14
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMILIKI USAHA (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA SALATIGA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: DESSY ASTAFANI B200150367 PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

  • Upload
    vodung

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG

MEMILIKI USAHA

(STUDI KASUS DI KPP PRATAMA SALATIGA)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

DESSY ASTAFANI

B200150367

PROGAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMILIKI USAHA

(Studi Kasus Di KPP Pratana Salatiga)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DESSY ASTAFANI

B 200 150 367

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen

Pembimbing

Drs. M. Abdul Aris. MSi

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

(Studi Kasus Di KPP Pratama Salatiga)

OLEH:

DESSY ASTAFANI

B 200 150 367

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal 7 februari 2019

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Drs. M. Abdul Aris. MSi (………………………..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Mujiyati M.Si (………………………..)

(Anggota Dewan Penguji)

3. Fauzan S.E.,M.Si (………………………..)

(Anggota Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Syamsudin, M. M

NIP 131602918

PERNYATAAN

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

iii

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran pernyataan saya diatas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 7 februari 2019

Penulis

Dessy Astafani

B 200 150 367

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

1

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMILIKI USAHA

(Studi Kasus Di KPP Pratama Salatiga)

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris tentang

pengaruh kesadaran membayar pajak, tax amnesty, sanksi pajak, pengetahuan serta

pemahaman tentang peraturan perpajakandan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib

pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha

yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga akhir bulan Oktober 2018

tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode sampel

dilakukan dengan menggunakan metode porposive sampling yaitu pemilihan sampel

bertujuan atau dalam keadaan memilih sampel tidak acak. Sempel dalam penelitian ini

sebanyak 105 responden. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier. Penelitian ini menemukan bahwa variabel kesadaran membayar pajak dan tax

amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Serta tiga variabel yangtidak

berpengaruh yaitu Sanksi Pajak, Pengetahuan danPemahaman Tentang Pajak, Pelayanan

Fiskus.

Kata kunci : Kesadaran Membayar Pajak, Tax Amnesty, Sanksi Pajak, Pengetahuan dan

Pemahaman Tentang Pajak, Pelayanan Fiskus dan Kepatuhan Wajib Pajak.

Abstract

This research aims to analyze and test empirically on the influence the awareness of paying

taxes, tax amnesty, tax penalties, of knowledge and understanding of regulatory compliance

services perpajakandan fiskus against taxpayers. The population in this study is the tax payers

private people who have a business registered in the Tax Service Office (KPP) Pratama

Salatiga end of October 2018 recorded as much as Private Person 22,131 Taxpayers who have

a business. Method of sampling is performed using the method of sample selection sampling

namely porposive aimed at or in a State vote sample is not random. Sempel in this research as

much as 105 respondents. A method of data analysis in this study using linear regression

analysis. The study found that the variables of awareness of paying taxes and a tax amnesty to

taxpayer compliance. As well as three variables do not affect the tax Penalties, i.e. the

knowledge and understanding of the tax, the Ministry Fiskus.

Keywords: awareness of paying taxes, Tax Amnesty, Tax Penalties, of knowledge and

understanding of the Tax, service and compliance Fiskus Taxpayers.

1. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan pembagunan nasional. Pembangunan

nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan merata.

Sumber pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan

nasional salah satunya adalah pajak. Tidak hanya karena kontribusinya yang tinggi bagi

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

2

pemerintah dan pembangunan, tetapi pajak juga bisa menjadi instrumen fiskal yang efektif

dalam mengarahkan perekonomian di Indonesia.

Dalam postur APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara sebesar Rp1.750,3

triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun, penerimaan

negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp1,4

triliun. Hal ini disusun dengan mempertimbangkan potensi perpajakan yang bisa diterima

pemerintah pada 2017 mendatang, termasuk realisasi program Amnesti Pajak dan penerimaan

dari sumber-sumber pajak baru. Penerimaan Perpajakan pada APBN 2017 mencapai 85,6%

dari total pendapatan negara. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 14,3% dari pendapatan

negara dan masih berpotensi untuk terus meningkat. (Sumber:

https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017)

Pajak memiliki peran yang sangat penting terhadap pendapatan negara pada masa

sekarang ini.Ini terjadi karena pajak adalah sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi

dana kepada negara karena merupakan cerminan dari kegotongroyongan masyarakat dalam

pembiayaan negara yang diatur oleh perundang-undangan. Pajak adalah salah satu

pendaanaan yang di peroleh pemerintah dari sektor internal, menurut UU KUP No.28 tahun

2007, pasal 1, ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

memdapatkan imabalan secaralangsung dan digunakan sebagai keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, ada dua objek pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) dan

Pajak Pertambahan Nilai (PPn).

