of 145 /145
ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN “MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : Ryan Pamula Sari NIM: 121224062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen

  • Author
    others

  • View
    33

  • Download
    5

Embed Size (px)

Text of ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN · diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan...

  • ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN

    “MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    Oleh :

    Ryan Pamula Sari

    NIM: 121224062

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN

    “MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    Oleh :

    Ryan Pamula Sari

    NIM: 121224062

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • SKRIPSI

    ANALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAN TEMA CERPEN OMILANAOKARYABERNARD BATUBARA

    Disusun oleh:

    Ryan Pamula Sari

    NlM.z121224$62

    Telah disetuiui oleh:

    Pembimbing I

    Tanggal l0 November 2018,J*^Pd,MHum

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • l

    SKRJPSI

    AI\ALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAI{ TEMA CERPEN'MILANA'KARYA BERNARI} BATUBARA

    Dipersiapkan dan ditulis oleh:

    Ryan Pamula Sari

    NIM:121224062

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    Pada tanggal 2 I November 20 I 8

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Tim Penguji

    Nama lengkap

    Ketua

    Sekretaris

    Anggota 1

    Anggota2

    Anggota 3

    Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

    Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

    Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.

    Septina Krismawati M.A.

    Petrus Hariyanto M.Pd.

    Yogyakart4 21 November 2018

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    . Yohanes Harsoyo, S.Pd.. M.Si

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini peneliti persembahkan kepada

    Tuhan kami Tri Tunggal Mahakudus atas berkat melimpah, kelancaran, kekuatan serta kesabaran

    yang telah diberikan.

    Orang tua tercinta, Bapak Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri Hartiwi, MM.

    yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Adik penulis, David Putera Mahendra.

    Segenap keluarga dan sahabat saya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTO

    Waktunya Tuhan sempurna… Itu yang saya percaya…

    (Anonim)

    “Setiap air mata, Tuhan ganti dengan kebahagiaan.”

    (Anonim)

    Dia tahu semua yang terjadi, Dia tahu semua yang kau alami

    Percayalah kepada-Nya, Dia tak pernah tinggalkanmu

    Dia tahu semua yang kauperlukan, Dia tahu semua yang kaurindukan

    Percayalah kepada-Nya, kau ‘kan melihat Dia b’rikan kemenangan

    (Maria Shandi)

    “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

    (Filipi 4:13)

    “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi

    kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

    melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,

    sehingga kamu dapat menanggungnya.”

    (1 Korintus 10:13)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 21 November2018

    Peneliti

    Ryan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama

    Nomor Mahasiswa

    : Ryan Pamula Sari

    : 121224062

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    ANALISIS TOKOH, LATAR, ALUR, DAN TEMA CERPEN "MILANA"

    KARYABERNARDBATUBARA

    Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

    hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam·

    bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya

  • viii

    ABSTRAK

    Sari, Ryan Pamula. 2018. “Analisis Alur, Latar, Tema, dan Tokoh Cerpen

    ‘Milana’ Karya Bernard Batubara.” Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Cerpen merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita

    rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Tujuan

    penelitian ini mendeskripsikan penokohan, latar, alur, dan tema cerpen yang

    berjudul “Milana” karya Bernard Batubara. Penelitian yang digunakan oleh peneliti

    adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang

    dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian

    akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan

    tersebut. Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul

    “Milana” karya Bernard Batubara. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

    peneliti adalah teknik simak dan catat. Peneliti berperan sebagai instrumen utama

    karena peneliti bertindak sebagai pengumpul data utama.

    Hasil dari analisis peneliti, alur dalam cerpen ini adalah alur campuran

    (menceritakan masa lalu dan masa depan) yang terdiri atas paparan, rangsangan,

    gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latar yang digunakan

    dalam cerpen meliputi tiga unsur, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema

    yang terkandung dalam cerpen adalah tema jasmaniah (tema percintaan). Tokoh

    utama dalam cerpen tersebut adalah Milana dan tokoh tambahan adalah saya dan

    Areno Adamar. Dari hasil analisis dokumen menggunakan analisis deskriptif, dan

    peneliti dapat menyimpulkan bahwa cerpen Milana karya Bernard Batubara,

    memaparkan mengenai kisah percintaan anak muda yang dapat ditemukan di

    kehidupan sehari-hari. Cerita yang diberikan ringan dan mudah dipahami oleh

    pembaca.

    Kata kunci: alur, cerpen, latar, sastra, tema, tokoh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRACT

    Sari, Ryan Pamula. 2018. ”The Analysis of Setting, Plot, Theme, and Characters

    in Bernard Batubara’s Short Story ’Milana’.” Thesis. Yogyakarta:

    Indonesian Language Education and Literature Study Program, Faculty of

    Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

    The purpose of this research was to explain the characters, background, plot,

    and theme from a short story."Milana" written by Bernard Batubara. The researcher

    used descriptive as the research method. The descriptive method was a research

    where the collected data were words, pictures, and numbers would not be included.

    This research contained data citations to provide an overview of the research. The

    data source of this research was a short story "Milana" written by Bernard Batubara.

    The researcher used read-marker technique as the data collection method. In this

    research, the researcher as the main instrument because the researcher as the main

    data collector.

    There were some results in this research. The main character of the short story

    was milana and the additional characters were Areno Adamar and I. Then, the plot

    was mix (tell the past and the future) which consisted of exposition, inciting, action,

    rising action, complication, climax, falling action, and resolution. The settings used in

    the short story were place, time, and social background. The theme was about love.

    Based on the results of document analysis using descriptive analysis, intrinsic study

    of researcher conclude that the short story "Milana" written by Bernard Batubara

    explained about love stories of young people which could be found in daily life. The

    story was easily to be understood by the readers.

    keywords : plot, short story, setting, theme, character, literature

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

    berkat dan bimbingan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul

    Analisis Alur, Latar, dan Tema, Tokoh Cerpen “Milana” Karya Bernard

    Batubara dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penyusunan

    skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

    Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa keberhasilan

    ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,

    motivasi, petunjuk, dan nasihat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa

    peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa menyertai, membimbing dan

    memberikan mukjizat-Nya kepada hamba-Nya yang lemah ini.

    2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

    Pendidkan Bahasa Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing I yang

    dengan penuh kasih mendampingi, mengarahkan, memotivasi, dan

    memberikan saran yang sangat bermanfaat bagi penulisan skripsi.

    4. Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku triangulator hasil yang telah

    memberikan penilaian beserta komentar dan saran untuk perbaikan analisis

    cerpen.

    5. Seluruh dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu

    pengetahuan dan bekal akademik selama perkuliahan.

    6. Ibu Theresia Rusmiyati selaku staf sekretariat PBSI yang dengan

    ketulusannya memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam

    menyelesaikan segala kebutuhan administratif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    7. Kedua orang tua penulis Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri

    Hartiwi, MM. yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    8. Adik penulis David Putera Mahendra yang selalu member memotivasi, kasih

    sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Daniel Suwenta Pinem yang selalu memberi semangat, motivasi, doa dan

    kasih sayang.

    10. Sahabat – sahabat saya, Skolastika Cynthia Maharani, Emmanda Sekar

    Yumita, Pripita Tyas, Eva Tri Rusdyanintyas, Kartika Eva, Ignatia Yole,

    Caecilia Ani, Christina Herika, Vincentia Vindi, dan Febri Eka.

    11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    angkatan 2012 yang telah memberikan saran dan motivasi untuk

    menyelesaikan skripsi.

    12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

    dalam bentuk apapun yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi

    ini.

    Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

    kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan berupa kritik dan saran

    yang berguna bagi peneliti dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik

    lagi di kemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia

    pendidikan.

