Upload
hathu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH SISWA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI (Penelitian Deskriptif di SMAIT Nururrahman Depok)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH : ADE FARIDAH
NIM 1111016100074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
iv
ABSTRAK
Ade Faridah. “Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam penulisan karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi. Penelitian ini dilakukan di SMAIT Nururrahman Depok. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan subjek penelitian secara cluster sampling. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMAIT Nururrahman Depok, yang berjumlah 9 orang siswa. Unit analisis pada penelitian ini adalah karya ilmiah siswa yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2014/2015. Karya ilmiah siswa tersebut dibagi menjadi dua jenis karya ilmiah, yaitu jenis Percobaan (P) dan jenis Non-Percobaan (NP). Kemampuan berpikir kreatif siswa ditentukan berdasarkan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa pada karya ilmiah biologi dari Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian. Penentuan kategori kemampuan berpikir kreatif peserta didik berdasarkan kategori penilaian dari Riduwan. Hasil penelitian menunjukkan karya ilmiah eksperimen memiliki peresentase kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi dibandingkan dengan karya ilmiah non-eksperimen yaitu sebesar 41% dengan kategori cukup. Indikator berpikir kreatif yang dominan muncul adalah indikator kelancaran sebesar 46% dengan kategori cukup.
Kata Kunci: Analisis berpikir kreatif, Karya Ilmiah Jenis Percobaan, Karya Ilmiah Jenis Non-Percobaan.
v
ABSTRACT
Ade Faridah. “The Analysis of Students’ Creative Thinking in Scientific Works of Biology”, A Skripsi Biology Education Program, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study is to reveal the ability of students’ creative thinking in writing scientific works of biology. This research is conducted at SMAIT Nururrahman Depok. The method of this study is descriptive quantitative study and the technique of sampling that is used is cluster sampling. The sample of this study is 9 students of class XI MIA SMAIT Nururrahman Depok. The unit of analysis of this study is scientific works that have been made by students of XI MIA academic year 2014/2015. Those scientific works are divided into two types, Experiment and Non-Experiment. The ability of their creative thinking is determined based on assessment guidelines of students’ scientific works of biology from Utami Munandar. Those guidelines include fluency, flexibility, originality, and elaboration. To determine the category of students’ creative thinking is took based on category from Riduwan. The result of this study shows that experiment scientific works have higher percentage of students’ creative thinking than non-experiment that is 41 %. The dominant indicator that showed is fluency 46 % with sufficient category.
Key Words : Creative Thinking Analysis, (Experiment and Non-Experiment) Scientific Paper.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Penulisan Karya Ilmiah Siswa pada
Pembelajaran Biologi”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta tercurah pula kepada
kita semua selaku penerus risalahnya, Amin.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis tidak luput dari hambatan dan
kesulitan yang dihadapi. Namun atas bantuan, motivasi serta bimbingan dari
semua pihak, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq hana Susanti, M.Sc. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus Pembimbing skripsi I yang telah membimbing penulis selama ini.
3. Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Penegathuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang
memberikan banyak pengarahan dan nasehat selama perkuliahan semeseter
satu hingga delapan.
5. Buchori Muslim, M.Pd. sebagai pembimbing II yang penuh kesabaran dan
keikhlasan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta motivasi dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. dan Yuke Mardiati, M.Si. sebagai validator yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran kepada penulis.
vii
7. Seluruh civitas akademika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang telah
diberikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT
8. Muharman, S.E, M.Pd., Kepala SMAIT Nururrahman Depok yang telah
memberikan izin penelitian dan Dian Apriani, S.Pd sebagai Guru bidang
Studi Biologi kelas XI SMAIT Nururrahman Depok yang telah banyak
membantuan selama penelitian berlangsung.
9. Teruntuk orang tua tercinta, ayahanda Wahid Sofyan dan Ibunda Sulaiyah
(Almh) yang selalu mencurahkan kasih sayang, do’a, motivasi, dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis selalu termotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak tercinta Layinah dan Annis, adik tersayang Towus Firdaus dan
keponakan tersayang Adellia Izzatunnisa yang selalu menghibur dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terutama Rakhil, Irma, Erna, Annisa, Uliyatul, Retno, Rahmi dan
Kintantia sebagai teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan dorongan dalam melakukan penelitian serta telah menjadi
teman, sahabat sekaligus keluarga yang membahagiakan. Beserta Kawan-
kawan seperjuangan Sahal sebagai sahabat yang selalu menghapus lelah
penulis dengan canda tawa dalam menyelesaikan skripsi.
12. Kawan-kawan seperjuangan lain yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan dicatat sebagai amal shalih
di sisi-Nya. Aamiin.
Jakarta, Juni 2016
Penulis
Ade Faridah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6
D. Perumusan Masalah............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Kajian Teori........................................................................................... 8
1. Hakikat Berpikir Kreatif ................................................................... 8
a. Pengertian berpikir .................................................................... 8
b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif ................................ 10
c. Proses berpikir Kreatif ............................................................. 11
d. Ciri Berpikir Kreatif ................................................................ 14
e. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas Anak .............. 16
2. Hakikat Karya Ilmiah ..................................................................... 17
a. Pengertian Karya Ilmiah .......................................................... 17
b. Jenis-Jenis Karya Ilmiah ........................................................ 19
c. Karakteristik Karya Ilmiah ...................................................... 21
d. Menulis Karya Ilmiah .............................................................. 22
e. Struktur berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah ............. 24
f. Sistematika Karya Ilmiah ........................................................ 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 26
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 32
C. Metode Penelitian ................................................................................ 33
D. Tahapan Penelitian .............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 37
1. Kriteria Karya Ilmiah ..................................................................... 38
2. Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa pada Karya Ilmiah
Biologi ........................................................................................... 39
3. Wawancara ..................................................................................... 40
G. Validitas Instrumen ............................................................................. 40
H. TeknikAnalisis Data ........................................................................... 41
1. Reduksi Data .................................................................................. 41
2. Penyajian Data ................................................................................ 43
3. Penarikan Kesimpulan .................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis
Percobaan ....................................................................................... 45
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis
Non-Percobaan ............................................................................... 46
3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya
Ilmiah .............................................................................................. 48
B. Pembahasan ......................................................................................... 48
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis
Percobaan ....................................................................................... 49
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis
Non-Percobaan ............................................................................... 53
3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya
Ilmiah .............................................................................................. 54
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 61
A. Kesimpulan.......................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMAIT Nururrahman ............................................... 32
Tabel 3.2 Kriteria Karya Ilmiah ................................................................................. 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah
Biologi ....................................................................................................... 39
Tabel 3.4Skala Kategori Kemampuan ....................................................................... 43
Tabel4.1 Daftar Karya Ilmiah Biologi SMAIT Nururrahman Depok ........................ 44
Tabel4.2 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya
Ilmiah Percobaan ......................................................................................... 45
Tabel4.3 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Peserta Didik dalam Karya Ilmiah
Non-Percobaan ............................................................................................. 47
Tabel4.4 Rata-Rata Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua
Jenis Karya Ilmiah Biologi .......................................................................... 48
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Bagan Cara Kerja Otak .......................................................................... 9
Gambar2.2 Siklus Proses Kreatif .................................................................................. 24
Gambar 2.3Sistematika Karya Ilmiah ............................................................................. 26
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 30
Gambar3.1 Bagan Prosedur Penelitian ...................................................................... 34
Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua
Jenis Karya Ilmiah ................................................................................... 55
Gambar 4.2 Perbedaan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif pada Dua Jenis
Karya Ilmiah ............................................................................................ 56
x
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa
dalam Karya Ilmiah Biologi ............................................................ 66
Lampiran 2 Lembar Validasi Kesesuaian Indikator Berpikir Kreatif dengan
Karya Ilmiah Siswa pada Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif
Siswa dalam Karya Ilmiah ............................................................... 67
Lampiran 3 Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya
Ilmiah Siswa ..................................................................................... 70
Lampiran 4 Lembar Validasi Karya Ilmiah Siswa ............................................... 76
Lampiran 5 Lembar Penilaian Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Karya
Ilmiah Siswa ..................................................................................... 90
Lampiran 6 Lembar Gagasan dalam Karya Ilmiah Siswa Berdasarkan tiap
Indikator Berpikir Kreatif ............................................................... 138
Lampiran 7 Lembar Wawancara ........................................................................ 188
Lampiran 8 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap
Karya Ilmiah Percobaan ................................................................ 191
Lampiran 9 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap
Karya Ilmiah Non- Percobaan ........................................................ 193
Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................ 194
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 196
Lampiran 12 Surat Keterangan Riset ................................................................. 197
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi .................................................................... 198
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Astronot Amerika dan Rusia pernah menghadapi sebuah permasalahan, yaitu
tidak bisa menulis di luar angkasa. Hal ini terjadi karena ketiadaan gaya gravitasi
menyebabkan tinta pulpen tidak mau mengalir pada saat digunakan untuk menulis.
Ilmuwan-ilmuwan NASA kemudian melakukan berbagai penelitian untuk
menemukan pulpen yang dapat digunakan untuk menulis di luar angkasa. Setelah
melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lama sekaligus menghabiskan banyak
biaya, akhirnya berhasil membuat pulpen anti gravitasi. Namun, astronot Rusia
akhirnya menemukan solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu cukup mengganti
bolpoin untuk menulis tadi dengan menggunakan pensil.1 Permasalahan tersebut
muncul untuk mendapatkan sebuah penyelesaian bagi penemu masalah. Cara
memecahkan permasalahan akan dilakukan berbeda, karena setiap orang memiliki
sudut pandang yang berbeda akan suatu permasalahan.
Ketika seseorang hanya fokus pada satu sudut pandang suatu permasalahan, maka
hanya akan menemukan satu solusi yang memakan banyak waktu. Namun, ketika
seseorang melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang, maka akan
menemukan banyak alternatif solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Oleh karena itu, permasalahan akan terpecahkan dengan solusi
cerdas tergantung cara sudut pandang seseorang untuk memecahkan masalah tersebut.
Dunia pendidikan saat ini juga membutuhkan suatu cara pemecahan masalah
yang kreatif. Hal tersebut dibutuhkan karena dalam dunia pendidikan terdapat
banyak permasalahan, mulai dari ketidakmerataan pendidikan di daerah-daerah
hingga rendahnya peringkat pendidikan Indonesia di mata dunia internasional.
Solusi kreatif yang dibutuhkan dapat diperoleh dari pemikiran kreatif yang dapat
dilatih pada setiap orang.
1 Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks,
2013), h. 44-45
2
Indonesia menempati urutan ke seratus lima belas dari seratus tiga puluh
sembilan negara dalam tingkat kreativitas. Hal tersebut ditinjau dari pembangunan
ekonomi 3T, yaitu Talent, Technology and Tolerance berdasarkan Global
Creativity Index 2015. Peringkat tersebut jauh dibawah Singapura, Filipina, Laos,
Malaysia, Vietnam dan Thailand bahkan tertinggal jauh di bawah Ethiopia.2
Padahal kompetensi inti yang keempat di Sekolah Menengah Atas menuntut
peserta didik untuk mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.3 Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan suatu
sistem pendidikan yang dapat menghasilkan pelajar-pelajar kreatif.
Banyak orang kreatif ternama yang membenci sekolah atau kurang berprestasi
di sekolah, hal ini dikarenakan sekolah adalah hal yang sangat membosankan.
Padahal, orang-orang kreatif dan orang yang mempunyai kapabilitas untuk
berkreativitas merupakan pilar kebudayaan. Data yang diperoleh Bank Dunia
menunjukkan bahwa 90% kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh faktor manusia
dibandingkan faktor alam yang hanya 10%. Penelitian tersebut dilakukan terhadap
150 negara yang diketahui bahwa faktor-faktor penentu kemajuan suatu negara
diantaranya: inovasi dan kreativitas sebesar 45%, jaringan kerja sama sebesar
25%, teknologi sebesar 20% dan sumber daya alam sebesar 10%. Persentase
tersebut dapat dilihat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) mencapai 90%,
dominasi terjadi pada kreativitas dan inovasi yang mencapai 45%. Berdasarkan
kenyataan inilah kreativitas perlu dibekalkan pada anak didik.4 Jika sekolah
minim menghasilkan pelajar yang kreatif dikhawatirkan kebudayaan akan
mengalami stagnansi. Untuk itu, memperbaiki sistem pendidikan merupakan salah
satu cara mengembalikan ruh pembaruan. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah ini adalah memberikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,
2 Richard Florida, Charlotta Mellander dan Karen King, Global Creativity Index, (Toronto:
Martin Prosperity Institute, 2015), h.53-57 3 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h.8-9
4 Indra Sunito, Op.Cit., h.49
3
tetapi menantang dan memberikan bahan belajar majemuk yang melibatkan
peserta didik secara aktif, contohnya kegiatan menulis. Menulis merupakan
aktivitas yang sangat kompleks.5
Saat ini budaya menulis di kalangan remaja masih rendah. Bahkan, Taufiq
Ismail mengatakan generasi sekarang "lumpuh" menulis.6 Menulis yang dimaksud
adalah menulis ilmiah yang kaya akan penemuan-penemuan ilmiah untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul saat ini. Tingkat keterampilan menulis
siswa Sekolah Menengah di Indonesia menduduki peringkat yang
memprihatinkan. Keprihatinan tersebut sangatlah beralasan sebab kecenderungan
pembelajaran menulis di sekolah mengarah pada apa itu menulis, bukan
bagaimana cara menulis. Pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran
menulis, biasanya muncul di sekolah-sekolah kota yang gurunya memang
mumpuni dan update tentang dunia tulis-menulis.7 Hal ini dibuktikan dengan
rendahnya minat menulis pada salah satu sekolah di Jawa Barat yaitu di SMAIT
Nururrahman Depok. Minat menulis siswa di sekolah ini hanya sebesar 20%.8
Kondisi tersebut memperkuat bahwa minat menulis dikalangan remaja perlu
ditingkatkan.
Menulis bukanlah keterampilan yang hanya dimiliki segelintir orang, tapi
semua orang memiliki kemampuan untuk menulis. Manusia dikenal sebagai
homosymbolicum, yaitu makhluk yang menciptakan simbol dan hidup dalam
dunia simbol. Manusia dapat menuangkan simbol, ide, dan gagasan yang muncul
dari pikiran, salah satunya melalui tulisan. Oleh karena itu, menulis adalah
konkretisasi dari berpikir.9 Melalui pikiran yang dikonkretkan, seseorang dapat
memahami cara berpikir melalui tulisan yang dibuat. Menulis merupakan sebuah
keterampilan menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan yang dapat
mengasah kemampuan berpikir sistematis dan membuat seseorang menjadi
5 Asep Sapa’at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Dalam
Penulisan Karya Ilmiah, Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, (Bandung: Universitas Pendidkan Indonesia, 2014), h. 11
6 Tribana, “Arti Menulis bagi Seorang Remaja”, Bali Post, Bali, 9 November 2008, http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=13&id=7278
7 Anas Ahmadi, Psikologi Menulis, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 9 8 Lampiran 7 Lembar Wawancara 9 Anas Ahmadi,Op.Cit., h.11
4
berpengetahuan luas. Salah satunya adalah menulis karya ilmiah. Mahmudah
Fitriyah menjelaskan bahwa:
“Karya ilmiah merupakan sebuah representasi hasil pemikiran
penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan dengan sistematis dan
mengikuti kaidah ilmiah.”10
Menulis karya ilmiah dapat mengasah kemampuan berargumentasi seseorang
dalam bentuk tulisan. Proses menulis ilmiah secara keseluruhan menggambarkan
proses kreatif. Tulisan tersebut akan bersifat kritis, kreatif, sistematis, berdasarkan
struktur logis yang jelas, berbasis data, sampai terbangunnya konstruksi
pengetahuan.11
Kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 khususnya biologi untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), menuntut peserta didik untuk membuat laporan tertulis,
seperti dalam beberapa materi di kelas X, XI maupun kelas XII. Pada materi
metode ilmiah, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, peserta didik
dituntut untuk membuat desain penelitian. Sedangkan, pada materi
keanekaragaman hayati, plantae, enzim dan bioteknologi peserta didik dituntut
untuk membuat laporan hasil pengamatan.12 Hal tersebut jelas tertuang agar
peserta didik mampu menguasai metode ilmiah dalam membuat laporan tertulis.
Kompetensi yang tertulis dalam kurikulum tersebut hanya dipandang sebelah
mata karena sebagian penentu kelulusan adalah Ujian Nasional (UN). Ujian
Nasional merupakan sebuah parameter pencapaian kompetensi yang dimiliki
peserta didik Indonesia, namun soal yang diujikan dalam UN belum mampu
mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan tidak menuntut
keterampilan menulisnya.13 Soal yang diberikan pada ulangan harian / ulangan
semester juga kurang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi maupun
kemampuan menulis ilmiah siswa. Hal tersebut adalah faktor rendahnya
keterampilan menulis di kalangan remaja.
10 Mahmudah Fitiyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Ciputat: FITK Press, 2010), h. 151 11 Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2015), h. 26 12 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 116-123 13 Tribana, Loc.Cit.
5
Menulis merupakan aktivitas mencurahkan gagasan ke dalam bahasa tulisan.
Banyak tujuan ketika seseorang menulis, seperti mengemukakan pendapat,
mengembangkan pengetahuan, mengevaluasi kembali pengetahuan dan
menyimpulkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Menulis ilmiah
menunjukkan bahwa seseorang mampu menjelaskan ide secara tertulis dan
mampu mempelajari sains lebih baik daripada hanya untuk menulis yang mencatat
atau merangkum.14
Menulis juga merupakan sebuah produk dari pemikiran. Menulis mampu
mengubah pandangan seseorang tentang sesuatu hal. Pemikiran yang kreatif
mampu menghasilkan tulisan yang orisinal dan berbeda sehingga membuat
sebuah tulisan menjadi berkualitas. Pada dasarnya aktivitas menulis merupakan
aktivitas menyusun, membuat dan mengonstruksi dapat membuat seseorang
menjadi lebih kreatif, sehingga output yang dihasilkan dapat berguna bagi
masyarakat sekitar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik
dalam Penulisan Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikan:
1. Rendahya kreativitas masyarakat Indonesia berdasarkan Global Creativity
Index tahun 2015 yang berada di peringkat ke-115 dari 139 negara di dunia
2. Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan menulis
ilmiah, sementara saat ini kegiatan pembelajaran disekolah kurang melatih
kemampuan menulis.
3. Minat menulis yang rendah di kalangan pelajar yaitu hanya sebesar 20%.
4. Tipe soal ulangan harian / semester hanya menuntut hafalan materi tanpa
melatih kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
14 Sandra K. Abell, Cara Menulis Sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho,
(Jakarta: PT Indeks, 2014), h.1
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah yang dilakukan
sebagai berikut:
1. Ranah kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diukur menurut Utami
Munandar
2. Aspek yang diukur dalam berpikir kreatif adalah kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), keterperincian (elaboration)
dengan tingkatan sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik.
3. Jenis karya ilmiah yang dianalisis adalah percobaan dan non-percobaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dimaksud, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kreatif peserta didik
dalam penulisan karya ilmiah pada pembelajaran biologi?”
Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Jenis karya ilmiah jenis manakah yang memiliki rata-rata kemampuan
berpikir kreatif tertinggi?
2. Karya ilmiah jenis percobaan manakah yang memiliki kemampuan Berpikir
kreatif tertinggi?
3. Karya ilmiah jenis non-percobaan manakah yang memiliki kemampuan
Berpikir kreatif tertinggi?
4. Indikator berpikir kreatif manakah yang lebih dominan muncul dari
keseluruhan karya ilmiah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam penulisan karya ilmiah pada
pembelajaran biologi.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Sekolah, menghasilkan peserta didik yang kreatif dan inovatif sehingga karya
ilmiah yang dihasilkan peserta didik dapat dijadikan sebagai bahan
peningkatan akreditasi sekolah.
b. Guru, untuk dijadikan dasar teori dalam mengembangkan model
pembelajaran yang kreatif dan memberikan inovasi pembelajaran biologi di
dalam kelas serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik melalui menulis ilmiah.
c. Peserta didik, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam
menulis karya ilmiah
d. Peneliti, memberikan informasi mengenai tingkat berpikir kreatif peserta
didik dan mengetahui cara meningkatkan berpikir kreatif bagi peserta didik
kelak.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Berpikir kreatif
a. Pengertian Berpikir
Sebuah aktivitas yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
berpikir. Berpikir yang melibatkan akal pikiran digunakan untuk mengambil
sebuah keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan. Wowo Sunaryo
mengatakan:
“Berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara
alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan
media yang digunakan, serta menghasilkan sesuatu perubahan
terhadap objek yang memengaruhinya.”1
Ketika seseorang berpikir, pada hakikatnya mengalami proses membangun
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama yang sudah di terimanya.
Pengetahuan yang diterima otak berasal dari pengolahan informasi baru.
Apabila informasi yang diterima lengkap dan jelas, otak tidak menuntut untuk
berpikir mengenai kejelasan informasi tersebut. Namun, apabila informasi yang
diterima otak tidaklah jelas dan lengkap, otak akan otomatis berpikir untuk
mencari kejelasan tersebut. Salah satu respon dari berpikirnya otak adalah
munculnya pertanyaan. Pertanyaan tersebutlah yang akan melengkapi
rumpangnya informasi yang diterima otak.2
Berpikir tak lepas dari rutinitas harian manusia. Mulai dari mencari alasan
keberadaan seseorang, tujuan menyinggahi tempat tersebut sampai bagaimana
mencapai tempat tersebut. Berpikir memang lebih mudah dilakukan
1 Wowo Sunaryo Kuswono, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),
h.3 2 Edward de Bono, Revolusi Berpikir, Terj. dari Teach Your Child How to Think oleh Ida
Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), h.23
9
dibandingkan untuk didefinisikan. Berpikir merupakan sebuah proses yang
digunakan setiap orang agar dapat bermanfaat di dunia yang tempatinya.3
Seseorang berpikir menurut pola yang telah terbentuk. Ketika seseorang
dihadapkan pada sebuah permasalahan, otak akan mengarahkan penyelesaiannya
berdasarkan cara berpikir yang biasa dilakukannya.4 Sejak duduk di bangku
sekolah dasar, seseorang diajarkan untuk terbiasa berpikir secara berpola. Pada
pelajaran matematika misalnya, ketika menyelesaikan persoalan penjumlahan
satuan dengan puluhan, kebanyakan peserta didik diajarkan untuk
menjumlahkan bilangan tersebut dengan cara menyusunnya kebawah. Cara
seperti itulah yang dipolakan pada pikiran peserta didik sehingga ketika
dihadapkan pada permasalahan yang mirip akan diselesaikan dengan cara yang
biasa dilakukannya.
Cara berpikir erat kaitannya dengan cara kerja otak. Otak merupakan organ
tubuh manusia yang diciptakan untuk berpikir karena terdiri dari bemilyar-
milyar sel saraf. Berikut adalah bagan cara otak mengolah informasi.
Gambar 2.1 Bagan Cara Kerja Otak5
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir dan bagan cara kerja otak di atas,
berpikir merupakan proses yang dilakukan otak untuk memikirkan sesuatu hal
3 David A. Sousa, Bagaimana Otak Belajar, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 291 4 Edward de Bono, Op. Cit., h. 78-80 5 Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks,
2013), h.37
Informasi tambahan
Informasi tambahan Identifikasi
Proses
Perintah Aktivitas
Evaluasi
learning
training
10
yang ingin dilakukan seseorang dalam menjalani kehidupannya ataupun
memecahkan sebuah masalah yang timbul. Berpikir berawal dari panca indera
menangkap sebuah respon dan otak menerimanya untuk diterjemahkan.
