61
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi, yang didalamnya membahas tentang Akuntansi Syariah, yang merupakan salah satu bahasan yang terdapat pada bahan pengajaran Teori Akuntansi. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dibenahi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini, agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang senantiasa dinamis. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya. Jakarta, 12 Januari 2013 1

Akuntansi Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi berbasis syariah

Citation preview

Page 1: Akuntansi Syariah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi, yang

didalamnya membahas tentang Akuntansi Syariah, yang merupakan salah

satu bahasan yang terdapat pada bahan pengajaran Teori Akuntansi.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dibenahi. Oleh karena

itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan makalah ini, agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi

pengembangan wawasan yang senantiasa dinamis. Akhir kata, kami berharap makalah

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun pada

khususnya.

Jakarta, 12 Januari 2013

Penyusun

1

Page 2: Akuntansi Syariah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

I. Perkembangan Umum Akuntansi ......................................................................4II. Akuntansi Syariah: Antara Aliran Pragmatis dan Idealis………………..............4III. Proyek Implementasi Shari’ate Enterprise Theory…………………………….....6IV. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan

Dalam Akuntansi Bank Syariah………………………………………………….... 6A. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI DALAM

AKUNTANSI BANK SYARIAH1. Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah.............................................. 7

2. Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah................................................9

3. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah...............................................12

4. Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel........................15

5. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel................... 17

6. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah

Muntahiyah Bittamlik..............................................................................18

7. Pengakuan dan Pengukuran Wadi’ah................................................... 19

8. Pengakuan dan Pengukuran Qardh...................................................... 20

9. Pengakuan dan Pengukuran Sharf........................................................20

10. Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank

Syariah Berbasis Imbalan....................................................................... 21

B. PENYAJIAN DALAM AKUNTANSI SYARIAH........................................... 21

C. BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH................................. 22

D. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH........................22

E. BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH................................. 23

2

Page 3: Akuntansi Syariah

F. PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK SYARIAH......................38

G. PENGUNGKAPAN UNTUK SETIAP KOMPONEN

LAPORAN KEUANGAN.............................................................................39

V. Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah...................................................... 42

VI. Keterbatasan-keterbatasan Laporan Keuangan............................................. 43

VII. Rasio-rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia.......................................... 44

VIII. Jenis-jenis Keuangan Rasio Keuangan Bank............................................44

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………46

3

Page 4: Akuntansi Syariah

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

I. Perkembangan Umum Akuntansi

Hampir seluruh ‘peta’ akuntansi Indonesia merupakan by product  Barat.

Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa

perubahan berarti. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar, dan praktik

akuntansi di lingkungan bisnis. Kurikulum, materi dan teori yang diajarkan di Indonesia

adalah akuntansi pro Barat. Semua standar akuntansi berinduk pada landasan teoritis

dan teknologi akuntansi IASC (International Accounting Standards Committee).

Indonesia bahkan terang-terangan menyadur Framework for the Preparation and

Presentation of  Financial Statements IASC, dengan judul Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

dikeluarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

Perkembangan terbaru, saat ini telah disosialisasikan sistem pendidikan

akuntansi “baru” yang merujuk internasionalisasi dan harmonisasi standar akuntansi.

Pertemuan-pertemuan, workshop, lokakarya, seminar mengenai perubahan kurikulum

akuntansi sampai standar kelulusan akuntan juga mengikuti kebijakan IAI berkenaan

Internasionalisasi Akuntansi Indonesia tahun 2010.

II. Akuntansi Syariah: Antara Aliran Pragmatis dan Idealis

Perkembangan akuntansi syariah saat ini menurut Mulawarman (2006; 2007a;

2007b; 2007c) masih menjadi diskursus serius di kalangan akademisi akuntansi.

Diskursus terutama berhubungan dengan pendekatan dan aplikasi laporan keuangan

sebagai bentukan dari konsep dan teori akuntansinya. Perbedaan-perbedan yang

terjadi mengarah pada posisi diametral pendekatan teoritis antara aliran akuntansi

syariah pragmatis dan idealis.

Akuntansi Syariah Aliran Pragmatis

4

Page 5: Akuntansi Syariah

Aliran akuntansi syariah pragmatis lanjut Mulawarman (2007a)

menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat

digunakan dengan beberapa modifikasi (lihat juga misalnya Syahatah 2001;

Harahap 2001;Kusumawati 2005 dan banyak lagi lainnya).

