14
1 ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN Jun Imanullah 1 , Baibul Tujni 2 , Suryayusra 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1 , Dosen Universitas Bina Darma 2,3 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang email:[email protected] 1 ,[email protected] 2 , [email protected] 3 Abstract : Wireless technology is evolving at this time, because the media does not need a cable so that the transmission medium. Wireless network performance is at the physical link and most influential is a physical condition such as distance, because the weaker the radio frequency that can be received and make network access slower than that of signal interference adjacent (interference Co-Channel) of other components can also degrade the quality of the received signal enduser. On this occasion the author intended to detect interference and decreased performance hotspot to provide good quality of the physical aspects that are tailored to the application being used and the efficiency of the wireless LAN (hotspot) at Universitas Bina Darma for each end- user. In wireless networks could cause an interference which is the toughest in the world penganggu wi-fi, interference is a fellow radio wave signals that operate at frequencies, intervals, and the same area. Measurements Interference will be carried out through six trials through an implementation that has been designed in a topology infrastructure, where the design topology that measurement of interference seen from Quality of service to do three measurements ie, bandwidth measurement, measurement signal and measurement noise , Keywords Interference, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey Abstrak : Wireless merupakan teknologi yang berkembang pada saat ini, karena medianya tidak membutuhkan kabel sehingga media transmisi. Kinerja jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat diterima dan menjadikan akses jaringan lambat selain itu gangguan sinyal berdekatan ( interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang diterima enduser. Pada kesempatan ini penulis bertujuan untuk mendeteksi interferensi dan penurunan performance hotspot untuk memberikan kualitas yang baik dari aspek fisik yang disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan wireless LAN (hotspot) di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser. Pada jaringan Wireless bisa menimbulkan sebuah interferensi yang merupakan pengganggu terberat dalam dunia wifi, interferensi adalah sesama sinyal gelombang radio yang beroperasi pada frekuensi, interval, dan area yang sama. Pengukuran Interferensi akan dilakukan melalui enam buah percobaan melalui sebuah implementasi yang telah di design pada sebuah topologi infrastruktur, dimana dari design topologi itu dilakukan pengukuran interferensi yang dilihat dari Quality of service dengan dilakukan tiga buah pengukuran yaitu, pengukuran bandwidth, pengukuran signal, dan pengukuran noise. Kata kunci : Interferensi, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan tanpa menggunakan kabel/jaringan nirkabel adalah jaringan dimana jaringan ini menggunakan, gelombang Radio, Wifi Infrared, 3G, Satelit. Dan memiliki banyak kelebihan dan kekurangan masing-masing jaringan ini akan lebih maksimal jika digabungkan dengan dua jenis jaringan.pada awalnya implementasi jaringan komputer adalah mengunakan kabel. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan terus berkembang mulai dari coaxial dengan kecepatan 10Mbps, UTP 10BaseT, UTP

ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

1

ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN

PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN

Jun Imanullah1, Baibul Tujni

2 , Suryayusra

3

Mahasiswa Universitas Bina Darma1

, Dosen Universitas Bina Darma2,3

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang email:[email protected]

1,[email protected]

2,

[email protected]

Abstract : Wireless technology is evolving at this time, because the media does not need a cable so that the

transmission medium. Wireless network performance is at the physical link and most influential is a physical

condition such as distance, because the weaker the radio frequency that can be received and make network

access slower than that of signal interference adjacent (interference Co-Channel) of other components can also

degrade the quality of the received signal enduser. On this occasion the author intended to detect interference

and decreased performance hotspot to provide good quality of the physical aspects that are tailored to the

application being used and the efficiency of the wireless LAN (hotspot) at Universitas Bina Darma for each end-

user. In wireless networks could cause an interference which is the toughest in the world penganggu wi-fi,

interference is a fellow radio wave signals that operate at frequencies, intervals, and the same area.

Measurements Interference will be carried out through six trials through an implementation that has been

designed in a topology infrastructure, where the design topology that measurement of interference seen from

Quality of service to do three measurements ie, bandwidth measurement, measurement signal and measurement

noise ,

Keywords Interference, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey

Abstrak : Wireless merupakan teknologi yang berkembang pada saat ini, karena medianya tidak membutuhkan

kabel sehingga media transmisi. Kinerja jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh

adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat diterima dan menjadikan

akses jaringan lambat selain itu gangguan sinyal berdekatan ( interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa

juga menurunkan kualitas sinyal yang diterima enduser. Pada kesempatan ini penulis bertujuan untuk

mendeteksi interferensi dan penurunan performance hotspot untuk memberikan kualitas yang baik dari aspek

fisik yang disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan wireless LAN (hotspot)

di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser. Pada jaringan Wireless bisa menimbulkan sebuah interferensi

yang merupakan pengganggu terberat dalam dunia wifi, interferensi adalah sesama sinyal gelombang radio yang

beroperasi pada frekuensi, interval, dan area yang sama. Pengukuran Interferensi akan dilakukan melalui enam

buah percobaan melalui sebuah implementasi yang telah di design pada sebuah topologi infrastruktur, dimana

dari design topologi itu dilakukan pengukuran interferensi yang dilihat dari Quality of service dengan dilakukan

tiga buah pengukuran yaitu, pengukuran bandwidth, pengukuran signal, dan pengukuran noise.