Selanjutnya, otak mengolah informasi tersebut untuk dibentuk ke dalam sebuah
pendapat lalu ditarik sebuah kesimpulan.
b. Pengertian Berpikir Kreatif
Ketika seseorang dihadapkan pada sebuah permasalahan. Setiap orang akan
memproses sebuah masalah tersebut dengan cara yang bervariasi. Ada yang
fokus akan satu jalur permasalahan, lainnya ada yang melihat masalah tersebut
dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan solusi yang berbeda dari
yang sebelumnya. Seseorang dengan pemikiran seperti ini mengalami proses
berpikir kreatif atau divergen (menyebar).6 Seperti yang telah dibahas dalam
pengertian berpikir di atas, aktivitas berpikir manusia sesuai dengan pola yang
biasa dilakukannya. Namun, ketika proses berpikir tersebut berbeda dengan pola
yang orang lain miliki, dan menghasilkan sesuatu yang unik, di situlah proses
berpikir kreatif berada.
Torrance menyebutkan bahwa “berpikir kreatif harus berani mengambil jalan
yang berbeda dari kebanyakan orang dan berani mengambil resiko atas apa yang
dihadapinya.”7 Seseorang dengan kemampuan berpikir kreatif yang baik akan
dengan mudah mengambil jalan yang berbeda dan resiko yang berat demi
terciptanya sebuah gagasan yang kreatif. Orang kreatif biasanya memiliki
gagasan yang unik dan tak sedikit yang dianggap “gila” oleh orang lain karena
idenya tersebut tidaklah masuk akal. Hal ini terjadi pada penulis novel terkenal
di dunia, yaitu J.K Rowling. J.K Rowling adalah penulis novel Harry Potter
yang dahulu novel tersebut ditolak oleh banyak penerbit untuk dipublikasikan,
karena dianggap imajinasinya terlalu gila untuk pembaca. Namun, setelah novel
tersebut dipublikasikan, ternyata hampir separuh masyarakat dunia menyukai ide
6 Ni Luh Putu Marlinda, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa, Tesis, (Bali: Universitas Pendidikan Ganesha,2012), h.7
7 Kyung Hee Kim, Creativity, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h.117
11
cerita tersebut dan tak sedikit penghargaan yang didapatkannya dari novel
ajaibnya tersebut.
Setiap pikiran yang kreatif melibatkan proses kreatif. Ketika sedang
mengalami proses kreatif, seseorang biasanya berada dalam kondisi nyaman
karena alam bawah sadarnya dapat berfungsi sehingga mampu mengeksplor
kemampuanya lebih dalam. Ketika kondisi nyaman telah mencapai puncaknya
dan alam bawah sadar berfungsi optimum, ide akan muncul dan pengintegrasian
imajinasi dan masalah yang dihadapinya dapat dihubungkan dengan baik.
Seseorang akan berpikir ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan dan
permasalahan tersebut cenderung meminta sebuah penyelesaian. Penyelesaian
muncul dihasilkan dari proses berpikir. Proses berpikir yang keluar dari pola
kebanyakan orang tersebutlah yang akan mengahasilakan solusi kreatif. Berpikir
kreatif adalah Proses berpikir yang cenderung melibatkan pengetahuan-
pengetahuan lama yang sudah tersimpan dalam memorinya untuk dibuka dan
diolah kembali bersama pengetahuan baru yang diperolehnya untuk
mendapatkan sebuah pengetahuan, ide ataupun solusi yang baru dari yang sudah
ada.8
Berdasarkan pengertian di atas, berpikir kreatif adalah sebuah proses berpikir
yang menghasilkan ide ataupun produk yang berbeda dengan yang sudah ada
sehingga dapat memecahkan masalah. Kreativitas menggunakan proses berpikir
kreatif dalam menghasilkan produk baru. Proses berpikir kreatif tersebut
merupakan sebuah pemikiran yang tak terbatas sehingga berpikir kreatif dapat
dilakukan disegala tempat dan kondisi apapun.
c. Proses berpikir kreatif
Berpikir kreatif merupakan sebuah proses berpikir yang melibatkan beberapa
proses kreatif. Terdapat empat proses kreatif berdasarkan sejarah psikologi
8 Potur, A. A. & O. Barkul, 2009, Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical
and Experimental overview, Journal of the Faculty of Architecture, 6 (2), h.45
12
kognitif. Proses tersebut meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan
verifikasi.9
Tahap persiapan merupakan sebuah awal untuk mengolah sebuah masalah dan
mulai mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah tersebut. Kecermatan
seseorang dalam mengolah masalah adalah sebuah modal awal untuk
menghasilkan ide awal dalam menentukan hasil kreatif. Kecermatan ini dapat
diasah menggunakan stimulus mengenai masalah-masalah yang terjadi di sekitar.
Tahap inkubasi merupakan sebuah masa ketika seseorang berada dalam titik
jenuhnya sehingga tak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan dan perhatiannya dialihkan pada sesuatu
yang lain. Ketika seseorang sudah merasa lelah dengan memikirkan pemecahan-
pemecahan masalah yang harus diselesaikannya, tahap inkubasi merupakan
sebuah pembebasan pikiran akan hal tersebut sehingga seseorang akan merasa
rileks kembali dengan pikirannya dan biasanya ide-ide baru akan muncul ketika
masa inkubasi ini dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah tahap iluminasi atau
yang disebut pencerahan. Tahap iluminasi merupakan sebuah masa ketika
seseorang memperoleh pencerahan akan sebuah permasalahan yang dihadapinya
sehingga pencarian mendalam mengenai solusi akan dilakukanya. Kegembiraan
akan dirasakan seseorang ketika berada dalam tahap ini karena kemunculan ide
membuat seseorang seperti mendapatkan “aha” effect. Setelah tahap iluminasi,
tahapan terakhir adalah tahap verifikasi. Tahap verifikasi merupakan sebuah tahap
untuk menguji ide ataupun solusi yang diperoleh seseorang agar legitimasinya di
percaya dan penemuannya dapat dianggap berhasil. Verifikasi biasanya
membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan tahapan lainnya walaupun
ada yang membutuhkan penelitian lebih lanjut maupun peninjauan ulang.
Seseorang dengan pemikiran kreatif akan melakukan hal yang berbeda dari
waktu ke waktu. Orang kreatif tidak akan melakukan hal yang sama dari waktu ke
waktu karena dianggap tidak akan memunculkan pengalaman maupun ide baru
yang dapat memecahkan masalah yang berbeda. Orang yang berpikir kreatif dapat
9 Robert, Otto dan Kimberly, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 445
13
menghubungkan beberapa hal unik yang nampak tidak berhubungan. Sehingga ide
yang muncul terkadang dianggap sebagian orang merupakan ide yang aneh.
Proses berpikir kreatif dapat dilatih melalui pendekatan mengajar Torrance
dalam menulis proposal.10 Terdapat tiga tahapan pengajaran Torrance, yaitu:
pertama, diciptakannya keinginan untuk memecahkan masalah. Pengenalan
terhadap penulisan proposal dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap
berpikir kreatif. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan
pertanyaan menggunakan kalimat “bagaimana jika?”. Kalimat ini cukup sebagai
inisiasi bagi peserta didik untuk berpikir. Pertanyaan “bagaimana jika?” mampu
menstimulus pikiran peserta didik dan mampu membuat peserta didik berpikir
diluar dari kebiasaan serta memungkinkan setiap peluang. Kalimat ini sebagai
pemantik bagi imajinasi peserta didik untuk memposisikan diri atas sebuah
permasalahan.
Kedua, menggali pengetahuan yang ada. Peserta didik diarahkan untuk
mendiskusikan dan mempresentasikan proposal tersebut. Permasalahan yang
belum terpecahkan akan dikaji lebih dalam untuk ditemukan solusi kreatif dari
permasalahan tersebut. Presentasi dilakukan untuk memaparkan ide kreatif yang
mendukung pemecahan masalah tersebut. Ide tersebut disampaikan secara lisan
untuk mengetahui pendapat orang lain mengenai idenya tersebut. Masukan
terhadap ide tersebut akan menambah kekayaan atas ide yang telah disusunnnya.
Ketiga, mendorong berpikir kreatif diluar kelas. Peserta didik diarahkan untuk
dapat berpikir kreatif tak hanya di dalam kelas tapi juga dalam kehidupan nyata.
Proposal yang telah dibuat selanjutnya dapat diajukan ke masyarakat untuk
mengetahui respon dari solusi yang telah dibuatnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji daya saing ide tersebut ketika telah terjun ke masyarakat luas.
Kebermanfaatan solusi tersebut akan sangat diketahui pada tahap ini.
Berpikir kreatif tidaklah lepas dari tahapan proses berpikir yang mampu
menciptakan gagasan ataupun produk lain yang sifatnya unik dan baru.
Kemampuan berpikir ini dimiliki oleh setiap manusia, hanya saja motivasi dalam
10 David M. Pegram, “What if?” Teaching Reasearch and Creative-Thinking Skills trhough
Proposal Writing, The English Journal, 2006, h. 20-21.
14
diri individu yang membedakan kemampuan ini dapat berkembang optimum.
Motivasi untuk melakukan aktivitas kreatif tergantung dari lingkungan yang ada
disekelilingnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk mencari
atau bahkan menciptakan sendiri iklim kreatif di sekitarnya agar kemampuan
kreatif dapat bekerja optimal.
d. Ciri-ciri Berpikir kreatif
Berpikir kreatif merupakan aktivitas mental yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan kreativitas. Kreativitas meliputi ciri berpikir kreatif (kognisi) dan
ciri berpikir afektif. Berpikir kreatif tentunya melalui proses kreatif yang telah
dijelaskan sebelumnya. Ketika seseorang sudah mampu menghasilkan ide atau
solusi kreatif, akan diuji lebih lanjut apakah karyanya tersebut tergolong dalam
perilaku kreatif.
Berpikir kreatif disebut juga berpikir divergen atau biasa dikenal dengan
berpikir “out of the box”.Terdapat tiga komponen berpikir kreatif menurut
Guilford, yaitu: keaslian, keluwesan dan keterperincian.11 Ciri berpikir kreatif
yang berhubungan dengan kognisi dan proses berpikir menurut Utami Munandar ,
yaitu: keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinal, memperinci dan menilai.12
Berpikir kreatif sebagai proses bekerjanya pikiran untuk menghasilkan sesuatu
yang baru dan berguna dapat diukur sesuai dengan bentuk kreativitasnya.
Aktivitas kreatif yang berbeda akan menimbulkan ciri kreatif yang berbeda
walaupun hanya berbeda sangat tipis. Hal tersebut sejalan dengan pengukuran
kreativitas yang dilakukan oleh Paul E. Torrance, yaitu Torrance Test of Creative
Thinking (TTCT). TTCT dibagi menjadi dua macam, yaitu TTCT-verbal dan
TTCT-figural. TTCT-verbal untuk mengukur kelancaran, keaslian dan keluwesan.
Sedangkan, TTCT-figural untuk mengukur kelancaran, keaslian, keterperincian,
kesesuaian judul, daya tahan terhadap pengakhiran dini dan kekuatan kreatif. Test
tersebut bisa digunakan secara individu maupun kelompok mulai anak-anak
11 Kyung Hee Kim, Op. Cit.., h. 79 12 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah, (Jakarta: PT
grasindo, 1999), h. 88-91
15
hingga orang dewasa. Namun, Torrance menyadari bahwa ternyata respon kreatif
anak-anak hanya bisa dilihat secara individual dan respon kreatif yang
ditimbulkan tak hanya dalam bentuk verbal dan gambar saja. Selanjutnya,
Torrance mengembangkan Torrance Creatively Action and Movement (TCAM).
Test ini hanya untuk mengukur kreativitas anak-anak usia pre-school dan dapat
mengukur aspek kelancaran, keaslian dan imajinasi.13 Berdasarkan hal tersebut,
Torrance menjelaskan bahwa berpikir kreatif tersebut meliputi proses kreatif dan
jenis kreatif yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
menggali ciri berpikir kreatif meliputi aspek kelancaran, keluwesan, keaslian dan
keterperincian.
Penelitian tentang produk kreatif di Indonesia juga telah dilakukan Utami
Munandar pada Tahun 1977 yang menghasilkan suatu sistem penilaian kreativitas
siswa dalam mengarang. Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek-aspek
berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan kerincian.14
Pada hakikatnya, berpikir kreatif merupakan bagian dari kreativitas. Kreativitas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir atau berpikir kreatif (aptitude) dan ciri lainnya adalah ciri
afektif yang berhubungan dengan sikap dan perasaan seseorang (nonaptitude).
Terdapat empat ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude)15, diantaranya:
Kelancaran (Fluency)yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah, atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Keluwesan
(Flexibility) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda,
dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Keaslian
(Originality) yaitu mampu melakukan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan
cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan diri, dan mampu membuat kombinasi-
13 Ai Girl Tan, Creativity for Teachers, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h.
Xxxix - xl 14 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012), h. 50 15 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana), 2011, h. 119
16
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian dan unsur-unsur. Keaslian
merupakan salah satu asas yang peling penting dalam proses berkreativitas,
karena keaslian merupakan lawan dari plagiasi. Hal ini menunjukkan bahwa
pemikiran-pemikiran itu muncul dari seseorang dan menjadi hak miliknya, serta
mencerminkan karakter dan kepribadiannya, dengan demikian orang yang
memiliki orisinalitas itu adalah orang yang berpikir dengan sendirinya. Ciri
terakhir yakni keterperincian (elaboration) yang berarti mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk dan mengembangkan suatu gagasan
atau produk dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Ciri afektif atau (nonaptitude) memiliki lima ciri perilaku kreatif, diantaranya:
1) Rasa ingin tahu, yang selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak
pertanyaan, peka dalam pengamatan dan memiliki keinginan untuk meneliti; 2)
Bersifat imajinatif, yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal
yang tidak ada atau belum pernah terjadi sebelumnya; 3) Merasa tertantang oleh
kemajemukan, yaitu terdorong untuk mengatasi masalah sulit, merasa tertantang
oleh situasi yang rumit; 4) Sifat berani mengambil resiko, yaitu berani
memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau
mendapat kritik; 5) Sifat menghargai, yaitu dapat menghargai bimbingan dan
pengarahan dalam hidup dan menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri
yang sedang berkembang.16
e. Faktor pendukung pengembangan kreativitas anak.
Berpikir kreatif agar menghasilkan sebuah kreativitas haruslah didorong dari
berbagai sisi. Terdapat empat hal yang dapat diperhitungkan dalam
pengembangan kreativitas yaitu: pertama, memberikan rangsangan mental baik
pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis. Kedua,
menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses
apapun yang dilihat, dipegang, didengar dan dimainkan untuk pengembangan
kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan
16 Ibid., h.120
17
beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan. Ketiga, peran serta
guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika ingin menjadi kreatif,
maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan
stimulasi yang tepat pada anak. Keempat, peran serta orang tua dalam
pengembangan kreativitas anak.17
Seseorang dapat berpikir kreatif tapi belum tentu menghasilkan sebuah
kreativitas. Berpikir adalah hal yang pasti bagi setiap individu namun, berpikir
kreatif hanya dilakukan oleh orang yang mampu melihat permasalahan dari
berbagai sudut pandang sehingga mampu menghasilkan solusi kreatif. Hal
tersebut tak akan terjadi apabila tidak didukung oleh keinginan dalam diri maupun
faktor luar yang mendukung hal tersebut dapat terjadi.
2. Hakikat Karya ilmiah
a. Pengertian Karya Ilmiah
Secara etimologi, karya tulis ilmiah terdiri dari kata majemuk karya tulis dan
ilmiah. Yang dimaksudkan dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan
menulis. Hasil karya tulis ini dapat berupa catatan perkuliahan, catatan harian,
makalah, cerpen, skripsi, puisi, tesis, novel, komik dan lain-lain. Pendeknya,
seluruh hasil perbuatan menulis disebut dengan karya tulis. Sedangkan ilmiah
adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan. Ilmu adalah pengetahuan yang telah
teruji kebenarannya. Pengujian kebenaran tersebut bisa dilakukan secara rasional
atau secara empiris melalui metode ilmiah.18 Pengujian secara rasional dilakukan
dengan cara mengoptimalkan kemampuan berpikir ilmiah dalam mencermati
objek yang diuji.
Cara berpikir ilmiah yang didasarkan atas pengetahuan dan sikap yang
dilakukan manusia adalah hakikat dari karya ilmiah. Sebuah karya yang
dihasilkan dari aktivitas manusia merupakan hal yang dapat berguna bagi diri
sendiri maupun orang lain. Sebuah karya dapat berupa produk yang dapat dilihat,
17 Yeni Rachamawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana,2010), h. 27 18 Erizal Ramadhan, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2013), h. 1
18
didengar, dibaca ataupun hal lain yang dapat dirasakan oleh indera manusia.
Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil
pengkajian yang sistematis berdasar metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban
secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.19Hal serupa juga
dikemukakan oleh Rameli Agam, bahwa karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
dibuat untuk tujuan tertentu berdasarkan hasil penelitian dan telah memenuhi
syarat-syarat ilmiah. Karya tulis tersebut menyajikan fakta, dan ditulis dengan
metodologi penulisan yang baik dan benar sehingga fakta tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya.20 Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai disiplin
ilmu dan karya ilmiah merupakan wadah bagi terciptanya fakta, konsep, gagasan
dan solusi baru atas permasalahan yang muncul. Penulisan karya tulis ilmiah
harus empiris dan objektif. Bahasa yang digunakan juga harus menggunakan
kaidah dibahas Indonesia yang baik dan benar. Pemilihan kata dalam karya ilmiah
juga perlu diperhatikan. Penyusunan kalimat dalam setiap paragraf perlu diteliti
agar informasi yang akan disampaikan menjadi jelas.
Karya ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta umum yang dapat
dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang benar.
Apabila karangan tersebut tidak mengikuti kriteria penyajian fakta atau tidak
mengikuti metodologi penulisan yang benar, maka karangan tersebut dinamakan
karya tulis nonilmiah.21 Karya nonilmiah biasanya memiliki bahasa yang lebih
mudah dipahami dan tak jarang menggunakan diksi yang bersifat konotatif.
Berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan mengenai karya ilmiah,
yaitu karya ilmiah merupakan sebuah hasil karya seseorang berupa tulisan yang
dihasilkan dari kegiatan ilmiah dan disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Karya ilmiah disusun setelah melewati serangkaian proses mengidentifikasi
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi dan data ataupun
19 Suyanto, dan Asep Jihad, Cara Cepat Belajar Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Multi
Presindo, 2014), h. 34 20 Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia, 2009),h. 7-8 21 Suherli Kusmanta, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2010), h.16
19
melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang dibuatnya hingga
penulisan laporan disusun.
b. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Jenis-jenis karya ilmiah banyak bentuknya dan dikelompokkan sesuai dengan
kebutuhan. Karya ilmiah yang dikelompokkan berdasarkan tujuan penulisannya
terdapat: artikel, naskah untuk di presentasikan dalam seminar atau diskusi,
laporan hasil penelitian dan buku. Pada hakikatnya, karya tulis ilmiah merupakan
laporan tentang sesuatu hasil penelitian, baik dari penelitian kepustakaan (library
research), laboratorium atau penelitian dimasyarakat (field research).22 Adapula
karya tulis ilmiah yang ditulis sebagai penyelesaian studi dan dilihat dari bentuk
laporan hasil penelitian ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis dan disertasi yang
penyusunannya memperoleh bantuan dan bimbingan dari seorang atau beberapa
ahli sebagai pembimbing atau konsultan.23
Makalah merupakan hasil pemikiran seseorang atas topik tertentu
berdasarkan kajian yang lebih mendalam. Makalah sebaiknya ditulis dalam tulisan
argumentatif berdasarkan pengamatan terhadap suatu topik. Biasanya makalah
dipersiapkan untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
Book report merupakan sebuah karya ilmiah berupa hasil ikhtisar dari sebuah
buku atau lebih yang mempunyai kesamaan topik. Book report menulis semua
informasi dalam buku tersebut. Sedangkan, book Review merupakan bentuk karya
ilmiah yang biasa disebut resensi bukuatau timbangan buku. Resensi buku berisi
pendapat atau pandangan penulis mengenai tulisan ilmiah ataupun buku yang
telah dibacanya baik satu buku ataupun beberapa buku yang memiliki kesamaan
tema
Kertas kerja merupakan karya ilmiah yang mirip dengan makalah hanya saja
analisis data dibuat lebih serius karena akan disampaikan dalam seminar.Skripsi
merupakan karya ilmiah yang berisi pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain. Menulis skripsi harus berdasarkan fakta dan data empiris-objektif, baik hasil
22 Rameli Agam, Op.Cit., h. 16 23 Suyanto dan Asep Jihad, Op. Cit.., h.44-47
20
observasi langsung (data lapangan), maupun tidak langsung (studi pustaka).Tesis
adalah hasil karya ilmiah yng isinya lebih mendalam dibandingkan skripsi. Tesis
akan mengungkapkan pengetahuan serta membongkar pengetahuan lama yang
diperoleh dari hasil penelitian. Tesis akan memperbincangkan sebuah hipotesis
atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana yang akan memperoleh gelar
magister. Sedangkan, desertasi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih
dengan analisis yang terperinci. Desertasi ditulis untuk mendapatkan gelar doktor.
Dilihat dari sudut pandang filosofis kategori karya ilmiah diatas, karya ilmah
tersebut merupakan pengetahuan yang dikonstruksikan secara rasional (organized
by idea) dengan karakterstik penulisannya bersifat kritis, kreatif dan berlandaskan
struktur berpikir logis yang jelas.24 Dengan demikian, kadar kriteria keilmiahan
karya tulis ilmiah perlu diakui sebagai buah pemikiran kritis yang dikonstruksikan
dalam bentuk pengetahuan (knowledge) yang bermakna ilmiah (science).
Kadar keilmiahan sebuah karya ilmiah dibedakan menggunakan ukuran
validitas. Pengukuran kadar keilmiahan dapat dilakukan oleh ahli yag merujuk
pada ukuran validitas yang bersifat filosofis untuk mengukur kadar keilmiahan,
yaitu: 1) Validitas internal, yaitu ukuran keilmiahan berdasarkan sifat
constructivism dalam dimensi epistemologi dan ontologi, serta dalam dimensi
psikologis; 2) Validitas eksternal, yaitu ukuran keimiahan yang diukur dari fungsi
dan kegunaannya terhadap dunia luar.25
Kadar validitas internal sebuah dokumen karya tulis ilmiah dapat dilihat
secara filosofis, dari teknis penulisan proses kreatif yang sesuai dengan hukum
pengetahuan dalam dimensi epistemologi dan ontologi pengetahuan. Proses
kreatif ini pada umumnya merupakan proses psikologis (metakognitive) untuk
membangun konstruksi pengetahuan, baik dalam lingkup learning to know,
maupun dalam lingkup learning to do.
Sedangkan, ukuran validitas eksternal merupakan ukuran nilai kualitas
keilmiahan yang bisa dilihat dari tingkat kemanfaatan karya tulis ilmiah terhadap
24 Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 18
25Ibid., h.18-19
21
dunia realita (axiology) terutama terhadap program pembangunan bidang sosial-
ekonomi dan iptek. Untuk itu, ahli perlu menggunakan ukuran kadar keilmiahan
untuk mengondisikan proses belajar yang bersifat kritis dan konstruktif, sehinga
tingkat keilmiahan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmah terpelihara.
c. Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik karya ilmiah merupakan ciri khas dari suatu gagasan tertulis.
