Upload
vucong
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI
KEWAJIBANNYA
(Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi
di KPP Pratama Surakarta)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
OVI ITSNAINI ULYNNUHA
B 200 140 308
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBANNYA
(Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta. Faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
antara lain kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan,
dan persepsi atas efektivitas sistem perpajakan.
Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience
sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 65 sampel. Metode
pengumpulan data primer yang digunakan adalah survei kuesioner. Dalam
penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak dan persepsi atas
efektivitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Sementara itu, kualitas pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci: kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan
fiskus, persepsi atas efektivitas sistem perpajakan, sanksi perpajakan
Abstract
This study aimed to analyze the factors affecting taxpayers to pay taxes on the
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Factors that are expected to have an
influence on an taxpayer compliance is tax awareness, the service of tax authorities,
tax penalties, and the perceptions of the effectiveness of the tax system. The
population of this research is the individual taxpayer in the region of KPP Pratama
Surakarta. Sampling was done by convenience sampling technique. The number of
samples was determined as many as 65 people from the number of individual
taxpayers who are on territory of KPP Pratama Surakarta. Primary data collection
method used is the method of questionnaire survey using the media. In this study,
the hypothesis was tested using multiple regression. The result show that tax
awareness and perceptions of the effectiviness of the tax system to influence on tax
compliance. Meanwhile, the service of tax authorities and tax penalties do not affect
on an taxpayer compliance.
Keywords: tax awareness, tax compliance, tax penalties, the service of tax
authorities, the perceptions of the effectiveness of the tax system
1. PENDAHULUAN
Ekonomi di Indonesia belum dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur, banyak pembangunan nasional yang masih kurang bahkan fasilitas-
2
fasilitas umum seperti jalan raya, puskesmas dan lembaga masyarakat lainnya
yang perlu diperbaiki. Masyarakat seringkali mengeluh dan tidak puas akan
kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan nasional. Sumber utama
pembangunan nasional dan pembiayaan belanja negara berasal dari
penerimaan pajak. Pembangunan nasional ini dilakukan guna memajukan
kesejahteraan umum. Dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
pembangunan nasional juga relatif besar. Seiring dengan berjalannya waktu,
dana ini akan terus meningkat bergantung pada peningkatan kebutuhan itu
sendiri. Agar pemerintah tidak ketergantungan terhadap bantuan atau pinjaman
luar negeri, maka pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak
sebagai komponen strategis agar perencanaan pembangunan dapat terus
berlanjut. Selain itu, pajak juga dapat menjadi instrumen fiskal yang efektif
dalam mengarahkan perekonomian Indonesia (Rahayu, 2017).
Pentingnya kontribusi pajak dalam penerimaan negara yang digunakan
untuk pembiayaan belanja negara dan pembangunan nasional, maka
masyarakat wajib pajak sangat berpengaruh dalam hal ini. Usaha
memaksimalkan penerimaan pajak tidak hanya mengandalkan peran dari
Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para
Wajib Pajak. Peran serta tanggung jawab wajib pajak inilah yang nantinya akan
sangat menentukan bagaimana berlangsungnya pembangunan nasional.
Kesadaran membayar pajak tidak menimbulkan sikap patuh, taat, dan
disiplin semata, tetapi diikuti sikap yang kritis, kesadaran dan kepedulian
sukarela wajib pajak. Kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor
yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak
(Zulaekha, 2012). Tetapi dalam praktiknya, pemungutan pajak di Indonesia
masih sulit dijalankan sesuai harapan.
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya masih
sangat rendah. Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib
pajak diantaranya kurangnya kesadaran akan memenuhi kewajiban sebagai
seorang wajib pajak, ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik,
3
kurangnya pemahaman terhadap peraturan perpajakan, dan pembangunan
infrastruktur yang kurang merata.
Seorang wajib pajak yang mendukung terhadap tindakan kepatuhan pajak,
akan cenderung untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula
sebaliknya. Seorang wajib pajak yang bersikap negatif atau tidak mendukung
terhadap tindakan kepatuhan pajak, akan memiliki kecenderungan untuk tidak
melakukan tindakan kepatuhan pajak.
Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya
menurut (Diana Kurnia, Yuli Chomsatu, Riana Rachmawati 2017) dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain sikap wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus,
dan pengetahuan tentang perpajakan. Menurut (Harjanti Puspa, Zulaikha 2012)
dalam penelitiannya variabel kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus,
dan sanksi perpajakan juga dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
Penelitian menurut (Monica Claudia, 2015) membuktikan bahwa variabel
persepsi efektivitas atas sistem perpajakan dan kesadaran wajib pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, tetapi variabel sanksi perpajakan,
pengetahuan peraturan perpajakan, dan kualitas pelayanan fiskus tidak
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian (Monica, 2015) dengan
perbedaan yang terdapat pada sampel dalam penelitiannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak,
kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan persepsi atas efektivitas
sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah semua individu yang tergolong dalam
wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang masih aktif dan terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. Sampel merupakan bagian dari
populasi yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, menggunakan
kriteria Roscoe (1975) dalam menentukan ukuran jumlah sampel yang akan
diuji (Uma Sekaran, 2006:160). Roscoe (1975) mengusulkan aturan berikut
4
untuk menentukan ukuran sampel: (1) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang
dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. (2) Sampel dipecah ke
dalam subsampel; (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. (3) Dalam penelitian multivariate
(termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali
(lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi.
(4) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang
ketat (match pairs, dan sebagainya), penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan sampel ukuran kecil antara 10 hingga 20.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience
Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan anggota populasi yang
ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel
(Siregar, 2016:148).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari wajib pajak yang terdaftar
di KPP Pratama Surakarta. Sumber data diperoleh dengan cara menyebar
kuesioner secara langsung kepada wajib pajak sebagai responden.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel wajib pajak orang pribadi yang masih
aktif dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Kuesioner yang
disebar sejumlah 75 buah kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali 75 buah
dan kuesioner yang dapat di olah sejumlah 65 buah
Tabel 1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
1. Jumlah kuesioner yang disebar
2. Jumlah kuesioner tidak kembali
3. Jumlah kuesioner yang kembali
75
0
75
5
4. Jumlah kuesioner tidak lengkap
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah
10
65
Total Kuesioner 75
Respon Rate 100%
3.2 Uji Kualitas Data
3.2.1 Uji Validitas
Alat uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut). Teknik yang digunakan adalah pearson
corelation product moment. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan
nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan
program SPSS 20.0 adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Item rhitung rtabel Keterangan
KWP1
KWP2
KWP3
KWP4
0,759
0,771
0,879
0,889
0,205
0,205
0,205
0,205
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
2. Kesadaran Wajib Pajak
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Item rhitung rtabel Keterangan
KSWP1
KSWP2
KSWP3
0,683
0,827
0,765
0,205
0,205
0,205
Valid
Valid
Valid
6
KSWP4 0,810 0,205 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
3. Kualitas Pelayanan Fiskus
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus
Item rhitung rtabel Keterangan
KPF1
KPF2
KPF3
KPF4
KPF5
0,777
0,799
0,813
0,733
0,865
0,205
0,205
0,205
0,205
0,205
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
4. Sanksi Perpajakan
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan
Item rhitung rtabel Keterangan
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
0,852
0,811
0,758
0,738
0,604
0,205
0,205
0,205
0,205
0,205
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
5. Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi atas Efektivitas
Sistem Perpajakan
Item rhitung rtabel Keterangan
PESP1
PESP2
PESP3
0,731
0,810
0,768
0,205
0,205
0,205
Valid
Valid
Valid
7
PESP4
PESP5
0,772
0,785
0,205
0,205
Valid
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
3.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Reliabilitas
instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha.
Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa
instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2011). Berdasarkan
hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 20.0 didapatkan hasil uji
reliabilitas untuk variabel kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus,
sanksi perpajakan, dan persepsi atas efektivitas sistem perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Dalam tabel 7 berikut ini disajikan hasil uji reabilitas.
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel Cronbach's
Alpha
Level Cronbach's Keterangan
Alpha
Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran Wajib Pajak
Kualitas Pelayanan
Fiskus
0,840
0,773
0,856
0,600
0,600
0,600
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sanksi Perpajakan
Persepsi atas Efektivitas
Sistem Perpajakan
0,796
0,832
0,600
0,600
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2018
8
3.3 Uji Asumsi Klasik
3.3.1 Uji Normalitas
Suatu penelitian yang menggunakan model regresi membutuhkan uji
normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria
pengujian yang digunakan adalah p-value, apabila nilai p- value> 0,05,
maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan apabila jika
p- value< 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi
normal.