Kata kunci : Interferensi, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jaringan tanpa menggunakan kabel/jaringan

nirkabel adalah jaringan dimana jaringan ini

menggunakan, gelombang Radio, Wifi

Infrared, 3G, Satelit. Dan memiliki banyak

kelebihan dan kekurangan masing-masing

jaringan ini akan lebih maksimal jika

digabungkan dengan dua jenis jaringan.pada

awalnya implementasi jaringan komputer

adalah mengunakan kabel. Seiring dengan

perkembangan zaman dan tuntutan terus

berkembang mulai dari coaxial dengan

kecepatan 10Mbps, UTP 10BaseT, UTP

Page 2: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

2

100BaseT, coaxial 100Mbps, dan pada saat ini

telah keluar teknologi UTP dengan kecepatan

1Gbps. Selain itu juga penggunaan kabel dan

teknologi semakin berkembang maka keluar

transmisi data menggunakan serat optic,

dimana kecepatan dari transfer data jauh

melebihi menggunakan kabel.

Tidak semua transmisi dilakukan

menggunakan kabel. Ada transmisi yang

dilakukan tanpa menggunakan perantara kabel,

yaitu yang dikenal dengan wireless. Media

transmisi ini tergolong media transmisi un-

guided. Banyak contoh penerapan yang

diterapkan teknologi wireless dalam kehidupan

sehari-hari, seperti LAN wireless yang

menggunakan inframerah, frekuensi radio

untuk berkomunikasi antarperangkat,

Bluetooth dan lain sebagainya. Pada media

transmisi, wireless, dan penangkapan

dilakukan melalui sebuah peralatan yang

disebut antena. Untuk transmisi, antena

menyebabkan energy elektromagnetik ke

dalam medi (biasanya udara). Sedangkan

untuk penerima sinyal, antena menangkap

gelombang elektromagnetik dari media.

Transmisi jenis ini juga biasa disebut dengan

transmisi wireless, yaitu searah dan segala

arah. Untuk konfigurasi searah,

antarpentrasmisi mengeluarkan sinyal

elektromagnetik terpusat. Antena pentransmisi

dan antena penerima baru disejajarkan. Untuk

kofigurasi segala arah, sinyal yang akan

ditransmisikan menyebar ke segala penjuru

dan diterima oleh banyak antena.

Universitas Bina Darma pada saat ini memiliki

kapasitas bandwidth internet 100 Mbps dan

akses ke jalur internet hingga 2Mbps. Akses

internet tersebut sangat dimanfaatkan untuk

menunjang sistem pembelajaran dengan

dilengkapi sistem elearning, akademis, dan lain

sebagainya. Untuk mempercepat akses

informasi Universitas Bina Darma pada saat ini

juga sudah menyediakan layanan hotspot yaitu

sebuah area dimana pada area tersebut tersedia

koneksi tersebut internet wireless yang dapat

diakses melalui Notebook, PDA maupun

perangkat lainnya yang mendukung teknologi

tersebut. Hotspot tersebut disediakan bagi

dosen, karyawan dan mahasiswa, yang terdiri

dari mahasiswa D3,S1, dan S2 untuk

mengakses internet.Hotspot di Universitas

Bina darma dapat diakses dibeberapa titik area

jangkauan yaitu di kampus utama (hampir

seluruh lantai), kampus A, kampus B, kampus

C dan kampus D. Beberapa tahun terakhir ini

pengguna hotspot Universitas Bina Darma

mengalami peningkatan. Peningkatan

pengguna ini juga diikuti dengan peningkatan

jumlah titik akses hotspot di berbagai tempat.

