Author
others
View
33
Download
5
Embed Size (px)
ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN
“MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Ryan Pamula Sari
NIM: 121224062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS ALUR, LATAR, TEMA, DAN TOKOH CERPEN
“MILANA” KARYA BERNARD BATUBARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Ryan Pamula Sari
NIM: 121224062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAN TEMA CERPEN OMILANAOKARYABERNARD BATUBARA
Disusun oleh:
Ryan Pamula Sari
NlM.z121224$62
Telah disetuiui oleh:
Pembimbing I
Tanggal l0 November 2018,J*^Pd,MHum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l
SKRJPSI
AI\ALISIS TOKOH, LATAR, ALU& DAI{ TEMA CERPEN'MILANA'KARYA BERNARI} BATUBARA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Ryan Pamula Sari
NIM:121224062
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 2 I November 20 I 8
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Nama lengkap
Ketua
Sekretaris
Anggota 1
Anggota2
Anggota 3
Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.
Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.
Rishe Pumama Dewi S.Pd., M.Hum.
Septina Krismawati M.A.
Petrus Hariyanto M.Pd.
Yogyakart4 21 November 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
. Yohanes Harsoyo, S.Pd.. M.Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada
Tuhan kami Tri Tunggal Mahakudus atas berkat melimpah, kelancaran, kekuatan serta kesabaran
yang telah diberikan.
Orang tua tercinta, Bapak Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri Hartiwi, MM.
yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Adik penulis, David Putera Mahendra.
Segenap keluarga dan sahabat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Waktunya Tuhan sempurna… Itu yang saya percaya…
(Anonim)
“Setiap air mata, Tuhan ganti dengan kebahagiaan.”
(Anonim)
Dia tahu semua yang terjadi, Dia tahu semua yang kau alami
Percayalah kepada-Nya, Dia tak pernah tinggalkanmu
Dia tahu semua yang kauperlukan, Dia tahu semua yang kaurindukan
Percayalah kepada-Nya, kau ‘kan melihat Dia b’rikan kemenangan
(Maria Shandi)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
(Filipi 4:13)
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.”
(1 Korintus 10:13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 November2018
Peneliti
Ryan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
Nomor Mahasiswa
: Ryan Pamula Sari
: 121224062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS TOKOH, LATAR, ALUR, DAN TEMA CERPEN "MILANA"
KARYABERNARDBATUBARA
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam·
bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya
viii
ABSTRAK
Sari, Ryan Pamula. 2018. “Analisis Alur, Latar, Tema, dan Tokoh Cerpen
‘Milana’ Karya Bernard Batubara.” Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Cerpen merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita
rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Tujuan
penelitian ini mendeskripsikan penokohan, latar, alur, dan tema cerpen yang
berjudul “Milana” karya Bernard Batubara. Penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian
akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan
tersebut. Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul
“Milana” karya Bernard Batubara. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti adalah teknik simak dan catat. Peneliti berperan sebagai instrumen utama
karena peneliti bertindak sebagai pengumpul data utama.
Hasil dari analisis peneliti, alur dalam cerpen ini adalah alur campuran
(menceritakan masa lalu dan masa depan) yang terdiri atas paparan, rangsangan,
gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latar yang digunakan
dalam cerpen meliputi tiga unsur, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema
yang terkandung dalam cerpen adalah tema jasmaniah (tema percintaan). Tokoh
utama dalam cerpen tersebut adalah Milana dan tokoh tambahan adalah saya dan
Areno Adamar. Dari hasil analisis dokumen menggunakan analisis deskriptif, dan
peneliti dapat menyimpulkan bahwa cerpen Milana karya Bernard Batubara,
memaparkan mengenai kisah percintaan anak muda yang dapat ditemukan di
kehidupan sehari-hari. Cerita yang diberikan ringan dan mudah dipahami oleh
pembaca.
Kata kunci: alur, cerpen, latar, sastra, tema, tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Sari, Ryan Pamula. 2018. ”The Analysis of Setting, Plot, Theme, and Characters
in Bernard Batubara’s Short Story ’Milana’.” Thesis. Yogyakarta:
Indonesian Language Education and Literature Study Program, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this research was to explain the characters, background, plot,
and theme from a short story."Milana" written by Bernard Batubara. The researcher
used descriptive as the research method. The descriptive method was a research
where the collected data were words, pictures, and numbers would not be included.
This research contained data citations to provide an overview of the research. The
data source of this research was a short story "Milana" written by Bernard Batubara.
The researcher used read-marker technique as the data collection method. In this
research, the researcher as the main instrument because the researcher as the main
data collector.
There were some results in this research. The main character of the short story
was milana and the additional characters were Areno Adamar and I. Then, the plot
was mix (tell the past and the future) which consisted of exposition, inciting, action,
rising action, complication, climax, falling action, and resolution. The settings used in
the short story were place, time, and social background. The theme was about love.
Based on the results of document analysis using descriptive analysis, intrinsic study
of researcher conclude that the short story "Milana" written by Bernard Batubara
explained about love stories of young people which could be found in daily life. The
story was easily to be understood by the readers.
keywords : plot, short story, setting, theme, character, literature
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan bimbingan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul
Analisis Alur, Latar, dan Tema, Tokoh Cerpen “Milana” Karya Bernard
Batubara dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penyusunan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa keberhasilan
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, petunjuk, dan nasihat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa
peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa menyertai, membimbing dan
memberikan mukjizat-Nya kepada hamba-Nya yang lemah ini.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidkan Bahasa Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing I yang
dengan penuh kasih mendampingi, mengarahkan, memotivasi, dan
memberikan saran yang sangat bermanfaat bagi penulisan skripsi.
4. Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku triangulator hasil yang telah
memberikan penilaian beserta komentar dan saran untuk perbaikan analisis
cerpen.
5. Seluruh dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bekal akademik selama perkuliahan.
6. Ibu Theresia Rusmiyati selaku staf sekretariat PBSI yang dengan
ketulusannya memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam
menyelesaikan segala kebutuhan administratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Kedua orang tua penulis Drs. Widarbo Basuki, MM. dan Dra. Agnes Sari Sri
Hartiwi, MM. yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Adik penulis David Putera Mahendra yang selalu member memotivasi, kasih
sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Daniel Suwenta Pinem yang selalu memberi semangat, motivasi, doa dan
kasih sayang.
10. Sahabat – sahabat saya, Skolastika Cynthia Maharani, Emmanda Sekar
Yumita, Pripita Tyas, Eva Tri Rusdyanintyas, Kartika Eva, Ignatia Yole,
Caecilia Ani, Christina Herika, Vincentia Vindi, dan Febri Eka.
11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2012 yang telah memberikan saran dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
dalam bentuk apapun yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang berguna bagi peneliti dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik
lagi di kemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Yogyakarta, 21 November 2018
Ryan Pamula Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTO ..................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
E. Batasan Istilah ............................................................................................... 6
F Sistematika Penulisan ................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................. 9
B. Kajian Teori yang Relevan ......................................................................... 16
1. Pengertian Cerita Pendek ..................................................................... 17
2. Ciri - Ciri Cerita Pendek ...................................................................... 19
3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek ............................................................. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32
B. Data dan Sumber Data ................................................................................ 32
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35
A. Kajian Unsur Intrinsik Cerita Pendek Milana ............................................ 35
B. Pembahasan ................................................................................................. 35
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 89
A. Simpulan ..................................................................................................... 89
B. Saran ........................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91
LAMPIRAN .......................................................................................................... 93
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Triangulasi Penelitian ....................................................................... 72
Lampiran 2. Cerita Pendek “Milana” ……………………………………………73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan
dapat dilukiskan melalui kata-kata dalam bentuk tulisan. Sastra berfungsi menghibur
dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan cara
menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan yang mengandung
aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusian, keagamaan, moral maupun
gender. Selain itu, sastra juga sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran,
tentang apa yang baik dan buruk (Jacob Sumardjo, 1997:3).