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Data
Kolmogorov-
Smirnov
Sig (2-
tailed)
p-value Keterangan
Unstandardized
Residual
0,644 0,801 p > 0,05 Data
terdistribusi
normal
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dari tabel 8 diatas diketahui bahwa nilai Kolmogorov-smirnov sebesar
0,644 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,801 > 0,05 (p>0,05). Dari hasil
tersebut dapat dinyatakan bahwa data residual model regresi terdistribusi
normal.
3.3.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 9 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kesadaran Wajib Pajak 0,564 1,775 Tidak terjadi
multikolinearitas
Kualitas Pelayanan Fiskus 0,547 1,829 Tidak terjadi
multikolinearitas
Sanksi Perpajakan 0,520 1,924 Tidak terjadi
multikolinearitas
9
Persepsi atas Efektivitas Sistem
Perpajakan
0,684 1,462 Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan pada tabel 9 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF
berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau
di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut
bebas multikolinearitas.
3.3.3 Uji Heterokdastisitas
Tabel 10 Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig. p-value Keterangan
Kesadaran Wajib Pajak 0,638 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas
Kualitas Pelayanan Fiskus 0,188 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas
Sanksi Perpajakan 0,344 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas
Bebas heteroskedostisitas Persepsi atas Efektivitas
Sistem Perpajakan
0,123 p>0,05
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel 10 dapat diambil kesimpulan bahwa nilai p>0,05 atau
tidak signifikan pada α=5%, yang berarti bahwa tidak ada masalah
heteroskedostisitas pada penelitian ini.
3.4 Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik
analisis regresi berganda. Perhitungan model regresi linear berganda dilakukan
dengan SPSS 20.0. Analisis ini digunakan untuk menguji adanya pengaruh dari
variabel kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan,
dan persepsi atas efektivitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 11
Tabel 11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel B t Sig. Keterangan
10
(Constant)
Kesadaran Wajib Pajak
Kualitas Pelayanan Fiskus
Sanksi Perpajakan
Persepsi atas Efektivitas
Sistem Perpajakan
3,169
0,377
-0,036
0,132
0,255
2,320
-0,358
1,080
2,371
0,024
0,722
0,284
0,021
H1 diterima
H2 ditolak
H3 ditolak
H4 diterima
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 11 secara sistematis dapat
ditulis persamaannya sebagai berikut:
KWP = 3,169 + 0,377 KSWP – 0,036 KPF + 0,132 SP + 0,255 PESP + ɛ
Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 3,169 menunjukkan bahwa jika variabel independen
yaitu kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan,
dan persepsi atas efektivitas sistem perpajakan diasumsikan tidak ada, maka
kepatuhan wajib pajak akan sebesar 3,169.
2) Koefisien regresi pada variabel kesadaran wajib pajak sebesar 0,377, tanda
positif menunjukkan bahwa apabila kesadaran wajib pajak meningkat, maka
kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Begitu pula sebaliknya apabila
kesadaran wajib pajak menurun, maka kepatuhan wajib pajak juga akan
menurun.
3) Koefisien regresi pada variabel kualitas pelayanan fiskus sebesar -0,036,
tanda negatif menunjukkan bahwa apabila kualitas pelayanan fiskus
meningkat, maka kepatuhan wajib pajak akan menurun. Begitu pula
sebaliknya apabila kualitas pelayanan fiskus menurun, maka kepatuhan wajib
pajak akan meningkat.
4) Koefisien regresi pada variabel sanksi perpajakan sebesar 0,132, tanda positif
menunjukkan bahwa apabila sanksi perpajakan yang diberikan semakin tegas,
maka kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Begitu pula sebaliknya
apabila sanksi perpajakan yang diberikan tidak tegas, maka kepatuhan wajib
pajak juga akan menurun.
11
5) Koefisien regresi pada variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan
sebesar 0,255, tanda positif menunjukkan bahwa apabila persepsi atas
efektivitas sistem perpajakan baik, maka kepatuhan wajib pajak juga akan
meningkat. Begitu pula sebaliknya apabila persepsi atas efektivitas sistem
perpajakan buruk, maka kepatuhan wajib pajak juga akan menurun.