Akuntansi Syariah Aliran Idealis

Aliran Akuntansi Syariah Idealis di sisi lain melihat akomodasi yang

terlalu“terbuka dan longgar” jelas-jelas tidak dapat diterima. Beberapa alasan

yang diajukan misalnya, landasan filosofis akuntansi konvensional

merupakan representasi pandangan dunia Barat yang kapitalistik, sekuler

dan liberal sertadidominasi kepentingan laba (lihat misalnya Gambling dan

Karim 1997; Baydoun dan Willett 1994 dan 2000; Triyuwono 2000a dan 2006;

Sulaiman 2001;Mulawarman 2006a)

Komparasi Antara Akuntansi Syariah Aliran Idealis dan Pragmatis

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaanantara

aliran akuntansi syariah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama

akuntansi syariah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis

akuntansi berbasis entity theory. Konsekuensi teknologisnya adalah

digunakannya bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan

laporan arus kasdengan modifikasi pragmatis. Kedua, akuntansi syariah

idealis memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar teoritis

berbasis shari’ate ET. Konsekuensi teknologisnya adalah penolakan terhadap

bentuk laporan keuangan yang ada;sehingga diperlukan perumusan laporan

keuangan yang sesuai dengan konsep dasar teoritisnya. Untuk memudahkan

penjelasan perbedaan akuntansi syariah aliran pragmatis dan idealis,

III. Proyek Implementasi Shari’ate Enterprise Theory

Proses pencarian bentuk teknologis aliran idealis dimulai dari perumusan ulang

konsep Value Added (VA) dan turunannya yaitu Value Added Statement  (VAS). VA

5

Page 6: Akuntansi Syariah

diterjemahkan oleh Subiyantoro dan Triyuwono (2004, 198-200) sebagai nilai tambah

yang berubah maknanya dari konsep VA yang konvensional. Substansi laba adalah

nilai lebih (nilai tambah) yang berangkat dari dua aspek mendasar, yaitu aspek keadilan

dan hakikat manusia.

IV. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan Dalam Akuntansi

Bank Syariah

Dikeluarkannya pernyataan standar akuntansi keuangan no. 59 tentang

akutansi perbankan syariah Indonesia apasi oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal

yang perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 dan PAPSI memiliki

banyak makna. Dari sudut pandang perkembangan industri perbankan syariah PSAK

dan PAPSI dapat diharapkansebagai instrument yang dapat meningkatkan

kepercayaan publik dalam menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada

giliranya akan lebih memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia.

Sementara itu juga dilihat dari iklim bisnis masyarakat Indonesia yang masih rendah

tingkat integrasinya dengan nilai-nilai islam, PSAK No. 59dan PAPSI dapat diharapkan

sebagai ujung tombak baik dalam proses pengembangan bisnis yang islami maupun

dalam pengembangan ilmu bisnis yang peduli pada moralitas, spirit agama, dan

kepedulian sosial.

A. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI DALAM AKUNTANSI BANK

SYARIAH

Dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 tentang

Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bertujuan untuk

mengatur  perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.

Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan rakyat syariah,

dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi di Indonesia. Hal-hal

6

Page 7: Akuntansi Syariah

umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini memacu pada pernyataan

standar akuntansi yang berlaku umum sepanjang sepanjang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah. Pernyataann ini bukan nerupakan pengaturan penyajian laporan

keuangan sesuai permintaan khusus (statutorial) pemerintah, lembaga pemerintah

independent, dan bank sentral (Bank Indonesia). Laporan keuangan yang disajikan

berdasarkan pernyataan ini tidak dimaksudkan untukmemenuhi peraturan perundang-

undangan tersebut.

1. Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Karakteristik 

Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan

mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka.

Jika usaha mengalami kerugian, makaa seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana,

kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dan, seperti

penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. Mudaharabah ada 2

jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah

muqayyadah (investasi terikat).

1.1Bank Sebagai Shabibul Maal (pemilik Dana)

Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah

Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan

aktiva non kas kepada pengelola dana;

2. Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap

tahap pembayaran atau penyerahaan.

Pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:

7

Page 8: Akuntansi Syariah

1. Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang

diberikan bank pada saat pembayaran

2. Pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai

wajar aktiva non kas pada saat penyerahan dan selisih antara nilai wajar dan

nilai buku aktiva non kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank;

dan beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui

sebagai bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.

