Analisa Resiko.. Julian..Hhe

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    1/10

    ANALISA RESIKO PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP FUNGSI

    PARU – PARU PADA PEKERJA MANUFAKTURING PAPAN KAYU

    SKATEBOARD

    Julian sulaeman

     Jurusan DIV Teknik mesin politeknik negeri bandung

     [email protected]

    ABSTRAK 

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui resiko resiko dan nampak negatif atas apa dampak 

    dari penggunaan material kayu pada papan skateboard  serta tanggapan konsumen mengenaiinovasi produk (yang meliputi penciptaan ide, kelayakan konsep, pengembangan kemampuan

    terhadap produk dan peluncuran produk baru) di Two Clothes Skateboard Wear Industries

    beserta PT Alis Jaya Ciptatama dan juga dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

    inovasi produk Two Clothes (yang meliputi penciptaan ide, kelayakan konsep,

     pengembangan kemampuan terhadap produk dan peluncuran produk baru) terhadap persepsi

    konsumen di Two Clothes Skateboard ear !ndustries"

    Jenis penelitian yang dilakukan bersi#at deskripti# yang merupakan penelitian yang bertujuan

    mendapatkan gambaran yang sistematis, #aktual, dan akurat mengenai #akta atau si#at objek"

    $etode penelitian yang digunakan metode deskripti# dengan pendekatan survey yang

    digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab%akibat antara dua variabel melalui suatu

    hipotesis" Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

    disebarkan kepada konsumen Two Clothes secara sampling accidential dengan jumlah

    responden sebanyak &'' sampel" Pengumpulan data primer juga dilakukan dengan

    wawancara kepada pihak Two Clothes serta dari observasi penulis" Pengujian dilakukan

    dengan menggunakan skala ikert untuk mengetahui persepsi konsumen mengenai inovasi

     produk (yang meliputi penciptaan ide, kelayakan konsep, pengembangan kemampuan

    terhadap produk dan peluncuran produk baru) di Two Clothes Skateboard ear !ndustries,

    kemudian skala tersebut ditrans#ormasikan ke skala interval dengan menggunakan $ethod

    Succesive !nterval" ntuk menguji apakah terdapat pengaruh antara inovasi produk (yang

    meliputi penciptaan ide, kelayakan konsep, pengembangan kemampuan terhadap produk dan

     peluncuran produk baru) terhadap persepsi konsumen dilakukan uji korelasi Pearson dan

    regresi sederhana"

    *erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, analisis korelasi pearson dan regresi

    sederhana didapatkan hasil yaitu sebesar '"+-', ini berarti terdapat hubungan yang kuat

    antara inovasi produk Two Clothes dengan persepsi konsumen dan positi# antara inovasi

     produk Two Clothes dengan persepsi konsumen" .dapun besarnya koe#isien determinasi (/

    S0uare) yaitu sebesar 12"34"

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    2/10

    PENDAHULUAN

    5i antara berbagai gangguan kesehatanakibat lingkungan kerja, debu merupakan

    salah satu sumber gangguan yang tidak

    dapat diabaikan" 5alam kondisi tertentu,

    debu merupakan bahaya yang dapat

    menimbulkan kerugian besar" Tempat kerja

    yang prosesnya mengeluarkan debu, dapat

    menyebabkan pengurangan kenyamanan

    kerja,

    gangguan penglihatan, gangguan #ungsi

    #aal paru, bahkan dapat menimbulkan

    keracunan umum"5ebu adalah partikel padat yang dapat

    dihasilkan oleh aktivitas manusia dan

    alam" 5ebu yang dihasilkan oleh aktivitas

    manusia sebagai proses pemecahan suatu

     bahan seperti grinding  (penggerendaan),

    blasting  (penghancuran), drilling

    (pengeboran) dan puverizing  (peledakan)"