Sastra dapat dilihat dari berbagai genre (jenis) sastra, yaitu berbentuk puisi,
irama, dan prosa. Salah satu genre sastra yang berbentuk prosa adalah cerpen. Cerpen
merupakan sebuah karya sastra fiksi. Cerpen dapat berupa cerita rekaan atau kisah
nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarang. Setiap isi cerpen terdapat
berbagai nilai pendidikan, hiburan, kehidupan, dan pengalaman. Cerpen juga
mengungkapkan fenomena sosial dalam kehidupan yang dapat dijadikan sarana
berkomunikasi manusia dengan zamannya. Cerpen memiliki nilai sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diangkat dalam setiap ceritanya. Perkembangan cerpen di Indonesia cukup pesat,
terbukti banyaknya cerpen baru telah diterbitkan cerpen-cerpen tersebut mempunyai
bermacam-macam tema dan isi, antara lain tentang masalah-masalah sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan perempuan.
Cerita pendek yang telah terbit di surat kabar kompas misalnya, Ada Lelaki yang
Menderita bila Dipuji karya Ahmad Tohari diterbitkan pada 7 Oktober 2018, lalu ada
GoKill diterbitkan oleh Kompas pada tanggal 10 Juni 2018 karya Seno Gumira
Ajidarma, ada cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Rumah-rumah Nayla
yang diterbitkan oleh Kompas, 24 Desember 2017, Ingatan Ara karya Dewi Ria Utari
yang diterbitkan oleh Jawa Pos pada tanggal 10 September 2017, dan masih banyak
lagi (Muakhir, Ali. 2003. “Cerpen Koran Minggu”). Cerita pendek dipandang sebagai
karya sastra yang banyak ditulis hingga periode terakhir ini. Cerpen paling luwes
disajikan, dalam surat kabar, majalah, maupun buku-buku kumpulan cerpen.
Penelitian ini oleh peneliti menitikberatkan pada analisis cerpen. Cerpen
memiliki karakter cerita yang sangat singkat, selain itu juga sangat mudah dipahami
dari segi bahasa dan alurnya. Cerpen juga sangat menarik untuk dibaca oleh sebagian
besar masyarakat karena bentuknya yang sangat sederhana. Karya sastra yang dipilih
untuk diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah cerpen yang berjudul “Milana” karya
Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik diteliti karena Bernard Batubara
menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat dijumpai di kehidupan
pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca karena menyajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau Bali, dan tokoh-
tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan seperti setia, sabar, dapat
menepati janjinya, dan sebagainya.
Bernard Batubara adalah seorang penulis yang lahir di Pontianak, 9 Juli 1989.
Bara panggilannya, memulai menulis pertengahan tahun 2007. Buku pertamanya,
Angsa-Angsa Ketapang (kumpulan puisi), terbit di tahun 2010, ketika ia masih
berstatus mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Indonesia. Ada
beberapa buku yang telah diterbitkan oleh Bernard Batubara, yaitu Radio Galau FM
(2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta dengan Titik (2013), Surat untuk Ruth
(2014), Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu
(2015), Metafora Padma (2016), Elegi Rinaldo (2016), Luka Dalam Bara (2017) dan
ada dua buku yang akan terbit yaitu Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran dan
Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan. Buku Radio Galau FM
dan Kata Hati telah jadi film layar lebar yang diproduksi oleh Rapi Film. Bara pernah
menjadi pembicara di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2013, penulis
terpilih Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2013, dan menjadi pembicara di
Asean Literary Festival (ALF) 2015. Selain bekerja sebagai penulis, kini Bara juga
bekerja sebagai barista di No. 27 Coffee (Batubara, Bernard. 2015. “Bisikan Busuk”).
Milana adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian
disematkan sebagai judul kumpulan cerpen ini adalah pelukis senja. Kegemaran
Milana hanya melukiskan senja yang dipindahkannya ke atas kanvas di atas feri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menyeberangi Selat Bali, dari Banyuwangi ke Jembrana. Areno Adamar, seorang
travel fotografer, menyukai senja dan mengistimewakan senja untuk direkam lensa
kameranya. Setelah pertemuan mereka yang kedua, mereka bersepakat untuk selalu
berjumpa di atas feri dan bersama-sama merekam senja, dengan cara mereka sendiri.
Dua tahun berlalu, hanya Milana sendiri yang merekam senja dan menunggu sambil
meyakinkan dirinya bahwa Areno pasti akan datang.
Alasan peneliti memilih empat unsur intrinsik (alur, latar, tema, dan tokoh)
karena sesuai dengan pembelajaran SMA di kelas XII semester I. Selain itu,
diharapkan siswa dapat lebih detail untuk menggambarkan suatu cerita itu dibentuk.
Di sisi lain, mengajak pembaca untuk merasakan sensasi di setiap babak cerita
misalnya awal cerita sedih tetapi endingnya gembira. Siswa diharapkan pula
mengembangkan daya imajinasi melalui unsur-unsur intrinsik yang lebih spesifik itu.
Jadi siswa diharapkan dapat membayangkan seperti adegan mengharapkan kekasih
namun kekasih tersebut sudah meninggal dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah bagaimana analisis cerpen “Milana” karya Bernard Batubara yang
ditinjau dari alur, latar, tema, dan tokoh?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, tema, dan tokoh cerpen yang
berjudul “Milana” karya Bernard Batubara.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan
peneliti lain.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis karya sastra
Indonesia, terutama dalam bidang penelitian cerpen Indonesia dan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori maupun
dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengungkap unsur
intrinsik pada karya sastra yang lain.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru khususnya
guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sastra.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk materi
pengajaran dan strategi pengajaran sastra khususnya cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan Istilah
Berikut ini batasan istilah penelitian ini.
1. Alur
Alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita
yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan
akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak
peristiwa yang akan datang (Waluyo, 2011:9).
2. Cerita Pendek
Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan didalamnya terdapat
pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita
bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan sebagai buah
sastra cerpen itu (Nursisto, 2000:165).
3. Latar
Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana
dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Sayuti, 2000:126).
4. Sastra
Sastra merupakan cabang seni, yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia
yang estetis (indah). Keindahan seni sastra disampaikan dengan media
bahasa. Dari sinilah, bahasa mempunyai peran yang istimewa dalam sastra
karena sastra mewujudkan dirinya dengan bahasa, dan bahasa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perkembangannya juga ditentukan oleh sastra, yaitu sastra untuk
melakukan eksplorasi kreativitas bahasa, baik kata, frasa, klausa dan
kalimat yang tujuannya untuk mencapai nilai estetis (Kurniawan, 2012:1).
5. Tema
Tema adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah
makna, yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir
sebagai sebuah kesatuan yang padu (Nurgiyantoro, 2010:80).
6. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut. Pada bab I akan
diuraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan istiilah, dan sistematika penulisan. Bab
II terdiri landasan teori, bab ini menguraikan penelitian yang relevan, kajian teori dan
kerangka pikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang
sejenis dengan topik ini. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, objek penelitian, sumber data penelitian, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V berisi penutup. Bab ini menguraikan kesimpulan implikasi, dan saran-saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang bermanfaat bagi pihak lain terkait dengan penelitian ini dan juga memaparkan
kesimpulan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang analisis penokohan, latar, alur, dan tema cerpen sudah banyak
dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Peneliti
mencatat ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian tersebut
antara lain: Pertama, Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerpen “Dokter” Karya Putu
Wijaya dengan Metode Inkuiri Untuk Siswa Kelas XII Semester I SMA Pangudi Luhur
Sedayu diteliti oleh Ignatia Wiwik Ambarwati, PBSI, Universitas Sanata Dharma tahun
2017. Kedua, Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Guru Karya Putu Wijaya dan
Perencanaan Pembelajarannya Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA
Kelas XII Semester I diteliti oleh Wahyu Apriliani, PBSI, Universitas Sanata Dharma
tahun 2017. Ketiga, Analisis Intrinsik Cerpen “Ibu Pergi ke Surga” Karya Sitor
Situmorang dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X
Semester 1 diteliti oleh Rosalia Desinta Kumala, PBSI, Universitas Sanata Dharma
tahun 2017. Terakhir, Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik Pada Kumpulan Cerpen Pilihan
Kompas 2014 Serta Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra di Sekolah
Menengah Atas diteliti oleh Sri Lestari, Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas
Sebelas Maret, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian yang pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan pembelajaran unsur intrinsik cerpen “Dokter” karya Putu
Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester I. Jenis
penelitiannya adalah penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan. Data
penelitian berupa kutipan kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik cerpen. Sumber
data dalam penelitian ini adalah cerpen Dokter karya Putu Wijaya dan guru Bahasa
Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah teknik simak dan teknik catat. Peneliti menerapkan langkah-langkah metode
inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran unsure intrik cerpen Dokter karya Putu
Wijaya terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis,
(4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan. Hasil
analisis unsur intrinsik cerpen meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat,
dan gaya berbahasa. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Dokter John
Manansang dan tokoh tambahan adalah dukun, anak kepala suku, pegawai puskesmas,
dan keluarga pasien. Alur dalam cerpen ini merupakan alur maju. Latar yang digunakan
dalam cerpen ini meliputi tiga unsur, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Tema yang terkandung dalam cerpen adalah kemiskinan. Amanat yang disampaikan
adalah hargailah orang lain, dan jangan mudah percaya kepada hal-hal yang tidak
masuk akal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Gaya berbahasa yang digunakan
pengarang mudah dimengerti oleh pembaca karena menggunakan bahasa Indonesia dan
tidak menggunakan bahasa dari daerah tertentu. Sudut pandang yang digunakan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sudut pandang orang pertama. Implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya
produk silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra SMA kelas XII semester I. Untuk
mengetahui tingkat kelayakan produk silabus dan RPP dilakukan evaluasi oleh guru
Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penilaian tingkat kelayakan produk
pengembangan silabus memiliki presentase 82,5% (baik), dan untuk tingkat penilaian
produk RPP memiliki tingkat kelayakan sebesar 80% (baik). Dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan produk tersebut layak sebagai perencanaan pembelajaran
sastra.
Penelitian kedua, Wahyu Apriliani (2017) bertujuan untuk menganalisis unsur
intrinsik cerpen Guru dan mendeskripsikan perencanaan pembelajarannya dengan
pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester I. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis dan
mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen Guru. Sumber data yang digunakan adalah
Cerpen Guru karya Putu Wijaya dan guru bahasa Indonesia. Hasil analisis cerpen Guru
meliputi unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya
bahasa. Tokoh dalam cerpen Guru adalah ayah Taksu, Taksu, dan Ibu. Alur dalam
cerpen tersebut adalah alur campuran. Latar dalam cerpen ini adalah terdapat tiga
unsure latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema dalam cerpen
tersebut “Tekad seorang anak yang bercita-cita menjadi guru”. Amanat yang terdapat
dalam cerpen Guru adalah jangan memaksakan kehendak orang lain. Sudut pandang
cerpen Guru adalah sudut pandang campuran. Gaya bahasa yang digunakan pengarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sangat sederhana dan sering mengandung asosiasi yaitu perbandingan dua hal yang
dianggap berbeda tetapi dianggap sama. Perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual terdiri dari 7 langkah (1) menemukan unsure
intrinsik cerpen Guru, (2) menganalisis unsur intrinsik, (3) bertanya mengenai unsur
intrinsik, (4) diskusi dengan kelompok, (5) contoh cerpen yang sudah dianalisis, (6)
refleksi pembelajaran, dan (7) guru memberikan penilaian. Berdasarkan hasil analisis
unsure intrinsik cerpen Guru dan alternatif pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual. Peneliti menyusun silabus dan RPP sebagai impelementasi pembelajaran
sastra SMA kelas XII semester I.
Penelitian ketiga, Rosalia Desinta Kumala (2017) bertujuan untuk (1)
mendiskripsikan unsur intrinsik dalam cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor
Situmorang yang meliputi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa (2)
mendeskripsikan implementasi tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa
cerpen “Ibu Pergi ke Surga” dalam pembelajaran sastra di SMA Kelas X Semester I.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis yang bertujuan
mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke Surga”. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik membaca dan teknik catat. Hasil analisis tokoh utama
dalam cerpen ini adalah Aku. Ibu, Bapak, dan Pendeta adalah tokoh bawahan. Alur
dalam cerpen ini dibagi dalam tiga yaitu, tahap awal, tengah, dan akhir. Terdapat tiga
latar dalam cerpen ini yaitu, latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam cerpen
ini adalah rumah Aku, rumah Pendeta, dan Gereja. Latar waktu dalam cerpen ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
siang hari dan malam hari. Latar sosial ditunjukan dengan perlakuan spesial yang
diterima Bapak saat berada di Gereja oleh masyarakat. Tema dalam cerpen ini adalah
religius yang terlihat dalam kematian Ibu yang membahagiakan, karena Ibu telah lepas
dari penderitaan dan kematian bukan akhir dari segalanya. Sudut pandang yang dipakai
dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai pelaku cerita
(tokoh Aku). Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah bahasa sehari-hari
masyarakat Batak pada masa cerpen tersebut dibuat. Cerpen ini dapat
diimplementasikan sebagai bahan ajar sasstra di SMA Kelas X Semester I dalam bentuk
RPP dan Silabus.
Penelitian terakhir, Sri Lestari (2016) bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)
unsur intrinsik pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (2) unsur ekstrinsik pada
Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014; (3) Relevansi Kumpulan Cerpen Pilihan
Kompas 2014 sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode
struktural dan strategi analisis isi. Sumber data yang digunakan adalah Kumpulan
Cerpen Pilihan Kompas 2014. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
purpossive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis
dokumen, wawancara, dan angket. Validitas data diperoleh dengan triangulasi sumber
data dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model
analisis interaktif (interactive model of analysis) yang meliputi reduksi data, display
data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian ini adalah: (1) unsur intrinsik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terdapat pada Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi alur, penokohan, latar,
tema, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berbeda antara
satu cerpen dengan cerpen yang lain. Perbedaan tersebut meliputi unsur intrinsik yang
terkandung pada masing-masing cerpen dan unsur ekstrinsik yang digunakan oleh
pengarang dalam menyampaikan cerita; (2) unsur ekstrinsik yang terdapat pada
Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 meliputi latar belakang pengarang, kondisi
sosial, kondisi budaya, lingkungan pengarang, pengetahuan pengarang; (3) Kumpulan
Cerpen Pilihan Kompas 2014 dan hasil analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
terdapat pada cerpen relevan bila digunakan dalam materi pembelajaran sastra di SMA.
