22
ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA RSUD TANJUNGPINANG CHERISTIAN (080420103039) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2015 ABSTRAK Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja RSUD Tanjungpinang berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan, dan Perspektif Keuangan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran analisis kinerja nya diukur melalui kusioner kepuasan karyawan dengan indikator yaitu motivasi, kesempatan pengembangan diri, Inovasi, dan suasana dalam bekerja. Untuk Perspektif Proses Bisnis internal diukur melalui proses operasi dan inovasi. Pada Perspektif Pelanggan diukur melalui kusioner kepuasan pelanggan dengan indikator yaitu bukti langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati. Perspektif keuangan diukur melalui analisis Value For Money dengan mengukur tingkat ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Setelah dilakukan analisis pada tiap perspektif Balanced Scorecard ini, diperoleh hasil bahwa responden pada perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran merasa puas dan pada Perspektif Pelanggan responden merasa cukup puas. Pada Perspektif Bisnis Internal belum ada inovasi jasa pelayanan baru pada RSUD Tanjungpinang dan untuk proses operasi diperoleh data bahwa rata-rata rasio ALOS, TOI, dan BTO dari tahun 2010-2013 adalah tidak ideal. Pada Perspektif Keuangan untuk tingkat ekonomis keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan kurang ekonomis, untuk tingkat efektifitas dikategorikan sangat efektif, dan untuk tingkat efisiensi dikategorikan sangat tidak efisien. Kata Kunci : Kinerja, Balanced Scorecard, Rumah Sakit PENDAHULUAN

ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA

RSUD TANJUNGPINANG

CHERISTIAN

(080420103039)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

2015

ABSTRAK

Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja RSUD

Tanjungpinang berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif

Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan, dan

Perspektif Keuangan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

Pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran analisis kinerja nya diukur

melalui kusioner kepuasan karyawan dengan indikator yaitu motivasi, kesempatan

pengembangan diri, Inovasi, dan suasana dalam bekerja. Untuk Perspektif Proses

Bisnis internal diukur melalui proses operasi dan inovasi. Pada Perspektif Pelanggan

diukur melalui kusioner kepuasan pelanggan dengan indikator yaitu bukti langsung,

kehandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati. Perspektif keuangan diukur melalui

analisis Value For Money dengan mengukur tingkat ekonomis, efisiensi, dan

efektifitas.

Setelah dilakukan analisis pada tiap perspektif Balanced Scorecard ini,

diperoleh hasil bahwa responden pada perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

merasa puas dan pada Perspektif Pelanggan responden merasa cukup puas. Pada

Perspektif Bisnis Internal belum ada inovasi jasa pelayanan baru pada RSUD

Tanjungpinang dan untuk proses operasi diperoleh data bahwa rata-rata rasio ALOS,

TOI, dan BTO dari tahun 2010-2013 adalah tidak ideal. Pada Perspektif Keuangan

untuk tingkat ekonomis keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan kurang

ekonomis, untuk tingkat efektifitas dikategorikan sangat efektif, dan untuk tingkat

efisiensi dikategorikan sangat tidak efisien.

Kata Kunci : Kinerja, Balanced Scorecard, Rumah Sakit

PENDAHULUAN

Page 2: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Ketika merayakan hari lahir banyak orang mendoakan supaya kita selalu sehat,

kita pun mendoakan hal yang sama ketika orang lain merayakan hal yang sama. Di

titik ini kita bisa melihat bagaimana kesehatan menjadi nilai yang penting dalam

hidup manusia. Hal ini bisa kita lihat di berbagai peradaban, tidak hanya di Indonesia.

Kesehatan lalu disamakan dengan kebahagiaan. Orang tidak bahagia jika tidak

sehat. Untuk menjadi sehat, orang juga perlu menata pikiran dan pola hidupnya

dengan pikiran-pikiran yang baik, yaitu dengan kebahagiaan. Ada kaitan yang

bersifat timbal balik antara kesehatan dan kebahagiaan.

Tapi pada kenyataan nya tidak semua orang bisa hidup sehat, tidak semua orang

bisa berobat dikarenakan biaya yang begitu mahal. Hal ini mendorong pemerintah

untuk memberi layanan-layanan yang bisa meringankan biaya pengobatan yang

begitu mahal, dan layanan yang terbaru di tahun 2014 ini adalah BPJS. BPJS bisa

digunakan hampir di seluruh rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang ada di

Tanjungpinang adalah RSUD Tanjungpinang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kota Tanjungpinang, Walikota

Tanjungpinang menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2009, tentang

Uraian Tugas Pokok dan fungsi RSUD Tanjungpinang. RSUD mempunyai tugas

Page 3: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

pokok : Membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah di bidang pelyanan kesehatan rumah sakit yang meliputi bidang

perencanaan, anggaran, pelayanan kesehatan, keperawatan dan penunjang pelayanan

kesehatan serta upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,

terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya

rujukan.

Dalam rangka mencapai pelayanan prima, perusahaan dihadapkan pada

penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan

sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran –sasaran kerja yang

telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk

mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang

telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam

dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui

efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapanya dalam kurun waktu tertentu.

Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat

dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.

