78
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUNGGAKAN KUR MIKRO BRI UNIT CIAMPEA BOGOR INDAH PURNAMAWATI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

  • Upload
    buianh

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TUNGGAKAN KUR MIKRO BRI UNIT CIAMPEA BOGOR

INDAH PURNAMAWATI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI Unit

Ciampea Bogor adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Indah Purnamawati

NIM H34110044

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

ABSTRAK

INDAH PURNAMAWATI. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tunggakan KUR

Mikro BRI Unit Ciampea, Bogor. Dibimbing oleh DWI RACHMINA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik debitur Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Mikro berdasarkan tunggakan dan menganalisis faktor yang

mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro di BRI Unit

Ciampea, Bogor. Lokasi penelitian ini di BRI Unit Ciampea yang terletak di Jalan

Letnan Sukarna, Warung Borong, Ciampea, Bogor. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Metode Analisis Regresi Berganda. Hasil dari penelitian

ini terdapat tiga karakteristik yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi persentase total tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea

yaitu karakteristik personal yang terdiri dari variabel tingkat pendidikan, jarak

rumah nasabah, jumlah tanggungan keluarga dan frekuensi menerima kredit.

Karakteristik kedua yaitu karakteristik usaha yang meliputi variabel jenis usaha,

pengalaman usaha, aset usaha dan omset usaha.Ketiga karakteristik Kredit

meliputi variabel jangka waktu menerima kredit dan penggunaan kredit untuk

usaha. Dari sepuluh variabel yang digunakan ada delapan variabel yang

berpengaruh nyata terhadap persentase total tunggakan KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea (α = 10%) yaitu variabel tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah,

frekuensi menerima kredit, jenis usaha, pengalaman usaha, aset usaha, omset

usaha dan penggunaan kredit untuk usaha. Sehingga berdasarkan hasil penelitian

pihak BRI Unit Ciampea harus memperhatikan faktor yang berpengaruh nyata

tersebut sebagai acuan dan penyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada calon

nasabah.

Kata kunci: karakteristik debitur KUR, tunggakan, variabel-variabel faktor

ABSTRACT

INDAH PURNAMAWATI. Analysis Of The Influensing Factors Arrears Of

Micro Credit Program In Bri Ciampea, Bogor. Supervisedby DWI RACHMINA.

This research aimed to identify the characteristics of micro credit program

customers based on the arrears and to analyze the influencing factors in BRI

Ciampea, Bogor using regression analysis method. There were three

characteristics used to analysis the factors influencing the arrears in BRI Ciampea,

namely personal, business and credit characteristic. The first characteristic was

personal characteristic including educational background variable, distance of the

customers’ houses, number of families to support, and frequency of credit

received. The second was business characteristic including business type variable,

business experience, business asset, and business revenue. The third was credit

characteristic including variable of credit acceptance period and credit utilization.

Of ten variables, eight significantly influenced the arrears (α = 10%), i.e.

educational background variable, distance of the customers’ houses, frequency of

credit received, business type, business experience, business asset, business

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

revenue, and credit utilization. BRI Ciampea should consider those influencing

factors as a reference in distribuuting the credit to the customers.

Keyword: characteristics customers KUR, arrears, variable’s factor

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TUNGGAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO BRI

UNIT CIAMPEA BOGOR

INDAH PURNAMAWATI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah

pembiayaan, dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI Unit Ciampea, Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Dwi Rachmina, MSi selaku

pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak

Furqon dan Bapak Jupri dari BRI Unit Ciampea, serta Bapak Iwa beserta staf Unit

yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih

sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Indah Purnamawati

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 7

Karakteristik UMKM 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tunggakan KUR Mikro 8

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kredit 11

Risiko Kredit 13

Strategi Penghindaran Kredit Bermasalah 15

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Sumber Data 21

Metode Pengambilan Sampel 22

Metode Pengolahan dan Analisis Data 22

Analisis Kualitatif 23

Anlaisis Kuantitatif 23

Analisis Regresi Linier Berganda 23

Definisi Operasional 28

GAMBARAN UMUM BRI UNIT CIAMPEA 29

Sejarah dan Struktur Organisasi BRI Unit Ciampea 29

Visi, Misi dan Tujuan BRI Unit Ciampea 31

Budaya Perusahaan 32

Bidang Usaha 32

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

Macam-Macam Kredit 33

Mekanisme Penyaluran KUR Mikro pada BRI Unit Ciampea 34

HASIL DAN PEMBAHASAN 36

Karakteristik Responden berdasarkan Tunggakan BRI Unit Ciampea 36

Karakteristik Personal 37

Karakteristik Usaha 40

Karakteristik Kredit 42

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tunggakan KUR Mikro BRI Unit

Ciampea 44

Karakteristik Personal 46

Karakteristik Usaha 49

Karakteristik Kredit 51

Implikasi Manajerial 52

KESIMPULAN DAN SARAN 53

Simpulan 53

Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 57

RIWAYAT HIDUP 60

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan jumlah pelaku usaha menurut skala usaha tahun 2011-

2012 1

2 Perkembangan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM menurut

skala usaha tahun 2011-2012 atas harga konstan 2000 2

3 Perkembangan jumlah penyerapan tenaga kerja menurut skala usaha

tahun 2011-2012 2

4 Perkembangan total plafon dari tahun 2012 hingga 31 Maret 2014 3 5 NPL pelayanan KUR dari tahun 2012 hingga 31 Maret 2014 4

6 Statistika deskriptif responden KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014 37 7 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan tingkat pendidikan 38 8 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan jarak rumah nasabah 38 9 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan jumlah tanggungan keluarga 39 10 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan frekuensi menerima kredit 39 11 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan jenis usaha 40 12 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan pengalaman usaha agribisnis 40 13 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan aset usaha 41 14 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan omset usaha 42 15 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan jangka waktu pelunasan kredit 42 16 Sebaran responden debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2014

berdasarkan penggunaan kredit untuk usaha 43 17 Hasil pengujian model regresi linier berganda tunggakan KUR Mikro

BRI Unit Ciampea tahun 2014 45

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

DAFTAR GAMBAR

1 Perkembangan Debitur KUR BRI Unit Ciampea tahun 2013-2014 5 2 Keragaan KUR bermasalah BRI Unit Ciampea tahun 2013-2014 5

3 Alur Kerangka Pemikiran Operasional 20 4 Struktur Organisasi BRI Unit Ciampea 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Realisasi KUR menurut provinsi (31 Maret 2014) 57 2 Output regresi linier berganda pada analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea tahun 2014 58 3 Uji heteroskedastisitas dan uji normalitas pada analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea tahun

2014 59

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM
Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang

paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk

dikembangkan. UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran penting

dan strategis serta terbukti sebagai sektor usaha yang mampu bertahan terhadap

krisis ekonomi global yang sedang melanda kalangan usaha di tingkat

internasional maupun kalangan usaha di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah UMKM yang mengalami peningkatan sebesar 2.41 persen pada tahun

2012, yaitu dari 55 206 444 unit pada tahun 2011 menjadi 56 534 592 unit pada

tahun 2012. Perkembangan jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1 Perkembangan jumlah pelaku usaha menurut skala usaha tahun 2011-

2012

No Skala Usaha Jumlah (Unit) Perkembangan

Tahun 2011 Tahun 2012 (Unit) (%)

1 Usaha Mikro 54 559 969 55 856 176 1 296 207 2.38 2 Usaha Kecil (UK) 602 195 629 418 27 223 4.52

3 Usaha Menengah (UM) 44 280 48 997 4 717 10.45

Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

55 206 444 56 534 592 1 328 147 2.41

4 Usaha Besar (UB) 4 952 4 968 16 0.32

Jumlah 55 211 396 56 539 560 1 328 163 Sumber: Kementerian Kopersi dan UMKM (2014)

Usaha Mikro merupakan salah UMKM yang memiliki jumlah pelaku usaha

menurut skala usaha paling besar dibandingkan dengan skala usaha lainnya

terhadap total usaha yang ada di Indonesia, yaitu sebesar 54 559 969 unit pada

tahun 2011 dan sebesar 55 856 176 unit pada tahun 2012. Sektor UMKM,

terutama Usaha Mikro merupakan salah satu sektor yang berperan penting

terhadap perekonomian nasional Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari kontribusi

sektor Usaha Mikro yang cukup signifikan terhadap pembentukan Produk

Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Pada tahun 2011, kontribusi Usaha Mikro

terhadap PDB nasional menurut harga konstan 2000 tercatat sebesar 761 228.8

milyar rupiah atau 32.02 persen, sedangkan pada tahun 2012 kontribusi Usaha

Mikro terhadap PDB nasional menurut harga konstan 2000 tercatat sebesar 790

825.6 milyar rupiah atau 31.32 persen. Perkembangan nilai produk domestik bruto

UMKM menurut skala usaha tahun 2011-2012 atas dasar harga konstan 2000

dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

2

Tabel 2 Perkembangan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM menurut

skala usaha tahun 2011-2012 atas dasar harga konstan 2000

No Skala Usaha Jumlah (Rp Milyar) Perkembangan

Tahun 2011 Tahun 2012 (Jumlah) (%)

1 Usaha Mikro 761 228.8 790 825.6 29 396.8 3.89 2 Usaha Kecil (UK) 261 315.8 294 280.7 32 944.9 12.61

3 Usaha Menengah (UM) 346 781.4 366 373.9 19 592.5 3.63

Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

1 369 326 1 451 450 82 134.2 6.00

4 Usaha Besar (UB) 1 007 784 1 073 660 66 876.1 6.54

Jumlah 2 377 110 2 525 120 148 010.7 6.23 Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (2014)

Selain memberikan kontribusi besar terhadap PDB nasional, UMKM juga

merupakan usaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan karena sifatnya

yang padat karya, berbeda dengan usaha besar yang bersifat padat modal. Pada

tahun 2011, total tenaga kerja Indonesia yang terserap sebesar 101 722 458 orang,

sedangkan pada tahun 2012, total tenaga kerja yang terserap sebesar 107 657 509

orang. UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97.24 persen dari total

tenaga kerja yang ada pada tahun 2011 dan 97.16 persen dari total penyerapan

tenaga kerja yang ada pada tahun 2012. Perkembangan jumlah tenaga kerja

menurut skala usaha tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perkembangan jumlah penyerapan tenaga kerja menurut skala usaha

tahun 2011-2012 No Skala Usaha Jumlah (Orang) Perkembangan

Tahun 2011 Tahun 2012 (Jumlah) (%)

1 Usaha Mikro 94 957 797 99 859 517 4 901 720 5.16

2 Usaha Kecil (UK) 3 919 992 4 535 970 615 977 15.71

3 Usaha Menengah (UM) 2 844 669 3 262 023 417 354 14.67 Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

101 722 458 107 657 509 5 935 051 5.83

4 Usaha Besar (UB) 2 891 224 3 150 645 259 422 8.97 Jumlah 104 613 681 110 808 154 6 194 473 5.92

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (2014)

Ternyata, Usaha Mikro juga memiliki kontribusi terbesar dalam penyerapan

tenaga kerja, yaitu sebesar 94 957 797 orang dari total tenaga kerja pada tahun

2011, begitu juga pada tahun 2012 sebesar 99 859 517 orang dari total tenaga

kerja yang terserap berasal dari Usaha Mikro. Hal ini menunjukkan bahwa Usaha

Mikro telah berperan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat

mengatasi masalah pengangguran. Pelaku usaha pada Usaha Mikro pada

umumnya memiliki keterbatasan dalam akses permodalan di mana permodalan

tersebut dibutuhkan sebagai modal dan meningkatkan usahanya. Agar pelaku

Usaha Mikro mudah dalam memperoleh akses permodalan, pemerintah yaitu

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menciptakan Kredit Usaha

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

3

Rakyat (KUR). KUR adalah pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah

(UMKM) dalam bentuk pemberian modal kerja yang didukung oleh fasilitas

peminjaman untuk usaha yang belum layak menurut perbankan namun sudah

feasible. Program KUR ini bertujuan agar pelaku usaha UMKM dapat mudah

dalam memperoleh pembiayaan.KUR disalurkan melalui beberapa bank seperti

BRI, BNI, Bank Mandiri, Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan

Negara, BNI Syari’ah dan Bank Pembangunan Daerah.Pemerintah memberikan

penjaminan 70 persen sementara 30 persen sisanya ditanggung oleh bank

pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM

pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong perekonomian nasional.

Perkembangan penyaluran realisasi KUR dari tahun 2012 hingga sekarang sangat

pesat. Penyaluran dana KUR yang setiap tahunnya ditingkatkan oleh pemerintah,

hal ini dapat dilihat berdasarkan perkembangan total plafon pada seluruh lembaga

penyalur program KUR dari tahun 2012 hingga 31 Maret tahun 2014 dapat dilihat

di Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan total plafon dari tahun 2012 hingga 31 Maret 2014

No BANK Total Plafon (RpJuta) Tahun ke-

2012 2013 31 Maret 2014

1 BNI 8 887 572 13 953 788 14 517 812 2 BRI (KUR Ritel) 11 433 848 17 093 831 18 442 301

3 BRI (KUR mikro) 40 198 535 69 908 640 78 080 302

4 Bank Mandiri 9 613 948 14 454 479 14 945 991 5 BTN 2 868 251 4 259 955 4 400 856

6 Bank Bukopin 1 233 318 1 778 625 1 798 407

7 Bank Syariah Mandiri 2 430 838 3 635 832 3 658 132

8 BNI Syariah 17 936 226 506 245 784 9 BPD 8 244 573 13 237 733 14 171 390

Sumber: Komite KUR Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2014)

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa perkembangan jumlah total

plafon terbesar masih di capai oleh Bank BRI KUR Mikro dan total plafon

terendah diraih oleh Bank Syariah. Pada tahun 2012 realisasi penyaluran KUR

mencapai Rp34 230 triliun, jumlah ini melampaui target pemerintah sebesar 30

triliun rupiah. Pada tahun 2013 realisasi KUR telah mencapai lebih dari target

pemerintah, di mana pada tahun ini pemerintah meningkatkan targer sebesat 36

triliun rupiah dan akhirnya pada tahun ini mampu direalisasikan penyalurannya

sebesar 47 trilun rupiah. Penyaluran realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak

terlepas adanya masalah kredit macet yang diukur dengan nilai NPL (Non

Performing Loan), dimana semakin tinggi nilai NPL (Non Peforming Loan) maka

kinerja lembaga penyalur KUR semakin buruk. Berdasarkan data Tabel 5, BRI

Mikro adalah penyalur KUR yang memiliki NPL (Non Performing Loan) terkecil

dari tahun 2013 hingga saat ini yaitu sebesar 1.4 persen pada tahun 2013 dan pada

tahun 2014 sebesar 2.0 persen.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

4

Tabel 5 NPL penyaluran KUR dari tahun 2012 hingga 31 Maret 2014

No BANK NPL KUR (%) Tahun ke-

2012 2013 31 Maret 2014

1 BNI 5.8 4.0 4.1

2 BRI (KUR Ritel) 3.8 2.1 3.3 3 BRI (KUR mikro) 2.2 1.4 2.0

4 Bank Mandiri 1.8 3.5 4.2

5 BTN 5.6 3.7 8.3

6 Bank Bukopin 11.6 4.5 4.9 7 Bank Syariah Mandiri 4.5 9.4 11.0

8 BNI Syariah 0.0 3.4 3.5

9 BPD 6.2 7.7 8.8 Sumber: Komite KUR Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2014)

Di lihat dari sebaran wilayahnya (Lampiran 1), penyerapan KUR masih

terfokus di Pulau Jawa. Jawa Barat menduduki peringkat ketiga terbesar yang

menyerap KUR.Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran KUR oleh Bank

Pelaksana masih didominasi oleh sektor perdagangan.Penyaluran disektor

perdagangan mencapai 70.477 triliun rupiah dengan 6.094 juta debitur.Sektor

pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana

yaitu sebesar 20.2 triliun rupiah kepada 1.34 juta debitur. Berdasarkan data

tersebut, maka diperlukan analisis faktor apa saja yang mempengaruhi persentase

total tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI Unit Ciampea Bogor, hal

ini dilakukan agar sebagai bahan acuan oleh Bank BRI dan dapat juga menjadi

bahan acuan bagi bank lain yang masih memiliki NPL besar.

Perumusan Masalah

Bank Rakyat Indonesia Unit Ciampea Cabang Dewi Sartika Bogor

merupakan salah satu dari kantor unit yang dibuka oleh BRI untuk melayani

masyarakat termasuk di dalamnya adalah memberikan pelayanan Kredit Usaha

Rakyat (KUR). Di antara unit-unit BRI yang berada dibawah Kantor Cabang

Dewi Sartika Bogor, BRI Unit Ciampea memiliki peluang terhadap sektor Usaha

Mikro.Secara umum fungsi dan tujuan yang dimilikinya sama dengan kantor

cabang lainnya yang ada di seluruh wilayah Indoensia. Banyak fasilitas yang

ditawarkan oleh produk simpanan Bank BRI dalam upaya mengumpulkan dana

dari masyarakat baik berupa tabungan maupun non tabungan dan produk

pinjaman berupa kredit. Sejak direalisasikannya penyaluran KUR oleh BRI,

jumlah debitur yang mengakses KUR pada BRI Unit Ciampea secara umum

cenderung memperlihatkan adanya peningkatan meskipun tidak begitu besar

peningkatannya (Gambar 1).

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

5

Gambar 1 Perkembangan debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Unit Ciampea tahun 2013-2014

Sumber: BRI Unit Ciampea (2014)

Namun, seiring dengan peningkatan penyaluran KUR, peningkatan rasio

kredit bermasalah (NPL) KUR juga terjadi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Selain menunjukkan adanya penurunan NPL pada bulan Desember 2013 sampai

bulan Maret 2014 sebesar 0.72 persen, namun pada bulan April 2014 sampai

bulan Agustus 2014 mengalami peningkatan NPL sebesar 2.84 persen. Kemudian

mengalami penurunan lagi hingga saat ini mencapai 1.15 persen, tingkat NPL

tersebut juga menunjukkan kinerja penyaluran KUR pada BRI Unit Ciampea

sudah berada di atas tingkat NPL KUR Mikro pada BRI secara keseluruhan. Per

31 Maret 2014, tingkat NPL KUR Mikro PT Bank BRI adalah sebesar 2.0 persen

sementara tingkat NPL KUR Mikro pada BRI Unit Ciampea sebesar 1.072 persen.

Gambar 2 Keragaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah BRI

Unit Ciampea Tahun 2013-2014 Sumber: BRI Unit Ciampea (2014)

0200400600800

Ju

mla

h D

eb

itu

r

(Oran

g)

Bulan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

NP

L (

%)

KU

R M

ikro

Bulan

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

6

Tingginya angka kredit bermasalah merupakan salah satu indikasi kurang

berhasilnya suatu unit kerja BRI. Oleh karena itu, Bank BRI harus terus

melakukan pengembangan salah satunya dengan terus mengembangkan

pengelolaan risiko kredit, terutama dalam hal penyeleksian calon debitur agar

dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembiayaan serta menyokong

pengembangan usaha mikro. Dengan demikian faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap tunggakan oleh debitur perlu menjadi hal yang diperhatikan oleh PT

Bank BRI agar angka kredit bermasalah dapat ditekan. Sehingga secara garis

besar masalah yang akan dibahas dan dirumuskan adalah Faktor apa saja yang

mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI Unit Ciampea

sehingga dapat menurunkan tingkat NPL?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan:

1. Mengidentifikasi karakteristik debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI

Unit Ciampea Bogor berdasarkan tunggakan Kredit Usaha Rakyat.