Setelah meninjau keempat penelitian di atas, penelitian ini dapat dikatakan
sebagai penelitian deskripsi analisis unsur intrinsik cerpen. Dari uraian tersebut terlihat
bahwa penelitian yang pertama dilakukan oleh Ignatia Wiwik Ambarwati merupakan
penelitian kepustakaan dan penelitian pengembangan unsur intrinsik cerpen “Dokter”
karya Putu Wijaya dengan metode inkuiri untuk SMA Pangudi Luhur Sedayu semester
I, penelitian yang kedua dilakukan oleh Wahyu Apriliani merupakan penelitian
kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendiskripsikan unsur intrinsik cerpen
“Guru”, penelitian ketiga dilakukan oleh Rosalia Desinta Kumala merupakan penelitian
deskriptif analisis yang bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Ibu Pergi ke
Surga”, penelitian terakhir dilakukan oleh Sri Lestari merupakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi. Oleh karena
itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini relevan karena keempat penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terdahulu telah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis unsur
intrinsik cerpen. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan penelitian deskriptif
untuk mendeskripsikan analisis unsur intrinsik cerpen “Milana”.
Adapun perbedaan dari penelitian-penelitian relevan di atas sebagai berikut
penelitian yang dilakukan Ignatia Wiwik Ambarwati (2017) adalah mengembangkan
unsur intrinsik cerpen dengan implementasinya menyusun produk silabus dan RPP.
Unsur intrinsik cerpen yang dikaji ada tujuh unsur yaitu tokoh, alur, latar, sudut
pandang, tema, amanat, dan gaya berbahasa. Penelitian tersebut menggunakan evaluasi
oleh guru Bahasa Indonesia SMA Pangudi Luhur Sedayu. Perbedaan selanjutnya dari
penelitian Wahyu Apriliani (2017) adalah mendeskripsikan perencanaan
pembelajarannya dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester
I, hasil analisis cerpen terdapat delapan unsur tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut
pandang, tema, amanat, dan gaya bahasa. Perbedaan dari penelitian ketiga yang disusun
oleh Rosalia Desinta Kumala (2017) adalah mendeskripsikan enam unsur intrinsik
cerpen yaitu tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa. Perbedaan terakhir dari
penelitian Sri Lestrai (2016) adalah pendekatan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode struktural dan strategi analisis isi,
teknik yang digunakan yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan purpossive
sampling. Penelitian pertama, Ignatia Wiwik Ambarwati menggunakan cerpen “Dokter”
karya Putu Wijaya, lalu penelitian kedua oleh Wahyu Apriliani menggunakan cerpen
“Guru” karya Putu Wijaya, kemudian penelitian ketiga oleh Rosalia Desinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menggunakan cerpen “Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor Situmorang dan yang terakhir
penelitian terakhir Sri Lestari menggunakan “Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014”.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan
tersebut terdapat pada objek yang dikaji. Penelitian ini mengkaji cerpen yang berjudul
“Milana” karya Bernard Batubara dengan menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui alur, latar, tema, dan tokoh dengan menggunakan
teknik simak dan catat. Kebaruan penelitian ini adalah dari sudut pengarangnya,
seorang Bernard Batubara adalah seorang penulis yang populer pada zaman ini, cerita
yang disajikan juga membuat pembaca larut dalam emosinya yang notabene
pembacanya kaum milenial yang dapat dikatakan mudah baper (membawa perasaan),
menyamakan kisah cerita yang disajikan menjadi kisah cerita yang dialaminya,
menggunakan diksi yang mudah dipahami, lalu kerumitan yang dibangun oleh Bara
adalah bagaimana Milana tetap bersikukuh akan setia menunggu kekasihnya walaupun
kenyataannya kekasihnya tidak akan pernah datang karena meninggal dunia akibat
kecelakaan di atas kapal feri sedangkan Bara dapat mengambil ending dari cerpennya
Milana memilih berkenalan dengan saya, memilih tidak menanti Areno kekasihnya dan
menjalin kisah cinta dengan saya.
B. Kajian Teori
Kajian teori yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu kajian mengenai
hakikat sastra, pengertian cerita pendek, dan unsur intrinsik cerita pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1. Pengertian Cerita Pendek
Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan juga bukan
bagian dari novel yang belum dituliskan. Menurut Sayuti (2000: 8-10), cerpen
merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan
ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Sebuah
cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristwa
tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki
signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang
dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan
waktu, sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk
itu. Tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya,
hanya ditunjukkan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter
dalam cerpen lebih merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”.
Cerpen menurut Mochtar Lubis (melalui Rampan 2009: 1-2) bahwa yang
disebut cerpen adalah cerita yang bisa selesai sekali baca, dua kali baca, atau
tiga kali baca dengan jumlah perkataan berkisar 500-30.000 kata. Menurut Jakob
Sumardjo (dalam buku Rampan 2009:2), cerpen harus berupa cerita atau narasi
(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi, tetapi
bisa kapan saja dan di mana saja terjadi) serta relatif pendek. Menurut A. Bakar
Hamid, ada empat dasar penentuan yang harus dipenuhi pertama, dilihat dari
kualitas kata-kata dan halaman yang digunakan untuk satu cerpen. Ukuran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
lebih longgar dikatakan, cerpen ialah yang bisa habis dibaca sambil minum teh.
Akan tetap ukuran ini sangat labil dan A. Bakar Hamid lebih setuju ukuran
dengan penentuan jumlah perkataan, sehingga yang disebut cerpen berkisar 500-
20.000 perkataan.
Kedua, dilihat dari plotnya, sebuah cerpen biasanya hanya punya satu
plot dasar, tidak menggunakan plot samping atau anak plot, sehingga tidak
terjadi degresi plot. Ketiga, dilihat dari perwatakannya. Pada cerpen tidak
mungkin terdapat banyak watak. Biasanya, dalam cerpen hanya terdapat satu
atau dua watak saja. Perkembangan watak sukar dilakukan karena yang
dilukiskan dan muncul dalam cerpen hanya salah satu fase saja dari kehidupan
tokoh, atau salah satu momen dari kejadian yang menimpa kehidupan tokoh.
Tak mungkin cerpen menceritakan dan melukiskan watak tokoh dari lahir
hingga meninggal dunia. Yang dilukiskan hanya saat si tokoh ditabrak mobi atau
ketika sedang berpidato dalam menghadapi pemilu atau pilkada. Keempat,
dilihat dari kesannya. Kesan sebuah cerpen haruslah satu. Hal ini disebabkan
temanya tidak luas dan plotnya tidak bercabang-cabang. Dari kesan yang satu
itulah pembaca mencari dan menemukan pesannya. Beberapa pengertian yang
sudah dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan pengertian cerpen adalah
cerita prosa fiksi yang dapat diselesaikan dalam sekali atau dua kali baca yang
berkisar 500-30.000 kata di dalamnya dan hanya menceritakan satu tema dan
satu karakter tokoh yang diceritakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Ciri – Ciri Cerita Pendek
Berdasarkan pengertian cerita pendek yang sederhana dan luas yang
dikemukakan di bagian terdahulu, ciri khusus cerita pendek menurut Tarigan
(melalui Purba 2010: 52) dapat dibeberkan sebagai berikut (a) singkat, padu,
intensif, (b) unsur utama adalah adegan, tokoh, dan gerak, (c) bahasa haruslah
tajam, sugestif, dan menarik perhatian, (d) mengandung interpretasi pengarang
tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak
langsung, (e) harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritanya
yang pertama-tama menarik perasaan kemudian menarik pikiran, (f) harus
menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca, (g) mengandung detail-detail
dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja dan yang bisa menimbulkan
pertanyaa-pertanyaan dalam pikiran membaca, (h) sebuah insiden yang terutama
menguasai jalan cerita, (i) cerita pendek harus mempunyai pelaku utama, (j)
harus mempunyai efek atau kesan yang menarik, (k) cerita pendek bergantung
pada satu situasi, (l) memberikan impresi tunggal, (m) memberikan suatu
kebulatan efek, (n) menyajikan satu emosi, dan (o) jumlah kata yang terdapat
dalam cerita pendek biasanya di bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari
10.000 kata (kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).
