Upload
doantruc
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
i
LAPORAN
PENELITIAN MANDIRI
ANALISIS HUBUNGAN TEMPERATUR UDARA DIKAMAR MESIN DAN UNJUK KERJA MOTOR
DIESEL
Oleh:
PIETER W. TETELEPTANIP. 195603291977031001
UNIVERSITAS PATTIMURA
Januari 2014
Judul Kegiatan
Peneliti/PelaksanaNarna LengkapNIDNJabatan FungsionalProgram StudiNomor IIPSurel (e-mail)Institusi Mitra (ika ada)
Narna hstitusi MitraAlamatPenanggungiawabWaktu PelaksanaanBiaya Tahun BerjalanBiaya Keseluruhan
IIALAMAN PENGESAIIAN
Analisis Hubungan Temperatur Udara
Mesin Dan Unjuk Kerja Motor Diesel
Ir. Pieter W. TetelePt4 MT.
LektorTeknik Sistem PerkaPalan
U Ot-Rp. 10.000.000Rp. 10.000.000
Amboru lJ-01-2014
di Kamm
NrP. 19601024 198803 I 001
Peneliti,
NrP. 195603291977031001
iii
RINGKASAN
Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam, yang dalam siklus kerjanyaterjadi proses pembakaran langsung di dalam silinder mesinnya antara udara danbahan bakar pada saat temperatur campuran melampuai titik nyala bahanbakarnya.Tekanan yang dihasilkan melalui proses pembakaran adalah tergantungdari temperatur udara yang dimasukan ke dalam silinder, semakin tinggitemperature maka relatip semakin berkurang jumlah molekul udara yangdikandungnya sebaliknya semakin rendah temperature relatip kandungan molekuludara lebih banyak. Kedua kondisi ini sangat berpengaruh terhadap hasil darisuatu proses pembakaran. Kondisi ini diteliti secara analisis pada mesinDongfengPR 120 dengan temperatur ruangan yang ditinjau 270C,300C,330C,360C, 390C,dan 42 0C, serta beban mesin 500 watt, 1500 watt dan 2500 watt, padaputaran mesin 2300 rpm dari putaran maksimal 3200 rpm.Dari hasil perhitungan,terlihat bahwa pengaruh temperatur ruangan sangat berpengaruh terhadap efisiensipemakaian bahan bakar dan beban mesin yang diberikan serta daya mesin yangdihasilkan. Pada temperatur ruangan 270C, dicapai tekanan pembakaranmaksimum didalam silinder sebesar 121,3 kg/cm2, daya mesin 4,3 HP, torsi mesin1,344 kg.m, pemakaian bahan bakar 1,13 l/jam, dan persentase panas yangdirubah menjadi tenaga efektif sebesar 24%.
Kata Kunci: Mesin diesel, temperatur ruangan, putaran mesin, beban mesin
iv
iv
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 1
1.4 Batasan Masalah ........................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1 Perhitungan Thermodinamika ...................................................... 3
2.2 Perhitungan Efesiensi Thermis ..................................................... 10
2.3 Perhitungan Neraca Panas Mesin ................................................. 10
2.4 Pemakaian Bahan Bakar Dalam Eksperimen ............................... 11
2.5 Perhitungan Daya Mesin (Ne) ....................................................... 11
2.6 Perhitungan Torsi Mesin (Tb) ....................................................... 12
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 13
3.1 Studi Literatur ............................................................................... 14
3.2 Pengumpulan Data ........................................................................ 14
3.3 Objek Penelitian ........................................................................... 14
3.4 Layout Ruang Eksperimen ........................................................... 15
3.5 Langkah-Langkah Eksperimen ..................................................... 15
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 17
4.1 Korelasi Temperatur Ruang Terhadap Tekanan Kompresi(PC)
Dan Tekanan Maksimum (PZ) Dalam Silinder.......................... 17
4.2 Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt,
1500 watt dan 2500 watt pada temperatur ruang 27 oC .............. 18
4.3 Fluktuasi Daya (Ne) Dan Pemakaian Bahan
Bakar Terhadap Perubahan Temperatur Ruang ......................... 23
v
4.4 Korelasi Daya (Ne) Dan Putaran (N)
Untuk Beban Yang Diberikan .................................................... 25
4.5 Diagram Indikatur Pada Temperatur Ruang
270c, 300c, 330c, 360c, 390c, Dan420c ........................................ 28
4.6 Perhitungan Efesiensi Thermis ................................................... 31
4.7 Perhitungan Neraca Panas Mesin ............................................... 31
4.8 Pemakaian Bahan Bakar Dalam Eksperimen ............................. 33
4.9 Perhitungan Torsi Mesin ............................................................ 34
4.10 Perhitungan Tenaga Motor ......................................................... 35
BAB 5. PENUTUP ....................................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 37
5.2 Saran ........................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin Diesel merupakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion
Engine), dimana bahan bakarnya disemprotkan kedalam silinder pada waktu torak
hampir mencapai Titik Mati Atas (TMA). Oleh karena udara didalam silinder
bertemperatur tinggi yang mencapai titik nyala bahan bakar, maka bahan bakar
akan terbakar dengan sendirinya. Tekanan yang dihasilkan melalui proses
pembakaran adalah juga tergantung dari temperatur udara yang dimasukan ke
dalam silinder, semakin tinggi temperature maka relatip semakin berkurang
jumlah molekul udara yang dikandungnya sebaliknya semakin rendah temperature
relatip kandungan molekul udara lebih banyak. Kedua kondisi ini sangat
berpengaruh terhadap hasil dari suatu proses pembakaran.
