66
Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dan Anak Berbakat Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Dosen : Dra. Hj. Mulyani, M.Pd Kelas : D - PGSD 2012 Semester : 3 (Tiga) Kelompok : 6 (Enam) PPT disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan UNESA

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan

Khusus dan Anak Berbakat

Mata Kuliah : Psikologi PendidikanDosen : Dra. Hj. Mulyani, M.PdKelas : D - PGSD 2012 Semester : 3 (Tiga)Kelompok: 6 (Enam)

PPT disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

UNESA

Page 2: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Anggota Kelompok

1. Fikahati Rachmawati (121644051)

2. Nurul Umami (121644062)

3. Elsa Daniar Fitriani (121644095)

4. Dewi Muthi’a Sari (121644296)

5. Asmaul Fauziah (121644301) KELAS D PGSD 2012

Page 3: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Karakteristik dan Kebutuhan

Pembelajaran Anak Berkebutuhan

Khusus

Page 4: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Kesulitan Menggunakan Bahasa dalam Berkomunikasi

Kesulitan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi meliputi keterlambatan, kekacauan atau pertentangan di dalam mendengarkan dan mengatakan.

Masalah-masalah dalam perkembangan beberapa aspek kognitif sebagai berikut:

Page 5: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Kemampuan Metakognitif

Pengertian Metakognisi menurut para ahli:1. Livingstone : Metakognisi adalah kemampuan berpikir

di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.

2. Matlin : Metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran, dan kontrol terhadap proses kognitif yang terjadi pada diri sendiri.

3. Wellman : Metakognisi adalah sebagai suatu bentuk kognisi atau proses berpikir dua tingkat atau lebih yang melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif.

4. Hamzah B. Uno (2007: 134) mengungkapkan metakognisi merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur dan mengontrol proses berpikirnya.

Page 6: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian tentang metakognisi sebagai berikut:

1) Metakognisi merupakan kemampuan jiwa yang termasuk dalam kelompok kognisi.

2) Metakognisi merupakan kemampuan untuk menyadari, mengetahui, proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri.

3) Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengarahkan proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri.

4) Metakognisi merupakan kemampuan belajar bagaimana mestinya belajar dilakukan yang meliputi proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.

5) Metakognisi merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Dikatakan demikian karena aktivitas ini mampu mengontrol proses berpikir yang sedang berlangsung pada diri sendiri.

Page 7: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Komponen metakognisi yaitu:1. Pengetahuan metakognitif

Pengetahuan tentang kognisi adalah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kognisinya, yang mencakup tiga sub komponen yaitu declarative knowledge, procedural knowledge, conditional knowledge.

2. Regulasi metakognitifRegulasi kognisi terdiri dari sub

komponen-sub komponen yakni sebagai berikut: planning,  information management strategies, comprehension monitoring, debugging strategies, evaluation.

Page 8: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Perkembangan Metakognitif AnakKemampuan metakognitif telah

berkembang sejak masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan seterusnya sampai mencapai bentuknya yang lebih mapan. Kemampuan metakognitf anak tidak muncul dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan.

Suherman (2001 : 96) menyatakan bahwa perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi.

Page 9: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Peranan Metakognisi terhadap Keberhasilan Belajar

Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan metakognisinya. Jika setiap kegiatan belajar dilakukan dengan mengacu pada indikator learning how to learn maka hasil optimal niscaya akan mudah dicapai.

Page 10: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Pengembangan Metakognisi Peserta Didik dalam Pembelajaran

Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan metakognisi mereka.

Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk mengembangkan metakognisi pembelajar.

Page 11: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Bahasa dengan Tulisan; Berbagai Kesulitan dalam Membaca, Menulis, dan Mengeja

4. Lamban Belajar (Slow

Learner)

2. Kesulitan Menulis

(Disgrafia)

1. Kesulitan Berbicara (Disleksia)

6. Gangguan Komunikasi

5. Gangguan Emosi dan

Perilaku

7. Gangguan Gerakan

Anggota Tubuh

3. Kesulitan Berhitung

(Diskalkulia)

Page 12: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Disleksia memiliki arti adanya gangguan dalam berbicara atau secara harfiah dikatakan sebagai kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata atau simbol-simbol tulis. Disleksia merupakan kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis atau kesulitan mengenai hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tidak mengolah dan memproses informasi tersebut.