3. Unsur Intrinsik Cerita Pendek
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri
(Nurgiyantoro, 2010: 23). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang
membaca karya sastra. Unsur-unsur yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah unsur intrinsik yang ada dalam cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.
a) Alur
Menurut Robert Stanton (2007: 26-32), alur merupakan
rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur terbatas
pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal. Peristiwa kausal
merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari
berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan
berpengaruh pada keseluruhan karya. Alur merupakan tulang punggung
cerita. alur dapat membuktikan diri meskipun jarang diulas panjang lebar
dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya
dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang
mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya.
Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata,
meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan
memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Alur
menurut Yahya Ismail (melalui Rampan, 2009: 4) mengatakan bahwa
suatu yang menghubungkan antara peristiwa dalam sebuah cerita yang
rapat pertaliannya dengan gerak laku lahiriah dan batiniah watak-watak
dalam cerita itu. Hubungan antara peristiwa dalam cerita hendaklah
berdasarkan hukum sebab akibat. Beberapa pengertian yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dipaparkan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa alur adalah rangkaian
peristiwa dalam sebuah cerita yang erat rangkaiannya dengan watak
tokoh yang diceritakan.
Rangkaian unsur-unsur cerita dinyatakan sebagai unsur dinamik
menurut Robert Scholes (melalui Waluyo 2011: 10-12) meliputi
pertama, eksposisi artinya paparan awal cerita. Pengarang
memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan
hal-hal yang melatarbelakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah
pembaca mengetahui jalinan cerita sesudahnya. Kedua, inciting moment
artinya mulainya problem cerita itu muncul. Dalam tahapan ini ada yang
disebut “the element of instability” yang menyebabkan adanya konflik
dan juga menyebabkan konflik itu meningkat terus sampai ke klimaks
cerita. Ketiga, rising action artinya konflik dalam cerita meningkat.
Keempat, complication menunjukkan konflik yang semakin ruwet.
Kelima, climax atau puncak cerita atau puncak penggawatan, yaitu
puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan jawaban dari semua
problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat
lebih ruwet lagi. Jika komplikasi tidak memadai, konflik tidak akan
meningkat dan kemungkinan untuk mencapai klimaks tidak tercapai.
Karena itu, seharusnya penulis mengontrol komplikasi dan konflik yang
timbul dalam cerita agar meningkat terus dan berhenti peningkatan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
klimaks. Keenam, falling action dan ketujuh, denouement
(penyelesaian).
Pada prinsipnya, ada tiga jenis alur, yaitu pertama, alur garis
lurus atau alur progresif atau alur konvensional adalah urutan peristiwa
yang berurutan dari awal hingga akhir. Pengarang memilih peristiwa-
peristiwa penting yang menurut pertimbangan pengarang harus
dimasukkan dalam karyanya karena mendukung proses penceritaan.
Kedua, alur flashback atau sorot balik atau alur regresif adalah alur yang
terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu
kembali ke awal cerita. Ketiga, alur campuran yaitu pemakaian alur garis
lurus dan flashback sekaligus di dalam cerita fiksi.
b) Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam
cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung. Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik,
aspek sosiologis, dan aspek psikis. Latar dapat berwujud dekor seperti
sebuah café di Paris, pegunungan di California, sebuah jalan buntu di
sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-
waktu tertentu (hari, bulan, dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah
(Stanton, 2007: 35). Menurut A. Bakar Hamid (melalui Rampan, 2009:
7-8) latar adalah memberi suasana kepada peristiwa dan manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terdapat dalam sebuah cerita. Dengan adanya ruang, waktu, dan suasana
itu, peristiwa dan manusia menjadi konkret dan tidak dirasakan mereka
berlaku dalam wujud yang seolah-olah diam atau mati. Ada empat unsur
yang terangkum dari kata latar atau setting yaitu pertama, tempat
sebenarnya peristiwa itu terjadi. Mungkin terjadi di suatu kamar tertutup,
di sebuah kapal, di suatu negara atau di suatu tempat yang riil, tetapi
bersifat imajinatif. Kedua, pekerjaan dan cara hidup tokoh yang terdapat
pada cerpen. Pekerjaan dan cara hidup manusia dapat lebih menjelaskan
lagi masalah yang dihadapinya. Ketiga, waktu, ketika, atau zaman
peristiwa itu terjadi. Pentingnya penjelasan waktu agar pembaca
mendapat gambaran yang pasti mengenai berbagai hal yang menyangkut
norma, kebiasaan, sikap, keadaan hidup, dan sebagainya dari tokoh yang
diceritakan, yang hidup dalam kurun waktu tertentu. Keempat, suasana
umum tokoh yang terdapat dalam cerpen. Suasana termasuk hal penting
seperti masalah agama, kepercayaan, emosi, mental dan soal
kemasyarakatan tokoh.
Fungsi latar adalah untuk mempertegas watak pelaku,
memberikan tekanan pada tema cerita, memperjelas tema yang
disampaikan, metafora bagi situasi psikis pelaku, sebagai pemberi
atmosfir (kesan) dan memperkuat posisi plot. Latar berkaitan dengan
pengadegan, latar belakang, waktu cerita, dan waktu penceritaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pengadegan artinya penyusunan adegan-adegan di dalam cerita. adegan
dipilih yang benar-benar mewakili cerita. adegan bisa di dalam rumah
dan dapat juga di luar rumah. Latar belakang (background) dalam
menampilkan setting dapat berupa latar belakang sosial, budaya, psikis,
dan fisik yang kira-kira dapat memperhidup cerita itu. Waktu cerita ialah
lamanya waktu ppenceritaan tokoh utama dari awal hingga akhir cerita.
Waktu penceritaan dapat dikatakan sebagai waktu pembacaan. Biasanya
lamanya jam (untuk cerita pendek dan novel).
Menurut Nurgiyantoro (2005: 227-237), unsur latar dapat
dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial.
(a) latar tempat biasanya menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan
berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin
lokasi tertentu tanpa nama jelas, (b) latar waktu berhubungan dengan
masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan
dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan
dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga dikaitkan dengan latar tempat
(juga: sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan, (c)
latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup
berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial
berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan
hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar
spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Latar sosial juga
berhubungan dengn status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya
rendah, menengah, atau atas.
c) Tema
Menurut Sayuti dalam buku Wiyatmi (2006: 42-43) tema
merupakan makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis
komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit
maupun implisit. Menurut Jakob Sumardjo (melalui Rampan 2009: 3)
tema adalah ide sebuah cerita. Sebuah cerpen haruslah mengatakan
sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup dan kehidupan,
sehingga pembaca dapat memetik manfaat dan memahami hidup dengan
lebih baik. Tema tidak selalu berwujud ajaran moral atau tentang moral.
Umumnya, tema hanya berwujud pengamatan pengarang terhadap
kehidupan. Problem tersebut dibiarkan sebagai masalah pembaca dan
pembacalah yang berusaha memecahkannya. Tema yang baik adalah
yang bersifat universal, tidak akan ditinggalkan oleh waktu, semua
zaman dan massa bisa menerimanya, tidak bersifat momental atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
temporer. Menurut peneliti, tema adalah ide suatu cerita yang bermakna
dan memberikan komentar baik secara implisit maupun eksplisit. Tema
fiksi menurut Sayuti (2000: 193-195) umumnya diklasifikasikan menjadi
lima jenis yakni tema jasmaniah (physical), moral (organic), sosial
(social), egoik (egoic), dan ketuhanan (divine). Tentu tema fiksi masih
dapat diklasifikasikan dengan cara selain ini, misalnya tema tradisional
dan tema modern. Klasifikasi di atas lebih merupakan pembagian yang
didasarkan pada subjek atau pokok pembicaraan dalam fiksi. Tema
jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan
jasmani seorang manusia. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri
manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Tema percintaan masuk dalam
kelompok tema ini. Tema organic diterjemahkan sebagai tema tentang
moral karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antarmanusia,
antarpria-wanita. Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar
masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi
yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema ketuhanan
merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebuah karya fiksi sangat jarang
memiliki tema tunggal, artinya fiksi itu bertema egoik atau ketuhanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Biasanya, sebuah fiksi memiliki tema yang jamak. Hanya saja,
kejamakan tema dapat dirinci lagi menjadi tema mayor dan tema minor.
