Upload
nia-aimmatul-fauzia
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang
keluar dari saluran pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)
Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel
asinus. (Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan
nyeri, dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan
autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000)
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas).
Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas
yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri
hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan disertai rejantan dengan
gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?
1.2.2 Apa pengertian pancreatitis?
1.2.3 Bagaimana Pohon masalah ( WOC) pada pancreatitis?
1.2.4 Bagaimana analisa kasus ?
1.2.5 Bagaimana Analisa data dari kasus tersebut?
1.2.6 Bagaimana Intervensi yang muncul berdasarkan kasus tersebut?
1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan:
1.3.1 Mampu menjelaskan dan memahami tentang anatomi dan fisiologi
pancreas.
1.3.2 Mampu menjelaskan dan memahami tentang pengertian dari pancreatitis..
1.3.3 Mampu menjelaskan dan memahami tentang pohon masalah pada
pancreatitis.
1.3.4 Mampu menjelaskan dan memahami tentang analisa kasus tersebut.
1.3.5 Mampu menjelaskan dan memahami Analisa data berdasarkan kasus.
1.3.6 Mampu menjelaskan dan memahami intervensi yang timbul untuk
menyelesaikan kasus.
BAB 2
ANALISA KASUS
Kasus
An.D dengan diagnose medic pancreatitis, 5 SMRS px mengalami demam
tinggi naik turun disertai nyeri perut kiri atas. Px mengalami mual dan setiap kali
makan px muntah berisi makanan. Tidak ada batuk dan pilek. Bab normal, tidak
mencret maupun konstipasi. Px berobat ke dokter dan dikatakan mengalami
gastritis, px mendapatkan obat antasida namun tidak ada perubahan kondisi.
Sehari kemudian px berobat lagi ke dokter lainnya, dikatakan terdapat
pembengkakan ginjal. Selanjutnya px berobat ke RS krn masih demam tinggi,
kondisi px masih mual, nyeri perut kiri atas, dan muntah >10 hr. Saat di IGD
didapatkan splenomegali dan hasil lab menunjukkan peningkatan enzim amylase
dan lipase, dan didiagnosa pancreatitis. Px mendapatkan TPN berupa KAEN 1B
420 ml + dekstrose 40% 80 ml dan KCl 10 ml. Pada px didapatkan kadar amylase
pada tgl 12/1/2011 sebesar 139 U/L ( n = < 39 U/L ) dan lipase 252 U/L ( n<46).
Saat itu kondisi px masih mengalami nyeri perut, produksi NGT warna hijau dan
px tampak lemah. Pada tgl 16/1/2011 kadar amylase px meningkat menjadi 251
U/L , dan lipase 245 U/L dan pd tgl 19/1/2011 kadar amylase px sebesar 239 U/L
dan lipase 199. Pada tgl 20/1/2011 produksi NGT sudah jernih. Px mendapatkan
nutrisi awal peroral berupa clear fluid 3 x 60cc dan peptamen 3 x 80cc.
1.1 Anatomi dan Fisiologi Pankreas
Pankreas terletak retroperitonel melintang di abdomen bagian atas, berbentuk
seperti huruf “J” tengkurap, terletak dibelakang gaster dengan panjang kira-kira
25 cm,dan berat 120-170 gram pada orang dewasa. Pankreas merupakan organ
yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua fungsi ini saling
berhubungan. Fungsi Eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses
pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin
dan koleistokinin-pankreozimin (CCK-PZ) merupakan hormon traktus
gastrointestinal yang berperan penting dalam mencerna zat-zat makanan dengan
mengendalikan sekresi pankreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar
dari 1500-2500 mm/hari. Pankreas tersusun oleh caput collum,corpus dan cauda.
Pankreas juga memiliki saluran keluar yaitu duktus pankreatikus wirsungi
(mayor) dan duktus pankreatikus aksesorius santorini (minor). Duktus wirsungi
merupakan saluran utama kelenjar limfe pankreas dan berhubungan langsung
dengan duktus thoracicus, yang merupakan rute utama insulin untuk masuk ke
duktus thoracicus. Enzim pencernaan dan bikarbonat dikeluarkan dari sel asinus
pankreas menuju duktus pankreatikus lalu melalui sfingter oddi de duodenum.