3.5 Pembahasan
3.5.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Hipotesis pertama dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa kesadaran
wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji t pada variabel kesadaran wajib pajak yaitu sebesar 2,320
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 < 0,05 sehingga H1 diterima artinya
kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara
statistik signifikan pada taraf signifikansi 5%. Artinya semakin tinggi tingkat
kesadaran para wajib pajak, maka semakin patuh pula wajib pajak dalam
memenuhi kewajibannya. Sebaliknya, apabila kesadaran wajib pajak menurun
maka tingkat kepatuhan wajib pajak juga akan menurun.
Hal ini disebabkan karena penilaian positif masyarakat wajib pajak
terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan
masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Oleh
karena itu, dapat diartikan bahwa wajib pajak sadar dengan membayar pajak
akan menjadi salah satu sumber yang digunakan untuk pembiayaan
pembangunan negara.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica (2015),
Harjanti dan Zulaikha (2012), Sri Rizki et.al (2012), Christian dan Agus
(2013), Sri Putri (2014), Yessica dan Pujo (2017) yang menunjukkan bahwa
kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
12
3.5.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Hasil Hipotesis kedua dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
kualitas pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel kualitas pelayanan fiskus
yaitu sebesar -0,358 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,722 > 0,05 sehingga
H2 ditolak yang berarti bahwa kualitas pelayanan fiskus tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak secara statistik signifikan. Artinya baik atau
tidaknya pelayanan fiskus yang diberikan kepada wajib pajak, tidak mempunyai
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
Kualitas pelayanan fiskus dari aparat pajak belum dapat memenuhi atau
melebihi harapan para wajib pajak. Adanya oknum-oknum yang
menyalahgunakan dana pajak juga membuat kepercayaan wajib pajak kepada
aparat pajak menjadi turun. Selain itu kurangnya cepat tanggap dari petugas
pajak dalam membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi wajib pajak
juga dapat menjadi faktor bahwa pelayanan yang diberikan belum sesuai
harapan para wajib pajak.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica (2015),
Oktaviane (2013), dan Andriano (2016) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun,
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjanti dan Zulaikha (2012),
Christian dan Agus (2013) yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
3.5.3 Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hipotesis ketiga membuktikan bahwa sanksi perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
uji t pada variabel sanksi perpajakan yaitu sebesar 1,080 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,284 > 0,05 sehingga H3 ditolak yang berarti bahwa sanksi
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara statistik
signifikan. Artinya, tegas atau tidaknya sanksi pajak yang diberikan kepada
13
wajib pajak, hal itu tidak mempengaruhi wajib pajak yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dalam mematuhi kewajiban perpajakannya.
Hal ini dapat terjadi karena pengenaan sanksi pajak belum cukup tegas
kepada semua wajib pajak yang melakukan pelanggaran. Selain itu, sikap acuh
dari wajib pajak yang belum jera atas sanksi yang diterimanya dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi bahwa sanksi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Dengan demikian, tegas atau tidaknya saknsi yang diberikan tidak
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Monica (2015) dan Oktaviane (2013) yang menunjukkan bahwa
sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
3.5.4 Pengaruh Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hipotesis keempat membuktikan bahwa persepsi atas
efektivitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel persepsi atas efektivitas sistem
perpajakan yaitu sebesar 2,371 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05
sehingga H4 diterima yang berarti bahwa persepsi atas efektivitas sistem
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara statistik
signifikan pada taraf signifikansi 5%. Artinya, wajib pajak yang mempunyai
persepsi yang positif atau baik dalam hal sistem perpajakan, maka semakin patuh
pula wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Hal ini karena persepsi dapat dinyatakan sebagai proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri
individu. Sedangkan efektivitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, waktu) telah tercapai.
Apabila persepsi dari seorang wajib pajak itu positif terhadap sistem perpajakan
yang telah berjalan, maka akan mendorong wajib pajak tersebut untuk terus
berupaya menggunakan sistem perpajakan dalam hal mempermudah proses
memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.
14
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica (2015)
bahwa persepsi atas efektivitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya. Persepsi yang baik atas
efektivitas sistem perpajakan diartikan seberapa besar wajib pajak memiliki
kepercayaan terhadap keefektivan sistem perpajakan.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Kesadaran wajib pajak dan
Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak, sedangkan Kualitas Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Penulis menyarankan untuk
menambah lingkup penelitian dan waktu penelitian, serta menambah
responden wajib pajak orang pribadi dan badan di kantor pajak yang lain.
PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr.
