Upload
docong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama di negara maju dan kota
besar membawa perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup
tersebut membawa pula pada perubahan pola penyakit yang ada, terutama
pada penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Kondisi
tersebut mengubah banyaknya kasus-kasus penyakit infeksi yang pada
awalnya menempati urutan pertama, namun sekarang bergeser pada penyakit-
penyakit degeneratif dan metabolik yang menempati urutan teratas Nopi
(2013).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif
yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon
insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal
ini ditandai dengan tingginya kadar gula darah, diabetes mellitus (DM)
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global
International Diabetes Federation (IDF, 2011) dalam Fitriyani (2012).
Menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2011 telah
mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukam, jumlah
ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Diabetes
mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465
miliar USD. International Diabetes Federation (IDF) Memperkirakan
bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap
DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah
dan menengah. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang
menderita DM di Asia Tenggara, jumlah penderita DM terbesar berusia antara
40-59 tahun (IDF, 2011).
repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id
2
Peningkatan penyakit Diabetes Mellitus seiring dengan perubahan gaya hidup
masyarakat disertai dengan aktivitas fisik rendah dan peningkatan konsumsi
makanan tinggi energi, tinggi karbohidrat, tinggi lemak dan rendah serat. Konsumsi
energi yang melebihi kebutuhan tubuh menyebabkan lebih banyak glukosa yang
ada dalam tubuh. Pada penderita Diabetes Mellitus tipe II, jaringan tubuhnya tidak
mampu untuk menyimpan dan menggunakan glukosa, sehingga kadar glukosa
darah akan naik sedangkan semakin berlebihan asupan karbohidrat besar
kemungkinan terjadinya Diabetes Mellitus. Nopi (2013).
Sayuti Kesuma, Yenrina Rina (2015), menyatakan bahwa resiko penyakit
kardiovaskuler bisa diturunkan dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah
tertentu, selain itu antioksidan juga dapat meningkatkan sistem imunitas dan
mampu menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat penuaan. Salah satu
teori penuaan yang dipercaya banyak saat ini terjadi karena oksidasi akibat radikal
bebas dalam tubuh. Antioksidan merupakan agen yang dapat membatasi efek dari
reaksi oksidasi dalam tubuh, secara langsung efek yang diberikan oleh antioksidan
dalam tubuh, yaitu dengan mereduksi radikal bebas dalam tubuh dan secara tidak
langsung, yaitu dengan mencegah terjadinya pembentukan radikal, stres oksidatif
pada penderita DM terjadi karena kondisi hiperglikemia, Kondisi hiperglikemia
terlibat dalam pembentukan radikal bebas khususnya senyawa oksigen reaktif.
Moussa (2008). Peningkatan stres oksidatif secara simultan diikuti oleh penurunan
sistem pertahanan antioksidan, yang mengakibatkan ketidak seimbangan antara
stres oksidatif dan mekanisme pertahanan antioksidan. Stres oksidatif yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan organel sel, enzim dan peningkatan peroksidasi lipid
M. Syamsul Mustofa (2015). Antioksidan vitamin bermanfaat dapat mengurangi
kerusakan oksidatif pada penderita diabetes. Hasil penelitian di Turki menunjukkan
pada tiga puluh penderita DM-2 ditemukan adanya ketidak seimbangan oksidan dan
antioksidan dalam plasma penderita diabetes dibanding kontrol. Wahyu Widowat
(2008). Vitamin C, vitamin E, β-karoten, α-lipoic acid dan N-acetyl cysteine adalah
sumber antioksidan yang banyak ditemukan pada buah dan sayuran segar,
untuk itu penderita diabetes disarankan mengkonsumsi sumber antioksidan sebagai
tindakan terapeutik.
repository.unimus.ac.id
3
Asupan zat gizi mikro vitamin C menunjukkan peran vitamin tersebut
terkait dengan fungsinya sebagai antioksidan, yaitu menurunkan resistensi insulin
melalui perbaikan fungsi endothelial dan menurunkan stress oksidatif sehingga
mencegah berkembangnya kejadian diabetes tipe II. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Azrimaidaliza, Melva Diana dan Ramadani (2010) menunjukkan
bahwa asupan vitamin C berpengaruh pada penurunan kadar gula darah pada
orang dewasa di Kota Padang Panjang. Pola yang ditunjukkan adalah semakin
meningkat asupan vitamin C (asupan makanan yang mengandung vitamin C
dari sumber alami) maka semakin menurunkan kadar gula.
