14
STEP 1 1. Hepatosplenomegali Pembesaran organ hepar dan lien karena sistem kerja yang berlebihan. 2. Leukosit Sel darah putih yang terdapat dalam jaringan. STEP 2 A. Leukosit 1. Apa fungsi leukosit? 2. Bagaimana fisiologi leukosit? 3. Jenis dan ciri-ciri leukosit? 4. Proses pembentukan leukosit? B. Kelainan Leukosit 1. Apa saja macam-macam kelainan leukosit? 2. Mengapa terjadi mimisan? 3. Pemeriksaan kelainan leukosit? 4. Apa saja penyebab kelainan leukosit? 5. Pengobatan yang diberikan pada penderita kelainan leukosit? 6. Apa penyebab terjadinya hepatosplenomegali? 7. Macam-macam Leukemia? STEP 3 A. Leukosit 1. Apa fungsi leukosit? Leukosit dibentuk dalam sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikuloendotelium. Tugas utama leukosit adalah ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain, seperti bakteri yang ada di dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit dikenal sebagai fagosit. Proses fagositosis pada

Alvenia Lbm 4 Selesai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: Alvenia Lbm 4 Selesai

STEP 1

1. HepatosplenomegaliPembesaran organ hepar dan lien karena sistem kerja yang berlebihan.

2. LeukositSel darah putih yang terdapat dalam jaringan.

STEP 2

A. Leukosit1. Apa fungsi leukosit?2. Bagaimana fisiologi leukosit?3. Jenis dan ciri-ciri leukosit?4. Proses pembentukan leukosit?

B. Kelainan Leukosit1. Apa saja macam-macam kelainan leukosit?2. Mengapa terjadi mimisan?3. Pemeriksaan kelainan leukosit?4. Apa saja penyebab kelainan leukosit?5. Pengobatan yang diberikan pada penderita kelainan leukosit?6. Apa penyebab terjadinya hepatosplenomegali?7. Macam-macam Leukemia?

STEP 3

A. Leukosit1. Apa fungsi leukosit?

Leukosit dibentuk dalam sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikuloendotelium. Tugas utama leukosit adalah ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain, seperti bakteri yang ada di dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit dikenal sebagai fagosit. Proses fagositosis pada leukosit dapat Anda amati pada Gambar 5.3. Selain itu, leukosit khususnya limfosit dapat melemahkan bakteri atau zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Kadang-kadang leukosit juga sebagai alat pengangkut lemak sehingga leukosit lebih banyak terdapat di dalam pembuluh kil dan pembuluh limfa.

Page 2: Alvenia Lbm 4 Selesai

http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/fungsi-jenis-jumlah-leukosit.html

2. Bagaimana fisiologi leukosit?

Leukosit adalah sel darah  berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan intibentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003; Price dan Wilson, 2006)            Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke  arah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan  melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecil lekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan

Page 3: Alvenia Lbm 4 Selesai

meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003; Price dan Wilson, 2006).            Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).Neutrofil            Neutrofil berkembang dalam sumsum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi, selsel ini merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Garis tengah bervariasi 10-20um, satu inti dan 2-5 lobus. Granula pada neutrofil ada dua :- Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase.- Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal(protein Kationik) yang dinamakan fagositin.            Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Adanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya. Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses pembengkakan diikuti oleh aglutulasiorganel- organel dan destruksi neutrofil.Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara arrob maupun anaerob. Kemampuan nautropil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada jaringan nekrotik. Fagositosis oleh neutrfil merangsang aktivitas heksosa monofosfat shunt, meningkatkan glicogenolisis. (Effendi, 2003).            Prekursor paling dini adalah mieloblas yang dengan pembelahan-pembelahan sel nantinya menjadi promielosit, mielosit, metamielosit. Maturasi netrofil diklasifikasikan  di antara metamielosit.(Hoffbrand dan Pettit, 1996).            EOSINOFIL. Jumlah eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah, bergaris tengah 9um. Inti biasanya berlobus dua, Retikulum endoplasma mitokonria dan apparatus Golgi kurang berkembang. Mempunyai granula ovoid yang dengan eosin asidofkik, granula adalah lisosom yang mengandung fosfatae asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan anti bodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibody. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi. Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan jumlah eosinofil darah dengan cepat. (Effendi, 2003).            BASOFIL. Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12um, inti satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali menutupi inti, bentuknya ireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis Romanvaki tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan mensekresi histamin dan heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan. (Effendi, 2003).