Dalam kondisi nyata di lapangan terhadap pengoperasian motor diesel
sering dijumpai adanya temperatur ruang kamar mesin yang terlalu panas (± 35 -
40˚C). Akibat temperatur ruangan kamar mesin yang panas ini, maka turut
berdampak pada perubahan beberapa parameter yang sangat mempengaruhi unjuk
kerja dari motor diesel itu sendiri. Dengan demikian secara langsung berpengaruh
terhadap penurunan daya motor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas yang sering terjadi di
kapal, maka dengan mengkondisikan situasi temperature kamar mesin di kapal
dilakukan penelitian di laboratorium untuk menganalisa pengaruh peningkatan
temperature kamar mesin terhadap tenaga mesin yang diberi pembebanan dan
tanpa beban.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diselenggarakan untuk memenuhi tujuan menganalisa dampak
pengaruh fluktuasi temparatur kamar mesin terhadap output mesin, pemakaian
2
bahan bakar, temperatur kerja mesin, tekanan maksimum dalam silinder dan
balans panas mesin.
1.4 Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka ruang lingkup permasalahan
dibatasi pada:
1. Temperatur kamar mesin yang bervariasi dari 27OC sampai 42OC dengan
peningkatan tiap 3 OC.
2. Penggunaan bahan bakar per jam terhadap perubahan temperature
3. Variasi temperature kamar mesin tehadap pembebanan mesin
4. Pembebanan mesin dengan mengkonstankan putaran tiap kenaikan
temperatur.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERHITUNGAN THERMODINAMIKA
Perhitungan Siklus Aktual Mesin Metoda Grinevetsky-Mazing
2.1.1Perhitungan Parameter Proses Pengisian
Besarnya tekanan gas (p) pada permulaan langkah kompresi adalah
tergantung dari pada :
- Sistem pengisian/penyaluran udara masuk yang dipergunakan untuk
pengisian silinder mesin dengan campuran udara serta bahan bakar.
- Sisitem pembuangan (exhaust) gas-gas hasil pembakaran yang sebelumnya
telah terbentuk pada proses pemnbakaran di dalam silinder.
- Randemen pengisian silinder yaitu perbandingan antara banyaknya
campuran udara dan bahan bakar segar yang dikompresikan di dalam
silinder.
Untuk menghitung tekanan udara (pa) dan temperatur (Ta) serta efisiensi (ηch)
pengisisan awal kompresi maka dapat menggunakan rumus-rumus sebagai
berikut.
1. Tekanan udara pada awal kompresi
Untuk motor 4 langkah tanpa menggunakan supercharger
Pa = ( 0.85 ÷ 0.92 ), kg/cm2
dengan :
Pa = Tekanan awal kompresi, kg/cm2
Po = Tekanan udara luar, kg/cm2
2. Temperatur pada awal langkah kompresi
Ta = , oK
dengan :
To = Temperatur udara luar, ok
Tₒ + ∆tw . γᵣ . Tᵣ1 + γᵣ
3
∆tw = Pertambahan temperatur percampuran udara bahan bakar,oC
Tr = 700 – 800 oK, adalah temperatur sisa gas pembakaran
sebelum bercampur dengan udara yang masuk ke dalam
silinder untuk mesin diesel.
r = (0.03÷0.04) = Koefisisen gas residu mesin 4 langkah
3. Efisiensi pengisian (ηch)
ηch =
dengan :ε = Perbandingan kompresio = Tekanan udara luar, kg/cm2
a = Tekanan awal kompresi, kg/cm2
a = Temperatur awal kompresi, o kr = Koefisien gas-gas residu
To = Temperatur kamar mesin, ok
2.1.2Perhitungan Parameter Proses Kompresi
Untuk mempermudahkan perhitungan tekanan (pc) dan temperatur (Tc)
pada akhir langkah-kompresi maka garis kompresi diasumsikan sebagai suatu
lengkungan polytropik yang mempunyai eksponent n1. Untuk mesin diesel harga
n1 berbeda-beda sebab tergantung dari pada ukuran mesin kecepatan dan beban
mesin.Lebih besar volume silinder,maka lebih kecil bidang pendinginan sehingga
sedikit terjadi penghantaran panas ke dinding-dinding silinder/torak dengan
demikian eksponent n1 menjadi lebih besar. Harga n1 ini pun akan menjadi lebih
besar,bila bertambahnya beban mesin serta dengan meningkatnya temperatur.
1. Pangkat Politropis ( n1 )
A+B.Ta(ε ₁ + 1 )=
ε . Pₐ . Tₒ(ε − 1 ). Pₒ . Tₐ . ( 1 + ᵣ )
1.985n₁ − 1
4
dengan :
A dan B = Adalah koefisien-koefisien yang diperoleh dari
eksperimen
n1 = ( 1,4 ÷ 1,6 ) yaitu Eksponen politropik kompresi untuk mesin
tanpa turbocharging.
= Perbandingan kompresi
Untuk memperoleh harga n1 maka nilai ruas kanan dan kiri dari
persamaan diatas harus sama.
2. Tekanan udara pada akhir langkah kompresi ( Pc )
Tekanan udara pada akhir langkah kompresi dapat dihitung menurut
persamaan garis lengkung politropis, yaitu :
Pc = Pa . ε ₁, ( kg/cm2 )
dengan :
Pa = Tekanan awal kompresi, kg/cm2
3. Temperatur pada akhir langkah kompresi ( Tc )
Tc = Ta . ε , ok
dengan :
Ta = Temperatur awal kompresi, kg/cm2
4. Kenaikan Tekanan ( λ )
λ =
dengan : Pz = Tekanan maksimmum akhir langkah pembakaran
2.1.3Perhitungan Parameter Proses Pembakaran
Untuk menentukan banyaknya udara yang diperlukan untuk pembakaran
bahan bakar cair (liquid-fuei) serta banyaknya produk-produk pembakaran yang
dihasilkan dari pembakaran tersebut,maka sebagai titik tolak akan ditinjau unsur-
unsur bahan bakar antara lain carbon,hidrogen,oksigen serta nitrogen. Secara
PzPc
5
teoritis banyaknya udara yang diperlukan untuk pembakaran sempurna 1 kg bahan
bakar adalah tergantung dari pada komposisi bahan bakar tersebut serta dapat
ditentukan dengan mempergunakan persamaan-persamaan reaksi dari pada carbon
dan hydrogen.
