24
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Malang) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Toni Prasetyo Utomo 105020107111023 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM

MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH

(Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang

Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Toni Prasetyo Utomo

105020107111023

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

DALAM MEMILIH JASA PERBANK SYARIAH

(Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Malang)

Toni Prasetyo Utomo

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, University Brawijaya

Email: [email protected]

Pembimbing:

Prof. M. Umar Burhan, SE., MS.

ABSTRAK

This study aimed to analyze influencing factors of the decision in choosing Bank Syariah Mandiri

Malang Branch. 100 customers surveyed to asses which factors that influencing their decision to do

transactions with banks. Based on the estimation using logistic regression resulted in finding that the

service of the bank itself, the knowledge of sharia banking, and cost factors are significant factors in

influencing the decision of the customers. And the factors of sharia banking characteristics, its

location and promotion are insignificant to the decision making of the customers on choosing sharia

bank.

Aside of that, based on the logistic regression coefficients, the knowledge factor of sharia banking

characteristic has the biggest beta values. This indicates that the knowledge of sharia bank is a

dominant factor that influence the preference of customers on choosing sharia banking. Thus, in order

to increase and attract new customers, sharia banking must be focused on socializing sharia banking

to the community, so that the community will understand more about the stuffs and matters regarding

sharia banking.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah dalam memilih bank syariah di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Malang. 100 nasabah

disurvei untuk menilai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mereka untuk melakukan transaksi

dengan bank. Berdasarkan hasil estimasi Regresi Logistik, ditemukan bahwa faktor pelayanan bank

syariah, faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah, dan faktor harga/biaya berpengaruh

signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah. Sedangkan faktor karakteristik

bank syariah, faktor lokasi/aksesibilitas dan faktor promosi tidak berpengaruh secara signifikan.

Selain itu, berdasarkan pada koefisiensi regresi logistik, faktor pengetahuan tentang konsep bank

syariah mempunyai nilai beta yang paling besar. Hal ini menunjukan bahwa faktor pengetahuan

tentang bank syariah adalah faktor yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank

syariah. Dengan demikian, dalam rangka meningkatkan dan menarik nasabah baru, bank syariah

harus fokus pada sosialisasi tentang bank syariah kepada masyarakat, agar masyarakat lebih

memahami bagaimana seluk-beluk tentang bank syariah.

Keywords : Bank selection criteria, Islamic bank, logistic model

A. PENDAHULUAN

Secara umum bank mempunyai peran utama yaitu sebagai perantara keuangan (financial

intermediatory) atau dengan kata lain sebagai penghimpun dana dan menyalurkan kembali dalam

bentuk fasilitas pembiayaan kepada pihak-pihak lain yang memerlukan dana. Sebelum kebangkitan

kembali sistem ekonomi Islam, kaum muslimin hanya mempunyai satu pilihan bank untuk memenuhi

kebutuhan finansialnya yaitu bank konvensional. Kebangkitan Islam di akhir tahun 1960an

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

memberikan inisiatif kepada umat Islam untuk bertransaksi dalam suatu sistem keuangan yang sejalan

dengan keyakinan agama mereka, yaitu bank Islam atau bank syariah (Selamat dan Abdul-Khadir,

2012:87).

Dari perspektif teoritis, perbankan syariah berbeda dengan bank konvensional karena bank

syariah menerapkan prinsip-prinsip Syariah (hukum Islam). Dua sumber utama dari hukum Islam

adalah Al Quran dan Hadis, sedangkan sumber hukum kedua hukum Islam adalah Ijma (kesepakatan

para ulama) dan Qiyas (analogi). Perbankan Islam memberikan layanan bebas bunga pada nasabahnya.

Bunga (riba) dilarang dalam Islam, yaitu bank tidak diperbolehkan melakukan pembayaran maupun

penarikan bunga dalam semua bentuk transaksi. Sebuah fitur unik ditawarkan oleh bank syariah yakni

sistem profit-and-loss-sharing (bagi-untung-dan-rugi). Meskipun banyak sekali kontrak dalam Islam,

namun ada beberapa jenis transaksi yang penting: mudharabah (kontrak permodalan); musyarakah

(kontrak kemitraan atau partnership) (Lewis dan Latifa, 2005:11-14).

Tonggak sejarah penting dari kerangka regulasi perbankan syariah di Indonesia dimulai pada

tahu Tonggak sejarah penting dari kerangka regulasi perbankan syariah di Indonesia dimulai pada

tahun 1990 dengan diselenggarakannya simposium MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menyepakati

pendirian bank syariah di Indonesia. Simposium MUI ini mendorong lahirnya UU No. 7/1992 tentang

perbankan yang memperkenalkan “sistem bagi hasil”. Dengan aturan pelaksanaan PP No. 72/1992

tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil, maka lahirlah bank syariah pertama yaitu Bank

Muamalat Indonesia pada tahun 1992. Kemudian pada tahun 1998 mulai diterapkan dual banking

system atau sistem perbankan ganda yaitu terselenggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan

syariah), yang diatur dalam UU No. 10/1998 sebagai perubahan UU No. 7/1992. Dalam regulasi

tersebut perbankan konvensional diizinkan untuk membuka unit usaha syariah. Regulasi baru ini

memicu ekspansi industri perbankan nasional secara signifikan setelah mengalami stagnasi selama

lebih dari 7 tahun dan sekaligus secara resmi menandai penerimaan Bank Indonesia terhadap eksistensi

bank syariah dalam mekanisme dual banking system (PEBS-FEUI, 2011:2).

Saat ini, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) telah mencapai 11 unit dan Unit Usaha Syariah

(UUS) mencapai 23 unit. Memang jumlah ini tidak ada perubahan sejak 2010. Namun, jumlah jaringan

kantor mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada bulan Desember 2012 jumlah kantor

mencapai 1.780 unit, pada bulan Oktober 2013 jumlah ini bertambah menjadi 1.950 unit. Adanya

penambahan jumlah jaringan kantor tentu saja menjadikan jumlah pengguna bank syariah juga

meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah total rekening pembiayaan, tahun lalu,

jumlah rekening tercatat 13.360.157 rekening, sedangkan pada tahun ini meningkat menjadi

15.578.578 rekening (Statistik Perbankan Syariah, 2013).

Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia mencatat bahwa aset bank

syariah per April 2013 telah menembus angka Rp. 207,800 triliun. Dibandingkan periode satu tahun

sebelumnya, aset perbankan syariah telah mengalami pertumbuhan sebesar 44 persen. Angka

pembiayaan telah mencapai Rp.163,407 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga telah mencapai

Rp.158,519 triliun. Fungsi intermediasi perbankan syariah pun semakin meningkat. FDR per April

2013 mencapai 103,08 persen. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 95,39

persen. Secara total, pangsa pasar perbankan syariah telah mencapai 4.86 persen. (Priantina, 2013).

Setelah dua dekade lebih bank syariah berjalan, ternyata bank syariah masih belum menjadi

pilihan utama masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan. Meskipun pertumbuhan aset

perbankan syariah mengalami peningkatan signifikan tiap tahun, tetapi pangsa pasar (market share)

perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional sampai bulan April 2013 belum mencapai

angka 5 persen. Fenomena ini jelas bertentangan dengan ekspektasi yang tertulis dalam Blueprint of

Islamic Banking Development in Indonesia yang di publikasikan Bank Indonesia pada tahun 2002.1

Dalam jangka pendek, tantangan yang musti dihadapi oleh bank syariah adalah (1) penyediaan sumber

1 Dalam Blueprint tersebut, industri perbankan syariah di Indonesia ditargetkan bisa mencapai 5

persen dari total pangsa pasar (market share) industri perbankan pada tahun 2009. Lihat Rahmatina

A Kasri dan Hj. Kassim Salina. Empirical Determinants of Saving in the Islamic Banks: Evidence

From Indonesia. Journal of King Abdul Aziz University. Islamic Economics, Vol. 22. 2009. Hal.

181-201.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

daya insani (SDI); secara kuantitas maupun kualitas; (2) inovasi pengembangan produk dan layanan

perbankan syariah yang kompetitif dan berbasis kekhususan kebutuhan masyarakat; dan (3) kontinuitas

program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Dalam percaturan global, baik bank konvensional maupun bank syariah dituntut untuk bisa

bersaing secara sehat di pasar yang semakin kompetitif. Keberhasilan sejumlah bank mengusung

merek produk masuk dalam top brand Indonesia adalah karena keberhasilan pemasaran mereka

memenangkan mind share, market share, dan heart/commitment share. Mind share adalah kekuatan

merek di dalam benak konsumen kategori produk bersangkutan. Market share menunjukan kekuatan

merek di dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Kemudian

commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek

terkait di masa mendatang (Hasan, 2010:205).