1.2 Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah

Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:

1. Laba pembayaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil

sesuai nasabah yang disepakati.

2. Rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut dan

mengurangi saldo  pembayaran mudharabah.

1.3Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)

Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat

terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, investasi tidak

terikat diukur sebesar nilai tercatat. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan

kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Bagi hasil

mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit

sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Kerugian kesalahan atau kelalaian

bank dibebankan kepada bank (pengelola dana).

1.4Bank sebagai Agen Investasi

8

Page 9: Akuntansi Syariah

Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana mudharabah

muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko (Chanelling Agent), maka

pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubahan dana

investasi terikat. Sedangkan dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai

titipan. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana mudharabah

atau investasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut

(Executing Agent) maka pelaporanya dilakukan dalam neraca sebesar porsi yang

ditanggung oleh bank. 

2. Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah

Karakteristik 

Musyarakah adalah akad kerja sama antara para pemilik modal yang

mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah,

mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,

baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan

modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atas sekaligus

kepada bank.

Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau

aktiva non kas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensi dan hak paten. Karena

setiap mitra tidak dapat menjadi modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta

mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang

disengaja. Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja.

Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran

terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan

pendapatan operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang

disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan.

Laba musyarakah dibagi diantara para mitra dan bank secara proposional sesuai

dengan modal yang disetorkan ( baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai

9

Page 10: Akuntansi Syariah

dengan yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara

proposional sesuai dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva

lainnya).

Musyarakah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam

musyarakah permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya

tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal

bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra akan menjadi pemilik usaha

tersebut.

2.1Bank Sebagai Mitra

Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan

aktiva non kas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan musyarakah dalam

bentuk: Pembiayaan musyarakah dalam bentuk:

1. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan;

2. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva non kas, maka

selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada

saat penyerahan;

3. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan)

tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali

persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

2.2Pengukuran bagi Bank atas Pembiayaan Musyarakah Setelah Akad

10

Page 11: Akuntansi Syariah

Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai

historis (jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas pada saat penyerahan

modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian, apabila ada.

Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai historis

setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra

(yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai

historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui

sebagai keuntungan atau kerugian ban pada periode berjalan.

Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan pengembalian

diakui sebagai laba atau rugi bank pada periode berjalan. Pada saat akad

diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai

piutang jatuhtempo kepada mitra.

2.3Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah

Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan

nisbahyang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sedangkan rugi pembiayaan

musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontibusi modal. Apabila

pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode pelaporan maka:

1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang

disepakati;

2. Rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi

pembiayaan musyarakah.

Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan dan

terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka:

1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang disepakati;

2. Rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan

kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah.

11

Page 12: Akuntansi Syariah

Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan

mitra pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola

usahamusyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan

sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra mengganti kerugian

dengan dana baru.

3. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Karakteristik

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat

dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan

dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang

dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan

pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank (sebagai penjual) dalam

murabahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada

pembeli, maka penurunan nilai tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank)

akan mengurangi nilai akad. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai

atau cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam

harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potongan

apabila nasabah:

1. Mempercepat pembayaran cicilan

2. Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga

beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan

itumerupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad, maka

pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam

akad.

12

Page 13: Akuntansi Syariah

Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah,

antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank dapat meminta

kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua

belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila

murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila murabahah batal, urban dikembalikan

kepada nasabah setelah dikurangidengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika

uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari

nasabah.

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang

diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwa

nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan berdasarkan pada pendekatan ta’zir

yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda

sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda

diperuntukkan sebagai dana sosial ( Qardhul hasan).

3.1 Bank Sebagai Penjual

Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual kembali

dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya perolehan.

Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:

1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:

2. Dinilai sebesar biaya perolehan;

3. Jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi

lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai

aktiva;

Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak

mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka aktiva

murabahah:

1. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi,

mana yang lebih rendah;

13

Page 14: Akuntansi Syariah

2. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan,

maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya perolehan

aktiva murabahah. Pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan

aktiva murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan

keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu

saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Keuntungan murabahah diakui: 

1. Pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan keungan

yang sama;

2. Selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu

periode laporankeuangan.

Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut: 

1. Jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi piutang

murabahah dan keuntungan murabahah;

2. Jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu

menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank

membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi

keuntungan murabahah.

Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai

denganakad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial. Urban

diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pada saat

dterima, pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui sebagai

pembayaran piutang dan jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban

dikembalikan kepada nasabah setelahdiperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah

dikeluarkan bank. 

14

Page 15: Akuntansi Syariah

4. Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman

oleh penjual dan pelunasannya dilakukan secara segera oleh pembelian sebelum

barang pesanantersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam.

Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain

untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam

peralel.

Salam parallel dapat dilakukan dengan syarat:

1. Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara

bank dan pembeli akhir,

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

4.1 Bank sebagai pembeli

Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dilihat

kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non kas. Modal usaha

salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal

usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang

disepakati antara bank dan nasabah).

Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:

1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang disepakati

2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:

a. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar

(nilai wajar  jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang

diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang

tercantum di dalam akad.

15

Page 16: Akuntansi Syariah

b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika

nilai pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai

kelebihan jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari barang

pesanan yang tercantum dalam akad.

3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada

tanggal jatuh tempo pengiriman, maka tanggal pengiriman diperpanjang nilai

tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai

dengan nilai yang tercantum dalam akad

4. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam

berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian

yang tidak dapat dipenuhi.

5. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai

jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih

kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan tersebut diakui

sebagai piutang kepadanasabah yang telah jatuh tempo.

6. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.

4.2 Bank sebagai penjual

Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang

diterima.Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non kas. Modal

usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar.

5. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel

Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berdasarkan akad

tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan sesuai

spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.

Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual diawal

akad. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi

16

Page 17: Akuntansi Syariah

jenis, spesifikasi teknis, kualitias dan kuantitas. Barang pesanan harus sesuai dengan

karakteristik antara pembeli dan penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu

cacat, maka penjual bertanggung jawab atas kelalaiannya.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi

istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain

untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istihna

parallel.

Istishna Paralel dapat Dilakukan dengan Syarat:

1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara

bank dan pembeli akhir.

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Pada dasarnya istishna tidak dapt dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi kedua

belah pihak setuju untuk menghentikannya,

3. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat

menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

4. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas jumlah

yang telah dibayarkan.

5. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.

5.1 Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna Paralel

Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank

dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih

antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna diakui

denganmengenakan metode persentase penyelesaian atau metode akad.

5.2 Bank Sebagai Pembeli

17

Page 18: Akuntansi Syariah

Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin yang

ditagiholeh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual. Apabila

barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan

mengakibatkankerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian

proyek yang telahdiserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi garansi

penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada

sub kontraktor.

6. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik 

Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa

untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan

imbalan atas objek sewa yang disewakan.

Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek

sewadan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya

dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad

sewa.

Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah

muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:

1. Hibah.

2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa.

3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati

pada awal akad.

4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan

tercantum dalam akad.

18

Page 19: Akuntansi Syariah

6.1 Bank Sebagai Pemillik Objek Sewa

Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek sewa dan

disusutkan sesuai dengan:

1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika

merupakan ijarah.

2. Masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bittamlik 

Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama masa akad

secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik memulai penjualan

secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif

selama masaakad karena adanya pelunasan bagian per bagian objek sewa pada

periode tersebut.

7. Pengakuan dan Pengukuran Wadi’ah

Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat

apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab

atas pengembalian ttitpan. Wadi’ah terbagi atas wadi’ah yad-dhamanah adalah titipan

yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima

titipan, dan wadi’ah yad-amanah apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh

keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan titipan. Sedangkan dalam

prinsip wadia’ah yad-amanah, penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan barang

titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.

Penerimaan titipan dalam transaksi wadi’ah dapat: 

1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut;

2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan

(wadi’ahyad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya

tergantung pada kebijakan penerima titipan.

19

Page 20: Akuntansi Syariah

8. Pengakuan dan Pengukuran Qardh

Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat disamakan

denganitu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak

yangdipinjamkan. Bank syariah disampingkan memberikan pinjaman qard juga dapat

menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul Hasan adalah pinjaman

tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman untuk menggunakan dana tersebut

selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir

periode yang disepakati.

Sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan internal. Sumber dana

eksternal meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain (misal dari

sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan nonhalal). Sumber dana internal

meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul hasan.

