25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang keluar dari saluran pankreas. (Sjamsuhidajat,1997) Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel asinus. (Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri, dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000) Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas). Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan disertai rejantan dengan gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Suratun, 2010) 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas? 1.2.2 Apa pengertian pancreatitis?

analisa kasus(1) (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisa kasus(1) (1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh

infeksi virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang

keluar dari saluran pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)

Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel

asinus. (Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan

nyeri, dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan

autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000)

Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas).

Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas

yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri

hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan disertai rejantan dengan

gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan tidak bereaksi terhadap

berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?

1.2.2 Apa pengertian pancreatitis?

1.2.3 Bagaimana Pohon masalah ( WOC) pada pancreatitis?

1.2.4 Bagaimana analisa kasus ?

1.2.5 Bagaimana Analisa data dari kasus tersebut?

1.2.6 Bagaimana Intervensi yang muncul berdasarkan kasus tersebut?

1.3 Tujuan

Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan:

1.3.1 Mampu menjelaskan dan memahami tentang anatomi dan fisiologi

pancreas.

1.3.2 Mampu menjelaskan dan memahami tentang pengertian dari pancreatitis..

Page 2: analisa kasus(1) (1)

1.3.3 Mampu menjelaskan dan memahami tentang pohon masalah pada

pancreatitis.

1.3.4 Mampu menjelaskan dan memahami tentang analisa kasus tersebut.

1.3.5 Mampu menjelaskan dan memahami Analisa data berdasarkan kasus.

1.3.6 Mampu menjelaskan dan memahami intervensi yang timbul untuk

menyelesaikan kasus.

Page 3: analisa kasus(1) (1)

BAB 2

ANALISA KASUS

Kasus

An.D dengan diagnose medic pancreatitis, 5 SMRS px mengalami demam

tinggi naik turun disertai nyeri perut kiri atas. Px mengalami mual dan setiap kali

makan px muntah berisi makanan. Tidak ada batuk dan pilek. Bab normal, tidak

mencret maupun konstipasi. Px berobat ke dokter dan dikatakan mengalami

gastritis, px mendapatkan obat antasida namun tidak ada perubahan kondisi.

Sehari kemudian px berobat lagi ke dokter lainnya, dikatakan terdapat

pembengkakan ginjal. Selanjutnya px berobat ke RS krn masih demam tinggi,

kondisi px masih mual, nyeri perut kiri atas, dan muntah >10 hr. Saat di IGD

didapatkan splenomegali dan hasil lab menunjukkan peningkatan enzim amylase

dan lipase, dan didiagnosa pancreatitis. Px mendapatkan TPN berupa KAEN 1B

420 ml + dekstrose 40% 80 ml dan KCl 10 ml. Pada px didapatkan kadar amylase

pada tgl 12/1/2011 sebesar 139 U/L ( n = < 39 U/L ) dan lipase 252 U/L ( n<46).

Saat itu kondisi px masih mengalami nyeri perut, produksi NGT warna hijau dan

px tampak lemah. Pada tgl 16/1/2011 kadar amylase px meningkat menjadi 251

U/L , dan lipase 245 U/L dan pd tgl 19/1/2011 kadar amylase px sebesar 239 U/L

dan lipase 199. Pada tgl 20/1/2011 produksi NGT sudah jernih. Px mendapatkan

nutrisi awal peroral berupa clear fluid 3 x 60cc dan peptamen 3 x 80cc.

1.1 Anatomi dan Fisiologi Pankreas

Pankreas terletak retroperitonel melintang di abdomen bagian atas, berbentuk

seperti huruf “J” tengkurap, terletak dibelakang gaster dengan panjang kira-kira

25 cm,dan berat 120-170 gram pada orang dewasa. Pankreas merupakan organ

yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua fungsi ini saling

berhubungan. Fungsi Eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses

pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin

dan koleistokinin-pankreozimin (CCK-PZ) merupakan hormon traktus

gastrointestinal yang berperan penting dalam mencerna zat-zat makanan dengan

mengendalikan sekresi pankreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar

Page 4: analisa kasus(1) (1)

dari 1500-2500 mm/hari. Pankreas tersusun oleh caput collum,corpus dan cauda.

Pankreas juga memiliki saluran keluar yaitu duktus pankreatikus wirsungi

(mayor) dan duktus pankreatikus aksesorius santorini (minor). Duktus wirsungi

merupakan saluran utama kelenjar limfe pankreas dan berhubungan langsung

dengan duktus thoracicus, yang merupakan rute utama insulin untuk masuk ke

duktus thoracicus. Enzim pencernaan dan bikarbonat dikeluarkan dari sel asinus

pankreas menuju duktus pankreatikus lalu melalui sfingter oddi de duodenum.

