Upload
trinhthu
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS DETEKSI INTERFERENSI DAN PENURUNAN
PERFORMANCE HOTSPOT UNIVERSITAS BINA DARMA DISEKITAR AREA JARINGAN
Jun Imanullah1, Baibul Tujni
2 , Suryayusra
3
Mahasiswa Universitas Bina Darma1
, Dosen Universitas Bina Darma2,3
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang email:[email protected]
2,
Abstract : Wireless technology is evolving at this time, because the media does not need a cable so that the
transmission medium. Wireless network performance is at the physical link and most influential is a physical
condition such as distance, because the weaker the radio frequency that can be received and make network
access slower than that of signal interference adjacent (interference Co-Channel) of other components can also
degrade the quality of the received signal enduser. On this occasion the author intended to detect interference
and decreased performance hotspot to provide good quality of the physical aspects that are tailored to the
application being used and the efficiency of the wireless LAN (hotspot) at Universitas Bina Darma for each end-
user. In wireless networks could cause an interference which is the toughest in the world penganggu wi-fi,
interference is a fellow radio wave signals that operate at frequencies, intervals, and the same area.
Measurements Interference will be carried out through six trials through an implementation that has been
designed in a topology infrastructure, where the design topology that measurement of interference seen from
Quality of service to do three measurements ie, bandwidth measurement, measurement signal and measurement
noise ,
Keywords Interference, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey
Abstrak : Wireless merupakan teknologi yang berkembang pada saat ini, karena medianya tidak membutuhkan
kabel sehingga media transmisi. Kinerja jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh
adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat diterima dan menjadikan
akses jaringan lambat selain itu gangguan sinyal berdekatan ( interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa
juga menurunkan kualitas sinyal yang diterima enduser. Pada kesempatan ini penulis bertujuan untuk
mendeteksi interferensi dan penurunan performance hotspot untuk memberikan kualitas yang baik dari aspek
fisik yang disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan wireless LAN (hotspot)
di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser. Pada jaringan Wireless bisa menimbulkan sebuah interferensi
yang merupakan pengganggu terberat dalam dunia wifi, interferensi adalah sesama sinyal gelombang radio yang
beroperasi pada frekuensi, interval, dan area yang sama. Pengukuran Interferensi akan dilakukan melalui enam
buah percobaan melalui sebuah implementasi yang telah di design pada sebuah topologi infrastruktur, dimana
dari design topologi itu dilakukan pengukuran interferensi yang dilihat dari Quality of service dengan dilakukan
tiga buah pengukuran yaitu, pengukuran bandwidth, pengukuran signal, dan pengukuran noise.
Kata kunci : Interferensi, Access Point, Bandwidth, jitter, Signal, Noise, site survey
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan tanpa menggunakan kabel/jaringan
nirkabel adalah jaringan dimana jaringan ini
menggunakan, gelombang Radio, Wifi
Infrared, 3G, Satelit. Dan memiliki banyak
kelebihan dan kekurangan masing-masing
jaringan ini akan lebih maksimal jika
digabungkan dengan dua jenis jaringan.pada
awalnya implementasi jaringan komputer
adalah mengunakan kabel. Seiring dengan
perkembangan zaman dan tuntutan terus
berkembang mulai dari coaxial dengan
kecepatan 10Mbps, UTP 10BaseT, UTP
2
100BaseT, coaxial 100Mbps, dan pada saat ini
telah keluar teknologi UTP dengan kecepatan
1Gbps. Selain itu juga penggunaan kabel dan
teknologi semakin berkembang maka keluar
transmisi data menggunakan serat optic,
dimana kecepatan dari transfer data jauh
melebihi menggunakan kabel.
Tidak semua transmisi dilakukan
menggunakan kabel. Ada transmisi yang
dilakukan tanpa menggunakan perantara kabel,
yaitu yang dikenal dengan wireless. Media
transmisi ini tergolong media transmisi un-
guided. Banyak contoh penerapan yang
diterapkan teknologi wireless dalam kehidupan
sehari-hari, seperti LAN wireless yang
menggunakan inframerah, frekuensi radio
untuk berkomunikasi antarperangkat,
Bluetooth dan lain sebagainya. Pada media
transmisi, wireless, dan penangkapan
dilakukan melalui sebuah peralatan yang
disebut antena. Untuk transmisi, antena
menyebabkan energy elektromagnetik ke
dalam medi (biasanya udara). Sedangkan
untuk penerima sinyal, antena menangkap
gelombang elektromagnetik dari media.
Transmisi jenis ini juga biasa disebut dengan
transmisi wireless, yaitu searah dan segala
arah. Untuk konfigurasi searah,
antarpentrasmisi mengeluarkan sinyal
elektromagnetik terpusat. Antena pentransmisi
dan antena penerima baru disejajarkan. Untuk
kofigurasi segala arah, sinyal yang akan
ditransmisikan menyebar ke segala penjuru
dan diterima oleh banyak antena.