9. Pengakuan dan Pengukuran Sharf 

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya. Transaksi valuta

asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai dan

dibenarkan untuk tujuan spekulatif. Pendapatan Sharf yaitu selisih antara kurs yang

diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada tanggal penyerahan valuta diakui

sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan dana.

10.Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:

1. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada

penerimakuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi

kuasa/. Akad wakalah tersebut dapat digunakan antara lain dalam pengiriman

transfer, penagihan utang baik melalui kliring maupun inkaso, dan realisasi

L/C.

20

Page 21: Akuntansi Syariah

2. Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam

bentuk  pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan

dana dari suatu etnis kepada etnis lain.

3. Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima

jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu

kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan

untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,

pembukaan L/C impor, dan lain-lain.

B. PENYAJIAN DALAM AKUNTANSI SYARIAH

Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah

Indonesia(PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu memfasilitasi

semua pihak yang terikat dengan bank syariah. Laporan keuangan bank syariah yang

lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut: 

Neraca

Laporan laba rugi

Laporan Arus Kas

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Catatan atas Laporan Keuangan

21

Page 22: Akuntansi Syariah

C. BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Berdasarkan KDDPPLK Bank Syariah dijelaskan, maka laporan keuangan

bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka dasar penyususunan dan

penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah tentunya memiliki perbedaan,

meskipun ada beberapa aspek yang mungKin sama dengan bentuk laporan keuangan

pada umumnya.

D. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Seperti halnya dengan perusahaan lainnya, bank syariah secara umum

dalammelakukan penyusunan laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara lain:

Bukti transaksi

Jurnal

Buku Besar  

Neraca

Saldo

Jurnal Penyesuain

Laporan Keuangan

22

Page 23: Akuntansi Syariah

E. BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

(Nama Bank)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

Pada Bulan xx Tahun 20xx

 

Uraian

 

Catatan

xxxx (tahun)

Unit Moneter

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Aktiva

Kas dan setara kas

Piutang Penjualan

Investasi

Investasi dalam surat-surat

berharga

Investasi mudharabah

Investasi Musyarakah

Penyertaan Modal

Persediaan

Investasi pada real estate

Aktiva yang disewakan

Istishna

Investasi lain-lain

8

9

10

11

12

13

14

15

16

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

--

xxx.xxx.xxx

--

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

23

Page 24: Akuntansi Syariah

 

--

--

--

 

Total Investasi

Aktiva lainnya

Aktiva tetap (neto)

 

Total Aktiva

17

18

19

20

--

--

--

--

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

--

--

--

xxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

 

 

24

Page 25: Akuntansi Syariah

(Nama Bank)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

Pada Bulan xx Tahun 20xx

 

Uraian Catatan

xxxx (tahun)

Unit Moneter

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Kewajiban

Rekening koran dan

tabungan

Rekening koran bank dan

lembaga keuangan

Utang

Dividen yang diusulkan

Kewajiban lainnya

 

Total Kewajiban

 

Rekening investasi tidak

terbatas

Saham minoritas

21

22

23

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

25

Page 26: Akuntansi Syariah

 

Total Kewajiban, Rekening

Investasi Tidak Terbatas dan

Saham Minoritas

 

Ekuitas pemilik

Modal disetor

Cadangan

Laba ditahan

 

Total Ekuitas Pemilik

 

Total Kewajiban, Rekening

Investasi Tidak Terbatas,

Saham Minoritas dan Ekuitas

Pemilik

 

24,34

25

26

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xx.xxx

xxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

 

26

Page 27: Akuntansi Syariah

2. Laporan Laba Rugi

(Nama Bank)

Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun Yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx (tahun)

Unit Moneter

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Pendapatan

Penjualan tangguhan

Investasi

 

Dikurangi

Keuntungan rekening investasi tidak

terbatas sebelum bagian bank sebagai

mudharib

Bagian bank sebagai mudharib

Keuntungan terhadap rekening investasi

tidak terbatas sebelum pajak

Bagian bank pada pendapatan dari

 

29A

29B

28,29

 

 

 

 

 

 

 

 

xx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

 

 

 

xxx.xxx

(xxx.xxx)

 

(xxx.xxx)

 

xx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

 

 

 

xxx.xxx

(xx.xxx)

 

(xxx.xxx)

