Upload
vuongcong
View
243
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN
WAKTU KETERLAMBATAN PENGIRIMAN ORDER DI CV.
ADIKARYA SUKSES ENGINEERING
Ahmad Defid Hendrianto, Ir. M. Singgih, MM.,
Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 surabaya
ABSTRAK
Penjadwalan produksi didalam indutri manukfatur atau jasa memiliki peranan peting
sebagai bentuk pengambilan keputusa. Perusahaan sangat berupaya untuk memiliki
penjadwalan yang efektif dan efisien sehingga dapat meninggkatkan produktifitas yang
dihasilkan. Tujuan peneliti ini adalah meminimalkan waktu keterlambatan dalam pengiriman
dan menentukan penjadwaln mesin produksi yang minimal.. Metode Campbell Dudek Smith
dan palmer merupakan teknik penjadwalan flowshop. Penjadwalan flowshop adalah untuk
mengetahui total waktu penyelesaian yang minimal. Penelitian yang dilakukan di Cv Adi
Karya yang memproduksi 13 job dengan 6 mesin. Metode CDS menghasilkan k interasi, Nilai
interasi yang minimal yang akan digunakan. Metode palmer menghasilkan indeks slop
dengan urutan job yang memiliki waktu terbesar untuk pengurutan job. Berdasarkan hal
tersebut. Nilai total waktu CDS atau Palmer yang menghasilkan waktu proses yang minimal
yang akan diterapkan dalam menyusun penjadwalan. Penjadwalan mengunakan metode CDS
menghasilkan 5 iterasi . iterasi ke-1 485.7,. ke-2 507.5,. ke-3 474.0,. ke-4 479.48, ke-5 482.78,
dengan nilai maskespan yang minimal 474.06 menit. sedangkan metode palmer menghasilkan
indeks slop 479.48 menit. dari 2 metode tersebut metode cds yang memiliki nilai maskespen
terkecil.
KATA KUNCI: Penjadwalan Produksi, CDS dan Palmer, Teknik Industri
ABSTRACT
Production scheduling in industrial or service industries has a role as a form of income.
Companies that are very effective in conducting effective and efficient scheduling can increase
the productivity produced. The purpose of this study is minimal information. Campbell's
Dudek Smith and Palmer method are flowshop scheduling techniques. Flowshop scheduling is
to find out a minimum total of limited time. Research conducted in Cv Adi Karya which
produces 13 jobs with 6 machines. CDS method produces k interasi with different values on
each interation. The minimum value of interaction that will be used. The palmer method
generates a slop index with the sequence of work that has the greatest time for sorting work.
By this. The total value of CDS or Palmer time that results in processing time that will be
needed in scheduling. Scheduling using CDS method produces 5 iterations. iteration 1st 485.7.
2nd 507.5,. 3rd 474.0,. 4th 479.48, 5th 482.78, with minimum mask value of 474.06 minutes.
While the palmer method produces a slop index of 479.48 minutes. of 2 methods. Cds that
have maskes value.
KEY WORDS: Production Scheduling, CDS and Palmer, Industrial Engineering
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industry dan maraknya persaingan yang sangat ketat diera globalisai.
Perusahaan manufaktur dituntut untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada setiap
pelanggan. Setiap produk yang dihasilkan harus berkualitas dengan harga jual yang bisa
bersaing. Perusahaan manufaktur juga dituntut untuk menyeleaikan job order tepat pada
waktunya sesuai dengan permintaan pelanggan.
Perusahaan manufaktur juga dituntut untuk memiliki pelayanan, kebijakan, serta
kualitas produk yang dihasilkan harus sesuai dengan apa yang dimintak oleh pemesan, untuk
menunjang itu semua diperlukan adanya penjadwalan produksi yang tepat.