Universitas Bina Darma pada saat ini memiliki
kapasitas bandwidth internet 100 Mbps dan
akses ke jalur internet hingga 2Mbps. Akses
internet tersebut sangat dimanfaatkan untuk
menunjang sistem pembelajaran dengan
dilengkapi sistem elearning, akademis, dan lain
sebagainya. Untuk mempercepat akses
informasi Universitas Bina Darma pada saat ini
juga sudah menyediakan layanan hotspot yaitu
sebuah area dimana pada area tersebut tersedia
koneksi tersebut internet wireless yang dapat
diakses melalui Notebook, PDA maupun
perangkat lainnya yang mendukung teknologi
tersebut. Hotspot tersebut disediakan bagi
dosen, karyawan dan mahasiswa, yang terdiri
dari mahasiswa D3,S1, dan S2 untuk
mengakses internet.Hotspot di Universitas
Bina darma dapat diakses dibeberapa titik area
jangkauan yaitu di kampus utama (hampir
seluruh lantai), kampus A, kampus B, kampus
C dan kampus D. Beberapa tahun terakhir ini
pengguna hotspot Universitas Bina Darma
mengalami peningkatan. Peningkatan
pengguna ini juga diikuti dengan peningkatan
jumlah titik akses hotspot di berbagai tempat.
Di lingkungan kampus utama Universitas Bina
Darma sendiri memiliki titik akses sebanyak
20 titik akses, dalam perharinya rata-rata
pengguna hotspot mahasiswa, baik itu
mahasiswa D3,S1,dan S2 dapat mengakses
sebanyak 87 pengguna,sedangkan untuk
hotspot dosen rata-rata dalam perharinya dapat
di akses sebanyak 50 pengguna yang memakai
hotspot yang memakai hotspot Universitas
Bina darma tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, kinerja
jaringan hotspot yang ada di kampus utama
Universitas Bina Darma,baik itu hotspot
mahasiswa, dosen dan karyawan, mengalami
penurunan performance, yang biasa dikenal
3
dengan istilah interferensi. Interferensi diduga
akan berpengaruh pada performansi, yang
mengakibatkan penurunan performansi dari
jaringan WLAN. Beberapa potensi interferensi
adalah tidak terkendalinya radius suatu hotspot
sebagai akibat dari pengguna EIRP yang
melebihi standar. Tidak hanya itu,ada
penyebab lain yang menyebabkan suatu
hotspot mengalami penurunan adalah
terjadinya gangguan sinyal pada sistem
telekomunikasi. Jika channel yang
digunakan antar satu wireless dengan wireless
yang lain bersinggungan tentu akan
menimbulkan interferensi yang menyebabkan
sinyal wireless kurang maksimal yang
akhirnya juga berdampak pada kurang
optimalnya pertukaran data pada jaringan
wireless tersebut. Adapun hasil pencarian
penulis, ada beberapa penyebab terjadinya
interferensi, di antaranya Noise, Interferensi,
Fading, Redaman. Noise adalah sinyal-sinyal
yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam
suatu sistem transmisi. Fading adalah
penyimpangan atenasi yang mengalami sinyal
carrier-termodulasi telekomunikasi terhadap
media propagasi tertentu, Redaman turunnya
level tegangan sinyal yang diterima
diakibatkan karakteristik media. Dan yang
terakhir yang sangat berpengaruh besar adalah
Interferensi. Bukan hanya itu, dengan adanya
perubahan teknologi yang digunakan, juga
memiliki dampak terhadap performance dari
hotspot Universitas Bina Darma, karena sering
terjadinya Blank, ketika sedang melakukan
koneksi.
Menurut Agus Virgono (2013) Interferensi
merupakan salah satu hal yang secara alami
muncul dalam penggunaan medium radio.
Sehingga apabila tidak dirancang dengan
kondisi baik, jaringan WLAN akan
menyebabkan interferensi terhadap perangkat
itu sendiri (inward interference) maupun
WLAN yang lain (outward interference)
maupun WLAN yang lain (outward
interference). Interferensi ini diduga akan
berpengaruh pada performansi yaitu akan
mengakibatkan penurunan performansi dari
jaringan WLAN. Beberapa potensi interferensi
adalah tidak terkendalinya radius suatu hotspot
sebagai akibat dari penggunaan EIRP yang
melebihi standar. Selain itu juga penggunaan
kanal yang tidak teratur tanpa memperhatikan
kanal-kanal yang overlap merupakan penyebab
utama terjadinya interferensi.