Kekhasan karya ilmiah dapat dilihat dari cara penulis menuangkan gagasan
ilmiahnya, sikap ilmiah dalam penulisannya dan ciri-ciri karangan ilmiah tersebut.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Rameli Agam terhadap
penyajian karya tulis imiah dapat diungkapkan beberapa karakteristik karangan
ilmiah.26 Pertama, masalah pokok yang dijadikan dasar penulisan harus sesuai
dengan rumusan masalah. Masalah pokok biasanya dijabarkan dalam latar
belakang masalah yang selanjutnya dikerucutkan dalam satu rumusan masalah.
Masalah yang disajikan juga harus jelas agar pembaca mengetahui arah
pembahasan selanjutnya. Pembahasan mengenai masalah utama sebaiknya
difokuskan dalam karya ilmiah agar solusi dapat ditemukan.
Kedua, kajian pustaka harus mendukung penyelesaian masalah. Kajian
pustaka ibarat arah panah sebuah penelitian. Arah panah tersebut haruslah sesuai
dengan tujuan penelitian agar masalah utama dapat terselesaikan. Kajian pustaka
yang mendukung pemecahan masalah merupakan tameng bagi kekuatan
argumentasi sebuah penelitian. Kajian pustaka yang digunakan juga harus
bersumber dari buku, jurnal, artikel ataupun website yang terpercaya.
Ketiga, metodologi dilakukan secara runtut sebagai upaya untuk
menyelesaikan masalah. Metodologi merupakan cara bagi sebuah masalah agar
dapat diselesaikan. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian harus
diperhatikan dengan teliti agar kualitas penelitian tersebut baik.
Keempat, pembahasan masalah didukung dengan data dan fakta. Data dan
fakta merupakan hal yang wajib hadir dalam sebuah penelitian. Data dan fakta
harus disajikan secara objektif tanpa memihak pihak tertentu. Penyajian data dan
26 Rameli Agam, Op.Cit., h. 133-134
22
fakta juga harus cermat karena fakta terpercaya yang berasal dari sumber
terpercaya dapat menentukan kualitas argumentasi penulis. Penulisan data dan
fakta juga harus disertai dengan catatan kaki untuk menunjukkan bahwa data
ataupun fakta tersebut dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekedar fakta yang
datang dengan sendirinya.
Kelima, terdapat alternatif pemecahan masalah. karya ilmiah ditulis berawal
dari sebuah permasalahan yang ingin diselesaikan. Pemecahan masalah tersebut
didapatkan dari metodologi peneltian yang dilakukan untuk didapatkan
penyelesaian dari masalah utama. Munculnya alternatif solusi dari sebuah
permasalahan merupakan hasil kreativitas penulis dalam melihat masalah dari
berbagai sudut pandang, sehingga didapatkan berbagai alternatif pemecahan
masalah.
Keenam, kesimpulan diakhir karya ilmiah berdasarkan analisis data sebagai
upaya dalam penyelesaian masalah. Kesimpulan ditarik dari pengolahan dan
analisis data penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan haruslah menjawab
rumusan masalah karena tujuan awal penulisan karya ilmiah adalah ditemukannya
jawaban dari sebuah masalah. Oleh karena itu, kesimpulan merupakan penarikan
jawaban dari sekian banyak proses yang telah dilakukan.
d. Menulis karya ilmiah
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis dituntut
untuk terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata dalam
kegiatan menulis. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi
harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.27
Menulis merupakan hal yang penting dalam era yang modern ini. Terlebih
lagi bagi kalangan terpelajar. Menulis dijadikan sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan gagasan secara tertulis. Sehingga tak berlebihan jika menulis
27 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT
Angkasa, 2008), h.3
23
merupakan ciri dari orang terpelajar. Terdapat sebuah penelitian yang mengatakan
bahwa siswa yang menulis untuk menjelasakan ide, mampu mempelajari sains
lebih baik daripada hanya menulis untuk mencatat atau merangkum.28
Sehubungan dengan hal tersebut, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa:
“Menulis dipergunakan untuk melaporkan / memberitahukan, dan
memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya
dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-
kata, dan struktur kalimat.”29 Salah satu menulis yang dapat dilakukan adalah
menulis karya ilmiah. Hal yang penting sebelum karya ilmiah ditulis adalah
terlebih dahulu memahami teori-teori ilmiah, konsep ilmiah, prosedur penelitian
ilmiah dan berpikir secara ilmiah. Penulisan ilmiah harus sesuai dengan apa yang
tertuang dalam karya ilmiah, agar maksud penulis dan pembaca sejalan.
Penulisan karya ilmiah harus memiliki kejelasan data agar dapat dibuktikan
kebenarannya dan bahasa yang digunakan harus benar sesuai kaidah tulisan
ilmiah. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Pemaparan argumentasi harus menggunakan bahasa yang
informatif, pemaparan yang lugas, memberikan keterangan secara menyeluruh,
lengkap dan objektif berdasarkan kenyataan.30
Menulis karya ilmiah memerlukan kemampuan untuk menyampaikan kegiatan
dan hasil-hasil penelitian. Hal ini memerlukan instrumen untuk menyatakan
pendapatnya dengan jelas dan membuat segenap pikirannya itu berkembang.
Bukan hanya penguasaan terhadap bentuk dan gaya penulisan, tetapi juga kualitas
yang akan disampaikan. Segala pendapat yang diutarakan harus meyakinkan.
Terhindar dari simpulan-simpulan, pembuktian dalil dan solusi serta argumentsi
yang tidak cermat.
28 Jodi Wheeler-Toppen, Cara Menulis sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi
Nugroho (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.1 29 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h.4 30 Rameli Agam, Op.Cit., h. 114
24
e. Struktur berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah
Model berpikir kreatif digunakan untuk menuliskan proses kreatif pada saat
menganilisis fenomena, proses kajian kritis masalah penelitian, merumuskan
pertanyaan penelitian dan pengorganisasian sumber pengetahuan sampai
terbangunnya konstruksi pengetahuan.31 Benyamin Bloom menjelaskan mengeani
berpikir kreatif sebagai berikut:
“Creative thingking involves creating something new or
original. It involves the skills of flexibility, originality, fluency,
elaboration, brainstorming, modification, imagery, associative
thinking, attribute listing, metaphorical thinking, forced
relationship.”32
Berdasarkan hal tersebut, berpikir kreatif merupakan sebuah pemikiran untuk
menemukan hal baru dan inovatif.
Penulisan ilmiah melewati proses kreatif yang dilakukan secara bertahap.
Tahapan tersebut merupakan sebuah kriteria keilmiahan yang dijadikan pedoman
teknis penulisan karya ilmiah sesuai dengan hukum pengetahuan, terutama dalam
penulisan ilmiah. Tahapan proses berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah
dilihat dalam gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Siklus Proses Kreatif33
Tahap awal siklus tersebut diawali dari proses observasi dan telaah kritis
terhadap fenomena untuk menetapkan: 1) Masalah Penelitian; 2) Proses telaah
31 Avip Saefullah, Op. Cit., h. 49 32 Ibid.,h. 48 33 Ibid., h.47
Observasi (Fenomena)
Deducto / Hipotetico Verificate
Analysis and Deliberation
The Research Problem
Proses Konstruksi Pengetahuan
25
kritis terhadap masalah penelitian sampai teridentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya fenomena (masalah penelitian); 3) Faktor-faktor penyebab tersebut
dirumuskan menjadi pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian menjadi sebuah
acuan dalam penelitian untuk mengetahui jawaban sebagai tujuan dari penelitian
tersebut dilakukan.
Pencarian jawaban penelitian melalui serangkaian analisis teori yang
dilakukan untuk memecahkan masalah penelitian. Proses kreatif dilakukan hingga
teridentifikasinya beberapa variabel penelitian untuk dirumuskan ke dalam
kerangka pemikiran. Selanjutnya, metode penelitian ditetapkan untuk
mengumpulkan dan mengorganisasikan sumber belajar yang bisa menjawab
pertanyaan penelitian. Secara metodologis data dikumpulkan, diolah dan dibahas
sampai terbangunnya pengetahuan yang bermakna ilmiah. Pada proses tersebut
terjadilah konstruksi pengetahuan.
f. Sistematika karya ilmiah
Hingga saat ini format penulisan karya ilmiah belum ada yang baku.34 Oleh
karena itu seorang penulis karya ilmiah harus menyadari terlebih dahulu untuk
siapa tulisan tersebut diajukan. Sehingga format penulisan karya ilmiah yang
digunakan menggunakan format yang berlaku di institusi tersebut. Seperti yang
terlihat dalam bagan 2.1 mengenai sistematika penulisan karya ilmiah menurut
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Namun, pada dasarnya sistematika
karya ilmiah yang ada tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain.
Bagaimanapun sistematika tersebut hanyalah sebuah kesepakatan tiap institusi
tanpa mengurangi hakikat karya ilmiah tersebut.
Meski beda format penulisan, penyajian atau pemaparan sebuah karya ilmiah
tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris
artinya dibahas secara mendalam berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Berikut
disajikan sistematika karya ilmiah:35
34 Suyanto dan Asep Jihad, Op.Cit., h. 53 35 Ni Putu Intan Apsari dan Cok Laksmi Pradna Paramita, Evaluasi Pemanfaatan Fitoplankton
Melosira sp., Nitzchia sp., dan Navicula sp., Di Perairan Bali dan Lombok Sebagai Sumber
26
Gambar 2.3 Sistematika Karya Ilmiah
Sistematika tiap instansi dapat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan patokan sistematika yang digunakan institusi yang terlibat. Namun,
pada hakikatnya karya tulis ilmiah memiliki komponen penyusun yang sama.
B. Hasil penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tri Nova, Rochmad dan Ani
Rusilowati mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang melakukan penelitian
mengenai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based
Learning (PBL) dengan Peer And Self-Assessment (PSA) untuk Materi Segiempat
Antibiotika, Karya Tulis Ilmiah LIPI, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2015), h.1-38
Sistematika
Bagian Pembuka
1. Cover 2. Halaman pengesahan 3. Abstrak 4. Kata Pengantar 5.Daftar isi 6. Daftar tabel, grafik, bagan dan skema
Bagian Inti
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan penelitian 1.4 Hipotesis
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2 Prosedur Penelitian
BAB IV Hasil dan Pembasan 4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Bagian Penutup 1. Daftar pustaka 2. Indeks 3. Lampiran
27
Kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana Di Kabupaten Pati menunjukan bahwa
implementasi PBL dengan PSA, rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
meningkat levelnya menjadi cukup kreatif (29,00). Jika ditinjau berdasarkan
aspek berpikir kreatif pada akhir pembelajaran, kelancaran (2,77), keaslian (3,04),
elaborasi (2,82) dan sensitivitas (3,32) siswa cukup kreatif, sedangkan keluwesan
dalam berpikir kreatif siswa (2,55) levelnya masih kurang kreatif.36 Hal yang senada terjadi pada penelitian Ni Luh Putu Marlinda pada mahasiswa
pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha dalam tesisnya yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa menunjukkan bahwa secara deskriptif,
kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok Model Pembelajaran Berbasis
Proyek pada mata pelajaran fisika konsep kalor dan pemuaian memperoleh skor
rata-rata sebesar 28,86, sedangkan pada kelompok Model Pembelajaran
Konvensional memperoleh skor rata-rata sebesar 26,73.37
Studi tentang perbaikan pembelajaran juga dilakukan dengan mengubah
strategi pengajaran dan lingkungan belajar, sekaligus melatih keterampilan
berpikir kreatif mahasiswa. Penelitian ini dilakukan oleh Baiq Fatmawati, Nuryani
Y. Rustaman, Sri Redjeki yang difokuskan pada proses merancang proyek untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada konsep fermentasi.
Penelitian dilakukan di salah satu perguruan tinggi di Lombok pada mahasiswa
pendidikan biologi semester V dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang.
Data dijaring dengan mengisi format Lembar Kegiatan Merancang Mahasiswa
(LKMM) dengan mengisi komponen-komponen rancangan yang ada di dalam
soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berpikir kreatif
dalam menjawab soa-soal yang diberikan dengan Gain sebesar 0,33. Kemampuan
36 Tri Nova, Rochmad dan Ani Rusilowati, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada
Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati, Prociding, ISBN : 978-979-16353-8-7 (Semarang: Universitas Negeri Semarang,2012), h.95
37 Ni Luh Putu Marlinda, Op. Cit., h. 8
28
berpikir kreatif mahasiswa dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu rendah
35,7%, sedang 57,2%, dan tinggi 7,1%.38
Penelitian lain dilakukan di SMA Ekslensia Indonesia oleh Asep Sapa’at
seorang Praktisi Pendidikan, co-Founder Character Building Indonesia.
Penelitian dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis karya
ilmiah. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan subjek penelitian tersebut
adalah siswa IPA dan IPS kelas XII SMA SMART Ekslensia Indonesia.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa: 1) Tidak ada perbedaan dalam
keterampilan menulis ilmiah pada siswa IPA dan IPS SMA kelas XII SMART
Ekslensia Indonesia; 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara minat
membaca dan prestasi siswa; 3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat
menulis, dukungan buku sumber diperpustakaan, penggunaan akses internet,
peran guru untuk pencapaian siswa; 4) Ada pengaruh yang signifikan antara
penguasaan material, penggunaan penulisan metodologi yang tepat dan
kemampuan presentasi karya ilmiah siswa.39
Penelitian mengenai kreativitas dan menulis juga dilakukan oleh Ahmad
Rofiudin, Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri
Malang. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan peran kreativitas
dan jenis kelamin dalam kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas V
Sekolah Dasar (SD). Penelitian tersebut menggunakan expost facto design. Subjek
penelitian terdiri atas 110 siswa, yaitu 66 laki-laki dan 44 perempuan. Instrumen
yang digunakan yaitu tes kreativitas, tes membaca, tes menulis dan daftar
pertanyaan. Analisis data menggunakan Anova. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat kreativitas siswa, keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang
cukup tinggi. Kreativitas memiliki pengaruh pada kemampuan siswa dalam
38 Baiq Fatmawati, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki, Menumbuhkan Keterampilan Berpikir
Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, h.311-316
39 Asep Sapa’at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia), Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, Mei 2014, h. 11
29
membaca dan menulis, tetapi jenis kelamin hanya berpengaruh pada keterampilan
menulis.40
40
Ahmad Rofi’udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), h.172
30
C. Kerangka berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah:
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
Minat menulis yang rendah
dikalangan pelajar.
Kelulusan siswa hanya menuntut hafalan konsep dibandingkan dengan keterampilan
menulis dan memecahkan masalah
Menumbuhkan kebiasaan menulis ilmiah siswa di sekolah
Melatih keterampilan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
Kreativitas Indonesia menempati peringkat
ke-115 dari 139 negara di dunia
Melatih keterampilan menuangkan ide kreatif secara tertulis
Melatih keterampilan berpikir kreatif dalam menulis ilmiah
Analisis berpikir kreatif dalam penulisan karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi
31
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki setiap
peserta didik. Ketika seseorang melalui berpikir kreatif, maka kemampuan
berpikir kognitifnya dimanfaatkan untuk menghasilkan serangkaian ide dan
berusaha untuk mewujudkannya dalam bentuk yang nyata sehingga
mengahasilkan sebuah produk yang mampu memecahkan masalah. Kemampuan
berpikir kreatif anak Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan
negara lain yang masih berkembang. Hal tersebut ditunjukkan dengan peringkat
Indonesia dalam Global Creativity Indeks 2015 sangat rendah yaitu peringkat 115
dari 139 negara di dunia. Salah satu alasan yang menyebabkan hal ini terjadi
adalah sistem pendidikan yang kurang memadai. Salah satu cara memperbaiki hal
tersebut adalah memaksimalkan pembelajaran yang diterapkan didalam kelas.
Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang dilalui untuk menghasilkan
produk kreatif atau yang disebut dengan kreativitas. Kreativitas dibutuhkan untuk
mengahasilkan berbagai macam ide ataupun benda yang dapat menjadi jawaban
dari sebuah masalah. Kreativitas yang tinggi akan meningkatkan mutu sumber
daya manusia kedepannya sehingga dapat bersaing dengan persaingan global.
Berpikir kreatif dapat diasah dengan menulis. Menulis yang berkualitas
adalah menulis yang dapat menjadi pencerah bagi masalah yang ada
dimasyarakat. Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang dapat melatih
keterampilan berpikir ilmiah dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan metode
ilmiah, sehingga dapat mengasah kemampuan kognitif maupun psikomotorik.
Menulis juga mampu melatih kemampuan seseorang dalam mengungkapkan ide
kreatif secara tertulis. Seseorang yang memiliki kapabilitas untuk kreatif, maka
akan memiliki rasa ingin tahu yang besar dan keinginan yang kuat untuk
mengubah gagasannya tersebut menjadi sesuatu hal yang nyata. Untuk itu,
mengetahui kemampuan berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah itulah yang
akan menjadi fokus penelitian ini.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016
dan tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu
(SMAIT) Nururrahman Depok. Jadwal penelitian terdapat dalam tabel 3.1 di
bawah ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMAIT Nururrahman
No Waktu Penelitian Kegiatan Penelitian
1. November 2015 Mencari contoh karya ilmiah siswa.
2. Desember 2015
Validasi karya ilmiah yang telah didapat kepada validator berdasarkan sistematika karya ilmiah LIPI dan jurnal Development Of Universal Rubrics For Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills Using Scientific Writing.
3. Januari – Februari 2016 Karya ilmiah dianalisis sesuai dengan pedoman penilaian berpikir kreatif menurut Utami Munandar.
4. Maret – April 2016 Validasi hasil analisis berpikir kreatif dalam karya ilmiah siswa kepada validator ahli.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Populasi penelitian dalam
penelitian ini adalah Siswa SMAIT Nururraahman Depok. Sedangkan populasi
terjangkaunya adalah siswa kelas XI MIA SMAIT Nururraahman Depok.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Sample terjangkau
dalam penelitian ini berjumlah 30 orang siswa. Sedangkan, sample penelitian
berjumlah 9 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara Cluster sampling
untuk menentukan karya ilmiah yang ingin diteliti. Cluster sampling adalah teknik
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.108
2 Ibid., h.109
33
pengambilan anggota sampel yang dilaksanakan berdasarkan gugus atau
kelompok.3 Pada penelitian ini, siswa kelas XI dikelompokkan berdasarkan karya
ilmiah yang telah dibuatnya yaitu karya ilmiah fisika, karya ilmih kimia dan karya
ilmiah biologi. Sampel yang didapat adalah sembilan orang siswa kelas XI MIA
yang memiliki karya ilmiah biologi. Selanjutnya, sample tersebut kembali
dikelompokkan berdasarkan jenis karya ilmiah, yaitu karya ilmiah jenis percobaan
dan karya ilmiah jenis non-percobaan.
C. Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau menjelaskan
secara sistematis, faktual dan dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kuantitatif digunakan peneliti
untuk menggambarkan gejala tertentu tidak untuk mencari keterkaitan antar
variabel.4
Penelitian yang bersifat deskriptif tidak ada aturan yang mengikat seperti
halnya pada penelitian eksperimen. Pada penelitian ini juga tidak diperlukan
pengujian hipotesis ataupun mencari hubungan antar variabel. Jadi, penelitian ini
hanya mengumpulkan data untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi.
D. Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan penelitian yang dilakukan.
Penelitian dilakukan dari awal pengambilan masalah hingga akhir, yakni
pelaporan hasil penelitian.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan diwali dengan pengambilan masalah dalam dunia
pendidikan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya minat
menulis dikalangan siswa SMAIT Nururrahman, kurikulum 2013 menuntut
kemampuan menulis siswa, dan rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa dalam
3 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h.242 4 Ibid., h. 59
34
memecahkan sebuah permasalahan. Oleh karena itu, penulis mencari tahu
tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi.
Selanjutnya, dilakukan tahap pemilihan metodologi yang tepat untuk
menjawab rumusan masalah yang ada. Metodologi penelitian deskriptif
kuantitatif dipilih penulis untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian
ini. Penyusunan instrumen dan validasi instrumen juga dilakukan pada tahap
ini agar pada tahap penelitian, instrumen siap digunakan.
2. Tahap penelitian
Tahap penelitian ini berawal dari penentuan subjek penelitian. Setelah
subjek ditentukan, analisis berpikir kreatif dalam karya ilmiah siap dilakukan.
Karya ilmiah yang diteliti berasal dari sekolah yang siswanya terbiasa menulis
karya ilmiah sebagai alat untuk mengasah kemampuan menerapkan metode
ilmiah dengan konsep-konsep biologi.
Sebelum analisis berpikir kreatif dilakukan, Karya ilmiah yang telah dibuat
oleh siswa kelas XI dianalisis berdasarkan sistematika dan karakteristik karya
ilmiah untuk mendapatkan karya ilmiah yang valid. Terdapat 30 karya ilmiah
di kelas XI namun, karya ilmiah tersebut terbagi atas 11 karya ilmiah fisika, 10
karya ilmiah kimia dan 9 karya ilmih biologi. Penelitian ini fokus pada karya
ilmiah biologi, yaitu berjumlah 9 karya ilmiah. Karya ilmiah tersebut
divalidasi berdasarkan rujukan sistematika karya ilmiah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan karakterisktik karya ilmiah dari Jurnal
Development of Universal Rubrics for Assesing Undergraduates Scientific
Reasoning Skills Using Scientific Writing.5 Sembilan karya ilmiah tersebut
dibagi menjadi dua jenis, yaitu Percobaan dan non-percobaan. Sesuai dengan
judgment validator ahli, karya ilmiah tersebut disimpulkan sesuai dengan
karakteristik karya ilmiah yang digunakan dalam penelitian.
Karya ilmiah dikategorikan berdasarkan jenis penelitian yang
dilakukannya. Terdapat 6 karya ilmiah berjenis penelitian eksperimen dan 3
jenis karya ilmiah berjenis penelitian non-eksperimen. Tiap karya ilmiah
5 Briana Eileen Timmerman, Development of A ‘Universal’ Rubric for Assessing Undergraduates’ Scientific Reasoning Skills using Scientific Writing, Journal, (Columbia: University of South Carolina, 2010), h. 11
35
tersebut diambil sebagai unit analisis. Karya ilmiah dianalisis berpikir
kreatifnya menggunakan pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya
ilmiah berdasarkan indikator berpikir kreatif Utami Munandar yang telah
divalidasi oleh lima validator ahli. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
tingkat berpikir kreatif siswa dalam penulisan karya ilmiah. Setelah karya
ilmiah selesai dianalisis, hasil analisis tersebut kembali di validasi oleh
validator agar data yang diperoleh peneliti minim subjektivitas.
3. Tahap akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini dilakukan dari penarikan kesimpulan dari
hasil analisis yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan di awal penelitian. Hingga
akhirnya penelitian ini siap dilaporkan dan diketahui oleh masyarakat umum.
