89
65 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016 Meditory Number 1 ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP SANGLAH Ni Wayan Nia Ariska Purwanti 1 , I Nyoman Jirna 2 , Ida Ayu Made Sri Arjani 3 Abstract Background Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristic of hyperglycemia that happens by abnormal secretions of insulin, insulin action, or both. The condition of insulin resistance in DM type 2 which cause abnormality in lipid metabolism that indicated by increase or decrease levels of lipid fraction in plasma, include increase levels of Very Low Density Lipoprotein (VLDL) or triglycerides, decrease levels of High Density Lipoprotein (HDL), and formed small dense Low Density Lipoprotein (LDL). Objective The purpose of this study is to determine the relationship between the fasting blood sugar levels with HDL cholesterol levels in patients with DM type 2. Methods The method uses an analytical study with cross sectional design. Sampling examined as many as 35 samples by purposive sampling. The results The relationship between fasting blood sugar levels with HDL cholesterol levels is analyzed by Pearson Product Moment Correlation test. Based on the result concluded that there is a relationship between fasting blood sugar levels with HDL cholesterol levels in patients with DM type 2 in RSUP Sanglah with significant value sig=0,030 (sig<0,05) and coefficient correlation value -0,367. It is suggested for patients with DM to perform laboratory test including HDL cholesterol test to prevent the complication of coronary heart disease. Keywords: DM type 2; fasting blood sugar levels; HDL cholesterol levels Pendahuluan Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya 1 . Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi DM di Indonesia berdasarkan wawancara mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,7% pada tahun 2013. Meningkatnya prevalensi DM di beberapa negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota- kota besar, menyebabkan Penyakit 1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar Korespondensi : Ni Wayan Nia Ariska Purwanti 1 , Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia. Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448 Email : [email protected]

ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

65

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 1

ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP SANGLAH

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti1, I Nyoman Jirna

2, Ida Ayu Made Sri Arjani

3

Abstract

Background Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristic of

hyperglycemia that happens by abnormal secretions of insulin, insulin action, or both. The

condition of insulin resistance in DM type 2 which cause abnormality in lipid metabolism that

indicated by increase or decrease levels of lipid fraction in plasma, include increase levels of

Very Low Density Lipoprotein (VLDL) or triglycerides, decrease levels of High Density

Lipoprotein (HDL), and formed small dense Low Density Lipoprotein (LDL).

Objective The purpose of this study is to determine the relationship between the fasting blood

sugar levels with HDL cholesterol levels in patients with DM type 2.

Methods The method uses an analytical study with cross sectional design. Sampling examined

as many as 35 samples by purposive sampling.

The results The relationship between fasting blood sugar levels with HDL cholesterol levels

is analyzed by Pearson Product Moment Correlation test. Based on the result concluded that

there is a relationship between fasting blood sugar levels with HDL cholesterol levels in

patients with DM type 2 in RSUP Sanglah with significant value sig=0,030 (sig<0,05) and

coefficient correlation value -0,367. It is suggested for patients with DM to perform

laboratory test including HDL cholesterol test to prevent the complication of coronary heart

disease.

Keywords: DM type 2; fasting blood sugar levels; HDL cholesterol levels

Pendahuluan

Diabetes mellitus (DM) merupakan

suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau keduanya1. Menurut data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

prevalensi DM di Indonesia berdasarkan

wawancara mengalami peningkatan dari

1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,7% pada

tahun 2013. Meningkatnya prevalensi DM

di beberapa negara berkembang akibat

peningkatan kemakmuran di negara

bersangkutan, akhir-akhir ini banyak

disoroti. Peningkatan pendapatan per

kapita dan perubahan gaya hidup terutama

di kota- kota besar, menyebabkan Penyakit

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Ni Wayan Nia Ariska Purwanti1,

Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan

Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224,

Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

66

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

Jantung Koroner (PJK), hipertensi, dan

hiperlipidemia2.

Jumlah kunjungan pasien DM di

RSUP Sanglah berdasarkan data rekam

medik pasien DM pada tahun 2013 adalah

sebanyak 450 orang yang keseluruhannya

merupakan pasien DM tipe 2 (tidak

tergantung insulin). Tercatat jumlah kasus

baru pada tahun 2014 sebesar 178 kasus

baru untuk DM tipe 1 dan 1.533 kasus

untuk DM tipe 2. Pada tahun 2015, jumlah

kasus baru yang tercatat adalah sebesar

346 kasus yang terdiri dari 154 kasus DM

tipe 1 dan 192 kasus DM tipe 2.

Berdasarkan studi epidemiologi

terbaru, Indonesia telah memasuki epidemi

DM tipe 2. Perubahan gaya hidup dan

urbanisasi nampaknya merupakan

penyebab penting masalah ini, dan terus

menerus meningkat pada milenium baru

ini3. Keadaan resistensi insulin atau

sindrom metabolik dan DM tipe 2

menyebabkan kelainan metabolisme lipid

yang ditandai dengan peningkatan atau

penurunan fraksi lipid dalam plasma

(dyslipidemia). Dyslipidemia akan

menimbulkan stres oksidatif, keadaan ini

terjadi akibat gangguan metabolisme

lipoprotein yang sering disebut sebagai

lipid triad meliputi peningkatan

konsentrasi Very Low-Density Lipoprotein

(VLDL)atau trigliserida, penurunan

konsentrasi High Density Lipoprotein

(HDL), dan terbentuknya small dense Low

Density Lipoprotein (LDL) yang lebih

bersifat aterogenik4.

Meningkatnya kolesterol dapat

terjadi jika seseorang memiliki faktor

risiko lainnya seperti DM, sehingga

menimbulkan suatu kondisi dimana

kolesterol menumpuk di dinding pembuluh

darah arteri (aterosklerosis).LDL kolesterol

merupakan jenis kolesterol yang bersifat

aterosklerotik.Jika kolesterol ini semakin

tinggi, maka semakin besar risikonya

untuk menumpuk di dinding pembuluh

darah.Sebaliknya HDL kolesterol

merupakan jenis pengangkut kolesterol

yang baik karena mampu menyapu

kolesterol yang berada di dinding

pembuluh darah.HDL mengangkut

kolesterol dan dibawa ke hati untuk diolah

dan diubah menjadi garam empedu5.

Berdasarkan latar belakang diatas,

penulis tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut hubungan kadar gula darah puasa

dengan kadar kolesterol High Density

Lipoprotein(HDL) pada pasien DM tipe 2

di RSUP Sanglah.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian

observasional yang bersifat analitik.

Desain penelitian yang digunakan adalah

studi cross sectional. Penelitian dilakukan

di Laboratorium Patologi Klinik dan

Poliklinik Diabetic Centre RSUP Sanglah

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

67

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

dari Bulan Maret-Juni 2016.Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

DM tipe 2 di Poliklinik Diabetic Centre

RSUP Sanglah.Teknik penentuan sampel

dengan Sampling Purposive dimana

sampel ditentukan berdasarkan

pertimbangan tertentu6. Besar sampel

dalam penelitian ini sebanyak 35 pasien

DM tipe 2 yang melakukan kontrol rutin

dan melakukan pemeriksaan kadar gula

darah puasa, serta bersedia menjadi

responden. Sampel pemeriksaan

menggunakan sampel darah vena,

selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar

gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL

dengan menggunakan alat Cobas

6000.Data yang dikumpulkan selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan uji

normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji

korelasi Pearson Product Moment untuk

mengetahui hubungan kadar gula darah

puasa dengan kadar kolesterol HDL pada

pasien DM tipe 2 di RSUP Sanglah.

Hasil dan Pembahasan

1. Distribusi subjek penelitian

berdasarkan karakteristik

Pasien DM tipe 2 yang paling banyak

ditemukan berjenis kelamin laki-laki.Jenis

kelamin sebenarnya bukan salah satu

faktor risiko DM7.Berdasarkan kelompok

umur, pasien DM tipe 2 paling banyak

ditemukan pada kelompok umur 41-50

tahun.Diabetes sering muncul setelah

seseorang memasuki usia rawan, terutama

setelah usia 45 tahun. Seseorang dengan

usia lebih dari 45 tahun memiliki

peningkatan risiko terhadap terjadinya DM

dan intoleransi glukosa yang disebabkan

oleh faktor degeneratif yaitu menurunnya

fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari

sel β dalam memproduksi insulin8.

Sebagian besar responden yang

diteliti tidak merokok (80%). Merokok

dapat menyebabkan trombosis dengan cara

memproduksi stres oksidatif, disfungsi

endotel dan aktivasi platelet, yang juga

dalam waktu lama akan menyebabkan

aterosklerosis dan trombosis, yang juga

akan menyebabkan kerusakan sensitivitas

insulin dan disfungsi ginjal9.

Hasil penelitian menunjukkan

sebanyak 15 orang responden (42,9%)

memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi

merupakan salah satu faktor dalam

resistensi insulin atau sindrom metabolik

dan sering menyertai DM tipe 2, adanya

hipertensi akan memperberat disfungsi

endotel dan meningkatkan risiko penyakit

jantung koroner10

. Penyakit Hipertensi

pada pasien DM adalah komplikasi

makroangiopati (kelainan pada pembuluh

darah besar) ini terjadi karena

mengerasnya atau tidak elastisnya

pembuluh darah sehingga menyebabkan

tekanan darah menjadi tinggi4.

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

68

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

2. Distribusi subjek penelitian

berdasarkan kadar gula darah puasa

Hasil pemeriksaan pada pasien DM

tipe 2 di Poliklinik Diabetic Centre RSUP

Sanglah menunjukkan rentang kadar gula

darah puasa yaitu 92-230 mg/dl dengan

rata-rata kadar sebesar 142,2 mg/dl. Hasil

ini mengalami peningkatan dari rentang

kadar gula darah puasa normal berdasarkan

nilai normal pada alat Cobas 6000 (80-100

mg/dl). Responden dengan kadar gula

darah puasa tinggi (hiperglikemia)

sebanyak 32 orang (91,4%) didominasi

oleh responden berjenis kelamin laki-laki.

Sementara distribusi terbanyak kadar gula

darah puasa tinggi (hiperglikemia)

berdasarkan kelompok umur ditemukan

pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu

sebanyak 10 orang responden. Semakin

bertambahnya usia maka individu akan

mengalami penyusutan sel-sel β yang

progresif. Organ tubuh yang melemah akan

mengalami penurunan fungsi organ tubuh

pada lansia termasuk sel β pankreas yang

bertugas menghasilkan insulin. Sel β

pankreas dapat mengalami degradasi

menyebabkan hormon insulin yang

dihasilkan terlalu sedikit sehingga kadar

glukosa darah meningkat11

.

Jumlah responden yang merokok

dengan kadar gula darah puasa yang tinggi

adalah sebanyak 20%.Kecanduan rokok

merupakan salah satu faktor yang dapat

memperburuk dan mempengaruhi

perkembangan diabetes3.

Jumlah responden yang memiliki

riwayat hipertensi dengan kadar gula darah

puasa tinggi adalah sebanyak 13 orang

(37,1%). Hipertensi yang berhubungan

dengan diabetes sering berhubungan

dengan abnormalitas koagulasi sekaligus

gangguan lipid12

. Adanya hipertensi akan

memperberat disfungsi endotel dan

meningkatkan risiko PJK10

.

3. Distribusi subjek penelitian

berdasarkan kadar kolesterol HDL

Hasil pemeriksaan kolesterol HDL

pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik

Diabetic Centre RSUP

Sanglahmenunjukkan rentang kadar hasil

pemeriksaan antara 20-57,8 mg/dl dengan

rata-rata sebesar 35,5 mg/dl. Hasil ini

mengalami penurunan dari nilai normal

kadar kolesterol HDL berdasarkan alat

Cobas 6000 (40-65 mg/dl).

Sebagian besar responden

menunjukkan kadar kolesterol HDL yang

tidak normal atau rendah yaitu sebanyak

27 responden. Jumlah responden laki-laki

yang memiliki kadar kolesterol HDL tidak

normal lebih banyak dibandingkan

responden perempuan. Distribusi kadar

kolesterol HDL rendah berdasarkan

kelompok umur menunjukkan prevalensi

terbanyak pada kelompok umur 41-50 dan

61-70 tahun yaitu masing-masing sebanyak

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

69

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

9 responden. Usia dan jenis kelamin juga

mempengaruhi kadar HDL darah. Nilai

HDL darah pada wanita akan meningkat

sampai usia 60 tahun dan mulai menurun

pada usia 60-65 tahun sesuai dengan

pertambahan usia13

.

Jumlah responden yang merokok

dengan kadar kolesterol HDL rendah

adalah sebanyak 5 orang (14,3%). Efek

nikotin pada rokok hampir secara

keseluruhan melepaskan katekolamin,

meningkatkan lipolisis, dan meningkatkan

asam lemak bebas. Dengan meningkatnya

asam lemak bebas membuat produksi

kolesterol VLDL yang berlebihan dan

dengan produksi VLDL yang berlebihan

maka kadar kolesterol HDL darah dengan

sendirinya akan menurun14

.

Jumlah responden yang memiliki

kadar kolesterol HDL rendah dengan

riwayat hipertensi adalah sebanyak 13

orang (37,1%). Orang dengan DM dan

hipertensi, atau orang dengan gangguan

toleransi glukosa dan hipertensi

menunjukkan sebuah karakteristik

dislipidemia yaitu kadar HDL rendah,

tinggi LDL dan VLDL12

.

4. Analisis hubungan kadar gula darah

puasa dengan kadar kolesterol HDL

pada pasien diabetes mellitus tipe 2

Distribusi hasil pemeriksaan kadar

gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL

disajikan dalam tabel 1 berikut ini :

Tabel 1: Distribusi Kadar Gula Darah Puasa dan Kolesterol HDL pada Pasien DM Tipe 2 di

RSUP Sanglah

Hasil pemeriksaan kadar gula darah

puasa dan kolesterol HDL pada 35

responden menunjukkan bahwa jumlah

responden yang memiliki kadar gula darah

puasa tinggi dan kadar kolesterol HDL

rendah adalah sebanyak 74,3%. Hal ini

menunjukkan bahwa penurunan kadar

kolesterol HDL pada responden DM tipe 2

Kadar Gula Darah Puasa Kadar Kolesterol HDL

Normal % Rendah % Total %

Normal 2 5,7 1 2,9 3 8,6

Tinggi 6 17,1 26 74,3 32 91,4

Total 8 22,8 27 77,2 35 100

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

70

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

tidak hanya dipengaruhi oleh kadar gula

darah puasa yang tinggi. Penurunan kadar

kolesterol HDL juga dipengaruhi banyak

faktor lain seperti aktivitas fisik yang

dilakukan, pola makan, kebiasaan merokok,

konsumsi obat, dan faktor genetik15

.

Hasil uji korelasi Pearson Product

Momentdalam penelitian ini menunjukkan

nilai sig.=0,030, menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kadar gula

darah puasa dan kadar kolesterol HDL.Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori bahwa

dyslipidemia yang khas pada sindrom

metabolik dan DM tipe 2 ditandai dengan

peningkatan trigliserida dan penurunan

kolesterol HDL.Kolesterol LDL biasanya

normal, namun mengalami perubahan

struktur berupa peningkatan small dense

LDL. Penurunan kolesterol HDL

disebabkan peningkatan trigliserida

sehingga terjadi transfer trigliserida ke

HDL16

. Tingginya kadar gula darah dalam

tubuh secara patologis berperan dalam

peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang

merupakan pencetus atau faktor risiko dari

beberapa penyakit vaskuler17

.

Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Ada hubungan yang signifikan antara

kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol

HDL pada pasien DM tipe 2 di RSUP

Sanglah dengan nilai sig=0,030. Korelasi

negatif mengindikasikan pola hubungan

kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol

HDL adalah tidak searah yaitu semakin

tinggi kadar gula darah puasa maka semakin

rendah kadar kolesterol HDL.

2. Saran

Bagi penderita DM tipe 2 sebaiknya

melakukan pemeriksaan gula darah puasa

secara rutin dan berkesinambungan disertai

dengan pemeriksaan penunjang yaitu

pemeriksaan kolesterol HDL untuk

mencegah terjadinya komplikasi berupa

penyakit jantung koroner.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan

dapat menambah variabel yang diperiksa

berupa pemeriksaan terhadap kadar gula

darah dan kadar lipid profil (trigliserida,

kolesterol total, kolesterol HDL, dan

kolesterol LDL) pada pasien DM tipe 2.

Daftar Pustaka

1. Purnamasari, D. Diagnosis dan

Klasifikasi Diabetes Mellitus. Jakarta:

Interna Publishing; 2010

2. Suyono, S. Diabetes Mellitus di

Indonesia. Jakarta: Interna Publishing;

2010

3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI). Konsensus Pengendalian

dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe

2 di Indonesia. [online] [cited 25 Januari

2016]; didapat dari URL:

file:///C:/Users/Windows%208.1/Downl

oads/234334110-Konsensus-DM-

Perkeni-2011.pdf.

4. Shahab, A. Komplikasi Kronik DM

Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:

Interna Publishing; 2010.

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

71

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN

KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI RSUP SANGLAH 1

CHOLERAE

5. Cahyono, J.B.S.B. Gaya Hidup dan

Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius;

2008.

6. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Penerbit Alfabeta; 2013.

7. Laila R., A. Rinayanti, dan

H.Priambodo. Penatalaksanaan Penyakit

Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Pasien

Rawat Inap di RSUD Koja Jakarta

Utara. Jakarta : Fakultas Farmasi

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta;

2013.

8. Betteng, R., D. Pangemanan, dan N.

Maluyu. Analisis Faktor Resiko

Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus

Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif di

Puskesmas Wawonasa. Jurnal e-

Biomedik (eBM). Volume 2 Nomor 2.

Juli 2014.

9. Manoy, Y., S.H.Rampengan, dan

S.Palar. Hubungan Beberapa Faktor

Risiko Penyakit Jantung Koroner

Dengan Laju Filtrasi Glomerulus Pada

Pasien Infark Miokard Lama. Manado:

Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Manado; 2013.

10. Shahab, A. Komplikasi Kronik DM

Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:

Interna Publishing; 2010.

11. Sholikhah, W.S. 2014. Hubungan Antara

Usia, Indeks Massa Tubuh, dan Tekanan

Darah dengan Kadar Gula Darah pada

Lansia di Desa Baturan Kecamatan

Colomadu. [online] [cited20 Juni 2016];

di dapat dari URL:

http://eprints.ums.ac.id/32167/13/NASK

AH%20PUBLIKASI.pdf.

12. Rinandyta, S.A. Perbedaan Kadar LDL

pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

dengan Hipertensi dan Tanpa Hipertensi

di RSUD Dr. Moewardi. [online][cited

17 Januari 2016]; 2012;

URL:http://eprints.ums.ac.id

13. Sepriati. Pengaruh Latihan Fisik

Terstruktur terhadap High Density

Lipoprotein (HDL) pada Pasien

Hipertensi diu Poliklinik Ginjal dan

Hipertensi RSUP M Djamil Padang.

[online] [cited 5 Juni 2016]; 2011; di

dapat dari URL: Gopdianto, D.A.,

D.Wongkar, dan S.H.R. Ticoalu. 2013.

Perbandingan Kadar Kolesterol High

Density Lipoprotein Darah pada Pria

Perokok dan Bukan Perokok. Jurnaal e-

Biomedik (eBM). Volume 1 Nomor 2.

Juli 2013. Halaman 997-1001.

14. National Cholesterol Education Program

(NCEP). 2002. Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood

Cholesterol In Adults (Adult Treatment

Panel III). NIH Publication No. 02-5215.

[online] [cited 25 April 2016]; di dapat

dari URL: http://circ.ahajournals.org/.

15. Soegondo, S. dan D. Purnamasari..

Sindrom Metabolik. Jakarta: Interna

Publishing. 2010.

16. Khudin, A.M. Hubungan Kadar Gula

darah Sewaktu dengan kejadian Stoke

Iskemik Ulang di Rumah sakit Umum

Daerah Sukoharjo. [online] [cited 20

Juni 2016]; 2014; di dapat dari

URL:http://eprints.ums.ac.id.

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

72

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 2

ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

I DG Aditya Satria Darma Putra1, I Wayan Merta

2, Cok Dewi Widhya Hana Sundari

3

Abstract

Background: Snakefruit‟s rind that only so far as waste, can be processed into a functional

beverage is good for health. Snakefruit‟s bark contains phenolic compounds which are

natural antioxidants in fruits.

Objective: The purpose of this study is to determine the total phenol levels and sensory value

of stew salak bali sibetan karangasem‟s bark in various formulations as functional beverage.

Methods: Analysis of total used spectrophotometric method with Folin-Ciocalteu phenol

reagent and gallic acid standard. It also performed the water content analysis used

thermogravimetry method.

Result: Salak Bali Sibetan‟s bark have average water content 24.1872±0.036%wb. The

results of total phenol analysis showed that 2, 10, 20, 30, 40 gram of Salak Bali‟s bark with

200 ml water are: 10,84±0,587; 13,79±0,756; 12,19±0,205; 12,02±0,268; 10,57±0,389 mg/L

GAE respectirely. Conclusions: The highest total phenol content is (10g/200ml) formulation,

and also supported by a sensory test showed that a majority of panelist also prefer that

formulation because has good colour, flavor and smell.

Keywords : Salak Bali‟s Sibetan rind, total phenol, Folin-Ciocalteu.

PENDAHULUAN

Salak (Salacca zalacca) merupakan

tanaman asli Indonesia. Di Indonesia

dikenal antara 20 sampai 30 jenis spesies

salak. Beberapa yang terkenal diantaranya

adalah salak Sidimpuan dari Sumatra

Utara, salak pondoh dari Yogyakarta, salak

condet dari DKI jakarta, dan salak Bali1.

Buah salak mengandung berbagai senyawa

yang dapat berperan sebagai antioksidan,

diantaranya vitamin C, likopen serta β-

karoten yang merupakan provitamin A,

asam asam organik, senyawa fenolik serta

tanin2,3

. Senyawa fenolik bersifat sebagai

antioksidan karena kemampuannya

melawan pembentukan radikal bebas

dalam tubuh.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Ni Wayan Nia Ariska Purwanti1,

Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan

Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224,

Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

73

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN

KULIT SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

Banyak penelitian telah

menunjukkan bahwa buah-buahan dan

sayuran yang kaya polifenol sangat efektif

dalam melindungi tubuh dari penyakit

kanker, kardiovaskular, dan gangguan

saraf 4. Beberapa senyawa polifenol juga

diketahui mempunyai aktivitas

antihipertensi 5. Buah salak diketahui

memiliki total polifenol yang lebih tinggi

dari pada buah manggis (Garcinia

mangostana) 6. Salak Bali memiliki kadar

fenolik total lebih tinggi di bandingkan

dengan salak pondoh dan salak ngelumut

yaitu 6,43±1,21 mg/kg db 7.

Desa Sibetan Kecamatan Bebandem

merupakan salah satu sentra penghasil

buah salak di Kabupaten Karangasem.

Mayoritas jenis salak yang dikembangkan

oleh petani di desa ini adalah salak

“Sibetan” yang lebih dikenal dengan

sebutan salak Bali. Kelebihan salak Bali

adalah memiliki biji yang kecil sehingga

daging buah lebih tebal, rasa yang manis

dan renyah 8. Saat musim panen tiba selain

dijual langsung, untuk meminimalisir

kerugian warga desa tersebut memiliki

inisiatif meracik dan mengolah buah-buah

tersebut menjadi beberapa olahan seperti

wine, dodol, kripik, sirup dan manisan 9.

Cara-cara seperti ini sangat diperlukan

selain untuk mengurangi kerugian, juga

untuk meningkatkan daya jual dari buah

salak tersebut.

Selama ini salak dianggap sebagai

buah-buahan yang hanya dapat dinikmati

buahnya saja. Tidak hanya itu, kulit buah

salak dianggap hanya sebagai limbah dan

tidak termanfaatkan. Penelitian penelitian

tentang kandungan kulit salak banyak di

lakukan. Hasil uji fitokimia menunjukkan

kulit buah salak mengandung senyawa

flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid.

Kandungan flavonoid di dalam ekstrak

kulit salak mampu menurunkan kadar

glukosa dalam darah 10

. Tingkat kekuatan

antioksidan pada air rebusan kulit salak

tergolong aktif karena berada pada

rentangan 50 – 100 ppm 11

.

Antioksidan sangat bermanfaat bagi

kesehatan yaitu dapat mencegah pemicu

penyakit regeneratif seperti : kanker,

diabetes, penuaan dini yang disebabkan

oleh radikal bebas dan antioksidan juga

dapat mempertahankan mutu produk

pangan 12

. Bahan alam memiliki potensi

aktivitas biologis sebagai antioksidan dan

antikanker karena strukturnya memiliki

gugus fenol 13

. Fenol merupakan senyawa

kimia yang alami terkandung di dalam

tumbuhan, bersifat sebagai antioksidan

kuat dan umumnya banyak terkandung

pada kulit buah 14

.

Berdasarkan uji pendahuluan yang

telah dilakukan menggunakan reagen

Folin-Ciocalteu phenol, saat rebusan kulit

salak direaksikan dengan reagen tersebut

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

74

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN

KULIT SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

terjadi perubahan warna menjadi biru yang

menandakan bahwa rebusan kulit salak

mengandung senyawa fenol. Formulasi

yang digunakan dalam uji pendahuluan ini

adalah 40 gram kulit salak dengan 200 ml

air. Hasil air rebusan yang didapatkan

sudah cukup pekat, maka perlu dilakukan

penelitian dengan formulasi dibawahnya

dan dibatasi hingga formulasi tersebut agar

penambahan kulit salak tidak terlalu

banyak. Berdasarkan uraian di atas maka

peneliti tertarik dan ingin melakukan

penelitian mengenai analisis total fenol

pada berbagai formulasi rebusan kulit

salak Bali Sibetan Karangasem yang dapat

di aplikasikan sebagai minuman

fungsional.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

adalah pra eksperimen dengan rancangan

Posttest Only Design. Dalam rancangan ini

perlakuan atau intervensi telah dilakukan

(X) kemudian dilakukan pengukuran

(observasi) atau posttest (02). Hasil

observasi hanya memberikan informasi

yang bersifat deskriptif. Dalam rancangan

ini tidak terdapat kontrol 15

.Penelitian ini

dilakukan pada bulan Februari sampai Juni

2016 di Agrowisata milik Kelompok Tani

Abian Salak Desa Sibetan Kecamatan

Bebandem Kabupaten Karangasem untuk

pengambilan sampel salak. Pemeriksaan

dilakukan pada Laboratorium Kimia

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Denpasar untuk menguji kadar air dan total

fenol kulit salak.

Cara pengambilan sampel dengan

purposive sampling, yaitu suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih

sampel sesuai dengan kriteria sampel. Cara

pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi, uji

subjektif (warna, rasa, aroma, dan

penerimaan keseluruhan) serta analisis

laboratorium kadar total fenol pada

berbagai formulasi rebusan kulit salak

menggunakan metode spektrofotometer

dengan reagen Folin-Ciocalteu phenol.

Setelah mendapatkan data, data diolah

dengan statistik deskriptif yaitu statistik

yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap objek

yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya 16

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :

1. Hasil pemeriksaan total fenol

Analisis total fenol yang dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang

760 nm dan dengan menggunakan reagen

Folin-Ciocalteu phenol. Hasil dari

pengukuran absorbansi larutan standar

asam galat yang telah diplot dalam kurva

absorbansi standar dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

75

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN

KULIT SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

Hasil dari pemeriksaan total fenol

pada berbagai formulasi rebusan kulit

salak yang diperiksa menggunakan metode

spektrofotometri dengan reagen reagen

Folin-Ciocalteu phenol dapat dilihat pada

Tabel 1.

Gambar 1.

