76
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KONSUMEN PADA KAMAR TIPE STANDAR LANTAI 1 DI BAGOES GUEST HOUSE SINTANG" SKRIPSI Oleh : AGUS SYAFARUDIN NIM. 131310763 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2018

³ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KONSUMENrepository.unmuhpnk.ac.id/731/1/SKRIPSI.pdfTi pe Kamar , Harga Kamar dan Kamar Tambahan Sarapan Tahun 2017 Ti pe Kamar Harga Kamar Kamar dan Sarapan

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • “ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KONSUMEN

    PADA KAMAR TIPE STANDAR LANTAI 1

    DI BAGOES GUEST HOUSE SINTANG"

    SKRIPSI

    Oleh :

    AGUS SYAFARUDIN

    NIM. 131310763

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

    2018

  • ABSTRAK

    Penelitian ini ditujukan untuk meneliti kualitas pelayanan konsumen

    pada kamar tipe Standar lantai 1 di Bagoes Guest House Sintang yang terdiri

    dari beberapa variable, yaitu variable kehandalan, daya tanggap, jaminan,

    empati dan bukti fisik. Variable – variable tersebut digunanakan untuk

    menganalisis kualitas pelayanan konsumen pada kamar tipe standar lantai 1

    Bagoes Guest House Sintang. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah

    sebagai langkah awal dalam pengembangan keilmuan bagi penulis, sebagai

    informasi dan bahan masukan bagi perusahaan serta sebagai penambah

    wawasan serta bermanfaat untuk reverensi bagi penelitian karya ilmiah.

    Berikutnya metode penelitian mengunakana metode survey dengan teknik

    pengumpulan data yaitu. Observasi wawancara, kueisioner dan studi

    dokumentasi. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 100 orang, dengan

    metodel serqual, hasil dari penelitian ini menunjukan masih banyak variable

    yang belum memenuhi harapan konsumen, hasil pengolahan dan analisis

    perdimensi dapat diketahui bahwa nilai (gap) rata-rata dimensi layanan adalah

    (-0,142), nilai (gap) terbesar adalah (-0,39) yaitu dimensi Bukti Fisik

    (Tangible) sedangkan nilai Gap terkecil adalah dimensi Assurance (jaminan)

    dengan nilai Gap 0,03. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi Bukti Fisik

    (Tangible) perlu atau lebih diprioritaskan untuk dilakukan peningkatan.

    Sedangkan jika dilihat dari keseluruhan dimensi di atas belum memenuhi

    harapan dari konsumen dan perlu ada sedikit perbaikan atau meningkatan

    pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan daya tarik tamu untuk

    menginap lagi di Bagoes Guest House, Sintang.

  • i

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala

    rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga

    dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul "Analisis Kualitas Pelayanan

    Pada Kamar Standar Lantai satu Pada Bagoes Guest House Sintang".

    Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

    untuk menyelesaikan program S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas

    Muhammadiyah Pontianak. Dalam penulisan Skripsi ini telah banyak mendapat

    bantuan berupa bimbingan, petunjuk, data, saran maupun dorongan moril dari

    berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Helman Fachri, SE, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

    Pontianak.

    2. Bapak Samsudin, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Pontianak dan sekaligus sebagai dosen

    pemimbing utama yang bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk

    memberikan bantuan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam

    menyelesaikan Skripsi ini.

    4. Bapak H. Achamd Sutarmin, S. Hut. MM selaku dosen pembimbing kedua

    yang telah memberikan masukan dan saran bagi peneliti dan penyusunan

    Skripsi ini.

  • ii

    4. Pemilik dan manajer Bagoes Guest House yang telah memperkenankan

    peneliti untuk melakukan penelitian di Bagoes Guest House

    5. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen serta para staf dan karyawan

    dilingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak, atas

    segala bantuannya

    6. Kedua orang tuaku, saudara/i dan Sahabat-sahabatku yang telah memberikan

    semangat dorongan, materi dan doa restunya kepada penulis

    7. Para teman-teman seangkatan yang sama-sama berjuang dari awal kuliah

    dengan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

    8. Serta pihak-pihak yang telah membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu

    persatu.

    Semoga dorongan dan bantuanya yang kalian berikan kepada penulis akan

    mendapatkan ganjaran pahala yang setimpal dari Allah SWT.

    Disadari sepenuhnya bahan dalam penyusunan Skripsi penetian ini masih

    banyak terdapat kekurangan, sehingga diharapkan kritik dan saran yang

    bersifat membangun. Semoga Skirpsi ini memiliki faedah dan memberikan

    tambahan ilmu pengetahuan, Amin.

    Sintang, November 2017

    Peneliti

    Agus Syafarudin

    NIM. 131310763

  • i

    DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................v

    DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................vii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang............................................................................................ 1

    B. Permasalahan ......................................................................................... 11

    C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 11

    D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12

    E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

    F. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 12

    G. Metode Penelitian .................................................................................. 14

    H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 15

    I. Populasi dan Sampel............................................................................. 16

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 20

    A. Pengertian Jasa .......................................................................................... 20

    B. Kualitas Jasa ............................................................................................. 22

    C. Dimensi Kualitas Jasa (SERVQUAL) ........................................................ 24

    D. Strategi Meningkatkan Mutu Pelayanan ..................................................... 25

    BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................... 31

    A. Sejarah Berdirininya Bagoes Guest House ............................................... 31

    B. Struktur Organisasi .................................................................................... 32

    C. Sumber Daya Manusia ............................................................................... 39

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 42

    A. Karakteristik Responden ........................................................................... 42

    B. Persepsi Dan Harapan Responden Terhadap Kualitas Pelayananan ........... 44

    C. Analisis Servqual ...................................................................................... 54

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 56

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 56

    B. Saran ....................................................................................................... 56

  • ii

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

    LAMPIRAN -LAMPIRAN.....................................................................................

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Domestik Dan Asing Yang Berkunjung ........................................ 1

    Tabel 1.2 Jumlah Penanaman Modal Asing Investor ............................................ 2

    Tabel 1.3 Jumlah Penginapan dan Hotel di Kabupaten Sintang 2017 ..................... 3

    Tabel 1.4 Tipe Kamar Dan Jumlah ........................................................................ 5

    Tabel. 1.5 Tipe Dan Harga .................................................................................... 6

    Tabel 1.6 Jumlah Penjualan Kamar ....................................................................... 7

    Tabel 1.7 Fasilitas Kamar ..................................................................................... 7

    Tabel. 1.8 Room Occupation Rate (ROR) 2013-2015 ........................................... 9

    Tabel 1. 9 Pendapatan Sewa Kamar 2013 -2015 .................................................... 10

    Tabel 1.10 Bobot Penilaian ................................................................................... 17

    Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Tahun 2017 .............................................................. 41

    Tabel 3.2 Pembagian Jam Kerja Tahun 2017 ........................................................ 42

    Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ...................................................................... 43

    Tabel 4.2 Usia Responden .................................................................................... 44

    Tabel 4.3 Frekuensi Menginap Responden Kamar Standart Lantai 1 ..................... 45

    Tabel. 4.4 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Keandalan ............................. 47

    Tabel. 4.5 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Daya Tanggap ....................... 48

    Tabel. 4.6 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Jaminan ................................. 50

    Tabel. 4.7 Penilaian Respnden Terhadap Dimensi Empati ..................................... 52

    Tabel. 4.8 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Berwujud ............................... 53

    Tabel 4.9 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Layanan ................................. 56

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 14

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bagoes Guest House .................................... 34

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perancangan sebuah penginapan sebagai bangunan komersial perlu

    mempertimbangkan dua aspek utama, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Dua

    aspek ini secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan konsumen

    karena sebuah rancangan penginapan lebih menguntamankan kepentingan

    konsumen. Pada akhirnya hal ini akan berdampak pada lahirnya rancangan

    berbagai jenis penginapan yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai

    dengan jenis dan target pasarnya.

    Di kota Sintang sendiri banyak terdapat jenis-jenis penginapan mulai

    dari kelas penginapan biasa sampai kelas hotel berbintang, banyak dari

    investor dalam dan luar kota Sintang yang ingin mengembangkan bisnis ini,

    karena Sintang menjadi salah satu destinasi wisata dan bisnis yang sedang

    berkembang, jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri dalam tiga

    tahun terakhir dapat dilihat di tabel berikut ini :

    Tabel 1.1

    Dinas Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang

    Data Wisatawan Domestik Dan Wisatawan Asing

    Yang Berkunjung Ke Kabupaten Sintang

    Tahun 2014 - 2016

    No Tahun Wisatawan Domestik Wisatawan Asing

    1 2014 473 113

    2 2015 524 178

    3 2016 681 223

    Sumber : Dinas Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Sintang, 2017

    1

  • 2

    Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    wisatawan yang berkunjung ke Kab Sintang pada periode Tahun 2014 - 2016

    mengalami peningkatan dimana pada setiap tahunnya hal ini akan

    mempengaruhi tingkat pendapatan di Kabupaten Sintang.

    Dengan adanya isu perkembangan kota Sintang yang akan menjadi

    ibu kota Provinsi Kapuas Raya, sehingga hal ini juga menjadi daya tarik

    tersendiri bagi pelaku pengembang bisnis atau investor, sehingga dengan isu

    itu banyak investor yang ingin berinvestasi di kota Sintang, dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 1.2

    Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Jumlah Penanaman Modal Asing

    Investor Kabupaten Sintang

    Tahun 2017

    NO BIDANG JUMLAH

    PERUSAHAAN BIDANG USAHA

    1 TANAMAN PANGAN DAN

    PERKEBUNAN 40 PERUSAHAAN

    PERKEBUNAN DAN KELAPA

    SAWIT

    2 KEHUTANAN 6 PERUSAHAAN KEHUTANAN

    3 PERTAMBANGAN 85 PERUSAHAAN BATU BARA, EMAS, ZIRKON

    4 INDUSTRI KAYU 2 PERUSAHAAN

    INDUTRI PENGERAJIN DAN

    PENGAWETAN KAYUN ROTAN

    5 INDUSTRI LAINNYA 18 PERUSAHAAN MINYAK MAKAN (CPO)

    6 LISTRIK, GAS DAN AIR 2 PERUSAHAAN PEMBAKIT TENAGA LITRIK

    7 INDUSTRI KARET DAN

    PLASTIK 2 PERUSAHAAN KARET / SIR

    8 HOTEL DAN RESTORAN 5 PERUSAHAAN PERHOTELAN

    9 JASA LAINNYA 12 PERUSAHAAN JASA PERBANKAN

    Sumber: Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2017

  • 3

    Perkembangan investasi yang baik di Kab. Sintang telah memacu

    tingkat mobilitas orang untuk datang ke kota Sintang, sehingga berpengaruh

    terhadap ketersediaan jumlah hotel atau penginapan di Kota Sintang,

    mengingat keberadaan hotel atau penginapan tersebut sangat diperlukan

    oleh para wisatawan atau investor ketika berada di Kota Sintang. Pada tabel

    berikut dapat dilihat jumlah Hotel dan Penginapan yang terdaftar di Badan

    Pengelola Pendapatan Daerah (BAPPENDA) di Kabupaten Sintang dari

    Tahun 2017, sebagai berikut ini dengan jumlah hotel dan penginapan.