Bagan 3.1 di bawah ini menggambarkan tahapan penelitian yang dilakukan:
36
Keterangan : * Oleh validator berdasarkan sistematika karya ilmiah LIPI tahun 2015 dan Jurnal Development Of Universal Rubrics For Assesing Undergraduates Scientific Reasoning Skills Using Scientific Writing. ** Ciri berpikir kreatif menurut Utami Munandar
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
Studi pendahuluan Studi literature
mengenai berpikir kreatif
Wawancara
Menentukan prosedur penelitian
Menyusun instrumen penelitian Pedoman penilaian berpikir kreatif
siswa dalam karya ilmiah**
Membuat rumusan masalah
Mencari karya ilmiah
Validasi instrumen penelitian
Judgment karya ilmiah*
Menentukan subjek
penelitian
Menganalisis karya ilmiah berdasarkan pedoman penilaian
berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi
Memvalidasi hasil analisis
Mengolah data hasil analisis
Membahas hasil analisis
Kesimpulan
Revisi
Pelaporan
Mengkode karya ilmiah
Karya ilmiah Percobaan (P) Karya ilmiah Non-Percobaan (NP)
37
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data dari penelitian yang
akan dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mengumpulkan karya ilmiah yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA
SMAIT Nururrahman Depok, menilai karya ilmiah siswa, wawancara, dan catatan
lapangan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Berdasarkan teknik pengumpulan
data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya ilmiah siswa,
pedoman penilaian berpikir kreatif peserta didik dalam karya ilmiah dengan
indikator berpikir kreatif Utami Munandar7, dan catatan lapangan.
1. Karya Ilmiah Siswa
Karya ilmiah merupakan bentuk tulisan berupa buku, artikel dalam buku
atau jurnal, skripsi, tesis, disertasi atau laporan yang disajikan secara
sistematis, cermat, tidak emotif, tidak persuasif dan kata-katamya mudah
diidentifikasi.8 Penelitian ini menggunakan karya ilmiah dalam bentuk
laporan penelitian biologi yang telah dibuat oleh siswa kelas XI MIA SMAIT
Nururrrahman Depok.
Karya ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya ilmiah
yang memenuhi kriteria karya ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dan jurnal Development of Universal Rubrics for Assesing
Undergraduates Scientific Reasoning Skills using Scientific Writing. Berikut
adalah kriteria yang dimaksud:
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 148 7 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012),
h.192 8 Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h. 15
38
Tabel 3.2 Kriteria Karya Ilmiah
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
1 Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga
menarik bagi peneliti lain. Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi
saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan
kesenjangan tersebut. Informasi di latar belakang akurat / berasal dari
sumber yang terpercaya.
2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
4 Hipotesis Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah,
terukur dan masuk akal
5 Kajian teori Seluruh referensi yang digunakan adalah
rujukan primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan.
6 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan.
7 Prosedur penelitian Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci
8 Hasil pengamatan
Data yang didapatkan relevant, akurat, dan menyeluruh
Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan mudah mengasumsikan data.
Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format, grafik, yang menghubungkan
hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data
9 Pembahasan Pembahasan menjelaskan analisis data,
membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan
semua permasalahan.
39
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
10 Kesimpulan
Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah.
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara
menyeluruh.
11 Kesinambungan tiap
indikator karya ilmiah Karya ilmiah dituliskan secara
berkesinambungan dalam tiap unsur penyusun karya ilmiah.
2. Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi
Pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dibuat berdasarkan empat
indikator berpikir kreatif Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan,
keaslian dan keterperincian. Indikator dalam pedoman penilaian berpikir
kreatif tersebut dibuat dengan menarik inti dalam sistematika karya ilmiah.
Tabel 3.1 berikut adalah kisi-kisi pedoman penilaian berpikir kreatif siswa
dalam karya ilmiah biologi.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Biologi
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Gagasan dalam karya ilmiah
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak
solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
40
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Gagasan dalam karya ilmiah
Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
3. Originality Melakukan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim utuk
mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara
menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-
fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara
menarik. 4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan dan
menambahkan atau memerinci detail-detail
dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik
Data atau fakta ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk
tabel, grafik, kurva, dsb).
Alat dan bahan atau prosedur yang digunakan dalam
penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
3. Wawancara
Wawancara dalam penelitian bersifat tidak terstruktur. Wawancara
tersebut dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan
digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis
secara spesifik. Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam.9
G. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur). Validitas
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang
9 Sugiyono, Op.Cit., h. 198
41
hendak diukur.10 Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula.
Validitas dalam penelitian ini digunakan validitas isi, dan validitas konstruk.
1. Validitas isi
Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen.11 Validitas
isi dalam penelitian ini dilakukan oleh lima validator ahli untuk
menetapkan kesesuaian tiap butir dalam instrumen dengan aspek-aspek
yang ingin diukur.
2. Validitas konstruk
Validitas konstruk berkenaan dengan struktur dan karakteristik psikologis
aspek yang akan diukur dengan instrumen.12 Validitas konstruk
mengarahkan pada hingga mana suatu instrumen betul-betul dapat
mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan
deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh instrumen tersebut.
Validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan oleh lima validator ahli
untuk memastikan instrumen yang digunakan benar-benar tepat mengukur
sasaran.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian deskriptif merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan bahan lain, sehingga dapat dan mudah dipahami dan temuan dapat
diinformasikan kepada orang lain.13 Teknik analisis data pada penelitian ini
diantaranya:
1. Reduksi Data
a. Data dalam penelitian ini didapatkan dari karya ilmiah yang telah
dibuat oleh siswa. Seluruh data yang didapatkan dari karya ilmiah
percobaan dan non-percobaan kemudian dikumpulkan untuk
10 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Belajar di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2014), h.172 11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 229 12 Ibid. 13 Sugiyono, Op.Cit., h.334
42
direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.
Data yang yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.14 Data dalam
penelitian ini berupa gagasan siswa dalam karya ilmiah. Selanjutnya
dilakukan analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif berdasarkan
pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi.
b. Data yang diperoleh dari pedoman penilaian karya ilmiah dianalisis
dengan menghitung skor yang diperoleh siswa kemudian, hasilnya
diubah dalam bentuk persen (%) dari tiap indikator dalam kemampuan
berpikir kreatif tersebut. Berikut adalah rumus mencari persentase
kemampuan berpikir kreatif siswa: 15
Kemampuan berpikir kreatif =
Persentase juga dilakukan untuk menentukan rata-rata kemampuan
berpikir kreatif siswa secara keseluruhan pada gagasan dalam karya
ilmiah.
c. Persentase kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut kemudian
dikategorikan berdasarkan standar kemampuan berpikir kreatif
termasuk sangat kurang, kurang, cukup, baik, ataupun sangat baik.
Untuk mengkategorikan berpikir kreatif siswa maka digunakan
kategori kemampuan sebagai berikut:16
14 Ibid., h. 338 15 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), h. 102 16 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta), h.41
43
Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan
Persentase Kategori
81 - 100 Sangat Baik
61 - 80 Baik
41 - 60 Cukup
21 - 40 Kurang
0 - 20 Sangat kurang
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.17 Penyajian data
dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam menginterpretasikan
sebuah data yang diperoleh di lapangan.
3. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
yang dikemukakan disertai dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. Verifikasi terhadap data dan hasil analisis dilakukan oleh
validator ahli sebagai seseorang yang dianggap kredible untuk
memverifikasi sebuah data.
17 Sugiyono, Op.Cit., h. 341
44
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT)
Nururrahman Depok pada siswa kelas XI. Penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis karya ilmiah biologi yang dibuat oleh siswa kelas XI. Terdapat tiga
puluh karya ilmiah yang dibuat oleh siswa, yang terdiri dari 10 karya ilmiah
kimia, 11 karya ilmiah fisika dan 9 karya ilmiah biologi. Peneliti menggunakan 9
karya ilmiah biologi untuk dianalisis berpikir kreatifnya. Sembilan karya ilmiah
tersebut dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan
bimbingan guru biologi di sekolah. Berdasarkan karya ilmiah yang telah dibuat
oleh siswa, karya ilmiah tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu karya ilmiah
jenis percobaan dan non-percobaan. Terdapat enam karya ilmiah jenis eksperimen
dan tiga karya ilmiah non-eksperimen. Berikut adalah kesembilan karya ilmiah
biologi yang telah dibagi kedalam dua jenis karya ilmiah.
Tabel 4.1 Daftar Karya Ilmiah Biologi SMAIT Nururrahman Depok
No Jenis Karya Ilmiah Judul Karya Ilmiah Kode
1. Percobaan (P) Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit P1
Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai P2
Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan P3
Pembuatan Nata de Tomato P4
Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat P5
Pembuatan Kompos melalui Metode Komposter Kardus. P6
2 Non-Percobaan (NP) Diet Mudah dengan Air Putih NP1
Manfaat Kemiri Bagi Kesehatan Rambut NP2
Manfaat Daun Sirih untuk menghilangkan Bau Badan NP3
45
Karya ilmiah tersebut dianalisis kemampuan berpikir kreatif berdasarkan
pedoman penilaian berpikir kreatif yang telah divalidasi oleh kelima validator
ahli. Pedoman penilaian berpikir kreatif siswa dibuat berdasarkan empat indikator
berpikir kreatif Utami Munandar, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan
keterperincian.1
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis
Eksperimen
Karya ilmiah dikelompokkan ke dalam dua jenis karya ilmiah. Karya ilmiah
dianalisis kemampuan berpikir kreatif, dipersentasekan dan dikategorikan
berdasarkan kategori berpikir kreatif menurut Riduwan.2 Berdasarkan hasil
analisis, kemampuan berpikir kreatif siswa pada karya ilmiah jenis percobaan
cukup bervariasi. Ketercapaian kemampuan berpikir kreatif siswa dalam tiap
karya ilmiah jenis percobaan ditampilkan dalam Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Percobaan3
No Kode Karya Ilmiah
Ketercapaian Indikator
Indikator Berpikir Kreatif Rata-rata Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
1 P1
Persentase Ketercapaian 67% 44% 70% 87% 67%
Kategori Ketercapaian Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik
2 P2
Persentase Ketercapaian 33% 33% 23% 33% 21%
Kategori Ketercapaian Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
3 P3
Persentase Ketercapaian 40% 22% 17% 33% 38%
Kategori Ketercapaian Kurang Kurang Sangat
Kurang Kurang Kurang
4 P4
Persentase Ketercapaian 53% 44% 50% 53% 49%
Kategori Ketercapaian Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012), h. 192 2 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.41 3 Lampiran 8 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah
Percobaan
46
No Kode Karya Ilmiah
Ketercapaian Indikator
Indikator Berpikir Kreatif Rata-rata Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
5 P5
Persentase Ketercapaian 7% 11% 50% 67% 34%
Kategori Ketercapaian
Sangat Kurang
Sangat Kurang Cukup Baik Kurang
6 P6
Persentase Ketercapaian 53% 33% 27% 20% 33%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
Rata-rata
Persentase Ketercapaian 42% 31% 39% 49% 41%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup
Tabel 4.2 menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mencapai
persentase tertinggi terdapat pada karya ilmiah P1 dengan rata-rata sebesar 67%
dengan kategori baik. Ketercapaian indikator berpikir kreatif tertinggi terdapat
pada indikator keterperincian sebesar 87% dengan kategori sangat baik dan
terendah terdapat pada indikator keluwesan sebesar 44% dengan kategori cukup.
Sedangkan, karya ilmiah yang memiliki ketercapaian terendah terdapat pada
karya ilmiah P2 dengan persentase ketercapaian sebesar 21% dan kategori
kurang. Pada karya ilmiah ini, pencapaian kemampuan tiap indikator berpikir
kreatif hampir merata dengan kategori kurang untuk semua indikator berpikir
kreatif. Persentase terendah terdapat pada indikator keaslian sebesar 23%. Jika
dilihat secara keseluruhan, jumlah karya ilmiah dengan kategori baik hanya
berjumlah satu karya ilmiah yaitu pada karya ilmiah P1. Begitupun dengan karya
ilmiah dengan kategori cukup hanya terdapat pada karya ilmiah P4. Pada karya
ilmiah dengan kategori kurang berjumlah empat karya ilmiah, yaitu pada karya
ilmiah P2, P3, P5, dan P6.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Non-
Percobaan
Jenis karya ilmiah kedua yang dianalisis adalah karya ilmiah jenis non-
Percobaan. Terdapat tiga judul karya ilmiah non-percobaan yang dianalisis
47
berpikir kreatifnya. Data ketercapaian kemampuan berpikir kreatif pada karya
ilmiah jenis non-percobaan dapat dilihat dalam Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Ketercapaian Kemampuan Berpikir Peserta Didik dalam Karya Ilmiah Non-Percobaan4
No Kode Karya Ilmiah
Ketercapaian Indikator
Indikator Berpikir Kreatif Rata-rata
Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
1 NP1
Persentase Ketercapaian 40% 44% 37% 27% 37%
Kategori Ketercapaian Kurang Cukup Kurang Kurang Kurang
2 NP2
Persentase Ketercapaian 53% 33% 20% 37% 35%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
3 NP3
Persentase Ketercapaian 53% 22% 20% 23% 30%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
Rata-rata
Persentase Ketercapaian 49% 33% 26% 28% 34%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
Tabel 4.3 menampilkan rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam karya ilmiah jenis non-percobaan hampir merata pada kategori
kurang. Namun, jika dilihat rata-rata persentase ketercapaian tertinggi terdapat
pada karya ilmiah NP1 sebesar 37%. Ketercapaian kemampuan setiap indikator
berpikir kreatif, tertinggi pada indikator keluwesan sebesar 44% dengan kategori
cukup dan terendah pada indikator keterperincian sebesar 27% dengan kategori
kurang. Persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif terendah terdapat pada
karya ilmiah NP3 sebesar 30%. Berdasarkan indikator yang dianalisis, indikator
tertinggi terdapat pada indikator kelancaran sebesar 53% dengan kategori cukup
dan terendah pada indikator keaslian sebesar 20% dengan kategori kurang.
4 Lampiran 9 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah
Non-Percobaan
48
3. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah
Setelah masing-masing jenis karya ilmiah dianalisis kemampuan berpikir
kreatif, didapatkan rata-rata keseluruhan tiap jenis karya ilmiah yang ditampilkan
dalam Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Rata-Rata Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah Biologi
No Jenis
Karya Ilmiah
Ketercapaian Indikator
Indikator Berpikir Kreatif Rata-rata Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
1 Percobaan (P)
Persentase Ketercapaian 42% 31% 39% 49% 41%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Cukup Cukup
2 Non-
Percobaan (NP)
Persentase Ketercapaian 49% 33% 26% 28% 34%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
Rata-rata
Persentase Ketercapaian 46% 32% 33% 39% 37%
Kategori Ketercapaian Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang
Tabel diatas menunjukkan persentase pencapaian yang diperoleh tidak jauh
berbeda. Hasil analisis didapatkan rata-rata persentase tertinggi terdapat pada
karya ilmiah jenis percobaan sebesar 41% dengan kategori cukup. Hal tersebut
berbeda pada jenis non-percobaan yang mencapai persentase sebesar 34% dengan
kategori kurang. Tabel diatas juga menunjukkan indikator berpikir kreatif yang
dominan muncul terdapat pada indikator kelancaran yaitu sebesar 46% dengan
kategori cukup. Secara keseluruhan, pencapaian kemampuan berpikir kreatif
peserta didik mencapai kategori kurang dengan persentase ketercapaian sebesar
37%.
B. Pembahasan
Pada penelitian ini, karya ilmiah dibagi kedalam dua jenis karya ilmiah, yaitu
percobaan dan non-percobaan. Karya ilmiah jenis percobaan dikategorikan untuk
karya ilmiah yang menuliskan waktu dan tempat dilakukannya percobaan
langsung. Sedangkan, karya ilmiah jenis non-percobaan dikategorikan untuk
49
karya ilmiah yang tidak menuliskan waktu dan tempat dilakukannya percobaan.
Analisis dilakukan pada dua jenis karya ilmiah tersebut bertujuan untuk
mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam karya ilmiah biologi. Hal
tersebut dianalisis kedalam empat indikator berpikir kreatif, yaitu kelancaran,
keluwesan, keaslian dan keterperincian. Ketercapaian kemampuan keempat
indikator tersebut muncul secara variatif dalam tiap karya ilmiah.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Karya Ilmiah Jenis Percobaan
Kemampuan berpikir kreatif dalam enam karya ilmiah jenis eksperimen
didapatkan persentase yang beragam pada tiap indikator berpikir kreatif maupun
pada tiap judul karya ilmiah. Ketercapaian kemampuan indikator berpikir kreatif
tertinggi terdapat dalam karya ilmiah P1 dengan rata-rata sebesar 67% dan
kategori baik. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan keterperincian dalam
karya ilmiah P1, yaitu prosedur penelitian dituliskan dengan lengkap dan cukup
rinci. Penyajian data juga dituliskan dalam bentuk tabel sehingga data yang
diperoleh tersampaikan secara informatif dan cukup menarik. Sehingga karya
ilmiah tersebut mampu mencapai 87% pada indikator keterperincian.
Indikator terendah yang diperoleh karya ilmiah tersebut yaitu pada indikator
keluwesan yang hanya terkategori cukup karena persentase hanya sebesar 44%.
Hal tersebut dikarenakan dalam pembahasan hanya dituliskan paparan hasil
pengamatan dan alasan penggunaan kunyit sebagai indikator keberadaan boraks
pada makanan tidak dituliskan dengan jelas. Kandungan yang dimiliki kunyit dan
perannya dalam mendeteksi keberadaan boraks seharusnya menjadi jawaban
terhadap rumusan masalah yang muncul. Kemudahan kunyit untuk digunakan
oleh masyarakat sebagai indikator keberadaan boraks juga dapat dijadikan
penguat pemecahan masalah yang dituliskan. Namun, penulis belum mampu
mengaitkan hal tersebut, sehingga pada indikator keluwesan hanya mampu sampai
kategori cukup. Pada indikator kelancaran, persentase ketercapaian mampu
mencapai kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam penulisan permasalahan
dalam latar belakang masalah. Latar belakang dituliskan dalam beberapa
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
50
1. “Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.”
2. “Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang.”
3. “Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan di lab saja.”
Berdasarkan ketiga gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah tersebut,
dapat dibuktikan bahwa kemampuan berpikir lancar peserta didik tersebut
terkategori baik. Hal tersebut dikarenakan, peserta didik mampu mencetuskan tiga
gagasan terkait permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin
banyak seseorang menuliskan gagasan dalam karya ilmiah, semakin lancarlah arus
pemikirannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami Munandar bahwa
kemampuan berpikir lancar adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan yang relevan.5
Pada indikator keaslian memperoleh persentase tertinggi dibandingkan
dengan karya ilmiah eksperimen lain yaitu mampu mencapai 70%. Pada karya
ilmiah P1, penulis mencoba mengungkap fakta baru terkait makanan yang sering
dikonsumsi masyarakat. Penggunaan kunyit sebagai pendeteksi keberadaan
boraks cukup mampu memberikan solusi atas kebimbangan masyarakat mengenai
cara sederhana pendeteksi keberadaan boraks dalam makanan. Cara tersebut pun
cukup efektif digunakan karna mampu mengungkap beberapa jenis makanan yang
tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Indikator keaslian merupakan indikator tersulit karena hanya karya ilmiah
tersebut saja yang dikategorikan baik pada indikator ini. Menghasilkan ide baru
bukanlah hal yang mudah dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang.
Kemampuan berpikir asli hanya dimiliki oleh orang yang benar-benar kreatif.
Melalui kemampuan berpikir yang berbeda ataupun berlawanan, seseorang
mampu membuat hal baru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.6
5 Utami Munandar, Loc. Cit. 6 Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT
Indeks, 2013), h. 59
51
Pada karya ilmiah yang memiliki rata-rata ketercapaian tertinggi kedua yaitu
terdapat dalam karya ilmiah P4 sebesar 49% dengan kategori cukup. Indikator
berpikir kreatif yang terdapat di dalamnya memperoleh persentase hampir merata
dengan kategori cukup pada semua indikator. Pada indikator kelancaran dan
keterperincian menjadi indikator berpikir kreatif dengan persentase tertinggi yaitu
sebesar 53%. Hal tersebut dikarenakan, kemampuan penulis dalam memaparkan
gagasan permasalahan sudah cukup baik dalam latar belakang masalah. berikut
adalah gagasan permasalahan yang dituliskan dalam latar belakang:
1. “Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata.”
2. “Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain untuk mengolah tomat agar tahan lama.”
Dua gagasan tersebut cukup mewakili permasalahan yang akan diteliti penulis
dalam karya ilmiah P4. Kerincian prosedur penelitian juga cukup rinci dituliskan
oleh penulis, uji kelayakan makanan dilakukan pada tikus yang membuat karya
ilmiah ini memiliki keunikan tersendiri. Uji kelayakan biasanya cukup dilakukan
peneliti untuk menentukan rasa nata yang dibuat. Namun dalam karya ilmiah ini,
tikus dijadikan subjek penelitian untuk meminimalisir adanya subjektivitas.
Indikator kemampuan berpikir kreatif terendah pada karya ilmiah P4 terdapat
pada indikator keluwesan dengan persentase sebesar 44%. Hal tersebut
dikarenakan, rendahnya kemampuan penulis dalam mengaitkan jawaban atas
permasalahan yang ada. Data yang diperoleh penulis dalam penelitian tidak
dijadikan fakta untuk dikaitkan dengan konsep biologi yang ada.
Terdapat empat karya ilmiah jenis eksperimen yang rata-rata kemampuan
berpikir kreatif termasuk kategori cukup. Pertama, karya ilmiah P2 dengan rata-
rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif sebesar 21% dengan kategori
kurang. Keseluruhan indikator bepikir kreatif menunjukkan kategori kurang dan
persentase pencapaian kemampuan berpikir kreatif pada tiap indikator hampir
merata. Pada karya ilmiah ini, permasalahan yang diangkat dalam latar belakang
permasalahan kurang dimunculkan lebih mendalam dalam berbagai sudut
pandang kehidupan. Pemilihan kulit jeruk mandarin untuk dijadikan selai
52
merupakan solusi yang kurang efektif karena sedikitnya konsumsi jeruk mandarin
dibandingkan dengan jeruk pasaran yang harganya jauh lebih murah. Data
pengamatan yang hanya disajikan dalam bentuk dokumentasi tanpa keterangan
lebih lanjut membuat pembaca kehilangan informasi mengenai fakta yang
diperoleh dalam penelitian yang dilakukan penulis.
Selajutnya, dalam karya ilmiah jenis eksperimen yang memperoleh kategori
kurang terdapat pada karya ilmiah E3. Pada karya ilmiah ini, persentase
ketercapaian indikator berpikir kreatif hampir merata. Terdapat tiga indikator
berpikir kreatif pada karya ilmiah ini yang termasuk kategori kurang, yaitu pada
indikator kelancaran, keluwesan dan keterperincian. Hal ini disebabkan oleh,
lemahnya kemampuan penulis dalam menjelaskan latar belakang permasalahan
yang ingin diangkat. Tidak banyak gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah
ini, baik dalam latar belakang permasalahan maupun dalam pembahasan.
Sehingga, pemecahan masalah belum mampu dipecahkan oleh penulis.
Selanjunya, karya ilmiah jenis eksperimen ketiga yang memiliki rata-rata
ketercapaian berpikir kreatif dengan kategori cukup terdapat pada karya ilmiah P5
sebesar 34%. Pada karya ilmiah ini keterperincian merupakan sebuah kekuatan,
karena perolehan yang cukup baik yaitu sebesar 67%. Kerincian prosedur
penelitian cukup jelas dituliskan dalam karya ilmiah. Hal sebaliknya justru
diperoleh persentase yang jauh berbeda dalam indikator kelancaran yang hanya
mampu mencapai angka 7% sehingga dikategorikan sangat kurang. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya kemampuan penulis dalam menuliskan urgensi
masalah dalam latar belakang. Bahkan, tak ada permasalahan yang jelas dituliskan
dalam latar belakang permasalahan.