Fungsi pankreas
Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu fungsi eksokrin dan fungsi endokrin
1. Kelenjar eksokrin
Sel-sel asini kelenjar eksokrin memproduksi 9 enzim yang di sekresikan
melalui duktus pankreas ke duodenum. Setiap hari disekresi sekitar 1500 cc luir
pankreas yang mengandung enzim, elektrolit dan bikarbonat bersifat basa yang
berfungsi menetralisir asam kimus dari lambung yang masuk ke duodenum.
Enzim dari pankreas tersebut berfungsi dalam pencernaan makanan terutama
karbohidrat, protein, dan lemak.
Enzim proteolitik disintesis pankreas dalam bentuk tidak aktif terdiri dasri
tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipolipetidase. Enzim pankreas akan
menjadi aktif jika di sekresikan ke saluran intestinal. Sebagai contoh tripsinogen
di aktifkan oleh enzim enterokinase yang diproduksi mukosa usus ketika kimus
berkontak dengan mukosa. Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase
diaktifkan oleh tripsin. Berikut ini fungsi –fungsi enzim pencernaan pankreas
yaitu :
a. Tripsin kimotropin berfungsi untuk memecah protein menjadi peptida.
b. Amilasi pankreas berfungsi untuk menghidrolisis serat,glikogen, dan
sebagian besar karbohidrat (kecuali selulosa) untuk membentuk
trisakarida dan disakarida
c. Lipase pankreas berfungsi untuk menghidrolisis lemak (trigliderida)
menjadi asam lemak dan monogliserida setelah lemak di emulifikasi
oleh empedu.
d. Kolesterol esterase berfungsi untuk menghidrolisis ester kolesterol.
e. Fosfolipase berfungsi untuk memecah asam lemak dan fosfolipid.
f. Karboksi peptidase, aminopeptidase dan dipeptidase berfungsi
melajutkan proses pencernaan protein menjadi asam amino bebas.
g. Ribonuklease dan deoksiribonuklease berfungsi untuk menghidolisis
RNA dan DNA menjadi nuklotida
Hormon yang berperan dalam menstimulasi sekresi pankreas adalah hormone
sekretin, pankreozymin, gastrin dan cholecystokinin. Rangsangan asam
menyebabkan relaksasi sphinter pankreas dan ducus choledocus. Asetikolin
disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf kolinergik.
2. Kelenjar endokrin
Kelenjar pankreas juga merupakan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
pankreas terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel β (berfungsi memproduksi glucagon), sel
α (memproduksi insulin), sel δ (belum diketahui fungsinya). Ketiga macam sel ini
terdapat di pulau langerhans yang berjumlah ±200ribu – 2 juta sel. Bagian corpus
dan cauda memiliki pulau langerhans lebih banyak disbanding caput. Sekresi sel-
sel ini berupa hormon yang akan langsung dialirkan ke jaringan melalui pembuluh
darah.
a. α glukagon berfungsi untuk meningkatkan kadar darah dengan cara
mengkabolisme lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan
glikogen di hati. Hormon ini disekresi bila kadar glukosa darah yang
rendah, dan kerjanya dihambat oleh somatostasin.
b. β insulin berfungsi menurunkan kadar gula darah dengan cara membantu
pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pengambilan glukosa oleh
sel,menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid.
Hormon ini disekresi bila kadar glukosa darah yang tinggi dan dihambat
oleh somatostasin.
c. δ (somatostasin) berfungsi menghambat sekesi insulin dan glukagon ,
menghambat absorpsi usus dan enzim pencernaan. Pengeluaran hormon ini
dirangsang oleh makanan tinggi- protein dan mekanismenya belum jelas.
(Reporting: Tia; Makalah: Sherly)
1.2 Definisi Pankreatitis
Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan
oleh infeksi virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas
yang keluar dari saluran pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)
Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel asinus.
(Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri,
dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestif
dari pankreas. (Doengoes, 2000)
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas).
Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas
yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri
hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan disertai rejantan dengan
gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)
1.3 WOC (Web Of Caution)
Virus /kuman
Pembuluh darah
Reaksi antibody
Perlawanan antigen dan antibody
Leukosit meningkat MK : Resti
Infeksi
MK: Hipertermi Inflamasi
Kegagalan system pertahanan tubuh
Kegagalan multiorgan
Pankreatitis MK: Kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
1.4 Analisa Kasus
Berdasarkan kasus diatas, hasil analisa kelompok adalah
a. Riwayat Sakit dan Kesehatan
1. Keluhan Utama
Px mengatakan demam tinggi dan nyeri perut kiri atas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering mengeluh dan setiap kali makan px muntah berisi makanan.