Penilaian kinerja yang paling mudah dan umumnya dilakukan oleh perusahaan

adalah pengukuran yang berbasis pada pendekatan tradisional yaitu pengukuran

kinerja yang bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja. Seperti yang

disebutkan di atas bahwa keuntungan dari pengukuran kinerja tersebut adalah sangat

mudah dilakukan sehingga pada umumnya perusahaan menggunakan alternatif

tersebut. Akan tetapi pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan tradisional tersebut

juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain tidak berorientasi pada kentungan

jangka panjang melainkan berorientasi pada kepentingan jangka pendek. Kelemahan

lain dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan didalam mengukur kekayaan-

kekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun

kekayaan intelektual (sumber daya manusia). Dengan Balanced Scorecard kelemahan

– kelemahan tadi dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing –

masing perspektif, sehingga kelemahan yang disebutkan di atas dapat dikurangi.

Maka dari itu penggunaan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh

Robert S. Kaplan dan David P. Norton, diharapkan dapat mengurangi

kelemahankelemahan yang ada pada pengukuran kinerja yang hanya berorientasi

pada aspek keuangan saja. Perbedaan yang terdapat dalam konsep ini adalah

digunakanya informasi non keuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi

keuangan perusahaan sehingga tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka

pendek saja melainkan dapat mengukur penyebab-penyebab terjadinya perubahan di

dalam perusahaan. Atas dasar permasalahan tersebut, penulis mengambil judul “

Analisis Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Pada RSUD

Tanjungpinang “.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

Page 4: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang karyawan

diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Tika (2006), Kinerja

sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu

organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi

dalam periode waktu tertentu.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai,

prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Menurut Endang Lestari (2003),

kinerja adalah kompetensi yang diisyaratkan bagi jabatannya yang menyangkut aspek

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku.

Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Robert & Anthony (2001:52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja

adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan sistem

pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar :

1. Menentukan Strategi

Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dari target organisasi dinyatakan

secara eksplisit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan

dan kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya.

2. Menentukan Pengukuran Strategi

Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi keseluruh

anggota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus pada beberapa pengukuran

kritikal saja, sehingga manajemen tidak banyak melakukan pengukuran indikator

kinerja yang tidak perlu.

3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem

Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun

informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya

manusia perusahaan.

4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan

Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah

masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.

Pengertian Indikator Kinerja

Menurut Dadang Dally (2010:33-34) dalam Endry (2013:14), Indikator kinerja

adalah ukuran kualitatif maupun kuantitatif untuk dapat menggambarkan tingkat

pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik tahap perencanaan (ex-ante), tahap

pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Menurut

Lohman (2003), indikator kinerja (performance indicators) adalah suatu variabel

yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi

proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Jadi

jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran

tertentu.

Page 5: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Konsep, Sejarah, dan Perkembangan Balanced Scorecard

Sejarah Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di

USA oleh David P. Norton dan Robert S. Kaplan melalui suatu riset tentang

“pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan”. Istilah balanced scorecard terdiri

dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang

(balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari 2 sisi

yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang,

sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang digunakan untuk

mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di

masa yang akan datang.

Tahun 1990, Nolan Norton Insitute yang dipimpin oleh David P. Norton

mensponsori studi tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Bersama

Robert Kaplan melakukan riset tersebut, kemudian hasil studi tersebut diterbitkan

dalam Jurnal Harvard Review tahun 1992, dengan judul “Balanced Scorecard –

Measures that Drive Performance”. Hasil studi tersebut menyimpulkan untuk

mengukur kinerja di dalam organisasi masa depan diperlukan ukuran kinerja yang

komprehensif, yang mencakup 4 (empat) perspektif: keuangan, customer, proses

bisnis/intern, inovasi dan pembelajaran.

Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan impelementasi

konsep tersebut. Pada tahun 2000 telah menjadi inti sistem manajemen strategik, tak

hanya eksekutif, namun bagi seluruh karyawan perusahaan terutama dalam

perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam

bisnisnya.

Pada tahap perkembangannya, Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap

sistem manajemen stratejik, sejak tahap perumusan strategi sampai tahap

implementasi dan pemantauan. Pada tahap perymusan strategi, Balanced Scorecard

digunakan untuk memperluas cakrawala dalam menafsirkan hasil penginderaan

terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri kedalam

perspektif yang lebih luas : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta

pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui empat perspektif Balanced Scorecard,

manajemen mampu menafsirkan dampak trend perubahan lingkungan bisnis yang

kompetitif terhadap misi, visi, tujuan, dan sasaran strategi.

Pengertian Balanced Scorecard

Pengertian Balanced Scorecard menurut Luis (2007;16) mengemukakan :

“Balanced Scorecard merupakan suatu alat manajemen kinerja (performance

management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan

strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator financial dan non

financial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.”

Menurut Munawir (2002:437) dalam Sri Wahyuni (2011:18) Balanced

Scorecard adalah : “suatu kartu skor untuk yang digunakan untuk merencanakan skor

yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan, dan untuk mencatat skor

hasil kinerja yang sesungguhnya dicapai oleh seseorang.” Sedangkan Yuwono

Page 6: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

(2003:8) mengemukakan bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu sistem

manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan

komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance

bisnis.