    5ebu kayu dapat dihasilkan melalui proses

    mekanik seperti penggergajian, penyerutan

    dan penghalusan (pengampelasan)" 5ebu

    kayu di udara dapat terhirup ke dalam

    saluran pernapasan dan mengendap di

     berbagai tempat dalam organ pernapasan

    tergantung dari diameter dan bentuk

     partikel" 5ebu kayu dapat mengendap

    dalam organ pernapasan melalui

    mekanisme antara lain 6 sendimentasi,

    impaksi inersial dan di#usi

    5ebu kayu yang dihasilkan akibat proses

     penggergajian, penyerutan dan pengampelasan dapat menyebabkan

     pencemaran udara di tempat kerja dan

     berbahaya bagi tenaga kerja" ntuk

    mengantisipasi e#ek negati# paparan debu

    kayu di tempat kerja, maka perlu

    dilakukan upaya pencegahan dan

     perlindungan terhadap keselamatan dan

    kesehatan tenaga kerja" Salah satu upaya

     pencegahan tersebut adalah menetapkan

     7ilai .mbang *atas (7.*) 8at kimia di

    udara tempat kerja menjadi Standar 7asional !ndonesia (S7!) sehingga para

     pengusaha dapat mengendalikanlingkungan kerja perusahaannya dengan

    mengacu pada Standar ini" Standar ini

    memuat tentang 7ilai .mbang *atas rata%

    rata tertimbang waktu (time weighted

    average) 8at kimia di udara tempat kerja,

    di mana terdapat tenaga kerja yang dapat

    terpapar 8at kimia sehari%hari selama tidak

    lebih dari - jam per hari atau 2' jam per

    minggu, serta cara untuk menentukan 7ilai

    .mbang *atas campuran untuk udara

    tempat kerja yang mengandung lebih darisatu macam 8at kimia "

     7ilai .mbang *atas adalah standar #aktor

     bahaya di tempat kerja sebagai pedoman

     pengendalian agar tenaga kerja masih

    dapat menghadapinya tanpa

    mengakibatkan penyakit atau gangguan

    kesehatan dalam pekerjaan sehari%hari

    untuk waktu tidak lebih dari - jam sehari

    atau 2' jam seminggu" 9egunaan 7.* ini

    sebagai rekomendasi pada praktek higene

     perusahaan dalam melakukan

     penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai

    upaya untuk mencegah dampaknya

    terhadap kesehatan (S:"'&;$en;&33+)"

    ntuk debu kayu keras seperti debu kayu

    mahoni, kayu jati telah ditetapkan oleh

    5epartemen Tenaga 9erja dalam Surat

    :daran $enteri Tenaga 9erja 7o 6 S:" '& ;

    $en ; &33+ tentang 7ilai .mbang *atas

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    3/10

    dengan penurunan 4 %&;C"

    *ahaya debu kayu bagi kesehatan bahwa

    debu merupakan bahan partikel

    ( particulate matter ) apabila masuk

    kedalam organ pernapasan manusia maka

    dapat menimbulkan penyakit pada tenagakerja khususnya berupa gangguan sistem

     pernapasan yang ditandai dengan

     pengeluaran lendir secara berlebihan yang

    menimbulkan gejala utama berupa batuk

     berdahak yang berkepanjangan" ?angguan

    umum yang sering terjadi adalah batuk,

    napas sesak, kelelahan umum dan berat

     badan menurun

    Pekerja yang terpapar debu kayu secara

    kontinyu pada usia &1 sampai dengan @1

    tahun akan terjadi penurunan kemampuankerja, usia @1 sampai dengan 1 tahun

    timbul batuk produkti# dan penurunan

    VEP 1 ( volume ekspirasi paksa & detik

    atau orce E!piratory Volume 1 second  

    ( EV 1), usia 21 sampai dengan 11 tahun

    terjadi sesak dan hipoksemia, usia 11

    sampai dengan A1 tahun terjadi cor

     pulmonal sampai kegagalan pernapasan

    dan kematian, hal ini dapat dideteksi

    dengan pemeriksaan spirometer"