2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit

Ciampea Bogor.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai berikut:

1. Bagi pihak bank

Hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai gambaran tentang

keadaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro bagi para pengambil

keputusan untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

kredit, khususnya dalam menyalurkan kredit yang lebih efektif bagi usaha

mikro dan menengah. Berguna untuk manajemen Bank BRI Unit Ciampea

Bogor agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro sehingga bisa meningkatkan kualitas

kredit dan bisa menekan NPL KUR Mikro sampai titik terendah dan

sebagai acuan bagi Bank lainnya untuk pengambilan keputusan dalam

menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kredit.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi pemerintah sebagai bahan

evaluasi kebijakan KUR sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk

keberlanjutan program KUR tersebut kedepannya.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi yang

ingin melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

7

informasi.Diharapkan penelitian ini juga memberikan manfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan dapat juga dijadikan sebagai bahan

perbandingan serta bahan kepustakaan guna menambah pengetahuan

mengenai dunia perbankan.

4. Bagi penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan di bidang perbankan,

dapat menerapkan disiplin ilmu yang di dapat saat kuliah, berpikir kritis

dan sistematis, mengaplikasikan teori.

Ruang Lingkup Penelitian

Kegiatan penelitian atau penulisan ini dilakukan di Bank BRI Unit Ciampea

dengan pertimbangan bahwa Bank ini merupakan salah satu Bank Unit terbesar di

Bogor yang dikenal masyarakat di Kabupaten Bogor. Permasalahan yang diteliti

mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan KUR Mikro serta

bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap tunggakan Kredit Usaha

Rakyat Mikro. Objek penelitian ini di batasi pada debitur yang menggunakan

KUR mikro yang masih aktif selama bulan Januari 2014 hingga Oktober 2014.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik UMKM

Berdasarkan penelitian Raffinaldy (2006) yang berjudul Memeta Potensi

dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik

UMKM merupakan sifat atau kondisi fluktual yang melekat pada aktivitas usaha

maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya.

Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan

skala usahanya. Kreteria UMKM berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun

2008 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah mengatakan bahwa berdasarkan

aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

1. Kualitasnya belum memenuhi standar, hal ini disebabkan karena sebagian

besar UMKM belum memiliki teknologi yang seragam dan biasanya produk

yang dihasilkan dalam bentuk hand made sehingga dari sisi kualitas relatif

beragam.

2. Keterbatasan desain produk yang dimiliki oleh produk UMKM karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalamannya tentang produk karena selama

ini UMKM bekerja didasarkan pada order, tidak banyak yang berani berkreasi

dengan mencoba desain baru.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

8

3. Terbatasnya jenis produk, biasanya UMKM hanya memproduksi sejenis atau

terbatas sehingga apabila ada permintaan model baru dari buyer sulit untuk

memenuhi karena kesulitan dalam penyesuaian dan waktunya biasanya sangat

panjang untuk memenuhi order tersebut.

4. Terbatasnya kapasitas dan price list produknya, biasanya kapasitas produk

yang sulit untuk ditetapkan dan harga yang tidak terukur dapat menyulitkan

para pembeli atau konsumen.

Selain itu, karakteristik UMKM menurut Undang-Undang tersebut juga bisa

dilihat dari aspek komoditas yang dihasilkan, tetapi juga berdasarkan aspek

manajemen usahanya yang dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Usaha Mikro memiliki karakteristik (a) jenis komoditinya berubah-ubah dan

sewaktu-waktu dapat berganti produk/usaha, (b) tempat usahanya tidak selalu

menetap atau sewaktu-waktu dapat pindah, (c) belum adanya pencatatan

keuangan usaha secara baik, (d) sumber daya manusianya rata-rata masih

rendah, (e) pada umumnya belum mengenal perbankan dan lebih sering

berhubungan dengan tengkulak atau rentenir, (f) umumnya usaha ini tidak

memiliki ijin usaha.

2. Usaha Kecil biasanya memiliki karakteristik yaitu (a) komoditinya tidak

gampang berubah, (b) mempunyai kekayaan maksimal 200 juta dan dapat

menerima kredit maksimal 500 juta, (c) lokasi atau tempat usaha umumnya

sudah menetap, (d) sudah memiliki pembukuan walaupun masih sederhana

artinya pencatatan administrasi keuangan perusahaan sudah mulai dipisah, (e)

memiliki legalitas usaha atau perijinan lainnya, (f) sumber daya manusianya

sudah lumayan baik dari aspek tingkat pendidikan yakni setingkat SMU, (g)

sudah mulai mengenal perbankan.

3. Usaha Menengah memiliki karakteristik (a) kekayaan 200 juta sampai 10

milyar dan dapat menerima kredit antara 500 juta sampai 5 milyar, (b)

memiliki manajemen dan organisasi yang lebih teratur dan baik dengan

pembagian tugas yang lebih jelas antar unit, (c) telah memiliki sistem

manajemen keuangan sehingga memudahkan untuk dilakukan auditing

termasuk oleh pihak auditor publik, (d) telah melakukan penyesuaian terhadap

peraturan pemerintah di bidang ketenagakerjaan, Jamsostek, dan lain-lain, (e)

memiliki persyaratan legal secara lengkap, (f) sering bermitra dengan

perbankan dan pelaku usaha lainnya, (g) sumber daya manusianya jauh lebih

baik dan handal pada level Manajer dan Supervisor.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tunggakan Kredit

Penelitian-penelitian yang terkait dengan persentase total tunggakan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) telah banyak dilakukan diantaranya oleh Rizka (2013) yang

meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran

pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (Studi Kasus: PT Bank BRI

(Persero) Tbk Unit Tawangsari II, cabang Sukoharja Tahun 2013). Hasil

penelitian ini menghasilkan enam variabel yang mempengaruhi kelancaran

pengembalian KUR mikro. Dari keenam variabel ternyata hanya variabel jumlah

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

9

tanggungan keluarga dan omset usaha yang berpengaruh terhadap kelancaran

pengembalian KUR mikro. Sedangkan variabel usia, tingkat pendidikan, jumlah

pinjaman dan pengalaman usaha tidak berpengaruh terhadap kelancaran

pengembalian KUR mikro. Sedangkan Nastiti (2011) dalam penelitiannya yang

berjudul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian

Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan (Studi Kasus: PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur Area Malang) menganalisis bahwa ada tujuh variabel yang

digunakan yaitu jumlah pinjaman, penghasilan bersih usaha, usia, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha dan penghasilan di

luar usaha. Hasil analisa faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit

pengusaha kecil hanya variabel penghasilan bersih, sedangkan variabel yang lain

tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit usaha kecil.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persentase total

tungggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dilakukan oleh Sari (2011) dan

Auditiya (2011). Sari melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan Kredit

Umum Pedesaan (KUPEDES) (studi kasus: BRI Unit Cibungbulang, Bogor).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jangka waktu pengembalian dan

tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap kelancaran pengembalian KUR

Mikro. Sedangkan faktor yang sebelumnya diduga dapat berpangaruh yaitu

jumlah tanggungan keluarga, frekuensi pinjaman nasabah, omset nasabah, agunan

yang diberikan serta pendapatan bersih rumah tangga ternyata tidak berperan

dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit. Sedangkan Auditiya

melakukan penelitian untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (studi kasus: BRI Unit Lalabata

Rilau, Soppeng). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jarak tempat tinggal

nasabah BRI dan omset usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian KUR

Mikro di BRI Unit Lalabata. Semakin jauh jarak rumah debitur dengan BRI Unit

Lalabta akan memperbesar peluang untuk mengembalikan KUR Mikro secara

lancar serta semakin besar omset usaha yang dihasilkan oleh debitur akan semakin

memperbesar peluang mengembalikan kredit secara lancar. Jumlah omset yang

besar menunjukkan kalau usaha tersebut berjalan dengan baik. Sedangkan faktor

yang sebelumnya di dua berpengaruh secara nyata seperti usia, jumlah tanggungan

keluarga, jenis usaha, nilai RPC, jumlah pinjaman, jumlah angsuran serta jangka

waktu pengembalian kredit tidak berpengaruh dalam menentukan kemampuan

pengembalian kredit.

Secara garis besar, faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi

tunggakan kredit pada penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat diwakili oleh

karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik

personal meliputi usia, jenis kelamin, jarak rumah nasabah dengan bank serta

jumlah tanggungan nasabah. Karakter usaha meliputi pengalaman usaha, omset

usaha, pendapatan bersih rumah tangga, jenis usaha, serta nilai RPC. Sedangkan

karakter kredit meliputi jumlah peminjaman, jumlah angsuran, beban bunga,

jangka waktu pengembalian, agunan, serta peggunaan kredit dan pola penagihan.

Setiap peneliti dalam penelitiannya tidak menggunakan seluruh faktor, tapi hanya

menggunakan faktor-faktor yang dianggap relevan oleh peneliti terhadap objek

penelitian, meskipun berbagai penelitian dengan objek kredit yang ditujukan

kepada golongan ekonomi yang cenderung lemah ini sudah banyak dilakukan,

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

10

namun penelitian terkait dengan objek serupa perlu untuk terus dilakukan. Hal ini

berkaitan dengan berkembangnya program pemerintah untuk terus mendukung

pengembangan golongan ekonomi lemah tersebut dan kajian serta evaluasi

terhadap keadaan yang terjadi di lapangan akan menjadi masukan bagi berbagai

pihak untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Penelitian ini memiliki

kesamaan dengan penelitian terdahulu. Kesamaan terdapat pada beberapa faktor

yang diduga berpengaruh terhadap tunggakan kredit. Faktor-faktor yang di dalam

penelitian ini diduga mempengaruhi tunggakan kredit (KUR) terdiri tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, serta jarak rumah nasabah dengan

bank yang merupakan cakupan dari karakteristik personal. Karakteristik usaha

yang diduga berpengaruh terhadap tunggakan kredit adalah jenis usaha,

pendapatan/omset usaha dan pengalaman usaha. Sedangkan untuk karakteristik

kredit yaitu lamanya masa pengembalian yang disepakati.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu selain lokasi

yang masih tergolong baru dan belum pernah ada yang meneliti di BRI unit

Ciampea terkait KUR, penelitian ini juga meneliti mengenai program pemerintah

yang sudah tidak asing dibicarakan oleh berbagai pihak mengenai pembiayaan

sektor ekonomi lemah dari pemerintah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain

itu, penelitian ini juga menambahkan variabel-variabel lain yang di duga dapat

mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat. Variabel yang dipilih

berdasarkan pada kondisi yang terdapat di lapangan yang menunjukkan bahwa

masih banyaknya masyarakat yang mengandalkan kredit informal yang bunganya

tinggi. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang di dapat oleh

masyarakat tentang program-program pembiayaan yang dicanangkan oleh

lembaga keuangan seperti perbankan. Namun, pihak BRI Unit Ciampea berusaha

turun ke lapangan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang program

Kredit Usaha Rakyat yang bunga dan angsurannya bisa di jangkau oleh

masyarakat. Kondisi di lapangan hampir semua nasabah menyukai program

Kredit Usaha Rakyat ini dikarenakan bunga dan angsuran yang terjangkau, di

samping itu agunan yang dipersyaratkan terjangkau dan ringan. Meskipun

demikian, belum banyak masyarakat yang bersedia mengambil kredit di bank

karena jarak yang ditempuh masyarakat ke lokasi perbankan yang cenderung jauh.

Selain itu, alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi

linier berganda.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

11

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kredit

Kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya mempercayai. Adapun

berbagai definisi kredit menurut beberapa pandangan adalah sebagai berikut:

1. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan, kredit

merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman-pinjaman antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian

hasil keuntungan.

2. Dalam ensiklopedia umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk

memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan harapan

akan mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan

bentuk kegiatan yang memiliki tujuan untuk saling menguntungkan antara pihak

debitur dan kreditur, dimana pihak kreditur akan mendapatkan keuntungan dari

penagihan bunga yang dibayarkan kepada debitur secara periodik dan debitur

mendapatkan keuntungan dari manfaat modal yang diperoleh dari kredit. Selain

itu, kredit juga dapat memberikan konsekuensi penangguhan risiko bersama, baik

oleh kreditur maupun debitur.Risiko yang mungkin ditanggung oleh kreditur

adalah apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah dalam

pengembaliannya. Sedangkan risiko yang mungkin ditanggung oleh debitur

adalah jika ia tidak mampu membayar lunas yang yang diterimanya sesuai dengn

kesepakatan perjanjian dengan pihak kreditur maka debitur akan dituntut dan akan

kehilangan agunan yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan unsur-unsur yang ada dalam kredit

yaitu:

1. Kepercayaan, keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan,

baik berupa barang atau jasa dapat dikembalikan kembali oleh si penerima

kredit dalam jangka waktu yang telah disepakati.

2. Waktu, yaitu lamanya masa yang telah disepakati oleh pihak pemberi kredit

dengan pihak penerima kredit yang mana dalam hal ini terkandung nilai waktu

dari dari uang yang mencerminkan sejumlah uang dengan nominal tertentu

nilainya akan lebih besar pada waktu sekarang dibandingkan dengan nilaipada

waktu mendatang

3. Adanya risiko, dalam hal ini risiko yang dihadapi akibat jangka waktu yang

memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima

di masa mendatang. Semakin lama jarak waktu tersebut maka tinggat risikonya

semakin tinggi. Dengan adanya unsur risiko ini maka timbul jaminan dalam

pemberian kredit.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

12

Fungsi kredit berdasarkan yang dipaparkan oleh Thamrin dan Tantri (2012)

dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, artinya jika uang hanya

disimpan saja tidak akan menghasilkan suatu yang lebih berguna. Dengan

diberikannya kredit uang tersebut dapat menjadi ada manfaatnya yang dapat

menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Artinya uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah

lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh

kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah

lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh pihak bank akan digunakan untuk mengolah barang

oleh debitur, dimana barang yang diolah awalnya kurang berguna menjadi

lebih berguna.

4. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kredit yang diberikan dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena

dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang

diperlukan oleh masyarakat.

5. Untuk meningkatkan semangat usaha

Bagi penerima kredit maka akan dapat meningkatkan semangat usaha, apabila

nasabah yang memiliki modal pas-pasan

6. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Kredit yang disalurkan semakin banyak akan semakin baik, terutama dapat

meningkatkan pendapatan.

7. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Penjaminan internasional akan dapat meningkatkan kerja sama internasional

yang lebih baik di berbagai sektor, sehingga dalam jangka panjang akan

menciptakan perdamaian antarbangsa.

Berdasarkan tujuan penggunaannya menurut Thamrin dan Tantri (2012),

kredit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak

ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena di pakai oleh

seseorang atau badan usaha.

2. Kredit produktif

Kredit yang digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan usaha atau produksi

atau investasi.Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

3. Kredit perdagangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk pedagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut.

Kasmir (2012) menyatakan bahwa dalam suatu pemberian kredit memilki

tujuan yang hendak di capai, dimana pencapain itu tergantung dari tujuan bank itu

sendiri. Tujuan yang hendak dicapai dalam pemberian suatu kredit dalam hal ini

disebutkan sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

13

Tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.Hasil

keuntungan ini peroleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai

balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Di samping itu,

keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana

tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas

usahaya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3. Membantu pemerintah

Tujuanya lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi

pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran

dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor terutama

sektor riil.

Risiko Kredit

Risiko kredit terjadi pada saat pihak kreditur dan debitur melakukan

tindakan yang tidak hati-hati dalam melakukan keputusan kredit. Ketidakhati-

hatian tersebut terjadi karena berbagai faktor baik disebabkan oleh keinginan

mendapatkan uang dengan cepat dan secepatnya mempergunakan uang serta

diharapkan mampu memberikan turnover yang maksimal, juga karena faktor

disengaja dengan alasan memperoleh komisi tersembunyi dari calon debitur.

Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu nasabah dalam

menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu baik pada saat jatuh

tempo maupun sesudah jatuh tempo dan itu semua sesuai dengan aturan dan

kesepakatan yang berlaku. Perputaran uang menjadi terhambat dan laba menurun

akibat nasabah yang bermasalah dalam pengembalian kredit. Jika hal ini terjadi

dapat menghilangkan rasa kepercayaan dan sebagai keberlanjutannya terjadinya

penarikan secara besar-besaran secara serempak atas semua barang/kewajiban

lancar oleh semua nasabah. Keputusan menyalurkan kredit ke berbagai sektor

bisnis tidak selalu terjadi sesuai seperti apa yang diharapkan, karena ada berbagai

bentuk risiko yang akan dialami di sana baik risiko yang bersifat jangka pendek

maupun jangka panjang.

Risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahan

memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek

terutama di bagian kewajiban likuiditas termasuk dalam bentuk risiko jangka

pendek, sedangkan ketidakmampuan suatu nasabah dalam menyelesaikan

berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk

menyelesaikan utang perusahan yang bersifat jangka panjang dan juga

kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas. Default risk merupakan

risiko gagal bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit yang telah dipinjam secara

tepat waktu. Persoalan default risk sering dialami oleh para debitur pada saat

debitur tersebut tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut secara tepat

waktu yang disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

14

1. Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil.

2. Kerugian perusahaan yang terjadi karena faktor menurunya angka penjualan

secara sistematis.

3. Terjadi korupsi secara besar-besaran yan menyebabkan menurunnya nilai

perusahan di mata publik.

4. Kudeta yang terjadi di negara yang bersangkutan.

5. Kekisruhan yang terjadi di perusahan tersebut baik di tingkat direksi maupun

manajer serta karyawan yang meluas pada terhentinya produk dan berpengaruh

pada penurunan penjualan perusahan.

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia mengelompokkan kreditnya ke dalam dua

kelompok besar, yakni kredit lancar dan tidak lancar (menunggak). Pengembalian

kredit dikatakan lancar apabila pembayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat

waktu dan pelunasan kredit tidak mengalami penundaan berdasarkan

pinjaman.Sedangkan pengembalian kredit digolongkan tidak lancar jika

pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang telah

disepakati. Pengembalian kredit yang tidak lancar ini digolongkan kembali ke

dalam lima tingkatan yaitu:

1 Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Status ini diberikan pada debitur yang menunda pembayaran angsuran selama

satu minggu hingga 60 hari dari tanggal yang ditentukan.

2 Diragukan

Terhambatnya pengembalian kredit diindikasikan dengan kemerosotan yang

tajam dalam usahanya dan biasanya permasalahan yang terjadi mencakup

berbagai aspek usaha.Status ini diberikan pada debitur yang menunggak selama

lebih dari 90 hari hingga 120 hari.

3 Kurang Lancar

Apabila pembayaran angsuran oleh debitur sedikit terhambat karena ada

kecenderungan usaha nasabah mulai mengalami kesulitan, namun tingkat

kesulitan tersebut masih tergolong ringan dan menyangkut salah satu aspek

usaha saja.Status ini diberikan kepada debitur yang menunggak pembayaran

angsuran selama lebih dari 60 hari hingga 90 hari.

3 Macet

Status ini dikenakan kepada debitur yang tidak dapat membayar angsuran dan

bunga kredit dalam jangka waktu yang lama antara labih dari 120 hari hingga

270 hari.

Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah

menurut Simorangkir (2004) sebagai berikut:

1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yan

diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk

bagi rentabilitas bank.

2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (bad debt

ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang

memburuk.

3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang

diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada.

4. Return On Asset (ROA) mengalami penurunan.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

15

Strategi Penghindaran Kredit Bermasalah

Kondisi terjadinya default risk telah menyebabkan timbulnya permasalahan

baik di pihak debitur maupun kreditur, maka untuk menghindari dari timbulnya

default risk ini ada beberapa tindakan yan harus dilakukan menurut Fahmi dan

Yovi (2010) yaitu:

1. Bagi kreditor akan menaikkan angka jaminan pada tingkat yang benar-benar

aman.

2. Menghindari jaminan yan memiliki tingkat risiko sehingga dengan menerima

benda tersebut sebagai jaminan malah akan menyebabkan perusahan

mengalami kesulitan di kemudian hari.

3. Menghindari benda jaminan yang dimiliki nilai fluktuasi di pasaran.

Bank sebagai kreditor berusaha menghindari timbulnya kredit macet, karena

semakin kecil kredit macet maka semakin lancar arus kas yang berasal dari kredit

yang masuk ke perbankan tersebut. Begitu sebaliknya bagi debitur sebagai

jaminan, semakin baik dan tepat waktu ia mengembalikan pinjaman maka

semakin baik pula reputasinya di mata perbankan. Aspek kelayakan usaha

merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kredit ini.Namun, ternyata dalam

pelaksanaannya masih terdapat ketidaklancaran debitur dalam pengembalian

kredit maupun pelunasan kredit. Hal ini dapat terjadi jika debitur tidak mampu

memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran kredit serta bunganya sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati.Berbagai implikasi yang mungkin terjadi

membuat pihak bank harus segera mengatasi kredit bermasalah agar tidak

mengalami kerugian.Pengendalian kredit dapat dilakukan sebelum merealisasikan

kredit kepada debitur.Analisis yang biasa digunakan untuk mempertimbangkan

pengajuan kredit yaitu prinsip 6C. Menurut Dendawijaya (2001), meliputi:

1. Character (C-1)

Analisis karakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur. Integritas

ini sangat menentukan willingness to pay atau kemampuan membayar kembali

nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya. Penilaian terhadap kemauan baik

nasabah untuk memenuhi kewajibannya memang agak sulit untuk dilaksanakan,

terlebih lagi untuk nasabah yang baru dikenal oleh bank. Penilaian lebih mudah

dilakukan jika telah terjalin hubungan antara bank dengan calon debitur atau dapat

dicarikan dari informasi yan mendukung, baik dari kalangan perbankan maupun

dari kalangan bisnis. Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat

menyurat/korespondensi antar bank yang dikenal dengan Bank Information,

termasuk permohonan resmi ke Bank Indonesia untuk memperoleh informasi

tentang calon debitur, baik mengenai pribadinya maupun perusahaan yang

dimilikinya.

2. Capital (C-2)

Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur tidak seluruhnya

berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan debitur. Oleh karena itu,

pihak (calon) debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi

dalam pembiayaan proyeknya. Perbandingan antara besarnya pembiayaan dari

bank dengan besarnya modal sendiri yang dapat disediakan nasabah atau yang

disebut dengan debt equity ratio. Penilaian terhadap permodalan sangat erat

hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai

proyek yang akan dijalaninya. Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

16

diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya.Semakin besar

perusahaan yang dimiliki calon nasabah, semakin mudah memperoleh data

tentang modal sendiri.Perusahaan-perusahaan kecil umumnya tidak memiliki

laporan keuangan yang dapat di analisis oleh bank. Untuk itu, wirakredit (account

officer/credit officer) harus melakukan dialog, wawancara, dan kunjungan ke

perusahaan calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan laporan keuangan

sehingga diperoleh informasi tentang modal sendiri yang bisa digunakan untuk

membiayai proyek di samping pembiayaan yang akan diberikan bank.

3. Capacity (C-3)

Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal

kemampuan memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam perjanjian

pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai

dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan. Kemampuan-kemampuan

calon nasabah yang harus diukur adalah:

a. Kemampuan (calon) nasabah menyediakan dana untuk pembiayaan,

b. Kemampuan (calon) nasabah untuk membangun proyeknya,

c. Kemampuan nasabah untuk menghasilkan produk dari proyeknya,

d. Kemampuan nasabah untuk menjual hasil produksinya,

e. Kemampuan nasabah untuk memperoleh laba dari penjualan tersebut,

f. Kemampuan nasabah untuk menyediakan cash yang memadai untuk

membayar kewajiban-kewajibannya kepada bank.

4. Conditions of Economy (C-4)

Suatu proyek yang akan dibiayai bersama oleh bank dan nasabah kredit

tentu memiliki berbagai ciri tertentu, misalnya jenis bisnis yang akan digeluti,

jenis produk (atau jasa) yang akan diproduksi, sasaran pasar yang akan dituju,

harga yang akan ditawarkan, promosi yang akan dijalankan, dan sebagainya.

Faktor-faktor bisnis yan berada di lingkungan sekitar lokasi proyek akan

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap ciri/corak bisnis atau proyek yang akan

dibangun, baik proyek baru maupun proyek perluasan.

5. Collateral (C-5)

Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau

dicairkan.Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang

diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang

diterimanya.

6. Constrains (C-6)

Contraints merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor

sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang

menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

Kendala yang dihadapi oleh perbankan dalam penyalurkan KUR adalah

sulitnya memperoleh calon debitur yang sesuai dengan kriteria yan diinginkan

oleh bank dalam bekerjasama dengan lembaga penjamin masih belum

jelas.Sedangkan pada sisi UMKM, penyaluran KUR telah memberikan

kesempatan pada pengusaha untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih

besar. Akibat kredit yang tidak dapat ditagih akan menimbulkan kerugian yang

harus ditanggung oleh pihak bank. Sepandai apapun analis dalam menganalisa

kredit, kemungkinan kredit macet pasti ada. Menurut Kasmir (2002), penyebab

kemacetan suatu kredit disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut:

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

17

1. Pihak Perbankan

Analis kredit dalam melakukan analis kreditnya kurang teliti, sehingga apa

yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam

melakukan perhitungan. Selain itu, dapat pula terjadi akibat solusi dari pihak

analis kredit dari pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara

subyektif dan akal-akalan.

2. Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal yaitu

a. Adanya unsur kesengajaan

Nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada

bank sehingga kredit yang diberikan macet, walaupun sebenarnya nasabah

mampu.

b. Adanya unsur tidak sengaja

Unsur ketidaksengajaan dalam hal ini si nasabah mau membayar akan tetapi

tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah

seperti kebakaran, hama, kebanjiran dan sebagainya sehingga kemampuan

untuk membayar kredit tidak ada.

Penyelamatan terhadap kredit macet merupakan hal yang perlu dilakukan

oleh pihak bank, agar tidak menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan

apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran

terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang

sengaja lalai untuk membayar.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kredit Usaha Rakyat (KUR) khususnya KUR Mikro merupakan kredit bagi

usaha mikro yang telah feasible namun membutuhkan modal baik dalam

menjalankan usaha maupun untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sehingga

akan dapat memperlancar dan meningkatkan produktivitasnya usahanya dengan

pola penjaminan hingga 70 persen dari plafon kredit. Keterlambatan

pengembalian kredit akan merugikan pihak bank, modal bank menjadi beku dan

menurun serta berkurangnya pendapatan yang semestinya diperoleh dari hasil

pemberian kredit. Untuk itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap tunggakan kredit oleh debitur perlu dilaksanakan agar permasalahan

tersebut dapat diantisipasi sendini mungkin oleh pihak bank.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Mikro pada BRI Unit Ciampea diantaranya yaitu kehati-hatian dari pihak

BRI dalam memilih calon nasabah yang mengajukan kredit ke BRI Unit Ciampea

dengan melihat pendapatan dari para calon nasabah serta melihat karakter

personal (perilaku) dengan mengoreksi atau survey melalui mengajukan

pertanyaan kepada orang lain yang mengenal calon nasabah. Faktor-faktor

tersebut diturunkan berdasarkan prinsip-prinsip yang diterapkan telah dalam

mempertimbangkan pengajuan permohonan kredit yaitu prinsip Character

(kepribadian), prinsip Capital (modal), dan prinsip Capacity (kemampuan).

Prinsip Collateral (agunan) dalam skim kredit ini dianggap telah terpenuhi dengan

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

18

adanya penjaminan dari pemerintah sehingga jaminan yang dipersyaratkan BRI

Ciampea yang dapat terjangkau oleh calon nasabah. Sementara prinsip Condition

of economy (kondisi ekonomi) dan Constrain (keterbatasan) diasumsikan tidak

mengalami perubahan (ceteris paribus) karena di dalam penelitian ini kedua

prinsip tersebut dianggap sebagai faktor di luar kendali debitur.

Faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah dengan bank,

pengalaman usaha agribisnis serta frekuensi menerima kredit merupakan faktor

yang diduga dapat mempengaruhi tunggakan berdasarkan keikutsertaannya dalam

membentuk kepribadian debitur (character), yaitu kemauan dan kesungguhan

nasabah dalam membayar angsuran kredit yang dapat berpengaruh terhadap

integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan dalam pemanfaatan

kredit dengan benar dan sesuai dengan apa yang telah disepakati. Faktor seperti

jenis kredit, penggunaan kredit dan jangka waktu pengembalian diduga dapat

mempengaruhi tunggakan yang sehubungan dengan kepemilikan debitur terhadap

modal dan berpengaruh terhadap besarnya perbandingan pembiayaan dari

pinjaman dengan modal sendiri (capital). Sementara faktor-faktor seperti jumlah

tanggungan dalam keluarga, aset usaha dan besarnya omset usaha diduga dapat

mempengaruhi tunggakan kredit yang berhubungan dengan kesanggupan dan

kemampuan debitur untuk melunasi pokok pinjaman disertai dengan bunga dan

syarat-syarat lain yang sudah ada didalam perjanjian (capacity).

Tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah dengan bank, frekuensi menerima

kredit dan jumlah tanggungan dalam keluarga dalam penelitian ini akan

dikelompokkan ke dalam karakteristik personal debitur. Jenis usaha, pengalaman

usaha agribisnis, omset usaha serta asset usaha dikelompokkan dalam

karakteristik usaha debitur. Sementara untuk jangka waktu pelunasan kredit dan

penggunaan kredit untuk usaha dikelompokkan dalam karakteristik kredit.

Pemilihan faktor-faktor tersebut berdasarkan referensi hasil studi literatur

penelitian terdahulu serta hasil diskusi dengan pihak manajemen bank BRI Unit

Ciampea yang menangani bidang perkreditan, khususnya KUR Mikro. Secara

lebih detailnya beberapa faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi

tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berasal dari ketiga karakteristik

tersebut sebagai berikut:

1. Karakteristik Personal

Pada tingkat individual, pendidikan juga merupakan sarana yang sangat

efektif untuk mobilitas vertikal baik dalam aspek sosial, ekonomi, bisnis, maupun

politik. Semakin tinggi tingkat pendidikan, diduga semakin besar pula

wawasannya sehingga kemampuan untuk mengembalikan pinjaman kredit tepat

waktu semakin besar. Keterbatasan akses debitur ke lokasi bank juga diduga dapat

mempengaruhi pengembalian kredit tepat waktu, semakin jauh jarak rumah

debitur dengan lokasi perbankan diduga akan semakin tepat waktu nasabah dalam

mengembalikan kredit karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

nasabah yang berlokasi jauh dari lokasi perbankan biasanya langsung membayar

angsurannya dua bulan atau tiga bulan sekaligus. Selain itu, jumlah tanggungan

keluarga debitur juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan karena semakin

banyak tanggungan keluarga debitur maka diduga tunggakan kredit debitur

tersebut kecil sehingga dapat mengembalikan secara tepat waktu. Seberapa sering

juga menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit pihak perbankan kepada calon

nasabah baru karena semakin besar frekuensi kredit nasabah berarti nasabah

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

19

tersebut sudah lebih besar dipercaya oleh pihak perbankan dari pada yang

frekuensi kreditnya kecil.

2. Karakteristik Usaha

Jenis usaha yang dijalankan oleh nasabah menjadi salah satu pertimbangan

oleh pihak perbankan karena pihak perbankan melihat jenis usaha yang di sektor

on-farm dianggap lebih berisiko dari pada di sektor off-farm, pengalaman usaha

agribisnis dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam mengembangkan

usahanya serta dapat memudahkan individu untuk mengatasi risiko yang terjadi

pada usaha yang telah dijalankan oleh individu tersebut. Berdasarkan

pengalamannya, pengusaha dapat menghindari dan mengurangi risiko yang dapat

menyebabkan kegagalan usahanya (Agustina 2009). Oleh karena itu, pengalaman

usaha agribisnis diduga dapat mempengaruhi pengembalian kredit tepat waktu.

Aset usaha juga diduga dapat mempengaruhi debitur dalam mengembalikan

pinjaman secara tepat waktu, karena semakin banyak aset usaha yang dimiliki

oleh debitur maka ia akan semakin besar peluangnya dalam mengembangkan

usahanya sehingga nantinya berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan kreditnya secara tepat waktu. Omset usaha diduga dapat

menentukan tingkat pendapatan pengusaha dari usaha yang dijalankannya.

Semakin tinggi omset usaha akan meningkatkan pendapatan usaha, sehingga akan

meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar kredit (Agustina

2009). Semakin besar pendapatan usaha maka kemampuan membayar angsuran

dan beban bunga akan semakin besar melakukan pengembalian kredit secara

lancar juga semakin besar. Oleh sebab itu, omset usaha diduga berpengaruh nyata

terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Ciampea.

3. Karakteristik Kredit

Jangka waktu pelunasan kredit debitur juga diduga dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi tunggakan kecil karena semakin lama jangka waktu

pengembalian kredit yang diambil debitur semakin kecil jumlah angsuran yang

akan dibayar. Oleh karena itu, semakin lama waktu debitur membayar

pinjamannya, peluang untuk mengembalikan secara tepat waktu juga diduga

semakin besar. Penggunaan uang pinjaman oleh debitur juga merupakan faktor

yang perlu diperhatikan, karena jika pinjaman yang telah dipinjam debitur tidak

digunakan untuk usaha tapi untuk konsumsi maka diduga peluang debitur dalam

mengembalikan kreditnya dapat menjadi kurang lancar.

Semua karakteristik di atas diduga memiliki pengaruh nyata terhadap

tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea, untuk itu pihak manajemen BRI

harus mempertimbangkan ketiga karakteristik diatas saat debitur mengajukan

permohonan kredit agar debitur yang dipilih sesuai dengan apa yang diharapkan

pihak manajemen dan dapat mengembalikan kreditnya tepat waktu sehingga tidak

merugikan lembaga keuangan. Satu sisi, dengan adanya Kredit Usaha Rakyat ini

dapat menambah modal dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat

memberikan solusi yang selama ini sering dihadapi oleh para pengusaha kecil

khususnya di daerah-daerah terpencil.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Ciampea tidak hanya berharap dan

berupaya menekan angka kredit bermasalah tetapi juga berupaya untuk sebisa

mungkin penyaluran KUR dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan

yaitu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan

produktivitas dan pengembangan usaha rakyat kecil. Penjaminan kredit yang

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

20

diberikan kepada debitur dimanfaatkan sebagaimana mestinya, pihak BRI juga

melakukan pengawasan kepada debitur tersebut khususnya menyangkut aktivitas

usaha debitur. Pembahasan pada penelitian ini akan dibatasi berdasarkan pada

kerangka operasional. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Alur kerangka pemikiran operasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi NPL rendah

pada KUR Mikro BRI

KUR Mikro BRI Unit Ciampea

Karakteristik personal:

tingkat pendidikan, jarak

rumah nasabah, jumlah

tanggungan keluarga dan

frekuensi menerima

kredit.

Karakteristik usaha:

jarak usaha, pengalaman

usaha, aset usaha dan

omset usaha.

Karakteristik kredit:

jangka waktu pelunasan

kredit dan penggunaan

kredit untuk usaha.

Tunggakan Kredit Usaha Rakyat BRI Unit Ciampea

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

21

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 hingga Februari 2015 pada

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Ciampea Cabang Dewi Sartika. Pemilihan

tempat ini dilakukan secara sengaja, yakni sehubungan dengan aksesibilitas

peneliti kepada responden sehingga informasi yang terkait dengan debitur dapat

tergali dengan baik untuk keperluan penelititan ini serta rekomendasi dari BRI

Cabang Dewi Sartika dengan berbagai pertimbangan pihak manajemen yaitu salah

satu Bank Unit yang nasabahnya sebagian besar merupakan sektor agribisnis.

BRI Unit Ciampea merupakan salah satu dari kantor unit yang dibuka oleh

BRI untuk melayani masyarakat termasuk di dalamnya adalah memberikan

pelayanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Di antara unit-unit BRI yang

berada dibawah Kantor Cabang Dewi Sartika, BRI Unit Ciampea memiliki

peluang terhadap pasar sektor ekonomi usaha mikro karena banyaknya unit

kegiatan usaha di daerah ini pada umumnya berskala mikro serta letak kantor BRI

unit Ciampea yang tidak jauh dari dengan pasar tradisional (Pasar Ciampea) serta

letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat karena dekat dengan jalan raya. Selain

itu, lokasi juga dekat dengan salah satu pusat perdagangan sehingga semakin

mendukung penyaluran KUR bagi sektor tersebut. Hal ini dapat terlihat dengan

adanya kecenderungan peningkatan jumlah debitur yang mengakses KUR Mikro

pada BRI Unit Ciampea yang terjadi pada bulan Desember 2009 hingga Oktober

2014 (BRI 2014). Namun pada sisi lain, peningkatan dalam penyaluran KUR

tersebut ternyata juga diikuti dengan adanya peningkatan rasio kredit bermasalah.