Syamsudin, M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Dr. Fatchan Achyani, SE., M.Si, selaku Kepala
Program Studi Akunansi, Dr. Erma Setiawati, M.M., Ak, selaku pembimbing
akademik dan dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
motivasi bagi penulis dari awal penyusunan hingga akhir penulisan skripsi ini,
Dr. Noer Sasongko, M.Si, Ak, CA, selaku penguji skripi satu, Drs. Agus Endro
Suwarno, M.Si, selaku penguji skripsi dua. Kemudian tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada KPP Pratama Surakarta yang telah
memberikan kemudahan dalam pembagian kuesioner pada wajib pajak,
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik, keluarga penulis, teman-
teman, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas dan Savitri. 2015. “The Effect of Tax Socialization, Tax Knowledge,
Expediency of Tax ID Number and Service Quality on Taxpayers
15
Compliance With Taxpayers Awareness as Mediating Variables”. Procedia
- Social and Behavioral Sciences. 211 (2015) 163 – 169.
Atawodi, O.W., dan Stephen A.O. 2012. “Factor That Affect Tax Compliance
among Small and Medium Enterprises (SMEs) in North Central Nigeria”.
International Journal of Business and Management. Vol 7, No.12, Hal 87-
96.
Bawono, Icuk R., Ratno Purnomo, dan Rasyid M. M. 2016. “Publikasi Penegakan
Hukum dan Kepatuhan Wajib Pajak”. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Cahyaputra, Christian dan Agus Arianto. 2013. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak di
Surabaya”. Tax and Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013 hal 41-48
Claudia, Monica. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Membayar Pajak (Studi Kasus pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Rungkut di Surabaya)”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.4, No.2, 2015 hal 1-15.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Djarwanto, dan Pangestu S. 1993. “Statistik Induktif”. Edisi 4. BPFE Yogyakarta.
Yogyakarta.
Jatmiko, Agus N. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Martinko, M.P., Harvey, P., dan Dasborough, M.T. 2011. Attribution Theory in the
Organizational Sciences: A Case of Unrealized Potential, Journal of
Organizational Behavior, Vol.32, No.1, hal. 144-149
Muliari, N.K. dan P.E. Setiawan. 2010. “Pengaruh Persepsi tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Timur”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.
Pranata, Putu A., dan Putu Ery S. 2015. Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kualitas
Pelayanan, dan Kewajiban Moral pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15 No.2. Hal 456-473.
16
Purwono, Herry. 2010. “Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak”. Erlangga.
Jakarta.
Puspa, Harjanti dan Zulaikha. 2012. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus terhadap dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan
Bebas (Studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap)”. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol.1, No.1, 2012 hal 1-8.
Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi
Pajak, dan Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi
Dewantara. Vol.1. No.1. Hal 15-30
Robbins, S.P., dan Judge, T. 2013. Organizational Behavior. International Edition.
New Jersey: Upper Saddle River.
Rustiyaningsih, Sri. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak”. Widya Warta No. 02 Tahun XXXV, ISSN: 0854-198, hal 44-54
Sari, D.K., Samrotun, Y.C., dan Dewi, R.R. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Surakarta”. Seminar Nasional IENACO, ISSN: 2337-4349, hal 832-838.
Sari, Ratna T. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan,
Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Sekaran, Uma. 2006. “Research Methods for Business. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis”. Edisi 4. Salemba Empat. Yogyakarta
Suyardi, Imam dan Sunarti. 2016. “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Sanksi
Administrasi, dan Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajibannya
(Studi PPh Pasal 21 pada KPP Pratama Singsosari)”. Jurnal Perpajakan,
Vol.8, No.1, 2016 hal 1-10
Syaputra, A. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar Pajak di Wilayah Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Tanilasari, Yessica dan Gunarso Pujo. 2017. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak
dan Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan”. Jurnal
Akuntansi dan Perpajakan, Vol.3, No.1, 2017 hal 1-9.
Tita, Mutia S.P. 2014. “Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan,
Pelayanan Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib
17
Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Terdaftar di KPP Pratama Padang)”. Jurnal Akuntansi, Vol.2, No.1, hal 2-
29.
Utami, S.R., Andi, dan Soerono, A.N. 2012. “Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Serang”. Jurnal dan Prosiding SNA-Simposium
Nasional Akuntansi, Vol. 15, hal 1-28.
Widayanti dan Nurlis. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas (Studi kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga)”, Simposium
Nasional Akuntansi 13.
Winerungan, Oktaviane L. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan
Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP
Bitung. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 3. Hal 960-970.
Yogatama, Arya. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.