Kurva Standar Asam Galat

Tabel 1. Total Fenol Pada Berbagai Formulasi Rebusan Kulit Salak Bali Sibetan

Formulasi

Total Fenol (mg/L GAE)

Replikasi

1

Replikasi

2

Rata rata & SD

2 gram kulit salak : 200 ml air 10.42 11.25 10.84 ± 0.587

10 gram kulit salak : 200 ml air 13.25 14.32 13.79 ± 0.756

20 gram kulit salak : 200 ml air 12.04 12.33 12.19 ± 0.205

30 gram kulit salak : 200 ml air 11.83 12.21 12.02 ± 0.268

40 gram kulit salak : 200 ml air 10.29 10.84 10.57 ± 0.389

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

76

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN

KULIT SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

Tabel 1 menunjukkan hasil dari

perhitungan total fenol yang telah

dilakukan, nilai rata-rata total fenol

tertinggi adalah pada formulasi 10gram

dengan 200ml yaitu 13.79 ± 0.756 mg/L

GAE dan kadar terendahnya adalah pada

formulasi 40gram dengan 200ml yaitu

10.57 ± 0.389 mg/L GAE. Pada formulasi

2 gram hanyak mampu menghasilkan total

fenol 10.84 ± 0.587 mg/L GAE. Terjadi

penurunan kadar total fenol pada formulasi

20 gram hingga 40 gram.

2. Hasil uji organoleptik berbagai

formulasi rebusan kulit salak

Digunakan panelis sebanyak 25

orang di Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar untuk menguji secara

sensori formulasi air rebusan kulit salak.

Adapun kriteria penilaian dalam penelitian

kali ini adalah warna, rasa, aroma dan

penerimaan keseluruhan disajikan pada

Tabel 2.

Pembahasan

Polifenol adalah sekelompok zat

kimia yang secara alami ditemukan pada

tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas

yakni memiliki banyak gugus fenol

didalam molekulnya. Komponen senyawa

fenolik bersifat polar dan memiliki fungsi

antara lain sebagai penangkap radikal

bebas dan peredam terbentuknya oksigen

singlet. Pada beberapa penelitian,

disebutkan bahwa kelompok polifenol

memiliki peran sebagai antioksidan yang

baik untuk kesehatan. Antioksidan dari

senyawa ini dapat mengurangi beberapa

risiko penyakit seperti serangan jantung

dan kanker 14

.

Berdasarkan hasil pengujian kadar

air dengan menggunakan metode

pemanasan langsung (direct heating)

menggunakan oven, didapatkan bahwa

kulit salak Bali Sibetan mengandung rata-

rata kadar air 24.1872%bb ±0.036.

Berbeda jenis salak tentunya berbeda juga

kadar air dari kulit salak tersebut. Adapun

berdasarkan hasil penelitian kadar air kulit

salak Pondoh yaitu 74.67% dan kulit salak

Gading yaitu 30.06% 17

. Maka dari itu

kulit salak Bali Sibetan memiliki kadar air

yang lebih rendah dibandingkan salak

Gading dan Pondoh. Kadar air dalam suatu

bahan sangat perlu diuji karena tingginya

kadar air menjadi faktor mudahnya suatu

komoditi mengalami kerusakan

dikarenakan bakteri, kapang, khamir

mudah berkembang 18

.

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

77

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

Berdasarkan hasil pengujian analisis

total fenol yang telah dilakukan, formulasi

yang memiliki nilai total fenol tertinggi

adalah formulasi ke 2 yaitu 13.79 ± 0.756

mg/L GAE. Formulasi tersebut dibuat

dengan kandungan 10 gram kulit salak.

Hasil ini lebih tinggi jika dibandingankan

dengan hasil penelitian menggunakan 10

gram daging buah salak Bali yang

memiliki nilai total fenol sebesar 6.43

mg/kg GAE 7. Hal ini didukung dengan

teori bahwa polifenol memang banyak

terkandung dalam kulit buah 14

. Dalam

proses pelarutan kulit salak digunakan air

sebagai pelarut karena senyawa fenol

bersifat polar atau mudah larut di dalam air

14.Selain itu penggunaan air sebagai pelarut

tentunya mempertimbangkan agar

mudahnya pengaplikasian dimasyarakat

jika nantinya kulit salak dikembangkan

sebagai suatu produk minuman fungsional

berbasis kulit salak.

Pada formulasi 2 gram kulit salak

dengan 200 ml air hanya dapat

menghasilkan total fenol sebesar 10.86 ±

0.587 mg/L GAE. Hal tersebut

menandakan hanya sebesar itulah

kandungan fenol pada kulit salak yang

mampu terekstrak dengan maksimal.

Penurunan nilai total fenol dengan

kandungan 20, 30 dan 40 gram kulit salak

dapat disebabkan oleh senyawa fenol yang

terkandung dalam kulit salak tidak dapat

larut atau terekstrak sempurna dengan 200

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Data Uji Organoleptik Air Rebusan Kulit Salak

Kriteria

Penilaian

Formulasi

Total

responden (1)

2g/200ml

(2)

10g/200ml

(3)

20g/200ml

(4)

30g/200ml

(5)

40g/200ml

Suka Tidak

suka

Suka Tidak

suka

Suka Tidak

suka

Suka Tidak

suka

Suka Tidak

suka

Warna 4 21 20 4 1 21 0 25 0 25

25 orang

Rasa 7 18 16 9 2 23 0 25 0 25

Aroma 4 21 16 9 3 22 0 25 2 23

Penerimaan

keseluruhan

3 22 20 5 2 23 0 23 0 25

Keterangan :

- Formulasi yang paling banyak diminati panelis baik dari segi warna, rasa, aroma dan penerimaan keseluruhan

adalah formulasi ke 2 (10gram/200ml)

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

78

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

ml air (setara dengan segelas air) atau

dapat dikatakan larutan tersebut lewat

jenuh. Larutan lewat jenuh merupakan

larutan yang mengandung solute

berlebihan sehingga terdapat solute yang

tidak terlarut 19

. Sehingga dapat

diasumsikan senyawa fenolnya masih

berada di dalam kulit salaknya dan belum

terlarut maksimal. Maka dari itu formulasi

rebusan kulit salak terbaik adalah

formulasi 10 gram dengan 200 ml air.

Dalam penelitian ini dilakukan juga

uji organoleptik terhadap beberapa

formulasi rebusan kulit salak tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan pada 25 orang di Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Denpasar, didapatkan

hasil yaitu tingkat kesukaan tertinggi

diperoleh oleh formulasi kedua baik dari

segi warna, rasa, aroma dan penerimaan

keseluruhan. Mayoritas panelis memilih

formulasi tersebut karena memiliki warna

yang tidak terlalu bening ataupun pekat

karena penambahan kulit salak yang tidak

terlalu sedikit ataupun terlalu banyak,

aroma yang harum dengan rasa yang tidak

terlalu pahit maka dari itu lebih cocok jika

nantinya dijadikan sebuah minuman.

Kandungan polifenol didalam kulit salak

itulah yang menyebabkan timbulnya aroma

wangi yang menyegarkan. Dimana

tumbuhan atau buah-buahan yang

mengandung polifenol akan memiliki

aroma yang harum dan rasa yang

menyegarkan 20

.

Di Bali sentra penghasil buah salak

adalah Kabupaten Karangasem dengan

produksi terbesarnya berada di Desa

Sibetan yaitu sebuah desa di Kecamatan

Bebandem, Karangasem. Pengolahan

berbahan salak tentunya sangat diperlukan

selain untuk mengurangi kerugian saat

musim panen, juga untuk meningkatkan

nilai ekonominya. Pengolahan berbahan

salak di desa ini baru hanya sebatas daging

buah dan bijinya saja saja. Kulit dari salak

tersebut berdasarkan hasil observasi dan

keterangan dari kelompok tani setempat

belum dimanfaatkan padahal banyak

kandungan bermanfaat yang terkandung

didalam kulit salak tersebut yang salah

satunya adalah senyawa polifenol yang

dapat sebagai antikanker. Sedikitnya

terdapat 5 mekanisme aktivitas antikanker

dari polifenol. Pertama, kemampuan

antioksidan dari polifenol dapat

melindungi sel dari kerusakan DNA

dengan membersihkan sel dari radikal

bebas (Reactive Oxygen Species / ROS).

Kedua, polifenol memodulasi protein yang

berperan dalam jalur transduksi signal

seperti activator protein 1 (AP-1),

mitogen-activated protein kinase (MAPK),

phosphatidylinositol 3-kinase (PI 3’-K),

p70S6-K dan Akt. Ketiga, polifenol

mengurangi aktivitas dari tyrosine kinase

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

79

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

receptors (PDGF-Rβ, EGF-R) yang

berperan dalam proliferasi ganas dari sel

tumor. Keempat, polifenol menginduksi

apoptosis pada sel tumor. Kelima,

polifenol mengatasi resistensi multiobat

dengan memblok efluks P-glycoprotein (P-

gp) terhadap obat-obat antikanker 21

.

Berdasarkan hal tersebut kulit salak yang

selama ini dibuang begitu saja jika diolah

dengan baik tentunya memiliki berbagai

manfaat selain sebagai salah satu cara

penanggulangan limbah, juga memiliki

kandungan-kandungan yang baik bagi

kesehatan salah satunya yaitu polifenolnya.

Sehingga kulit salak ini dapat

dikembangkan menjadi minuman

fungsional yang nantinya dapat dikenal

sebagai minuman herbal berbasis kulit

salak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Nilai total fenol rebusan kulit salak

Bali Sibetan Karangasem yang

tertinggi adalah formulasi 10 gram

kulit salak dengan 200 ml air yaitu

13.79 ± 0.756 mg/L GAE

2. Hasil uji organoleptik rebusan kulit

salak yang terbaik adalah formulasi 10

gram kulit salak dengan 200 ml air

karena memiliki warna, rasa, aroma

dan penerimaan keseluruhan yang pas

dan cocok dijadikan sebagai sebuah

minuman.

Saran

1. Bagi petani setempat disarankan untuk

melakukan pengembangan terhadap

pengolahan berbahan salak, salah

satunya adalah pada bagian kulitnya

Disarankan formulasi yang digunakan

adalah 10 gram kulit salak dengan 200

ml air karena selain memiliki total

fenol yang maksimal, juga memiliki

warna, aroma dan rasa yang terbaik

diantara formulasi lainnya. Dapat juga

ditambahkan Bahan Tambahan

Pangan berupa gula untuk menambah

cita rasa dari produk minuman

tersebut.

2. Untuk masyarakat dapat menjadikan

rebusan kulit salak sebagai minuman

alternatif yang baik bagi kesehatan

untuk pencegahan dini berbagai

penyakit degeneratif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tika, I N., I G. A. T. Agustina, dan

G. A. Yuniartaa. IbM Salak di Desa

Sibetan Bali.

http://lemlit.undiksha.ac.id/media/1

280._i_nyoman_Tikadkk.,m

(diakses pada 27 november 2015).

2013.

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

80

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

2. Astawan, A-Z Ensiklopedia Gizi

Pangan Untuk Keluarga. Jakata :

Dian Rakyat, M. 2009.

3. Lestari, R., G. Elbert, dan S.H.

Keil. Fruit Quality Changes of

Salak “Pondoh” Fruits (Salacca

zalacca (Gaertn.) Voss) during

Maturation and Ripening ; Journal

of Food Research: Vol. 2, No. 1.

http://www.ccsenet.org/journal/inde

x.php/jfr/article/viewFile/22743/15

394 (diakses pada 30 november

2015). 2013

4. Vauzour, D., A. R. Mateos, G.

Corona, dan J.P.E. Spencer.

Polyphenol and Human Health :

Prevention of Diseases and

Mechanism of Action : Journal

nutrient. ISSN 2072-6643. 2010.

5. Dhianawaty, D., Ruslin.

Kandungan Total Polifenol Dan

Aaktovitas Antioksidan Dari

Ekstrak Metanol Akar Imperata

cylindrica (L) Beauv (Alang

Alang). MKB. Volume 47 (1).

http://journal.fk.unpad.ac.id/index.p

hp/mkb/article/viewFile/398/pdf_1

61. (diakses pada tanggal 24 januari

2016). 2015.

6. Leontowicz, H., M. Leontowicz, J.

Drzewiecki, dan S. Poovarodom.

Bioactive properties of Snake Fruit

(Salacca edulis Reinw) and

Mangosteen (Garcinia

mangostana) and their Influence on

Plasma Lipid Profile and

Antioxidant activity in Rats Fed

Cholesterol. European Food

Research and Technology 223 :

697-703.

http://link.springer.com/article/10.1

007%2Fs00217-006-0255-7.(

Diakses pada 27 november 2015).

2006.

7. Ariviani, S., N.H.R. Parnanto.

Kapasitas Antioksidan Buah Salak

(Salacca Edulis Reinw) Kultivar

Pondoh, Nglumut Dan Bali Serta

Korelasinya Dengan Kadar

Fenolik Total Dan Vitamin C :

Agritech.Vol.33. No.3. Agustus

2013. 2013.

8. Sarmiati, N. N., N.W. Suparmi, dan

N.M.A. Trisnawati. Upaya

Pelestarian Salak Gula Pasir

Melalui Pelatihan Dan Pembinaan

Petani Dengan Pencangkokan Di

Desa Sibetan. Jurnal Bestari.

Volume 42. 2009.

9. Triadi, N. Tinjauan Kapasitas

Antioksidan Madu Salak di Desa

Sibetan, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem. Denpasar

: Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar. 2015.

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

81

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I DG Aditya Satria Darma Putra, dkk., ANALISIS TOTAL FENOL PADA BERBAGAI FORMULASI REBUSAN KULIT

SALAK BALI SIBETAN KARANGASEM SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

10. Sahputra, F., M. Potensi Ekstrak

Kulit dan Daging Buah Salak

Sebagai Antidiabetes. Bogor:

Program Studi Biokimia Fakultas

MIPA. 2008.

11. Dhyanaputri, I G. A., I W. Karta,

dan L.A. Wilan. Analisis

Kandungan Gizi Ekstrak Kulit

Salak Produksi Kelompok Tani

Abian Salak Desa Sibetan Sebagai

Upaya Pengembangan Potensi

Produk Pangan Lokal . Denpasar :

Politeknik Kesehatan Denpasar.

2015.

12. Yusniarti, F., A.D.Y. Montolalu,

dan F. Mentang. Kandungan Total

Fenol Dalam Rumput Laut

(Caulerpa racemosa ) Yang

Berpotensi Sebagai

Antioksidan.http://ejournal.unsrat.a

c.id/index.php/jmthp/article/viewFi

le/1859/1468. (diakses pada 27

november 2015). 2013.

13. Handayani, S., R. Arianingrum,

dan W. Haryadi. Aktivitas

Antioksidan dan Antikanker

Turunan Benzalseton. Yogyakarta :

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Yogyakarta. 2014.

14. Winarti, S. Makanan Fungsional.

Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010.

15. Notoatmodjo, S. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

16. Sugiyono.. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta

2013.

17. Hendri, Z., dan R. Arianingrum.

Pengembangan Teknologi

Pengawetan Kulit Salak Untuk

Bahan Produk Seni Kerajinan.

Jurnal Penelitian Saintek: Vol.15,

No.2. 2010.

18. Musthafavi, Z. Analisis Kapasitas

Antioksidan Dan Kandungan Total

Fenol Pada Buah.

http://repository.ipb.ac.id (diakses

pada 29 mei 2016). 2014.

19. Budiman, A. Farmasi Fisika

Kelarutan. Online.

http://blogs.unpad.ac.id. (Diakses

pada 17 Juli 2016). 2011.

20. Kumalaningsih, S. 2006.

Antioksidan Alami. Surabaya :

Trubus Agrisarana

21. Ramadhan, P. Mengenal

Antioksidan. Yogyakarta : Graha

ilmu. 2015.

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

82

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 3

KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

IGA Tari Diva Pradnya Dewi1, Nyoman Mastra

2, I Wayan Merta

3

Abstract

Background Banjar Ambengan is one banjar contained in Sayan village, where people still

have the habit of gathering accompanied by excessive alcohol consumption. Consumption of

alcohol has a direct relationship with the death cases caused by liver sirosis. The liver

mechanism disturbance leads to the case of swelling as the result of the rise of serum

glutamate piruvat transminase (SPGT) enzyme.

Objective This study is aimed at investigating the SPGT level of the serum of the alcoholic.

The study uses the non-probability sampling technique called snowball sampling. The

samples of this study are thirty alcoholic men aging upper eighteen. The respondents will be

interviewed to get the deeper information. The research reveals that 6 respondents have high

SPGT level (20%) and 24 of them have normal SPGT level (80%).

Result of the examination serum SGPT levels alcoholics in the study ranged from 11 to 79.20

U / L. The measurement results SGPT levels are high on the research respondents based on

the characteristics of age at most 33.3%, based on the frequency of consumption of at most

33.3%, based on the period of consumption at most 50%, based on the volume of consumption

at most 66.7%, based on the type of liquor consumed at most 66.7%, and based on the type of

work at most 50%.

Conclusion SGPT levels of the alcoholics in Banjar sub district Ambengan Desa Sayan Ubud

Gianyar regency that of 30 respondents, 20% respondents had a high ALT levels as many as 6

people and 80% respondents choose a normal ALT levels as many as 24 people.

Keywords: Liquor, Liver, Addict, SGPT Levels

PENDAHULUAN

Hati adalah organ terbesar dan

secara metabolisme paling kompleks di

dalam tubuh. Organ hati terlibat dalam

metabolisme zat makanan serta sebagian

besar obat dan toksikan. Hati merupakan

organ tubuh yang penting untuk

mendetoksifikasi zat kimia yang tidak

berguna/merugikan tubuh. Terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi kerusakan hati,

seperti misalnya virus, bakteri, toksisitas

dari obat-obatan dan bahan kimia serta

konsumsi alkohol yang berlebihan 1

Minuman keras beralkohol

merupakan faktor penyebab dari sekitar 60

jenis penyakit dan merupakan faktor

komponen dari 200 jenis penyakit lainnya.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Ni Wayan Nia Ariska Purwanti1,

Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan

Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224,

Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

83

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

Terdapat berbagai jenis penyakit yang

disebabkan oleh konsumsi alkohol, salah

satunya adalah gangguan fungsi hati seperti

penyakit hati alkoholik (alcoholic liver

disease).2. Terdapat hubungan langsung

antara konsumsi minuman keras beralkohol

dengan mortalitas akibat sirosis hati.

Gangguan mekanisme di hati dapat

mengakibatkan terjadinya pembengkakan

dengan adanya kenaikan enzim

transaminase yang diproduksi oleh hati3.

Pemeriksaan yang digunakan untuk

mengetahui adanya kenaikan enzim

transaminase yaitu dengan melakukan

pemeriksaan serum glutamate piruvat

transaminase (SGPT) atau serum glutamate

oksaloasetat transaminase (SGOT), tetapi

pemeriksaan serum glutamate piruvat

transaminase (SGPT) lebih spesifik

dilakukan karena lebih banyak diproduksi di

hati dari pada enzim serum glutamate

oksaloasetat transaminase (SGOT).4.

Penelitian menyebutkan bahwa tingkat

kerusakan hati biasanya dapat dilihat dari

adanya peningkatan rasio serum glutamate

piruvat transaminase (SGPT) lebih dari dua

kali angka normal 5. Penelitian lain

menyebutkan dampak negatif dari

penyalahgunaan minum minuman keras

antara lain prestasi sekolah merosot 96%,

hubungan keluarga memburuk 93%,

perkelahian dan tindak kekerasan 65,3% dan

kecelakaan lalu lintas 58,7%. 6

Pada tahun 2012, seorang laki-laki

berusia 57 tahun asal Karangasem mengeluh

perutnya membesar disertai dengan nyeri

pada ulu hati. Selain itu masih banyak

keluhan lainnya yang dialami, setelah

dilakukan pemeriksaan untuk diagnosis

pasien, ditemukan adanya peningkatan pada

bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin

indirek, serum glutamate piruvat

transaminase (SGPT), serum glutamate

oksaloasetat transaminase (SGOT), BUN

dan kreatinin, albumin rendah, pemeriksaan

HBsAg dan anti HCV hasilnya non reaktif.

Pasien dikatakan menderita sirosis hati yang

disebabkan oleh alkohol. Hal ini semakin

diperkuat dengan pengakuan pasien yang

gemar mengkonsumsi minuman keras sejak

masih muda7.

Berdasarkan pengamatan Desa

Sayan terdiri dari 8 banjar dan tempat

penjualan minuman keras yang masih

beroperasi dengan bebas, salah satunya

terdapat di Banjar Ambengan. Serta

merupakan salah satu banjar dengan jumlah

penduduk terkecil yang terdapat di Desa

Sayan. Walaupun demikian jumlah pecandu

yang terdapat di Banjar Ambengan dapat

dikatakan sangat banyak. Dilihat dari

kebiasaan masyarakatnya yang masih suka

berkumpul dan mengobrol disertai dengan

konsumsi minuman keras membuat tempat

penjualannya juga semakin banyak

berkembang. Bahkan saat ini di Banjar

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

84

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

Ambengan terdapat dua tempat penjualan

minuman keras yang beroperasi secara aktif

dan hampir setiap hari selalu ramai

dikunjungi oleh masyarakat Banjar

Ambengan sendiri.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

adalah deskriptif yaitu penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan

suatu fenomena (termasuk kesehatan) yang

terjadi di dalam masyarakat tanpa

melakukan rancangan8. Lokasi penelitian di

Banjar Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar. Pengukuran

kadar SGPT dilakukan di laboratorium

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar. Populasi penelitian adalah

keseluruhan dari obyek yang diteliti, dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu

sehingga sampel sedapat mungkin mewakili

populasi8. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh laki-laki berusia 18 tahun

keatas pecandu minuman keras di Banjar

Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar sebanyak 48 orang. Unit

analisis pada penelitian ini adalah kadar

serum glutamate piruvat transaminase

(SGPT). 2Responden dalam penelitian ini

adalah para pecandu minuman keras di

Banjar Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar. Ketentuan

responden yang digunakan dalam penelitian

ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi. Sampel yang layak dalam

suatu penelitian antara 30 sampai dengan

5009. Dalam penelitian ini menggunakan

ukuran sampel minimal yaitu 30 sampel

yang mewakili keseluruhan populasi, hal ini

dipengaruhi oleh adanya kendala yang

dialami peneliti dari segi biaya dan waktu.

Teknik sampling dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik Nonprobability

Sampling yaitu Snowball sampling. Teknik

penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Pertama-tama dipilih satu atau dua orang,

tetapi karena dengan dua orang ini belum

merasa lengkap terhadap data yang

diberikan, maka peneliti mencari orang lain

yang dipandang lebih tahu dan dapat

melengkapi data yang diberikan oleh dua

orang sebelumnya. Begitu seterusnya

sehingga jumlah sampel semakin banyak

dan memenuhi jumlah sampel yang

diinginkan9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Karakteristik subyek penelitian

1. Berdasarkan kelompok umur

Responden paling banyak dalam penelitian

ini adalah responden yang memiliki rentang

usia 19-28 tahun sebanyak 43,34%, dan

paling sedikit pada rentang usia 59-68 tahun

sebanyak 3,33%.

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

85

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 1.Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 19-28 13 43,34

2 29-38 3 10

3 39-48 4 13,33

4 49-58 4 13,33

5 59-68 1 3,33

6 69-78 5 16,67

Total 30 100

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Minuman

Keras

No Frekuensi Konsumsi Jumlah Persentase (%)

1 1 Kali Seminggu 10 33

2 2 Kali Seminggu 7 23

3 3 Kali Seminggu 5 17

4 4 Kali Seminggu 2 7

5 5 Kali Seminggu 3 10

6 6 Kali seminggu 1 3

7 7 Kali Seminggu 2 7

Total 30 100

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

2. Berdasarkan frekuensi konsumsi

minuman keras

Persentase responden paling banyak

yaitu mengkonsumsi minuman keras 1 kali

seminggu yaitu 33%, sedangkan paling

sedikit yang mengkonsumsi 6 kali seminggu

yaitu 3%.

3. Berdasarkan jangka waktu konsumsi

minuman keras.

Persentase paling banyak didapatkan

pada responden yang mengkonsumsi

minuman keras dengan jangka waktu 1-5

tahun sebanyak 63,33% dan persentase

paling sedikit didapatkan pada jangka waktu

>15 Tahun yaitu 3,34%.

4. Berdasarkan volume konsumsi minuman

Responden paling banyak

mengkonsumsi 1,5 liter minuman keras

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

86

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jangka Waktu Konsumsi

Minuman Keras

No Jangka Waktu Konsumsi

(Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 1-5 Tahun 19 63,33

2 6-10 Tahun 4 13,33

3 11-15 Tahun 6 20

4 >15 Tahun 1 3,34

Total 30 100

Tabel 4.Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Volume Konsumsi Minuman

Keras

No Volume Konsumsi (Liter) Jumlah Persentase (%)

1 1 Liter 7 23

2 1,5 Liter 20 67

3 2 Liter 3 10

Total 30 100

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

yaitu sebesar 67% dan untuk konsumsi

paling sedikit responden yaitu 2 liter

minuman keras dengan persentase 10 %.

5. Berdasarkan jenis minuman keras

Responden penelitian paling banyak

mengkonsumsi minuman keras jenis tuak

yaitu sebesar 47%, sedangkan jumlah

konsumsi paling sedikit yaitu minuman

keras jenis arak dengan persentase 10%.

b. Hasil pengukuran terhadap subyek

penelitian berdasarkan variable

penelitian

1. Hasil pengukuran kadar SGPT

responden berdasarkan kelompok umur.

Responden pecandu minuman keras

di Banjar Ambengan, Desa Sayan,

Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, yang

memiliki kadar SGPT normal paling banyak

terdapat pada rentang usia 19-28 tahun

sebanyak 54,2%. Kadar SGPT tinggi

paling banyak terdapat pada pecandu

dengan rentang usia 39-48 tahun sebanyak

33,3%, rentang usia 49-58 tahun sebanyak

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

87

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 5.Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Minuman Keras

No Jenis Minuman Keras Jumlah Persentase (%)

1 Bir 13 43

2 Tuak 14 47

3 Arak 3 10

Total 30 100

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

33,3% dan rentang usia 69-78 tahun

sebanyak 33,3%.

2. Hasil pengukuran kadar SGPT

responden berdasarkan frekuensi

konsumsi minuman keras

Responden pecandu minuman keras di

Banjar Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar, yang memiliki

kadar SGPT normal lebih banyak terdapat

pada pecandu yang mengkonsumsi

minuman keras 1 kali seminggu sebanyak

41,6% dan responden yang mengkonsumsi 5

kali seminggu memiliki kadar SGPT yang

tinggi terbanyak yaitu 33,3%.

3. Hasil pengukuran kadar SGPT responden

berdasarkan jangka waktu konsumsi

Responden yang memiliki kadar SGPT

normal paling banyak terdapat pada pecandu

yang mengkonsumsi minuman keras dengan

jangka waktu 1-5 tahun sebanyak 75% dan

kadar SGPT yang tinggi paling banyak

terdapat pada pecandu yang mengkonsumsi

Tabel 6. Kadar SGPT Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Umur

(Tahun)

Pecandu

Normal Tinggi

Jumlah % Jumlah %

19-28 13 54,2 0 0

29-38 3 12,5 0 0

39-48 2 8,3 2 33,3

49-58 2 8,3 2 33,3

59-68 1 4,2 0 0

69-78 3 12,5 2 33,3

Total 24 100 6 100

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

88

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 7. Kadar SGPT Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Minuman Keras

Frekuensi Konsumsi

(Per-Minggu)

Pecandu

Normal Tinggi

Jumlah % Jumlah %

1 Kali Seminggu 10 41,6 0 0

2 Kali Seminggu 7 29,2 0 0

3 Kali Seminggu 4 16,6 1 16,7

4 Kali Seminggu 1 4,2 1 16,7

5 Kali Seminggu 1 4,2 2 33,3

6 Kali seminggu 0 0 1 16,7

7 Kali Seminggu 1 4,2 1 16,7

Total 24 100 6 100

Tabel 8.Kadar SGPT Responden Berdasarkan Jangka Waktu Konsumsi

Jangka Waktu

Konsumsi (Tahun)

Pecandu

Normal Tinggi

Jumlah % Jumlah %

1-5 Tahun 18 75 1 16,7

6-10 Tahun 3 12,5 1 16,7

11-15 Tahun 3 12,5 3 50

<15 Tahun 0 0 1 16,7

Total 24 100 6 100

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

minuman keras dengan jangka waktu 11-15

tahun sebanyak 50%.

4. Hasil pengukuran kadar SGPT

responden berdasarkan volume

konsumsi

Responden pecandu minuman keras yang

memiliki kadar SGPT normal paling banyak

yaitu yang mengkonsumsi minuman keras

1,5 Liter dalam 1 kali kegiatan minum

sebanyak 66,7% dan kadar SGPT lebih dari

normal paling banyak juga terdapat pada

pecandu yang mengkonsumsi minuman

keras 1,5 liter dalam 1 kali kegiatan minum

sebanyak 66,7%.