KOMPONEN DALAM BALANCED SCORECARD

1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

2. Perspektif Proses Bisnis dan Internal

3. Perspektif Pelanggan

4. Perspektif Keuangan

METODELOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian ini adalah RSUD Tanjungpinang yang berlokasi di Jalan

Sudirman Nomor 795, Tanjungpinang. Objek penelitian ini meliputi pengukuran

kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan. Aspek keuangan terdiri dari

perspektif keuangan, sedangkan aspek non keuangan terdiri dari perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran. Dalam pengukuran kinerja tersebut juga digunakan kusioner dengan

dua responden, yaitu pasien dan karyawan RSUD Tanjungpinang.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif karena

menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat implementasi strategis dalam upaya

meningkatkan kinerja RSUD Tanjungpinang. Pendekatan kualitatif dipilih agar

diperoleh suatu hasil yang lebih mendekati kenyataan, sementara pendekatan

kuantitatif juga dipilih karena penelitian ini menggunakan laporan keuangan sebagai

acuan untuk mengukur kinerja RSUD Tanjungpinang.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja

masing - masing perspektif adalah sebagai berikut :

1. Kinerja Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan

Pengkuran kinerja perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhanakan

menggunakan kusioner yang disebar kepada pegawai RSUD Tanjungpinang.

Indikator yang digunakan dalam perspektif ini adalah sebagai berikut :

a. Motivasi

Pekerja membutuhkan motivasi yang dapat membuatnya bekerja lebih giat dan

mencapai hasil – hasil yang lebih baik. Pengukuran terhadap motivasi ini dapat

dilakukan melalui perhitungan jumlah usulan yang diberikan dengan yang

diimplementasikan, jumlah perbaikan, keselarasan antara individu dengan organisasi,

dan kinerja kelompok atau keprofesionalan tim. Motivasi adalah indikator yang

menggambarakan keprofesionalan kinerja pegawai untuk dapat dipromosikan jabatan

sesuai kebutuhan hingga menimbulkan motivasi bagi pegawai itu sendiri.

b. Kesempatan pengembangan diri.

Page 7: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Meskipun mungkin tidak semua pegawai ingin dipromosikan ( karena alasan

sosial ) tetapi pada umumnya setiap orang menginginkan untuk maju dalam

hidupnya. Kesempatan pengembangan diri adalah indikator yang menggambarkan

kebijakan pemimpin yang memberikan kesempatan pegawai untuk belajar dan

mengembangkan potensi.

c. Inovasi

Dalam inovasi ini, perusahaan meneliti kebutuhan customer yang masih

tersembunyi. Lalu perusahaan menciptakan produk/jasa yang dibutuhkan tersebut.

Aktivitas ini menentukan suksesnya perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran

yang digunakan untuk proses inovasi ini antara lain: prosentase penjualan produk

baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan

proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh generasi produk

berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even time). Inovasi

dalah indikator yang menggambarkan pimpimpinan memberikan apresiasi terhadap

kemampuan pegawai untuk memberikan pemikiran-pemikiran baru.

d. Suasana Dalam Bekerja

Suasana dalam bekerja adalah indikator yang menggambarkan Kondisi kerja

yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman ( safety needs ). Tempat kerja yang

nyaman dan menarik sebetulnya lebih merupakan suatu prestise ( simbol status ), dan

pengalokasian hal-hal yang yang bersifat status symbols juga cukup sukar,

sebagaimana pengalokasian dana.

Tabel 3.1

Nilai Pengukuran Kusioner

Skala Nilai Kategori

5 5 Sangat Puas

4 – 4,9 4 Puas

3 – 3,9 3 Cukup Puas

2 – 2,9 2 Tidak Puas

1 – 1,9 1 Sangat Tidak Puas Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

2. Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

Adapun ukurannya sebagai berikut :

1. Inovasi, pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan, inovasi apa

yang dikembangkan pada tahun tersebut.

2. Proses Operasi, lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan

ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada customer.

Pengukuran nya melalui :

a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan

Data diperoleh dari jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Tanjungpinang.

b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap

1. ALOS (Average Length of Stay)

Page 8: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lamanya seorang pasien di

rawat inap di rumah sakit. Pengukurannya dengan membandingkan antara

jumlah hari perawatan dengan jumlah pasien yang keluar baik hidup ataupun

meninggal.

ALOS =

X 100%

2. BOR (Bed Occupancy Ratio)

BOR menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata persentase pemakaian tempat

tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini untuk memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit

idealnya 60 – 85%.

BOR =

X 100%

3. TOI (Turn Over Internal)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan

gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur

kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

TOI =

X 100%

4. BTO (Bed Turn Over Rate)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada

satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 – 50 kali.

BTO =

X 100%

5. GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap

penderita keluar.

GDR =

X 100%

6. NDR (Net Death Rate)

NDR menrut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat

untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu

pelayanan di rumah sakit.

NDR= =

X 100%

3. Kinerja Perspektif Pelanggan

Penelitian ini nantinya menggunakan kuisioner yang akan disebarkan kepada

pasien RSUD Tanjungpinang. Indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja

perspektif ini yaitu :

1. Bukti Langsung (tangibles)

Definisi bukti langsung yaitu, kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensi kepada pihak eksternal.

2. Kehandalan (realibility)

Page 9: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Kehandalan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan

sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Daya Tanggap (responsiveness)

Daya tanggap adalah suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan

pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan

penyampaian informasi yang jelas.

4. Jaminan (assurance)

Definisi jaminan yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para

pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan.