1. Jumlah udara teoritis yang diperlukan untuk pembakaran sempurna 1
kg bahan bakar cair adalah :
LO1 = + +
dengan :
C = kandungan Carbon dalam bahan bakar
H = kandungan Hidrogen dalam bahan bakar
O = kandungan Oksigen dalam bahan bakar
2. Banyaknya udara teoritis dalam satuan berat adalah :
LO = 28.95 . LO1
3. Jumlah udara sebenarnya yang diperlukan unutk pembakaran
sempurna 1 kg bahan bakar cair yaitu :
L1 = α . LO1 ; mol/kg bahan bakar
dengan :α = koefisien udara lebih
4. Jumlah unsur-unsur hasil pembakaran dari 1 kg bahan bakar adalah :
- Carbondioksida ( CO2 )
MCO2 = , mol
- Uap air ( H2O )
MH2 = , mol
- Nitrogen yang terdapat dalam udara ( N2 )
MN2 = 0.79 . . LO1 , mol
, mol / kg bahan bakar3241210,21
C12H2
6
- Oksigen
MO2 = 0.21 . ( − 1) . LO1 , mol
Jadi jumlah gas-gas hasil pembakaran dari 1 kg bahan bakar
Mg = MCO2+ MH2O + MN2 + MO2
5. Koefisien Kimiawi perubahan molekul ( )
o =
6. Koefisien kimiawi perubahan molekul dengan memperhitungkan
gas-gas residu ( )= ( ₒ + r ) / ( 1 + r )
7. Perbandingan volume relatif dari unsur-unsur hasil pembakaran
VCO2 =
VH2O =
VN2 =
VO2 =
Jumlah dari perbandingan isi relatif unsur-unsur ini adalah :
VCO2 + VH2O + VN2 + VO2
8. Kapasitas panas molekul gas-gas pada volume konstan
( MCV)g = Ag + Bg . Tz , kcal/molok
dengan :
Ag =(VCO2 . ACO2 ) + ( VH2O . AH2O ) + ( VN2 . AN2 ) + ( VO2 .
AO2 )
MCO₂MgMH₂MgMN₂MgMO₂Mg
MgL
7
Bg =(VCO2 . BCO2 ) + ( VH2O . BH2O ) + ( VN2 . BN2 ) + ( VO2 .
BO2 )
9. Kapasitas molekul gas-gas pada tekanan konstant
( MCp)g = ( MCV )g + 1.985, kcal/molok
10. Kapasitas panas molekul udara pada volume konstant dan
temperatur ( Tc )
( MCv)a = Aa + Ba . Tc , kcal/molok
11. Temperatur pembakaran maksimum
+ [(MCV)a + (1.985.λ)].Tc = . (Mcp)g.Tz
dengan :
z = Koefisien keuntungan kalor sepanjang segmen garis
pembakaran
Untuk memperoleh harga Tz maka digunakan persamaan kuadrat :Tz = −b ± √b − 4ac2a2.1.4Perhitungan Parameter Proses Ekspansi
1. Derajat ekspansi pendahuluan (ρ)
ρ =
2. Derajat ekspansi lanjutan ( )
=
3. Pangkat politropik ( n2 )
Ag + Bg . Tz 1 + =
dengan :
z. Hz. ₒ . (1 + ᵣ)
. T. Tc
= ρ1 ⁿ₂⁻ ¹ 1.985ⁿ₂⁻ ¹
8
Ag dan Bg = panas jenis gas-gas hasil pembakaran.
n2 = 1,15 – 1,30
Untuk memperoleh n2 maka nilai ruas kanan dan kiri dari persamaan
diatas harus sama.
4. Tekanan Akhir Ekspansi (Pb)
Pb = , kg/ cm2
5. Temperatur Akhir Ekspansi (Tb)
Tb = , oK
6. Tekanan Rata-Rata Indikator Teoritis (Pit)
Pit = (-1) + (1- ) - (1- )
dengan :
Pc = Tekanan gas akhir kompresiε = Perbandingan kompresiλ = Tingkat kenaikan tekananδ = Derajat ekspansi lanjutanρ = Derajat ekspansi pendahuluan
n1 = Eksponen politropik kompresi
n2 = Eksponen politropik ekspansi
7. Tekanan Indikator Sebenarnya (Pi)
Pi = φ.Pit
Pn ₂Tδⁿ₂⁻ ¹
9
dengan :φ = Faktor koreksi dari diagram aliran indikator untuk motor 4
lankah
8. Efisiensi mekanis ( ηm )
ηm =
2.2. Perhitungan Efesiensi Thermis
1. Efesiensi Thermis Indikator
€ti = 632/(bi x Hi)
Dimana
bi : bahan bakar spesifik indicator
Hi : nilai kalor bahan bakar
2. Efesiensi Thermis Efektif (€ te)
€te = €ti x €m
Dimana
€ti : efesiensi thermis indicator
€m : efesiensi thermis mesin
2.3. Perhitungan Neraca Panas Mesin
1. Panas yang dihasilkan pembakaran sempurna B.Kg.bb tiap jam
sebagai berikut
Qf = B x Hi ……………. Kcal/jam
Dimana
B : pemakaian bahan bakar dalam jam
Hi : nilai kalor bahan bakar
2. Persentase jumlah panas diubah menjadi tenaga efektif (Qe)
Qe % = (Qe/Qf) x 100 %
Dimana
Qe = 632 x Ne ………. Kcal/jam
3. Panas yang diambil oleh bahan pendingin (Qcool)
PₑPᵢ
10
Qcool = kc x Qds + kp x Qds
Dimana
Qds : panas yang timbul dalam silinder
kc : persentasi panas yang diambil oleh bahan pendingin
melalui dinding silinder (15%) kepala silinder (8%)
dankatup (5%) sehingg di ambil 28%
kp : persentasi panas yang diserap ke dasar torak 5%
4. Panas yang keluar bersama gas buang
Qef = Qg - Qa
Qg = ( 1 – δr )Mg (MCP)g x Tr x B
Dimana
Mg : jumlah molekul gas-gas dari pembakaran
Tr : temperature oK atau oC
B : pemakaian bahan bakar dalam jam
(MCP)g : (MCV)g + 1.985
: Ag + Bg x Tr + 1.985
5. Panas yang diambil oleh bagian-bagian pos penutup (Qp)
Qp = 2 : 12%
Qp % = 100% - (Qe + Qcool + Qef)
2. 4. Pemakaian Bahan Bakar Dalam Eksperimen
1. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Indikator (bi)
bi = 318.4 x {(€cb x Psup)/ α x Lo Tsup x Pi)} Kg/hp.jam
2. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Efektif (be)
be = bi/€m ……….. Kg/hp.jam
2.5.Perhitungan Daya Mesin (Ne)
Daya mesin yang dihasilkan pada poros dapat dihitung dengan rumus
11
Ne = , HP
Dimana
D : diameter silinder … cm
S : panjang langkah torak … cm
n : putaran mesin … rpm
a : jumlah silinder
Pe : tekanan efektif … kg/cm2
z : koefisien tak untuk mesin 4 langkah = 2
2. 6. Perhitungan Torsi Mesin (Tb)
Torsi mesin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Tb = 716.2 x
Dimana
Nb : daya mesin …… HP
n : putaran mesin …Rpm
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, maka kajian ini diatur dengan
format seperti terinci pada flow chart berikut.