    Pekerja industri kayu mempunyai

    resiko yang sangat besar untuk

     penimbunan debu kayu pada saluran

     pernapasan" .bsorpsi dari partikel%partikel

    debu kayu terjadi hanya lewat paru% paru

    melalui mekanisme pernapasan" Sebagian

     partikel debu yang tidak larut akan

    tertahan di jaringan paru%paru, sedangkan

     bagian larut terbawa oleh darah dan

    sebagian kecil terbuang lewat air seniPenelitian mengenai debu kayu respirabel

    yang ditimbulkan oleh pengolahan kayu

    ( wood working e"uipment  ) telah

    dilakukan oleh Vanwiclen dan #eard  pada

    tahun &33 membuktikan bahwa

     prosentase terbesar dari debu kayu

    respirabel partikelnya berdiameter antara

    & sampai @ mikron, sedangkan prosentase

    terbesar kedua ditempati dengan diameter

    ',1 sampai ',+ mikron "

    ?angguan #ungsi paru dapat terjadi secara bertahap dan bersi#at kronis sebagai akibat

    #rekuensi, lamanya seseorang bekerja pada

    lingkungan yang berdebu dan #aktor%#aktor 

    internal yang terdapat dalam pekerja

    seperti jenis kelamin, usia, masa kerja,

     paparan debu kayu, status gi8i, kebiasaan

    merokok, alat pelindung diri, kebiasaanolah raga, dan lama paparan""

    Perbedaan penelitian yang telah

    dilakukan oleh peneliti adalah pada

    Parameter yang diperiksa beberapa

     peneliti terdahulu pada pekerja

    industri mebel umumnya hanya debu

    total saja " Sedangkan yang

    dilakukan peneliti selain debu total

    sebagai pembanding juga debu kayu

    terhisap secara perorangan dengan

    menggunakan

    Paparan Debu Kayu

    alat Personal $ust %ampler " okasi

    Penelitian yang dilakukan di !ndustri

    PT .lis Jaya Ciptatama Jalan /aya

    *awu *atealit 9m '1 9abupaten Jepara

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian

    analitik dengan rancangan &ross %ectional  

    (potong lintang)" 5alam penelitian ini

    variabel bebas (#aktor risiko) dan terikat

    (e#ek) dinilai secara simultan dengan

     pengukuran pada satu saat dan akan

    diperoleh e#ek populasi pada suatu saat

    sehingga dapat dibandingkan antara

     prevalensi penyakit pada kelompok dengan

    risiko dengan prevalensi penyakit pada

    kelompok dengan risiko serta dapat

    menentukan hubungan antara #aktor risiko

    dan penyakit  Populasi dalam penelitian tersebut

    adalah semua pekerja pada bagian

     produksi di PT .lis Jaya Ciptatama

    9abupaten Jepara" Seluruh pekerja PT

    .lis Jaya Ciptatama dalam unit produksi

     berjumlah @1' orang yang menjadi target

     peneliti untuk melakukan generalisasi

    sebagai populasi target dan sejumlah

     pekerja PT .lis Jaya Ciptatama setelah

    yang menjadi sasaran (memenuhi syarat

    inklusi) untuk diambil menjadi sampelsebagai populasi sasaran sebanyak &@1

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    4/10

    orang" Sampel penelitian ini adalah

     pekerja pada bagian produksi yang

    mempunyai potensial hazard yang tinggi

    yaitu pada bagian ruang mill ''  (potong

     belah), ruang  sending ' , ruang sending

     '' , ruang final finishing Sistem pengampilan sampel rancangan

    sistematik probabilitas" *esar sampel

     penelitian ini 11 orang"Penelitian ini

    menggunakan kuesioner terstruktur

    (terlampir) untuk mengumpulkan data

    umum responden, sedangkan untuk

     pengukuran kadar debu kayu total

    menggunakan igh Volume *ir %ampler

    (V%) + ,-- dan debu kayu terhisap

    menggunakan  Personal $ust  

    %ampler , pengukuran #ungsi parumenggunakan alat Spirometer"

    Pengolahan data dilakukan

    menggunakan

    ji statistik yang digunakan adalah

    &hi %"uare untuk menguji pengaruh

    antara kadar debu kayu dengan

    gangguan #ungsi paru"