Kesulitan Berbicara (Disleksia)

Page 13: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Disgrafia adalah kelainan saraf yang menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan fisik seperti tidak dapat menulis dengan mantap atau tulisan tangannya buruk. Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.

Kesulitan Menulis

(Disgrafia)

Page 14: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Terbagi dalam bentuk kesulitan menghitung dan kesulitan kalkulasi.

Kesulitan Berhitung

(Diskalkulia)

Lamban Belajar (Slow

Learner)

Anak-anak yang mengalami lamban belajar memiliki nilai rata-rata pelajaran kurang dari 6 dan hasil tes IQ berkisar 70-90.

Page 15: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Anak-anak dengan gangguan emosi dan perilaku antara lain memiliki karakter pemalu, rendah diri, sering murung, penyendiri, pendiam, memiliki rasa takut yang berlebihan, mudah tersinggung atau marah, ingin menang sendiri, sering mengganggu orang lain, melanggar tata tertib, dan sering melakukan gerakan-gerakan aneh.

Gangguan Emosi dan Perilaku

Page 16: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Gangguan komunikasi muncul dengan ciri-ciri berikut:•Sulit menangkap makna pembicaraan orang lain.•Tidak lancar dalam berbicara atau mengungkapkan ide.•Sering menggunakan bahasa isyarat.Gagap.•Suara parau dan aneh yang mungkin disebabkan oleh organ bicara yang tidak sempurna.

Gangguan Komunikasi

Page 17: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Termasuk dalam kategori ini adalah anak-anak dengan cacat anggota tubuh, anggota tubuh tidak berfungsi normal, sikap atau keseimbangan tubuh tidak normal, koordinasi gerakan tangan atau kaki tidak normal, serta banyak gerakan yang tidak terkontrol.

Gangguan Gerakan Anggota Tubuh

Page 18: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Gangguan yang Berkaitan dengan Panca Indera

Anak yang Mengalami Gangguan Penglihatan (Tuna netra)

Tuna netra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus, mereka masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Anak yang Mengalami Gangguan Pendengaran (Tuna rungu)

Tuna rungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Page 19: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Anak dengan Kelainan Anggota Tubuh atau Gerakan (Tuna daksa)

Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, dan otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak, mereka disebut cerebral palsy (CP).

Pengertian anak tuna daksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program dan layanan khusus. Sedangkan pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan dalam kedokteran, dengan merujuk pada anggota tubuh mana yang mengalami kelainan.

Page 20: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Anak dengan Keterbelakangan Kemampuan Intelektual (Tuna grahita)

Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila terlibat dengan anak-anak dengan kesulitan belajar atau learning disabilities (LD) yaitu:

Identifikasi sedini mungkin. Tes dan observasi untuk memperoleh gambaran apa yang

menjadi kekuatan dan kelemahannya. Rencana Pembelajaran Individual (Individual Education

Program/IEP). Dukungan orang tua dan guru (pendidik) pada peserta

didik atau anak yang mengalami kesulitan belajar. Konseling dan profesional terkait. Pengembangan kemampuan dan keterampilan untuk

mandiri. Pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja.

Page 21: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

ANAK BERBAKAT Pengertian Anak Berbakat

U.S. Office of Education (USOE) (1971), anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional, dimana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang tinggi. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik yang secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (Mortison, 1974:6).

Page 22: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Keberbakatan dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, bahkan menurut beberapa ahli, sifat-sifat anak berbakat tersebut bercirikan “cultur bound” (dibatasi oleh batasan kebudayaan). Dengan demikian ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan tersebut yaitu:1. Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal

yang khusus dan luar biasa yang dibawa sejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya.

2. Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. (Conny Semiawan, 1994 : 40).

 

Page 23: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Menurut beberapa tokoh :

William B. Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.

Bingham menitik beratkan pada segi apa yang dapat dilakukan oleh individu, jadi segi performance, setelah individu mendapatkan latihan

Page 24: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability). Menurutnya ability mempunyai tiga arti, yaitu:

1. Achievement2. Capacity3. Aptitude

Guilford mengemukakan, bahwa aptitude itu mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu:

1. Dimensi perseptual2. Dimensi psiko – motor, dan3. Dimensi intelektual

Page 25: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Orientasi yang lebih luas mengenai berbagai pendapat tentang bakat menunjukkan, bahwa analisis tentang bakat merupakan analisis tentang tingkah laku. Dan dari  analisis tentang tingkah laku itu kita ketemukan, bahwa dalam tingkah laku itu kita dapatkan gejala sebagai berikut :

Bahwa individu melakukan sesuatu, Bahwa apa yang di lakukan itu merupakan

sebab dari suatu tertentu ( atau mempunyai akibat atau hasil tertentu ), dan

Bahwa dia melakukan sesuatu itu dengan cara tertentu.

Page 26: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Analisis tingkah laku ini memberi kesimpulan bahwa tingkah laku mengandung 3 aspek, yaitu: Aspek tindakan ( performance

atau act ) Aspek sebab atau akibat nya

( a person causes a result ) Aspek ekspresif

Page 27: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Ciri-ciri Anak BerbakatAnak berbakat dapat dikenali sejak dini dari ciri-ciri

kemampuan atau keterampilan tertentu. Apabila seorang anak memenuhi 18 ciri dari 25 ciri-ciri berikut, maka anak tersebut dapat digolongkan sebagai anak berbakat. (Drs. Mochamad Nursalim, dkk. 2007: 145-146)

Membaca pada usia lebih muda. Membaca lebih cepat dan lebih banyak. Memiliki perbendaharaan kata yang luas. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang

dewasa. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal. Memberi jawaban-jawaban yang baik. Dapat memberikan banyak gagasan. Luwes dalam berfikir. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.

Page 28: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Mempunyai pengamatan yang tajam. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang,

terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri. Senang mencoba hal-hal yang baru. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis

yang tinggi. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-

pemecahan masalah. Cepat menangkap hubungan sebab akibat. Berperilaku terarah pada tujuan. Mempunyai daya imajinasi yang kuat. Mempunyai banyak kegemaran (hobi). Mempunyai daya ingat yang kuat. Tidak cepat puas dengan prestasinya. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi). Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

Page 29: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK

SEKOLAH

Dalam bukunya, Prof. Utami Munandar menuliskan indikator keberbakatan sebagai berikut:1. Ciri-ciri Intelektual/Belajar2. Ciri-ciri Kreativitas3. Ciri-ciri Motivasi

Page 30: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

1. Ciri-ciri Intelektual/Belajar

Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

Page 31: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

2. Ciri-ciri Kreativitas

Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

Page 32: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

3. Ciri-ciri Motivasi Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus

dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).

Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal. Hal ini menunjuk pada semangat dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas. Suatu pengikatan diri dari dalam diri.

Page 33: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT

Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, seperti : domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial.

Page 34: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Kemampuan yang membedakan anak-anak berbakat dari anak-anak

sebayanya.

1. Karakteristik kognitif

2. Karakteristik bahasa

3. Karakteristik afektif

Page 35: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

1. Karakteristik Kognitif

Kualitas luar biasa di informasi. Ingatan yang kuat. Ketidakbiasaan perubahan minat dan

keinginan. Kemampuan menghasilkan ide-ide dan

solusi yang asli.

Page 36: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

2. Karakteristik Bahasa

Kemampuan verbal. Perkembangan yang tinggi pada

pengenalan bahasa dan penulisan bahasa.

Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik.