Tidak ada batuk dan pilek. Bab normal, tidak mencret maupun konstipasi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya px telah berobat ke dokter dan dikatakan mengalami gastritis.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernafasan (Breath)
Tidak ada batuk dan pilek, normal
2. Sistem Pencernaan (Bowel)
Px mengalami mual dan setiap kali makan px muntah berisi makanan, dan
nyeri pada perut kiri atas.
3. Sistem Integumen
Px mengalami demam tinggi naik turun
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pd tgl 12/1/2011
a) kadar amylase 139 U/L ( n = < 39 U/L )
b) lipase 252 U/L ( n = <46 )
Pada tgl 16/1/2011
a) kadar amylase 251 U/L ( n = < 39 U/L )
b) lipase 245 U/L ( n = <46 )
Pada tgl 19/1/2011
a) kadar amylase 239 U/L ( n = < 39 U/L )
b) lipase 199 U/L ( n = <46 )
2. Pemeriksaan Radiologi
Didapatkan hasil adanya splenomegali (pembesaran limpa)
d. Pengobatan / Terapi
1. TPN berupa KAEN 1B 420 ml + dekstrose 40% 80 ml dan KCl 10 ml
Nutrisi parenteral (NP) merupakan salah satu alternatif dukungan nutrisi
yang telah terbukti dapat menunjang tumbuh kembang anak selama sakit. NP
diindikasikan untuk anak sakit yang tidak boleh atau tidak dapat
mengkonsumsi makanan secara oral/enteral. Mengingat komplikasinya maka
pemberian NP harus benar-benar memperhitungkan risk and benefit. Langlah-
langkah pada tatalaksana NP meliputi: penentuan status nutrisi (klinik,
antropometrik & laboratorik), perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan
dan nutrien), pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta
cara pemberiannya (masing-masing atau all in one/three in one), penentuan
akses NP (sentral atau perifer), pelaksaan pemberian dan pemantauan
komplikasi. Pada px dengan pancreatitis, pasien tidak mampu mentoleransi
nutrisi enteral karena disfungsi traktus GI.
Umur Kebutuhan kalori (kkal/kg/hari)
1. NKB 120-140
2. < 6 bulan 90-120
3. 6-12 bulan 80-100
4. 1-7 tahun 75-90
5. 7-12 tahun 60-75
6. 12-18 tahun 30-60
Karbohidrat dalam larutan nutrisi parenteral pada kasus berupa dextrose dan
merupakan sumber kalori non protein utama. Sedangkan KAEN 1B memiliki
indikasi yaitu sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum
diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak
memadai, demam).
2. nutrisi awal peroral berupa clear fluid 3 x 60cc dan peptamen 3 x 80cc
Peptamen adalah salah satu jenis formula pada pediatric, formula nutrisi
parenteral untuk anak mempunyai ratio asam amino esensial terhadap
protein total lebih tinggi dibandingkan formula dewasa, sehingga lebih
mendekati komposisi asam amino ASI.
1.5 Analisa Data
No. Data Penyebab Masalah
1. DS: Px mengalami mual
dan setiap kali makan
px muntah berisi
makanan
DO: Gambaran mukosa
kering, kulit kering, BAB
normal, produksi NGT
berwarna hijau
nausea, muntah,
malabsorpsi.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2. DS: Pasien mengeluh
nyeri pada perut kiri atas
DO: Pasien tampak lemah
inflamasi
pankreas
Gangguan rasa
nyaman nyeri
3. DS: -
DO: demam tinggi
Inflamasi
pancreas
Hipertermi
1.5 Intervensi
No
.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
1. Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d nausea,
muntah,
malabsorpsi.
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
pasien dapat
nutrisi yang
adekuat dengan
criteria hasil:
a). pasien
menunjukan
tidak ada mual
muntah saat
makan
b). tidak
mengalami
steatore
c). berat badan
kembali
normal
1. Monitor BB pasien
intake nutrisi dan
indikator dari
perubahan status
nutrisi.
2. Bila pasien kembali
makan melalui
mulut, kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk memberikan
diet TKTP.