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    PT B.JC adalah perusahaan yang

     bergerak

    dalam bidang kayu (kualitas ekspor)

    dengan tahapan melalui lima proses

    utama yaitu penggergajian kayu,

     penyiapan bahan baku, proses penyiapan

    komponen, proses perakitan dan

     pembentukan (bending ) dan proses akhir

    ( finishing )" 9egiatan proses produksi

    tersebut akan menghasilkan debu kayu dan

    masuk melalui tuguh manusia melalui

    inhalasi sehingga akan mengakibatkangangguan #ungsi paru" Pajanan di tempat

    kerja tersebut memperberat, mempercepat

    terjadinya serta menyebabkan kekambuhan

     penyakit"

    PT B.JC telah memiliki Poliklinik

    Perusahaan sebagai unit pelayanan

    kesehatan bagi pekerja di bawah seorang

    dokter perusahaan" Proses produksi pada

     perusahaan PT .lis Jaya Ciptatama

    mempunyai 2 (empat) bagian produksi

    sebagai tempat penelitian, yaitu 6 *agian .ill '' adalah lokasi proses pembentukan

     pola dengan menggunakan alat gergaji,

    sawmill, bend saw, bagian %ending '  

    adalah lokasi proses pengampelasan awal,

     bagian

    %ending ''  adalah lokasi proses

     pengampelasan akhir (penghalusan), bagian inal inishing 6 adalah lokasi

     proses #inishing dengan waD sebelum

     packing" Sebagian besar responden

     bekerja dibagian sending ! (A,24),

    responden sebagian berjenis kelamin

     perempuan sebanyak & orang (1A,24),

    mayoritas responden yang bekerja di

     bagian produksi" $asa kerja responden

    sebagian besar berada pada kelompok &&

     E @' tahun sebanyak ' orang (12,14)

    dengan rata%rata masa kerja &',-' tahun"Sedangkan untuk kelompok umur

    responden sebagian besar yang bekerja di

     bagian produksi berumur & E 2' tahun

    sebanyak @ orang (1-,@4) dengan rata E

    rata berumur &,A3 tahun" Fasil

     pengukuran debu kayu respirabel yang

    terhisap responden dengan menggunakan

    alat

     Personal $ust %ampler  sebagian besar

    diatas 7ilai .mbang *atas atau lebih besar 

    dari 1 mg/m= sebanyak 3 orang (+',34)

    dengan rata E rata debu kayu respirabel

    yang terhisap responden sebanyak &,2'

    mg/m= , status gi8i yang dimiliki

    responden sebagian besar masuk dalam

    kelompok baik sebanyak orang (A'4)

    dan rata E rata responden mempunyai

    indeks masa tubuh @,@@ kg;m

    ( kategori baik)" 9ebiasaan merokok pada

    kelompok pekerja yang tidak merokok

    sebanyak 22 orang (-'4) , keadaantersebut disebabkan kebanyakan responden

     berjenis kelamin perempuan , untuk

    kelompok kebiasaan menggunakan alat

     pelindung diri sebagian besar responden

    menggunakan masker sebanyak 2@ orang

    (+A,24), sebagian besar responden tidak

     berolah raga secara rutin sebanyak 2@

    orang (+A,24), untuk lama paparan

    terhadap responden selama bekerja

    sebagian besar lebih dari - jam sebanyak

    21 orang (-&,-4) dan rata E rataresponden mempunyai lama paparan

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    5/10

    adalah 3,A3 jam" *erdasarkan hasil

     pengukuran dengan menggunakan alat

    spirometer dari 11 orang responden

    ternyata yang memiliki gangguan #ungsi

     paru sebanyak 2' orang (+@,+4)" Fasil

    analisis hubungan antara jenis kelamindengan gangguan #ungsi paru melalui uji

    statistik dengan menggunakan &hi %"uare

    didapatkan nilai GHI ','++, p I ',+-& dan

    odds ratio I',-21 (314 C! I ',@1A

    %@,+-) bahwa jenis kelamin tidak

    mempunyai pengaruh terhadap gangguan

    #ungsi

     paru p I ',+-& ( pa ), nilai p lebih besar 

    dibandingkan a I ','1" *aik jenis kelamin

    laki% laki maupun perempuan memiliki

    risiko yang sama untuk mengalamiterjadinya gangguan #ungsi paru" 7ilai

    odds ratio ',-21 dengan Confidence

     'nterval   antara ',@1A%@,+- sehingga

    merupakan hubungan yang tidak signi#ikan

    sebagai #aktor risiko terjadinya gangguan

    #ungsi paru" Jenis kelamin laki% laki

    maupun perempuan di PT .JC pada saat

     penelitian mempunyai risiko yang sama

    untuk timbulnya gangguan #ungsi paru"