    Yogyakarta, 21 November 2018

    Ryan Pamula Sari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

    MOTO ..................................................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    ABSTRACT ........................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

    E. Batasan Istilah ............................................................................................... 6

    F Sistematika Penulisan ................................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9

    A. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................. 9

    B. Kajian Teori yang Relevan ......................................................................... 16

    1. Pengertian Cerita Pendek ..................................................................... 17

    2. Ciri - Ciri Cerita Pendek ...................................................................... 19

    3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek ............................................................. 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32

    B. Data dan Sumber Data ................................................................................ 32

    C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33

    D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 33

    E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35

    A. Kajian Unsur Intrinsik Cerita Pendek Milana ............................................ 35

    B. Pembahasan ................................................................................................. 35

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 89

    A. Simpulan ..................................................................................................... 89

    B. Saran ........................................................................................................... 90

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 93

    BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 127

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Triangulasi Penelitian ....................................................................... 72

    Lampiran 2. Cerita Pendek “Milana” ……………………………………………73.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa

    pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk

    gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan

    dapat dilukiskan melalui kata-kata dalam bentuk tulisan. Sastra berfungsi menghibur

    dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan cara

    menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan yang mengandung

    aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusian, keagamaan, moral maupun

    gender. Selain itu, sastra juga sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran,

    tentang apa yang baik dan buruk (Jacob Sumardjo, 1997:3).

    Sastra dapat dilihat dari berbagai genre (jenis) sastra, yaitu berbentuk puisi,

    irama, dan prosa. Salah satu genre sastra yang berbentuk prosa adalah cerpen. Cerpen

    merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita rekaan atau kisah

    nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Setiap isi cerpen terdapat

    berbagai nilai pendidikan, hiburan, kehidupan, dan pengalaman. Cerpen juga

    mengungkapkan fenomena sosial dalam kehidupan yang dapat dijadikan sarana

    berkomunikasi manusia dengan zamannya. Cerpen memiliki nilai sosial yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat,

    terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen tersebut mempunyai

    bermacam-macam tema dan isi, antara lain tentang masalah-masalah sosial yang

    terjadi di lingkungan masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan perempuan.

    Cerita pendek yang telah terbit di surat kabar kompas misalnya, Ada Lelaki yang

    Menderita bila Dipuji karya Ahmad Tohari diterbitkan pada 7 Oktober 2018, lalu ada

    GoKill diterbitkan oleh Kompas pada tanggal 10 Juni 2018 karya Seno Gumira

    Ajidarma, ada cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Rumah-rumah Nayla

    yang diterbitkan oleh Kompas, 24 Desember 2017, Ingatan Ara karya Dewi Ria Utari

    yang diterbitkan oleh Jawa Pos pada tanggal 10 September 2017, dan masih banyak

    lagi (Muakhir, Ali. 2003. “Cerpen Koran Minggu”). Cerita pendek dipandang sebagai

    karya sastra yang banyak ditulis hingga periode terakhir ini. Cerpen paling luwes

    disajikan, dalam surat kabar, majalah, maupun buku-buku kumpulan cerpen.

    Penelitian ini oleh peneliti menitikberatkan pada analisis cerpen. Cerpen

    memiliki karakter cerita yang sangat singkat, selain itu juga sangat mudah dipahami

    dari segi bahasa dan alurnya. Cerpen juga sangat menarik untuk dibaca oleh sebagian

    besar masyarakat karena bentuknya yang sangat sederhana. Karya sastra yang dipilih

    untuk diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah cerpen yang berjudul “Milana” karya

    Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik diteliti karena Bernard Batubara

    menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat dijumpai di kehidupan

    pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca karena menyajikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau Bali, dan tokoh-

    tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan seperti setia, sabar, dapat

    menepati janjinya, dan sebagainya.

    Bernard Batubara adalah seorang penulis yang lahir di Pontianak, 9 Juli 1989.

    Bara panggilannya, memulai menulis pertengahan tahun 2007. Buku pertamanya,

    Angsa-Angsa Ketapang (kumpulan puisi), terbit di tahun 2010, ketika ia masih

    berstatus mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Indonesia. Ada

    beberapa buku yang telah diterbitkan oleh Bernard Batubara, yaitu Radio Galau FM

    (2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta dengan Titik (2013), Surat untuk Ruth

    (2014), Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu

    (2015), Metafora Padma (2016), Elegi Rinaldo (2016), Luka Dalam Bara (2017) dan

    ada dua buku yang akan terbit yaitu Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran dan

    Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan. Buku Radio Galau FM

    dan Kata Hati telah jadi film layar lebar yang diproduksi oleh Rapi Film. Bara pernah

    menjadi pembicara di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2013, penulis

    terpilih Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2013, dan menjadi pembicara di

    Asean Literary Festival (ALF) 2015. Selain bekerja sebagai penulis, kini Bara juga

    bekerja sebagai barista di No. 27 Coffee (Batubara, Bernard. 2015. “Bisikan Busuk”).

    Milana adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian

    disematkan sebagai judul kumpulan cerpen ini adalah pelukis senja. Kegemaran

    Milana hanya melukiskan senja yang dipindahkannya ke atas kanvas di atas feri yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    menyeberangi Selat Bali, dari Banyuwangi ke Jembrana. Areno Adamar, seorang

    travel fotografer, menyukai senja dan mengistimewakan senja untuk direkam lensa

    kameranya. Setelah pertemuan mereka yang kedua, mereka bersepakat untuk selalu

    berjumpa di atas feri dan bersama-sama merekam senja, dengan cara mereka sendiri.

    Dua tahun berlalu, hanya Milana sendiri yang merekam senja dan menunggu sambil

    meyakinkan dirinya bahwa Areno pasti akan datang.

    Alasan peneliti memilih empat unsur intrinsik (alur, latar, tema, dan tokoh)

    karena sesuai dengan pembelajaran SMA di kelas XII semester I. Selain itu,

    diharapkan siswa dapat lebih detail untuk menggambarkan suatu cerita itu dibentuk.

    Di sisi lain, mengajak pembaca untuk merasakan sensasi di setiap babak cerita

    misalnya awal cerita sedih tetapi endingnya gembira. Siswa diharapkan pula

    mengembangkan daya imajinasi melalui unsur-unsur intrinsik yang lebih spesifik itu.

    Jadi siswa diharapkan dapat membayangkan seperti adegan mengharapkan kekasih

    namun kekasih tersebut sudah meninggal dunia.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan

    diteliti adalah bagaimana analisis cerpen “Milana” karya Bernard Batubara yang

    ditinjau dari alur, latar, tema, dan tokoh?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai

    dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, tema, dan tokoh cerpen yang

    berjudul “Milana” karya Bernard Batubara.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan

    peneliti lain.

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

    pembaca maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis karya sastra

    Indonesia, terutama dalam bidang penelitian cerpen Indonesia dan

    penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori maupun

    dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengungkap unsur

    intrinsik pada karya sastra yang lain.

    2. Manfaat Praktis

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru khususnya

    guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sastra.

    b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk materi

    pengajaran dan strategi pengajaran sastra khususnya cerpen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    E. Batasan Istilah

    Berikut ini batasan istilah penelitian ini.

    1. Alur

    Alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita

    yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan

    akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak

    peristiwa yang akan datang (Waluyo, 2011:9).

    2. Cerita Pendek

    Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan didalamnya terdapat

    pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita

    bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan sebagai buah

    sastra cerpen itu (Nursisto, 2000:165).

    3. Latar

    Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana

    dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Sayuti, 2000:126).

    4. Sastra

    Sastra merupakan cabang seni, yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia

    yang estetis (indah). Keindahan seni sastra disampaikan dengan media

    bahasa. Dari sinilah, bahasa mempunyai peran yang istimewa dalam sastra

    karena sastra mewujudkan dirinya dengan bahasa, dan bahasa dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    perkembangannya juga ditentukan oleh sastra, yaitu sastra untuk

    melakukan eksplorasi kreativitas bahasa, baik kata, frasa, klausa dan

    kalimat yang tujuannya untuk mencapai nilai estetis (Kurniawan, 2012:1).