Berdasarkan masalah yang sering dihadapi perusahaan manufaktur terutama pada
industry kecil dan menengah adalah masalah keterlambatan pengiriman produk yan dihasilkan
ke pada konsumen. Khususnya pada industry yang memiliki sistem job order. Oleh karena itu
perlunya adanya penjadwalan produksi yang efisien dan efektif.
Tujuan dari peneliti ini adalah membandingkan total waktu metode perusahaan,
metode Campblell dudek smith dan metode palmer. Data yang akan digunakan pada
penelitiaan nia adalah data primer yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap apa yang
akan diteliti. Sedangkan data yang akan digunakandalam penelitian ini adalah data permitaan
pelangga yang terdiri dari 13 produk dengan diselesaikan menggunakan enam mesin. Adapun
job yang akan dikerjakan atara lain selecon griper suction ¼”, seal filter 36x27x4,5, seal filter
40x28x6, spreng tekan 1x7x20, pipe heater STM-910D-W, guide PGR-4, seal rinser
9x20x4x7,4, seal filter 50x35x10, roda depan exsus 22, roller label 56x26ALBR, meac seal
FPE3542/200B, housing seal lifter FHSL-1, packing silicone 5mmx1000mmx1000mm. dari
produk dersebut dikerjakan dengan menggunakan 6 mesin yaitu mesin potong, mesin
pembuatan matras, mesin bor, mesin pres, mesin oven, dan vinising.
Penjadwalan produksi akan sangat peting bagi perusahaan yang menggunakan sistem
made to order (dibuat berdasarkan pesan) seperti yang diterapkan CV ADI KARYA. Sistem
made to order adalah sistem produksi yang menggunakan acuan dimana produk yang dibuat
berdasarkan pesanan yang masuk. Dalam penjadwalan produksi CV. ADI KARYA
menerapkan dimana yang memesan terlebih dahulu akan diproses terlebih dahulu tampa
melihat waktu proses dan waktu pengiriman pekerjaan. Dalam hal ini penjadwalan yang
dilakukan perusahaan belum efektif sehingga ada beberapa produk yang menglami
keterlambatan pengiriman.
MATERI DAN METODE
Penjadwalan produksi merupakan hal yang terpenting dalam kelancaran suatu proses produksi
untuk meneyelesaikan suatu job. Penjadwalan diperlukan untuk mengalokasikan tenega kerja,
mesin dan peralatan produksi agar suatun urutan produk, jenis produk dan pembelian material
menjadi lebih efisien. Dalam hal ini penjadwalan sumber daya dan urutan pekerjaan menjadi
sangat peting. Dalam pengambilan keputusan penjadwalan merupakan langkah awal dalam
menentukan sebelum dimulainya proses produksi.
Penjadwalan merupakan sekumpulan prinsip, model dan teknik untuk menentukan
suatu aktifitas produksi yang akan berlangsung. Dalam hal ini aktivitas dan sumber daya
saling berkaitan untuk menyelesaikan sekumpulan job agar selesai pada waktunya dan
memiliki kualitas yang diinginkan oleh konsume.
Keputusan dalam menentukan penjadwalan meliputi :
1. Pengurutan pekerjaan ( sequencing ).
2. Waktu mulai dan selesai pekerjaan.
3. Mengurutkan operasi suatu pekerjaan.
Job shop adalah suatu metetode produksi made-to-order untuk menemui keinginan khusus
pelanggan dimana produk-produk yang di buat memiliki tipe proses yang berbeda-beda
dengan ukuran lot yang relatif kecil. Pada penjadwalan job shop setiap job hanya melewati
satu mesin dalam melakukan proses tersebut. Namun ada juga model proses yang lainnya
dimana setiap job boleh melewati mesin yang sama lebih dari satu kali. Model ini disebut
dengan job shop pengulangan.
Flow shop adalah suatu proses yang mengurutkan pekerjaan yang memiliki lintasan
produksi yang sama. Model pekerjaan flow shob hanya bergerak satua arah yaitu dari proses
awal samapi proses akhir. Dimana dalam proses tersebut tidak mungkin kembali ke proses
awal.