5. Hasil pengukuran kadar SGPT

responden berdasarkan jenis minuman

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

89

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

keras yang dikonsumsi

Responden pecandu minuman keras

yang memiliki kadar SGPT normal paling

banyak yaitu yang mengkonsumsi minuman

keras jenis bir sebanyak 50% dan kadar

SGPT yang tinggi paling banyak ditemukan

pada responden yang mengkonsumsi

minuman keras jenis tuak sebanyak 66,7%.

6. Pembahasan

Banyak faktor yang mempengaruhi

seseorang sehingga memilih untuk

mengkonsumsi minuman keras. Beberapa

faktor penyebab penyalahgunaan alkohol

adalah faktor keturunan, pengaruh keluarga,

aspek-aspek tertentu dalam hubungan

dengan teman sebaya, etnis, karakteristik

kepribadian, faktor genetik dan lingkungan

sama-sama berperan10

. Responden yang

berusia diatas 30 tahun rata-rata sudah

mengkonsumsi minuman keras dengan

jangka waktu yang lama sehingga organ hati

mereka lebih lama terpapar alcohol,

konsumsi alkohol berlebih dalam jangka

waktu lama akan mengakibatkan

peningkatan radikal bebas dengan berbagai

mekanisme sehingga terjadi stress oksidatif

yang akan merusak jaringan hati11

.

Mengkonsumsi minuman keras beralkohol

dalam jumlah yang besar dan terus menerus

dapat merusak sel hati hepatosit yang pada

akhirnya menimbulkan berbagai penyakit

hati seperti sirosis hati11

. Sedangkan kadar

SGPT yang normal paling banyak pada

responden yang mengkonsumsi minuman

Tabel 9. Kadar SGPT Responden Berdasarkan Volume Konsumsi

Volume

Konsumsi

(Liter)

Pecandu

Normal Tinggi

Jumlah % Jumlah %

1 Liter 6 25 1 16,7

1,5 Liter 16 66,7 4 66,7

2 Liter 2 8,3 1 16,7

Total 24 100 6 100

Tabel 10. Kadar SGPT Responden Berdasarkan Jenis Minuman Keras Yang Dikonsumsi

Jenis Minuman Keras

Pecandu

Normal Tinggi

Jumlah % Jumlah %

Bir 12 50 1 16,7

Tuak 10 41,7 4 66,7

Arak 2 8,3 1 16,7

Total 24 100 6 100

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

90

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

keras 1 kali seminggu sebanyak 10 orang

(41,6%). Berdasarkan pengukuran yang

dilakukan terhadap kadar SGPT pecandu,

kadar SGPT normal paling banyak pada

responden yang mengkonsumsi minuman

keras 1,5 liter dalam 1 kali kegiatan minum

sebanyak 16 orang (66,7%) dan kadar SGPT

lebih dari normal paling banyak juga

terdapat pada pecandu yang mengkonsumsi

minuman keras 1,5 liter dalam 1 kali

kegiatan minum sebanyak 4 orang (66,7%).

Dijelaskan bahwa mengkonsumsi alkohol

dengan volume berlebih akan menyebabkan

kerusakan hepatosit yang disebabkan oleh

toksisitas produk akhir metabolisme alkohol

seperti asetaldehida dan ion hydrogen12

. Ada

3 golongan minuman keras beralkohol, yaitu

golongan A dengan kadar etanol 1-5%

seperti bir, golongan B dengan kadar etanol

5-20% seperti anggur, wine dan tuak, serta

golongan C dengan kadar etanol 20-50%

seperti whiskey, vodka, mansonhouse,

johnywalker, kemput dan arak. Semua

golongan minuman keras dapat mengganggu

kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah

yang berlebihan. Dijelaskan pula bahwa

mengkonsumsi tuak yang termasuk

minuman keras golongan B dan arak yang

termasuk minuman keras golongan C dapat

menyebabkan penyakit hati kronis seperti

sirosis hati yang dapat meningkatkan kadar

SGPT pada serum13

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah hasil

pemeriksaan kadar SGPT serum

pecandu minuman keras berkisar antara

11-79,20 U/L. Berdasarkan nilai normal

SGPT orang dewasa bahawa kadar

SGPT para pecandu minuman keras di

Banjar Ambengan Desa Sayan

Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar

yaitu dari 30 orang responden, 20%

reponden memiliki kadar SGPT yang

tinggi yaitu sebanyak 6 orang dan 80%

responden memilik kadar SGPT yang

normal yaitu sebanyak 24 orang.

2. Saran

Bagi masyarakat Banjar Ambengan,

Desa Sayan, Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar khususnya pecandu

minuman keras sebaiknya mengurangi

minum minuman keras agar kadar SGPT

nya tidak meningkattentang. Bagi

peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini

digunakan sebagai acuan juga

menambah karakteristik penelitian

seperti tingkat pendidikan,

DAFTAR PUSTAKA

1. Fauziyah, A.H., 2015, Uji Aktivitas

Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang

Burung Walet Putif (Collocalia

Fuciphaga Thunberg) Terhadap

Aktivitas SGPT dan SGOT Pada Tikus

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

91

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

Putih Janta Galur Sprague Dawley,

Online,

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits

tream/123456789/29062/1/AGENG%2

0HASNA%20FAUZIYAH-FKIK.pdf

diakses tanggal 12 Januari 2016

2. Conreng, D., B.J., Waleleng, dan S.,

Palar, 2014, Hubungan Konsumsi

Alkohol Dengan Gangguan Fungsi Hati

Pada Subjek Pria Dewasa Muda Di

Kelurahan Tateli Dan Teling Atas

Manado, Online,

http://download.portalgaruda.org/article

.php?article=172333&val=1001&title=

diakses tanggal 5 Januari 2016

3. Herlida, 2015, Hubungan Skor Apri

(Aspartat Aminotransferase To Platelet

Ratio Index) Dengan Derajat

Keparahan Sirosis Hati Di Rsud Dokter

Soedarso Pontianak, Online,

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/ar

ticle/download /10593/10161 diakses

tanggal 4 Januari 2016

4. Ronika, C., 2012,Peningkatan Kadar

Serum Glutamic Piruvic Transaminase

(Sgpt) Pada Tikus Wistar (Rattus

Norvegicus) Jantan Yang Dipapar

Stresor Rasa Sakit Renjatan Listrik,

Online,

http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha

ndle/123456789/3360/Skripsi.pdf?sequ

ence=1 diakses tanggal 12 Januari 2016

5. Suaniti, dkk., 2012, Kerusakan Hati

Akibat Keracunan Alkohol Berulang

pada Tikus Wistar, Online,

http://download.portalgaruda.org/article

.php?article=82935&val=972 diakses

tanggal 10 Januari 2016

6. Indraprasti, D., dan M.A., Rachmawati,

2008, Hubungan Antara Kontrol Diri

Dengan Perilaku Minum-Minuman

Keras Pada Remaja Laki-Laki, Online,

http://pository.uii.ac.id/320/SK/I/0/00/0

00/000784/uii-skripsi-psikologi

kesehatan - kecanduan-indraprasti -

04320092-4912848072-naskah

publikasi.pdf diakses tanggal 4 Januari

2016

7. Suryadarma, I.G.A., dan P.M.A.,

Saskara,2012, Laporan Kasus Sirosis

Hepatitis, Online,

http://download.portalgaruda.org/article

.php article=82524 val=970 diakses

tanggal 4 Januari 2016

8. Notoatmodjo, S., 2012, Metodologi

Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

Cetakan Kedua,Jakarta: PT RINEKA

CIPTA

9. Sugiyono, 2013, Statistika Untuk

Penelitian, Cetakan ke-23, Bandung :

Alfabeta

10. Sulistyowati, D., 2012, Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Usia Pertengahan Tentang

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

92

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

IGA Tari Diva Pradnya Dewi, dkk., KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE PECANDU MINUMAN

KERAS DI BANJAR AMBENGAN DESA SAYAN UBUD GIANYAR

Bahaya Minuman Keras Dengan

Perilaku Minum- Minuman Keras Di

Desa Klumprit Sukoharjo, Online.

http://NASKAH_PUBLIKASI_DESI_

OKE.pdf diakses tanggal 24 Juni 2016

11. Hernawati, 2009, Gambaran Efek Toksik

Etanol Pada Sel Hati , Online,

http://dokumen.tips/documents/file-15-

5590a46c1de2b.html diakses tanggal 12

Januari 2012

12. Agustin, D., 2013, Analisis Praktik

Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan Pada Pasien

Dengan Sirosis Hepatis Di Ruang Pu 6

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat

Gatot Soebroto Jakarta Pusat, Online,

http://digital_20351501-PR-Destiana

Agustin.pdf diakses pada tanggal 22

Juni 2016

13. Panggabean, S.M., 2015, Analisis

Konsumsi Tuak Pada Peminum Tuak Di

Desa Lumban Siagian Jae Kecamatan

Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara

Sumatera Utara Tahun 2015, Online,

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/

bitstream/123456789/29599/3/SUKMA

%20MARDIYAH%20PANGABEAN-

FKIK.pdf diakses pada 22 Juni 2016

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

93

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 4

ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK PANGAN LOKAL

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri1, I Wayan Karta

2, Luh Ade Wilan Krisna

3

Abstract

Background Snakefruit more technically known as „Salak‟ (Salacca sp) is native fruit of

Indonesia regarded as exotic fruit that can consumed not only its flesh fruit but also its skin in

the form of extract as it has an efficacy. Extract of snakefruit rind can be proceed into a

healthy beverages that contains phenolic compounds which known as natural antioxidants.

Objective This study aimed to describe the content of nutrients such as carbohydrates,

proteins, and antioxidants in the extract of snakefruit rind products.

Methods This research is a descriptive study that examines the content of carbohydrates,

protein, and antioxidants in the extract of snakefruit rind products. Samples were rind of

snakefruit with various concentration masses, in water ratio 1%, 5%, 10%, and non

compositions.

Result Carbohydrate, protein, antioxidant capacity and IC50 respectively for each

composition, are (1) the composition of the 1%: -0.04%; 0.21%; 20.70 ppm, 426.58 ppm; (2)

the composition of 5%: 0.82%; 0.20%; 73.40 ppm; 151.41 ppm; (3) the composition of 10%:

0.93%; 0.20%; 110.29 ppm; 87.11 ppm; (4) non composition: 28.14%; 44.90%; 215.10 ppm;

56.10 ppm, and non composition: 1.00%; 0.00%; 25.73 ppm; 92.18 ppm.

The most potential nutrient compound in extract of snakefruit rind is the antioxidant, which

produced as beverages like tea product. The composition of 10% is the most active category

of antioxidant activity

Conclusions This study revealed that extract of snakefruit rind can produced as healthy

beverages (such as tea), as it is a potential wastes treatment for local food products. The

extract of snakefruit rind consist of nutrition just like proteins, carbohydrates which are great

for health and also contains lots of a powerful antioxidant.

Keywords: Rind of snakefruit. Antioxidant, Tea

PENDAHULUAN

Pengolahan buah salak menjadi

berbagai macam produk tentunya

memberikan nilai ekonomis terhadap buah

salak. Pengolahan buah salak ini tentunya

juga menghasilkan sampah berupa kulit

salak. Kulit salak ini kemudian diolah oleh

masyarakat dengan cara mengekstrak kulit

salak menjadi minuman.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri1,

Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan

Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224,

Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

94

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

Ekstrak ini diharapkan memiliki kandungan

gizi yang berguna bagi kesehatan

masyarakat. Namun hasil ekstrak kulit salak

belum diketahui kandungan gizinya seperti

karbohidrat, protein, dan antioksidan yang

bermanfaat untuk kesehatan.

Berdasarkan beberapa hasil

penelitian, salak memiliki kandungan gizi

yang baik untuk kesehatan. Salak memiliki

kandungan karbohidrat yang tinggi, vitamin

C, kalsium, fosfor, zat besi, serta

antioksidan. Buah salak jenis Bongkok

memiliki aktivitas antioksidan dan

antihiperurikemia yang diekstrak dengan etil

asetat1. Salak Bali dan salak Nglumut

memiliki kadar komponen bioaktif

(vitamin C dan senyawa fenolik) dan

aktivitas penangkapan radikal DPPH (2,2-

diphenyl-1-picrylhydrazil) yang tidak

berbeda nyata namun secara signifikan

lebih tinggi daripada salak Pondoh2.

Selain buah salak, kulit salak juga banyak

diteliti memiliki antioksidan. Hasil uji

fitokimia menunjukkan kulit buah salak

mengandung senyawa flavonoid dan tannin

serta sedikit alkaloid. Kandungan

flavonoid di dalam ekstrak kulit salak

mampu menurunkan kadar glukosa dalam

darah3. Ekstrak etanol kulit buah salak

mengandung metabolit sekunder alkaloid,

polifenolat, flavonoid, tanin, kuinon,

monoterpen dan seskuiterpen. Ekstrak

etanol kulit buah salak memiliki aktivitas

antioksidan dengan nilai IC50 sebesar

229,27 ± 6,35 (μg/mL)4. Kandungan gizi ini

tentunya akan mengalami perubahan dalam

proses pengolahannya. Penelitian mengenai

analisis kandungan gizi pada ekstrak kulit

salak yang diproduksi oleh kelompok tani

Abian Salak di Desa Sibetan, Karangasem

perlu dilakukan, untuk memberikan

informasi bahan pangan bermutu dari suatu

pengolahan.Data kandungan gizi ini

nantinya dapat bermanfaat sebagai bahan

informasi kandungan gizi kepada

masyarakat sebagai potensi produk pangan

lokal, bagi kelompok tani atas produk yang

dihasilkan, serta sebagai penelitian lanjutan

mengenai produk olahan salak bagi

kesehatan.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskriptif yang mengkaji

kandungan karbohidrat, protein, dan

antioksidan pada produk ekstrak kulit salak.

Sampel yang akan dianalisis adalah sampel

kulit salak, ekstrak kulit salak dengan

variasi konsentrasi perbandingan massa kulit

salak dengan air yaitu 1%, 5%, dan 0%, dan

non komposisi.

Uji kandungan karbohidrat menggunakan

metode perhitungan kasar (proximat

analysis) atau disebut juga Carbohydrate by

Difference, kandungan protein dengan Semi

mikro Kjeldahl, serta analisa antioksidan

dan aktivitasnya dengan Spektrofotometer

menggunakan DPPH5.

Data yang telah diperoleh dari hasil

pemeriksaan laboratorium diolah secara

manual dan dianalisis secara deskriptif

dalam bentuk tabel ataupun grafik, dan

narasi dengan kajian pustaka yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Hasil kegiatan penelitian ini adalah rebusan

kulit salak dan kadar proksimat serta

aktioksidannya. Setiap komposisi campuran

antara kulit salak dengan air yaitu 1%, 5%,

dan 10% (jumlah air yang digunakan yaitu

200 mL atau setara dengan 1 gelas air).

Setelah dilakukan pengujian di laboratorium

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

95

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

dihasilkan data sebagai berikut seperti Tabel

1.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian seperti

Tabel 1, terjadi perubahan dari kulit salak

kemudian diolah menjadi ekstrak kulit salak

dan dikenal sebagai teh kulit salak. Tingkat

kekuatan antioksidan pada kulit salak

tergolong aktif karena berada pada

rentangan 50-100 ppm. Komposisi

campuran yang memiliki tingkat kekuatan

antioksidan aktif yaitu komposisi 10%,

sedangkan komposisi 5% dan non

komposisi memiliki tingkat kekuatan

antioksidan sedang, sedangkan komposisi

1% memiliki tingkat kekuatan antioksidan

lemah. Jika dilihat pada setiap komposisi,

diperoleh pola bahwa semakin ditingkatkan

komposisi campurannya, maka kadar

antioksidanya juga semakin tinggi. Hal ini

tentu berhubungan dengan semakin banyak

kulit salak yang ditambahkan, maka

semakin banyak zat antioksidan akan larut

dalam campuran. Komposisi dibatasi sampai

10%, agar dalam pengembangan produknya

komposisi penambahan kulit salak dalam air

tidak terlalu banyak, namun tetap diperoleh

manfaat antioksidannya. Variasi komposisi

10%, memberikan nilai kekuatan

antioksidan yang aktif. Tabel 1,

menunjukkan kandungan karbohidrat,

protein, dan kadar abu tidak memberikan

nilai tambah pada produk. Hal ini karena

kadarnya sangat rendah, sehingga yang lebih

banyak nanti dimanfaatkan dalam produk ini

adalah antioksidannya. Rendahnya

kandungan tersebut dibandingkan dengan

kulit salaknya karena terdapat proses

pelarutan dengan air dan terjadi proses

pengenceran. Hal ini dapat kita perhatikan,

semakin tinggi komposisi campuran

kandungan karbohidrat semakin tinggi,

sedangkan pada protein banyak terdapat

perbedaan yang disebabkan oleh karena

berhubungan dengan protein terlarut.

Pada proses pembuatan ekstrak ini

terdapat perbedaan antara hasil pada

antioksidan kulit salak dengan variasi

komposisi. Hal ini berarti tidak semua

Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Gizi Ekstrak Kulit Salak pada Variasi Komposisi

Sampel

Kapasitas

antioksidan IC 50% Air Abu Protein Karbohirat

ppm

GAEAC ppm % bb % bb % bb % bb

Kulit

salak 215,10 56,10 13,71 8,40 44,90 28,14

1% 20,70 426,58 99,69 0,13 0,21 -0,04

5% 73,40 151,41 98,65 0,30 0,20 0,82

10% 110,29 87,11 98,37 0,47 0,20 0,93

non

komposisi 25,73 192,18 99,57 0,15 0,00 0,01

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

96

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

antioksidan yang terdapat dalam kulit salak

dapat larut dalam air. Antioksidan

berdasarkan kelarutannya dapat dibedakan

menjadi antioksidan yang larut dalam air

(hidrofilik) dan yang larut dalam lemak

(hidropobik). Secara umum antioksidan

yang larut dalam air bereaksi dengan

oksidan di sitoplasma sel dan plasma darah.

Sedangkan antioksidan larut lemak

melindungi membran sel dari peroksidasi

lemak6. Oleh karena itu, dalam ekstrak kulit

teh kulit salak yang diperoleh adalah

antioksidan yang larut dalam air dan perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

jenis antioksidan yang terdapat pada ekstrak

kulit salak, seperti antioksidan jenis

polifenol yang lebih larut dalam air.

Berdasar nilai kapasitas antioksidan dan

IC50, ekstrak kulit salak memiliki potensi

besar untuk dipasarkan menjadi produk

pangan lokal sebagai minuman

berantioksidan khas Karangasem dan

berguna untuk kesehatan, selain itu juga

sebagai upaya pemanfaatan kulit salak

sehingga bernilai ekonomis. Bentuk produk

ini dapat berupa celup bubuk kulit salak

yang telah dikeringkan dan dikemas. Produk

ini akan dikenal sebagai teh kulit salak.

Istilah “Teh” memiliki makna yang cukup

luas, tidak hanya berlaku untuk sebutan

tanaman Camellia sinensis (pohon teh).

Semua jenis minuman dari tanaman apapun

yang disajikan dengan cara diseduh bisa

disebut sebagai “Teh”. Berbagai jenis

minuman yang dihasilkan dari daun, kulit,

akar, bunga tumbuhan lain selain tanaman

teh juga disebut dengan istilah teh. Misalnya

adalah teh ginseng, teh bunga melati, teh

daun sirsak, teh bunga rosela atau teh

krisan7.Teh kulit salak sangat bermanfaat

untuk kesehatan karena antioksidan dewasa

ini semakin diperlukan oleh masyarakat

dalam menjaga kesehatannya dari proses

oksidasi dan radikal bebas.

Antioksidan bersifat meredam atau

menetralkan radikal bebas dan senyawa

oksigen reaktif. Antioksidan dengan

mencegah kerusakan oksidatif oleh

pengaruh oksidan terhadap target (DNA,

RNA, protein dan lipida), akan bersifat

protektif pada individu yang tidak memiliki

sel kanker8. Antioksidan yang kemungkinan

banyak larut dalam ekstraks kulit salak

adalah senyawa polifenol. Hal ini didukung

oleh adanya kandungan polifenol yang

sangat tinggi pada jenis salak pondoh,

nglumut, dan Bali2. Jenis polifenol ini dapat

berupa flavonoid. Flavonoid merupakan

senyawa polifenol yang dikenal memiliki

aktivitas antikanker. Sedikitnya terdapat 5

mekanisme aktivitas antikanker dari

polifenol. Pertama, kemampuan antioksidan

dari polifenol dapat melindungi sel dari

kerusakan DNA dengan membersihkan sel

dari radikal bebas (Reactive Oxygen Species

/ ROS). Kedua, polifenol memodulasi

protein yang berperan dalam jalur transduksi

signal seperti activator protein 1 (AP-1),

mitogen-activated protein kinase (MAPK),

phosphatidylinositol 3-kinase (PI 3’-K),

p70S6-K dan Akt. Ketiga, polifenol

mengurangi aktivitas dari tyrosine kinase

receptors (PDGF-Rβ, EGF-R) yang

berperan dalam proliferasi ganas dari sel

tumor. Keempat, polifenol menginduksi

apoptosis pada sel tumor. Kelima, polifenol

mengatasi resistensi multiobat dengan

memblok efluks P-glycoprotein (P-gp)

terhadap obat-obat antikanker. Kelima

mekanisme tersebut yang berperan dalam

mekanisme sitotoksik adalah dengan

menginduksi program kematian sel

(apoptosis)9.

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

97

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

Menurut penelitian sebelumnya,

mekanisme apoptosis dari senyawa polifenol

tanaman adalah dengan mobilisasi tembaga

(copper) intraselular dan ekstraselular.

Senyawa-senyawa polifenol seperti

flavonoid, tannic acid, gallic acid,

curcumin, dan resveratrol menyebabkan

pemecahan rantai oksidatif di dalam DNA

dengan adanya Cu (II). Pada reaksi ini, Cu

(II) direduksi menjadi Cu (I), dan Reactive

Oxygen Species (ROS) seperti hydroxyl

radical (OH•) terbentuk, yang berperan

sebagai agen pemecah DNA10

. Mekanisme

lain dari flavonoid dalam menginduksi

apoptosis sudah banyak diteliti. Sebagai

contoh Epigallocatechin gallate (EGCG),

salah satu flavonoid yang terdapat dalam

teh, dapat berikatan dengan reseptor Fas

(CD-95 atau APO-1) sehingga dapat

menginduksi apoptosis melalui jalur

ekstrinsik9. Flavonoid yang lain, misalnya

resveratrol, menginduksi p38 MAPK dan

memediasi aktivasi p53 yang berakibat

terhambatnya siklus sel dan mengawali jalur

apoptosis. Penelitian lain menyebutkan

bahwa efek stimulasi apoptosis dari

resveratrol juga diperlihatkan melalui

sebuah jalur mitokondria baru yang

dikontrol oleh Bcl-211

. Mekanisme

antioksidan dalam sel dapat digambarkan

pada Gambar 1.

Penelitian lain yang berhubungan

dengan antioksidan memiliki potensi

sebagai anti kanker adalah kurkumin.

Aktivitas antioksidan senyawa kurkumin

dapat terjadi karena pembentukan radikal

bebas dihambat oleh senyawa kurkumin

dengan cara menekan aktivitas sitokrom

p450 (isoenzim yang penting untuk

bioaktivasi awal pada benzo[a]pyrene) atau

adanya spesies oksigen reaktif dideaktivasi

secara enzimatik oleh GST (glutathione S-

transferase) sehingga dapat menghambat

aktivitas mutagenik dari benzo[a]pyrene12

.

Sifat kurkumin dapat menghambat lipid

peroksidasi yang terinduksi oleh berbagai

agent selular atau zat asing sangat berperan

dalam mekanisme aktivitas kurkumin

sebagai antiinflamasi, antitumor dan

aktivitas farmakologi lainnya12

.

Gambar 1. Mekanisme antioksidan

(flavonoid) sebagai antikanker9

Dalam produk pangan, antioksidan

dapat digunakan untuk mencegah terjadinya

proses oksidasi yang dapat menyebabkan

kerusakan, seperti ketengikan, perubahan

warna, aroma, dan kerusakan fisik lainnya.

Antioksidan dapat berbentuk gizi seperti

vitamin E dan C, non-gizi (pigmen karoten,

likopen, flavonoid, dan klorofil), dan

enzim (glutation peroksidase, koenzim

Q10 atau ubiquinon). Antioksidan dapat

dibagi menjadi 3 golongan, yaitu

antioksidan preventif (enzim

superoksidadismutase, katalase, dan

glutation peroksidase), antioksidan primer

(vitamin A, fenolat, flavonoid,katekin,

kuersetin), dan antioksidan komplementer

(vitamin C, β-karoten, retinoid)13

.

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

98

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

Fungsi paling efektif dari

antioksidan dalam menghambat terjadinya

oksidasi adalah dengan menghentikan

reaksi berantai dari radikal-radikal bebas.

Pada tubuh manusia menggunakan sistem

perlawanan dengan antioksidan untuk

menetralkan adanya oksigen yang reaktif

atau radikal bebas. Penggunaan antioksidan

ini dalam sistem penetralan dapat dalam

bentuk enzim ataupun non enzimatis.

Beberapa antioksidan berupa enzim

ditemukan untuk melindungi dari radikal

bebas seperti superoxide dismutases,

catalases, and glutathione peroxidases.

Sedangkan antioksidan yang berupa non

enzimatis berupa molekul kecil yang

terdisdribusi secara luas dalam sistem

biologis dan dapat melawan radikal bebas13

.

Zat antioksidan telah dipercaya dapat

membantu menangkal beberapa penyakit

seperti kanker, kista, hipertensi, penyakit

paru-paru, penyakit tulang, hepatitis,

diabetes, asam urat, penyakit kulit,

mencegah alergi, menambah kesuburan, dan

meningkatkan kekebalan tubuh. Antioksidan

dapat mencegah dan mengobati penyakit

kanker. Radikal bebas yang ada di dalam

tubuh akan merusak asam lemak tak jenuh

ganda pada membrane sel sehingga

mengakibatkan kerapuhan dinding sel,

sistem genetika kacau dan timbul

pembentukan sel kanker9. Radikal bebas

menyerang inti sel pada organ tertentu

kemudian sel akan membelah terus tanpa

terkendali. Sel kanker dapat merambat dan

meluas pada sel lainnya. Antioksidan akan

menghalangi radikal bebas pada saat

merusak inti sel dengan cara memberikan

atom hidrogen dari antioksidan kepada

radikal bebas sehingga radikal bebas

menjadi stabil. Pada penyakit kista, radikal

bebas menyerang inti sel dari organ yang

diserang, sehingga melakukan pembelahan

diri dengan tidak terkendali dan mengalami

mutasi. Antioksidan bekerja dengan cara

memberikan atom hidrogen kepada radikal

bebas agar tidak merusak inti sel dan radikal

bebas menjadi stabil.9

Zat antioksidan dapat mencegah

kerusakan pembuluh darah sejak dini

apabila dikonsumsi secara rutin.

Antioksidan akan menangkap radikal bebas

yang berada dalam pembuluh darah menuju

jantung sehingga kerusakan pembuluh darah

jantung tidak terjadi13

. Zat antioksidan dapat

mencegah dan memperbaiki kerusakan pada

saluran pernapasan serta daerah paru-paru.

Radikal bebas yang berasal dari rokok dan

zat polutan akan ditangkap oleh antioksidan

sehingga memperbaiki kesehatan saluran

paru-paru. Pada mata, antioksidan akan

menangkap radikal bebas yang masuk ke

mata sebelum radikal tersebut mengoksidasi

molekul lipid dan protein pada lensa dengan

cara mengikat radikal bebas. Sehingga

kerusakan mata dapat dicegah. Zat

antioksidan akan membantu menangkap

radikal bebas yang akan mengoksidasi sel

tulang sehingga dapat mencegah kerusakan

tulang. Untuk hepatitis, antioksidan akan

membantu dengan menangkap radikal

bebas, mencegah mutasi gen, dan

memperbaiki sel hati yang rusak13

.

Berdasarkan hal tersebut, maka ekstrak kulit

salak memiliki potensi besar sebagai produk

hasil olahan biji salak yang bernilai ekonomi

karena mengandung antioksidan yang

bermanfaat bagi kesehatan, khususnya

sebagai antikanker.