Page 37: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

3. Karakteristik Afektif

Pendekatan evaluatif terhadap diri sendiri dan lainnya. Gigih, tujuan perilaku tidak langsung. Kepekaan yang tidak bisa untuk harapan dan

perasaan orang lain. Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan

perbedaan perasaan. Perkembangan awal dalam focus of control dan

kepuasan ke dalam dan identitas emosional yang tidak biasa.

Harapan yang tinggi dan lainnya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainnya dan situasinya.

Kemampuan tingkat perkembangan moral. Kemampuan kognitif dan kapasitas afektif dan

konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial.

Page 38: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Klasifikasi Anak Berbakat

1. Genius

2. Gifted

3. Superior

Page 39: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

1. Genius

Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya: cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

Page 40: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

2. Gifted

Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti: bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik: mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.

Page 41: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

3. SuperiorAnak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut: dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah, dan dapat perhatian dari teman-temannya. Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta.

Page 42: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keberbakatan seorang anak

HereditasHereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor.

LingkunganHal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat).

Page 43: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Identifikasi Anak Berbakat

Sejak usia dini, sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Anak-anak ini sedapat mungkin dikenali sedini mungkin dan dikelompokkan sebagai anak berkebutuhan khusus, karena mempunyai kebutuhan dan kemampuan tumbuh kembang yang berbeda dari anak-anak sebayanya.

Anak-anak berbakat pada masa balitanya mungkin menunjukkan perilaku khusus yang dapat disalahartikan sebagai anak dengan gangguan perkembangan, perilaku bermasalah, dan gangguan mental. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang pendidik untuk dapat mendeteksi keterbakatan peserta didiknya dengan melihat berbagai karakteristik tumbuh kembang dan personalitas anak berbakat, agar anak-anak berbakat dapat menerima pembinaan sebaik-baiknya sebagai anak “gifted” sedari awal.

Page 44: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Menurut Conny Semiawan Dalam Bukunya Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Ada Beberapa Alat Identifikasi Dan Pengukuran Berbagai Aspek

Keterbakatan Yang Mencakup Empat Materi Bahasan, Yaitu:

Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya

Alat identifikasi Penilaian model keterbakatan Pengukuran aspek keterbakatan yang lain,

Page 45: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Penjaringan Dan Penyaringan: Pola Tahapannya

Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya, yang meliputi:› Penjaringan anak berbakat.› Penyaringan anak berbakat.› Pola dan tahap identifikasi anak berbakat.› Beberapa masalah identifikasi.› Prosedur identifikasi model penggayaan

sekolah (Schoolwide Enrichment Model - SEM).

› Beberapa persyaratan lain dalam identifikasi anak berbakat.

Page 46: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Alat Identifikasi

Alat identifikasi, yang meliputi:› Kemampuan intelektual umum.› Tes intelegensi umum.› Tes kelompok kontra tes individual.› Pengukuran hasil belajar.› Tes hasil belajar individual.› Sumber informasi orang tua.

Page 47: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Dua tes hasil belajar individual yang terkenal (Kitano & Kirby, 1986), yaitu :

1. Peabody Individual Achievement Test (PIAT)

2. Wide Range Achievement Test (WRAT).

Page 48: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

1. Peabody Individual Achievement Test (PIAT)

PIAT adalah alat ukur yang mengacu pada norma (norm referenced), yang bermaksud mengukur kemajuan belajar dalam lima bidang akademis, yaitu matematika, pemahaman bacaan, bacaan dalam hati, ejaan dan informasi umum. Keempat subtes pertama bersifat tertulis dan terdiri dari item pilihan ganda ataupun bentuk lain, sedangkan subtes terakhir harus dijawab secara lisan oleh siswa. PIAT dipakai bagi siswa TK sampai dengan siswa SMA.

Page 49: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

2. Wide Range Achievement Test (WRAT).

WRAT yang juga mengacu pada norna, juga merupakan tes tertulis yang mengukur kinerja siswa dalam membaca, berhitung, dan mengeja. Tingkat I dikembangkan untuk siswa di bawah umur 12 tahun dan tes tingkat II untuk siswa di atas 12 tahun.