5. Empati adalah memberikan perhatian yang tulus.dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan konsumen.

Tabel 3.2

Nilai Pengukuran Kusioner

Skala Nilai Kategori

5 5 Sangat Puas

4 – 4,9 4 Puas

3 – 3,9 3 Cukup Puas

2 – 2,9 2 Tidak Puas

1 – 1,9 1 Sangat Tidak Puas Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

4. Kinerja Perspektif Keuangan

Kinerja perspektif keuangan yaitu kinerja yang diugunakan untuk mengetahui

apakah suatu strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaanya akan membawa

perbaikan perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada sektor publik, berdasarkan

konsep desentralisasi dan otonomi daerah dilihat dari perspektif organisasi dan

manajemen lebiih menekankan pada aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Maka

dalam perspektif ini diukur dengan menggunakan instrumen pengukur Value For

Money yaitu:

a. Rasio Ekonomi

Rasio ini menggambarkan kehematan dalam penggunaan anggaran dan

kecermatan dalam pengelolaan serta menghindari pemborosan. Kegiatan operasional

dikatakan ekonomis jika dapat mengurangi biaya – biaya yang tidak perlu. Jika

realisasi belanja lebih besar dari pada anggarannya maka kinerja manajemen tidak

ekonomis dan sebaliknya jika realisasi belanja lebih kecil dari pada anggarannya di

sebut ekonomis atau manajemen dapat melakukan penghematan belanja operasional.

Sumber data yang di gunakan untuk mencari nilai ekonomis keuangan yang di dapat

dari Laporan Realisasi Anggaran pada RSUD Tanjungpinang. Untuk mengukur

kinerja tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat ekonomisnya, yang

dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :

EKONOMIS =

X 100

Page 10: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan

RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat ekonomisnya dengan kriteria

seperti yang dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 3.3

Nilai Konversi Perspektif Keuangan (Ekonomis)

Skala Kinerja Keuangan Nilai Konversi Kategori

<80% 5 Sangat Ekonomis

80% - 85% 4 Ekonomis

85% - 90% 3 Cukup Ekonomis

90% - 95% 2 Tidak Ekonomis

>95% 1 Sangat Tidak Ekonomis Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

B. Rasio Efisiensi

Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output

dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Rasio ini

menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan. Untuk mengukur tingkat

efisiensi dapat di hitung dengan rumus dibawah ini :

x 100

Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan

RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat efisiensinya dengan kriteria

seperti yang dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 3.4

Kriteria Standar Rasio Keuangan (Efisiensi)

Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori

<100% 5 Sangat Efisien

100% - 110% 4 Efisien

110% -120% 3 Cukup Efisien

120% - 130% 2 Tidak Efisien

>130% 1 Sangat Tidak Efisien Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

a. Rasio Efektifitas

Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya sutau organisasi mencapai

tujuannya. Efektifitas tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang telah

dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya bisa jadi melebihi apa yang telah

dianggarkan. Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini efektifitas diukur dengan antara

realisasi pendapatan dengan target pendapatan yang telah ditetapkan manajemen.

x 100

Page 11: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan

RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat efektifitasnya dengan kriteria

seperti yang dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 3.5

Kriteria Standar Rasio Keuangan ( Efektifitas)

Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori

>95% 5 Sangat Efektif

80% - 95% 4 Efektif

65% - 80% 3 Cukup Efektif

50% - 65% 2 Tidak Efektif

<50% 1 Sangat Tidak Efektif Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah RSUD Tanjungpinang.

Sedangkan sampel yang dipakai adalah laporan realisasi anggaran untuk menilai

Perspektif Keuangan. Sementara untuk Perspektif Proses Bisnis dan Internal , sampel

yang dipakai adalah laporan standar pelayanan RSUD Tanjungpinang. Untuk

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Pelanggan, sampel yang

diambil adalah 57 karyawan RSUD Tanjungpinang dan 92 pasien RSUD

Tanjungpinang.

Metode Analisis

1. Perspektif Keuangan

Menggunakan Analisis Value For Money ( Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas).

2. Perspektif Proses Bisnis dan Internal

Menggunakan data standar pelayanan kesehatan sesuai DEPKES RI 2005 dan melihat

inovasi yang dilakukan RSUD Tanjungpinang

3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Pelanggan

Melakukan uji validitas dan realibilitas pada kusioner. Pengujian ini dilakukan untuk

menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan untuk mengukur kepuasan karyawan.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang benar-

benar obyektif, yang dikenal dengan istilah validitas. Selain itu perlu juga diuji

konsistensinya yang dikenal dengan istilah reliabilitas. Validitas dan reliabilitas

merupakan dua syarat dalam menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan kusioner yang disebarkan kepada pegawai RSUD

Tanjungpinang yang digunakan untuk mengukur kinerja berdasarkan perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan. Untuk mengukur baik atau handalnya penelitian ini,

penulis menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas pada SPSS 21.0.

Tabel 4.1

Page 12: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kusioner Perspektif Pertumbuhan dan

Pembelajaran RSUD Tanjungpinang

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 57 100.0

Excludeda 0 .0

Total 57 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.729 14

Pertanyaan Total

skor

Significant Validitas Cronbach’s

a

Realibilitas

Motivasi .584** .000 Valid Reliabel

Motivasi .292* .028 Valid Reliabel

Motivasi .388** .003 Valid Reliabel

Motivasi .564** .000 Valid Reliabel

Motivasi .341** .009 Valid Reliabel

Pengembangan .427** .001 Valid .729 Reliabel

Pengembangan .427** .001 Valid Reliabel

Pengembangan .688** .000 Valid Reliabel

Inovasi .644** .000 Valid Reliabel

Inovasi .480** .000 Valid Reliabel

Suasana .618** .000 Valid Reliabel

Suasana .490** .000 Valid Reliabel

Suasana .723** .000 Valid Reliabel

Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas pada SPSS 21.0 diatas

menunjukan bahwa data valid dan reliable. Penelitian dinyatakan valid apabila nilai

significant <0.05 dan < 0.01 kemudian dintakan reliable jika Cronbach’s a > 0.60.