Page 5: analisa kasus(1) (1)

Fungsi pankreas

Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu fungsi eksokrin dan fungsi endokrin

1. Kelenjar eksokrin

Sel-sel asini kelenjar eksokrin memproduksi 9 enzim yang di sekresikan

melalui duktus pankreas ke duodenum. Setiap hari disekresi sekitar 1500 cc luir

pankreas yang mengandung enzim, elektrolit dan bikarbonat bersifat basa yang

berfungsi menetralisir asam kimus dari lambung yang masuk ke duodenum.

Enzim dari pankreas tersebut berfungsi dalam pencernaan makanan terutama

karbohidrat, protein, dan lemak.

Enzim proteolitik disintesis pankreas dalam bentuk tidak aktif terdiri dasri

tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipolipetidase. Enzim pankreas akan

menjadi aktif jika di sekresikan ke saluran intestinal. Sebagai contoh tripsinogen

di aktifkan oleh enzim enterokinase yang diproduksi mukosa usus ketika kimus

berkontak dengan mukosa. Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase

diaktifkan oleh tripsin. Berikut ini fungsi –fungsi enzim pencernaan pankreas

yaitu :

a. Tripsin kimotropin berfungsi untuk memecah protein menjadi peptida.

b. Amilasi pankreas berfungsi untuk menghidrolisis serat,glikogen, dan

sebagian besar karbohidrat (kecuali selulosa) untuk membentuk

trisakarida dan disakarida

c. Lipase pankreas berfungsi untuk menghidrolisis lemak (trigliderida)

menjadi asam lemak dan monogliserida setelah lemak di emulifikasi

oleh empedu.

d. Kolesterol esterase berfungsi untuk menghidrolisis ester kolesterol.

e. Fosfolipase berfungsi untuk memecah asam lemak dan fosfolipid.

f. Karboksi peptidase, aminopeptidase dan dipeptidase berfungsi

melajutkan proses pencernaan protein menjadi asam amino bebas.

g. Ribonuklease dan deoksiribonuklease berfungsi untuk menghidolisis

RNA dan DNA menjadi nuklotida

Page 6: analisa kasus(1) (1)

Hormon yang berperan dalam menstimulasi sekresi pankreas adalah hormone

sekretin, pankreozymin, gastrin dan cholecystokinin. Rangsangan asam

menyebabkan relaksasi sphinter pankreas dan ducus choledocus. Asetikolin

disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf kolinergik.

2. Kelenjar endokrin

Kelenjar pankreas juga merupakan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin

pankreas terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel β (berfungsi memproduksi glucagon), sel

α (memproduksi insulin), sel δ (belum diketahui fungsinya). Ketiga macam sel ini

terdapat di pulau langerhans yang berjumlah ±200ribu – 2 juta sel. Bagian corpus

dan cauda memiliki pulau langerhans lebih banyak disbanding caput. Sekresi sel-

sel ini berupa hormon yang akan langsung dialirkan ke jaringan melalui pembuluh

darah.

a. α glukagon berfungsi untuk meningkatkan kadar darah dengan cara

mengkabolisme lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan

glikogen di hati. Hormon ini disekresi bila kadar glukosa darah yang

rendah, dan kerjanya dihambat oleh somatostasin.

b. β insulin berfungsi menurunkan kadar gula darah dengan cara membantu

pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pengambilan glukosa oleh

sel,menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid.

Hormon ini disekresi bila kadar glukosa darah yang tinggi dan dihambat

oleh somatostasin.

c. δ (somatostasin) berfungsi menghambat sekesi insulin dan glukagon ,

menghambat absorpsi usus dan enzim pencernaan. Pengeluaran hormon ini

dirangsang oleh makanan tinggi- protein dan mekanismenya belum jelas.

(Reporting: Tia; Makalah: Sherly)

1.2 Definisi Pankreatitis

Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan

oleh infeksi virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas

yang keluar dari saluran pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)

Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel asinus.

(Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri,

Page 7: analisa kasus(1) (1)

dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestif

dari pankreas. (Doengoes, 2000)

Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas).

Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas

yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri

hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan disertai rejantan dengan

gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan tidak bereaksi terhadap

berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)

1.3 WOC (Web Of Caution)

Virus /kuman

Pembuluh darah

Reaksi antibody

Perlawanan antigen dan antibody

Leukosit meningkat MK : Resti

Infeksi

MK: Hipertermi Inflamasi

Kegagalan system pertahanan tubuh

Kegagalan multiorgan

Pankreatitis MK: Kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 8: analisa kasus(1) (1)

1.4 Analisa Kasus

Berdasarkan kasus diatas, hasil analisa kelompok adalah

a. Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Keluhan Utama

Px mengatakan demam tinggi dan nyeri perut kiri atas

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien sering mengeluh dan setiap kali makan px muntah berisi makanan.