Page 4: Alvenia Lbm 4 Selesai

            LIMFOSIT. Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit darah.Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin inti padat, anak inti baru terlihat dengan electron mikroskop. Sitoplasma sedikit sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Klasifikasi lainnya dari limfosit terlihat dengan ditemuinya tanda-tanda molekuler khusus pada permukaan membran sel-sel tersebut. Beberapa diantaranya membawa reseptos seperti imunoglobulin yang mengikat antigen spesifi. Lirnfosit dalam sirkulasi darah normal dapat berukuran 10-12um ukuran yang lebih besar disebabkan sitoplasmanya yang lebih banyak. Kadang-kadang disebut dengan limfosit sedang. Sel limfosit besar yang berada dalam kelenjar getah bening dan akan tampak dalam darah dalam keadaan Patologis, pada sel limfosit besar ini inti vasikuler dengan anak inti yang jelas. Limfosit-limfosit dapat digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surface markers yang berkaitan dengan sifat imunologisnya, siklus hidup dan fungsi. (Effendi, 2003).            MONOSIT. Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan sifat tetap momosit Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-abu pada sajian kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Aparatus Golgi berkembang baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada daerah identasi inti.            Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan penyambung. DaIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel immunocmpetent dengan antigen. (Effendi, 2003).

http://cimobi.blogspot.com/2009/11/fisiologi-sel-darah-manusia.html

3. Jenis dan ciri-ciri leukosit?

Page 5: Alvenia Lbm 4 Selesai

Jumlahnya: Pria dan wanita dewasa: 4-11ribu/mm3 Bayi: 10-25ribu/mm3 Usia 1 tahun: 6-18ribu/mm3 Usia 12 tahun: 4,5-13ribu/mm3

Sifatnya: amoeboid, fagositosis. Berperan sebagai sistem imun/pertahanan tubuh. Dibentuk di sumsum tulang, mengidentifikasi sel kanker yang tumbuh dalam

tubuh, membersihkan tubuh dari sel mati dan luka. Bekerja di jaringan.

4. Proses pembentukan leukosit? Granulosit

Mieloblas Promeiolosit Mielosit Metamielosit Staf Segmen

Agranulosit Monosit: Monoblas, promonosit, monosit Limfosit: Limfoblas, prolimfosit, limfosit

Page 6: Alvenia Lbm 4 Selesai

B. Kelainan Leukosit1. Apa saja macam-macam kelainan leukosit?

Macam-macam kelainan leukosit

Non neoplastik

- Kualitatif

Gangguan fungsi limfosit

- Limfosit B

Penurunan kadar Ig

- Limfosit T

Defek imunologi seluler

Granula matosa kronik

Leukosit tidak mampu membunuh kuman walaupun fungsi kemotaksis perlekatan dan fagositosisnya

normal.

- Kuantitatif

Leukositosis

Peningkatan jumlah leukosit di atas normal (>11.000/mmk)

Neutrofilia

Peningkatan jumlah neutrofil > 7.500/mmk

Etiologi:

1. Disertai dengan infeksi akut

2. Intoksitasi

3. Perdarahan

4. Peradangan jaringan

5. Penyakit metabolic (uremia dan asidosis)

Basofilia

>100/mmk

Etiologi: polisitemia vera

Ditemukan pada miksedema, selama infeksi cacar air.

Monositosis

>800/mmk

Dijumpai pada penyembuhan infeksi akut (CMV) dan infeksi bakteri kronis (TBC dan Tifus)

Eusonofilia

>400/mmk

Dijumpai pada penyakit alergi, investasi parasit/cacingan dan penyakit kulit.

Limfositosis

>3.500/mmk

Dijumpai pada penyembuhan infeksi akut (CMV) dan infeksi bakteri kronis (TBC dan Tifus)

Leucopenia

Penurunan jumlah leukosit (<4.000/mmk)

Neutropenia

Penurunan jumlah neutofil (<2.500/mmk)

Neoplastik

- mieloproliferas

leukemik

CML

Etiologi

Patofisiologi

Gejala klinis

Terapi

Page 7: Alvenia Lbm 4 Selesai

AML

Nonleukemik

Polisitemia vera

- limfoproliferasi

leukemik

ALL

CLL

Nonleukemik

Multiple myeloma

2. Mengapa terjadi mimisan?

Karena keganasan leukosit mengakibatkan kegagalan sumsum tulang sehingga menyebabkan trombositopenia dan anemia.