Tema mayor berkaitan dengan salah satu kelompok demikian pula tema
minor di luar tema mayor tersebut.
d) Tokoh
Tokoh menurut Wiyatmi (2006: 30-36) adalah para pelaku yang
terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan
pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang
yang hidup di alam nyata. Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita
(Sudjiman, 1991: 16). Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi
dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh
merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan artistik yaitu karya
sastra yang harus selalu menunjang keutuhan artistik itu (Kenney dalam
Sudjiman, 1991: 17).
Tokoh dalam fiksi dibedakan menjadi beberapa yaitu tokoh utama
(sentral) dan tokoh tambahan (periferal). Disebut tokoh sentral apabila
memenuhi tiga syarat, yaitu (1) paling terlibat dengan makna atau tema,
(2) paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, (3) paling banyak
memerlukan waktu penceritaan. Menurut Nurgiyantoro (2005: 165)
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
jawab terhadap pertanyaan : “Siapakah tokoh utama cerpen itu?”, atau
“Ada berapa orang jumlah pelaku cerpen itu?”, atau “Siapakah tokoh
protagonis dan antagonis dalam cerpen itu?”, dan sebagainya. Menurut
Jones (melalui Nurgiyantoro 2005: 165), tokoh adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita. Dari teori yang telah dipaparkan dapat peneliti simpulkan bahwa
tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita yang menampilkan ciri fisik
atau keadaan sosial atau sifat kebiasaan atau tingkah laku yang
dilukiskan secara langsung maupun tidak langsung.
Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh
menurut Sayuti (2000:74) dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral
atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan).
Tokoh sentral adalah tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam
peristiwa dalam cerita. peristiwa atau kejadian itu menyebabkan
terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan
kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut. Tokoh tambahan
berfungsi membuka jalan bertemunya tokoh sentral dengan tokoh
tambahan. Terdapat juga pembagian tokoh berdasarkan tokoh sederhana,
simple atau flat characters dan tokoh kompleks, complex, atau round
characters. Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang
mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
saja. Yang termasuk dalam kategori tokoh sederhana adalah semua tipe
tokoh yang sudah biasa, yang sudah familiar, atau yang stereotip dalam
fiksi. Ciri bahwa tokoh dapat dikategorikan ke dalam stereotip tertentu
ialah bahwa watak tokoh dapat dirumuskan dalam formula “orang biadab
yang berhati lembut”, “gadis pekerja yang miskin tetapi jujur” dan
seterusnya. Tokoh yang kompleks ialah tokoh yang dapat dilihat semua
sisi kehidupannya. Tokoh bulat lebih memiliki sifat lifelike karena tokoh
itu tidak hanya mnunjukkan gabungan sikapb dan obsesi yang tunggal.
Ciri tokoh bulat adalah dia mampu memberikan kejutan kepada kita.
C. Kerangka Berpikir
Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.
Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa, maupun drama. Prosa dapat
berupa novel dan cerpen. Sebuah karya sastra dianggap sebagai bentuk ekspresi dari
sang pengarang. Sastra dapat berupa kisah rekaan melalui pengalaman batin (pemikiran
dan imajinasinya), maupun pengalaman empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik
dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di sekitarnya) dari sang pengarang.
Melalui karya sastra pengarang dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang
dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya
dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra terdapat makna tertentu tentang
kehidupan. Untuk itu, mengapa sastra cukup banyak digemari oleh para penikmatnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
hal ini dikarenakan karya sastra merupakan penggambaran dari manusia, dalam hal ini
pengarang, sebagai bagian dari masyarakat.
Sastra yang berbentuk prosa salah satunya adalah cerpen. Menurut Sayuti (2000:
8-10) mengemukakan bahwa cerpen adalah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca
dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri
pembaca. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau
peristwa tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang
memiliki signifikansi besar bagi tokohnya. Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang
dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan waktu,
sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh
dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditunjukkan
tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter dalam cerpen lebih
merupakan “penunjukan” daripada hasil “pengembangan”. Dalam cerpen terdapat
unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangunnya seperti
tokoh, latar, tema, alur, gaya bahasa, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik yang
membangun cerpen seperti latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat
cerpen dibuat. Peneliti membuat penelitian cerpen karena selain mudah dipahami oleh
pembelajar dalam tingkat SMP ataupun SMA, cerpen sendiri tidak akan menghabiskan
banyak waktu dalam membaca dan menganalisisnya. Sebuah cerita memiliki suspensi.
Suspensi menggiring pembaca bertanya-tanya mengenai apa yang akan diceritakan,
sehingga timbul rangsangan untuk segera mengetahui kelanjutan kisah. Jadi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memunculkan pertanyaan seperti apakah watak dan tokohnya, di mana setting-nya, dan
mengapa peristiwa itu harus terjadi agar pembaca ingin segera mengetahui akhir kisah.
Contoh cerpen adalah “Milana” karya Bernard Batubara. Cerpen “Milana” ini menarik
diteliti karena Bernard Batubara menghadirkan imajinasi yang tinggi, tema yang dapat
dijumpai di kehidupan pembaca sehari-hari, alur yang dapat mengaduk emosi pembaca
karena menyajikan alur maju dan mundur (campuran), latar yang menceritakan Pulau
Bali, dan tokoh-tokoh yang memiliki sifat yang sederhana dan mengesankan. Milana
adalah gadis yang namanya menjadi judul cerpen yang kemudian disematkan sebagai
judul kumpulan cerpen ini adalah seorang pelukis senja.
Dalam penelitian ini, peneliti membaca terlebih dahulu cerpen tersebut kemudian
mendeskripsikan dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul
“Milana” dari buku kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara dengan
ketentuan unsur-unsur yang telah disepakati menjadi bahan penelitian. Bagian dari
unsur intrinsik yang dianalisis tersebut alur, latar, tema, dan tokoh. Alasan peneliti
hanya menggunakan empat unsur intrinsik tersebut karena alur, latar, tema, dan tokoh
adalah unsur utama yang terdapat dalam cerpen, unsur – unsur tersebut saling berkaitan
(tidak dapat dipisahkan) dan mudah ditemui dalam setiap karya sastra khususnya
cerpen. Apabila menggunakan unsur lain seperti sudut pandang, watak, dan gaya
bahasa membutuhkan penafsiran yang berbeda antara pembaca satu dengan pembaca
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini disajikan metodologi penelitian. Metodologi yang digunakan
meliputi: jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, data penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis. Penelitian ini akan menguraikan mengenai tokoh, latar, alur, dan tema.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul Analisis Tokoh, Latar, Alur, dan Tema Cerpen
“Milana” Karya Bernard Batubara ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong,
2006:11).
B. Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti adalah cerita pendek yang berjudul
“Milana” karya Bernard Batubara.