    Fasil analisis hubungan antara masa kerja

    dengan gangguan #ungsi paru melalui

    hasil uji statistik Chi S0uare diperoleh

    GHI','&@ nilai p I ',3&@ dan odds ratio 

    I&,'A3 (314 C! I ',@1% ,1&+), masa

    kerja tidak berpengaruh terhadap

    gangguan #ungsi paru p I ',3&@ (pa)

    nilai p lebih besar dibandingkan a I ','1"

     7ilai odds ratio &,'A- adalah responden

    dengan masa kerja && % @' tahun

    mempunyai kemungkinan terkena

    gangguan #ungsi paru sebesar &,@ kalidibandingkan responden dengan masa

    kerja 1 % &' tahun , pada &onfidence

     'nterval  antara ',@1 % ,1&+ sehingga

    merupakan hubungan yang tidak

    signi#ikan tetapi kemungkinan masa kerja

    sebagai #aktor risiko terjadinya gangguan

    #ungsi paru" Pekerja PT .JC yang

    mempunyai masa kerja diatas &' tahun

    kemungkinan mempunyai risiko terjadinya

    gangguan #ungsi paru, semakin lama masa

    kerja seseorang, semakin lama pula waktu paparan debu kayu terhadap #ungsi paru

     pekerja" Fasil analisis hubungan antara

     paparan debu kayu terhisap dengan

    gangguan #ungsi paru melalui uji statistik

    dengan menggunakan &hi %"uare

    didapatkan nilai GHI &&,+@2, p I ',''&,

    dan odds ratio &&, ( 314 C! I @,-1'%21,'+') bahwa paparan debu kayu

    mempunyai pengaruh kuat terhadap

    kemungkinan responden terpajan sehingga

    mengakibatkan gangguan #ungsi paru (p I

    ',''&)" 7ilai odds ratio &&,

    menunjukkan konsentrasi debu kayu

    terhisap merupakan #aktor risiko timbulnya

    ; tejadinya gangguan #ungsi paru,

    kemungkinan responden terkena gangguan

    #ungsi paru sebesar &&, kali lebih besar

    dibandingkan responden yang terpajandebu kayu dibawah 7.*

    sebesar & mg;m= pada &onfidence 'nterval  

    antara @,-1' E 21,'+' sehingga

    merupakan asosiasi yang signi#ikan

    sebagai #aktor risiko terjadinya gangguan

    #ungsi paru" 5ari hasil tersebut diatas

    dapat dikatakan bahwa debu kayu pada

    konsentrasi diatas 7ilai .mbang *atas (&

    mg;m=) merupakan #aktor yang

    mempengaruhi gangguan #ungsi paru"

    Sebagai analisis deskripti# hasil

     pengukuran debu total pada 2 (empat)

     bagian ternyata hasil diperoleh 2 empat

     bagian tersebut, ternyata konsentrasi debu

    total lingkungan kerja berada diatas 7ilai

    .mbang batas sebesar &' mg;m= dan hasil

     pengukuran debu kayu terhisap terhadap

    responden ternyata 3 responden telah

    terpajan debu kayu berada diatas 7ilai

    .mbang *atas sebesar & mg;m= ,

    sedangkan responden yang terpapar debukayu dibawah 7ilai .mbang *atas

    sebanyak &A orang" Pengukuran debu

    kayu terhisap hanya dapat diukur dengan

    menggunakan Personal $ust %ampler ,

    sesuai dengan Petunjuk Teknis

    Penggunaan Personal $ust %ampler ,

    Fiperkes bahwa diameter #ilter respirabel

     berukuran + mm (,+ cm) dan diameter

     pori%pori #ilter ',- Km (mili mikron) yang

    terbuat dari bahan ester cellulasa serta

     flow @ l;menit, sehingga dapat diketahuidebu kayu yang terhirup dibawah &'