Pada hasil uji diatas dinyatakan valid dan reliabel karena nilai significant < 0.05 dan

< 0.01, nilai Cronbach’s a 0.729 > 0.60. Oleh karena itu instrument kusioner

perspektif ini dinyatakan baik atau handal.

Tabel 4.3

Hasil Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

RSUD Tanjungpinang

Indikator Score Kategori

Motivasi 4,52 Puas

Page 13: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Kesempatan

Pengembangan Diri

4,53 Puas

Inovasi 4,35 Puas

Suasana Dalam Bekerja 4,2 Puas

2. Proses Bisnis Internal 1. Proses Inovasi

RSUD Tanjungpinang melakukan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan

kualitas nya. Pada tahun 2010 RSUD Tanjungpinang mengembangkan sistem

manajemen dengan menerapkan system PPK-BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah) dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat lebih

efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan minimal. Selain itu, RSUD juga merenovasi ulang gedung IGD

serta menambahkan beberapa alat kesehatan lain nya yang belum ada. Tujuan nya

agar pelayanan lebih baik lagi. Sementara jasa pelayanan kesehatan baru yang

ditambahkan sampai saat ini belum ada.

Tabel 4.4

Jumlah Inovasi RSUD Tanjungpinang selama tahun 2010-2013

Tahun

Jumlah Inovasi

Pelayanan

Kesehatan

Jumlah Total

Pelayanan yang

Diberikan

Presentase

Inovasi

2010 0 12 0%

2011 0 12 0%

2012 0 12 0%

2013 0 12 0% Sumber : Data Sekunder Yang Diolah

Dari tahun 2010 sampai 2013 tidak ada penambahan jasa pelayanan kesehatan yang

baru yang ditawarkan RSUD Tanjungpinang, sehingga persentase inovasi RSUD

Tanjungpinang dari tahun 2010 sampai 2013 adalah 0%.

2. Proses Operasi

Cara pengukuran kinerja dalam perspektif proses bisnis internal ini ada 2 cara,

yaitu :

a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan

Tabel 4.5

DATA PASIEN RAWAT JALAN

RSUD TANJUNGPINANG TAHUN 2010 s/d 2013

NO TAHUN RAWAT JALAN

BARU LAMA TOTAL

1 2010 13.198 17.114 30.312

2 2011 13.140 17.023 30.163

3 2012 12.301 13.790 26.091

Page 14: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

4 2013 8.865 19.107 27.972

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa, dari tahun 2010 hingga tahun

2011 terjadi penurunan pasien baru rawat jalan dari 13.198 pasien ke 13.140 pasien.

Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 juga mengalami penurunan jumlah pasien baru

dari 13.140 pasien ke 12.301. Dan dari tahun 2012 hingga tahun 2013 juga

mengalami jumlah pasien rawat jalan baru dari 12.301 pasien ke 8.865 pasien.

Penurunan jumlah pasien baru rawat jalan RSUD Tanjungpinang dari tahun ke tahun

adalah karena menurun nya citra pelayanan RSUD Tanjungpinang.

b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja bisnis internal ini adalah

rasio rasio yang menunjukkan kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Berikut ini

adalah standar nilai rasio yang digunakan untuk mengukur perspektif bisnis internal

ini berdasarkan DEPKES RI tahun 2005 :

Tabel 4.6

Standar Ideal Rasio – Rasio Terkait Pelayanan Rumah Sakit

Berdasarkan Depkes RI 2015

RASIO STANDAR IDEAL

ALOS 6 – 9 HARI

BOR 60 % - 85 %

TOI 1 – 3 Hari

BTO 40 -50 KALI

NDR Tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar

GDR Tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar Sumber : DEPKES RI 2005

Tabel 4.7

Kinerja Rawat Inap RSUD Tanjungpinang

Tahun 2010 – 2013

No Rasio 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Standar

1 ALOS 4,2 4,4 3,9 4,24 4,185 Tidak

Ideal

2 BOR 69,5 65,4 61,78 61,03 64,43 Ideal

3 TOI 1,8 6,4 2,44 2,64 3,32 Tidak

Ideal

4 BTO 61,8 55,5 57,44 53,85 57,15 Tidak

Ideal

5 GDR 43,7 47,8 40,55 40,26 43,07 Ideal

6 NDR 22,3 21,2 21,45 16,53 20,37 Ideal Sumber : Data Sekunder Yang Diolah

ALOS (Average Length Of Stay) pada RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 –

2013 adalah tidak ideal, karena rata-rata seorang pasien menginap hanya 4 hari.

Sementara standar ideal ALOS (Average Length Of Stay) adalah 6 – 9 hari.