Sehingga penelitian yang bermanfaat dalam pengembangan pengelolaan risiko

kredit ini, terutama dalam hal penyeleksian calon debitur diharapkan dapat

memberikan masukan bagi pihak manajemen BRI Unit Ciampea.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan memberikan

kuisioner kepada nasabah/debitur yang menggunakan KUR Mikro di Bank BRI

Unit Ciampia. Di samping itu, agar pertanyaan dalam wawancara lebih sistematis

dan diskusi dengan pihak manajemen BRI Unit Ciampea. Data sekunder diperoleh

dari kantor pusat Bank BRI yang merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari

data terkait debitur KUR Mikro serta laporan BRI Unit Ciampea dari jangka

waktu Desember 2009 hingga Oktober 2014 yang menyangkut KUR, studi

pustaka, jurnal, laporan penelitian, majalah dan internet yang relevan dengan topik

penelitian.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

22

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua usaha mikro yang menjadi

debitur KUR Mikro BRI unit Ciampea dan masih tergolong aktif dari bulan

Januari 2014 hingga bulan Oktober 2014 dan telah memperoleh pinjaman KUR

dengan tujuan modal usaha bukan untuk investasi. Jumlah anggota populasi ini

sebanyak 4978 debitur yang terbagi dalam dua sub populasi yaitu debitur dengan

pengembalian lancar sebanyak 4683 orang dan debitur dengan pengembalian tidak

lancar sebanyak 295 orang, dimana populasi ini terbagi menjadi tiga sektor yaitu

terdiri dari 666 sektor pertanian, 1417 sektor perdagangan, 976 sektor industri,

dan 1919 sektor jasa. Sedangkan total nasabah KUR agribisnis berjumlah 3059

yang terdiri dari 2814 nasabah yang lancar dalam mengembalikan Kredit Usaha

Rakyat dan 245 nasabah yang kurang lancar dalam mengembalikan Kredit Usaha

Rakyat. Jumlah sampel yang diambil yaitu 40 responden, di mana terdiri dari 3

responden yang tidak lancar dalam pengembalikan kredit dan 37 responden yang

lancar dalam mengembalikan kredit. Hal ini diperoleh dari perhitungan sampel

dengan menggunakan metode cluster yang mengelompokkan responden

berdasarkan sektor pertanian, perdagangan dan industri. Penentuan jumlah sampel

dalam penelitian ini mengikuti pendapat dari Hair (1998) yang menyatakan bahwa

terdapat beberapa kesamaan antara analisis diskriminan dengan analisis regresi

diantaranya adalah populasi terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu dan

untuk dapat mewakili masing-masing kelompok dibutuhkan minimal 30 observasi

sebagai sampel dari masing-masing kelompok tersebut.

Heterogenitas populasi yang menjadi sasaran sangat penting dalam

menetapkan besarnya sampel. Dua pertimbangan yang sering kali dianggap

penting dalam menentukan besarnya sampel adalah waktu dan dana yang tersedia

bagi peneliti. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

sengaja dan disproporsional sehingga semua anggota tidak memiliki peluang yang

sama untuk dijadikan sampel dan jumlah sampel yang mewakili kelompok-

kelompok dalam populasi tidak bersifat proporsional. Pemilihan sampel secara

sengaja dan tidak proporsional ini dilakukan karena keterbatasan jangkauan

terhadap debitur yang tempat tinggalnya cukup jauh sehingga debitur sampel yang

diambil adalah debitur yang relatif lebih mudah dijangkau dan lebih komunikatif

berdasarkan referensi petugas BRI Unit Ciampea, sehingga konsukuensi dari

penggunaan metode pemilihan sampel tersebut adalah responden yang diambil

kemungkinan tidak merepresentasikan sebagian dari populasi secara keseluruhan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara manual dan

komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan melalui tiga tahap yaitu

penyuntingan (editing), pengkodean (coding), dan tabulasi (tabulating). Editing

dilakukan dengan memeriksa kembali setiap lembar kuisioner untuk memastikan

bahwa setiap pertanyaan di dalam kuisioner telah diisi dengan baik oleh setiap

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

23

responden.Setelah itu, coding dilakukan dengan memberi kode pada setiap

jawaban responden dalam kuisioner.Data-data yang telah di-coding kemudian

dimasukkan ke dalam bentuk tabel-tabel (tabulating) untuk diolah dengan

Microsoft Excel, SPSS 11 dan Minitab 16. Pengolahan data dilakukan untuk

menjawab setiap pertanyaan yang tercantum dalam tujuan penelitian. Penelitian

ini digunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis

deskripsif. Analisis deskriptif merupakan deskripsi yang akan menggambarkan

gambaran umum BRI Unit Ciampea serta karakteristik nasabah mengenai

hubungan karakteristik individu, karakteristik usaha dan karakteristik kredit yang

diduga dapat mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI

Unit Ciampea yang didukung penyajian data dalam bentuk tabulasi. Analisis

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik nasabah yang lancar dalam pengembalian kreditnya dengan debitur

yang tidak lancar dalam pengembalian kreditnya di Bank BRI Unit Ciampea.

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dengan

menggunakan model analisis regresi linier berganda sehingga diketahui variabel-

variabel bebas yang secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tunggakan

kredit sebagai variabel terikat. Variabel bebas dalam model tersebut terdiri dari

tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah, jumlah tanggungan keluarga,

pengalaman usaha agribisnis, aset usaha, omset usaha, jangka waktu pelunasan

kredit, pengalaman menerima kredit dan penggunaan kredit untuk usaha.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

Regresi linier berganda adalah persamaan regresi dengan pendugaan nilai peubah

Y (variabel terikat) berdasarkan hasil pengukuran pada beberapa peubah bebas X

(variabel bebas) (Harmini 2009).

Variabel terikat merupakan tunggakan kredit yang diperoleh dari persentase

perbandingan Baki Debet terhadap total plafon nasabah KUR Mikro BRI Unit

Ciampea. Sedangkan variabel bebas terdiri dari tingkat pendidikan, jarak rumah

nasabah, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omset usaha,

jangka waktu pelunasan kredit, pengalaman menerima kredit dan penggunaan

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

24

usaha untuk usaha. Estimasi model untuk analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea adalah sebagai berikut:

Yi = b0+b1X1i+ b2X2i+b3X3i+b4X4i+b5X5i+b6X6i+b7X7i+b8X8i+b9X9i+b10X10i+e

Dugaan nilai parameter:

b1,b4,b5, b6, b7, b8,b9,b10< 0 adalah koefisien untuk faktor X1, X4, X5, X6, X7, X8,

X9 dan X10

b0, b2,b3> 0 adalah koefisien untuk konstanta, X2 dan X3

Dimana:

Yi = Tunggakan (%)

X1i = Tingkat pendidikan (tahun)

X2i = Jarak rumah nasabah (km)

X3i = Jumlah tanggungan keluarga (orang)

X4i = Frekuensi menerima kredit (kali)

X5i = Jenis usaha (dummy (on-farm = 1 dan off-farm = 0)

X6i = Pengaaman usaha agribisnis (tahun)

X7i = Aset usaha (juta rupiah)

X8i = Omset usaha (juta rupiah)

X9i = Jangka waktu pelunasan kredit (tahun)

X10i= Penggunaan kredit untuk usaha (%)

e = Kesalahan penganggu (disturbance error)

Hipotesis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tunggakan KUR Mikro

Unit Ciampea dalam penelitian adalah:

1. Tingkat pendidikan diduga mempengaruhi wawasan nasabah dalam

menjalankan usaha dan dalam mengambil keputusan secara rasional dalam

pengembangan usahanya. Hal ini karena semakin tinggi pendidikan

seseorang pada umumnya semakin meningkatnya wawasan dan

pengetahuan nasabah yang dianggap akan semakin mampu dalam

mengelola usahanya. Oleh karena itu tingkat pendidikan diduga

mempengaruhi secara nyata terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea dimana dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan, maka

tunggakan KUR Mikro akan semakin kecil. Berdasarkan hal tersebut,

hipotesis yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien tingkat pendidikan berpengaruh nyata

2. Jarak rumah nasabah diduga berimplikasi pada pengeluaran yang

dikeluarkan nasabah untuk transportasi menuju ke lokasi BRI Unit

Ciampea, sehingga semakin jauh jarak rumah nasabah dengan BRI Unit

Ciampea maka kemalasan dalam membayar secara tepat waktu samakin

besar. Dengan kata lain, jarak rumah nasabah berdampak terhadap

bertambahnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh nasabah sehingga

cenderung besar tingkat kemalasannya. Hal ini akan berhubungan secara

positif terhadap tunggakan kredit. Semakin jauh jarak rumah nasabah

maka tunggakan akan semakin besar. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis

yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien jarak rumah nasabah tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien jarak rumah nasabah berpengaruh nyata

3. Jumlah tanggungan keluarga diduga berkorelasi pada pengeluaran

keluarga yang akan mempengaruhi kemampuan dalam tingkat

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

25

pengembalian kredit. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga pada

umumnya semakin besar pula pengeluaran keluarga. Sehingga berdasarkan

hal ini jumlah tanggungan keluarga diduga berhubungan secara positif

terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hal

tersebut, hipotesisi yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata

4. Frekuensi menerima kredit diduga berimplikasi terhadap kepercayaan

yang diberikan terhadap pihak manajemen perbankan terhadap para

debitur. Semakin sering frekuensi menerima kredit nasabah maka semakin

besar pula kepercayaan yang diberikan pihak manajemen terhadap nasabah.

Dengan kata lain, nasabah tersebut memiliki catatan pengembalian kredit

baik di pihak manajemen bank. Hal ini berpengaruh secara negatif

terhadap tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea, semakin sering frekuensi

menerima kredit nasabah maka semakin kecil tunggakan kreditnya.

Berdasarkan hal ini, hipotesis yang digunakan adalah:

H0= Koefisien frekuensi menerima kredit tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien frekuensi menerima kredit berpengaruh nyata

5. Jenis usaha diduga mempunyai pengaruh secara negatif terhadap

tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea. Jenis usaha dalam penelitian

ini berbentuk Dummy, ketika jenis usaha on-farm diberi nilai nol karena

dianggap sektor on-farm lebih berisiko dari pada sektor off-farm dan

ketika off-farm diberi nilai satu. Semakin besar nilai koefisein jenis usaha

yang diperoleh maka diduga tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea

semakin kecil karena dianggap resiko usaha yang dijalankan oleh nasabah

kecil.

H0 = Koefisien jenis usaha tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien jenis usaha berpengaruh nyata

6. Pengalaman usaha agribisnis diduga mempunyai pengaruh secara negatif

terhadap tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea. Semakin berpengalaman

nasabah dalam menjalankan usahanya maka semakin besar juga nasabah

tersebut dalam mengembangkan usahanya, sehingga omset usaha akan

semakin besar. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan

adalah:

H0 = Koefisien pengalaman usaha tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien pengalaman usaha berpengaruh nyata

7. Aset usaha diduga berimplikasi terhadap kelengkapan fasilitas yang

dimiliki oleh nasabah dalam menjalankan usahanya, sehingga akan

semakin menunjang perkembangan usahanya tersebut. Dengan kata lain,

semakin besar aset usaha yang dimiliki nasabah maka semakin besar pula

usaha tersebut akansemakin mampu berkembang. Hal ini akan

berhubungan negatif dengan tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea.

Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien aset usaha tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien aset usaha berpengaruh nyata

8. Omset usaha diduga berpengaruh secara negatif terhadap tunggakan KUR

Mikro Unit Ciampea. Semakin besar omset usaha yang didapat oleh

nasabah dari hasil usahanya, maka akan semakin besar pula kesempatan

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

26

untuk mengembalikan kredit secara tepat waktu. Berdasarkan hal tersebut,

hipotesis yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien omset usaha tidak berpengaruh nyata

H1 = Koefisien omset usaha berpengaruh nyata

9. Jangka waktu pelunasan kredit diduga berimplikasi terhadap besar

kecilnya jumlah angsuran yang harus dibayar debitur setiap bulannya.

Semakin lama jangka waktu pelunasan kredit semakin kecil jumlah

angsuran yang harus dibayar oleh debitur. Hal ini berpengaruh secara

negative terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea, semakin

lama jangka waktu pelunasan kredit yang diambil nasabah maka semakin

turun tunggakan kredit artinya persentase tunggakan nasabah semakin

kecil. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah:

H0 = Koefisien jangka waktu pelunasan kredit tidak berpengaruh

nyata

H1 = Koefisien jangka waktu pelunasan kredit berpengaruh nyata

10. Penggunaan kredit untuk usaha diduga berimplikasi terhadap semakin

besarnya kesempatan untuk mengembangkan usahanya karena semakin

besar alokasi pinjaman kredit untuk usaha, diharapkan akan semakin

mampu membantu dalam mendanai usaha nasabah, sehingga omset

usahanya semakin besar pula. Hal ini berpengaruh secara negatif terhadap

tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea. Semakin besar penggunaan kredit

untuk usaha maka semakin kecil jumlah tunggakan yang akan dimiliki

oleh debitur sehingga persentase tunggakan kreditnya. Berdasarkan hal ini,

hipotesis yang digunakan adalah:

H0=Koefisien penggunaan kredit untuk usaha tidak berpengaruh

nyata

H1= Koefisien penggunaan kredit untuk usaha berpengaruh nyata

Untuk mengetahui persen variasi dalam variabel terikat (Y) yang

disebabkan oleh variabel bebas (X) maka digunakan koefisien determinasi

(Harmini 2009). Dalam regresi berganda, variasi ini akan disebabkan oleh

beberapa variabel bebas (X1,X2,X3 ,...,X9)

R2=

SSregression

SS total

Dimana:

R2 = Koefisien Determinasi

SSR = Jumlah Kuadrat Regresi

SSTotal = Jumlah Kuadrat Total

Jangkauannya berkisar antara 0-1.Nilai yang dekat dengan nol menunjukkan

hubungan yang lemah antara kelompok variabel bebas dan variabel

terikatnya.Sedangkan nilai yang dekat dengan satu menunjukkan hubungan yang

kuat yang berarti semakin tepat suatu garis regresi linier yang digunakan sebagai

pendekatan.

Untuk menentukan faktor yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh

nyata digunakan uji sebagai berikut:

1. Uji Signifikansi Model Dugaan (Uji F)

Pemeriksaan akurasi model dugaan, selain menggunakan ukuran deskriptif

melalui R2 tersebut, juga dibutuhkan pemeriksaan inferensia statistika

yakni melalui uji hipotesis.Berdasarkan hal tersebut digunakan pengujian

serentak seluruh koefisien regresi (Uji F).

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

27

Fhit= [SSregression

DFregression]

[SSerror

DFerror]

Dimana:

SSR = jumlah dari kuadrat regresi

SSE = jumlah kesalahan kuadrat

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah pengamatan

hipotesa:

H0 = β1 = β2 = ... = βj =... = βk = 0

H1 = Minimal ada satu Slope (β) yang ≠ 0

Kreteria ujia:

H0 ditolak apabila : Fhitung> Ftabel atau P- value< α, derajat bebas tertentu

H1 diterima apabila : Fhitung< Ftabel atau P- value< α, derajat bebas tertentu

Uji F ini digunakan untuk mengetahui kemampuan dari

sekelompok variabel bebas X1,X2,X3, ... , X9 untuk menjelaskan perilaku

variabel terikat Y. Jika tolak H0 berarti seluruh variabel bebas X

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Sedangkan jika terima H0

berarti seluruh variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

terikat Y.

2. Uji Signifikansi Koefisien Model Dugaan (Uji T)

Apabila model dugaan disimpulkan signifikan, maka perlu diperiksa lebih

lanjut variabel independent mana saja yang berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependent. Untuk memeriksa hal tersebut digunakan uji

T, yaitu:

Thitung = bj- βj Ho

StDev bj

Dimana:

bj= Koefisien model dugaan (slope) untuk variabel Xj

βj(Ho)= Nilai koefisien model (slope) untuk variabel Xj di bawah H0

StDev(bj) = Standae deviasi koefisien regresi ke i

Hipotesa:

H0 : bj = 0

H1 : bj ≠ 0

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : thitung> ttabel atau P-value< α, derajat bebas tertentu

H1 diterima apabila : thitung< ttabel atau P-value< α, derajat bebas tertentu

Uji T digunakan untuk melihat masing-masing koefisien regresi

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.Jika tolak H0 berarti

variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan

jika terima H0 berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat.Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 90 persen atau

taraf nyata (α) sebesar 10 persen.

Selain itu, untuk mengevaluasi model dugaan terhadap adanya masalah pada

regresi linier berganda (Lind et al. 2007) harus memenuhi asumsi OLS

( Ordinary Least Square) antara lain:

1. Uji Normalitas

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

28

Uji normalitas digunakan untuk memastikan bahwa kesimpulan yang

diambil dalam uji global dan uji parsial valid adanya.Kenormalan

diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Cara yang

digunakan untuk melihat normalitas data salah satunya adalah melihat plot

garis dari strandardized residualcumulative probality (grafik probabilitas

normal). Apabila sebaran data berada pada garis normal atau cukup dekat

dengan garis lurus yang ditarik dari kiri bawah ke kanan atas dalam grafik,

maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji memiliki sebaran normal.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi ketika error-error berhubungan yang berada dalam

regresi saling berkorelasi.Adanya masalah autokorelasi diuji dengan

menggunakan uji Durbin-Watson.Nilai d (statistic Durbin-Watson)

berkisar 0-4. Jika nilai d berkisar pada angka dua, hal ini menunjukkan

bahwa model tersebut tidak mengandung autokorelasi.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi ketika variabel-variabel bebasnya saling

berkorelasi.Variabel variabel yang berkorelasi ini membuat pendugaan

koefisien menjadi tidak stabil.Pengujian masalah multikolinier dilakukan

dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors) pada setiap variabel

bebas, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh menunjukkan adanya

masalah multikolinieritas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas terjadi ketika variasi di sekitar persamaan regresi

bernilai berbeda untuk semua nilai variabel bebas. Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas dengan cara membuat scatter plot dari model

persamaan regresi. Jika membentuk pola tertentu, maka akan terjadi

adanya heteroskedastisitas. Jika tidak membentuk pola yang jelas serta

titik tersebut tersebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka

heteroskedastisitas tidak terjadi atau disebut dengan homokedastisitas.Hal

ini juga dapat diperjelas dengan Test for Equal Variance for residual.Jika

P-value Bartlett’s test dan P-value Levene’s test > α, maka data tersebut

homogeny atau komponen error tidak heterokedastisitas.

Definisi Operasional

1. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada penelitian ini

nasabah yang dimaksud adalah nasabah pengguna KUR Mikro BRI Unit

Ciampea.

2. Kredit lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan/penunggakan

dalam pembayaran pokok pinjaman dan bunga dari waktu yang ditetapkan.

3. Kredit tidak lancar (menunggak) kredit yang mengalami

penundaan/penunggakan dalam pembayaran pokok pinjaman dan bunga

dari waktu yang ditetapkan selama satu minggu atau lebih.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

29

4. Tingkat pengembalian kredit merupakan persentase dari hasil

perbandingan dari Baki Debet terhadap total plafon nasabah KUR Mikro

BRI Unit Ciampea.

5. Baki Debet merupakan saldo pokok dari plafon pinjaman yang telah

disepakati dalam perjanjian kredit dan biasanya akan berkurang jika

angsuran rutin dilakukan atau sesuai dengan jadwal pembayaran oleh

debitur. Dengan kata lain, semakin besar Baki Debet debitur maka

semakin besar pula tunggakan yang dimiliki oleh debitur tersebut.

6. Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani

oleh debitur, dihitung dalam satuan tahun (tidak lulus SD = 0 tahun, lulus

SD = 6 tahun, lulus SMP = 9 tahun, lulus SMA = 12 tahun, lulus D3 = 15

tahun, lulus S1 = 16 tahun, lulus S2 = 18 tahun).

7. Jarak tempat tinggal adalah jarak antara tempat tinggal debitur dengan

kantor pelayanan BRI, diukur dalam satuan kilometer.

8. Jumlah tanggungan dalam keluarga yaitu banyaknya orang yang menjadi

tanggungan debitur dalam keluarganya termasuk debitur sendiri dan

dihitung dalam satuan orang.

9. Frekuensi menerima kredit yaitu pengalaman debitur dalam mengambil

atau menerima kredit, dihitung dalam satuan kali.

10. Jenis usaha yaitu jenis usaha yang dijalankan oleh debitur apakah sektor

on-farm atau sektor off-farm dalam bentuk Dummy, dimana sektoron-farm

diberi nilai 0 dan sektor off-farmdiberi nilai 1.