Tidak ada batuk dan pilek. Bab normal, tidak mencret maupun konstipasi.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya px telah berobat ke dokter dan dikatakan mengalami gastritis.

b. Pemeriksaan Fisik

1. Sistem Pernafasan (Breath)

Tidak ada batuk dan pilek, normal

2. Sistem Pencernaan (Bowel)

Px mengalami mual dan setiap kali makan px muntah berisi makanan, dan

nyeri pada perut kiri atas.

3. Sistem Integumen

Px mengalami demam tinggi naik turun

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pd tgl 12/1/2011

a) kadar amylase 139 U/L ( n = < 39 U/L )

b) lipase 252 U/L ( n = <46 )

Pada tgl 16/1/2011

a) kadar amylase 251 U/L ( n = < 39 U/L )

b) lipase 245 U/L ( n = <46 )

Pada tgl 19/1/2011

a) kadar amylase 239 U/L ( n = < 39 U/L )

b) lipase 199 U/L ( n = <46 )

2. Pemeriksaan Radiologi

Page 9: analisa kasus(1) (1)

Didapatkan hasil adanya splenomegali (pembesaran limpa)

d. Pengobatan / Terapi

1. TPN berupa KAEN 1B 420 ml + dekstrose 40% 80 ml dan KCl 10 ml

Nutrisi parenteral (NP) merupakan salah satu alternatif dukungan nutrisi

yang telah terbukti dapat menunjang tumbuh kembang anak selama sakit. NP

diindikasikan untuk anak sakit yang tidak boleh atau tidak dapat

mengkonsumsi makanan secara oral/enteral. Mengingat komplikasinya maka

pemberian NP harus benar-benar memperhitungkan risk and benefit. Langlah-

langkah pada tatalaksana NP meliputi: penentuan status nutrisi (klinik,

antropometrik & laboratorik), perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan

dan nutrien), pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta

cara pemberiannya (masing-masing atau all in one/three in one), penentuan

akses NP (sentral atau perifer), pelaksaan pemberian dan pemantauan

komplikasi. Pada px dengan pancreatitis, pasien tidak mampu mentoleransi

nutrisi enteral karena disfungsi traktus GI.

Umur Kebutuhan kalori (kkal/kg/hari)

1. NKB 120-140

2. < 6 bulan 90-120

3. 6-12 bulan 80-100

4. 1-7 tahun 75-90

5. 7-12 tahun 60-75

6. 12-18 tahun 30-60

Karbohidrat dalam larutan nutrisi parenteral pada kasus berupa dextrose dan

merupakan sumber kalori non protein utama. Sedangkan KAEN 1B memiliki

indikasi yaitu sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum

diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak

memadai, demam).

2. nutrisi awal peroral berupa clear fluid 3 x 60cc dan peptamen 3 x 80cc

Peptamen adalah salah satu jenis formula pada pediatric, formula nutrisi

parenteral untuk anak mempunyai ratio asam amino esensial terhadap

Page 10: analisa kasus(1) (1)

protein total lebih tinggi dibandingkan formula dewasa, sehingga lebih

mendekati komposisi asam amino ASI.

1.5 Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah

1. DS: Px mengalami mual

dan setiap kali makan

px muntah berisi

makanan

DO: Gambaran mukosa

kering, kulit kering, BAB

normal, produksi NGT

berwarna hijau

nausea, muntah,

malabsorpsi.

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

2. DS: Pasien mengeluh

nyeri pada perut kiri atas

DO: Pasien tampak lemah

inflamasi

pankreas

Gangguan rasa

nyaman nyeri

3. DS: -

DO: demam tinggi

Inflamasi

pancreas

Hipertermi

Page 11: analisa kasus(1) (1)

1.5 Intervensi

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1. Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d nausea,

muntah,

malabsorpsi.

Tujuan : Setelah

dilakukan asuhan

keperawatan

selama 2x24 jam,

pasien dapat

nutrisi yang

adekuat dengan

criteria hasil:

a). pasien

menunjukan

tidak ada mual

muntah saat

makan

b). tidak

mengalami

steatore

c). berat badan

kembali

normal

1. Monitor BB pasien

intake nutrisi dan

indikator dari

perubahan status

nutrisi.

2. Bila pasien kembali

makan melalui

mulut, kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk memberikan

diet TKTP.

3. Observasi tanda

insufisiensi eksokrin

(misalnya :

penurunan BB)

4. Beri enzim

eksogenous

pankreatik sesuai

advis.

5. Monitor kadar

glukosa darah dan

berikan insulin

sesuai advis dokter

1. Memberitahu

secara tepat

mengenai kurang

nutrisi untuk

mempermudah

intervensi

selanjutnya. 