    Tabel 1.3

    Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang

    Jumlah Penginapan dan Hotel di Kabupaten Sintang

    Tahun 2017

    No Nama Hotel/Penginapan No Nama Hotel/Penginapan

    1 Hotel Saesan

    25 Penginapan Dara Manis

    2 Hotel Sakura

    26 Bagoes Guest House

    3 Hotel Setia

    27 Penginapan Tanjung Puri

    4 Hotel Cika

    28 Penginapan Pantai Indah Kapuas

    5 Grand Royal Hotel

    29 Penginapan Kaban Benua

    6 My Home

    30 Penginapan Walet Kapuas

    7 Sintang Permai Hotel

    31 Penginapan Sederhana

    8 Hotel Sartika Puri

    32 Penginapan Ambalau - Serawai

    9 Hotel Mitra Kapuas

    33 Penginapan Serawai Permai

    10 penginapan bintang

    34 Penginapan Usri

    11 Penginapan Tanjung Puri

    35 Penginapan Garuda

    12 Penginapan Facharizal

    36 Penginapan Sari Mutiara

    13 Penginapan Cadika

    37 Penginapan Roma

    14 Penginapan Sederhana

    38 Penginapan Salsabila

    15 Penginapan Lokananta

    39 Penginapan Aneka Raya

  • 4

    16 Penginapan Monita

    40 Losmen Alisya

    17 Penginapan Teratai

    41 Losmen Safari

    18 Penginapan Taruna

    42 Losmen Yolly

    19 Penginapan Sepadan

    43 Losmen Central

    20 Penginapan Lokananta

    44 Safrizal / De Sembako

    21 Penginapan Lestari

    45 Home Stay Wazam

    22 Penginapan Dina Dini

    46 Dinkes

    23 Penginapan Permata

    47 Guest House

    24 Penginapan Balai Ruai

    48 Sejati Home

    Sumber: Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, 2017

    Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat jumlah hotel atau penginapan di

    Kabupaten Sintang pada tahun 2017 sebanyak 48 hotel atau penginapan.

    Jumlah hotel dan penginapan tersebut, sudah cukup memadai, sebagai

    antisipasi perkembangan kota Sintang kedepan, diperkirakan jumlah ini

    akan terus meningkat sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di

    Kabupaten Sintang.

    Bagi penyedia jasa penginapan harus mampu memberikan kualitas

    pelayanan yang baik dan sesuai dengan harapan pengunjungnya, dengan

    adanya kualitas yang baik bagi penyedia jasa maka akan menimbulkan sikap

    loyalitas dari pengunjungnya, Menurut Ujang Sumarwan (2015 : 390) :

    “Loyalitas merek (brand loyalty) diartikan sebagai sikap positif seorang

    konsumen terhadap suatu merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk

    membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang maupun masa datang”.

    Bagoes Guest House merupakan salah satu penginapan yang

    mengusung konsep penginapan berkelas dengan suasana Hotel berbintang.

  • 5

    Bermula dari niat awal pemilik ingin mendirikan sebuah kos-kosan yang

    elegan tetapi setalah dalam proses pembuatan bangunan ini pemilik ingin

    merubah konsep usahanya untuk menjadi sebuah penginapan yang

    minimalis dan elegan dengan memberikan akomodasi yang mewah dan di

    sertai dengan standar pelayanan yang istimewa, selanjutnya konsep tersebut

    menjadi filosofi yang dianut Bagoes Guest House dalam menjalankan dan

    mengembangkan bisnis penginapan hingga saat ini.

    Bagoes Guest House memberikan pelayanan bagi orang-orang yang

    ingin berkunjung ke kota Sintang baik untuk tujuan berwisata, bisnis dan

    berbagai keperluan lainnya. Pemilik ingin berinvestasi mendirikan

    penginapan dan guna mempromosikan wisata di kabupaten Sintang serta

    senantiasa berusaha mewujudkan suasana tenang dan nyaman dengan sarana

    akomodasi dan fasilitas yang memadai.

    Jumlah dan tipe kamar Bagoes Guest House adalah sebagai berikut.

    Tabel 1.4

    Bagoes Guest House

    Tipe Kamar Dan Jumlah Kamar

    Tahun 2017

    Sumber: Bagoes Guest House, Sintang 2017

    No Tipe Kamar Jumlah Kamar

    1 Standar Lantai 1 11 Kamar

    2 Standar Lantai 2 14 Kamar

    3 Deluxe 3 Kamar

  • 6

    Berdasarkan Tabel 1.4 diatas tipe dan jumlah kamar di Bagoes Guest

    House, memiliki 3 tipe kamar yang terdiri dari standar lantai 1 berjumlah 11

    kamar, standar lantai 2 berjumlah 14 kamar dan Deluxe 3 kamar, jadi total

    kamar yang ada di Bagoes Guest House adalah 28 kamar, dan harga

    disesuaikan tipe kamar.

    Tabel. 1.5

    Bages Guest House

    Tipe Kamar, Harga Kamar dan Kamar Tambahan Sarapan

    Tahun 2017

    Tipe Kamar Harga Kamar Kamar dan

    Sarapan

    Standart Lantai 1 Rp. 297.000.00,- Rp. 347.000.00,-

    Standart Lantai 2 Rp. 215.000.00,- Rp. 265.000.00,-

    Deluxe Rp. 398.000.00,- Rp. 439.000.00,-

    Sumber: Bagoes Guest House, Sintang, 2017

    Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat harga dan tipe kamar yang ada pada

    Bagoes Guest House, hal ini disesuikan dengan fasilitas yang tersedia pada tiap

    tipe kamar.

  • 7

    Bagoes Guest House Sintang mengalami fluktuasi perkembangan

    jumlah pengunjung yang memilih jasa penginapan ini dari Tahun 2013

    sampai Tahun 2015, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 1.6

    Bagoes Guest House

    Jumlah Penjualan Kamar

    Tahun 2013-2015

    No Tahun Jenis Kamar Jumlah

    Kamar

    Jumlah

    Hari

    Jumlah

    Kamar

    Tersedia

    Jumlah

    Penjualan

    Kamar

    1 2013

    Standar Lantai 1 11 365 4.015 1.659

    Standar Lantai 2 14 365 5.110 3.176

    Deluxe 3 365 1.095 793

    2 2014

    Standar Lantai 1 11 365 4.015 2.340

    Standar Lantai 2 14 365 5.110 3.259

    Deluxe 3 365 1.095 947

    3 2015

    Standar Lantai 1 11 365 4.015 1.989

    Standar Lantai 2 14 365 5.110 3.158

    Deluxe 3 365 1.095 839

    Sumber : Data Olahan, 2017

    Adapun tipe dan jenis fasilitas yang ada di Bagoes Guest House, dapat

    dilihat tabel tabel berikut.

    Tabel 1.7

    Bagoes Guest House

    Tipe Kamar, Fasilitas Dan Kamar Terjual

    No Type

    Kamar

    Fasilitas

    1 Standar Lantai 1

    Telivisi 21 Inch, Full AC, Selimut, Air Meneral, perlengkapan

    mandi, water heater, ukuran kamar 4x3 meter

    2 Standar Lantai 2

    Telivisi 21 inch, Full AC, selimut, air minum, perlengkapan

    mandi, ukuran kamar 4x4 meter

    3 Deluxe Telivisi 21 inch, Full AC, Selimut Minimar, Kulkas, water

    heater, ukuran tempat tidur king size, kamar 6x5 meter Sumber: Bagoes Guest House, Sintang 2017

  • 8

    Disamping fasilitas yang tersedia pada setiap kamar, Bagoes Guest House

    juga menyediakan fasilitas penunjang seperti :

    a. Salon Kecantikan, salon ini dilengkapi dengan tenaga profesional, salon

    ini juga tidak membatasi konsumen baik dari dalam dan luar Bagoes

    Guest house, didukung dengan alat-alat yang lengkap dan memadai.

    b. Free Wifi, untuk mendukung kepuasan konsumen untuk berbagai

    keperluan hiburan, kerja dan lain-lain.

    c. Kantin, kantin ini disediakan bagi konsumen yang ingin memesan

    berbagai makanan minuman, dan kantin ini menyediakan berbagai

    macam pilihan menu.

    d. Loby ini untuk tempat bersantai bagi tamu, di loby ini pihak hotel

    menyediakan koran dan majalah untuk konsumen yang sedang bersantai

    atau ingin bertamu.

    e. Aula Pertemuan, Aula ini disediakan untuk berbagai macam pertemuan

    baik metting, even, ataupun berbagai macam acara, Aula ini berkapasitas

    50 -70 orang, dilengkapi dengan kebutuhan pertemuan.

    f. Lahan parkir yang bagi konsumen Bagoes Guest House, disediakan

    untuk mobil dan motor, dilengkapi sistem keamanan CCTV.

    g. Coffe Shop. untuk konsumen yang perlu cemilan di depan receptionish

    disediakan untuk berbagai macam snack dan soft drink dingin.

  • 9

    Room Occupation Rate (ROR) adalah tingkatan jumlah hunian kamar hotel

    yang dihitung berdasarkan jumlah kamar yang terjual dan dibandingkan

    dengan jumlah kamar tersedia pada periode kurun waktu tertentu dengan

    rumus ROR (jumlah kamar terjual/jumlah kamar tersedia) X 100%. Dan

    untuk ROR Bagoes Guest House dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel. 1.8

    Bagoes Guest House

    Room Occupation Rate (ROR)

    2013-2015

    Tahun Jumlah

    Kamar

    Jumlah

    Hari

    Jumlah

    Kamar

    Tersedia

    Kamar

    Terjual ROR

    2013 11 365 4.015 1.659 41.32%

    2014 11 365 4.015 2.340 58.28%

    2015 11 365 4.015 1.989 49.53%

    Sumber Data Olahan, 2017

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil Room Occupatin Rate

    (ROR) pertahun, dimana tiap tahunya terjadi kenaikan dan penurunan

    dimulai 2013 dimana Bagoes Guest House masih dalam masa

    pengembangan dan promosi dengan jumlah kamar terjual pada tahun 2013

    sebanyak 1.659 kamar dan jumlah ROR 41.32%.