Karya ilmiah jenis eksperimen terakhir yang memiliki kategori kurang yaitu
karya ilmiah P6. Rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif pada karya
ilmiah ini sebesar 33%. Pencapaian kemampuan berpikir kreatif tertinggi
diperoleh indikator kelancaran sebesar 53% dan merupakan indikator satu-satunya
yang mendapatkan kategori cukup. Kemampuan berpikir lancar ditunjukkan pada
latar belakang masalah yang dituliskan beserta rumusan masalah yang ingin
53
diteliti. Berikut adalah gagasan permasalahan yang ditulis dalam karya ilmiah
tersebut:
“Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.”
Gagasan permasalahan tersebut cukup mewakili permasalahan yang ingin diteliti
penulis. Tidak jauh berbeda dengan indikator kelancaran, ketiga indikator lain
yakni keluwesan, keaslian dan keterperincian dikategorikan kurang dengan
persentase yang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan, rendahnya kemampuan
penulis dalam menuliskan prosedur penelitian sehingga menyebabkan data
ataupun fakta yang diperoleh tidak ada unsur keunikan, dan pemecahan masalah
dalam pembahasan juga tidak tersampaikan dengan baik sehingga permasalahan
tidak sepenuhnya terpecahkan.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Tiap Karya Ilmiah Non-Percobaan
Penulisan karya ilmiah pada dasarnya dimaksudkan untuk menyampaikan
gagasan penulis kedalam bahasa tulisan. Membaca tulisan berarti sedang
menyelami pikiran penulis. Sehingga, menulis dapat digunakan sebagai media
untuk meningkatkan dan mengembangkan serta menganalisa kemampuan
berpikir.7
Pada karya ilmiah jenis non-percobaan, rata-rata ketercapaian kemampuan
berpikir kreatif terdapat pada kategori kurang. Pada setiap indikator berpikir
kreatif juga hampir merata di setiap indikator. Tak ada yang terlihat sangat
mendominasi, perbedaan hanya terlihat pada indikator kelancaran dan keluwesan.
7 Hari Santoso, Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan
Karya Ilmiah, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2015), h.7
54
Pada indikator keaslian dan keterperincian terkategori kurang pada semua judul
karya ilmiah non-percobaan.
Persentase ketercapaian tertinggi terdapat pada karya ilmiah NP1 sebesar
37% dengan kategori kurang. Pada karya ilmiah ini, indikator keluwesan
mencapai persentase tertinggi dengan kategori cukup sebesar 44% dengan
kategori cukup. Sudut pandang penulis dalam melihat sebuah permasalahan cukup
baik karena tak hanya fokus pada satu permasalahan. Pada latar belakang
permasalahan dituliskan dari sudut pandang ilmu gizi dan kesehatan terkait
dengan diet yang menjadi topik permasalahan. Namun, kerincian proses diet tidak
dituliskan dengan rinci sehingga indikator keterperincian hanya memperoleh
persentase terendah yaitu sebesar 27% yang terkategori kurang.
Selanjutnya adalah karya ilmiah NP2 memperoleh rata-rata ketercapaian
kemampuan berpikir kreatif sebesar 35% dengan kategori kurang. Pada setiap
indikator, indikator kelancaran mendapatkan kategori cukup dengan pencapaian
lebih tinggi dibandingkan indikator lain. Hal tersebut terlihat dalam rumusan
masalah yang dituliskan dalam karya ilmiah NP2. Dua rumusan masalah
dituliskan terkait dengan kandungan yang dimiliki kemiri dan manfaatnya bagi
kesehatan rambut. Seperti telah diketahui sebelumnya, arus pemikiran yang lancar
ditandai dengan banyaknya gagasan yang dituliskan sebagai permasalahan yang
akan dipecahkan. Namun, dalam karya ilmiah ini tak ada fakta yang disajikan
untuk dijadikan pembahasan dalam memecahkan permasalahan, sehingga tak ada
fakta baru yang memperkuat diet air putih mampu dijadikan solusi yang baru dan
dapat dimanfaatkan masyarakat. Sehingga, pada indikator keaslian pencapaian
kemampuan hanya sebesar 20% terkategori kurang.
Karya ilmiah non-eksperimen terakhir yang dianalisis yaitu karya ilmiah NP3
dengan rata-rata ketercapaian kemampuan berpikir kreatif sebesar 30%. Tidak
jauh berbeda dengan karya ilmiah sebelumnya, karya ilmiah pada judul ini juga
cukup lancar menuliskan rumusan masalah. Sehingga indikator tertinggi yang
diperoleh adalah kelancaran sebesar 53%. Namun, indikator terendah yang
diperoleh dalam karya ilmiah ini terdapat dalam indikator keaslian. Pemanfaatan
daun sirih tidak digunakan dengan cara yang mudah dan tidak ada yang berbeda
55
dengan yang sudah ada sehingga pembaca cenderung memilih alternatif lain
dalam memanfaatkan daun sirih. Pencapaian indikator keaslian ini hanya sebesar
20%.
3. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Dua Jenis Karya Ilmiah
Jika ditinjau dari jenis karya ilmiah yang dianalisis, karya ilmiah jenis
percobaan menunjukkan perolehan kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik
dibandingkan dengan karya ilmiah jenis non-percobaan. Hal tersebut ditunjukan
dengan rata-rata pencapaian kemampuan indikator berpikir kreatif yang
memperoleh persentase tertinggi dibandingkan dengan karya ilmiah non-
percobaan, yaitu sebesar 41%. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam Grafik 4.1
dibawah ini:
Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada
Dua Jenis Karya Ilmiah
Jika ditinjau dari setiap indikator berpikir kreatifnya, masing-masing karya
ilmiah memiliki persentase yang tak jauh berbeda. Indikator berpikir kreatif
tertinggi yang dicapai oleh karya ilmiah eksperimen adalah keterperincian sebesar
49% dengan kategori cukup, sedangkan yang terendah terdapat dalam indikator
keluwesan yaitu sebesar 31% dengan kategori kurang. Pada karya ilmiah non-
percobaan, indikator berpikir kreatif tertinggi dicapai oleh kelancaran sebesar
49% dengan kategori cukup dan terendah diperoleh indikator keluwesan yaitu
0%
10%
20%
30%
40%
50%
EksperimenNon-eksperimen
41%
34%
Rata-rataKetercapaianKemampuanBerikirKreatif
Pers
enta
se k
eter
caap
aian
56
sebesar 33% dengan kategori kurang. Hal tersebut dapat dilihat dalam Grafik 4.2
berikut ini:
Gambar 4.2 Perbedaan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif pada Dua Jenis Karya Ilmiah
Pada karya ilmiah percobaan, indikator keterperincian mencapai perolehan
tertinggi dikarenakan, tahapan dalam pemecahan masalah atau prosedur penelitian
lebih dituliskan secara rinci. Prosedur penelitian atau metodologi dalam penelitian
eksperimen / percobaan murni cenderung lebih ketat.8 Prosedur tersebut
merupakan tahapan dari pemecahan permasalahan. Pemecahan masalah erat
kaitannya dengan cara berpikir seseorang. Pemecahan masalah berasal dari sebuah
penelusuran atau penyelidikan terhadap sebuah permasalahan. Penyelidikkan
tersebut membutuhkan prosedur untuk mecapai sebuah pemecahan masalah yang
baru. Sehingga alur penemuan solusi lebih terarah dan penambahan unsur kreatif
menjadi lebih terlihat. Prosedur tersebut mempengaruhi produk kreatif yang
dihasilkan seseorang. Prosedur pemecahan masalahan yang berbeda dan unik akan
menghasilkan gagasan yang kreatif. Hal ini sejalan dengan penelitian Hari
Susanto yang mengemukakan bahwa berpikir kreatif pada dasarnya terkait dengan
pemecahan sebuah masalah, karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kreatif. 9
8 Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h.
94 9 Hari Santoso, Loc.Cit
0%
10%
20%
30%
40%
50%
PercobaanNon-Percobaan
42% 49%
31% 33%
42%
26%
49%
28% Kelancaran
Keluwesan
Keaslian
Keterperincian
Pers
enta
se k
eter
caap
aian
57
Berbeda dengan karya ilmiah percobaan, pada karya ilmiah non-percobaan
indikator tertinggi yaitu indikator kelancaran. Hal ini dikarenakan gagasan yang
dituliskan dalam karya ilmiah non-eksperimen lebih banyak. Hasil kajian pustaka
yang dilakukan mampu menghasilkan gagasan yang mendukung pemecahan
masalah yang dilakukan. Oleh karena itu, karya ilmiah jenis ini mendapatkan
perolehan tertinggi.
Pada kedua jenis karya ilmiah, perolehan kemampuan indikator keluwesan
mendapatkan persentase terendah. Hal tersebut dikarenakan pada karya ilmiah
percobaan dan non-percobaan, peserta didik mengalami kesulitan dalam
mengaitkan data pengamatan dengan konsep-konsep biologi. Keluwesan
seseorang dalam berpikir ditentukan sendiri oleh cara pandang seseorang dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Laksmi Kusuma Wardani yang menyebutkan bahwa jika peserta didik
memecahkan sebuah permasalahan, maka peserta didik tersebut mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif, mengembangkan sudut pandang yang berbeda,
berimajinasi, berempati dan menata kembali informasi yang diserap secara akurat,
terstruktur dan terjadilah proses bepikir kreatif.10
Selanjutnya, karya ilmiah percobaan memperoleh indikator keaslian lebih
baik dibandingkan dengan karya ilmiah non-percobaan, yaitu sebesar 47% (lihat
grafik 4.2). Indikator keaslian merupakan indikator terpenting untuk menilai
sebuah produk kreatif yang harus berbeda dengan produk sebelumnya.11 Pada
karya ilmiah percobaan, peserta didik dituntut untuk membuktikan secara
langsung pemecahan masalah yang ajukannya. Sehingga, data yang didapatkan
menjadi lebih akurat dan menjadi fakta yang baru. Hal baru inilah yang
dibutuhkan dalam berpikir kreatif.
Selanjutnya, jika ditinjau dari tiap indikator, indikator dominan yang muncul
dalam karya ilmiah adalah kelancaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.4
yang memperoleh rata-rata ketercapaian sebesar 46% dengan kategori cukup. Hal
10 Laksmi Kusuma Wardani, Berpikir Kritis Kreatif, (Surabaya: Universitas Kristen Petra,
2003), h.105 11 Tatag Yuli Siswono, Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics,
Journal of Educational Research and Review, vol.6, 2011, h. 549
58
tersebut sesuai dengan penelitian Siswono yang menyatakan bahwa kelancaran
merupakan indikator yang paling mudah dicapai oleh siswa.12 Sehingga
ketercapaian kelancaran memperoleh persentase tertinggi dibandingkan dengan
indikator berpikir kreatif yang lain.
Secara keseluruhan, kemampuan berpikir kreatif peserta didik hanya sebesar
37% dengan kategori kurang. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan
menulis ilmiah di SMAIT Nururrahman Depok kurang melatih peserta didik
untuk berpikir kreatif. Penulisan gagasan dalam latar belakang masalah,
metodologi penelitian dan pembahasan yang kurang terstruktur menjadi faktor
kurangnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Salah satu indikator terpenting dalam berpikir kreatif adalah keaslian.13
Kemampuan seseorang dalam mecetuskan gagasan yang original dan berbeda dari
yang sudah ada sebelumnya merupakan ciri utama dari berpikir kreatif. berikut
adalah Gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah yang dianalisis secara
keseluruhan ditinjau dari indikator keaslian:
1. “Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atau tidaknya boraks dalam suatu makanan dengan cara uji yang sederhana.”
2. “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
3. “Tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.”
4. “Untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.”
5. “Solusi permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman.”
12 Ibid. 13
Ibid.
59
6. “Menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk menjaga kesehatan rambut yaitu mengunakan kemiri.”
7. “Daun sirih sebagai penghilang bau badan.”
Gagasan diatas menunjukkan bahwa gagasan yang dituliskan tidak keluar dari
pemikirannya secara langsung, melainkan berdasarkan referensi yang sudah ada
sebelumnya. Gagasan tersebut mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang ada
namun, keaslian idenya masih kurang. Oleh karena itu, hasil analisis yang
dilakukan menunjukkan bahwa indikator keaslian hanya mencapai kategori
kurang yaitu sebesar 33%.
Kemampuan berpikir seseorang dalam menghasilkan sebuah tulisan sangat
berbeda untuk tiap individu. Hal tersebut terlihat dari pencapaian kemampuan
berpikir kreatif tiap indikator berpikir kreatif dalam karya ilmiah yang ditulis oleh
peserta didik SMAIT Nururrahman. Serangkaian pemikiran dapat dilihat dari
pencetusan gagasan yang beragam, cara pandang dalam melihat sebuah
permasalahan untuk menghasilkan pemecahan masalah yang berbeda dan berguna
bagi masyarakat. Pemikiran tersebut merupakan serangkaian pemikiran kreatif
yang mampu dituliskan dalam bentuk karya ilmiah. Hal itu selaras dengan
penelitian Ahmad Rofi’udin yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis
seseorang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir. Semakin tinggi kualitas
tulisan seseorang, semakin tinggi pula tingkat berpikirnya.14
Sepaham dengan hal tersebut, Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa
kemampuan menulis sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, memiliki kaitan erat
dengan kemampuan berpikir. Sehingga kemampuan berpikir seseorang dapat
dilihat dari tulisannya. Kemampuan tersebut tidak serta merta muncul, melainkan
melalui serangkaian latihan yang membuat anak terbiasa menulis dan akhirnya
menjadi terampil. Terampil menulis berarti terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa dan kosakata.15
14 Ahmad Rofi’udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa
Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), h.192
15 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT
Angkasa, 2008), h.3
60
Pada karya ilmiah yang telah dianalisis, secara keseluruhan masih termasuk
kategori kurang. Hal tersebut dikarenakan, belum banyak siswa yang terbiasa
menulis ilmiah. Sehingga gagasan yang dituliskan dalam karya ilmiah tersebut
kurang menampilkan gagasan kreatif. walaupun dalam penyusunannya, siswa
sudah dilatih untuk membangun pengetahuannya secara mandiri,16 yakni: 1) siswa
dituntut untuk menganalisis dan menetapkan fenomena yang relevan untuk
dijadikan sebagai sumber pengetahuan dari dunia realita sesuai dengan cabang
ilmunya; 2) dituntut untuk mampu berpikir kritis dan kreatif pada saat
menganalisis fenomena sampai memahami faktor penyebab munculnya fenomena
tersebut; 3) dituntut untuk mampu mengorganisasikan sumber pengetahuan dan
mengumpulkan data yang diperlukan untuk membangun konstruksi pengetahuan
yang relevan dengan fenomena; 4) dituntut untuk mampu menyusun dan
menulisnya sebagai dokumen formal karya tulis ilmiah.17 Pada proses
pembangunan pengetahuan yang dilakukan, kemampuan proses kreatif akan
muncul dengan sendirinya. Kemampuan tersebut akan muncul secara efektif
apabila keempat hal diatas dapat dilakukan oleh siswa dengan baik.
16 Lampiran 7 Lembar Wawancara 17
Avip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 27-28
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan berpikir
kreatif peserta didik dalam karya ilmiah siswa pada pembelajaran biologi,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada karya ilmiah percobaan, perolehan rata-rata persentase kemampuan
berpikir kreatif yang baik terdapat pada karya ilmiah P1 yaitu sebesar 67%
dengan kategori baik.
2. Pada karya ilmiah non-percobaan, perolehan persentase kemampuan
berpikir kreatif yang paling tinggi terdapat pada karya ilmiah NP1 sebesar
37% dengan kategori kurang.
3. Secara keseluruhan, karya ilmiah jenis percobaan memperoleh rata-rata
persentase kemampuan berpikir kreatif yang tinggi dibandingkan dengan
karya ilmiah non-percobaan yaitu sebesar 41% dengan kategori cukup.
4. Setiap karya ilmiah memiliki empat indikator kemampuan berpikir kreatif
dengan indikator tertinggi dari seluruh karya ilmiah terdapat pada
indikator kelancaran sebesar 46% dengan kategori cukup.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, menyediakan sarana dan prasarana yang mampu memfasilitasi
siswa dalam mengembangkan berpikir kreatif siswa, seperti penyediaan alat-
alat praktikum biologi serta memberikan pedoman penulisan karya ilmiah
yang dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan memberikan
ruang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Bagi guru, diharapkan mampu memberikan bimbingan secara terstruktur
kepada peserta didik untuk memastikan target penulisan karya ilmiah dapat
tercapai dengan optimal.
62
3. Bagi siswa, diharapkan memperbanyak referensi untuk membahas temuan-
temuan hasil penelitian dalam karya ilmiah
4. Bagi peneliti, lebih banyak menggunakan karya ilmiah yang berasal dari
berbagai sekolah yang mewakili kelas teratas, menengah dan terbawah agar
dapat membandingkan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan
tingkatan sekolah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abell K, Sandra.Cara Menulis Sains. Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho. Jakarta: PT Indeks. 2014.
Agam, Rameli. Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
2009.
Ahmadi, Anas. Psikologi Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002.
De Bono, Edward. Revolusi Berpikir. Terj. dari Teach Your Child How to Think oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. Bandung: PT Mizan Pustaka. 2007.
Fatmawati, Baiq, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki. Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi.
Fitriyah, Mahmudah. Disiplin Berbahasa Indonesia. Ciputat: FITK Press. 2010.
Florida, Richard, Charlotta Mellander dan Karen King. Global Creativity Index. Toronto: Martin Prosperity Institute. 2015.
Girl Tan, Ai. Creativity for Teachers. Singapore: World Scientific Publishing.
2007.
Kim, Kyung Hee.Creativity. Singapore: World Scientific Publishing. 2007.
Kusmanta, Suherli. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 2010.
Kusuma Wardani, Laksmi. Berpikir Kritis Kreatif. Surabaya: Universitas Kristen
Petra. 2003.
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Grasindo. 1999.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2012.
Nova, Tri, Rochmad dan Ani Rusilowati. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati. Prociding.ISBN : 978-979-16353-8-7. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 2012.
64
Pegram, DavidM. “What if?” Teaching Reasearch and Creative-Thinking Skills trhough Proposal Writing. The English Journal. 2006.
Potur, A & O. Barkul. Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical and Experimental overview. Journalof the Faculty of Architecture.6 (2). 2009.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putu Marlinda, Ni Luh. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa. Tesis. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. 2012.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. 2010.
Riduwan.Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. 2010.
Robert, Otto dan Kimberly. Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. 2008.
Rofi’udin, Ahmad. Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang. 2003.
Rojiun. Pelaksanaan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Tugas. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.
Saefullah, Avip. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo. 2015.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2013.
Santoso, Hari. Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. 2015.
Sapa’at, Asep. Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia). Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa. Vol.4 No.1. Mei 2014.
Sousa, David A. Bagaimana Otak Belajar Edisi Keempat. Jakarta: PT Indeks.
2011.
Sugiyono. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2013.
65
Sukmadinata, NanaSyaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2006.
Sunaryo Kuswono, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 2011.
Sunito, Indra, dkk. Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif. Jakarta: PT Indeks. 2013.
Susanto,Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2011.
Suyanto, dan Asep Jihad. Cara Cepat Belajar Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Multi Presindo. 2014.
Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.
Tribana. “Arti Menulis bagi Seorang Remaja”. Bali Post. Bali. 9 November 2008. http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=13&id=7278. Diakses November 2014.
Widoyoko, Eko Putro. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2014.
Yuli Siswono, Tatag. Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics. Journal of Educational Research and Review. Vol.6. 2011.
66
LAMPIRAN 1
KISI-KISI PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KARYA ILMIAH BIOLOGI BERDASARKAN INDIKATOR
BERPIKIR KREATIF UTAMI MUNANDAR
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif Gagasan dalam karya ilmiah
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan,
memberikan banyak solusi atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
3. Originality Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk
mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara
menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan fakta-
fakta yang ditemukan untuk memecahkan solusi secara
menarik. 4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan,
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Data atau fakta ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk
tabel, grafik, kurva, dsb).
Alat dan bahan atau prosedur yang digunakan dalam
penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya ilmiah.
67
67
LAMPIRAN 2
HASIL VALIDASI KESESUAIAN INDIKATOR BERPIKIR KREATIF DENGAN INDIKATOR KARYA ILMIAH SISWA PADA PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KARYA ILMIAH
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah tabel lembar validasi keseuaian indikator berpikir kreatif dengan isi karya ilmiah siswa (kolom I hingga III). 2. Cocokkan indikator Berpikir Kreatif (I) dengan berpikir kreatif dalam karya ilmiah (kolom III), Apabila keduanya sesuai
berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IVa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IVb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV).
3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel. 4. Berikanlah catatan / komentar / saran secara keseluruhan diakhir lembar validasi ini jika memang diperlukan.
NO
Indikator Berpikir Kreatif
(I)
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
(II)
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
(III)
Kesesuaian dengan
Indikator (IV)
Keterangan (V)
Ya (a)
Tidak (b)
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak
solusi atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
√
Rumusan masalah dituliskan √
68
NO
Indikator Berpikir Kreatif
(I)
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
(II)
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
(III)
Kesesuaian dengan
Indikator (IV)
Keterangan (V)
Ya (a)
Tidak (b)
dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah. Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap
unsurnya.
√
2. Flexibility Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat melihat suatu
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif solusi dari permasalahan yang
ada.
√
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
√
Pembahasan dijelaskan dengan membandingkan data dengan
rujukan lain yang relevan.
√
3. Originality Melakukan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmih menjadi solusi yang baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.
√
Karya ilmiah menggunakan bahasa sendiri yang mudah
dimengerti pembaca.
√
69
NO
Indikator Berpikir Kreatif
(I)
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
(II)
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
(III)
Kesesuaian dengan
Indikator (IV)
Keterangan (V)
Ya (a)
Tidak (b)
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif.
√
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan
dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
Referensi yang digunakan adalah rujukan primer.
√
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel,
grafik, kurva, dsb).
√
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam
karya ilmiah.
√
70
PEDOMAN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, memberikan banyak
solusi atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari.
3 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan lebih dari tiga permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 2 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan tiga sampai dua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 1 : Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi. 0 : Latar belakang karya ilmiah, penulis tidak menuliskan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
71
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
Rumusan masalah dituliskan dalam
beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
3 : Penulis menuliskan lebih dari tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 2 : Penulis menuliskan dua sampai tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 1 : Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang. 0 : Penulis tidak menuliskan rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pernyatan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa
alternatif pemecahan masalah.
3 : Penulis memberikan lebih dari tiga solusi yang berbeda dari permasalahan dan memberikan satu alasan yang logis mengenai satu solusi yang akan ditelitinya. 2 : Penulis memberikan tiga sampai dua solusi yang berbeda dari permasalahan dan memberikan satu alasan yang logis mengenai satu solusi yang akan ditelitinya. 1 : Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada. 0 : Penulis tidak memberikan solusi yang logis mengenai permasalahan yang dituliskannya.
72
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
Latar belakang masalah dituliskan dalam berbagai sudut pandang kehidupan.