Salah satu bank syariah yang mempunyai kinerja baik di Indonesia adalah Bank Syariah

Mandiri (BSM). Hal tersebut ditunjukan dari diraihnya beberapa penghargaan kepada BMS, seperti

The Best Islamic Bank in Indonesia 2014 dalam pertemuan tahunan Islamic Finance Summit ke-13 di

London. Kemudian The Best of Indonesian Bank Loyalty Champion 2014 Category: Saving Account,

Islamic Bank dari Infobank bekerjasama dengan Markplus Insight (Bank Syariah Mandiri, 2014).

Kota Malang dengan mayoritas penduduknya adalah muslim, memiliki keunikan tersendiri

terhadap perilaku mengonsumsi suatu produk. Struktur dan persepsi masyarakat Kota Malang yang

sudah terbangun dengan mayoritas masyarakat yang beragama Islam yaitu sejumlah 722.680 atau

86,55 persen (Badan Pusat Statistik, 2013) dari total penduduk sangat memungkinkan terdapat bebagai

macam persepsi yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih bank. Berdasarkan data

yang dipublikasikan Bank Indonesia, perkembangan perbankan syariah di wilayah kerja KBI Malang

dinilai relatif cukup pesat. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti et. al., (2009:32), menyatakan

bahwa perkembangan tersebut disebabkan antara lain karena: (1) potensi ekonomi makro regional dan

perbankan yang mendukung, dimana pertumbuhan ekonomi tahun 2010 dan 2011 cendrung meningkat

masing-masing 6.52 persen, dan 6.65 persen; (2) terdapat beberapa perguruan tinggi yang berbasis

Islam yaitu Universitas Islam Negeri Malang (UIN), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan

Universitas Islam Malang (Unisma) serta beberapa perguruan tinggi lain yang membuka jurusan atau

prodi ekonomi islam; (3) penyelenggaraan sosialisasi dan TOT yang sering dilakukan baik kepada

pesantren maupun perguruan tinggi; (4) adanya kepedulian yang tinggi dari akademisi dan praktisi

syariah dalam mengembangkan ekonomi Islam yang antara lain dengan terbentuknya AKKSI

(Asosiasi Konsultan Keuangan Syariah Indonesia) sebagai wadah KKMB yang berbasis syariah,

ABESINDO (Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia) wilayah Malang serta terbentuknya Masyarakat

Ekonomi Syariah wilayah Malang Raya; (5) adanya kemudahan perizinan, antara lain dalam aspek

permodalan BPRS yang lebih rendah dari BPR konvensional; (6) aspek demografis dan sosiologis,

dimana Kota Malang termasuk daerah tapal kuda dengan tradisi pesantren yang kuat dan banyak yang

beranggapan bahwa bunga bank adalah haram; dan (7) produk-produk perbankan syariah yang lebih

bervariasi dari jual-beli sampai penyediaan jasa sehingga lebih cepat berkembang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan

syariah?

2. Apakah faktor yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan

syariah?

B. KAJIAN PUSTAKA

Konsep Bank Syariah

Sebutan umum untuk bank Islam adalah bank Syariah. Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Islam.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) tentang Perbankan

Syariah, disebutkan bahwa bank syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya. Dalam pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

disebutkan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah. Kemudian dalam Pasal 1 ayat (12) menyebutkan bahwa Prinsip Syariah adalah prinsip hukum

Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (Sumitro, 2004).

Perbankan syariah memberikan layanan bebas-bunga kepada para nasabahnya. Pembayaran dan

penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Islam melarang kaum muslim menarik atau

membayar bunga (riba). Pelarangan inilah yang membedakan sistem perbankan syariah dengan sistem

perbankan konvensional. Meskipun sebelumnya terjadi perdebatan mengenai apakah riba ada

kaitannya dengan bunga (interest) atau tidak, namun sekarang nampaknya ada konsensus di kalangan

ulama bahwa istilah riba meliputi segala bentuk bunga.

Penolakan atas bunga ini memunculkan pertanyaan tentang apa yang dapat menggantikan

mekanisme penerapan suku bunga dalam sebuah kerangka kerja Islam. Jika pembayaran dan penarikan

bunga dilarang, bagaimana bank-bank syariah beroprasi? Di sinilah sistem profit-and-loss-sharing

(bagi-untung-dan-rugi) digunakan sebagai metode alokasi sumberdaya. Meskipun banyak sekali

bentuk kontrak dalam permodalan Islam, namun ada beberapa jenis transaksi yang penting:

mudharabah (kontrak permodalan); musyarakah (kontrak kemitraan atau partnership); dan metode

mark-up (penaikan harga). Mudharabah merupakan kontrak profit-and-loss-sharing dimana satu pihak

memercayakan sejumlah modal kepada seorang investor dengam imbalan memperoleh suatu bagian

yang telah ditentukan dari keuntungan atau kerugian bisnis yang di modali. Sedangkan dalam

musyarakah, biasanya terdapat lebih dari satu penyandang dana; semua pihak menginvestasikan

dananya dengan proporsi yang beragam, dan keuntungan atau kerugiannya ditanggung bersama sesuai

dengan kontribusi mereka dalam bisnis itu. Musyarakah membutuhkan kemitraan yang lebih aktif dari

pihak-pihak yang menggabungkan modalnya dan mengelola serta mengontrol perusahaan bersama-

sama. Sementara keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan rasio yang ditetapkan

sebelumnya. Apabila kita tambahkan kepada dua model ini ide ‘mark-up’, yang memiliki banyak

sekali varian, dimana aset-aset dan barang-barang yang diperoleh kemudian dijual kembali atau

disewa-belikan dengan harga yang di-mark-up, maka kita mempunyai ramuan utama dari alternatif

islami untuk bank yang menjalankan operasi sistem bunga (Lewis dan Latifa, 2005:11-14).

Berikut ini adalah perbandingan antara bank syariah dengan bank konvensional:

Tabel 1 : Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

1. Melakukan investasi-investasi yang halal

saja.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli atau

sewa.

3. Profit dan falah oriented.

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk

hubungan kemitraan.

5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus

sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas

Syariah.

Investasi yang halal dan haram.

Memakai perangkat bunga.

Profit oriented.

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk

hubungan debitor-debitor.

Tidak terdapat dewan sejenis.

Sumber: Antonio, 2010

Dasar Perbankan Syariah

a. Larangan Riba

Riba secara literal berarti tambahan, berkembang, atau tumbuh. Akan tetapi tidak setiap

tambahan atau pertumbuhan itu dilarang oleh Islam. Dalam syariah, riba secara teknis mengacu kepada

pembayaran “premi” yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman di samping

pemgembalian pokok sebagai syarat pinjaman atau perpanjangan batas jatuh tempo. (Chapra, 2000:

21-22). Karim (2004: 56-57) menjelaskan bahwa riba telah menjadi bahan perdebatan sejak zaman

kaum muslim yang paling awal. Umar, khalifah kedua, menyesalkan karena Nabi saw. wafat sebelum

sempat memberikan penjelasan yang terperinci mengenai pengertian riba. Di kalangan orang barat,

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

istilah usurypada umumnya sekarang dipakai untuk menyebut bunga yang ‘terlalu tinggi’ atau

‘berlebih-lebihan’. Tetapi dalil Alquran menyatakan bahwa semua bentuk bunga harus dikutuk: Tetapi

jika kamu bertobat, maka bagi kamu jumlah pokoknya [yakni modal] (Q.S. al-Baqarah: 279). Atas

dasar hal tersebut, para ulama berpendapat bahwa riba meliputi tidak hanya usury, tetapi semua jenis

bunga. Ini mengingatkan kepada argumen-argumen dari para sarjana Barat abad pertengahan yang

menyatakan bahwa semua bunga itu berlebihan.

Dalam pengertian syariah, riba memiliki dua kategori: riba an-nasi`ah dan riba al-fadl (Chapra,

2000: 22-23).

a. Riba An-Nasi`ah

Istilah nasi`ah berarti menunda, menangguhkan atau menunggu dan mengacu kepada waktu yang

diberikan bagi pengutang untuk membayar kembali utang dengan memberikan “tambahan” atau

“premi”. Intinya larangan riba nasi`ah memengandung implikasi bahwa penetapan suatu keuntungan

positif di depan pada suatu pinjaman sebagai imbalan karena menunggu, menurut syariah tidak

diperbolahkan.

b. Riba Al-Fadl

Yaitu riba yang dilibatkan pada transaksi pembelian dari tangan ke tangan dan penjualan

komodtas. Pembahasan riba al-fadl mucul dari hadits-hadits yang menuntut bahwa jika emas, perak,

gandum, jelai, kurma dan garam dipertukarkan dengan barang yang sama, mereka harus ditukar di

tempat dan dengan (takaran, timbangan) yang sama dan serupa. Berdasarkan karakteristik emas dan

perak sebagai komoditas uang (commondity money), secara umum disimpulkan bajwa semua

komoditas yang dipergunakan sebagai uang masuk ke dalam cakupan riba fadl, sedangkan terhadap

komoditas empat lainnya banyak perbedaan di kalangan para fuqaha.