    Kemudian ditahun 2014 kenaikan dan masa puncak dimana terjadi

    kenaikan yang cukup signifikan jumlah kamar terjual sebanyak 2.340 kamar

    dan jumlah ROR sebesar 58.28%. Pada tahun 2015 Bagoes Guest House

    mengalami penurunan tetapi tidak sejejar dengan tahun 2013, hal ini karena

    pada tahun 2015 jumlah penginapan dan hotel di kota Sintang bertambah

    banyak dan mengalami masa persaingan yang ketat. sehingga hal ini

  • 10

    mendorong penulis untuk meneliti lebih dalam dan mengetahui kualitas

    pelayanan yang diberikan Bagoes Guest House kepada konsumennya.

    Mengingat betapa pentingnya pelayanan bagi perusahaan jasa maka

    sangat perlu diperhatikan kualitasnya. Kualitas yang baik bukan berarti

    didasarkan pada fasilitas yang tinggi, akan tetapi kualitas terbaik adalah

    kualitas pelayanan yang sesuai seperti yang diinginkan konsumen.

    Kepuasan sebagai pemakai jasa pelayanan telah terpenuhi dan mereka

    bersedia mengeluarkan biaya berapapun guna memperolehnya. sehingga hal

    tersebut akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dan

    dalam hal ini Bagoes Guest House berkomitmen ingin terus

    mengembangkan sistem pelayan dan fasilitas yang dimilikinya,

    Jumlah konsumen dari tahun ke tahun serta pendapatan sewa kamar

    dalam rupiah dapat dilihat di tabel 1.7 berikut :

    Tabel 1.9

    Bagoes Guest House

    Kenaikan Dan Penurunan Persentase

    2013 -2015

    Sumber: Bagoes Guest House, Sintang 2017

    Berdasarkan Tabel 1.9 di atas dapat diketahui bahwa jumlah

    pendapatan Bagoes Guest House Sintang setiap Tahun mengalami pluktuasi,

    namun tidak terlalu jauh. Pada Tahun 2014 jumlah pendapatan meningkat

    Tahun

    Pendapatan Sewa

    Kamar

    Persentase

    (%)

    2013 Rp. 764.997.903 -

    2014 Rp. 832.327.613 8,8

    2015 Rp. 777.596.693 (6,7)

  • 11

    8,8% dari Tahun 2013, sedangkan pada Tahun 2015 mengalami penurunan

    sebesar 6,7% dari Tahun 2014.

    Sebagai salah satu sarana penginapan yang banyak dipergunakan

    maka Bagoes Guest House Sintang diharapkan mampu untuk selalu

    konsisten pada peranannya, terutama kualitas pelayanan dalam upaya

    memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan latar belakang

    tersebut maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul

    “Analisis Kualitas Pelayanan Konsumen Pada Kamar Tipe Standart

    Lantai 1 Di Bagoes Guest House Sintang”.

    B. Permasalahan

    Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan

    dalam penelitian ini adalah Analisis Kualitas Pelayanan Konsumen Pada

    Kamar Tipe Standar Lantai 1 Di Bagoes Guest House Di Kabupaten

    Sintang.

    C. Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah sangat penting, untuk menghindari

    kesalahpahaman yang menyimpang dari judul. Oleh karena itu, untuk

    mendukung hasil yang baik, penulis membatasi masalah dalam penelitian

    pada 5 (lima) dimensi pelayanan yang terdiri dari: Kehandalan (reliability),

    Daya Tanggap (responsiveness), Jaminan (assurance), Empati (empathy),

    dan Bukti Fisik (tangible).

  • 12

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kualitas pelayanan

    kepada konsumen apakah telah sesuai dengan standar Analisis Kualitas

    Pelayanan Konsumen Pada Kamar Tipe Standar Lantai 1 Di Bagoes Guest

    House Di Kabupaten Sintang.

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah sebagi berikut.

    1. Bagi Perusahaan

    Memberikan sumbangan pemikiran bagi Bagoes Guest House di

    Kabupaten Sintang khususnya yang berkaitan dalam pelayanan di

    Bagoes Guest House.

    2. Bagi Penulis

    Untuk menambah pengetahuan dan wawasan guna mempraktekan

    teori dan ilmu pengetahuan praktis yang diperoleh di bangku

    perkuliahan.

    3. Bagi Almamater

    Penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu para

    peneliti selanjutnya yang tertarik akan masalah yang sama.

    F. Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

    teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

    masalah yang penting. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakanya

    ketidakpuasan dasar tertentu. Dengan adanya kebutuhan maka timbullah

  • 13

    keinginan. Keinginan adalah hasrat yang kuat akan pemuas terhadap

    kebutuhan. Setelah adanya keinginan maka terciptalah permintaan.

    Permintaan adalah keinginan akan produk yang didukung dengan

    kemampuan akan kesediaan untuk membelinya.

    Berkenan dengan kualitas pelayanan menurut Fandy Tjiptono

    (2010:130), ada tiga level mengenai kualitas yaitu:

    1. Level pertama, harapan konsumen yang paling sederhana dan berbentuk asumsi, must have atau take it for granted.

    2. Level kedua, harapan yang tinggi dari level pertama, di mana kepuasan dicerminkan dalam pemenuhan persyaratan dan spesifikasi.

    3. Level ketiga, harapan yang lebih tinggi dibanding level 1 atau 2 menuntut suatu kesenangan (delightfullness) atau jasa yang begitu

    bagusnya sehingga membuat konsumen tertarik.

    Dalam hubungan dengan penciptaan nilai kepuasan bagi konsumen,

    dimensi-dimensi yang menjadi fokus pada kualitas pelayanan yang

    dikemukakan oleh Zeithaml dan Berry (2009:82), dalam Fandi Tjiptono,

    (2016:137) antara lain:

    1. Kehandalan (reliability), sebagai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan jasa yang dijanjikan secara tepat dan terpercaya.

    2. Daya tanggap (responsiveness), yang menunjukkan kemauan untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap.

    3. Jaminan (assurance), menunjukkan sejauh mana pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan menciptakan image atau persepsi

    yang baik bagi perusahaan, dengan menumbuhkan kepercayaan dan

    keyakinan di benak konsumen terhadap perusahaan.

    4. Empati (empathy), sebagai syarat untuk peduli dan memberikan perhatian secara pribadi bagi konsumen.

    5. Bukti fisik (tangible), berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan media komunikasi.

    Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada

    gambar berikut.

  • 14

    Gambar 1.1

    Kerangka Pemikiran

    Analisis Kualitas Pelayanan Konsumen Pada

    Kamar Tipe Standar Lantai 1 Di

    Bagoes Guest House Sintang

    Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa kerangka

    pemikiran dalam penelitian mengacu pada 5 dimensi kualitas jasa yaitu :

    Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan

    (Assurance), Empati (Empathy), Bukti Fisik (Tangibles). Metode analisis

    yang digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen adalah

    menggunakan Servqual.

    G. Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan penelitian survei, dimana dalam

    pengumpulan data menggunakan kuesioner. Menurut Singarimbun dan

    Effendi (1989:3) “Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari

    suatu populasi dan sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pengertian

    survei dibatasi pada survei sampel dimana sebagian populasi diambil untuk

    mewakili seluruh penelitian”.

    1. Kehandalan/ Reliability

    2. DayaTanggap/ Responsiveness

    3. Jaminan/ Assurance

    4. Empati/ Empathy

    5. Bukti Fisik/ Tangibles

    Persepsi

    Harapan

    Kualitas

    Konsumen

  • 15

    H. Teknik Pengumpulan Data

    a. Data Primer

    1). Kuisioner

    Menurut Sekaran (2006:82) “Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis

    yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden,

    biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas”. Penelitian ini

    menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada konsumen Bagoes

    Guest House di Kabuapaten Sintang yang dipilih sebagai responden.

    2). Wawancara

    Menurut Ridwan (2010:56) “wawancara adalah cara suatu pengumpulan

    data digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya"

    Motede wawancara ini yaitu dengan pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara komunikasi langsung dengan karyawan dan pimpinan

    Bagoes Guest House. dalam rangka memperoleh data yang diperlukan,

    peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan mengenai

    fasilitas di Bagoes Guest House. seperti jumlah karyawan, konsumen

    pertahun dan jam operasional.

    3). Observasi,

    yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara

    langsung kegiatan dan pelaksanaan pelayanan Bagoes Guest House.

    b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen Bagoes Guest

    House dan instansi yang berkaitan seperti Dinas Olahraga Dan

    Pariwisata. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

    Serta Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang.

  • 16

    I. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Djarwanto (2000:107) “Populasi adalah jumlah dari keseluruhan

    obyek yang karakteristiknya hendak diduga”. Dalam penelitian ini

    yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen Bagoes Guest House

    Sintang yang menginap pada kamar standar lantai 1.

    b. Sampel

    Menurut Sugiyono (2009:62) “Sampel adalah sebagian dari jumlah

    dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi

    besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang ada pada

    populasi, (misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu)

    maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

    itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

    repsentatif (mewakili)”. Maka untuk menentukan besarnya jumlah

    sampel rumus yang digunakan adalah, Rao Purba (1996:76):

    n =

    Ket:

    N = Jumlah sampel

    Z = Tingkat distribusi normal pada taraf

    signifikan 5% 1,96

    Moe = Margin of error atau kesalahan

    maksimal yang bisa dikolerasi, disini

    ditetapkan 10% atau 0,10

    Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dan moe

    10% maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:

    n =

    n =

    = 96,04

  • 17

    Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh sampel minimal dari

    populasi sebanyak 96 orang, sehingga dapat ditetapkan jumlah sampel

    dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden.

    Menurut Sugiyono (2012 : 68) : “Purposive sampling adalah teknik

    penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sampel yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah konsumen yang memutuskan sendiri menginap

    di kamar standar Lantai 1 Bagoes Guest House Sintang.

    J. Alat Analisis

    Analisis Kualitas Pelayanan atau Service Quality (akronimnya

    SERVQUAL) adalah suatu metode desktiptif guna menggambarkan tingkat

    kualitas pelayanan. Metode ini dikembangkan tahun 1985 oleh A.

    Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry lewat artikel

    mereka di Journal of Marketing. Metode di jurnal tersebut lalu direvisi oleh

    mereka lewat artikel “SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring

    Consumer Perceptions of Service Quality.”

    Dalam menjawab semua perumusahan masalah mengenai kualitas

    Pelayanan Bagoes Guest House”. Dalam dimensi ini pernyataan harapan

    (kepentingan) dan kepuasan menggunakan skala likert yaitu skala yang

    berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.