Potensi lain yang dapat juga

dikembangkan dari produk ekstrak kulit

salak adalah sebagai antidiabetes. Beberapa

senyawa aktif yang biasanya dipercaya

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

99

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

sebagai obat pencegahan dan penanganan

terapi diabetes yaitu mengandung

mengandung senyawa aktif seperti alkaloid,

flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid,

fenolik hidrokuinon, tannin, dan asam

sinamat.

Kulit salak mengandung unsur aktif.

Keseluruhan unsur aktif tersebut bekerja

secara bersamaan pada tubuh pasien untuk

menyembuhkan penyakit pasien. Diantara

unsur aktif yang terkandung di dalam kulit

salak yang berkhasiat untuk menyembuhkan

penyakit diabetes adalah:

1. Ferulic Acid dan Proline; senyawa

yang mendorong terbetuknya

kolagen dan elastin (dua unsur

penting untuk memulihkan jaringan).

2. Cinnamic acid derivatives; senyawa

yang mendorong regenerasi sel

epitel. Zat-zat di atas berperan

penting dalam proses perbaikan

pancreas pada penderita diabetes tipe

I14

.

3. Arginin; senyawa yang menstimulir

pembelahan sel dan memperkuat

biosintesa protein. Zat Bee Health

Products & Bee Health Propolis ini

sangat bermanfaat untuk normalisasi

sel-sel tubuh agar responsive pada

insulin, zat ini sangat dibutuhkan

oleh penderita diabetes tipe II.

4. Pterostilbene; senyawa ini

merupakan zat anti diabetes dan

berperan langsung dalam

menurunkan kadar gula darah3.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut.

Kandungan karbohidrat, protein, kapasitas

antioksidan dan IC50 berturut-turut untuk

masing-masing komposisi yaitu (1)

komposisi 1% : -0,04%; 0,21%; 20,70 ppm,

426,58 ppm; (2) komposisi 5% : 0,82%;

0,20%; 73,40 ppm; 151,41 ppm; (3)

komposisi 10% : 0,93%; 0,20%; 110,29

ppm; 87,11 ppm; (4) kulit salak : 28,14%;

44,90%; 215,10 ppm; 56,10 ppm, dan non

komposisi :1,00 %; 0,00%; 25,73 ppm;

92,18 ppm.

Kandungan gizi yang paling berpotensi pada

ekstrak kulit salak yang akan menjadi

produk teh kulit salak adalah kandungan

antioksidannya. Kandungan antioksidannya

memiliki tingkat kekuatan aktif pada kulit

salak dan komposisi campuran 10%.

2. Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Perlu dilakukan uji lebih lanjut mengenai

jenis antioksidan yang terlarut dalam air

pada ekstrak kulit salak.Perlu dilakukan

pengujian mengenai potensi ekstrak kulit

salak untuk kesehatan seperti antikanker dan

antidiabetes.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

100

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk., ANALISIS KANDUNGAN GIZI EKSTRAK KULIT SALAK PRODUKSI

KELOMPOK TANI ABIAN SALAK DESA SIBETAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI PRODUK

PANGAN LOKAL

DAFTAR PUSTAKA

1. Afrianti L.H., E. Y. Sukandar, S.

Ibrahim, I K. Adnyana. Senyawa Asam

2-Metilester – 1 – H – Pirol – 4-

Karboksilat dalam Ekstrak Etil Asetat

Buah Salak Varietas Bongkok sebagai

Antioksidan dan Antihyperuricmia.

Jurnal Teknologi dan Industri Pangan,

Vol. XXI No.1 Th. 2010

2. Ariviani S., N. H. R. Parnanto.

Kapasitas Antioksidan Buah Salak

(Salacca Edulis Reinw) Kultivar

Pondoh, Nglumut dan Bali serta

Korelasinya dengan Kadar Fenolik

Total dan Vitamin C. AGRITECH, Vol.

33, No. 3, Agustus 2013

3. Sahputra, F.M. Potensi Ekstrak Kulit

dan Daging Buah Salak Sebagai

Antidiabetes. Bogor: Program Studi

Biokimia Fakultas MIPA, 2008.

4. Fitrianingsih S.P., F. Lestari, S.

Aminah.. Uji Efek Antioksidan Ekstrak

Etanol Kulit Buah Salak [Salacca

Zalacca (Gaertner) Voss] Dengan

Metode Peredaman DPPH. Prosiding

SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan

Kesehatan ISSN 2089-3582, 2014.

5. Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi.

Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan

dan Minuman. Yogyakarta: Liberty,

1997.

6. Suprapto B, Biological Antioxidant :

What are They ?. Kumpulan Makalah

Lengkap PIT VII Endokrinologi,

Surakarta : UNS Press, hal : 25-29,

2006.

7. Azzamy. 4 Jenis Teh Terpopuler dan

Manfaatnya. Diakses pada

http://mitalom.com/4-jenis-teh-

terpopuler-dan-manfaatnya/, diakses

tanggal 7 Oktober 2015, 2015

8. Boskou Dimitrios. Sources Of Natural

Phenolic Antioxidants. Trends in Food

Science & Technology 17 (2006) 505–

512, 2006.

9. Demeule M, et al. Green tea catechins

as novel antitumor and antiangiogenic

compounds. [Online]. Curr. Med.

Chem. – Anti Cancer Agents; 2:441-63.

Available from: EBSCO Publising.

2002.

10. Hadi SM, Asad SF, Singh S, Ahmad A.

Putative mechanism for anticancer and

apoptosis-inducing properties of plant-

derived polyphenolic compounds.

[Online]. IUBMB Life 2000;50:167-71.

Available from: EBSCO Publising.

2000.

11. Tinhover I, et al.Resveratrol, a tumor-

suppressive compound from grapes,

induces apoptosis via anovel

mitochondrial pathway controlled by

Bcl-2. FASEB J [serial online]

200115:1613-15. Available from:

URL:http://www.fasebj.org/

12. Majeed M, V. Badmaev, U. Shirakumar

Rajendran R 1995. Curcuminoids

Antioxidant Phytonutrients. Pis

Cathway : 3-24., NJ.: Nutrition Science

Publisher Inc.

13. Irmawati. Keajaiban Antioksidan.

Jakarta Timur: Padi, 2014.

14. Hartanti, S. Inhibitory

potential of some synthetic cinnamic

acid derivatives towars tyrosinase

enzyme. Indo.j. Chem. 9 : 158-

168.2009.

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

101

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 1 Number 5

PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Anak Agung Inten Pradnya Suamami1., I Gede Sudarmanto

2., Nyoman Mastra

3.

ABSTRACT

Background Resistance is defined as growth inhibition of bacteria with antibiotics.

Staphylococcus aureus bacteria is known to be resistant to gentamicin and methicillin.

Staphylococcus aureus can cause various infection of the skin, injuries, and system.

Methods This research is true-experimental with Posttest-Only Control Group Design and

using Kirby-Bauer method by means of five concentration (20, 40, 60, 80, dan 100%). The

negative control uses sterile distilled water, and the positive control uses Vancomycin 30 µg.

Result This research showed the mean of inhibition zone diameter of each concentration

consecutively 16 mm, 20 mm, 22 mm, 23 mm, and 23 mm. Oneway ANOVA statistic analysis

showed that the value of p is 0,000 that mean there is an influence of encok roots extract to

Staphylococcus aureus growth.

Conclusion There is an influence of encok roots extract to Staphylococcus aureus growth.

Seen from its ability to inhibit the growth of Staphylococcus aureus.

Keywords: Plumbago zeylanica L.; roots extract; Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN

Plumbago zeylanica L. merupakan

obat herbal serba guna pada famili

Plumbaginaceae. Plumbago zeylanica

adalah tanaman paling umum yang

digunakan pada cara pengobatan tradisional

India. Tanaman ini berasal dari Asia

Selatan, dan terdistribusi di sebagian besar

daerah tropis serta subtropis. Plumbago

zeylanica tumbuh di hutan gugur, sabana,

dan semak belukar yang akarnya dari

permukaan laut hingga 2000 meter diatas

permukaan laut. Akar Plumbago zeylanica

digunakan sebagai obat pencahar

(ekspektoran), astringent, abotifatient dan

disentri. Larutan alkohol dari kulit akar

digunakan sebagai antiperiodik. Daunnya

sengit dan digunakan pada perawatan

scabies1.

Dalam pengobatan Ayurweda dan

Sidda, Plumbago zeylanica telah digunakan

untuk formulasi obat-obatan Ayurweda.

Tumbuhan ini digunakan untuk demam,

diare, masalah pencernaan, pilek, masalah

kulit seperti kusta/lepra dan malaria di India.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Anak Agung Inten Pradnya

Suamami1, Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes

Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-

Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

102

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Tumbuhan ini digunakan sebagai antivirus

di Nepal, di Taiwan dapat digunakan

sebagai aktivitas anti-heliobakteri.

Plumbago zeylanica juga digunakan untuk

antioksidan di Madras. Selain itu tumbuhan

ini digunakan untuk masalah lambung dan

penyakit parasit, serta scabies di Ethiopia

dan Nigeria2.

Resistensi didefinisikan sebagai

tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri

dengan pemberian anti biotik secara

sistemik dengan dosis normal yang

seharusnya atau kadar hambat

minimalnya3. Pemakaian antibiotik yang

tidak teratur, tidak tepat atau tidak sesuai

resep dapat meningkatkan resistensi bakteri

terhadap antibiotik. Resistensi bakteri

terhadap antibiotik merupakan salah satu

masalah kesehatan yang dihadapi

belakangan ini.

Berdasarkan hasil penelitian

Gambaran Pola Resistensi Bakteri di Unit

pola kuman yang paling banyak dijumpai di

unit perawatan neonatus RSHAM adalah

Staphylococcus sp, Pseudomonas sp dan

Enterobacter sp yang sensitif terhadap

vancomycin, meropenem dan amikacine

sedangkan penggunaan antibiotik lini

pertama yaitu ampicillin, gentamicin dan

cefotaxime telah resisten.

Staphylococcus aureus termasuk

dalam keluarga Micrococcaceae dan

merupakan bagian dari genus

Staphylococcus, yang berisi lebih dari 30

spesies seperti S. epidermidis, S.

saprophyticus dan S. haemolyticus. Di

antara spesies staphylococcal,

Staphylococcus aureus adalah yang paling

ganas dan patogen untuk manusia.

Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-

positif. Di laboratorium dapat diamati

sebagai sel tunggal, berpasangan atau

sebagai kelompok teratur seperti anggur4.

Staphylococcus aureus dapat

menyebabkan berbagai infeksi dari berbagai

kulit, luka dan infeksi jaringan dalam

kondisi yang mengancam jiwa lebih seperti

pneumonia, endokarditis, arthritis septik dan

septikemia. Bakteri ini juga merupakan

salah satu spesies yang paling umum pada

infeksi nosokomial. Staphylococcus aureus

juga dapat menyebabkan keracunan

makanan, sindrom scalded-kulit dan toxic

shock syndrome, melalui produksi racun

yang berbeda4.

Seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi, disamping

pemberian antibiotik sebagai obat

antibakteri, stigma masyarakat tidak lepas

dari penggunaan obat-obat herbal atau obat

tradisional. Penggunaan obat tradisional

dipilih karena faktor turun-temurun atau

kepercayaan, dan memiliki efek samping

yang lebih kecil dibandingkan dengan obat-

obatan medis.

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

103

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Indonesia sebagai negara tropis

memiliki kekayaan flora meliputi tanaman

yang dapat difungsikan sebagai obat. Salah

satunya adalah tanaman Encok (Plumbago

zeylanica L.). Tanaman ini memiliki nama

berbeda pada beberapa wilayah di Indonesia

seperti, Ceraka (Sumatera), Daun encok, Ki

encok (Sunda), Gadong encik, Poksor

(Jawa), Kareka (Madura), Bama (Bali) dan

Oporie (Timor)5.

Berdasarkan Phytochemical

Screening and Antimicrobial Studies on

Plumbago zeylanica L. oleh Subash5, zat-zat

aktif dari akar Encok seperti saponin,

karbohidrat, steroid, alkaloid, flavonoid, dan

tanin dapat diekstraksi dengan pelarut yang

berbeda dan disimpulkan bahwa ekstrak

metanol da n etanol akar Plumbago

zeylanica L. dapat menghambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus

masing-masing sepanjang 16 mm dan 10

mm. Untuk memaksimalkan pemanfaatan

dari tanaman ini, peneliti ingin mengetahui

pengaruh Ekstrak Akar Encok (Plumbago

zeylinica L.) terhadap Staphylococcus

aureus dengan pelarut akuades dengan

berbagai macam konsentrasi.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian true-experimental.

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan

dengan metode difusi dengan cara Kirby-

Bauer dilakukan di laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

Tahap penelitian dilakukan dengan

penanaman bakteri Staphylococcus aureus

pada media Mueller Hinton Agar. Kemudian

masing-masing cakram disk yang

mengandung ekstrak akar encok konsentrasi

20, 40, 60, 80 dan 100% diukur. Kontrol

negatif (cakram disk mengandung akuades

steril) dan kontrol positif (cakram disk

mengandung vankomisin 30 µg) juga

ditempelkan pada permukaan media. Media

MHA yang telah ditempeli cakram disk

diinkubasi pada inkubator selama 24 jam

dengan suhu 37oC. Hasil zona hambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus yang

terbentuk pada masing-masing cakram disk

dinyatakan dalam satuan milimeter (mm).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Data yang diperoleh selanjutnya di

analisis menggunakan uji statistik

Kolmogorov Smirnov. Pada uji tersebut

diperoleh hasil nilai p = 0,323, jika

dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka

nilai p lebih besar dari α (0,323 > 0,05).

Berdasarkan uji tersebut, diketahui bahwa

data penelitian ini berdistribusi normal.

Setelah diperoleh hasil data

berdistribusi normal, uji statistik dilanjukan

dengan Oneway Annova Test untuk menguji

apakah ada pengaruh ekstrak akar encok

terhadap

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

104

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pada

uji Oneway Annova diperoleh nilai

probabilitas p = 0,000 dengan tingkat

kepercayaan 95% (0,05).

Untuk menganalisis perbedaan zona

hambat ekstrak akar encok terhadap

pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat

diketahui dengan melakukan uji LSD (Least

Significant Different). Uji LSD menunjukan

terdapat perbedaan bermakna konsentrasi

20% terhadap konsentrasi 40, 60, 80, dan

100% yang ditunjukan dengan nilai α (0,05)

lebih besar dibandingkan nilai p (0,000).

Adanya perbedaan bermakna juga terdapat

pada konsentrasi 40% terhadap konsentrasi

80% dan 100% dengan nilai p = 0,001 dan

konsentrasi 60% terhadap konsentrasi 80%

dengan nilai p = 0,046, dimana nilai

probabilitas tersebut masih lebih kecil

dibandingkan nilai α (0,05). Namun, pada

uji ini menunjukan tidak ada perbedaan

signifikan antara konsentrasi 40% terhadap

60% dan konsentrasi 60% terhadap 100%

dengan nilai p = 0,070, dan konsentrasi 80%

terhadap konsentrasi 100% dengan nilai p =

0,835 ( p > α (0,05)).

2. Pembahasan

a. Panjang diameter zona hambat pada

kontrol

Tujuan penggunaan kontrol dalam

penelitian ini yaitu sebagai pembanding

hasil diameter zona hambat perlakuan.

Kontrol yang digunakan dalam penelitian

ada dua yaitu, kontrol negatif dengan

akuades steril dan kontrol positif dengan

vankomisin 30 µg. Akuades steril tidak

memiliki zat antimikroba harus bernilai

negatif atau menghasilkan panjang diameter

zona hambat dengan nilai 0 mm. Sedangkan

kontrol positif digunakan sebagai

Tabel 1. Data Hasil Penelitian Pengaruh Ekstrak Akar Encok terhadap Pertumbuhan

Staphylococcus aureus

No Konsentrasi

Zona Hambat (mm)

Rata- rata Replikasi 1 Replikasi 2

1 2 3 1 2 3

1 20% 14 16 17 15 18 15 16

2 40% 21 20 20 19 20 18 20

3 60% 23 21 21 20 22 20 21

4 80% 26 21 23 23 23 21 23

5 100% 24 22 23 21 24 22 23

6 Kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 0

7 Kontrol (+) 18 18 18 18 17 19 18

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

105

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

pembanding terhadap hasil zona hambat

perlakuan untuk menetapkan tingkat

resisten, intermediet, atau sensitif.

Pada penelitian ini kontrol negatif

tidak menimbulkan zona hambat untuk

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

karena akuades steril tidak memiliki zat

antimikroba. Rata-rata diameter kontrol

negatif sepanjang 0 mm sedangkan kontrol

positif memiliki rata-rata diameter

sepanjang 18 mm .

Pemilihan antibiotik lain yang

sekarang digunakan untuk mengobati

Staphylococcus aureus yang telah resisten

terhadap turunan penisilin yaitu vankomisin

dan teikoplanin6.

Selain itu vankomisin termasuk

dalam golongan antibiotik yang mekanisme

kerjanya menghambat sintesis atau merusak

dinding sel bakteri. Vankomisin

diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan

oleh Staphylococcus aureus yang resisten

terhadap meticilin (MRSA)7. Setelah

dibandingkan dengan tabel, diameter zona

hambat cakram vankomisin 30 µg lebih dari

15 mm (>15 mm) termasuk dalam kelompok

sensitif dalam menguji Staphylococcus.

Hasil kontrol positif dari penelitian ini

termasuk dalam kelompok sensitif yaitu 18

mm

b. Panjang diameter zona hambat terhadap

perlakuan

1) Diameter zona hambat pada konsentrasi

20%

Berdasarkan pengukuran diameter

zona hambat ekstrak akar encok konsentrasi

20% didapatkan hasil dengan rata-rata 16

mm. Dengan konsentrasi 20% ekstrak akar

encok dapat menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus sepanjang 16 mm.

2) Diameter zona hambat pada konsentrasi

40%

Konsentrasi 40% ekstrak akar encok

menghasilkan rata-rata diameter zona

hambat sebesar 20 mm dan jika

dibandingkan dengan kontrol positif

(vankomisin 30 µg) pada tabel NCCLS

termasuk dalam sifat sensitif. Berdasarkan

pengukuran, rerata diameter zona hambat

pada konsentrasi 40% lebih besar dari

konsentrasi 20% (20 mm >16 mm). Ekstrak

akar encok konsentrasi 40% dapat

menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus sepanjang 20 mm,

3) Diameter zona hambat pada konsentrasi

60%

Ekstrak akar encok konsentrasi

60% menghasilkan diameter zona bening

dengan rata-rata 21 mm. Hasil ini tidak

berbeda jauh dari rata-rata diameter

konsentrasi 40% dan jika dibandingkan

dengan kontrol positif (vankomisin 30 µg)

pada tabel NCCLS termasuk dalam sifat

sensitif.

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

106

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

4) Diameter zona hambat pada konsentrasi

80%

Berdasarkan pengukuran diameter

zona hambat ekstrak akar encok dengan

konsentrasi 80% didapatkan rata-rata 23

mm. Jika dibandingkan dengan kontrol

positif (vankomisin 30 µg) pada tabel

NCCLS, ekstrak akar encok konsentrasi

80% termasuk dalam sifat sensitif.

5) Diameter zona hambat pada konsentrasi

100%

Pengukuran terakhir pada

konsentrasi 100%, didapatkan rata-rata

diameter sebesar 23 mm. Ekstrak akar encok

konsentrasi 100% termasuk dalam sifat

sensitif dan hasil reratanya tidak berbeda

dari konsentrasi 80%.

Hasil penelitian menunjukan

semakin tinggi konsentrasi ekstrak akar

encok, maka semakin besar diameter zona

hambatnya. Hal tersebut dikarenakan

semakin tinggi konsentrasinya, kandungan

zat aktif sebagai penghambat bakteri juga

semakin banyak. Namun, terdapat hasil

yang sama yaitu pada konsentrasi 80% dan

100%.

Kesamaan hasil zona hambat

pada konsentrasi 80% dan 100% mungkin

disebakan karena ekstrak konsentrasi 100%

lebih pekat, sehingga zat-zat aktifnya tidak

dapat berdifusi dengan maksimal. Ekstrak

akar encok konsentrasi 100% dapat

menghampat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus sepanjang 23 mm.

Zona bening atau zona hambat

yang terbentuk dari perlakuan ekstrak akar

encok 20, 40, 60, 80, dan 100% terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dikarenakan

zat-zat aktif antibakteri yang terdapat dalam

ekstrak sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri tersebut. Ekstrak akar

encok (Plumbago zeylanica L.) dengan

berbagai macam pelarut ditemukan zat-zat

antioksidan seperti saponin, steroid,

alkaloid, flavonoid, dan tanin.

Saponin bekerja sebagai antibakteri

dengan mengganggu stabilitas membran sel

bakteri sehingga menyebabkan sel

bakterilisis. Mekanisme kerja saponin

termasuk dalam kelompok antibakteri yang

mengganggu permeabilitas membran sel

bakteri, yang mengakibatkan kerusakan

membran sel dan menyebabkan keluarnya

berbagai komponen penting dari dalam sel

bakteri yaitu protein, asam nukleat dan

nukleotida.

Alkaloid sebagai antibakteri

memiliki mekanisme sebagai inhibitor

pertumbuhan bakteri adalah dengan cara

mengganggu komponen penyusun

peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga

lapisan dinding sel tidak terbentuk secara

utuh dan menyebabkan kematian sel

tersebut.

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

107

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Flavonoid adalah golongan terbesar

dari senyawa fenol. Senyawa fenol memiliki

kemampuan antibakteri dengan cara

mendenaturasi protein yang menyebabkan

terjadinya kerusakan permeabilitas dinding

sel bakteri.

Kandungan Tanin dapat

mengganggu permeabilitas membran sel

bakteri dan memiliki kemampuan mencegah

koagulasi plasma pada Staphylococcus

aureus8.

Berdasarkan pemaparan diatas

ditunjukan bahwa adanya pengaruh ekstrak

akar encok terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus. Sehingga penelitian

mengenai ekstrak akar encok ini sangat

bermanfaat bagi masyarakat dan diharapkan

dapat dimanfaatkan untuk mengatasasi

infeksi yang disebabkan oleh

Staphylococcus aureus.

SIMPULAN DAN SARAN

Terdapat pengaruh ekstrak akar

encok terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus. Rerata zona hambat

ekstrak akar encok pada konsentrasi 20%

sebesar 16 mm, pada konsentrasi 40%

sebesar 20 mm, konsentrasi 60% sebesar 21

mm, dan konsentrasi 80% dan 100% sebesar

23 mm.

Konsentrasi 20% ekstrak akar encok

merupakan konsentrasi yang efektif untuk

menghambat pertumbuhan Staphylococcus

aureus. Terdapat perbedaan bermakna

konsentrasi 20% terhadap konsentrasi 40,

60, 80, dan 100% dengan nilai α (0,05) lebih

besar dibandingkan nilai p (0,000).

Saran untuk masyarakat agar dapat

memanfaatkan ekstrak akar encok sebagai

salah satu upaya pencegahan infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

Bagi calon peneliti disarankan

penelitian ini mencari KHM (Koefisien

Hambat Minimum) ekstrak akar encok

untuk mengetahui konsentrasi minimum

yang efektif untuk membunuh bakteri

Staphylococcus aureus.

Menggunakan bahan uji yang lebih

mudah dibuat dan diaplikasikan kepada

masyarakat seperti perasan, dan penelitian

ini dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jain, Paras, et al., Pharmacological

Profiles of Ethno-Medicinal Plant:

Plumbago zeylanica l.-A Review,

Ranchi: Laboratory of Plant Phyciology

and Biotechnology, Univercity

Departement of Botany. 2013.

2. Anonim, t.t, Plumbago zeylanica

(plumbaginaceae)Online:http://www.m

mhmms.com/downloads/mp15plumbag

ozeylanica.pdf, Diakses tanggal 25

Januari 2015.

3. Rahayu, Eka, Antibiotika, Resistensi,

dan Rasionalitas Terapi Online:

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

108

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Anak Agung Inten Pradnya Suamami, dkk., PENGARUH EKSTRAK AKAR ENCOK TERHADAP PERTUMBUHAN

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

http://ejournal.uin-

malang.ac.id/index.php/sainstis/article/v

iewFile/-1861/pdf_1. Diakses tanggal

25 Januari 2016. 2012.

4. Stark, Lisa, Staphylococcus aureus

Online : http://liu.diva-

portal.org/smash/get/diva2:647005/FUL

LTEXT01.pdf. (Diakses tanggal 25

Januari 2016). 2013,

5. Datta, Sanjana dan RN, Mishra, ,

Plumbago zeylinica Linn. (Chitrak)-

Review as Rasayan (Rejuvenator/

Antiaging). India: Sanggar Institute of

Pharmaceutial Sciences. 2012

6. Sulistianingsih, Uji Kepekaaan

Beberapa Sediaan Antiseptik terhadap

Bakteri Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus aureus Resisten

Metisilin (MRSA) Online :

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/11/uji_kepekaan_

beberapa_sediaan_antiseptik_tdhp_bakt

eri_resisten_metisilin.pdf, Diakses 19

Juni 2016. 2010.

7. Depkes, Permenkes RI No.

2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang

Pedoman Umum Penggunaan

Antibiotik Online: http://www.

binfar.depkes.go.id/dat Permenkes

Antibiotik.pdf, Diakses tanggal 19 Juni

2016. 2011.

8. Tammi, Alfan, , Perbandingan Daya

Hambat Ekstra Daun Salam (Syzygium

polyanthum [Wight.] Walp.) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli secara In

Vitro

Online:http://digilib.unila.ac.id/21636/3

/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PE

MBAHASAN.pdf, (Diakses tangga 21

Juni 2016). 2016.

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

109

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 1 Number 6

IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS

PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN GENTENG

DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

Mulan Tirtayanti1, Cok. Dewi Widhya H.S.

2, IGA. Sri Dhyanaputri

3.

Abstract

Backgrounds Workers have a risk of getting a disease caused by their job. Groups of workers

while do their jobs are always in direct contact with soil as a medium of transmission of the

worm eggs like roof tile maker. Based on data from health worm infection at Puskesmas I

Kediri in the last three years there are three persons from Pejaten village who check worm

infection and two of them showed positive result that they were infected by intestinal worm

eggs.

Objective This study aims to find out the existence of the worm eggs Intestinal Nematode on

the roof tile maker‟s fingernails in Pejaten village, Kediri, Tabanan. Methods This research

did on January until June 2016. This research use descriptive study. Sample are taken with

purposive sampling technique and researcher take 26 samples. The examination is searching

for worm eggs at 26 fingernails specimens had done by floating methods using a solution of

2% eosin. Results From this results, as much as 50% samples contained worm eggs. The

infection rate of each worm eggs type is Ascaris lumbricoides 53,8%, Hookworm 23,1%, mix

of Ascaris lumbricoides and Hookworm 15,4% and 7,7% of the sample identified containing

worm eggs from the mix of Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura.

Recommended Suggestion for a roof tile maker are to maintain the cleanliness of nails,

washing hands after contact with soil, and also using hand gloves and footwear while they

working.

Keyword : Roof tile maker; fingernails; worm eggs.

PENDAHULUAN

Indonesia pada saat ini sedang giat

membangun dalam segala bidang. Salah satu

tujuan pembangunan tersebut adalah

meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.1 Upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusia tersebut yang

berhubungan dengan pekerjaannya, para

pekerja berisiko mendapat gangguan

kesehatan atau penyakit yang disebabkan

oleh pekerjaannya.2

Soil Trasmitted Helminths (STH)

adalah nematoda usus yang dalam siklus

hidupnya membutuhkan tanah untuk proses

pematangan sehingga terjadi perubahan dari

stadium non-infektif menjadi stadium

infektif.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Mulan Tirtayanti1, Jurusan Analis

Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1

Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

110

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

Jenis cacing yang tergolong ke

dalam jenis STH yang penting dan

menghinggapi manusia adalah Ascaris

lumbricoides, Necator americanus,

Ancylostoma duodenale dan Trichuris

trichiura.3

Masyarakat Pejaten, Kediri, Tabanan

masih minim dalam upaya memeriksakan

kecacingan. Menurut data infeksi

kecacingan dari Puskesmas I Kediri dalam

tiga tahun terakhir dari tahun 2013-2016

terdapat tiga orang masyarakat Pejaten yang

memeriksakan kecacingan dengan hasil dua

orang positif terinfeksi kecacingan.