Larangan tentang praktik riba setidaknya disebutkan empat kali dalam Alquran, yang pertama

adalah Surat ar-Ruuum: 39, menegaskan bahwa bunga akan menjauhkan keberkahan Allah dalam

kekayaan, sedangkan zakat akan melipat gandakan pahala yang diterima. Kedua, adalah Surat an-Nisa`

Ayat 166 yang juga mengutuk dengan keras praktik riba, bahkan hal ini sudah dinyatakan dalam kitab-

kitab terdahulu sebelum Alquran. Seseorang yang mengambil riba disamakan dengan mereka yang

mengambil harta orang lain dengan cara yang batil, dan Allah akan memberikan siksa yang amat

pedih. Ketiga, adalah Surat Ali Imran Ayat 130-132, yang menyerukan kaum muslimin untuk

menjauhi riba jika mereka menghendaki kesejahteraan yang diinginkan (dalam pengertian Islam yang

sebenarnya). Keempat, Surat Al-Baqarah Ayat 275-281 yang memaparkan larangan pengambilan riba,

menegaskan perbedaan yang jelas antara perniagaan dan riba, dan menuntut kaum muslimin agar

menghapuskan utang piutang yang mengandung riba, menyerukan mereka hanya mengambil pokoknya

saja, dan mengikhlaskan kepada peminjam yang mengalami kesulitan.

Sampai saat ini, Islam adalah satu-satunya agama besar yang mempertahankan pelarangan riba.

Di India kuno, hukum yang berdasarkan Weda, kitab suci tertua agama Hindu, mengutuk riba sebagai

dosa besar dan melarang operasi bunga (Gopal, 1935; Rangaswani, 1927; Lewis, 2005:264). Dalam

agama Yahudi, Kitab Taurat (bahasa Yahudi untuk Hukum Musa atau Pentaeuch, lima kitab Perjanjian

Lama) melarang riba di kalangan bangsa Yahudi, sementara paling tidak satu orang ahli melihat dalam

Talmud (Hukum Lisan yang melengkapi Kitab Tertulis untuk kaum Yahudi ortodoks) suatu bias yang

konsisten terhadap ‘kemunculan riba atau laba’.

Prinsip Bank Syariah

Bank syariah dituntut untuk menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah (hukum

Islam). Berikut ini beberapa prinsip-prinsip yang ada dalam bank syariah (Antonio, 2001):

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu

maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikankapan saja si penitip menghendaki.

Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:

a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)

Yaitu akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan

menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau

kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun

aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

b. Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)

Merupakan akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin

pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap

kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam

penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk

giro dan tabungan.

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing) Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia

dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:

a. Al-Mudharabah

Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul

maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib).

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,

sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si

pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi

menjadi dua jenis:

1). Mudharabah Muthlaqah, yaitu bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

2). Mudharabah Muqayyadahm, yaitu bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dimana

mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara dan obyek investasi.

b. Al-Musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu

dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Dua jenis al-musyarakah:

1). Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan

pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.

2). Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa

tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan

membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank

melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah

dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya berupa:

a. Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

b. Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan

pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-

syarat tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika

bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang

pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.

c. Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual.

Cara pembayarannya dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka

waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis,

spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika

bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang

pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah

sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi

kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni. (2) Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan

sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang

berdasarkan prinsip ini antara lain:

a. Al-Wakalah

Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu,

seperti transfer.

b. Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak

kedua atau yang ditanggung.

c. Al-Hawalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib

menanggungnya. Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada Factoring (anjak

piutang), Post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang

tersebut.

d. Ar-Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang

diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang

menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.

e. Al-Qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau

dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu

usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.

Teori Pengambilan Keputusan

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Konsep keputusan, menurut James A.F. Stoner keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-

alternatif (Hasan, 2002:9). Definisi ini mengandung tiga pengertian. Pertama, ada pilihan atas dasar

logika atau pertimbangan. Kedua, ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang

terbaik. Ketiga, ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan

tersebut. Sedangkan Prajudi Atmosudirjo mendefinisikan keputusan sebagai suatu pengakhiran

daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang

harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan

merupakan suatu pemecah masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu

alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan oleh nasabah dapat diartikan sebagai suatu

proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada secara sistematis untuk

ditindaklanjuti (digunakan sebagai pedoman untuk memilih bank), oleh karena itu informasi yang

lengkap, terpercaya dan aktual sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah setidaknya

memiliki dua fungsi pokok. Pertama, pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan

terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara

organisasional. Kedua, sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,

masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Hasan (2002:11) menjelaskan bahwa, dalam pengambilan keputusan hendaknya harus dipahami

empat unsur-unsur atau komponen-komponen dari sebuah pengambilan keputusan: (1) Tujuan dari

pengambilan keputusan; (2) Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah; (3)

Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/di luar jangkauan manusia;

(4) Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukut hasil dari suatu pengambilan keputusan.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

b. Proses Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian suatu produk mengikuti Gambar 1 Peran seseorang (bukan pembeli

utama) dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk perlu diketahui oleh pemasar karena di

antara mereka terkadang menjadi faktor pendorong yang sangat kuat bagi pengambilan keputusan

pembelian (Hasan, 2010:64-65).

Gambar 1 : Proses Keputusan Pembelian Jasa Bank Syariah

Sumber: Ali Hasan, 2010

Menurut Philip Kotler (2004:204-211), dalam sebuah pembelian, konsumen melewati lima

tahapan yaitu:

a. Pengenalan Produk

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan

tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Sebuah perusahaan perlu

mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari

sejumlah konsumen, perusahaan dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering

membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

Pengenalan Masalah

Pengenalan Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Purna Beli

Pengenalan Masalah

Mengumpulkan Data

Kriteria Seleksi

Keputusan

Jenis Produk

Waktu

Keputusan Menguat

Tingkat Kepuasan

Ya/Tidak

1. Teman, keluarga, tetangga, kenalan

2. Iklan, pedagang, pameran 3. Lembaga, expert 4. Fatwa MUI

1. Tangibility 2. Accesability 3. Reliability 4. Responsibility 5. Empathy 6. Jaminan kualitas produk

Ya/Tidak

Jasa, Jual Beli, Bagi Hasil

Sekarang atau nanti

Agama

Kemudahan

1. Sangat Puas 2. Puas 3. Tidak Puas

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih

banyak. Situasi pencarian informasi ini terbagi menjadi dua tingkat. (1) perhatian yang menguat, pada

tingkat ini seseorang hanya peka terhadap ingormasi tentang produk. (2) pencarian aktif informasi,

pada tingkat ini seseorang akan mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk

mempelajari produk. Sumber informasi konsumen digolongkan menjadi empat yaitu sumber pribadi,

sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman.

c. Evaluasi Alternatif

Dalam tahap evaluasi, konsumen akan memproses informasi produk yang bersaing dan membuat

penilaian. Beberapa konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen dapat di paparkan menjadi tiga

bagian. Pertama, konsumen berusaha untuk memenuhi suatu ‘kebutuhan’. Kedua, konsumen mencari

‘manfaat’ tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai

‘sekumpulan atribut’ dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

d. Keputusan Pembelian

Keputusan konsumen untuk menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat

dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan (perceived risk). Besarnya risiko yang dirasakan berbeda

menurut uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercaya dirian

konsumen.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tahap berikutnya yaitu kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Para pelanggan yang

puas akan terus melakukan pembelian; para pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian

produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita buruk tersebut ke teman-teman

mereka. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada

semua tingkat dalam proses pembelian.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mengangkat tema tentang keputusan nasabah dalam memilih bank

Islam atau bank syariah telah banyak dilakukan. Selamat dan Abdul-Khadir (2012), meneliti kriteria

pemilihan bank yang digunakan oleh nasabah Muslim dan non-Muslim di Klang Valley, Malaysia.