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian
FLOWCHART
14
3.1. Studi Literatur.
Studi literatur ini dilakukan untuk mempelajari teori-teori dasar yang
berkaitan serta mendukung tujuan penelitian untuk mendapatkan pengaruh
kenaikan temperatur kamar mesin pada beberapa pembebanan mesin, terhadap
kecenderungan jumlah pemakaian bahan bakar serta tenaga mesin yang
dihasilkan. Sumber literatur diperoleh dari buku-buku, journal, internet, serta
fasilitas laboratorium Motor Bakar ITS.
3.2. Pengumpulan Data
Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
temperatur ruang kamar mesin yang bervarisi dari mesin yang diteliti.
3.3. Objek Penilitian
Objek yang dilakukan adalah mesin diesel empat langka milik
laboratorium Motor Bakar ITS dengan spesifikasi sebagai berikut:
Merek : Dongfeng Model : PR 120 Tipe : Horisontal, water cooled Jumlah silinder : 1 Diameter x panjang langkah : 75 x 80 mm Daya : 6 HP Putaran :3200 rpm Kecepatan torak : 8 m/s Perbandingan kompresi : 23 : 1 Massa mesin : 65 kg
3.4.Peralatan yang digunakan
Termometer 200 0 C : 5 buah Tachometer didital : 1 buah Termometer non contac : 1 boah Gelas ukur 2 liter : 1 buah Lampu pijar 100 watt : 50 buah Kunci pas 12 mm : 1 buah Tang jepit : 1 buah Stopwatch : 1 buah
15
3.5. Lay out ruang eksperimen
Gambar 3.2 Layout Ruang Eksperimen
3.6.Langkah-langkah eksperimen
1. Persiapan peralatan
2. Melakukan penilitian secara bertahap terhadap temperatur ruang mulai
dari temperatur 270 C dengan beban 500 watt.
Selama mesin diberikan beban, makatemperatur air masukmaupun
keluar sebagai media pendingin di ukur denganmenggunakan
termometer nonkontak dan putaran mesin diukur memakai tachometer
serta waktu diukur denganstopwatch.Hal yang sama juga diperlakukan
untuk beban1500 watt dan 2500 watt dan untuk temperatur 270C,300C,
330C,360C, 390C dan 420C. Tiap perlakuan temperatur direplikasitiga
kali.
Dari data penilitian yang diperoleh, maka dapatdilakukan perhitungan tentang :
- Termodinamika siklus kerja mesin
- Korelasi temperatur ruang terhadap tekanan kompresi (Pc) dan
tekanan maksimum (Pz) dalam silinder
- Korelasi temperatur ruang terhadap pemakaian bahan bakar.
- Fluktuasi daya dan pemakaian bahan bakar terhadap perubahan
temperatur ruang.
- Korelasi daya (Ne) dan Putaran (n) untuk beban 500 watt, 1500
watt dan 2500 watt.
16
- Diagram indikatur pada putaran 2300 rpm dan 3200 rpm.
- Perhitungan efisiensi thermis
- Perhitungan Neraca Panas Mesin
- Pemakaian Bahan Bakar Dalam Eksperimen
- Perhitungan Torsi Mesin
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. KORELASI TEMPERATUR RUANG TERHADAP TEKANAN
KOMPRESI (Pc) DAN TEKANAN MAKSIMUM (Pz) DALAM
SILINDER
4.1.1. Perubahan temperatur terhadap tekanan kompresi (Pc), untuk n =
2300 rpm
Grafik 4.4. Perubahan temp. terhadap tekanan kompresi (Pc) untuk n=2300 rpm
Dari hasil pengujian, pengaruh perubahan temperatur ruangan terhadaptekanan kompresi untuk putaran 2300 rpm,terlihat Pc rata-rata menurunkonsisten sebesar 1,5%, dari temperatur 27 0C sampai temperatur 39 0C,sedangkan pada temp.390C menjadi konstan dengan temperatur 420C.