Secara khusus tingginya konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan,
buah-buahan dan sayur-sayuran berhubungan dengan penurunan resiko
kejadian Diabetes Mellitus Tipe II. Makanan- makanan ini merupakan
sumber kaya magnesium yang merupakan mineral yang terlibat
didalam 300 lebih proses reaksi enzimatik dalam tubuh. Magnesium
merupakan komponen yang penting pada berbagai enzim dan merupakan
mineral kedua terbanyak dalam intrasel. Magnesium akan mempermudah
glukosa masuk ke dalam sel dan juga merupakan kofaktor dari berbagai
enzim untuk oksidasi glukosa. Penelitian yang dilakukan Anggun (2014),
pada hewan coba tikus menunjukkan diet rendah magnesium mengarah
pada gangguan sekresi insulin sedangkan suplementasi magnesium
menurunkan kejadian Diabetes Mellitus. Perubahan distribusi
magnesium dalam tubuh telah dikaitkan dengan beberapa penyakit
terutama Diabetes Mellitus. Pentingnya asupan magnesium yang cukup
terutama pada individu dengan Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan
perannya dalam pemeliharaan homeostatis glukosa darah bersama dengan
aktivasi faktor-faktor yang terlibat dalam sensitivitas insulin. Kurangnya
kadar magnesium di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas tirosin
kinase didalam reseptor insulin, hal ini akan berdampak terhadap
penurunan sensitifitas insulin.
Zinc merupakan unsur essensial untuk sintesis, penyimpanan, dan
sekresi insulin. Zinc adalah komponen dari beberapa enzim
(metaloenzim, superoksid dismutase, carbonic anhidrase). Zinc memiliki
repository.unimus.ac.id
4
peran penting dalam menjaga keseimbangan fungsi beberapa jaringan dan
memiliki peran penting dalam modulasi sistem imun. Indranila (2016).
Kemampuan tubuh untuk mensintesis dan mengeluarkan insulin
dipengaruhi oleh zinc dalam tubuh, karena zinc terlibat dalam mekanisme
regulasi dan sintesis reseptor insulin.
Prevalensi Diabetes Mellitus di Puskesmas Pringsurat Kabupaten
Temanggung cukup tinggi, dilihat dari beberapa penyakit degeneratif yang terdata
sebelumnya Diabetes Mellitus berada di urutan kedua setelah hipertensi. Peserta
Prolanis Bina Sehat di Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung berdasarkan
hasil penelusuran data sampai periode bulan November 2016 berjumlah 27 orang
dengan Diabetes Mellitus, berjumlah 6 orang laik-laki (22%) dan 21 orang
perempuan (78%).
Karena tingginya prevalensi Diabetes Melitus di Puskesmas Pringsurat
Kabupaten Temanggung, maka perlu dilakukan penelitian sehingga dapat dilakukan
pencegahan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang penyakit Diabetes Melitus tipe II yang dihubungkan dengan
asupan sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A, Magnesium, dan Zinc
terhadap kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe II peserta
prolanis bina sehat di puskesmas pringsurat kabupaten temanggung.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan asupan
sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A, Magnesium, dan Zinc dengan kadar
gula darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe II peserta prolanis bina sehat
di puskesmas pringsurat kabupaten temanggung ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Umum
Mengetahui hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A,
Magnesium, dan Zinc dengan kadar gula darah.
1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus
1.3.2.1 Mengindentifikasi karakteristik sampel yang meliputi umur, jenis
kelamin.
1.3.2.2 Mengidentifikasi asupan sumber bahan makanan vitamin C.
repository.unimus.ac.id
5
1.3.2.3 Mengidentifikasi asupan sumber bahan makanan vitamin A.
1.3.2.4 Mengidentifikasi asupan sumber bahan makanan Magnesium.
1.3.2.5 Mengidentifikasi asupan sumber bahan makanan Zinc.
1.3.2.6 Mengidentifikasi kadar gula darah puasa.
1.3.2.7 Menganalisis hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin C
dengan kadar gula darah puasa.
1.3.2.8 Menganalisis hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin A
dengan kadar gula darah puasa.
1.3.2.9 Menganalisis hubungan asupan sumber bahan makanan Magnesium
dengan kadar gula darah puasa.
1.3.2.10 Menganalisis hubungan asupan sumber bahan makanan Zinc dengan
kadar gula darah puasa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu kepada
peneliti mengenai hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin C,
vitamin A, Magnesium dan Zinc dengan kadar gula darah puasa pada
penderita diabetes mellitus tipe II, serta peneliti mampu menerapkan ilmu
yang telah didapat pada kehidupan sehari-hari serta diharapkan menjadi bekal
ilmu untuk mengembangkannya di kemudian hari. Dengan hasil penelitian
ini, peneliti dapat lebih bijaksana dan memberikan informasi yang benar
tentang hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A,
Magnesium dan Zinc dengan kadar gula darah puasa pada penderita DM tipe
II.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah
wawasan pengetahuan sampel atau masyarakat lain tentang hubungan asupan
sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A, Magnesium, dan Zinc dengan
kadar gula darah puasa pada penderita DM tipe II.
repository.unimus.ac.id
6
1.4.3 Bagi Puskesmas Pringsurat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru tentang
hubungan asupan sumber bahan makanan vitamin C, vitamin A, Magnesium,
dan Zinc dengan kadar gula darah puasa pada penderita DM tipe II.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Shara KurniaTrisnawati1,SoedijonoSetyorogo1(2012)
Faktor RisikoKejadianDiabetesMellitusTipe IIDi PuskesmasKecamatanCengkarengJakarta BaratTahun 2012
Variabel independenadalahsosiodemografi,riwayat DM, kondisiklinis dan mentalserta pola hidup.Sedangkan variabeldependen adalahkejadian PenyakitDiabetes MellitusTipe 2.
Hasil penelitianmenunjukkan umur,riwayat keluarga, aktfivitasfisik, tekanan darah, stresdan kadar kolestrolberhubungan dengankejaidan DM Tipe 2.
2. Ari Fatmawati(2010)
Faktor RisikoKejadianDiabetesMellitusTipe 2Pasien RawatJalan
Independent Variable:Riwayat Keluarga,Jenis Kelamin, Umur,Tingkat Pendidikan,Tingkat Pendapatan,Obesitas, AktivitasFisik, Merokok, GayaHidup, Pengetahuank) Sikap, Praktik.Dependent VariableVariabel terikatdalam penelitian iniadalah kejadiandiabetes melitustipe 2.
Dari hasil penelitian adahubungan antara riwayatkeluarga dengan kejadianDM tipe 2.Ada hubungan antaraumur responden dengankejadian DM tipe 2.Ada hubungan antaratingkat pendidikan dengankejadian DM tipe 2.Ada hubungan antaratingkat pendapatan dengankejadian DM tipe 2.Ada hubungan antaraobsesitas dengan kejadianDM tipe 2.Ada hubungan antaraaktivitas olahraga dengankejadian DM tipe 2.Ada hubungan antaraaktivitas merokok dengankejadian DM tipe 2.Ada hubungan antara gayahidup konsumsi makanansiap saji dan mengkonsumsiminuman ringan dengankejadian DM tipe 2.
repository.unimus.ac.id
7
3. AnggunFaradhita, DianHandayani1,dan InggitaKusumastuty(2014)
HubunganAsupanMagnesium DanKadar GlukosaDarah PuasaPasien RawatJalan DiabetesMellitusTipe 2
variabel independen(asupan magnesium)dan variabeldependen (kadarglukosa darah puasa)dilakukan satu kalidan dalam satuperiode waktu.