Studi ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam kriteria pemilihan bank, baik

Muslim maupun non-Muslim memiliki persepsi umum dalam memilih bank-bank mereka. Motivasi

agama bukanlah faktor utama dalam kriteria seleksi bank, namun nasabah menempatkan penekanan

yang tinggi pada penyediaan layanan yang cepat dan efisien, kerahasiaan bank, dan reputasi serta citra

Bank. Data dikumpulkan dari beragam usia, 84 persen responden berumur 20-39 tahun. Berdasarkan

latar belakang pendidikan, menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan yang baik,

yaitu lebih dari 84 persen adalah sarjana dimana 10,7 persen adalah para profesional. Mayoritas

responden bekerja di sektor swasta dan dikategorikan sebagai kalangan yang berpenghasilan

menengah. Sejalan dengan temuan Zarehan, penelitian yang dilakukan Maski (2010) di Malang, Jawa

Timur, Indonesia menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih atau tidak memilih bank

syariah dalam menabung dipengaruhi oleh variabel karakteristik syariah, pelayanan dan kepercayaan

pada bank, pengetahuan dan obyek fisik bank. Dan pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan

nasabah adalah variabel pelayanan dan kepercayaan.

Hidayat dan Nouf K. (2012) meneliti tentang persepsi non-Muslim terhadap layanan perbankan

Islam di Arab Saudi. Studi ini menyimpulkan bahwa alasan utama nasabah non-Muslim di Arab Saudi

menggunakan jasa perbankan syariah karena biaya yang lebih murah dan kualitas layanan yang lebih

baik. Prinsip perbankan syariah yang bebas bunga bukanlah faktor pendorong utama bagi nasabah non-

Muslim untuk menggunakan layanan perbankan syariah. Mayoritas responden non-Muslim merasakan

layanan perbankan syariah sangat memuaskan. Responden berpendapat bahwa layanan perbankan

syariah dapat memenuhi kebutuhan perbankan mereka.

Studi literatur mengenai kriteria pemilihan bank Islam di Malaysia yang dilakukan Nawi et. al.,

(2013). Kontribusi non-Muslim terhadap pengembangan perbankan syariah di Malaysia sangat luar

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

biasa, beberapa bank melaporkan bahwa lebih dari setengah produk keuangan Islam mereka digunakan

oleh nasabah non-Muslim. Berdasarkan kajian komprehensif dari literatur, ditemukan enam alasan

mengapa nasabah memilih bank syariah, yaitu pemahaman konsep perbankan syariah, pemenuhan

aturan syariah, kontradiksi agama, kualitas dan daya tarik yang ditawarkan, kesediaan berhubungan

dengan bank syariah, prospek dan potensi perbankan syariah. Namun karakteristik dan preferensi ini

akan terus berubah karena industri perbankan bersifat dinamis. Dalam rangka bersaing dengan bank

konvensional, bank syariah harus mampu memahami persepsi masyarakat bahwa sistem bank syariah

lebih baik daripada sistem konvensional. Oleh karena itu, dalam lingkungan yang kompetitif, bank

syariah perlu sebuah studi mengenai preferensi nasabah dalam pemilihan perbankan untuk membantu

memasarkan produk mereka secara efektif.

Abdullah et. al., (2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa layanan dan

produk syariah diterima dengan baik oleh penduduk non-Muslim terutama di Klang Valley (wilayah

Kota), Malaysia. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki dua rekening

bank, baik perbankan syariah maupun konvensional. Sementara itu responden tidak yakin jika

pembentukan perbankan Islam akan meningkatkan keseluruhan fasilitas dan produk-produk

perbankan. Mereka juga tidak yakin tentang persepsi nasabah dan potensi produk bank syariah di masa

depan. Hal ini mungkin karena kurangnya informasi yang diberikan pihak bank ke masyarakat.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa non-Muslim dari kelompok usia antara 19-35 tahun dan

dengan pendidikan tinggi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang produk dan

layanan perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Haron (1994) bahwa responden non-

Muslim akan mempertimbangkan untuk berhubungan dengan bank syariah jika mereka memiliki

informasi yang cukup tentang operasional bank syariah.

Abduh et. al., (2012), meneliti tentang kepuasan nasabah dan perilaku berpindah ke bank syariah

di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa kepuasan nasabah ditentukan oleh 5

faktor utama yaitu; staf bank, keuntungan, penampilan fisik bank, aksesibilitas dan biaya transaksi.

Selain itu, karakteristik dari sampel yang diambil dalam penelitian nasabah bank syariah di Jakarta-

Bogor-Depok yaitu sejumlah 75,4 persen nasabah adalah laki-laki, kebanyakan usia nasabah bank

syariah antara 26-35 tahun, tingkat pendidikan rata-rata adalah perguruan tinggi (S1), bidang pekerjaan

mereka didominasi oleh pegawai swasta. Berdasarkan penelitian ini, dapat dipaparkan bahwa nasabah

yang mempunyai pendidikan dan mempunyai pengetahuan tentang bank syariah lebih memilih untuk

menggunakan jasa perbankan syariah..

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif.

Menurut Sugiyono (2008:8) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik,

dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan metode penelitian deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54).

Lokasi dan Waktu Penelitan

Penelitian ini akan mengambil sampel di Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mandiri kantor

cabang Malang. Fokus penelitian adalah pada persepsi yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam

memilih bank syariah. Sedangkan jangka waktu penelitian yang digunakan adalah selama bulan Juli

tahun 2014.

Pengukuran Variabel Penelitian

Pengkukuran variabel akan menggunakan skala likert dengan rentang pengukutan dari “sanat

tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, “setuju”, “sangat tidak setuju”. Gudono (2008: 93-94)

menjelaskan bahwa skala likert biasanya digunakan utnuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

seseorang atau sekelompok orang tetang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang

akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel.

Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang–orang, benda–benda atau

ukuran ketertarikan dari hal menjadi perhatian. Untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi,

biasanya diambil sampel dari populasi. Sampel diartikan sebagai porsi atau bagian dari populasi

tertentu yang menjadi perhatian (Mason dan Lind, 1999). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

nasabah di Kota Malang, sedangkan sampelnya adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank

Mandiri kantor cabang Malang.

Teknik pengambilan sampel akan menggunakan Sampling Purposive dan Sampling Insidental,

teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2008:85). Sampling purposive dipilih karena kendala memperoleh daftar nasabah bank syariah

sehingga pengambilan secara acak tidak dimungkinkan. Meskipun pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik non-random, generalisasi hasil masih dimungkinkan bila didukung dengan jumlah

sampel yang besar. Sedangkan sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber.

Gudono (2012) menegaskan bahwa jumlah observasi dalam regresi logistik minimal adalah 100.

Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100, dimana 50 berasal dari

nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan 50 adalah nasabah Bank Mandiri kantor cabang Malang.

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder (Hasan, 2002):

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Dalam penelitian ini,

pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan sebanyak 100 kuesioner yang akan di bagikan

secara acak kepada nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mandiri kantor cabang Malang.

Kuesioner akan dibagi menjadi dua bagian, yang pertama terkait dengan karakteristik nasabah

berdasarkan segmentasi demografi, seperti jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan. Bagian kedua berisi daftar variabel faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah

memilih bank syariah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data

sekunder merupakan data yang tidak diperoleh dari sumbernya langsung, melainkan sudah

dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini diambil melalui kajian pustaka dari buku, jurnal ataupun dari

penelitian lain yang terkait dengan tema penelitian ini.

Metode Analisis

Metode analisis statistik yang digunakan adalah metode Logistic Regression atau Analisis Model

Logistik (LOGIT). Menurut Gudono (2012:173) analisis logit dipilih karena dalam penelitian ini

variabel dependen dan independen bersifat kategorikal (non mentrik). Setelah mengumpulkan data dari

kuesioner, input data terakhit akan diolah menggunakan Statistical Package for the Social Sciences

(SPSS 17).

Bentuk model Logit dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

ln[𝑝]

[1 − 𝑝]= 𝛽0 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝛽5𝑋5 + 𝛽6𝑋6 + 𝜇1

Keterangan:

P = Probabilitas keputusan nasabah memilih jasa perbankan syariah atau tidak

𝜷𝟎 = Konstanta

𝜷𝟏, 𝜷𝟐, 𝜷𝟑, 𝜷𝟒, 𝜷𝟓= Koefisien

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

𝑿𝟏 = Faktor Pelayanan Bank Syariah

𝑿𝟐 = Faktor Pengetahuan Tentang Konsep Bank Syariah

𝑿𝟑 = Faktor Karakteristik Bank Syariah

𝑿𝟒 = Faktor Harga/Biaya

𝑿𝟓 = Faktor Lokasi

𝑿𝟔 = Faktor Promosi

D. PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden

Berdasarkan data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner, dapat di ringkas dalam Tabel 2,

dimana terdapat data tentang gambaran responden berdasarkan umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah dana yang ditabung, lama menjadi nasabah, dan

kepemilikan rekening di bank lain.