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    6/10

    mikron, karena ukuran partikulat debu

    kayu yang membahayakan kesehatan

    umumnya berkisar antara ',& mikron

    sampai &' mikron" 9eadaan ini terjadi

    karena responden bekerja di bagian dengan

    konsentrasi debu kayu yang sangat tinggiterutama di bagian sending !, sending !!,

    mill !!, keadaan ini telah dibuktikan

    dengan pengukuran debu personal

    menggunakan Personal $ust %ampler  dan

    sebagai gambaran deskripti# hasil

     pengukuran debu total di lingkungan kerja

     pada 2 (empat) bagian, yaitu bagian

     sending '  ( &"-21 Kg;$=), bagian sending

     ''  (&&"3+@ Kg;$=), bagian

    mill ''  (&@"A2' Kg;$=), bagian final

     finishing  lingkungan kerja menunjukkan diatas nilai

    ambang batas sebesar &' mg;m=, sesuai

    dengan 9eputusan $enteri 9esehatan

    /epublik !ndonesia 7omor

    &2'1;$enkes;S9;G!;@''@ tentang

    Persyaratan 9esehatan ingkungan 9erja

    Perkantoran dan !ndustri" Fal ini

     berkenaan dengan produksi yang

    dihasilkan terutama pada bagian tersebut

    merupakan pengolahan hanya

    menggunakan bahan mentah kayu jati dan

    kayu mahoni yang termasuk golongan

    kayu keras, dengan melalui proses

     pengampelasan baik dengan manual

    maupun mesin amplas sehingga debu kayu

    yang dihasilkan mempunyai konsentrasi

    yang tinggi (diatas 7ilai .mbang *atas

    5ebu 9ayu) sedangkan di bagian inal

     inishing  debu

    kayu yang dihasilkan lebih sedikit

    dibandingkan dengan bagian %ending ' ,%ending '' , .ill '' , karena di bagian

    tersebut proses produksi sebagai proses

    akhir tidak ada proses pengampelasan

    hanya pemolesan dengan mengunakan

    semir (waD)" Fasil analisis hubungan

    antara status gi8i dengan gangguan

    #ungsi paru melalui uji statistik dengan

    menggunakan &hi %"uare didapatkan nilai

    GHI ',-@, p I',1+, dan odds ratio I

    ',A-A ( 314 C! I ',@'+%@,@+1 ) dan

     pengaruh status gi8i terhadap gangguan#ungsi paru telah dilakukan pengujian

    secara statistik, hasil yang diperoleh adalah

    status gi8i tidak mempunyai pengaruh

    yang signi#ikan terhadap timbulnya

    gangguan #ungsi paru p I',1+ karena

    nilai p lebih besar dibandingkan

    a I ','1 (p a)" Ldds ratio ',A-A pada&onfidence 'nterval  antara ',@'+ %

    @,@+1 sehingga status gi8i merupakan

    hubungan yang tidak signi#ikan sebagai

    #aktor risiko terjadinya gangguan #ungsi

     paru" 9esimpulan yang diperoleh bahwa

    responden dengan gi8i baik maupun

    kurang baik pada saat penelitian di PT .JP

    mempunyai risiko sama untuk terjadinya

    gangguan #ungsi paru Fasil analisis

    hubungan antara kebiasaan merokok

    dengan gangguan #ungsi paru melalui ujistatistik dengan menggunakan &hi %"uare

    didapatkan nilai GHI &,@-3, p I ',@1A dan

    odds ratio I ',1 (314 C! I ','-3%

    &,2'2), kebiasaan merokok menunjukkan

    tidak berpengaruh dengan timbulnya

    gangguan #ungsi paru, p I ',@1A,

    (p a) a I ','1 dan responden yang

    mempunyai

    kebiasaan merokok bukan merupakan

    #aktor risiko timbulnya atau terjadinya

    gangguan #ungsi paru, perbedaan

     proporsi tersebut secara statistik tidak

    menunjukkan hubungan yang signi#ikan

    dengan gangguan #ungsi paru pada

    responden" 7ilai odds ratio  ',1, pada

    &onfidence 'nterval  ','-3 % &,2'2

    sehingga kebiasaan merokok

    merupakan hubungan yang tidak signi#ikan