Interferensi bisa menurunkan kinerja access
point dalam memancarkan dan menerima
sinyal, access point akan kehilangan daya, dan
beberapa database bisa hilang, akibatnya
terjadi error pada bit-bit informasi yang sedang
dikirim, dan client penerima menemukan error.
Interferensi dapat terjadi pada sinyal
Bluetooth, telepon tanpa kabel (Cordless),
Microwave dan ada beberapa hal yang dapat
menimbulkan interferensi seperti, terjadi
penempatan maupun alam. Maka itu
diperlukan beberapa tindakan pengujian dari
performance Hotspot Universitas Bina
Darma.Yang terdiri dari pengujian bandwith,
jilter, sinyal, dan site survey. Pengukuran
Access Point yang digunakan apakah perlu di
Redesign,
Bedasarkan pendapat di atas, penulis ingin
melakukan dengan penelitian analisis deteksi
penurunan performansi hotspot UBD, Oleh
4
karena itu penulis mengambil judul ”Analisis
deteksi interferensi dan penurunan
performance hotspot Universitas Bina Darma
disekitar area jaringan.”
1.2 Perumusahan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis merumuskan masalah dalam penelitian
ini“Apa yang menyebabkan penurunan
kualitas performance hotspot Universitas
Bina Darma, dan mendeteksi interferensi
yang mempengaruhi performa hotspot
Universitas Bina Darma. “
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeteksi masalah yang
menyebabkan interferensi dan penurunan
performance hotspot Universitas Bina
Darma.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kinerja hotspot
Universitas Bina Darma dalam melayani
mahasiswa.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara
menggunakan acces point yang baik agar
terhindar dari sebuah interferensi yang
dapat menurunkan tingkat kualitas dari
access point tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diambil dari
penelitian ini adalah :
1. Menjadi modal rujukan bagi
administrator jaringan sebagai solusi
dari permasalahan bedasarkan latar
belakang di atas dan dapat juga
meningkatkan kualitas jaringan nirkabel
(hotspot) karena penelitian ini nantinya
akan menghasilkan suatu data yang
kongkrit mengenai kinerja jaringan,
jangkauan area serta kecepatan oleh
karena itu penulis berharap hasil dari
penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat baik langsung
maupun tidak langsung dengan sebuah
jaringan wireless
2. Dapat memberikan rekomendasi kepada
network service/uptsim Universitas Bina
Darma dalam memperbaiki system atau
infrastruktur jaringan.
3. Dapat merekomendasikan untuk
implementasi fisik jaringan hotspot
Universitas Bina Darma yang
diharapkan kedepannya bisa
meningkatkan kualitasnya.
4. Mahasiswa mampu memahami apa yang
dimaksud oleh interferensi pada sebuah
access point yang akan digunakan
sebagai bahan penelitian.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Bina
Darma yang beralamatkan di Jl. A. Yani
No.12, Seberang Ulu I, Kota Palembang,
Sumatera Selatan 30264. Yang dimulai pada
bulan Maret 2016 s.d. Juni 2016 dari pukul
10.00 Wib s.d. 14.30 Wib.
5
2.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian tindakan (action
research) adalah suatu penelitian yang
dikembangkan bersama-sama antara peneliti
dan mengambil keputusan (decision maker)
tentang variable-variabel yang dapat
dimanipulasikan dan dapat segera digunakan
untuk menentukan penelitian dan
pengembangan. Adapun tahapan penelitian
yang merupakan siklus dari action research
ini, yaitu :
1. Melakukan diagnose (Diagnosing)
Melakukan mapping dan login ke tiap
Access Point yang berada di titik area
jangkauan yaitu di kampus utama
(seluruh lantai) dengan jarak 5 M,10 M
sampai dengan 20 M dari AP dan
mendeteksi seberapa besar gangguan
berupa sinyal yang dapat menurunkan
kualitas sinyal hotspot Universitas Bina
Darma yang diterima enduser.
2. Membuat rencana tindakan (Action
Planning)