Judul Buku : Milana (Perempuan Yang Menunggu Senja)
Judul Cerpen : Milana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pengarang : Bernard Batubara
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 187 lembar
Dalam kumpulan cerpen ini terdapat judul cerpen, cerpen yang akan dianalisis
berjudul “Milana”.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik simak dan
catat. Peneliti menyimak keseluruhan isi cerpen “Milana” karya Bernard Batubara
dan mencatat hal-hal pokok yang terdapat dalam cerpen. Berdasarkan kedua teknik
tersebut, peneliti memperoleh dari hasil sumber tertulis. Sumber tertulis merupakan
segala buku kesusastraan yang berkaitan dengan teori tentang unsur intrinsik dalam
cerpen “Milana” karya Bernard Batubara.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Artinya, bahwa peneliti selaku
orang yang berkecimpung dalam dunia akademisi dan memiliki klasifikasi dalam
bidang yang diteliti (penulisan) secara sungguh-sungguh melakukan penelitian.
Peneliti berperan sebagai instrumen utama karena peneliti bertindak sebagai
pengumpul data utama. Dalam penelitian ini peneliti mencari data dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menganalisis unsur intrinsiik cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Data utama
yang digunakan peneliti berupa kata-kata tertulis terkait unsure intrinsik cerpen.
E. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah
penting yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan alat
pengumpulan data yang tepat dan sesuai, data yang diperoleh akan lebih akurat,
lengkap, dan representatif untuk diolah dan dianalisis. Jadi, analisis data dilakukan
menggunakan teknik baca dan catat. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
dan merumuskan data yang diperoleh dari cerpen yang berjudul “Milana” dari buku
kumpulan cerpen “Milana” karya Bernard Batubara. Teknik catat digunakan sebagai
teknik dalam pengumpulan data. Teknik baca dilakukan untuk menyimak
penggunaan bahasa. Istilah di sini bukan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa
secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik catat adalah
mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa
secara tertulis (Mahsun, 2006:93). Selain itu, hasil analisa dapat divalidasi oleh
validator validator penelitian ini adalah ahli sastra, yaitu Bapak Petrus Hariyanto,
M.Pd. Tabel analisis validasi hasil penelitian dapat dilihat di halaman 83 – 103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen
“Milana” karya Bernard Batubara. Unsur-unsur intrinsik tersebut terbagi menjadi
tujuh bagian yaitu, alur (plot), latar (setting), tema, dan tokoh. Peneliti hanya
membahas empat unsur intrinsik, yaitu alur, latar, tema, dan tokoh. Keempat unsur
itulah yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
tingkat SMA. Oleh karena itu, di sini berfokus pada empat unsur tersebut. Penelitian
ini dapat memberikan contoh konkret yang mendalam terkait dengan analisis unsure
intrinsik yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah.
A. Kajian Unsur Intrinsik Cerpen Milana
Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret dari
pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam cerpen
“Milana”, terdapat empat unsur yang dapat memberikan gambaran konkret. Keempat
unsure tersebut adalah alur, latar, tema, dan tokoh.
1. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).
Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1991: 23). Terdapat
juga pembagian tokoh berdasarkan Nurgiyantoro (2010: 176-190) yaitu tokoh
utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh
sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, dan tokoh
tipikal dan tokoh netral.
1.1 Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya
Dilihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya tokoh
dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan
ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian
besar cerita, dan sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan dalam
porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama
adalah tokoh utama cerita (central character, main character),
sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character).
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
cerpen yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian. Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan
perkembangan alur secara keseluruhan.
Berdasarkan segi peranan atau pentingnya tokoh, “Milana”
dalam cerpen “Milana” termasuk dalam tokoh utama. Tokoh Milana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merupakan tokoh yang paling banyak muncul dalam cerpen ini,
khususnya dalam hal yang dikenai kejadian. Oleh karena itu, tokoh
Milana ialah tokoh yang paling penting dalam mengambil peranan
dalam cerpen “Milana” dibandingkan dengan tokoh lain. Tokoh
Milana muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.
(a) Saya rindu perempuan itu. Perempuan kedua
setelah Ibu yang mampu membuat saya rela menjadi
seorang penanti, seorang penunggu. (Batubara,
2016:175)
Di bagian awal cerita, Saya meceritakan bahwa saya rindu
kepada perempuan. Perempuan kedua setelah Ibunya yang membuat
saya rela menjadi seorang penanti, seorang penunggu. Sifat Milana
adalah penanti dan penyabar. Ini dapat dibuktikan pada bagian akhir
cerita bagaimana Milana tetap menanti dan tetap sabar menunggu
walaupun Saya sudah berusaha untuk mengatakan yang sebenarnya
mengenai kekasih Milana.
(b) Namun ia menolak dan mementahkan semua
kata-kata saya. Ia tidak bisa menerima bahwa jelas-jelas
Areno, lelaki perekam senja, sudah meninggal dalam
kecelakaan feri dua tahun lalu. Milana bersikeras Areno
tidak meninggal. Dia hanya pamit pergi dan berjanji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
akan menemuinya lagi di atas feri Banyuwangi-
Jembrana seperti biasanya. (Batubara, 2016: 185-186)
Di bagian tengah cerita, Saya sedang membuka halaman
sebuah majalah travel langganannya. Rubrik yang saya baca
membahas topik travel photographer dan terdapat foto seorang lelaki
yang memegang kamera. Areno adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu
tajuk artikel yang menyertai foto tersebut. Di artikel tersebut terdapat
kalimat yang mengatakan bahwa Areno meninggal dalam kecelakaan
feri dua tahun lalu. Saya teringat kepada Milana dan menghubungkan
apakah yang dinanti Milana yang notabene kekasihnya adalah Areno
Adamar.
Pada akhir cerita, Saya menyadarkan Milana bahwa
kekasihnya telah meninggal dunia dan beritanya dapat dibaca di
sebuah majalah travel.
(c) Lalu, seperti yang sudah-sudah, Milana pergi
meninggalkan saya dengan membawa kanvasnya yang
sudah saya rusak. Kali ini, ia pergi dengan berlari cepat
dan air mata yang berderai. (Battubara, 2016: 186)
Pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita
lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak
langsung. Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat
dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk
member gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman,
1991: 20). Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat
beberapa tokoh tambahan yang mendukung munculnya konflik pada
diri tokoh utama, yaitu Saya dan Areno Adamar. Tokoh Saya dan
Areno muncul pada bagian awal, tengah, dan akhir cerita.
(d) Menunggu adalah perkara melebarkan
kesabaran dan berhadap-hadapan dengan resiko
ketidakhadiran. Itu yang dikatakan oleh Ibu sehari
sebelum dia meninggal. Saat itu, saya tidak tahu ia
sedang berbicara tentang ayah yang pergi
meninggalkan kami dan tidak pernah kembali lagi.
(Batubara, 2016: 175)
Di bagian awal cerita, Saya merindukan seorang perempuan
yang bernama Milana. Sifat saya adalah peyabar dan peduli. Itu dapat
dibuktikan pada bagian tengah saat saya membaca artikel mengenai
Areno Adamar, lelaki perekam senja. Areno Adamar muncul dalam
pertengahan cerita dan memiliki sifat setia dan selalu dapat menepat
janji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(e) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang
kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang
kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan
kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada
lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah
ingkar janji!” (Batubara, 2016: 185)
(f) Hai,” lelaki dengan kamera itu menyapaku.
“Kita bertemu lagi.” “Kau sering ke sini?” “Tidak. Baru
belakangan ini saja.” “Dari Surabaya juga?” “Iya.
Kamu juga?” Lelaki itu mengangguk. Ia tersenyum.
Rahangnya yang tegas bertumpu pada batang lehernya
yang besar dan kokoh. Bibirnya tipis dan senyumnya
membentuk sudut yang tajam di kedua pipinya yang
tirus dan dihiasi rambut-rambut halus. Ia membungkus
tubuhnya dengan kaus putih dan bagian atas kakinya
dengan celana kargo selutut berwarna cokelat tua.