2. Mempertahankan

BB dan

keseimbangan

nitrogen positif

dan

meningkatkan

kesehatan

3. Pankreatitis

kronik dapat

disebakan oleh

penurunan fungsi

kelenjar eksokrin

yang diakibatkan

oleh penurunan

produksi enzim

4. Enzim

eksogenous

dibutuhkan untuk

pencernaan

nutrisi apabila

Page 12: analisa kasus(1) (1)

penyakit

mengganggu

eksokrin

pancreas.

5. Produksi insulin

dapat berkurang

pada pasien

pancreatitis

kronik,

eksogenous

insulin

dibutuhkan untuk

meningkatkan

gukosa dan

mencegah

gangguan

metabolisme.

2. Gangguan rasa

nyaman nyeri b.d

inflamasi pankreas.

Tujuan: Setelah

dilakukan asuhan

keperawatan

selama 2x24 jam

diharapkan Pasien

akan bebas dari

nyeri dan merasa

nyaman dengan

kriteria hasil :

a). pasien

mengataka

n nyeri

dapat

diatasi

1. Monitor terhadap

meningkatnya nyeri

yang hebat dan

respon terhadap

analgesic

2. Beri analgetik seperti

meperidine

(Demerol) sesuai

kebutuhan

3. Pertahankan status

nutrisi per oral

sampai nyeri

berkurang.

4. Beri somatostatin

1. Nyeri yang hebat

dapat

menunjukkan

komplikasi

2. Nyeri yang

hebat

membutuhkan

narkotik

meperidine yang

banyak

mengandung

morfin dimana

menyebabkan

spasme jaringan.

Page 13: analisa kasus(1) (1)

b). ekspresi

wajah

tidak

menunjuka

n nyeri

c). palapsi

abdomen

menunjuka

n tidak ada

keluhan

nyeri

d). pasien

tidak

membutuh

kan

analgesik. 

sesuai indikasi 3. Pemberian

nutrisi per oral

dapat

merangsang

sekresi

pankreatik yang

menyebabkan

injuri pada

pankreatik

4. Somatostatin

mengurangi

sekresi

pankreatik dan

membantu

mengatasi injury.

3. Hipertermi b.d

inflamasi pankreas

Tujuan : Setelah

dilakukan askep

diharapkan suhu

tubuh kembali

normal dengan

kriteria hasil :

a). Suhu tubuh

dalam batas

normal

b). Tidak ada

tanda

inflamasi

1. Pantau suhu px ( derajat dan pola), perhatikan adanya menggigil/diaphoresis

2. Pantau suhu lingkungan

3. Berikan kompres hangat pada lipatan paha dan aksila, hindari pengguanan alcohol

4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

5. Kolaborasi dalam pemberian obat anti piretik

1. Suhu 38,9 –

41,00o C

menunjukkan

proses penyakit

infeksius akut.

Pola demam

dapat membantu

dalam diagnosis

missal kurva

lanjut berakhir

lebih dari 24

jam

menunjukkan

demam remitten

2. Suhu

Page 14: analisa kasus(1) (1)

ruangan/jumlah

selimut harus

diubah untuk

mempertahanka

n suhu

mendekati

normal

3. Dapat

mengurangi

demam.

Catatan:

penggunanaan

air es/alcohol

mungkin dapat

menyebabkan

kegigilan. Selain

itu, alcohol

dapat

mengeringkan

kulit.

4. Adanya

peningkatan

metabolisme

menyebabkan

kehilangan

energi. Untuk

itu, diperlukan

peningkatan

intake cairan

dan nutrisi.

5. Mengurangi

Page 15: analisa kasus(1) (1)

demam dengan

aksi sentral pada

hipotalamus.

Meskipun

demam mungkin

dapat berguna

dalam

membatasi

pertumbuhan

organisme dan

meningakatkan

auto destruksi

dari sel-sel yang

terinfeksi.

Page 16: analisa kasus(1) (1)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pankreatitis adalah radang pankreas yang kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi

virus atau bakteri akan tetapi akibat autodigesti oleh enzim pankreas yang keluar dari saluran

pankreas. (Sjamsuhidajat,1997)

Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang berkaitan dengan cedera sel asinus.

(Robbins,2007). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri, dimana

enzim pankreas diaktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.

(Doengoes, 2000)

Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas (inflamasi pankreas). Pankreatitis

merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai

dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan

cepat dan disertai rejantan dengan gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal dan

tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Suratun, 2010)

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang telah kami buat. Semoga isi dari makalah ini dapat

bermanfaat dan memberikan wawasan baru kepada teman-teman tentang penyakit

pancreatitis. Saran, kritik, maupun sanggahan tetap kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam

penulisan makalah ini.

Page 17: analisa kasus(1) (1)

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3,

Jakarta : EGC, 2002