dari 30 kotak atau

stup berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokus petani yang

dilakukan penelitian adalah di tiga kecamatan, yaitu Pandeglang, Majasari, dan

Menes.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Petani

Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Selain karena alasan lahan

pertanian yang subur, juga sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor

pertanian. Bedasarkan data Sensus Pertanian 2013 (ST2013) oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), terdapat 26.135.469 rumah tangga petani se-Indonesia. Terdiri

dari petani di sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan (BPS, 2014).

Hanya saja, sebanyak 55,33 persen atau 14.248.870 rumah tangga petani

tersebut memiliki lahan garap pertanian (sawah) kurang dari 0,5 hektar (ha)

sehingga mereka disebut sebagai petani gurem (Bappenas, 2014). Petani gurem

identik dengan kemiskinan, pendapatan yang kecil, bahkan minim terhadap akses

pasar, teknologi, dan informasi. Serta, petani gurem atau petani kecil memiliki ciri

inovasi yang rendah serta kepemilikan modal yang kecil (Suproyo, 1979;

Suratiyah, 2001). Akibatnya, produktivitas tanaman yang diusahakan pun minim

yang berdampak pada perolehan pendapatan yang juga kecil. Petani gurem selalu

dikelompokkan dalam masyarakat miskin.

Komposisi rumah tangga petani gurem terbanyak berada di Pulau Jawa,

yaitu 10,18 juta rumah tangga atau 71 persen dari total rumah tangga petani gurem

se-Indonesia (Tabel 2.1). Berdasarkan analisis rumah tangga, lahan, dan usaha

pertanian di Indonesia yang dilakukan Bappenas (2014), yang mengacu pada

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

10

ST2013, secara agregat dari 2003 hingga 2013, rumah tangga petani gurem

mengalami penurunan, terutama di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Selainnya,

justru berkebalikan. Bahkan, di Provinsi Papua rum ah tangga petani gurem

mengalami peningkatkan jumlah terbesar yaitu mencapai 79,87 persen.

Tabel 2.1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan RTUPGurem Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013

No ProvinsiRTUP Pengguna Lahan RTUP Gurem

Tahun Tahun2003 2013 2003 2013

1. Aceh 691.454 637.778 248.823 276.729

2. Sumatera Utara 1.451.813 1.308.392 751.330 570.184

3. Sumatera Barat 695.739 640.695 357.797 275.135

4. Riau 511.395 568.070 125.418 68.568

5. Jambi 401.052 426.647 101.836 65.499

6. Sumatera Selatan 946.858 949.801 218.091 110.932

7. Bengkulu 275.769 275.559 49.147 35.974

8. Lampung 1.272.932 1.218.927 447.126 362.148

9.Kep. BangkaBelitung

127.412 117.488 52.891 26.069

10. Kepulauan Riau 56.086 50.230 28.379 20.545

11. DKI Jakarta 47.262 9.515 45.428 8.611

12. Jawa Barat 4.242.003 3.039.716 3.501.867 2.298.193

13. Jawa Tengah 5.697.473 4.262.608 4.629.877 3.312.235

14. DI Yogyakarta 573.092 495.401 479.780 424.557

15. Jawa Timur 6 189.481 4.931.502 4.893.626 3.755.833

16. Banten 875.287 584.259 634.415 379.888

17. Bali 485.531 404.507 313.111 257.181

18.Nusa TenggaraBarat

686.172 587.617 446.040 350.130

19.Nusa TenggaraTimur

722.039 770.864 224.987 289.917

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

11

20.KalimantanBarat

594.483 616.895 120.575 81.287

21.KalimantanTengah

273.806 261.227 45.564 29.083

22.KalimantanSelatan

450.903 420.352 193.773 133.853

23.KalimantanTimur

180.515 165.413 56.075 27.326

24.KalimantanUtara

34.595 39.369 9.084 6.343

25. Sulawesi Utara 300.834 246.394 103.154 72.055

26. Sulawesi Tengah 372.636 387.258 69.935 74.073

27. Sulawesi Selatan 1.049.449 950.241 408.673 338.108

28.SulawesiTenggara

293.555 299.926 72.188 63.809

29. Gorontalo 118.257 117.251 44.791 40.962

30. Sulawesi Barat 160.863 179.814 43.560 50.696

31. Maluku 178.497 170.169 68.913 78.140

32. Maluku Utara 124.480 127.865 19.679 21.857

33. Papua Barat 71.131 65.458 39.344 37.570

34. Papua 266.728 424.058 169.774 305.380

Indonesia 30.419.582 25.751.266 19.015.051 14.248.870

Sumber: BPS (2013)

Keberadaan petani gurem semakin meningkat di sebuah wilayah, diduga

karena bertambahnya penduduk yang berkiprah di sektor pertanian, sementara

lahan yang dikelola semakin mengecil akibat dikonversi ke penggunaan non-

pertanian. Sedangkan jumlah petani gurem menurun di sebuah wilayah, diduga

karena petani gurem tersebut tidak lagi berkiprah di dunia pertanian akibat lahan

garapannya sudah tidak ada. Lahan pertanian mereka sudah berubah menjadi

kawasan industri, kawasan perdagangan dan bisnis, sarana pendidikan, sarana

infrastruktur lain yang berhubungan dengan kepentingan bisnis dan sosial

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

12

manusia. Hasil penelitian Irawan (2008), konversi lahan sawah umumnya

digunakan untuk perumahan penduduk (sekitar 49% lahan) selain untuk

pembangunan infrastruktur publik, perkantoran, pertokoan, serta industri. Juga

diduga petani gurem tersebut sudah tidak menjadi petani lagi karena usia yang

sudah lanjut, sementara anggota keluarga lainnya tidak melanjutkan aktivitas

pertanian orangtuanya (Susilowati, 2016).

Istilah yang digunakan oleh Badan Pusat Statitisk (BPS) dalam sensus

pertanian untuk menyebut rumah tangga pertanian yang menguasai lahan kurang

dari 0,5 hektar (ha) yaitu dengan sebutan rumah tangga petani gurem.

Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan

yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian maupun lahan bukan

pertanian. Jumlah petani gurem di Indonesia di tahun 2013 mencapai 14.248.870

rumah tangga. Angka ini menurun sebanyak 4.766.181 rumah tangga atau minus

25,06 persen selama satu dasawarsa, yakni di tahun 2003 (BPS, 2013).

Jumlah petani gurem menurun di tahun 2013 bukan akibat dari

betambahnya luas lahan mereka. Melainkan, petani gurem tersebut tidak lagi

menjadi petani melainkan beralih menjadi profesi lain yang dianggap mampu

meningkatkan kesejahteraannya. Antara lain menjadi buruh, kuli bangunan, atau

bekerja kasar di kota.

Menurut catatan Direktorat Pangan dan Pertanian, Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(2014), rumah tangga petani gurem tersebut tingkat kesejahteraannya identik

dengan kemiskinan. Bahkan, hasil Susenas bulan September 2013 menunjukkan

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

13

sebagian besar rumah tangga miskin adalah rumah tangga pertanian, yaitu sebesar

48,8 persen. Hal ini terkait dengan pendapatan petani dan buruh tani yang rendah

dibandingkan upah di sektor lainnya. Upah buruh tani per hari pada tahun 2013

sebesar Rp. 40.302, lebih rendah dibandingkan upah buruh bangunan yaitu

sebesar Rp. 65.148 (BPS, 2014).

Upaya meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia, Bappenas

berpendapat masih mengalami tantangan, antara lain; Pertama, lahan pertanian

yang luasnya relatif stagnan sementara jumlah penduduk semakin meningkat.

Kedua, kurangnya ketersediaan infrastruktur pennunjang pertanian, seperti waduk

dan irigasi. Ketiga, keterbatasan penggunaan teknologi dalam mengelola pertanian

yang mengakibatkan produk pertanian Indonesia kurang bersaing di pasar global.

Keempat, akses terhadap sumber modal cukup rendah, sehingga produktivitas

juga rendah. Kelima, mata rantai tata niaga pertanian yang panjang, sehingga

petani tidak bisa menikmati harga yang lebih baik.

Selain itu, faktor lain yang menjadi penghambat dalam pembangunan

pertanian di Indonesia, di antaranya adalah alih fungsi lahan pertanian ke non

pertanian, banyaknya bencana alam seperti banjir dan kekeringan, pencemaran

lingkungan, sehingga sangat signifikan terhadap penurunan produktivitas

pertanian. Belum lagi faktor kualitas tenaga kerja, dari sisi pendidikan dan

rendahnya kemampuan adopsi teknologi oleh petani, yang akan berakibat pada

rendahnya tingkat kesejahteraan petani.

Rumah tangga petani gurem selama ini selalu menjadi objek pembangunan

yang diselenggarakan instansi terkait. Dengan alasan membantu permasalahan

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

14

yang mereka hadapi, berbagai pendekatan program yang diselenggarakan

pemerintah bermuara dengan kepentingan petani ini. Antara lain, hadirnya pupuk

bersubsidi, diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi petani untuk

mendapatkannya sehingga bisa diaplikasikan di lahan sempit milik mereka yang

berpengaruh terhadap produksi budidaya tanaman yang diusahakan. Harapannya,

pupuk bersubsidi yang harganya diharapkan terjangkau dapat meningkatkan

produksi padi yang diusahakan, dan ketika dijual bisa memperoleh pendapatan

yang bisa memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya.

Pendekatan lain yang juga dilakukan untuk mengurangi pengeluaran

keuangan rumah tangga petani gurem yaitu dengan bantuan sarana produksi

pertanian benih padi, racun hama dan penyakit, serta alat mesin pertanian yang

bisa digunakan bersama-sama dalam satu kelompok tani seperti handtraktor,

mesin panen (combine harvester), mesin perontok padi (power threser), dan

mesin pompa air. Termasuk perbaikan sarana irigasi desa yang bisa membantu

mengalirkan air secara kontinyu yang diharapkan petani bisa menanam padi atau

jenis tanaman hortikultura berkali-kali dalam satu tahun.

2.٢. Diversifikasi Usaha Tani

Dalam rangka meningatkan pendapatan petani yang memiliki lahan

garapan yang sempit, Budhi (2010) menyebut solusinya adalah dilakukan dengan

pengaturan pola tanam serta diversifikasi usaha. Pengaturan pola tanam artinya

memadukan aneka jenis tanaman dalam satu lahan, dengan target panen harian,

mingguan,atau bulanan. Misalnya, lahan dibagi menjadi beberapa petak yang

ditanami jenis tanaman berbeda dengan waktu panen berbeda. Harapannya,

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

15

pendapatan petani akan bertambah. Atau, dalam satu tahun dilakukan berbeda-

beda tanaman. Pola tanam yang dikembangkan bisa padi – hortikultura – padi,

atau padi – padi – hortikultura. Dengan penanaman hortikultura, yang memiliki

nilai harga di pasar lebih menjanjikan, maka petani akan memperoleh tambahan

pendapatan yang lebih baik.

Diversifikasi usaha model lain adalah dengan melakukan integrasi usaha

dengan bidang lain. Sesuai perhatian Kementerian Pertanian dalam Rencana

Strategis Kementeian Pertanian 2015-2019, bahwa keterbatasan lahan yang

dimiliki petani menjadi salah satu penyebab pendapatan mereka kecil. Namun,

dengan diverisifikasi usaha tani atau mengintegrasikan dengan usaha tani lainnya,

diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, baik karena adanya faktor

input budidaya tani yang tersedia karena diversifikasi usaha tadi, atau karena

adanya pendapatan baru yang diperoleh petani akibat produk baru yang

dihasilkan.

Misalnya, di saat petani melakukan integrasi diversifikasi usaha dengan

ternak, maka petani diharapkan bisa menggunakan pupuk kompos yang dihasilkan

ternak untuk budidaya pertaniannya. Sehingga petani tidak perlu membeli pupuk

yang menjadi beban selama ini. Artinya, ada pengugrangan belanja modal yang

dilakukan. Selain itu, ternak atau hasil ternak seperti susu, daging, telur yang bisa

dijual merupakan perolehan produk baru petani yang bisa meningkatkan

pendapatan.

Diversivikasi usaha tani merupakan salah satu upaya yang dilakukan

petani untuk melepaskan diri dari kemiskinan seraya meningkatkan kesejahteraan

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

16

keluarganya (Wahyuningsih, 2008). Petani melakukan usaha tani dengan beragam

yang diharapkan menjadi acuan dalam perolehan pendapatan keluarganya. Dari

sisi keterlibatan usaha tani tersebut, keluarga menjadi penopangnya. Beberapa

syarat keberhasilan diversifikasi sehingga bisa dijalankan petani adalah

berkembangnya ekonomi usaha tani yang tangguh serta keterampilan petani

dalam menerapkan inovasi untuk terus meningkatkan produktivitas usaha.

2.٢.1. Integrasi Usaha Pertanian dengan Peternakan

Diversifikasi usaha pertanian yang dilakukan selama ini umumnya

mengintegrasikan dengan peternakan dan perikanan. Alasan mengintegrasikan

dengan peternakan yaitu diharapkan petani selain bisa menambah penghasilannya

dengan menjual hasil ternak, sampingannya berupa limbah dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk. Konsep ini dikenal dengan zero waste atau nihil limbah

(Kementan, 2015). Hewan ternak yang diintegrasikan antara lain sapi, kerbau,

domba, kambing, ayam kampung, puyuh, bebek, serta itik. Namun, yang menjadi

program yang diberikan kepada petani oleh Kementerian Pertanian umumnya

adalah sapi, kerbau, domba, dan akhir-akhir ini ayam kampung.

Menurut Indrawanto dan Atman (2018), integrasi tanaman-ternak memiliki

keuntungan bagi petani (Tabel 2.1). Model diversifikasi ini, pendapatan petani

dapat meningkat. Namun kendala yang dihadapi adalah, pemeliharaan ternak

menyita waktu petani gurem lebih besar sekaligus biaya pemeliharaan yang cukup

besar.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

17

Tabel 2.2. Perkiraan Kontribusi Ternak dalam Sistem Tanaman-TernakTerhadap Pendapatan Petani.

Sistem Tanaman – TernakKontribusi

Pendapatan dariTernak (%)

Tanaman pangan – Ayam 17,6Tanaman pangan+perkebunan – Kambing 16,2Tanaman pangan – Sapi 13,9Tanaman pangan – Ayam+Kambing+Sapi 35,2Tanaman pangan+perkebunan – Ayam+Kambing+Sapi 34,9Tanaman sayuran –Domba 10,4Kelapa sawit – Domba 5-10Karet – Domba 15-20Kelapa – Sapi 75Kelapa – Domba 50

Sumber: Indrawanto dan Atman (2018)

Di Provinsi Kalimantan Selatan, Galib (2010) meneliti pendapatan petani

yang mengintegrasikan usaha tani padi dengan ternak sapi di sawah tadah hujan,

mampu memberikan pendapatan bersih sebesar Rp. 15.309.950/ha (dua kali

tanam) (Tabel 2.3). Pendapatan itu diperoleh dari panen gabah padi yang

meningkat akibat pemberian pupuk kandang sekaligus sewa sapi untuk

pengolahan lahan.

Sementara Basuni dkk (2010) dan Yuliani (2014) menyebutkan, selain

mampu menjamin produktivitas lahan karena perbaikan mutu dan kesuburan

tanah akibat pemberian pupuk kandang organik secara kontinyu, pola integrasi

ternak dengan tanaman pangan bisa meningkatkan pendapatan petani hingga 70%.

Hal ini dalam skala luas lahan 5 ha dan 20 ekor sapi. Sedangkan Sariubang (2010)

menyebut pembibitan sapi sebanyak 10 ekor yang diintegrasikan dengan padi

seluas 1 ha di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, dalam setahun

mampu memperoleh pendapatan Rp 34,488 juta.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

18

Tabel 2.3. Biaya dan Pendapatan Integrasi Usahatani Padi-Sapi di LahanSawah Tadah Hujan di Desa Lok Tangga, KecamatannKarangintan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2010.

Uraian Biaya (Rp)Penerimaan

(Rp)Pendapatan

(Rp) R/C

Petani konvensional

Tanam (MH) 2.015.500 6.000.000 3.985.000 2,97

Sapi 2.500.000 2.875.000 325.000 1,11

Jumlah 4.515.000 8.875.000 4.310.000 1,96

Petani – Ternak Sapi

Tanam I (MK) 1.756.500 7.920.000 6.163.500 4,51

Tanam II (MH) 2.001.500 9.980.000 7.978.500 4,99

Sapi 2.669.550 3.867.500 1.197.950 1,43

Jumlah 6.427.550 21.767.500 15.309.950 3,39

Sumber: Galib, 2010

2.٢.2. Integrasi Usaha Pertanian dengan Perikanan

Sementara di bidang perikanan, integrasi usaha yang sudah sangat lama

diterapkan adalah mina-padi, yakni memelihara ikan di sawah bersamaan dengan

menanam padi. Menurut Sujaya, dkk (2018), sistem minapadi memiliki

keunggulan tersendiri bagi petani. Selain menyediakan pangan sumber

karbohidrat, minapadi juga menyediakan protein sehingga cukup baik dalam

meningkatan gizi pangan yang dikonsumsi masyarakat pedesaan. Minapadi juga

memiliki keuntungan lain, yaitu mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk

anorganik serta mengurangi biaya untuk penyiangan dan pengolahan tanah (Arlius

dan Ekaputra, 2011). Bukan tanpa alasan, di tahun 2016 lalu dilakukan program

minapadi kembali di berbagai provinsi dengan anggaran berasal dari Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP). Program ini bertujuan untuk meningkatkan

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

19

produktivitas lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen padi sekaligus bagian

upaya meningkatkan nilai tambah bagi petani.

Hasil penelitian tentang minapadi dituliskan Nurhayati dkk (2013), yang

menyebutkan bahwa petakan sawah (500 m2 hingga 1.500 m2) yang ditebar ikan

mas sebanyak 3.000 ekor seukuran 10 cm, dalam satu musim mampu memperoleh

pendapatan hingga Rp. 4,4 juta. Selain itu produktivitas padi meningkat 0,57 ton

dalam satuan hektar. Sebelumnya, penelitian Arlius dan Ekaputra (2011)

menyebut, dalam satu hektar pola minapadi dengan system rice intensification

(SRI) mampu memberikan pendapatan petani mencapai Rp 26,5 juta di banding

pola konvensional yakni, Rp 8,885 juta (Tabel 2.4).

Hanya saja, pendekatan integrasi dan diversifikasi usaha antar pertanian-

peternakan dan atau pertanian-perikanan memiliki biaya yang sangat tinggi.

Belum lagi dengan proses pemeliharaan yang sangat intensif. Bagi petani gurem,

untuk memiliki hewan ternak ada keterbatasan modal, demikian juga dengan

pengelolaan perikanan di lahannya. Belum lagi keahlian dalam pemeliharaan

merupakan faktor penentu keberhasilan usaha. Petani gurem pada faktanya kurang

memiliki pengetahuan mengenai peternakan secara menyeluruh, pun dengan

perikanan.

Sebagai alternatif integrasi atau diversifikasi usaha bagi petani gurem,

maka perlu pendekatan yang tidak terlalu rumit, kebutuhan modal tidak besar,

budaya dan kebiasaan yang sejalan atau tidak bertentangan, serta memiliki

efisiensi aktivitas yang tinggi. Selain itu, integrasi dengan pendekatan

diversifikasi usaha tersebut perlu melihat potensi pasar yang terbuka dan

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

20

berkelanjutan. Juga mempertimbangkan keseimbangan alam dalam rangka

kelestarian lingkungan dan perbaikan ekosistem, khususnya di lingkungan

pertanian.

Tabel 2.4. Analisis Ekonomi Penanaman Padi dengan Metode Tanam SRI-Mina dan Konvensional

Faktor ProduksiSRI-Mina Konvensional

Volume Biaya Volume BiayaPembiayaanBenih Padi 7 kg Rp. 35.000 25 kg Rp. 125.000Urea 100 kg Rp. 180.000 200 kg Rp. 360.000SP-36 50 kg Rp. 115.000 100 kg Rp. 230.000KCl 50 kg Rp. 125.000 100 kg Rp. 250.000Pupuk Organik 10.000 kg Rp. 1.400.000Penyiapan lahan 18 HOK Rp. 450.000 18 HOK Rp. 450.000Tenaga Kerja

Pemupukan 6 HOK Rp. 150.000 4 HOK Rp. 100.000Penanaman 24 HOK Rp. 600.000 32 HOK Rp. 800.000Penyiangan 28 HOK Rp. 700.000 14 HOK Rp. 350.000Panen 40 HOK Rp. 900.000 40 HOK Rp. 900.000

Benih Ikan 80 kg Rp. 3.200.000 - -Total Biaya Rp. 7.855.000 Rp. 3.365.000PendapatanPadi 7800 kg Rp. 19.500.000 4.860 kg Rp. 12.250.500Ikan 280 kg Rp.7.000.000 - -Keuntungan Rp. 26.500.000 Rp. 8.885.000Selisih keuntungan SRI-Mina

Rp. 17.615.500

* dalam satuan 1 hektarSumber: Arlius dan Ekaputra, 2010.

2.2.3. Integrasi Usaha Pertanian dengan Budidaya Lebah Trigona sp.

Madu merupakan kekayaan alami Indonesia yang potensinya belum digali

maksimal. Beraneka macam madu dihasilkan dari aneka lebah. Antara lain telah

dikenal madu berdasarkan jenis pakan lebah, misalnya madu lengkeng, madu

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

21

mahoni, madu randu, madu kopi, atau madu rambutan (Kementerian Kehutanan,

2013). Artinya, lebah penghasil madu tersebut dipelihara di perkebunan tanaman

sesuai nama madu tersebut. Madu lengkeng, misalnya, dipelihara di perkebunan

lengkeng, madu randu dipelihara di perkebunan randu, madu kopi dipelihara di

perkebunan kopi, dan seterusnya. Juga madu diklasifikasikan berdasarkan warna,

antara lain madu putih, merah, dan hitam, karena warna madu yang dihasilkan

oleh lebah tertentu berdasarkan pengaruh jenis bunga serta iklim (Kuntadi, 2014).

Secara garis besar, madu dihasilkan dari lebah yang bersengat dan lebah

tidak bersengat (stingless bee) (Bogdanov, et al 2008; Chaudari, et al 2012).

Umumnya, madu yang dikonsumsi masyarakat berasal dari lebah yang bersengat

dari genus Apis, yaitu Apis dorsata, Apis mellifera, dan Apis cerana. Lebah-lebah

ini dipelihara maupun liar menghasilkan madu yang layak dikonsumsi. Madu

yang dihasilkan lebah dari genus Apis ini sudah umum dikonsumsi masyarakat

dan dipasarkan di berbagai tempat. Bahkan, beberapa bagian dari sarang lebah

sudah diolah menjadi produk yang dibutuhkan masyarakat, antara lain royal jeli,

propolis, dan lilin (Mahani, dkk 2014).

Lebah Apis dikembangbiakkan dan dipelihara di daerah-daerah hutan yang

keadaaan alamnya masih baik. Tidak ada gangguan karena cemaran kimia. Atau,

gangguan lain yang menyebabkan kelestarian alam terganggu. Karena, lebah lebih

mampu menyesuaikan diri berdasarkan lingkungan. Jika alam rusak, maka lebah

tidak akan mampu berkembang biak yang tentu saja tidak akan mampu

memproduksi madu dengan maksimal. Produksi madu ditentukan oleh jumlah

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

22

bunga dan jumlah lebah pekerja yang berperan sebagai penghisap putik sari pada

bunga (Agussalim, 2017).

Sementara lebah yang tidak bersengat termasuk dalam genus Trigona sp.

Berdasarkan para ahli, lebah tanpa sengat ini memiliki jenis yang juga beragam.

Madu yang dihasilkan lebih sedikit dibanding dengan lebah lainnya. Rasanya

lebih masam memiliki khasiat untuk kesehatan yang lebih tinggi. Tidak banyak

yang melirik lebah ini, padahal potensi pasar dan harga produk lebah yang

ditawarkan lebih mahal dibanding produk lebah Apis (Hadisoesilo, 2001).

Ukuran lebah trigona ini sangat kecil, sekitar 1-2 cm. Warnanya hitam

dengan sayap bening (Hrncir et al, 2016). Wikipedia (2018) menuliskan ada 22

jenis spesies lebah Trigona yang hidupnya menyebar di berbagai tempat, antara

lain Indonesia, Brazil, Mexico, Australia, Malaysia, hingga negara tropis di

Afrika. Michener dalam Dowrschak dan Blüthgen (2010) menyebutkan bahwa

ada 400 spesies lebah tanpa sengat (stingless bee) di negara tropis dan berperan

besar sebagai polinator.

Di Indonesia, di semua pulau terdapat lebah Trigona sp. dengan spesies

tertentu. Bahkan, ada yang berukuran sekitar 1-2 mm saja dengan sarang di tanah.

Lebah ini menempati ruang yang ada di pepohonan, bambu, tanah, celah bebatuan

atau ruang lain yang memiliki celah sebagai pintu masuk (Inoe, dkk (1989) dalam

Putra, dkk 2016).

Jenis lebah Trigona yang ada di sekitar Provinsi Banten diketahui adalah

T. laeviceps dan T. itama. Sama halnya dengan jenis Trigona yang ada di Bali,

Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (Wulandari, dkk 2016). Perbedaan T.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

23

laeviceps dan T. itama adalah antara lain dari ukuran lebah. T. laeviceps

berukuran lebih kecil dan banyak di temukan di berbagai tempat termasuk di

rumah-rumah penduduk. Sudah banyak dibudidayakan terutama para masyarakat

yang ada di dekat hutan pegunungan. Umumnya budidaya yang dilakukan

masyarakat hanya sekadar sebagai pesediaan obat alami di saat anggota

keluarganya sakit meriang. Madu yang dihasilkan dipanen sekedarnya, lalu sarang

lebah di simpan kembali ke tempatnya seperti sedia kala.

Di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pembudidaya lebah T.

laeviceps cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan yang letaknya dekat

pegunungan, yakni Gunung Karang, Gunung Aseupan, dan Gunung Pulosari.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2017), ada

sekitar 240-an petani pembudidaya lebah Trigona sp.. Namun, pada mulanya,

budidaya yang dilakukan bukan untuk kepentingan bisnis, melainkan sekedar hobi

atau persiapan obat alami keluarga.

Namun, akhir-akhir ini, seiring dengan terbukanya pasar madu Trigona

sp., propolis, dan royal jeli, pembudidaya sudah banyak melakukan pembenahan

budidaya. Misalnya, adanya perbaikan sarang lebah, pemeliharaan dari serangga

atau hewan predator, serta menanam tanaman yang menghasilkan bunga

sepanjang tahun. Harapannya, dengan adanya upaya sedemikian rupa, maka akan

dihasilkan madu atau propolis yang berkualitas.

Pembudidaya lebah Trigona sp. umumnya adalah petani pangan atau

hortikultura. Meski awalnya hanya hobi atau tidak memiliki niat untuk budidaya,

akhirnya setelah tahu bahwa lebah klanceng (Bahasa Jawa) atau teuweul (Bahasa

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

24

Sunda) ini memiliki nilai ekonomi yang bagus, para petani tersebut serius

melakukan budidaya. Bahkan, petani melakukan pencarian sarang lebah Trigona

sp ke hutan untuk dibudidayakan di rumahnya.