Sebagian besar dari Pengrajin genteng di

desa Pejaten memiliki kuku yang panjang

dan tidak terawat sehingga memungkinkan

menjadi tempat hidup dari telur cacing.

Berdasarkan dari uraian diatas perlu

diadakan penelitian tentang kejadian

kecacingan dengan subjek penelitian yang

digunakan adalah pengrajin genteng di desa

Pejaten, Kediri, Tabanan.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui keberadaan telur cacing

Nematoda Usus pada kuku tangan pengrajin

genteng di desa Pejaten, Kediri, Tabanan.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif yaitu untuk

mengidentifikasi telur cacing nematoda usus

pada kuku tangan pengrajin genteng di desa

Pejaten, Kediri, Tabanan. Penelitian ini

berlokasi di desa Pejaten, Kediri, Tabanan.

Pemeriksaan sampel dilakukan di

Laboratorium Mikrobiologi RSAD Udayana

Denpasar. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Januari sampai dengan bulan Juni

tahun 2016. Populasi penelitian yaitu

seluruh pengrajin genteng di Desa Pejaten,

Kediri, Tabanan yang berjumlah 130 orang.

Sampel diambil menggunakan teknik secara

purposive sampling sebanyak 26 sampel.

Informasi mengenai karakteristik responden

dan kategori kebersihan perorangan

responden diperoleh menggunakan lembar

wawancara. Pemeriksaan telur cacing pada

26 sampel potongan kuku tangan dilakukan

dengan metode apung menggunakan larutan

eosin 2%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Presentase Telur Cacing pada Sampel

Kuku Tangan

Adapun presentase hasil pemeriksaan

telur cacing pada sampel potongan kuku

tangan responden dapat dilihat pada grafik

di bawah ini.

Gambar 1 Presentase Keberadaan Telur

Cacing pada Potongan Kuku Responden

50%50%

Ada Telur Cacing

Tidak Ada TelurCacing

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

111

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 1. Tabel 1 Spesies Telur Cacing pada Sampel Potongan Kuku Tangan

No

Spesies Telur Cacing

Total

N %

1 Ascaris lumbricoides 7 53,8

2 Hookworm 3 23,1

3 Trichuris trichiura 0 0

4 Campuran

a. Ascaris lumbricoides dan Hookworm

b. Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura

2

1

15,4

7,7

Total 13 100

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

Berdasar gambar di atas, diketahui bahwa

masih terdapat 50% responden dengan

keberadaan telur cacing pada sampel

potongan kuku tangannya.

b. Spesies Telur Cacing pada Sampel

Potongan Kuku Tangan.

Adapun spesies telur cacing pada sampel,

dapat dilihat pada tabel.

Berdasar tabel di atas, prevalensi

telur cacing tertinggi yaitu Ascaris

lumbricoides (53,8%). Hal ini dapat

dipengaruhi oleh keadaan tanah dan curah

hujan serta temperatur optimal

perkembangbiakan cacing ini. Cacing

Ascaris lumbricoides frekuensinya sangat

tinggi berkisar antara 20-90%. Telur infektif

ini dapat hidup lama dan tahan terhadap

pengaruh buruk sehingga prevalensinya

tinggi.3

Telur cacing Hookworm juga

memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada

penelitian ini yaitu terdapat pada 23,1%

sampel potongan kuku tangan pengrajin

genteng. Keberadaan telur cacing

Hookworm dapat disebabkan karena

kebiasaan pengrajin genteng kontak

langsung dengan lingkungan kerja sehari-

hari yaitu tanah liat dan masih kurangnya

penggunaan alas kaki maupun pelindung

tangan pada pengrajin genteng.

Pada

penelitian ini teridentifikasi juga telur

cacing campuran Ascaris lumbricoides dan

Trichuris trichiura salah satu penyebabnya

karena kondisi lingkungan pertumbuhan

kedua telur cacing ini hampir sama. Namun,

telur cacing Trichuris trichiura jarang

ditemukan dikarenakan pada siklus hidup

cacing Trichuris trichiura memerlukan

waktu yang cukup lama dan pada tanah

yang lembab dan teduh agar telur menjadi

matang.4

1. Keberadaan telur cacing

berdasarkan karakteristik subjek

penelitian.

a. Hasil pemeriksaan telur cacing pada

responden berdasarkan umur.

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

112

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Berdasarkan Umur

No Umur

(tahun)

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Masa remaja (12-25) 1 3,8% 3 11,5% 4 15,4%

2 Masa dewasa (26-45) 9 34,6% 7 26,9% 16 61,5%

3 Masa lansia (46-65) 3 11,5% 3 11,5% 6 23,1%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Laki-laki 8 30,8% 11 42,3% 19 73,1%

2 Perempuan 5 19,2% 2 7,7% 7 26,9%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

Hasil pemeriksaan telur cacing pada

responden berdasar umur dapat dilihat pada

tabel 2.

Berdasar tabel di atas, dapat dilihat

bahwa keberadaan telur cacing yang

tertinggi terdapat pada responden pada

rentang umur 26-45 tahun yaitu sebanyak 9

orang (34,6%). Hal tersebut dapat

disebabkan karena responden dominan

berada pada masa dewasa dengan rentang

umur 26-45 tahun yaitu 16 orang (61,5%)

dibandingkan dengan responden lainnya,

sehingga tidak bisa menunjukkan bahwa

orang dewasa memiliki prilaku yang lebih

buruk yang dapat menyebabkan adanya telur

cacing pada kotoran kuku tangannya. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Martila, Sandy dan Paembonan (2015)

yang menyatakan bahwa infeksi kecacingan

yang disebabkan oleh STH terjadi pada

semua golongan umur sebesar 40% - 60%.5

b. Hasil pemeriksaan telur cacing pada

responden berdasarkan jenis kelamin.

Adapun hasil pemeriksaan telur

cacing pada responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasar tabel di atas, dapat dilihat

bahwa keberadaan telur cacing yang

tertinggi terdapat pada responden berjenis

kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8 orang

(30,8%). Hal tersebut dapat disebabkan

karena perbandingan jenis kelamin

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

113

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Tidak bersekolah 6 23,1% 2 7,7% 8 30,8%

2 Tamat SD 4 15,4% 4 15,4% 8 30,8%

3 Tamat SMP 3 11,5% 6 23,1% 9 34,6%

4 Tamat SMA 0 0% 1 3,8% 1 3,8%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

responden yang terbanyak adalah berjenis

kelamin laki-laki yaitu 19 orang (73,1%)

sedangkan pada perempuan adalah 7 orang

(26,9%), sehingga tidak bisa diartikan

bahwa telur cacing yang dominan pada jenis

kelamin laki-laki. Selain hal tersebut,

seringnya pengrajin genteng kontak

langsung dengan tanah liat dalam bekerja,

baik itu pekerja berjenis kelamin laki-laki

maupun perempuan memiliki risiko yang

sama dalam terinfeksi telur cacing.

c. Hasil pemeriksaan telur cacing pada

responden berdasarkan pendidikan.

Hasil pemeriksaan telur cacing pada

responden berdasarkan pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.

Berdasar tabel di atas, dapat dilihat

bahwa keberadaan telur cacing yang

tertinggi terdapat pada responden yang tidak

bersekolah yaitu sebanyak 6 orang (23,1%).

Hal ini disebabkan karena pendidikan atau

pengetahuan mempengaruhi terhadap

penyakit kecacingan dan sangat berperan

penting untuk mencegah terjadinya penyakit

kecacingan. Kecenderungan pengetahuan

rendah akan semakin meningkatkan risiko

infeksi kecacingan.6

2. Keberadaan Telur Cacing

Berdasarkan Kebersihan Perorangan

Berikut adalah keberadaan telur

cacing pada responden berdasarkan

kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan,

penggunaan pelindung tangan serta

penggunaan alas kaki.

a. Kebersihan kuku

Adapun kategori kebersihan kuku

responden dapat dilihat pada tabel 5.

Berdasar tabel 5 dapat diketahui

bahwa keberadaan telur cacing yang tinggi

terdapat pada responden yang memiliki

kebersihan kuku buruk yaitu sebanyak 12

orang (46,2%). Kegiatan memotong kuku

ini penting dilakukan untuk mencegah

kemungkinan masuknya tanah liat yang

merupakan salah satu tempat hidup ataupun

sumber penularan telur cacing STH. Murid

yang memiliki kebiasaan buruk memotong

kuku terinfestasi tinggi dari 70 orang murid

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

114

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 5. Kebersihan Kuku Pengrajin Genteng

No Kebersihan Kuku

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Baik 1 3,8% 13 50% 14 53,8%

2 Buruk 12 46,2% 0 0% 12 46,2%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Tabel 6. Kebiasaan Mencuci Tangan Pengrajin Genteng

No Kebiasaan

Mencuci Tangan

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Baik 2 7,7% 11 42,3% 13 50%

2 Buruk 11 42,3% 2 7,7% 13 50%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

yang mempunyai kebiasaan buruk dalam

memotong kuku terdapat 65% positif

terinfestasi.7

b. Kebiasaan Mencuci Tangan

Adapun kategori kebiasaan mencuci

tangan responden dapat dilihat pada

tabel 6.

Mencuci tangan yang baik akan

dapat mengurangi risiko infeksi kecacingan

yang berasal dari tangan dan kuku yang

kotor. Berdasar tabel di atas dapat diketahui

bahwa keberadaan telur cacing yang tinggi

terdapat pada responden yang memiliki

kebiasaan mencuci tangan buruk yaitu

sebanyak 11 orang (42,3%). Hal tersebut

disebabkan karena responden hanya

mencuci tangan dengan air yang ditampung

pada ember serta tanpa menggunakan sabun.

Mmencuci tangan menggunakan air bersih

dan sabun akan dapat mematikan telur

cacing yang melekat pada tangan dan kuku.8

c. Kebiasaan Penggunakan Pelindung

Tangan.

Adapun kebiasaan penggunaan pelindung

tangan responden dapat dilihat pada tabel 7.

Penggunaan sarung tangan saat

bekerja sangat membantu pengrajin genteng

dalam melindungi tangan dan kukunya agar

tidak terselip tanah liat yang mengandung

telur cacing. Hasil penelitian dari seluruh

responden yang tidak menggunakan

pelindung tangan tersebut, masih terdapat

50% responden dengan keberadaan telur

Tabel 7. Kebiasaan Penggunaan Pelindung Tangan Pengrajin Genteng

No Penggunaan

Pelindung Tangan

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Ya 0 0% 0 0% 0 0%

2 Tidak 13 50% 13 50% 26 100%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

115

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Tabel 8. Penggunaan Alas Kaki Pengrajin Genteng

No Penggunaan Alas

Kaki

Telur Cacing Total

Ada Tidak ada

N % N % N %

1 Baik 4 15,4% 8 30,8% 12 46,2%

2 Buruk 9 34,6% 5 19,2% 14 53,8%

Jumlah 13 50% 13 50% 26 100%

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

cacing pada kuku tangannya. Hal ini dapat

disebabkan karena responden memotong

kuku dengan baik dan rutin serta mencuci

tangan dengan air bersih sehingga 50%

responden lainnya tidak terinfeksi telur

cacing.

d. Pengunaan Alas Kaki

Kebiasaan penggunaan alas kaki

responden dapat dilihat pada tabel 8.

Lingkungan sekitar pengrajin

genteng dengan beralaskan tanah liat,

mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap infeksi kecacingan pada pengrajin

genteng, sehingga perlu diperhatikan

penggunaan alas kaki pada pengrajin

genteng. Berdasar tabel di atas dapat

diketahui bahwa keberadaan telur cacing

tertinggi terdapat pada responden yang

memiliki kebiasaan penggunaan alas kaki

buruk yaitu sebanyak 9 orang (34,6%).

Kebiasaan tidak memakai alas kaki berisiko

lebih besar terinfeksi cacing dibanding

responden yang memiliki kebiasaan

memakai alas kaki dalam aktifitas sehari-

hari.9

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, presentase

pengrajin genteng yang positif terdapat telur

cacing pada kotoran kuku tangan adalah

50%. Presentase jenis telur cacing yang

ditemukan adalah telur cacing Ascaris

lumbricodes sebanyak 53,8%, Hookworm

sebanyak 23,1%, campuran telur cacing

Ascaris lumbricodes dan Hookworm

sebanyak 15,4% serta campuran telur cacing

Ascaris lumbricodes dan Trichuris trichiura

sebanyak 7,7%.

Berdasar karakteristik responden,

keberadaan telur cacing yang tinggi terdapat

pada responden pada rentang umur 26-45

tahun sebanyak 34,6%, jenis kelamin laki-

laki sebanyak 30,8% serta pada responden

yang tidak bersekolah sebanyak 23,1%.

Berdasar kebersihan perorangan keberadaan

telur cacing yang tinggi pada responden

yang memiliki kebersihan kuku buruk

sebanyak 46,2%, kebiasaan mencuci tangan

buruk sebanyak 42,3%, tidak menggunakan

pelindung tangan yaitu 50% serta kebiasaan

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

116

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Mulan Tirtayanti, dkk., IDENTIFIKASI TELUR CACING NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN

GENTENG DI DESA PEJATEN, KEDIRI, TABANAN

penggunaan alas kaki buruk sebanyak

34,6%.

SARAN

Bagi Instansi Kesehatan Kabupaten

Tabanan diharapkan melakukan kegiatan

promosi kesehatan secara rutin, sedangkan

bagi pengrajin genteng diharapkan menjaga

kebersihan kuku dengan memotong kuku

secara rutin, mencuci tangan setelah kontak

dengan tanah liat, menggunakan sarung

tangan dan alas kaki dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kieswari, A.F.D. Hubungan Antara

Kebersihan Perorangan dan Sanitasi

Tempat Kerja dengan Kejadian Infeksi

Soil Transmitted Helminths pada

Pengrajin Genteng di Desa Singorojo

Kecamatan Mayong Kabupaten

Jepara.http://lib.unnes.ac.id/438/1/6030.

pdf, diakses tanggal 16 November 2015.

2. Ridley, J. Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

2006

3. Safar, R. 2009. Parasitologi Kedokteran

Protozoologi, Entomologi dan

Helmintologi. Bandung : Yrama

Widya.Adam, S. 2009

4. Guntur, W.G. Identifikasi Telur Cacing

Gelang dan Cacing Cambuk Metode

Konsentrasi dengan Teknik Sedimentasi

pada Siswa Kelas 1 dan 2 SD Negeri 2

Lebih Gianyar Bali. Denpasar : STIKES

Wira Medika Bali, 2013

5. Martila, S. Sandy dan N. Paembonan.

Hubungan Higiene Perorangan dengan

Kejadian Kecacingan pada Murid SD

Negeri Abe Pantai Jayapura.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234

56789/6822/1/08E00343.pdf, diakses

tanggal 29Mei 2016.

6. Jusuf, A., Ruslan dan M. Selomo,

Gambaran Parasit Soil Transmitted

Helminths dan Tingkat Pengetahuan,

Sikap Serta Tindakan Petani Sayur di

Desa Waiheru Kecamatan Baguala Kota

Ambon. http://repository.

unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/

JURNAL.pdf, diakses tanggal 29 Mei

2016.

7. Jalaluddin, Pengaruh Sanitasi

Lingkungan, Personal Hygiene dan

Karakteristik Anak Terhadap Infeksi

Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di

Kecamatan Blang Mangat Kota

Lhokseumawe.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234

56789/6730/1/09E01727.pdf, diakses

pada 05 Januari 2016.

8. Rizki, R., Hubungan Higiene

Perorangan Siswa dengan Infeksi

Kecacingan Anak SD Negeri di

Kecamatan Sibolga Kota Sibolga.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234

56789/6822/1/08E00343.pdf, diakses

tanggal 29 Mei 2016.

9. Sumanto, D. Faktor Resiko Infeksi

Cacing Tambang pada Anak Sekolah.

http://core.ac.uk/download/files/379/1172

2932.pdf ,diakses tanggal 13 November

2015.

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

117

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 7

PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2:

Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit Patogen

Nur Habibah1

Abstract

Nowadays, rapid determination of several viruses which caused pathogen diseases is really

important. Most of rapid detection of human pathogen viruses was developed by using

biosensor technology. Biosensor technology offers several advantages, such as simple,

efficient, low cost, fast response, easy to operate, and reliable. Viral detection by using

biosensor can also avoid the delay of diagnosis, so the doctor can determine the type of drugs

quickly and also can decide the type of patient care, properly.

Most of biosensor for virus detection was exploited by using electrochemical principle, with

amperometric and volumetric transducer. Almost of virus biosensor used immobilized

antibody onto electrode surface as a biorecognition element. Some of viruses that could be

detected by using electrochemical biosensor are HCV, HBV, HIV and influenza virus.

However, quality control of the biosensor result is important, so the biosensor could be

selected as an alternative method for on-site determination, especially in clinical

determination.

Keywords: biosensor, virus biosensor, virus detection, pathogen diseases detection

PENDAHULUAN

Dewasa ini, kebutuhan terhadap

metode analisis yang cepat, akurat, efektif,

efisien dan mudah serta murah terus

meningkat. Hal ini tentu saja menjadi

tantangan baru bagi peneliti, tidak terkecuali

di bidang pengembangan pemeriksaan

klinik. Metode baru yang mulai banyak

dikembangkan saat ini adalah teknologi

sensor dan biosensor. Biosensor

dikembangkan dengan mengintegrasikan

sinyal biologis dari molekul seperti enzim,

antibodi, fag-aptamer, atau rantai tunggal

DNA dengan suatu transduser fisikokimia

yang sesuai, menjadi sinyal elektrik yang

bermakna1,2

.

Sejak pertama kali

dikembangkan oleh Clark dan Lyons pada

tahun 1962 dengan mengimobilisasi enzim

glukosa oksidase pada permukaan elektroda

untuk mendeteksi glukosa darah, teknologi

biosensor berkembang sangat pesat, salah

satunya biosensor untuk mendeteksi virus3.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Nur Habibah1, Jurusan Analis

Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1

Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

118

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi

Penyakit Patogen

Setiap jenis virus memiliki

mekanisme aksi yang berbeda. Secara

umum virus terdiri dari virion (10-100 nm),

yang mengandung genom DNA atau RNA

yang dikemas dalam suatu kapsid4. Asam

nukleat virus berfungsi untuk membawa

informasi genetik yang diperlukan saat

replikasi virus pada sel inang, sedangkan

kapsid berfungsi untuk melindungi asam

nukleat dari nukleasis dan membantu proses

penempelan virus ke sel inang. Virus

memerlukan sel inang untuk dapat

bereproduksi dan bertahan hidup, dan

sebagian besar virus bersifat patogen bagi

manusia3,4,5

. Virus dapat berpindah melalui

makanan dan lingkungan, misalnya HRV,

HEV, HAVs, astrovirus, sapovirus,

enterovirus, coronavirus, parvovirus,

rotavirus, adenovirus, dan lain-lain4. Hingga

saat ini, rotavirus masih menjadi salah satu

penyebab utama diare pada anak, dan

dilaporkan menyebakan kematian hingga

5% penderita setiap tahunnya. Adenovirus

merupakan virus yang menyebabkan infeksi

saluran nafas, okular hingga enterik. Virus

tersebut merupakan satu dari banyak virus

yang sulit didiagnosa, karena memberikan

gejala yang sangat sedikit5. Di beberapa

negara berkembang, penyakit yang

disebabkan oleh virus lain seperti malaria,

TB, pneumonia, influenza dan HIV pernah

menjadi pandemi3 Penyakit yang disebabkan

oleh virus dapat dicegah, tetapi sayangnya

ratusan bahkan ribuan kasus kematian,

terutama yang menimpa anak-anak dan

balita setiap tahunnya disebabkan oleh

virus5. Oleh karena itu, penyakit patogen

yang disebabkan oleh virus menjadi masalah

serius yang perlu diperhatikan.

Hingga saat ini, proses deteksi dan

kuantifikasi virus masih banyak dilakukan

dengan metode konvensional. Metode

konvensional yang banyak dilakukan adalah

pengujian secara mikrobiologi. Meskipun

metode pengujian tersebut memiliki

sensitivitas yang cukup tinggi, namun

pengujian secara mikrobiologi memerlukan

waktu yang relatif lama, meliputi tahap

kultur sel yang membutuhkan waktu 2-10

hari, tergantung pada jenis virus yang

dideteksi, diikuti dengan tahap pengujian

imunologi. Selain itu, pengujian secara

mikrobiologi harus dilakukan oleh tenaga

ahli3,4

.

Infeksi yang disebabkan oleh virus

seringkali memberikan gejala umum yang

hampir sama, sehingga menyulitkan dokter

untuk menentukan diagnosa. Penggunaan

teknologi biosensor untuk mendeteksi virus

akan memungkinkan dokter untuk

memastikan virus penyebab suatu infeksi

dengan cepat dan memberikan resep dan

jenis penanganan yang tepat. Adanya

antibodi spesifik dapat dideteksi

menggunakan komponen virus sebagai agen

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

119

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

sensing untuk menunjukkan sejarah infeksi

pada pasien non-imunocompromised3.

Deteksi dan kuantifikasi virus

merupakan hal yang mendasar untuk

beragam aplikasi, mulai dari sanitasi dan

produksi makanan hingga untuk

kepentingan diagnostik dan terapeutik.

Pengembangan teknologi biosensor untuk

dapat menghasikan biosensor virus yang

efisien, sensitif, mudah dan ekonomis masih

terus dilakukan hingga saat ini. Terdapat

beberapa jenis biosensor virus yang telah

dikembangkan, antara lain metode optik

seperti Surface Plasmon Resonance (SPR),

serat optik, kuantum dot, elektrokimia

seperti amperometri, voltametri, impedansi

dan material nano6,7,8,9

PEMBAHASAN

Biosensor Virus Elektrokimia: Biosensor

Amperometri dan Volumetri

Biosensor adalah perangkat bioanalitik

yang mengintegrasikan rekognisi molekul

dengan suatu transduser fisikokimia.10

Biosensor terdiri dari dua komponen utama,

yaitu bioreseptor yang akan mengenali

analit target dan transduser yang akan

merubah sinyal biologis menjadi sinyal

elektrik yang terukur. Pada umumnya,

perangkat biosensor juga ditambah dengan

amplifier yang berfungsi untuk

memperbesar sinyal elektrik yang diterima

sehingga dapat dilanjutkan ke bagian

pemroses data dengan mudah. Bioreseptor

yang digunakan pada umumnya berupa

asam nukleat, baik DNA, RNA atau PNA,

enzim, antibodi, sel atau mikroorganisme,

sedangkan jenis transduser yang digunakan

antara lain transduser elektrokimia, optik,

pizoelektrik dan termal11

. Komponen utama

biosensor dapat dilihat pada Gambar 14.

Sebagian besar biosensor yang

digunakan untuk mendeteksi patogen adalah

biosensor elektrokimia. Biosensor

elektrokimia memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan transduser lain, antara

Gambar 1. Komponen utama biosensor

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

120

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

lain memiliki sensitivitas yang tinggi,

cocok untuk dikembangkan dalam skala

mikro, instrumentasi yang digunakan

sederhana, pengukuran tidak dipengaruhi

oleh kekeruhan sampel, absorbsi atau

fluoresensi komponen dalam sampel, serta

dapat digunakan untuk deteksi sampel

dengan berbagai jenis pelarut, sifat elektrolit

dan temperatur3,11

. Deteksi secara

elektrokimia biasanya digunakan untuk

deteksi virus patogen dengan menggunakan

rekognisi DNA-DNA, DNA-PNA, DNA-

RNA dan DNA-aptamer asam

nukleat.11,12,13,14

.

Kelebihan lain biosensor

elektrokimia adalah dapat digunakan untuk

analisis in-situ serta dapat dioperasikan

tanpa tenaga ahli. Analisis dan deteksi virus

pada biosensor jenis ini didasarkan pada

prinsip afinitas, dimana antibodi digunakan

untuk “mengikat” virus5 Kuantifikasi

dengan menggunakan biosensor

elektrokimia didasarkan pada pengukuran

perubahan arus, potensial dan impedansi,

yang diinduksi oleh reaksi biokimia yang

terjadi antara bioreseptor dengan target

analit. Sebagian besar biosensor

elektrokimia menggunakan transduser

amperometri danvolumetri11

.

Pada umumnya, biosensor virus

elektrokimia dibagi menjadi 3, yaitu

biosensor voltametri, amperometri dan

impedansi. Pada biosensor amperometri,

hubungan antara arus dengan potensial di

ukur di dalam sel elektrokimia, sedangkan

biosensor voltametri mengukur tegangan

pada saat tidak arus yang dialirkan.

Transduser amperometri akan mendeteksi

ikatan antara analit dengan bioreseptor jika

ada produk yang dapat menyebabkan

terjadinya reaksi redoks pada permukaan

elektroda, biasanya dilakukan dengan

penambahan kompleks enzim antibodi-

redoks3. Pada umumnya biosensor

amperometri menggunakan elektroda

karbon screen-printed karena lebih stabil,

murah, disposable dan dapat digunakan

untuk volume dalam jumlah kecil15

.

Permasalahan yang sering ditemukan pada

biosensor elektrokimia adalah proses

imobilisasi bioreseptor. Pada proses

imobilisasi, bioreseptor arus dijaga agar

tidak mengalami perubahan dan denaturasi.

Selain itu, sensor amperometri dan

volumetri sensitif terhadap perubahan pH

dan ikatan molekul yang tidak spesifik

sehingga dapat memberikan hasil positif

palsu3.

Beberapa pengembangan dan

aplikasi biosensor elektrokimia untuk proses

deteksi virus telah dipublikasikan. Biosensor

elektrokimia yang dikembangkan oleh Ding,

et al. mampu mendeteksi sekuen virus

hepatitis B (HBV) melalui interaksi antara

DNA virus dengan indikator redoks 2,9-

dimetil-1,10-fenantrolin-kobalt. Deteksi

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

121

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

elektrokimia pada biosensor ini dilakukan

menggunakan voltametri siklik dan

voltametri diferensial pulsa. Pada kondisi

optimum, sinyal elektrik yang dihasilkan

memiliki linieritas pada range konsentrasi

DNA target sebesar 3,96×10-7

~1,32×10-6

M,

dengan limit deteksi 1,94×10-8

M. hal ini

membuktikan bahwa biosensor ini memiliki

sensitivitas yang cukup baik.16

Biosensor lain yang dikembangkan

oleh Arikyosal et al. mampu mendeteksi

sekuen DNA virus HBV, menggunakan

prinsip deteksi voltametri, dengan

memonitor sinyal oksidasi guanin pada

pengembangan resistensi lamivudin. Pada

kondisi optimum, biosensor ini mampu

mendeteksi hingga konsentrasi 457 fmol/mL

DNA target17

. Biosensor virus HBV yang

lain dikembangkan dengan menggunakan

indikator hibridisasi bis-(benzimidazol)-

cadmium(II) dinitrat untuk mengembangkan

biosensor elektrokimia sekuen DNA virus

HBV. Biosensor ini memiliki range

konsentrasi 1,49×10-7

~1,06×10-6

M dengan

limit deteksi

8,4×10-8

M.18

Biosensor HBV lain

dikembangkan oleh Zhang et al., dengan

menggunakan kompleks diaquabis-[N-(2-

piridinilmetil)-benzamida-ĸ2N,O]-

cadmium(II) dinitrat sebagai indikator

elektroaktif untuk mendeteksi adanya HBV

secara voltametri. Biosensor ini dapat

mendeteksi DNA virus HBV secara selektif

pada range konsentrasi

1,01×10-8

~1,62×10-6

molL-1

, dan memiliki

limit deteksi 7,19×10-9

mol L-1

.19

Inovasi

biosensor amperometri lain dikembangkan

oleh Lonescu, et al. untuk mendeteksi

antibodi Virus West Nile (WNV) dengan

mengimobilisasi bakteriofage T7. Biosensor

ini terbukti potensial untuk dikembangkan

sebagai biosensor untuk diagnosis virus20

.