    sebagai #aktor risiko terjadinya gangguan

    #ungsi paru" Pada saat penelitian mayoritas

    adalah responden wanita sehinggaresponden merokok dan tidak merokok,

    tidak mempunyai hubungan yang

    signi#ikan dan tidak berpengaruh terhadap

    timbulnya gangguan #ungsi paru, dengan p

    I ',@1A dan odds ratio  ',1

    &onfidence 'nterval  (','-3 % &,2'2)" Fasul

    analisis hubungan antara kebiasaan

    menggunakan alat pelindung diri dengan

    gangguan #ungsi paru melalui uji statistik

    dengan menggunakan &hi %"uare 

    didapatkan nilai GHI ',2A, p I ',23A,dan odds ratio I ',1'' (314 C! I ',&%

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    7/10

    &,-+3) sehingga kebiasaan penggunaan

    alat

     pelindung diri, tidak berpengaruh terhadap

    gangguan #ungsi paru p I ',23A (pa) dan

    kebiasaan penggunaan alat pelindung diri

     bukan merupakan #aktor risiko timbulnyagangguan #ungsi paru pada pekerja " 7ilai

    odds ratio ',1'' pada &onfidence 'nterval 

    ',& % &,-+3 sehingga alat pelindung diri

    merupakan hubungan yang tidak

    signi#ikan sebagai #aktor risiko terjadinya

    gangguan #ungsi paru" 9eadaan tersebut

    sesuai dengan observasi saat penelitian

     bahwa masker yang dipergunakan pekerja

    terbuat dari kain kaos dengan pori%pori

    kain yang tidak menjamin untuk

    menyaring debu kayu dibawah &' mikronsebaiknya menggunakan masker yang

    terbuat dari bahan cellulosa, sehingga hasil

     penelitian menunjukkan pengguanaan alat

     pelindung diri (masker) tidak mempunyai

     pengaruh yang signi#ikan terhadap

    timbulnya gangguan #ungsi paru dengan p

    I ',23A"

    Fasil analisis hubungan antara kebiasaan

     berolah raga dengan gangguan #ungsi paru

    melalui uji statistik dengan menggunakan

    &hi %"uare didapatkan nilai GHI ',111, p

    I ',21A, dan odds ratio I ',2'A (314 C!

    I ','+-%@,'3A)" kebiasaan berolah raga

    terhadap gangguan #ungsi paru

    menunjukkan tidak berpengaruh untuk

    terjadinya gangguan #ungsi paru p I

    ',21A ( p','1 ) dan kebiasaan berolah

    raga bukan merupakan #aktor risiko

    terjadinya gangguan #ungsi paru" 7ilai

    odds ratio I ',2'A, pada &onfidence

     'nterval   ','+-%@,'3A sehingga kebiasaan berolah raga merupakan hubungan yang

    tidak signi#ikan sebagai #aktor risiko

    terjadinya gangguan #ungsi paru" Fasil

    analisis hubungan antara lama paparan dan

    gangguan #ungsi paru bahwa PT .JC

    mempunyai waktu kerja jam -"'' E jam

    &A"'', serta jam lembur sampai jam @&"''"

    Tabel 2"&' menunjukkan bahwa hasil

    analisis hubungan antara lama paparan

    dengan gangguan #ungsi paru melalui uji

    statistik dengan menggunakan &hi%"uare didapatkan nilai GHI',A-, p

    I',122, dengan odds ratio I @,'A& ( 314

    C! I ',23'%-,AA1)" lama paparan tidak

    mempunyai pengaruh yang signi#ikan

    terhadap timbulnya gangguan #ungsi paru

     p I ',122

    karena nilai p lebih besar dibandingkana I ','1 (p a)" 7ilai odds ratio @,'A&

    artinya lama paparan lebih dari - jam (

    - jam) perhari mempunyai risiko

    kemungkinan terkena gangguan #ungsi

     paru sebesar @,@ kali dibandingkan

    responden dengan lama paparan kurang

    dari sama dengan - jam perhari pada

    &onfidence 'nterval  antara ',23'%-,AA1

    sehingga lama paparan merupakan

    hubungan yang tidak signi#ikan tetapi

    kemungkinan lama paparan sebagai #aktorrisiko terjadinya gangguan #ungsi paru"