Petani Indonesia sebagian besar adalah dikelompokkan sebagai petani

gurem atau kecil. Hanya memiliki lahan garapan seluas 0,3 hektar, tidak memiliki

akses kepada lembaga keuangan, dan hasil panen yang kecil akibat sering kali

terkena gangguan hama dan penyakit. Selain itu, pola budidaya yang berkonsep

garap lahan, menjadikan hasil pertanian dibagi dua meski hasilnya sedikit.

Akibatnya, petani Indonesia umumnya miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya dan keluarganya. Pendapatan rata-rata petani per bulan tidak melebihi

Rp 600.000 bahkan lebih kecil dari itu. Pendapatan tersebut sebagian besar

dihasilkan dari jasa buruh yang dilakukannya di dunia pertanian, bukan dari hasil

menjual produk pertanian yang dibudidayakan.

Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk membantu petani gurem ini.

Misalnya dengan pengadaan benih padi secara gratis, subsidi pupuk pertanian,

pencegahan hama dan penyakit bersama-sama, hingga bantuan alat dan mesin

pertanian. Harapannya, biaya produksi budidaya pertanian bisa lebih kecil

dibandingkan sebelumnya. Namun, keadaan ini ternyata tidak cukup membantu.

Biaya budidaya pertanian tidak bisa dikurangi secara drastis. Kesulitan-kesulitan

petani tetap saja menyelimuti kehidupannya. Ditambah hasil pertaniannya tidak

mampu dibayar mahal oleh mekanisme pasar. Alih-alih mendapatkan harga

bagus, di saat panen raya malah terjadi harga yang anjlok. Akibatnya, petani

hanya mendapat sisa hutang yang tidak bisa dibayar dengan tuntas di setiap

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

25

musim. Upaya lain yang sering dijadikan solusi oleh para pengambil kebijakan

adalah dengan adanya diversifikasi usaha di bidang lain yang terukur dan bisa

dijalankan dengan maksimal.

2.3. Lebah Trigona sp.

Serangga sosial yang memiliki manfaat untuk manusia salah satunya

adalah lebah. Di bidang pertanian, lebah berperan sebagai serangga penyerbuk

yang mampu meningkatkan produksi tanaman. Di bidang kesehatan, produk lebah

seperti madu dan propolis, memiliki khasiat obat yang berguna menyembuhkan

aneka penyakit. Begitu juga di bidang industri garmen, lilin yang berada di sarang

lebah bisa menjadi bahan baku pewarna alami yang khas dan unik.

Di antara banyak lebah, kelompok lebah yang tidak memiliki sengat

(stingless bee) yaitu bergenus Trigona. Hidup di daerah tropis dan sub tropis,

Trigona sp menghasilkan madu, propolis, dan bee bread. Hanya saja, produksi

madu lebah ini tidak sebanyak lebah madu hutan lainnya, namun menghasilkan

propolis yang melimpah di banding dengan lebah lainnya (Riendriasari dan

Krisnawati, 2017; Singh, 1962). Disebutkan, dalam setahun Trigona sp. hanya

menghasilkan madu kurang dari 1 kilogram (kg). Sedangkan propolis bisa

mencapai 1 kilogram lebih. Namun, hal tersebut tergantung jumlah pakan yang

tersedia di sekitar aktivitas lebah. Semakin banyak pakan, maka madu dan

propolis yang dihasilkan di setiap sarang semakin banyak.

Trigona sp. hidup liar di hutan. Membuat sarang di bawah tanah atau

kayu-kayu pohon yang berlubang. Sering juga ditemukan di lubang bambu atap

rumah-rumah di perkampungan yang berdekatan dengan pegunungan. Hidup

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

26

berkoloni menempati selubung bambu atau kayu. Juga bisa bersarang di sepatu

karet, celah pintu, celah kursi, atau kotak-kotak lemari yang minim gangguan.

Tidak ada keterangan pasti umur hidup lebah ini. Predator seperti kadal, cicak,

tokek, dan laba-laba adalah musuh alami lebah Trigona yang dikenal dengan

sebutan kelulut atau teuweul ini.

Berdasarkan penamaan Biologi, lebah Trigona sp. termasuk ke dalam

hewan serangga atau insekta. Dalam klasifikasi dunia binatang, lebah ini

dimasukkan ke dalam ordo Hymenoptera yang artinya “bersayap bening”.

Penggolongan zoologisnya adalah sebagai berikut (Singh, 1962; Free, 1982;

Gojmerac, 1983; Pujirahayu, 2015; Sihombing 2005 dalam Bonawu (2016)):

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Subordo : Apocrita

Famili : Apidae (lebah madu)

Genus : Trigona

Spesies : Trigona sp.

Trigona memiliki spesies cukup banyak. Wikipedia menyebut ada 17

spesies yang sama tersebar di berbagai benua, yaitu Amerika, Australia, Asia, dan

Afrika. Namun, Siregar dkk (2011) menyebut bahwa di dunia ada sekitar 150-an

jenis lebah Trigona sp, dan sebanyak 37 spesies di antaranya ada di Indonesia dan

tersebar di berbagai pulau. Jenis Trigona yang paling populer karena

penyebarannya meluas adalah T. laeviceps dan T.itama. Diikuti spesies T.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

27

apicalis, T. fuscobalteata, T.baldezi, T. collina, dan T. terminate. Berdasarkan

pulau, berdasarkan penelitian yang sama, Trigona di Kalimantan ada sebanyak 40

jenis, Sumatera ada 31 jenis, di Jawa ada 14 jenis, dan Sulawesi ada 3 jenis.

Setiap koloni lebah terdiri dari 300 hingga 80.000 ekor lebah Trigona sp..

Hasil penelitian Ramadani (2016) tentang spesies lebah Trigona sp. di

perkebunan sawit dan karet di Provinsi Jambi menunjukkan ada 3 jenis spesies

Trigona yang teramati yaitu Lepidotrigona terminata, T. dresscheri, dan

Sundatrigona moorei. Semuanya berperan dalam penyerbukan bunga pada kelapa

sawit di perkebunan. Tidak ada laporan pasti mengenai pengaruh kehadiran

berbagai jenis Trigona terhadap penyerbukan kelapa sawit. Di Hutan Pendidikan

Lampake, Samarinda, Kalimantan Timur, Syafrizal dkk (2014) berhasil

mengidentifikasi jenis lebah Trigona. Dituliskan dalam laporannya, ada sebanyak

9 jenis lebah Trigona yang teridentifikasi, yaitu T. incisa, T.apicalis, T.melina,

Gambar 2.1. Lebah Trigona sp.Sumber: www.art.com.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

28

T.itama, T. fuscibasis, T. fuscobalteata, T. laeviceps, T. drescheri, dan T.

terminata. Penemuan lebah Trigona tersebut umumnya terlihat dari sarang di

celah pohon, rongga kayu keras, serta permukaan tanah. Sedangkan di Pulau Bali,

Putra (2014) menyebutkan bahwa lebah tanpa sengat itu ditemukan hanya ada

satu jenis, yakni T. laeviceps. Lebah tersebut bersarang di tempurung kelapa,

rongga bambu, lubang kayu, serta celah-celah bebatuan. Di Lombok, Nusa

Tenggara Barat, jenis Trigona yang dikembangkan juga adalah jenis T. laeviceps.

Sama halnya di Kabupaten Bandung (Jawa Barat), Kabupaten Lebak dan

Pandeglang (Banten), serta sejumlah wilayah lain di Pati (Jawa Tengah) dan

Sidoarjo (Jawa Timur).

Penyebaran lebah Trigona sp. di Indonesia cukup luas dan di semua pulau

diyakini ada. Namun, yang sudah dilakukan budidaya masih terbatas. Antara lain

di Pandeglang (Banten); Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), Cianjur (Jawa Barat),

Malang (Jawa Timur), Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Pada beberapa

daerah di Indonesia, Riyandoko dan Riendriasari (2016) menyebutkan bahwa

Trigona sp. mempunyai sebutan yang beragam, di antaranya adalah: klanceng

(Jawa Tengah dan Jawa Timur), teuweul (Jawa Barat dan Banten), galo-galo

(Sumatera Barat), kelulut (Banjarmasin, Kalimantan Tengah), rentelan atau

sentelan (Sumbawa), nyanteng dan keledan (Lombok), udep (Dayak/Kalimantan

Timur), serta ketape atau ummu (Sulawesi).

Mengenai potensi ekonomi madu lebah Trigona sp, beberapa sumber

menyebut tertinggi di banding dengan madu lainnnya. Kemasan 200 ml madu

lebah Trigona ini dibandrol dengan harga Rp. 100.000 hingga Rp. 150.000.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

29

Sedangkan propolis dihargai Rp 500.000 hingga 1.000.000 per kilogram (kg).

Harga ini cukup tinggi dikarenakan produksi madu dan propolis lebah Trigona sp.

sangat sedikit. Trubus Edisi Juli 2017 menyebut, satu sarang lebah yang terbuat

dari bambu dengan ukuran 40 cm dengan diameter 10 cm menghasilkan 100 gram

propolis per tahun. Sementara madu yang dihasilkan hanya sekitar 200-300 mL

per sarang selama 6 bulan. Meski demikian, hal ini tergantung banyaknya sumber

bunga dan iklim. Jika melimpah maka madu dan propolis yang dihasilkan bisa

semakin melimpah (Trubus, 2017).

2.4. Produk Lebah Trigona sp.

Propolis berasal dari kata “pro” dan “polis”. Bahasa Yunani ini bermakna

“pertahanan kota” (Karim dkk, 2015). Propolis yang diproduksi lebah salah

satunya berfungsi untuk menjaga sarangnya dari gangguan, baik oleh serangga

maupun mikroorganisme. Karena propolis lengket, serangga yang hendak masuk

ke dalam sarang lebah akan terkena propolis yang akhirnya menempel hingga

mati. Sementara mikroorganisme, berdasarkan penelitian tidak dapat hidup karena

propolis diduga memiliki sejumlah zat yang bisa menginaktivasi mikroorganisme

(Mahani dkk, 2011).

Lebah Trigona sp memiliki kemampuan memproduksi propolis yang

cukup tinggi dibanding madu. Dalam setahun, dari 6 koloni lebah yang dipelihara

di daerah dengan ketinggian 200 meter dpl, mampu memproduksi hingga 200

gram (Reindiasari dan Krisnawati, 2017). Sedangkan madunya hanya sedikit,

tidak lebih dari 100 gram. Mahani, dkk (2011) pun menyatakan bahwa propolis

merupakan produk andalan Trigona sp dibanding madunya. Jumlah produksi

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

30

propolis di suatu tempat juga dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban udara,

serta bahan pakan lebah di sekitar sarang (Heard, 1999; Kakutani, dkk, 1993).

Propolis adalah sebutan untuk sarang lebah serta kantung madu yang

dihasilkan aneka lebah, termasuk lebah Trigona sp. Propolis terbentuk dari

substansi resin (sejenis getah tanaman) yang berasal dari getah kulit kayu dan

pucuk tanaman, yang dikumpulkan lebah dan kemudian dicampur dengan lilin

dan air liur lebah (Ichwan, 2016). Propolis lebah Trigona sp sangat mudah

ditemui, yaitu di sekitar sarang lebah atau di celah-celah sarang juga di sekitar

lubang keluar masuk lebah. Berwarna hitam serta coklat tua, propolis mengikat

erat sisi-sisi sarang sehingga tidak ada celah masuk sedikitpun bagi serangga.

Sedangkan di dalam sarang, propolis berada di sekitar kantung madu.

Mengelilingi beberapa bagian sarang hingga ke kumpulan telur. Propolis ada yang

keras kering, ada juga yang lengket.

Warna propolis menunjukkan baru atau lamanya propolis tersebut

dibentuk. Jika berwarna coklat terang atau kemerahan, maka propolis itu masih

muda. Seiring bertambahnya waktu, propolis akan menjadi lebih gelap hingga

kehitaman (Harmely, dkk, 2014). Bahkan, warna propolis juga ditentukan

berdasarkan lokasi, jenis pakan, serta jenis lebah Trigona (Salatino et al, 2005).

Krell (1996) menyebutkan bahwa kandungan propolis terdiri dari senyawa

kimia yang kompleks. Propolis sebagian besar mengandung 45-55% senyawa

resin. Senyawa tersebut memiliki komponen flavonoid, asam fenolat, lilin, dan

asam lemak sebesar 25-35%, minyak esensial sebesar 10%, pollen sebesar 5%,

serta komonen mineral, vitamin, dan zat organik lainnya sebesar 5%.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

31

2.5. Manfaat Lebah Trigona Untuk Pertanian

Pertanian dalam aspek budidaya dan peningkatan produksi membutuhkan

peran penyerbukan atau polenisasi. Peran ini mungkin selama ini diabaikan,

padahal fase tersebut sangat penting. Jika hanya mengandalkan angin atau

serangga liar yang ukurannya besar, penyerbukan tidak akan maksimal. Namun,

di saat serangga kecil yang melakukan penyerbukan karena mampu membawa

serbuk sari serta menyentuh putik sari, maka polenisasi terjadi secara sempurna.

Putra dkk (2016) meneliti bahwa T. laeviceps merupakan polinator mayoritas

sejumlah tanaman buah, terutama mangga, durian, serta kabocha. Aktif di siang

hari menunjukkan bahwa T.laeviceps toleran terhadap suhu tinggi, di banding

serangga liar lain yang biasanya aktif di pagi hari. Bahkan, kualitas buah dan

jumlah produksi buah dari tanaman kabocha (Cucurbita maxima) yang

diaplikasikan dengan penyerbuk dari T. laeviceps lebih tinggi dibanding dengan

penyerbukan alami.

Penelitian lain tentang peran Trigona sp dalam penyerbukan juga

dilakukan oleh Mariyana dan Naim (2016), yang menyebutkan bahwa ada

pengaruh signifikan dalam pemanfaatan Trigona sp. untuk meningkatkan

produksi wijen. Disebutkan, penyerbukan wijen dengan menggunakan Trigona sp

memberikan hasil terbaik dari kualitas dan kuantitas. Salatnaya (2012) juga

melaporkan bahwa penyerbukan menggunakan Trigona sp meningkatkan hasil

panen pada berbagai spesies tanaman, yaitu diukur dari jumlah, bobot biji, dan

buah yang terbentuk. Sejumlah tanaman yang dilakukan uji penyerbukan

menggunakan Trigona sp mengalami peningkatan hasil panen sebesar 41% pada

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

32

cranberry, 7% pada blueberry, 26% pada tomat, 45% pada strawberry, 22-24%

pada kapas, 25% pada orok-orok (Crotalaria juncea), dan 4% pada kubis bunga.

Sementara, Widhiono (2015) menyebut bahwa di lereng Gunung Slamet

lebah Trigona sp. adalah serangga yang cukup penting dalam penyerbukan aneka

tanaman buah. Namun, gangguan utama terhadap kehidupan lebah di wilayah

tersebut adalah aktivitas petani yang melakukan penyemprotan dengan

menggunakan pestisida yang sangat intensif. Serangga yang bermanfaat banyak

yang mati bahkan ditemukan dalam populasi yang sangat sedikit, termasuk lebah

Trigona. Karena itu, populasi lebah Trigona sp. di sejumlah tempat terus

mengalami pengurangan akibat terganggu karena adanya racun pestisida yang

terus diaplikasikan. Akibatnya, organ tanaman sekaligus nektar bunga tanaman

yang terpapar racun tidak lagi bisa menjadi pakan, yang berdampak mortalias

lebah terus meningkat.

2.6. Potensi Madu di Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang terletak di bagian paling barat Pulau Jawa. Dengan

wilayah terluas kedua di Provinsi Banten (2.746,89 km2), Pandeglang memiliki

kawasan pertanian dan pegunungan yang lebih banyak di banding wilayah

kabupaten/kota lainnya di Banten. Sehingga, keanekaragaman usaha di bidang

agribisnis lebih berkembang yang di dukung alam dan lingkungan yang kondusif.

Salah satu pontensi yang berkembang dan mengandalkan alam yaitu

budidaya lebah madu. Di kawasan perbatasan Taman Nasional Ujung Kulon

(TNUK), Kecamatan Sumur, terdapat lebah hutan atau Apis dorsata yang

diusahakan masyarakat setempat. Potensinya, menurut Dinas Lingkungan Hidup

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

33

dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Pandeglang (2016) mencapai 5.000 kg dalam

setahun. Jumlah pemburu madu liar mencapai 120 orang, yaitu warga setempat.

Madu yang dipanen warga ditampung oleh koperasi bernama “Hanjuang” untuk

ditingkatkan kualitasnya serta dikemas dengan kemasan botol yang seragam untuk

di pasarkan ke berbagai tempat bahkan menembus pasar global Oriflame

(www.ujungkulon.org, diakses 2018). Ada juga madu yang dijual curah kepada

pengumpul lalu dijual langsung kepada pembeli yang datang atau secara online.

Sayangnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Pandeglang tidak mencatat data

poduksi madu. Sementara DLHK Pandeglang mengelompokkan madu sebagai

hasil hutan bukan kayu. DLHK hanya bisa memperkirakan bahwa madu yang

dipanen warga di hutan-hutan sekitar Kecamatan Sumur mencapai 5.000 kg se

tahun. Madu yang dipanen warga tersebut diberi merek “Madu Odeng” dan dijual

ke berbagai tempat. Bahkan Koperasi Hanjuang sudah menjual secara rutin

kepada perusahaan kosmetik berjaringan.

Sementara mengenai madu lebah Trigona sp., banyak di budidayakan oleh

sejumlah masyarakat yang tinggal dekat dengan pegunungan. Atau di kawasan

pedesaan dan kampung-kampung yang masih lestari. Lebah Trigona sp.

dibudidayakan di sekitar rumah tempat tinggal dengan menggantung kotak

pemeliharaan secara sembarang di bagian dekat atap. Atau masyarakat tidak

sengaja memeliharanya, namun lebah tersebut bersarang di lubang bambu atau

celah lain yang ada di sekitar rumah. Biasanya, akan dipanen jika madunya

dibutuhkan. Selama tidak dibutuhkan, lebah Trigona tetap bersarang di lubang

tersebut tanpa diganggu sedikitpun.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

34

Seiring dengan waktu, sejak tahu 2000-an setelah adanya sosialisasi dari

pemerintah mengenai manfaat dari madu lebah Trigona, banyak masyarakat lalu

membudidayakannya. Membuat sarang-sarang berbentuk kotak yang terbuat dari

kayu albasiah atau kayu lainnya dan menatanya di sekitar rumah tempat tinggal.

Serta memanen madu serta propolis dalam waktu tertentu untuk dijual ke

sejumlah pengumpul yang datang. Hal ini mendorong sejumlah masyarakat

lainnya untuk turut berbudidaya. Dan terus menyebar hingga ke sejumlah warga

kecamatan lain sehingga pembudidaya lebah Trigona sp. semakin banyak. Hanya

saja, karena pasar yang masih terbatas maka madu atau propolis yang dihasilkan

belum menjadi sumber utama pendapatan pembudidaya. Padahal, madu dan

propolis merupakan produk kesehatan yang harganya sangat mahal di pasaran.

Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan, Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan pernah mengulas, bahwa harga propolis Trigona sp. per

kilogram harganya mencapai Rp.400.000, sedangkan harga madunya mencapai

Rp 300.000 (www.forda-mof.org diakses 2018).

2.7. Peran Diversifikasi Usaha Lebah Trigona sp.

Pertanian di Indonesia secara umum masih didominasi oleh pertanian

keluarga skala kecil, sehingga upaya untuk meningkatkan pendapatan dengan

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki petani adalah dengan

diversifikasi usaha. Luas garapan sawah yang sempit mendorong petani

memaksimalkan pendapatan dengan cara mengembangkan potensi komoditas

baru, baik di bidang peternakan, perikanan, atau jenis tanaman selain yang

diusahakan, seperti hortikultura. Upaya ini juga dilakukan sebagai salah satu cara

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

35

petani tetap mempertahankan lahan miliknya agar tidak beralih fungsi menjadi

bukan lahan pertanian.

Diversifikasi usaha tani merupakan salah satu upaya pemerintah yang

sudah dilakukan sejak Pelita I (1969-1974), melengkapi program intensifikasi,

ekstensifikasi, dan rehabilitasi. Diversifikasi dipandang memiliki banyak

keuntungan bagi petani, meski dipengaruhi juga oleh berbagai faktor meliputi

lingkungan pertanian, ketersediaan teknologi, struktur dan kinerja pasar, dan

seperangkat kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pertanian (Budhi, 2010).

Hanya saja, jika saat itu diversifikasi hanya dilakukan dengan mengatur pola

tanam tanaman pangan dan hortikultura, integrasi dengan budidaya ternak atau

budidaya ikan, maka di era sekarang diversifikasi usaha pertanian dilakukan

dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang bernilai ekonomis. Antara

lain, pengembagan agrowisata, agroresto, serta pengembangan jenis usaha baru

seperti budidaya lebah.

Keberhasilan diversifikasi usaha dalam mendongkrak pendapatan petani

gurem sudah tercatat dalam sejumlah penelitian terdahulu. Kasryno (2010)

menyebutkan diversifikasi usaha tani petani di lahan sawah irigasi telah mampu

memenuhi permintaan pasar sekaligus meningkatkan pendapatan keluaga petani.

Jika di awal diversifikasi usaha tani yang dilakukan sebatas memenuhi kebutuhan

protein hewani serta produk hortikultura untuk keluarga, namun pada saat ini

berkembang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aspek bisnis dan

pemasaran. Misalnya, petani gurem sekaligus memelihara itik petelur, ikan,

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

36

domba, bebek, lebah, atau bidang usaha lain yang bersinergi dengan budidaya tani

yang dilakukannya setiap hari.

Mengenai diversifikasi usaha tani dengan membudidayakan lebah Trigona

sp. belum pernah ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan tentang

kelayakan usaha serta pengaruhnya terhadap pendapatan. Sehingga, penelitan ini

harapannya bisa menghitung kontribusi pendapatan bagi petani kecil sekaligus

menganalisis kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan petani

gurem di Kabupaten Pandeglang. Lebah yang dinilai sangat mudah dalam

pemeliharaan ini menghasilkan produk yang bernilai ekonomi yang cukup baik,

yakni madu dan propolis. Sehingga, inisiatif petani melakukan budidaya lebah ini

didorong untuk menambah pendapatan sekaligus menjaga kelestarian alam.

Hal ini sejalan dengan arahan dari pemerintah dalam Rencana Strategis

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 (Kementerian Pertanian, 2015), bahwa

dalam rangka penambahan pendapatan petani, maka perlu dilakukan diversifikasi

jenis usaha yang dilakukan dengan mengoptimalkan potensi wilayah serta pasar

yang terbuka luas. Sekaligus mewujudkan transformasi bahan baku terbarukan

yaitu era bioekonomi yang digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan

bioenjinering yang mampu menghasilkan biomasa sebesar-besarnya untuk diolah

kemudian menjadi bahan pangan, pakan, energi, obat-obatan, bahan kimia, dan

beragam bioproduk lainnya secara berkelanjutan.

Diversifikasi usaha tani yang dilakukan petani dengan memelihara lebah

Trigona sp. memiliki harapan keberlanjutan pasar yang baik serta bisa menjadi

sumber obat-obatan yang akhir-akhir ini mengarah kepada bahan baku alami.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

37

Dorongan kepada petani untuk budidaya juga perlu ditunjang dengan analisa

kelayakan usaha sehingga memiliki alasan yang lebih logis secara perencanaan

ekonomi agribisnis.

2.8. Analisis Kelayakan Usaha dan Analisis Sensitivitas

Analisis kelayakan usaha merupakan suatu analisis yang membandingkan

antara biaya dengan manfaat yang diperoleh untuk menunjukkan apakah suatu

proyek akan menguntungkan atau tidak. Sejumlah analisis yang digunakan untuk

melihat kelayakan usaha antara lain net present value (NPV), net B/C ratio,

internal rate of return (IRR), payback period (PBP), dan break even point (BEP).

Dengan hasil analisis tersebut, keputusan yang timbul adalah menerima atau

menolak, memilih satu atau beberapa proyek, atau menetapkan skala prioritas dari

proyek yang layak.

Budidaya lebah Trigona sp. sudah mulai dilakukan budidaya oleh

masyarakat. Namun, alasan untuk melakukan budidaya tersebut selain karena hobi

ada juga yang dilatarbelakangi bisnis. Hanya saja, keputusan untuk bisnis dengan

budidaya tersebut belum dilandasai perhitungan kelayakan usaha. Petani

pembudidaya yang melakukan diversifikasi usaha cukup penting mengetahui

kelayakan usaha tersebut. Sehingga bisa terukur kontribusi pendapatan yang

diperoleh yang kemudian memutuskan proses budidaya dilanjutkan atau tidak.

Kelayakan usaha dalam budidaya lebah ini bukan hanya tergantung pada

aspek biaya dan penerimaan saja, namun juga tergantung pada alam. Yaitu,

penyediaan pakan lebah yang menjadi salah satu faktor penentu kuantitas dan

kualitas produk madu dan propolis yang dihasilkan. Karena itu, selain analisis

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

38

kelayakan usaha, dalam usaha budidaya lebah Trigona sp. yang dijalankan petani

padi ini juga diperkirakan mengenai sensitivitasnya terhadap biaya dan

penerimaan. Sehingga, analisis sensitivitas perlu diperhitungkan sebagai respon

jika ada kenaikan biaya atau penurunan penerimaan.

Gittinger (1986) menyatakan bahwa analisis sensitivitas adalah

penelaahan kembali suatu analisis untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi

akibat keadaan yang berubah-ubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk

menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi pada keadaan yang telah

diperkirakan.

2.9. Kajian Penelitian Terdahulu

Sejumlah penelitian mengenai kelayakan usaha budidaya lebah serta

kontribusi pendapatan yang diterima petani yang melakukan diversifikasi usaha

tani, tertuang dalam Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Penelitian Terdahulu Mengenai Kelayakan Usaha BudidayaLebah Madu dan Kontribusi Pendapatan Petani DiversifikasiUsaha Tani.

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

1. Novita NiarsariFilly (2018)

Kontribusi UsahaBudidaya Lebah MaduTerhadap Pendapatan danKesejahteaan PetaniLebah Madu Desa BuanaSakti, KecamatanBatanghari, KabupatenLampung Timur.

Hasil penelitianmenunjukkan bahwakontribusi pendapatanusaha lebah madu(Apis cerana) pertahun masih rendahdan masih didominasipendapatan usahatanion farm. Kontibusipendapatan terbesarmencapai 27,71% dari

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

39

pendapatan total.

2. Yelin Adalina(2008)

Analisis Finansial UsahaLebah Madu Apismellifera L.

Hasil penelitianmenunjukkan bahwanilai rata-rata produksimadu adalah 14,38-30,62 kg/koloni/tahun.Sehingga analisiskelayakan usahadengan B/C Ratiomencapai 1,0-1,39;PBP mencapai 41-58bulan; IRR mecapai10,2 – 75%.Sedangkan NPVsebesar Rp. 218.900 –Rp. 228.945.600,dinyatakan layak.

3. Nurhasanah (2007) Analisis KelayakanFinansial UsahaBudidaya Lebah MaduApis mellifera (StudiKasus Peternakan LebahMadu Sari Bunga di DesaTitisan, KecamatanSukaraja, KabupatenSukabumi).

Hasil penelitianmenunjukkan selama10 tahun usahadiperoleh NPV sebesar126.949.659 denga ndiscount factor 7%.Sedangkan nilai IRRadalah 10,7%.Sehingga secara umumdinyatakan layak.Mengenai analisissensitivitas, penurunanpenerimaan memilikitingkat sensitivitasyang paling tnggidibanding peningkatanharga pakan tambahandan peningkatan gajikaryawan.