Page 15: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Sementara untuk BOR ( Bed Occupancy Rate) RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010

– 2013 sudah ideal yaitu rata-rata 64.43 %, sementara standar ideal nya adalah 60 % -

85 %. Untuk indikator TOI (Turn Over Internal) RSUD Tanjungpinang tidak ideal

karena rata-rata tempat tidur kosong dari tahun 2010 - 2013 yaitu 3,32 hari, sementara

standar ideal TOI (Turn Over Internal) adalah 1 – 3 hari. Indikator BTO (Bed Turn

Over Rate) pada RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 -2013 tidak ideal karena rata

–rata tempat tidur dipakai sebanyak 57,15 kali, sementara standar ideal BTO (Bed

Turn Over Rate) yaitu rata-rata dipakai sebanyak 40 -50 kali. Indikator berikutnya

adalah NDR (Net Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang. Dari data diatas dapat

disimpulkan bahwa NDR (Net Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang adalah ideal

karena rata-rata pasien meninggal dari 1000 pasien keluar nya adalah 20,37 pasien.

Sementara standar ideal nya adalah tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar.

Indikator terakhir adalah GDR (Gross Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang sudah

ideal karena masih berada dalam standar ideal yakni rata-rata sebanyak 43,07 pasien

meninggal dari 1000 pasien keluar. Standar ideal GDR (Gross Death Rate) adalah

tidak lebih dari 45 dari 1000 pasien keluar.

Perspektif Pelanggan

Penelitian ini menggunakan kusioner yang akan disebarkan kepada pasien

RSUD Tanjungpinang. Untuk mengukur baik atau handal nya penelitian ini, penulis

menggunakan uji validitas dal reliabilitas pada SPSS 21.0.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kusioner Kepuasan Pelanggan

RSUD Tanjungpinang

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 92 98.9

Excludeda 1 1.1

Total 93 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.740 15

Pertanyaan Total

Skor Significant Validitas

Cronbach’s

a Reliabilitas

Jaminan .497** .000 Valid 0.740

Reliabel

Jaminan .576** .000 Valid Reliabel

Page 16: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Jaminan .582** .000 Valid Reliabel

Tanggap .654** .000 Valid Reliabel

Tanggap .552** .000 Valid Reliabel

Empati .513** .000 Valid Reliabel

Empati .345** .001 Valid Reliabel

Empati .498** .000 Valid Reliabel

Keandalan .607** .000 Valid Reliabel

Keandalan .617** .000 Valid Reliabel

Bukti .561** .000 Valid Reliabel

Bukti .633** .000 Valid Reliabel

Bukti .646** .000 Valid Reliabel

Bukti .486** .000 Valid Reliabel

Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas pada SPSS 21.0 diatas

menunjukan bahwa data valid dan reliabel. Penelitian dinyatakan valid apabila nilai

significant <0.05 dan < 0.01 kemudian dintakan reliable jika Cronbach’s a > 0.60.

Pada hasil uji diatas dinyatakan valid dan reliabel karena nilai significant < 0.05 dan

< 0.01, nilai Cronbach’s a 0.740 > 0.60. Oleh karena itu instrument kusioner

perspektif ini dinyatakan baik atau handal.

Tabel 4.10

Hasil Perspektif Pelanggan

RSUD Tanjungpinang

Indikator Skor Kategori

Jaminan 3,4 Cukup Puas

Daya Tanggap 3,65 Cukup Puas

Empati 3,43 Cukup Puas

Keandalan 3,45 Cukup Puas

Bukti Langsung 3,57 Cukup Puas

4. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan juga menjadi salah satu tolak ukur untuk mengukur kinerja

suatu perusahaan. Penelitian pada persektif akan menggunakan data dari Laporan

Keuangan RSUD Tanjungpinang tahun 2010-2013. Adapun metode yang akan

digunakan adalah Value For Money. Hasil pengukuran kinerja perspektif keuangan

dapat dilihat dari pembahasan berikut :

Untuk mengukur kinerja nya dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat

ekonomis, yang dapat dihitung dengan cara :

a.

X 100%

Tabel 4.11

Kriteria Standar Perspektif Keuangan (Ekonomis)

Skala Kinerja Keuangan Nilai Konversi Kategori

Page 17: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

< 80% 5 Sangat Ekonomis

80% - 85% 4 Ekonomis

85% - 90% 3 Cukup Ekonomis

90% - 95% 2 Tidak Ekonomis

>95% 1 Sangat Tidak Ekonomis Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

Tabel 4.12

Rasio Ekonomis RSUD Tanjungpianang

Tahun 2010 – 2013 (Dalam Rupiah) Sumber : Data Yang Diolah

Dari data diatas dapat disimpilkan bahwa tingkat ke ekonomisan keuangan

RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 88.33%. Kondisi ini menunjukan

bahwa RSUD telah melakukan penghematan sebesar 11,77% atau Rp

3.886.633.729,00. Dengan menggunakan kriteria standar ekonomis, pada tahun 2010

RSUD Tanjungpinang dikatakan cukup ekonomis. Pada tahun 2011 kondisi keuangan

RSUD Tanjungpinang dikategorikan tidak ekonomis karena tingkat ke ekonomisan

nya sebesar 93,53% atau hanya melakukan penghematan anggaran 6,47% atau

sebesar Rp 2.664.556.088,00 dari anggaran yang sudah ditetapkan. Tahun 2012

tingkat ke ekonomisan kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 95,45% dan

dikategorikan sangat tidak ekonomis. Penghematan belanja pada tahun 2012 ini

hanya sebesar 4, 55% atau sebesar Rp 2.103.886.819,00 dari jumlah anggaran yang

sudah ditetapkan.