27

Page 28: Akuntansi Syariah

investasi

(sebagai mudharib dan sebagai pemilik

dana)

Pendapatan bank dari investasi

Bagian keuntungan bank dari rekening

Investasi terbatas sebagai mudharib

Fee bank sebagai agen investasi untuk

investasi terbatas

Pendapatan dan jasa-jasa perbankan

Pendapatan lain-lain

Total pendapatan bank

Biaya umum dan administrasi

Depresiasi

Pendapatan neto sebelum pajak dan

pajak

Provisi untuk zakat

Pendapatan neto sebelum saham

minoritas (saham minoritas)

Pendapatan neto

 

 

 

 

 

 

29B

 

 

 

30

 

 

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

xx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

 

x.xxx.xxx

(x.xxx)

 

x.xxx.xxx

 

 

 

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

xx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

 

x.xxx.xxx

(x.xxx)

 

x.xxx.xxx

28

Page 29: Akuntansi Syariah

 

3. Laporan Arus Kas

 

(Nama Bank)

Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian Catatan

xxxx (tahun)

Unit Moneter

xx (ta xx hun)

Unit Moneter

Arus kas dari operasi

Pendapatan neto

Penyesuaian terhadap

pendapatan neto

Kas neto dari kegiatan

operasional

Depresiasi

Provisi rekening ragu-ragu

Provisi untuk zakat

Provisi untuk pajak

x.xxx.xxx

--

--

x.xxx.xxx

xx.xxx

x.xxx.xxx

--

(xxx.xxx)

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

29

Page 30: Akuntansi Syariah

Zakat yang dibayarkan

Pajak yang dbayarkan

Keuntungan dar rekening

investasi tidak terbatas

Keuntungan dari penjualan

aktiva tetap

Depresiasi dari aktiva yang

disewakan

Provisi untuk penurunan nilai

investasi pada surat-surat

berharga

Piutang ragu-ragu

Pembelian aktiva tetap

 

Arus kas neto dari operasi

Arus kas dari kegiatan

investasi

Penjualan real estat yang

disewakan

Pembelian real estat yang

disewakan

Penjualan real estat

Investasi pada surat-surat

xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

xxx.xxx

(x.xxx)

(xxx.xxx)

xx.xxx.xxx

--

--

xx.xxx.xxx

--

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

30

Page 31: Akuntansi Syariah

berharga

Kenaikan pada investasi

mudharabah

Penjualan persediaan

Penjualan Istishna’

Kenaikan neto pada piutang

 

Arus kas neto dari kegiatan

investasi

 

Arus kas dari kegiatan

keuangan

Kenaikan neto pada rekening

investasi tidak terbatas

Kenaikan neto pada rekening

koran

Dividen yang dibayarkan

Kenaikan pada saldo kredit

dan biaya-biaya

(Penurunan) pada biaya

yang masih harus dibayar

Kenaikan pada saham

minoritas

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx

(xx.xxx)

xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

31

Page 32: Akuntansi Syariah

Penurunan pada aktiva lain

Penurunan arus kas dari

kegiatan pembiayaan

 

Kenaikan/penurunan uang

kas dan setara kas

Kas dan setara kas pada

awal tahun

Kas dan setara kas pada

akhir tahun  

 

32

Page 33: Akuntansi Syariah

33

Page 34: Akuntansi Syariah

 

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

 

(Nama Bank)

Laporan Perubahan Modal

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian

Modal

Disetor

Unit

Moneter

Cadangan

Unit

Moneter

Yang Sah

Unit

Moneter

Umum

Laba

Ditahan Total

Saldo per xxxx

(tahun)

Emisi ( ) saham

Pendapatan

neto

Keuntungan

dibagikan

Transfer ke

cadangan

 

xxx.xxx.xxx

--

 

 

 

 

xxx.xxx.xxx

 

 

 

 

--

 

 

 

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

 

--

 

 

 

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

 

--

 

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

(x.xxx.xxx)

 

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

 

xxx.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

--

 

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

--

 

34

Page 35: Akuntansi Syariah

Neraca per xxxx

(tahun)

Pendapatan

neto

Keuntungan

dibagikan

Transfer ke

cadangan

 

Saldo per xxxx

(tahun)

xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

 

35

Page 36: Akuntansi Syariah

5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan

Shadaqah

 

(Nama Bank)

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah

Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian

Catatan

xxxx (tahun)