Karena lapisan mukosa gusi tipis. Karena anemia, maka defisiensi, maka lapisan epitel rentan sehingga perdarahan.

Apalagi trombosit sedikit, jadi kurang bisa menyeimbangkan. Mimisan terjadi karena 2 faktor: organik (sejak lahir sudah terkena, pembuluh

darahnya tipis), gangguan medik (toksin, suhu ekstrim). Perdarahan pada gusi karena defisiensi Vitamin C, gusi terinfiltrasi sel darah putih, maka gusi akan tampak membesar.

3. Pemeriksaan kelainan leukosit?

1. Tes fisik. Dokter Anda akan mencari tanda-tanda fisik leukemia, seperti kulit pucat seperti anemia dan pembengkakan di kelenjar getah bening, hati dan limpa.

2. Tes darah. Dengan melihat contoh darah Anda, dokter Anda dapat menentukan apakah Anda memiliki tingkat abnormal sel-sel darah putih atau trombosit - yang mungkin leukemia.

3. Imunofenotipe. Imunofenotipe membantu menentukan apakah peningkatan jumlah limfosit dalam darah Anda disebabkan oleh proses reaktif - seperti sebagai reaksi terhadap infeksi atau peradangan - atau proses kanker. Hal ini juga membantu membedakan sel leukemia limfositik kronis dari jenis leukemia dan limfoma.

4. Cytogenetic analisis. Tes ini mendeteksi perubahan dalam kromosom, termasuk keberadaan kromosom Philadelphia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop biasa atau laboratorium yang lebih modern teknologinya yang disebut fluorescence in situ hibridisasi (IKAN).

5. Sampel sumsum tulang. Jika dokter Anda mencurigai leukemia, ia mungkin akan mengarahkan Anda ke dokter yang mengkhususkan diri dalam kanker (onkologi) atau dokter yang mengkhususkan diri dalam darah (hematologist). Spesialis ini dapat menggunakan jarum untuk menghapus sampel sumsum tulang Anda untuk mencari sel-sel leukemia.

Page 8: Alvenia Lbm 4 Selesai

Anda akan memerlukan tes tambahan untuk mengkonfirmasikan diagnosis dan untuk menentukan jenis leukemia dan luas dalam tubuh Anda. Jenis leukemia tertentu diklasifikasikan menjadi tahap, yang menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Staging membantu dokter menentukan rencana pengobatan.

Sumber : http://medicastore.com/penyakit/45/Leukemia.html

Hematologi rutin: kadar hb, jumlah leukosit, jenis leukosit, laju endap darah Hematologi khusus: hematokrit, apus darah tepi, hitung jumlah trombosit,

pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan immunophenotyping, pemeriksaan sitogenik.

4. Apa saja penyebab kelainan leukosit? Radiasi Zat karsinogen Herediter

5. Pengobatan yang diberikan pada penderita kelainan leukosit? Kemoterapi Cangkok sumsum tulang

1. Kemoterapi. Kemoterapi adalah bentuk utama pengobatan untuk leukemia. Perawatan ini menggunakan senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia yang Anda miliki, Anda mungkin akan menerima satu jenis obat atau kombinasi dari satu atau lebih obat-obatan. Obat ini dapat dalam bentuk pil, atau mereka mungkin disuntikkan langsung ke pembuluh darah.

2. Biological terapi. Juga dikenal sebagai immunotherapy, terapi biologi menggunakan zat-zat yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap kanker.

3. Kinase inhibitor. Bagi kebanyakan orang dengan CML, obat imatinib mesylate (Gleevec) adalah baris pertama dari terapi. Imatinib mesylate adalah jenis obat kanker yang disebut kinase inhibitor. Obat ini secara khusus dikembangkan untuk menghambat protein BCR-ABL, dan telah terbukti efektif dalam mengobati tahap-tahap awal leukimia myelogenous kronis. Food and Drug Administration telah menyetujui dua inhibitor kinase lainnya, dasatinib (Sprycel) dan nilotinib (Tasigna), yang dapat membantu orang-orang yang tidak dapat mengambil atau yang telah menjadi resisten terhadap imatinib.

4. Terapi obat lain. Arsenik trioksida dan semua-trans retinoic acid (ATRA) adalah obat anti kanker yang dokter dapat gunakan sendiri - atau dalam kombinasi dengan kemoterapi - untuk mengobati subtipe tertentu dari AML disebut

Page 9: Alvenia Lbm 4 Selesai

promyelocytic leukemia. Obat ini menyebabkan sel-sel leukemia dengan mutasi gen spesifik menjadi dewasa dan mati.