4. Jan EdmonPapilaya, Grace AJRumagit, LyndonRJ Pangemanan,Martha M. Sendow(2015)

Analisis Finansial UsahaLebah Madu (StudiKasus di PusatPerlebahan Halmahera,Desa Linaino, ProvinsiMaluku Utara)

Secara finansial, usahalebah madu di PusatPerlebahbanHalmahera layak untukdiusahakan. Hal inidilihat dari net presentvalue yang mencapainilai positif

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

40

(Rp.57.659.816,77),internal rate of returnsebesar 50,5%, netbenefit/cost sebesar2,34 dan break evenpoint setelah 2 tahun 1bulan 28 hari.

5. Hendri Banowu(2016)

Studi PerkembanganKoloni dan ProduksiLebah Trigona sp. dariPosisi Stup yang Berbeda

Hasil penelitianmenunjukkan bahwastup vertikal dalamsebulan mampumemproduksi rata-ratamadu 216,67 gram,propolis 216,67 gram,polen 475 gram, dansel telur 166,67 gram.Sedangkan stuphorizontal hasilnyalebih sedikit yaituhanya berkisar madu68,33 gram, propolis82,17 gam, polen 330gram, dan sel telur151,67 grarm.

6. R. Saepudin, AMFuah, C. Sumantri,L Abdullah, S.Hadisoesilo. (2011)

PeningkatanProduktivitas LebahMadu Melalui PenerapanSistem Integrasi denganKebun Kopi

Integrasi lebah maduperkebunan kopimeningkatkan baikproduktivitas madusampai dengan 114%maupun oroduksi bijikopi hingga 10,55%.Produksi madu diperkebunan kopimeningkat karenakelimpahan pakan danjumlah populasi yangbesar.

7. Imron Zahri danAhmad Febriansyah(2014)

Diversifikasi Usaha danPengaruhnya TerhadapPendapatan RumahTangga Petani Padi diLebak

Divesifikasi usaha tanisudah berkembangmenjadi cabangkegiatan ekonomiproduktif yang terdiriatas kegiatan usahatani padi sebagai usaha

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

41

pokok, kegiatanpertanian non padi, dankegiatan luar usahatani.

Berkembangnyadiversifikasi usaha tanitelah meningkatkanpendapatan rumahtangga petani yangmencapai rata-rata Rp21,55 juta per tahun.

Hasil penelitian jugamenyarankanpengembangandiversifikasi usahadilakukan denganmemeperbanyakcabang usaha,perbaikan pengolahanhasil dan pemasaran,dan peningkatanproduktivitas usaha.

8. Harmadi, HeruAgustanto,AgustinusSuryantoro, ArumSetyowati

Pemberdayaan EkonomiPetani MelaluiDiversifikasi Usaha danSistem PertanianTerintegrasi (IntegratedFarming) di Sukoharjodan Kabupaten TTS,TTU, Nusa TenggaraTimur

Model diversifikasiusaha mampumeningkatkan hasilpendapatan petanisehingga mereka dapatmempertahankanaktivitas usaha sebagaipetani denganpenghasilan yanglayak. Modeldiversifikasi usahaterkait dapat diterapkandengan tepat padapetani dengan lahanproduktif seluas 0,3-0,75 ha dan berada didaerah penyanggapenghasil padi. Poladiversifikasi terkaitdapayt membantupetani untukmenggunakan semuasumberdaya alam dan

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

42

lingkungan yangtersedia di wilayahmereka sekaligusmendorong petanidalam memeliharalingkungan denganlocal wisdom daerahmasing-masing.

9. Matheus Sariubangdan Daniel Pasambe(2005)

Sistem IntegrasiTanaman Jagung-SapiPotong di KabupatenTakalar, Sulawesi Selatan

Penelitian ini tentangkajian integrasi sapiyang memanfaatkantanaman jagungsebagai pakan dankotoran sapi sebagaipupuk organik dalamkonsep diversifikasiusaha petani. Hasilpenelitianmenunjukkankelayakan finansialusaha tersebutmemperolehpendapatan Rp.6.834.722/ha/tahundengan B/C Ratio 1,8.

10. Ruli Basuni,Muladno, CecepKusmana,Suryahadi (2010)

Model Sistem IntegrasiPadi-Sapi Potong diLahan Sawah

Hasil penelitianmenunjukkan, sistemintegrasi usaha tanidengan luas 5 ha dansapi 20 ekor dapatmeningkatkanpendapatan dan nilaiR/C. Pendapatan bisamencapai Rp60.675.333 per musimdan B/C ratiomencapai 1,44. Denganbegitu, pendapatapetani meningkathingga 69,45%.

11. Eka Mulyana danMaryanah Hamzah

Kontribusi PendapatanUsaha PerikananTerhadap Pendapatan

Hasil penelitianmenunjukkan bahwakontribusi pendapatan

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

43

Rumah Tangga PetaniPadi Sawah di DesaKalibening KecamatanTugumukyo KabupatenMusi Rawas

rumah tangga petanisawah dengan luas0,47 ha yang dilakukandiversifikasi denganbudidaya ikan nilamencapai Rp.24.108.206,84 pertahun atau Rp.2.009.017,24 per bulanatau sebesar 39,10persen dari pendapatantotal.

12. Anggreny PramithaWulandari, TriAtmowidi, dan SihKahono (2017)

Peranan Lebah Trigonalaeviceps (Hymenoptera:Apidae) dalam ProduksiBiji Kailan (Brassicaoleracea var. Alboglabra)

Hasil penelitianmenunjukkan bahwalebah Trigonalaeviceps mampumeningkatkan produksibiji kailan. Ini terjadikarena penyerbukanoleh lebah padatanaman yang dikurungmeningkatkan 141%jumlah polong pertanaman, 48% julahbiji per polong, 204%bobot biji per tanaman,dan 177%perkecambahan bijidibandingkanpertanaman kontrol.

13. Septiantina DyahRiendriasari danKrisnawati (2017)

Produksi PropolisMentah Lebah MaduTrigona spp di PulauLombok

Hasil penelitianmenunjukkan produksipropolis mentah di duatempat berbeda akibatdari keadaanlingkungan. Di DesaLendang Nangka,produksi mencapai94,38 gram dari 6sarang sedangkan diDesa Sigar Penjalinmencapai 102,84 gramdari 4 stup.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

44

2.10. Kerangka Pemikiran

Petani dengan kepemilikan sawah yang sempit tidak mampu memenuhi

kebutuhan keluarganya jika hanya mengandalkan budidaya padi. Perolehan

pendapatan dengan penanaman padi dua kali dalam setahun, hasilnya tidak akan

bisa menutupi kebutuhan keluarganya, yang meliputi biaya pendidikan, kesehatan,

serta biaya rumah tangga lainnya yang meliputi sandang, pangan, dan papan.

Seringkali keadaan ini menjadikan petani meninggalkan aktivitas usaha tani yang

dilakukan karena tidak bisa menjamin ekonomi keluarganya. Petani beralih

profesi menjadi buruh di kota atau pekerja yang dipandangnya bisa menjamin

kebutuhan keluarganya. Bahkan, petani bisa menjual aset lahan miliknya untuk

dijadikan modal usaha di sektor lainnya.

Kebijakan pemerintah belum menyentuh pengembangan usaha tani

yang beragam sesuai potensi wilayah. Periode pemerintah saat ini cenderung

mengarahkan kebijakan pada peningkatan produksi, baik padi, jagung, dan

kedelai. Petani juga dituntut mengeluarkan modal lebih besar lagi terutama untuk

belanja sarana produksi, antara lain pupuk, benih, dan pestisida. Di sisi lain, harga

komoditi yang diusahakan tersebut di pasaran tidak mampu mengembalikan

modal atau meningkatkan keuntungan sehingga petani bisa lebih sejahtera.

Keadaan sulit yang dihadapi petani ini perlu ada pendekatan dengan

menawarkan solusi yang baik. Diversifikasi usaha tani merupakan salah satu

solusi dalam meningkatkan pendapatan petani padi sawah yang terkategori petani

kecil atau gurem. Karena dengan beragam usaha yang dijalankan maka

pendapatan yang diperoleh akan semakin banyak. Namun, jenis dan model

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

45

diversifikasi yang dikakukan harus tepat. Jangan sampai, jika tidak sesuai dengan

harapan, diversifikasi itu menjadi beban yang ditanggung petani. Alih-alih

memperoleh keuntungan, akibat yang terjadi malah petani mengalami kerugian.

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Analisis Sensitivitas(Biaya variabel naik 5%, 10%)(Pendapatan turun 5%, 10%)(NPV, IRR, Net B/C, PBP)

LAYAK TIDAK LAYAK

Analisis Kelayakan Usaha(NPV, IRR, RoI, Net B/C, BEP, PBP)

Kontribusi Pendapatan

Perhitungan perolehanpendapatan dalam 1 tahun

Perhitungan perolehanpendapatan dalam 1 tahun

Petani Kecil/Gurem

Budidaya Padi Sawah

(lahan sawah < 0,3ha)

Budidaya Lebah Trigona sp.

(kepemilikan sarang < 30 kotak)

Diversifikasi Usaha Tani

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

46

Salah satu alternatif diversifikasi usaha bagi petani gurem adalah

dengan melakukan aktivitas usaha budidaya lebah Trigona sp. Alasannya, produk

yang dihasilkan memiliki nilai harga yang tinggi, pemeliharaan mudah, serta tidak

membutuhkan biaya modal yang besar. Selain itu, lebah ini bisa dipelihara dengan

hanya memanfaatkan ruang yang terbatas serta pemenuhan pakan yang relatif

mudah. Bagi masyarakat petani di pedesaan, lebah tanpa sengat ini biasanya

selalu ada di lingkungan rumah yang asri dan produknya yaitu madu bisa

dimanfaatkan sebagai obat kesehatan keluarga. Berdasarkan hal tersebut, maka

bagan kerangka pemikiran penelitian ini ada pada Gambar 2.1.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,

tepatnya di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Menes.

Pemilihan tiga kecamatan ini besifat sengaja dan dipilih secara khusus untuk

tujuan penelitian atau teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Alasannya

karena jumlah pembudidaya lebah Trigona sp. di tiga kecamatan tersebut

memiliki data jumlah pembudidaya terbesar se-Kabupaten Pandeglang.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan sejak September hingga Desember

2018 bertempat di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

3.3. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk studi kasus mengenai diversifikasi usaha yang

dilakukan petani kecil dengan melakukan budidaya lebah Trigona sp di

Kabupaten Pandeglang. Studi kasus ini untuk melihat kelayakan usaha yang

dijalankan petani sekaligus menguji analisis sensitivitas.

Pendekatan penelitian studi kasus ini adalah eksplorasi untuk memperoleh

data dari sebuah sistem atau aktivitas tertentu dengan melibatkan sumber

informasi yang tidak terpisah dengan tujuan penelitian. Sistem tersebut terikat

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

48

oleh waktu dan tempat, sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program,

peristiwa, aktivitas, atau suatu individu (Yin, 1989 dalam Kusmarni, 2012)

Sedangkan Rahardjo (2017) menyebutkan bahwa studi kasus ialah suatu

serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam

tentang suatu program, peristiwa, aktivitas, baik pada tingkat perorangan,

sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan

mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang

selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual, yang sedang berlangsung, bukan

sesuatu yang sudah lewat. Bahkan, studi kasus disebutkan harus merupakan yang

memiliki keunikan untuk dilakukan penelitian.

Penelitian ini mengkaji aktivitas petani kecil dengan pemilikan lahan

sawah 3.000 m2 yang melakukan usaha budidaya lebah Trigona sp. minimal

sebanyak 30 kotak sarang. Hal ini didasarkan atas kepemilikan sarang terbanyak

oleh petani serta perjalanan usaha lebih dari 2 tahun, serta petani tersebut

memiliki lahan tani maksimal 3.000 m2

3.4. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

terdiri dari data primer dan data sekunder (Sugiyono, 2014). Data primer adalah

data yang diperoleh langsung berdasarkan survei lapangan dari sumber utama,

baik individu atau perseorangan. Sedangkan data sekuder adalah data yang telah

dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

masyarakat pengguna.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

49

Data primer penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan

petani pembudidaya lebah Trigona sp. yang telah ditetapkan sebagai responden

dengan alat bantu daftar pertanyaan atau kuisioner. Petani responden adalah

pembudidaya lebah Trigona sp. dengan kepemilikan koloni lebah tidak kurang

dari 30 sarang sekaligus juga melakukan aktivitas usaha budidaya padi dengan

luas lahan sawah tidak lebih dari ٣.000m2. Penentuan 30 sarang berdasarkan

jumlah terbanyak sarang yang dimiliki pembudidaya, sedangkan luas sawah

3.000m2 adalah rata-rata kepemilikan lahan oleh petani di Kabupaten Pandeglang.

Data yang diperlukan meliputi: hasil produksi, harga jual produk lebah

Trigona sp. (madu dan propolis), serta data input yang merupakan pengeluaran

petani meliputi: upah tenaga kerja, harga sarang lebah, biaya peralatan, biaya

perawatan, serta biaya lain yang mempengaruhi pengeluaran. Juga diperlukan data

pendapatan petani dari usaha non budidaya lebah Trigona sp., antara lain jumlah

produksi, harga jual, serta pengeluaran petani untuk mengusahakan aktivitas non

budidaya lebah Trigona sp.

Sementara itu, dalam menunjang penelitian ini juga dibutuhkan data

sekunder, yaitu data tertulis yang bersumber dari berbagai pihak untuk

mendukung penelitian ini. Dapat juga dikatakan, data sekunder merupakan data

yang menjadi pendukung data pimer penelitian. Data sekunder diperoleh dari

berbagai sumber, antara lain studi kepustakaan, jurnal-jurnal ilmiah, buku, hasil

penelitian, publikasi terbatas penelitian, arsip serta data lain yang mendukung

yang diperoleh dari BPS Pandeglang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(DLHK) Kabupaten Pandeglang, serta pihak kecamatan dan kelompok

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

50

pembudidaya lebah Trigona sp. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu daftar

petani pembudidaya lebah Trigona sp, jumlah penduduk, jumlah koloni lebah,

luas wilayah, serta data lain yang bisa menjadi penunjang.

3.5. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah petani pembudidaya lebah madu

Trigona sp. yang merupakan sampel yang diambil dari jumlah populasi petani.

Penentuan responden dilakukan dengan terlebih dulu mengetahui data petani

pembudidaya lebah Trigona sp. keseluruhan berdasarakan data yang dimiliki

instansi di Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan data tersebut, maka

lokasi penelitian ditetapkan dengan cara memilih tiga wilayah kecamatan dengan

jumlah petani pembudidaya lebah Trigona sp. terbanyak.

Tahapan untuk menentukan responden dilakukan sebagai berikut:

Tahap pertama, meminta informasi kepada instansi terkait, dalam hal ini

DLHK Kabupaten Pandeglang, untuk mengetahui data pembudidaya lebah

Trigona sp. berdasakan lokasi kecamatan (Lampiran 2). Hasil data tersebut, lokasi

penelitian ditetapkan yaitu di tiga kecamatan terpilih; Kecamatan Pandeglang,

Majasari, dan Menes.

Tahap kedua, dilakukan penetapan responden yaitu petani pembudidaya

Trigona sp. yang memiliki jumlah koloni sarang lebah Trigona sp minimal 30 unit

dan mengelola lahan padi tidak lebih 3.000m2 yang berada di lokasi kecamatan

terpilih. Penetapan responden tersebut juga berdasarkan kelayakan usaha yang

dinilai oleh instansi terkait, dengan salah satu indikatornya adalah petani tersebut

sudah melakukan usaha budidaya lebah melebihi 2 tahun dan terus melakukan

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

51

pengembangan usaha budidaya lebah Trigona sp. tersebut. Berdasarkan hal

tersebut, maka jumlah petani yang bisa dijadikan informan tertera pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Responden Penelitian yaitu Petani Padi yang MelakukanBudidaya Lebah Trigona sp.

No. Kecamatan

Informan

Jumlah Nama Simbol

1. Menes 3 orang Iwa Kartiwa Petani A

Adi Supriadi Petani B

Suhani Petani C

2. Pandeglang 2 orang Gito Petani D

Suginanja Petani E

3. Majasari 2 orang Masruci Petani F

Saefudin Petani G

Jumlah 7 orang

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara survei,

wawancara, dan dokumentasi. Metode wawancara dilakukan langsung dengan

responden petani pembudidaya lebah Trigona sp. menggunakan alat bantu

pertanyaan atau kuisioner yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan

sekaligus dengan observasi lapangan. Selain responden, wawancara juga

dilakukan kepada pihak terkait antara lain penyuluh kehutanan, pamong desa,

serta aparatur kecamatan atau pihak lain yang berhubungan dengan keberadaan

petani yang melakukan budidaya lebah Trigona sp. Dokumentasi dilakukan

dengan mengadakan survei terhadap data-data yang ada di tingkat desa dan

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

52

kecamatan maupun instansi lain yang terkait dengan penelitian ini. Menganalisis

data tersebut, mengembangkan teori serta mengkaji dengan mengaitkan

penelitian-penelitian terdahulu.

Informasi yang dibutuhkan dalam perhitungan kelayakan usaha antara

lain: biayamodal/investasi, biaya produksi, biaya tetap, biaya variabel, biaya semi

variabel serta data-data lain yang terkait dengan kajian kelayakan usaha finansial

budidaya lebah Trigona sp. ini. Data tersebut berasal dari petani pembudidaya

lebah di Kabupaten Pandeglang.

3.7. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian disederhanakan dalam bentuk

tabulasi berdasarkan pengelompokannya agar mudah dalam perhitungan dan

pembahasannya. Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dengan

menggunakan bantuan program Microsoft Excel.

Data yang diperoleh dari responden antara lain:

1. Lama waktu budidaya dari awal hingga saat ini.

2. Jenis produk lebah yang telah dijual selama satu bulan

3. Jumlah produk lebah yang dijual selama satu bulan.

4. Harga masing-masing produk lebah yang dijual.

5. Persentase tambahan pendapatan dibanding usaha tani utama.

6. Kebutuhan alat dan bahan untuk budidaya lebah.

Sedangkan untuk melakukan analisa kelayakan usaha budidaya lebah

Trigona sp. yang dilakukan petani padi sawah dengan kepemilikian sawah 0,3 ha,

maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

53

a. Biaya investasi

b. Biaya produksi

c. Struktur finansial

d. Estimasi penjualan produk (madu dan propolis)

e. Estimasi biaya produksi

f. Cash flow

g. Pemenuhan kriteria kelayakan usaha terdiri dari: analisis Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return on Investment (RoI),

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), serta Payback Period (PBP).

h. Analisis sensitivitas dari kelayakan usaha dengan simulasi kenaikan biaya

variabel sebesar 5% dan 10%, serta penurunan pendapatan sebesar 5% dan

10%. Selain itu, analisis sensitivitas di saat kenaikan biaya variabel dan

penurunan pendapatan bersamaan naik masing-masing 5% dan 10% juga

dilakukan.

Data-data untuk menghitung analisis di atas berasal dari responden yang

diwawancara langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan

sebelumnya. Serta dilengkapi dengan data-data sekunder yang berasal dari

literatur yang menunjang.

3.8. Analisis Kontribusi Pendapatan

Kontribusi pendapatan petani yang melakukan budidaya lebah Trigona sp.,

akan dibandingkan dengan analisa usaha budidaya padi dengan luas tidak lebih

dari 0,3 ha. Sementara budidaya lebah Trigona sp. dilakukan di areal luas tidak

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

54

lebih 25 m2 dengan jumlah sarang lebah sebanyak tidak kurang dari 30 kotak atau

stup.

Analisa usaha budidaya padi dilakukan terhadap masing-masing

responden. Jika diperlukan, analisa usaha budidaya padi merujuk pada hasil

penelitian Siagian dkk (2015), di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi pendapatan petani

budidaya lebah Trigona sp, yaitu dengan mengetahui terlebih dahulu pendapatan

total petani. Pendapatan total petani dirumuskan dengan persamaan matematika:

Ppt = Pbp + Pbl + Pl

Dimana:

Ppt = Pendapatan petani total (Rp/tahun)

Pbp = Pendapatan budidaya padi (Rp/tahun)

Pbl = Pendapatan budidaya lebah (Rp/tahun)

Pl = Pendapatan lainnya (Rp/tahun)

Sehingga, untuk menghitung kontribusi pendapatan dari usaha budidaya lebah

Trigona sp., sebagai berikut:

KR = x 100%

Dimana:

KR = Kontribusi pendapatan dari budidaya lebah (%)

Pbl = Pendapatan budidaya lebah (Rp/tahun)

Ppt = Pendapatan petani total (Rp/tahun)

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

55

3.9. Analisis Kelayakan Usaha

Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp., maka

dilakukan sejumlah analisis, sebagai berikut:

a. Net Present Value (NPV)

Kriswanto (2011) menyebut bahwa NPV atau nilai sekarang bersih adalah

analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya

suatu proyek usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value)

arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang

dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Untuk menghitung NPV dari suatu

proyek usaha, diperlukan data sebagai berikut: 1). Jumlah investasi yang

dikeluarkan; 2). Arus kas bersih per tahun sesuai umur ekonomis dari alat-

alat produksi yang digunakan untuk menjalankan proyek usaha yang

bersangkutan (Constancinestu, 2010).

Sedangkan menurut Ardalan (2012), ada beberapa syarat arus kas untuk

menghitung NPV yaitu: 1) pengeluaran investasi awal dimana biaya aset

tetap ditambah dengan peningkatan modal kerja bersih; 2) arus kas operasi

yaitu arus kas masuk yang dihasilkan dari operasi tahunan proyek; dan 3)

arus kas terminal yaitu pengembalian modal kerja bersih dan nilai sisa

bersih.

Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang

praktis untuk mengetahui apakah proyek yang dijalankan menguntungkan

atau tidak (Arshad, 2012). Keuntungan suatu proyek usaha adalah

besarnya penerimaan dikurangi pembiayaan yang dikeluarkan. Sehingga,

jika suatu proyek mempunyai NPV kurang dari nol maka proyek usaha

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

56

tersebut tidak layak dijalankan. Sedangkan jika nilai NPV lebih dari nol,

maka proyek usaha tersebut layak dijalankan.

Rumus NPV dalam analisis proyek usaha dituliskan Nurmalina dkk (2014)

sebagai berikut :

Keterangan:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0,1,2,3, ....., n)

i = tingkat discount rate (sesuai KUR 9%)

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian internal yang

perhitungannya bertujuan untuk mengetahui persentase keuntungan dari

suatu proyek usaha dalam tiap-tiap tahun (Kriswanto, 2011). Selain itu,

IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan

bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang

menghasilkan NPV sama dengan nol. Bila tingkat bunga ini lebih besar,

maka investasi dapat dikatakan layak dan apabila tingkat bunga yang

terjadi lebih kecil, maka investasi tersebut tidak layak.

Rumus yang digunakan untuk menghitung analisis IRR dalam Adalina

(2008) yaitu:

n

0t 1NPV ti

CtBt

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

57

1221

11 ii

NPVNPV

NPViIRR

Keterangan:

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

i1 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai positif

i2 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai negatif

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net benefit cost ratio (Net B/C) adalah besarnya manfaat tambahan pada

setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Net B/C adalah merupakan

perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari net benefit yang

positif dengan net benefit yang negatif. Net B/C juga bisa disebut

Profitability Index (PI) (Nurmalina, 2014). Yakni metode menghitung

perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di

masa datang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari satu,

maka proyek dikatakan menguntungkan. Tetapi jika kurang dari satu maka

dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana metode analisis NPV, maka

metode ini perlu menentukan dulu tingkat bunga yang akan digunakan.

Rumus yang digunakan untuk mencari PI atau Net B/C adalah sebagai

berikut:

Net B/C =

∑ ( )∑ ( )

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

58

Keterangan:

Bt = Manfaat pada tahun ke t

Ct = Biaya pada tahun ke t

i = discount rate (%)

t = umur usaha (tahun)

Kriteria pengambilan keputusan untuk Net B/C :

Net B/C > 1 berarti usaha atau proyek feasible atau layak

Net B/C < 1 berarti usaha atau proyek tidak layak

Net B/C = 1 berarti proyek berada dalam keadaan BEP

d. Payback Period (PBP)

Payback period (PBP) ialah jangka waktu pengembalian biaya awal.

Semakin cepat pengembaliannya maka alternatif tersebut lebih menarik

dibandingkan dengan alternatif lainnya. Rachadian dkk (2013)

mengungkapkan bahwa kelebihan metode PBP adalah mudah dalam

penggunaan dan perhitungan, berguna untuk memilih investasi yang mana

yang mempunyai pemulihan dana modal tercepat. Masa pemulihan modal

dapat digunakan untuk alat prediksi risiko ketidakpastian pada masa

mendatang, dan masa pemulihan tercepat memiliki risiko lebih kecil

dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lebih lama.

Sedangkan kelemahannya adalah mengabaikan adanya perubahan nilai

uang dari waktu ke waktu, mengabaikan arus kas setelah pemulihan modal

dicapai, mengabaikan nilai sisa proses dan sering menjebak disaat biaya

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

59

modal atau bunga kredit tidak diperhitungkan dalam arus kas

menyebabkan usaha tidak likuid.

PBP dirumuskan dengan:

Payback Period = x 1 tahun

Jika PBP lebih kecil dibanding dengan target pengembalian investasi maka

proyek usaha layak dijalankan.

e. Return of Invesment (RoI)

Return of Invesment (RoI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan

secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan. Nurmalina dkk (2014)

menyebut bahwa RoI adalah rasio yang menunjukan seberapa banyak laba

bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan.

Adapun untuk menghitung RoI dengan menggunakan rumus:

Retrun On Investment = x 100%

f. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisa yang dilakukan untuk melihat

sensitivitas proyek yang hendak dilakukan terhadap perubahan-perubahan

yang mungkin terjadi selama berjalannya waktu investasi. Analisis

sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah variabel yang dapat

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

60

mempengaruhi usaha, dengan demikian dapat dilihat sejauh mana proyek

yang akan dijalankan tersebut dapat bertahan.

Pada analisa usaha budidaya lebah Trigona sp. ini, dlakukan

simulasi perubahan dengan beberapa kondisi dengan mempertimbangkan

fluktuasi harga alat yang digunakan serta harga madu dan propolis di

pasaran. Berdasarkan informasi dari responden, kenaikan dan penurunan

harga madu tidak lebih dari 10%.

Analisis Sensitivitas dilakukan pada kondisi I yaitu, biaya variabel

naik 5% dan 10%. Kondisi II yaitu, penurunan pendapatan 5% dan 10%.

Serta, kondisi III yaitu, gabungan dari kenaikan biaya variabel dan

penurunan pendapatan, yaitu masing-masing 5% dan 10%. Indikator

kelayakan usaha menggunakan analisis net present value (NPV), internal

rate of return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback

Period (PBP).

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang, yaitu

Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Menes. Tiga kecamatan tersebut berada

tidak jauh dari perbukitan Gunung Karang dan Gunung Pulosari. Sehingga, dari

sisi keadaan alam masih asri dan jauh dari pencemaran industri. Wilayah di tiga

kecamatan tersebut juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas, ditunjang

dengan air dari pegunungan yang mengalir sepanjang tahun.