  • 18

    Tabel 1.10

    Bobot Penilaian

    Persepsi Harapan

    Pengukuran Bobot Pengukuran Bobot

    Sangat Baik 5 Sangat Penting 5

    Baik 4 Penting 4

    Kurang Baik 3 Kurang Penting 3

    Tidak Baik 2 Tidak Penting 2

    Sangat Tidak Baik 1 Sangat Tidak Penting 1

    Masing-masing penentu kualitas jasa ditentukan peringkat kepentingan

    rata-rata nilai 1 hingga 5. skor servqual untuk setiap pasangan pernyataan

    dalam penelitian ini, bagi masing-masing konsumen Bagoes Guest House,

    Sintang dapat dihitung berdasarkan rumus Tjiptiono (2007:275) sebagai berikut

    Data yang diperoleh dari kuesioner yang berisi harapan dan persepsi

    pengguna jasa Bagoes Guest House, Sintang dianalisis sebagai berikut:

    a. item-by-item analysis, yaitu dilakukan setiap atribut pelayanan secara

    individu berkenaan dengan kualitas pelayanan Bagoes Guest House, Sintang

    b. Dimension by-dimension-analysis, yaitu analisis yang dilakukan terhadapat

    dimensi pelayanan secara individual berkenaan dengan kualitas pelayanan

    Bagoes Guest House.

    c. perhitungan ukuran tunggal kualitas pelayanan atau Gap Servqual, yaitu

    analisis yang dilakukan untuk menghitung kesenjangan (gap) secara

    keseluruhan trerhadap dimensi dan atribut pelayanan Bagoes Guest House

    Sintang.

    Skor Servqual = Skor Persepsi - Skor Harapan

  • 19

    Dari hasil perhitungan skor servqual terhadap atribut dan dimensi

    pelayanan Bagoes Guest House Sintang, maka langkah selanjutnya adalah

    melakukan interprestasi terhadap kualitas pelayanan Bagoes Guest House

    Sintang adalah sebagai berikut.

    a. Jika skor harapan > persepsi, maka akan diperoleh nilai negatif (-),

    artinya harapan konsumen terhadap pelayanan yang diberiakan oleh

    Bagoes Guest House, Sintang tidak sesuai dengan keinginan

    konsumen, tidak baik.

    b. jika skor harapan < persepsi, maka akan diperoleh oleh positif (+),

    artinya harapan konsumen terhadap pelayanan Bagoes Guest House,

    Sintang sangat baik.

    c. jika skor harapan = skor persepsi dipersepsi diperoleh nilai nol (0),

    artinya harapan konsumen terhadap pelayanan Bagoes Guest House,

    Sintang adalah baik.

  • 20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Jasa

    Manusia dalam kehidupan sehari-hari tak luput dari kegiatan jual

    beli baik berupa barang maupun jasa yang di komsumsi langsung maupun

    yang perlu untuk diproses kembali. Atau sekedar dinikmati dari segi

    estetikanya saja, dengan demikian masyarakat tidak akan bisa lepas dari

    kegiatan pemasaran produk.

    Menurut Kotler dan Keller (2012:13): "setiap tindakan atau

    perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain pada dasarnya

    bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

    kepemilikan sesuatu".

    Menurut Gummeson (1987:13): mendefenisikan jasa sebagai

    "something which can be bought and solt but which you cannot drop on

    your feet". Definisi ini menekan bahwa jasa bisa dipertukarkan namun

    kerapkali sulit dirasakan secara fisik.

    Sedangkan menurut Gronroos (2000:13): "jasa adalah proses yang

    terdiri dari serangkayan aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak

    harus selalu) terjadi atara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber

    daya fisik atau barang atau sistem penyedia jasa yang disediakan sebagai

    solusi atas masalah pelanggan.

    Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulakan tentang

    pengertian jasa yaitu aktivitas yang besifat tidak berwujud (intangible)

    20

  • 21

    yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, namun tidak memiliki

    kepemilikan apapun tetapi dapat dirasakan,

    Untuk lebih memahami pengertian jasa, maka Tjiptiono (2015:25),

    menguraikan karakteristik jasa sebagai berikut.

    1. Intangibility

    Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek,

    alat, material, atau benda; maka jasa justru merupakan perbuatan,

    tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau usaha (Berry, dalam Tjiptono

    dan Chandra, 2005). Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat

    dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan

    dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidak pastian dalam pembelian jasa

    relative tinggi karena terbatasnya pencarian kualitas yakni karateristik fisik

    yang dapat di evaluasi pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu,

    jasa biasanya mengandung unsurExperience quality dan Credence quality

    yang tinggi. Experience quality adalah karateristik yang hanya dapat

    dinilai pelanggan setelah melakukan pembelian, misalnya kualitas,

    efisiensi dan kesopanan. Sedangkan Credence quality merupakan aspek –

    aspek yang sulit dievaluasi bahkan setelah pembelian dilakukan.

    2. Heterogenity/Variability

    Jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis,

    bergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi.

    Variasi jasa ini timbul karena konsumen biasanya tidak bisa diprediksi dan

    cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya. Menurut

    Bovee, Houston & Thill dalam Tjiptono (2005) terdapat tiga faktor yang

    menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu (1) Kerja sama atau

    partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa ; (2) moral/motivasi

    karyawan dalam melayani pelanggan ; dan (3) Beban kerjaperusahaan.

    3. Inseparability

    Barang biasannya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi.

    Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian

    diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Tantangan

    bagi penyedia jasa adalah mencari berbagai cara untuk mengelola dan

    mengembangkan sumber daya langka tersebut guna mencapai tingkat

    produktivitas yang lebih tinggi. Implikasi karakteristik inseparability bagi

    penyedia jasa meliputi tiga aspek utama. Pertama adalah melatih staf agar

    dapat berinteraksi secara efektif dengan para klien. Termasuk didalamnya,

    cara mendengarkan pelanggan, sikap empati dan berperilaku sopan.

    Kedua, mengupayakan berbagai cara untuk mencegah agar jangan sampai

    ada pelanggan yang mengggangu atau menghambat kepuasan pelanggan

    lainnya. Ketiga, pertumbuhan dapat memfasilitasi dengan berbagai cara (1)

    Pelatihan; (2) Melayani kelompok pelanggan yang lebih besar ; (3)

  • 22

    Bekerja lebih cepat ; dan (4) Mendirikan multi-site locations (membentuk

    waralaba/franchising)

    4. Perishability

    Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat

    disimpan untuk pemakaian ulang, dijual kembali, atau dikembalikan.

    Karater jasa yang seperti ini membuat jasa yang tidak terpakai pada suatu

    waktu akan berlalu atau hilang begitu saja. Hal inilah yang menyebabkan

    pemasaran jasa lebih sulit daripada pemasaran barang karena permintaan

    konsumen terhadap sebagian besar jasa sangat fluktuatif dan dipengaruhi

    faktor musiman

    B. Kualitas Jasa

    Yang perlu perhatiakan oleh setiap penyedia jasa adalah

    memperhatikan aspek kualitas jasa yang ingin diberikan kepada setiap

    pelanggan yang akan menikmati jasa yang disediakan oleh penyedia jasa.

    Kualitas jasa sering didefenisiskan sebagai usaha pemenuhan dari

    keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian jasa dalam rangka

    memenuhi harapan pelanggan.

    Menurut Tjiptono dikutip Danang Sunyoto (2012:240) : kualitas

    atau mutu dalam industri jasa pelayanan "suatu penyajian atau jasa sesuai

    ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

    penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan diharapkan

    oleh konsumen"

    Menurut Berry, et al,.(1988), kualitas jasa menjadi senjata

    kompetitif yang paling kuat oleh banyak organisasi dalam hal pelayanan.

    Manajer organisasi bekerja keras untuk memelihara kualitas pelayanan

    sebagai upaya menciptakan loyalitas pelanggan (Zeithaml, et al., 1996),

    oleh karena itu perusahaan yang ingin sukses dalam jangka panjang dan

    mencapai pangsa pasar ditentukan oleh kemampuannya untuk memperluas

  • 23

    dan memelihara loyalitas pelanggan. Reichheld (1993), menyatakan

    loyalita pelanggan adalah sangat penting bagi kelangsungan hidup bisnis.

    Secara relative hubungan antara loyalitas pelanggan dan kualitas jasa

    belum berkembang (Bloemer, et al,. 1999). Dari beberapa hasil pengertian

    diatas, mengenai pengaruh dimensi kualitas jasa kesemuannya menemukan

    bahwa dimensi kualitas jasa berpengaruh pada perusahaan.

    Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1988), kualitas jasa merupakan

    tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan

    tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain terdapat

    2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yakni, jasa yang

    diharapkan (expected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived

    service) (Parasuraman, et al ,.1985). Implikasi baik buruknya kualitas jasa

    tergantung kepada kemampuan penyedia jasa memenuhi harapan

    pelanggannya secara konsisten.

    Kualitas jasa pada umumnya tidak dilihat dalam konstruk yang

    terpisah, melainkan secara agregat dimana dimensi – dimensi individual

    dimasukkan untuk mendapatkan kualitas jasa secara keseluruhan.

    Pengertian dari kualitas jasa merupakan sesuatu yang sangat luas atau

    bahkan dapat dikatakan tidak ada, tergantung pada jenis industri dimana

    suatu perusahaan beroperasi dan konsumen pada masing – masing industri

    memiliki kriteria atau standard yang berbeda dalam menilai kualitas suatu

    jasa. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas jasa atau layanan tergantung

  • 24

    pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya

    secara konsisten.

    C. Dimensi Kualitas Jasa (SERVQUAL)

    Kualitas merupakan sesuatu yang harus diperhatikan perusahaan

    dalam menjual produknya. Oleh sebab itu, penjualan sangat berpengaruh

    pada perusahaan untuk meraih keunggulan yang berkesinambungan baik

    sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh dan

    berkembang.

    Menurut Parasuraman, et. al dalam Tjiptono (2005:70), membagi

    kualitas layanan menjadi lima dimensi utama, yaitu bukti fisik (tangible),

    keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan

    (assurance), dan empati (empathy). Dimensi – dimensi tersebut dikenal

    sebagai SERVQUAL. Kelima dimensi kualitas layanan inilah yang akan

    menjadi variabel dan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini.

    1. Bukti Fisik (Tangibles)

    Tampilan fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

    menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal Penampilan,

    kemampuan sarana dan prasarana fisik harus dapat diandalkan, keadaan

    lingkungan sekitarnya adalah bukti dari pelayanan yang diberikan.

    Bukti Fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana

    komunikasi yang menunjang untuk menyediakan suatu pelayanan.

    2. Keandalan (Realibility)

    Keandalan yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

    dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Dimana para

    karyawan diharapakan mampu memberikan pelayanan yang sesuai

    dengan harapan pelanggan.