Biosensor amperometri lain yang

banyak dikembangkan adalah biosensor

virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C adalah

penyakit yang ditemukan di hati akibat

adanya infeksi virus HCV. Pada umumnya

infeksi ini tidak memberikan gejala, namun

dapat menyebabkan infeksi kronis yang

mengakibatkan terjadinya sirosis hati setelah

bertahun-tahun. Pada beberapa kasus, sirosis

hati dapat menyebabkan terjadinya gagal

fungsi hati, kanker hati, varises lambung dan

esofagus yang dapat membahayakan jiwa21

.

Beberapa biosensor HCV yang pernah

dilaporkan antara lain adalah biosensor

elektrokimia yang dikembangkan oleh

Riccardi et al. Biosensor ini memiliki

kelemahan karena memerlukan waktu

respon yang relatif lama, yaitu 10 menit22

.

Biosensor elektrokimia untuk deteksi HCV

secara kualitatif dan kuantitatif didasarkan

pada pembelahan spesifik enzim BamHI

endonuklease juga berhasil dikembangkan

oleh Liu, et al. Kuantifikasi didasarkan pada

perbedaan puncak arus yang bervariasi,

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

122

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

yang linier pada range konsentrasi

0,1~2,5μM23

.

Virus lain yang penting dan dapat

menginfeksi manusia adalah virus HIV. HIV

adalah lentivirus yang dapat menyebabkan

acquired immunodeficiency syndrome, yaitu

suatu kondisi dimana terjadi kegagalan

progresif dari sistem kekebalan tubuh

sehingga dapat menyebabkan infeksi

oportunistik yang membahayakan jiwa

hingga metastasis sel kanker. Deteksi awal

virus HIV sangat penting dilakukan untuk

penanganan penyakit serta pencegahan

penyebaran penyakit21

.

Sebagian biosensor elektrokimia

untuk deteksi virus HIV dikembangkan

menggunakan teknologi nanomaterial. Salah

satu biosensor virus HIV yang

dikembangkan dengan teknologi nano

adalah ultra trace biosensor voltametri,

dengan menggunakan matriks nanotubes

karbon yang berisi nano partikel perak, yang

dilekatkan pada mikroelektroda emas

sebagai media pendukung untuk imobilisasi

21-mer ss-DNA. Biosensor ini memiliki

bekerja pada range konsentrasi 1~100 pM

dengan limit deteksi 0,5 pM24

.

Pengembangan biosensor elektrokimia lain

untuk mendeteksi virus HIV-1 dilakukan

dengan mengimobilisasi bioreseptor pada

matriks nano biokomposit kitosan/Fe3O4

dengan menggunakan metilen biru sebagai

indikator hibridisasi redoks. Imobilisasi

bioreseptor pada matriks pendukung

dilakukan berdasarkan pada ikatan kovalen

yang terjadi antara sisi aktif elektroda

dengan bioreseptor yang digunakan.

Penggunaan Fe3O4 dapat meningkatkan

transfer elektron, sehingga mampu

meningkatkan sensitivitas sensor. Elektroda

pada biosensor ini dilaporkan memiliki limit

deteksi yang cukup rendah, yaitu 50 pM

dengan stabilitas dan reprodusibilitas yang

cukup baik25

.

Biosensor elektrokimia untuk deteksi

jenis virus lain yang juga banyak

dikembangkan antara lain adalah biosensor

virus influenza A, virus avian influenza dan

virus papilloma. Salah satu biosensor

elektrokimia yang ultrasensitif untuk

mendeteksi virus influenza A dikembangkan

menggunakan glukosa oksidase yang

dideposisikan pada nano partikel perak-

heksasianoferat. Biosensor ini disebut

sebagai biosensor ultrasensitif karena

mampu mendeteksi ss-DNA target hingga

pada rang konsentrasi femtomolar.

Konsentrasi DNA target dikorelasikan

dengan puncak arus voltamogram pada

voltametri diferensial pulsa. Konsentrasi

DNA dapat terkuantifikasi dengan baik jika

berada pada range 1,0~10,0 fM, dengan

limit deteksi 1,0 fM25

. Biosensor

elektrokimia virus papilloma dikembangkan

dengan mengimobilisasi rantai tunggal

oligonukleotida (HS-ssDNA) secara

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

123

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

koadsorpsi spontan pada permukaan

elektroda emas screen-printed. DNA yang

telah terimobilisasi pada permukaan

elektroda tersebut, mampu meng-hibridisasi

secara selektif DNA dalam larutan

membentuk DNA rantai ganda (ds DNA)

pada permukaan elektroda. DNA

diperlakukan dalam asam, dan basa purin

yang dilepaskan dalam kondisi asam diukur

langsng secara voltametri. Pada kondisi

optimum, biosensor ini mampu mendeteksi

sekuen DNA target hingga pada konsentrasi

2pgmL-1

. Biosensor ini meiliki kekurangan,

karena hanya dapat digunakan satu kali27

.

Biosensor Virus Elektrokimia: Biosensor

Impedansi

Selain hubungan antara arus-potensial

dan tegangan, perubahan kapasitansi dan

impedansi pada saat terjadi fenomena

hibridisasi dapat digunakan untuk

kuantifikasi biosensor. Biosensor impedansi

elektrokimia untuk deteksi virus pada

umumnya dikembangkan menggunakan

lapisan monolayer dan polimer konduktif

pada permukaan elektroda3. Skema

biosensor impedansi yang dikembangkan

dengan mengimobilisasi antigen pada

lapisan monolayer dapat dilihat pada

Gambar 23.

Proses hibridisasi antara biosensor

dengan antivirus yang terimobilisasi, akan

menimbulkan respon konduktivitas yang

dapat terukur, yang kemudian akan di

konversikan menjadi perubahan resisitensi

dan atau kapasitansi. Deteksi teradap

perubahan kapasitansi lebih mudah

dilakukan karena tidak memerlukan

elektroda referensi. Akan tetapi, teknik ini

memiliki beberapa kekurangan anatara lain

kurang sensitif, dan ikatannya idak spesifik,

Antibodi terimobilisasi

Lapisan monolayer

Elektroda emas

Gambar 2. Biosensor virus yang dikembangkan dengan mengimobilisasi antibodi pada

lapisan monolayer di permukaan elektroda emas3

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

124

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

seingga dapat memberikan hasil positif

palsu3.

Beberapa biosensor impedansi yang

telah dikembangkan anatara lain biosensor

untuk deteksi virus influenza, herpes, HBV,

HCV, demam, rabies dan HIV3. Salah satu

biosensor impedansi untuk deteksi virus

berhasil dikembangkan pada tahun 2015.

Biosensor ini dikembangkan dengan lapisan

multilayer untuk modifikasi elektroda emas.

Lapisan multilayer yang digunakan adalah

1,6-heksanaditiol, asam 11-

merkaptoundekanoat, dan 5 jenis antibodi

monoklonal yang diimobilisasi pada

permukaan elektroda secara kovalen.

Biosensor ini mampu mendeteksi 5 tipe

adenovirus. Biosensor ini memiliki

kemampuan deteksi yang baik, dengan limit

deteksi 30 partikel virus/mL21

. Biosensor

impedansi virus yang lain dikembangkan

dengan memasangkan metode biosensor ini

dengan spektroskopi elektrokimia impedansi

(EIS) dan mikroskop gaya atom (AFM)3.

Meskipun biosensor impedansi virus

ini sangat potensial untuk dikembangkan,

namun pengembangan metode ini masih

terbilang baru. Pengembangan secara

kontinyu sangat diperlukan untuk

meningkatkan stabilitas, selektivitas dan

sensitivitas elektroda, serta kecepatan

respons sehingga mampu digunakan untuk

real-time monitoring3.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa pengembangan

biosensor di bidang pemeriksaan klinik,

utamanya untuk deteksi virus patogen

memberikan banyak keuntungan. Deteksi

virus menggunakan biosensor mampu

memeberikan hasil yang lebih cepat,

sehingga memungkinkan diagnosis yang

lebih cepat serta penanganan yang lebih

tepat. Disamping itu, deteksi dini terhadap

penyakit patogen dapat mengurangi

penyebaran virus serta resiko yang mungkin

timbul akibat penyebaran virus tersebut.

Sebagian besar biosensor virus

dikembangkan dengan mengimobilisasi

asam nukleat atau antibodi pada permukaan

elektroda. Interaksi antara antara antibodi

dengan DNA virus akan menghasilkan

respon yang dapat terkuantifikasi. Biosensor

virus yang paling banyak dikembangkan

adalah biosensor elektrokimia dengan

transduser amperometri, volumetri dan

impedansi. Beberapa virus patogen yang

telah berhasil dideteksi dengan biosensor

elektrokimia antara lain adalah virus HIV,

HCV, HBV dan influenza.

Saran

Perlu disampaikan review

pengembangan biosensor virus dengan

metode yang lain, seperti sensor optik virus

dan sensor pizoelektrik virus, serta

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

125

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

biosensor untuk deteksi penyakit patogen

yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu,

perlu juga disampaikan pengembangan

sensor untuk pemeriksaan di bidang yang

lain seperti lingkungan dan industri

makanan sehingga dapat memberikan

informasi dan wawasan yang baru kepada

pembaca dan peneliti. Pelaksanaan kontrol

kualitas terhadap hasil yang diberikan oleh

biosensor dan sensor juga perlu terus

dikembangkan agar hasil yang diberikan

selalu akurat, sehingga dapat dijadikan

sebagai alternatif metode untuk pemeriksaan

di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. E.B. Bahadir and M.K. Sezgintürk,

Applications of Commercial Biosensors

in Clinical, Food, Environmental, and

Biothreat/Biowarfare Analyses, Anal.

Biochem., 2015 (478), 107–120.

2. V. Perumal and U. Hashim, Advances In

Biosensors: Principle, Architecture And

Applications, J. of App. Biomed. 2014

(12), 1–15.

3. Caygill, R.L., Blair, G.E. and Miller,

P.A., A Review on Viral Biosensor to

Detect Human Pathogens, Anal. Chim.

Acta, 2010 (681), 8-15.

4. Yadav, R., Dwivedi, S., Kumar, S. and

Chaudhury, Trends and Perspectives of

Biosensors for Food and Environmental

Virology, Food Environ. Virol, 2010 (2),

53-63.

5. Altintas, Z., Gittens, M., Pocock, J. and

Tothill, I.E., Biosensor for Waterborne

Viruses: Detection and Removal,

Biochimie, 2015 (115), 144-154.

6. Yang, L. and Bashir, R.,

Electrical/electrochemical impedance for

rapid detection of foodborne pathogenic

bacteria, Biotechnol. Adv., 2008 (26),

135–150.

7. Ricci, F., Volpe, G., Micheli, L. and

Palleschi, G., Anal. Chim. Acta, 2007

(605).

8. Munoz-Berbel, X., Godino, N., Laczka,

O., Baldrich, E., Munoz, F.X. and Del-

Campo, F.J., Impedance-Based

Bioensors for Pathogen Detection,

Springer, 2008.

9. Wark, A.W., Lee, J., Kim, S., Faisal,

S.N. and Lee, H.J., Bioaffinity Detection

of Pathogen on Srfaces, J. Ind. Eng.

Chem., 2010 (16), 169-177.

10. Malhotra, B. D., Chaubey, A. and Singh,

S.P., Prosepect of Cnducting Polymers

in Biosensors, Anal. Chim. Acta, 2006

(578), 59-74.

11. Singh, R., Mukherjee, M.D., Sumana,

G., Gupta, R.K., Sood, A. and Malhotra,

B.D., Biosensors for Pathogen

Detection: A Smart Approach Towards

Clinical Diagnosis, Sens. And Act. B:

Chem., 2014 (197), 385-404.

12. Drummond, T.G., Hill, M.G. and

Barton, J.K, Electrochemical DNA

Sensors, Nat. Biotechnol., 2003 (21),

1192-1199.

13. Mothershed, E.A. and Whitney, A.M.,

Nucleic Acid-Based Methods for the

Detection of Bacterial Pathogens:

Present and Future Considerations for

the Clinical Laboratory, Clin. Cim. Acta,

2006 (363), 206-220.

14. Girousi, S., Karastogianni, S. and Serpi,

C., Innovative Configurations of

Electrochemical DNA Biosensors (A

Review), Sens. Electroanal., 2011 (6),

65-87.

15. Yu, D., Blankert, B., Viré, J-C. and

Kauffmann, J-M., Biosensors in Drug

Discovery Analysis, Anal. Letters., 2005

(38), 1687-1701.

16. Ding, C., Zhao, F., Zhang, M. and

Zhang, S., Hybridization Biosensor

Using 2,9-Dimethyl-1,10-Phenantroline

Cobalt as Electrochemical Indicator for

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

126

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Nur Habibah, PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR BAGIAN 2: Biosensor Virus Untuk Deteksi Penyakit

Patogen

Detection of Hepatitis B Virus DNA,

Bioelectrochemistry, 2008 (72), 28-33.

17. Arikyosal, D.O., Karadeniz, H., Erdem,

A., Sengonul, A., Sayiner, A.A. and

Ozsoz, M., Label-Free Electrochemical

Hybridization Genosensor for the

Detection of Hepatitis B Virus Genotype

on the Development of Lamivudine

Resistance, Anal. Chem., 2005 (77),

4908-4917.

18. Li, X-M., Ju, H-Q., Du, L-P. and Zhang,

S-S., A Nucleic Acid Biosensor for the

Detection of a Short Sequence Related

to the Hepatitis B Virus Using Bis-

(Benzimidazole)-Cadmium(II) Dinitrate

as an Electrochemical Indicator, J. of

Inorganic Chem., 2007 (101), 1165-

1171.

19. Zhang, S., Tan, Q., Li, F. and Zhang, X.,

Hybridization Biosensor Using

Diaquabis[N-(2-

Pyridinylmethyl)Benzamide-к2N,O]-

Cadmium(II) Dinitrate as a New

Electroactive Indicator for Detection of

Human Hepatitis B Virus DNA, Sens.

And Act. B: Chem., 2007 (124), 290-

296.

20. Ionescu, R.E., Cosnier, S., Herzog, G.,

Gorgy, K., Leshem, B., Herrmann, S.

and Marks, R.S., Enzyme Microb.

Technol., 40 (2007), 403.

21. Lin, D., Tang, T., Jed Harrison, D., Lee

W.E. and Jemere, A.B., A Regenerating

Ultrasensitive Electrochemical

Impedance Immunosensor for the

Detection of Adenovirus, Biosens.

Bioelectron., 2015 (68), 129-134.

22. Riccardi, C.S., Kowalik, J., Josowics,

M., Hideko, Y., Mizaikoff, B. and

Kranz, C., Label-Free DNA Detection of

Hepatitis C Virus (HCV), 210th ECS

Meeting, 2006, 585.

23. Liu, S., Hu, Y., Jin, J., Zhang H. and

Cai, C., Electrochemical Detection of

Hepatitis C Virus based on Site-Specific

DNA Cleavage of BamHI Endonuclease,

Chem. Commun., 2009 (13).

24. Wang, R., Xue, C., Gao, M., Qi, H. and

Zhang, C., Ultratrace Voltammetric

Method for the Detection of DNA

Sequence Related to Human

Immunodeficiency Virus Type 1,

Microchim. Acta, 2011 (172), 291-297.

25. Tran, L.D., Nguyen, B.H., Van Hieu, N.,

Tran, H.V., Nguyen H. Le. and Nguyen,

P.X., Electrochemical Detection of Short

HIV Sequences on Chitosan/Fe 3O4

Nanoparticle Based Screen Printed

Electrodes, Mater. Sci. Eng. C, 2011

(31), 477-485.

26. Chen, X., Xie, H., Seow, Z.Y. and Gao,

Z., Biosensors and Bioelectronics an

Ultrasensitive DNA Biosensor based on

Enzyme-Catalyzed Deposition of Cupric

Hexacyanoferrate Nanoparticles, Bioens.

And Bioelectron., 2010 (25), 1420–6.

27. Zari, N., Amine, A. and Enhaji, M.M.,

Label-Free DNA Biosensor for

Electrochemical Detection of Short

DNA Sequences Related to Human

Papilloma Virus, Anal. Letters, 2009

(42), 519-535.

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

127

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Meditory

Number 1 Number 8

GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

Made Indah Kesuma Dewi1, IGA. Dewi Sarihati

2, Cok. Dewi Widhya HS

3

ABSTRACT

Background: Menopause women are one of the groups that have a high risk of osteoporosis,

because at that time the amount of estrogen is reduced so that the absorption of calcium from

the digestive tract will be reduced about 20-25%. This is the reason why the level of calcium

decreasing in blood. According to the initial observation at Banjar Binoh Kaja by researcher,

from 10 menopause women, four of them are at risk of osteoporosis.

Methode: This study is a descriptive study which describes the blood calcium levels in

menopause women at Banjar Binoh Kaja, Ubung Kaja Village, North Denpasar District, by

doing measurement on their blood calcium concentration with O – Cresolphthalein

Complexon (OCPC) method. The 34 respondents taken from total population of menopause

women in age range 50-65 years. Respondent was selected using purposive sampling with

criteria: menopause women in age range 50-65 years and not undergoing hormone

replacement therapy.

.Result: The results showed that the average concentration of blood calcium is 8,83 mg/dL

which 11.76% respondents had low levels of blood calcium and 88.24% respondents had

normal blood calcium levels. 33,33% respondents in age range 62 – 65 years and 66,67%

respondents in 16 – 20 years periods of menopause has decrement of blood calcium levels.

Coclusion: The decrement of blood calcium levels mostly held in respondents in age range 62

– 65 years and respondents with 16-20 years periods of menopause.

Keywords: blood calcium, menopause.

PENDAHULUAN

Wanita yang telah mengalami

menopause termasuk dalam golongan yang

berisiko tinggi terhadap osteoporosis1 Pada

masa tersebut jumlah hormon estrogen

berkurang dan mengakibatkan terjadinya

penurunan kadar kalsium darah 2.

Hormon estrogen memiliki efek tidak

langsung pada tubuh yaitu berperan dalam

pengaturan keseimbangan kalsium dalam

tubuh. Estrogen akan meningkatkan

penyerapan kalsium di usus dan

menurunkan pengeluaran kalsium dari ginjal

sehingga kalsium di dalam darah dapat

dipertahankan kadarnya 3.

Menurut Hutton4, menurunnya kadar

estrogen akan diikuti dengan penurunan

penyerapan kalsium yang terdapat dalam

makanan sehingga wanita yang mencapai

masa menopause cenderung mengalami

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Made Indah Kesuma Dewi1, Jurusan

Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi

No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

128

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

pengurangan penyerapan kalsium sebanyak

20-25%. Penyerapan kalsium dari saluran

pencernaan yang berkurang mengakibatkan

kalsium tulang akan diambil atau diserap

untuk memenuhi kadar kalsium darah

sehingga terjadilah pengeroposan tulang

(osteoporosis)5.

Kalsium darah adalah kalsium yang

berada dalam darah dan jaringan lunak.

Kadar kalsium darah harus dikontrol dalam

batas kadar yang sempit untuk mendapatkan

fungsi fisiologinya yang normal6. Kalsium

dalam darah atau cairan ekstraseluler (CES)

berperan penting dalam proses fisiologis,

yang meliputi kontraksi otot rangka, jantung

dan otot polos, pembekuan darah, transmisi

impuls saraf dan pembentukan tulang.

Orang dewasa normal memiliki rentang

konsentrasi kalsium plasma (darah) 2,2-2,6

mmol/L atau 8,8-10,4 mg/dL7. Pemeriksaan

kadar kalsium darah pada wanita menopause

(dengan umur ≥ 50 tahun) merupakan

pemeriksaan yang hasilnya dapat digunakan

dalam menentukan risiko teradinya

osteoporosis 8.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan

untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena di

masyarakat atau memotret masalah

kesehatan pada sekelompok penduduk atau

orang yang tinggal dalam komunitas tertentu

Populasi penelitian ini adalah seluruh

wanita yang berumur 50-65 tahun di Banjar

Binoh Kaja, Desa Ubung Kaja, Kecamatan

Denpasar Utara yang berjumlah 137 orang.

Besar sampel 34 orang yang ditentukan

berdasarkan cara purposive sampling.

Data primer dikumpulkan dengan

metode wawancara dan pemeriksaan

laboratorium. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui nama responden, jenis kelamin

responden, umur responden, lama

menopause responden, konsumsi suplemen

kalsium dan vitamin D responden, riwayat

penyakit responden, pendidikan terakhir

responden, dan pekerjaan responden. Kadar

kalsium darah diukur melalui pemeriksaan

laboratorium menggunakan alat Cobas

Integra 400 Plus dengan metode O –

Cresolphthalein Complexon (OCPC) di

Laboratorium Patologi Klinik RSUP

Sanglah Denpasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

a. Hasil pemeriksaan kadar kalsium darah

pada wanita menopause

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh

rata-rata kadar kalsium darah pada

responden adalah sebesar 8,83 mg/dL,

dengan kadar kalsium darah terendah adalah

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

129

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

8,12 mg/dL dan kadar kalsium darah

tertinggi adalah 9,32 mg/dL.

Kadar kalsium darah pada wanita

menopause menurut kategori dapat dilihat

pada Tabel 1.

Kadar kalsium darah yang diperoleh

dari hasil pemeriksaan dibagi menjadi tiga

kategori, yaitu: rendah (<8,40 mg/dL),

normal (8,40-9,70 mg/dL), dan tinggi (>9,70

mg/dL). Berdasarkan hasil penelitian,

sebagian besar responden memiliki kadar

kalsium darah yang normal yaitu sebanyak

30 orang (88,24%).

b. Kadar kalsium darah pada wanita

menopause berdasarkan kelompok usia

Kadar kalsium darah pada wanita

menopause berdasarkan kelompok usia

dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan kelompok usia, dari 34

responden, kadar kalsium darah yang rendah

paling banyak ditemukan pada kelompok

usia 62-65 tahun, yaitu sebanyak 4 orang

(33,33%).

c. Kadar kalsium darah pada wanita

menopause berdasarkan lama

menopause

Kadar kalsium darah pada wanita

menopause di berdasarkan lama menopause

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1. Kadar Kalsium Darah pada Wanita Menopause

Kadar Kalsium Darah (mg/dL) Jumlah Persentase (%)

< 8,40

8,40-9,70

>9,70

4

30

0

11,76

88,24

0

Total 34 100

Tabel 2. Kadar Kalsium Darah pada Wanita Menopause Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok

Usia (th)

Kadar Kalsium Darah (mg/dL) Total

< 8,40 8,40-9,70 >9,70

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

50-53

54-57

58-61

62-65

0

0

0

4

0

0

0

33,33

5

8

9

8

100

100

100

66,67

0

0

0

0

0

0

0

0

5

8

9

12

100

100

100

100

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

130

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

Berdasarkan lama menopause, dari 34

responden, kadar kalsium darah yang rendah

paling banyak ditemukan pada wanita

menopause yang telah mengalami

menopause selama 16-20 tahun, yaitu

sebanyak 4 orang (66,67%).

Pembahasan

Rata-rata dari seluruh hasil

pemeriksaan kadar kalsium darah pada

wanita menopause adalah 8,83 mg/dL yang

tergolong kategori normal. Hasil penelitian

pada Tabel 1 menunjukkan bahwa 11,76%

responden memiliki kadar kalsium darah

yang rendah, 88,24% responden memiliki

kadar kalsium darah yang normal, dan 0%

responden memiliki kadar kalsium darah

yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa

lebih banyak wanita menopause yang

memiliki kadar kalsium darah yang normal.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Pk. St. Corolus Jakarta Timur,

dimana sebagian besar wanita menopause

yang diteliti mempunyai kadar kalsium

darah yang normal yaitu sebanyak 61,82% 8.

Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang

dilakukan di RW 03 Kelurahan

Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang,

Semarang, dimana diperoleh hasil kadar

kalsium darah pada wanita menopause yang

diteliti cenderung rendah yaitu sebanyak

69,23% dan hanya 30,77% yang memiliki

kadar kalsium darah yang normal9.

Kadar kalsium darah yang normal

disebabkan karena metabolisme kalsium di

dalam tubuh berjalan normal dan tidak

adanya gangguan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi kadar kalsium darah

tersebut. Menurut Sauberlich10

, kadar

kalsium serum dikontrol secara ketat oleh

berbagai faktor termasuk asupan gizi yang

diterima oleh tubuh. Selain itu, kontrol juga

dilakukan oleh 1,25-

dehidroxycholecalsiferol, hormon paratiroid,

kalsitonin, fosfor, protein, dan estrogen.

Tabel 3.Kadar Kalsium Darah pada Wanita Menopause Berdasarkan Lama Menopause

Lama

Menopause

(th)

Kadar Kalsium Darah (mg/dL) Total

< 8,40 8,40-9,70 >9,70

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1-5

6-10

11-15

16-20

0

0

0

4

0

0

0

66,67

8

7

13

2

100

100

100

33,33

0

0

0

0

0

0

0

0

8

7

13

6

100

100

100

100

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

131

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

Penurunan kadar kalsium darah dapat terjadi

apabila terdapat ketidakseimbangan diantara

faktor-faktor tersebut. Salah satunya adalah

penurunan kadar hormon estrogen secara

bertahap yang dialami oleh wanita

menopause. Hormon estrogen memiliki efek

tidak langsung pada tubuh yaitu berperan

dalam pengaturan keseimbangan kalsium

dalam tubuh. Estrogen akan meningkatkan

penyerapan kalsium di usus dan

menurunkan pengeluaran kalsium dari ginjal

sehingga kalsium di dalam darah dapat

dipertahankan kadarnya11

.

Penurunan kadar kalsium darah terjadi

pada wanita menopause kelompok usia

tertinggi, yaitu kelompok usia 62-65 tahun.

Hasil analisis terhadap kadar kalsium darah

dari 34 responden diperoleh kadar kalsium

darah terendah adalah sebesar 8,12 mg/dL

yang ditemukan pada responden yang

berusia 65 tahun, sedangkan kadar kalsium

darah tertinggi (namun masih dalam batas

normal) yaitu 9,32 mg/dL ditemukan pada

responden yang berusia 50 tahun. Hasil ini

menggambarkan bahwa semakin tinggi usia

maka kadar kalsium darah akan mengalami

penurunan. Hasil ini senada dengan

penelitian yang dilakukan di Panti Sosial

Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar,

dimana pemeriksaan kadar kalsium darah

terhadap wanita menopause usia 50-60

tahun menunjukkan penurunan kadar

kalsium darah paling banyak terjadi pada

wanita menopause yang berusia 60 tahun12

.

Kemampuan tubuh menyerap kalsium

dari makanan semakin menurun dengan

semakin bertambanya usia13

. Laju

kehilangan kalsium akan meningkat cepat

pada wanita pascamenopause (tiga sampai

tujuh tahun setelah menopause) dikarenakan

kekurangan hormon estrogen. Hutton

menjelaskan bahwa, menurunnya kadar

estrogen akan diikuti dengan penurunan

penyerapan kalsium yang terdapat dalam

makanan sehingga wanita yang mencapai

masa menopause cenderung mengalami

pengurangan penyerapan kalsium sebanyak

20-25% 4.

Penurunan kadar kalsium darah

ditemukan pada wanita menopause dengan

rentang lama waktu menopause 16-20 tahun.

Hasil analisis terhadap kadar kalsium darah

dari 34 responden diperoleh kadar kalsium

darah terendah adalah sebesar 8,12 mg/dL

yang ditemukan pada responden yang

memiliki rentang lama waktu menopause 19

tahun, sedangkan kadar kalsium darah

tertinggi (namun masih dalam batas normal)

yaitu 9,32 mg/dL ditemukan pada responden

yang memiliki rentang lama waktu

menopause 1 tahun. Hasil ini

menggambarkan bahwa kadar kalsium darah

yang rendah terjadi pada wanita menopause

yang mempunyai rentang lama waktu

menopause yang panjang. Semakin lama

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

132

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

waktu menopause maka kadar hormon

estrogen juga akan semakin berkurang.

Penurunan hormon estrogen akan

berpengaruh pula pada efektivitas

penyerapan kalsium di usus dan tentunya

kadar kalsium darah dalam tubuh juga dapat

berkurang.

Produksi hormon estrogen tidak akan

berhenti secara tiba-tiba pada awal

menopause karena tidak terjadi kerusakan

pada indung telur14

. Produksi hormon

estrogen akan berangsur-angsur berkurang

dan penurunan ini akan memakan waktu

yang cukup lama dan bertahap.