4.1.2. Perubahantemperatur terhadap tekanan maksimum (Pz), untuk n =
2300 rpm
Grafik 4.5. Perubahan temp. terhadap tekanan maksimum (Pz) untuk n=2300 rpm
Hasil pengujian menunjukan bahwa, perubahan temperatur berpengaruhterhadap tekanan maksimum (Pz) yang dihasilkan oleh pembakaran udarabahan bakar didalam silinder untuk putaran n=2300 rpm. Grafikmenunjukan tekanan maksimum rata rata berkurang 8% dari temperatur270C sampai dengan temparatur 420C.
18
4.2.3. Perubahan temperatur terhadap tekanan kompresi (Pc) dan tekanan
maksimum (Pz), untuk n = 2300 rpm
Grafik 4.6. Perubahan temp. terhadap tekanan Pc dan Pz untuk n=2300 rpm
Hasil pengujian menunjukan bahwa, perubahan temperatur mempengaruhitekanan maksimum (Pz) dan (Pc) dalam silinder, pada putaran n = 2300rpm.
4.2. KORELASI TEMPERATUR RUANG TERHADAP PEMAKAIANBAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN
4.2.1. Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruang 27 oC dengan beban500 watt, 1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.7. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 27⁰C
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, dengan meningkatnya beban padatemperatur 27 0C maka meningkat juga pemakaian bahan bakar, sepertiterdata pada tabel.
4.2.2. Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 27 oC
Grafik 4.8. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 27⁰C
19
Hasil pengujian menunjukkan, peningkatan beban pada temperatur 27 oCakan meningkatkan temperatur gas buang, sedangkan temperatur airpendingin relatip konstant.
4.2.3. Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruang 30 oC dengan beban500 watt, 1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.9. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 30⁰C
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, dengan meningkatnya beban pada
temperatur 30o
C maka cenderung akan meningkatkan pemakaian bahanbakar.
4.2.4. Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 30 oC
Grafik 4.10. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 30⁰C
Pengujian menunjukkan adanya peningkatan beban pada temperatur 30 oCakan meningkatkan temperatur gas buang, demikian juga akanmeningkatkan temperatur air pendingin mesin.
4.2.5. Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruang 33 oC dengan beban500 watt, 1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.11. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 33⁰C
20
Pengujian menunjukkan bahwa, meningkatnya beban pada temperatur 33 oCmempengaruhi peningkatan pemakaian bahan bakar.
4.2.6. Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 33 oC
Grafik 4.12. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 33⁰C
Hasil pengujian menunjukkan, peningkatan beban pada temperatur 33 oCakan meningkatkan temperatur gas buang, sedangkan temperatur airpendingin relatip konstant.
4.2.7. Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruangan 36⁰C dengan beban500 watt,1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.13. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 36⁰C
Pengujian menunjukkan bahwa, meningkatnya beban pada temperatur 36 oCamat mempengaruhi peningkatan pemakaian bahan bakar.
21
4.2.8. Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 36 oC
Grafik 4.14. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 36⁰C
Pengujian menunjukkan bahwa,dengan meningkatnya beban padatemperatur 36 0C amat mempengaruhi meningkatnya gas buang,sedangkantemperarur air pendingin relatif konstant.
4.2.9.Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruangan 39 ⁰C dengan beban500 watt,1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.15. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 39⁰C
Hasil pengujian menunjukkan bahwa,dengan meningkatnya beban padatemperatur 39 oC mempengaruhi pula peningkatan pemakaian bahan bakar.
4.2.10. Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 39oC
Grafik 4.16. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 39⁰C
22
Hasil pengujian menunjukkan bahwa,pada temperatur 39 0C terjadisedikitpeningkatan gas buang sedangkan untuk air pendinginnya relatf konstant.
4.2.11. Pemakaian bahan bakar pada temperatur ruangan 42⁰C denganbeban 500 watt,1500 watt dan 2500 watt
Grafik 4.17. Korelasi pemakaian bahan bakar dan beban, pada temp. 42⁰C
Hasil pengujian menunjukkan bahwa,dengan meningkatnya beban padatemperatur 42 0C mempengaruhi terjadinya sedikit peningkatan pemakaianbahan bakar.
4.2.12.Perubahan temperatur mesin dengan beban 500 watt, 1500 watt dan2500 watt pada temperatur ruang 42 0C
Grafik 4.18. Korelasi temp. air pendingin dan gas buang, pada temp. 42⁰C
Hasil pengujian menunjukkan peningkatan beban pada temperatur 42 0Cakan meningkatkan gas buang,sedangkan air pendingin sedikit meningkat .
23
4.3. FLUKTUASI DAYA (Ne) DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKARTERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR RUANG
4.3.1. Tabel dan Grafik perubahan daya (Ne) dan pemakaian bahan bakar(Bb) terhadap temperatur ruang dengan beban 500 watt.
Tabel 4.4.Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaian bahanbakar (Bb)untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban 500 watt
Grafik 4.19. Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaianbahan bakar (Bb) untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban500 watt
Hasil pengujian menunjukan bahwa, semakin tinggi temperatur ruangmaka Ne mesin relatip menurun, terekam pada temperatur 27 oC denganNe = 0.43x10 = 4.3 HP, dan menurun sampai temperatur 42 oC sebesarNe = 3.6 HP. Sedangkan pemakaian bahan bakar relatip lebih sedikitpada temperatur 36 oC, 39 oC dan 42 oC
4.3.2. Tabel dan Grafik perubahan daya (Ne) dan pemakaian bahan bakar(Bb) terhadap temperatur ruang dengan beban 1500 watt.
Tabel 4.5.Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaian bahanbakar (Bb)untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban 1500 watt.
Beban 1500 watt
24
Grafik 4.20. Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaianbahan bakar (Bb) untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban1500 watt.
Hasil pengujian menunjukan bahwa, semakin tinggi temperatur ruangmaka Ne mesin relatip menurun, terekam pada temperatur 27 oC denganNe = 0.43x10 = 4.3 HP, dan menurun sampai temperatur 42 oC sebesarNe = 3.6 HP. Sedangkan pemakaian bahan bakar berfluktuasi danrelatip lebih sedikit pada temperatur 30oC, 33 oC, 36 oC dan 42 oC.