11. Pengalaman usaha agribisnis yaitu lama usaha yang digeluti debitur,

dihitung dalam satuan tahun.

12. Aset usaha yaitu harta kekayaan yang dimiliki oleh debitur yang

digunakan untuk menjalankan atau mendukung usaha yang digelutinya.

13. Pendapatan/omset usaha yaitu jumlah penerimaan kotor rata-rata per bulan

dari hasil usaha debitur, dihitung dalam satuan juta rupiah.

14. Jangka waktu pengembalian yaitu lamanya masa pengembalian yang

disepakati baik oleh pihak BRI Unit Ciampea maupun oleh pihak debitur,

dihitung dalam satuan tahun.

15. Penggunaan kredit yaitu penggunaan kredit yang digunakan oleh debitur

untuk usaha, dihitung dalam satuan rupiah.

GAMBARAN UMUM BANK RAKYAT INDONESIA UNIT CIAMPEA

Sejarah dan Struktur Organisasi BRI Unit Ciampea

BRI Unit berdiri pada mulanya berawal dari dasar gagasan dari Dr.Soedarso

Hadisaputro dan disahkan berdasarkan Surat keputusan Direksi BRI Nokep: S.34-

31/ 9/69 tanggal 9 September 1969 tentang proyek pengembangan ekonomi

wilayah Unit Desa.Realisasi gagasan ini kemudian diawali di wilayah D.I.

Yogyakarta dengan 18 BRI Unit dengan 54 orang pegawai.Dalam proyek

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

30

pengembangan ekonomi wilayah pedesaan ini, BRI Unit berperan sebagai

penyalur kredit untuk para petani. Selanjutnya tahun 1970 proyek ini

dikembangkan ke seluruh pulau Jawa, hingga sampai menjangkau wilayah Jawa

Barat dimana salah satu BRI Unit yang ada adalah BRI Unit Ciampea Cabang

Dewi Sartika Bogor. BRI Unit Ciampea berdiri pada tahun 1972 yang pada

mulanya bertujuan untuk mengelola hasil dari penen dan untuk melakukan

penyetoran motor.

BRI Unit Ciampea merupakan kantor unit yang berada di bawah cabang dari

Dewi Sartika Bogor yang terletak di Jalan Letnan Sukarna, Warung Borong,

Ciampea tepatnya di Kecamatan Ciampea. Ruang lingkup BRI Unit Ciampea

yaitu di Kecamatan Ciampea dan Kecamatan Tenjolaya.Mayoritas nasabah BRI

Unit Ciampea berdomisili di Kecamatan Ciampea. Masing-masing kecamatan

mencakup beberapa desa di Kecamatan Ciampea mencakup 13 desa yaitu,

Cihedeung Udik, Cihideung Ilir, Cibanteng, Bojong Jengkol, Banteng, Ciampea,

Ciampea Udik, Cibadak, Cinangka, Tegal Waru, Cicadas, Cibuntu dan Bojong

Rangkas dan Kecamatan Tenjolaya enam desa yaitu Tapos I, Tapos II, Gunung

Malang, Situ Daun, Cibitung Tengah dan Cinangneng. Pada awal berdirinya BRI

Unit Ciampea juga sebagai salah satu penyalur Kredit Bimas, untuk peminjaman

dikhususkan (sebagian besar) untuk nasabah di Kecamatan Ciampea dan adapula

beberapa berasal dari wilayah lain.

BRI Unit Ciampea dipimpin oleh seorang Kepala Unit (Kaunit) yang

membawahi Mantri, kemudian di bawah Mantri ada Deskman, Customer Service,

dan Teller (Gambar 4). Berdasarkan gambar 4 fungsi dari masing-masing pihak

dalam struktur organisasi di BRI Unit Ciampea tersebut memiliki perbedaan,

yaitu:

1. Kepala Unit (Kaunit) bertugas sebagai pemimpin kantor BRI Unit serta

bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh BRI

Unit tersebut. Di samping itu juga mempunyai wewenang untuk melakukan

putusan kredit sebatas Kuasa Memutus Permohonan Pinjaman (KMPP) yang

dimilikinya.Kaunit mempunyai wewenang untuk memutuskan kredit sebesar

20 juta rupiah, lebih dari nilai tersebut harus diproses di Kantor Cabang.

2. Mantri Kupedes bertugas sebagai tenaga pemasar yang berfungsi ganda

sebagai lending atau funding officer di bagian kredit kupedes yang

dikhhususkan untuk pinjaman, mantri kupedes berfungsi sebagai seorang analis

kredit yang melakukan analisis dan merekomendasi putusan kredit kupedes

sekaligus berfungsi sebagai pembina nasabah kredit kupedes.

3. Mantri KUR bertugas sebagai tenaga pemasar yang berfungsi ganda sebagai

lending atau funding officer di bagian kredit KUR, dimana dalam hal ini

dikhususkan untuk pinjaman KUR, mantri KUR berfungsi sebagai seorang

analis kredit yang melakukan analisis dan merekomendasi putusan kredit KUR

sekaligus berfungsi sebagai pembina nasabah kredit KUR.

4. Deksmanbertugas melayani kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi di

BRI Unit yang bersifat administratif. Selain itu berfungsi untuk memberikan

informasi.

5. Customer Service bertugas melayani nasabah yang terbatas pada pelayanan

secara administratif dan juga memberikan informasi produk perbankan kepada

nasabah.Customer service juga melakukan registrasi dan pembuatan laporan

yang diperlukan oleh Kantor Cabang.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

31

6. Teller bertugas melayani nasabah dalam bentuk transaksi tunai perbankan yang

meliputi setoran dan penarikan simpanan, setoran pinjaman, setoran transfer

dan kliring, serta transaksi tunai lainnya.

7. Satpam bertugas menjaga keamanan kantor Unit BRI Ciampea. Jumlah satpam

di BRI Unit Ciampea ada dua yang bertugas secara bergantian dari jam 09:00

WIB hingga 15:00 WIB.

8. Penjaga Malambertugas menjaga keamanan kantor Unit BRI Ciampea pada

malam hari.

9. Office Boy bertugas membersihkan seluruh kantor Unit BRI Ciampea serta

membantu kelancaran tugas Mantri, Deksman, Customer service, dan Teller.

Gambar 4 Struktur organisasi BRI Unit Ciampea

Visi, Misi, Tujuan BRI Unit Ciampea

Visi BRI adalah menjadi bank komersial yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut BRI

menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan

pelayanan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk menunjang

perekonomian masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang profesional

dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance).

Kepala Unit

Mantri Kupedes Mantri KUR

Deskman Customer Service

Satpam Penjaga Malam

Teller

Ofiice Boy

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

32

3. Memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai

pihak yang berkepentingan.

Budaya Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki nilai-nilai perusahaan (Good

Corporate Governance) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta

berperilaku bagi setiap insan BRI dimana pun berada yaitu:

1. Integritas

2. Profesionalisme

3. Kepuasan nasabah

4. Keteladanan

5. Penghargaan kepada SDM

Kesadaran akan nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan filosofi bisnis BRI dan

menjadi budaya kerja perusahaan (corporate culture) yang solid dan berkarakter.

Sebagai salah satu wujud penerapan budaya kerja dan kode etik banker, BRI

mematuhi seluruh ketentuan dan perundang-undangan yang terkait dengan

kegiatan operasional bank.Hal ini mendorongan kegiatan operasional bank. Hal

ini mendorong BRI untuk selalu mengedepankan asas kehati-hatian (prudential

banking) dan komitmen terhadap kepentingan stakeholders, dengan mewujudkan

bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut:

1. Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap

pekerja di seluruh unit kerja

2. Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja

3. Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke

dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh

setiap unit kerja.

Bidang Usaha

Bank BRI mempunyai berbagai bidang usaha yang secara garis besar dapat

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bidang usaha simpanan, pinjaman, dan jasa bank

lainnya.

1. Bidang Simpanan

Meliputi Giro BRI (Girobri), Deposito BRI (Depobri) baik dalam mata uang

rupiah maupun US Dollar, Sertifikat BRI (Sertibri), Tabungan Britama baik

Britama Rupiah maupun Britama Dollar, Tabungan Simaskot, Tabungan

Simpedes, dan Tabungan Haji.

2. Bidang Pinjaman

Melipuit Kredit Prioritas atau Kredit Program, Kredit Non Program,

Kredit Komersial, Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan

Bermotor, Kredit Profesi, Kredit Ekspres, KreditPembinaan Peningkatan

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

33

Pendapatan Petani atau Nelayan (P4K), Kupedes, Kredit Golongan

Berpenghasilan Tetap, Kredit Pensiun, Kredit Cash Collateral, dan Kredit

Usaha Rakyat (KUR).

3. Usaha Jasa Bank

Meliputi transfer, Inkaso, Safe Deposit Box, Automatic Teller Machine

(ATM), Cek Perjalanan BRI (Cepebri), Kliring, dan jual beli Bank Notes

atau mata uang asing. Selain itu juga, jasa bank juga meliputi biaya

penyelenggaraan ibadah haji, penerimaan Surat Tanda Kendaraan

Bermotor (STNK), Surat Izin Mengemudi (SIM), Buku Kepemilikan

Kendaraan Bermotor (BPKB), penerimaan setoran tagihan telepon dan

listrik, pembayaran utang pension PT Taspen dan PT Asabri, pembayaran

Pajak Bea Cukai KPKN, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Subsidi Pembangunan Inpres (P2KP), pelayanan Setoran PT Pusri,

pelayanan pembayaran Pertamina dan pelayanan setoran Pegadaian.

Macam-Macam Kredit

Kredit-kredit yang dilayani BRI terdiri dari Kredit Kepada Golongan

Berpenghasilan Tetap (Kretap), Kredit Pensiun (Kresun), Kredit Umum Pedesaan

(Kupedes), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan

Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

1. Kredit Kepada Golongan Berpenghasilan Tetap (Kretap)

Kredit Kepada Golongan Berpenghasilan tetap yang selanjutnya disebut

Kretap merupakan kredit yang diberikan kepada para pegawai instansi

pemerintah atau pegawai negeri sipil (PNS), Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Tentara Nasional

Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI) dan pegawai swasta

yang telah diangkat menjadi pegawai tetap. Kretap dilayani oleh BRI

Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu.Pemberian Kretap dilakukan

secara kolektif dengan rekomendasi dan adanya perjanjian bersama

dengan pimpinan instansi atau perusahaan tempat pegawai yang

bersangkutan bekerja. Kretap diberikan atas dasar penghasilan atau gaji

bulanan pegawai dan pembayaran angsurannya dilakukan dengan

mengadakan kerja sama pemotongan gaji dengan instansi atau perusahaan

dimana pegawai tersebut bekerja. Kredit diberikan dalam bentuk persekot

dengan angsuran bulanan secara tetap dan bunga.

2. Kredit Pensiun (Kresun)

Kredit Pensiun yang selanjutnya disebut Kresun adalah kredit yang

diberikan kepada pensiunan pegawai negeri sipil (PNS), pusat maupun

daerah ataupun jandanya, pensiunan pegawai BUMN dan BUMD ataupun

jandanya, pensiunan TNI dan POLRI ataupun jandanya, dan pensiunan

pegawai swasta yang instansinya mempunyai Yayasan Dana Pensiun

ataupun jandanya, pensiunan pegawai lainnya ataupun jandanya yang

menerima pensiun secara tetap dari perusahaan asuransi ataupun

perusahaan dana pensiun yang dapat dipercaya BRI. Kresun dilayani di

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

34

Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Pemberian Kresun atas

dasar penghasilan pensiunnya dan pembayarannya dilakukan dengan

mengadakan kerja sama pemotongan pensiun dengan lembaga yang

membayarkan pensiun. Kresun diberikan dalam bentuk persekot dengan

angsuran bulanan.

3. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)

Kupedes adalah fasilitas kredit yang bersifat umum, individual, selektif,

dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau

meningkatkan usaha mikro yang layak (feasible). Kupedes merupakan

kredit yang dilayani di BRI Unit dan diberikan dalam mata uang rupiah.

4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

KUR adalah fasilitas kredit atau pembiayaan yang khusus diperuntukkan

bagi usaha mikro, kecil, dan menengah serta koperasi yang usahanya layak

namun tidak memiliki agunan yang cukup sesuai persyaratan yang

ditetapkan BRI yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di

tingkat usaha mikro, kecil, dan menengah dan juga koperasi. KUR

merupakan kredit yang dilayani saat ini hanya di BRI Unit dan diberikan

dalam bentuk mata uang rupiah.

5. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

Kredit Kendaraan Bermotor merupakan kredit yang diberikan untuk

keperluan pembelian kendaraan bermotor. Kendaraan bermotoryang

dimaksud adalah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat

baik yang masih baru maupun yang sudah bekas.Pasar sasarannya yaitu

perorangan maupun badan usaha atau instansi. Kredit kendaraan bermotor

ini dilayani di BRI Kantor Cabang.

6. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

Kredit Kepemilikan Rumah adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh BRI

kepada perorangan baik yang berpenghasilan tetap, professional, dan

wiraswasta untuk keperluan pembelian, pembangunan, maupun renovasi

rumah. Kredit Kepemilikan Rumah ini dilayani di BRI Kantor Cabang.

Mekanisme Penyaluran KUR Mikro pada BRI Unit Ciampea

BRI Unit Ciampea dalam penyaluran KUR secara umum melewati dua

tahap yaitu tahap pengajuan permohonan atau tahap pemberian kredit dan tahap

pembayaran kembali. Pada tahap pengajuan permohonan kredit atau pemberian

kredit diawali dengan mengisi formulir yang tersedia di BRI Unit Ciampea.

Selanjutnya akan ada penilaian kredit yang dilakukan oleh Mantri KUR BRI Unit

Ciampes. Setalah itu, Kaunit Ciampea meneliti data kredit yang telah

dikumpulkan dan mengambil keputusan, apabila usaha tersebut dinilai layak,

maka Kaunit dapat langsung memutuskan pemberian kredit. Plafon KUR di BRI

Unit Ciampea adalah maksimal lima juta rupiah. Bila permohonan kredit tersebut

dinilai tidak layak, maka Kaunit dapat langsung memberikan keputusan penolakan.

Mekanisme penyaluran kredit di BRI Unit Ciampea sama halnya dengan

mekanisme penyaluran kredit yang ada di bank unit yang lain, yaitu tidak terlepas

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

35

dari persyaratan maupun prosedur yang harus dipenuhi oleh debitur. Secara lebih

jelas prosedur penyaluran kredit yang dilakukanoleh BRI Unit Ciampea adalah:

1. Persyaratan Awal

Pendaftaran awal harus dilakukan di kantor BRI Unit Ciampea pada jam

kerja dan petugas yang melayani adalah Deskman. Calon nasabah harus

membawa kelengkapan identitas diri untuk permohonan pinjaman yaitu:

a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami istri jika sudah

menikah

b. Pas foto suami istri bila sudah menikah

c. Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah jika sudah menikah

d. KUR tidak diwajibkan menggunakan agunan, akan tetapi tidak

menutup kemungkinan pihak bank meminta jaminan atau agunan

ringan.

e. Surat Keterangan Tanah dari Desa/Kelurahan SPPT/STTS tahun

terkahir

f. Surat Keterangan Usaha (SKU) Desa

g. Calon nasabah punya usaha minimal 6 bulan yang bisa menerima

KUR

Calon nasabah dapat memilih jumlah serta jangka waktu pengembalian

KUR sesuai dengan kemampuannya berdasarkan prosedur KUR yang

berlaku.Jangka waktu angsuran KUR yang dapat dipilih calon debitur

yaitu selama 12, 18, 24 dan 36 bulan.Pada saat itu, deskman turut

membantu nasabah dalam memberikan pilihan pinjaman sesuai dengan

kemampuan usahanya.

2. Pendaftaran

Setelah proses pengajuan kredit dilakukan, selanjutnya dilaksanakan

proses administrasi. Dalam hal ini, deskman bertugas untuk memeriksa

apakah calon debitur termasuk dalam daftar hitam atau tidak. Selain itu,

deskman juga harus mempersiapkan pemeriksaan di tempat nasabah

sesuai dengan besar KUR dan memastikan pinjaman lama dengan

memeriksa berkas pinjaman yang lalu dan kartu pelunasannya, apabila

pernah atau sedang meminjam di BRI. Setelah itu, seluruh berkas

diberikan kepada Kaunit untuk diproses lebih lanjut. Kaunit akan

memeriksa kelengkapan persyaratan yang diperlukan dan berkas

pengajuan dari deskman. Sebelum memutuskan permohonan, Kaunit harus

menugaskan Mantri atau Kaunit sendiri yang melakukan pemeriksaan

kebenaran laporan usaha yang diberikan oleh calon debitur. Dalam hal ini

diharapkan Kaunit lebih mengenal karakter calon debitur.

3. Peninjauan terhadap usaha calon debitur

Peninjauan terhadap aspek-aspek usaha calon debitur juga sangat

diperlukan untuk meminimalkan risiko terjadinya penunggakan pada

pinjaman. Peninjauan dapat dilakukan secara langsung oleh Mantri

terhadap keadaan usahacalon debitur, untuk memperoleh informasi

tersebut, Mantri dapat melakukan wawancara baik langsung terhadap

calon nasabah maupun tetangga atau relasinya. Prinsip Lima C perlu

diperhatikan dalam pemeriksaan ini.Oleh karena itu, Mantri harus giat

mengamati dan mewawancarai orang-orang yang tepat guna mendapatkan

data yang akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

36

usaha calon nasabah. Peninjauan ini dilakukan oleh Mantri BRI unit

menentukan kelayakan calon debitur dalam menerima kredit. Selain itu,

peninjauan ini dilakukan untuk memastikan data yang dilaporkan oleh

calon nasabah benar-benar sesuai dengan keadaan yang terjadi tidak

direkayasa oleh calon debitur.

4. Pencairan

Pencairan dilakukan oleh BRI Unit setelah proses peninjauan dan menurut

laporan dari Mantri dan analisis Kaunit yang menyatakan layak untuk

diberikan kredit, baru setelah itu calon nasabah bisa langsung mengambil

uang pencaiaran di Bank Unit.