Data dikumpulkan dari berbagai kelompok umur yang berbeda. Mayoritas responden baik bank

konvensional maupun bank syariah berumur 20-29 tahun yaitu 28 orang (56 persen) dan 23 orang (46

persen). Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden bank konvensional dan bank syariah adalah

laki-laki yaitu sejumlah 27 orang (54 persen) dan 34 orang (68 persen). Agama responden mayoritas

adalah Islam, pada bank konvensional 44 orang (88 persen) dan pada bank syariah 34 orang (68

persen). Rata-rata tingkat pendidikan nasabah adalah S1, S2, S3 pada bank syariah 44 orang (88

persen) dan pada bank syariah 32 orang (64 persen). Sebanyak 41 orang (82 persen) responden bank

konvensional adalah pelajar/mahasiswa. Sedangkan pekerjaan mayoritas responden bank syariah

adalah pegawai swasta yaitu 22 orang (44 persen). Mayoritas pendapatan respodnen bank

konvensional perbulan adalah kurang dari 1 juta yaitu sebanyak 25 orang (50 persen). Responden bank

syariah pendapatan adalah antara 1-2 juta perbulan yaitu sejumlah 22 orang (44 persen). Dana yang

ditabung nasabah bank konvensional dan nasabah bank syariah adalah sama yaitu kurang dari 500 ribu

perbulan yaitu 28 orang (56 persen) dan 24 orang (48 persen). Kurun waktu menjadi nasabah bank

konvensional mayoritas adalah antara 1-2 tahun sebanyak 25 orang (50 persen). Sedangkan responden

bank syariah mayoritas kurang dari satu tahun menjadi nasabah, yakni 21 orang (27 persen). Gambaran

responden yang terakhir adalah kepemilikan rekenig atau tabungan di bank lain, sebanyak 31 orang (62

persen) nasabah bank konvensional menyatakan mempunyai rekening di bank lain. Sedangkan

responden bank syariah sejumlah 28 orang (56 persen) menyatakan mempunyai rekening di bank lain

Tabel 2 : Gambaran Umum Responden

Item Bank Konvensional Bank Syariah

n=50 % n=50 %

Umur:

< 20 tahun

20-29 tahun

30-39 tahun

40-49 tahun

> 50 tahun

15

28

3

3

1

30

56

6

6

2

13

23

10

2

2

26

46

20

4

4

Jenis Kelamin:

Laki-laki

Perempuan

27

23

54

46

34

16

68

32

Agama:

Islam

Katolik

Protestan

Hindu

Budha

44

0

5

1

0

88

0

10

2

0

49

1

0

0

0

98

2

0

0

0

Pendidikan: SD

0

0

0

0

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Item Bank Konvensional Bank Syariah

n=50 % n=50 %

SMP

SMA

Akademi

S1, S2, S3

1

3

2

44

2

6

4

88

1

8

9

32

2

16

18

64

Pekerjaan:

Pelajar/Mahasiswa

PNS

Swasta

TNI/POLRI

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

41

3

3

0

3

0

82

6

6

0

6

0

20

1

22

1

5

1

40

2

44

2

10

2

Pendapatan:

< 1 jt

1 jt-2 jt

2 jt-3 jt

3 jt-4 jt

> 4 jt

25

17

4

3

1

50

34

8

6

2

12

22

4

8

4

24

44

8

16

8

Dana yang ditabung per bulan:

< 500 rb

500-1 jt

1jt-1,5jt

1,5jt-2jt

>2jt

28

20

1

0

1

56

40

2

0

2

24

12

5

6

3

48

24

10

12

6

Kurun waktu menjadi nasabah :

< 1 th

1-2 th

2-3 th

> 3 th

6

25

8

11

12

50

16

22

21

18

7

4

27

43

15

15

Menjadi Nasabah di bank lain:

Ya

Tidak

31

19

62

38

28

22

56

44

Sumber: Data primer diolah, 2014

Hasil Analisis Regresi Logistik

Hasil perhitungan regresi logistik terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah

adalah sebagai berikut:

Tabel 3 : Hasil Koefisien Regresi Logistik

Faktor Koefisien Regresi Signifikansi

X1 .302 .020

X2 .637 .001

X3 .014 .917

X4 -.481 .018

X5 .164 .135

X6 .097 .456

Konstanta -9.999 .000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6.

Sumber: Data primer diolah, 2014

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Berdasarkan nilai koefisien regresi pada tabel di atas, maka dapat dibuat persamaan regresi

logistik sebagai berikut:

ln (𝑃

1 − 𝑃) = −9.999 + 0.302 𝑋1 + 0.637 𝑋2 + 0.014 𝑋3 − 0.481 𝑋4 + 0.164 𝑋5 + 0.097 𝑋6

Nilai signifikansi yang digunakan yaitu α = 0.05. Berdasarkan Tabel 4.9 pada kolom

signifikansi, nilai yang lebih kecil α = 0.05 adalah Faktor Pelayanan Bank Syariah (𝑋1) dengan nilai

0.020, Faktor Pengetahuan Tentang Konsep Bank Syariah (𝑋2) dengan nilai 0.001, dan Faktor

Harga/Biaya (𝑋4) dengan nilai 0.018 sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95

persen variabel 𝑋1, 𝑋2, dan 𝑋4 berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih

bank syariah. Sedangkan Faktor Karakteristik Bank Syariah (𝑋3) dengan nilai 0.917, Faktor Lokasi

(𝑋5) dengan nilai 0.135 dan Faktor Promosi (𝑋6) dengan nilai 0.456 lebih dari nilai signifikansi α =

0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95 persen variabel 𝑋3, 𝑋5 dan 𝑋6

tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah.

Hasil penelitian bahwa faktor pelayanan bank syariah signifikan terhadap keputusan nasabah

memilih bank syariah sesuai dengan hasil penelitan yang dilakukan Selamat dan Abdul-Khadir (2012),

Hidayat dan Nouf K. (2012), dan Maski (2010). Pentingnya pelayanan yang baik terhadap nasabah

merupakan salah satu strategi untuk memenangkan persaingan dengan bank yang lain. Pelayanan yang

baik akan menumbuhkan kepuasan dan kepercayaan pada diri tiap pelaanggan atau nasabah. Jika

melihat pernyataan responden mayoritas menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan bank syariah

sudah baik, 65 orang menyatakan setuju bahwa bank syariah memberikan pelayanan sesuai dengan

yang dijanjikan dan akuran (reability), 65 orang menyatakan bank syariah memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat (responsiveness), 73 orang menyatakan bank syariah menanamkan rasa percaya dan

keyakinan kepada para nasabah (assurance) dan 71 orang menyatakan bank syariah memberikan

kemudahan dalam mengubungi bank, pelayanan yang ramah dan bersahabat (emphaty).

Kemudian faktor signifikan yang kedua adalah pengetahuan tentang konsep bank syariah. Hal ini

selaras dengan temuan Nawi et. al., (2013), Abdullah et. al. (2012), dan Haron (1994) bahwa nasabah

yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang produk dan layanan perbankan syariah

akan lebih mempertimbangkan untuk berhubungan dengan baik syariah. Responden yang menyatakan

setuju dengan pernyataan bahwa responden mengetahui produk dan jasa yang ditawarkan bank syariah

ada 45 orang, 56 orang menyatakan mengetahui prinsip-prinsip bank syariah (mudharabab,

musyarakah dll), dan 30 orang menyatakan mengetahui bagaimana perhitungan bagi hasil di bank

syariah.

Faktor signifikan ketiga adalah harga/biaya. Hasil temuan ini serupa dengan Hidayat dan Nouf K.

(2012), dan Abduh et. al. (2012) bahwa penetapan biaya dari pihak bank menjadi salah satu alasan

nasabah memilih menggunakan bank syariah. Menurut (Sukirno, 2008:78) dalam hukum permintaan

dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang atau jasa dengan tingkat harganya. Hukum

permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang atau jasa maka semakin banyak

permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang atau jasa maka

semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sebanyak 54 orang responden dalam penelitian

ini menyatakan penerapan bagi hasil lebih adil dan menguntungkan, 50 orang responden menyatakan

biaya simpan-pinjam dibank syariah lebih rendah, dan 53 orang menyatakan biaya administrasi

bulanan bank syariah yang rendah.

Dalam penelitian ini, penting juga untuk dicatat bahwa ada faktor yang tidak signifikan

terhadap keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan syariah, yang pertama adalah faktor

karakteristik bank syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu dari Maski (2010) yang

menyatakan bahwa faktor karakteristik memengaruhi nasabah sebelum memutuskan untuk memilih

suatu bank. Karakteristik bank syariah seperti penggunaan syariat Islam disetujui oleh 73 orang

responden, prinsip bagi hasil disetujui oleh 66 orang responden, pendanaan dan pembiayaan layanan

bank syariah hanya untuk bisnis yang halal dan baik disetujui oleh 65 orang responden, dan hubungan

nasabah dan bank bersifat kemitraan, keadilan, transparansi dan universal disetujui oleh 65 orang

responden. Meskipun rata-rata yang menyatakan setuju lebih dari 50 persen responden akan tetapi

faktor karakteristik nasabah bank syariah tidak berpengaruh signifikan. Hasil temuan ini hampir serupa

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

dengan Hidayat dan Nouf K. (2012) yang meneliti persepsi nasabah non-muslim terhadap bank syariah

di Arab Saudi. Bahwa prinsip utama bank syariah yang melarang praktik riba atau bungan bukan

alasan utama masyarakat non-muslim untuk menggunakan jasa bank syariah.