3 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari berbagai sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan, ekonomi, psikologi, kesehatan, dsb. 2 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah terdiri dari dua sampai tiga sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan,ekonomi, psikologi, kesehatan, dsb. 1 : Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari satu sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ilmu pengetahuan / ekonomi / psikologi / kesehatan / dsb. 0 : Penulis tidak menjelaskan latar belakang masalah dari sudut pandang yang berbeda.
73
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
3 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada lebih dari tiga konsep biologi 2 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada dua sampai tiga konsep biologi 1 : Penulis menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan dengan mengaitkannya pada satu konsep biologi. 0 : Penulis tidak menuliskan pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan.
74
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
3. Originality Melakukan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak
lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
3 : Penulis memberikan solusi yang baru (berbeda dengan yang sudah ada), dan bermanfaat bagi masyarakat. 2 : Penulis memberikan solusi hasil modifikasi dari sebelumnya, dan bermanfaat bagi masyarakat. 1 : Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat. 0 : Penulis tidak memberikan solusi bagi permasalahan yang ada atau solusi tidak bermanfaat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri, disajikan secara menarik
dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara menarik.
3 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif. 2 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri namun disajikan kurang informatif tapi tidak mengurangi inti dari data yang ditemukannya. 1 : Penulis menghasilkan data / fakta baru hasil temuannya sendiri namun penyajiannya tampak berantakan atau hanya sekedar menampilkan data. 0 : Penulis tidak menampilkan data / fakta ataupun data yang di tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
75
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Gagasan dalam karya ilmiah Skor
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan, atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik
Data atau fakta ditampilkan sangat
menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
3 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik secara menarik dan informatif. 2 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik secara menarik namun kurang informatif. 1 : Data atau fakta ditampilkan dalam bentuk tabel / kurva / grafik kurang menarik (tidak tepat) dan kurang informatif. 0 : Data atau fakta ditampilkan secara serampangan dan tidak informatif.
Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya ilmiah.
3 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat maupun bahan di tuliskan. 2 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap tapi tidak rinci 1 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitin kurang lengkap dan tidak rinci. 0 : Alat, bahan dan prosedur yang digunakan dalam penelitian tidak lengkap dan tidak rinci.
*Catatan: Indikator berpikir kreatif diadaptasi dari Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta), h.192
76
LAMPIRAN 4
LEMBAR VALIDASI KESESUAIAN KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
Validator : Baiq Hana Susanti, M.Sc
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila
keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV).
3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
1 Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi
peneliti lain.
√
Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan
√
77
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
membantu menghilangkan kesenjangan tersebut. Informasi di latar belakang akurat / berasal dari
sumber yang terpercaya. √
2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
√
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
√
4 Hipotesis Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban
sementara dari rumusan masalah, terukur dan masuk akal
√
5 Kajian teori Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan
primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan.
√
6 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat
maupun bahan di tuliskan.
√
7 Prosedur penelitian Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci √
8 Hasil pengamatan Data yang didapatkan
relevant, akurat, dan menyeluruh √
Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan √
78
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
mudah mengasumsikan data. Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format,
grafik, yang menghubungkan hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data
√
9 Pembahasan
Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat
penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan.
√
10 Kesimpulan Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab
rumusan masalah. √
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh.
√
11 Kesinambungan tiap
indikator karya ilmiah Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan
dalam tiap unsurnya. √
79
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................................................................
Ciputat, 04 Januari 2016 Baiq Hana Susanti, M.Sc
NIP. 19700209 200003 2 001
80
LEMBAR VALIDASI KESESUAIAN KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
Validator : Buchori Muslim, M.Pd
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila
keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV).
3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
1 Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga menarik bagi
peneliti lain.
√
Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan tersebut.
√
Informasi di latar belakang akurat / berasal dari √
81
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
sumber yang terpercaya.
2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
√
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
√
4 Hipotesis Hipotesis dituliskan dengan jelas sebagai jawaban
sementara dari rumusan masalah, terukur dan masuk akal
√
5 Kajian teori Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan
primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan.
√
6 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lengkap dan rincian banyaknya penggunaan alat
maupun bahan di tuliskan.
√
7 Prosedur penelitian Prosedur penelitian dijabarkan dengan jelas, dan rinci √
8 Hasil pengamatan
Data yang didapatkan relevant, akurat, dan menyeluruh
√
Pembaca dapat mengevaluasi validitas penulis dan mudah mengasumsikan data.
√
Tidak mengandung kesalahan, menggunakan format, √
82
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
grafik, yang menghubungkan hubungan antar data atau aspek yang relevan dengan data
9 Pembahasan
Pembahasan menjelaskan analisis data, membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat
penjelasan logis untuk memecahkan semua permasalahan.
√
10 Kesimpulan Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab
rumusan masalah. √
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara menyeluruh.
√
11 Kesinambungan tiap
indikator karya ilmiah Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan
dalam tiap unsurnya. √
83
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................................................................
Ciputat, 04 Januari 2016 Buchori Muslim, M.Pd
NIP. -
84
LEMBAR VALIDASI KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah : Non-Percobaan
Validator : Baiq Hana Susanti, M.Sc
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila
keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV).
3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
1 Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga
menarik bagi peneliti lain.
√
Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan
tersebut.
√
85
Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya.
√
2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
√
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
√
4 Kajian teori Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan
primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan.
√
5 Pembahasan Pembahasan menjelaskan analisis data,
membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan
semua permasalahan.
√
6 Kesimpulan
Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah.
√
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara
menyeluruh.
√
7 Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
√
86
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................................................................
Ciputat, 04 Januari 2016 Baiq Hana Susanti, M.Sc
NIP. 19700209 200003 2 001
87
LEMBAR VALIDASI KARYA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah : Non-Percobaan
Validator : Buchori Muslim, M.Pd
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah tabel lembar validasi kesesuaian indikator karya ilmiah. 2. Bacalah Gagasan dalam Karya Ilmiah (terlampir) dan cocokkan dengan definisi Indikator Berpikir Kreatif (kolom II), apabila
keduanya sesuai berikan tanda () pada kolom Ya (kolom IIIa). Apabila tidak sesuai berikan tanda () pada kolom Tidak (kolom IIIb) dan berikan catatan / komentar / saran pada kolom keterangan (kolom IV).
3. Lakukan hal yang sama hingga akhir tabel.
No Indikator penilaian
karya ilmiah (I)
Definisi indikator penilaian karya ilmiah (II)
Kesesuaian karya ilmiah dengan
Indikator (III)
Perubahan / Saran (komentar)
(IV) Ya (a)
Tidak (b)
1 Latar Belakang Masalah
Penulis memberikan kejelasan yang clear mengenai masalah yang diangkat sehingga
menarik bagi peneliti lain.
√
Penulis menjelaskan kesenjangan yang terjadi saat ini dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan membantu menghilangkan kesenjangan
tersebut.
√
88
Informasi di latar belakang akurat / berasal dari sumber yang terpercaya.
√
2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dituliskan dengan jelas, singkat dan relevan dengan latar belakang
√
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian jelas dan konsisten dengan rumusan masalah
√
4 Kajian teori Seluruh referensi yang digunakan adalah rujukan
primer (jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku) dan mengacu pada teori yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan.
√
5 Pembahasan Pembahasan menjelaskan analisis data,
membandingkan dengan teori yang ada dan terdapat penjelasan logis untuk memecahkan
semua permasalahan.
√
6 Kesimpulan
Kesimpulan dituliskan dengan jelas dan menjawab rumusan masalah.
√
Kesimpulan dituliskan dengan mengaitkan antara hipotesis, data dan pembahasan secara
menyeluruh.
√
7 Kesinambungan tiap indikator karya ilmiah
Karya ilmiah dituliskan secara berkesinambungan dalam tiap unsurnya.
√
89
Catatan atau komentar validator: ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................................................................
Ciputat, 04 Januari 2016 Buchori Muslim, M.Pd
NIP. -
90
LAMPIRAN 6
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : NZ
Judul Karya ilmiah : Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit (P1)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak
gagasan, pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk
melakukan berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang dituliskan: 1. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin
meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.
2. Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang.
3. Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan dilab saja.
2
Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan tiga permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
91
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
Rumusan masalah: 1. Apa yang dimaksud dengan boraks? 2. Apa kandungan kunyit yang dapat
mendeteksi boraks? 3. Bagaimana cara mengetahui makanan yang
mengandung boraks?
2 Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan
yang bervariasi,
dapat melihat suatu
masalah dari sudut
pandang yang
berbeda-beda.
Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
alternatif solusi yang dituliskan yaitu: “Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atu tidaknya boraks dalam suatu makanan dngan cara uji yang sederhana.”
1
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
Sudut pandang yang ada yaitu: 1. Sudut pandang demografi, yaitu: “Jumah
penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.”
2. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “ seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini
3
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari berbagai sudut pandang kehidupan yaitu sudut pandang demografi,
92
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. Dengan tujuan mendapatkan untung yang lebih besar, produsen akan memberikan suatu bahan kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.”
3. Sudut pandang kesehatan, yaitu: “jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang dapat mengancam keseimbangan tubuh manusia.”
4. Sudut pandang kimia, yaitu: “boraks merupakan bahan yng dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.” Dan “kunyit merupakan bahan pewarna alami untuk makanan dan menjadi bahan untuk pembuatan jamu.”
ekonomi, kesehatan dan kimia.
93
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Pembahasan sebagai jawaban
dari permasalahan
Pembahasan memaparkan data hasil pengamatan tanpa mengaitkan dengan penjelasan dalam konsep lain.
0 Permasalahan tidak terpecahkan secara jelas dalam pembahasan.
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik, memikirkan cara yang
tidak lazim utuk
mengungkapkan gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Ide yang dituliskan dalam karya ilmiah dapat menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengetahui kandungan boraks secara sederhana karena kunyit dapat dengan mudah didapatkan dirumah.
1 Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri,
disajikan secara menarik dan
informatif atau
Data hasil pengamatan didapatkan dengan percobaan, sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dipecahkan dan disajikan menggunakan tabel hasil pengamatan yang cukup informatif.
3 Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif.
94
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan
untuk memecahkan solusi secara
menarik. 4. Elaboration Memperkaya
dan mengembangk
an suatu gagasan dan
menambahkan atau
memerinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan, atau
situasi sehingga
menjadi lebih menarik
Data ditampilkan
sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
3 Data ditampilkan cukup menarik dalam bentuk tabel dan informatif.
Bahan-bahan
Warna sebelum ditetesi kunyit
Warna sesudah ditetesi kunyit
Keterangan
Kerupuk gendar
Coklat mudah
Coklat kemerahan
Positif mengandung
boraks Kerupuk
tempe Coklat muda
Coklat tua Positif mengandung
boraks Kerupuk ikan SHS
Putih Coklat muda
Positif mengandung
boraks Sosis siap
makan kimbo
Coklat muda
Coklat muda
Tidak mengandung
boraks
95
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Sosis siap makan daling
Coklat muda
Mendekati coklat tua
Positif mengandung
boraks Tahu china
pasaran
Putih Kuning Tidak mengandung
boraks Tahu china
rumahan
Putih Kuning Tidak mengandung
boraks Mie
basah pasar
Kuning Coklat tua Positif mengandung
boraks Ketupat
pasar Putih Kuning tua Tidak
mengandung boraks
Bleng Oranye Coklat kemerahan
Positif mengandung
boraks
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat-alat: 1. Pipet ukur 2. Cobek 3. Belender 4. Piring / mangkok sebagai wadah 5. Sendok
Bahan-bahan:
2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap namun, banyaknya bahan tidak
96
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Kunyit yang telah diekstrak 2. Mie basah pasar 3. Kerupuk gendar 4. Sosis siap makan daling 5. Kerupuk tempe 6. Kerupuk warung ikan SHS 7. Ketupat pasar 8. Tahu cina rumahan 9. Bleng 10. Sosis siap makan kimbo 11. Tahu china pasar
dijelaskan dengan rinci.
97
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : FR
Judul Karya ilmiah : Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai (P2)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa fakta permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang dituliskan: 1. Biasanya kulit jeruk hanya
dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar.
1 Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
98
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana cara mengoah
kulit jeruk mandarin agar menjadi selai?
1 Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Solusi yang dituliskan, yaitu “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
1 Penulis memberikan
satu solusi yang cukup logis mengenai
permasalahan yang ada.
99
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: 1. Sudut pandang bidang
perkebunan, yaitu: tanaman jeruk ini semula hanya berupa vegetasi alami yang menempati areal yang cukup jelas di Asia Timur dan Asia Selatan, namun saat ini tanaman tersebut telah dibudidayakan di hampir semua Negara tropis dan sub tropis.
2. Sudut pandang bidang ekonomi, yaitu: “tanaman ini mempunyai begitu banyak manfaat antara lain beberapa produk makanan yang dibuat jeruk misalnya kulit buah untuk selai dan permen. Bunga, buah dan daun jeruk yang harum itu di ekstrak menjadi minyak atsiri.
2 Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang perkebunan dan ekonomi.
100
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu
membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmih menjadi solusi yang
baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Solusi yang diajukan, yaitu: “Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
1 Solusi yang diberikan penulis cukup kreatif namun, penggunaan kulit jeruk mandarin untuk dijadikan selai kurang efisien karena harga jeruk mandarin yng cukup mahal dan konsumsi masyarakat akan jeruk mandarin lebih sedikit dibandingkan dengan jeruk lokal.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya sendiri,
Data pengamatan tidak ditampilkan 0 Penulis tidak menampilkan data ataupun data yang di
101
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
disajikan secara menarik dan
informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara menarik.
tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan
dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk
tabel, grafik, kurva, dsb).
Tidak menampilkan data hasil penelitian. hanya terdapat dokumentasi prosedur pembuatan selai.
0 Tidak terdapat data penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat: 1. Mangkuk atau piring 2. Perasan jeruk 3. Sendok 4. Panci 5. Pisau 6. Kompor
Bahan: 1. 5 buah jeruk mandarin 2. Air 1 liter 3. Gula pasir 8 sendok makan
2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap, namun banyaknya perasan jeruk yang digunakan tidak dijelaskan.
102
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : GP
Judul Karya ilmiah : Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan (P3)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan
banyak solusi atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang ditulis yaitu “Banyak orang yang masih sedikit menggunakan idenya dari pelepah pisang, contohnya adalah tempat tisu yang terbuat dari pelepah pisang dan lainnya.”
0 Masalah yang dituliskan tidak jelas. Hanya memaparkan manfaat pisang.
103
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana kekuatan bangunan
tanpa menggunakan pelepah pisang?
2. Bagaimana kekuatan bangunan menggunakan pelepah pisang?
3. Berapakah beban yang dapat ditahan oleh bangunan yang menggunakan pelepah pisang?
2 Penulis menuliskan tiga rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pernyatan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Penulis meneliti pemanfaatan pelepah pisang untuk kekuatan bangunan, namun dalam latar belakang tidak dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan solusi dari suatu permasalahan karena hanya dituliskan bahwa pemanfaatan pelepah pisang masih minim.
0 Penjelasan permaslahan tidak jelas sehingga solusi permasalahan menjadi tidak logis.
104
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang
kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan adalah 1. Sudut pandang ekonomi, yaitu:
“Pisang memiliki banyak manfaat , bukan hanya dari kandungan vitamin, tetapi dari segi ekonomi, pisang sangat menguntungkan, karena dari pisang manusia bisa membuat banyak jenis makanan dan masih banyak lagi.”
2. Sudut pandang bidang konstruksi, yaitu: “Bangunan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, bangunanlah yang melindungi manusia dari semua bencana alam, contohnya adalah kita terhindar dari badai hujan dan masih banyak lagi bencana alam lainnya. Kini manusi menginnginkan bangunan yang kuat untuk melindungi manusia dari semua bencana alam yang datang bergantian.”
2
Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang ekonomi dan kosntruksi.
105
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru
dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi yang terdapat dalam karya ilmiah ini adalah penggunaan pelepah pisang bagi kekuatan bangunan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelepah pisang tidak bisa mengokohkan bangunan.
0 Ide pemecahan masalah belum ada sebelumnya namun, hasil pengamatan tidak mendukung ide yang dituliskan penulis sehingga ide yang diajukan tidak bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya sendiri,
disajikan secara menarik dan
informatif atau berhasil
mengaitkan fakta-fakta yang
ditemukan untuk memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil eksperimen ditampilkan menggunakan dokumentasi campuran adonan semen dengan pelepah pisang yang sudah kering dan hasil pengujian kekokohan menggunakan beban. Namun tidak ada penjelasan mengenai foto yang ditampilkan.
1 Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri namun penyajiannya tampak berantakan atau hanya sekedar menampilkan data.
106
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan,
atau situasi sehingga menjadi
lebih menarik.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Data ditampilkan menggunakan dokumentasi foto, namun tidak ada penjelasan / keterangan lebih lanjut mengenai foto tersebut.
1 Data ditampilkan kurang menarik dan kurang informatif.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat dan bahan: 1. Cetakan semen 2. Semen 11 kg 3. Sekop 4. Blender 5. Timbangan 6. Pelepah pisang 7. Benda berat
1
Air dan pisau tidak dituliskan dalam alat dan bahan, banyaknya pelepah pisang yang digunakan dan beratnya benda yang dijadikan indikator pengujian tidak dijelaskan lebih rinci.
107
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : DA
Judul Karya ilmiah : Pembuatan Nata de Tomato (P4)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang dituliskan: 1. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata
hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata.
2. Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain untuk mengolah tomat agar tahan lama.
2 Latar belakang karya ilmiah,
penulis menuliskan dua permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari
ataupun dalam bidang biologi.
108
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana proses pembuatan Nata de Tomato?
1
Penulis menuliskan satu rumusan masalah
yang relevan dengan latar
belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang
Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Alternatif solusi dari permasalahan yang dituliskan yaitu tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.
1 Penulis memberikan satu
pemecahan masalah yang cukup logis mengenai
permasalahan yang ada.
109
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
berbeda-beda. Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
Sudut pandang yang ada, yaitu: 1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Saat ini Nata de
coco banyak digemari oleh masyarakat sebagai minuman pelepas dahaga yang baik bagi pencernaan. Namun, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (Nata de coco).”
2. Sudut pandang pertanian, yaitu: “tomat merupakan jenis sayuran buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik konsumsi secara langsung, diolah sebagai salad, jus, maupun jenis olahan lainnya.”
3. Sudut pandang bioteknologi, yaitu: “tomat memiliki kelemahan yaitu mudah busuk. Salah satu alternatifnya yakni dengan melakukan fermentasi pada tomat menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga tomat dapat menjadi olahan makanan berupa nata.”
2 Penulis menjelaskan latar
belakang masalah dari tiga
sudut pandang kehidupan yaitu sudut pandang
ekonomi, pertanian dan bioteknologi.
110
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu
membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Ide yang dituliskan dalam karya ilmiah ini adalah alternatif pengolahan tomat dengan memfermentasikannya menggunakan Acetobacter xylinum untuk dijadikan Nata de Tomato.
1 Penulis memberikan
solusi yang persis sama dengan
yang sudah ada sebelumnya
namun cukup bermanfaat bagi
masyarakat. Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil pengamatan diperoleh melalui percobaan langsung membuat nata de tomato dan mengujikan nata de tomato pada tikus untuk meguji kelayakan makanan. Data disajikan menggunakan dokumentasi foto fermentasi, pengolahan menjadi nata hingga pengujian pada tikus. Namun, data tidak disajikan secara informatif karena tidak ada keterangan lebih lanjut mengani foto yang ditampilkan penulis.
2
Penulis menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri namun
disajikan kurang informatif tapi
tidak mengurangi inti dari data
yang ditemukannya
111
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan
dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Data ditampilkan dalam bentuk dokumentasi foto namun, kurang menjelaskan keseluruhan data yang didapatkan.
1 Data ditampilkan kurang menarik
dan kurang informatif.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat: 1. Panci 2. Saringan yang halus 3. Pisau 4. Baskom 5. Tatakan untuk memtotong 6. Blender 7. Wadah 8. Koran
Bahan 1. Stater Acetobacter xylinum 100 ml 2. Tomat 1 kg 3. Air 1 L 4. Gula 30 gram 5. Air cuka 20 ml 6. Pupuk ZA 30 gram
2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian cukup lengkap namun, jenis tomat yang
digunakan tidak dijelaskan
dengan rinci.
112
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : QH
Judul Karya ilmiah : Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat (P5)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan
banyak solusi atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan tidak dituliskan dengan jelas seperti: “dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapatkan terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.” Fakta permasalahan tidak dituliskan, kesenjangan antara teori dengan kehidupan sehari-hari juga tidak dijelaskan sehingga permasalahan menjadi samar.”
0 Latar belakang karya ilmiah, penulis tidak menuliskan
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari ataupun dalam bidang
biologi.
113
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana pengaruh pupuk
urea dan pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat?
1 Penulis menuliskan satu rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda-
beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
solusi dari permasalahan yang
ada.
Latar belakang hanya memaparkan pengertian pupuk urea dan pupuk kompos. Permasalahan tidak dituliskan dengan jelas sehingga solusi dari permasalahan pun menjadi tidak jelas.
0 Penulis tidak memberikan
solusi mengenai permasalahan
yang dituliskannya.
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Sudut pandang dalam bidang pertanian, yaitu: selama ini kita telah mengetahui berbagai macam jenis pupuk untuk tanaman, baik berupa pupuk organik maupun non-organik.
1 Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari satu sudut pandang kehidupan yaitu pertanian.
114
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru
dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Karya ilmiah yang dituliskan kurang menjadi solusi karena permasahan sesungguhnya tidak begitu dijelaskan.
0 Penulis tidak memberikan solusi bagi permasalahan yang ada atau solusi tidak bermanfaat.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya sendiri, disajikan
secara menarik dan informatif atau
berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara menarik.
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan pertumbuhan tanaman disajikan hampir tiap hari selama satu bulan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami.
3 Penulis menghasilkan data baru hasil temuannya sendiri dan disajikan dengan informatif.
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan
menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek,
Data ditampilkan sangat menarik
(dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Data ditampilkan dalam bentuk tabel pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat selama tiga puluh hari pada dua perlakuan yang berbeda.
3 Data ditampilkan cukup menarik yaitu disajikan dalam bentuk tabel yang cukup informatif.
Alat dan bahan yang Alat 1 Alat dan bahan
115
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik
digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam
karya ilmiah.
1. Sekop 2. Polybag 3. Neraca 4. Saringan
Bahan 1. Pupuk urea 2. Pupuk kompos 3. Tanah 4. Bibit bunga pukul empat 18
buah 5. air
yang digunakan dalam penelitian kurang lengkap karena penggaris tidak dicantumkan dalam alat penelitian pdahal penggaris sangat dibutuhkan untuk mengukur pertumbuhan tanaman dan bahan yang digunakan tidak rinci karena banyaknya pupuk urea dan pupuk kompos tidak dituliskan.
116
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : MF
Judul Karya ilmiah : Pembuatan Kompos Melalui Metode Komposter Kardus (P6)
Jenis Karya Ilmiah : Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang diangkat, yaitu “Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.”
1 Latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
117
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam beberapa rumusan yang relevan dengan latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana cara membuat kompos
melalui metode komposter kardus? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan
metode komposter kardus?
2
Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Solusi yang dituliskan untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
1
Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
118
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
berbeda-beda. Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagai sudut pandang
kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan dalam latar belakang yaitu: 1. Sudut pandang bidang lingkungan,
yaitu “Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 – 2 kilogram sampah. Contohnya, pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.”