Mengidentifikasi masalah dari
pengukuran dengan parameter yaitu
melakukan pengujian kinerja dari
Hotspot Universitas Bina Darma yang
terdiri dari pengujian bandwith, jitter,
sinyal selanjutnya melakukan analisis
dan menjelaskan permasalahan-
permasalahan yang terjadi guna untuk
mengatasi interferensi Co-Channel
terhadap jaringan wireless, selanjutnya
melakukan Site Survey pada jaringan
Hotspot Universitas Bina Darma, dari
hasil Site Survey tersebut, apakah
diperlukan tindakan Redesign pada
penempatan Access Point yang ada di
lingkungan kampus utama Universitas
Bina Darma
3. Melakukan tindakan (Action Taking).
Parameter yang akan diukur terdiri dari
pengujian sinyal, pemetaan
sinyal,pemilihan channel, berapa banyak
user yang terkoneksi dalam satu Access
Point, penempatan Access Point yang
digunakan guna mendapatkan
pengambilan informasi dari jaringan
wireless yang dilakukan di tiap AP
dengan melakukan Connection dan
melakukan pendeteksian di sekitar area
AP dengan dibedakan jarak masing-
masing dari User, untuk melihat
seberapa besar performance dari Hotspot
Universitas Bina Darma. dengan
menggunakan tools seperti iperf dan
wirelessmoon untuk melakukan
pengujian sinyal yang ada di
lingkungan kampus utama Universitas
Bina Darma
4. Melakukan Evaluasi (Evaluating)
Setelah dilakukan implementasi (action
taking) selanjutnya mendeteksi
interferensi yang menyebabkan sinyal
wireless kurang maksimal dan
mengetahui Channel mana saja yang
bersinggungan dengan hotspot yang ada
di Lingkungan kampus Universitas Bina
Darma pada saat pertukaran data pada
jaringan wireless tersebut.
5. Dari data yang telah dihasilkan baik
dengan kejadian dipelajari yang
digunakan untuk mendapatkan sebuah
6
kesimpulan dan cara mengatasi
interferensi Co-Channel yang dapat
menurunkan sinyal.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab, pada Kepala NOC UPT SIM dan
pengguna jaringan hotspot yang ada
pada Universitas Bina Darma
Palembang.
2. Literature (Study Pustaka)
Melakukan study kepustakaan dalam
mencari bahan bacaan dari internet dan
membaca buku dan mempelajari buku,
jurnal, yang ada hubungannya dengan
penyusunan skripsi ini, data yang
diperoleh dari buku dan internet yang
berhubungan masalah yang akan
dibahas dan sesuai dengan objyek yang
diteliti
3. Observasi (Pengamatan)
Merupakan pengamatan secara
langsung, data yang akan dikumpulkan
dengan melihat apa saja penyebab
masalah penurunan performance yang
terjadi pada hotspot Universitas Bina
Darma, lalu mendeteksi masalah apa
saja yang dapat menyebabkan
interferensi terhadap sinyal-sinyal.
2.4 Alat dan Bahan 2.4.1 Perangkat Keras
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini sebagai
berikut :
1) Perangkat Keras (Hardware)
a). Laptop TOSHIBA NB205
b). Printer CANNON IP2770
c). Flasdisk kingston 8 GB
2) Perangkat Lunak (software)
a). Sistem Operasi Windows 7
Prefossional
b). Microsoft Office 2007 sebagai
aplikasi pengolahan data untuk
penulisan laporan
c). Mozila Firfox
d). Microsoft Visio 2007
e). iperf, Network Stumbler dan
Wireless Mon, untuk mendeteksi
gangguan jaringan hotspot
f). Advanced IP Scanner untuk
mencari banyak titik akses yang
dipakai user dalam mengakses
access point
2.5 Menyusun Rencana Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan
rencana tindakan dengan melakukan pengujian
terhadap jaringan LAN dan WLAN pada
hotspot Universitas Bina Darma Palembang.
Pengujian hotspot dilakukan dengan
parameter QOS pada jaringan LAN dan
WLAN untuk mendapatkan hasil pengukuran
Bandwidth, Jilter dan Sinyal pada jaringan
wireless Universitas Bina Darma Palembang.
Melakukan Site Survey, yang bertujuan untuk
menentukan jumlah dan penempatan jalur
akses (atau mesh node) yang memberikan
7
jangkauan sinyal cukup seluruh fasilitas.
Dengan implementasi kebanyakan, "cakupan
yang memadai" berarti mendukung data rate
minimum atau throughput. Dengan teknik Site
Survey dapat menilai infrastruktur yang ada,
Mengidentifikasi cakupan wilayah,
Menentukan jalur akses lokasi awal.
Setelah dilakukan pengujian dan Site Survey,
barulah mendapatkan segala informasi tentang
jaringan wireless hotspot Universitas Bina
Darma. Apakah benar telah terjadi penurunan
performance dan apakah benar channel yang
dipakai lebih kecil dari pada hotspot lainnya
yang terdapat pada lingkungan kampus utama
Universitas Bina Darma. Langkah terakhir
memberikan Redesign yang cocok untuk
penempatan access point agar kinerja jaringan
dapat lebih baik.