Faktor kedua yang tidak signifikan adalah faktor lokasi/aksesibilitas. Hasil ini tidak sesuai

dengan penelitian sebalumnya dari Maski (2010) dan Abduh et. al., (2012) yang menyatakan bahwa

penampilan fisik dan aksesibilitas menjadi salah satu pertimbangan nasabah berpindah ke bank lain.

Hal ini disebabkan karena hanya 55 responden yang menyatakan setuju bahwa lokasi bank syariah

strategis (dekat dengan rumah atau tempat kerja), 61 orang menyatakan bank syariah mempunyai

jaringan kantor cabang di berbagai kota, 62 orang menyatakan kantor bank syariah menarik dan

nyaman, 36 orang menyatakan bank syariah menyediakan atm yang banyak dan 59 orang menyatakan

bahwa bank syariah memberian pelayanan 24 jam (internet banking, sms banking dll).

Faktor yang tidak signifikan ketiga adalah promosi bank syariah. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan yang ditemukan oleh Nawi et. al., (2013) bahwa daya tarik (promosi) yang ditawarkan

oleh bank syariah mempengaruhi keputusan masyarakat memilih bank syariah. Begitu pula dengan

Selamat dan Abdul-Khadir (2012) yang menyatakan bahwa reputasi serta citra bank menjadi daya tarik

masyarakat memilih bank syariah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu

disebabkan karena responden yang menyatakan setuju bahwa bank syariah mempunyai reputasi dan

citra yang baik sebanyak 75 orang responden, 51 orang menyatakan bank syariah menayangkan iklan

di berbagai media massa (tetevisi, radio atau internet), 45 orang menyatakan keluarga atau teman

memberikan saran atau rekomendasi untuk menabung di bank syariah, dan hanya 27 orang yang

menyatakan bank syariah memberikan penawaran hadiah atau bonus yang menarik.

Uji Goodness Of Fit (R2)

Uji goodness of fit digunakan untuk mengetahui ukuran ketepatan model yang dipakai, yang

dinyatakan dengan beberapa persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen yang

dimasukan kedalam model regresi logit. Pada program SPSS, besarnya R2 dapat dilihat pada nilai

“Cox & Snell” dan “Negelkerke”.

Tabel 4 : Hasil Uji Goodness Of Fit (R2)

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 94.656a .356 .474

a. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Data primer diolah, 2014

Berdasarkan output di atas, dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R Square 0.474. Angka

tersebut menunjukan total kontribusi variabel independen dalam menjelaskan keragaman variabel

dependen. Sehingga total variasi yang dapat dijelaskan melalui model yang terpakai adalah 47.4 persen

atau dengan kata lain, variabel pelayanan, pengatahuan, karakteristik, biaya/harga, lokasi dan promosi

bank mampu menjelaskan sebesar 47.4 persen dari total variabel yang ikut menjelaskan variabel

dependen. Sedangkan sisanya yaitu 52.6 persen dijelaskan oleh variabel yang lain. Namun perlu

diingat, nilai ini hanya pendekatan saja, karena pada regresi logistik koefisien determinasi tidak dapat

dihitung seperti regresi linear. Sehinggga yang perlu lebih diperhatikan adalah seberapa banyak

variabel dependen dapat diprediksi dengan benar yang tercermin dari nilai Classification Table.

Selain menggunakan goodness-of-fit-statistic, perlu juga untuk melihat berapa kasus yang

diteliti dapat diklasifikasikan dengan benar, yaitu dengan melihat Classification Table. Tabel 4.11 di

bawah ini menggambarkan seberapa banyak kasus yang diamati, dimana nilai variabel dependen

adalah 0 atau 1 dapat diprediksi dengan benar (Burns, Robert P dan Richard Burns, 2009:580-581)

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Tabel 5 : Hasil Classification Table

Classification Tablea

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct Bank Mandiri Bank Syariah

Mandiri

Step 1 Y Bank Mandiri 37 13 74.0

Bank Syariah Mandiri 11 39 78.0

Overall Percentage 76.0

a. The cut value is ,500

Sumber: Data primer diolah, 2014

Pada Classification Table (tabel 5), pada bagian kolom adalah dua nilai prediksi dari variabel

dependen, sedangkan pada bagian baris adalah hasil observasi (aktual) dari variabel dependen. Dalam

model yang sempurna, semua kasus dalam bagian diagonal dan presentase keseluruhan akan 100

persen. Dalam penelitian ini, 78 persen dapat diklasifikasikan sebagai nasabah bank syariah mandiri

dan 74 persen diklasifikasikan sebagai nasabah bank mandiri. Secara keseluruhan 76 persen dapat

diklasifikasikan dengan benar. Hal ini berarti ada peningkatan klasifikasi yang benar dari 50 persen

pada model konstan (lihat Lampiran Classification Table Block 0). Sehingga dapat diketahui bahwa

model dengan prediktor secara signifikan lebih baik.

Uji Model dan Parameter

Sebelum menginterpretasikan model dan parameter, pengujian model dan parameter digunakan

untuk mengetahui apakah model signifikan dan parameter mempunyai pengaruh yang nyata. Pengujian

dapat dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow. Hosmer and Lemeshow digunakan

untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan

antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai hosmer and lemeshow lebih

dari alpha = 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti ada perbedaan model yang mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data

observasinya. Berikut ini adalah hasil uji Hosmer and Lemeshow:

Tabel 6 : Hasil Uji Hosmer and Lemeshow

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 4.455 8 .814

Sumber: Data primer diolah, 2014

Pada output dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan adalah baik atau model telah cukup

mampu menjelaskan data karena nilai statistic Hosmer and Lemeshow Goodnes-of-fit sig=0.814 yang

berarti lebih dari 0.05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan berarti model telah mampu

memprediksi nilai observasinya atau model telah mampu menjelaskan data.

Uji Wald adalah uji yang dilakukan untuk menguji tiap-tiap parameter. Uji ini dilakukan

dengan membandingkan statistik Wald yang berdistribusi chi-square pada df=1 dengan chi-square

tabel pada α. Jika statistik Wald lebih besar dari chi-square tabel pada df=1 dengan tingkat signifikansi

α maka parameter signifikan. Selain itu, signifikansi parameter dapat dilihat dengan membandingkan

P-value dengan α. Jika P-value lebih kecil dari alpha maka parameter dapat dikatakan signifikan.

Berikut ini adalah hasil uji Wald:

Tabel 7 : Hasil Uji Wald

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 .302 .130 5.410 1 .020 1.353

X2 .637 .197 10.416 1 .001 1.890

X3 .014 .133 .011 1 .917 1.014

X4 -.481 .204 5.584 1 .018 .618

X5 .164 .110 2.229 1 .135 1.178

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

X6 .097 .130 .556 1 .456 1.101

Constant -9.999 2.533 15.581 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6.

Sumber: Data primer diolah, 2014

Pada Tabel di atas, diperoleh nilai dari masing-masing variabel pada keputusan pembelian.

Faktor 𝑋1 sebesar 5.410, 𝑋2 sebesar 10.416, 𝑋3 sebesar 0.011, 𝑋4 sebesar 5.584, 𝑋5 sebesar 2.229 dan

𝑋6 sebesar 0.556. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada tiga variabel yang signifikan terhadap

α atau lebih besar dari 3,481 yaitu 𝑋1, 𝑋2, dan 𝑋4. Sedangkan variabel 𝑋3, 𝑋5 dan 𝑋6 tidak signifikan

terhadap α karena nilai uji wald lebih kecil dari nilai α. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝑋1, 𝑋2,

dan 𝑋4 berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah memilih bank syariah.