  • 25

    3. Daya tanggap (Responsiveness)

    Daya tanggap yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk

    membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan secara cepat dan

    tanggap, yakni adanya motivasi para karyawan dalam memecahkan

    masalah yang dihadapi pelanggan dalam menggunakan jasa. Daya

    tanggap meliputi layanan yang tepat pada pelanggan, mengusahakan

    pelanggan tetap terinformasi, keinginan untuk membantu pelanggan

    dan kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan.

    4. Jaminan (Assurance)

    Jaminan mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat

    dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya risiko atau

    keraguan. Yaitu mengenai pengetahuan baik dari karyawan dalam

    menangani pertanyaan atau keluhan dari pelanggan.

    5. Perhatian (Emphaty)

    Perhatian meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

    komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan

    para pelanggan.Yaitu sikap karyawan yang menunjukkan perhatian

    yang tulus dalam melayani pelanggan.

    D. Strategi Meningkatkan Mutu Pelayanan

    Meningkatkan mutu jasa pelayanan tidaklah mudah seperti

    membalikan telapak tangan atau menekan saklar lampu. banyak faktor

    yang perlu dipertimbangan. Upaya tersebut juga berdampak luas, yaitu

    terhadap budaya organisasi secara keseluruhan (Tjiptono, 2005:88)

    diantara faktor yang perlu mendapat perhatian adalah

    a. Mengidentifikasi determinasi utama kualitas jasa setiap perusahaan perlu berupaya memberikan kualitas yang terbaik kepada

    pelanggannya. oleh kerena itu langkah pertama yang dilakukan adalah

    mengadakan riset untuk mengidentifikasi determinasi jasa yang

    penting bagi pasar sasaran.

    b. Mengola harapan pelanggan, tidak jarang suatu perusahaan melebih-lebihkan pesan komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar

    mereka terpikat. Hal tersebut dapat menjadi bumerang bagi

    perusahaan, karena semakin banyak janji yang diberikan maka

    semakin besar pula harapan pelanggan, bahkan bisa menjurus kepada

  • 26

    hal yang tidak realistis. oleh sebab jangan janjikan apa yang tidak bisa

    diberikan, tapi berikan yang lebih dari yang dijanjikan.

    c. Mengelola bukti kualitas jasa, bertujuan untuk memperkuat persepsi

    pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan, oleh karena itu jasa

    kinerja merupakan kinerja yang tidak dapat dirasakan sebagaimana

    halnya barang, maka pelanggan cenderung memperhatikan fakta-fakta

    tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas.

    1). Mendidik konsumen tentang jasa, membantu pelanggan dalam

    memahami suatu jasa merupak upaya yang sangat positif dalam

    rangka menyampaikan kualitas jasa.

    2). mengembangkan budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi

    yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan dan

    penyempurnaan kualitas secara terus menerus.

    3). Menciptakan Autimating Quality, adanya otomasi dapat mengatasi

    variasi atas kualitas yang disebabkan kurangnya sumber daya

    manusia yang dimiliki. meskipun demikian , sebelum memutuskan

    lakukan dengan seksama untuk menentukan bagia yang mana

    dilakukan dengan sentuhan manusia dan bagian mana yang

    dilakukan dengan otomatisasi.

    c. Harapan Pelanggan, umumnya faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau,

    rekomdasi dari mulut ke mulut, dan iklan, penelitian khusus dalam

    sektor jasa dan mengungkapan bahwa harapan pelanggan terhadap

    kualitas jasa terbentuk oleh beberapa faktor berikut:

    1). Enduring Service Intensifiers

    Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong

    pelanggan untuk meningkatkan sensitivitas terhadap jasa

    2). Personal Needs

    Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraan

    juga sangat menentukan harapannya. kebutuhan tersebut meliputi

    fisik, sosial dan psikologi.

    3). Transtory Service Intensifiers

    Faktor ini merupakan faktor individu yang bersifat sementara

    (jangka pendek) yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap

    jasa. misalnya situasi darurat pada saat pelanggan membutuhkan jasa

    ansuransi mobil pada saat terjadi kecelakaan). dan jasa terakir yang

    dikomsumsi pelanggan dapat pula menjadi acuannya untuk

    mentukan baik buruknya jasa beriktutnya.

    4). Perceived Service Alternatives

    merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat

    pelayanan perusahaan lain atau sejenis. jika konsumen memiliki

    alternatif, maka harapannya suatu jasa cenderung makin besar.

    5). Self Perceived Service Roles

  • 27

    Faktor ini persepsi pelanggan pada tingkat keterlibatannya dalam

    pengaruh jasa yang diterimanya. jika konsumen terlibat dalam proses

    pemberian jasa dan jasa yang diterimanya tidak begitu baik, maka

    pelanggan tidak bisa menumpahkan kesalahan pada penyedia jasa.

    oleh sebab itu persepsi tentang derajat keterlibatannya ini akan

    mempengaruhi tingkat jasa/pelayanan yang bersedia diterimanya.

    6). Situational Faktors

    Faktor Situasional terdiri atas kemungkinan yang bisa

    mempengaruhi jasa yang diterimanya misalnya pada awal bulan

    biasanya sebuah bank penuh akan para nasabahnya dan ini

    menyebabkan seseorang nasabah menjadi lama menunggu, untuk

    sementara waktu, nasabah tersebut akan menurunkan tingkat

    pelayanan yang diterimanya. karena keadaan ini bukan kesalahan

    penyeda jasa.

    7). Explicit Service Promises

    Faktor ini merupakan pernyataan (secara personal atau non personal)

    oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan, janji ini berupa

    iklan, impersonal selling, perjanjian, atau komunikasi dengan

    karyawan organisasi tesebut.

    8). Implicit Service Promises

    Faktor ini meyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang

    memberikan kesimpulan bagi pelanggan jasa yang bagaimana yang

    seharusnya dan yang akan diberikan

    9). World Of Mounth (Rekomensasi/ saran dari orang lain. merupakan

    pernyataan secara personal atau non personal) yang disampaikan

    oleh orang lain organisasi (service provider) kepada pelanggan

    10). Past Experience

    Pengalaman masa lampau meliputi hal hal yang telah dipelajari atau

    diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya dari masa lalu.

    harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu terus

    berkembang, seiring dengan semakin banyaknya informasi yang

    diterima pelanggan serta semakin bertambahnya pengalamannya,

    semua ini berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan.

  • 28

    E. Pengukuran Mutu Jasa

    Menurut Fandy Tjiptono (2005:275): "Penilaian kualitas jasa

    mengunakan model serqual mencakup perhitungan perbedaan di antara

    nilai yang diberikan pelanggan untuk setiap pasang pernyataan berkaitan

    dengan harapan dan persepsi. skor serqual untuk setiap pasang pernyataan

    bagi masing-masing pelanggan" dapat dihitung berdasarkan rumus berikut

    F. Pengertian Hotel

    Hotel merupakan suatu kebutuhan konsumen yang membutuhan

    tempat untuk berbagai keperluan misalnya, untuk beristirahat, untuk

    pertemuan antar kota daerah provinsi maupun antar negara, dalam waktu

    yang tidak menentu, Menurut Richard Komar (2014:2) "Hotel merupakan

    organisasi yang kompleks dengan beberapa bagaian yang mungkin tidak

    dapat terlihat oleh masyarakat masyarakat biasa pada umumnya. Untuk

    bisa beroperasi secara efektif dan efisien, para karyawan harus berjalan

    dengan sangat cepat dan terampil”. Sedangkan menurut Agung Permana

    Budi (2013 : 2) “Hotel adalah salah satu usaha yang bergerak dalam

    bidang jasa untuk mencari keuntungan melalui suatu pelayanan kepada

    para tamunya yang menginap seperti pelayanan kantor depan, tata graha,

    makan dan minum, MICE, serta rekreasi”.

    Berdasarkan pengertian hotel di atas, dapat ditarik kesimpulan

    bahwa hotel adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa dimana

    Skor Serqual = Skor Persepsi - Skor Harapan

  • 29

    melibatkan karyawan yang cepat dan terampil agar hotel beroperasi secara

    efisien dan efektif.

    Menurut Richard Komar (2014 : 117) “Kategori hotel adalah

    berdasarkan lokasi, harga, tingkat pelayanan, dan fasilitas yang tersedia”.

    Berikut ini adalah kategori hotel tersebut :

    1. Commercial Hotel Commercial Hotel biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah

    bisnis dan mungkin ukurannya kecil, sedang, atau besar.

    2. Airport Hotel Hotel semacam ini terletak di sekitar wilayah airport karena

    kenyamanannya bagi para tamu.

    3. Economy Hotel Economy hotel telah tersebar di seluruh negara untuk tamu dengan

    biaya terbatas. Penekanannya adalah pada ruangan yang bersih

    serta ruang rapat sebagai kebutuhan paling mendasar bagi para

    tamu.

    4. Suite Hotel Jenis hotel ini ditandai dengan ruang tamu yang memiliki kamar

    tidur dan ruang tamu yang terpisah (atau yang sering disebut

    parlour). Namun, kadang-kadang suite hanyalah merupakan satu

    ruang kecil tertentu.

    5. Residential Hotel Gambaran Residential Hotel hampir sama dengan Suite Hotel.

    Residential Hotel menawarkan pilihan jasa yang terbatas untuk

    para tamu atau kerja sama sementara, fasilitas akomodasi untuk

    tamu yang menginap dalam waktu singkat.

    6. Casino Hotel Hotel-hotel ini menarik para tamu ke perusahaan judi mereka dan

    ke ruang pertunjukkan mereka untuk melihat hiburan ternama.

    7. Resorts Para tamu berencana untuk datang ke Resort tertentu karena

    pemandangan alam di sekelilingnya, aktivitas yang tersedia, atau

    menyingkir dari kehidupan sehari-hari.

    Jenis kamar hotel menurut Charles E. Steadmon yang dikutip

    Richard Komar (2014 : 122) bisa beragam berkisar dari standar single

    sampai luxurious suite of rooms. Walaupun hotel-hotel sering kali

  • 30

    mendefinisikan jenis-jenis kamar mereka secara berbeda-beda,

    definisi kamar hotel akan dipaparkan sebagai berikut :

    1. Single, sebuah kamar yang ditempati oleh satu orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih.

    2. Double, sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih.

    3. Queen, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran queen. Kamar ini biasa ditempati oleh satu atau dua orang.

    4. King, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran king. Kamar ini bisa ditempati oleh satu atau dua orang.

    5. Triple, sebuah kamar yang ditempati oleh tiga orang. Kamar ini bisa mempunyai satu double bed dan satu roll away atau dua

    tempat tidur dan satu roll away.

    6. Quad atau Quadruple, sebuah kamar yang ditempati oleh empat orang. Kamar ini bisa ditempati oleh satu orang atau lebih.