Di lingkungan kampus utama Universitas Bina

Darma sendiri memiliki titik akses sebanyak

20 titik akses, dalam perharinya rata-rata

pengguna hotspot mahasiswa, baik itu

mahasiswa D3,S1,dan S2 dapat mengakses

sebanyak 87 pengguna,sedangkan untuk

hotspot dosen rata-rata dalam perharinya dapat

di akses sebanyak 50 pengguna yang memakai

hotspot yang memakai hotspot Universitas

Bina darma tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, kinerja

jaringan hotspot yang ada di kampus utama

Universitas Bina Darma,baik itu hotspot

mahasiswa, dosen dan karyawan, mengalami

penurunan performance, yang biasa dikenal

Page 3: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

3

dengan istilah interferensi. Interferensi diduga

akan berpengaruh pada performansi, yang

mengakibatkan penurunan performansi dari

jaringan WLAN. Beberapa potensi interferensi

adalah tidak terkendalinya radius suatu hotspot

sebagai akibat dari pengguna EIRP yang

melebihi standar. Tidak hanya itu,ada

penyebab lain yang menyebabkan suatu

hotspot mengalami penurunan adalah

terjadinya gangguan sinyal pada sistem

telekomunikasi. Jika channel yang

digunakan antar satu wireless dengan wireless

yang lain bersinggungan tentu akan

menimbulkan interferensi yang menyebabkan

sinyal wireless kurang maksimal yang

akhirnya juga berdampak pada kurang

optimalnya pertukaran data pada jaringan

wireless tersebut. Adapun hasil pencarian

penulis, ada beberapa penyebab terjadinya

interferensi, di antaranya Noise, Interferensi,

Fading, Redaman. Noise adalah sinyal-sinyal

yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam

suatu sistem transmisi. Fading adalah

penyimpangan atenasi yang mengalami sinyal

carrier-termodulasi telekomunikasi terhadap

media propagasi tertentu, Redaman turunnya

level tegangan sinyal yang diterima

diakibatkan karakteristik media. Dan yang

terakhir yang sangat berpengaruh besar adalah

Interferensi. Bukan hanya itu, dengan adanya

perubahan teknologi yang digunakan, juga

memiliki dampak terhadap performance dari

hotspot Universitas Bina Darma, karena sering

terjadinya Blank, ketika sedang melakukan

koneksi.

Menurut Agus Virgono (2013) Interferensi

merupakan salah satu hal yang secara alami

muncul dalam penggunaan medium radio.

Sehingga apabila tidak dirancang dengan

kondisi baik, jaringan WLAN akan

menyebabkan interferensi terhadap perangkat

itu sendiri (inward interference) maupun

WLAN yang lain (outward interference)

maupun WLAN yang lain (outward

interference). Interferensi ini diduga akan

berpengaruh pada performansi yaitu akan

mengakibatkan penurunan performansi dari

jaringan WLAN. Beberapa potensi interferensi

adalah tidak terkendalinya radius suatu hotspot

sebagai akibat dari penggunaan EIRP yang

melebihi standar. Selain itu juga penggunaan

kanal yang tidak teratur tanpa memperhatikan

kanal-kanal yang overlap merupakan penyebab

utama terjadinya interferensi.

Interferensi bisa menurunkan kinerja access

point dalam memancarkan dan menerima

sinyal, access point akan kehilangan daya, dan

beberapa database bisa hilang, akibatnya

terjadi error pada bit-bit informasi yang sedang

dikirim, dan client penerima menemukan error.

Interferensi dapat terjadi pada sinyal

Bluetooth, telepon tanpa kabel (Cordless),

Microwave dan ada beberapa hal yang dapat

menimbulkan interferensi seperti, terjadi

penempatan maupun alam. Maka itu

diperlukan beberapa tindakan pengujian dari

performance Hotspot Universitas Bina

Darma.Yang terdiri dari pengujian bandwith,

jilter, sinyal, dan site survey. Pengukuran

Access Point yang digunakan apakah perlu di

Redesign,

Bedasarkan pendapat di atas, penulis ingin

melakukan dengan penelitian analisis deteksi

penurunan performansi hotspot UBD, Oleh

Page 4: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

4

karena itu penulis mengambil judul ”Analisis

deteksi interferensi dan penurunan

performance hotspot Universitas Bina Darma

disekitar area jaringan.”

1.2 Perumusahan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka

penulis merumuskan masalah dalam penelitian

ini“Apa yang menyebabkan penurunan

kualitas performance hotspot Universitas

Bina Darma, dan mendeteksi interferensi

yang mempengaruhi performa hotspot

Universitas Bina Darma. “

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeteksi masalah yang

menyebabkan interferensi dan penurunan

performance hotspot Universitas Bina

Darma.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi kinerja hotspot

Universitas Bina Darma dalam melayani

mahasiswa.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara

menggunakan acces point yang baik agar

terhindar dari sebuah interferensi yang

dapat menurunkan tingkat kualitas dari

access point tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diambil dari

penelitian ini adalah :

1. Menjadi modal rujukan bagi

administrator jaringan sebagai solusi

dari permasalahan bedasarkan latar

belakang di atas dan dapat juga

meningkatkan kualitas jaringan nirkabel

(hotspot) karena penelitian ini nantinya

akan menghasilkan suatu data yang

kongkrit mengenai kinerja jaringan,

jangkauan area serta kecepatan oleh

karena itu penulis berharap hasil dari

penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang terlibat baik langsung

maupun tidak langsung dengan sebuah

jaringan wireless

2. Dapat memberikan rekomendasi kepada

network service/uptsim Universitas Bina

Darma dalam memperbaiki system atau

infrastruktur jaringan.

3. Dapat merekomendasikan untuk

implementasi fisik jaringan hotspot

Universitas Bina Darma yang

diharapkan kedepannya bisa

meningkatkan kualitasnya.

4. Mahasiswa mampu memahami apa yang

dimaksud oleh interferensi pada sebuah

access point yang akan digunakan

sebagai bahan penelitian.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Bina

Darma yang beralamatkan di Jl. A. Yani

No.12, Seberang Ulu I, Kota Palembang,

Sumatera Selatan 30264. Yang dimulai pada

bulan Maret 2016 s.d. Juni 2016 dari pukul

10.00 Wib s.d. 14.30 Wib.

Page 5: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

5

2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian tindakan (action

research) adalah suatu penelitian yang

dikembangkan bersama-sama antara peneliti

dan mengambil keputusan (decision maker)

tentang variable-variabel yang dapat

dimanipulasikan dan dapat segera digunakan

untuk menentukan penelitian dan

pengembangan. Adapun tahapan penelitian

yang merupakan siklus dari action research

ini, yaitu :

1. Melakukan diagnose (Diagnosing)

Melakukan mapping dan login ke tiap

Access Point yang berada di titik area

jangkauan yaitu di kampus utama

(seluruh lantai) dengan jarak 5 M,10 M

sampai dengan 20 M dari AP dan

mendeteksi seberapa besar gangguan

berupa sinyal yang dapat menurunkan

kualitas sinyal hotspot Universitas Bina

Darma yang diterima enduser.