Interpretasi Model dan Parameter

ln (𝑃

1 − 𝑃) = −9.999 + 0.302 𝑋1 + 0.637 𝑋2 + 0.014 𝑋3 − 0.481 𝑋4 + 0.164 𝑋5 + 0.097 𝑋6

1. Variabel Pelayanan

Slope untuk variabel pelayanan pada bank mempunyai parameter = 0.302. Artinya proporsi

responden yang puas terhadap pelayanan bank dan percaya untuk menyimpan dananya di bank syariah

lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang tidak puas terhadap pelayanan bank syariah dan

tidak mau menyimpan dananya di bank syariah. Besaran ln (𝑃

1−𝑃) = 0.302; perbandingan risiko

sebesar e0,302=1.353. Artinya: kecenderungan responden yang puas terhadap pelayanan bank syariah

dan percaya untuk menyimpan dananya di bank syariah 1.353 kali bila dibandingkan responden yang

tidak puas terhadap pelayanan bank syariah dan tidak percaya untuk menyimpan dananya di bank

syariah.

Menurut Selamat (2012:4) nasabah akan memperhatikan pada pelayanan yang diberikan oleh

bank, karena antara satu bank dengan bank yang lain menawarkan produk dan jasa yang hampir

serupa, seperti tabungan maupun pinjaman. Kunci perbedaan antara satu bank dengan yang lain adalah

bagaimana kecepatan dan efisiensi pelayanan yang diberikan sebagai salah satu keunggulan

kompetitif. Pelayanan yang diberikan oleh suatu bank sangat berpengaruh terhadap preferensi nasabah

dalam memilih suatu bank. Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas

perusahaan adalah kemampuan bank untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan dan akurat (reliability), pelayanan yang cepat dan tepat

(responsiveness), pelayanan yang menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para nasabah

(assurance), dan pelayanan yang ramah dan bersahabat (emphaty) akan memuaskan nasabah untuk

menggunakan produk maupun jasa yang ditawarkan.

2. Variabel Pengetahuan

Slope untuk variabel pengetahuan mempunyai parameter = 0,637. Artinya proporsi responden

yang mengetahui informasi bank syariah dengan baik lebih besar daripada responden yang tidak

mengetahui informasi bank syariah dengan baik. Besaran ln (𝑃

1−𝑃) = 0.637; perbandingan risiko

sebesar e0.637=1.891. Artinya: kecenderungan responden yang mengetahui informasi bank syariah

dengan baik untuk menabung di bank syariah adalah 1.891 kali bila dibandingkan responden yang

tidak mengetahui bank syariah dengan baik.

Responden yang terbuka terhadap informasi dan mengetahui tentang bank syariah dengan baik

cenderung akan tetap menjadi nasabah bank syariah. Informasi atau pengetahuan yang lebih tentang

bank syariah sangat diperlukan untuk Meningkatkan minat masyarakat terhadap bank syariah yang

sampai saat ini masih rendah. Hal ini sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen antara lain pengalaman belajar dan kelompok anutan. Seorang nasabah akan menentukan

tindakan ataupengambilan keputusan membeli setelah konsumen mempelajari produk, merk dan

pelayananyang dianggap memuaskan. Seorang nasabah juga mencari suatu obyek yang didasarkan

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

ataskeadaan masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Kelompok anutan juga

mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku konsumen. Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku

konsumen antara lain dalam menentukan produk dan merk yang akan digunakan (Maski, 2010:54)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana

operasional maupun sistem bank syariah kepada masyarakat sangatlah penting, karena bila masyarakat

mengetahui dengan baik tentang bank syariah maka kecenderungan untuk bergabung menjadi nasabah

bank syariah lebih besar.

3. Variabel Karakteristik Bank Syariah

Slope untuk variabel karakteristik mempunyai parameter = 0.014. Artinya proporsi responden

yang menyetujui bahwa bank syariah diterapkan berlandaskan syariat Islam, pembagian laba

menggunakan bagi hasil, pendanaan dan pembiayaan layanan bank syariah hanya untuk bisnis yang

halal dan hubungan nasabah dan bank bersifat kemitraan, keadilan, transparansi dan universal lebih

besar bila dibandingkan dengan responden yang tidak menyetujuikarakteristik bank syariah

tersebut.Besaran ln (𝑃

1−𝑃) = 0.014; perbandingan risiko sebesar e0.014=1.014. Artinya: kecenderungan

respondenyang menyetujui bahwa bank syariah diterapkan berlandaskan syariat Islam, pembagian laba

menggunakan bagi hasil, pendanaan dan pembiayaan layanan bank syariah hanya untuk bisnis yang

halal dan hubungan nasabah dan bank bersifat kemitraan, keadilan, transparansi dan universal adalah

1.014 kali bila dibandingkan responden yang tidak menyetujuikarakteristik bank syariah.

Responden yang berpendapat bahwa bank syariah dilaksanakan berlandaskan syariat Islam akan

cenderung memilih bank syariah, responden yang yakin akan penerapan sistem bagi hasil akan

cenderung menjadi nasabah bank syariah. Pendanaan dan pembiayaan layanan bank syariah yang

hanya digunakan untuk bisnis yang halal dan baik akan meningkatkan kecenderungan untuk bergabung

dengan bank syariah, kemudian adanya hubungan antara pihak bank dengan nasabah yang bersifat

kemitraan, keadilan, transparansi dan universal akan menjadi salah satu pendorong kecenderungan

untuk menggunakan jasa bank syariah.

4. Variabel Harga atau Biaya

Slope untuk variabel harga/biaya mempunyai parameter = -0.481. Artinya proporsi responden

yang mempertimbangkan harga atau biaya di bank syariah seperti penerapan sistem bagi hasil yang

lebih adil dan menguntungkan, biaya simpan-pinjam yang rendah dan biaya administrasi bulanan yang

rendah lebih kecil bila dibandingkan dengan nasabah yang tidak mempertimbangkan harga atau biaya

di bank syariah.Besaran ln (𝑃

1−𝑃) = −0.481; perbandingan risiko sebesar e-0.481=0.618. Artinya:

kecenderungan responden yang mempertimbangkan harga atau biaya sebelum menggunakan jasa bank

syariah adalah 0.618 kali bila dibandingkan responden yang tidak mempertimbangan harga atau biaya

dari bank syariah.

Variabel harga atau biaya ini berpengaruh negatif terhadap keputusan nasabah memilih bank

syariah. Hal ini mungkin disebabkan karena harga atau biaya di bank syariah di anggap relatif sama

dengan bank konvensional. Bisa juga disebabkan karena kurangnya informasi yang dimiliki oleh

nasabah tentang seberapa besar harga atau biaya di bank syariah.

5. Variabel Lokasi/Aksesibilitas Bank Syariah

Slope untuk variabel lokasi/aksesibilitas bank syariah mempunyai parameter = 0.164. Artinya

proporsi responden yang memperhatikan lokasi/aksesibilitas seperti lokasi yang strategis, jaringan

kantor diberbagai kota, kantor yang menarik dan nyaman, atm, serta fasilitas pendukung lainnya lebih

besar bila dibandingkan dengan nasabah yang tidak memperhatikan lokasi/aksesibilitas bank syariah.

Besaran ln (𝑃

1−𝑃) = 0.164; perbandingan risiko sebesar e0,164=1.178. Artinya: kecenderungan

responden yang memperhatikan lokasi/aksesibilitas bank syariah sebelum menggunakan jasa bank

syariah adalah 1.178 kali bila dibandingkan responden yang tidak memperhatikan lokasi/aksesibilitas

bank syariah bank syariah.

Dengan adanya penyediaan lokasi/aksesibilitas yang baik akan meningkatkan peluang

seseorang untuk menabung di bank syariah. Karena dengan adanya lokasi yang strategis disertai

penyediaan jaringan kantor diberbagai kota, kantor yang menarik dan nyaman, atm, serta fasilitas

pendukung lainnya akan meningkatkan kepuasan di pihak nasabah.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Pada uji regresi logistik variabel lokasi/aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan nasabah menggunakan bank syariah. Lokasi/aksesibilitas ini sangat penting bagi sebuah

bank untuk menarik nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan. Menurut Umar dalam Maski

(2010, 54) penentuan lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal antara lain mudah dan

dapat diakses oleh konsumen, lalu lintas orang-orang, tempat parkir yang memadai, lingkungan yang

mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari pihak berwenang.

6. Variabel Promosi

Slope untuk variabel promosi mempunyai parameter = 0.097. Artinya, proporsi keputusan

nasabah memilih bank syariah berdasarkan reputasi dan citra bank syariah yang baik, iklan di berbagai

media masa (televisi, radio atau internet), keluarga, kerabat atau teman yang memberikan saran atau

rekomendasi untuk menabung di bank syariah, penawaran hadiah atau bonus yang menarik, lebih besar

bila dibandingkan dengan proporsi keputusan nasabah yang tidak mempertimbangkan faktor promosi

di atas. Hal ini dapat dilihat dariln (𝑃

1−𝑃) = 0.097; perbandingan risiko sebesar e0.097=1.102. Artinya:

kecenderungan responden yang memperhatikan faktor promosi bank syariah sebelum menggunakan

jasa bank syariah adalah 1.102 kali bila dibandingkan responden yang tidak memperhatikan faktor

promosi dari bank syariah.