Pada tahun 2013 tingkat ke ekonomisan kondisi keuangan RSUD

Tanjungpinang dikategorikan cukup ekonomis yaitu sebesar 86,37 %. Pada tahun

2013 RSUD Tanjungpinang menghemat anggaran belanja sebesar 13,63% atau

sebesar Rp.8.491.366.081,00 dari jumlah anggaran yang sudah di tetapkan. Dalam

organisasi sektor publik yang berbasis anggaran kinerja, penghematan belanja

operasional sudah menjadi suatu keharusan dalam rangka mengurangi pemborosan

uang negara. Penghematan penggunaan belanja pada organisasi sektor publik dapat

dilakukan dengan sistem tender pengadaan barang dan jasa publik yang telah diatur

menurut peraturan perundang undangan.

Tahun Realisasi Belanja Anggaran

Belanja

Rasio

Ekonomi Kategori

2010 29.428.503.950 33.315.137.679 88,33% Cukup

Ekonomis

2011 38.511.657.133 41.176.213.221 93,53% Tidak

Ekonomis

2012 44.139.122.688 46.243.009.507 95,45%

Sangat

Tidak

Ekonomis

2013 53.811.064.644 62.302.430.725 86,37% Cukup

Ekonomis

Page 18: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

b.

x 100

Tabel 4.13

Kriteria Standar Rasio Keuangan ( Efektifitas)

Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori

>95% 5 Sangat Efektif

80% - 95% 4 Efektif

65% - 80% 3 Cukup Efektif

50% - 65% 2 Tidak Efektif

<50% 1 Sangat Tidak Efektif Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

Tabel 4.14

Rasio Efektifitas RSUD Tanjungpinang

Tahun 2010 – 2013 (Dalam Rupiah)

Tahun Realisasi

Pendapatan

Anggaran

Pendapatan

Tingkat

Efektifitas Kategori

2010 10.517.814.193 9.710.255.386 108,31% Sangat

Efektif

2011 11.799.895.455 11.076728.479 106,52% Sangat

Efektif

2012 20.009.093.315 15.726.728.479 127,22% Sangat

Efektif

2013 29.294.750.821,18 23.989.796.366 122,11% Sangat

Efektif Sumber : Data Yang Diolah

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat efektifitas keuangan RSUD

Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 108,31% yang artinya RSUD Tanjungpinang

mampu menghasilkan pendapatan usaha sebanyak 1, 08 kali dari yang ditargetkan.

Nilai efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 dapat

dikategorikan sangat efektif. Pada tahun 2011 tingkat efektifitas keuangan RSUD

Tanjungpinang sebesar 106,52% atau mampu menghasilkan pendapatan sebanyak

1,06 kali dari yang ditargetkan dan dikategorikan sangat efektif.

Pada tahun 2012 tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar

127,22% atau mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,27 kali dari yang

ditargetkan dan dapat dikategorikan sangat efektif. Pada tahun berikutnya yaitu tahun

2013, tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 122,11% atau

mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,22 kali dari yang ditargetkan. Tingkat

efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang tahun 2013 dapat juga di kategorikan

sangat efektif.

c.

x 100

Tabel 4.15

Kriteria Standar Rasio Keuangan (Efisiensi)

Page 19: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori

<100% 5 Sangat Efisien

100% - 110% 4 Efisien

110% -120% 3 Cukup Efisien

120% - 130% 2 Tidak Efisien

>130% 1 Sangat Tidak Efisien Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010)

Tabel 4.16

Rasio Efisiensi RSUD Tanjungpinang

Tahun 2010 – 2013 (Dalam Rupiah)

Tahun Realisasi Belanja Realisasi

Pendapatan

Tingkat

Efisiensi Kategori

2010 29.428.503.950 10.517.814.193 279,79%

Sangat

Tidak

Efisien

2011 38.511.657.133 11.799.895455 326,37%

Sangat

Tidak

Efisien

2012 44.139.122.688 20.009.093.315 220,59%

Sangat

Tidak

Efisien

2013 53.811.064.644 29.294.750.821,18 183,68%

Sangat

Tidak

Efisien Sumber : Data yang diolah

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi keuangan RSUD

Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 279,79% yang artinya jumlah belanja RSUD

Tanjungpinang 2,79 kali lebih besar dari pada pendapatan yang dihasilkan. Tingkat

efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 dapat dikategorikan

sangat tidak efisien. Pada tahun 2011 tingkat efisien keuangan RSUD Tanjungpinang

sebesar 326,37% dan dikategorikan sangat tidak efisien. Tahun 2012 tingkat efisiensi

keuangan RSUD Tanjungpinang juga dapat dikategorikan sangat tidak efisien yaitu

sebesar 220,59%.