    5. Tema

    Tema adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah

    makna, yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir

    sebagai sebuah kesatuan yang padu (Nurgiyantoro, 2010:80).

    6. Tokoh

    Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

    berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).

    F. Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut. Pada bab I akan

    diuraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan istiilah, dan sistematika penulisan. Bab

    II terdiri landasan teori, bab ini menguraikan penelitian yang relevan, kajian teori dan

    kerangka pikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang

    sejenis dengan topik ini. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis

    penelitian, objek penelitian, sumber data penelitian, metode penelitian, teknik

    pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan.

    Bab V berisi penutup. Bab ini menguraikan kesimpulan implikasi, dan saran-saran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    yang bermanfaat bagi pihak lain terkait dengan penelitian ini dan juga memaparkan

    kesimpulan hasil penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Penelitian yang Relevan

    Penelitian tentang analisis penokohan, latar, alur, dan tema cerpen sudah banyak

    dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Peneliti

    mencatat ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian tersebut

    antara lain: Pertama, Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen “Dokter” Karya Putu

    Wijaya dengan Metode Inkuiri Untuk Siswa Kelas XII Semester I SMA Pangudi Luhur

    Sedayu diteliti oleh Ignatia Wiwik Ambarwati, PBSI, Universitas Sanata Dharma tahun

    2017. Kedua, Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Guru Karya Putu Wijaya dan

    Perencanaan Pembelajarannya Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA

    Kelas XII Semester I diteliti oleh Wahyu Apriliani, PBSI, Universitas Sanata Dharma

    tahun 2017. Ketiga, Analisis Intrinsik Cerpen “Ibu Pergi ke Surga” Karya Sitor

    Situmorang dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X

    Semester 1 diteliti oleh Rosalia Desinta Kumala, PBSI, Universitas Sanata Dharma

    tahun 2017. Terakhir, Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik Pada Kumpulan Cerpen Pilihan

    Kompas 2014 Serta Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra di Sekolah

    Menengah Atas diteliti oleh Sri Lestari, Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas

    Sebelas Maret, 2016.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Penelitian yang pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) bertujuan untuk

    mendeskripsikan penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen “Dokter” karya Putu

    Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester I. Jenis

    penelitiannya adalah penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan. Data

    penelitian berupa kutipan kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik cerpen. Sumber

    data dalam penelitian ini adalah cerpen Dokter karya Putu Wijaya dan guru Bahasa

    Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

    adalah teknik simak dan teknik catat. Peneliti menerapkan langkah-langkah metode

    inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran unsure intrik cerpen Dokter karya Putu

    Wijaya terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis,

    (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan. Hasil

    analisis unsur intrinsik cerpen meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat,

    dan gaya berbahasa. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Dokter John

    Manansang dan tokoh tambahan adalah dukun, anak kepala suku, pegawai puskesmas,

    dan keluarga pasien. Alur dalam cerpen ini merupakan alur maju. Latar yang digunakan

    dalam cerpen ini meliputi tiga unsur, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

    Tema yang terkandung dalam cerpen adalah kemiskinan. Amanat yang disampaikan

    adalah hargailah orang lain, dan jangan mudah percaya kepada hal-hal yang tidak

    masuk akal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Gaya berbahasa yang digunakan

    pengarang mudah dimengerti oleh pembaca karena menggunakan bahasa Indonesia dan

    tidak menggunakan bahasa dari daerah tertentu. Sudut pandang yang digunakan yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    sudut pandang orang pertama. Implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya

    produk silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra SMA kelas XII semester I. Untuk

    mengetahui tingkat kelayakan produk silabus dan RPP dilakukan evaluasi oleh guru

    Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penilaian tingkat kelayakan produk

    pengembangan silabus memiliki presentase 82,5% (baik), dan untuk tingkat penilaian

    produk RPP memiliki tingkat kelayakan sebesar 80% (baik). Dari hasil penelitian

    tersebut dapat disimpulkan produk tersebut layak sebagai perencanaan pembelajaran

    sastra.

    Penelitian kedua, Wahyu Apriliani (2017) bertujuan untuk menganalisis unsur

    intrinsik cerpen Guru dan mendeskripsikan perencanaan pembelajarannya dengan

    pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester I. Penelitian ini adalah

    penelitian kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis dan

    mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen Guru. Sumber data yang digunakan adalah

    Cerpen Guru karya Putu Wijaya dan guru bahasa Indonesia. Hasil analisis cerpen Guru

    meliputi unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya

    bahasa. Tokoh dalam cerpen Guru adalah ayah Taksu, Taksu, dan Ibu. Alur dalam

    cerpen tersebut adalah alur campuran. Latar dalam cerpen ini adalah terdapat tiga

    unsure latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema dalam cerpen

    tersebut “Tekad seorang anak yang bercita-cita menjadi guru”. Amanat yang terdapat

    dalam cerpen Guru adalah jangan memaksakan kehendak orang lain. Sudut pandang

    cerpen Guru adalah sudut pandang campuran. Gaya bahasa yang digunakan pengarang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    sangat sederhana dan sering mengandung asosiasi yaitu perbandingan dua hal yang

    dianggap berbeda tetapi dianggap sama. Perencanaan pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan kontekstual terdiri dari 7 langkah (1) menemukan unsure

    intrinsik cerpen Guru, (2) menganalisis unsur intrinsik, (3) bertanya mengenai unsur

    intrinsik, (4) diskusi dengan kelompok, (5) contoh cerpen yang sudah dianalisis, (6)

    refleksi pembelajaran, dan (7) guru memberikan penilaian. Berdasarkan hasil analisis

    unsure intrinsik cerpen Guru dan alternatif pembelajaran dengan pendekatan

    kontekstual. Peneliti menyusun silabus dan RPP sebagai impelementasi pembelajaran

    sastra SMA kelas XII semester I.

    Penelitian ketiga, Rosalia Desinta Kumala (2017) bertujuan untuk (1)

    mendiskripsikan unsur intrinsik dalam cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor

    Situmorang yang meliputi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa (2)

    mendeskripsikan implementasi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa

    cerpen “Ibu Pergi ke Surga” dalam pembelajaran sastra di SMA Kelas X Semester I.

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis yang bertujuan

    mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke Surga”. Teknik pengumpulan data

    yang digunakan adalah teknik membaca dan teknik catat. Hasil analisis tokoh utama

    dalam cerpen ini adalah Aku. Ibu, Bapak, dan Pendeta adalah tokoh bawahan. Alur

    dalam cerpen ini dibagi dalam tiga yaitu, tahap awal, tengah, dan akhir. Terdapat tiga

    latar dalam cerpen ini yaitu, latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam cerpen

    ini adalah rumah Aku, rumah Pendeta, dan Gereja. Latar waktu dalam cerpen ini adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    siang hari dan malam hari. Latar sosial ditunjukan dengan perlakuan spesial yang

    diterima Bapak saat berada di Gereja oleh masyarakat. Tema dalam cerpen ini adalah

    religius yang terlihat dalam kematian Ibu yang membahagiakan, karena Ibu telah lepas

    dari penderitaan dan kematian bukan akhir dari segalanya. Sudut pandang yang dipakai

    dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai pelaku cerita

    (tokoh Aku). Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah bahasa sehari-hari

    masyarakat Batak pada masa cerpen tersebut dibuat. Cerpen ini dapat

    diimplementasikan sebagai bahan ajar sasstra di SMA Kelas X Semester I dalam bentuk

    RPP dan Silabus.