Page 50: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Sumber Informasi Orang Tua

Informasi ini mencakup berbagai aspek kepribadian, minat, kemampuan, aspek sosial, emosional, dan lain-lain. Informasi ini menjadi acuan untuk merancang program sesuai kebutuhan, namun terus menerus diamati perkembangan dan hasil belajarnya.

Identifikasi itu berbentuk surat yang akrab kepada orang tua, dimana orang tua adalah orang yang paling mengenal putra putrinya, guna memperoleh informasi tentang anak.

Page 51: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

3. Penilaian Model-model Keterbakatan

Konsep Renzuli

Model Chon

Model Gagne

Model Sternberg

Page 52: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Konsep Renzuli

Menurut Renzuli, keberbakatan di lihat dari dalam hasil. Dengan kata lain, keberbakatan seseorang harus ditunjukkan dalam suatu prestasi dan bahwa siswa yang tidak berprestasi tidak akan termasuk dalam kategori anak berbakat intelektual.

Konsep Renzuli, The Three Rings Conseption, juga sering disebut Three Ring Interaction atau Interaksi Tiga Lingkaran (ITL). ITL mencakup komitmen terhadap tugas, kreativitas, dan kemampuan intelektual umum.

Page 53: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Berikut secara satu persatu akan dijelaskan kluster dalam keterbakatan Renzuli.

a. Above Average Ability (Kemampuan Diatas Rata-Rata)

b. Task Commitment (Tanggung Jawab Kepada Tugas)

Kreativitas

Keterlekatan pada tugas

Kemampuan

intelektual umum di atas rata-

rata

Konsep RenzuliThe Three Rings Conseption

Page 54: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

a. Above Average Ability (Kemampuan Diatas Rata-Rata)

Kemampuan diatas rata-rata yang dimaksud adalah kemampuan umum dan spesifik. Kemampuan umum yang kita kenal dengan Multiple Intelegence milik Daniel Gardner, seperti kemampuan verbal, musik, logika hitungan, spasial, dll. Sedangkan kemampuan spesifik merupakan spesifikasi dari kemampuan umum, yang terlihat dari kemampuannya dalam mengekspresikan pengetahuan alam kehidupan sehari-hari, seperti kemempuan dalam bidang kimia, metematika, komposisi musik, patung, fotografi, dan lain lain.

Page 55: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

b. Task Commitment (Tanggung Jawab Kepada Tugas)

Seorang anak berbakat mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, komitmen yang kuat terhadap tugas yang lahir dari dalam dirinya (motivasi intrinsik). Segala kemampuan dan keampuhan terhadap pekerjaan menjadi miliknya untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan secara moral. Dorongannya kuat untuk mencari alternatif penyelesaian tugas secara tuntas, walaupun banyak rintangan yang menghadang tetap berupaya untuk menyelesaikan secara baik walaupun situasi dan kondisi kurang mendukung.

Page 56: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Model Chon

Sanford J. Chon, yang berasal dari Arizona State University Temple (USA), juga percaya bahwa bukan kemampuan intelektual saja yang semata menandai keberbakatan. Motivasi untuk menggambarkan kemampuan itu juga sangat berpengaruh (Chon dalam Colangelo & David, 1991).

Cohn menyajikan suatu pendekatan yang disebut pendekatan multidimensional. Ia beranjak dari tiga klasifikasi kawasan, yaitu intelektual, artistic, dan sosial. Tiga kawasan itu ditambah lagi dengan kawasan kemanusiaan yang lain. Setiap kawasan terdiferensiasikan lagi dalam berbagai aspek.

Page 57: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Model Gagne

Perumusan Gagne tentang keberbakatan berbeda dari perumusan ahli lainnya, sebab amat membedakan keberbakatan intelektual (gifted) dan perolehan hasil belajar sekolastik, sedangkan keberbakatan yang lain (talented) terutama terkait dengan kualitas kepemimpinan, kinerja mekanik, keterampilan manipulatif dan ekspresi seni musik, literatur serta hubugan kemanusiaan dan kemajuan kemanusiaan lainnya (Khatena, 1992).