Aliran proses dalam penjadwalan flow shop ada 2 proses yaitu :
1. Pure Flow Shop
Alur produksi ini bersifat seri dimana dalam proses ini mesin disusun sesuai dengan
proses pekerjaan.
Alur produksi ini tidak berurutan. Padaa masing-masing proses tidak harus melewati
mesin seluruh mesin yang bekerja.
Metode cds dan palmer
Metode penjadwalan ini menggunakan n job pada mesin yang menggunakan lebih dari 2
mesin yang disusun secara seri. Langkah-langkah dalam penjadwalan dengan metode
Campbell dudek simth sebagai berikut :
1. Interasi metode CDS
Pada metode Campbell, dudek, smith proses penjadwalan kerja berdasarkan atas waktu
kerja terkecil yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Dalam permasalahan
ini, digunakan n job dan n mesin. Metode CDS ini adalah metode yang pertama kali
dikemukakan oleh Campbell, dudek, smith pada tahun 1965. Dilakukan untuk
mengurutkan n pekerjaan terhadap m mesin. Campbell, dudek, smith memutuskan
untukurutan pertama adalah:
𝑡𝑗 ,1𝑘 = 𝑡𝑗 ,1 dan 𝑡𝑗 ,2
𝑘 + 𝑡𝑗 ,2
Sebagai waktu proses pada mesin pertama dan mesin terakhir. Untuk urutan kedua
dirumuskan dengan:
𝑡𝑗 ,1𝑘 = 𝑡𝑗 ,1 + 𝑡𝑗 ,2
𝑡𝑗 ,2𝑘 = 𝑡𝑗 ,𝑚 + 𝑡𝑗 ,𝑚−1
Sebagai waktu rposes pada dua mesin yang terakhir.
Untuk urutan ke k:
𝑡𝑗 ,1𝑘 = 𝑡𝑗 ,𝑖
𝑘
𝑖=1
𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑗 ,2𝑘 = 𝑡𝑗 ,𝑖
𝑚
𝑖=𝑚+1
Dimana :
i = job yang diproses (i=1,2,3).
j = mesin yang digunakan untuk proses job i.
𝑡𝑖 = waktu proses job i (menit).
k = interasi.
m = jumlah mesin.
n= jumlah job.
Penyelesaian masalah penjadwala dengan metode ini dengan cara menghitung slope
indeksnya dari rumus palmer menurut jumlah meisin yang ada. Job yang memiliki slope
indeks terbesar akan di jadwalkan menggunakan n/m/F/Fmax dari masing-masing job:
𝑠𝑖 = [𝑚 − 2𝑗 − 1 ]𝑚
𝑗=1𝑡𝑖𝑗
Dimana :
Si = nilai slop yang dipakai.
M = jumlah mesin yang dipakai.
𝑡𝑖𝑗 = untuk proses saat job ke 1 dan mesin ke j.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
Data pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamatri proses produksi secara
langsung dengan menggunakan stopwatch. Pengamatan dilakukan sebanyak 20 kali
untuk menghasilkan waktu rata-rata dalam setiap proses pengerjaan sehingga dapat
dihasilkan waktu pada setiap job setiap proses. Berikut ini hasil dari data pengamatan
sebagai berikut:
Tabel 1 waktu hasil pengamatan
Operasi
Job
1 2 3 4 5 6
1 3 15 3 5.05 7.47 3.18
2 3.06 11.97 2.75 5.21 6.99 3.34
3 2.96 20.84 2.94 4.95 6.64 2.98
4 3.16 10.44 0 4.69 7.11 2.85
5 4 30 3 9.14 7.76 2.81
6 2.34 25.81 2.10 5.31 7.77 2.88
7 3.18 45.47 3.39 5.27 7.66 3.10
8 4 25 5 4.88 7.01 2.90
9 2.99 15.30 0 5.04 7.51 3
10 5 50 3 4.98 7.51 3.04
11 4 70 5 5.06 7.71 2.98
12 5 95 10 5.06 7.61 3.04
13 2 45 0 5.36 7.61 3.04
( sumber diolah februari 2018)
Dari tabel 1 didapat waktu proses setiap jop pada setiap mesin dengan hasil yang
ditujukkan pada tabel tsb.