5. Terapi radiasi. Terapi radiasi menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhan mereka. Anda mungkin menerima radiasi di satu wilayah tertentu dari tubuh Anda di mana terdapat kumpulan sel-sel leukemia, atau Anda mungkin menerima radiasi yang diarahkan pada seluruh tubuh Anda.

6. Transplantasi sumsum tulang. Proses ini menggantikan sumsum tulang leukemia Anda dengan sumsum bebas leukemia. Dalam perawatan ini, Anda menerima kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi, yang menghancurkan sumsum tulang menghasilkan leukemia Anda. Sumsum ini kemudian digantikan oleh sumsum tulang dari donor yang kompatibel. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin juga dapat menggunakan sumsum tulang Anda sendiri untuk transplantasi (autologous transplantasi). Hal ini mungkin jika Anda menyimpan sumsum tulang sehat untuk masa depan transplantasi, dalam kasus kambuhnya leukemia.

7. Transplantasi sel induk. Transplantasi sel induk serupa dengan transplantasi sumsum tulang kecuali sel dikumpulkan dari sel-sel batang yang beredar dalam aliran darah (darah perifer). Sel yang digunakan untuk transplantasi dapat dari sel sehat Anda sendiri (autologous transplantasi), atau mereka dapat dikumpulkan dari donor yang kompatibel (allogeneic transplantasi). Dokter menggunakan prosedur ini lebih sering daripada transplantasi sumsum tulang karena memperpendek pemulihan dan kemungkinan penurunan risiko infeksi.

8. Uji klinis. Beberapa orang dengan leukemia memilih untuk mendaftar dalam uji klinis untuk mencoba pengobatan eksperimental atau terapi kombinasi baru yang dikenal.

9. Terapi pendukung. Tidak peduli apa pun jenis terapi kanker yang Anda pilih, Anda mungkin perlu obat untuk mengontrol rasa sakit dan efek samping.

10. Imunofenotipe. Imunofenotipe membantu menentukan apakah peningkatan jumlah limfosit dalam darah Anda disebabkan oleh proses reaktif - seperti sebagai reaksi terhadap infeksi atau peradangan - atau proses kanker. Hal ini juga membantu membedakan sel leukemia limfositik kronis dari jenis leukemia dan limfoma.

Sumber : http://medicastore.com/penyakit/45/Leukemia.html

6. Apa penyebab terjadinya hepatosplenomegali?

Pada kelainan leukosit, menyerang sumsum tulang sehingga terjadi gangguan pada sel-sel darah atau pada hemopoiesis, maka terjadilah hemopoiesis ekstrameduler yaitu hemopoiesis yang terjadi di hepar dan lien. Maka dari itu terjadilah perbesaran hepar dan lien sehingga menyebabkan hepatosplenomegali.

Page 10: Alvenia Lbm 4 Selesai

Peradangan.

Karena anemia non megaloblastik, eritrosit membesar ketika proses detoksifikasi di hepar.

Leukosit banyak dan memakan sel darah yang lain, maka kekurangan darah dan pasokan darahnya diproduksi juga di hepar dan lien. Terjadilah hepatosplenomegali.

Leukimia: keganasan pada leukosit. Proses ini terjadi karena pematangan yang terjadi gangguan dan berubah menjadi keganasan, translokasi kromosom mengganggu. Leukosit yang ganas tadi menyerang organ lain sehingga terbentuk hepatosplenomegali.

7. Macam-macam Leukemia?

Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia micloid dan limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar, pembagian leukemia sebagai berikut :

a. Leukemia micloid

Leukemia granulositik kronik (leukemia micloid / miclositik/ miclogenous kronik)

Leukemia micloblasitik akut (leukemia micloid / miclositik/ granulositik/ miclogenous kronik)

b. Leukemia limfoid

Leukemia limfositik kronik

Leukemia limfositik akut

Menurut klasifikasi FAB (French-American-British), LMA dibagi dalam 6 jenis, yaitu :

- M1 : Leukemia micloblastik tanpa pematangan

- M2 : Leukemia micloblastik dengan berbagai derajat pematangan

- M3: Leukemia promiclositik hipergranular

- M4 : Leukemia miclomonositik

- M5 : Leukemia monoblastik

- M6 : Eritroleukemia

- M7 : Megakariosit leukemia

(Arif M. Mansjoer, 1999 : 561)

STEP 4