Page 58: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Pendekatan Sternberg didasarkan pada teori komponen intelegensi manusia. Stenberg menganalisis pengatasan masalah manusia (human problem solving) sebagai cakupan proses informasi elementer atau komponen, yang memiliki 5 fungsi, yaitu matematika, kinerja, perolehan, retensi, dan transfer (Kitano & Kirby, 1986).

Menurut Sternberg, teori keberbakatan intelektual harus dipahami dengan berfungsinya secara superior aktivitas dan umpan balik dari komponen informasi proses yang semuanya bisa dilatihkan.

MODEL

STERNBERG

Page 59: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Teori komponen Sternberg tentang proses informasi memiliki dua implikasi utama bagi keberbakatan intelektual, sebagai berikut:

Keberbakatan merupakan akses superior terhadap implementasi komponen informasi-proses, terutama dengan menggunakan umpan balik terhadap komponen lainnya.

Melatih orang untuk memperoleh informasi dan pelayanan implementasinya akan bisa menjadikan orang paling tidak lebih inteligen, atau menjadi berbakat (Kitano & Kirby, 1986).

Page 60: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

4. Pengukuran Aspek Keberbakatan yang Lain

pengukuran kepemimpinan

identifikasi bakat seni rupa dan seni pertunjukan

pengukuran kreativitas

Pengukuran aspek keberbakatan yang lain, mencakup tiga hal, yaitu

Page 61: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

1. Pengukuran Kepemimpinan

Foster (1981, dalam Khatena & Kirby, 1986) telah mencatat bahwa individu pemimpin seyogianya dapat ditandai dari tanggung jawabnya dalam mempertahankan dan mengubah proses sosial. Karenanya dapat diasumsikan, mereka pada umumnya dapat ditandai karena berprakarsa untuk mengambil tindakan tertentu dan menjadi penghubung yang baik antara kelompoknya dengan pihak luar kelompoknya dalam mencapai konsensus tertentu.

Page 62: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

2. Identifikasi bakat seni rupa dan seni pertunjukan

Bakat seni rupa merupakan keunggulan dalam menggambar, melukis, memahat, dan berbagai ekspresi artistik lain yang dapat ditangkap oleh mata, sedangkan seni pertunjukan menunjuk pada keunggulan baik dalam musik instrumental maupun vokal, teater, dan tari.

Pada umumnya mereka yang berbakat seni termasuk unggul dalam arti keberbakatan intelektual, meskipun superioritas itu tak selalu tampak dalam tes yang mengukur IQ.

Page 63: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

3. Pengukuran Kreativitas

Rogers (Kitano & Kirby, 1986) menjelaskan proses kreativitas yang menekankan produktivitas kreativitas adalah munculnya hasil ide yang diperoleh melalui interaksi antara keunikan individu dengan berbagai pengalamannya.

Page 64: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

DAMPAK DARI ANAK BERBAKAT

Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial.

Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat ialah mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak normal (Swanson, 1979).

Prestasi psikologis anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima (Gearheart, Heward,1980).

Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syaraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh karena itu anak-anak berbakat dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut Bloom kognitif tingkat tinggi meliputi berfikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kognitif tingkat rendah terdiri dari berfikir mengetahui dan komprehensif. 

Dampak Positif

Page 65: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

DAMPAK NEGATIF

Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan yang sedikit.

Dapat mendominasi diskusi. Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya. Suka ribut. Memilih kegiatan membaca dari pada berpartisipasi

aktif dalam kegiatan masyarakat, atau kegiatan fisik. Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur

tertentu. Jika memimpin diskusi akan membawa situasi diskusi

ke situasi yang harus selalu tuntas. Frustasi disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari. Menjadi bosan karena banyak hal yang diulang-ulang.

Page 66: ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

TERIMA KASIH