4.3.3. Tabel dan Grafik perubahan daya (Ne) dan pemakaian bahan bakar(Bb) terhadap temperatur ruang dengan beban 2500 watt.
Tabel 4.6.Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaian bahanbakar (Bb)untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban 2500 watt.
Beban 2500 watt
Grafik 4.21Perubahan temp. ruang, terhadap daya motor (Ne), pemakaianbahan bakar (Bb) untuk putaran motor n=2300 rpm dan beban2500 watt.
Hasil pengujian menunjukan bahwa, semakin tinggi temperatur ruangmaka Ne mesin relatip menurun, terekam pada temperatur 27 0C denganNe = 0.43x10 = 4.3 HP, dan menurun sampai temperatur 42 0C sebesar
25
Ne = 3.6 HP. Sedangkan pemakaian bahan bakar berfluktuasi danrelatip lebih sedikit pada temperatur 30 0C dan 42 0C.
4.4. KORELASI DAYA (Ne) DAN PUTARAN (n) UNTUK BEBAN YANGDIBERIKAN
4.4.1. Pembebanan 500 watt pada temperatur 270CTabel 4.7. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temperatur ruang
270C
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 270C, maka daya yang digunakan sebesar 4,3 HP, pada putarann=2300 rpm.
Grafik 4.22. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 270C
4.4.2. Pembebanan 500 watt pada temperatur300CTabel 4.8. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n 2300 rpm, pada temperatur ruang
300C
26
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 300C, maka daya yang digunakan sebesar 4,2 HP, pada putarann=2300 rpm
Grafik 4.23. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 300C
4.4.3. Pembebanan 500 watt pada temperatur330CTabel 4.9. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n 2300 rpm, pada temperatur ruang 330C
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 330C, maka daya yang digunakan sebesar 4,0 HP, pada putarann=2300 rpm.
Grafik 4.24. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 330C
4.4.4. Pembebanan 500 watt pada temperatur360CTabel 4.10. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n 2300 rpm, pada temperatur ruang
360C
27
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 360C, maka daya yang digunakan sebesar 3,9 HP, pada putarann=2300 rpm.
Grafik 4.25. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 360C
4.4.5. Pembebanan 500 watt pada temperatur390CTabel 4.11. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n 2300 rpm, pada temperatur ruang
390C
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 390C, maka daya yang digunakan sebesar 3,8 HP, pada putaran n =2300 rpm.
Grafik 4.26. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 390C
4.4.6. Pembebanan 500 watt pada temperatur420CTabel 4.12. Pemakaian daya (Ne), pada putaran n 2300 rpm, pada temperatur ruang
420C
28
Dari pengujian diperoleh databahwa, untuk pembebanan 500 watt padatemp. 420C, maka daya yang digunakan sebesar 3,6 HP, pada putarann=2300 rpm
Grafik 4.27. Pemakaian daya(Ne), pada putaran n=2300 rpm, pada temp. ruang 420C
4.5. DIAGRAM INDIKATUR PADA TEMPERATUR RUANG 270C,300C, 330C, 360C, 390C, dan420C
4.5.1. Diagram PV pada temperatur ruang 27 0C pada putaran 2300 rpmTabel 4.13. Tekanan vs volume, pada temperatur 27 0C
29
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 65 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 121,3 kg/cm2, pada temperatur27 0C.
4.5.2. Diagram PV pada temperatur ruang 300C pada putaran 2300 rpmTabel 4.14. Tekanan vs volume, pada temperatur 300C
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,9 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 120,2 kg/cm2, pada temperatur300C.
4.5.3. Diagram PV pada temperatur ruang 330C pada putaran 2300 rpmTabel 4.15. Tekanan vs volume, pada temperatur 330C
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,8 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 117,6 kg/cm2, pada temperatur330C.
30
4.5.4. Diagram PV pada temperatur ruang 360C pada putaran 2300 rpmTabel 4.16. Tekanan vs volume, pada temperatur 360C
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,8 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 117,6 kg/cm2, pada temperatur360C.
4.5.5. Diagram PV pada temperatur ruang 390C pada putaran 2300 rpmTabel 4.17. Tekanan vs volume, pada temperatur 390C
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,8 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 117,6 kg/cm2, pada temperatur390C.
4.5.6. Diagram PV pada temperatur ruang 42 0C pada putaran 2300 rpmTabel 4.18. Tekanan vs volume, pada temperatur 420C
31
Dari hasil perhitungan diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,8 kg/cm2 dantekanan maksimum didalam silinder sebesar 116,0 kg/cm2, pada temperatur420C.
4.6. PERHITUNGAN EFESIENSI THERMIS
1. Efesiensi Thermis Indikator (Zti)
Zti = 632 / (bi x Hi)
= 632 / ( 0.13434417 x 10.100 )
= 0.4657749
2. Efesiensi Thermis Efektif (Zte)
Zte = Zti x Zm
= 0.4657749 x 0.943004
= 0.43922759
4.7.PERHITUNGAN NERACA PANAS MESIN
Tabel 4.19.Jumlah panas diubah menjadi tenaga efektif (Qe)
32
Dari hasil perhitungan neraca panas motor yang dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar udara di dalam silinder, diketahui bahwa prosentase panas efektif
(Qe) yang terpakai untuk menggerakan poros engkol berfluktuasi sesuai
temperatur ruang. Pada tabel terlihat bahwa, pada temperatur 300C, prosentase Qe
menjadi maksimal pada besaran 26,6%, sedangkan pada temperatur 360C,
prosentase Qe berkurang menjadi 21,4%.
Tabel 4.20 Panas yang diambil oleh media pandingin (Qcool)
Untuk pronsentase panas yang terbuang bersama air pendingin, dari hasil
perhitungan diketahui tetap konstan 33%, mulai dari temperatur 270C, 300C,
330C,360C, 390C, 420C.