    Penelitian terakhir, Sri Lestari (2016) bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)

    unsur intrinsik pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (2) unsur ekstrinsik pada

    Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (3) Relevansi Kumpulan Cerpen Pilihan

    Kompas 2014 sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan penelitian yang

    digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode

    struktural dan strategi analisis isi. Sumber data yang digunakan adalah Kumpulan

    Cerpen Pilihan Kompas 2014. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

    purpossive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis

    dokumen, wawancara, dan angket. Validitas data diperoleh dengan triangulasi sumber

    data dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model

    analisis interaktif (interactive model of analysis) yang meliputi reduksi data, display

    data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian ini adalah: (1) unsur intrinsik yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    terdapat pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi alur, penokohan, latar,

    tema, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berbeda antara

    satu cerpen dengan cerpen yang lain. Perbedaan tersebut meliputi unsur intrinsik yang

    terkandung pada masing-masing cerpen dan unsur ekstrinsik yang digunakan oleh

    pengarang dalam menyampaikan cerita; (2) unsur ekstrinsik yang terdapat pada

    Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi latar belakang pengarang, kondisi

    sosial, kondisi budaya, lingkungan pengarang, pengetahuan pengarang; (3) Kumpulan

    Cerpen Pilihan Kompas 2014 dan hasil analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik yang

    terdapat pada cerpen relevan bila digunakan dalam materi pembelajaran sastra di SMA.

    Setelah meninjau keempat penelitian di atas, penelitian ini dapat dikatakan

    sebagai penelitian deskripsi analisis unsur intrinsik cerpen. Dari uraian tersebut terlihat

    bahwa penelitian yang pertama dilakukan oleh Ignatia Wiwik Ambarwati merupakan

    penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan unsur intrinsik cerpen “Dokter”

    karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester

    I, penelitian yang kedua dilakukan oleh Wahyu Apriliani merupakan penelitian

    kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen

    “Guru”, penelitian ketiga dilakukan oleh Rosalia Desinta Kumala merupakan penelitian

    deskriptif analisis yang bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke

    Surga”, penelitian terakhir dilakukan oleh Sri Lestari merupakan penelitian deskriptif

    kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi. Oleh karena

    itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini relevan karena keempat penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    terdahulu telah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis unsur

    intrinsik cerpen. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan penelitian deskriptif

    untuk mendeskripsikan analisis unsur intrinsik cerpen “Milana”.

    Adapun perbedaan dari penelitian-penelitian relevan di atas sebagai berikut

    penelitian yang dilakukan Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) adalah mengembangkan

    unsur intrinsik cerpen dengan implementasinya menyusun produk silabus dan RPP.

    Unsur intrinsik cerpen yang dikaji ada tujuh unsur yaitu tokoh, alur, latar, sudut

    pandang, tema, amanat, dan gaya berbahasa. Penelitian tersebut menggunakan evaluasi

    oleh guru Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Perbedaan selanjutnya dari

    penelitian Wahyu Apriliani (2017) adalah mendeskripsikan perencanaan

    pembelajarannya dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester

    I, hasil analisis cerpen terdapat delapan unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

    pandang, tema, amanat, dan gaya bahasa. Perbedaan dari penelitian ketiga yang disusun

    oleh Rosalia Desinta Kumala (2017) adalah mendeskripsikan enam unsur intrinsik

    cerpen yaitu tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa. Perbedaan terakhir dari

    penelitian Sri Lestrai (2016) adalah pendekatan penelitian yang digunakan adalah

    deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi,

    teknik yang digunakan yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan purpossive

    sampling. Penelitian pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati menggunakan cerpen “Dokter”

    karya Putu Wijaya, lalu penelitian kedua oleh Wahyu Apriliani menggunakan cerpen

    “Guru” karya Putu Wijaya, kemudian penelitian ketiga oleh Rosalia Desinta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    menggunakan cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor Situmorang dan yang terakhir

    penelitian terakhir Sri Lestari menggunakan “Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014”.

    Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan

    tersebut terdapat pada objek yang dikaji. Penelitian ini mengkaji cerpen yang berjudul

    “Milana” karya Bernard Batubara dengan menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian

    ini dilakukan untuk mengetahui alur, latar, tema, dan tokoh dengan menggunakan

    teknik simak dan catat. Kebaruan penelitian ini adalah dari sudut pengarangnya,

    seorang Bernard Batubara adalah seorang penulis yang populer pada zaman ini, cerita

    yang disajikan juga membuat pembaca larut dalam emosinya yang notabene

    pembacanya kaum milenial yang dapat dikatakan mudah baper (membawa perasaan),

    menyamakan kisah cerita yang disajikan menjadi kisah cerita yang dialaminya,

    menggunakan diksi yang mudah dipahami, lalu kerumitan yang dibangun oleh Bara

    adalah bagaimana Milana tetap bersikukuh akan setia menunggu kekasihnya walaupun

    kenyataannya kekasihnya tidak akan pernah datang karena meninggal dunia akibat

    kecelakaan di atas kapal feri sedangkan Bara dapat mengambil ending dari cerpennya

    Milana memilih berkenalan dengan saya, memilih tidak menanti Areno kekasihnya dan

    menjalin kisah cinta dengan saya.

    B. Kajian Teori

    Kajian teori yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu kajian mengenai

    hakikat sastra, pengertian cerita pendek, dan unsur intrinsik cerita pendek.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    1. Pengertian Cerita Pendek

    Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan juga bukan

    bagian dari novel yang belum dituliskan. Menurut Sayuti (2000: 8-10), cerpen

    merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan

    ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Sebuah

    cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristwa

    tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki

    signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang

    dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan

    waktu, sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk

    itu. Tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya,

    hanya ditunjukkan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter

    dalam cerpen lebih merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”.

    Cerpen menurut Mochtar Lubis (melalui Rampan 2009: 1-2) bahwa yang

    disebut cerpen adalah cerita yang bisa selesai sekali baca, dua kali baca, atau

    tiga kali baca dengan jumlah perkataan berkisar 500-30.000 kata. Menurut Jakob

    Sumardjo (dalam buku Rampan 2009:2), cerpen harus berupa cerita atau narasi

    (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi, tetapi

    bisa kapan saja dan di mana saja terjadi) serta relatif pendek. Menurut A. Bakar

    Hamid, ada empat dasar penentuan yang harus dipenuhi pertama, dilihat dari

    kualitas kata-kata dan halaman yang digunakan untuk satu cerpen. Ukuran yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    lebih longgar dikatakan, cerpen ialah yang bisa habis dibaca sambil minum teh.

    Akan tetap ukuran ini sangat labil dan A. Bakar Hamid lebih setuju ukuran

    dengan penentuan jumlah perkataan, sehingga yang disebut cerpen berkisar 500-

    20.000 perkataan.

    Kedua, dilihat dari plotnya, sebuah cerpen biasanya hanya punya satu

    plot dasar, tidak menggunakan plot samping atau anak plot, sehingga tidak

    terjadi degresi plot. Ketiga, dilihat dari perwatakannya. Pada cerpen tidak

    mungkin terdapat banyak watak. Biasanya, dalam cerpen hanya terdapat satu

    atau dua watak saja. Perkembangan watak sukar dilakukan karena yang

    dilukiskan dan muncul dalam cerpen hanya salah satu fase saja dari kehidupan

    tokoh, atau salah satu momen dari kejadian yang menimpa kehidupan tokoh.