2. Waktu Penyelesaian Metode Perusahaan
Data yang digunakan dalam penjadwalan oleh perusahaan adalah dimana order yang terlebih
dahulu masuk akan diproses dahulu dan seterusnya. Dalam hal ini perusahaan menggunakan metode
FCFS ( first come first serve ). Berikut ini hasil perhitungan dengan menggunakan metode FCFS ( first
come first sever ) yang dijelaskan pada table berikut ini:
Table 2 Total Waktu Penjadwalan Perusahaan
job Total Waktu (menit) Waktu Kumulatif (menit)
1 36.7 36.7 2 33.32 70.02 3 41.31 111.33 4 28.25 139.58 5 56.71 196.29 6 46.21 242.5 7 68.07 310.57 8 48.79 359.36 9 33.84 393.2 10 73.53 466.73 11 94.75 561.48 12 125.71 687.19 13 63.01 750.2
Dari table 2 dihasilkan niali maskespan sebesr 750.2 menit
3. Waktu Penyeleseaian dengan menggunakan metode CDS
Tentukan jumlah urutan proses penjadwalan yaitu p=m-1. Jumlah uruta penjadwalan
yaitu:
P= m-1
= 6-1
= 5 iterasi
Interasi dimulai dari menghitung waktu proses pertama (M1) dan waktu proses kedua
(M2). Setiap interasi dimulai dari iterasi 1,2,3,…,m-1 sehingga dapat diperoleh urutan job
yang akan digunakan untuk menghitung waktu penyelesaian minimal. Berikut ini perhitungan
dengan menggunakan metode cds yang menhasilkan 5 interasi.
Table 3 waktu proses interasi mesin pertama dan iterasi mesin kedua
interasi Mesin pertama (M1) Mesin Kedua (M2)
Interasi 1 Untuk i=1
𝑡𝑗 .11 = 𝑡𝑗 .1
= 3 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .11 = 𝑡𝑗 .1
= 3 menit
Untuk i=1
𝑡𝑗 .21 = 𝑡𝑗 .6
= 3.18 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .21 = 𝑡𝑗 .6
= 3.18 menit
Interasi 2 Untuk i=1
𝑡𝑗 .12 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2
= 18 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .12 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2
= 18 menit
Untuk i=1
𝑡𝑗 .22 = 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 10.65 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .22 = 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 10.65 menit
Interasi 3 Untuk i=1
𝑡𝑗 .13 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3
= 21 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .13 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3
= 21 menit
Untuk i=1
𝑡𝑗 .23 = 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 15.07 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .23 = 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 15.07 menit
Interasi 4 Untuk i=13
𝑡𝑗 .14 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4
= 26.05 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .14 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4
Untuk i=13
𝑡𝑗 .24 = 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗6.
= 18.7 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .24 = 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗6.
= 26.05 menit = 18.7 menit
Interasi 5 Untuk i=1
𝑡𝑗 .15 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5
= 33.52 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .15 = 𝑡𝑗 .1 + 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5
= 33.52 menit
Untuk i=1
𝑡𝑗 .25 = 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 33.7 menit
…………….
…………….
Untuk i=13
𝑡𝑗 .25 = 𝑡𝑗 .2 + 𝑡𝑗 .3 + 𝑡𝑗 .4 + 𝑡𝑗 .5 + 𝑡𝑗 .6
= 33.7 menit
Dari perhitungan interai yang tertera pada tabel 3 maka dapat mengurutkan job
berdasarkan algoritma Johnson. Jika waktu minimal terdapat pada M1 maka urutan job
diletakkan paling awal dan jika waktu minimal terletak pada M2 maka urutan job dimulai dari
yang terakhir. Hingga semua job yang dijadwalkan tidak ada yang tersisa lagi.