Unit Moneter

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Sumber-sumber Zakat

dan Sumbangan

Zakat jatuh tempo dari

bank

Zakat jatuh tempo dari

pemilik rekening

Sumbangan

 

Total Sumber Zakat

 

x.xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

x.xxx.xxx

 

 

 

--

--

--

 

--

 

 

36

Page 37: Akuntansi Syariah

 

Penggunaan Zakat dan

Sumbangan

Zakat untuk fakir dan

miskin

Zakat untuk Ibnu Sabil

Zakat untuk Gharimin dan

membebaskan budak

Zakat untuk mu’allaf

Zakat untuk fisabilillah

Zakat untuk amil zakat

(biaya administrasi dan

umum)

 

Total Penggunaan Dana

 

Kenaikan (penurunan)

sumber-sumber terhadap

penggunaan

xxx.xxx

xxx.xxx

xx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

x.xxx.xxx

 

 

x.xxx.xxx

 

x.xxx.xxx

 

x.xxx.xxx

--

--

--

--

--

 

--

 

--

 

 

--

 

--

 

--

37

Page 38: Akuntansi Syariah

Zakat dan sumbangan

yang belum dibagikan

pada awal tahun

Zakat dan sumbangan

yang belum diberikan

pada akhir tahun

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

 

(Nama Bank)

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

 

Uraian

 

Catatan

xxxx (tahun)

Unit Moneter

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Saldo Awal

Pinjaman kebajikan

Sumber-sumber dana

qardhul hasan

Alokasi dari rekening

koran

Alokasi dari

pendapatan yang

dilarang syariah

 

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

xxx.xxx

38

Page 39: Akuntansi Syariah

(haram)

Sumber di luar bank

 

Total Sumber Dana

Selama Tahun Ini

 

Penggunaan Qardhul

Hasan

Pinjaman kepada para

pelajar

Pinjaman kepada para

pengrajin

Penyelesaian rekening

koran

 

Total Penggunaan

Selama Tahun ini

 

Saldo Akhir Tahun

Pinjaman Kebajikan

Dana tersedia untuk

pinjaman

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

 

xxx.xxx

 

 

xxx.xxx

xxx.xxx

39

Page 40: Akuntansi Syariah

 

 

F. PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK SYARIAH

Bank Syariah harus mengungkapkan hal-hal berikut:

1. Jenis aktiva produktif, sektor ekonomi, dan jumlah aktiva produktif masing-

masing.

2. Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai

hubungan istimewa.

3. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersama dan besarnya porsi yang di

biayai.

4. Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi lain tentang

aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode berjalan

5. Klasifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva produktif,

valuta dan tingkat bagi hasil rata-rata.

6. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusan aktiva produktif

yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menunjukan saldo

awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selama tahun

berjalan, pembayaran aktiva produktif yang telah dihapus bukukan dan saldo

penyisihan pada akhir tahun.

7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktiva

produktif  bermasalah).

8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.

9. Kebijakan, manajemen dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio

aktiva produktif.

10.Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap sektor

ekonomi.

11.Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.

40

Page 41: Akuntansi Syariah

G. PENGUNGKAPAN UNTUK SETIAP KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN 

Neraca

Pengungkapan pembiayaan mudharabah mencakup:

1. Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas.

2. Kerugian atas penurunan nilai aktiva mudharabah, apabila ada.

3. Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak terikat yang signifikan

berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hukum

Pengungkapan transaksi Istisna’:

1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisna’ selama periode berjalan.

2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta pendapatan dan

keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan.

3. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat

kontrak.

4. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat

kontijan sebagaiakibat keterlambatan pengiriman barang.

5. Nilai kontrak Istisna’paralel yang sedang berjalan rentang periode

pelaksanaannya.

6. Nilai kontrak istisna’ yang telah ditanda tangani bank selama periode

berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya.

Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup :

1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah.

2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun

terakhir. 

3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi (ijarah dan ijarah

muntahiyah bittamlik), jenis aktiva, dan akumulasi penyusutannya apabila

bank syariah sebagai pemilik objek sewa.

41

Page 42: Akuntansi Syariah

4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang

apabila bank syariah sebagai penyewa .

5. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah

bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya.

Pengungkapan transaksi wadiah mencakup:

1. Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah.

2. Jumlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau

transaksi perbankan lainnya.