2. Membuat rencana tindakan (Action

Planning)

Mengidentifikasi masalah dari

pengukuran dengan parameter yaitu

melakukan pengujian kinerja dari

Hotspot Universitas Bina Darma yang

terdiri dari pengujian bandwith, jitter,

sinyal selanjutnya melakukan analisis

dan menjelaskan permasalahan-

permasalahan yang terjadi guna untuk

mengatasi interferensi Co-Channel

terhadap jaringan wireless, selanjutnya

melakukan Site Survey pada jaringan

Hotspot Universitas Bina Darma, dari

hasil Site Survey tersebut, apakah

diperlukan tindakan Redesign pada

penempatan Access Point yang ada di

lingkungan kampus utama Universitas

Bina Darma

3. Melakukan tindakan (Action Taking).

Parameter yang akan diukur terdiri dari

pengujian sinyal, pemetaan

sinyal,pemilihan channel, berapa banyak

user yang terkoneksi dalam satu Access

Point, penempatan Access Point yang

digunakan guna mendapatkan

pengambilan informasi dari jaringan

wireless yang dilakukan di tiap AP

dengan melakukan Connection dan

melakukan pendeteksian di sekitar area

AP dengan dibedakan jarak masing-

masing dari User, untuk melihat

seberapa besar performance dari Hotspot

Universitas Bina Darma. dengan

menggunakan tools seperti iperf dan

wirelessmoon untuk melakukan

pengujian sinyal yang ada di

lingkungan kampus utama Universitas

Bina Darma

4. Melakukan Evaluasi (Evaluating)

Setelah dilakukan implementasi (action

taking) selanjutnya mendeteksi

interferensi yang menyebabkan sinyal

wireless kurang maksimal dan

mengetahui Channel mana saja yang

bersinggungan dengan hotspot yang ada

di Lingkungan kampus Universitas Bina

Darma pada saat pertukaran data pada

jaringan wireless tersebut.

5. Dari data yang telah dihasilkan baik

dengan kejadian dipelajari yang

digunakan untuk mendapatkan sebuah

Page 6: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

6

kesimpulan dan cara mengatasi

interferensi Co-Channel yang dapat

menurunkan sinyal.

2.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara Tanya

jawab, pada Kepala NOC UPT SIM dan

pengguna jaringan hotspot yang ada

pada Universitas Bina Darma

Palembang.

2. Literature (Study Pustaka)

Melakukan study kepustakaan dalam

mencari bahan bacaan dari internet dan

membaca buku dan mempelajari buku,

jurnal, yang ada hubungannya dengan

penyusunan skripsi ini, data yang

diperoleh dari buku dan internet yang

berhubungan masalah yang akan

dibahas dan sesuai dengan objyek yang

diteliti

3. Observasi (Pengamatan)

Merupakan pengamatan secara

langsung, data yang akan dikumpulkan

dengan melihat apa saja penyebab

masalah penurunan performance yang

terjadi pada hotspot Universitas Bina

Darma, lalu mendeteksi masalah apa

saja yang dapat menyebabkan

interferensi terhadap sinyal-sinyal.

2.4 Alat dan Bahan 2.4.1 Perangkat Keras

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian ini sebagai

berikut :

1) Perangkat Keras (Hardware)

a). Laptop TOSHIBA NB205

b). Printer CANNON IP2770

c). Flasdisk kingston 8 GB

2) Perangkat Lunak (software)

a). Sistem Operasi Windows 7

Prefossional

b). Microsoft Office 2007 sebagai

aplikasi pengolahan data untuk

penulisan laporan

c). Mozila Firfox

d). Microsoft Visio 2007

e). iperf, Network Stumbler dan

Wireless Mon, untuk mendeteksi

gangguan jaringan hotspot

f). Advanced IP Scanner untuk

mencari banyak titik akses yang

dipakai user dalam mengakses

access point

2.5 Menyusun Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti akan melakukan

rencana tindakan dengan melakukan pengujian

terhadap jaringan LAN dan WLAN pada

hotspot Universitas Bina Darma Palembang.

Pengujian hotspot dilakukan dengan

parameter QOS pada jaringan LAN dan

WLAN untuk mendapatkan hasil pengukuran

Bandwidth, Jilter dan Sinyal pada jaringan

wireless Universitas Bina Darma Palembang.

Melakukan Site Survey, yang bertujuan untuk

menentukan jumlah dan penempatan jalur

akses (atau mesh node) yang memberikan

Page 7: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

7

jangkauan sinyal cukup seluruh fasilitas.