Gambar 4.1. Peta Kabupaten PandeglangSumber: petatematikwordpress.com

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

62

Kabupaten Pandeglang adalah salah satu wilayah di Provinsi Banten yang

memiliki potensi uggulan di bidang pertanian. Selain tanaman pangan seperti

padi, jagung, dan kedelai, potensi pertanian lain yang dikembangkan yaitu

hortikultura sayuran (cabe, kacang panjang, mentimun), hortikultura buah (durian,

pisang, pete, sirsak), perkebunan (kakao, kelapa dalam,kelapa sawit) serta

peternakan (domba, kerbau, ayam). Mayoritas masyarakat adalah berprofesi

petani, yaitu sebanyak 151.384 rumah tangga (BPS Pandeglang, 2013). Namun,

selama 2003 hingga 2013 berdasarkan pencacahan sensus pertanian, jumlah

rumah tangga petani menurun sebesar 19,55 persen. Penurunan angka rumah

tangga pertanian tebesar ada di Kecamatan Pandeglang, sebesar 55,88 persen,

disusul Kecamatan Majasari 47,33 persen, Kecamatan Bojong 41,88 persen,

Kecamatan Menes 39,52 persen, dan Kecamatan Cikedal 38,69 persen.

Tabel 4.1. Data Rumah Tangga Petani (RTP) di Lokasi Penelitian

No KecamatanTahun (KK) Pertumbuhan

2003 2013 Angka Persen

1. Pandeglang 3.948 1.742 - 2.206 - 55,88

2. Majasari 4.363 2.298 - 2.065 - 47,33

3. Menes 4.155 2.513 - 1.642 - 39,52

Sumber: BPS Pandeglang (2013)

Penurunan angka RTP dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain lahan

yang menjadi garapan pertanian berubah menjadi sarana publik seperti pasar,

perumahan, dan perkantoran. Sehingga, petani dipaksa meninggalkan aktivitas

usaha pertaniannya. Selain itu, petani meninggalkan profesinya karena usaha yang

dilakukan tidak menguntungkan lagi.Hal ini akibat sarana pertanian produksi

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

63

pertanian semakin mahal sehingga tidak tertutupi oleh harga produk pertanian

yang semakin murah.

Ada 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang dengan 326 desa, 1.900 RW

dan 5.981 RT. Dengan jumlah penduduk di tahun 2017 mencapai 1.205.203 jiwa,

yaitu laki-laki 615.297 jiwa dan perempuan 589.906 jiwa, laju pertumbuhan

penduduk per tahun mencapai 0,39. Berdasarkan komposisi lapangan kerja, dari

100 orang penduduk usia kerja, sebesar 33,03% bekerja pada lapangan usaha

pertanian, 22,44% terserap pada lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran,

serta 16,77% bekerja pada lapangan usaha jasa kemasyarakatan. Sedangkan

lapangan usaha industri pengolahan hanya mampu menyerap tenaga kerja

11,51%. Melihat data ini (BPS Pandeglang, 2018), menunjukkan bahwa pertanian

memiliki peluang penyerapan tenaga kerja yang tinggi di banding lapangan usaha

lainnya.

Kabupaten Pandeglang dikenal sebagai lumbung pangan Provinsi Banten.

Dengan luas panen tahun 2017 mencapai 141.219 ha mampu menghasilkan gabah

789.311 ton. Namun, angka produksi tersebut menurun dibandingkan tahun 2016

dan 2015 yang cukup signifikan, dari sebelumnya 6 ton/ha, menjadi 5,6 ton/ha.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produktivitas, yaitu adanya

gangguan organisme pengganggu tanaman, penggunaan pupuk tidak maksimal di

beberapa wilayah kecamatan, serta bencana kekeringan dan kebanjiran di sentra

padi.

Bagi petani, penurunan produksi adalah kerugian. Apalagi diiringi dengan

harga gabah yang anjlok saat panen raya. Petani gurem yang memiliki luas lahan

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

64

garap antara 0,3 ha hingga 0,5 ha tentu akan lebih merasakan kerugian. Jika tidak

ditopang oleh pendapatan lain, maka dipastikan petani tersebut jauh dari sejahtera.

Sehingga, upaya yang dilakukan petani dalam rangka menambah pendapatannya

yaitu dengan melakukan usaha di sektor lain atau melakukan diversifikasi usaha.

Kecamatan Pandeglang merupakan ibukota kabupaten yang memiliki luas

16,7 km2 atau 1.670 hektar (ha). Terdiri dari empat kelurahan, yaitu Kelurahan

Pandeglang, Kabayan, Kadomas, dan Kalanganyar. Jumlah penduduk sebanyak

43.223 jiwa, mayoritas adalah petani. Penduduk di Keluarahan Babakan

Kalanganyar sebanyak 78,6 persen bermata pencaharian di bidang pertanian,

disusul penduduk di Kelurahan Kadomas, Kabayan, lalu Pandeglang. Meski

wilayah ini terletak diperkotaan, namun pertanian menjadi sumber

penghidupannya, selain berdagang dan menjadi pegawai pemerintahan (BPS

Pandeglang, 2018).

Luas lahan sawah di Kecamatan Pandeglang mencapai 779 ha atau

46,64% dari luas wilayah. Tahun 2017, berdasarkan data dari Balai Penyuluhan

Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Pandeglang, rata-rata

kepemilikan lahan petani hanya 0,32 ha. Meski produktivitas padi mencapai 5,4

ton per ha, petani masih harus mencari usaha tambahan lain, yakni dengan

memanfaatkan lahan di ladang dan kebun dengan aneka tanaman buah, baik

kelapa, pisang, melinjo, peuteuy, atau jengkol. Juga memelihara ternak yang

mudah pemeliharaanya, baik ayam kampung, itik, bebek, atau domba. Usaha-

usaha pertanian lain yang diperkirakan akan membawa perubahan ekonomi

dengan cepat, sering dilakukan masyarakat petani. Bahkan, usaha dilakukannya

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

65

secara otodidak atau tanpa ikut serta dalam pelatihan profesional. Antara lain,

budidaya jamur tiram, budidaya ikan lele, budidaya cacing, hingga budidaya

kencur, jahe, serta jarak pagar. Namun, budidaya jenis ternak atau tanaman

tersebut tidak berlangsung lama dan berakhir dengan rasa kecewa disebabkan jauh

dari laba yang diharapkan.

Sehingga, segala iming-iming usaha yang ditawarkan pihak luar

masyarakat, di saat belum ada bukti yang mampu memperoleh pendapatan yang

layak, maka tidak akan dilakukan masyarakat. Berkebalikan di saat ada seseorang

yang telah berhasil dalam usaha tertentu, maka biasanya akan berbondong-

bondong masyarakat mengikutinya. Seperti halnya budidaya Trigona sp. di

Kelurahan Kalanganyar. Setelah ada bukti seorang petani yang mampu melakukan

perubahan ekonomi keluarganya dengan memelihara 30 sarang atau kotak lebah

Trigona sp. tersebut, sejumlah masyarakat lain mengikutinya, meski belum

maksimal.

Kecamatan Pandeglang berdasarkan letak, sebelah barat berbatasan

dengan Kecamatan Karangtanjung, timur berbatasan dengan Kecamatan

Warunggunung (Kabupaten Lebak), utara berbatasan dengan Kecamatan

Koroncong, dan selatan berbatasan dengan Kecamatan Majasari. Ketinggian

lokasi antara 137 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 274 mdpl memiliki

pengembangan potensi pertanian yang baik ditambah dengan curah hujan yang

mencukupi.

Tidak berbeda kondisi iklim di Kecamatan Pandeglang dengan Kecamatan

Majasari. Memiliki luas wilayah 20,09 km2atau 2.009 ha, Kecamatan Majasari

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

66

terdiri dari lima kelurahan, yaitu Kelurahan Sukaratu, Karaton, Cilaja, Saruni, dan

Pagerbatu. Dua kelurahan bertopografi lereng, yaitu Cilaja dan Pagerbatu, karena

letaknya di pegunungan. Tiga kelurahan sisanya bertopografi datar (BPS

Pandeglang, 2018).

Jumlah penduduk di Kecamatan Majasari mencapai 49.272 jiwa.

Mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan.

Petani sawah merupakan jumlah penduduk terbanyak. Rata-rata kepemilikan

sawah atau sawah garapan tiap petani hanya 0,38 ha. Umumnya tergabung dalam

kelompok tani, namun tidak semuanya aktif (BP3K Kecamatan Majasari, 2017).

Petani yang tidak aktif dalam kelompok tani dikarenakan informasi yang minim

serta aktivitas kelompok yang seringkali tidak sejalan dengan petani setempat.

Adanya anggapan bahwa kelompok tani dikuasai oleh orang-orang tetentu

menyebabkan petani sungkan untuk bergabung. Padahal, faktor penentu

keberhasilan program pertanian di lapangan adalah keseluruhan petani. Selain itu,

pelaku yang memberikan peran penting dalam pembangunan pertanian tentu saja

keseluruhan petani yang terorganisasi dalam kelompok. Peningkatan produksi,

penerapan teknologi terbaru, hingga kelestarian lingkungan adalah tujuan yang

harus digapai bersama-sama.

Kerusakan alam yang disebabkan oleh penebangan pohon serta galian liar

pasir dan batu (galian C) yang massif di kawasan perbukitan dan pegunungan,

mengakibatkan sejumlah sawah mengalami kekeringan. Sumber-sumber mata air

tidak lagi memancarkan air karena alam sudah rusak. Penebangan pohon di

kawasan tandon air tidak bisa dihindari karena kebutuhan ekonomi masyarakat.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

67

Upaya menghentikan penebangan pohon di kawasan tersebut pernah dilakukan PT

Krakatau Steel (PT KS) dengan memberikan kompensasi kepada pemilik pohon,

yaitu diberikan insentif berupa dana ketika pohon tidak ditebang selama 10 tahun.

PT KS berkepentingan karena jika kerusakan alam semakin menjadi, suplai air

baku ke perusahaannya bisa terganggu. Namun, upaya tersebut belum terlihat

berhasil karena pemilik pohon lebih memilih menjual pohonnya daripada

mendapat dana insentif tersebut.

Sedangkan mengenai penggalian liar batuan galian C, proses tersebut di

kawasan perbukitan sudah dilakukan sejak 20 tahun lalu. Ada 23 hektar lahan

yang rusak diakibatkan penggalian ini dan proses penataan dengan penanaman

kembali sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu, yaitu tahun 2015 (DLHK Kabupaten

Pandeglang, 2017). Dampak utama adanya penambangan liar tersebut selain

berpotensi bencana alam adalah hilangnya sumber mata air yang mengaliri

pesawahan di wilayah hilir.

Akibatnya banyak sawah beralih fungsi menjadi aneka sarana kepentingan

masyarakat, baik sarana olahraga, pemukiman, perkantoran, serta perkebunan.

Alih fungsi lahan ini tetap terus berjalan yang menjadikan banyak petani beralih

profesi karena tidak dirasakan lagi keuntungan bertani. Alih profesi tersebut

sebagai jawaban atas kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat. Bahkan,

berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, jumlah petani di Kecamatan Majasari

selama 2003 hingga 2013 berkurang 47,33 persen atau 2.065 orang petani (BPS

Pandeglang, 2013) (lihat Gambar 4.2).

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

68

Gambar 4.2. Jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) di Tiga Kecamatan padaTahun 2003 (biru) dan Tahun 2013 (merah).Sumber: BPS Pandeglang, 2013 (diolah)

Faktor utama menurunnya jumlah petani di Majasari selama satu

dasawarsa itu banyak disebabkan tidak lagi menguntungkan usaha budidaya tani.

Petani juga tidak melakukan upaya diversifikasi usaha yang memadukan potensi

yang dimilikinya. Akibatnya, pendapatan tidak bertambah sementara kebutuhan

terus meningkat. Diversifikasi yang pernah dilakukan petani di Kecamatan

Majasari, antara lain: budidaya kelinci, kambing, ayam kampung, pembibitan

tanaman hortikultura, serta budidaya lebah Trigona sp.

Bedasarkan lokasi, sebelah barat Kecamatan Majasariberbatasan dengan

kawasan hutan lindung Gunung Karang, sebelah utara dengan Kecamatan

Pandeglang, sebelah timur dengan Kecamatan Banjar (Pandeglang), dan sebelah

selatan dengan Kecamatan Kaduhejo (Pandeglang).

4.363

3.9484.155

2.298

1.742

2.513

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

Majasari Pandeglang Menes

Rum

ah T

angg

a (K

K)

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

69

Sementara itu, Kecamatan Menes berada sekitar 30 km sebelah selatan

Kecamatan Pandeglang. Bukan daerah pegunungan, melainkan wilayah

bertopografi datar. Data dari BPS Pandeglang (2018) bahwa luas wilayah

Kecamatan Menes mencapai 27,03 km2 atau setara dengan 2.703 ha yang terdiri

dari 12 desa, yaitu Alaswangi, Tegalwangi, Menes, Kananga, Cilabanbulan,

Sindangkarya, Cigandeng, Purwaraja, Muruy, Kadupayung, Sukamanah, dan

Ramaya. Jumlah penduduk pada tahun 2017 mencapai 36.766 jiwa terdiri dari

18.584 jiwa laki-laki dan 18.182 jiwa perempuan..

Penduduk Kecamatan Menes yang bermata-pencaharian di bidang

pertanian, peternakan, dan perikanan sebanyak 16.775 orang atau 45,62 persen

dari total jumlah penduduk produktif. Jumlah terbesar dari profesi lainnya yang

ada di Kecamatan Menes, antara lain profesi di bidang pertambangan dan

penggalian, industri dan kerajinan, perdagangan, hotel dan restoran, listrik, gas

dan air minum, transportasi dan komunikasi, jasa, serta lainnya.

Luas lahan sawah di Kecamatan Menes mencapai 1.134 ha yang terdiri

dari sawah beririgasi setengah teknis seluas 696 ha dan irigasi sederhana 438 ha.

Sedangkan lahan pertanian bukan sawah mencapai 1.569 ha yang terdiri dari

kebun atau tegal 647 ha, pekarangan dan pemukiman 889 ha, empang atau kolam

22 ha, serta lainnya 11 ha. Produksi gabah dalam setahun mencapai 11.917 ton

berasal dari lahan panen 1.960 ha dengan rata-rata produktivitas 6,08 ton/ha.

Sejumlah petani juga memiliki produksi jenis tanaman lain, seperti jagung manis,

ubi jalar, kacang tanah, serta ketela pohon atau singkong. Di musim kedua tanam,

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

70

banyak petani memanfaatkan lahannya dengan tanaman palawija dan hortikultura,

seperti cabe merah, kacang panjang, mentimun, serta tomat.

Gambar 4.3. Jumlah warga di Kecamatan Menes Berdasarkan Profesi

Sumber: BPS Pandeglang, 2018 (diolah)

Sementara lahan kebun atau tegalan yang dimiliki warga umumnya

ditanami pohon buah seperti kelapa, alpukat, durian, serta pohon kayu. Salah satu

pohon yang memiliki nilai ekonomis yang baik dan terus dipelihara dan

dikembangkan adalah melinjo. Buah melinjo yang sudah matang umumnya

dijadikan bahan baku emping. Para perajin emping di Kecamatan Menes adalah

ibu tumah tangga yang melakukan usaha secara turun-temurun. Ada juga di antara

mereka adalah istri dari petani penggarap sawah.

Kehidupan petani dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,3 ha

menjadikan mereka melakukan usaha tambahan. Antara lain dengan memelihara

16775

483

2645

9667

2268

1515

2166

2254

0 4000 8000 12000 16000

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri dan Kerajinan

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Listrik, Gas, dan Air Minum

Transportasi dan Komunikasi

Jasa

Lainnya

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

71

ikan, bebek, itik, ayam kampung, serta domba. Namun usaha tambahan itu tidak

dijadikan sebagai sumber pendapatan utama, tetapi lebih ke orientasi tabungan,

yakni sebagai antisipasi memenuhi kebutuhan keluarga di saat anggota keluarga

menghadapi biaya pendidikan, acara keagamaan, ataupun di saat kebutuhan

mendadak lainnya. Sehingga, alternatif tambahan penghasilan petani selalu

menjadi harapan dengan memaksimalkan potensi yang ada juga prospek pasar

yang berkelanjutan.

Petani di Kecamatan Menes terbilang mudah mengakses pasar. Karena,

pasar tradisional di Menes merupakan pusat pasar bagi 5 kecamatan lain yang

berdampingan, yaitu Pulosari, Cisata, Cikedal, Jiput, dan Saketi. Selain itu, di

pusat Kecamatan Menes berdiri banyak lembaga pendidikan pesantren level

nasional yang membutuhkan hasil pertanian secara berkelanjutan, antara lain

beras, sayuran, bahkan ikan. Setidaknya, aneka jenis produk pertanian yang

dihasilkan petani jika proses pascapanennya ditangani dengan baik, maka pasar

akan lebih terbuka. Konsumen akan lebih menerima produk petani yang sudah

mengalami proses sortasi dan memiliki kualitas yang baik. Hanya saja, proses ini

yang belum dilakukan petani. Pendampingan petani juga masih mengarah kepada

teknis pemeliharaan budidaya tanaman. Sementara pascapanen belum disentuh

dengan baik. Data dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Menes (2018), tidak

ada kelompok tani atau petani yang melakukan proses sortasi pascapanen dan

melakukan pemasaran dengan metode klasifikasi. Kelompok tani atau petani

secara umum menjual hasil pertanian ke tengkulak tanpa dibedakan kualitasnya.

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

72

Cabe, tomat, ceisin, ubi jalar, atau mentimun semuanya dijual tanpa ada sortasi.

Padahal, sortasi merupakan upaya menambah nilai pendapatan (Samad, 2006).

4.2. Keadaan Petani Pembudidaya Lebah Trigona sp

Petani padi yang melakukan diversifikasi budidaya lebah Trigona sp di

tiga kecamatan umumnya baru melakukan usaha 2,5 hingga 3 tahun berjalan.

Petani tersebut memulai budidaya lebah Trigona sp. karena alasan memanfaatkan

madu lebah yang ada di seputar rumah. Alasan yang paling kuat adalah iming-

iming keuntungan yang bisa diperoleh dari budidaya lebah, yang disosialisasikan

pengumpul madu dan propolis yang datang ke kampung petani serta informasi

keunggulan madu dan propolis yang banyak di sosialisasikan melalui sosial media

dan televisi.

Petani mulai melakukan pemeliharaan meski dengan sekadarnya, tanpa

pengetahuan yang pasti. Sehingga, dengan semakin sering melihat perilaku lebah,

petani memiliki pemahaman sedikit demi sedikit mengenai apa yang seharusnya

dilakukan agar budidaya lebah Trigona sp. ini bisa berkembang. Termasuk

melakukan pemeliharaan aneka bunga yang bisa menjadi pakan lebah, yaitu bunga

matahari (Helianthus annuus), turi (Sesbania grandiflora), airmata pengantin

(Antigognon leptopus), kenikir (Cosmos caudatus), dan lain-lain.

Kebutuhan pakan mudah dipenuhi karena kemampuan lebah Trigona sp.

tersebut mengambil nektar dan polen dari beragam bunga jenis tanaman

(Reindrasari dan Krisnawati, 2017). Sejumlah bunga tanaman yang bisa menjadi

sumber pakan antara lain kopi, jambu mede, durian, melinjo, tebu, belimbing,

rambutan, nangka, sirsak, mangga, kelapa, kakao, serta manggis. Namun,

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

73

dikarenakan tanaman tersebut berbunga tidak sepanjang tahun, maka petani

melakukan upaya penyediaan pakan lebah dengan menanam tanaman yang bisa

berbunga sepanjang tahun. Semakin pakan lebah tersedia banyak, maka produksi

madu dan propolis yang dihasilkan juga semakin banyak serta perkembangbiakan

lebah semakin pesat (Agussalim dkk, 2017).

Pada awalnya, petani mendapatkan lebah Trigona sp. yang bersarang di

lubang bambu atap rumah atau di lubang pohon yang ada di kebun. Petani

memindahkan sarang tersebut ke bambu yang lebih besar atau kotak yang terbuat

dari papan kayu dengan ukuran 30 cm x 20 cm x 15 cm. Semua bagian sarang

yang ada di dalam bambu dipindahkan ke kotak baru yang telah disiapkan.

Pemindahan dilakukan biasanya sore hari. Ini dilakukan untuk mengindari lebah

kabur atau gagal mengisi sarang yang baru.

Lebah yang kabur bukan hanya karena ketidakcocokan sarang, namun

yang lebih utama adalah faktor ketersediaan pakan, kelembaban udara, suhu

lingkungan, serta adanya predator atau pengganggu kehidupan lebah (Widhiono,

2015). Petani lebah penting memahami keadaan lingkungan sebelum melakukan

proses budidaya secara besar-besaran. Perhatian terhadap sumber predator juga

menjadi penentu keberlanjutan budidaya. Pakan tersedia namun mengabaikan

lingkungan, sama halnya menanggung resiko besar dalam proses budidaya lebah.

Produksi madu dan propolis akan tidak akan maksimal, atau justru tidak akan

terbentuk madu dan propolis karena lebah meninggalkan sarang yang telah

disediakan.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

74

Kecamatan Pandeglang, Majasari, maupun Menes memiliki suhu rata-rata

280-310 C, dengan kelembaban udara 67-70%. Kondisi ini menentukan kecocokan

budidaya lebah Trigona spp. Suhu yang tinggi serta kelembaban udara yang

rendah menyebabkanbudidaya lebah tidak maksimal, meski lebah memiliki daya

adaptasi yang baik. Penelitian Asmini (2016) menyebutkan bahwa lebah Trigona

sp memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan, yaitu terhadap

suhu dan kelembaban, sehingga tidak mudah mengalami stress. Selain itu,

Guntoro (2013) menyebut bahwa aktivitas lebah Trigona sp. dipengaruhi suhu

(83%) dan cahaya (84%). Sedangkan faktor lingkungan (suhu, kelembaban,

intensitas cahaya) kecil pengaruhnya terhadap produktivitas lebah Trigona

sp.Penempatan sarang lebah dilakukan petani di tempat yang teduh dan terbebas

dari air hujan. Biasanya di dinding luar rumah, kandang ternak, atau di halaman

dekat pepohonan rindang.

Gambar 4.4. Kotak Sarang Lebah Trigona sp hasil Pindahan Petani dariRongga Bambu atau Kayu di Hutan.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

75

Petani pembudidaya lebah Trigona sp. umumnya adalah lulusan tingkat

SLTP dan SLTA, berusia 43-58 tahun. Kemampuan pengenalan mengenai

perilaku lebah selain dari pengamatan sendiri juga diperoleh dari hasil diskusi

dengan petani lebah lain serta pembeli madu dan propolis. Misalnya, tentang

teknik memeras madu menggunakan sarung tangan plastik dan menyaring madu

dengan kain saring bersih. Alat untuk melakukan aktivitas ini tidak pernah

dilakukan sebelum bertemu dengan pembeli madu. Karena peduli dengan kualitas

madu yang dihasilkan, maka hal tersebut dilakukan. Kualitas madu semakin baik

berpengaruh terhadap harga madu yang semakin mahal. Tidak ada pembelajaran

khusus yang dilakukan petani dalam budidaya lebah ini.

Kualitas dan kuantitas madu menjadi perhatian petani. Sehingga, berbagai

upaya dilakukan untuk meningkatkan dua hal ini. Harapannya, prospek pasar yang

menjadi tujuan bisa lebih luas dan produk yang dihasilkan dipercaya konsumen.

Peningkatan kualitas madu dan propolis dilakukan dengan penggunaan alat yang

bersih dan bebas kontaminasi kimia maupun biologi. Sedangkan mengenai

kuantitas, petani memperbanyak pakan lebah dengan menanam sejumlah tanaman

bunga.

Selain itu, pembuatan kotak sarang dengan ukuran yang tepat serta kayu

yang kering mempengaruhi terhadap kualitas dan kuantitas madu dan propolis

yang dihasilkan lebah. Banowu (2016) meneliti perkembangan koloni dan

produksi lebah Trigona sp. di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi

Tenggara dengan perlakuan stup berbeda, yaitu vertikal dan horizontal. Hasilnya

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

76

menunjukkan bahwa stup vertikal berpengaruh lebih baik dibanding horizontal

terhadap produksi madu, propolis, jumlah telur dan polen.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan perilaku petani lebah di

Pandeglang. Mereka memposisikan stup atau kotak pemeliharaan lebah Trigona

sp. berdasarkan keadaan pada saat pengambilan awalnya. Umumnya berasal dari

bambu untuk atap yang posisinya ada pada kemiringan kurang dari 45°. Sehingga

kotak sarang lebah diposisikan vertikal meski tidak seluruhnya. Ini sejalan dengan

penelitian Oliveira, et al (2013) yang menyebutkan bahwa kecenderungan lebah

membuat sarang dengan posisi menggantung. Sehingga, pemasangan kotak sarang

buatan pun setidaknya mengikuti keadaan alami yang dilakukan lebah tersebut.

Petani sekaligus pembudidaya lebah Trigona sp. memiliki harapan bahwa

usaha baru yang ditekuninya itu mampu meningkatkan ekonomi rumahtangganya.

Meski budidaya padi merupakan aktivitas utama yang dilakukan petani, namun

budidaya lebah Trigona sp. adalah sebagai penopang ekonomi petani bulanan.

Karena, pemanfaatan lahan sawah milik atau garap adalah sebagai penyokong

ekonomi keluarga, terutama kebutuhan pokok, yang bisa menghasilkan

pendapatan per empat bulan. Dari sisi ekonomi, budidaya padi dengan luas lahan

kurang dari 0,5 hektar memang mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga

namun masih belum sesuai harapan. Keuntungan selama dua musim tanam dalam

satu tahun, bisa memperoleh keuntungan rata-rata per bulan dengan kisaran

Rp.1.180.500 – Rp.2.187.750 (lihat Lampiran 2). Keuntungan ini kadang tidak

pernah dirasakan petani ketika panen mengalami kegagalan akibat hama dan

penyakit serta kekeringan.

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

77

Sementara budidaya lebah Trigona sp, selama satu tahun terakhir ini

petani mampu menghasilkan pendapatan rata-rata Rp. 688.417– Rp. 1.552.500 per

bulan (lihat Lampiran 2). Pendapatan ini hasil dari penjualan madu dan propolis.

Tinggi rendahnya pendapatan tergantung jumlah dan kualitas madu yang

dihasilkan. Kondisi ini berhubugan erat dengan keadaan cuaca dan jumlah pakan.

Di saat cuaca kemarau, madu lebih banyak dihasilkan terlebih di saat banyak

pepohonan yang menghasilkan bunga. Jika musim hujan, terlebih ketiadaan

pakan, maka jumlah madu akan sedikit. Demikian juga dengan keberadaan

propolis.

Proses budidaya lebah Trigona sp yang dilakuan petani dilakukan secara

bertahap. Awalnya petani hanya memiliki 5 (lima) hingga 10 (sepuluh) sarang

yang diperoleh dari sekitar rumah dan berburu di hutan. Sarang tersebut dalam

jangka waktu setahun dipecah hingga dihasilkan 30 sarang. Proses pembentukan

sarang lebah baru dilakukan petani di saat petani memiliki pandangan yang positif

mengenai nilai (harga) madu dan propolis serta adanya kemudahan dalam

pemasaran. Sehingga, sejak itu peralatan pendukung budidaya dilengkapi dan

khusus. Misalnya, besi alat pengungkit, wadah galon penampung madu, sarung

tangan, serta lap penyaring madu.