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian
Hari/Tanggal Waktu (WIB)
Rabu 10.00-11.30
13.00 14.30
Kamis 10.00-11.30
13.00 14.30
Jum’at 10.00-11.30
13.00 14.30
Sabtu 10.00-11.30
13.00 14.30
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengukuran QOS
1. WLAN Hotspot Mahasiswa Bina
Darma inter connection
1) Bandwidth
Tabel 3.1 Nilai Bandwidth WLAN
Kampus Utama Universitas Bina Darma
Penguji
an Lantai
Jarak
AP
Interval Transfer Hasil
Bandwidth(Mbps)
1 20 M 0.0-10.1 sec
25.8 Mbytes
21.5Mbits/sec
2 5 M 0.0-10.0
sec
81.1
Mbytes
67.9
Mbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
6.00
Mbytes
5.02
Mbits/sec
20 M 0.0-11.6
sec
256
KBytes
181 Kbits/sec
3 5 M 0.0-10.1
sec
22.6
Mbytes
18.8
Mbits/sec
10 M 0.0-10.0 sec
69.8 Mbytes
58.4 Mbits/sec
20 M 0.0-10.0 sec
49.3 Mbytes
41.2 Mbits/sec
4 5 M 0.0-10.0
sec
53.0
Mbytes
44.4
Mbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
50.9
Mbytes
42.6
Mbits/sec
20 M 0.0-10.0
sec
24.8
Mbytes
20.7
Mbits/sec
5 5 M 0.0-10.0
sec
60.5
Mbytes
50.6
Mbits/sec
10 M 0.0-10.1 sec
28.5 Mbytes
23.7 Mbits/sec
20 M 0.0-10.1
sec
29.4
Mbytes
24.4
Mbits/sec
6 5 M 0.0-10.3
sec
4.83
Mbytes
3.57
Mbits/sec
10 M 0.0-8.9
sec
1.38
Mbytes
1.29
Mbits/sec
20 M 0.0-10.0
sec
48.5
Mbytes
40.5
Mbits/sec
Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai
besar bandwidth sesuai dengan Maximal
Bandwidth yang tersedia di Kampus Utama
Universitas Bina Darma, didapatlah hasil
pengukuran bandwidth pada titik per lantai
WLAN Kampus Utama Universitas Bina
Darma, bandwidth terbesar dapat dihasilkan
per Lantai sebesar 67.9 Mbps/sec didapatkan
hasil pada lantai 2 dengan diukur dari jarak 5
8
meter dari access point dan bandwidth terkecil
pada Lantai sebesar 181 Kbits/sec didapatkan
hasil pada lantai 2 dengan diukur dari jarak 20
meter dari access point.
2) Jitter
Tabel 3.2 Nilai Jitter pada kampus
utama Universitas Bina Darma
Pengujian lantai Jarak AP Hasil Jitter
1 20 M 0.700 ms
2 5 M 0.351 ms
10 M 2.035 ms
20 M 0.855 ms
3 5 M 0.875 ms
10 M 2.449 ms
20 M 0.402 ms
4 5 M 0.469 ms
10 M 0.842 ms
20 M 0.627 ms
5 5 M 0.339 ms
10 M 1.110 ms
20 M 0.325 ms
6 5 M 0.714 ms
10 M 0.954 ms
20 M 0.660 ms
Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai
besar Jitter sesuai dengan tabel versi TIPHON
didapatlah hasil pengukuran Jitter pada titik
per lantai WLAN Kampus Utama Universitas
Bina Darma, rata-rata Jitter tertinggi yang
diukur selama pegukuran terjadi pada lantai 3
yang diukur dari jarak 10 meter dari access
point, dengan nilai sebesar 2.449 ms,
sedangkan Jitter terkecil yang diukur selama
pegukuran terjadi pada lantai 2 yang diukur
dari jarak 5 meter dari access point sebesar
0.351 ms yang dilakukan pada Kampus
Utama Universitas Bina Darma Palembang.
2. WLAN Hotspot Mahasiswa Bina
Darma Local connection
1) Bandwidth
Tabel 3.3 Nilai Bandwidth WLAN
Kampus Utama Universitas Bina Darma
Penguji
an
Lantai
Jarak
AP
Interval Transfer Hasil
Bandwidth(M
bps)
1 20 M 0.0-9.9
sec
68.6
Mbytes
58.3
Mbits/sec
2 5 M 0.0-10.0 sec
66.2 Mbytes
55.5 Mbits/sec
10 M 0.0-10.1 sec
10.4 Mbytes
8.60 Mbits/sec
20 M 0.0-10.5
sec
12.0
Mbytes
9.63
Mbits/sec
3 5 M 0.0-78.6
sec
128
KBytes
13.3 Kbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
47.6
Mbytes
40.1
Mbits/sec
20 M 0.0-10.0 sec
24.2 Mbytes
20.3 Mbits/sec
4 5 M 0.0-10.0 sec
49.1 Mbytes
41.2 Mbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
51.6
Mbytes
43.4
Mbits/sec
20 M 0.0-10.0
sec
43.5
Mbytes
36.4
Mbits/sec
5 5 M 0.0-10.0
sec
22.0
Mbytes
18.5
Mbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
63.9
Mbytes
53.5
Mbits/sec
20 M 0.0-32.8 sec
128 KBytes
31.9 Kbits/sec
6 5 M 0.0-10.0 sec
57.1 Mbytes
47.8 Mbits/sec
10 M 0.0-10.0
sec
46.8
Mbytes
39.2
Mbits/sec
20 M 0.0-10.0
sec
38.7
Mbytes
21.8
Mbits/sec
Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai
besar bandwidth sesuai dengan Maximal
Bandwidth yang tersedia di Kampus Utama
Universitas Bina Darma, didapatlah hasil
pengukuran bandwidth pada titik per lantai
WLAN Kampus Utama Universitas Bina
Darma, bandwidth terbesar terjadi pada per
Lantai sebesar 58.3 Mbps/sec didapatkan hasil
9
pada lantai 1 dengan diukur dari jarak 20
meter dari access point dan bandwith terkecil
sebesar 13.3 Kbits/sec. didapatkan hasil pada
lantai 3 dengan diukur dari jarak 5 meter dari
access point.