Dengan implementasi kebanyakan, "cakupan

yang memadai" berarti mendukung data rate

minimum atau throughput. Dengan teknik Site

Survey dapat menilai infrastruktur yang ada,

Mengidentifikasi cakupan wilayah,

Menentukan jalur akses lokasi awal.

Setelah dilakukan pengujian dan Site Survey,

barulah mendapatkan segala informasi tentang

jaringan wireless hotspot Universitas Bina

Darma. Apakah benar telah terjadi penurunan

performance dan apakah benar channel yang

dipakai lebih kecil dari pada hotspot lainnya

yang terdapat pada lingkungan kampus utama

Universitas Bina Darma. Langkah terakhir

memberikan Redesign yang cocok untuk

penempatan access point agar kinerja jaringan

dapat lebih baik.

Tabel 2.1 Jadwal Penelitian

Hari/Tanggal Waktu (WIB)

Rabu 10.00-11.30

13.00 14.30

Kamis 10.00-11.30

13.00 14.30

Jum’at 10.00-11.30

13.00 14.30

Sabtu 10.00-11.30

13.00 14.30

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengukuran QOS

1. WLAN Hotspot Mahasiswa Bina

Darma inter connection

1) Bandwidth

Tabel 3.1 Nilai Bandwidth WLAN

Kampus Utama Universitas Bina Darma

Penguji

an Lantai

Jarak

AP

Interval Transfer Hasil

Bandwidth(Mbps)

1 20 M 0.0-10.1 sec

25.8 Mbytes

21.5Mbits/sec

2 5 M 0.0-10.0

sec

81.1

Mbytes

67.9

Mbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

6.00

Mbytes

5.02

Mbits/sec

20 M 0.0-11.6

sec

256

KBytes

181 Kbits/sec

3 5 M 0.0-10.1

sec

22.6

Mbytes

18.8

Mbits/sec

10 M 0.0-10.0 sec

69.8 Mbytes

58.4 Mbits/sec

20 M 0.0-10.0 sec

49.3 Mbytes

41.2 Mbits/sec

4 5 M 0.0-10.0

sec

53.0

Mbytes

44.4

Mbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

50.9

Mbytes

42.6

Mbits/sec

20 M 0.0-10.0

sec

24.8

Mbytes

20.7

Mbits/sec

5 5 M 0.0-10.0

sec

60.5

Mbytes

50.6

Mbits/sec

10 M 0.0-10.1 sec

28.5 Mbytes

23.7 Mbits/sec

20 M 0.0-10.1

sec

29.4

Mbytes

24.4

Mbits/sec

6 5 M 0.0-10.3

sec

4.83

Mbytes

3.57

Mbits/sec

10 M 0.0-8.9

sec

1.38

Mbytes

1.29

Mbits/sec

20 M 0.0-10.0

sec

48.5

Mbytes

40.5

Mbits/sec

Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai

besar bandwidth sesuai dengan Maximal

Bandwidth yang tersedia di Kampus Utama

Universitas Bina Darma, didapatlah hasil

pengukuran bandwidth pada titik per lantai

WLAN Kampus Utama Universitas Bina

Darma, bandwidth terbesar dapat dihasilkan

per Lantai sebesar 67.9 Mbps/sec didapatkan

hasil pada lantai 2 dengan diukur dari jarak 5

Page 8: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

8

meter dari access point dan bandwidth terkecil

pada Lantai sebesar 181 Kbits/sec didapatkan

hasil pada lantai 2 dengan diukur dari jarak 20

meter dari access point.

2) Jitter

Tabel 3.2 Nilai Jitter pada kampus

utama Universitas Bina Darma

Pengujian lantai Jarak AP Hasil Jitter

1 20 M 0.700 ms

2 5 M 0.351 ms

10 M 2.035 ms

20 M 0.855 ms

3 5 M 0.875 ms

10 M 2.449 ms

20 M 0.402 ms

4 5 M 0.469 ms

10 M 0.842 ms

20 M 0.627 ms

5 5 M 0.339 ms

10 M 1.110 ms

20 M 0.325 ms

6 5 M 0.714 ms

10 M 0.954 ms

20 M 0.660 ms

Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai

besar Jitter sesuai dengan tabel versi TIPHON

didapatlah hasil pengukuran Jitter pada titik

per lantai WLAN Kampus Utama Universitas

Bina Darma, rata-rata Jitter tertinggi yang

diukur selama pegukuran terjadi pada lantai 3

yang diukur dari jarak 10 meter dari access

point, dengan nilai sebesar 2.449 ms,

sedangkan Jitter terkecil yang diukur selama

pegukuran terjadi pada lantai 2 yang diukur

dari jarak 5 meter dari access point sebesar

0.351 ms yang dilakukan pada Kampus

Utama Universitas Bina Darma Palembang.