Berkurangnya kadar hormon estrogen akan

mengganggu penyerapan kalsium yang akan

mempengaruhi kadar kalsium darah

sehingga akan menggangu proses

pembentukan tulang dan fungsi kerja dalam

tubuh lainnya. Rendahnya hormon estrogen

dalam jangka panjang akan menimbulkan

ancaman osteoporosis (pengeroposan

tulang) yang membuat mudahnya terjadi

patah tulang. Penelitian menunjukkan,

37,3% terjadinya osteoporosis dialami oleh

wanita >40 tahun yang sudah menopause

dan 6% pada wanita yang belum

menopause15

.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Wanita menopause di Banjar Binoh Kaja,

Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar

Utara memiliki rata-rata kadar kalsium

darah sebesar 8,83 mg/dL, dimana 11,76 %

responden memiliki kadar kalsium yang

rendah dan 88,24 % responden memiliki

kadar kalsium darah yang normal. Kadar

kalsium darah yang rendah paling banyak

ditemukan pada kelompok usia 62-65 tahun

yaitu sebesar 33,33%. Kadar kalsium darah

yang rendah ditemukan pada kelompok

responden dengan lama waktu menopause

16-20 tahun yaitu sebesar 66,67%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan mengontrol faktor-faktor risiko lain

yang dapat mempengaruhi kadar kalsium

darah, seperti asupan makanan, aktivitas

fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan

konsumsi alkohol dan kafein, serta penyakit

lain yang dapat mempengaruhi kadar

kalsium darah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Akmal, M., dkk, Ensiklopedi

Kesehatan Untuk

Umum,Yogyakarta: AR-RUZZ

MEDIA, 2010.

2. Febriani, R. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Osteoporosis Dengan

Perilaku Pencegahan Osteoporosis

Pada Wanita Pre-Menopause Di

Kelurahan Jebres Surakarta, (online),

available:

[http://dglib.uns.ac.id/pengguna.

php?mn= showview&id=2926], (22

Januari 2014), 2010

3. Purnamasari, D., Ensiklopedia

Praktis Kesehatan: Mendeteksi

Gejala Penyakit – Penyakit Umum

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

133

Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 2016

Made Indah Kesuma Dewi, dkk., GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

DI BANJAR BINOH KAJA, DESA UBUNG KAJA,

KECAMATAN DENPASAR UTARA

Bagi Orang Awam dan

Penanggulangannya, Yogyakarta:

Pustaka Radja. 2011

4. Kuntjoro, Z.S., Menopause,

(online), available: [http://www.e-

psikologi.com/artikel/lanjut-

usia/menopause], (22 Januari 2014).

2002.

5. Waluyo, S., 100

Questions&Answers: Menopause

atau Mati Haid, Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo. 2010.

6. Imron S., Gambaran

Pemeriksaan Kalsium Darah dan

Urine Pada Lansia yang Ikut Senam

di Sasana kyai Saleh Semarang,

(online), available :

[http:digilib.unimus.ac.id] (22

November 2013). 2009.

7. Guyton, A.C. dan Hall J.E., Buku

Ajar Fisiologi Kedokteran, Alih

Bahasa : Irawati, dkk., Edisi 11,

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.2007.

8. Aruan dan Apryana, Gambaran

Kalsium Darah Pada Wanita

Menopause, (online), available:

[http://library.thamrin.ac.id/index.ph

p?p=show_detail&id =1588] (22

Januari 2014). 2011.

9. Tyas, A.C., Gambaran Kalsium

Darah Pada Wanita Menopause ,

(online), available:

[http://digilib.unimus.ac.id/files/disk

1/125/jtpunimus-gdl-apriliyaca-

6213-1-babi.pdf], (22 Desember

2013), 2011.

10. Suryono, dkk., Pengaruh

Pemberian Susu Terhadap Kadar

Kalsium Darah dan Kepadatan

Tulang Remaja Pria, Media Gizi dan

Keluarga,Juli 2007 31(1): p.63-

70.2007.

11. Purnamasari, D., Ensiklopedia

Praktis Kesehatan: Mendeteksi

Gejala Penyakit – Penyakit Umum

Bagi Orang Awam dan

Penanggulangannya, Yogyakarta:

Pustaka Radja. 2011.

12. Fridayani, I., Pemeriksaan

Kalsium Pada Wanita Usia 50-60

Tahun, Karya Tulis Ilmiah tidak

diterbitkan, Denpasar: Jurusan

Analis Kesehatan STIKes Wira

Medika.2011.

13. Waluyo, S., 100

Questions&Answers: Menopause

atau Mati Haid, Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.2010.

14. Wirakusumah, E.S., Menopause,

Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.2003.

15. Tsania, N., Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian

Osteoporosis Pada Kelompok Usia

40 Tahun Keatas di Lima

Puskesmas Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok tahun 2008, (online),

available :

[http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital

/125633-S-5641-Faktor-

faktor%20osteoporosis-Hasil.pdf], (6

Pebruari 2014).2008.

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

134

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Meditory

Number 9

Zika Outbreak: What You Need to Know

Luh Ade Wilan Krisna1

Abstract

The Zika virus (ZIKV) is a flavivirus related to Dengue, Yellow Fever virus,

Japanese encephalitis virus and West Nile virus. It is responsible for mosquito-transmitted

infection known as Zika fever or Zika disease. Zika Virus is commanding worldwide attention

recently because researchers have found evidence that Zika may be linked to birth defects

and neurological conditions like microcephaly and Guillain-Barré syndrome in adults.

Zika virus infection is among the nationally notifiable diseases in the South East Asia

including Indonesia. State and local health departments should be informed by healthcare

professionals of suspected cases of Zika virus infection to facilitate diagnosis and to reduce

the risk of local transmission.

Most cases of Zika virus infection are mild and self-limited. Owing to the mild nature

of the disease, more than 80% of Zika virus infection cases likely go unnoticed. However,

serious complications have been reported in rare cases, including Guillain-Barré syndrome.

Key words: Zika virus, flavivirus, microcephaly, Guillain-Barre Syndrome

PENDAHULUAN

Virus Zika (ZIKV) merupakan golongan

genus Flavivirus; seperti flavivirus lainnya,

virus zika adalah virus RNA single-standed

yang terbungkus ikosahedral – kumpulan

lipid dilindungi oleh tonjolan padat yang

terdiri dari membran dan glikoprotein1.

Pada banyak kasus, infeksi virus zika

menyebabkan penyakit self-limited yang

ringan. Masa inkubasinya sekitar 3-12 hari.

Karena sifat penyakit yang ringan, lebih dari

80% kasus infeksi virus zika mungkin tidak

diketahui. – Spektrum penyakit virus zika

tumpang-tindih dengan yang lainnya yaitu

infeksi arboviral, tapi beruam

(makulopapular dan mungkin termediasi

imun)2.

Pada April 2016, Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit (CDC)

memperingatkan risiko tinggi akibat infeksi

virus zika, ditandai dengan peningkatan

vektor nyamuk (30 negara bagian Amerika

dari 12 yang diperkirakan sebelumnya) dan

risiko perpindahan penduduk yang

berhubungan dengan Olimpiade 2016 di

Brazil3.

Virus zika pertama kali ditemukan

pada monyet rhesus febrile di hutan Zika

Entebbe, Uganda dan dilaporkan

menginfeksi para pekerja lapangan tidak

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : Luh Ade Wilan Krisna1, Jurusan

Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi

No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

135

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

lama setelahnya.

1 Saat ini, virus Zika

diketahui tersebar luas di Afrika. Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

(CDC) menyebutkan bahwa beberapa

negara Amerika dan kepulauan pasifik

sebagai wilayah transmisi virus aktif. Infeksi

virus zika merupakan penyakit yang harus

dilaporkan secara nasional di Amerika

Serikat. Badan kesehatan negara dan

wilayah di Negara tersebut harus

mengiinformasikan terjadinya kasus infeksi

virus zika untuk membantu diagnosis dan

mengurangi risiko transmisi lokal4,5

.

Kasus virus Zika juga terjadi di Indonesia,

namun untuk kasus kelahiran bayi dengan

microcephaly dari penderita Zika belum

ditemukan. Lembaga Eijkman mencatat ada

lima kasus virus Zika di Indonesia, yaitu: (1)

pada tahun 1981 dilaporkan terdapat satu

pasien di rumah sakit Tegalyoso, Klaten,

Jawa Tengah; (2) pada tahun 1983

dilaporkan terdapat 6 dari 71 sampel di

Lombok, NTB; (3) pada tahun 2013

dilaporkan seorang turis perempuan dari

Australia positif terinfeksi virus Zika setelah

9 hari tinggal di Jakarta; (4) pada tahun

2015 dilaporkan seorang turis dari Australia

terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet

di Bali; dan (5) pada tahun 2015-2016

Lembaga Eijkman melaporkan seorang

pasien di Provinsi Jambi positif terinfeksi

virus Zika. Bulan Agustus 2016 di

Singapura, tercatat ada 41 orang yang positif

terinfeksi virus ini, sedangkan pada April

2016 di Vietnam mengonfirmasi ada 2 orang

yang terinfeksi virus Zika5.

Temuan-temuan ini cukup mengejutkan

mengingat virus Zika endemik di kawasan

Afrika, Amerika, dan area Pasifik. Virus ini

terbilang langka di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu, perlu adanya ulasan

mengenai apa sebenarnya virus Zika,

bagaimana patogenesisnya, tindakan kuratif

dan preventif apa saja yang perlu diketahui

masyarakat untuk mencegah dampak berupa

cacat lahir ataupun kematian.

PEMBAHASAN

Klasifikasi Sistematis Virus Zika

Group: Group IV ((+)ssRNA)

Family: Flaviviridae

Genus: Flavivirus

Species: virus zika

Virus zika adalah molekul RNA single-

stranded positif dengan panjang dasar

10794 dengan dua non-coding regions

flanking regions yang dikenal sebagai NCR

5’ dan NCR 3’. Kerangka baca terbuka

pembacaan virus zika adalah: 5′-C-prM-E-

NS1-NS2A-NS2B-NS3-NS4A-NS4B-NS5-

3′ dan kode untuk poliprotein yang

kemudian terbelah menjadi kapsid (C),

membran prekursor (prM), bungkus (E) dan

protein non struktural (NS). Protein E

membangun sebagian besar permukaan

virus dan terlibat dalam replikasi seperti

pengikatan sel inang dan fusi membran.

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

136

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

NS1, NS3, dan NS5 adalah protein tidak

berubah bentuk yang berukuran besar

sementara protein NS2A, NS2B, NS4A, dan

NS4B adalah protein hidrofobik yang lebih

kecil. Di dalam NCR 3’ terdapat 428

nukleotida yang berperan dalam

penerjemahan, pembungkusan RNA,

stabilisasi genome siklisasi, dan rekognisi.

NCR 3’ membentuk struktur loop dan NCR

5’ memungkinkan penerjemahan melalui

katup nukleotida atau protein genome1,21,22

.

Struktur Virus Zika

Virion zina biasanya berbentuk

ikosahedral. Terbungkus dengan diameter

18-45 nanometer. Genomenya adalah RNA

strand positif yang diselubungi kapsida dan

dikelilingi membran. RNA terdiri dari

10.794 nukleotida yang mengkodekan 3.419

asam amino1,21

.

ZIKV adalah virus RNA yang mengandung

10.794 nukleotida yang mengkodekan3.419

anggota clade dalam klaster vektor nyamuk

penular flavivirus. Penelitian di hutan Zika

menyatakan bahwa infeksi ZIKV dengan

blunted the viremia disebabkan oleh virus

demam kuning pada monyet19,23

.

Epidemiologi

Infeksi global akibat virus zika belum

dilaporkan secara luas karena perjalanan

asam amino. Homolog 90% dengan virus

Spondweni; virus tersebut merupakan klinis

asimtomatik, kemiripan klinis infeksi lain

dengan flavivirus lain (dengue;

chikungunya), dan karena kesulitan

memastikan diagnosis6.

Berdasarkan laporan kasus sporadis, survei

entomologis, dan survei seroprevalensi,

infeksi virus zika telah dilaporkan ada di

beberapa inang, termasuk manusia, primata,

dan nyamuk, di 14 negara di seluruh Afrika,

Asia, dan Oseania pada tahun 20149.

Penyebaran infeksi virus zika di Uganda

sebesar 6.1% pada tahun 1952 dari 99

penduduk10

. Penyebaran infeksi virus zika

sebesar 7.1% ditemukan di Jawa, Indonesia

pada tahun 1977-1978 dari pasien yang

dirawat karena demam11

. Sejak virus zika

diisolasi pada tahun 1947, penyakit infeksi

telah menyebar ke Afrika, terutama di Asia

Tenggara. Hingga 2007, dilaporkan adanya

Struktur Virus ZIKA

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

137

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

kasus sporadis penyakit virus zika pada

manusia. Pada tahun 2007, Yap Island di

Micronesia melaporkan wabah infeksi virus

zika yang ditransmisikan melalui Aedes

hensilli5.Setelah itu, pada tahun 2013 dan

2014, epidemik infeksi virus zika terjadi di

Polinesia Perancis, New Kaledonia, Cook

Islands, dan Easter Islands12

.

Pada bulan Mei 2015, Brazil melaporkan

wabah infeksi virus zika di Amerika.

Kementerian Kesehatan Brazil

memperkirakan ada sekitar 440.000-

1.300.000 kasus infeksi virus zika pada

Desember 201513

. Aedes aegypti dan Aedes

albopictus dianggap sebagai vektor

transmisi virus zika. Sejak saat itu, infeksi

tersebut telah menyebar dengan cepat ke

beberapa negara lain, menjadi wabah.

Hubungan infeksi virus zika dengan

sindrom Guillain-Barre (GBS) dan cacat

kelahiran bawaan (khususnya microcephaly)

di tengah-tengah wabah infeksi virus zika

yang sedang terjadi di Brazil masih berada

dalam penyelidikan13,14

.

Pada Maret 2016, WHO melaporkan bahwa

virus zika secara aktif berputar di 38 negara

dan teritori, 12 di antaranya telah

melaporkan peningkatan kasus GBS atau

bukti laboratorium adanya virus zika di

antara pasien penyakit GBS.15

Pada Juni 2016, sebanyak 591 laboratorium

menyatakan infeksi virus zika dihasilkan

melalui transmisi bawaan vektor lokal.

Dilaporkan ada sebelas kasus ditransmisikan

secara seksual, dan satu kasus berhubungan

dengan sindrom Guillain-Barre. Negara

teritorial AS mendapatkan 935 kasus lokal

hasil laboratorium infeksi virus zika dan 4

kasus berkenaan dengan perjalanan.

Dilaporkan juga lima kasus berhubungan

dengan sindrom Guilain-Barre16

.

Patofisiologi

Seperti banyak favivirus lain, virus zika

ditransmisikan oleh antropoda: nyamuk

Aedes, termasuk Aedes aegypti,Aedes

africanus, Aedes luteocephalus, Aedes

albopictus, Aedes vittatus, Aedes furcifer,

Aedes hensilli, dan Aedesapicoargenteus.

Juga melalui transmisi seksual antar

manusia6,7

.

Virus zika mudah beradaptasi untuk

tumbuh di berbagai inang, mulai dari

antropoda hingga vertebrata. Penempelan

virus ke penerima seluler tak teridentifikasi

dimediasi oleh glikoprotein E (envelope).

Hal ini diikuti oleh serapan endositik,

pengelupasan nukleokapsida dan pelepasan

virus RNA ke sitoplasma. Poliprotein virus

diproduksi dan dimodifikasi oleh retikulum

endoplasma. Virion yang belum matang

terkumpul dalam retikulum endoplasma dan

vesikula sekretorik sebelum dilepaskan6.

Sirohi et al menjelaskan struktur virus zika

dewasa berdasarkan mikroskopi

cryoelectron. Rangkaian virus yang

diketahui sebagai struktur flavivirus dengan

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

138

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

pengecualian hampir 10 asam amino di

sekeliling glikosilasi Asn154 pada tiap 180

glikoprotein E mengandung cangkang

ikosahedral. Karbohidrat pada ikosahedral

merupakan tempat pelekatan virus ke sel

inang6.

Patogenesis

Transmisi:

Virus zika menyebar pada manusia melalui

gigitan nyamuk. Virus yang diperoleh dari

nyamuk genus Aedes meliputi Aedes

africanus, Aedes apicoargenteus, Aedes

leuteocephalus, Aedes aegypti, Aedes

vitattus dan Aedes furcifer. Beberapa bukti

menyebutkan bahwa virus zika juga dapat

ditransmisikan ke manusia melaui transfusi

darah, transfusi perinatal dan transmisi

seksual. Namun, jenis transmisi ini sangat

jarang. Virus ini juga ditemukan pada satu

kasus dalam air mani1,5,6

.

Siklus penyakit berlanjut dari host reservoir

– nyamuk – host reservoir, 2-5 hari viremia

di host, 5-7 hari dalam tubuh nyamuk, lalu

kembali ke host1,7

.

Informasi terkait patogenesis ZIKV bersifat

langka tapi flavivirus yang dibawa nyamuk

dianggap sebelumnya mereplikasi diri dalam

sel deindrit di dekat tempat inokulasi lalu

menyebar ke kelenjar getah bening dan

aliran darah. Walaupun replikasi flaviviral

dianggap terjadi dalam sitoplasma seluler,

beberapa penelitian menyatakan bahwa

antigen ZIKV dapat ditemukan dalam

nukleus sel terinfeksi8.

Manifestasi Klinis

Laporan pertama tentang penyakit ZIKV

pada manusia dilakukan pada tahun 1964.

Simpson dalam penelitiannya menjelaskan

tentang penyakit ZIKV pada pasien laki-laki

berusia 28 tahun. Penyakit itu dimulai

dengan sakit kepala ringan. Hari berikutnya,

ruam makulopapular menutupi wajah, leher,

badan, dan lengan atas, dan kemudian

menjalar hingga telapak tangan dan kaki.

Lalu demam disertai kelesuan, dan ruam

memudar. Di hari ketiga, kondisi pasien

mulai membaik dan hanya terdapat ruam

yang menghilang di 2 hari berikutnya. ZIKV

terisolasi dari serum yang didapatkan ketika

sedang demam27

.

Pada tahun 1973, Filipe et al., melaporkan

penyakit ZIKV melalui hasil laboratorium

pada laki-laki dengan serangan demam,

sakit kepala, dan sakit punggung yang akut

tanpa ruam. ZIKV terisolasi dari serum yang

didapat di hari pertama gejala, penyakit laki-

laki itu sembuh dalam waktu 1 minggu26

.

Dari 7 pasien ZIKV di Indonesia yang

digambarkan oleh Olson et al., semua pasien

mengalami demam. Manifestasi lain

termasuk anoreksia, diare, konstipasi, sakit

perut, dan pusing.11

Satu pasien mengalami

konjungtivitis tapi tanpa ruam. Wabah di

Yap Island ditandai oleh konjungtivitis

ruam, dan artralgia. Manifestasi lain yang

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

139

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

jarang terjadi termasuk sakit kepala mialgia,

sakit retro orbital, edema, dan muntah2.

Masa Inkubasi:

Masa inkubasi (waktu dari paparan hingga

munculnya gejala) penyakit virus zika tidak

jelas, tapi sepertinya sekitar 3-12 hari.

Tanda-tanda dan Gejala:

Hanya sekitar 20-25% orang yang terinfeksi

virus zika memunculkan gejala. Gejala

infeksi virus zika yang paling umum adalah:

Demam

Demam makulopapular

Sakit sendi (arthritis, arthralgia)

Konjungtivitis (mata merah)

Myalgia

Infeksi zika lebih serius karena berhubungan

dengan dua kondisi syaraf:

Microcephaly: cacat kelahiran serius di

mana bayi memiliki kepala kecil dan

perkembangan otak yang kurang

sempurna. Hal ini dapat terjadi ketika ibu

terinfeksi selama tiga bulan pertama

kehamilan.

Sindrom Guillain-Barré: Sindrom

Guillain-Barre (GBS) adalah gangguan

yang jarang di mana sistem imun

seseorang merusak sel syaraf,

menyebabkan kelemahan otot dan

kadang, paralisis.

Diagnosis Laboratorium

Uji diagnosis infeksi ZIKV termasuk uji

PCR pada sampel serum fase akut, yang

mendeteksi virus RNA, dan tes lain untuk

mendeteksi antibodi tertentu terhadap ZIKV

dalam serum. ELISA telah dibuat di

Laboratorium Diagnosis dan Referensi

Arboviral di Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit (Ft. Collins, CO, AS)

untuk mendeteksi immunoglobulin (Ig) M

pada ZIKV1. Sampel dari Yap Island, hasil

silang reaktif serum pasien dalam fase

penyembuhan terjadi lebih sering pada

pasien dengan bukti infeksi flavivirus

sebelumnya daripada pasien dengan infeksi

ZIKV primer yang tampak1,2

. Silang

reaktivitas lebih sering dicatat pada virus

dengue daripada pada demam kuning,

Japanese encephalitis, atau West Nile virus,

tapi terlalu sedikit sampel yang diuji untuk

memperoleh perkiraan sensitivitas dan

kespesifikan ELISA secara akurat. IgM

dapat dideteksi di awal 3 hari setelah

serangkaian penyakit pada beberapa orang;

1 orang dengan bukti infeksi flavivirus

sebelumnya belum menghasilkan IgM pada

hari ke-5 melainkan hari ke-81. Antibodi

penetralisir dihasilkan pada 5 hari pertama

setelah infeksi. Plaque Reduction

Neutralization Assay telah memperbaiki

kemampuan spesifitas terhadap imunoassai,

tapi masih dapat menghasilkan silang reaktif

pada infeksi flavivirus sekunder. Uji PCR

dapat dilakukan pada sampel yang didapat

kurang dari 10 hari setelah infeksi; 1 pasien

dari Yap Island masih menunjukkan RNA

virus pada hari ke-11. Secara umum,

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

140

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

pengujian diagnostif infeksi flavivirus harus

meliputi sampel serum fase akut yang

dikumpulkan seawal mungkin setelah

munculnya penyakit dan sampel kedua

dikumpulkan 2 hingga 3 minggu setelah

pengambilan pertama.

Tidak ada uji yang tersedia secara luas

untuk infeksi zika. Pada kebanyakan orang,

diagnosis berdasarkan gejala klinis dan

kondisi epidemiologis (seperti wabah zika di

wilayah pasien atau perjalanan ke wilayah di

mana virus berputar). Uji diagnosis infeksi

ZIKV mencakup:

1. Reaksi Rantai Polimerase :

Deteksi asam nukleat dengan reaksi

rantai transcriptase-polymerase terbalik

dengan target non-struktural protein 5

genomic region merupakan primer

diagnosis. Hal ini berguna di 3-5 hari

setelah munculnya gejala.

2. Uji Serologis :

ELISA dapat digunakan untuk hari ke-5.

Memungkinkan silang reaksi dengan uji

antibodi virus tersebut.

3. Uji Amplifikasi Asam Nukleat :

Uji amplifikasi asam nukleat untuk

deteksi virus RNA juga dapat dilakukan.

4. Plaque Reduction Neutralization

Assay:

Bertujuan untuk memperbaiki

spesifikasi imunoassai, tapi masih

memungkinkan terjadi silang reaktif

pada infeksi flavivirus sekunder.

Prognosis

Sebagian besar kasus infeksi virus zika

bersifat ringan dan self-limited. Karena

sifatnya yang ringan, lebih dari 80% kasus

infeksi virus zika mungkin tidak diketahui2.

Namun, komplikasi serius telah dilaporkan

di beberapa kasus, termasuk sindrom

Guillain-Barré2,11

. Selain itu, keprihatinan

yang besar terjadi pada malformasi

kongenital karena transmisi transplacental

virus disertai berbagai ketidaknormalan

oftalmologis11,12

.

Pengobatan

Tidak ada vaksin atau pengobatan tertentu

yang tersedia untuk mencegah atau

mengobati infeksi virus zika. Gejalanya

ringan dan hanya membutuhkan istirahat

dan perawatan pendukung lainnya.

Pencegahan dan Pengendalian

1. Pemusnahan dan Pengendalian

Nyamuk:

Hindari adanya penampungan air

tergenang sehingga tidak menjadi tempat

bertelur nyamuk, hindari sampah yang

berakumulasi, gunakan jaring nyamuk di

jendela dan pintu.

2. Pencegahan Gigitan Nyamuk : Cara

perlindungan pribadi untuk menghindari

gigitan nyamuk harus dilakukan ketika

berada di wilayah berisiko, tidur di

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

141

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

dalam jaring nyamuk, menggunakan

losion anti nyamuk, tidak bepergian ke

wilayah terjangkit.

3. Kesadaran Masyarakat tentang Zika

dan Nyamuk: Penyuluhan tentang

penyakit dan cara pencegahannya.

Termasuk tindakan pencegahan dasar

untuk melindungi mereka dari

penyakit27

.

KESIMPULAN

Virus Zika (ZIKV) telah menyebar luas

di Afrika dan Asia, sehingga dapat dianggap

sebagai patogen yang berkembang.

Penemuan ZIKV di komunitas yang

terisolasi secara fisik di Yap Island

merupakan bukti bahwa perjalanan atau

niaga berpotensi untuk menyebarkan virus.

Penyebaran ZIKV di seluruh dunia relatif

sulit untuk bisa dideteksi karena silang

reaktivitas diagnosis assai antibodi

flavivirus. Penyakit ZIKV dapat dengan

mudah berbaur dengan dengue dan mungkin

mengakibatkan penyakit selama wabah

dengue. Penelitian penyebaran ZIKV dan

dampak ZIKV pada kesehatan manusia

membutuhkan kolaborasi antara dokter,

pejabat kesehatan masyarakat, dan

laboratorium rujukan berkualitas tinggi.

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

142

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

DAFTAR PUSTAKA

1. Thiel J-H, Collet MS, Gould EA, Heinz

FX, Meyers G, et al.Fauquet CM, Mayo

MA, Maniloff J, Deusselberger U, Ball

LA, editors. Virus Taxonomy: Eighth

Report of the International Committee

on Taxonomy of Viruses. San Diego:

Elsevier Academic Press; 2005. Family

Flaviviridae. pp. 981–998.

2. Dick GW, Kitchen SF, Haddow AJ.

Zika virus. I. Isolations and serological

specificity. Trans R Soc Trop Med Hyg.

1952;46:509–520. [PubMed]

3. Haddow AJ, Williams MC, Woodall JP,

Simpson DI, Goma LK. Twelve

Isolations of Zika virus from Aedes

(Stegomyia) Africanus (Theobald) taken

in and above a Uganda Forest. Bull

World Health Organ. 1964;31:57–69.

[PMC free article] [PubMed]

4. Boorman JP, Porterfield JS. A simple

technique for infection of mosquitoes

with viruses; transmission of Zika virus.

Trans R Soc Trop Med Hyg.

1956;50:238–242. [PubMed]

5. Henderson BE, Hewitt LE, Lule M.

Serology of wild mammals. Virus

Research Institute Annual Report. 1968.

pp. 48–51. East African Printer, Nairobi,

Kenya.

6. Kirya BG, Okia NO. A yellow fever

epizootic in Zika Forest, Uganda, during

1972: Part 2: Monkey serology. Trans R

Soc Trop Med Hyg. 1977;71:300–303.

[PubMed]

7. McCrae AW, Kirya BG. Yellow fever

and Zika virus epizootics and enzootics

in Uganda. Trans R Soc Trop Med Hyg.

1982;76:552–562. [PubMed]

8. McCrae AW, Kirya BG, Tukei PM.

Summary of an apparent epizootic of

Zika virus: Pattern of incidence from

Aedes africanus collected from the Zika

Forest, 1969–1970. Virus Research

Institute Annual Report. 1970. pp. 20–

21. East African Printer, Nairobi.

9. Duffy MR, Chen TH, Hancock WT,

Powers AM, Kool JL, et al. Zika virus

outbreak on Yap Island, Federated States

of Micronesia. N Engl J Med.

2009;360:2536–2543. [PubMed]

10. Darwish MA, Hoogstraal H, Roberts TJ,

Ahmed IP, Omar F. A sero-

epidemiological survey for certain

arboviruses (Togaviridae) in Pakistan.

Trans R Soc Trop Med Hyg.

1983;77:442–445. [PubMed]

11. Simpson DI. Zika virus infection in man.

Trans R Soc Trop Med Hyg.

1964;58:335–338. [PubMed]

12. Filipe AR, Martins CM, Rocha H.

Laboratory infection with Zika virus

after vaccination against yellow fever.