Produk yang ditawarkan oleh BRI Unit Ciampea adalah Simpedes,

Kupedes, KUR, tabungan Britama, Deposito BRI (Depobri), tabungan haji, dan

Simaskot (Simpanan Masyarakat Kota, pada akhir tahun 2005 ditiadakan dan

dilebur menjadi satu dengan Simpedes). Untuk lebih menarik minat nasabah

terhadap produk-produk yang ditawarkan BRI Unit Ciampea, maka BRI Unit

Ciampea memberikan fasilitas-fasilitas yang memudahkan nasabah, yaitu untuk

produk peminjaman, tidak ada persyaratan khusus hanya surat izin usaha yang

otentik dan jelas serta layak dan juga identitas diri. Selain itu, untuk produk

simpanan, dalam pembuatan simpanan hanya memerlukan KTP dan saldo awal

untuk setiap simpanan tidak terlalu besar, untuk Simpedes saldo awal sebesar 100

ribu rupiah, sedangkan untuk Britama saldo awal sebesar 200 ribu rupiah. Dalam

penarikan uang, nasabah dapat melakukannya di ATM BRI dimana saja, selain itu

BRI Unit Ciampea sudah on line sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di

BRI mana pun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Berdasarkan Tunggakan KUR Mikro Mikro BRI

Unit Ciampea

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

karakteristik personal yang mencakup variabel tingkat pendidikan, jarak rumah

debitur, jumlah tanggungan keluarga dan frekuensi menerima kredit. Karakteristik

kedua yaitu karakteristik usaha yang mencakup variabel jenis usaha, pengalaman

usaha agribisnis, aset usaha dan omset usaha. Sedangkan karakteristik ketiga yaitu

karakteristik kredit yang mencakup variabel jangka waktu pelunasan kredit dan

penggunaan kredit untuk usaha. Responden terdiri dari wanita dan laki-laki,

namun dalam hal ini jenis kelamin tidak menjadi variabel yang mempengaruhi

tunggakan Kredit Usaha Rakyat di BRI Unit Ciampea karena berdasarkan

pengalaman para menteri penggung jawab KUR Mikro umur tidak memberikan

pengaruh terhadap tunggakan kredit. Tingkat pendidikan responden dimulai dari

tamatan SD sampai D3 dengan jarak rumah debitur dimulai yang paling dekat 100

m sampai yang paling jauh 17 km, di mana responden memiliki jumlah

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

37

tanggungan keluarga antara 2 orang hingga 5 orang dengan pengalaman menerima

kredit antara 1 kali hingga 4 kali. Karakteristik usaha, kisaran omset responden

antara 0.8 juta rupiah hingga 108 juta rupiah dengan pengalaman usaha antara 2

tahun hingga 20 tahun, dimana aset yang dimiliki oleh respondan kisaran dari 0.2

juta rupiah hingga 17 juta rupiah dengan jenis usaha di sektor on-farm dan off-

farm. Sedangkan karakteristik kredit, penggunaan pinjaman kredit responden

berkisar antara 2 persen hingga 100 persendigunakan untuk usaha dengan jangka

waktu pengembalian kredit antara 1 tahun sampai 3 tahun (Tabel 6).

Tabel 6 Statistika deskriptif responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

November 2014 - Januari 2015

Variabel Mean SE Mean St Dev Min Max

Tingkat pendidikan (tahun) 9.82 0.39 2.45 6.00 15.00

Jarak rumah debitur (km) 7.28 0.99 6.27 0.10 18.00

Jumlah tanggungan Keluarga (orang) 3.22 0.12 0.73 2.00 5.00

Frekuensi menerima kredit (kali) 1.43 0.11 0.71 1.00 4.00

Jenis usaha (dummy) - - - - -

Pengalaman usaha (tahun) 8.43 0.73 4.59 2.00 20.00

Aset usaha (juta rupiah) 5.44 0.74 4.66 0.20 17.00

Omset usaha (juta rupiah) 13.17 2.88 18.23 0.80 108.00

Jangka waktu pelunasan kredit (tahun) 2.05 0.08 0.49 1.00 3.00

Penggunaan kredit untuk usaha (persen)

16.09 0.85 5.36 2.00 100.00

Karakteristik Personal

Karakteristik individu diidentifikasi berdasarkan beberapa faktor yang

diduga berpengaruh terhadap tunggakan Kredit Usaha Rakyat, yaitu faktor tingkat

pendidikan, jarak rumah debitur dan jumlah tanggungan keluarga nasabah dari

BRI Unit Ciampea.

1. Tingkat pendidikan

Semakin tingginya tingkat pendidikan yang dimilki oleh seseorang, semakin

besar wawasan dan pengetahuannya dalam mengeksplor dirinya dalam suatu

usaha. Kaitannya tingkat pendidikan dengan tunggakan kredit yaitu jika semakin

tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh debitur maka akan semakin besar

potensi yang dimiliki oleh debitur dalam mengembangkan usahanya sehingga

akan meningkatkan omset penjualan usahanya dan kemudian semakin besar

peluang debitur dalam mengembalikan pengembalian kreditnya. Namun,

berdasarkan hasil penelitian di dapat bahwa sebagian besar pendidikan responden

setingkat SMP dan SMA/SMK yang proporsinya mencapai 35 persen sedangkan

tamatan D3 hanya mencapai 5 persen proporsinya, sementara pada debitur

menunggak semuanya rata-rata tamatan SMP (Tabel 7).

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

38

Tabel 7 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan tingkat pendidikan November 2014 – Januari 2015

Tingkat

Pendidikan (Tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

SD 7.00 17.50 0.00 0.00 7.00 17.50

SMP 14.00 35.00 3.00 7.50 17.00 42.50

SMA/SMK 14.00 35.00 0.00 0.00 14.00 35.00 D III 2.00 5.00 0.00 0.00 2.00 5.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

2. Jarak rumah debitur

Jarak rumah nasabah dapat menjadi salah satu penyebab kurang lancarnya

debitur dalam mengembalikan kredit karena semakin jauh jarak rumah debitur

dengan lokasi Bank Unit Ciampea maka biaya yang digunakan untuk menuju

lokasi juga semakin besar serta membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke

lokasi. Berdasarkan Tabel 8, bahwa rata-rata debitur yang lancar dalam

mengembalikan kredit berjarak lebih jauh dari lokasi BRI Unit Ciampea yaitu

lebih besar dari 10 km dari lokasi yang berarti bahwa jarak rumah debitur tidak

terbukti menjadi kendala dalam tunggakan KUR Mikro, karena justru debitur

yang menunggak dalam mengembalikan kredit justru rata-rata debitur yang

berlokasi dekat dengan BRI Unit Ciampea. Lokasi terjauh debitur KUR Mikro di

BRI Unit Ciampea berada di Kampung Ciangsana yang sekitar 18 km dari kantor

BRI Unit Ciampea sedangkan yang paling dekat berlokasi di sekitar BRI Unit

Ciampea yang berjarak 100 m.

Tabel 8 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan jarak rumah debitur November 2014 – Januari 2015

Jarak Rumah

Debitur

(km)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

≤ 2 11.00 27.50 1.00 2.50 12.00 30.00

3 – 9 10.00 25.00 1.00 2.50 11.00 27.50

≥ 10 16.00 40.00 1.00 2.50 17.00 42.50

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

3. Jumlah tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan keluarga kaitannya dengan tingkat pengembalian kredit

BRI Unit Ciampea yaitu semakin banyak jumlah tanggungan yang ditangung oleh

debitur, samakin besar pula pengeluaran yang dikeluarkan oleh debitur sehingga

peluang kredit macetnya besar jika pendapatan yang diperoleh debitur hanya

dihabiskan untuk mencukupi kehidupan keluarga. Berdasarkan Tabel 9, dapat

dilihat bahwa responden yang lancar dalam pengembalian memiliki jumlah

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

39

tanggungan keluarga rata-rata lima orang di mana proporsi terbesarnya berjumlah

tiga orang sampai lima orang yaitu sebesar 80 persen, sedangkan pada responden

yang menunggak dalam pengembalian kredit memiliki rata-rata jumlah

tanggungan keluarganya kurang dari dua orang.

Tabel 9 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan jumlah tanggungan keluarga November 2014 – Januari

2015

Jumlah

Tanggungan Keluarga

(orang)

Lancar Menunggak Total

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

≤ 2 5.00 12.50 2.00 5.00 7.00 17.50

3 – 5 32.00 80.00 1.00 2.50 33.00 82.50 ≥ 5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

4. Frekuensi Menerima Kredit

Frekuensi menerima kredit merupakan seberapa sering debitur dalam

menerima kredit, hal ini berkaitan dengan kepercayaan pihak perbankan terhadap

nasabah sehingga semakin sering nasabah dalam menerima kredit artinya

kepercayaan yang diberikan pihak perbankan semakin besar pula dan terdapat

catatan baik sehingga diberikan kredit lagi sama pihak perbankan. Rata-rata

responden BRI Unit Ciampea menerima kredit dua kali, di mana debitur paling

sering empat kali menerima kredit dan minimal satu kali menerima kredit (Tabel

10). Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa responden yang lancar dalam

mengembalikan kreditnya rata-rata dua kali dalam menerima kredit dengan

proporsi 85 persen sedangkan untuk repsonden yang menunggak dalam

mengembalikan kredit rata-rata dua kali juga dalam pengalaman menerima

kreditnya dengan proporsi 7.5 persen.

Tabel 10 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan frekuensi menerima kredit November 2014 – Januari

2015

Frekuensi Menerima

Kredit

(kali)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

≤ 2 34.00 85.00 3.00 7.50 37.00 92.50 2 – 4 3.00 7.50 0.00 0.00 3.00 7.50

≥ 5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

40

Karakteristik Usaha

Karakteristik usaha diidentifikasi berdasarkan beberapa faktor yang diduga

berpengaruh terhadap tunggakan kredit, yaitu faktor pengalaman usaha, aset usaha

dan omset nasabah dari BRI Unit Ciampea.

1. Jenis Usaha

Jenis usaha yang dijalankan nasabah BRI Unit Ciampea umumnya pada

sektor off-farm dibandingkan dengan disektor on-farm, hal ini juga dibuktikan

dengan nilai rata-rata variabel jenis usaha baik yang lancar maupun yang

menunggak keduanya di sektor off-farm sehingga nasabah KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea rata-rata ada di sektor off-farm.

Tabel 11 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan jenis usaha November 2014 – Januari 2015

Jenis Usaha

(dummy)

Lancar Menunggak Total

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

On-farm (0) 7.00 17.50 1.00 2.50 8.00 20.00

Off-farm (1) 30.00 75.00 2.00 5.00 32.00 80.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

2. Pengalaman usaha agribisnis

Pengalaman usaha agribisnis dapat digunakan untuk mengetahui kehandalan

seseorang dalam menjalankan usahanya. Semakin lama pengalaman usaha

seseorang dalam menjalankan usahanya maka kemampuannya dalam mengelola

usaha akan semakin baik. Pengalaman usaha juga mencerminkan keberhasilannya

dalam bidang usaha yang telah ditekuni. Semakin lama seorang debitur telah

bergelut dalam usaha tersebut maka akan diikuti oleh peluang keberhasilan usaha

yang akan semakin besar sehingga secara tidak langsung dapat menjamin

kemampuan pengembalian kredit oleh debitur di BRI Unit Ciampea.

Tabel 12 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea berdasarkan pengalaman usaha November 2014 – Januari 2015

Pengalaman

Usaha

(tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

≤ 10 28.00 70.00 2.00 5.00 30.00 75.00

11 – 20 9.00 22.50 1.00 2.50 10.00 25.00

≥ 20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

Berdasarkan Tabel 12, responden yang melakukan pengembalian kredit

lancar rata-rata mempunyai pengalaman lebih lama dari pada responden yang

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

41

menunggak dalam mengembalikan kredit yaitu 9.2 tahun untuk debitur lancar dan

2.4 tahun untuk debitur menunggak. Responden lancar proporsi paling besar

memiliki pengalaman kurang dari sepuluh tahun dimana pada debitur yang

menunggak tidak jauh berbeda dengan debitur yang lancar pengembalian

kreditnya untuk proporsi pengalaman usaha paling besar.

3. Aset Usaha

Semakin besar dan lengkap aset yang dimiliki oleh debitur dalam

menjalankan usahanya, maka di duga akan dapat meningkatkan penjualan dari

usaha yang dijalankan debitur sehingga akan meningkatkan penjualannya.

Harapannya dengan hal itu, akan dapat memperlancar debitur dalam

mengembalikan kreditnya secara tepat waktu.

Tabel 13 Sebaran debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea responden berdasarkan aset usaha November 2014 – Januari 2015

Asset Usaha

(juta rupiah)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

≤ 1 11.00 27.50 1.00 5.00 13.00 32.50 2 – 10 20.00 50.00 2.00 2.50 21.00 52.50

≥ 10 6.00 15.00 0.00 0.00 6.00 15.00

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

Berdasarkan Tabel 13, bahwa rata-rata debitur BRI KUR Unit Ciampea

memiliki aset usaha kurang lebih lima juta rupiah, di mana debitur minimal

mempunyai aset usaha senilai dua ratus ribu rupiah dan maksimal memiliki aset

usaha senilai tujuh belas juta rupiah. Responden yang lancar dalam

mengembalikan kredit rata-rata memiliki aset sebelas juta rupiah dengan proporsi

terbesar aset yang dimilki antara dua juta rupiah sampai sepuluh juta rupiah,

sedangkan responden yang menunggak memilki rata-rata aset usaha sebesar tujuh

ratus ribu rupiah dengan proporsi terbesar aset yang dimiliki juga berasa antara

dua juta rupiah sampai sepuluh juta rupiah.

4. Omset Usaha

Omset usaha merupakan total penjualan kotor yang diperoleh seorang

pengusaha dalam satuan waktu tertentu, misalnya harian, bulanan maupun

tahunan. Faktor omset untuk debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea ini

diakumulasi per satu bulan untuk menyamaratakan nilai omset usaha budidaya

sayuran dengan jenis usaha lainnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan usaha

seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam membiayai

kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain, pendapatan seseorang berkorelasi

positif dengan tingkat kesejahteraanya. Kaitannya dengan tunggakan kredit yaitu

pendapatan usaha seorang debitur dapat mencerminkan kemampuannya dalam

memenuhi kewajiban pengembalian kredit dengan baik karena pendapatannya

tersebut sebagai sumber dalam membayar angsuran kredit. Semakin besar

pendapatan usaha debitur maka kemampuannya dalam membayar angsuran kredit

hingga lunas semakin terjamin. Omset usaha debitur KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea cenderung rendah (Tabel 14), di mana rata-rata omset usaha nasabah

sekitar tiga belas juta rupiah. Sedangkan responden yang lancar dalam

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

42

mengembalikan kredit omset usahanya rata-rata dua belas juta rupiah dengan

proporsi terbesar omset usahanya 42.5 persen besarnya kisaran enam juta rupiah

sampai lima belas juta rupiah. Sedangkan untuk responden yang dalam

pengembalian kreditnya menunggak memiliki rata-rata omset sebesar enam ratus

ribu rupiah.Oleh karena itu, berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa nasabah

yang mempunyai omset yang tinggi dapat mengembalikan kreditnya dengan

lancar, sehingga variabel omset diduga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap

persentase total tunggakan kredit.

Tabel 14 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan omset usaha November 2014 – Januari 2015

Omset Usaha

( juta rupiah)

Lancar Menunggak Total

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

≤ 5 11.00 27.50 2.00 5.00 13.00 32.50

6 – 15 17.00 42.50 1.00 2.50 18.00 45.00

≥ 15 9.00 22.50 0.00 0.00 9.00 22.50 Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00

Karakteristik Kredit

Karakteristik kredit diidentifikasi berdasarkan beberapa faktor yang diduga

berpengaruh terhadap tunggakan kredit, yaitu faktor jangka waktu pengembalian

kredit, pengalaman menerima kredit dan pengunaan kredit untuk usaha nasabah

BRI Unit Ciampea.

1. Jangka Waktu Pelunasan Kredit

Tabel 15 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan jangka waktu pelunasan kredit November 2014 –

Januari 2015

Jangka Waktu

Pelunasan Kredit

(tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

Jumlah (Orang)

Proporsi (%)

1 2.00 5.00 0.00 0.00 2.00 5.00

1.8 15.00 37.50 0.00 0.00 15.00 37.50 2 13.00 32.50 3.00 7.50 16.00 40.00

3 7.00 17.50 0.00 0.00 7.00 17.50

Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40.00 100.00 Rata-rata 2.00 2.00 2.00

Nilai maksimum 3.00 2.00 3.00

Nilai minimun 0.00 1.00 1.00

Jangka waktu pelunasan kredit adalah batas waktu yang diberikan oleh bank

kepada debitur untuk membayar pinjamannya hingga lunas. Faktor ini diduga

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

43

akan mempengaruhi persentase total tunggakan kredit. semakin lama jangka

waktu pelunasan kredit maka jumlah angsuran yang diberikan semakin kecil,

sehingga semakin sedikit jangka waktu pelunasan kredit maka peluang kredit

macet lebih besar karena jumlah angsuran pengembalian semakin besar. Jangka

waktu pengembalian kredit di BRI Unit Ciampea terbagi ke dalam tiga empat

kategori yaitu 1 tahun, 1.8 tahun, 2 tahun dan 3 tahun (Tabel 15). Berdasarkan

Tabel 12, bahwa rata-rata jangka waktu pelunasan kredit pada debitur yang lancar

dalam pengembalian kredit adalah dua tahun dengan proporsi 37.5 persen jangka

waktu pelunasan kredit, sedangkan pada debitur yang menunggak dalam

mengembalikan kreditnya rata-rata jangka waktu pelunasan kredit dua tahun

dengan proporsi 7.5 persen pada jangka waktu pengembalian dua tahun.

2. Penggunaan Kredit untuk Usaha

Penggunaan kredit untuk usaha merupakan penggunaan pinjaman kredit

yang digunakan untuk mendanai kegiatan usahanya, sebagian besar responden

KUR Mikro di BRI Unit Ciampea tidak seluruhnya menggunakan uang

pinjamannya untuk mendanai usahanya, sebagian digunakan untuk konsumsi.

Semakin besar penggunaan pinjaman kredit yang digunakan untuk usaha maka

diharapkan usaha yang dijalankan semakin berkembang sehingga akan

meningkatkan pendapatan usahnya. Dengan kata lain, penggunaan kredit untuk

usaha berkorelasi positif dengan kenaikan omset usaha para debitur sehingga

debitur akan mampu mengembalikan kreditnya secara lancar. Berdasarkan (Tabel

16) menunjukkan bahwa rata-rata debitur yang lancar dalam mengembalikan

kreditnya lancar menggunakan kredit untuk usaha sebesar enam belas persen

dengan proporsi 72.5 persen penggunaanya untuk kredit enam puluh persen.

Sedangkan responden yang menunggak dalam mengembalikan kreditnya rata-rata

menggunakan kreditnya untuk usaha sebesar satu persen. Oleh karena itu,

penggunaan kredit untuk usaha pada debitur yang lancar lebih besar dibandingkan

dengan debitur yang menunggak sehingga hal ini di duga bahwa penggunaan

kredit untuk usaha dapat mempengaruhi tunggakan kredit di BRI Unit Ciampea.

Tabel 16 Sebaran responden debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

berdasarkan penggunaan kredit untuk usaha November 2014 – Januari 2015

Penggunaan

Kredit untuk

Usaha (persen)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(Orang)

Proporsi

(%)

≤ 30 3.00 7.50 1.00 2.50 5.00 12.50

31 – 59 5.00 12.50 0.00 0.00 5 17.50

≥ 60 29.00 72.50 2.00 5.00 30 75.00 Total 37.00 92.50 3.00 7.50 40 100.00

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

44

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tunggakan Kredit Usaha

Rakyat (KUR) Mikro BRI Unit Ciampea

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan Kredit

Usaha Rakyat Mikro BRI Unit Ciampea, maka dilakukan pengujian dengan

regresi linier berganda. Pada penelitian ini, diduga ada sembilan faktor yang

mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea yang dikelompokkan

ke dalam tiga karakteristik yaitu karakteristik personal, karakteristik usaha dan

karakteristik kredit. Karakteristik personal meliputi faktor tingkat pendidikan (X1),

jarak rumah nasabah (X2), jumlah tanggungan keluarga (X3) dan frekuensi

menerima kredit (X4). Karakteristik usaha meliputi faktor jenis usaha (X5),

pengalaman usaha agribisnis (X6), aset usaha (X7) dan omset usaha (X8).