    Tak mungkin cerpen menceritakan dan melukiskan watak tokoh dari lahir

    hingga meninggal dunia. Yang dilukiskan hanya saat si tokoh ditabrak mobi atau

    ketika sedang berpidato dalam menghadapi pemilu atau pilkada. Keempat,

    dilihat dari kesannya. Kesan sebuah cerpen haruslah satu. Hal ini disebabkan

    temanya tidak luas dan plotnya tidak bercabang-cabang. Dari kesan yang satu

    itulah pembaca mencari dan menemukan pesannya. Beberapa pengertian yang

    sudah dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan pengertian cerpen adalah

    cerita prosa fiksi yang dapat diselesaikan dalam sekali atau dua kali baca yang

    berkisar 500-30.000 kata di dalamnya dan hanya menceritakan satu tema dan

    satu karakter tokoh yang diceritakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    2. Ciri – Ciri Cerita Pendek

    Berdasarkan pengertian cerita pendek yang sederhana dan luas yang

    dikemukakan di bagian terdahulu, ciri khusus cerita pendek menurut Tarigan

    (melalui Purba 2010: 52) dapat dibeberkan sebagai berikut (a) singkat, padu,

    intensif, (b) unsur utama adalah adegan, tokoh, dan gerak, (c) bahasa haruslah

    tajam, sugestif, dan menarik perhatian, (d) mengandung interpretasi pengarang

    tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak

    langsung, (e) harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritanya

    yang pertama-tama menarik perasaan kemudian menarik pikiran, (f) harus

    menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca, (g) mengandung detail-detail

    dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja dan yang bisa menimbulkan

    pertanyaa-pertanyaan dalam pikiran membaca, (h) sebuah insiden yang terutama

    menguasai jalan cerita, (i) cerita pendek harus mempunyai pelaku utama, (j)

    harus mempunyai efek atau kesan yang menarik, (k) cerita pendek bergantung

    pada satu situasi, (l) memberikan impresi tunggal, (m) memberikan suatu

    kebulatan efek, (n) menyajikan satu emosi, dan (o) jumlah kata yang terdapat

    dalam cerita pendek biasanya di bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari

    10.000 kata (kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).

    3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek

    Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri

    (Nurgiyantoro, 2010: 23). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang

    membaca karya sastra. Unsur-unsur yang akan diteliti dalam penelitian ini

    adalah unsur intrinsik yang ada dalam cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.

    a) Alur

    Menurut Robert Stanton (2007: 26-32), alur merupakan

    rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur terbatas

    pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal. Peristiwa kausal

    merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari

    berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan

    berpengaruh pada keseluruhan karya. Alur merupakan tulang punggung

    cerita. alur dapat membuktikan diri meskipun jarang diulas panjang lebar

    dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya

    dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang

    mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya.

    Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata,

    meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan

    memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Alur

    menurut Yahya Ismail (melalui Rampan, 2009: 4) mengatakan bahwa

    suatu yang menghubungkan antara peristiwa dalam sebuah cerita yang

    rapat pertaliannya dengan gerak laku lahiriah dan batiniah watak-watak

    dalam cerita itu. Hubungan antara peristiwa dalam cerita hendaklah

    berdasarkan hukum sebab akibat. Beberapa pengertian yang sudah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa alur adalah rangkaian

    peristiwa dalam sebuah cerita yang erat rangkaiannya dengan watak

    tokoh yang diceritakan.

    Rangkaian unsur-unsur cerita dinyatakan sebagai unsur dinamik

    menurut Robert Scholes (melalui Waluyo 2011: 10-12) meliputi

    pertama, eksposisi artinya paparan awal cerita. Pengarang

    memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan

    hal-hal yang melatarbelakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah

    pembaca mengetahui jalinan cerita sesudahnya. Kedua, inciting moment

    artinya mulainya problem cerita itu muncul. Dalam tahapan ini ada yang

    disebut “the element of instability” yang menyebabkan adanya konflik

    dan juga menyebabkan konflik itu meningkat terus sampai ke klimaks

    cerita. Ketiga, rising action artinya konflik dalam cerita meningkat.

    Keempat, complication menunjukkan konflik yang semakin ruwet.

    Kelima, climax atau puncak cerita atau puncak penggawatan, yaitu

    puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan jawaban dari semua

    problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat

    lebih ruwet lagi. Jika komplikasi tidak memadai, konflik tidak akan

    meningkat dan kemungkinan untuk mencapai klimaks tidak tercapai.

    Karena itu, seharusnya penulis mengontrol komplikasi dan konflik yang

    timbul dalam cerita agar meningkat terus dan berhenti peningkatan pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    klimaks. Keenam, falling action dan ketujuh, denouement

    (penyelesaian).

    Pada prinsipnya, ada tiga jenis alur, yaitu pertama, alur garis

    lurus atau alur progresif atau alur konvensional adalah urutan peristiwa

    yang berurutan dari awal hingga akhir. Pengarang memilih peristiwa-

    peristiwa penting yang menurut pertimbangan pengarang harus

    dimasukkan dalam karyanya karena mendukung proses penceritaan.

    Kedua, alur flashback atau sorot balik atau alur regresif adalah alur yang

    terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu

    kembali ke awal cerita. Ketiga, alur campuran yaitu pemakaian alur garis

    lurus dan flashback sekaligus di dalam cerita fiksi.

    b) Latar

    Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

    cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

    berlangsung. Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik,

    aspek sosiologis, dan aspek psikis. Latar dapat berwujud dekor seperti

    sebuah café di Paris, pegunungan di California, sebuah jalan buntu di

    sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-

    waktu tertentu (hari, bulan, dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah

    (Stanton, 2007: 35). Menurut A. Bakar Hamid (melalui Rampan, 2009:

    7-8) latar adalah memberi suasana kepada peristiwa dan manusia yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    terdapat dalam sebuah cerita. Dengan adanya ruang, waktu, dan suasana

    itu, peristiwa dan manusia menjadi konkret dan tidak dirasakan mereka

    berlaku dalam wujud yang seolah-olah diam atau mati. Ada empat unsur

    yang terangkum dari kata latar atau setting yaitu pertama, tempat

    sebenarnya peristiwa itu terjadi. Mungkin terjadi di suatu kamar tertutup,

    di sebuah kapal, di suatu negara atau di suatu tempat yang riil, tetapi

    bersifat imajinatif. Kedua, pekerjaan dan cara hidup tokoh yang terdapat

    pada cerpen. Pekerjaan dan cara hidup manusia dapat lebih menjelaskan

    lagi masalah yang dihadapinya. Ketiga, waktu, ketika, atau zaman

    peristiwa itu terjadi. Pentingnya penjelasan waktu agar pembaca

    mendapat gambaran yang pasti mengenai berbagai hal yang menyangkut

    norma, kebiasaan, sikap, keadaan hidup, dan sebagainya dari tokoh yang

    diceritakan, yang hidup dalam kurun waktu tertentu. Keempat, suasana

    umum tokoh yang terdapat dalam cerpen. Suasana termasuk hal penting

    seperti masalah agama, kepercayaan, emosi, mental dan soal

    kemasyarakatan tokoh.

    Fungsi latar adalah untuk mempertegas watak pelaku,

    memberikan tekanan pada tema cerita, memperjelas tema yang

    disampaikan, metafora bagi situasi psikis pelaku, sebagai pemberi

    atmosfir (kesan) dan memperkuat posisi plot. Latar berkaitan dengan

    pengadegan, latar belakang, waktu cerita, dan waktu penceritaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Pengadegan artinya penyusunan adegan-adegan di dalam cerita. adegan

    dipilih yang benar-benar mewakili cerita. adegan bisa di dalam rumah

    dan dapat juga di luar rumah. Latar belakang (background) dalam

    menampilkan setting dapat berupa latar belakang sosial, budaya, psikis,

    dan fisik yang kira-kira dapat memperhidup cerita itu. Waktu cerita ialah

    lamanya waktu ppenceritaan tokoh utama dari awal hingga akhir cerita.

    Waktu penceritaan dapat dikatakan sebagai waktu pembacaan. Biasanya

    lamanya jam (untuk cerita pendek dan novel).

    Menurut Nurgiyantoro (2005: 227-237), unsur latar dapat

    dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial.

    (a) latar tempat biasanya menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

    diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

    berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin

    lokasi tertentu tanpa nama jelas, (b) latar waktu berhubungan dengan

    masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

    sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan

    dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan

    dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga dikaitkan dengan latar tempat

    (juga: sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan, (c)

    latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

    perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup

    berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial

    berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan

    hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar

    spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Latar sosial juga

    berhubungan dengn status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya

    rendah, menengah, atau atas.

    c) Tema

    Menurut Sayuti dalam buku Wiyatmi (2006: 42-43) tema

    merupakan makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis

    komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit

    maupun implisit. Menurut Jakob Sumardjo (melalui Rampan 2009: 3)

    tema adalah ide sebuah cerita. Sebuah cerpen haruslah mengatakan

    sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup dan kehidupan,

    sehingga pembaca dapat memetik manfaat dan memahami hidup dengan

    lebih baik. Tema tidak selalu berwujud ajaran moral atau tentang moral.