2. WLAN Hotspot Mahasiswa Bina

Darma Local connection

1) Bandwidth

Tabel 3.3 Nilai Bandwidth WLAN

Kampus Utama Universitas Bina Darma

Penguji

an

Lantai

Jarak

AP

Interval Transfer Hasil

Bandwidth(M

bps)

1 20 M 0.0-9.9

sec

68.6

Mbytes

58.3

Mbits/sec

2 5 M 0.0-10.0 sec

66.2 Mbytes

55.5 Mbits/sec

10 M 0.0-10.1 sec

10.4 Mbytes

8.60 Mbits/sec

20 M 0.0-10.5

sec

12.0

Mbytes

9.63

Mbits/sec

3 5 M 0.0-78.6

sec

128

KBytes

13.3 Kbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

47.6

Mbytes

40.1

Mbits/sec

20 M 0.0-10.0 sec

24.2 Mbytes

20.3 Mbits/sec

4 5 M 0.0-10.0 sec

49.1 Mbytes

41.2 Mbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

51.6

Mbytes

43.4

Mbits/sec

20 M 0.0-10.0

sec

43.5

Mbytes

36.4

Mbits/sec

5 5 M 0.0-10.0

sec

22.0

Mbytes

18.5

Mbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

63.9

Mbytes

53.5

Mbits/sec

20 M 0.0-32.8 sec

128 KBytes

31.9 Kbits/sec

6 5 M 0.0-10.0 sec

57.1 Mbytes

47.8 Mbits/sec

10 M 0.0-10.0

sec

46.8

Mbytes

39.2

Mbits/sec

20 M 0.0-10.0

sec

38.7

Mbytes

21.8

Mbits/sec

Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai

besar bandwidth sesuai dengan Maximal

Bandwidth yang tersedia di Kampus Utama

Universitas Bina Darma, didapatlah hasil

pengukuran bandwidth pada titik per lantai

WLAN Kampus Utama Universitas Bina

Darma, bandwidth terbesar terjadi pada per

Lantai sebesar 58.3 Mbps/sec didapatkan hasil

Page 9: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

9

pada lantai 1 dengan diukur dari jarak 20

meter dari access point dan bandwith terkecil

sebesar 13.3 Kbits/sec. didapatkan hasil pada

lantai 3 dengan diukur dari jarak 5 meter dari

access point.

2) Jitter

Tabel 3.4 Nilai Jitter pada kampus

utama Universitas Bina Darma

Pengujian lantai Jarak AP Hasil Jitter

1 20 M 2.568 ms

2 5 M 2.529 ms

10 M 0.005 ms

20 M 2.530 ms

3 5 M 0.310 ms

10 M 2.660 ms

20 M 0.402 ms

4 5 M 2.207 ms

10 M 0.000 ms

20 M 1.814 ms

5 5 M 0.000 ms

10 M 0.000 ms

20 M 0.000 ms

6 5 M 0.000 ms

10 M 0.000 ms

20 M 6.475 ms

Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai

besar Jitter sesuai dengan tabel versi TIPHON

didapatlah hasil pengukuran Jitter pada titik

per lantai WLAN Kampus Utama Universitas

Bina Darma, rata-rata Jitter tertinggi tertinggi

yang diukur selama pegukuran terjadi pada

lantai 6 yang diukur dari jarak 20 meter dari

access point, dengan nilai sebesar 6.475 ms ,

sedangkan Jitter terkecil tertinggi yang diukur

selama pegukuran terjadi pada lantai 5 yang

diukur dari jarak 5 meter dari access point,

dengan nilai sebesar 0.000 ms yang dilakukan

pada Kampus Utama Universitas Bina Darma

Palembang.

3.2 Hasil Pengujian Sinyal Pada Access

Point

Tabel 3.5 Hasil pengujian sinyal

Titik Hotspot

Lantai

dBm Persentase Keterangan

1 -61 36 % Poor

2 -57 41 % Good

3 -62 35 % Poor

4 -51 48 % Good

5 -37 66 % Excellent

6 -46 55 % Good

Dari hasil pengujian sinyal yang telah

dilakukan, dari semua titik hotspot lantai 1- 6,

titik hotspot yang mengalami penurunan

performance adalah lantai 1 dan lantai 3, yang

memiliki persentase sinyal sebesar 36 % dan

35 %, jika diukur dengan standar tabel

pengujian sinyal, dapat disimpulkan bahwa,

titik hotspot tersebut, memiliki keterangan

yang lemah, karena disebabkan pada jaringan

wireless lain yang bekerja pada band frekuensi

yang sama.

3.3 Hasil Pengujian Interferensi Pada

Access Point

Gambar 3.1 Grafik sinyal yang terdapat pada

titik Hotspot Mahasiswa Bina Darma

Page 10: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

10

Gambar 3.2 Netstumbler menangkap Access Point pada percobaan

Dari gambar dapat dijelaskan bahwa speed

yang dihasilkan dari hotspot mahasiswa bina

darma tersebut adalah 36Mbps, dan pada nilai

SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki

angka/nilai SNR bernilai = 59, sedangkan

untuk noise bernilai 100. Maka dapat

disimpulkan bahwa titik station tersebut

interferensinya cukup tinggi, yang dalam hal

ini, pengujian noise terhadap hotspot

Universitas Bina Darma.

3.4 Hasil Site Survey Pada Titik Hotspot

Universitas Bina Darma.