2) Jitter
Tabel 3.4 Nilai Jitter pada kampus
utama Universitas Bina Darma
Pengujian lantai Jarak AP Hasil Jitter
1 20 M 2.568 ms
2 5 M 2.529 ms
10 M 0.005 ms
20 M 2.530 ms
3 5 M 0.310 ms
10 M 2.660 ms
20 M 0.402 ms
4 5 M 2.207 ms
10 M 0.000 ms
20 M 1.814 ms
5 5 M 0.000 ms
10 M 0.000 ms
20 M 0.000 ms
6 5 M 0.000 ms
10 M 0.000 ms
20 M 6.475 ms
Berdasarkan tabel di atas dan berdasarkan nilai
besar Jitter sesuai dengan tabel versi TIPHON
didapatlah hasil pengukuran Jitter pada titik
per lantai WLAN Kampus Utama Universitas
Bina Darma, rata-rata Jitter tertinggi tertinggi
yang diukur selama pegukuran terjadi pada
lantai 6 yang diukur dari jarak 20 meter dari
access point, dengan nilai sebesar 6.475 ms ,
sedangkan Jitter terkecil tertinggi yang diukur
selama pegukuran terjadi pada lantai 5 yang
diukur dari jarak 5 meter dari access point,
dengan nilai sebesar 0.000 ms yang dilakukan
pada Kampus Utama Universitas Bina Darma
Palembang.
3.2 Hasil Pengujian Sinyal Pada Access
Point
Tabel 3.5 Hasil pengujian sinyal
Titik Hotspot
Lantai
dBm Persentase Keterangan
1 -61 36 % Poor
2 -57 41 % Good
3 -62 35 % Poor
4 -51 48 % Good
5 -37 66 % Excellent
6 -46 55 % Good
Dari hasil pengujian sinyal yang telah
dilakukan, dari semua titik hotspot lantai 1- 6,
titik hotspot yang mengalami penurunan
performance adalah lantai 1 dan lantai 3, yang
memiliki persentase sinyal sebesar 36 % dan
35 %, jika diukur dengan standar tabel
pengujian sinyal, dapat disimpulkan bahwa,
titik hotspot tersebut, memiliki keterangan
yang lemah, karena disebabkan pada jaringan
wireless lain yang bekerja pada band frekuensi
yang sama.
3.3 Hasil Pengujian Interferensi Pada
Access Point
Gambar 3.1 Grafik sinyal yang terdapat pada
titik Hotspot Mahasiswa Bina Darma
10
Gambar 3.2 Netstumbler menangkap Access Point pada percobaan
Dari gambar dapat dijelaskan bahwa speed
yang dihasilkan dari hotspot mahasiswa bina
darma tersebut adalah 36Mbps, dan pada nilai
SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki
angka/nilai SNR bernilai = 59, sedangkan
untuk noise bernilai 100. Maka dapat
disimpulkan bahwa titik station tersebut
interferensinya cukup tinggi, yang dalam hal
ini, pengujian noise terhadap hotspot
Universitas Bina Darma.
3.4 Hasil Site Survey Pada Titik Hotspot
Universitas Bina Darma.
1. Lantai 1
Gambar 3.3 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
Dari gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
baik, terletak pada ruang UPTSIM,
R.Yayasan, Resepsionis, R.Rektor, R
Programmer, R.TU ADM, R.Prodi- R.Dekan-
R.Kep Unit.R.PPM Sedangkan sinyal yang
memiliki keadaan kurang baik terletak pada,
area dekat tangga dan LIFT ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
2. Lantai 2
Gambar 3.4 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
Dari gambar 3.4 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
baik, terletak pada R.Data Science, BPM,
BDEC, BDTC, R.Pasca, R. Borang, R. Dosen
dan ruang pengajaran. Sedangkan sinyal yang
memiliki keadaan kurang baik terletak pada,
area dekat tangga dan LIFT ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
3. Lantai 3
Gambar 3.5 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
11
Dari gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
baik, terletak pada R. Semua Kelas.
