6
1. Apa etiologi dan mekanisme dari nyeri menelan dan demam pada kasus? Nyeri menelan Tuan R terinfeksi mikroorganisme pada faringnya. Infeksi pada faring pengaktifan monosit dan makrofag. Makrofag mengeluarkan IL-1, TN"-#. IL-! akan mengaktifkan sel T$1 dan merangsang kompleks %&'. (a menyebabkan makrofag lain aktif . Makrofag yang aktif akan mengeluark dan I"N-). TN"-# dan I"N-) mengaktifkan gen iN*+ untuk meng$asilkan N menyebabkan asodilatasi dan meningkatkan permeabilitas membran se$ingga banyak eksudat. ksudat menyebabkan edema dan bisa menekan u ung s se$ingga membuat nyeri. Nyeri tenggorok uga ter adi akibat tonsilitis nya. Mikroorganisme tonsil diikat dan diba/a ole$ sel mukosa, A0%, sel makrofag dan dendr T$ di sentrum germinati um. +el T$ merangsang pembentukan limfosit membentuk Ig3, IgM, dan IgA. 2ila antigen terpapar dengan konsentrasi maka menimbulkan respon proliferasi struktur seluler se$ingga tonsil Tonsil yang membesar uga dapat menekan u ung saraf bebas se$ingga &emam Ter adi infeksi bakteri pada tenggorok rangsangan akti asi sel-sel 0MN neutrofil ke daera$ tersebut mengeluarkan mediator inflamasi 4 TN" #, IL-1, IN"5 Mema6u pelepasan asam arakidonat 77 sintesis prostaglandin Men6apai $ipotamalus 77 set point pada termostat $ipotalamus 0enyimpanan panas tubu$ dan 77 pembentukan panas +u$u meningkat &emam. . Mengapa sakitnya berulang? 8. 2agaimana anatomi dari $idung?

analisis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis

Citation preview

1. Apa etiologi dan mekanisme dari nyeri menelan dan demam pada kasus? Nyeri menelanTuan R terinfeksi mikroorganisme pada faringnya. Infeksi pada faring menyebabkan pengaktifan monosit dan makrofag. Makrofag mengeluarkan IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF-. IL-8 akan mengaktifkan sel Th1 dan merangsang kompleks CD4. Hal ini menyebabkan makrofag lain aktif . Makrofag yang aktif akan mengeluarkan TNF- dan IFN-. TNF- dan IFN- mengaktifkan gen iNOS untuk menghasilkan NO. NO menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas membran sehingga banyak eksudat. Eksudat menyebabkan edema dan bisa menekan ujung saraf bebas sehingga membuat nyeri. Nyeri tenggorok juga terjadi akibat tonsilitis nya. Mikroorganisme masuk ke dalam tonsil diikat dan dibawa oleh sel mukosa, APC, sel makrofag dan dendrit menujusel Th2 di sentrum germinativum. Sel Th2 merangsang pembentukan limfosit B. Sel B membentuk IgG, IgM, dan IgA. Bila antigen terpapar dengan konsentrasi tinggi maka menimbulkan respon proliferasi struktur seluler sehingga tonsil menjadi besar. Tonsil yang membesar juga dapat menekan ujung saraf bebas sehingga terasa nyeri. Demam Terjadi infeksi bakteri pada tenggorok rangsangan aktivasi sel-sel PMN dan neutrofil ke daerah tersebut mengeluarkan mediator inflamasi ( TNF , IL-1, IL-6, INF) Memacu pelepasan asam arakidonat sintesis prostaglandin E2 Mencapai hipotamalus set point pada termostat hipotalamus Penyimpanan panas tubuh dan pembentukan panas Suhu meningkat Demam.

2. Mengapa sakitnya berulang?

3. Bagaimana anatomi dari hidung?

Anatomi hidung luarHidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung bagian luar menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas ; struktur hidung luar dibedakan atas tiga bagian : yang paling atas : kubah tulang yang tak dapat digerakkan; di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan ; dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : 1) pangkal hidung (bridge), 2) batang hidung (dorsum nasi), 3) puncak hidung (hip),4)ala nasi 5) kolumela, dan 6) lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari : 1) tulang hidung (os nasal) , 2) prosesus frontalis os maksila dan 3) prosesus nasalis os frontal ; sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu 1) sepasang kartilago nasalis lateralis superior, 2) sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor dan 3) tepi anterior kartilago septum. (Soetjipto D & Wardani RS,2007)

2.1.1.3 Anatomi hidung dalamBahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os.internum di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Kavum nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka inferior. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka media disebut meatus superior. (Ballenger JJ,1994 ; Dhingra PL, 2007; Hilger PA,1997)

Anatomi Sinus ParanasalSinus paranasal merupakan salah salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsikan karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Ada empat pasang (delapan) sinus paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung ; sinus frontalis kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan kiri (anterior dan posterior), sinus maksila, yang terbesar, kanan dan kiri disebut Antrum Highmore dan sinus sfenoidalis kanan dan kiri. Semua rongga sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung, berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostium masing-masing. (Ballenger JJ,1994; Heilger PA, 1997; Mangunkusumo E., Soetjipto D. 2007)Secara klinis sinus paranasal dibagi menjadi dua kelompok yaitu bagian anterior dan posterior. Kelompok anterior bermuara di bawah konka media, pada atau di dekat infundibulum, terdiri dari sinus frontal, sinus maksila, dan sel-sel anterior sinus etmoid. Kelompok posterior bermuara di berbagai tempat di atas konka media terdiri dari sel-sel posterior sinus etmoid dan sinus sphenoid. Garis perlekatan konka media pada dinding lateral hidung merupakan batas antara kedua kelompok. Proctor berpendapat bahwa salah satu fungsi penting sinus paranasal adalah sebagai sumber lender yang segar dan tak terkontaminasi yang dialirkan ke mukosa hidung. (Ballenger JJ,1994)

4. Apa etiologi pada kasus ini?5. Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu: Rhinovirus Coronavirus Virus influenza Virus parainfluenza Adenovirus Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2 Coxsackievirus A Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr HIVb. BakteriBeberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu: Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5 15 tahun, Streptokokus grup C dan G Neisseria gonorrheae Corynebacterium diphtheriae Corynebacterium ulcerans Yersinia enterocolitica Treponema pallidumPada kasus ini, pasien mengalami febris serta leukosit yang naik, jadi etiologi yang paling mungkin adalah bakteri6. Bagaimana cara pencegahan kasus ini ?Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis yaitu:Hindari penggunaan alat makan bersama pasien yang terkena faringitis, memiliki demam, flu, atau mononukleosisMencuci tangan secara teratur Tidak merokok, atau mengurangi pajanan terhadap asap rokokMenggunakan pelembab ruangan jika ruangan kering