Proses budidaya lebah ini hanya melibatkan keluarga, baik istri atau anak.

Keterlibatan tidak secara penuh, melainkan hanya pada saat proses panen madu

serta penjagaan kebersihan. Petani yang menjadikan budidaya lebah ini sebagai

sumber pendapatan lain selain budidaya padi, telah melibatkan keluarganya

dengan penuh, yakni hingga pemeliharaan tanaman bunga sebagai pakan

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

78

lebah.Sehingga, kompensasi keterlibatan keluarga ini dicatat sebagai tenaga kerja

yang mendapatkan upah.

Gambar 4.5. Petani Menunjukkan Proses Pemanenan Madu.

4.3. Analisis Finansial Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.

Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui jumlah modal, jenis-jenis

dan penggunaannya dalam usaha budidaya lebah Trigona sp. dengan menghitung

aliran kas (cashflow) yang ada. Aliran kas dihitung berdasarkan pemasukan

(inflow) dan pengeluaran (outflow). Analisis finansial ini untuk melihat

pendapatan total petani yang melakuan budidaya lebah, masing-masing sebanyak

30 kotak sarang.

4.3.1. Sumber Biaya

Sumber biaya atau dana yang digunakan petani untuk melakukan usaha

budidaya lebah Trigona sp. seluruhnya adalah modal sendiri. Tidak ada

sedikitpun dana yang diperoleh dari pinjaman pihak manapun. Dana sendiri

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

79

ini didapatkan dari hasil usaha tani padi atau upah aktivitas kerja di sawah

dan kebun.

Biaya untuk budidaya lebah dibagi menjadi dua, yaitu biaya investasi

dan biaya operasional. Biaya investasi dilakukan satu kali, terdiri dari biaya

untuk pembelian peralatan kerja budidaya dan peralatan kerja panen,

termasuk biaya pembuatan kotak sarang lebah serta saung untuk

penyimpanan sarang. Sedangkan biaya operasional antara lain untuk

pemeliharaan dan panen. Jumlah biaya investasi keseluruhan yang digunakan

modal budidaya lebah Trigona sp. setiap petani rata-rata Rp. 2.285.000.

Sedangkan biaya operasional bulanan mencapai Rp 504.143 (lihat Lampiran

5 dan 6)

4.3.2. Penerimaan (Inflow)

Penerimaan dalam usaha budidaya lebah Trigona sp. adalah hasil jual

produk lebah, yaitu madu dan propolis. Jumlah produk dikali dengan harga.

Pada Tabel 4.2, harga jual madu adalah Rp 450.000 per liter sedangkan harga

propolis Rp 50.000 per kilogram (kg). Harga ini berdasarkan faktual petani

menjual ke tengkulak atau konsumen langsung. Perhitungan penerimaan

dilakukan dalam satu periode panen, yakni satu bulan.

Tiap-tiap petani memiliki perbedaan jumlah produksi madu dan

propolis setiap bulan. Ini terjadi karena setiap wilayah pembudidaya memiliki

perbedaan keadaan yang mendukung pemeliharaan lebah, baik sumber pakan

maupun iklim. Produksi madu dan propolis juga beragam. Di musim hujan

akan mengalami pengurangan, namun di musim kemarau madu dan propolis

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

80

akan semakin banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian Ichwan dkk (2016) di

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang menyebutkan bahwa madu dan

propolis lebah Trigona sp. di musim kemarau lebih banyak daripada di

musim hujan karena kemampuan lebah untuk mencari pakan lebih maksimal

serta keberadaan bunga melimpah. Apabila curah hujan tinggi maka lebah

akan sulit mencari pakan, selain itu nektar dan polen pada tanaman

berkurang. Sama halnya di Lombok, hasil penelitian Reindriasari dan

Krisnawati (2017) menyebutkan bahwa produksi madu, propolis, dan roti

lebah (bee bread) dipengaruhi faktor lingkungan, temperatur, curah hujan,

ketersediaan pakan, serta pengelolaan koloni lebah. Selain itu, rentang normal

kelembaban yang disukai lebah Trigona sp. adalah berkisar 60,5 – 71% dan

suhu normal yang disukai adalah 27-29 °C.

Pada Tabel 4.2, penerimaan petani yang berasal dari budidaya lebah

Trigona sp. yang menghasilkan madu dan propolis tampak lebih besar

dibanding pendapatan budidaya padi, yakni 55,77% madu dan 7,57%

propolis. Hal ini dikarenakan budidaya padi dalam setahun hanya dilakukan

dua kali dengan biaya yang cukup tinggi, sementara penerimaan dalam

budidaya lebah, panen madu dan propolis dilakukan sebulan sekali, atau 12

kali dalam setahun sementara biaya yang digunakan untuk investasi hanya

satu kali. Seperti pengadaan kotak sarang lebah serta bangunan untuk

menyimpan sarang tersebut. Biaya penanaman padi yang tinggi tidak

sebanding dengan harga jual gabah. Selain itu, produktivitas padi petani

cukup rendah yaitu tidak lebih dari 5 ton per ha.

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

81

Tabel 4.2. Penerimaan Budidaya Padi dan Budidaya Lebah Trigona sp.Selama Satu Tahun.

NO PETANIPENERIMAAN 1 TAHUN (Rp)

TOTAL

GABAH % MADU % PROPOLIS %

1 A 13.132.800 34.80 21.600.000 57.24 3.000.000 7.95 37.732.800

2 B 12.654.000 40.49 16.200.000 51.83 2.400.000 7.68 31.254.000

3 C 11.850.000 39.30 16.200.000 53.73 2.100.000 6.97 30.150.000

4 D 12.924.000 32.13 24.300.000 60.41 3.000.000 7.46 40.224.000

5 E 13.386.000 38.26 18.900.000 54.02 2.700.000 7.72 34.986.000

6 F 12.648.000 40.48 16.200.000 51.84 2.400.000 7.68 31.248.000

7 G 12.330.000 31.11 24.300.000 61.32 3.000.000 7.57 39.630.000

RATA-RATA 12.703.543 36.65 19.671.429 55.77 2.657.143 7.57 35.032.114

Sumber: Lampiran 2

Gambar 4.6. Perbandingan Penerimaan Petani dari Gabah, Madu, danPropolis Lebah Trigona sp.Sumber: data diolah (2019)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Pen

erim

aan

(R

p. j

uta)

GABAH MADU PROPOLIS

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

82

Lebah Trigona sp. yang dipelihara dengan baik, mampu menghasilkan

madu dan propolis yang melimpah. Rata-rata dalam satu bulan dihasilkan 3

liter hingga 4 liter madu dari 30 sarang lebah. Kondisi pakan yang baik serta

keadaan sarang terbebas dari gangguan fisik dan tekanan biologis, maka

madu dan propolis sesuai hasil yang diharapkan. Sebaliknya, jika tanpa

pemeliharaan yang baik lebah dibiarkan hidup begitu saja, maka hasilnya

tidak akan maksimal. Justru gangguan yang datang tersebut malah akan

menjadikan sarang kosong.

Jika dibandingkan berdasarkan lokasi, petani pembudidaya lebah di

Kecamatan Pandeglang menghasilkan madu dan propolis terbanyak. Dalam

sebulan rata-rata dihasilkan 4,5 liter (lt) madu dan 4,75 kilogram (kg)

propolis (lihat Lampiran 2). Hal ini selain dipengaruhi pemeliharaan yang

baik, juga sekitar lokasi budidaya memiliki lingkungan yang asri dan banyak

pohon besar yang menjadi sumber pakan lebah. Antara lain pohon nangka,

melinjo, durian, petai, dan rambutan.

Sedangkan di dua kecamatan lokasi penelitian lainnya, Menes dan

Majasari, produksi madu dan propolis tidak sebanyak di Kecamatan

Pandeglang. Hal ini dikarenakan pola pemeliharaan petani masih apa adanya

serta lingkungan sekitar yang berdekatan langsung dengan lahan sawah.

Terlebih sawah yang berdekatan dengan lokasi budidaya intensif disemprot

menggunakan racun pestisida yang pasti mempengaruhi kelangsungan hidup

lebah.

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

83

Widhiono (2015) menyebutkan, kematian lebah Trigona sp. banyak

terjadi akibat pengaruh pestisida. Petani di sekitar sarang lebah melakukan

pengendalian hama dan penyakit untuk tanaman yang dipeliharanya secara

tidak bijaksana yang berdampak pada berkurangnya kualitas lingkungan yang

berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan lebah. Bahkan, memungkinkan

lebah terpengaruh hingga terjadi kematian yang masif.

Besarnya perbedaan penerimaan dari budidaya lebah dibanding

budidaya padi dengan lahan tidak lebih dari 0,3 ha dalam setahun

menunjukkan kemampuan budidaya lebah menopang ekonomi petani.

Diversifikasi usaha yang dilakukan dengan pola ini diharapkan bisa

meningkatkan pendapatan petani gurem yang selama ini selalu terkelompok

dalam warga miskin. Pemeliharaan yang minim biaya, produksi yang

ditopang sumber pakan yang cukup baik, serta pemasaran yang relatif mudah

bisa menjadi pilihan petani melakukan diversifikasi usaha dan menambah

perolehan pendapatannya. Satu hal,budidaya lebah ini memiliki keunggulan

dibanding budidaya lain, yaitu waktu pemeliharaan minimalis, hasil yang

baik, serta harga yang menarik. Petani tidak perlu berlama waktu mencari

pakan, karena lebah mengambil pakan sendiri. Petani juga tidak repot dalam

proses pemanenan, karena menggunakan alat yang cukup sederhana dan biasa

ada di setiap rumah tangga. Begitupun dengan produk yang dihasilkan,

memiliki waktu simpan yang panjang sehingga bisa mengatur pemasaran.

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

84

Meski demikian, ada kekurangan yang dimiliki dalam proses budidaya

lebah Trigona sp. ini, yaitu terjadinya kematian yang tinggi di saat

terkontaminasi racun dari pestisida dan tidak terjaga dari predator lebah.

4.3.3. Pengeluaran (Outflow)

Outflow dalam analisis kelayakan usaha budidaya Trigona sp. terdiri

dari biaya-biaya investasi dan biaya operasional. Biaya-biaya tersebut

mencerminkan pengeluaran yang terjadi pada setiap periode produksi.

1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal usaha untuk

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk

mewujudkan usaha tersebut. Pada usaha budidaya lebah Trigona sp., biaya

investasi terdiri dari biaya pembuatan kotak sarang lebah, saung tempat

penyimpanan kotak sarang lebah, peralatan budidaya, dan peralatan panen

(Tabel 4.3). Biaya investasi disediakan petani secara mandiri atau tidak

diperoleh dari pihak manapun.

Perbedaan biaya investasi yang dikeluarkan masing-masing petani

dikarena adanya perbedaan model budidaya yang dilakukan. Ada petani yang

memenuhi kebutuhan sarang lebah dengan maksimal, seperti pembuatan

saung tempat penyimpanan kotak sarang hingga penananam aneka tanaman

pakan. Besarnya biaya investasi mempengaruhi pendapatan.

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

85

Tabel 4.3. Biaya Investasi Budidaya Lebah Trigona sp.

INVESTASI

(Rupiah)Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Sarang 1.500.000 1.800.000 1.200.000 2.400.000 1.050.000 1.050.000 1.500.000

Saung/Rak 1.000.000 - 500.000 500.000 - 250.000 -

AlatBudidaya

155.000 175.000 175.000 200.000 140.000 190.000 165.000

Alat Panen 370.000 265.000 200.000 340.000 250.000 305.000 315.000

Jumlah 3.025.000 2.240.000 2.075.000 3.440.000 1.440.000 1.795.000 1.980.000

Sumber: Lampiran 5

Gambar 4.7. Biaya Investasi Masing-masing Petani Lebah Trigona sp.

Tidak semua petani melakukan budidaya lebah secara ideal. Artinya,

kelengkapan budidaya serta pemeliharaan ada yang dipenuhi ada juga yang

tidak. Misalnya saung sarang, tidak semua petani menyiapkannya. Sarang

atau kotak lebah ada yang hanya sekedar digantung, ada juga yang di simpan

3,025

2,242,075

3,44

1,44

1,7951,98

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Jum

lah

Bia

ya (

Rp.

jut

a)

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

86

di tempat tertentu yang dipandang petani strategis, terbebas dari gangguan

predator dan mudah dijangkau di saat panen.

Hal ini tergantung modal yang dimiliki, juga kreatifitas petani dalam

melakukan aktivitas budidaya ini. Kreatifitas petani ditunjang pengalaman

berbudidaya serta saran dari berbagai pihak yang sudah memahami mengenai

teknis budidaya lebah Trigona sp. Petani yang belum pernah mendapatkan

ilmu mengenai budidaya lebah, ketika mendapatkan saran langsung

menerapkan informasi yang diterimanya.

Beberapa saran yang telah diterapkan petani yaitu; menyediakan

sumber pakan berupa tanaman bunga, menggantung kotak sarang lebah dan

tidak menempel ke dinding, kotak sarang dijauhkan dari gangguan hama

predator, kotak sarang tidak berdekatan dengan lampu, serta lubang masuk

lebah di sarang mengarah ke barat atau ke selatan. Namun, semua itu tidak

dikelompokkan dalam investasi.

Pada Tabel 4.3, jumlah investasi terbesar yaitu milik petani D di

Kecamatan Pandeglang, sebesar Rp. 3.440.000. Penyediaan sarang adalah

komponen biaya investasi terbesar, karena sarang lebah diperoleh dengan

membeli dari masyarakat dengan harga yang cukup tinggi, kisaran Rp 50.000

hingga Rp. 80.000 per unit. Petani D di Kecamatan Pandeglang telah

melakukan budidaya lebih dari 1 tahun, sehingga teknik budidaya dilakukan

dengan baik. Sementara biaya investasi terkecil dilakukan Petani E di

Kecamatan Pandeglang, sebesar Rp. 1.440.000. Tanpa menggunakan saung

sarang, Petani E menyimpan sarang-sarang lebah menggantung di sekitar

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

87

rumahnya. Meski sudah melakukan budidaya selama 15 bulan, Petani E tidak

melakukan perubahan pola budidaya lebah sehingga investasi yang dilakuka

tetap.

Sementara itu, dari penggunaan alat budidaya dan panen, semua petani

tidak menggunakan alat khusus, melainkan perkakas yang biasanya ada di

rumah tangga. Obeng sebagai alat pengungkit, golok, pisau, dan gergaji

sebagai pemotong. Juga sendok, mangkuk, baskom, serta wadah yang

berfungsi untuk penyimpan madu dan propolis. Semuanya sebagai alat

ivestasi yang digunakan khusus. Namun, tidak ada alat spesifik dari sisi

bentuk dan bahan yang digunakan dalam budidaya lebah ini. Semua alat

bersifat sederhana dan mudah didapatkan.

Sehingga, dengan melihat Tabel 4.2, secara keseluruhan biaya investasi

yang dimanfaatkan oleh setiap petani memiliki keragaman. Petani

menginvestasikan modal sesuai kebutuhan yang ada. Kreatifitas petani

memiliki peran dalam mempengaruhi besarnya modal investasi, termasuk

pola budidaya yang diterapkan.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan saat proses budidaya

lebah Trigona sp. dan pemanenan madu dan propolis oleh petani. Biaya ini

disebut juga biaya habis pakai pada saat aktivitas dilakukan seta biaya untuk

upah panen.

Biaya pemeliharaan antara lain terdiri dari biaya perawatan tanaman

pakan, transportasi,komunikasi, listrik, serta keamanan dan kebersihan.

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

88

Sedangkan biaya panen antara lain untuk pembelian alat-alat operasional

panen seperti sarung tangan, masker, botol kemasan, wadah plastik untuk

menyimpan propolis, dan upah panen.

Tabel 4.4. Biaya Operasional Budidaya Lebah Trigona sp.

PetaniBiaya Operasional (Rp)

Total (Rp)Pemeliharaan Pemanenan

Petani A 210.000 454.000 664.000

Petani B 200.000 233.000 433.000

Petani C 155.000 136.000 291.000

Petani D 185.000 256.000 441.000

Petani E 205.000 332.000 537.000

Petani F 160.000 552.000 712.000

Petani G 200.000 338.500 538.500

RATA-RATA 187.857 328.785 516.643Sumber: Lampiran 6

Gambar 4.8. Biaya Operasional Masing-masing Petani Lebah Trigona sp.

664

433

291

441

537

712

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F

Jum

lah

Bia

ya (

Rp.

rib

u)

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

89

Pada Tabel 4.4, Petani F di Kecamatan Majasari menghimpun biaya

operasional total bulanan terbesar, yaitu Rp. 712.000. Sedangkan Petani C di

Kecamatan Menes menghimpun biaya operasional bulanan terkecil yaitu Rp.

291.000. Dari dua komponen biaya operasional, rata-rata biaya pemanenan

lebih besar dibanding biaya pemeliharaan. Biaya pemanenan lebih besar

hampir 2 kali biaya pemeliharaan. Komponen terbesarnya yaitu pada biaya

upah. Harga yang dibayar petani untuk mengupah panen cukup besar karena

memperhitungkan lamanya waktu panen, kualitas madu yang dihasilkan, serta

proses mengemas dengan botol. Dalam sebulan, panen yang dilakukan bisa 4

hingga 5 kali, sesuai dengan keadaan madu di sarang lebah. Tidak semua

sarang lebah dipanen pada satu waktu, melainkan dilakukan rotasi atau

pergiliran, bisa 5 sarang atau lebih dalam sekali panen.

Banyaknya proses panen yang dilakukan tersebut, petani yang juga

melakukan aktivitas di sawah untuk budidaya padi, mengandalkan orang lain

dalam pemanenan. Konsekuensi ini mengakibatkan adanya upah yang harus

dikeluarkan petani.

4.4. Kontribusi Pendapatan Budidaya Lebah Trigona sp.

Sumber pendapatan utama rumah tangga petani umumnya hanya

mengandalkan pendapatan dari budidaya tani yang dilakukan, yaitu budidaya

padi. Upaya diversifikasi usaha dengan budidaya lebah Trigona sp. diharapkan

menjadi tambahan pendapatan petani yang selama ini terkelompok dalam petani

kecil atau gurem, yakni hanya memiliki penguasaan luas lahan garapnya kurang

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

90

dari 0,5 hektar. Kontribusi pendapatan dalam se-tahun dari diversifikasi usaha

budidaya lebah disajikan dalam Tabel 4.5.

Kontribusi pendapatan adalah perbandingan pendapatan yang diperoleh

satu jenis usaha dengan total pendapatan usaha yang diterima (Mulyana dan

Hamzah, 2014).

Tabel 4.5. Kontribusi Pendapatan Petani Padi dengan Diversifikasi

Budidaya Lebah Trigona sp.

No PetaniPendapatan

Gabah(Rp)

%PendapatanTrigona sp.

(Rp)%

PendapatanTotal (Rp)

1 Petani A 9.282.800 38,40 14.885.000 61,59 24.167.800

2 Petani B 7.374.000 39,77 11.164.000 60,22 18.538.000

3 Petani C 7.098.000 35,79 12.733.000 64,21 19.831.000

4 Petani D 9.094.000 39,87 13.716.000 60,13 22.810.000

5 Petani E 10.296.000 35,67 18.568.000 64,33 28.864.000

6 Petani F 9.828.000 41,74 13.716.000 58,26 23.544.000

7 Petani G 9.133.000 52,51 8.261.000 47,49 17.394.000

RATA-RATA 8.872.257 40,54 13.291.857 59,46 22.164.114

Sumber: Lampiran 2

Kontribusi pendapatan petani padi yang melakukan diversifikasi dengan

budidaya lebah terlihat beragam. Rata-rata, pendapatan total mencapai Rp

22.164.114, dengan 59,46% berasal dari kontribusi hasil Trigona sp, sedangkan

40,54% berasal dari hasil budidaya padi. Tertinggi, kontribusi pendapatan

diperoleh Petani E dari Pandeglang, yakni Rp. 28.864.000. Namun, kontribusi dari

budidaya lebah diperoleh Petani C dari Menes sebesar Rp. 12.733.000 atau

64,21%.

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

91

Gambar 4.9. Perbandingan Kontribusi Pendapatan Petani dari BudidayaPadi dan Budidaya Lebah Trigona sp. dalam Satu Tahun.

Pendapatan dari budidaya lebah Trigona sp di atas 50 persen dalam

setahun merupakan kontribusi yang baik. Petani memiliki harapan dalam

menambah pendapatannya dari sektor lain, selain budidaya padi. Biaya investasi

dan operasional yang terjangkau juga mempengaruhi pendapatan petani semakin

besar. Sementara kontribusi pendapatan dari sektor budidaya padi yang lebih

rendah, bisa jadi karena faktor biaya operasional yang tinggi serta masa produksi

dalam setahun hanya dua kali panen. Sedangkan lebah Trigona sp, dalam setahun

setiap sarang bisa panen 12 kali.

Melihat kontribusi pendapatan dari budidaya lebah Trigona sp yang

lebih besar dibanding pendapatan budidaya padi, merupakan peluang usaha

diversifikasi yang bisa diandalkan. Budidaya lebah Trigona sp. bisa menjadi

alternatif baru usaha yang dikembangkan petani gurem untuk menopang ekonomi

rumah tangganya. Rata-rata dalam setahun, kontribusi pendapatan bagi petani dari

38,4 39,7735,79

39,8735,67

41,74

52,51

61,59 60,2264,21

60,1364,33

58,26

47,49

-5

5

15

25

35

45

55

65

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Per

sent

ase

(%)

Pendapatan Gabah Pendapatan Trigona sp.

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

92

budidaya lebah Trigona sp. mencapai 59,46% sedangkan dari budidaya padi

40,54%. Faktor yang sangat menunjang tingginya pendapatan ini adalah harga

madu dan propolis yang diterima pengumpul cukup tinggi yaitu Rp 450.000 per

liter serta Rp 50.000 per kg.

Perbedaan kontribusi pendapatan masing-masing petani dikarenakan

adanya perbedaan biaya operasional dan biaya investasi yang dikeluarkan serta

dipengaruhi perbedaan hasil produksi baik gabah maupun produk Trigona sp.

Intensitas panen madu dan harganya yang tinggi menjadi penentu tingginya

kontribusi hasil dari budidaya lebah Trigona sp.

Dibandingkan penelitian Mulyana dan Hamzah (2014) di Kabupaten

Musi Rawas, Provinsi Riau, tetang kontribusi pendapatan budidaya ikan nila oleh

petani padi yang mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan diperoleh

penerimaan Rp. 22.733.333,33/0,47 ha/8 bulan. Sedangkan pendapatannya adalah

Rp. 9.441.366.67/0,47ha/8 bulan. Sedangkan Prasetyo dkk (2016) mengukur

kontribusi pendapatan petani padi sawah yang juga melakukan budidaya itik dan

ikan nila di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, menunjukkan bahwa

budidaya itik memiliki kontribusi pendapatan sebesar Rp. 4.428.594/tahun atau

30%, sedangkan kontribusi pendapatan dari budidaya ikan nila

Rp.3.514.361/tahun atau 24%. Tidak disebutkan dalam penelitian itu jumlah ekor

itik atau jumlah luasan kolam pemeliharaan ikan nila.

Filly (2018) menghitung kontribusi pendapatan usaha budidaya lebah

madu (Apis cerana) di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Hasil

penenilitiannya menunjukkan bahwa kontribusi usaha budidaya lebah madu per

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

93

tahun terhadap pendapatan rumah tangga pembudidaya lebah madu adalah

27,71%. Kontribusi ini lebih kecil dibandingkan dengan usaha lainnya

dikarenakan sejumlah faktor, salah satunya harga madu yang dibeli

pengumpulmadu terlalu rendah.

4.5. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.

Analisis kelayakan usaha disebut juga dengan kriteria investasi, yakni

upaya mengukur sejumlah pendekatan kelayakan usaha dengan melihat aliran kas

yang ada. Analisis ini untuk menghitung mengenai feasibility atau layak tidaknya

usahabudidaya lebah Trigona sp. Analisis kriteria investasi ini mencakup net

present value (NPV), internal rate of return (RoI), net benefit cost ratio (Net

B/C), break event point (BEP) unit dan rupiah, serta payback period (PBP). Hasil

keseluruhan perhitungan analisis kriteria investasi tertera pada Tabel 4.6.

Dari semua perhitungan analisis terhadap petani padi yang juga melakukan

budidaya lebah Trigona sp, semua menunjukkan kelayakan usaha. Standar-standar

yang ditetapkan telah terlampaui. Selain itu, usaha budidaya lebah yang sudah di

jalankan lebih dari 1 tahun tersebut secara perhitungan telah memberikan

keuntungan yang baik dan petani pembudidaya juga mampu mengembangkan

usahanya secara bertahap dari keuntungan yang diperoleh. Bahkan, secara sosial

petani mampu membuktikan bahwa diversifikasi usaha yang dijalankan telah

menunjukkan keberhasilan tanpa mengganggu usaha utama yang dilakukan, yaitu

budidaya padi di lahan sawah.

Sebanyak 7 petani yang dijadikan responden, semuanya menunjukkan

kelayakan usaha yang baik, meski dari nilai analisis yang dihitung memiliki

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

94

keragaman. Tempat tinggal petani atau lokasi penelitian juga tidak berpengaruh

dalam hasil analisis, semuanya menunjukkan kelayakan usaha.

Tabel 4.6. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.

Petani NPV (Rp) NetB/C

IRR(%)

RoI(%)

BEPPBP

(tahun)Unit(Liter) Rupiah

Petani A 4.255.245 1,12 15,63 41,38 1,99 896.320 2,7

Petani B 4.327.687 1,19 19,23 43,85 1,70 765.171 2,5

Petani C 4.563.026 1,19 19,02 43,71 1,51 678.709 2,5

Petani D 9.821.979 1,25 11,33 46,29 1,99 897.347 2,4

Petani E 17.364.213 2,06 61,78 77,77 1,29 578.571 1,4

Petani F 8.132.050 1,38 29,27 51,58 1,38 620.919 2,1

Petani G 23.129.860 2,03 60,6 76,99 1,50 673.208 1,4

Rata-rata 10.227.723 1,46 30,98 54,51 1,62 730.035 2,1

Sumber: data diolah (2019)

4.5.1. Net Present Value (NPV)

Net present value (NPV) diartikan nilai sekarang dari selisih antara

benefit (keuntungan) dengan cost (biaya). NPV menunjukkan kelebihan

keuntungan dibandingkan dengan biaya. NPV bisa menggunakan discount

rate nol persen (0%) atau suku bunga berlaku saat ini. Dalam penelitian ini,

discount rate yang digunakan adalah 9%, atau menggunakan perhitungan

pemanfaatan dana pinjaman dari pihak bank versi kredit usaha rakyat (KUR).

Apabila NPV lebih besar dari 0, maka usaha tersebut

menguntungkan. Sebaliknya, jika NPV lebih kacil dari 0, maka usaha tersebut

tidak layak dijalankan. Pada Tabel 4.6, menunjukkan bahwa rata-rata NPV

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

95

budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan petani adalah Rp. 10.227.723

dalam setahun.

Petani pembudidaya lebah yang diteliti memiliki NPV lebih besar

dari 0 dengan nilai yang beragam. Hal ini karena masing-masing petani

memiliki perbedaan biaya investasi, biaya operasional, jumlah madu dan

propolis yang dihasilkan, sementara harga jual madu dan propolis relatif

sama. NPV secara sederhana mempresentasikan keuntungan di masa depan

pada saat sekarang, yaitu dengan mengukur sejumlah biaya yang digunakan

serta produksi yang dihasilkan saat ini.