Sedangkan sinyal yang memiliki keadaan
kurang baik terletak pada, area dekat tangga
dan LIFT ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
4. Lantai 4
Gambar 3.6 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
Dari gambar 3.6 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
baik, terletak pada R. Semua Kelas.
Sedangkan sinyal yang memiliki keadaan
kurang baik terletak pada, area dekat tangga
dan LIFT ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
5. Lantai 5
Gambar 3.7 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
Dari gambar 3.7 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
baik, terletak pada R. Semua Kelas. Sedangkan
sinyal yang memiliki keadaan kurang baik
terletak pada, area dekat tangga dan LIFT
ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
6. Lantai 6
Gambar 3.8 Gambaran cakupan sinyal baik
dan buruk kualitas sinyal yang
dipancarkan
Dari gambar 3.8 dapat dijelaskan bahwa
cakupan yang dihasilkan oleh access point
tersebut. Sinyal yang memiliki keadaan yang
12
baik, terletak pada R. Kelas MM, Kelas MTI,
Aula. Sedangkan sinyal yang memiliki
keadaan kurang baik terletak pada, area dekat
tangga dan LIFT ROOM.
Keterangan lain :
Sinyal baik
Sinyal Buruk
3.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi
penurunan performance hotspot bina
darma
1) Karena banyaknya pengguna yang
menggunakan hotspot bina darma,
seperti mahasiswa, staf, dosen, sehingga
menyebabkan padatnya jalur jaringan
karena dalam satu titik access point,
maksimal dapat menampung 100 user.
2) Titik access point yang digunakan
kurang maksimal, sehingga, ketika
pengguna melakukan koneksi ke
jaringan hotspot tersebut. Jauh dari titik
access point. Koneksi menjadi lambat,
sehingga pada saat user, menggunakan
jaringan hotspot tersebut, sehingga
bandwitdh yang dihasilkan tidak
maksimal.
3) Kondisi hotspot universitas bina darma,
khususnya hotspot mahasiswa, yang
masih memiliki nilai jitter yang tinggi,
sehingga dapat menyebabkan nilai
overload/overlaaping, pada saat user
menggunakan hotspot tersebut.
4) Bedasarkan dari hasil pengujian, secara
umum sinyal yang dilakukan pada lantai
1-6 ada yang kurang baik, disebabkan
akibat terkena interferensi dari hotspot
yang bukan milik bina darma, memiliki
channel yang sama dengan channel
hotspot yang dimiliki universitas bina
darma.
5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Topologi Infrastruktur pada jaringan
wireless yang telah dibangun, untuk melihat
interferensi dari access point (AP) dengan
menggunakan software Iperf dan Network
Stumbler yang telah di analisis dan dilakukan
pengujian dengan beberapa percobaaan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan
pada beberapa percobaan, didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut:
a) Bandwitdh : pada percobaan
pertama.dalam pengukuran Inter
connection Dengan menggunakan tools
iperf didapatkan hasil rata-rata yang
terbesar adalah 67.9 Mbps/sec yang
diukur dari jarak 5 meter dari access
point, pada titik akses lantai 2 sedangkan
nilai terkecil adalah 181 Kbits/sec yang
di ukur dari jarak 20 meter dari access
point, pada titik akses lantai 2.
b) Bandwith : pada percobaan
pertama.dalam pengukuran Local
connection Dengan menggunakan tools
iperf didapatkan hasil rata-rata yang
terbesar adalah 58.3 Mbps/sec yang
diukur dari jarak 20 meter dari access
point, pada titik akses lantai 1 sedangkan
nilai terkecil adalah 13,3 Kbits/sec yang
13
di ukur dari jarak 5 meter dari access
point, pada titik akses lantai 3.
c) Jitter : pada percobaan pertama.dalam
pengukuran Inter connection Dengan
menggunakan tools iperf didapatkan
hasil rata-rata nilai tertinggi adalah
2.449 ms yang diukur dari jarak 10
meter dari access point, pada titik akses
lantai 3 sedangkan nilai terkecil adalah
0.351 ms. yang di ukur dari jarak 5
meter dari access point, pada titik akses
lantai 2.
d) Jilter : pada percobaan pertama.dalam
pengukuran Local connection Dengan
menggunakan tools iperf didapatkan
hasil rata-rata nilai tertinggi adalah
6.475 ms yang diukur dari jarak 20
meter dari access point, pada titik akses
lantai 6 sedangkan nilai terkecil adalah
0.000 ms. yang di ukur dari jarak 5
meter dari access point, pada titik akses
lantai 5.