Sedangkan karakteristik kredit meliputi faktor jangka waktu pelunasan kredit (X9),

dan penggunaan kredit untuk usaha (X10). Pengujian ini menggunakan tingkat

kepercayaan 90 persen atau taraf nyata (α) 10 persen. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda dari 40 nasabah responden (Tabel 17), diperoleh

persamaan:

Y = 78.7 - 2.21 X1 - 0.820 X2 + 2.74 X3 - 11.2 X4 - 18.0 X5 - 1.30 X6 - 1.35 X -

0.333 X8 + 7.13 X9 - 1.83 X10

Ketepatan model diuji dengan menggunakan uji statistik, yaitu uji F, uji T

dan koefisien determinasi (R2). Diketahui bahwa P-value dari statistik F lebih

kecil dari taraf nyata sebesar 10 persen (P = 0.002 < α = 0.1) sehingga

keputusannya adalah menolak H0 artinya setidak-tidaknya ada satu variabel bebas

yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Tabel 14). Akurasi model

dugaan (goodness of fit) model dilakukan dengan memperhatikan koefisien

determinasi (R2), yaitu sebesar 43.5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar

43.5 persen variasi variabel terikat (tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea)

dapat dijelaskan secara nyata oleh variabel-variabel bebas (tingkat pendidikan,

jarak rumah nasabah, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha,

omset usaha, jangka waktu pelunasan kredit, pengalaman menerima kredit dan

penggunaan kredit untuk usaha) dalam model, sedangkan sisanya 56.5 persen

dapat dijelaskan oleh varaibel error (variabel lain yang tidak dimasukkan ke

dalam model).

Pengujian terhadap pengaruh nyata masing-masing variabel bebas secara

parsial dilakukan dengan uji T. Berdasarkan hasil uji, variabel-variabel yang

berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea berjumlah

delapan dari sepuluh variabel yang diduga, variabel-variabel tersebut adalah

variabel tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah, aset usaha, omset usaha,

frekuensi menerima kredit, jenis usaha, pengalaman usaha agribisnis, dan

penggunaan kredit untuk usaha pada tingkat kepercayaan 90 persen.Sedangkan

variabel lainnya seperti jumlah tanggungan keluarga dan jangka waktu pelunasan

kredit tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian KUR Mikro BRI

Unit Ciampea.

Selain itu, dalam membuat suatu persamaan regresi linier berganda

diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan, yaitu normalitas,

autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedasitas.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

45

1. Normalitas, plot garis dari standardized residual cumulative probability

menunjukkan bahwa sebaran data berada pada garis normal. Berdasarkan

hasil uji, dapat dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki sebaran yang

normal (Lampiran 3).

2. Autokorelasi melalui uji Durbin-Watson diperoleh nilai d = 1.84

(mendekati nilai d= 2) sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

autokorelasi pada komponen error sehingga hasil uji F dan uji T adalah

valid (Lampiran 2).

3. Multikolineritas, berdasarkan pada hasil VIF (Variance Inflation Factors)

diketahui bahwa nilai VIF dari semua variabel independent adalah lebih

kecil dari 10 (Lampiran 2). Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinier diantara variabel

independent artinya tidak terdapat hubungan yang kuat diantara variabel-

variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Heteroskedasitas, plot antara standardized residual dengan variabel terikat

menunjukkan bahawa tidak terdapat suatu pola dalam plot tersebut

sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut homogen atau komponen

error tidak heterokedastisitas (Lampiran 3).

Tabel 17 Hasil pengujian model regresi linier berganda tunggakan KUR mikro

BRI Unit Ciampea November 2014 – Januari 2015

Notasi Variabel Koefisien Standard

Error

Thit P-value

β Konstanta 78.69 18.98 4.15 0.000

X1 Tingkat pendidikan (tahun) -2.209** 1.032 -2.14 0.041 X2 Jarak rumah nasabah (km) -0.8200* 0.4693 -1.75 0.091 X3 Jumlah tanggungan keluarga (orang) 2.744 3.469 0.79 0.435 X4 Frekuensi menerima kredit (kali) -11.162** 3.766 -2.96 0.006 X5 Jenis usaha (dummy) -18.031** 7.223 -2.50 0.018 X6 Pengalaman usaha agribisnis (tahun) -1.2993** 0.5330 -2.44 0.021 X7 Aset usaha (juta rupiah) -1.3466 * 0.6990 -1.93 0.064 X8 Omset usaha (juta rupiah) -0.3331** 0.1620 -2.06 0.049 X9 Jangka waktu pelunasan kredit

(tahun) 7.134 5.150 1.39 0.177

X10 Penggunaan kredit untuk usaha

(persen) -1.8285**

0.5994 -3.05 0.005

R2 = 56.5% R

2 (adj) = 43.5%

ANOVA

Source DF SS MS F P

Regression 10 7335.6 733.6 3.77 0.002 Residual Error 29 5647.0 194.7

Total 39 12982.6

Durbin-Watson statistic = 1,82 *) signifikan pada α = 10%

**) signifikan pada α = 5%

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

46

Karakter Personal

Variabel Tingkat Pendidikan (X1)

Tingkat pendidikan nasabah diduga berpengaruh negatif terhadap tunggakan

KUR Mikro BRI Unit Ciampea. Namun, hal ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya bahwa peningkatan tingkat pendidikan pada umumnya akan

mempengaruhi wawasan dan pengetahuan berfikir yang lebih luas seseorang

sehingga semakin meningkatnya tingkat pendidikan nasabah dianggap dapat lebih

mampu mengembangkan usaha dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan

pinjaman untuk mengembangkan usahanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan,

nasabah dianggap akan semakin mampu mengembangkan usahanya sehingga

akan meningkatkan penjualan pada usaha yang digeluti nasabah tersebut.

Berdasarkan hasil uji, variabel tingkat pendidikan berpengaruh negatif

terhadap tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea karena koefisien variabel tersebut

bernilai negatif, artinya apabila tingkat pendidikan nasabah bertambah satu tahun

maka diduga rata-rata tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea akan turun

sebesar 2.21 persen, ceteris paribus. Dengan kata lain, semakin bertambahnya

tingkat pendidikan nasabah maka tunggakannya semakin kecil. Hasil ini sesuai

dengan hipotesis penelitian, di mana semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah

maka akan semakin kecil persentase total tunggakan KUR Mikro yang dimiliki

oleh nasabah.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda tersebut, semakin tinggi tingkat

pendidikan nasabah akan mengurangi tunggakan kredit. Variabel tingkat

pendidikan ini berpengaruh nyata dalam mempengaruhi tunggakan KUR Mikro

Unit Ciampea, karena P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.041< α = 0.1).

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nasabah berpengaruh nyata

terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea. Tingkat pendidikan dalam

penelitian ini ternyata sebaran respondennya sebagian besar lulusan SMP dan

SMA, di mana keduanya memiliki proporsi yang sama yaitu 35 persen (Tabel 7).

Sehingga berdasarkan hal tersebut tingkat pendidikan responden debitur KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea yang lancar dalam mengembalikan kredit ke bank

rata-rata lama dalam menempuh pendidikan. Hal ini mengindikasikan bahwa BRI

Unit Ciampea dalam memberikan pinjaman KUR Mikro terhadap nasabah

memperhatikan tingkat pendidikan nasabah dalam menyalurkan KUR Mikro.

Variabel Jarak Rumah Nasabah (X2)

Jarak rumah nasabah diduga berpengaruh positif terhadap tunggakan KUR

Mikro BRI Unit Ciampea. Semakin jauh jarak rumah nasabah terhadap lokasi BRI

Unit Ciampea, maka diduga tunggakan akan semakin besar pula, karena ada biaya

tambahan untuk transportasi sehingga asumsinya, semakin jauh jarak rumah

nasabah dari lokasi BRI Unit maka akan menambah pengeluaran nasabah

sehingga akan memberikan kesempatan menunggak dalam membayar.

Berdasarkan hasil uji, variabel jarak rumah nasabah berpengaruh negatif terhadap

tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea karena koefisien variabel tersebut negatif,

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

47

artinya apabila jarak rumah nasabah ditambah satu km, maka tunggakan KUR

Mikro akan turun sebesar 0.820 persen, ceteris paribus. Pengaruh ini tidak sesuai

dengan hipotesis penelitian, di mana semakin jauh jarak rumah nasabah terhadap

kantor BRI Unit maka akan semakin besar tunggakan KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda tersebut, semakin jauh jarak rumah

nasabah akan menurunkan tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea. Akan tetapi,

variabel jarak rumah nasabah ini berpengaruh nyata dalam mempengaruhi

tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea, karena P-value lebih kecil dari taraf nyata

(P = 0.091< α = 0.1). Hal ini berarti jarak rumah nasabah terhadap lokasi kantor

BRI Unit Ciampea berpengaruh terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit

Ciampea. Dengan kata lain, mengindikasikan bahwa BRI Unit Ciampea dalam

memberikan pinjaman KUR Mikro terhadap nasabah mempertimbangkan variabel

jarak rumah nasabah.

Jarak rumah debitur lancar KUR Mikro di BRI Unit Ciampea ternyata

berdasarkan (Tabel 8) paling banyak berjarak lebih dari 10 km dari lokasi bank.

Sehingga dalam hal ini mengindikasikan bahwa BRI Unit Ciampea lebih banyak

mempertimbangkan memberikan kreditnya kepada debitur yang berjarak lokasi

jauh dari bank unit karena berdasarkan hasil wawancara juga bahwa pihak

manajemen BRI Unit Ciampea saat ini sedang melakukan upaya perluasan ruang

lingkup debitur yang mampu dijangkau oleh pihak bank unit.

Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3)

Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap tunggakan

KUR Mikro Unit Ciampea. Hal ini akan mempengaruhi nasabah dalam

melakukan pengembalian kreditnya karena semakin besar jumlah tanggungan

keluarga yang ditangung oleh nasabah maka semakin besar pula pengeluaran

rumah tangga yang dikeluarkan oleh nasabah sehingga kemampuan keuangannya

akan semakin kecil. Hal ini berarti semakin besar jumlah tanggungan keluarga

maka diduga semakin besar tunggakan kredit yang dimiliki oleh nasabah.

Berdasarkan hasil uji, variabel jumlah tanggungan keluarga nasabah

berpengaruh positif terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea karena

koefisien variabel tersebut bernilai positif, yaitu apabila jumlah tanggungan

keluarga menambah satu orang, maka rata-rata tunggakan KUR Mikro Unit BRI

meningkat sebesar 2.74 persen, ceteris paribus. Pengaruh ini sesuai dengan

hipotesis penelitian, dimana semakin banyak jumlah tanggungan keluarga

seseorang maka tunggakan yang dimiliki akan semakin besar pula.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda tersebut, semakin besar jumlah

tanggungan keluarga akan menambah tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea.

Akan tetapi, variabel jumlah tanggungan keluarga ini tidak berpengaruh nyata

dalam mempengaruhi tunggakan KUR Mikro Unit Ciampea, karena P-value lebih

besar dari taraf nyata (P = 0.435> α = 0.1). Hal ini berarti berapapun jumlah

tanggungan keluarga nasabah tidak berpengaruh terhadap tunggakan KUR Mikro

yang dimiliki oleh nasabah. Jumlah tanggungan keluarga debitur lancar KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea ternyata paling banyak memiliki tanggungan

keluarga antara tiga orang sampai lima orang (Tabel 9). Sedangkan pada debitur

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

48

yang menunggak dalam mengembalikan kredit memiliki jumlah tanggungan

paling banyak dua orang, hal ini menunjukkan bahwa BRI Unit Ciampea dalam

memberikan kredit KUR Mikro tidak mempertimbangkan pada jumlah

tanggungan yang dimiliki oleh debitur.

Variabel Frekuensi Menerima Kredit (X4)

Frekuensi menerima kredit diduga berpengaruh negatif terhadap tunggakan

KUR Mikro di BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel frekuensi

menerima kredit berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea karena koefisien variabel ini bernilai negatif, artinya apabila frekuensi

menerima kredit bertambah satu kali, maka diduga rata-rata tunggakan KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea akan menurun sebesar 11.2 persen, ceteris paribus.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana semakin berpengalaman

nasabah dalam menerima kredit maka total tunggakan KUR Mikro yang dimiliki

oleh nasabah tersebut akan semakin kecil. Dengan kata lain, banyaknya frekuensi

nasabah dalam menerima kredit berdampak terhadap tingkat kepercayaan yang

besar pihak manajemen BRI Unit Ciampea kepada nasabah tersebut sehingga

persentase total tunggakan KUR Mikro akan mampu ditekan karena sudah lebih

berpengalaman. Frekuensi menerima kredit menunjukkan apakah nasabah tersebut

pernah tidaknya mengajukan kredit sebelumnya. Frekuensi menerima kredit juga

dapat menunjukkan bahwa semakin seringnya nasabah dalam meminjam kredit

maka nasabah tersebut diduga akan lebih memahami tentang pinjaman yang

diberikan sehingga akan terlihat bagaimana aktivitas tersebut dalam

mengembalikan pinjamannya. Jika nasabah tergolong lancar maka tingkat

kepercayaan bank untuk merealisasikan pinjaman yang lebih besar akan semakin

tinggi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa banyaknya frekuensi menerima kredit

berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea karena

P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.006< α = 0.1). Hal ini berarti semakin

banyaknya frekuensi nasabah dalam menerima kredit maka tunggakan KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea akan semakin kecil. Dengan kata lain, semakin

banyaknya frekuensi nasabah menerima kredit akan mampu mengatasi dan

memahami aturan peminjaman di bank sehingga akan mampu menekan total

tunggakan serendah mungkin. Frekuensi menerima kredit debitur lancar KUR

Mikro BRI Unit Ciampea ternyata paling banyak memiliki pengalaman menerima

kredit kurang dari tiga kali (Tabel 10), dalam penelitian ini semua responden KUR

Mikro memiliki pengalaman kredit meskipun baru satu kali pengalaman

menerima kreditnya. Hal ini mengindikasikan bahwa BRI Unit Ciampea dalam

menyalurkan pinjaman KUR Mikro mempertimbangkan faktor frekuensi

menerima kredit sebagai salah satu faktor dalam menentukan besarnya jumlah

pinjaman yang akan diberikan.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

49

Karakteristik Usaha

Variabel Jenis Usaha (X5)

Jenis usaha diduga berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR Mikro

BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel jenis usaha berpengaruh

negatif terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea karena koefisien

bernilai negatif artinya rata-rata tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea pada

sektor off-farm diduga lebih rendah 18.0 persen, ceteris paribus. Variabel ini

berpengaruh nyata dalam mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit

Ciampea, karena P-Value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.018 <α = 0.1). Jenis

usaha debitur di BRI Unit Ciampea ternyata didominasi oleh sektor off-farm, di

mana pada sektor ini memiliki proporsi 80 persen dari keseluruhan responden

(Tabel 11). Hal ini menunjukkan bahwa BRI Unit Ciampea lebih banyak

mempertimbangkan sektor off-farm karena BRI Unit Ciampea menganggap sektor

off-farm lebih tidak berisiko dari pada sektor on-farm.

Variabel Pengalaman Usaha Agribisnis (X6)

Pengalaman usaha agribisnis diduga berpengaruh negatif terhadap

tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel

pengalaman usaha agribisnis berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR Mikro

BRI Unit Ciampea karena koefisien variabel tersebut bernilai negatif, artinya

apabila pengalaman usaha agribisnis meningkat satu tahun, maka tunggakan KUR

Mikro BRI Unit Ciampea akan turun sebesar 1.30 persen, ceteris paribus.

Pengaruh ini sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana semakin besar

pengalaman usaha agribisnis yang dimiliki oleh nasabah maka tunggakan

kreditnya akan semakin kecil. Dengan kata lain, persentase tunggakan kredit yang

dimiliki nasabah akan semakin kecil jika pengalaman usaha agribisnis nasabah

tersebut meningkat.

Variabel ini berpengaruh nyata dalam mempengaruhi tunggakan KUR

Mikro BRI Unit Ciampea, karena P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.021<

α = 0.1). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman usaha agribisnis

yang dilakukan oleh nasabah, maka tunggakan KUR Mikro nasabah tersebut

semakin kecil. Semakin lama pengalaman usaha agribisnis yang digeluti oleh

nasabah maka akan lebih banyak berpengalaman dan berwawasan luas dalam

pengambilan keputusan dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat

dianggap bahwa omset usaha akan semakin meningkat sehingga akan menekan

total tunggakan yang rendah. Dengan demikian, semakin lama pengalaman usaha

agribisnis nasabah maka semakin kecil tunggakan KUR Mikro yang dimiliki oleh

nasabah tersebut. Pengalaman usaha debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

ternyata sebagian besar memiliki pengalaman usaha kurang dari sepuluh tahun

(Tabel 12), dimana proporsi total sebesar 75 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa BRI Unit Ciampea menjadikan pengalaman usaha agribisnis sebagai

sebuah faktor yang dipertimbangkan dalam merealisasikan pinjaman KUR Mikro

terhadap nasabah. Oleh karena itu, pengalaman usaha agribisnis tepat untuk

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

50

digunakan dalam menentukan pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Ciampea

kepada nasabah.

Variabel Aset Usaha (X7)

Aset usaha diduga berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR Mikro

BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel aset usaha memberikan

pengaruh yang negatif terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea karena

koefisien variabel ini bernilai negatif, yaitu ketika besarnya aset usaha yang

dimiliki oleh nasabah naik satu juta rupiah maka diduga rata-rata tunggakan KUR

Mikro BRI Unit Ciampea akan turun sebesar 1.35 persen, ceteris paribus. Hasil

ini sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana semakin besar jumlah aset usaha

yang dimiliki oleh nasabah maka tunggakan KUR Mikro yang dimiliki oleh

nasabah semakin menurun.

Variabel aset usaha menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aset usaha

yang dimiliki oleh nasabah maka diduga nasabah akan mampu meningkatkan

penjualan usahanya karena ditunjang oleh fasilitas yang lengkap sehinga akan

mampu melunasi pinjaman KUR Mikro yang telah dipinjam. variabel aset usaha

ini berpengaruh nyata dalam mempengaruhi tunggakan KUR Mikro BRI Unit

Ciampea karena P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.064< α = 0.1). Aset

usaha debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea ternyata sebagian besar memiliki

aset sebesar dua juta rupiah sampai lima juta rupiah dengan proporsi 52.2 persen

dari total responden keseluruhan ( Tabel 13). Berdasarkan hal ini, pihak BRI Unit

Ciampea mempertimbangkan aset yang dimiliki oleh debitur karena dari hasil

penelitian debitur KUR Mikro di BRI Unit Ciampea minimal memiliki aset diatas

seratus ribu rupiah. Hal ini juga mengidikasikan bahwa BRI Unit Ciampea dalam

memberikan pinjaman terhadap nasabah juga berdasarkan pada jumlah aset usaha

yang dimiliki.

Variabel Omset Usaha (X8)

Omset usaha diduga berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR Mikro di

BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel omset usaha berpengaruh

negatif terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea karena koefisien

variabel tersebut bernilai negatif, yaitu ketika jumlah omset usaha nasabah

bertambah satu juta rupiah, maka diduga rata-rata tunggakan KUR Mikro BRI

Unit Ciampea akan menurun sebesar 0.333 persen, ceteris paribus. Pengaruh ini

sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana semakin besar omset usaha yang

diperoleh nasabah maka tunggakan KUR Mikro yang dimiliki oleh nasabah di

BRI Unit Ciampea akan semakin kecil.