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau

badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak. Ada banyak

jenis Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dua diantranya adalah WPOP memiliki usaha,

untuk menghitung PPh WPOP yang memiliki usaha, mengunakan norma penghasilan adalah

cara lain untuk menghitung penghasilan Netto orang pribadi dalam satu tahun sebagai dasar

untuk penghitungan PPh terutang, namun jika penghasilan bruto lebih dari 4,8 M maka wajib

pajak wajib menggunakan pembukuan. Sedangkan Pajak Pertambah Nilai adalah pajak yang

dikenakan dalam proses produksi dan distribusi namun jumlah barang terutang dibebankan

pada konsumen yang memakai produk tersebut.

Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang

merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak. Banyak upaya yang telah dilakukan agar

penerimaan pajak maksimal antara lain adalah dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak.

Hal tersebut dilakukan dengan cara perluasan subjek dan objek pajak dengan mencari wajib

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

3

pajak baru. Upaya lain dari penerimaan pajak yaitu reformasi sistem perpajakan secara

menyeluruh. Sejak saat ini, negara Indonesia sudah mulai menganut self assessment system

dimana para wajib pajak berhak untuk menghitung sendiri berapa jumlah iuran pajak yang

harus dibayarkan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.

2. METODE

Populasi yang digunakan dalam penelitiian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di

KPP Pratama Salatiga sebesar 137.809 wajib pajak yang terdiri dari wajib pajak badan

sebesar 8.646, Wajib Pajak Orang Pribadi karyawan sebesar 107.032 dan wajib pajak yang

memiliki usaha atau bisa disebut wajib pajak non karyawan sebesar 22.131 wajib pajak.

Penelitian ini mengambil sampel Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Salatiga yang

memiliki usaha sebesar 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi. Metode pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan menggunkan porposive sampling. Metode porposive sampling

yaitu pemilihan sampel bertujuan atau dalam keadaan memilih sampel tidak acak.

Pengambilan sampel didasarkan atas ketersediaan untuk menerima dan mengisi kuesioner

secara lengkap.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Uji Validitas

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator R hitung R tabel Hasil

Kepatuhan Wajib KEP1 0,737 0,1918 Valid

Pajak (KEP) KEP2 0,793 0,1918 Valid

KEP3 0,850 0,1918 Valid

KEP4 0,738 0,1918 Valid

KEP5 0,738 0,1918 Valid

Kesadaran Membayar KWP1 0,533 0,1918 Valid

Pajak (KWP) KWP2 0,655 0,1918 Valid

KWP3 0,623 0,1918 Valid

KWP4 0,707 0,1918 Valid

KWP5 0,733 0,1918 Valid

KWP6 0,773 0,1918 Valid

KWP7 0,533 0,1918 Valid

Tax Amnesty (TA) TA1 TA1 0,1918 Valid

TA2 TA2 0,1918 Valid

TA3 TA3 0,1918 Valid

TA4 TA4 0,1918 Valid

TA5 TA5 0,1918 Valid

TA6 TA6 0,1918 Valid

TA7 TA7 0,1918 Valid

TA8 TA8 0,1918 Valid

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

4

Sanksi Pajak (SK) SK1 0,723 0,1918 Valid

SK2 0,776 0,1918 Valid

SK3 0,735 0,1918 Valid

SK4 0,739 0,1918 Valid

SK5 0,539 0,1918 Valid

SK6 0,471 0,1918 Valid

Pengetahuan dan PDP1 0,647 0,1918 Valid

Pemahaman Tentang PDP2 0,641 0,1918 Valid

pajak (PDP) PDP3 0,500 0,1918 Valid

PDP4 0,612 0,1918 Valid

PDP5 0,702 0,1918 Valid

PDP6 0,522 0,1918 Valid

Pelayanan Fiskus KPF1 0,579 0,1918 Valid

(KPF) KPF2 0,793 0,1918 Valid

KPF3 0,583 0,1918 Valid

KPF4 0,787 0,1918 Valid

KPF5 0,770 0,1918 Valid

KPF6 0,735 0,1918 Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Hasil uji validitas terhadap variabel penelitian pada tabel di atas menunjukkan

koefisien korelasi antara skor pernyataan dengan skor total (item total corelation) semua

pernyataan memiliki rhitung lebih dari rtabel, maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan

untuk mengukur variabel tersebut dinyatakan valid.

3.1.2 Uji Reliabilitas

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Cronbach’s alpha Hasil

Kepatuhan Wajib Pajak 0,829 Reliable

Kesadaran Membayar Pajak 0,741 Reliable

Tax Amnesty 0,837 Reliable

Sanksi Pajak 0,760 Reliable

Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Pajak 0,655 Reliable

Pelayanan Fiskus 0,802 Reliable

Sumber: Data Primer diolah, 2018.

Dari hasil uji reliabilitas yang terlihat pada tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa

seluruh item pertanyaan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah reliabel. Hal

ini ditunjukan oleh nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,60.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

5

3.1.3 Uji Normalitas

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z 0,200

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,738

Hasil Normal

Sumber: Data Primer diolah, 2018

Dari data diatas diketahui bahwa nilai signifikan atau probability 0,738. Dimana nilai

tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.

3.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model

regresi berganda dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation factor (VIF). Jika

nilai tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah 10 maka model multikolinearitas (Ghozali

2011:105). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tabel Uji Multikolinearitas Data

Vriabel Tolerance VIF Hasil

Kesadaran Membayar Pajak 0,798 1,253 Bebas Multikolinearitas

Tax Amnesty 0,817 1,148 Bebas Multikolinearitas

Sanksi Pajak 0,522 1,813 Bebas Multikolinearitas

Pengetahuan dan Pemahaman

Tentang Pajak

0,476 2,099 Bebas Multikolinearitas

Pelayanan Fiskus 0,775 1,291 Bebas Multikolinearitas

Sumber: Hasil olah data, 2018

Hasil uji multikolinearitas pada model penelitian di atas menunjukkan bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga

dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi multikolinearitas.

3.1.5 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.Jika variance dari residual

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

6

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Dalam penelitian ini pengujian

heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi

variabel-variabel bebas dalam persamaan regresi dengan nilai residual sebagai variabel

terikatnya. Uji glejser dapat ditunjukan dalam table 5.

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig Hasil

Kesadaran Membayar Pajak 0,650 Bebas Heteroskedastisitas

Tax Amnesty 0,943 Bebas Heteroskedastisitas

Sanksi Pajak 0,844 Bebas Heteroskedastisitas

Pengetahuan dan Pemahaman

Tentang Pajak

0,513 Bebas Heteroskedastisitas

Pelayanan Fiskus 0,539 Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil olah data, 2018

Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel 5.tersebut nampak bahwa semua

variabel bebas menunjukan nilai signifikan > 0,05 (Ghozali, 2011:142-143). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam persamaan regresi dan model regresi

tersebut layak digunakan dalam penelitian ini.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Kasadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Uji t yang dilakukan memperoleh nilai t hitung> ttabel sebesar 4,043 > 1,98397 dan nilai

signifikan sebesar 0,000 < 5%, sehingga H1 gagal diolak yang artinya tingkat kesadaran

membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran membayar pajak,

maka akan semakin meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang memiki usaha yang terdaftar

di KPP Pratama Salatiga, dalam menjalankan kewajibannya membayar pajak. Hasil ini

mendukung penelitian Nurulita Rahaya (2017), menunjukkan bahwa kesadaran membayar

pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian tersebut didukung oleh hasil

penelitian, Merry Susanti, et al (2017) dan Mahdi, Windi Ardiati (2017). Ketika tingkat

kesadaran dari wajib pajak meningkat, hal ini akan memberikan pengaruh dorongan kepada

wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak.

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

7

3.2.2 Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua mendapatkanhasil uji t memperoleh nilai

thitung > ttabel sebesar 2,467 >1,98397 untuk variabel tax amnesty dengan nilai signifikan

sebesar 0,015< 5%, sehingga H2 gagal ditolak yang artinya tax amnesty berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha.

Hal ini mendukung penelitian Nurulita Rahayu (2017) menunjukkan bahwa

pelaksanaan tax amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Tax amnesty

merupakan kebijakan pemerintah di bidang perpajakan yang memberikan penghapusan pajak

yang seharusnya terutang dengan membayar tebusan dalam jumlah tertentu. Penelitian ini

didukung oleh penelitian Vieega Ayu P.S. dan Fidiana (2017).

3.2.3 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga mendapatkanhasil bahwa sanksi pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha yang terdaftar di KPP

Pratama Salatiga, dibuktikan dengan hasil t hitung untuk variabel t hitung untuk variabel

sanksi pajak sebesar 1,078 < 1,98397 dan nilai signifikan sebesar 0,285 > 5%, sehingga H3

ditolak yang artinya sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang

memiliki usaha.

Hal ini dikarenakan wajib pajak tetap akan membayar dan melaporkan pajaknya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku meski tanpa mengetahui adanya sanksi pajak yang berlaku.

Wajib pajak telah patuh dalam membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai

aturan yang berlaku.

Hasil ini didukung penelitian Listyowati,et al (2018) menunjukkan bahwa pelaksanaan

sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitan yang

dilakukan Mahdi danWindi (2017) dan Rista Putri Ariesta dan Lyna Latifah (2017)

menunjukkan bahwa pelaksanaan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sanksi pajak terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan

pajak. Sehingga apabila terjadi pelanggaran maka wajib pajak di kenai sanksi dengan indikasi

kebijakan perpajakan dan undang-undang pajak.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

8

3.2.4 Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa hasil t hitung untuk variabel pengetahuan dan

pemahaman tentang pajak sebesar 0,030 < 1,98397 dan nilai signifikan sebesar 0,976 > 5%,

sehingga H4 ditolak yang artinya pengetahuan dan pemahaman tentang pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha.