Berdasarkan tabel 3 maka dapat diurutkan job berdasrkan interasi Johnson dengan
urutan sebagai berikut:
Tabel 4 Urutan Job berdasarkan metode CDS
Metode Urutan job Makespan
cds
13 – 6 – 3 – 9 – 1 – 2 – 7 – 10 – 12 – 11 – 8 – 4 – 5 484.54
7 – 11 – 12 – 13 – 6 – 1 – 5 – 10 – 9 – 2 – 4 – 8 – 3 507.51
4 – 5 – 6 – 7 – 13 – 12 – 11 – 1 – 9 – 2 – 10 – 8 – 3 455.82
12 – 5 – 11 – 8 – 7 – 1 – 10 – 2 – 6 – 3 – 13 – 9 – 4 477.48
4 – 2 – 9 – 1 – 3 – 6 – 13 – 12 – 11 – 10 – 7 – 5 – 8 482.78
Menghitung total waktu penyelesaian C max minimal. Berikut langkah langkah
menghitung waktu proses berdasarkan hasil dari interasi algoritma Johnson dengan cara
menghitung waktu proses pertama di tambah dengan waktu proses kedua.
Total waktu interasi pertama :
𝑡1,1𝑘 = 𝑡1,1
𝑘 , 𝑡1,2𝑘 = 𝑡1,1
𝑘 + 𝑡1,2,……
𝑡1,𝑚𝑘 = 𝑡1,1
𝑘 + 𝑡1,2𝑘 + ⋯ + 𝑡1,𝑚
𝑘 . 𝑡2,1𝑘 = 𝑡1,1
𝑘 + 𝑡1,2, 𝑡2,2𝑘 = 𝑚𝑎𝑥𝑡1,2
𝑘 , 𝑡2,1𝑘 + 𝑡1,1
𝑘 +
𝑡2,2, dan seterusnya.
Dari rumus diatas maka dapat dihasilkan nilai waktu proses minimal metode cds
sebagai berikut:
Table 5 Total Waktu Interasi Pertama Metode CDS
job Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5 Mesin 6
1 3.16 6.32 16.76 16.76 21.45 28.56
2 7.16 37.16 40.16 49.3 57.06 59.87
3 9.5 62.97 65.07 70.38 78.15 81.03
4 12.68 108.44 111.83 117.1 124.76 127.86
5 14.68 153.44 153.44 158.8 166.41 169.45
6 19.68 248.44 258.44 263.5 271.11 274.15
7 23.68 318.44 323.44 328.5 336.21 339.19
8 26.68 333.44 336.44 341.49 348.96 352.14
9 29.67 348.74 348.74 353.78 361.29 364.29
10 32.73 360.71 363.46 368.67 375.66 379
11 37.73 410.71 413.71 418.69 426.2 429.24
12 41.73 435.71 440.71 445.59 452.6 455.5
13 44.69 456.55 459.49 464.44 471.08 474.06
Dari tabel 5 menhasilkan total waktu 474.06 menit
Lakukan perhitungan yang sama seperti yang ditunjukan pada interasi pertama pada
interasi kedua sampai interasi kelima.
4. Metode Palmer
Perhitungan metode palmer dilakukan berdasarkan urutan job berdasarkan slope indeks.
Prosedur pengurutan slope indeks berdasarkan nilai waktu yang maksimal diproses terlebih
dahulu. Adapun langkah – langkah pengurutan Slop indeks sebagai berikut:
𝑆𝑖 = (2𝑗 − 𝑚 − 1)
𝑚
𝑗=1
𝑡𝑖,𝑗
S1 = (((2x1)-6-1)3) + (((2x2)-6-1)15)+ (((2x3)-6-1)3) + (((2x4)-6-1)5.05) + (((2x5)-6-1)7.47)+(((2x6)-
6-1)3.18) = -19.64
S2 = (((2x1)-6-1)3.06) + (((2x2)-6-1)11.97) + (((2x3)-6-1)2.75) + (((2x4)-6- 1)5.21) + (((2x5)-6-
1)6.99) + (((2x6)-6-1)3.34) = -11.08
S3 = (((2x1)-6-1)2.96) + (((2x2)-6-1)20.84) + (((2x3)-6-1)2.94) + (((2x4)-6-1)4.95)+ (((2x5)-6-
1)6.64)+(((2x6)-6-1)2.98) = -40.49
Lakukan perhitungan yang sama pada slope indek selanjutnya dengan cara seperti perhitungan
slope indeks S1. Hasil dari slope indeks selanjutnya ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 6 Hasil Slope Indeks
Slope Indeks Slope Indeks
S4 -6.85 S9 -18.28
S5 -66.53 S10 -135.29
S6 -4821 S11 -191.91
S7 -111.95 S12 -276.91
S8 -59.59 13 -101.61
Menghitung total waktu penyelesaian C max minimal. Berikut langkah langkah
menghitung waktu proses pertama berdasarkan hasil job yang dihasilkan dari slope indeks
dengan urutan 12 – 11 – 10 – 7 – 13 – 5 – 8 – 6 – 3 – 1 – 9 – 2 – 4. Waktu proses pertama
ditambah dengan waktu proses kedua.
Tabel 6 Total Waktu Metode Palmer
job Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5 Mesin 6
12 5 100 110 115.06 122.67 125.71
11 9 170 175 180.06 187.77 190.75
10 14 220 223 227.98 235.49 238.53
7 17.18 265.47 268.86 274.13 281.79 284.89
13 19.18 310.47 310.47 315.83 323.44 326.48
5 23.18 340.47 343.47 352.61 360.37 363.18
8 27.18 365.47 370.47 375.35 382.36 385.26
6 29.52 391.28 393.38 398.69 406.46 409.34
3 32.48 412.12 415.06 420.01 426.65 429.63
1 35.48 427.12 430.12 435.17 442.64 445.82
9 38.47 442.42 442.42 447.46 454.97 457.97
2 41.53 454.39 457.14 462.35 469.34 472.68
4 44.69 464.83 464.83 469.52 476.63 479.48
Dari tabel 6 menhasilkan total waktu 479.48 menit
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dia atas maka dapat disimpukan bahwa metode cds lebih efektif
dibandingkan metode palmer dan metode perusahaan. metode cds menghasilkan 5 interasi
dengan nilai makespan terkecil ada pada interasi ke tiga dengan nilai makespen sebesar 455.06
menit. Sedangkan metode palmer menghasilkan nilai sebesar 479.48 menit dan metode
perusahaan menghasilkan nialai sebesar 750.2 menit. dengan menerapkan metode cds
perusahaan bisa menghemat waktu proses sebagai keuntungan bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sunulingga, Sukaria. 2013. Perancangan dan Penegendalian Produksi. Edisi pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
2. Baker, Kennenth R, Trietsch. 2009. Principle of Sequencing and Scheduling. Amerika
: John Wiley & Sons, Inc.
3. Pamungkas, Catur Sabda. 2008. Penjadwalan Produksi dengan Meenggunakan
Camplell, Dudek, Smith untuk meminimalkan waktu produksi. Tugas akhir. Malang :
Universitas Muhamadiyah Malang.
4. Asssauri, Sofjan. 2016. Menejemen Operasi Produksi. Ed 3, Cet 2. Jakarta : Rajawali
pers.
5. Risa, Helmi, Marisi aritonang. 2015. Perbandingan metode camplell dude smith dan
palmer dalam meminimalkan waktu penyelesaian. Jurnal. FMIPA UNTAN. Pontianak.