Tabel 4.21. Panas yang keluar bersama gas buang (Qeg)
Adapun prosentase panas yang terbawa bersama gas buang persiklus pembakaran
bahan bakar udara, relatif konstan antara 25,4% sampai 26,0%, pada temperatur
270C, 300C, 330C, 360C, 390C, 420C.
33
Tabel 4.22. Jumlah panas dari hasil perhitungan neraca panas.
Data pada tabel 4.22 menunjukan korelasi prosentase panas efektif (Qe), panas
yang terbuang bersama air pendingin (Qcool), panas yang hilang bersama gas
buang (Qeg), serta panas yang dilepaskan secara radiasi dari badan motor maupun
gesekan pada bagian-bagian motor yang bergerak (Qres), untuk temperatur 270C,
300C, 330C, 360C, 390C, 420C.
Grafik 4.28. Grafik neraca panas.
4.8. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DALAM EKSPERIMEN
1.Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Indikator (bi)
bi = 318.4 x {(Zcb x Psup)/ α x Lo Tsup x Pi)}
= 318.4 x {(0.8592355 x1.3)/(1.5 x 0.494593650 x 300.3659715 x
11880)}
= 0.13434417 kg/hp.jam.
34
2.Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Efektif (be)
Be = bi/Zm……………..Kg/hp.jam
= 0.13434417/0.943004
= 0.142464313 Kg/hp.jam.
4.9. PERHITUNGAN TORSI MESIN
Grafik 4.29. Grafik hasil perhitungan Torsi Mesin.
Tabel 4.23. Besaran daya (Ne), torsi, dan putaran motor (n)=2300 rpm dan 3200 rpmuntuk temperatur 270C, 300C, 330C, 360C, 390C, 420C
Dari hasil pengujian diperoleh informasi bahwa, torsi mesin pada saat mesin di
beri beban dengan putaran 2300 rpm, akan sama besarnya dengan mesin tanpa
beban pada putaran 3200 rpm, dan terjadi mulai dari temperatur 27 0C sampai 390C. Sedangkan pada temperatur 42 0C torsi mesin mengalami penurunan sebesar
2%.
35
4.10. PERHITUNGAN TENAGA MOTOR
Generator sebagai sumber tenaga listrik untuk melayani beban karena
dikopel langsung dengan motor sebagai tenaga penggerak melalui flens-kaku
maka, perlu untuk menghitung apakah daya motor mampu untuk menggerakan
generator sesuai dengan beban yang diberikan.
Rumus untuk menghitung tenaga motor (P) dalam satuan watt
Ne = ( V x I cos )/ ……….. watt
Dimana : V = tegangan …… volt
I = kuat arus …… ampere
Cos = faktor koreksi
= randemen motor
Sesuai rumus serta data motor dan generator maka dapat menghitung daya
motor.
Tabel 4.24. Tenaga,tegangan dan kuat arus
37
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Variasi temperatur ruangan terhadap pemakaian bahan bakar pada putaran
2300 rpm. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa pengaruh temperatur
ruangan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar dan
beban mesin yang diberikan, antara lain:
a. Untuk beban 500 watt, pemakaian bahan bakar menjadi minimal pada
temperatur 36 oC dan 42 oC, sedangkan menjadi maksimal pada
temperatur 27 oC, 30 oC dan 33 oC, dan menengah pada temperatur 39 oC.
(Grafik 4.1)
b. Pada beban 1500 watt, pemakaian bahan bakar menjadi minimal pada
temperatur 30 oC, 33 oC, 36 oC dan 42 oC, sedangkan menjadi maksimal
pada temperatur 27 oC dan 39 oC. (Grafik 4.2)
c. Dengan beban 2500 watt, pemakaian bahan bakar menjadi minimal pada
temperatur 30 oC dan 42 oC, sedangkan menjadi maksimal pada
temperatur 33 oC dan 36 oC, dan pemakaian menjadi menengah pada
temperatur 27 oC dan 39 oC. (Grafik 4.3).
2. Dari hasil pengujian, pengaruh perubahan temperatur ruangan terhadap
tekanan kompresi untuk putaran 2300 rpm, terlihat Pc rata-rata menurun
konsisten sebesar 1,5%, dari temperatur 27 0C sampai temperatur 39 0C,
sedangkan pada temp. 39 0C menjadi konstan dengan temperatur 42 0C.
3. Hasil pengujian menunjukan bahwa, perubahan temperatur berpengaruh
terhadap tekanan maksimum (Pz) yang dihasilkan oleh pembakaran udara
bahan bakar didalam silinder untuk putaran n=2300 rpm. Grafik menunjukan
tekanan maksimum rata rata berkurang 8% dari temperatur 270C sampai
dengan temparatur 42 0C.
38
4. Korelasi pemakaian bahan bakar dan temperatur ruangan terhadap
pembebanan 500 watt, 1500 watt dan 2500 watt.
a. Pada temperatur ruangan 270C dan 300C dengan variasi beban 500 watt,
1500 watt dan 2500 watt, pemakain bahan bakarnya membesar linier.
b. Pada temperatur ruangan 330C dan 360C dengan variasi beban 500 watt,
1500 watt dan 2500 watt, pemakain bahan bakarnya meningkat
eksponensial
c. Pada temperatur ruangan 390C dengan variasi beban 500 watt, 1500 watt
dan 2500 watt, pemakain bahan bakarnya membesar linier.
d. Pada temperatur ruangan 420C dengan variasi beban 500 watt, 1500 watt
dan 2500 watt, pemakain bahan bakarnya membesar linier, namun pada
beban 2500 watt, pemakaian bahan bakarnya relatif berkurang.