Gambar 4.10. Nilai NPV Masing-masing Petani Lebah Trigona sp.

Pada Tabel 4.6 juga disajikan perbandingan NPV masing-masing

petani. Petani G di Kecamatan Pandeglang memiliki NPV tertinggi yaitu Rp.

31.627.064 sedangkan NPV terendah yaitu Petani B dari Kecamatan Menes

sebesar Rp. 9.420.200.Perbedaan nilai NPV yang cukup jauh ini dipengaruhi

oleh biaya investasi dan biaya operasional yang digunaan petani serta

4 4 5

10

17

8

23

0

5

10

15

20

25

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

NP

V (d

alam

juta

Rp)

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

96

produksi madu dan propolis yang dihasilkan. Sementara harga madu dan

propolis yang dijual petani tidak mempengaruhi nilai NPV, karena nilainya

sama.

Menurut Ardalan (2012), NPV adalah nilai yang akan

mempertimbangkan resiko dari arus kas masuk masa depan untuk

pengembalian modal investasi. Sehingga, NPV positif diterima karena akan

dapat menaikkan nilai perusahaan, sebaliknya NPV negatif ditolak karena

akan menurunkan nilai perusahaan. Sedangkan NPV sama dengan nol maka

investasi tersebut tidak akan mengubah nilai perusahaan.

4.5.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Nilai net benefit cost ratio atau Net B/C adalah nisbah manfaat

terhadap biaya. Nisbah ini merupakan hasil pembagian nilai sekarang arus

manfaat (inflow) dengan nilai sekarang arus biaya (outflow). Bila nisbah

manfaat terhadap biaya memiliki nilai kurang dari satu, maka pengembalian

untuk investasi yang ditanamkan pada suatu usaha tidak akan kembali.

Namun, jika nilainya lebih dari satu, maka biaya investasi akan kembali

mengikuti besarnya nisbah yang dihasilkan. Nilai Net B/C menurut Gittinger

(1986), tergantung besaran bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, maka

semakin rendah nisbah manfaat terhadap biaya yang dihasilkan, bahkan bisa

kurang dari satu.

Budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan petani padi memiliki Net

B/C lebih dari 1. Bahkan Petani E dari Kecamatan Majasari nilai Net B/C

yang diperoleh mencapai 2,06 yang berarti, setiap Rp 100.000 nilai investasi

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

97

yang diberikan akan mampu dikembalikan sebesar Rp 106.000 atau 106%.

Sedangkan Net B/C terkecil diperoleh Petani A dari Kecamatan Menes, yakni

hanya 1,12. Perbedaan nilai Net B/C ini dipengaruhi besarnya investasi dan

produksi madu dan propolis yang dihasilkan masing-masing petani.

Namun, dari keseluruhan petani, rata-rata Net B/C adalah 1,46.

Menujukkan bahwa budidaya lebah Trigona sp. layak dibudidayakan oleh

petani karena menguntungkan.

4.5.3. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) merupakan alat untuk menghitung

tingkat pengembalian investasi. IRR yang memiliki nilai lebih tinggi dari

tingkat bunga bank yang berlaku mengindikasikan usaha ini layak. Hasil

perhitungan IRR budidaya lebah Trigona sp. pada Tabel 4.6 menunjukkan

nilai IRR terkecil adalah 11,33% sedangkan terbesar 61,78%. Sementara rata-

rata IRR keseluruhan petani mencapai 30,98%. IRR terkecil dan terbesar

sama-sama dihasilkan petani dari Kecamatan Majasari, yaitu Petani D dan

Petani E. Jika merujuk pada besarnya bunga bank untuk kredit usaha rakyat

(KUR) sebesar 9%, maka semua petani dikategorikan layak. Namun, jika

yang dijadikan standar adalah bunga bank umum, yakni 16%, maka dua

petani, yaitu A dan D, dinyatakan tidak layak sedangkan sisanya terkategori

layak. Hanya saja, petani yang melakukan budidaya Trigona sp. ini tidak

melakukan investasi pinjaman kepada pihak manapun, termasuk bank.

Sehingga, kelayakan usaha masih tetap terjamin dengan nilai IRR terkecil

sekalipun. Namun, jika petani menginginkan tambahan modal dari luar,

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

98

dengan nilai IRR yang ada maka petani lebah Trigona sp. masih dinyatakan

memiliki kelayakan usaha.

4.5.4. Return on Investment (RoI)

Return on Investment (RoI) merupakan perbandingan atau rasio

antara laba bersih dengan investasi yang tersedia. Rasio ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa

efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Berdasarkan Tabel 4.6, petani yang memiliki RoI terbesar adalah

Petani E, mencapai 77,77%, sedangkan terkecil Petani A sebesar 41,38%.

Sedangkan dari keseluruhan petani, rata-rata RoI diperoleh 54,51%. Artinya,

rata-rata petani memperoleh keuntungan dalam setahun mencapai 54,51%.

Angka RoI yang tinggi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah

satunya adalah efektivitas budidaya sehingga menghasilkan produksi madu

dan propolis cukup baik. Selain itu, petani telah melakukan efisiensi

penggunaan dana investasi sehingga mampu menghasilkan pendapatan cukup

tinggi. Dengan nilai RoI rata-rata mencapai 54,51% berarti petani telah

memanfaatkan modal yang diinvestasikan sehingga menghasilkan laba

54,51%. Petani yang masih memperoleh RoI di bawah rata-rata perlu

melakukan upaya lebih baik lagi dalam proses budidaya sehingga dihasilkan

produk dengan jumlah dan kualitas yang baik sehingga memperoleh harga

yang maksimal.

Meski RoI tinggi bukan berarti proses budidaya lebah Trigona sp.

selalu dipastikan memiliki keunggulan keuntungan yang baik. Namun perlu

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

99

dilakukan pengamatan terhadap manajemen pengelolaan budidaya. Aspek ini

turut memberikan kontribusi dalam RoI, terutama perencanaan dalam

peningkatan produksi sehingga diperoleh keuntungan yang lebih besar.

Gambar 4.11. Nilai Return on Investment (RoI) Masing-masing PetaniLebah Trigona sp.

Pada Gambar 4.11, terlihat Petani E dan G memiliki RoI tertinggi.

Petani yang berasal dari Kecamatan Pandeglang dan Majasari ini mampu

memiliki rasio antara laba dengan biaya investasi yang cukup tinggi 77,77 %

dan 76,99 %. Ini terjadi karena dua petani tersebut tidak menggunakan dana

investasi yang besar sedangkan produksi madu dan propolis cukup tinggi.

Sehingga, hal ini menyebabkan penghasilan yang diperoleh cukup besar.

4.5.5. Break Even Point (BEP)

Penghitungan analisis break even point (BEP) atau titik impas

digunakan untuk mengetahui pada volume penjualan dan volume produksi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G Rata-rata

Ret

urn

on I

nves

tmen

t(%

)

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

100

berapa usaha yang dijalankan tidak menderita kerugian maupun tidak

memperoleh laba atau keuntungan. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan

impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau

apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap

saja. BEP juga digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus

dicapai oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak

memperoleh keuntungan.

Gamar 4.12. Nilai BEP Unit Masing-masing Petani Lebah Trigona sp.dan Rata-rata BEP Unit Keseluruhan (kuning).

Budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan petani di tiga kecamatan

di Kabupaten Pandeglang menunjukkan BEP yang beragam (lihat Tabel 4.6).

Petani A dan D memiliki nilai BEP Unit 1,99 liter madu sebulan atau setara

dengan BEP nominal uang senilai Rp 896.320 dan Rp 897.347, lebih besar di

banding petani lainnya. Sementara BEP terkecil oleh Petani F, yakni 1,38 liter

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G Rata-rata

BE

P (

Uni

t/lit

er)

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

101

madu sebulan atau setara Rp. 620.919. Dari semua petani, hasil analisa BEP,

baik unit maupun nominal rupiah, lebih kecil dibandingkan dengan produksi.

Artinya masing-masing petani lebah sudah mampu menghasilkan madu dan

propolis melampaui BEP, sehingga berdasarkan hal ini bahwa budidaya lebah

madu sebanyak 30 kotak sarang yang dilakukan petani dikatakan layak untuk

diusahakan.

4.5.6. Payback Period (PBP)

Analisis Payback Period (PBP) atau tingkat pengembalian

investasi yaitu penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu

pengembalian investasi. Dasar yang digunakan dalam perhitungan adalah

aliran kas. Semakin cepat biaya modal kembali, maka semakin baik usaha

yang dijalankan. Sebaliknya, semakin lama biaya modal kembali maka

dianggap usaha yang dijalankan tidak layak atau memiliki keurangan.

Pada budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan petani padi sawah

sebanyak 30 kotak sarang, menunjukkan bahwa PBP masing-masing petani

beragam, namun rata-rata PBP semua petani mencapai 2,1 tahun atau setara 2

tahun 2 bulan. Sedangkan PBP terlama adalah Petani A, B, C, D dan F karena

melebihi 2 tahun. Sedangkan petani selainnya, yakni Petani E dan G

memiliki PBP di bawah 2 tahun, yaitu mencapai hanya 1,4 tahun atau 1 tahun

8 bulan. Bagi investor, pengembalian modal yang lama dipandang kurang

layak karena pengembangan usaha dirasakan lambat.

Namun, budidaya Trigona sp dengan modal tertentu dan bisa

kembali dalam jangka waktu 2 tahun adalah hal yang sangat baik. Karena,

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

102

dibandingkan dengan budidaya madu jenis Apis mellifera yang melebih 2,8

tahun (Nurhasanah, 2007).

Komponen yang mempengaruhi PBP antara lain adalah besarnya

keuntungan yang diperoleh serta biaya modal yang kecil. Usaha budidaya

lebah Trigona sp. yang dilakukan petani memiliki modal yang terbilang kecil,

namun memiliki potensi hasil yang besar. Selain itu, harga jual produk lebah

saat ini cukup mahal, sehingga keuntungan yang diperoleh pun lumayan

tinggi. Inilah yang menjadikan PBP budidaya lebah Trigona sp. terbilang

singkat.

Gambar 4.13. Hasil Analisa Payback Period (PBP) Masing-masingPetani Lebah Trigona sp.

Waktu pengembalian modal yang cepat, bagi petani pembudidaya

lebah akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya dengan

baik. Pengadaan kembali kotak sarang lebah dan berbagai peralatan

pendukung akan menambah pendapatan petani di tahun-tahun berikutnya,

sehingga penghasilan pun akan bertambah dua kali lipat jika keadaan

faktor-faktor produksi dan harga tetap.

2,72,5 2,5

2,4

1,4

2,1

1,4

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

103

Hasil analisis PBP ini menunjukkan bahwa, meski kepemilikan

lahan garap kecil, petani yang melakukan diversifikasi usaha dengan

budidaya lebah Trigona sp. diyakini akan memiliki tambahan perolehan

penghasilan yang cukup baik. Hal ini tergantung dari perolehan madu dan

propolis pada saat panen. Lebah Trigona sp. akan menghasilkan madu dan

propolis dalam jumlah banyak ketika pakan di sekitar sarang melimpah.

Pakan tersebut adalah bunga-bunga aneka jenis tanaman, baik pohon buah

atau bunga. Karena itu, sebagai anjuran bagi petani pembudidaya lebah,

untuk memperoleh hasil panen madu dan propolis yang banyak maka perlu

menanam aneka jenis tanaman yang berbunga sepanjang tahun. Serbuk

sari yang ada di bunga menjadi pakan lebah dan penghasil madu yang

baik.

Kondisi lingkungan yang terbebas dari predator, kontaminasi racun

serangga, serta penempatan posisi sarang lebah yang baik, juga menjadi

faktor lain penentu perolehan madu dan propolis. Sedangkan iklim serta

cuaca lingkungan tidak terlalu berpengaruh, karena lebah Trigona sp.

dikenal sebagai lebah yang mudah beradaptasi.

Simulasi salah satu petani pembudidaya lebah Trigona sp.

sehingga menghasilkan PBP tertera pada Tabel 4.7. Simulasi ini

berdasarkan biaya-biaya yang digunakan petani dan perolehan pendapatan

yang juga diterima petani.

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

97

Tabel 4.7. Simulasi Perolehan PBP Salah Satu Petani Pembudidaya Lebah Trigona sp.

Uraian SatuanTahun

1 2 3

Biaya Investasi 1 paket 5,100,000 200,000 200,000

Biaya Operasional 1 paket 7,968,000 7,968,000 7,968,000

Biaya Penyusutan 606,000 606,000

Biaya Total 13,068,000 8,374,000 8,374,000

Hasil Penjualan Madu + Propolis Rp. 24,600,000 24,400,000 24,400,000

Laba Rp. 11,532,000 15,826,000 15,826,000

PBP 11,532,000

13,068,000

-1,536,000 -1,536,00015,826,000

14,290,000 14,290,000

Pada tahun kedua, biaya PBPtercapai, namun belum

memperoleh keuntunganbesar

15,826,000

30,116,000

Pada tahun ketiga,perolehan keuntungan

signifikan

104

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

105

4.6. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat apakah yang akan terjadi

pada proyek tersebut jika proyek tidak sesuai dengan rencana (Astanu, 2013).

Tabel 4.8. Analisis Sensitivitas dengan Simulasi Biaya Variabel danPendapatan pada Budidaya Lebah Trigona sp.

Analisis Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Biaya Variabel Naik 5%

NPV(Rp) 10.420.500 8.475.200 9.252.000 18.439.593 22.745.000 12.822.864 30.657.764

IRR (%) 14,07 17,38 17,6 21,37 59,57 27,66 58,89

Net B/C 1,09 1,15 1,16 1,23 2,01 1,35 1,99

PBP(thn)

2,7 2,6 2,6 2,4 1,4 2,2 1,4

Biaya Variabel Naik 10%

NPV(Rp) 9.225.300 7.530.200 8.472.600 17.719.593 21.823.400 12.027.264 29.688.464

IRR (%) 12,51 15,52 16,18 20,58 57,36 26,04 57,18

Net B/C 1,09 1,12 1,13 1,22 1,96 1,32 1,96

PBP(thn)

2,8 2,7 2,6 2,4 1,4 2,2 1,4

Pendapatan Turun 5%

NPV(Rp) 7.925.700 6.630.200 7.286.400 15.064.593 20.426.600 10.828.464 27.532.064

IRR (%) 10,80 13,73 13,99 17,62 53,99 23,58 53,36

Net B/C 1,03 1,09 1,09 1,16 1,89 1,27 1,88

PBP(thn)

2,9 2,8 2,7 2,6 1,5 2,3 1,5

Pendapatan Turun 10%

NPV(Rp) 4.235.700 3.840.200 4.541.400 10.969.593 17.186.600 8.038.464 23.437.064

IRR (%) 5,85 8,08 8,84 12,99 46,05 17,75 46,01

Net B/C 0,94 0,98 1,00 1,07 1,72 1,16 1,72

PBP(thn)

3,2 3,1 3,0 2,8 1,7 2,6 1,7

Sumber: Data diolah (2019)

Bedasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 4.8, menunjukkan bahwa

budidaya lebah Trigona sp. memiliki kelayakan usaha yang baik. Dengan empat

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

106

jenis simulasi, yakni peningkatan biaya variabel 5% dan 10% serta penurunan

pendapatan 5% dan 10%, usaha budidaya lebah yang dilakukan petani padi sawah

di Pandeglang masih menunjukkan kelayakan usaha, yakni diuji dengan analisis

NPV, IRR, Net B/C, serta PBP, kecuali pada petani A dan B.

Petani E dan Petani G terlihat memiliki kelayakan usaha terbaik di saat

biaya variabel naik 5% maupun 10%. Dengan NPV tertinggi memastikan bahwa

pola usaha budidaya lebah Trigona sp. yang dilakukan Petani E dan Petani G

sangat baik. Kedua petani tersebut juga memiliki Net B/C berada di atas petani

lainnya, yakni hampir mencapai angka 2. Artinya keuntungan yang diperoleh bisa

mencapai hampir 100 persen, yang memastikan usaha dilakukan memiliki

keuntungan dalam satu periode melebihi biaya modal yang diinvestasikan. Serta,

payback period (PBP) yang singkat, yakni 1,4 tahun menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian modal bisa mencapai 18 bulan.

Secara umum, kenaikan biaya variabel 5% maupun 10% serta penurunan

pendapatan 5% dan 10% akan mempengaruhi terhadap hasil perhitungan empat

indikator analisis kelayakan usaha, yaitu NPV, IRR, Net B/C dan PBP. Yakni

semua perhitungan analisis tersebut angkanya mengalami penurunan. Namun,

meski terjadi penurunan, usaha budidaya lebah Trigona sp. masih terkategori

layak diusahakan.

Hasil rata-rata empat indikator analisis kelayakan usaha keseluruhan

petani dengan simulasi kenaikan biaya variabel 5% dan 10% serta penurunan

pendapatan 5% dan 10% disajikan pada Tabel 4.9. Pada tabel tersebut, terlihat

bahwa kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. akan dipengaruhi cukup besar

dengan adanya penurunan pendapatan 10%. Hal tersebut mengakibatkan

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

107

penurunan semua bentuk analisis, baik NPV, IRR, Net B/C dan bertambahnya

masa PBP. Meski demikian, usaha budidaya lebah Trigona sp. masih

dikategorikan layak.

Tabel 4.9. Hasil Rata-rata Analisis Sensitivitas dengan Kenaikan BiayaVariabel dan Penurunan Pendapatan pada Petani BudidayaUsaha Lebah Trigona sp. di Kabupaten Pandeglang

IndikatorKelayakan

UsahaNormal

BiayaVariabelNaik 5%

BiayaVariabel

Naik 10%

PenurunanPendapatan

5%

PenurunanPendapatan

10%

NPV (Rp) 17.019.86016.116.132(-5,31%)

15.212.403(-10,62%)

13.670.574(-19,68%)

10.321.289(-39,36%)

IRR (%) 30,9830,93

(-0,15%)27,55

(-11,07%)26,72

(-13,74%)20,80

(-32,87%)

Net B/C 1,46 1,43 1,40 1,34 1,23

PBP (tahun) 2,1 2,2 2,2 2,3 2,6

Sumber: Data diolah (2019)

Gambar 4.14. Rata-rata Penurunan NPV Usaha Budidaya Lebah Trigonasp. dengan Simulasi Analisis Sensitivitas Kenaikan BiayaVariabel 5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan 5% dan10%

-5,31%

-10,62%

-19,68%

-39,36%-40,00%

-35,00%

-30,00%

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%BV+5% BV+10% P-5% P -10%

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

108

Pada Gambar 4.14, terlihat bahwa penurunan pendapatan cukup

mempengaruhi NPV. Akibat adanya penurunan pendapatan 10% berakibat

menurunkan NPV hingga 39,36% atau dari Rp. 17.019.860 menjadi Rp.

10.321.289. Meski mengalami penurunan NPV yang cukup besar, hal ini masih

menjadikan usaha budidaya lebah Trigona sp. layak dilakukan. NPV > 0

menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan terkategori layak.

Indikator lainnya yaitu IRR yang menunjukkan bahwa penurunan

pendapatan hingga 10% akan membuat IRR turun hingga 32,87%, dari 30,93%

menjadi 20,80% (Gambar 4.15). Namun, IRR ini masih di atas bunga bank secara

umum, yaitu sekitar 14%.Sehingga budidaya usaha lebah Trigona sp. ketika

mengalami penurunan pendapatan hingga 10% masih layak diusahakan. IRR

adalah analisis yang menjadi salah satu alat indikator untuk melihat kemampuan

sebuah usaha untuk menghasilkan pengembalian atas investasi bersih yang dapat

dicapainya.

Gambar 4.15. Rata-rata Penurunan IRR Usaha Budidaya Lebah Trigona sp.dengan Simulasi Analisis Sensitivitas Kenaikan BiayaVariabel 5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan 5% dan10%

-0,15%

-11,07%-13,74%

-32,87%-35,00%

-30,00%

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%BV+5% BV+10% P-5% P -10%

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

109

Sementara itu, mengenai analisis Net B/C bedasarkan data simulasi

analisis sensitivitas dengan perubahan biaya vaiabel dan penurunan pendapatan,

tidak terlalu berpengaruh kecuali penurunan pendapatan hingga 10%. Tabel 4.9

menunjukkan, penurunan pendapatan 10% mempengaruhi penurunan Net B/C

hingga 8,21 % dari 1,46 menjadi 1,23. Semakin besar Net B/C maka usaha yang

dijalankan semakin layak. Karena Net B/C merupakan tingkat besarnya manfaat

tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Meski terjadi

penurunan pendapatan hingga 10%, Net B/C yang dihasilkan memberi makna

bahwa setiap Rp 100 yang diinvestasikan maka akan menghasilkan tambahan

manfaat Rp 23.

Gambar 4.16. Rata-rata Penurunan Net B/C Usaha Budidaya LebahTrigona sp. dengan Simulasi Analisis Sensitivitas KenaikanBiaya Variabel 5% dan 10% serta Penurunan Pendapatan5% dan 10%

Sementara itu, mengenaianalisis PBP terlihat bahwa kenaikan biaya

variabel maupun penurunan pendapatan akan menyebabkan semakin lama modal

bisa kembali. Penurunan pendapatan 5% maupun 10% memiliki pengaruh

-2,05 -2,10

-4,29

-8,21

BV+5% BV+10 P-5% P-10%

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

110

signifikan dibanding kenaikan biaya variabel 5% maupun 10%, yakni masing-

masing mencapai 2,3 tahun atau setara dengan 30 bulan dan 2,6 tahun atau setara

dengan 32 bulan (Gambar 4.17).

Gambar 4.17. Rata-rata Kenaikan Payback Period (PBP) Usaha BudidayaLebah Trigona sp. dengan Simulasi Analisis SensitivitasKenaikan Biaya Variabel 5% dan 10% serta PenurunanPendapatan 5% dan 10%

Berbeda halnya analisis sensitivitas dengan menggabungkan dua hal yang

menjadi beban usaha secara bersamaan yakni kenaikan biaya variabel dan

penurunan pendapatan, dengan besaran 5% dan 10%. Pada Tabel 4.9 terlihat,

masing-masing petani budidaya usaha lebah Trigona sp. menunjukkan respon

yang beragam. Meski demikian, usaha budidaya Trigona sp. yang dilakukan

petani gurem di Pandeglang masih terkategori layak diusahakan.

Analisis sensitivitas dengan kenaikan biaya variabel 5% dan penurunan

pendapatan 5% menunjukkan bahwa, untuk analisis NPV, Petani D, E, F, dan G

menunjukkan angka di atas Rp 10.000.000. Sedangkan IRR, Petani A, B, dan C

menunjukkan ketidakayakan, karena berada di bawah angka rata-rata bunga bank

4,764,55

9,09

21,74

BV+5% BV+10 P-5% P-10%

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

111

14%. Analisis Net B/C, Petani D, E, F, dan G memiliki nilai lebih dari 1,1.

Sedangkan Petani A, B, dan C memiliki nilai Net B/C terendah, yaitu 1,00 yang

berarti setiap Rp 100 biaya investasi yang diberikan tidak memberikan manfaat

atau sangat kecil. Meski demikian, jika merujuk kelayakan Net B/C > 1 maka

dinyatakan bahwa hanya Petani A yang tidak terkategori layak usaha. Begitu

halnya dengan PBP, hanya Petani E dan G yang mampu mengembalikan modal

dalam jangka waktu tecepat yaitu 1,5 tahun, sedangkan petani lainnya di atas 2

tahun. Bahkan, Petani A mencapai 3,2 tahun atau 40 bulan.

Tabel 4.10. Analisis Sensitivitas dengan Simulasi Biaya Variabel danPendapatan Bersamaanpada Budidaya Lebah Trigona sp.

Analisis Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G

Biaya Variabel Naik 5% Pendapatan Turun 5%

NPV(Rp) 6.730.500 5.685.200 6.507.000 14.344.593 19.505.000 10.032.864 26.562.764

IRR 9,21 11,83 12,54 16,81 51,75 21,93 51,63

Net B/C 1,00 1,05 1,07 1,14 1,84 1,24 1,84

PBP(thn)

3,2 2,8 2,8 2,6 1,5 2,4 1,5

Biaya Variabel Naik 10% Pendapatan Turun 10%

NPV(Rp) 1.845.300 1.950.200 2.982.600 9.529.593 15.343.400 6.447.264 21.498.464

IRR 1,57 4,15 5,86 11,33 41,47 14,37 42,48

Net B/C 0,89 0,91 0,94 1,04 1,63 1,10 1,65

PBP(thn)

3,4 3,3 3,2 2,9 1,8 2,7 1,8

Sumber: Data diolah (2019)

Sedangkan analisis sensitivitas dengan kenaikan biaya variabel hingga

10% dan penurunan pendapatan hingga 10% menunjukkan bahwa, berdasarkan

analisis IRR hanya Petani E dan G yang dinyatakan layak karena hasil IRR lebih

dari suku bunga yang ditetapkan bank yaitu 14%. Sedangkan jika menggunakan

indikator NPV, semua petani dinyatakan layak melakukan usaha budidaya lebah

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

112

Trigona sp. Sedangkan jika menggunakan indikator Net B/C, Petani A, B, dan C

dinyatakan tidak layak, sedangkan Petani D dan F memiliki hasil yang sangat

kecil, meski nilainya lebih dari 1. Hanya Petani E dan G yang memiliki nilai Net

B/C terbesar, yaitu di atas 1,6. Lain halnya ketika menggunakan ukuran PBP,

hanya petani E dan G yang memiliki waktu pegembalian investasi kurang dari 2

tahun, sehingga dinyatakan layak, sedangkan petani lainnya lebih dari 2 tahun.

Keadaan kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan masing-

masing 10% bisa menjadikan kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. rendah

bahkan tidak mencapai batas ambang layak. Hal ini perlu dijadikan perhatian bagi

petani untuk sebisa mungkin menjaga tidak terjadinya kenaikan biaya variabel

atau penurunan pendapatan melebihi 10%.

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Diversifikasi usaha padi dengan budidaya lebah Trigona sp. memberikan

kontribusi pendapatan yang baik. Kontribusi pendapatan dari budidaya lebah

Trigona sp. dengan jumlah sarang sebanyak 30 kotak atau stup dalam satu

tahun mencapai rata-rata 59,46% atau Rp. 13.291.857 sedangkan pendapatan

dari budidaya padi dengan luas 0,3 ha mencapai Rp 8.872.257 atau 40,54%.

2. Pendapatan petani padi sawah dengan luas 0,3 ha yang bersamaan melakukan

budidaya lebah Trigona sp., mampu mencapai rata-rata pendapatan sebesar

Rp 22.164.114 dalam setahun.

3. Semua perhitungan analisis kelayakan usaha budidaya lebah Trigona sp. pada

petani padi dengan kepemilikian sawah seluas 0,3 ha menunjukkan layak

usaha. Yaitu, analisis NPV mencapai rata-rata Rp. 10.227.723, analisis IRR

30,98%, analisis RoI 54,51%, analisis Net B/C 1,46, analisis BEP Produksi

1,62 liter madu per bulan, analisis BEP Penjualan Rp.730.035 per bulan, dan

analisis PBP 2,1 tahun.