    Umumnya, tema hanya berwujud pengamatan pengarang terhadap

    kehidupan. Problem tersebut dibiarkan sebagai masalah pembaca dan

    pembacalah yang berusaha memecahkannya. Tema yang baik adalah

    yang bersifat universal, tidak akan ditinggalkan oleh waktu, semua

    zaman dan massa bisa menerimanya, tidak bersifat momental atau

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    temporer. Menurut peneliti, tema adalah ide suatu cerita yang bermakna

    dan memberikan komentar baik secara implisit maupun eksplisit. Tema

    fiksi menurut Sayuti (2000: 193-195) umumnya diklasifikasikan menjadi

    lima jenis yakni tema jasmaniah (physical), moral (organic), sosial

    (social), egoik (egoic), dan ketuhanan (divine). Tentu tema fiksi masih

    dapat diklasifikasikan dengan cara selain ini, misalnya tema tradisional

    dan tema modern. Klasifikasi di atas lebih merupakan pembagian yang

    didasarkan pada subjek atau pokok pembicaraan dalam fiksi. Tema

    jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan

    jasmani seorang manusia. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri

    manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Tema percintaan masuk dalam

    kelompok tema ini. Tema organic diterjemahkan sebagai tema tentang

    moral karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan

    dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antarmanusia,

    antarpria-wanita. Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar

    masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.

    Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi

    yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema ketuhanan

    merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia

    sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebuah karya fiksi sangat jarang

    memiliki tema tunggal, artinya fiksi itu bertema egoik atau ketuhanan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Biasanya, sebuah fiksi memiliki tema yang jamak. Hanya saja,

    kejamakan tema dapat dirinci lagi menjadi tema mayor dan tema minor.

    Tema mayor berkaitan dengan salah satu kelompok demikian pula tema

    minor di luar tema mayor tersebut.

    d) Tokoh

    Tokoh menurut Wiyatmi (2006: 30-36) adalah para pelaku yang

    terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan

    pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang

    yang hidup di alam nyata. Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami

    peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita

    (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi

    dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh

    merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan artistik yaitu karya

    sastra yang harus selalu menunjang keutuhan artistik itu (Kenney dalam

    Sudjiman, 1991: 17).

    Tokoh dalam fiksi dibedakan menjadi beberapa yaitu tokoh utama

    (sentral) dan tokoh tambahan (periferal). Disebut tokoh sentral apabila

    memenuhi tiga syarat, yaitu (1) paling terlibat dengan makna atau tema,

    (2) paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, (3) paling banyak

    memerlukan waktu penceritaan. Menurut Nurgiyantoro (2005: 165)

    Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    jawab terhadap pertanyaan : “Siapakah tokoh utama cerpen itu?”, atau

    “Ada berapa orang jumlah pelaku cerpen itu?”, atau “Siapakah tokoh

    protagonis dan antagonis dalam cerpen itu?”, dan sebagainya. Menurut

    Jones (melalui Nurgiyantoro 2005: 165), tokoh adalah pelukisan

    gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

    cerita. Dari teori yang telah dipaparkan dapat peneliti simpulkan bahwa

    tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita yang menampilkan ciri fisik

    atau keadaan sosial atau sifat kebiasaan atau tingkah laku yang

    dilukiskan secara langsung maupun tidak langsung.

    Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh

    menurut Sayuti (2000:74) dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral

    atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan).

    Tokoh sentral adalah tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam

    peristiwa dalam cerita. peristiwa atau kejadian itu menyebabkan

    terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan

    kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut. Tokoh tambahan

    berfungsi membuka jalan bertemunya tokoh sentral dengan tokoh

    tambahan. Terdapat juga pembagian tokoh berdasarkan tokoh sederhana,

    simple atau flat characters dan tokoh kompleks, complex, atau round

    characters. Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang

    mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    saja. Yang termasuk dalam kategori tokoh sederhana adalah semua tipe

    tokoh yang sudah biasa, yang sudah familiar, atau yang stereotip dalam

    fiksi. Ciri bahwa tokoh dapat dikategorikan ke dalam stereotip tertentu

    ialah bahwa watak tokoh dapat dirumuskan dalam formula “orang biadab

    yang berhati lembut”, “gadis pekerja yang miskin tetapi jujur” dan

    seterusnya. Tokoh yang kompleks ialah tokoh yang dapat dilihat semua

    sisi kehidupannya. Tokoh bulat lebih memiliki sifat lifelike karena tokoh

    itu tidak hanya mnunjukkan gabungan sikapb dan obsesi yang tunggal.

    Ciri tokoh bulat adalah dia mampu memberikan kejutan kepada kita.

    C. Kerangka Berpikir

    Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

    Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa, maupun drama. Prosa dapat

    berupa novel dan cerpen. Sebuah karya sastra dianggap sebagai bentuk ekspresi dari

    sang pengarang. Sastra dapat berupa kisah rekaan melalui pengalaman batin (pemikiran

    dan imajinasinya), maupun pengalaman empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik

    dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di sekitarnya) dari sang pengarang.

    Melalui karya sastra pengarang dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang

    dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya

    dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra terdapat makna tertentu tentang

    kehidupan. Untuk itu, mengapa sastra cukup banyak digemari oleh para penikmatnya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    hal ini dikarenakan karya sastra merupakan penggambaran dari manusia, dalam hal ini

    pengarang, sebagai bagian dari masyarakat.

    Sastra yang berbentuk prosa salah satunya adalah cerpen. Menurut Sayuti (2000:

    8-10) mengemukakan bahwa cerpen adalah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca

    dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri

    pembaca. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau

    peristwa tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang

    memiliki signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang

    dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan waktu,

    sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh

    dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditunjukkan

    tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter dalam cerpen lebih

    merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”. Dalam cerpen terdapat

    unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangunnya seperti

    tokoh, latar, tema, alur, gaya bahasa, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik yang

    membangun cerpen seperti latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat

    cerpen dibuat. Peneliti membuat penelitian cerpen karena selain mudah dipahami oleh

    pembelajar dalam tingkat SMP ataupun SMA, cerpen sendiri tidak akan menghabiskan

    banyak waktu dalam membaca dan menganalisisnya. Sebuah cerita memiliki suspensi.

    Suspensi menggiring pembaca bertanya-tanya mengenai apa yang akan diceritakan,

    sehingga timbul rangsangan untuk segera mengetahui kelanjutan kisah. Jadi dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    memunculkan pertanyaan seperti apakah watak dan tokohnya, di mana setting-nya, dan

    mengapa peristiwa itu harus terjadi agar pembaca ingin segera mengetahui akhir kisah.

    Contoh cerpen adalah “Milana” karya Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik

    diteliti karena Bernard Batubara menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat

    dijumpai di kehidupan pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca

    karena menyajikan alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau

    Bali, dan tokoh-tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan. Milana

    adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian disematkan sebagai

    judul kumpulan cerpen ini adalah seorang pelukis senja.

    Dalam penelitian ini, peneliti membaca terlebih dahulu cerpen tersebut kemudian

    mendeskripsikan dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul

    “Milana” dari buku kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara dengan

    ketentuan unsur-unsur yang telah disepakati menjadi bahan penelitian. Bagian dari

    unsur intrinsik yang dianalisis tersebut alur, latar, tema, dan tokoh. Alasan peneliti

    hanya menggunakan empat unsur intrinsik tersebut karena alur, latar, tema, dan tokoh

    adalah unsur utama yang terdapat dalam cerpen, unsur – unsur tersebut saling berkaitan

    (tidak dapat dipisahkan) dan mudah ditemui dalam setiap karya sastra khususnya

    cerpen. Apabila menggunakan unsur lain seperti sudut pandang, watak, dan gaya

    bahasa membutuhkan penafsiran yang berbeda antara pembaca satu dengan pembaca

    lainnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bagian ini disajikan metodologi penelitian. Metodologi yang digunakan

    meliputi: jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, data penelitian, teknik

    pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penelitian ini

    merupakan penelitian kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

    tertulis. Penelitian ini akan menguraikan mengenai tokoh, latar, alur, dan tema.