Arch Gesamte Virusforsch.

1973;43:315–319. [PubMed]

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

143

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

13. Olson JG, Ksiazek TG, Suhandiman,

Triwibowo Zika virus, a cause of fever

in Central Java, Indonesia. Trans R Soc

Trop Med Hyg. 1981;75:389–393.

[PubMed]

14. Foy BD, Kobylinski KC, Chilson Foy

JL, Blitvich BJ, Travassos da Rosa A, et

al. Probable non-vector-borne

transmission of Zika virus, Colorado,

USA. Emerg Infect Dis. 2011;17:880–

882. [PMC free article] [PubMed]

15. Heang V, Yasuda CY, Sovann L,

Haddow AD, Travassos da Rosa A, et al.

Zika virus infection, Cambodia, 2010.

Emerg Infect Dis. 2012;18 [Epub

January 12, 2012] DOI:

10.3201/eid1802.111224. [PMC free

article] [PubMed]

16. Kuno G, Chang GJ. Full-length

sequencing and genomic

characterization of Bagaza, Kedougou,

and Zika viruses. Arch Virol.

2007;152:687–696. [PubMed]

17. Lanciotti RS, Kosoy OL, Laven JJ,

Velez JO, Lambert AJ, et al. Genetic and

serologic properties of Zika virus

associated with an epidemic, Yap State,

Micronesia, 2007. Emerg Infect Dis.

2008;14:1232–1239. [PMC free article]

[PubMed]

18. Felsenstein J. PHYLIP - phylogeny

inference package (version 3.2).

Cladistics. 1989;5:164–166.

19. De Madrid AT, Porterfield JS. The

flaviviruses (group B arboviruses): a

cross-neutralization study. J Gen Virol.

1974;23:91–96. [PubMed]

20. Kuno G, Chang GJ, Tsuchiya KR,

Karabatsos N, Cropp CB. Phylogeny of

the genus Flavivirus. J Virol.

1998;72:73–83. [PMC free article]

[PubMed]

21. Theiler M, Downs WG. The arthropod-

borne viruses of vertebrates. New Haven

and London: Yale University Press;

1973.

22. Grard G, Moureau G, Charrel RN,

Holmes EC, Gould EA, et al. Genomics

and evolution of Aedes-borne

flaviviruses. J Gen Virol. 91:87–94.

[PubMed]

23. McCoy OR, Sabin AB, editors. (1964)

Dengue. Washington, D.C.: Office of

the Surgeon General, Department of the

Army; 1964. pp. 29–62.

24. Carey DE. Chikungunya and dengue: a

case of mistaken identify? J His Med

Allied Sci. 1971;26:243–262. [PubMed]

25. Asahina S. Transoceanic flight of

mosquitoes on the Northwest Pacific.

Jpn J Med Sci Biol. 1970;23:255–258.

[PubMed]

26. Curry DP. A documented record of a

long flight of Ae. sollicitans. Proc New

Jersey Mosq Exterm Ass. 1939;26:36–

39.

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

144

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Luh Ade Wilan Krisna, Zika Outbreak: What You Need to Know

27. Chambers TJ, Halevy M, Nestorowicz

A, Rice CM, Lustig S. West Nile virus

envelope proteins: nucleotide sequence

analysis of strains differing in mouse

neuroinvasiveness. J Gen Virol.

1998;79(Pt 10):2375–2380. [PubMed]

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

145

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

Meditory

Number 1 Number 10

GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

D G A Suryawan1., I A M S Arjani

2., I G Sudarmanto

3

Abstrack

Background The kidneys are responsible for filtering waste from the body such as urea, uric

acid, and creatinine. When these organs stop functioning properly, waste builds up to high

levels in the blood. In patients with kidney failure are usually equipped with a blood

chemistry that urea and serum creatinine as an amplifier diagnosis of the patient's illness.

Chronic Kidney Disease (CKD) the progressive loss of function of kidney and patient

requires a long treatment in the form of renal replacement therapy. Hemodialysis is one of

the renal replacement therapy, during waste products of the body are removed. Patients with

kidney failure are associated with increased levels of some biochemical parameters.

Objective the study was aimed to analyze urea and creatinine serum in CKD patients

undergoinpre-dialysis revealed abnormal levels and indicated hyperuremic.

Methods this study was aimed to analyzed urea and creatinine serum in CKD patient

undergoing hemodialysis in Sanjiwani Hospital. A description study, used purposive

sampling methods, involving 30 patients with CKD undergoing hemodialysis. Blood samples

were analyzed for urea and creatinin level. Data are presented as table.

Result of this study showed that all samples (100%) had serum urea and creatinine levels

high or exceed the normal limits. While of urea/creatinine levels as many as 20 patients

(66,7%) had low ratio, 7 patients (23,3%) had a normal ratio, and 3 patients (10%) have a

high ratio, so that it can be concluded that all patients had hyperuremic.

Key words: Urea, Creatinine, Hemodialysis

PENDAHULUAN

Penyakit ginjal mencakup berbagai

penyakit dan gangguan yang mempengaruhi

ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal

menyerang unit penyaring ginjal, nefron,

dan merusak kemampuannya untuk

menghilangkan limbah dan kelebihan

cairan1.

Ginjal memiliki peran penting untuk

mempertahankan stabilitas volume,

komposisi elektrolit, dan osmolaritas cairan

ekstraseluler. Salah satu fungsi penting

ginjal lainnya adalah untuk

mengekskresikan produk-produk akhir atau

sisa metabolisme tubuh, misalnya urea,

asam urat, dan kreatinin. Apabila sisa

metabolisme tubuh tersebut dibiarkan

menumpuk, zat tersebut bisa menjadi racun

bagi tubuh, terutama ginjal.

1.,2.,3., Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

Korespondensi : D G A Suryawan1, Jurusan Analis

Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1

Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.

Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710 448

Email : [email protected]

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

146

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

Peran yang penting tersebut akan

menimbulkan masalah bila ginjal

mengalami kegagalan. Hasil metabolit

seperti ureum dan kreatinin akan meningkat.

Bila fungsi ginjal hanya 5% atau kurang,

maka pengobatan cuci darah atau cangkok

ginjal mutlak diperlukan2.

Jika penyakit ginjal tidak segera diobati

dan ditangani maka kemungkinan akan

terjadi gagal ginjal3. Kelainan fungsi ginjal

merupakan kelainan yang sering terjadi pada

orang dewasa. Kelainan fungsi ginjal

berdasarkan durasinya dibagi menjadi dua

yaitu Gagal Ginjal akut dan gagal ginjal

kronik Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah

kemunduran dari kemampuan ginjal dalam

membersihkan darah dari bahan-bahan

racun, yang menyebabkan penimbunan

limbah metabolik didalam darah. Gagal

Ginjal Akut merupakan suatu keadaan klinis

yang ditandai dengan adanya penurunan

fungsi ginjal secara mendadak dengan

akibat terjadinya peningkatan hasil

metabolik seperti ureum dan kreatinin.

Kasus GGK saat ini meningkat dengan cepat

terutama di negara-negara berkembang.

GGelah menjadi masalah utama kesehatan

di seluruh dunia, karena selain merupakan

faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan

juga menyebabkan peningkatan angka

kematian dan kesakitan. Prevalensi GGK

berdasarkan pernah didiagnosis dokter di

Indonesia sebesar 0,2% 4.

Hingga akhir tahun 2004 terdapat

1.783.000 penduduk dunia yang menjalani

perawatan ginjal akibat gagal ginjal,

diantaranya 77% dengan cuci darah, 23%

dengan transplantasi ginjal, disebutkan juga

bahwa Indonesia termasuk dengan tingkat

penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.

Menurut data dari Persatuan Nefrologi

Indonesia diperkirakan ada 70.000 penderita

gagal ginjal di Indonesia, namun yang

terdeteksi menderita GGK tahap termil dari

mereka yang menjalani cuci darah

(hemodialisis) hanya sekitar 4.000 sampai

5.000 saja. Sedangkan menurut data Profil

Kesehatan Indonesia (2006), gagal ginjal

menempati urutan ke enam sebagai

penyebab kematian pasien yang dirawat di

rumah sakit di Indonesia5.

Kecendrungan kenaikan penderita gagal

ginjal juga terlihat dari meningkatnya

jumlah pasien yang menjalani terapi

hemodialisis, dimana frekuensi hemodialisis

per minggu di Indonesia tahun 2012 yaitu

frekuensi sekali seminggu sebanyak 3.666,

frekuensi 2 kali seminggu sebanyak 7.902,

frekuensi 3 kali seminggu sebanyak 783,

frekuensi >3 kali seminggu sebanyak 53,

sedangkan frekuensi yang tidak teratur

sebanyak 4.631. Frekuensi tindakan

hemodialisis per minggu di Bali tahun 2012

yaitu frekuensi sekali seminggu sebanyak

814, frekuensi 2 kali seminggu sebanyak

580, frekuensi 3 kali seminggu sebanyak 66,

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

147

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

frekuensi >3 kali seminggu sebanyak 11,

sedangkan frekuensi yang tidak teratur

sebanyak 317 6.

Pada pasien gagal ginjal biasanya

dilengkapi dengan pemeriksaan darah

sebagai penguat diagnosis dari penyakit

pasien. Salah satu parameter yang biasanya

diperiksakan adalah kadar ureum dan

kreatinin serum. Ureum dan kreatinin

merupakan prosuk sisa dari metabolisme

tubuh. Kadar kreatinin yang tinggi delapan

kali lebih umum ditemukan di antara para

pengidap hipertensi dibandingkan individu

lain yang tekanan darahnya normal.

Penyakit ginjal dan hipertensi dapat menjadi

penyakit ginjal kronik dan bila tidak diatasi

akan berkembang ke gagal ginjal termin

yang memerlukan terapi pengganti fungsi

ginjal berupa dialisis atau transplantasi

ginjal7.

Ureum dan kreatinin merupakan

senyawa kimia yang menandakan fungsi

ginjal masih normal, sementara kreatinin

merupakan metabolisme endogen yang

berguna untuk menilai fungsi glomerulus.

Kreatinin diproduksi dalam jumlah yang

sama dan diekskresikan melalui urine setiap

hari, dengan nilai normal kreatinin <1,5

mg/dl dan ureum 10-50 mg/dl. Ureum

merupakan produk nitrogen yang

dikeluarkan ginjal berasal dari diet protein.

Penderita gagal ginjal, kadar ureum serum

memberikan gambaran tanda paling baik

untuk timbulnya ureum toksik dan

merupakan gejala yang dapat dideteksi

dibandingkan kreatinin 8.

Kadar ureum pasien GGK sebelum

melakukan hemodialisis masih berada pada

level abnormal, dan rata-rata juga

mengalami hiperuremik. Kadar ureum dan

kreatinin serum ini perlu dimonitor sebagai

indikator kerusakan ginjal dan pemeriksaan

ini dilakukan setiap akan menjalani terapi

hemodialisis, seringkali terlihat bahwa kadar

ureum dan kreatinin serum pasien yang akan

menjalani terapi hemodialisis kadarnya

berubah-ubah, bahkan melebihi kadar

normal9 Berdasarkan hasil survei di ruangan

Unit Hemodialisis RSUD Sanjiwani Gianyar

diketahui bahwa, ruang hemodialisis RSUD

Sanjiwani Gianyar memiliki kapasitas 12

tempat tidur, dengan 2 shift yaitu pagi dan

siang hari. Jumlah pasien gagal ginjal yang

menjalani terapi hemodialisis pada tahun

2015 adalah berjumlah 94 orang, dan

lamanya terapi hemodialisis dilakukan

selama 4 sampai 5 jam dengan jadwal terapi

satu kali dan dua kali seminggu.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis

tertarik untuk mengetahui gambaran kadar

ureum dan kreatinin serum pada pasien

GGK yang menjalani terapi hemodialisis.

Peranan penting ginjal akan

menimbulkan masalah bila ginjal

mengalami kegagalan. Hasil metabolisme

tubuh akan mengendap dalam tubuh. Bila

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

148

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

fungsi ginjal hanya 5% atau kurang, maka

pengobatan cuci darah atau cangkok ginjal

mutlak diperlukan. Pada pasien gagal ginjal

biasanya dilengkapi dengan pemeriksaan

kimia darah yaitu ureum dan kreatinin

serum sebagai penguat diagnosis. Pada

beberapa penelitian kadar ureum dan

kreatinin serum pasien GGK sebelum

melakukan hemodialisis masih berada pada

level abnormal, dan rata-rata juga

mengalami hiperuremik.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran kadar ureum dan

kratinin serum pada pasien GGK yang

menjalani terapi hemodialisis di RSUD

Sanjiwani Gianyar.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif dengan rancangan cross

sectional yaitu jenis penelitian dimana

variabel sebab atau resiko dan akibat atau

kasus terjadi pada objek penelitian diukur

atau dikumpulkan secara simultan (dalam

waktu yang bersamaan) 9.

Penelitian dilaksanakan di Unit

Hemodialisis RSUD Sanjiwani Gianyar dan

Laboratorium Kesehatan RSUD Sanjiwani

Gianyar yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran kadar ureum dan kratinin serum

pada pasien GGK yang menjalani terapi

hemodialisis di RSUD Sanjiwani Gianyar.

Pada penelitian ini menggunakan sampel

penelitian yang berjumlah 30 sampel pasien

GGK. Teknik sampling sampel pada

penelitian ini adalah dengan teknik non

probability sampling dengan metode

purposive sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Bersadarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, kadar ureum dan kreatinin serum

pada pasien GGK sebelum menjalani terapi

hemodialisis di RSUD Sanjiwani Gianyar

berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai

berikut (Tabel 1):

Dari hasil penelitian seluruh pasien

GGK yang menjalani terapi hemodialisis di

RSUD Sanjiwani Gianyar (100%) memiliki

kadar ureum dan kreatinin serum yang

tinggi atau melebihi batas normal.Sementara

data rasio ureum/kreatinin serum pasien

Tabel 1.Kadar Ureum & Kreatinin Serum pada Pasien GGK sebelum MenjalaniTerapi

Hemodialisis di RSUD Sanjiwani Gianyar berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Kadar Ureum & Kreatinin Serum (mg/dl) Total

Tinggi Normal Rendah

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

Laki-laki 24 80 0 0 0 0 24 80

Perempuan 6 20 0 0 0 0 6 20

Jumlah 30 100 0 0 0 0 30 100

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

149

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

GGK yaitu sebanyak 20 pasien (66,7%)

memiliki rasiorendah, 7 pasien (23,3%)

memiliki rasio normal, dan 3 pasien (10%)

memiliki rasio tinggi.

Pasien GGK memiliki rasio

ureum/kreatinin serum normal, dan 10%

pasien GGK memiliki rasio ureum/kreatinin

serum tinggi (Tabel 2).

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar ureum

dan kreatinin serum pada pasien GGK,

maka diperoleh kadar ureum dan kreatinin

serum, selanjutnya kadar tersebut

dibandingkan antara hasil dari kadar ureum

serum dengan hasil kadar kreatinin serum

setiap sampel, sehingga diperoleh data rasio

ureum/kreatinin serum sebanyak

pemeriksaan ureum dan kreatinin 66,7%

pasien GGK memiliki ratio ureum/kreatinin

serum rendah, 23,3%.

Pembahasan

Pada pemeriksaan kadar ureum dan

kreatinin serum dilakukan secara kuantitatif

dengan metode pemeriksaan ureum serum

yaitu UV auto fast-rate dan metode

pemeriksaan kreatinin serum yaitu Jaffe

reaction. Kedua parameter serum ini

diperiksa menggunakan alat Kimia Klinik

Biolis Premium 24i di Laboratorium

Patologi Klinik RSUD Sanjiwani Gianyar.

Sampel yang diperiksa merupakan sampel

darah vena dari masing-masing responden

yang telah diproses sehingga menjadi serum.

Hasil pemeriksaan akan muncul pada layar

monitor dengan satuan mg/dl yang

kemudian disajikan sebagai data penelitian.

1. Distribusi kadar ureum serum pada

pasien GGK

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa hasil

penelitian terhadap 30 pasien GGK dapat

diketahui bahwa seluruh pasien (100%)

memiliki kadar ureum serum yang tinggi.

Hasil ini serupa dengan hasil penelitian di

RSU Margono Soekarjo Purwokerto dari 52

pasien, seluruhnya (100%) mengalami

hiperuremik dengan rata-rata kadar ureum

serum pasien 151,1 mg/dl10

. Kadar ureum

dalam darah mencerminkan keseimbangan

antara produksi dan eksresi urea. Kadar

ureum dalam darah mempunyai nilai

rujukan normal yaitu 15-43 mg/dl. Bila

kadar ureum darah tinggi maka disebut

uremia. Sumber protein tinggi dalam

makanan dapat dijumpai pada telur, susu,

Tabel 2. Rasio Kadar Ureum/Kreatinin Serum

No Kategori Jumlah Persntase (%)

1 Rendah 20 66,7

2 Normal 7 23,3

3 Tinggi 3 10

Jumlah 30 100

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

150

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

daging, semua jenis kacang-kacangan

termasuk olahannya seperti tempe dan tahu

yang juga menjadi pemicu peningkatan

kadar urea dalam darah, sementara

penurunan kadar ureum dapat disebabkan

oleh hipervolemia (overhidrasi), kerusakan

hati yang berat, diet rendah protein,

malnutrisi, kehamilan dan penambahan

cairan glukosa intravena yang lama dan juga

konsumsi obat fenotiazin 11

.

Ureum dalam darah merupakan unsur

utama yang dihasilkan dari proses

penguraian protein dan senyawa kimia lain

yang mengandung nitrogen. Ureum dan

produk sisa yang kaya akan nitrogen

lainnya, secara normal akan dikeluarkan dari

dalam pembuluh darah melalui ginjal,

sehingga peningkatan kadar ureum dapat

menunjukan terjadinya kegagalan fungsi

ginjal.Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, terlihat dari hasil pemeriksaan

kadar ureum serum pada pasien GGK

dengan jenis kelamin laki-laki diperoleh

data sebanyak 24 sampel (80%) memiliki

kadar ureum serum yang tinggi (>43 mg/dl)

dengan rata-rata kadar ureum serumnya

yaitu 134,8 mg/dl, sementara dari 6 sampel

perempuan (20%), dimana seluruhnya

memiliki kadar ureum serum yang tinggi

pula (>43 mg/dl) dengan rata-rata kadar

ureum serumnya yaitu 130,4 mg/dl.

2. Distribusi kadar kreatinin serum pada

pasien GGK

Berdasarkan tabel 1 terlihat jelas bahwa

hasil penelitian terhadap 30 pasien GGK

dapat diketahui bahwa seluruh pasien

(100%) memiliki kadar kreatinin serum

yang tinggi. Hasil ini serupa dengan hasil

penelitian di RSU Margono Soekarjo

Purwokerto dari 52 pasien gagal ginjal,

seluruhnya (100%) memiliki kadar kreatinin

serum tinggi dengan rata-rata kadar

12,6mg/dl10

. Kreatinin merupakan limbah

molekul kimia yang dihasilkan dari

metabolisme otot. Kreatinin dihasilkan dari

keratin, yang merupakan molekul yang

sangat penting dalam produksi energi di

otot. Kreatinin sebagian besar dijumpai di

otot rangka, tempat zat ini terlibat dalam

penyimpanan energi sebagai kreatinin

fosfat, dalam sintesis ATP dari ADP,

kreatinin fosfat diubah menjadi kreatinin

dengan katalisasi enzim kreatinin kinase.

Reaksi ini berlanjut seiring dengan

pemakaian energi sehingga dihasilkan

kreatinin fosfat. Pada proses metabolisme

kreatinin, sejumlah kecil kreatinin diubah

secara ireversibel menjadi kreatin, yang

dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal.

Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke

ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar

kreatinin dan membuangnya ke dalam

urine.Kadar kreatinin akan berubah sebagai

respon terhadap disfungsi ginjal, sedangkan

kadar ureum akan berubah sebagai respons

terhadap dehidrasi dan pemecahan protein.

Page 87: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

151

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

Kreatinin serum dan ureum serum kadarnya

akan meningkat seiring dengan penurunan

kemampuan penyaringan glomerulus. Kadar

kreatinin serum ini mencerminkan

kerusakan ginjal yang paling sensitif karena

dihasilkan secara konstan oleh tubuh.

Berdasarkan pemeriksaan kadar kreatinin

serum pada pasien GGK dengan jenis

kelamin laki-laki diperoleh data sebanyak

24 orang (80%) memiliki kadar kreatinin

serum yang tinggi (>1,0 mg/dl) dengan rata-

rata kadar kreatinin serumnya yaitu 13,1

mg/dl, sementara dari 6 pasien perempuan, 6

orang (20%) memiliki kadar kreatinin serum

yang tinggi pula (>1,0 mg/dl), dengan rata-

rata kadar kreatinin serumnya yaitu 10,6

mg/dl. Kadar kreatininserum dalam darah

mempunyai nilai rujukan normal yaitu 0,5-

1,0 mg/dl 12

.

Kadar ureum dan kreatinin serum

pada pasien GGK yang menjalani terapi

hemodialisis di RSUD Sanjiwani Gianyar

dapat dilihat bahwa setiap pasien GGK yang

menjadi sampel pada penelitian ini memiliki

kadar ureum dan kreatinin yang berbeda-

beda. Peningkatan kadar ureum serum akan

selalu dibarengi dengan peningkatan kadar

kreatini serum juga, hal ini dikarenakan

pasien yang menjadi sampel dalam

penelitian merupakan pasien dengan riwayat

GGK yang penurunan fungsi ginjalnya

bersifat irreversible, selain itu pasien yang

menjadi sampel pada penelitian ini telah

mengidap stadium lanjut gagal ginjal,

sehingga jarang akan ditemui kadar ureum

dan kreatinin serumnya yang berada dalam

batas normal atau dibawah normal.

Tingginya kadar ureum dan kreatinin serum

dalam darah dapat juga disebabkan oleh

tingginya asupan protein pada seseorang,

selain itu peningkatan kadar ureum juga

dapat disebabkan karena dehidrasi yang

berlebihan dan kurangnya suplai darah ke

ginjal 13

.

3. Rasio kadar ureum/kreatinin serum

pada pasien GGK

Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan

pemeriksaan ureum dan kreatinin serum

selalu disatukan untuk mengetahui rasio dari

kedua pemeriksaan tersebut. Rasio

ureum/kreatinin serum merupakan indeks

yang baik untuk membedakan antara

berbagai kemungkinan penyebab uremia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar

ureum dan kreatinin serum yang telah

dilakukan maka diperoleh rasio kadar

ureum/kreatinin serum yaitu sebanyak 20

orang pasien (66,7%) memiliki rasio

ureum/kreatinin serum rendah yaitu dibawah

12, sebanyak 7 orang pasien (23,3%)

memiliki rasio ureum/kreatinin serum

normal (12-20), dan 3 orang pasien (10%)

memiliki rasio ureum/kreatinin serum tinggi

lebih dari 20. Dalam penelitian yang

dilakukan sebagian besar rasio

ureum/kreatinin serum pasien memiliki rasio

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

152

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

rendah (<12), hal ini dapat dikarenakan

pasien tersebut menjalani diet rendah

protein, hal ini juga merupakan salah satu

syarat pasien gagal ginjal stadium lanjut,

dimana mereka diharuskan memperhatikan

asupan proteinnya, sehingga tidak

memberiksan kerja yang lebih berat

terhadap ginjal untuk menyaring sebagian

besar protein yang masuk kedalam tubuh

melalui makanan, karena makanan yang

banyak mengandung protein dapat

meningkatkan kadar ureum dalam darah13

.

Pada penelitian ini juga ditemui 3 orang

pasien (10%) memiliki rasio

ureum/kreatinin serum tinggi, hal ini dapat

disebabkan karena dehidrasi, hipovolumia,

atau asupan tinggi protein. Dehidrasi pada

pasien GGK yang menjalani terapi

hemodialisis dapat sering terjadi, hal ini

dikarenakan dalam terapi hemodialisis yang

dilakukan, pasien akan banyak kehilangan

penumpukan cairan dalam tubuhnya,

sehingga tidak jarang pasien akan

mengalami dehidrasi. Terjadinya dehidrasi

menyebabkan ureum dan kreatinin dalam

darah menjadi pekat sehingga kadar ureum

dan kreatinin serum dalam darah menjadi

meningkat yang akan menyebabkan ratio

ureum/kreatinin serum mejadi tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan:

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa kadar ureum dan

kreatinin serum pasien rata-rata mengalami

hiperuremik, dan seringnya menjalani terapi

hemodialisis tidak mencerminkan akan

terjadinya penurunan kadar ureum dan

kreatinin serum menjadi normal11

.

Saran:

Kepada pasien GGK disarankan agar

memantau kondisi kesehatannya dan

memperhatikan dietnya dengan mengurangi

asupan makanan tinggi protein seperti susu,

telur, dan kacang-kacangan, sehingga kadar

ureum dan kreatinin serumnya dapat

terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardyaningsih, D. P. Kualitas Hidup

Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang

Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD

dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri. Surakarta: Stikes Kusuma

Husada Surakarta, 2014

2. Mubarokah, A., A. Zamridan, dan A.

Darmawan. Perbedaan Kadar

Hemoglobin, Ureum, Kreatinin Pre dan

Post Hemodialisa Selama 3 Bulan

Menjalani Hemodialisa di RSUD Raden

Mattaher Jambi Periode Desember 2012-

Maret 2013. Jambi: Universitas Jambi, .

2013

3.Setyaningsih, A., D. Puspita, dan M. I.

Rosyidi. Perbedaan Kadar Ureum dan

Creatinin Pada Klien yang Menjalani

Hemodialisa dengan Hollow Fiber Baru

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA … · 66 Meditory | Vol. 4, No.2, Desember 201 6 Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, dkk., ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR

153

Meditory | Vol. 4, No.2, Denpasar 2016

D G A Suryawan, dkk., GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

dan Hollow Fiber re-use di RSUD

Unggaran. Jurnal Keperawatan Medikal

Bedah. Volume 1. No 1. Unggaran:

Stikes Ngudi Waluyo Unggaran, 2013.

4. Pranata, S., dkk. Pokok-pokok Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Provinsi Bali Tahun 2013. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

2013.

5. Aisyah, J. Karakteristik Penderita Gagal

Ginjal Kronik (GGK) yang Dirawat Inap

di RS Haji Medan Tahun 2009. Medan:

Skripsi Mahasiswa FKM USU Medan,

2011.

6. PERNEFRI. Frekuensi Tindakan

Hemodialisis per Minggu di Indonesia

Tahun 2011 dalam 5 th Report of

Indonesia Renal Registry. Jakarta :

Perkumpulan Nefrologi Indonesia

(PERNEFRI),2011.

7. Price, S. A., dan L. M. Wilson. Alih

Bahasa: B. U. Pendit, dkk. Patofisiologi

Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2012.

8. Martini. Hubungan Tingkat Asupan

Protein dengan Kadar Ureum dan

Kreatinin Darah Pada Penderita Gagal

Ginjal Kronik di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Surakarta: Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2010.

9. Runtung, R.,A. Kadir, dan A.Semana.

Pengaruh Hemodialisa Terhadap Kadar

Ureum, Kreatinin dan Hemoglobin pada

Pasien GGK di Ruangan Hemodialisa

RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo

Makasar, Volume 2 Makasar : Stikes

Nani Hasanudin Makasar dan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Makasar, 2013.

10. Saryono dan Handoyo. Kadar Ureum

dan Kreatinin Darah pada Pasien yang

Menjalani Terapi Hemodialisis di

Rumah Sakit Umum Margono Soekarjo

Purwokerto. Vol. 2. Purwokerto: Jurnal

Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 2006.

11. Sacher, Ronald A., dan R. A.

McPHERSON. Alih Bahasa: B. U.

Pendit, dan Wulandari. Tinjauan Klinis

Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi

11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 2004.

12. Sacher, Ronald A., dan R. A.

McPHERSON. Alih Bahasa: B. U.

Pendit, dan Wulandari. Tinjauan Klinis

Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi

11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 2004.

13. Arimartini. Desak M. Gambaran Kadar

Blood Urea Nitrogen (BUN) dan Serum

Kreatinin (SC) pada Usia Lanjut di

Banjar Buana Kubu Tegal Harum

Denpasar Barat. Denpasar: Politeknik

Kesehatan Denpasar, 2013.