Promosi merupakan salah satu dari stimulus pemasaran, dengan adanya promosi bank syariah

dapat mengkomunikasikan suatu produk kepada calon nasabah agar dapat lebih mengenal produk dan

tertarik, kemudian membeli dan selanjutnya fanatik terhadap produk tersebut. Selain itu, dengan

adanya promosi diharapkan bank syariah bisa mendapatkan kenaikan penjualan dan profit,

mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, membedakan dan mengunggulkan

produk dibandingkan produk pesaing serta membantu mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

Faktor Dominan

Berdasarkan hasil regresi logistik, faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah memiliki

koefisien β yang paling besar, yaitu 0.637. Sehingga faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah

mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan

syariah.

Pengetahuan nasabah adalah semua informasi yang dimiliki oleh nasabah mengenai berbagai

macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk jasa bank syariah.

Pengetahuan ini meliputi kategori produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan

mengenai produk (Daiwan, 2013).

Nasabah memiliki tingkatan pengetahuan tentang produk bank syariah (levels of product

knowledge) yang berbeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat

pilihan pembelian. Kotler (2004:183-199) mendeskripsikan perilaku pembelian konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Pada faktor psikologis ada empat hal yang

mempengaruhi perilaku pengetahuan konsumen yaitu motivasi: kebutuhan seseorang yang cukup

mendorong seseorang untuk bertindak; persepsi: proses yang digunakan seorang individu untuk

memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti; pembelajaran: meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman; keyakinan dan sikap: melalui perbuatan dan belajar, orang mendapatkan keyakinan

dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian.

Nasabah yang mempunyai informasi cukup tentang bank syariah seperti produk dan jasa yang

ditawarkan, prinsip-prinsip bank syariah (mudharabah, murabahah, musyarakah dll), dan perhitungan

bagi hasil akan memiliki kecenderungan untuk bergabung dengan bank syariah. Sehingga diperlukan

adanya peningkatan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat tentang keunggulan dan kelebihan

bank syariah. Sosialisasi dan edukasi ini bisa melalui saluran pemasaran, ataupun melibatkan para

ulama dan kalangan masyarakat seperti pebisnis, akademisi serta lembaga-lembaga seperti Majelis

Ulama Indonesia (MUI).

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pemaparan dalam bab hasil dan pembahasan maka

kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor pelayanan bank syariah, faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah, dan faktor

harga/biaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah.

Sedangkan faktor karakteristik bank syariah, faktor lokasi dan faktor promosi tidak berpengaruh

secara signifikan.

2. Faktor yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan syariah adalah

adalah faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah. Adanya pengetahuan yang mumpuni

tentang bagaimana konsep bank syariah akan meningkatkan kecenderungan untuk

menggunakan jasa perbankan syariah.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan serta kesimpulan, maka dapat diajukan

beberapa saran untuk perbaikan bank syariah:

1. Meskipun faktor yang dominan mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih bank syariah

adalah pengetahuan tentang konsep bank syariah, faktor-faktor lain seperti pelayanan,

karakteristik bank syariah, biaya/harga, lokasi/aksesibilitas, dan promosi juga perlu diperbaiki

dan ditingkatkan agar jumlah nasabah dibank syariah bisa bertambah serta dapat bersaing

dengan bank konvensional.

2. Sampai saat ini sosialisasi dan edukasi tentang bank syariah masih minim, dampaknya

masyarakat luas masih banyak yang belum mengerti dan memahami tentang sistem, konsep,

produk, keuntungan dan keunggulan bank syariah. Sehingga kedepan perlu adanya peningkatan

sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat baik melalui media masa seperti koran, internet,

buku, majalah maupun dialog atau seminar. Sosialisasi dan edukasi ini tentu saja bukan hanya

masalah halal haram tentang riba atau label syariah saja, tetapi juga mengedepankan aspek

rasional dan obyektif.

3. Dalam usaha meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bank syariah diperlukan adanya

kerjasama oleh semua pihak, baik pemerintah, bank Indonesia, bank syariah, Majelis Ulama

Indonesia (MUI), Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan lain-lain.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

DAFTAR PUSTAKA

Abduh Muhamad, Salina Kassim, dan Zainurin Dahari. 2012. Customer Satisfaction and Switching

Behavior in Islamic Banking: Evidence from Indonesia. School of Doctoral Studies (European

Union) Journal. 209-215.

Abdullah, Abdul Aziz, Rokiah Sidek, dan Ahmad Azrin Adnan. 2012. Perseption of Non-Muslims

Customers towards Islamic Banks in Malaysia. International Journal of Business and Social

Science, Vol.3, (No.11) : 151-163.

Antonio, M. Syafi`i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah.

Bank Indonesia. 2013. Statistik Perbankan Syariah 2012.

Bank Syairah Mandiri. 2014. Penghargaan. http://www.syariahmandiri.co.id/ category/penghargaan/.

Diakses pada 27 Maret 2014.

Beng, Soon Chong dan Ming-Hua Liu. 2009. How Islamic Banking: Interest-Free or Interest-Based?.

Pacific-Basin Finance Journal, Vol. 17, 125-144.

Burns, Robert P dan Richard Burn. 2009. Business Research Metods and Statistics Using SPSS. New

York: SAGE Publications.

Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Terjemahan Ikhwan Abidin B. Jakarta: Gema Insani

Press.

Chudhry, M. Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar. Terjemahan Suherman Rosyidi.

Jakarta: Kencana.

Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,

dan Multivariat, Dilengkapi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

Daiwan. 2013. Pengetahuan Konsumen Tentang Produk. http://daiwanalbantani-

daiwan.blogspot.com/2013/10/pengetahuan-konsumen-tentang-produk.html?m=1. Diakses pada

27 Juli 2014.

Douglas A. Lind, Robert D. Mason, William G. Marchal. 1999. Basic Statistics for Business and

Economics. McGraw-Hill Higher Education.

Global Finance. 2013. World’s Best Islamic Financial Institutions 2013: Country Winners.

http://www.gfmag.com/archives/176-june-2013/12509-worlds-best-islamic-financial-

institutions -2013-country-winners.html#axzz2vCWUFfSi. Diakses pada 27 Februari 2014.

Gudono. 2012. Analisis Multivariat. Yogyakarta: BPFE

Haron, Sudin, Ahmad, Norafifah dan Planisek, Sandra L. Bank Patronage Factors of Muslim and Non-

Muslim Customers. International Journal of Bank Marketing, Vol. 12, (No.1) : 32–40.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH

Haque, Ahasanul. 2010. Islamic Banking in Malaysia: A Study of Attitudinal Differences of Malaysian

Customers. Europan Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, Vol. 18,

(No.1) : 7-18.

Hidayat, Sutan Emir dan Nouf K. Al-Bawardi. 2012. Non-Muslims’ Perceptions Towards Islamic

Banking Secvices in Saudi Arabia. Journal of US-China Public Administration, Vol.9, (No.6) :

654-670.

Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniati. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Muslim dan Non Muslim Dalam Memilih

Jasa Perbankan Syariah (Di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Yogyakarta dan Bank

Pembangunan Daerah (BPD) DIY Syariah). Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Sekolah

Pascasarjana Universitas Gajahmada.

Lewis, Mervyn K. dan Latifa M. Algaoud. 2005. Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik dan Prospek.

Terjemahan Burhan Wirasubrata. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Nawi, Farah Amalina Md, Yazid, Ahmad Shukri, dan Mohammed, Mustafa Omar. A Critical

Literature Review for Islamic Banks Selection Criteria in Malaysia. International Business

Research, Vol. 6, (No.6): 143-151.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Priantina, Anita. 2013. Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia.

http://ramadan.detik.com/read/2013/08/18/075234/2333137/1522/perjalanan-perbankan-

syariah-di-indonesia--habis-?r992203625. Diakses pada 14 Maret 2014.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2011. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali

Pers.

Selamat, Zarehan dan Abdul-Khadir Hazlina. 2012. Attitude and Patronage Factors of Bank Customers

in Malaysia: Muslim and non-Muslim Views. Journal of Islamic Economics, Banking and

Finance, Vol.8, (No.4) : 87-100.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (Bamui, Takaful

dan Pasar Modal Syariah) di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.

Usman, Hardius. 2013. Aplikasi Teknik Multivariate untuk Riset Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Wijayanti, Anita, Kurniawati Eris Tri dan Hussein, Ananda Sabil. 2009. Perilaku Nasabah Dalam

Bertransaksi Dengan Bank Syariah di Kota Malang: Perspektif Teory of Planned Behaviour.

Jurnal Intermediasi Muhamadiyah Malang, Vol. 5, (No.1) :29-45.