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang berjudul Analisis Tokoh, Latar, Alur, dan Tema Cerpen

    “Milana” Karya Bernard Batubara ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian

    deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar

    dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-

    kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong,

    2006:11).

    B. Data dan Sumber Data

    Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul

    “Milana” karya Bernard Batubara.

    Judul Buku : Milana (Perempuan Yang Menunggu Senja)

    Judul Cerpen : Milana

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Pengarang : Bernard Batubara

    Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

    Tahun Terbit : 2013

    Jumlah Halaman : 187 lembar

    Dalam kumpulan cerpen ini terdapat judul cerpen, cerpen yang akan dianalisis

    berjudul “Milana”.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik simak dan

    catat. Peneliti menyimak keseluruhan isi cerpen “Milana” karya Bernard Batubara

    dan mencatat hal-hal pokok yang terdapat dalam cerpen. Berdasarkan kedua teknik

    tersebut, peneliti memperoleh dari hasil sumber tertulis. Sumber tertulis merupakan

    segala buku kesusastraan yang berkaitan dengan teori tentang unsur intrinsik dalam

    cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Artinya, bahwa peneliti selaku

    orang yang berkecimpung dalam dunia akademisi dan memiliki klasifikasi dalam

    bidang yang diteliti (penulisan) secara sungguh-sungguh melakukan penelitian.

    Peneliti berperan sebagai instrumen utama karena peneliti bertindak sebagai

    pengumpul data utama. Dalam penelitian ini peneliti mencari data dengan cara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    menganalisis unsur intrinsiik cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Data utama

    yang digunakan peneliti berupa kata-kata tertulis terkait unsure intrinsik cerpen.

    E. Teknik Analisis Data

    Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah

    penting yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan alat

    pengumpulan data yang tepat dan sesuai, data yang diperoleh akan lebih akurat,

    lengkap, dan representatif untuk diolah dan dianalisis. Jadi, analisis data dilakukan

    menggunakan teknik baca dan catat. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan

    dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul “Milana” dari buku

    kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Teknik catat digunakan sebagai

    teknik dalam pengumpulan data. Teknik baca dilakukan untuk menyimak

    penggunaan bahasa. Istilah di sini bukan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa

    secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik catat adalah

    mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa

    secara tertulis (Mahsun, 2006:93). Selain itu, hasil analisa dapat divalidasi oleh

    validator validator penelitian ini adalah ahli sastra, yaitu Bapak Petrus Hariyanto,

    M.Pd. Tabel analisis validasi hasil penelitian dapat dilihat di halaman 83 – 103.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bagian ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

    “Milana” karya Bernard Batubara. Unsur-unsur intrinsik tersebut terbagi menjadi

    tujuh bagian yaitu, alur (plot), latar (setting), tema, dan tokoh. Peneliti hanya

    membahas empat unsur intrinsik, yaitu alur, latar, tema, dan tokoh. Keempat unsur

    itulah yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di

    tingkat SMA. Oleh karena itu, di sini berfokus pada empat unsur tersebut. Penelitian

    ini dapat memberikan contoh konkret yang mendalam terkait dengan analisis unsure

    intrinsik yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah.

    A. Kajian Unsur Intrinsik Cerpen Milana

    Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret dari

    pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam cerpen

    “Milana”, terdapat empat unsur yang dapat memberikan gambaran konkret. Keempat

    unsure tersebut adalah alur, latar, tema, dan tokoh.

    1. Tokoh

    Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

    berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).

    Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1991: 23). Terdapat

    juga pembagian tokoh berdasarkan Nurgiyantoro (2010: 176-190) yaitu tokoh

    utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh

    sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, dan tokoh

    tipikal dan tokoh netral.

    1.1 Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

    Dilihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya tokoh

    dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan

    ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian

    besar cerita, dan sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan dalam

    porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama

    adalah tokoh utama cerita (central character, main character),

    sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).

    Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

    cerpen yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

    diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai

    kejadian. Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu

    berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan

    perkembangan alur secara keseluruhan.

    Berdasarkan segi peranan atau pentingnya tokoh, “Milana”

    dalam cerpen “Milana” termasuk dalam tokoh utama. Tokoh Milana

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    merupakan tokoh yang paling banyak muncul dalam cerpen ini,

    khususnya dalam hal yang dikenai kejadian. Oleh karena itu, tokoh

    Milana ialah tokoh yang paling penting dalam mengambil peranan

    dalam cerpen “Milana” dibandingkan dengan tokoh lain. Tokoh

    Milana muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.

    (a) Saya rindu perempuan itu. Perempuan kedua

    setelah Ibu yang mampu membuat saya rela menjadi

    seorang penanti, seorang penunggu. (Batubara,

    2016:175)

    Di bagian awal cerita, Saya meceritakan bahwa saya rindu

    kepada perempuan. Perempuan kedua setelah Ibunya yang membuat

    saya rela menjadi seorang penanti, seorang penunggu. Sifat Milana

    adalah penanti dan penyabar. Ini dapat dibuktikan pada bagian akhir

    cerita bagaimana Milana tetap menanti dan tetap sabar menunggu

    walaupun Saya sudah berusaha untuk mengatakan yang sebenarnya

    mengenai kekasih Milana.

    (b) Namun ia menolak dan mementahkan semua

    kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas

    Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam

    kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno

    tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    akan menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-

    Jembrana seperti biasanya. (Batubara, 2016: 185-186)

    Di bagian tengah cerita, Saya sedang membuka halaman

    sebuah majalah travel langganannya. Rubrik yang saya baca

    membahas topik travel photographer dan terdapat foto seorang lelaki

    yang memegang kamera. Areno adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu

    tajuk artikel yang menyertai foto tersebut. Di artikel tersebut terdapat

    kalimat yang mengatakan bahwa Areno meninggal dalam kecelakaan

    feri dua tahun lalu. Saya teringat kepada Milana dan menghubungkan

    apakah yang dinanti Milana yang notabene kekasihnya adalah Areno

    Adamar.

    Pada akhir cerita, Saya menyadarkan Milana bahwa

    kekasihnya telah meninggal dunia dan beritanya dapat dibaca di

    sebuah majalah travel.

    (c) Lalu, seperti yang sudah-sudah, Milana pergi

    meninggalkan saya dengan membawa kanvasnya yang

    sudah saya rusak. Kali ini, ia pergi dengan berlari cepat

    dan air mata yang berderai. (Battubara, 2016: 186)

    Pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita

    lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak

    langsung. Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat

    dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk

    member gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman,

    1991: 20). Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat

    beberapa tokoh tambahan yang mendukung munculnya konflik pada

    diri tokoh utama, yaitu Saya dan Areno Adamar. Tokoh Saya dan

    Areno muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.

    (d) Menunggu adalah perkara melebarkan

    kesabaran dan berhadap-hadapan dengan resiko

    ketidakhadiran. Itu yang dikatakan oleh Ibu sehari

    sebelum dia meninggal. Saat itu, saya tidak tahu ia

    sedang berbicara tentang ayah yang pergi

    meninggalkan kami dan tidak pernah kembali lagi.