    7. Twin-double atau Double-double, sebuah kamar dengan dua double bed. Kadang-kadang mempunyai dua tempat tidur queen.

    Kamar ini bisa ditempati satu orang atau lebih.

    8. Studio, sebuah ruangan dengan “studio-bed”, yaitu sebuah sofa yang bisa dialihfungsikan sebagai tempat tidur. Kamar ini bisa

    juga mempunyai tempat tidur yang lain.

    9. Mini Suite atau Junior Suite, kamar single dengan tempat tidur dan tempat duduk. Kadang-kadang kamar jenis ini memiliki sebuah

    kamar tidur kecil terpisah yang dihubungkan dengan ruang tamu.

    10. Suite, sebuah ruang tamu yang dihubungkan dengan satu atau lebih kamar tidur berukuran fullsized.

    11. Twin, kamar dengan dua tempat tidur berukuran sama. Kamar ini dapat ditempati oleh satu atau dua orang.

    12. Connecting Room, dua kamar atau lebih dengan beberapa pintu masuk dari luar dan sebuah pintu yang berada di antara kamar

    tersebut di mana para tamu dapat keluar tanpa harus meninggalkan

    ruangan utama.

    13. Adjoining Room, kamar-kamar tidak memiliki pintu-pintu penghubung yang berada dekat di antara kamar-kamar tersebut.

  • 31

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    A. Sejarah Berdirininya Bagoes Guest House

    Bagoes Guest House didirikan oleh Bapak. Ulik Sulistiyono pada

    tanggal 10 Agustus 2009. Pada awalnya beliau berniat untuk mendirikan

    sebuah kost-kostan yang berfasilitas lengkap, namun setelah bagunan

    berdiri beliau berubah pikiran karena setelah dikaji ulang dan melihat

    letak strategis usaha yang berada tepat di tengah-tengah perkotaan beliau

    ingin mencoba usaha dibidang penginapan, yang pada mulanya kost-

    kostan berubah menjadi sebuah penginapan. Dalam pengopreasiannya

    Bagoes Guest House telah mengunakan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

    dengan nomor SITU 503.3/183/KPTSP/2012. Surat Izin Usaha

    Perdagangan No : 5088 /14-03/ PK/IV/2012. Tanda Daftar Usaha

    Pariwisata No. 556/70/Disporapar.D/2017.

    Bagoes Guest House mulai beroperasi pada tanggal 05 mei 2011

    selesai pembangunan selama dua tahun, dengan jumlah kamar awal 30

    kamar namun setelah 2 tahun kemudian menjadi 27. Pengurangan jumlah

    kamar tersebut dikarenakan terjadinya perubahan fungsi untuk 3 kamar ,

    yaitu dijadikan sebagai Aula pertemuan. Dari 27 kamar tersebut secara

    rinci sebagai berikut yaitu: 3 kamar Deluxe, 11 kamar standart lantai 1,

    dan 13 kamar Standart lantai 2 dengan harga yang ditawarkan dapat

    dilihat di Tabel 1.5. Sebagai sarana kepuasan pelanggan Bagoes Guest

    house juga dilengkapi dengan fasilitas seperti Aula pertemuan, Salon

    kecantikan, Loby santai, Kantin, Free WIFI dan lain-lain.

    31

  • 32

    Adapun Visi dan Misi Bagoes Guest House adalah :

    "Bagoes Guest House Sintang sebagai pilihan utama penginapan di kota

    Sintang. berkomitmen untuk memberikan kualitas pelayan prima untuk

    kepuasan pelanggan".

    "Bagoes Guest House Sintang senantiasa bertekad memberikan produk

    bermutu tinggi guna memenuhi harapan pelanggan melalui sumber daya.

    B. Struktur Organisasi

    Suatu organisasi harus mampu menggambarkan dengan jelas

    mengenai tugas dan tanggung jawab serta wewenang setiap anggota

    organisasinya, artinya organisasi dikatakan baik apabila pemisahaan fungsi

    yang tepat antara fungsi operasional, penyimpanan, pencacatan, dan

    pengawasan serta garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk

    menciptakan penunjang pengendalian internal perusahaan dan kualitas

    perusahaan, adapun struktur organisasi penginapan Bagoes Guest House

    adalah sebagai berikut

  • 33

    Gambar 3.1

    Penginapan Bagoes Guest House

    Struktur Organisasi Bagoes Guest House

    Sumber : Bagoes Guest House, 2017

    Tugas dan tanggung jawab

    1. Owner

    Owner adalah pemilik modal yang membiayai semua modal yang harus

    dikeluarkan, tugas owner adalah menyediakan biaya perencanaan dan

    pelaksanaan pekerjaan sebuah perusahaan atau penginapan.

    2. General Manager

    General manajer adalah sebuah jabatan penting sebagai suatu jabatan

    potensial dituntut untuk berkerja dengan cepat, efesien dan profesional

    sebagai bentuk upaya peletakan skill indivdual yang patut diacungi jempol

    adapun kriteria yang harus dimiliki oleh seorang general manajer adalah

    sebagai berikut.

    a. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator karyawannya.

    b. Mengelola operasional perusahaan

    Security

    General Manager

    Accounting

    F & B Manager Roomboy/ Roomgirl

    Receptionist

    Office Boy

  • 34

    c. Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi, mengawasi, dan

    menganilisis semua aktivitas perusahaan.

    d. Mengelola perusahaan sesuai visi dan misi perusahaan.

    e. Merencanakan mengelola dan mengawasi proses penganggran di

    perusahaan,

    f. Mengontrol kebijakan perusahaan agar berjalan maksimal

    g. Memastikan melakukan strategi perusahaan dengan efektif dan optimal

    h. Membuat prosedur dan standar perusahaan

    i. Mengelola anggaran perusahaan

    j. Membuat prosedur dan standar perusahaan. Membuat keputusan

    penting dalam hal investasi, integrasi, Aliansi dan investasi

    l. Merencanakan dan mengeksekusi rencana strategis perusahaan jangka

    menengah dan jangka panjang untuk kemanjuan perusahaan.

    3. Accounting

    Acounting adalah yang bertangung jawab untuk melakukan proses dan

    tanggung jawab pelaporan keuangan dan administrasi umum serta otoritas

    keuangan, adapun rincian dari tugas dan tanggung jawabnya adalah

    sebagai berikut.

    a. Mengiput data penjualan setiap hari dengan teliti, bena dan tepat

    b. Membuat laporan akhir bulan dalam berbentuk faktur penjualan untuk

    diserahkan kepada general manager.

    c. Menyimpan arsip data penjualan yang sudah dan belum diproses

    dengan rapi.

  • 35

    d. Bertangung jawab terhadap penyelesaian laporan keuangan dan

    laporan operasional.

    4. Receptionish

    Receptionish adalah petugas penginapan yang berkerja dibawah

    departemen Accounting, Tugas dan tangung jawab Receptionish adalah

    a. Menyiapkan daftar tamu dan menyiapkan kamar pada setiap kamar

    sesuai dengan permintaan pelanggan.

    b. Membantu registrasi tamu dan mememberikan kamar sesuai dengan

    pesanan dan permintaan khusus

    c. Mengetahui dan memhami semua prosedur dan metode pembayaran

    baik itu secara tunai, secara debet / kredit ataupun penangihan.

    d. Memahami dengan benar status kamar dan denah kamar kamar

    penginapan, tipe kamar dan harga kamar

    e. Mampu menjadi pemasaran pasif dalam menjual kamar wajib

    mengetahui dan memberikan informasi semua fasilitas penginapan

    kepada tamu.

    f. mengetahui cara membuat reservasi kamar untuk hari ini, besok dan

    seterusnya

    g. untuk penginapan yang sudah mengunakan sistem komputer,

    reseptionish harus menguasai cara operasional tersebut.

  • 36

    5. Roomboy / Roomgirl

    Roomboy / Roomgirl adalah petugas yang menjaga kebersihan, kerapian,

    kenyamanan dan kelengkapan kamar-kamar tamu.

    Tugas dan tanggung jawab Roomboy / Roomgirl adalah.

    a. Memeriksa semua kamar pada permulaan shift-nya

    b. Membersihkan kamar mandi, perabotan dan perlengkapan kamar

    lainnya.

    c. Mengatur dan bertangung jawab untuk mengawasi dan perbaikan

    alat elektronik seperti lampu, televisi, air conditioner dan lain-lain

    d. menjaga kelancaran penyediaan air dan menjaga diesel sehingga

    siap dioperasikan saat dibutuhkan.

    e. Mengelola kamar yang menjadi tangung jawabnya baik atau

    buruknya kamar sangat tergantung pada roomboy/roomgirl yang

    rajin, teliti dan terampil dan melaksanakan pekerjaannyan akan

    dapat menghasilkan kama yang bersih, rapi, lengkap dan nyaman.

    f. Melayani tamu. Didalam memberikan pelayanan kepada para tamu

    tidak dibatasi waktunya, sebab setiap tamu dapat memimta

    pelayanan baik pagi, siang sore maupun malam.

    6. F & B Manager

    F & B atau Food and Beverage merupakan salah satu departemen yang

    berperan penting dalam kelangsungan operasional produk yang ditawarkan

    / dijual kepada tamu adalah produk yang menyangkut kebutuhan sehari-

    harinya, yaitu produk makanan dan minuman.

  • 37

    Tugas dan tangung jawab F & B Food and Beverage :

    a. menangani semua makanan dan minuman di suatu penginapan

    dari pemilihan bahan, persiapan, rasa, kualitas, penampilan dan

    juga harga yang ditawarkan kepada tamu termasuk memberikan

    pelayanan yang terbaik kepada tamu sesuai standar yang diberiakan

    masing-masing penginapan / penginapan.

    b. bertangung jawab untuk membuat aktifitas di penginapan yang

    berhubungan dengan makanan dan minuman, tentunya bersedia

    meluangkan waktu pada saat even acara di penginapan.

    7. Office Boy

    Office boy adalah petugas yang bertangung jawab atas kebersihan area

    gedung Bagoes Guest House. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab

    office boy.

    a. Membersihkan seluruh area penginapan.

    b. Membersihkan furniture, lantai, karpet, kaca-kaca, pintu dan

    bingkainya, astray di setiap meja dan standing astray yang ada di

    penginapan.

    c. Memelihara setiap perlengkapan atau peralatan yang digunakannya

    untuk bekerja.

    d. Membuang sampah-sampah yang ada di setiap astray dan standing

    astray pada tempatnya.

    e. Merawat tanaman yang ditemaptkan di penginapan dan

    membersihkannya.