Laporan Laba Rugi

Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan

jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh biasa dilaksanakan, hal-hal tersebut

dibawah ini yang berasaldari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para

pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus

diungkapkan secara terpisah:

1. Pendapatan dan keuntungan investasi.

2. Beban dan kerugian investasiLaba(rugi) investasi.

3. Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian )

dari investasi sebelum bagian pengelola dana.

4. Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi.

5. Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai pengelola

dana.

Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Pengungkapan hal-halyang berkaitan dengan laporan perubahan dana investasi

terikat dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

1. Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat.

42

Page 43: Akuntansi Syariah

2. Secara terpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir dana

investasi terikat yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak terikat.

3. Sifat dari hubungan antara bank dan para pemilik dana investasi terikat, baik

bank sebagai pengelola dana maupun sebagai agen investasi.

4. Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-masing jenis dana

investasi terikatatau unit investasi.

Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, infak, dan Shadaqah

Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana

zakat, infak,dan shadaqah dalam catatan laporan keuangan mencakup:

1. Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat,

infak dan shadaqah.

2. Dasar penentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan

membayar zakat atas nama para pemegang saham.

3. Rincian sumber dana zakat,infak, dan shadaqah.

4. Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode.

5. Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode

laporan.

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan laporan sumber dan penggunaan

dan qardhul hasan dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

1. Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan.

2. Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasarkan

sumbernya.

3. Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama periode

laporan berdasarkan jenisnya.

43

Page 44: Akuntansi Syariah

V. Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah

Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin

dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan

keputusanekonomi seperti :

Pemilik dana/ shahibul maal

Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana

Pembayar zakat, infak dan shadaqah

Pemegang saham

Otoritas pengawasan

Bank Indonesia

Pemerintah

Lembaga penjamin simpanan

Masyarakat.

VI. Keterbatasan – Keterbatasan Laporan Keuangan

Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas

informasiyang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan

keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah

lampau.

2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.

44

Page 45: Akuntansi Syariah

3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian . Apabila terdapat

beberapakemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu

pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai

aktiva yang paling kecil.

4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai

substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya (formalitas).

5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai

laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari

informasi yang dilaporkan.

6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.Hanya

melaporkan informasi yang material.

7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat

kesuksesan antar bank.

8. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan

umumnya diabaikan.

 

VII. Rasio – Rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia

Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah msih menggunakan aturan

yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan

melalui duacara, yaitu:

1. Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode

sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan

yang sama.

2. Perbandingan eksternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio

perusahaandengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri

pada suatu titik yang sama.

VIII. Jenis – Jenis Rasio Keuangan Bank 

45

Page 46: Akuntansi Syariah

Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya, meliputi :

Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank untuk membayar

utangdengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio lancar = Kas +

Penempatan / Utang lancer.

Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan

bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

Rasio cepat = Kas / Utang lancer.

Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio),

menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan. Rasio

Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK.

Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam

memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :

Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana

yangtertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode

tertentudengan jumlah keseluruhan aktiva. Perputaran aktiva tetap = Aktiva

tetap / Total aktiva.

Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana

yangtertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode

tertentuatau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana dalam

menghasilkan pendapatan. Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional

/ Total aktiva.

Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang

dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi :

Margin laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu bank dalam

menghasilkan laba. Margin laba = Laba / Total pendapatan.

Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang

menggarkankemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan

46

Page 47: Akuntansi Syariah

dalamkeseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Pengembalian

atas aktiva = Laba / total aktiva.

Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank.

Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :Rasio

biaya = Biaya opersional / Pendapatan operasional

DAFTAR PUSTAKA

ajidedim.wordpress. 2008. “Akuntansi Syariah (Pengantar 1)” diakses pada tanggal 11

Januari 2013 dari http://islamic-accounting.blogspot.com/2008/02/akuntansi-syariah-

pengantar-1.html

imanph.wordpress. 2009. “Kumpulan Artikel Akuntansi Syariah” diakses pada tanggal

11 Januari 2013 dari http://imanph.wordpress.com/materi-kuliah/akuntansi-syariah/

Mulawarman, Aji Dedi. 2007c. Menggagas Laporan Keuangan Syariah Berbasis

TrilogiMa’isyah-Rizq-Maal. Simposium Nasional Ekonomi Islam 3. Unpad. Bandung.14-

15 Nopember.

47

Page 48: Akuntansi Syariah

48