4. Hasil analisis sensitivitas, menunjukkan bahwa penurunan pendapatan

memiliki pengaruh yang sangat besar dalam analisis kelayakan usaha,

dibanding dengan kenaikan biaya variabel. Meski demikian, usaha budidaya

lebah Trigona sp. yang dilakukan analisis dengan empat indikator analisis

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

114

usaha, yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan PBP, masih dinyatakan layak

diusahakan petani. Sedangkan analisis sensitivitas dengan memadukan

kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan, menyebabkan nilai

kelayakan usaha semakin menurun, meski masiih terkategori layak usaha.

Terlebih, kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan dengan masing-

masing 10% menyebabkan rata-rata kelayakan usaha budidaya lebah Trigona

sp. dengan empat indikator analisis usaha turun signifikan, yaitu NPV

menjadi Rp. 8.513.832, IRR 17,46%, Net B/C 1,17, dan PBP 2,7 tahun.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, beberapa saran yang

diberikan antara lain:

1. Diperlukan sosialisasi, promosi, sekaligus upaya berkelanjutan dalam

pengembangan budidaya lebah Trigona sp. kepada petani padi sebagai salah

satu sumber pendapatan yang memiliki kontribusi yang cukup baik.

2. Diperlukan pendekatan kepada pelaku pengambil kebijakan, dalam hal ini

pemerintah, untuk menjadikan budidaya lebah Trigona sp. sebagai alternatif

diversifikasi usaha bagi petani yang tidak membutuhkan biaya besar serta

memiliki kelayakan usaha yang baik.

3. Diperlukan pembinaan dan pendampingan kepada petani padi sekaligus

sebagai pembudidaya lebah Trigona sp. sehingga mampu mengakses

informasi untuk menambah permodalan, peningkatan kualitas produk lebah,

serta pemasaran sehingga memiliki nilai tambah yang lebih baik.

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Adakah Prospek Diversifikasi Usaha Tani di Lahan SawahIrigasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Adalina, Yelin. 2008. Analisis Finansial Usaha Lebah Madu Apis mellifera L.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol. V No 3: 217-237.

Agussalim, Ali Agus, Nafiatul Umami, I Gede Suparta Budisatria. 2017. VariasiJenis Tanaman Pakan Lebah Madu Sumber Nektar dan PpolenBerdasarkan Ketinggian Tempat di Yogyakarta. Buletin Peternakan Vol.41 (4): 448-460.

Ardalan, Kavous. 2012. Payback Period and NPV: Their Different Cash Flows.Journal of Economics and Finance Education. Nol 11 Number 2:10-16.

Arena, Maria, Fabio Sgolastra. 2014. A-meta Analysis Comparing The Sensitivityof Bees to Pesticides. Journal Ecotoxicology.

Arlius, Feri, Eri Gas Ekaputra. 2011. Sistem Pertanian Terpadu Sri-Mina dalamMendukung Ketahanan Pangan Nasional. Seminar Nasional: ReformasiPertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan. Fakultas PertanianUniversitas Trunojoyo 20 Oktober 2011. Hal 1-5.

Arshad, Asma. 2012. Net Present Value is Better Than Internal Rate Return.Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Vol. 4No.8:211-219.

As Shadiqy, M. Chalid. 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Trigonasp. Asal Cibubur Menggunakan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2Picrylhydrazil).Skripsi. Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Asmini. 2016. Peranan Lebah Trigona spp. (Apidae:Melliponinae) dalamPenyerbukan dan Pembentukan Biji Tanaman Sawi (Brassica rapa L:Brassicaceae). Tesis. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Astanu DA, Ismono H, dan Rosanti N. 2013. Analisis Kelayakan FinansialBudidaya Intensif Tanaman Pala di Kecamatan Gisting, KabupatenTanggamus. JIIA I (3): 218-225.

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2013. Potret Usaha Pertanian ProvinsiBanten Menurut Subsektor (Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

116

2013 dan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013). BPSBanten: Serang.

Badan Pusat Statistik, 2014. Potensi Pertanian Indonesia (Analisi HasilPencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2013). BPS: Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Kabupaten Pandeglang dalamAngka. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Statistik Daerah KabupatenPandeglang 2018. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Kecamatan Majasari dalamAngka. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Kecamatan Menes dalamAngka. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Kecamatan Pandeglangdalam Angka. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2018. Statistik KesejahteraanRakyat Kabupaten Pandeglang 2017. BPS Pandeglang. Pandeglang.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Menes. 2018. Monografi PertanianKecamatan Menes Tahun 2018. BPP Menes. Pandeglang.

Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) KecamatanMajasari. 2017. Monografi Pertanian Kecamatan Majasari Tahun 2017.BP3K Majasari. Pandeglang.

Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) KecamatanPandeglang. 2017. Monografi Pertanian Kecamatan Pandeglang Tahun2017. BP3K Pandeglang. Pandeglang.

Bank Dunia. 2007. Revitalisasi Pertanian di Indonesia: Prioritas Kebijakan untukTahun 2010 dan Selanjutnya. Kantor Bank Dunia Jakarta.

Bappenas, 2014. Analisis Rumah Tangga, Lahan, dan Usaha Pertanian diIndonesia: Sensus Pertanian 2013. Bapenas: Jakarta.

Basuni, Ruli., Muladno, Cecep Kusmana, Suryahadi. 2010. Model SistemIntegrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah. Forum Pascasarjana Vol. 33No. 3 Juli 2010:177-190.

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

117

Bogdanov, Stefan, Tomislav Jurendic, Robert Sieber, Peter Gallman. 2008. Honeyfor Nutrition and Health: A Review. Journal of the American College ofNutrition Vol 27 No 6: 667-689.

Bonawu, Hendri. 2016. Studi Perkembangan Koloni dan Produksi Lebah Trigonasp. dari Posisi Stup yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Kehutanan dan IlmuLingkungan. Universitas Haluoleo. Kendari.

Budhi, Gelar Satya. 2010. Dilema Kebijakan dan Tantangan PengembanganDiversifikasi Usahatani Tanaman Pangan. Jurnal Analisis KebijakanPertanian. Volume 8 No 3, September 2010:241-258.

Chinh TX, MJ Sommeijer, WJ Boot, CD Michener. 2005. Nest and ColonyCharacteristics og Three Stngless Bee Spesies in Vietnam with The FirstDescription of The Nest of Lisotrigona carpenteri (Hymenoptera: Apidae:Meliponini). Journal of The Kansas Entomological Society 78 (4): 363-372).

Chaudari, Milind K, Sachin A Punekar, Ramchandra V. Ranade, KishoreM.Paknikar. 2012. Antimicrobial Activity of Stingless Bee (Trigona sp)Propolis Used in the Folk Medicine of Western Maharashtra, India.Journal of Ethnopharmacology 141: 363-367.

Constantinescu, Maria. 2010. Net Present Value Simulating With a Spreadsheet.Journal of Defense Resources Management. No. 1(1):33-40.

Correia-Oliviera, ME, Julio Cesar MP, Adailton FF, Ricardo AO, Genesio TR.2012. Impact of Aqueous Plant Extracts on Trigona spinipes(Hymenoptera: Apidae). J. Sociobiology Vol 59. Nomor 3 p.1-11.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Pandeglang. 2017.Laporan Tahunan Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang: Akarsari.DLHK Kabupaten Pandeglang. Pandeglang.

Dowrschak, Kai, Nico Blüthgen. 2010. Network and Dominance Hierarchies:Does Interspesific Aggression Explain Flower Partitioning AmongStingless Bees? Ecological Entomology 35:216-225.

Elly, Femi Hadidjah, Bonar M. Sinaga, Sri Utami Kuntjoro, Nunung Kusnadi.2008. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Rakyat Melalui Integrasi Sapi –Tanaman di Sukawesi Utara. Jurnal Litbang Pertanian Vol 27 No 2: 63-68.

Filly, Novita Niarsari. 2018. Kontribusi Usaha Budidaya Lebah Madu TerhadapPendapatan dan Kesejahteraan Petani Lebah Madu Desa Buana Sakti,Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

118

Free, JB. 1982. Bees and Mankind. George Allen & Unkwin. London.

Galib, Rosita. 2010. Pengembangan Sistem Integrasi Padi – Sapi di Lahan SawahTadah Hujan Kalimantan Selatan. Seminar Nasinal Teknologi Peternakandan Veteriner. hal 289-295.

Gittinger, James Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian.Universitas Indonesia. Jakarta.

Guntoro, Yoppy Priyo. 2013. Aktivitas dan Produktivitas Lebah Trigonalaeviceps di Kebun Polikultur dan Monokuktur Pala (Myristica fragrans).Skripsi. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Gojmerac WL. 1983. Bee, Beekeeping, Honey, and Pollination. Westport. Avi.

Hadisoesilo, Soesilawati. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu AsliIndonesia. Biodiversitas Vol 1 No 1: 123-128.

Harmely, Fifi, Wilda, Yufri Aldi. 2014. Formulasi Gel Ekstrak Propolis dariSarang Lebah Trigona itama (Cockrell) dan Aktivitas AntibakteriTerhadap Staphylococcus epidermidis. Prosiding Seminar Nasional danWorkshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV.

Heard,Tim A. 1999. The Role of Stingless Bees in Crop Pollination. AnnualReview of Entomology. Volume 44: p. 183-205.

Hrncir, Michael, Stefan Jarau, Friedrich G.Barth. 2016. Stingless Bee(Meliponini): Senses and Behavior. J Comp Physiol A 202: 597-601.

http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2012/03/Dr.-Ir.-Euis-Sunarti KESEJAHTE-RAAN-KELUARGA-PETANI.pdfdiakses September 2018.

http://www.forda-mof.org/berita/post/2509. Prospek Budidaya Lebah Trigona spdi Riau. Diakses September 2018.

https://media.neliti.com/media/publications/44041-ID-aksesibilitas-petani-kecil-pada-sumber-kredit-pertanian-di-tingkat-desa-studi-ka.pdf diakses pada 20September 2018.

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2007-MU_Harianto.pdfdiakses pada 20 September 2018.

http://siteresources.worldbank.org/INTEMPOWERMENT/Resources/486312-1095094954594/draft2.pdf diakses pada 20 September 2018.

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

119

http://www.ujungkulon.org/berita/275-madu-hutan-odeng-ujung-kulon-tembus-produk-oriflame-indonesia diakses pada 20 September 2018.

https://media.neliti.com/media/publications/724-ID-dinamika-kebijakan-dan-ketersediaan-lahan-pertanian.pdf diakses pada 20 September 2018.

https://www.tokopedia.com/sugiartolebah/bibit-lebah-trigona-sp-bambu-alamidiakses pada 20 September 2018.

https://www.art.com/products/p14440544511-sa-i6713470/eric-tourneret-the-stingless-trigona-bees-scaptotrigona.html. diakses pada 20 September2018.

https://petatematikindo.wordpress.com/2013/09/05/peta-kabupaten-pandeglang/diakses pada 2 November 2018.

Ichwan, Fadly, Defri Yoga, Evi Sri Budiani. Prospek Pengembangan BudidayaLebah Trigona spp. di Sekitar Hutan Larangan Adat Rumbio, KabuaptenKampar. Jom Faperta UR Vol 3 No 2. Oktober 2016. Hal 1-10.

Indrawanto, Chandra, Atman. 2018. Integrasi Tanaman-Ternak SolusiMeningkatkan Pendapatan Petani. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. IAARD Press. Jakarta.

Kahono, Sih, Ernawati. 2014. Keragaman dan Kelimpahan Lebah Sosial (Apidae)pada Bunga Tanaman Pertanian Musiman yang Diaplikasi Pestisida diJawa Barat. Jurnal Berita Biologi 13 (3).

Kakutani, Takehiko, Tamiji Inoue, Toshiyuki Tezuka, Yasuo Maeta. 1993.Pollination of Strawberry by The Stingless Bee, Trigona minangkabau, andThe Honey Bee, Apis mellifera: An Experimental Study of FertilizationEfficiency. Res. Popul. Ecol. Vol 35: 95-111.

Karim, Rokim Abdul,Mahani, Nunung Nurjanah. 2015. Keajaiban PropolisTrigona. Pustaka Bunda. Bogor.

Kasryno, Faisal, Achmad M. Fagi, Effendi Pasandaran. 2010. Kebijakan ProduksiPadi dan Diversifikasi Pertanian. Forum Penelitian AgroEkonomi. Vol8(2):34-43.

Kementerian Pertanian, 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun2015-2019. Kementan RI. Jakarta.

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

120

Kementerian Kehutanan. 2013. Budidaya Lebah Madu. Kementerian Kehutanan.Jakarta.

Krell, R. 1996. Value-added Products from Beekeeping. FAO AgriculturalServices Bulletin Number 124.

Kriswanto. 2011. Analisis Strategi Bisnis NPV, IRR, PI dan DPB Pada GoldenRestaurant Jakarta. Binus Business Review. Vol 2 No 1 Mei 2011: 274-285.

Kuntadi. 2014. Pengembangan Budidaya Madu dan Permasalahannya. PusatPenelitian dan Pengembangan Konsevasi dan Rehabilitasi. Bogor (ID):Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Kusmarni Y. 2012. Studi Kasus. UGM Jurnal Edu. UGM Press.

Mahani, B. Nurhadi, E Subroto, M. Herudiyanto. 2011. Bee Propolis Trigona spp.Potential and Uniquenees in Indonesia. Proceeding University MalaysiaTerengganu Annual Sciences. Terengganu. Malaysia.

Mariyana, A. Irma., Muhammad Naim. 2016. Potensi Pemanfaatan Lebah(Trigona sp.) pada Penyerbukan Produksi Wijen. Jurnal PertanianBerkelanjutan Vol 4 No 3.

Mulyana, Eka, Maryanah Hamzah. 2014. Kontribusi Pendapatan Usaha PerikananTerhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di DesaKalibening Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. ProsidingSeminar Nasiona BKS PTN Barat: hal 833-840. Bandarlampung, 19-21Agustus 2014.

Nurhasanah. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Lebah MaduApis mellifera (Studi Kasus Peternakan Lebah Madu Sari Bunga di DesaTitisan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi). Skripsi. ProgramStudi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurhayati, Atikah, Ikeu Rustikawati, Ine Maulina. 2013. Analisis OptimalisasiMinapadi yang Berkelanjutan (Studi Kasus di Kecamatan CiparayKabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Makalah Seminar Minapadi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Nurmalina, Rita, Tintin Sarianti, Arif Karyadi. 2014. Studi Kelayanan Bisnis. IPBPress. Bogor.

Oliveira, Ricardo Caliari, Cristiano Menezes, Ademilson Espencer Egea Soares,Vera Lucia Imperatriz Fonseca. 2013. Trap-nest for Stingless bees

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

121

(Hymenoptera, Meliponini). Apidologie. Januari 2013. Vol 44 No 1. Pp29-37.

Papilaya, Jan Edmon, Grace AJ Rumagit, Lyndon RJ Pangemanan, Martha M.Sendow. 2015. Analisis Finansial Lebah Madu (Studi Kasus di PusatPerlebahan Halmahera, Desa Linaino, Provinsi Maluku Utara). JurnalSosial Ekonomi Unsrat. 3(1):12-16.

Prasetyo, Satria Ageng, M. Mustopa Romdhon, Redy Badrudin. 2016. KontribusiPendapatan Usahatani Padi Sawah, Itik Petelur, dan Ikan Air TawarTehadap Pendapatan Total Usahatani di Kabupaten Lebong. JurnalAgrisep Vol 16 No 1. Maret 2016. Hal 91-100.

Pujirahayu, Niken. Halimatussaddiyah Ritonga, Satya Agustina, AkiahUslinawaty. 2015. Antybacterial Activityof Oil Extract of TrigonaPropolis. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.Vol 7 Issue 6: 419-422.

Putra, Hinduari Putu Ade, Ni Luh Watiniasih, Ni Made Suartini. 2014. Strukturdan Produksi Lebah Trigona spp pada Sarang Berbentuk Tabung dan Bola.Jurnal Biologi 18 (2): 60-64.

Putra, Niko Susanto, Ni Luh Watiniasih, Made Suartini. 2016. Jenis LebahTrigona (Apidae: Meliponinae) Pada Ketinggian Tempat Berbeda di Bali.Jurnal Simbiosis IV (1): 6-9.

Qomariyah, Retna. Lelya Pramudyani. 2014. Analisis Usahatani Cabai Merah(Capsicum annum L) Organik dalam Polybag dengan Konsep KawasanRumah Pangan Lestari (KRPL). Prosiding Seminar Nasional PertanianOrganik. Bogor, 18-19 Juni 2014.

Rachadian, F,R., Agassi, E, A.,Wahyu, S. 2013. Analisa Kelayakan InvestasiPenambahan Mesin Frais Baru Pada Cv. Xyz. Journal J@TI Undip, Vol.VIII.No.1.

Rahardjo, Mudjia. 2017. Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep danProsedurnya. Program Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.Kota Malang.

Ramadani, Rosi Fitri. 2016. Kenakeragaman Polen dari Beberapa SpesiesStingless Bee pada Perkebunan Kepala Sawit dan Karet. Tesis. IPB Bogor.

Reindriasari, Septiantina Dyah dan Krisnawati. 2017. Produksi Propolis MentahKebah Madu Trigona spp. di Pulau Lombok. J Hut Trop 1(1):71-75.

Page 139: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

122

Riyandoko, Septiantina Dyah Riendriasari. 2016. Memelihara Lebah Trigona:Panen Madu Tanpa Tersengat. Lembar Informasi Kanoppi. WorldAgroforestry Center (ICRAF) Southeast Asia Regional Program. Bogor.

Ruoff, Kaspar. 2006. Authentication of The Botanical Origin of Honey. DoctoalTesis. ETH Zurich Library.

Saba ZH, Suzanna M, Yasmin Anum MY. 2o13. Honey: Food or Medicine. Med& Health 8 (1): 3-18.

Saepudin, R, AM Fuah, C. Sumantri, L. Abdullah, S. Hadisoesilo. 2011.Peningkatan Produktivitas Lebah Madu Melalui Penerapan SistemIntegrasi dengan Kebun Kopi. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 21 (1):24-30.

Salatino, A., E.W. Teixeira, G. Negri, dan D. Message. Ori and ChemicalVariation of Bralizian Propolis. Evid-Ba Compl Alt. 2(1): 33-38.

Salatnaya, Hearty. 2012. Produktivitas Lebah TrigonaI spp. Sebagai PenghasilPropolis Pada Perkebunan Pala Monokultur dan Polikultur di Jawa Barat.Tesis. Sekolah Pascsarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Samad, M Yusuf. 2006. Pengaruh Penanganan Pascapanen Terhadap MutuKomoditas Hortikultura. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.8 No.1April 2006. H 31-36.

Sariubang, M. 2010. Sistem Usahatani Integrasi Pembibitan Sapi Bali denganTanaman Padi pada Lahan Sawah. Jurnal AgrosistemVol 6 No 1: 36-41.

Siagian, Viktor. Dewi Widyastuti, Iin Setiowati, Rina Sintawati. 2015. KondisiAktual Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Pandeglang, Banten. Pros SemNas Masy Biodiv Indon. Volume 1, Nomor 5, Agustus 2015. Hal 1251-1255.

Singh, Sardar. 1962. Beekeeping in India. Indian Council Agricultural Reaserach:New Delhi: p. 491-496.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bogor.

Sujaya, Dedi Herdiansyah, Tito Hardiyanto, Agus Yuniawan Isyanto. 2018.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas UsahataniMinapadi di Kota Tasikmalaya. Jurnal Pemikiran Masyarakat IlmiahBerwawasan Agribisnis. Vol 4(1):25-39.

Page 140: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

123

Suproyo. 1979. Ciri-ciri Pengertian Petani Kecil. Jurnal Agro Ekonomi No 12Tahun 1979: hal 57-68

Suratiyah, Ken. 2001. Pekerjaan Luar Usaha Tani (Kasus Rumah Tangga PetaniGurem di Jawa). Jurnal Agro Ekonomi. Vol 8. No 2. Hal 65-72.

Syafrizal, Daniel Tarigan, RoosenaYusuf. 2014. Keragaman dan Habitat LebahTrigona pada Hutan Sekunder Tropis Basah di Hutan PendidikanLempake, Samarinda, Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol9 No 1: 34-38.

Tri Tjahyo Purnomo (Editor). 2016. Statsitik Daerah Kabupaten Pandeglang 2016.BPS Pandeglang.

Trubus Majalah. Muhammad Fajar Ramadhani (ed). 2017. Lebah Trigona:Tingkatkan Propolis 35%. Edisi 572/XLVIII. Juli 2017. Hal 24-25.

Wahyuingsih, Sri. 2008. Diversifikasi Pertanian Menuju Pertanian Tangguhdalam Upaya Memantapkan Struktur Ekonomi Pedesaan. Jurnal MediagroVol.4 No.1. Hal1-11.

Wibowo, Bagus Arif, Muhmmad Rivai, Tasripan. 2014. Alat Uji Kualitas MaduMenggunakan Polarimeter dan Sensor Warna. Jurnal Teknik ITS Vol 5No. 1.

Widhiono, Imam. 2015. Strategi Konservasi Serangga Pollinator. UniversitasJenderal Soedirman. Purwokerto.

Wulandari AP, Tri Atmowidi, Sih Kahono. 2016. Peranan Lebah Trigonalaeviceps (Hymenoptera: Apidae) dalam Produksi Biji Kailan (Brassicaoleracea var. alboglabra). J. Agron Indonesia 45 (2) : 197-204.

Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain dan Metode (Terj). PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Yuliani, Dini. 2014. Sistem Integrasi Padi Ternak Untuk Mewujudkan KedaulatanPangan. Jurnal Agroteknologi Vol 4 No 2 Februari 2014:15-26.

Page 141: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

124

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Tanggal Wawancara: ........................................................

I. Identitas

Nama L/P Usia Pendidikan JumlahKeluarga

Alamat

II. Kepemilikan Aset Sumber Pendapatan

1. Jumlah sarang lebah Trigona sp yang dimiliki Unit

2. Luas lahan sawah yang digarap

Kepemilikan : a. Sendiri b. Orang lain(penggarap)

m2

3. Ternak (milik sendiri/bukan*)

a. .......................................................

b. .......................................................

c. .......................................................

.................................

.................................

.................................

ekor

ekor

ekor

4. Usaha lain (perikanan /perkebunan/dll)

a. .......................................................

b. .......................................................

c. .......................................................

.................................

.................................

.................................

ha/ekor

ha/ekor

ha/ekor

Assalamu’alaikum wr wbBapak/Ibu/Saudara, kuisioner ini merupakan alat untuk melakukan penelitiantentang “Analisis Kelayakan Diversifikasi Usaha Tani Padi – Lebah Trigona sp diKabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”. Dimohon pertanyaan di bawah inidijawab dengan sebenarnya.Terimakasih.Wassalamu’alaikum wr wb

Page 142: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

125

III. Budidaya Lebah Trigona sp.

1. Sudah berapa lama Saubudidaya lebah Trigona sp.

............................. tahun ......................................... bulan

2. Berapa jumlah sarang yang dimiliki ketika memulai memelihara Trigona sp.?

a. Kurang dari 20 sarang b. Antara 21 sd 29 sarang c. Lebih dari 30

sarang

3. Apakah usaha budidaya lebah Trigona sp ini merupakan usaha pokok Saudara?

a. Ya b. Tidak

4. Jika bukan, apa usaha pokok Saudara?

a. Padi b. Ikan c. Hasil Kebun

5. Berapa modal awal Saudara untuk memuali usaha budidaya lebah Trigona sp ini?

Rp. .............................................................

6. Dari mana Saudara mendapatkan sarang-sarang lebah Trigona sp ini?

a. Beli sendiri ............................. kotak/stup, tahun ...............................

b. Bantuan .................................. kotak/stup, tahun ...............................

c. Mengambil di hutan .......................... kotak/stup ..............................

d. Mengembangkan sendiri..................... kotak/stup .............................

e. Sumber lain ..................... kotak/stup ......................................

7. Apakah alasan Saudara melakukan usaha budidaya lebah Trigona sp ini?

a. Untuk menambah pendapatan b. Usaha turun temurun

c. Hobi d. Mencoba-coba f. Ikut-ikutan

IV. Pengeluaran, Pemasukan dan Pendapatan Usaha

NoKomponen Kebutuhan

Alat dan BahanUnit Harga Satuan

(Rp)Harga Total

(Rp)

ASPEK FINANSIAL

Modal awal usaha budidaya lebahTrigona sp.

1. Berapa biaya tetap yangdikeluarkan

a. Biaya pembuatan sarang lebah

b. Harga perkakas pemeliharaandan panen

- Baskom

- Sendok

Page 143: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

126

- Pisau

- Saringan madu

- Kemasan madu

- Kemasan propolis

c. Upah tenaga kerja keluarga

d. Penanaman tanaman sumberpakan

e. Penyusutan sarang lebah

f. Penyusutan alat

g. Alat kebersihan

2. Berapa biaya variabel yangdikeluarkan

a. Pembelian bibit lebah Trigona sp

b. Biaya listik

c. Biaya air

d. Biaya transportasi

e. Biaya telepon

f. Biaya keamanan

g. Biaya lain-lain

TOTAL BIAYA

Pendapatan

Tahun

Sumber Pendapatan (Rp)

Madu Propolis Sarang

Jumlah HargaTotal Jumlah Harga

Total Jumlah HargaTotal

Harga madu lebah Trigona sp : Rp. ............................................... per ...........

Harga propolis lebah Trigona sp : Rp. ............................................... per ...........

Harga sarang lebah Trigona sp : Rp. ............................................... per ...........

Page 144: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

127

ANALISA USAHA BUDIDAYA PADI

1. Luas lahan garapan sawah : .................................... m2

2. Kepemlikian lahan : a. Milik sendiri

b. Garap/bagi hasil

c. Sewa (Rp ................/............)

3. Dalam setahun berapa kali tanam :..................................... kali

4. Jumlah keluarga :..................................... orang

5. Biaya ongkos kerja:

Jenis Kegiatan

Tenaga KerjaTotal

Pengeluaran(Rp)

Keluarga Luar Keluarga

Jumlah(HOK)

Upah(Rp)

Jumlah(HOK)

Upah(Rp)

Biaya

Pengolahan Tanah

Pembibitan/penyemaian

Penanaman

Pemeliharaan tanaman

- Penyiangan dan penyulaman- Pemupukan- Pemberantasan OPT- Pengairan

Pemanenan

Pengelolaan hasil panen

Lain-lain..........................................................................................................................................................................................................................................................