e) Signal : pada percobaan pertama signal
yang didapat sebesar -61 dBm pada
persentase 36% didapatkan keterangan
Signal yang kurang baik (Poor),
masing-masing setiap percobaan
dilakukan jarak 10 meter dari titik
access point.
f) Noise : pada percobaan yang dilakukan
pada titik hotspot mahasiswa bina
darma, Menggunakan Netstrumbler,
Noise yang di dapatkan pada titik
tersebut adalah yaitu 100, bila mencapai
lebih dari tingkat sensifitas radio
(biasanya adalah sekitar -83 dbm, baca
spesifikasi radio), misalnya -100dbm
maka di titik station tersebut
interferensinya cukup tinggi, tinggal
apakah signal strenght yang diterima
bisa melebihi noise. masing-masing
setiap percobaan dilakukan jarak 10
meter dari titik access point.
g) Berdasarkan dari hasil pengujian yang
dilakukan, secara umum signal yang
dihasilkan pada setiap percobaan kurang
baik akibat terkena interferensi dari
hotspot yang bukan milik bina darma,
hotspot yang lain yang bukan milik bina
darma, memiliki channel yang sama
dengan channel hotspot yang dimiliki
bina darma.
5.2 Saran
Berdasarkan uruaian dari kesimpulan di
atas, maka kelebihan dan kekurangan di atas
dapat menjadi pelajaran serta referensi untuk
kedepannya. Saran yang dapat
dipertimbangkan, antara lain :
1) Agar terhindar dari interferensi perlu
diperhatikan cara instalasi yang baik
pada jaringan wireless, agar tidak
menemukan gangguan yang dapat
menurunkan kualitas pelayanan dari
access point tersebut.
2) Perlu dilakukan site survey agar
pemetaan sinyal lebih baik.
3) Pemilihan channel agar tidak terjadi
overlaping.
4) Karena banyaknya interferensi dari
sinyal hotspot perangkat lain (bukan
milik bina darma), maka perlu dilakukan
evaluasi pemilihan channel.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agus Virgono Dkk,( 2013), Analisa Pengaruh
Besar Area Hotspot Dan Interferensi
Pada Wlan IEEE 802.11b Gangguan
Sinyal Pada Sistem Telekomunikasi.
(https://hasbullahmarwan.wordpress.co
m/2012/10/07/gangguan-sinyal-pada-
sistem-telekomunikasi/ : Diakses Pada
Tanggal 19 November 2015)
Alfredo, (2012),Pengertian Site Survey dan
Line of Sight dalam
jaringan Wireless”(https://alfredoeblog.
wordpress.com/2012/05/25/pengertian-
site-survey-dan-line-of-sight-dalam-
jaringan-wireless/) : Diakses Pada
Tanggal 20 November 2015)
Arif Heru Sanjaya, (2013), “Advanced IP
Scanner Mempermudah Pengecekan
Jaringan LAN dan WAN”
(http://networkingpeopletogether.blogsp
ot.co.id/2013/04/advanced-ip-scanner-
mempermudah_21.html) : Diakses Pada
Tanggal 19 November 2015)
Edwi, (2012), Sinyal Analog Dan Sinyal
Digital, (online),
(http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/journal.m
ercubuana.ac.id): Diakses 2 Nopember
2015)
Elib, (2012), Pengertian Deteksi
(http://elib.unikom.ac.id/download.php?
id=249971) : Diakses Pada Tanggal 21
November 2015)
Fatoni, (2010), “ Analisis jaringan dengan
metode QoS studi kasus universitas
Binadarma”
(http://eprints.binadarma.ac.id/2509/1/Jo
urnal%20VSAT%20kab%20Musi%20B
anyuasin.pdf) : Di Akses Pada Tanggal
23 Nopember 2015 )
Gigihfordanama, (2011), “Iperf – tool untuk
mengecek performance jaringan”
(https://gigihfordanama.wordpress.com/
2011/02/14/iperf-tool-untuk-mengecek-
performance-jaringan/) : Diakses Pada
Tanggal 22 November 2015)
Nurmalia. (2010), Pengukuran Interferensi
Pada Access Point (AP) Untuk
Mengetahui Quality Of Service
Pemilihan Channel Untuk Optimalisasi
Sinyal Wireless.
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits
tream/123456789/3401/1/NURMALIA-
FST.pdf : Diakses Pada Tanggal 19
November 2015)
Tianzega, (2007), “Mengenal NetStumbler –
Wireless Network Detection Tool”
(https://tianzega.wordpress.com/2007/07
/15/mengenal-netstumbler-network-
detection-tool/) : Diakses Pada Tanggal
20 November 2015)
W.Purbowo Onno, (2006), internet Wireless
dan Hotspot, Elex Media Komputindo,
Jakarta. (diakses pada tanggal 19
November 2015)