  • 38

    f. Membersihkan area parkir baik kendaraan karyawan di depan

    maupun kendaraan atau mobil supplier di belakang penginapan.

    g. Melaporkan segala kerusakan, kehilangan, kejadian yang tidak

    semestinya kepada general manajer atau atasannya.

    h. Pada periode tertentu melaksanakan General Cleaning.

    i. Merencanakan dan melaksanakan Post Control (supaya bersih dari

    nyamuk, lalat, tikus dan jenis serangga lainnya).

    j. Menyiapkan dan menyediakan minum untuk Departemen Head

    dan karyawan (di Personnel Office).

    k. Mendistribusikan surat masuk ke department yang bersangkutan,

    dan mengirim surat keluar.

    l. Menerima atau melaksanakan perintah atasan lainnya.

    m. Bekerjasama yang baik dengan rekan kerja di Department HK dan

    Department lainnya.

    8. Security

    Security merupakan petugas yang menjaga dan mengatur keamanan

    penginapan. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab Security:

    a. Secara langsung memantau dan mengatur keamanan penginapan.

    b. Membantu kegiatan penerimaan tamu yang akan menginap dan

    tamu yang akan meninggalkan penginapan.

    c. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap keamanan parkir.

  • 39

    d. Melaporkan segala kejadian atau peristiwa yang terjadi di

    penginapan kepada atasan baik itu kecurigaan terhadap tamu,

    kehilangan ataupun penemuan barang.

    C. Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia merupakan faktor penggerak dalam suatu

    organisasi yang terdiri dari individu-individu dimana masing-masing

    memiliki pola pemikiran dan tingkah laku serta kepentingan sendiri-

    sendiri, agar terbentuknya suatu kerja, manajemen sumber daya manusia

    ini diperlukan untuk membina dan mengerahkan sumber daya yang ada

    agar dapat memberikan sumbangan positif dalam suatu organisasi, berikut

    sumber daya penginapan Bagoes Guest House Sintang Berdasarkan jenis

    kelamin, pendidikan, jabatan dan status.

    a. Tenaga kerja

    Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting karena tenaga

    kerja juga ikut menentukan tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan.

    Terkait hal tersebut pihak manajemen Bagoes Guest House Sintang

    merekrut tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan telah memenuhi

    kualifikasi untuk menjadi tenaga kerja di penginapan

  • 40

    Tabel 3.1

    Bagoes Guest House Sintang

    Jumlah Karyawan

    Tahun 2017

    Sumber : Bagoes Guest House Sintang, 2017

    b. Jenis Kelamin Karyawan

    Bagoes Guest House mempunyai 15 Karyawan / Karyawati yang

    terdiri dari 8 perempuan dan 7 laki-laki.

    c. Pendidikan Karyawan

    Bagoes Guest House Sintang mempunyai Karyawan / Karyawati

    dengan berdasarkan tingkat pendidikan lulusan SMA/SMK 11 orang

    dan S1 4 Orang.

    No Jabatan

    Jumlah

    (Orang)

    1 Manager 1

    2 Accounting 1

    3 Receptionish 3

    4 Roomboy/Roomgirl 3

    5 F & B Manager 3

    6 Loundry 2

    7 Office Boy 1

    8 Security 1

    Total 15 Orang

  • 41

    d. Sistem Kerja

    Karyawan yang bekerja di Bagoes Guest House Sintang harus

    mampu bekerja sama dengan karyawan lain untuk mencapai tujuan

    perusahaan. Untuk dapat bekerja dengan baik dibutuhkan kemampuan

    yang sesuai dengan bagian masing-masing. Karyawan di Bagoes Guest

    House Sintang bekerja sesuai dengan jam kerja yang ditentukan dan

    akan mendapatkan gaji setiap bulan, tunjangan, dan bonus dari

    perusahaan. Pembagian jam kerja untuk masing-masing bagian dapat

    dilihat pada.

    Tabel 3.2

    Bagoes Guest House Sintang

    Pembagian Jam Kerja

    Tahun 2017

    No Nama Shift Bagian Waktu

    1 Shift 1 07:00 - 15:00

    2 Shift 2 15:00 - 23:00

    3 Shift 3 23.00 - 07.00

    1 Shift 1 07:00 - 15:00

    2 Shift 2 15:00 - 23:00

    3 Shift 3 23.00 - 07.00

    1 Shift 1 07:00 - 15:00

    2 Shift 2 15:00 - 23:00

    3 Shift 3 23.00 - 07.00

    Receptionish

    Roomboy / Roomgirl

    F & B Food and Beverage

    Sumber : Bagoes Guest House Sintang, 2017

  • 42

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden merupakan salah satu ciri-ciri yang dapat

    diteliti serta digunakan untuk keperluan analisis data. Berdasarkan kuesioner

    yang disebarkan pada 100 responden diperoleh data yang meliputi : nama,

    alamat, jenis kelamin, umur, dari hasil kuesioner yang dibagikan, maka dapat

    diketahui gambaran tamu Bagoes Guest House Sintang sebagai berikut :

    1. Jenis Kelamin Responden

    Berdasarkan hasil penelitian, jenis kelamin responden dapat

    dilihat dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :

    Tabel 4.1

    Jenis Kelamin Responden

    No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

    1 Laki-laki 55 55

    2 Perempuan 45 45

    3 Total 100 100 Sumber : Data Olahan 2017

    Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian

    besar responden laki-laki sebanyak 55 orang atau jika dihitung dalam

    persentase yaitu berjumlah 55%, dan perempuan sebanyak 45 orang

    atau 45%, sehingga sesuai tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

    mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki,

    yaitu sebanyak 55 orang atau 55%.

    42

  • 43

    2. Usia Responden

    Berdasarkan hasil penelitian, usia responden dapat dilihat dalam

    Tabel 4.2 sebagai berikut :

    Tabel 4.2

    Usia Responden

    No Usia Jumlah Persentase

    (%)

    1. 21-30 Tahun 60 60

    2. 31-40 Tahun 24 24

    3. 41-50 Tahun 5 5

    4. 51-60 Tahun 9 9

    5. 61-70 Tahun 2 2

    6. Total 100 100

    Sumber : Data Olahan 2017

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 100

    responden sebanyak 60 orang atau 60% berusia 21-30 Tahun, yang

    berusia 31-40 tahun sebanyak 24 orang atau 24%, usia 41-50 tahun

    sebanyak 5 orang atau 5%, usia 51-60 tahun sebanyak 9 orang atau 9%,

    dan yang paling sedikit adalah diusia 61-70 yaitu sebanyak 2 orang atau

    2%, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini responden

    yang berusia 21-30 tahun lebih dominan yaitu sebanyak 60 orang atau

    60%.

    3. Frekuensi Menginap

    Frekuensi menginap tamu Bagoes Guest House Sintang

    berbeda-beda, Tingkat menginapnya tergantung dari kebutuhan tamu,

    dan biasanya tergantung dari tingkat aktivitas yang dilakukannya

    selama berada di kota Sintang, dan frekuensi menginap dapat dilihat

    ditabel berikut.

  • 44

    Tabel 4.3

    Bagoes Guest House

    Frekuensi Menginap Responden Kamar Standart Lantai 1

    Bagoes Guest House Sintang

    No

    Frekuensi Hari

    Menginap Tamu

    Bagoes Guest House

    Sintang

    Frekeunsi

    Orang

    Persentase

    (%)

    1. 1 – 2 (Hari) 63 Orang 63

    2. 3 – 4 (Hari) 33 Orang 33

    3. 5 – Seterusnya. (hari) 4 Orang 4

    Jumlah 100 Orang 100

    Sumber : Data primer, 2017

    Dari data pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi

    menginap 1-2 hari sebanyak 63 atau (63%), 3-4 hari sebanyak 33 orang atau

    33%, dan 4-seterusnya hari sebanyak 4 orang atau 4% jadi dari data tersebut

    dapat disimpulkan frekuensi menginap tamu tersebesar adalah 1-2 hari atau

    63%.

    B. Persepsi Dan Harapan Responden Terhadap Kualitas Pelayananan

    Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat

    diketahui mengenai persepsi dan harapan responden kepada kualitas

    pelayanan yang diberikan Bagoes Guest House Sintang. Untuk memudahkan

    dari jawaban responden, maka dibuat kriteria penilaian sebagai berikut :

  • 45

    Persepsi :

    1. Sangat Baik (SB) = 5

    2. Baik (B) = 4

    3. Kurang Baik (KB) = 3

    4. Tidak Baik (TB) = 2

    5. Sangat Tidak Baik (STB) = 1

    Harapan :

    1. Sangat Penting (SP) = 5

    2. Penting (P) = 4

    3. Kurang Penting (KP) = 3

    4. Tidak Penting (TP) = 2

    5. Sangat Tidak Penting (STP) = 1

    Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

    Servqual untuk mengukur kesenjangan (Gap) antara persepsi dengan

    harapan pada Bagoes Guest House Sintang.

    Tinggi rendahnya tingkat kualitas pelayanan yang dirasakan oleh

    konsumen tergantung pada besarnya selisih antara nilai yang diterima

    atau dirasakan setelah mengunjungi Bagoes Guest House Sintang

    dengan tingkat harapan yang diinginkan konsumen.

    Jika skor harapan sama dengan skor persepsi maka akan diperoleh

    nilai nol (0), artinya pelayanan yang diberikan oleh Bagoes Guest

    House Sintang adalah baik. Jika skor harapan lebih kecil dari skor

  • 46

    persepsi maka akan diperoleh nilai positif (+), artinya pelayanan yang

    diberikan oleh Bagoes Guest House Sintang, adalah sangat baik. Jika

    skor harapan lebih besar dari skor persepsi maka akan diperoleh nilai

    negatif (-), artinya pelayanan yang diberikan oleh Bagoes Guest House

    Sintang adalah tidak baik.