    Tabel &" Fasil .nalisis *ivariat Paparan

    5ebu 9ayu 5an ?angguan

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    8/10

    Paparan debu kayu %&,@ @,A&3 ',''&

    &,+@ (,'2 E A@,'2')

    Paparan debu kayu nilai p I ',''& dan

    odss ratio I &,+@' dengan 314 C! I

    (,"'2 E A@,'2' ), dari hasil tersebut

     paparan debu kayu mempunyai nilai yangsigni#ikan terhadap gangguan #ungsi paru

    yang dialami pekerja PT .lis Jaya

    Ciptatama" Selanjutnya untuk

    mengetahui seberapa besar peluang

    #aktor paparan debu kayu terhadap

    gangguan #ungsi paru, dilakukan

     perhitungan6

    Fasil diperoleh bahwa debu kayu dengan

     paparan diatas nilai ambang batas sebesar

    & mg ; m= (7.* kayu keras) mempunyai

     peluang untuk terjadinya gangguan #ungsi paru sebesar +-,2 4 sedangkan @&,A 4

    disebabkan oleh #aktor lain ( selain debu

    kayu)" Fasil analisis multivariat diperoleh

    hasil yaitu umur mempunyai nilai sig (p),

     paparan debu kayu mempunyai nilai sig

    (p) sebesar ',''& dan odss ratio I &,+@'

    dengan 314 C! I (,"'2 E A@,'2' ), dari

    hasil tersebut paparan debu kayu

    mempunyai nilai yang signi#ikan terhadap

    gangguan #ungsi paru yang dialami pekerja

    PT .lis Jaya Ciptatama" 7ilai odss ratio I

    &,+@' menunjukkan bahwa pada paparan

    debu kayu respirabel dengan konsentrasi

    tinggi diatas nilai ambang batas sebesar &

    mg;m= mempunyai risiko untuk terjadinya

    gangguan #ungsi paru sebesar &2 kali

    dibandingkan

    responden dengan konsentrasi debu kayu

    respirabel yang terinhalasi berada dibawah

    nilai ambang batas (& mg;m=)"

    *erdasarkan hasil analisis multivariatdengan menggunakan metode regresi

    logistik dapat diperoleh hasil, paparan

    debu kayu, diatas nilai ambang batas

    sebesar & mg ; m= (7.* kayu keras )

    mempunyai peluang untuk terjadinya

    gangguan #ungsi paru sebesar sebesar +-,2

    4 sedangkan @&,A 4 disebabkan oleh

    #aktor lain"

    9:S!$P.7Fasil penelitian Paparan 5ebu 9ayu dan

    ?angguan

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    9/10

    merupakan

    #aktor risiko terjadinya gangguan #ungsi

     paru" Fasil analisis multivariat

    menunjukkan bahwa debu kayu dengan

     paparan diatas nilai ambang batas sebesar

    & mg ; m= (7.* kayu keras ) mempunyai peluang untuk terjadinya gangguan #ungsi

     paru sebesar +-,2 4 sedangkan @&,A 4

    disebabkan oleh #aktor lain artinya bahwa

    +-,2 4 merupakan #aktor yang telah

    diteliti oleh peneliti di PT .lis Jaya

    Ciptatama sedangkan @&,A 4 merupakan

    #aktor diluar yang telah diteliti dalam

     penelitian ini, sehingga dapat dilanjutkan

    oleh peneliti lain untuk mengadakan

     penelitian diluar sembilan variabel yang

    telah diteliti"

    DA)TAR PUSTAKA

    &" 5epartemen 9esehatan /epublik

    !ndonesia,

     eputusan .enteri esehatan 0' , o

    12-3/.EE%/%/4'/5--5;, Pedoman

     Pengendalian $ampak Pencemaran 

    6dara, &3 7opember @''@

    @" $angkunegoro, F"  $iagnosis dan

     Penilaian &acat Pada Penyakit Paru 

     er7a, *agian Pulmonologi

  • 8/16/2019 Analisa Resiko.. Julian..Hhe...

    10/10