    (Batubara, 2016: 175)

    Di bagian awal cerita, Saya merindukan seorang perempuan

    yang bernama Milana. Sifat saya adalah peyabar dan peduli. Itu dapat

    dibuktikan pada bagian tengah saat saya membaca artikel mengenai

    Areno Adamar, lelaki perekam senja. Areno Adamar muncul dalam

    pertengahan cerita dan memiliki sifat setia dan selalu dapat menepat

    janji.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    (e) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang

    kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

    kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

    kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

    lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

    ingkar janji!” (Batubara, 2016: 185)

    (f) Hai,” lelaki dengan kamera itu menyapaku.

    “Kita bertemu lagi.” “Kau sering ke sini?” “Tidak. Baru

    belakangan ini saja.” “Dari Surabaya juga?” “Iya.

    Kamu juga?” Lelaki itu mengangguk. Ia tersenyum.

    Rahangnya yang tegas bertumpu pada batang lehernya

    yang besar dan kokoh. Bibirnya tipis dan senyumnya

    membentuk sudut yang tajam di kedua pipinya yang

    tirus dan dihiasi rambut-rambut halus. Ia membungkus

    tubuhnya dengan kaus putih dan bagian atas kakinya

    dengan celana kargo selutut berwarna cokelat tua.

    Rambutnya berantakan tertiup angin laut, namun aku

    masih bisa melihat matanya yang menyipit. Di

    sepasang matanya, senja terpantul. “Apa yang kamu

    potret?” Lelaki itu memalingkan wajahnya ke laut.

    “Tidakkah jelas terlihat?” “Senja?” Aku menaikkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    alis. Ia mengangkat kameranya sejajar mata dan mulai

    membidik. Aku merasakan ada debar yang aneh di

    dadaku saat melihat lelaki itu tampak asyik dengan

    dunianya sendiri, menjebak pemandangan senja lewat

    lensa kameranya. (Batubara, 2016: 180-181)

    Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu tajuk artikel

    yang menyertai foto tersebut. Are, begitu nama

    panggilannya seperti yang tertulis, dikenal sebagai travel

    photographer muda yang sangat gemar memotret senja di

    berbagai tempat yang ia datangi, baik di Indonesia maupun

    di luar negeri. Are adalah a rising star di kalangan travel

    photographer. Foto-foto senjanya sangat indah. Ada

    semacam kekuatan magis yang menyedot siapa pun yang

    melihat foto-fotonya. Foto-foto senja Are sangat sederhana,

    tetapi setiap sudut gambarnya menyimpan atmosfer aneh

    yang membuat orang-orang betah berlama-lama hanya

    memperhatikan gambar yang ia buat. (Batubara, 2016: 183)

    1.2 Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh

    Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam

    tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh

    yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    – tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai,

    yang ideal bagi kita (Altenbernd dalam Nurgiyantoro, 2010: 178).

    Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

    pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. Kita sering

    mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan

    yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai permasalahan kita,

    demikian pula halnya dalam menyikapinya. Jadi, segala apa yang

    dirasa, dipikir, dan dilakukan tokoh ini sekaligus mewakili kita.

    Konflik yang dialami oleh tokoh protagonist tidak harus hanya

    disebabkan oleh tokoh antagonis tetapi juga dapat disebabkan di luar

    individualitas seseorang seperti bencana alam, kecelakaan, lingkungan

    alam dan sosial, aturan-aturan sosial, nilai-nilai moral, kekuasaan dan

    kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. Tokoh protagonist dalam

    cerpen Milana ini adalah Saya dan Areno Adamar.

    (g) Saya merasa ada sesuatu yang janggal dengan

    dirinya. (Batubara, 2016: 100)

    (h) “Dia sudah meninggal. Kamu tahu itu?” pria itu

    kembali berbicara. Pria itu melangkah mendekatiku.

    “Lelaki yang kamu tunggu, sudah meninggal, Milana.

    Apa yang kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak

    akan kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    ada lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak

    pernah ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)

    (i) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti

    ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan

    bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan

    pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan

    mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa

    menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam

    senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua

    tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.

    Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya

    lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti

    biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)

    Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis

    sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini

    digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter kurang baik. Tokoh

    antagonis memusuhi tokoh protagonis. Cerpen Milana menyajikan

    tokoh antagonis sebagai tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran

    dari cara dia bersikap ataupun cara dia tidak mau menerima kenyataan

    yang ada. Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    tokoh antagonis yang mendukung munculnya konflik yaitu Milana.

    Adapun analisisnya sebagai berikut.

    (j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu

    memotret senja. (Batubara, 2016: 179)

    (d) Ia yakin suatu saat kekasihnya akan datang di

    tempat ia menunggu sekarang. Ia tidak tahu kapan.

    Tetapi ia berkata kepada saya bahwa ia bukan saja

    yakin, tetapi ia tahu kekasihnya itu akan datang.

    (Batubara, 2016:100)

    (e) Namun, entah mengapa, di balik senyumnya

    yang tersungging dan tampak bahagia ketika ia

    mengingat-ingat kekasihnya, saya melihat ada yang

    kosong di matanya. Seperti ruang yang telah

    ditinggalkan oleh penghuninya begitu lama. Seperti

    sebongkah kenangan yang kehilangan intisarinya. Mata

    Milana terlihat kehilangan nyawa, tak bercahaya, tak

    secerah senja yang setiap hari dilukisnya. (Batubara,

    2016:100)

    (f) “Aku tidak tahu dia di mana.” Akhirnya,

    perempuan pelukis senja itu kembali bicara. “Tapi aku

    tahu, dia pasti datang.” “Aku tahu dia pasti datang!”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Milana menekankan kuasnya ke kanvas dengan keras

    sehingga membuat coretan panjang di lukisannya. “Dia.

    Pasti. Datang.” Milana langsung membereskan alat-

    alat lukisnya dan bergegas meninggalkan saya. Lagi-

    lagi, sebuah pertemuan yang tidak usai. Terasa jelas ada

    kegusaran dalam nada bicara Milana ketika saya

    mempertanyakan keyakinannya tadi. Saya tidak tahu

    apa yang terjadi antara Ia dan kekasihnya. Tetapi saya

    tahu, itu sangat mengganggu pikiran Milana. (batubara,

    2016:102)

    (g) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang

    kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang

    kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan

    kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada

    lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah

    ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)

    (h) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti

    ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan

    bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan

    pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan

    mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam

    senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua

    tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.

    Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya

    lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti

    biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)

    Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

    penokohan pada diri Milana sebagai perempuan antagonis namun

    bukan dalam versi kejam atau sering menyakiti orang lain namun lebih

    karena tidak dapat jujur pada perasaanya dan tidak dapat menerima

    keadaan bahwa kekasih yang ia tunggu sudah meninggal.

    1.3 Berdasarkan Perwatakannya

    Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke

    dalam tokoh sederhana (simple atau flat character) dan tokoh

    kompleks atau tokoh bulat (complex atau round character). Tokoh

    sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi

    tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sifat dan tingkah laku

    seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya

    mencerminkan satu watak tertentu. Watak yang telah pasti itulah yang

    mendapat penekanan dan terus-menerus terlihat dalam fiksi yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    bersangkutan. Ia mudah dikenali dan dipahami, lebih familier, dan

    cenderung stereotip. Tokoh sederhana tersebut adalah Milana.

    (i) Perempuan itu tidak pernah melukis benda lain

    selain matahari yang tenggelam. Tidak pernah selain

    senja. (Batubara, 2016: 176)

    (j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang

    selalu memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah

    menunggu. Aku benci menunggu. (Batubara, 2016:

    179)

    Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep

    penokohan pada diri Milana sebagai seorang perempuan yang

    memiliki kegemaran melukis senja dan setia menanti kedatangan Are

    di atas kapal feri seperti perjanjian-perjanjian yang telah dibuat

    sebelumnya.

    Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap

    berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadiannya dan jati

    dirinya. Ia memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun

    ia dapat pula menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam,

    bahkan mungkin seperti bertentangan dan sulit diduga. Tokoh bulat

    lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    samping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga

    sering memberikan kejutan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010:183).

    Pada cerpen “Milana”, t