Listyowati, et al (2018) menunjukkan bahwa pelaksanaan pengetahuan dan

pemahaman tentang pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi atau rendah pengetahuan dan pemahaman tentang pajak tidak

akan memengaruhi kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak membayar pajak karena pada

dasarnya telah ditetapkan di undang-undang yang berlaku.

3.2.5 Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa hasil t hitung untuk variabel pelayanan fiskus sebesar

0,382 < 1,98397 dan nilai signifikan sebesar 0,703 > 5%, sehingga H5 ditolak yang artinya

pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha. Hal

ini dikarenakan pelayanan pajak tidak dipergunakan secara rutin oleh wajib pajak sehingga

Wajib Pajak Orang Pribadi tidak akan terlalu menganggap penting konsep pelayanan yang

ada di kantor pajak.

Oktaviane Lidya Winerungan (2013) menunjukkan bahwa pelayanan fiskus tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Berbeda dengan Penelitian Nurulita Rahayu (2017)

dan Merry Susanti, et al (2017) menunjukkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh terhadap

kepatuhan pajak. Pelayanan fiskus yang baik akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk

membayar pajak, sebaliknya jika pelayanan fiskus buruk maka kepatuhan wajib pajak untuk

membayar pajak akan menurun.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan bahwa

kesadran membayar pajak dan tax amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

sedangakan sanksi pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang pajak, pelayanan fiskus tidak

berpengaruh kepatuhan wajib pajak. Hasil perhitungan untuk nilai adjusted R2 dengan

bantuan program spss, dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi

atau adjusted R2 sebesar 0,271. Hal ini berarti bahwa 27,10% variasi variabel kepatuhan wajib

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

9

pajak yang memiliki usaha dijelaskan oleh variabel kesadaran membayar pajak, tax amnesty,

sanksi pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang pajak dan pelayanan fiskus. Sementara

sisanya 72,9 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam observasi.

4.2 Saran

Berikut adalah saran yang diberikan oleh peneliti. Pertama Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

yang diteliti (KPP Pratama Salatiga). Petugas pajak sebaiknya harus lebih giat dalam

menerapkan upaya – upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak seperti melakukan

penyuluhan dan sosialisasi pajak berupa iklan di televisi, radio, surat kabar maupun media

lainnya kepada masyarakat serta memberikan informasi perpajakan kepada wajib pajak agar

wajib pajak tersebut lebih sadar dan mengerti dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya

selain itu agar wajib pajak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pajak. Bila perlu secara

berkala Direktorat Jenderal Pajak mengadakan acara yang mendidik serta menghibur

masyarakat agar memiliki kesadaran perpajakan. Hal ini dapat dilakukan pula dengan

sosialisasi di profesi-profesi tertentu dengan cara mengundang tokoh yang disegani oleh

kalangan profesional tertentu. Dalam hal melayani wajib pajak, petugas pajak harus bertindak

profesional dan memiliki mental yang siap melayani wajib pajak dengan sebaik – baiknya

serta memberikan fasilitas yang memadai kepada wajib pajak agar wajib pajak merasa puas

dan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela tanpa mengharapkan/ meminta

imbalan dari wajib pajak tersebut. Sanksi pajak juga harus disosialisasikan dengan baik

kepada wajib pajak agar wajib pajak dapat memahami hal - hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan sanksi pajak dan penyebab-penyebab dikenakannya sanksi pajak tersebut serta

perlu ditingkatkan pengenaan sanksi pajak terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi

kewajiban perpajakannya agar wajib pajak jera dan dapat meningkatkan kepatuhan

perpajakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Allingham, M. G., and Sandmo, A. (1972). Income tax evasion: A theoretical analysis,

Journal of Public Economics, 1: 323-338.

Arista,Rista Putri dan Latifah, Lyna (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi

Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi dan Tax

Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang.Akuntansi

Dewantara Vol.1 No.1 Tahun 2017

Brata, Januar Dio, et al. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan

Saksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Meelakukan

Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas di Kota Samarinda.Forum Ekonomi Vol.19 No.1

Tahun 2017

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/71674/12/NASKAH PUBLIKASI PERPUS.pdf · tercatat sebanyak 22.131 Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha. Metode

10

Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK 03/2018. Tentang Cara

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012. Tentang Cara

Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam

Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak

Rahayu, Nurlita. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak dan

Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Akuntansi Dewantara Vol.1 No.1

Tahun 2017.

Rahayu, Siti Kurnia. (2010) . Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek Formal,Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Ramdhani, Neila. (2011). Penyusunan Alat Pengukur Berbasis. Buletin Psikologi Vol.19

No.2 Tahun 2011.