1. Lantai 1

Gambar 3.3 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Dari gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

baik, terletak pada ruang UPTSIM,

R.Yayasan, Resepsionis, R.Rektor, R

Programmer, R.TU ADM, R.Prodi- R.Dekan-

R.Kep Unit.R.PPM Sedangkan sinyal yang

memiliki keadaan kurang baik terletak pada,

area dekat tangga dan LIFT ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

2. Lantai 2

Gambar 3.4 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Dari gambar 3.4 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

baik, terletak pada R.Data Science, BPM,

BDEC, BDTC, R.Pasca, R. Borang, R. Dosen

dan ruang pengajaran. Sedangkan sinyal yang

memiliki keadaan kurang baik terletak pada,

area dekat tangga dan LIFT ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

3. Lantai 3

Gambar 3.5 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Page 11: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

11

Dari gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

baik, terletak pada R. Semua Kelas.

Sedangkan sinyal yang memiliki keadaan

kurang baik terletak pada, area dekat tangga

dan LIFT ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

4. Lantai 4

Gambar 3.6 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Dari gambar 3.6 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

baik, terletak pada R. Semua Kelas.

Sedangkan sinyal yang memiliki keadaan

kurang baik terletak pada, area dekat tangga

dan LIFT ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

5. Lantai 5

Gambar 3.7 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Dari gambar 3.7 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

baik, terletak pada R. Semua Kelas. Sedangkan

sinyal yang memiliki keadaan kurang baik

terletak pada, area dekat tangga dan LIFT

ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

6. Lantai 6

Gambar 3.8 Gambaran cakupan sinyal baik

dan buruk kualitas sinyal yang

dipancarkan

Dari gambar 3.8 dapat dijelaskan bahwa

cakupan yang dihasilkan oleh access point

tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang

Page 12: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

12

baik, terletak pada R. Kelas MM, Kelas MTI,

Aula. Sedangkan sinyal yang memiliki

keadaan kurang baik terletak pada, area dekat

tangga dan LIFT ROOM.

Keterangan lain :

Sinyal baik

Sinyal Buruk

3.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi

penurunan performance hotspot bina

darma

1) Karena banyaknya pengguna yang

menggunakan hotspot bina darma,

seperti mahasiswa, staf, dosen, sehingga

menyebabkan padatnya jalur jaringan

karena dalam satu titik access point,

maksimal dapat menampung 100 user.

2) Titik access point yang digunakan

kurang maksimal, sehingga, ketika

pengguna melakukan koneksi ke

jaringan hotspot tersebut. Jauh dari titik

access point. Koneksi menjadi lambat,

sehingga pada saat user, menggunakan

jaringan hotspot tersebut, sehingga

bandwitdh yang dihasilkan tidak

maksimal.

3) Kondisi hotspot universitas bina darma,

khususnya hotspot mahasiswa, yang

masih memiliki nilai jitter yang tinggi,

sehingga dapat menyebabkan nilai

overload/overlaaping, pada saat user

menggunakan hotspot tersebut.

4) Bedasarkan dari hasil pengujian, secara

umum sinyal yang dilakukan pada lantai

1-6 ada yang kurang baik, disebabkan

akibat terkena interferensi dari hotspot

yang bukan milik bina darma, memiliki

channel yang sama dengan channel

hotspot yang dimiliki universitas bina

darma.

5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Topologi Infrastruktur pada jaringan

wireless yang telah dibangun, untuk melihat

interferensi dari access point (AP) dengan

menggunakan software Iperf dan Network

Stumbler yang telah di analisis dan dilakukan

pengujian dengan beberapa percobaaan, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan

pada beberapa percobaan, didapatkan

hasil perhitungan sebagai berikut:

a) Bandwitdh : pada percobaan

pertama.dalam pengukuran Inter

connection Dengan menggunakan tools

iperf didapatkan hasil rata-rata yang

terbesar adalah 67.9 Mbps/sec yang

diukur dari jarak 5 meter dari access

point, pada titik akses lantai 2 sedangkan

nilai terkecil adalah 181 Kbits/sec yang

di ukur dari jarak 20 meter dari access

point, pada titik akses lantai 2.

b) Bandwith : pada percobaan

pertama.dalam pengukuran Local

connection Dengan menggunakan tools

iperf didapatkan hasil rata-rata yang

terbesar adalah 58.3 Mbps/sec yang

diukur dari jarak 20 meter dari access

point, pada titik akses lantai 1 sedangkan

nilai terkecil adalah 13,3 Kbits/sec yang

Page 13: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

13

di ukur dari jarak 5 meter dari access

point, pada titik akses lantai 3.

c) Jitter : pada percobaan pertama.dalam

pengukuran Inter connection Dengan

menggunakan tools iperf didapatkan

hasil rata-rata nilai tertinggi adalah

2.449 ms yang diukur dari jarak 10

meter dari access point, pada titik akses

lantai 3 sedangkan nilai terkecil adalah

0.351 ms. yang di ukur dari jarak 5

meter dari access point, pada titik akses

lantai 2.

d) Jilter : pada percobaan pertama.dalam

pengukuran Local connection Dengan

menggunakan tools iperf didapatkan

hasil rata-rata nilai tertinggi adalah

6.475 ms yang diukur dari jarak 20

meter dari access point, pada titik akses

lantai 6 sedangkan nilai terkecil adalah

0.000 ms. yang di ukur dari jarak 5

meter dari access point, pada titik akses

lantai 5.