TOTAL BIAYA KERJA

6. Biaya Saprodi:

Jenis Jumlah SatuanHarga

Satuan (Rp)Harga

Total (Rp)Ket

Benih padi

Pupuk

Page 145: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

128

- Urea

- Ponska

- SP-36

- Organik

- POC

Pestisida

-

-

-

-

7. Pendapatan

Pendapatan Jumlah Konsumsi Dijual Harga(Rp)

Total

Produksi Gabah

- Musim Tanam ke-1

- Musim Tanam ke-2

Produksi Beras

- Musim Tanam ke-1

- Musim Tanam ke-2

Pendapaatan Lainnya (bantuan pemerintah diabaikan)

1. Buruh kerja Rp ............................................ / bulan (Ket: aktivitas

suami istri)

2. ............................................... Rp ............................................ / bulan

3. ............................................... Rp ............................................ / bulan

Page 146: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

107

Lampiran 2. Rekapitulasi Kuisioner Penelitian

REKAPITULASI KUISIONER PENELITIAN"ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI PADI - LEBAH TRIGIONA SP

DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN"

NAMA L/P USIAPENDIDIK

AN

JUMLAHKELUAR

GAALAMAT

JUMLAHSARANGLEBAHYANG

DIMILIKI

KEPEMILIKANTERNAK

USAHA LAINMASA

PEMELIHARAANLEBAH

(BULAN)DOMB

AAYAM

PADI(ha)

KEBUN (ha)

IKAN(m2)

Iwa Kartiwa L 43 SLTA 5 MENES 30 5 0 0.3 0,1 0 26

Adi Supriadi L 54 SMP 7 MENES 30 0 0 0.3 0 0 18

Suhani L 58| SLTA 9 MENES 30 2 0 0.3 0,1 0 14

30

Gito L 60 SD 5PANDEGLAN

G30 2 0 0.3 0,2 0 16

Suginanjar L 50 SMP 6PANDEGLAN

G30 0 10 0.3 0,1 100 28

30

Masruci L 55 SD 5 MAJASARI 30 0 0 0.3 0 0 13

Saefudin L 43 SLTA 4 MAJASARI 30 3 12 0.3 0,1 100 32

129

Page 147: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

108

Lampiran 2. (lanjutan)

RATA-RATA HASILPRODUKSI PER BULAN

HARGA PRODUK PENDAPATAN DARI PRODUKTRIGONA SETAHUN (Rp)

RATA-RATA PENDAPATANTRIGONA (Rp)

RATA-RATA PENDAPATAN PADI (Rp)

MADU(Liter)

PROPOLIS

(kg)

POLLEN(kg)

MADU(Rp/Liter)

PROPOLIS(Rp/kg) MADU PROPOLIS TOTAL MADU PROPOLIS TOTAL MUSIM 1 MUSIM 2 TOTAL

4 5 0 450,000 50,000 21,600,000 3,000,000 24,600,000 1,800,000 250,000 2,050,000 7,660,800 5,472,000 13,132,800

3 4 0 450,000 50,000 16,200,000 2,400,000 18,600,000 1,350,000 200,000 1,550,000 6,840,000 5,814,000 12,654,000

3 3.5 0 450,000 50,000 16,200,000 2,100,000 18,300,000 1,350,000 175,000 1,525,000 6,720,000 5,130,000 11,850,000

4.5 5 0 450,000 50,000 24,300,000 3,000,000 27,300,000 2,025,000 250,000 2,275,000 6,804,000 6,120,000 12,924,000

3.5 4.5 0 450,000 50,000 18,900,000 2,700,000 21,600,000 1,575,000 225,000 1,800,000 6,426,000 6,960,000 13,386,000

3 4 0 450,000 50,000 16,200,000 2,400,000 18,600,000 1,350,000 200,000 1,550,000 6,888,000 5,760,000 12,648,000

4.5 5 0 450,000 50,000 24,300,000 3,000,000 27,300,000 2,025,000 250,000 2,275,000 5,670,000 6,660,000 12,330,000

130

Page 148: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

107

Page 149: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

131

Lampiran 3. Jumlah Petani Pembudidaya Lebah Trigona di Kab. Pandeglang

No KecamatanJumlah Petani

(orang)Jumlah KoloniLebah (unit)

1. Cadasari 15 45

2. Koroncong 8 30

3. Karangtanjung 5 20

4. Pandeglang 17 234

5. Majasari 23 185

6. Kaduhejo 4 20

7. Banjar 3 12

8. Mekarjaya 3 20

10. Cimanuk 3 25

11. Mandalawangi 12 30

12. Cipeucang 8 35

13. Pulosari 13 30

14. Kaduhejo 9 20

15. Menes 15 280

16. Saketi 12 40

17. Cisata 8 15

18. Jiput 12 25

19. Cikedal 2 6

20. Labuan 0 0

21. Carita 5 10

22. Panimbang 0 0

23. Bojong 2 5

24. Picung 2 5

Page 150: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

132

25. Sindangresmi 3 7

26. Munjul 8 10

27. Angsana 12 20

28. Sukaresmi 0 0

29. Patia 0 0

30. Cigeulis 20 30

31. Pagelaran 0 0

32. Sobang 0 0

33. Cibaliung 9 40

34. Cimanggu 4 10

35. Sumur 5 8

Total 243 713

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kabupaten Pandeglang 2017

Page 151: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

133

Lampiran 4. Biaya Modal Budidaya Padi

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADIIwa Kartiwa

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp)Harga Total

(Rp)

SAPRODIBenih padi 10 kg 15,000 150,000Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 20 kg 2,500 50,000

Pupuk SP-36 - kg 2,500 -

Pupuk Organik/Kandang - kg 700 -

Pupuk Cair 1 liter 30,000 30,000

Pestisida Furadan 1 kg 20,000 20,000

Pestisida Hama 1 liter 70,000 35,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000

Jumlah Biaya Saprodi 425,000

UPAH KERJAOlah tanah 8 HOK 50,000 400,000

Tanam/tandur 4 HOK 50,000 200,000

Penyiangan/ngoyos 4 HOK 50,000 200,000

Pemupukan 2 HOK 50,000 100,000

Penyemprotan 4 HOK 50,000 200,000

Pemanenan 4 HOK 50,000 200,000

Penjemuran 4 HOK 50,000 200,000

Jumlah Upah Kerja 1,500,000TOTAL BIAYA 1,925,000

PendapatanHasil gabah GKGMusim 1

1,824 kg 4,200 7,660,800

Hasil gabah GKGMusim 2

1,440 kg 3,800 5,472,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 5,735,800

Musim 2 3,547,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,433,950Musim 2 886,750

Page 152: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

134

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADI

Adi Supriadi

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) HargaTotal (Rp)

SAPRODIBenih padi 10 kg 15,000 150,000

Pupuk Urea 75 kg 2,000 150,000

Pupuk Ponska (NPK) 50 kg 2,500 125,000

Pupuk SP-36 20 kg 2,500 50,000PupukOrganik/Kandang

300 kg 700 210,000

Pupuk Cair - liter 30,000 -

Pestisida Furadan 1 kg 20,000 20,000

Pestisida Hama 1 liter 70,000 35,000

Pestisida Penyakit - liter 80,000 -

Jumlah Biaya Saprodi 740,000

UPAH KERJAOlah tanah 6 HOK 50,000 300,000

Tanam/tandur 6 HOK 50,000 300,000

Penyiangan/ngoyos 6 HOK 50,000 300,000

Pemupukan 4 HOK 50,000 200,000

Penyemprotan 4 HOK 50,000 200,000

Pemanenan 8 HOK 50,000 400,000

Penjemuran 4 HOK 50,000 200,000

Jumlah Upah Kerja 1,900,000TOTAL BIAYA 2,640,000

PendapatanHasil gabah GKGMusim 1

1,710 kg 4,000 6,840,000

Hasil gabah GKGMusim 2

1,530 kg 3,800 5,814,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 4,200,000

Musim 2 3,174,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,050,000

Musim 2 793,500

Page 153: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

135

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADI

Suhani

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) Harga Total(Rp)

SAPRODI

Benih padi 8 kg 15,000 120,000

Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 20 kg 2,500 50,000

Pupuk SP-36 - kg 2,500 -PupukOrganik/Kandang

100 kg 700 70,000

Pupuk Cair 1 liter 30,000 30,000

Pestisida Furadan 1 kg 20,000 10,000

Pestisida Hama 1 liter 70,000 56,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000Jumlah BiayaSaprodi

476,000

UPAH KERJAOlah tanah 6 HOK 50,000 300,000

Tanam/tandur 6 HOK 50,000 300,000

Penyiangan/ngoyos 6 HOK 50,000 300,000

Pemupukan 4 HOK 50,000 200,000

Penyemprotan 4 HOK 50,000 200,000

Pemanenan 8 HOK 50,000 400,000

Penjemuran 4 HOK 50,000 200,000

Jumlah Upah Kerja 1,900,000TOTAL BIAYA 2,376,000

PendapatanHasil gabah GKGMusim 1

1,680 kg 4,000 6,720,000

Hasil gabah GKGMusim 2

1,350 kg 3,800 5,130,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 4,344,000

Musim 2 2,754,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,086,000Musim 2 688,500

Page 154: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

136

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADI

Gito

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) Harga Total(Rp)

SAPRODI

Benih padi 12 kg 15,000 180,000

Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 50 kg 2,500 125,000

Pupuk SP-36 - kg 2,500 -

Pupuk Organik/Kandang - kg 700 -

Pupuk Cair - liter 30,000 -

Pestisida Furadan - kg 20,000 -

Pestisida Hama 1 liter 70,000 70,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000

Jumlah Biaya Saprodi 515,000

UPAH KERJAOlah tanah 6 HOK 50,000 300,000

Tanam/tandur 4 HOK 50,000 200,000

Penyiangan/ngoyos 4 HOK 50,000 200,000

Pemupukan 2 HOK 50,000 100,000

Penyemprotan 3 HOK 50,000 150,000

Pemanenan 5 HOK 50,000 250,000

Penjemuran 4 HOK 50,000 200,000

Jumlah Upah Kerja 1,400,000TOTAL BIAYA 1,915,000

PendapatanHasil gabah GKGMusim 1

1,620 kg 4,200 6,804,000

Hasil gabah GKGMusim 1

1,530 kg 4,000 6,120,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 4,889,000

Musim 2 4,205,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,222,250Musim 2 1,051,250

Page 155: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

137

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADI

Suginanjar

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) HargaTotal (Rp)

SAPRODI

Benih padi 8 kg 15,000 120,000

Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 20 kg 2,500 50,000

Pupuk SP-36 - kg 2,500 -

Pupuk Organik/Kandang 100 kg 700 70,000

Pupuk Cair 1 liter 30,000 30,000

Pestisida Furadan - kg 20,000 -

Pestisida Hama 1 liter 70,000 35,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000

Jumlah Biaya Saprodi 445,000

UPAH KERJAOlah tanah 4 HOK 50,000 200,000

Tanam/tandur 4 HOK 50,000 200,000

Penyiangan/ngoyos 4 HOK 50,000 200,000

Pemupukan 2 HOK 50,000 100,000

Penyemprotan 2 HOK 50,000 100,000

Pemanenan 4 HOK 50,000 200,000

Penjemuran 2 HOK 50,000 100,000

Jumlah Upah Kerja 1,100,000TOTAL BIAYA 1,545,000

PendapatanHasil gabah GKG Musim1

1,530 kg 4,200 6,426,000

Hasil gabah GKG Musim1

1,740 kg 4,000 6,960,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 4,881,000

Musim 2 5,415,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,220,250Musim 2 1,353,750

Page 156: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

138

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADIMasruci

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) Harga Total(Rp)

SAPRODIBenih padi 8 kg 12,000 90,000

Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 30 kg 2,500 75,000

Pupuk SP-36 20 kg 2,500 50,000

Pupuk Organik/Kandang 100 kg 700 70,000

Pupuk Cair 1 liter 30,000 30,000

Pestisida Furadan 1 kg 20,000 20,000

Pestisida Hama 1 liter 70,000 35,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000

Jumlah Biaya Saprodi 510,000

UPAH KERJAOlah tanah 2 HOK 50,000 100,000

Tanam/tandur 4 HOK 50,000 200,000

Penyiangan/ngoyos 2 HOK 50,000 100,000

Pemupukan 2 HOK 50,000 100,000

Penyemprotan 2 HOK 50,000 100,000

Pemanenan 4 HOK 50,000 200,000

Penjemuran 2 HOK 50,000 100,000

Jumlah Upah Kerja 900,000TOTAL BIAYA 1,410,000

PendapatanHasil gabah GKGMusim 1

1,722 kg 4,000 6,888,000

Hasil gabah GKGMusim 1

1,440 kg 4,000 5,760,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 5,478,000

Musim 2 4,350,000

Keuntungan sebulanMusim 1 1,369,500Musim 2 1,087,500

Page 157: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

139

Lampiran 4. (Lanjutan)

BIAYA MODAL BUDIDAYA PADI

Saefudin

Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga (Rp) HargaTotal (Rp)

SAPRODI

Benih padi 8 kg 12,000 96,000

Pupuk Urea 50 kg 2,000 100,000

Pupuk Ponska (NPK) 50 kg 2,500 125,000

Pupuk SP-36 25 kg 2,500 62,500

Pupuk Organik/Kandang 200 kg 700 140,000

Pupuk Cair - liter 30,000 -

Pestisida Furadan - kg 20,000 -

Pestisida Hama 1 liter 70,000 35,000

Pestisida Penyakit 1 liter 80,000 40,000

Jumlah Biaya Saprodi 598,500

UPAH KERJAOlah tanah 2 HOK 50,000 100,000

Tanam/tandur 4 HOK 50,000 200,000

Penyiangan/ngoyos 3 HOK 50,000 150,000

Pemupukan 3 HOK 50,000 150,000

Penyemprotan 2 HOK 50,000 100,000

Pemanenan 4 HOK 50,000 200,000

Penjemuran 2 HOK 50,000 100,000

Jumlah Upah Kerja 1,000,000TOTAL BIAYA 1,598,500

PendapatanHasil gabah GKG Musim1

1,350 kg 4,200 5,670,000

Hasil gabah GKG Musim1

1,665 kg 4,000 6,660,000

Keuntungan (Laba)Musim 1 4,071,500

Musim 2 5,061,500

Keuntungan sebulanMusim 1 1,017,875Musim 2 1,265,375

Page 158: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

140

Lampiran 5. Biaya Investasi Budidaya Lebah Trigona sp.

BIAYA INVESTASI BUDIDAYA LEBAH Trigona sp. DI KECAMATAN MENESIwa Kartiwa

Biaya Investasi JumlahSatuanJumlah

UsiaEkonomis

(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran (Rp)

%

Koloni/sarang lebah 30 stup 50000 1500000 49.59

Bangunanpenyimpanan sarang

1 unit 10 1000000 1000000 33.06

Sub Total 2500000Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 1.65

Palu 1 buah 5 20000 20000 0.66

Golok 1 buah 5 50000 50000 1.65

Pisau 1 buah 5 20000 20000 0.66

Alat kebersihan (sapu) 1 buah 1 15000 15000 0.50

Sub Total 155000

Peralatan Kerja Panen

Pengungkit besi kecil 1 buah 5 30000 30000 0.99

Sendok 5 buah 2 5000 25000 0.83

Corong 1 buah 1 10000 10000 0.33

Sinduk 3 buah 1 5000 15000 0.50

Gelas ukur plastik 1 buah 1 20000 20000 0.66

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 0.66

Galon kecil 1 buah 1 40000 40000 1.32

Timbangan digital 1 buah 2 100000 100000 3.31

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 1.65

Sarung tangan 1 pak 20000 20000 0.66

Lap/kanebo 1 buah 20000 20000 0.66

Masker 1 pak 20000 20000 0.66

Sub Total 370000

TOTAL 3,025,000 100

Page 159: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

141

Lampiran 5. (Lanjutan)

Adi Supriadi

Biaya Investasi Jumlah

SatuanJumlah

UsiaEkonom

is (th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran (Rp) %

Koloni/sarang lebah 30 stup 60000 1800000 80.36

Sub Total 1800000

Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 2.23

Palu 1 buah 5 20000 20000 0.89

Tang/Gegep 1 buah 5 35000 35000 1.56

Golok 1 buah 5 50000 50000 2.23

Pisau 1 buah 5 20000 20000 0.89

Sub Total 175000Peralatan KerjaPanenPengungkit besi kecil 1 buah 5 30000 30000 1.34

Corong 1 buah 1 10000 10000 0.45

Sendok 5 buah 2 5000 25000 1.12

Sinduk 3 buah 1 5000 15000 0.67

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 0.89

Galon kecil 1 buah 2 40000 40000 1.79

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 2.23

Sarung tangan 1 pak 0.5 20000 20000 0.89

Masker 1 pak 0.5 20000 20000 0.89

Gelas ukur plastik 1 buah 1 15000 15000 0.67

Lap kain 2 buah 1 10000 20000 0.89

Sub Total 265000TOTAL 2,240,000 100

Page 160: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

142

Lampiran 5. (Lanjutan)

Suhani

Biaya Investasi Jumlah SatuanJumlah

UsiaEkono

mis(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp)

%

Koloni/sarang lebah 30 stup 40000 1200000 57.83Bangunanpenyimpanan sarang

1 unit 10 500000 500000 24.10

Sub Total 1700000Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 2.41

Palu 1 buah 5 20000 20000 0.96

Golok 1 buah 5 50000 50000 2.41

Tang 1 buah 35000 35000 1.69

Pisau 1 buah 5 20000 20000 0.96

Sub Total 175000Peralatan KerjaPanenPengungkit besi kecil 1 buah 5 30000 30000 1.45

Corong 1 buah 10000 10000 0.48

Sendok 5 buah 2 5000 25000 1.20

Sinduk 3 buah 1 5000 15000 0.72

Lap kain 2 buah 5000 10000 0.48

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 0.96

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 2.41

Sarung tangan 1 pak 20000 20000 0.96

Masker 1 pak 20000 20000 0.96

Sub Total 200000

TOTAL 2,075,000 100

Page 161: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

143

Lampiran 5. (Lanjutan)

BIAYA INVESTASI BUDIDAYA LEBAH Trigona sp. DI KECAMATANPANDEGLANGGito

Biaya Investasi Jumlah SatuanJumlah

UsiaEkono

mis(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran (Rp) %

Koloni/sarang lebah 30 stup 80000 2400000 69.77

Rak dinding 5 paket 5 100000 500000 14.53

Sub Total 2900000Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 1.45

Pisau stainless 1 buah 3 25000 25000 0.73

Tang 1 buah 2 35000 35000 1.02

Golok 1 buah 5 50000 50000 1.45

Sapu ijuk 1 buah 1 30000 30000 0.87

Sapu lidi 1 buah 1 10000 10000 0.29

Sub Total 200000

Peralatan KerjaPanenPengungkit besi kecil 1 buah 5 30000 30000 0.87

Obeng panjang 2 buah 2 20000 40000 1.16

Corong 1 buah 1 10000 10000 0.29

Sendok 5 buah 2 5000 25000 0.73

Sinduk 3 buah 1 5000 15000 0.44

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 0.58

Galon kecil 1 buah 1 40000 40000 1.16

Mangkok beling 6 buah 10000 60000 1.74

Corong 1 buah 10000 10000 0.29

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 1.45

Sarung tangan 1 pak 20000 20000 0.58

Masker 1 pak 20000 20000 0.58

Sub Total 340000

TOTAL 3,440,000 100

Page 162: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

144

Lampiran 5. (Lanjutan)

Suginanjar

Biaya Investasi Jumlah SatuanJumlah

UsiaEkono

mis(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran (Rp) %

Koloni/sarang lebah 30 stup 35000 1050000 72.92

Sub Total 1050000

Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 3.47

Tang 1 buah 5 20000 20000 1.39

Golok 1 buah 5 50000 50000 3.47

Pisau 1 buah 5 20000 20000 1.39

Sub Total 140000Peralatan KerjaPanenObeng 1 buah 5 20000 20000 1.39

Mangkuk beling 6 buah 10000 60000 4.17

Sendok 3 buah 2 5000 15000 1.04

Sinduk stainless 3 buah 1 5000 15000 1.04

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 1.39

Galon kecil 1 buah 1 40000 40000 2.78

Corong 1 buah 10000 10000 0.69

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 3.47

Masker 1 pak 20000 20000 1.39

Sub Total 250000

TOTAL 1,440,000 100

Page 163: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

145

Lampiran 5. (Lanjutan)

BIAYA INVESTASI BUDIDAYA LEBAH Trigona sp. DI KECAMATAN MAJASARIMasruci

Biaya Investasi Jumlah SatuanJumlah

UsiaEkonomis

(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

Koloni/sarang lebah 30 stup 35000 1050000 58.50

Rak dinding 5 paket 5 50000 250000 13.93

Sub Total 1300000Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 2.79

Pisau 1 buah 3 25000 25000 1.39

Tang 1 buah 2 35000 35000 1.95

Golok 1 buah 5 50000 50000 2.79

Alat kebersihan 1 buah 1 30000 30000 1.67

Sub Total 190000

Peralatan KerjaPanenPengungkit besi kecil 1 buah 5 30000 30000 1.67

Obeng panjang 1 buah 2 20000 20000 1.11

Corong 1 buah 1 10000 10000 0.56

Sendok 5 buah 2 5000 25000 1.39

Sinduk 3 buah 1 5000 15000 0.84

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 1.11

Galon kecil 1 buah 1 40000 40000 2.23

Mangkok beling 2 buah 10000 20000 1.11

Corong 1 buah 10000 10000 0.56

Baskom stainless 3 buah 2 25000 75000 4.18

Sarung tangan 1 pak 20000 20000 1.11

Masker 1 pak 20000 20000 1.11

Sub Total 305000

TOTAL 1,795,000 100

Page 164: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

146

Lampiran 5. (Lanjutan)

Saefudin

Biaya Investasi Jumlah SatuanJumlah

UsiaEkono

mis(th)

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran (Rp) %

Koloni/sarang lebah 30 stup 50000 1500000 75.76

Sub Total 1500000

Peralatan KerjaBudidayaGergaji 1 buah 5 50000 50000 2.53

Tang 1 buah 5 20000 20000 1.01

Palu 1 buah 5 25000 25000 1.26

Golok 1 buah 5 50000 50000 2.53

Pisau stainless 1 buah 5 20000 20000 1.01

Sub Total 165000Peralatan Kerja PanenObeng 1 buah 5 30000 30000 1.52

Mangkuk beling 6 buah 10000 60000 3.03

Sendok 5 buah 2 5000 25000 1.26

Sinduk stainless 3 buah 1 5000 15000 0.76

Kain penyaring madu 2 lembar 1 10000 20000 1.01

Galon kecil 1 buah 1 40000 40000 2.02

Corong 1 buah 10000 10000 0.51

Baskom stainless 2 buah 2 25000 50000 2.53

Ember 1 buah 1 20000 20000 1.01

Masker 1 pak 20000 20000 1.01

Kanebo 1 buah 25000 25000 1.26

Sub Total 315000

TOTAL 1,980,000 100

Page 165: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

147

Lampiran 6. Biaya Operasional Budidaya Lebah Trigona sp.

BIAYA OPERASIONAL BUDIDAYA LEBAH Trigona sp. DI KECAMATANMENES (PER BULAN)

Iwa Kartiwa

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 50000 50000 7.53

Biaya transportasi 1 paket 50000 50000 7.53

Biaya komunikasi 1 paket 50000 50000 7.53

Biaya listrik 1 paket 20000 20000 3.01

Biaya air 1 paket 20000 20000 3.01Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 20000 20000 3.01

Sub Total 210,000PemanenanUpah panen 1 orang 300000 300000 45.18

Beli botol 500 ml 10 buah 7000 70000 10.54

Beli botol 150 ml 20 buah 1500 30000 4.52

Beli sarung tangan 5 buah 2000 10000 1.51

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.60

Beli label kemasan 2 paket 20000 40000 6.02

Sub Total 454,000TOTAL 664,000 100

Page 166: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

148

Lampiran 6. (Lanjutan)

Adi Supriadi

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 50000 50000 11.55

Biaya transportasi 1 paket 50000 50000 11.55

Biaya komunikasi 1 paket 50000 50000 11.55

Biaya listrik 1 paket 25000 25000 5.77

Biaya air 1 paket 10000 10000 2.31

Biaya keamanan 1 paket 15000 15000 3.46

Sub Total 200,000PemanenanUpah panen 1 orang 200000 200000 46.19

Beli botol 600 ml 7 buah 3000 21000 4.85

Beli sarung tangan 4 buah 2000 8000 1.85

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.92

Sub Total 233,000TOTAL 433,000 100

Page 167: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

149

Lampiran 6. (Lanjutan)

Suhani

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 20000 20000 6.87

Biaya transportasi 1 paket 70000 70000 24.05

Biaya komunikasi 1 paket 20000 20000 6.87

Biaya listrik 1 paket 20000 20000 6.87

Biaya air 1 paket 5000 5000 1.72Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 20000 20000 6.87

Sub Total 155000PemanenanUpah panen 1 orang 100000 100000 34.36

Beli botol 600 ml 8 buah 3000 24000 8.25

Beli sarung tangan 4 buah 2000 8000 2.75

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 1.37

Sub Total 136000TOTAL 291,000 100

Page 168: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

150

Lampiran 6. (Lanjutan)

Gito

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 20000 20000 4.54

Biaya transportasi 1 paket 40000 40000 9.07

Biaya komunikasi 1 paket 50000 50000 11.34

Biaya listrik 1 paket 20000 30000 6.80

Biaya air 1 paket 20000 20000 4.54Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 10000 25000 5.67

Sub Total 185000PemanenanUpah panen 1 orang 200000 200000 45.35

Beli botol 600 ml 12 buah 3000 36000 8.16

Beli sarung tangan 5 buah 2000 10000 2.27

Masker 2 buah 3000 6000 1.36

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.91

Sub Total 256000TOTAL 441,000 100

Page 169: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

151

Lampiran 6. (Lanjutan)

Suginanjar

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 50000 50000 9.31

Biaya transportasi 1 paket 40000 40000 7.45

Biaya komunikasi 1 paket 50000 50000 9.31

Biaya listrik 1 paket 20000 30000 5.59

Biaya air 1 paket 10000 10000 1.86Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 10000 25000 4.66

Sub Total 205000PemanenanUpah panen 1 orang 250000 250000 46.55

Beli botol 600 ml 6 buah 3000 18000 3.35

Beli botol 150 ml 20 buah 1500 30000 5.59

Beli label kemasan 1 paket 20000 20000 3.72

Beli sarung tangan 5 buah 2000 10000 1.86

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.74

Sub Total 332000TOTAL 537,000 100

Page 170: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

152

Lampiran 6. (Lanjutan)

Masruci

Biaya Operasional Jumlah SatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp) %

PemeliharaanBiaya budidaya bunga pakan 1 paket 40000 40000 5.62

Biaya transportasi 1 paket 50000 50000 7.02

Biaya komunikasi 1 paket 20000 20000 2.81

Biaya listrik 1 paket 20000 30000 4.21Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 10000 20000 2.81

Sub Total 160000PemanenanUpah panen 2 orang 250000 500000 70.22

Beli botol 600 ml 8 buah 4000 32000 4.49

Beli sarung tangan 5 buah 2000 10000 1.40

Masker 2 buah 3000 6000 0.84

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.56

Sub Total 552000TOTAL 712,000 100

Page 171: ANALISIS KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHA TANI PADI LEBAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47853... · 2019-10-25 · analisis kelayakan diversifikasi usaha tani

153

Lampiran 6. (Lanjutan)

Saefudin

Biaya Operasional JumlahSatuanJumlah

HargaSatuan

(Rp)

Pengeluaran(Rp)

%

Pemeliharaan

Biaya budidaya bunga pakan 1 paket 50000 50000 8.97

Biaya transportasi 1 paket 40000 40000 7.17

Biaya komunikasi 1 paket 30000 30000 5.38

Biaya listrik 1 paket 30000 20000 3.59

Biaya snack/kopi 2 orang 25000 50000 8.97Biaya keamanan dankebersihan

1 paket 10000 25000 4.48

Sub Total 215000

Pemanenan

Upah panen 1 orang 250000 250000 44.84

Beli botol 500 ml 10 buah 3000 30000 5.38

Beli botol 150 ml 15 buah 1500 22500 4.04

Beli label kemasan 1 paket 20000 20000 3.59

Beli sarung tangan 5 buah 2000 10000 1.79

Masker 2 buah 3000 6000 1.08

Beli plastik bening 4 buah 1000 4000 0.72

Sub Total 342500

TOTAL 557,500 100