2. Sudut pandang bidang bioremediasi, yaitu: “Penulis memilih membuat pupuk kompos dari bahan organik seperti sampah kering karena lebih mudah diolah dan didapatkan dibandingkan kotoran hewan. Penulis menggunakan sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.”
2 Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan seperti dari sudut pandang lingkungan dan bioremediasi.
119
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu
membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian.
Karya ilmih menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi yang dituliskan untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
1 Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat untuk mengurangi sampah yang ada di lingkungan karena mudah di aplikasikan.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya
sendiri, disajikan secara menarik dan informatif
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen sehingga memungkinkan data yang diperoleh adalah hasil temuannya sendiri, namun data hasil pengamatan tidak ditampilkan.
0 Penulis tidak menampilkan data sehingga pembaca kehilangan banyak informasi
120
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
atau berhasil mengaitkan fakta-
fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
mengenai metode komposter kardus.
4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan
dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Data tidak ditampilkan. 0 Data tidak ditampilkan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat dan Bahan: 1. Dua buah kotak kardus 2. Lakban 3. Kertas koran dua lembar 4. Kompos jadi atau dedaunan yang
membusuk dua sampai tiga kilogram
5. Dedak beras satu sampai dua kilogram
6. MOL (Mikroorganisme lokal) tapai
7. Sekop kecil
1
Banyaknya MOL yang digunakan dalam penelitian tidak dijelaskan. Sehingga bahan tidak rinci. Air juga tidak dimasukkan dalam bahan penelitian padahal air
121
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
8. Sarung tangan 9. Alat pengukur suhu
digunakan untuk mengatur kelambaban (disebutkan dalam cara membuat)
122
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : AW
Judul Karya ilmiah : Diet Mudah dengan Air Putih (NP1)
Jenis Karya Ilmiah : Non-Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa fakta permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang ditulis, yaitu “banyak orang melakukan diet dengan menyingkirkan makanan tertentu yang dianggap sebagai musuh diet. Padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi, sekalipun saat diet.”
1 Latar belakang karya ilmiah,
penulis menuliskan
satu permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari
ataupun dalam bidang biologi.
123
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam
beberapa rumusan yang relevan dengan
latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Bagaimanakah cara kerja air putih
dalam proses diet?
1 Penulis menuliskan
satu rumusan masalah yang
relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Solusi yang dituliskan dari permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan.
1 Penulis memberikan
satu pemecahan
masalah yang cukup logis mengenai
permasalahan yang ada.
124
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: 1. Sudut pandang ilmu gizi, yaitu:
“padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbngan nutrisi sekalipun saat diet. Baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air dan oksigen sangat penting artinya bagi tubuh.”
2. Sudut pandang bidang kesehatan, yaitu: “diet ini aman bahkan tergolong sehat untuk dilakukan oleh berbagai kalangan dari mulai remaja hingga orang dewasa karena diet ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.”
2 Penulis menjelaskan
latar belakang masalah terdiri dari dua sudut
pandang kehidupan yaitu sudut
pandang ilmu gizi dan
kesehatan.
Pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan
Pembahasan menjelaskan mengenai manfaat diet air bagi tubuh dan mekanisme air putih dalam mengatur metabolisme tubuh. Informasi dikaitkan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, namun data penelitian tidak dikaitkan dengan konsep lain.
0 Pembahasan tidak dikaitkan dengan konsep
lain.
125
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu
membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Solusi yang dituliskan dari permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman.
1 Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang
sudah ada sebelumnya
namun cukup bermanfaat
bagi masyarakat.
Karya ilmiah
menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara
menarik dan informatif atau
berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara menarik.
Penulis berhasil mengaitkan informasi dengan penelitian yang ada sebelumnya, walaupun tidak disertai data penelitian.
1 Penulis sekedar menjelaskan
keterkaitan air putih dengan metabolisme tubuh tanpa disertai data hasil kajian
pustaka.
126
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
4. Elaboration Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan
dan menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik
Data ditampilkan sangat menarik
(dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Tidak terdapat data hasil kajian pustaka. 0 Tidak terdapat data hasil
kajian pustaka.
Alat dan bahan atau prosedur yang
digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam
karya ilmiah.
Prosedur untuk diet air putih sangat sederhana, cukup minum dua gelas air putih sebelum makan.
2 Prosedur cukup jelas
namun, tidak dijelaskan perbedaan
konsumsi air putih untuk
berbagai tingkatan berat badan ataupun
usia.
127
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : MF
Judul Karya ilmiah : Manfaat Kemiri untuk Kesehatan Rambut (NP2)
Jenis Karya Ilmiah : Non-Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan
banyak solusi atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang dituliskan, yaitu: menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk menjaga kesehatan rambut yaitu menngunakan kemiri.
1 Pada latar belakang karya ilmiah, penulis menuliskan satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang biologi.
128
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam
beberapa rumusan yang relevan dengan
latar belakang masalah.
Rumusan masalah: 1. Apa saja kandungan yang ada di
dalam kemiri? 2. Kandungan apa yang ada
didalam kemiri yang dapat diamnfaatkan untuk meyehatkan rambut secara alami?
2 Penulis menuliskan dua rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang.
2. Flexibility Menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pernyatan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda-
beda.
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Solusi yang dituliskan untuk permasalahan perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
1 Penulis memberikan satu solusi yang cukup logis mengenai permasalahan yang ada.
129
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan: 1. Sudut pandang morfologi, yaitu:
“rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang berada di daerah kepala.”
2. Sudut pandang fashion, yaitu: “contohnya pada wanita, rambut pada dasrnya berfungsi untuk melindungi kulit kepala dari sinar matahari secara langsung selain itu juga rambut merupakan salah satu asset yang berharga, seperti untuk fashion dan trend zaman sekarang yang sampai menggunakan rambut sebagai objek untuk dijadikan bahan fashion.”
2 Penulis menjelaskan latar belakang masalah dari dua sudut pandang kehidupan yaitu secara morfologi dan fashion.
130
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru
dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Solusi yang dituliskan untuk permasalahan perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
1 Penulis memberikan solusi yang persis sama dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya sendiri, disajikan
secara menarik dan informatif atau
berhasil mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara menarik.
Permasalahan dipecahkan dengan menggunakan metode kajian pustaka yang memperoleh fakta dari sumber-sumber lain yang ada. Sehingga penulis hanya mengaitkan fakta-fakta tersebut untuk memecahkan sebuah permasalahan
0 Penulis tidak menampilkan data ataupun fakta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Penulis hanya menjelaskan informasi yang berasal dari sumber lain.
131
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan dan
menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Data ditampilkan sangat menarik
(dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Tidak terdapat data hasil kajian teori. 0 Tidak terdapat data hasil kajian teori, karya ilmiah hanya menampilkan informasi dari berbagi sumber pustaka.
Alat dan bahan atau prosedur kerja yang
digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam
karya ilmiah.
Prosedur penggunaan kemiri untuk kesehatan rambut tidak dijelaskan secara rinci, yaitu:
1. Ambil enam buah kemiri, tumbuk halus.
2. Tambahkan ar secukupnya dan dimasak sampai mengeluarkan minyak
3. Gosokkan minyak ke kulit kepala dan rambut sampai merata.
2 Prosedur cukup jelas namun, tidak secara rinci dijelaskan perbandingan antara air dan kemiri yang digunakan, tidak dijeaskan dengan rinci seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk kemiri menghasilkan minyak yang maksimal.
132
LEMBAR PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DALAM KARYA ILMIAH SISWA
Nama : MUF
Judul Karya ilmiah : Manfaat Daun Sirih untuk Menghilangkan Bau Badan (NP3)
Jenis Karya Ilmiah : Non-Percobaan
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator
Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
1. Fluency Mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, memberikan banyak solusi
atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan yang ditulis, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
1 Pada latar belakang karya ilmiah, penulis
menuliskan satu permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-
hari.
133
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator
Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
Rumusan masalah dituliskan dalam
beberapa rumusan yang relevan dengan latar
belakang masalah.
Rumusan masalah yang ditulis: 1. Zat apa saja yang terkandung
dalam daun sirih? 2. Bagaimana cara pemakaian
daun sirih untuk menghilangkan bau badan?
2 Penulis menuliskan dua
rumusan masalah yang relevan dengan latar
belakang. 2. Flexibility Menghasilkan
gagasan, jawaban, atau
pernyatan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah
Latar belakang masalah dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Solusi dari permasalahan yang dituliskan yakni mengunakan daun sirih sebagai penghilang bau badan.
1 Penulis memberikan satu solusi yang cukup
logis mengenai permasalahan yang
ada.
134
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator
Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Latar belakang masalah dituliskan
dalam berbagi sudut pandang
kehidupan.
Sudut pandang yang dituliskan, yaitu: Sudut pandang sosiologi, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
1 Penulis menjelaskan latar belakang masalah
dari satu sudut pandang kehidupan seperti dari sudut
pandang ilmu pengetahuan /
ekonomi / psikologi /
kesehatan / dsb.
135
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator
Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
3. Originality Menghasilkan gagasan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim
utuk mengungkapkan
gagasan, dan mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi dari permasalahan yang dituliskan yakni mengunakan daun sirih sebagai penghilang bau badan.
1 Penulis memberikan solusi yang persis sama
dengan yang sudah ada sebelumnya namun cukup
bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah menghasilkan data
baru hasil temuannya
sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil
mengaitkan fakta-fakta yang
ditemukan untuk memecahkan solusi secara
menarik.
Hasil kajian pustaka yang dilakukan tidak menghasilkan fakta baru karena tidak ada fakta-fakta yang dibandingkan untuk menghasilkan fakta baru. Solusi hanya bersumber dari informasi dari sumber rujukan.
0 Penulis tidak menampilkan data
/ fakta ataupun data yang di
tuliskan hanya berasal dari sumber lain.
136
NO Indikator Berpikir Kreatif
Definisi Indikator
Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah Gagasan dalam Karya Ilmiah Skor Keterangan
4. Elaboration Memperkaya dan mengembangkan
suatu gagasan dan
menambahkan atau memerinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Data ditampilkan sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik, kurva, dsb).
Tidak menampilkan data hasil kajian pustaka.
0 Tidak terdapat data hasil kajian
pustaka.
Alat dan bahan atau prosedur
yang digunakan dalam penelitian dituliskan sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat dan bahan: 1. Lima lembar daun sirih 2. Satu sendok makan kapur sirih 3. Alat penumbuk Prosedur yang digunakan untuk menghilangkan bau badan, yaitu: 1. ambil lima lembar daun sirih,
lalu tumbuk hingga merata. 2. Campurkan dengan air kapur
sirih, lalu diaduk sampai merata. 3. Oleskan ramuan yang sudah
tercampur ke bagian ketiak 4. Tunggu hingga 20 – 30 menit,
agar ramuan meresap. 5. Bersihkan badan mengguanakan
air. 6. Lakukan kegiatan tersebut secara
rutin dan teratur.
1 Air tidak dicantumkan
dalam alat dan bahan,
perbandingan bahan yang
digunakan tidak dijelaskan dan rutinitas dalam mengoleskan ke
ketiak tidak dijelaskan.
138
LAMPIRAN 6
LEMBAR GAGASAN DALAM KARYA ILMIAH SISWA BERDASARKAN TIAP INDIKATOR BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
1. INDIKATOR KELANCARAN
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 1 P1 Latar belakang
dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.
2. Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat
139
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 curang.
3. Masyarakat hanya mengetahui uji makanan mengandung boraks hanya dapat dilakukan dilab saja.
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Apa kandungan kunyit yang dapat mendeteksi boraks?
2. Bagaimana cara mengetahui makanan yang mengandung boraks?
2 P2 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar.
140
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Bagaimana cara mengolah kulit jeruk mandarin agar menjadi selai?
3 P3 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
“Banyak orang yang masih sedikit menggunakan idenya dari pelepah pisang, contohnya adalah tempat tisu yang terbuat dari pelepah pisang dan lainnya.”
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Bagaimana kekuatan bangunan tanpa menggunakan pelepah pisang?
2. Bagaimana kekuatan bangunan menggunakan
141
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 pelepah pisang?
3. Berapakah beban yang dapat ditahan oleh bangunan yang menggunakan pelepah pisang?
4 P4 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (nata de coco). Padahal faktanya banyak media lain yang digunakan sebagai nata.
2. Tomat merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun, tomat mudah busuk sehingga perlu alternatif lain
142
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 untuk mengolah tomat agar tahan lama.
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Bagaimana proses pembuatan Nata de Tomato?
5 P5 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapatkan terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Rumusan 1. Bagaimana
143
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
pengaruh pupuk urea dan pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat?
6 P6 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masalah sampah di Indonesia seringkali dibiarkan hingga menggunung dan menyebabkan banyak sekali masalah bagi kehidupan sehari-hari seperti banjir, bau dan penyakit. Menurut data, setiap harinya
144
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 hingga 2 kilogram sampah. Contohnya pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau satu candi borobudur setiap dua hari.
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Bagaimana cara membuat kompos melalui metode komposter kardus?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode komposter kardus?
7 NP1 Latar belakang 1. banyak orang
145
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
melakukan diet dengan menyingkirkan makanan tertentu yang dianggap sebagai musuh diet. Padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi, sekalipun saat diet.”
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Bagaimanakah cara kerja air putih dalam proses diet?
8 NP2 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
menjaga kesehatan rambut membutuhkan biaya besar, padahal ada cara alami untuk
146
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 sehari-hari. menjaga kesehatan
rambut yaitu menggunakan kemiri.
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Apa saja kandungan yang ada di dalam kemiri?
2. Kandungan apa yang ada didalam kemiri yang dapat dimanfaatkan untuk meyehatkan rambut secara alami?
9 NP3 Latar belakang dituliskan beberapa
permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan
147
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisir bau badan yang ditimbulkan oleh keringat
148
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3 yang keluar dari tubuh kita.”
Rumusan masalah
dituliskan dalam beberapa
rumusan yang relevan dengan latar belakang
masalah.
1. Zat apa saja yang terkandung dalam daun sirih?
2. Bagaimana cara pemakaian daun sirih untuk menghilangkan bau badan?
149
2. INDIKATOR KELUWESAN
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
1 P1 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
“Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna alami dan sebagai bahan untuk jamu, sekarang juga dapat dimanfaatkan untuk menguji ada atau tidaknya boraks dalam suatu makanan dngan cara uji yang sederhana.”
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang demografi, yaitu: “Jumah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu
150
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
meningkat dari tahun ke tahun.”
2. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “ seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. Dengan tujuan mendapatkan untung yang lebih besar, produsen akan memberikan suatu bahan
151
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.”
3. Sudut pandang kesehatan, yaitu: “jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang dapat mengancam
152
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
keseimbangan tubuh manusia.”
4. Sudut pandang kimia, yaitu: “boraks merupakan bahan yng dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.” Dan
153
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
“kunyit merupakan bahan pewarna alami untuk makanan dan menjadi bahan untuk pembuatan jamu.”
2 P2 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
“Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang bidang perkebunan, yaitu: tanaman jeruk ini semula hanya berupa vegetasi alami yang
154
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
menempati areal yang cukup jelas di Asia Timur dan Asia Selatan, namun saat ini tanaman tersebut telah dibudidayakan di hampir semua Negara tropis dan sub tropis.
2. Sudut pandang bidang ekonomi, yaitu: “tanaman ini mempunyai begitu banyak manfaat antara lain beberapa produk makanan yang dibuat jeruk misalnya kulit buah untuk selai dan permen. Bunga, buah dan daun jeruk yang harum itu di ekstrak
155
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
menjadi minyak atsiri.
3 P3 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Pemanfaatan pelepah pisang masih minim.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Pisang memiliki banyak manfaat , bukan hanya dari kandungan vitamin, tetapi dari segi ekonomi, pisang sangat menguntungkan, karena dari pisang manusia bisa membuat banyak jenis makanan dan masih banyak lagi.”
2. Sudut pandang
156
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
bidang konstruksi, yaitu: “Bangunan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, bangunanlah yang melindungi manusia dari semua bencana alam, contohnya adalah kita terhindar dari badai hujan dan masih banyak lagi bencana alam lainnya. Kini manusi menginnginkan bangunan yang kuat untuk melindungi manusia dari semua bencana alam yang datang bergantian.”
4 P4 Latar belakang masalah
dituliskan
Tomat yang biasa diolah menjadi salad dan jus ternyata
157
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
beberapa alternatif
pemecahan masalah.
dapat diolah dengan cara memfermentasikan tomat menggunakan Acetobacter xylinum, sehingga tomat menjadi olahan makanan berupa nata.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang ekonomi, yaitu: “Saat ini Nata de coco banyak digemari oleh masyarakat sebagai minuman pelepas dahaga yang baik bagi pencernaan. Namun, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa nata hanya bisa diolah dari air kelapa (Nata de coco).”
158
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
2. Sudut pandang pertanian, yaitu: “tomat merupakan jenis sayuran buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik konsumsi secara langsung, diolah sebagai salad, jus, maupun jenis olahan lainnya.”
3. Sudut pandang bioteknologi, yaitu: “tomat memiliki kelemahan yaitu mudah busuk. Salah satu alternatifnya yakni dengan melakukan fermentasi pada tomat menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga tomat dapat menjadi
159
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
olahan makanan berupa nata.”
5 P5 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa
alternatif solusi dari
permasalahan yang ada.
Latar belakang hanya memaparkan pengertian pupuk urea dan pupuk kompos.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagi sudut
pandang kehidupan.
Sudut pandang dalam bidang pertanian, yaitu: selama ini kita telah mengetahui berbagai macam jenis pupuk untuk tanaman, baik berupa pupuk organik maupun non-organik.
6 P6 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa
Untuk mengurangi sampah adalah menggunakan metode komposter
160
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
alternatif pemecahan masalah.
kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagai sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang bidang lingkungan, yaitu “Menurut data, setiap harinya seorang manusia akan menghasilkan rata-rata 1,5 – 2 kilogram sampah. Contohnya, pada tahun 2012 volume sampah di Jakarta mencapai 6500 ton dalam sehari atau
161
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
satu candi borobudur setiap dua hari.” Sudut pandang bidang bioremediasi, yaitu: “Penulis memilih membuat pupuk kompos dari bahan organik seperti sampah kering karena lebih mudah diolah dan didapatkan dibandingkan kotoran hewan. Penulis menggunakan sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.”
7 NP1 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa
Permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini
162
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
alternatif pemecahan masalah.
dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagai sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang ilmu gizi, yaitu: “padahal tubuh tetap membutuhkan keseimbangan nutrisi sekalipun saat diet. Baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air dan oksigen sangat penting artinya bagi tubuh.”
2. Sudut pandang bidang kesehatan, yaitu: “diet ini aman bahkan tergolong sehat untuk dilakukan oleh berbagai kalangan dari mulai remaja hingga orang
163
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
dewasa karena diet ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.”
8 NP2 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
Latar belakang masalah
dituliskan dalam berbagai sudut
pandang kehidupan.
1. Sudut pandang morfologi, yaitu: “rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang berada di daerah kepala.”
2. Sudut pandang fashion, yaitu: “contohnya pada wanita, rambut pada dasarnya berfungsi
164
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
untuk melindungi kulit kepala dari sinar matahari secara langsung selain itu juga rambut merupakan salah satu asset yang berharga, seperti untuk fashion dan trend zaman sekarang yang sampai menggunakan rambut sebagai objek untuk dijadikan bahan fashion.”
9 NP3 Latar belakang masalah
dituliskan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
Daun sirih sebagai penghilang bau badan.
Latar belakang 1. Sudut pandang
165
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
masalah dituliskan dalam berbagai sudut
pandang kehidupan.
sosiologi, yaitu: “sebagai makhluk sosial, kita pasti akan melakukan pergaulan, bersosialisasi, bersama teman kerabat kita, dimanapun kita berada, dan apabila kita sedang besosialisasi dan lupa akan bau badan kita yang mengganggu, pastinya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada diri kita sendiri, untuk itu, kita perlu membeli dan memakai
166
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
deodorant untuk menghilangkan bau badan, setidaknya kita meminimalisisr bau badan yang ditimbulkan oleh keringat yang keluar dari tubuh kita.”
167
3. INDIKATOR KEASLIAN
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
1 P1 Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Mengetahui kandungan boraks secara sederhana karena kunyit dapat dengan mudah didapatkan dirumah.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil pengamatan didapatkan dengan percobaan, sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dipecahkan dan disajikan menggunakan tabel hasil pengamatan yang cukup informatif.
2 P2 Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
“Biasanya kulit jeruk hanya dibuang saja, padahal sebenarnya
168
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
bermanfaat bagi masyarakat.
kulit jeruk mempunyai potensi yang sangat besar. Salah satunya dapat dijadikan bahan dasar selai yang sehat dan bergizi.”
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data pengamatan tidak ditampilkan
3 P3 Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi
Penggunaan pelepah pisang bagi kekuatan bangunan, namun
169
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
masyarakat. hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelepah pisang tidak bisa mengokohkan bangunan.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil eksperimen ditampilkan menggunakan dokumentasi campuran adonan semen dengan pelepah pisang yang sudah kering dan hasil pengujian kekokohan menggunakan beban. Namun tidak ada penjelasan mengenai foto yang ditampilkan.
4 P4 Karya ilmiah Alternatif pengolahan
170
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
tomat dengan memfermentasikannya menggunakan Acetobacter xylinum untuk dijadikan Nata de Tomato.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil pengamatan diperoleh melalui percobaan langsung membuat nata de tomato dan mengujikan nata de tomato pada tikus untuk meguji kelayakan makanan. Data disajikan menggunakan dokumentasi foto fermentasi, pengolahan menjadi nata hingga pengujian pada tikus. Namun, data tidak disajikan secara informatif karena tidak ada
171
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
keterangan lebih lanjut mengani foto yang ditampilkan penulis.
5 P5 Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Karya ilmiah yang dituliskan kurang menjadi solusi karena permasalahan sesungguhnya tidak begitu dijelaskan.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan pertumbuhan tanaman disajikan hampir tiap hari selama satu bulan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami.
6 P6 Karya ilmiah untuk mengurangi
172
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
sampah adalah menggunakan metode komposter kardus, karena pada beberapa metode pembuatan kompos masih ditemukan kekurangan seperti mahalnya bahan atau bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat kompos melalui metode komposter kardus.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen sehingga memungkinkan data yang diperoleh adalah hasil temuannya sendiri, namun
173
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
ditemukan untuk memecahkan solusi secara
menarik.
data hasil pengamatan tidak ditampilkan.
7 NP1 Karya ilmiah menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Solusi permasalahan diet adalah menggunakan metode diet air putih karena diet ini dikenal sebagai diet terbaik menurut beberapa ilmuwan. Selain itu, diet air putih juga tergolong diet yang mudah, murah dan aman.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
Penulis berhasil mengaitkan informasi dengan penelitian yang ada sebelumnya, walaupun tidak disertai data penelitian.
174
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik. 8 NP2 Karya ilmiah
menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
perawatan rambut secara alami adalah menggunakan minyak kemiri.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Permasalahan dipecahkan dengan menggunakan metode kajian pustaka yang memperoleh fakta dari sumber-sumber lain yang ada. Sehingga penulis hanya mengaitkan fakta-fakta tersebut untuk memecahkan sebuah
175
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya
Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
permasalahan 9 NP3 Karya ilmiah
menjadi solusi yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.
daun sirih sebagai penghilang bau badan.