Rambutnya berantakan tertiup angin laut, namun aku
masih bisa melihat matanya yang menyipit. Di
sepasang matanya, senja terpantul. “Apa yang kamu
potret?” Lelaki itu memalingkan wajahnya ke laut.
“Tidakkah jelas terlihat?” “Senja?” Aku menaikkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
alis. Ia mengangkat kameranya sejajar mata dan mulai
membidik. Aku merasakan ada debar yang aneh di
dadaku saat melihat lelaki itu tampak asyik dengan
dunianya sendiri, menjebak pemandangan senja lewat
lensa kameranya. (Batubara, 2016: 180-181)
Areno Adamar: Lelaki Perekam Senja, begitu tajuk artikel
yang menyertai foto tersebut. Are, begitu nama
panggilannya seperti yang tertulis, dikenal sebagai travel
photographer muda yang sangat gemar memotret senja di
berbagai tempat yang ia datangi, baik di Indonesia maupun
di luar negeri. Are adalah a rising star di kalangan travel
photographer. Foto-foto senjanya sangat indah. Ada
semacam kekuatan magis yang menyedot siapa pun yang
melihat foto-fotonya. Foto-foto senja Are sangat sederhana,
tetapi setiap sudut gambarnya menyimpan atmosfer aneh
yang membuat orang-orang betah berlama-lama hanya
memperhatikan gambar yang ia buat. (Batubara, 2016: 183)
1.2 Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam
tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh
yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
– tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai,
yang ideal bagi kita (Altenbernd dalam Nurgiyantoro, 2010: 178).
Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan
pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. Kita sering
mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan
yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai permasalahan kita,
demikian pula halnya dalam menyikapinya. Jadi, segala apa yang
dirasa, dipikir, dan dilakukan tokoh ini sekaligus mewakili kita.
Konflik yang dialami oleh tokoh protagonist tidak harus hanya
disebabkan oleh tokoh antagonis tetapi juga dapat disebabkan di luar
individualitas seseorang seperti bencana alam, kecelakaan, lingkungan
alam dan sosial, aturan-aturan sosial, nilai-nilai moral, kekuasaan dan
kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. Tokoh protagonist dalam
cerpen Milana ini adalah Saya dan Areno Adamar.
(g) Saya merasa ada sesuatu yang janggal dengan
dirinya. (Batubara, 2016: 100)
(h) “Dia sudah meninggal. Kamu tahu itu?” pria itu
kembali berbicara. Pria itu melangkah mendekatiku.
“Lelaki yang kamu tunggu, sudah meninggal, Milana.
Apa yang kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak
akan kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ada lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak
pernah ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)
(i) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti
ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan
bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan
pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan
mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa
menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam
senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua
tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.
Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya
lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti
biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)
Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis
sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini
digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter kurang baik. Tokoh
antagonis memusuhi tokoh protagonis. Cerpen Milana menyajikan
tokoh antagonis sebagai tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran
dari cara dia bersikap ataupun cara dia tidak mau menerima kenyataan
yang ada. Dalam cerpen Milana karya Bernard Batubara terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tokoh antagonis yang mendukung munculnya konflik yaitu Milana.
Adapun analisisnya sebagai berikut.
(j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang selalu
memotret senja. (Batubara, 2016: 179)
(d) Ia yakin suatu saat kekasihnya akan datang di
tempat ia menunggu sekarang. Ia tidak tahu kapan.
Tetapi ia berkata kepada saya bahwa ia bukan saja
yakin, tetapi ia tahu kekasihnya itu akan datang.
(Batubara, 2016:100)
(e) Namun, entah mengapa, di balik senyumnya
yang tersungging dan tampak bahagia ketika ia
mengingat-ingat kekasihnya, saya melihat ada yang
kosong di matanya. Seperti ruang yang telah
ditinggalkan oleh penghuninya begitu lama. Seperti
sebongkah kenangan yang kehilangan intisarinya. Mata
Milana terlihat kehilangan nyawa, tak bercahaya, tak
secerah senja yang setiap hari dilukisnya. (Batubara,
2016:100)
(f) “Aku tidak tahu dia di mana.” Akhirnya,
perempuan pelukis senja itu kembali bicara. “Tapi aku
tahu, dia pasti datang.” “Aku tahu dia pasti datang!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Milana menekankan kuasnya ke kanvas dengan keras
sehingga membuat coretan panjang di lukisannya. “Dia.
Pasti. Datang.” Milana langsung membereskan alat-
alat lukisnya dan bergegas meninggalkan saya. Lagi-
lagi, sebuah pertemuan yang tidak usai. Terasa jelas ada
kegusaran dalam nada bicara Milana ketika saya
mempertanyakan keyakinannya tadi. Saya tidak tahu
apa yang terjadi antara Ia dan kekasihnya. Tetapi saya
tahu, itu sangat mengganggu pikiran Milana. (batubara,
2016:102)
(g) Pria itu melangkah mendekatiku. “Lelaki yang
kamu tunggu, sudah meninggal, Milana. Apa yang
kamu lakukan?” “Menunggu.” “Dia tidak akan
kembali. Kamu tidak mengerti? Dia sudah tidak ada
lagi.” “Dia ada. Dia sudah berjanji. Are tidak pernah
ingkar janji!” (Batubara, 2016:103)
(h) Saya tidak bisa melihat perempuan itu seperti
ini terus. Milana harus sadar dan menerima kenyataan
bahwa yang ia tunggu-tunggu selama ini tidak akan
pernah datang kembali. Namun, ia menolak dan
mementahkan semua kata-kata saya. Ia tidak bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menerima bahwa jelas-jelas Areno, lelaki perekam
senja, sudah meninggal dalam kecelakaan feri dua
tahun lalu. Milana bersikeras Areno tidak meninggal.
Dia hanya pamit pergi dan berjanji akan menemuinya
lagi di atas feri Banyuwangi-Jembrana, seperti
biasanya. (Batubara, 2016: 103-104)
Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep
penokohan pada diri Milana sebagai perempuan antagonis namun
bukan dalam versi kejam atau sering menyakiti orang lain namun lebih
karena tidak dapat jujur pada perasaanya dan tidak dapat menerima
keadaan bahwa kekasih yang ia tunggu sudah meninggal.
1.3 Berdasarkan Perwatakannya
Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke
dalam tokoh sederhana (simple atau flat character) dan tokoh
kompleks atau tokoh bulat (complex atau round character). Tokoh
sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi
tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sifat dan tingkah laku
seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya
mencerminkan satu watak tertentu. Watak yang telah pasti itulah yang
mendapat penekanan dan terus-menerus terlihat dalam fiksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bersangkutan. Ia mudah dikenali dan dipahami, lebih familier, dan
cenderung stereotip. Tokoh sederhana tersebut adalah Milana.
(i) Perempuan itu tidak pernah melukis benda lain
selain matahari yang tenggelam. Tidak pernah selain
senja. (Batubara, 2016: 176)
(j) Aku menunggu lelaki itu. Lelaki asing yang
selalu memotret senja. Sebelum ini, aku tidak pernah
menunggu. Aku benci menunggu. (Batubara, 2016:
179)
Pada kutipan tersebut, Bara bermaksud membangun konsep
penokohan pada diri Milana sebagai seorang perempuan yang
memiliki kegemaran melukis senja dan setia menanti kedatangan Are
di atas kapal feri seperti perjanjian-perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya.
Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap
berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadiannya dan jati
dirinya. Ia memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun
ia dapat pula menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam,
bahkan mungkin seperti bertentangan dan sulit diduga. Tokoh bulat
lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
samping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga
sering memberikan kejutan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010:183).
Pada cerpen “Milana”, t