5. Korelasidaya motor (Ne)dan pemakaian bahan bakar (Bb) terhadap
variasitemperatur ruangandanbeban 500 watt, 1500 watt dan 2500 watt,
a. Hasil pengujian menunjukan bahwa, semakin tinggi temperatur ruang,
maka Ne mesin relatip menurun, terekam pada temperatur 27 oC dengan
Ne = 0.43x10 = 4.3 HP, dan menurun sampai temperatur 42 oC sebesar
Ne = 3.6 HP.
b. Untuk beban 500 watt pemakaian bahan bakar relatip lebih sedikit pada
temperatur 36 oC, 39 oC dan 42 oC.
c. Untuk beban 1500 watt pemakaian bahan bakar berfluktuasi dan relatip
lebih sedikit pada temperatur 30 oC, 33 oC, 36 oC dan 42 oC
d. Sedangkan untuk beban 2500 watt pemakaian bahan bakar berfluktuasi
dan relatip lebih sedikit pada temperatur 30 0C dan 42 0C.
6. Korelasi daya (Ne) dan putaran (n) untuk beban yang diberikan,
a. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 270C, maka daya yang digunakan sebesar 4,3 HP, pada putaran
n=2300 rpm
39
b. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 300C, maka daya yang digunakan sebesar 4,2 HP, pada putaran
n=2300 rpm
c. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 330C, maka daya yang digunakan sebesar 4,0 HP, pada putaran
n=2300 rpm
d. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 360C, maka daya yang digunakan sebesar 3,9 HP, pada putaran
n=2300 rpm
e. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 390C, maka daya yang digunakan sebesar 3,8 HP, pada putaran n =
2300 rpm
f. Dari pengujian diperoleh data bahwa, untuk pembebanan 500 watt pada
temp. 420C, maka daya yang digunakan sebesar 3,6 HP, pada putaran
n=2300 rpm
7. Korelasi tekanan dan volume pada temperatur yang ditinjau.
a. Pada temperatur 27 0C, diperoleh tekanan kompresi sebesar 65 kg/cm2
dan tekanan maksimum didalam silinder sebesar 121,3 kg/cm2
b. Pada temperatur 30 0C, diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,9 kg/cm2
dan tekanan maksimum didalam silinder sebesar 120,2 kg/cm2,
c. Pada temperatur 33 0C,36 0C,dan 39 0C, diperoleh tekanan kompresi
sebesar 64,8 kg/cm2 dan tekanan maksimum didalam silinder sebesar
117,6 kg/cm2
d. Pada temperatur 42 0C, diperoleh tekanan kompresi sebesar 64,8 kg/cm2
dan tekanan maksimum didalam silinder sebesar 116,0 kg/cm2.
8. Neraca Panas Mesin
Dari hasil perhitungan neraca panas mesin, diperoleh data bahwa dari
temperatur ruangan yang ditinjau 270C, 300C, 330C, 360C, 390C, dan 42 0C,
maka panas yang terbawa oleh air pendingin (Qcool) konstan pada besaran
40
33%, panas yang keluar bersama gas buang (Qeg) relatif konstan pada
besaran antara 25,4% sampai 26%, panas yang diperlukan untuk mengatasi
gesekan dan yang terpancar dari badan mesin secara radiasi berfluktuasi dari
14,6% sampai 20%, dan panas yang dirubah menjadi tenaga efektif (Qe) juga
berfluktuasi antara 21,4% sampai 26,6%.
9. Torsi Mesin
Dari hasil pengujian diperoleh informasi bahwa, torsi mesin pada saat mesin
di beri beban dengan putaran 2300 rpm, akan sama besarnya dengan mesin
tanpa beban pada putaran 3200 rpm, dan terjadi mulai dari temperatur 27 0C
sampai 39 0C. Sedangkan pada temperatur 42 0C torsi mesin mengalami
penurunan sebesar 2%.
5.2 Saran
1. Mengingat temperatur ruangan sangat berpengaruh terhadap efisiensi
pemakaian bahan bakar dan pembebanan mesin, maka perlu penyesuaian
beban mesin terhadap temperatur ruangan yang ada, serta perlu dipertahankan
temperatur ruangan yang konstan.
2. Dianjurkan mesin dioperasikan pada temperatur ruangan 270C untuk
mendapatkan:
a. Tekanan kompresi dan tekanan pembakaran maksimum didalam silinder
b. Pemakaian bahan bakar diantara maksimal dan minimal
c. Daya mesin dan torsi mesin menjadi maksimal.
d. Panas efektif yang dirubah menjadi tenaga efektif berada pada posisi
minimal dan maksimal.
41
DAFTAR PUSTAKA
A. Kolchin, V.Demidov,Design Of Automotive Engines, Mir PublishirMoscow, 1984.
C. D. Rakopoulos, E. G. Giakoumis, Diesel Engine Transient Operation,National Technical University of Athens School of MechanicalEngineering, 9 Heroon Polytechniou St. 15780, Zografou Campus,Athens, Greece, 2009.
D. A. Taylor, Introduction to Marine Engineering, Elsevier Butterworth-Heinemann, 2003.
F. Zhao, M.C. Lai, D.L. Harrington, Automotive Spark-Ignited Direct-InjectionGasoline Engines, Pergamon, Elsevier Science Ltd The Boulevard,Langford Lane Kidlington, Oxford OX5 1GB, UK, 1999.
James R. Senft, Mechanical Efficiency Of Heat Engines, University ofWisconsin–River Falls, Cambridge University Press, The EdinburghBuilding, Cambridge CB2 8RU, UK, 2007.
John B. Heywood, Internal Combustion Engine Fundamental, McGraw-Hill,Inc. 1988
Pounder’s, Marine Diesel Engines and Gas Turbines, Eighth edition, ReplikaPress Pvt. Ltd., New Delhi 110040, India, 2004.
Richard van Basshuysen and Fred Schäfer,Internal Combustion EngineHandbook - Basics, Components, Systems, and Perspectives, SAEInternational, Warrendale Pa, 2004.
Willard W. Pulkrabek. Engineering Fundamentals of the Internal CombustionEngine, Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey 07458, 1984.