e) Signal : pada percobaan pertama signal

yang didapat sebesar -61 dBm pada

persentase 36% didapatkan keterangan

Signal yang kurang baik (Poor),

masing-masing setiap percobaan

dilakukan jarak 10 meter dari titik

access point.

f) Noise : pada percobaan yang dilakukan

pada titik hotspot mahasiswa bina

darma, Menggunakan Netstrumbler,

Noise yang di dapatkan pada titik

tersebut adalah yaitu 100, bila mencapai

lebih dari tingkat sensifitas radio

(biasanya adalah sekitar -83 dbm, baca

spesifikasi radio), misalnya -100dbm

maka di titik station tersebut

interferensinya cukup tinggi, tinggal

apakah signal strenght yang diterima

bisa melebihi noise. masing-masing

setiap percobaan dilakukan jarak 10

meter dari titik access point.

g) Berdasarkan dari hasil pengujian yang

dilakukan, secara umum signal yang

dihasilkan pada setiap percobaan kurang

baik akibat terkena interferensi dari

hotspot yang bukan milik bina darma,

hotspot yang lain yang bukan milik bina

darma, memiliki channel yang sama

dengan channel hotspot yang dimiliki

bina darma.

5.2 Saran

Berdasarkan uruaian dari kesimpulan di

atas, maka kelebihan dan kekurangan di atas

dapat menjadi pelajaran serta referensi untuk

kedepannya. Saran yang dapat

dipertimbangkan, antara lain :

1) Agar terhindar dari interferensi perlu

diperhatikan cara instalasi yang baik

pada jaringan wireless, agar tidak

menemukan gangguan yang dapat

menurunkan kualitas pelayanan dari

access point tersebut.

2) Perlu dilakukan site survey agar

pemetaan sinyal lebih baik.

3) Pemilihan channel agar tidak terjadi

overlaping.

4) Karena banyaknya interferensi dari

sinyal hotspot perangkat lain (bukan

milik bina darma), maka perlu dilakukan

evaluasi pemilihan channel.

Page 14: ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN …if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-Jurnal-JURNAL_12142139_jun.pdf · disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebabkan energy elektromagnetik

14

DAFTAR PUSTAKA

Agus Virgono Dkk,( 2013), Analisa Pengaruh

Besar Area Hotspot Dan Interferensi

Pada Wlan IEEE 802.11b Gangguan

Sinyal Pada Sistem Telekomunikasi.

(https://hasbullahmarwan.wordpress.co

m/2012/10/07/gangguan-sinyal-pada-

sistem-telekomunikasi/ : Diakses Pada

Tanggal 19 November 2015)

Alfredo, (2012),Pengertian Site Survey dan

Line of Sight dalam

jaringan Wireless”(https://alfredoeblog.

wordpress.com/2012/05/25/pengertian-

site-survey-dan-line-of-sight-dalam-

jaringan-wireless/) : Diakses Pada

Tanggal 20 November 2015)

Arif Heru Sanjaya, (2013), “Advanced IP

Scanner Mempermudah Pengecekan

Jaringan LAN dan WAN”

(http://networkingpeopletogether.blogsp

ot.co.id/2013/04/advanced-ip-scanner-

mempermudah_21.html) : Diakses Pada

Tanggal 19 November 2015)

Edwi, (2012), Sinyal Analog Dan Sinyal

Digital, (online),

(http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/journal.m

ercubuana.ac.id): Diakses 2 Nopember

2015)

Elib, (2012), Pengertian Deteksi

(http://elib.unikom.ac.id/download.php?

id=249971) : Diakses Pada Tanggal 21

November 2015)

Fatoni, (2010), “ Analisis jaringan dengan

metode QoS studi kasus universitas

Binadarma”

(http://eprints.binadarma.ac.id/2509/1/Jo

urnal%20VSAT%20kab%20Musi%20B

anyuasin.pdf) : Di Akses Pada Tanggal

23 Nopember 2015 )

Gigihfordanama, (2011), “Iperf – tool untuk

mengecek performance jaringan”

(https://gigihfordanama.wordpress.com/

2011/02/14/iperf-tool-untuk-mengecek-

performance-jaringan/) : Diakses Pada

Tanggal 22 November 2015)

Nurmalia. (2010), Pengukuran Interferensi

Pada Access Point (AP) Untuk

Mengetahui Quality Of Service

Pemilihan Channel Untuk Optimalisasi

Sinyal Wireless.

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits

tream/123456789/3401/1/NURMALIA-

FST.pdf : Diakses Pada Tanggal 19

November 2015)

Tianzega, (2007), “Mengenal NetStumbler –

Wireless Network Detection Tool”

(https://tianzega.wordpress.com/2007/07

/15/mengenal-netstumbler-network-

detection-tool/) : Diakses Pada Tanggal

20 November 2015)

W.Purbowo Onno, (2006), internet Wireless

dan Hotspot, Elex Media Komputindo,

Jakarta. (diakses pada tanggal 19

November 2015)