3. Observasi tanda
insufisiensi eksokrin
(misalnya :
penurunan BB)
4. Beri enzim
eksogenous
pankreatik sesuai
advis.
5. Monitor kadar
glukosa darah dan
berikan insulin
sesuai advis dokter
1. Memberitahu
secara tepat
mengenai kurang
nutrisi untuk
mempermudah
intervensi
selanjutnya.
2. Mempertahankan
BB dan
keseimbangan
nitrogen positif
dan
meningkatkan
kesehatan
3. Pankreatitis
kronik dapat
disebakan oleh
penurunan fungsi
kelenjar eksokrin
yang diakibatkan
oleh penurunan
produksi enzim
4. Enzim
eksogenous
dibutuhkan untuk
pencernaan
nutrisi apabila
penyakit
mengganggu
eksokrin
pancreas.
5. Produksi insulin
dapat berkurang
pada pasien
pancreatitis
kronik,
eksogenous
insulin
dibutuhkan untuk
meningkatkan
gukosa dan
mencegah
gangguan
metabolisme.
2. Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d
inflamasi pankreas.
Tujuan: Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan Pasien
akan bebas dari
nyeri dan merasa
nyaman dengan
kriteria hasil :
a). pasien
mengataka
n nyeri
dapat
diatasi
1. Monitor terhadap
meningkatnya nyeri
yang hebat dan
respon terhadap
analgesic
2. Beri analgetik seperti
meperidine
(Demerol) sesuai
kebutuhan
3. Pertahankan status
nutrisi per oral
sampai nyeri
berkurang.
4. Beri somatostatin
1. Nyeri yang hebat
dapat
menunjukkan
komplikasi
2. Nyeri yang
hebat
membutuhkan
narkotik
meperidine yang
banyak
mengandung
morfin dimana
menyebabkan
spasme jaringan.
b). ekspresi
wajah
tidak
menunjuka
n nyeri
c). palapsi
abdomen
menunjuka
n tidak ada
keluhan
nyeri
d). pasien
tidak
membutuh
kan
analgesik.
sesuai indikasi 3. Pemberian
nutrisi per oral
dapat
merangsang
sekresi
pankreatik yang
menyebabkan
injuri pada
pankreatik
4. Somatostatin
mengurangi
sekresi
pankreatik dan
membantu
mengatasi injury.
3. Hipertermi b.d
inflamasi pankreas
Tujuan : Setelah
dilakukan askep
diharapkan suhu
tubuh kembali
normal dengan
kriteria hasil :
a). Suhu tubuh
dalam batas
normal
b). Tidak ada
tanda
inflamasi
1. Pantau suhu px ( derajat dan pola), perhatikan adanya menggigil/diaphoresis
2. Pantau suhu lingkungan
3. Berikan kompres hangat pada lipatan paha dan aksila, hindari pengguanan alcohol
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5. Kolaborasi dalam pemberian obat anti piretik
1. Suhu 38,9 –
41,00o C
menunjukkan
proses penyakit
infeksius akut.
Pola demam
dapat membantu
dalam diagnosis
missal kurva
lanjut berakhir
lebih dari 24
jam
menunjukkan
demam remitten
2. Suhu
ruangan/jumlah
selimut harus
diubah untuk
mempertahanka
n suhu
mendekati
normal
3. Dapat
mengurangi
demam.
Catatan:
penggunanaan
air es/alcohol
mungkin dapat
menyebabkan
kegigilan. Selain
itu, alcohol
dapat
mengeringkan
kulit.
4. Adanya
peningkatan
metabolisme
menyebabkan
kehilangan
energi. Untuk
itu, diperlukan
peningkatan
intake cairan
dan nutrisi.
5. Mengurangi
demam dengan
aksi sentral pada
hipotalamus.
Meskipun
demam mungkin
dapat berguna
dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme dan
meningakatkan
auto destruksi
dari sel-sel yang
terinfeksi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi
virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang keluar dari saluran
pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)
Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel asinus.
(Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri, dimana
enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000)
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas). Pankreatitis
merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai
dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan
cepat dan disertai rejantan dengan gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan
tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kami buat. Semoga isi dari makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan baru kepada teman-teman tentang penyakit
pancreatitis. Saran, kritik, maupun sanggahan tetap kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3,
Jakarta : EGC, 2002