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa adahubungan yang bermaknaantara asupan magnesiumdan kadar glukosa darahpuasa pasien (p < 0,001).
4. Nopi Katepia(2013)
HubunganAntara AsupanZat Gizi DanAktivitas FisikDengan KadarGula Darah PadaPenderitaDiabetesMellitus RawatJalan Di Rs Dr.Doris SylvanusPalangka Raya
Variabel Independent(variabel bebas)dalam penelitianadalah : Asupan zatgizi (energi dankarbohidrat)Aktivitas fisikVariabel Dependent(variabel terikat)dalam penelitianadalah kadar guladarah.
Dari hasil penelitian adahubungan antara asupanenergi dengan kadar guladarah (p value = 0,008), adahubungan antara asupankarbohidrat dengan kadargula darah (p value =0,000) dan ada hubunganantara aktivitas fisik dengankadar gula darah (p value =0,040). Dan da[atdisimpulkan bahwa Adahubungan antara asupanenergi, karbohidrat danaktivitas fisik dengan kadargula darah pada penderitadiabetes melitus rawat jalandi RS. dr Doris SylvanusPalangka Raya
5. Ni MadeLienderi Wati(2013)
KadarMalondialdehydeSerumPasien DenganDiabetesMellitus LebihTinggi DaripadaTanpa DiabetesMellitusPada KatarakSenilis Imatur
Variabel penelitianadalah karakteristikatau ciri sampelpenelitian . Variabelbebas yaitu kataraksenilis dengan DMdan tanpa DM.Variabel tergantungadalah kadarmalondialdehyde(MDA) dalam serum.Variabel kendaliadalah merokok,penyakit sistemikyang kronis,penggunaan obat antiinflamasi non steroid(AINS), obatkortikosteroid atauobat imunosupresan,suplemenantioksidan,peradanganintraokular, umur,
Dari hasil penelitian inidapat disimpulkan bahwakadar malondyaldehyde(MDA) serum pasiendengan diabetes melituslebih tinggi daripada tanpadiabetes melitus padakatarak senilis imatur.
repository.unimus.ac.id
8
stadium katarak.Variabel rambangadalah paparan sinarUV, aktivitas fisik,stres psikologis.
6. IndranilaKustariniSamsuria,Judiono, danYuliatiWidiastuti,2016.
Aspek MolekulerHubunganAsupan Zinc danSelenium denganHemoglobinGlikosilasi padaPasien DiabetesMellitus Tipe 2
Variabel bebas :Asupan Zinc, danSeleniumVariabel terikat :HbA1c
Ada hubungan antara Zincdan Selenium denganHbA1c.
7. Rina FitrotulMukaromah,2013
Hubungan AsupanAntioksidan(Vitamin A,Vitamin C,Vitamin E DanSelenium) DenganKadar GlukosaDarah PadaPenderita DiabetesMelitus Di RuangRawat Inap RsudKanjuruhanKepanjenKabupatenMalang
Variabel bebas :asupan vitamin A, C,E, selenium. VariabelTerikat : kadar guladarah puasa
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa Tidakada hubungan antaraasupan vitamin A dan kadargula darah puasa dengan p-value 0,564. Tidak adahubungan antara asupanvitamin C dan kadar guladarah puasa dengan p-value0,233. Tidak ada hubunganantara asupan vitamin Edan kadar gula darah puasadengan p-value 0,06. Tidakada hubungan antaraasupan selenium dan kadargula darah puasa dengan p-value 0,784.
Berdasarkan Tabel 1.1 ada beberapa yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu :
1. Sasaran
Sasaran penelitian sekarang adalah para peserta polanis DM tipe II.
2. Variabel yang diteliti
Variabel pada penelitian sekarang adalah asupan vitamin C, vitamin A,
magnesium, dan zinc serta kadar gula darah puasa.
3. Tempat
Penelitian dilakukan diwilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten
Temanggung.
repository.unimus.ac.id