    Adapun rekapitulasi penilaian responden terhadap dimensi

    pelayanan pada Bagoes Guest House Sintang adalah sebagai berikut

    1. Dimensi Keandalan (Reliability)

    Meliputi kemampuan Bagoes Guest House Sintang dalam

    melaksanakan pelayanan sesuai yang di jalankan secara

    meyakinkan. Penilaian responden terhadap atribut Dimensi

    Keandalan (Reliability) pada Bagoes Guest House Sintang dapat di

    lihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

    Tabel. 4.4

    Penilaian Responden Terhadap Dimensi Keandalan

    N

    o

    Item

    pertanyaan

    Variabel Persepsi (P) Jmlh

    Rata-

    rata

    Variabel Harapan (E) Jmlh

    Rata-

    rata

    Gap

    5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

    1

    Lokasi

    penginapan

    berada pusat

    kota

    23

    70

    7

    0

    0

    416 4,16

    11

    82

    7

    0

    0 404 4,04 0,12

    2 Ketenangan

    dalam

    beristrihat

    40

    50

    8

    2

    0

    428

    4,28

    37

    55

    7

    1

    0

    428

    4,28 0

    3

    desain Kamar

    penginapan

    yang dapat

    menyegarkan

    mata dan

    fikiran

    43 46 9 2 0 430 4,3 49 39 12 0 0 434 4,34 -0,04

    Jumlah 1274 12,74 Jumlah 1266 12,66 0,08

  • 47

    Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa

    penilaian responden terhadap dimensi kehandalan adalah sebagai

    berikut: pertanyaan 1 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata

    4,16 dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,04 dan nilai

    Gapnya sebesar 0,12. Dan pada pertanyaan 2 dengan jumlah

    variabel persepsi rata-rata 4,28 dan jumlah rata-rata variabel

    harapan sebesar 4,28 dan nilai Gapnya sebesar 0. Sedangkan pada

    pertanyaan 3 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata 4,3 dan

    jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4.34 dan nilai Gapnya

    sebesar -0,04. Dan jika dijumlahkan variabel persepsi maka

    berjumlah adalah 12,74 dan variabel harapan berjumlah 12,66

    sehinggga secara keseluruhan indikator pertanyaan dimensi

    keandalan memperoleh rata-rata gap 0,08 (sangat baik) nilai ini

    menunjukan bahwa kesenjangan (Gap) yang positif, yang berarti

    bahwa yang diharapkan konsumen sudah terpenuhi.

    2. Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness)

    Meliputi ketanggapan, kecepatan, dan kesabaran petugas

    membantu konsumen. Penilaian responden terhadap atribut-atribut

    Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) pada Bagoes Guest

    House dapat di lihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

    Tabel. 4.5

    Penilaian Responden Terhadap Dimensi Daya Tanggap

    N

    o

    Item

    pertanyaan

    Variabel Persepsi (P) Jmlh

    Rata-

    rata

    Variabel Harapan (E) Jmlh

    Rata-

    rata

    Gap

    5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

    1

    layanan yang

    segera/cepat

    bagi

    pelanggan

    22 68 9 1 0 411 4,11 37 53 10 0 0 427 4,27 -0,16

  • 48

    Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa

    penilaian responden terhadap dimensi daya tanggap adalah sebagai

    berikut: pertanyaan 1 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata

    4,11 dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4.27 dan nilai

    Gapnya sebesar -0,016. Dan untuk pertanyaan 2 dengan jumlah

    variabel persepsi rata-rata 4,21 dan jumlah rata-rata variabel

    harapan sebesar 4,27 dan nilai Gapnya sebesar -0,06. Selanjutnya

    pada pertanyaan 3 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata 4,23

    dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,29 dan nilai

    Gapnya sebesar -0,06. Dan jika dijumlahkan untuk variabel

    persepsi adalah sebesar 12,55 dan variabel harapan berjumlah

    12,83 dan secara keseluruhan indikator pertanyaan dimensi daya

    tanggap memperoleh rata-rata Gap –0,28 (belum baik) nilai ini

    menunjukan bahwa kesenjangan (Gap) yang negatif, yang berarti

    bahwa yang diharapkan oleh konsumen belum terpenuhi.

    2

    kesiapan

    untuk

    merespon

    permintaan

    pelanggan

    32 57 11 0 0 421 4,21 39 50 10 1 0 427 4,27 -0,06

    3

    kesediaan

    untuk

    membantu

    pelanggan

    39 46 14 1 0 423 4,23 37 55 8 0 0 429 4,29 -0,06

    Jumlah 1255 12,55 Jumlah 1283 12,83 -0,28

  • 49

    3. Dimensi Jaminan (Assurance)

    Meliputi pengetahuan dan kemampuan petugas Bagoes

    Guest House, Sintang untuk menimbulkan keyakinan dan

    kepercayaan kepada konsumen agar merasa aman dan terjamin.

    Penilaian responden terhadap atribut-atribut dimensi Dimensi

    Jaminan (Assurance) pada Bagoes Guest House dapat dilihat pada

    Tabel 4.6 berikut ini:

    Tabel. 4.6

    Penilaian Responden Terhadap Dimensi Jaminan

    N

    o

    Item

    pertanyaan

    Variabel Persepsi (P) Jmlh

    Rata-

    rata

    Variabel Harapan (E) Jmlh

    Rata-

    rata

    Gap

    5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

    1

    Keamanan di

    dalam lingkungan

    penginapan

    36 53 11 0 0 425 4,25 37 53 10 0 0 427 4,27 -0,02

    2

    Reputasi

    penginapan yang

    dikenal sangat baik

    36 57 7 0 0 429 4,29 39 50 10 1 0 427 4,27 0,02

    3

    Keamanan

    konsumen saat

    berada di dalam

    kamar

    45 43 12 0 0 433 4,33 37 55 8 0 0 429 4,29 0,04

    4

    Parkir Kendaraan

    yang dilengkapi

    dengan CCTV

    37 46 16 1 0 419 4,19 33 58 9 0 0 424 4,24 -0,05

    5

    karyawan yang

    menumbuhakan

    rasa percaya

    kepada pelanggan

    30 58 10 2 0 416 4,16 28 57 14 1 0 412 4,12 0,04

    Jumlah 2122 21,22 Jumlah 2119 21,19 0,03

  • 50

    Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa

    penilaian responden terhadap dimensi jaminan adalah sebagai

    berikut: pertanyaan 1 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata

    4,25 dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,27 dan nilai

    Gapnya sebesar -0,02. Dan untuk pertanyaan 2 dengan jumlah

    variabel persepsi rata-rata 4,29 dan jumlah rata-rata variabel

    harapan sebesar 4,27 dan nilai Gapnya sebesar 0,02. Selanjutnya

    untuk pertanyaan 3 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata 4,33

    dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,29 dan nilai

    Gapnya sebesar 0,04. Untuk pertanyaan 4 dengan jumlah variabel

    persepsi rata-rata 4,19 dan jumlah rata-rata variabel harapan

    sebesar 4,24 dan nilai Gapnya sebesar -0,05. Serta pada pertanyaan

    5 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata 4,16 dan jumlah rata-

    rata variabel harapan sebesar 4,12 dan nilai Gapnya sebesar 0,04.

    Dan jika dijumlahkan untuk jumlah variabel persepsi berjumlah

    21,22 dan variabel harapan berjumlah 21,19 sehingga secara

    keseluruhan indikator pertanyaan pada dimensi jaminan

    memperoleh rata-rata Gap 0,03 (sangat baik) nilai ini menunjukan

    bahwa kesenjangan (Gap) yang positif, yang berarti bahwa yang

    diharapkan konsumen sudah terpenuhi.

    4. Dimensi Empati (Emphaty)

    Meliputi kepedulian dan perhatian secara pribadi yang

    diberikan kepada konsumen agar merasa spesial dan kebutuhan

    mereka dapat dipahami. Penilaian responden terhadap atribut-

  • 51

    atribut dimensi Dimensi Empati (Empathy) pada Bagoes Guest

    House dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :

    Tabel. 4.7

    Penilaian Respnden Terhadap Dimensi Empati

    Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa

    penilaian responden terhadap dimensi Empati adalah sebagai

    berikut: pertanyaan 1 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata

    4,19 dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,26 dan nilai

    Gapnya sebesar -0,07. Dan untuk pertanyaan 2 dengan jumlah

    variabel persepsi rata-rata 4,29 dan jumlah rata-rata variabel

    harapan sebesar 4,35 dan nilai Gapnya sebesar -0,06. Selanjutnya

    N

    o Item pertanyaan

    Variabel Persepsi (P) Jmlh

    Rata-

    rata

    Variabel Harapan (E) Jmlh

    Rata-

    rata

    Gap

    5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

    1

    Petugas mengucapkan

    salam pembuka (

    selamat

    pagi/siang/malam

    bapak/ibu) pada awal

    pelayanan

    30 60 9 1 0 419 4,19 37 52 11 0 0 426 4,26 -0,07

    2

    Petugas selalu

    mengucapkan terima

    kasih di akhir

    pelayanan

    40 50 9 1 0 429 4,29 42 51 7 0 0 435 4,35 -0,06

    3

    Karyawan agar dapat

    selalu mencipatakan

    hubungan yang

    harmonis dengan

    konsumen

    36 50 12 2 0 420 4,2 36 53 11 0 0 425 4,25 -0,05

    4

    karyawan

    mempelakukan secara

    penuh dengan

    perhatian

    39 50 11 0 0 428 4,28 31 63 6 0 0 425 4,25 0,03

    Jumlah 1696 16,96 Jumlah 1711 17,11 -0,15

  • 52

    untuk pertanyaan 3 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata 4,2

    dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,25 dan nilai

    Gapnya sebesar -0,05. Pertanyaan 4 dengan jumlah variabel

    persepsi rata-rata 4,28 dan jumlah rata-rata variabel harapan

    sebesar 4,25 dan nilai Gapnya sebesar 0,03. Dan jika dijumlahkan

    untuk variabel persepsi berjumlah 16,96 dan variabel harapan

    berjumlah 17,11 dan secara keseluruhan indikator pertanyaan

    dimensi empati memperoleh rata-rata gap -0,15 (kurang baik) nilai

    ini menunjukan bahwa kesenjangan (Gap) yang negatif, yang

    berarti bahwa yang diharapkan konsumen belum terpenuhi.

    5. Dimensi Berwujud (Tangibles)

    Meliputi fasilitas fisik, peralatan, karyawan dan material

    pendukung yang tersedia dalam melayani konsumen pada Bagoes

    Guest House, Sintang. Penilaian responden terhadap atribut-atribut

    dimensi Dimensi Bukti Fisik (Tangible) pada Bagoes Guest

    House, Sintang dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :

    Tabel. 4.8

    Penilaian Responden Terhadap Dimensi Berwujud

    N

    o

    Item

    pertanyaan

    Variabel Persepsi (P) Jmlh

    Rata-

    rata

    Variabel Harapan (E) Jmlh

    Rata-

    rata

    Gap

    5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

    1

    Tempat tidur

    kamar yang

    sangat empuk

    dan nyaman

    39 51 10 0 0 429 4,29 29 63 8 0 0 421 4,21 0,08

    2

    Bangunan

    penginapan

    mengunakan

    desain modern

    37 50 13 0 0 424 4,24 39 56 5 0 0 434 4,34 -0,1

  • 53

    Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa

    penilaian responden terhadap dimensi berwujud adalah sebagai

    berikut: pertanyaan 1 dengan jumlah variabel persepsi rata-rata

    4,29 dan jumlah rata-rata variabel harapan sebesar 4,21 dan nilai

    Gapnya sebesar 0,08. Dan untuk pertanyaan 2 dengan jumlah

    variabel persepsi rata-rata 4,24 dan jumlah rata-rata variabel

    harapan sebesar 4,34 dan nilai Gapnya sebesar -0,01. Selanjutnya

    dalam dan