Karya ilmiah menghasilkan data baru hasil
temuannya sendiri, disajikan secara menarik dan informatif atau berhasil mengaitkan
fakta-fakta yang ditemukan untuk
memecahkan solusi secara
menarik.
Hasil kajian pustaka yang dilakukan tidak menghasilkan fakta baru karena tidak ada fakta-fakta yang dibandingkan untuk menghasilkan fakta baru. Solusi hanya bersumber dari informasi dari sumber rujukan.
176
4. INDIKATOR KETERPERINCIAN
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
1 P1 Data ditampilkan
sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Bahan-bahan
Warna sebelum ditetesi kunyit
Warna sesudah ditetesi kunyit
Keterangan
Kerupuk gendar
Coklat mudah
Coklat kemerahan
Positif mengandung
boraks Kerupuk
tempe Coklat muda
Coklat tua Positif mengandung
boraks Kerupuk
ikan SHS
Putih Coklat muda
Positif mengandung
boraks Sosis siap
makan kimbo
Coklat muda
Coklat muda
Tidak mengandung
boraks
Sosis siap
makan daling
Coklat muda
Mendekati coklat tua
Positif mengandung
boraks
Tahu china
pasaran
Putih Kuning Tidak mengandung
boraks Tahu china
rumahan
Putih Kuning Tidak mengandung
boraks Mie
basah Kuning Coklat tua Positif
mengandung
177
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
pasar boraks Ketupat
pasar Putih Kuning tua Tidak
mengandung boraks
Bleng Oranye Coklat kemerahan
Positif mengandung
boraks
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat-alat: 1. Pipet ukur 2. Cobek 3. Belender 4. Piring / mangkok
sebagai wadah 5. Sendok
Bahan-bahan: 1. Kunyit yang telah
diekstrak 2. Mie basah pasar 3. Kerupuk gendar 4. Sosis siap makan
daling 5. Kerupuk tempe 6. Kerupuk warung
ikan SHS 7. Ketupat pasar
178
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
8. Tahu cina rumahan
9. Bleng 10. Sosis siap makan
kimbo 11. Tahu china pasar
2 P2 Data ditampilkan
sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Tidak menampilkan data hasil penelitian. hanya terdapat dokumentasi prosedur pembuatan selai.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci
Alat: 1. Mangkuk atau
piring 2. Perasan jeruk 3. Sendok 4. Panci 5. Pisau
179
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
dalam karya
ilmiah.
6. Kompor Bahan:
1. 5 buah jeruk mandarin
2. Air 1 liter 3. Gula pasir 8
sendok makan 3 P3 Data
ditampilkan sangat
menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Data ditampilkan menggunakan dokumentasi foto, namun tidak ada penjelasan / keterangan lebih lanjut mengenai foto tersebut.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian
Alat dan bahan: 1. Cetakan
semen 2. Semen 11 kg 3. Sekop
180
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
dituliskan sangat rinci
dalam karya
ilmiah.
4. Blender 5. Timbangan 6. Pelepah pisang 7. Benda berat
4 P4 Data ditampilkan
sangat menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Data ditampilkan dalam bentuk dokumentasi foto namun, kurang menjelaskan keseluruhan data yang didapatkan.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
Alat: 1. Panci 2. Saringan yang
halus 3. Pisau 4. Baskom 5. Tatakan untuk
memtotong 6. Blender
181
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
ilmiah. 7. Wadah 8. Koran
Bahan 1. Stater
Acetobacter xylinum 100 ml
2. Tomat 1 kg 3. Air 1 L 4. Gula 30 gram 5. Air cuka 20 ml 6. Pupuk ZA 30
gram 5 P5 Data
ditampilkan sangat
menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Data ditampilkan dalam bentuk tabel pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul empat selama tiga puluh hari pada dua perlakuan yang berbeda.
Alat dan bahan yang
Alat 1. Sekop
182
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
digunakan dalam
penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
2. Polybag 3. Neraca 4. Saringan
Bahan 1. Pupuk urea 2. Pupuk
kompos 3. Tanah 4. Bibit bunga
pukul empat 18 buah
5. air 6 P6 Data
ditampilkan sangat
menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
Data tidak ditampilkan.
Alat dan bahan yang
Alat dan Bahan: 1. Dua buah
183
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
digunakan dalam
penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
kotak kardus 2. Lakban 3. Kertas koran
dua lembar 4. Kompos jadi
atau dedaunan yang membusuk dua sampai tiga kilogram
5. Dedak beras satu sampai dua kilogram
6. MOL (Mikroorganisme lokal) tapai
7. Sekop kecil 8. Sarung tangan 9. Alat pengukur
suhu 7 NP1 Data
ditampilkan sangat
Tidak terdapat data hasil kajian
184
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
menarik (dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
pustaka.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Prosedur untuk diet air putih sangat sederhana, cukup minum dua gelas air putih sebelum makan.
8 NP1 Data ditampilkan
sangat menarik (dalam bentuk tabel,
Tidak terdapat data hasil kajian teori.
185
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
grafik, kurva, dsb).
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Prosedur penggunaan kemiri untuk kesehatan rambut tidak dijelaskan secara rinci, yaitu: 1. Ambil enam buah
kemiri, tumbuk halus.
2. Tambahkan ar secukupnya dan dimasak sampai mengeluarkan minyak
3. Gosokkan minyak ke kulit kepala dan rambut sampai merata.
9 NP3 Data ditampilkan
sangat menarik
Tidak menampilkan data hasil kajian
186
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
(dalam bentuk tabel, grafik,
kurva, dsb).
pustaka.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian dituliskan
sangat rinci dalam karya
ilmiah.
Alat dan bahan: 1. Lima lembar daun
sirih 2. Satu sendok
makan kapur sirih 3. Alat penumbuk Prosedur yang digunakan untuk menghilangkan bau badan, yaitu: 1. ambil lima lembar
daun sirih, lalu tumbuk hingga merata.
2. Campurkan dengan air kapur sirih, lalu diaduk sampai merata.
187
No Karya Ilmiah
Berpikir Kreatif dalam Karya Ilmiah
Skor tiap Gagasan
0 1 2 3
3. Oleskan ramuan yang sudah tercampur ke bagian ketiak
4. Tunggu hingga 20 – 30 menit, agar ramuan meresap.
5. Bersihkan badan mengguanakan air.
6. Lakukan kegiatan tersebut secara rutin dan teratur.
188
LAMPIRAN 7
LEMBAR WAWANCARA
1. Sejak kapan penugasan pembuatan karya ilmiah ini dilakukan?
Jawab : sudah tahun kelima karya ilmiah ini setiap tahun ditugaskan pada
siswa kelas XI di sekolah ini
2. Apa tujuan penulisan karya ilmiah di SMAIT Nururrahman? Adakah
hubungannya dengan visi misi sekolah?
Jawab : karya ilmiah ini ditugaskan kepada siswa karna memang ini yang
menjadi ciri khas dari SMAIT Nururrahman dan kami menginginkan lulusan
SMAIT Nururrahman menjadi lulusan yang sudah mengenal tulis menulis
dan menjadi modal bagi siswa untuk menulis di bangku kuliah. Tujuan
tersebut seiring dengan salah satu misi dari sekolah ini yang ingin
mewujudkan generasi yang memiliki kecakapan penalaran ilmiah dan ha
tersebut diwujudkan dengan karya ilmiah tersebut.
3. Bagaimana dengan minat menulis siswa di SMAIT Nururrahman? Apakah
tergolong sangat rendah?
Jawab : memang hanya sedikit anakyang berminat dalam tulis menulis,
mungkin memang tidak dalam dunia tulis menulis ilmiah. Namun tidak
semua anak tidak senang menulis. Ada sekitar 80% anak yang minat
menulisnya rendah. Oleh karna itu, kami ingin menurunkan persentase
tersebut dan meningkatkan minat menulis siswa dalam menulis ilmiah.
4. Apakah harapan sekolah terhadap tujuan pembuatan karya ilmiah tersebut
sudah terpenuhi?
Jawab : sejauh ini kami memantau para alumni dan tak sedikit anak yang
merasa beruntung karena sudah pernah menulis karya ilmiah di SMA. Hal
189
tersebut karena memang tugas kuliah yang menuntut siswa untuk lebih aktif
menulis berbagai karya ilmiah mulai dari makalah hingga skripsi.
5. Sejauh ini adakah karya ilmiah yang menghasilkan ide baru? Berapa
presentasenya?
Jawab : sejauh ini belum ada penelitian ataupun tindak lanjut untuk
mengetahui hal tersebut. Namun belum ada karya ilmiah yang benar-benar
dari ide siswa sendiri. rata-rata karya ilmiah yang ditulis siswa berasal dari
modifikasi ide yang sudah ada. Namun hal tersebut sudah cukup menjadi
modal untuk menulis karya ilmiah. Pihak guru juga membantu penelitian
yang mereka lakukan.
6. Apa jenis karya ilmiah yang dibuat oleh siswa?
Jawab : ada karya ilmiah yang berjenis eksperimen atau penelitian
langsung dan ada yang berjenis studi pustaka.
7. Adakah ketentuan ataupun pedoman khusus yang diberikan kepada siwa
untuk penulisan karya ilmiah?
Jawab : kalau untuk pedoman khusus memang belum ada, namun pihak
guru memberikan sistematika karya ilmiah untuk dijadikan patokan dan
pihak guru membimbing dalam hal penulisan karya ilmiah tersebut.
8. Dari manakah sekolah mendapatkan pedoman tersebut? Dari sumber lain
ataukah berdasarkan kesepakatan sekolah?
Jawab : sifatnya bukan pedoman namun, memang ada beberapa sumber
yang menjadi rujukan sekolah dalam menyusun sistematika dan hal tersebut
juga berdasarkan kesepakatan pihak sekolah.
9. Apakah dalam pembuatan karya ilmiah siswa diberikan bimbingan oleh guru?
Seperti apa bimbingan yang diberikan?
190
Jawab : iya, kami memberikan bimbingan kepada siswa karena memang
siswa masih awam dengan karya ilmiah oleh karna itu guru pembimbing
dibutuhkan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan penelitian ataupun
menulis dan menyusun karya ilmiah. Bimbingan diberikan guru dari semester
satu kelas XI hingga semester 2. Pada awalnya, siswa menentukan sendiri
masalah yang akan diteliti. Sebagian besar anak cukup kesulitan menemukan
masalah yang ingin dikaji. Namun, peran guru diuji dalam hal tersebut untuk
merangsang anak berpikir kontekstual. Hingga akhirnya siswa melakukan
pengamatan sendiri dirumah ataupun dilaboratorium sekolah untuk
memecahkan masalah yang ditelitinya. Namun, memang masih ada siswa
yang baru memanfaatkan hal tersebut di semester dua ketika deadline
semakin dekat.
10. Setelah karya ilmiah tersebut selesai adakah tindak lanjut dari pihak sekolah
untuk mempublikasikan karya ilmiah?
Jawab : belum ada tindak lanjut dari pihak sekolah untuk
mempubilkasikan karya ilmiah, karena memang belum diarahkan untuk
dipublikasikan.
11. Jika diamati apakah siswa mampu mengikuti penugasan tersebut? Adakah
sanksi yang diberikan jika siswa tersebut tidak membuat karya ilmiah?
Jawab : sejauh ini semua siswa mengikuti dengan baik karena memang
karya ilmiah tersebut menjadi syarat kenaikan kelas XII dan akhir dari tugas
ini diadakan persentase karya ilmiah yang telah dibuatnya didepan para guru
penguji. Sehingga akan terlihat siswa yang benar-benar serius dalam
membuat karya ilmiah atau hanya sekedar memenuhi tugas sekolah.
12. Sejauh ini apakah sudah ada penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam penulisan karya ilmiah?
Jawab : memang belum ada penelitian hal tersebut disekolah kami.
LAMPIRAN 8
Kelancaran Keluwesan Keaslian KeterperincianValidator 1 67% 44% 67% 83%Validator 2 67% 44% 67% 83%Validator 3 67% 44% 67% 83%Validator 4 67% 44% 67% 83%Validator 5 67% 44% 83% 83%
Mean 67% 44% 70% 83%Kategori Baik Cukup Baik Sangat Baik
Validator 1 33% 33% 17% 33%Validator 2 33% 33% 17% 33%Validator 3 33% 33% 17% 33%Validator 4 33% 33% 17% 33%Validator 5 33% 33% 50% 33%
Mean 33% 33% 23% 33%Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
Validator 1 33% 22% 17% 33%Validator 2 33% 22% 17% 33%Validator 3 33% 22% 17% 33%Validator 4 33% 22% 17% 33%Validator 5 33% 22% 17% 33%
Mean 33% 22% 17% 33%Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
Judul
Pemanfaatan Kulit Jeruk Mandarin sebagai Bahan Dasar Pembuatan Selai (P2)
Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan menggunakan Kunyit (P1)1
2
Pemanfaatan Pelepah Pisang bagi Kekuatan Bangunan (P3)3
REKAPITULASI PERSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM SETIAP KARYA ILMIAH JENIS PERCOBAAN
Validator Indikator Berpikir KreatifNo
Validator 1 50% 44% 50% 50%Validator 2 50% 44% 50% 50%Validator 3 50% 44% 50% 50%Validator 4 50% 44% 50% 50%Validator 5 50% 44% 50% 50%
Mean 50% 44% 50% 50%Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup
Validator 1 17% 11% 50% 67%Validator 2 17% 11% 50% 67%Validator 3 17% 11% 50% 67%Validator 4 17% 11% 50% 67%Validator 5 17% 11% 50% 67%
Mean 17% 11% 50% 67%Kategori Sangat Kurang Sangat
Kurang Cukup BaikValidator 1 50% 33% 17% 17%Validator 2 50% 33% 17% 17%Validator 3 50% 33% 17% 17%Validator 4 50% 33% 17% 17%Validator 5 50% 33% 33% 17%
Mean 50% 33% 20% 17%Kategori Cukup Kurang Kurang Kurang
Ket: Va1idator 1 : Dosen Pembimbing 1Va1idator 2 : Dosen Pembimbing 2Va1idator 3 : Dosen Ahli 1Va1idator 4 : Dosen Ahli 2Va1idator 5 : Guru Bidang Studi Biologi SMAIT Nururrahman
Pembuatan Kompos melalui Metode Komposter Kardus (P6)6
4 Pembuatan Nata de Tomato (P4)
Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Pukul Empat (P5)5
LAMPIRAN 9
Kelancaran Keluwesan Keaslian KeterperincianValidator 1 33% 44% 33% 33%Validator 2 33% 44% 33% 33%Validator 3 33% 44% 33% 33%Validator 4 33% 44% 33% 33%Validator 5 67% 44% 50% 0%
Mean 40% 44% 37% 27%Kategori Kurang Cukup Kurang Kurang
Validator 1 50% 33% 17% 33%Validator 2 50% 33% 17% 33%Validator 3 50% 33% 17% 33%Validator 4 50% 33% 17% 33%Validator 5 67% 33% 33% 50%
Mean 53% 33% 20% 37%Kategori Cukup Cukup Kurang Kurang
Validator 1 50% 33% 17% 17%Validator 2 50% 33% 17% 17%Validator 3 50% 33% 17% 17%Validator 4 50% 33% 17% 17%Validator 5 67% 33% 33% 50%
Mean 53% 33% 20% 23%Kategori Cukup Kurang Kurang Kurang
KARYA ILMIAH JENIS NON-PERCOBAAN
1
REKAPITULASI PERSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM SETIAP
Manfaat Daun Sirih untuk Menghilangkan Bau Badan (NP3)
3
Manfaat Kemiri Bagi Kesehatan Rambut (NP2)
2
No Judul Validator Indikator Berpikir Kreatif
Diet Mudah dengan Air Putih (NP1)
Lamp iran
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Ade F aridah
NIM : 1111016100074
: FITK!IPA-Biologi Fak/Jur
Judul Skripsi : Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Penulisan
Karya Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Biologi
Pembimbing ke-1
Pembimbing ke-2
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
: Buchori Muslim, M.Pd
No BABIPENDAHULUAN
1 lndra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 44-45
2 Richard Florida, Charlotta Mellander dan Karen King, Global Creativity Index, (Toronto: Martin Pros eri Institute, 20 15), h.53-57
3 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebuda aan, 2013), h.8-9
4 Indra Sunito, Op. Cit., h.49
5 Asep Sapa'at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Dalam Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung: Universistas Pendidkan Indonesia, 2014), h. 11
6 Tribana, "Arti Menulis bagi Seorang Remaja", Bali Post, Bali, 9 November 2008, http://www.balipost.eo.id/mediadet ail. h ?module=detailberitamin u
Pembimbin 2
&kid=13&id=7278 7 Anas Ahmadi, Psikologi Menu/is,
(Y ogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 9
8 Lampiran 7 Lembar Wawancara
9 Anas Ahmadi,Op.Cit., h.ll
10 Mahmudah Fitiyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Ciputat: FITK Press, 2010), h. 151
11 A vip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis 1/miah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 26
12 Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 116-123
13 Tibana, Loc. Cit.
14 Sandra K. Abell, Cara Menu/is Sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho, (Jakarta: PT Indeks, 2014 , h.1
BAB II DESKRIPSI TEORI, No KERANGKA PIKIR, DAN
1
2
3
4
HIPOTESIS
Wowo Sunaryo Kuswono, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011 ), h.3
Edward de Bono, Revolusi Berpikir, Terj. dari Teach Your Child How to Thinko1eh Ida Sitompu1 dan Fahmy Y amani, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), h.23
David A. Sousa, Bagaimana Otak Be/ajar Edisi Keempat, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 291
Edward de Bono, Op. Cit., h. 78-80
162
Paraf
Pembimbing 1 Pembimbing 2
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.37
Ni Luh Putu Marlinda, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa, Tesis, (Bali: Universitas Pendidikan Ganesha,2012), h.7 Kyung Hee Kim, Creativity, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h.117
Potur, A. A. & 0. Barkul, 2009, Gender and Creative Thinking in Education: A theoretical and Experimental overview, Journal, 6 (2), h.44. Robert, Otto dan Kimberly, Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 445
David M. Pegram, "What if?" Teaching Reasearch and CreativeThinking Skills trhough Proposal Writing, The English Journal, 2006, h. 20-21.
Kyung Hee Kim, Op. Cit., h. 79
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah, (Jakarta: PT grasindo, 1999), h. 88-91 Ai Girl Tan, Creativity for Teachers, (Singapore: World Scientific Publishing, 2007), h. Xxxix- xl Utami Munandar, Pengembangan
14 Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 50
163
Ahmad Susanto, Perkembangan 15 Anak Usia Dini, (Jakarta:
Kencana), 2011, h. 119
16 Ibid., h.120
17 Y eni Rachamawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana,2010), h. 27
18 Erizal Ramadhan, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 1
Suyanto, dan Asep Jihad, Cara
19 Cepat Be/ajar Menu/is Karya Ilmiah, (Y ogyakarta: Multi Presindo, 2014), h. 34
Rameli Agam, Menulis Karya 20 Ilmiah, (Y ogyakarta: Familia,
21
22
23
2009),h. 7-8
Suherli Kusmanta, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.l6
Rameli Agam, Op.Cit., h. 16
Suyanto, dan Asep Jihad, Op. Cit .. , h. 44-47
A vip Saefullah, Prinsip Dasar
24 Penyusunan dan Penulisan Karya Tu/is llmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015), h. 18
25 Ibid., h.18-19
164
26 Rameli Agam, Op. Cit., h. 133-134
Henry Guntur Tarigan, Menu/is
27 Sebagai Suatu Keterampi/an Berbahasa, (Bandung: PT
28
Angkasa, 2008), h.3 Jodi Wheeler-Toppen, Cara Menulis sains, Terj. dari Science the Write Way oleh Adi Nugroho (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.l
29 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h.4 <J"
30 Rameli Agam, Op.Cit., h. 114 r 31
32
33
34
A vip Saefullah, Op. Cit., h. 49
Jbid.,h. 48
Ibid., h.47
Suyanto dan Asep Jihad, Op.Cit., h. 53
Ni Putu Intan Apsari dan Cok Laksmi Pradna Paramita, Evaluasi Pemanfaatan Fitoplankton Melosira sp., Nitzchia sp., dan Navicula sp.,
3 5 Di Perairan Bali dan Lombok Sebagai Sumber Antibiotika, Karya Tulis llmiah LIP!, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2015), h.1-38 Tri Nova, Rochmad dan Ani Rusilowati, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi
36 Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assessment untuk Materi Segiempat kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati, Procidin , ISBN : 978-979-16353-
165
8-7 (Semarang: Universitas Negeri Semaran ,2012), h.95 Ni Luh Putu Marlinda, Op. Cit., h.
37 8
38
39
40
No
1
2
3
4
Baiq Fatmawati, Nuryani Y. Rustaman, Sri Redjeki, Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep Fermentasi, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, h.311-316 Asep Sapa'at, Menumbuhkembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Mengengah dalam Penulisan Karya Ilmiah (Studi Deskriptif dilakukan pada Kegiatan Pembuatan Karya Ilmiah Siswa SMART Ekslensia Indonesia), Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol.4 No.1, Mei 2014, h. 11 Ahmad Rofi'udin, Faktor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, (Malang: Universitas Negeri Malan , 2003), h.l72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.l 08
Ibid., h.109
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h.242
Ibid., h. 59
166
Paraf Pembimbin 1 2
5
6
7
8
9
10
11
Briana Eileen Timmerman, Development of A 'Universal' Rubric for Assessing Undergraduates' Scientific Reasoning Skills using Scientific Writing, Journal, (Columbia: University of South Carolina, 2010), h. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 148
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineka Cipta, 2012), h.192
Rameli Agam, Menulis Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h. 15
Sugiyono, Op. Cit., h. 198
Eko Putro Widoyoko, Hasil Be/ajar di (Y ogyakarta: Pustaka 2014), h.172
Penilaian Sekolah, Belajar,
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 229
12 Ibid
13 Sugiyono, Op.Cit., h.334
14 Ibid, h.338
15
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pemhe/ajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 102
167
16 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta), h.41
11' Sugiyono, Op.Cit., h. 341
No
1
2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 192
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.41
Lampiran 8 Tabel Pencapaian 3 Kemampuan Berpikir Kreatif tiap
Karya Ilmiah Eksperimen
4
5
6
7
8
9
Lampiran 9 Tabel Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Karya Ilmiah Jenis NonEksperimen.
Utami Munandar, Loc. Cit.
Indra Sunito,dkk., Metaphorming Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 59
Hari Santoso, Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pustakawan dalam Penulisan Karya Ilmiah, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2015), h.7
Rameli Agam, Menu/is Karya Ilmiah, (Y ogyakarta: Familia Pustaka Keluarga, 2009), h. 94
Hari Santo so, Loc. Cit
168
Paraf Pembimbin 1 2
10
11
12
13
14
15
16
Laksmi Kusuma Wardani, Berpikir Kritis Kreatif, (Surabaya: Universitas Kristen Petra, 2003), h.105
Tatag Yuli Siswono, Level of Student's Creative Thinking in Classroom Mathematics, Journal of Educational Research and Review, vol.6, 2011, h. 549
Ibid.
Ahmad Rofi'udin, Fak.tor Kreativitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Bahasa dan Seni Universitas Negeri Malang, 2003, h.l92
Henry Guntur Tarigan, Menu/is Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: PT Angkasa, 2008), h.3
Lampiran 7 Lembar Wawancara
A vip Saefullah, Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 2015),h. 27-28
Yang Mengesahkan;
Pembimbing I
03 2 001
169
Jakarta, Juni 2016
Pembimbing II
Burhori Muslim, M.Pd