Pada tahun 2013 tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 183,68%

dan dikategorikan sangat tidak efisien. Dengan kategori sangat tidak efisien nya

kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dapat dipahami karena mengingat tujuan

utama berdirinya RSUD Tanjungpinang adalah untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang optimal kepada masyarakat, sehingga jumlah realisasi pendapatan

tidak menjadi prioritas utama organisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Page 20: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian :

1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Hasil analisis data dari setiap indikator pada perspektif ini adalah responden

merasa puas.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif ini terdapat 2 indikator utama yaitu proses inovasi dan proses

operasi. Untuk indikator proses inovasi pada RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 –

2013 tidak ada penambahan jasa pelayanan baru. Ini tentu saja sangat mempengaruhi

kualitas RSUD Tanjungpinang di mata masyarakat. RSUD Tanjungpinang harus

lebih fokus pada instrument ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Pada

indikator proses operasi terbagi 2 yaitu jumlah kunjungan rawat jalan dan kunjungan

rawat inap. Untuk kunjungan rawat jalan RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 –

2013 terus mengalami penurunan.

Untuk jumlah kunjungan rawat inap dari tahun 2010-2013 diukur dengan

menggunakan rasio- rasio sesuai DEPKES RI. Rata – rata rasio ALOS (Average

Length of Stay), TOI (Turn Over Internal), dan BTO (Bed Turn Over Rate) dari tahun

2010 – 2013 adalah tidak ideal.

3. Perspektif Pelanggan

Hasil analisis data dari setiap indikator pada perspektif ini adalah responden

merasa cukup puas.

4. Perspektif Keuangan

Untuk perspektif keuangan , kinerja keuangan RSUD Tanjungpinang dari tahun

2010 – 2013 diukur menggunakan analisis Value For Money yang di ukur

menggunakan 3 rasio yaitu rasio ekonomis, rasio efisiensi, dan rasio efektifitas.

Untuk rasio ekonomis tahun 2011 dan 2012 keuangan RSUD Tanjungpinang

dikategorikan tidak ekonomis, karena hanya menghemat anggaran sebesar 6,47% di

tahun 2011 dan 4,55% ditahun 2012. Tingkat efisiensi keuangan RSUD

Tanjungpianang dari tahun 2010 – 2013 dikategorikan sangat tidak efisien. Tingkat

ketidakefisiensian tertinggi RSUD Tanjungpinang yaitu pada tahun 2011 yaitu

sebesar 326,37% yang artinya jumlah belanja RSUD Tanjungpinang 3, 26 kali lebih

besar dari pendapatan yang dihasilkan.

Untuk tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 –

2013 dikategorikan sangat efektif. Dimana tingkat efektifitas tertinggi terjadi pada

tahun 2012 yaitu sebesar 127,22% yang artinya RSUD mampu mendapatkan

pendapatan 1,27 kali dari yang ditargetkan.

Saran

Setelah memperhatikan kinerja RSUD Tanjungpinang bersarakan empat

perspektif balanced scorecard, penulis ingin merekomendasikan beberapa hal yang

perlu diperhatikan pihak manajemen RSUD Tanjungpinang :

1. RSUD Tanjungpinang hendaknya lebih meningkatkan keakraban dan

kerjasama antara sesama pegawai dan antara atasan dan bawahan. Suasana

bekerja yang baik akan lebih meningkatkan kualitas kerja.

Page 21: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

2. Sebaiknya RSUD Tanjungpinang lebih meningkatkan inovasi – inovasi baru

dalam pelayanan RSUD Tanjungpinang. Kelengkapan jasa layanan tentu saja

akan meningkatkan mutu RSUD Tanjungpinang.

3. Tingkat kepuasan pasien RSUD Tanjungpinang terhadap pelayanan yang

diberikan sejauh ini sudah cukup bagus, tapi akan lebih baik lagi jika RSUD

Tanjungpinang terus meningkatkan mutu pelayanan. Semakin baik mutu yang

diberikan tentu saja akan meningkatkan citra RSUD Tanjungpinang di mata

publik.

4. RSUD Tanjungpinang sebaiknya lebih memperhatikan tingkat efisiensi

keuangan nya. Penghematan anggaran bagi oraganisasi sektor publik

merupakan suatu hal yang wajib dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Aurora, Novella. 2010. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur

Pengukuran Kinerja Studi Kasus pada RSUD Tugerejo Semarang. Universitas

Diponegoro.

Darmiyati, Jidanah. 2013. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Metode

Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit IPHI PEDAN Kabupaten Klaten.

Semarang. Universitas Diponegoro.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005. Tentang Standar Jasa

Pelayanan Kesehatan Nasional.

Dhalifah, Syarifah. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Provinsi Kepulauan Riau Dengan Metode Balanced Scorecard.

Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Eko, Wahyu. 2011. Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur

Penilaian Kinerja Pada Organisasi Nirlaba. Semarang. Universitas

Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Statistic Non Parametic : Teori dan Aplikasi Dengan Program

SPSS.

Kaplan, Robert S. dan Norton, P. David. 2000. Balanced Scorecard – Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Erlangga. Jakarta.

Marsiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan

Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat.

Page 22: ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ... jelas bahwa indikator kinerja

Putra, Endry Dwi. 2013. Peranan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian

Kinerja Instansi Pemerintah pada BPDB Provinsi Kepri. Tanjungpianang.

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Sari, Lia. 2013. Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik. Palembang.

Politeknik Palembang Darusalam.

Trihastuti, Kristianingsih. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode

Balanced Scorecard. Semarang. Universitas Negri Semarang.

Wahyuni, Sri. 2011. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja

Pada PT Semen Basowa Maros. Makasar. Universitas Hasanudin.

Wijayanti, Rahardian. 2012. Analisis Kinerja RSUD DR. ISKAK Tulungagung

Dengan Metode Balanced Scorecard. Tesis. Jakarta. Universitas Indonesia.