Hasil analisis menunjukkan besarnya jumlah omset usaha yang dimiliki oleh

nasabah berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea

karena memiliki P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.049< α = 0.1). Hal ini

berarti bahwa semakin besar omset usaha yang dimiliki oleh nasabah BRI Unit

Ciampea maka tunggakan KUR Mikro yang dimilikinya akan semakin kecil.

Semakin besar omset usaha nasabah maka tunggakan yang dimiliki oleh nasabah

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

51

tersebut akan semakin kecil. Omset usaha debitur KUR Mikro di BRI Unit

Ciampea sebagian besar ternyata memiliki jumlah omset sebesar enam juta rupiah

sampai lima belas juta rupiah dengan proporsi sebesar 45 persen (Tabel 14).

Analisis ini mengidentifikasikan bahwa BRI Unit Ciampea dalam merealisasikan

KUR Mikro mempertimbangkan variabel omset usaha sebagai salah satu faktor

yang digunakan dalam menyalurkan KUR Mikro kepada nasabah. Hal ini karena

omset usaha sangat berkaitan erat dengan tujuan dari pinjaman yang diajukan oleh

nasabah sehingga tepat jika digunakan sebagai faktor penentu dalam menyalurkan

KUR Mikro kepada para nasabah.

Karakteristik Kredit

Variabel Jangka Waktu Pelunasan Kredit (X9)

Jangka waktu pelunasan kredit diduga berpengaruh negatif tunggakan KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel jangka waktu

pelunasan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea yang berpengaruh positif terhadap

tunggakan KUR Mikro karena koefisen variabel ini bernilai positif, artinya

semakin lama jangka waktu pelunasan kredit yang dipilih oleh nasabah maka

diduga rata-rata tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea akan meningkat

sebesar 7.13 persen, ceteris paribus. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis

penelitian, dimana semakin lama jangka waktu pelunasan kredit maka tunggakan

KUR Mikro akan semakin menurun karena secara umum bahwa semakin lama

jangka waktu pelunasan kredit maka jumlah angsuran yang harus dibayar nasabah

semakin kecil sehinga meringankan pembayaran, namun hipotesis ini tidak sesuai

dengan hasil penelitian.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jangka waktu pelunasan kredit

tidak berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea

karena P-value lebih besar dari taraf nyata (P = 0.409 > α = 0.1). Hal ini berarti

berapapun jangka waktu pelunasan kredit yang dipilih oleh nasabah KUR Mikro

BRI Unit Ciampea tidak berpengaruh terhadap tunggakan KUR Mikro yang

dimiliki oleh nasabah tersebut.

Jangka waktu pengembalian kredit debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea

ternyata paling banyak memilih pengembalian kredit yang jangka waktunya dua

tahun dengan proporsi 40 persen (Tabel 15). Oleh karena itu, berdasarkan hal ini

lamanya jangka waktu pengembalian yang dipilih oleh debitur KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea tidak memberikan pengaruh terhadap pengembalian kredit yang

dilakukan oleh debitur. Hal ini mengindikasikan bahwa BRI Unit Ciampea dalam

menyalurkan KUR Mikro bukan berdasarkan pada jangka waktu pelunasan kredit

yang dipilih oleh nasabah, tetapi sejauh mana nasabah tersebut mampu

mengembalikan pinjaman KUR Mikro yang telah diberikan BRI Unit Ciampea

kepada nasabah.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

52

Variabel Penggunaan Kredit untuk Usaha (X10)

Penggunaan kredit untuk usaha diduga berpengaruh negatif terhadap

tunggakan KUR mikro di BRI Unit Ciampea. Berdasarkan hasil uji, variabel

penggunaan kredit untuk usaha berpengaruh negatif terhadap tunggakan KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea karena koefisien variabel ini bernilai negatif, artinya

ketika penggunaan kredit untuk usaha meningkat sebesar satu juta rupiah maka

diduga rata-rata tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea akan menurun

sebesar 1.83 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian, dimana semakin

besar alokasi penggunaan kredit untuk usaha maka tunggakan KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea akan semakin kecil.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel penggunaan kredit usaha

berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI Unit Ciampea karena

P-value lebih kecil dari taraf nyata (P = 0.005< α = 0.1). Penggunaan kredit untuk

usaha pada debitur KUR Mikro BRI Unit Ciampea ternyata lebih dari 60 persen

dari jumlah pinjaman yang dipinjam digunakan untuk usaha dengan proporsi 75

persen (Tabel 16). Hal ini menunjukkan bahwa responden KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea menggunakan kreditnya untuk pengembangan usahanya, di

samping itu berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa sejauh ini

belum ada responden yang menggunakan kreditnya untuk keperluan konsumsi

semuanya minimal ada satu persen digunakan untuk usaha.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar alokasi penggunaan kredit usaha

maka tunggakan KUR Mikro yang dimiliki oleh nasabah semakin besar.

Indikasinya BRI Unit Ciampea dalam menyalurkan pinjaman KUR Mikro

tersebut mempertimbangkan faktor penggunaan kredit untuk digunakan modal

usaha, karena semakin besar penggunaan pinjaman jika digunakan untuk usaha

maka kesempatan nasabah tersebut akan mampu mengembangkan usahanya juga

akan semakin besar. Hal ini juga sesuai dengan tujuan dari BRI Uni Ciampea dan

program KUR itu sendiri bahwa pinjaman KUR Mikro hanya diperuntukan untuk

modal usaha bukan sebagai pinjaman konsumsi. Oleh karena itu, penggunaan

kredit untuk usaha tepat untuk digunakan dalam menentukan besarnya pinjaman

KUR Mikro yang akan diberikan BRI Unit Ciampea kepada nasabah.

Implikasi Manajerial

Dari hasil pembahasan dapat dilihat bahwa faktor yang berpengaruh nyata

terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea adalah tingkat pendidikan,

jarak rumah nasabah, frekuensi menerima kredit, jenis usaha, pengalaman usaha

agribisnis, aset usaha, omset usaha dan penggunaan kredit untuk usaha. Korelasi

negatif dari semua variabel yang mempengaruhi menunjukkan bahwa peningkatan

terhadap variabel tingkat pendidikan, frekuensi menerima kredit, jenis usaha,

pengalaman usaha agribisnis, aset usaha, omset usaha dan penggunaan kredit

untuk usaha mengakibatkan kemungkinan terjadinya penunggakan oleh responden

semakin kecil. Korelasi positif dari variabel jarak rumah nasabah menunjukkan

bahwa kemungkinan peningkatan terhadap variabel tersebut mengakibatkan

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

53

terjadinya penunggakan oleh responden semakin besar. Sedangkan variabel yang

tidak berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea

hanya variabel jumlah tanggungan keluarga dan jangka waktu pengembalian

kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak BRI tidak mempertimbangkan

variabel jumlah tanggungan keluarga karena berdasarkan hasil wawancara dengan

pihak manajemen BRI Unit Ciampea dalam penyaluran KUR Mikro lebih

menekankan pada karakter usaha dan bagaimana kemampuan dalam melakukan

pelunasan kredit. Faktor jangka waktu pelunasan kredit pihak manajemen juga

tidak terlalu mempertimbangkan karena dianggap baik yang jangka waktu

pelunasan kredit cepat atau pun lama bunga yang diberikan relatif sama kecil

sehingga jumlah angsuran yang dibayar relatif sama.

Penghindaran terhadap moral hazard, pihak perbankan perlu melakukan

seleksi terhadap calon debitur.Seleksi ini bertujuan untuk menemukan debitur

yang layak mendapatkan kredit. Salah satu indikator yang digunkan yang

digunakan oleh pihak perbankan adalah karakter personal, karakter usaha dan

karakter kredit. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam karakter-

karakter tersebut berdasarkan hasil penelitian adalah tingkat pendidikan, jarak

rumah nasabah, frekuensi menerima kredit, jenis usaha, pengalaman usaha

agribisnis, jenis usaha, aset usaha, omset usaha dan penggunaan kredit untuk

usaha.Hal ini mengidikasikan bahwa pihak perbankan diperlukan seleksi yang

lebih ketat dalam mempertimbangkan penyaluran KUR Mikro karena

mempertimbangkan karakter usaha saja ternyata tidak cukup, karena faktor-faktor

dari karakter personal dan karakter kredit juga perlu diperhatikan. Berdasarkan

penelitian ini dapat dilihat bahwa BRI Unit Ciampea sebagian besar nasabahnya

berasal dari sektor off-farm dibandingkan dengan sektor on-farm, hal ini

menunjukkan bahwa pihak perbankan masih belum sepenuhnya memiliki

kepercayaan terhadap sektor on-farm karena dianggap resiko yang lebih besar

dibandingkan sektor yang lainnya. Implikasinya bahwa sektor on-farm masih

memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya sehingga nantinya akan

mudah memperoleh pinjaman perbankan karena KUR Mikro diberikan kepada

usaha yang feasible namun belum bankable.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik nasabah KUR Mikro di BRI Unit Ciampea yang digunakan

untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan KUR Mikro di

BRI Unit tersebut terbagi menjadi tiga karakteristik yaitu karakteristik personal

yang mencakup faktor tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah dan jumlah

tanggungan keluarga. Kedua karakteristik usaha yang mencakup faktor

pengalaman usaha agribisnis, aset usaha dan omset usaha.Karakteristik ketiga

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

54

yaitu karakteristik kredit yang mencakup jangka waktu pelunasan kredit,

pengalaman menerima kredit dan penggunaan kredit untuk usaha.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tunggakan KUR Mikro di BRI

Unit Ciampea pada tingkat kepercayaan 90 persen yaitu pada karakterisktik

personal meliputi variabel tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah dan frekuensi

menerima kredit sedangkan pada karakteristik usaha meliputi variabel jenis usaha,

pengalaman usaha agribisnis, aset usaha dan omset usaha kemudian pada

karakteristik personal meliputi variabel penggunaan kredit untuk usaha. Variabel-

variabel yang tidak berpengaruh nyata hanya variabel jumlah tanggungan keluarga

dan jangka waktu pelunasan kredit. Berdasarkan hasil penetian menunjukkan

bahwa penyalurkan program KUR Mikro sangat efektif karena banyak pengusaha

mikro yang merasakan manfaatnya dengan adanya program KUR Mikro tersebut.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran yang dapat dipaparkan

yaitu:

1. Pihak BRI Unit Ciampea sebaiknya memperhatikan karakteristik calon

nasabah khususnya faktor yang berpengaruh secara nyata yaitu faktor

tingkat pendidikan, jarak rumah nasabah, jenis usaha, pengalaman usaha,

aset usaha, omset usaha, frekuensi menerima kredit dan penggunaan kredit

untuk usaha dalam merealisasikan besarnya jumlah pinjaman yang akan

diberikan kepada calon debitur tersebut. Hal ini perlu dilakukan supaya

memperoleh nasabah yang bertanggung jawab dan mampu

mengembalikan pinjaman KUR Mikro secara lancar, sehingga NPL KUR

Mikro di BRI Unit Ciampea akan semakin rendah.

2. Pihak BRI Unit Ciampea diharapkan melakukan pembinaan kepada

debitur KUR Mikro terkait pembinaan usaha agar debitur dapat

menjadikan usahanya menjadi profitable dan lebih feasible lagi.

3. Harusnya pemerintah lebih mengkaji dan mengevaluasi ulang dengan

adanya kebijakan peniadaan program KUR Mikro di masyarakat, karena

program KUR Mikro sangat membatu masyakat dalam hal

pengembanagan usahanya lewat akses permodalan ke perbankan.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

55

DAFTAR PUSTAKA

Agustania V. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian

Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Unit

Cimanggis). [Skripsi] Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor: Bogor.

Auditiya AY. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian

Kredit Usaha Mikro (Studi Kasus: BRI Unit Lalabata Rilau Soppeng).

[Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

[BI] Bank Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang

Perbankan. Bank Indonesia. www.bi.go.id [2 Februari 2015]

[BI] Bank Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah. Bank Indonesia. www.bi.go.id [21 April 2015].

[BRI] Bank Rakyat Indonesia. 2008. Sejarah dan Perkembangan BRI. http://

http://www.bri.co.id/articles/9 ( 30 Januari 2015)

Dendawijaya L. 2001. MANAJEMEN PERBANKAN. Jakarta: GHALIA

INDONESIA.

Fahmi I, Yovi LH. 2010. PENGANTAR MANAJEMEN PERKREDITAN.

Bandung: ALFABETA.

Hair J, et al. 1998. Multivariate Data Analysis.New Jersey: Prentice Hall.

Harmini. 2009. Modul Mata Kuliah Metode Kuantitatif Bisnis I. Bogor:

Deaprtemen Agribisnis FEM-IPB.

Kasmir. 2002. DASAR-DASAR PERBANKAN. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Kasmir. 2012. DASAR-DASAR PERBANKAN Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Kementerian Koperasi dan UMKM. 2014. Statistik Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) Tahun 2011-2012. Jakarta: Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2014. Data Kredit Usaha Rakyat

(KUR) per Maret 2014. Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah.

Lind DA, Marchal, Marchal WG, Wathen SA. 2007. Teknik-Teknik Statistika

dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global. Buku ke-

2 Ed ke-13. Sungkono C, Penerjemah; Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan

dari: Statistical Techniques in Business and Economics.

Nastiti A. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Tingkat Pengembalian Kredit

Pengusaha Kecil Pada Program Kemitraan (Studi Kasus: PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur Area Malang). [Skripsi] Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Universitas Brawijaya, Malang.

Rafinaldy N. 2006. Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan

Usaha Baru. Infokop 22 (29): 32-37.

Rizka CM. 2013.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran

Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Kur) Mikro. [Skripsi] Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro: Semarang.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

56

Sari A. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit

Usaha Rakyat Mikro dan Kredit Pedesaan (Studi Kasusu: BRI Unit

Ciampea, Cibungbulang, Bogor). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Simorangkir. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Non Bank. Bogor

Selatan: GHALIA INDONESIA.

Tantri F, Abdullah T. 2012. Manajemen Pemasaran Perbankan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

57

LAMPIRAN

Lampiran 1 Realisasi KUR Menurut Provinsi (31 Maret 2014)

NO PROVINSI TOTAL

TOTAL (Rp Juta) Outstanding (Rp

juta)

Debitur

1 Nanggroe Aceh Darussalam

2 058 174 593 756 149 196

2 Sumatra Utara 6 221 787 2 503 855 375 338

3 Sumatra Barat 3 875 146 1 585 943 215 913

4 Riau 3 786 939 1 790 235 154 741 5 Jambi 2 205 021 931 437 128 284

6 Sumatra Selatan 4 414 452 1 772 225 169 573

7 bengkulu 881 488 335 603 67 119 8 lampung 2 660 754 985 624 212 511

9 Kepulauan Riau 892 508 353 171 30 243

10 Bangka Belitung 382 028 151 884 21 836 11 DKI Jakarta 5 685 558 2 264 745 220 206

12 Jawa Barat 15 759 901 5 540 867 1 292 531

13 Jawa Tengah 19 060 935 6 288 299 1 143 682

14 D.I. Yogyakarta 2 401 184 931 801 237 78 15 Jawa Timur 18 623 234 6 654 016 1 583 972

16 Banten 2 573 210 905 066 141 905

17 Bali 2 732 571 1 041 451 210 502 18 NTB 1 509 760 535 216 137 298

19 NTT 1 311 053 450 391 93 141

20 Kalimantan Barat 2 713 458 1 231 175 105 894 21 Kalimantan Tengah 1 875 369 905 365 85 634

22 Kalimantan Selatan 3 037 783 1 337 467 169 191

23 Kalimantan timur 3 234 832 1 369 735 154 405

24 Sulawesi utara 1 261 802 512 662 86 696 25 Sulawesi tengah 1 494 256 616 7 115 805

26 Sulawesi selatan 6 982 441 2 517 225 502 096

27 Sulawesi tenggara 1 054 878 407 274 83 43 28 Gorontalo 613 127 176 351 57 629

29 Sulawesi barat 660 11 204 644 46 511

30 Maluku 922 203 291 333 46 511

31 Maluku Utara 476 991 157 441 22 435 32 Papua Barat 657 718 278 234 21 549

33 Papua 1 262 972 510 733 56 906

TOTAL 123 283 644 46 131 924 9 140 176 Sumber: Komite KUR Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2014)

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

58

Lampiran 2 Output Regresi Linier pada Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tunggakan KUR Mikro BRI Unit Ciampea

November 2014 – Januari 2015

Regression Analysis: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10

The regression equation is

Y = 78.7 - 2.21 X1 - 0.820 X2 + 2.74 X3 - 11.2 X4 - 18.0 X5 - 1.30 X6 -

1.35 X7 - 0.333 X8 + 7.13 X9 - 1.83 X10

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 78.69 18.98 4.15 0.000

X1 -2.209 1.032 -2.14 0.041 1.3

X2 -0.8200 0.4693 -1.75 0.091 1.7

X3 2.744 3.469 0.79 0.435 1.3

X4 -11.162 3.766 -2.96 0.006 1.4

X5 -18.031 7.223 -2.50 0.018 1.7

X6 -1.2993 0.5330 -2.44 0.021 1.2

X7 -1.3466 0.6990 -1.93 0.064 2.1

X8 -0.3331 0.1620 -2.06 0.049 1.7

X9 7.134 5.150 1.39 0.177 1.3

X10 -1.8285 0.5994 -3.05 0.005 2.1

S = 13.95 R-Sq = 56.5% R-Sq(adj) = 41.5%

PRESS = 12361.9 R-Sq(pred) = 4.78%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 10 7335.6 733.6 3.77 0.002

Residual Error 29 5647.0 194.7

Total 39 12982.6

Durbin-Watson statistic = 1.82

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

59

Lampiran 3 Uji Heteroskedastisitas dan Uji Normalitas pada Analisis Faktor-

aktor yang Mempengaruhi Tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Mikro BRI Unit Ciampea November 2014 – Januari 2015

403020100-10-20-30-40

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Residual

Pe

rce

nt

Normal Probability Plot(response is Y)

605040302010

40

30

20

10

0

-10

-20

Fitted Value

Re

sid

ua

l

Versus Fits(response is Y)

4035302520151051

40

30

20

10

0

-10

-20

Observation Order

Re

sid

ua

l

Versus Order(response is Y)

3020100-10-20

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Residual

Fre

qu

en

cy

Histogram(response is Y)

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Indah Purnamawati NIM

60

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 11 Februari 1993 dari ayah

Munasir dan ibu Warsulastri. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2011 penulis lulus dari MAN 1 Bojonegoro dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkulihaan, penulis pernah menjadi Juara II menulis

Naskah Berita di Metro TV. Penulis juga pernah mengajar mata kuliah TPB di

bimbingan belajar Expert Course dan privat pelajaran matematika dan ekonomi

siswi kelas 3 SMA. Penulis juga pernah aktif sebagai Staf Departemen Project di

International Association of Students in Agricultural and Related Sciences

(IAAS) LC IPB.Bulan November 2014 – Februari 2015 penulis melaksanakan

Praktek Lapangan di BRI Unit Ciampea Bogor dengan judul Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Tunggakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro.