30
Perbandingan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional Disusun oleh kelompok T: Agit Altrian Niarto (08312286) Rifky Aulia Kusumawardani (08312330) Ennovia Lintang Kinasih (08312407) JURUSAN AKUNTANSI

Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Perbandingan Akuntansi Syariah

dengan Akuntansi Konvensional

Disusun oleh kelompok T:

Agit Altrian Niarto (08312286)

Rifky Aulia Kusumawardani (08312330)

Ennovia Lintang Kinasih (08312407)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

I

PENDAHULUAN

Segala Puji Bagi Allah. Sesungguhnya kesucian dan kebenaran

hanyalah bersumber dari dan diniatkan/ditujukan kepada Allah. Sering kita

bertanya-tanya bagaimana bentuk akuntansi di Indonesia? Seperti kita

ketahui hampir seluruh ‘peta’ akuntansi Indonesia merupakan by product

Barat. Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah

diadaptasi tanpa perubahan berarti. Hal ini dapat dilihat dari sistem

pendidikan, standar, dan praktik akuntansi di lingkungan bisnis. Kurikulum,

materi dan teori yang diajarkan di Indonesia adalah akuntansi pro Barat.

Semua standar akuntansi berinduk pada landasan teoritis dan teknologi

akuntansi IASC (International Accounting Standards Committee).

Indonesia bahkan terang-terangan menyadur Framework for the

Preparation and Presentation of Financial Statements IASC, dengan judul

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) (Mulawarman 2006b; 2007d).

Benarkah akuntansi ada dalam Islam ? Pertanyaan ini begitu

menggelitik, karena agama sebagaimana dipahami banyak kalangan

(termasuk sebagian besar muslim di Indonesia), hanyalah kumpulan

norma yang lebih menekankan pada persoalan moralitas. Dan karenanya

prinsip-prinsip kehidupan praktis yang mengatur tata kehidupan modern

dalam bertransaksi yang diatur dalam akuntansi, tidak masuk dalam

cakupan agama. Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang

berdasarkan syariah Islam) wajar saja dipertanyakan orang. Sama halnya

dengan orang meragukan dan mempertanyakan seperti apakah ekonomi

islam. Akuntansi konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah

disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh

karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka

Page 3: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

informasi yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis.

Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna

informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya,

informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa

yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia

dalam kapitalisme. Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang

berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang

sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang

melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun kelompok. Hal

ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam

budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik,

serta pola hubungan yang berbeda pula.

Perkembangan terbaru, saat ini telah disosialisasikan sistem

pendidikan akuntansi “baru” yang merujuk internasionalisasi dan

harmonisasi standar akuntansi. Pertemuan-pertemuan, workshop,

lokakarya, seminar mengenai perubahan kurikulum akuntansi sampai

standar kelulusan akuntan juga mengikuti kebijakan IAI berkenaan

Internasionalisasi Akuntansi Indonesia tahun 2010 (Mulawarman 2007d).

Dunia bisnis tak kalah, semua aktivitas dan sistem akuntansi juga

diarahkan untuk memakai acuan akuntansi Barat. Hasilnya akuntansi

sekarang menjadi menara gading dan sulit sekali menyelesaikan masalah

lokalitas. Akuntansi hanya mengakomodasi kepentingan ”market” (pasar

modal) dan tidak dapat menyelesaikan masalah akuntansi untuk UMKM

yang mendominasi perekonomian Indonesia lebih dari 90%. Hal ini

sebenarnya telah menegasikan sifat dasar lokalitas masyarakat Indonesia

(Mulawarman 2006b).

Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas)

masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-

ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan

Page 4: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk

mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatatan transaksi dan

pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan

dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. Pencatatan

transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis

Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah.

Akuntansi syariah (shari’a accounting) menurut Karim (1990) merupakan

bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan

nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai

akuntansi Islam (Islamic Accounting).

Akuntansi secara sosiologis saat ini telah mengalami perubahan

besar. Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai bagian dari pencatatan

dan pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi telah dipahami sebagai

sesuatu yang tidak bebas nilai (value laden), tetapi dipengaruhi nilai-nilai

yang melingkupinya. Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi, tetapi

juga mempengaruhi lingkungannya (lihat Hines 1989; Morgan 1988;

Triyuwono 2000a; Subiyantoro dan Triyuwono 2003; Mulawarman 2006).

Ketika akuntansi tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai, otomatis

akuntansi konvensional yang saat ini masih didominasi oleh sudut

pandang Barat, maka karakter akuntansi pasti kapitalistik, sekuler, egois,

anti-altruistik. Ketika akuntansi memiliki kepentingan ekonomi-politik

MNC’s (Multi National Company’s) untuk program neoliberalisme

ekonomi, maka akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan tanpa proses

penyaringan, jelas berorientasi pada kepentingan neoliberalisme ekonomi

pula (Mulawarman 2007d).

Sayangnya, yang terjadi saat ini adalah praktek dari sistem

akuntansi barat yang lebih mengarah kepada sistem bebas nilai guna

meraih keuntungan sebesar – besarnya. Tapi apakah sistem akuntansi

barat tersebut telah berhasil memakmurkan kehidupan seluruh umat

Page 5: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

manusia secara global ? Ternyata tidak. Karena sistem akuntansi tersebut

hanyalah ciptaan dari manusia, maka sistem akuntansi barat tersebut

tetap tidak akan sempurna. Terbukti dengan krisis global yang melanda

seluruh dunia akibat dari gagalnya sistem akuntansi konvensional yang

digadang – gadang oleh barat. Sekarang setelah sistem akuntansi

konvensional yang ada telah gagal, adakah solusi yang masuk akal untuk

mengatasi segala krisis yang ada. Sistem akuntansi syariah bisa menjadi

solusinya.

II

Page 6: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

PEMBAHASAN

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu yang mencoba

mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan

pengukuran atas berbagai transaksi dan dikelompokkan dalam account,

perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya,

dan laba. Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan

permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan

dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya,

baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun

penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau

peristiwa.

Lebih dari satu decade yang lalu Francis (1990) telah mencoba

menarik perhatian para akuntan agar melihat akuntansi tidak hanya

sekedar sebagai angka-angka yang mencerminkan realitas ekonomi

semata, akan tetapi melihat juga akuntansi sebagai praktik moral dan

diskursif, seperti dikemukakan dalam pernyataan berikut:

Akuntansi hendaknya dilihat sebagai praktik moral dan diskursif.

Sebagai praktik moral, akuntansi secara ideal dibangun dan dipraktikan

berdasarkan nilai-nilai etika, sehingga informasi yang dipancarkan juga

bernuansa etika, dan akhirnya keputusan-keputusan ekonomi yang

diambil berdasarkan etika tadi mendorong diciptakannya realitas ekonomi

dan bisnis yang beretika. Sebagai praktik diskursif, akuntansi dipandang

sebagai alat menyampaikan informasi kepada orang lain yang

berpengaruh pada perilaku penggunanya (users), dan sebaliknya

pengguna informasi akuntansi mempunyai kemampuan mempengaruhi

akuntansi sebagai instrument bisnis (dalam Triyuwono 2000 dan 2001).

Page 7: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa Akuntansi

yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang saat ini sangat pesat

perkembangannya disemua sektor baik swasta maupun publik, ternyata

konsep dasarnya telah diperkenalkan oleh Al- Quran, jauh sebelum Lucas

Pacioli (dikenal dengan “Bapak Akuntansi”) memperkenalkan konsep

akuntasi double-entry bookkeeping dalam salah satu buku yang ditulisnya

pada tahun 1494. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat

282 di atas, Allah secara garis besar telah menggariskan konsep

akuntansi yang menekankan pada pertanggungjawaban atau

akuntabilitas. Tujuan perintah dalam ayat tersebut jelas sekali untuk

menjaga keadilan dan kebenaran yang menekankan adanya pertanggung

jawaban. Dengan kata lain, Islam menganggap bahwa transaksi ekonomi

(muamalah) memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, sehingga adanya

pencatatan dapat dijadikan sebagai alat bukti (hitam di atas putih),

menggunakan saksi (untuk transaksi yang material) sangat diperlukan

karena dikhawatirkan pihak-pihak tertentu mengingkari perjanjian yang

telah dibuat. Untuk itulah pembukuan yang disertai penjelasan dan

persaksian terhadap semua aktivitas ekonomi keuangan harus

berdasarkan surat-surat bukti berupa: faktur, nota, bon kuitansi atau akta

notaris untuk menghindari perselisihan antara kedua belah pihak. Dan

tentu saja adanya sistem pelaporan yang komprehensif akan

memantapkan manajemen karena semua transaksi dapat dikelola dengan

baik sehingga terhindar dari kebocoran-kebocoran. Menariknya lagi,

penempatan ayat tersebut sangat relevan dengan sifat akuntansi, karena

ditempatkan pada surat Al-Baqarah yang berarti sapi betina yang

sebenarnya merupakan lambang komoditas ekonomi.

Akuntansi (accounting) sendiri dalam bahasa Arab dikenal dengan

istilah al-muhasabah. Dalam konsep Islam, akuntansi termasuk dalam

masalah muamalah, yang berarti dalam masalah muamalah

pegembangannya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia.

Page 8: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Pada perkembagangan selanjutnya, konsep-konsep praktik

akuntansi Islam pada saat ini mulai berkembang dengan pesat. Bahkan di

Indonesia, konsep tersebut telah teruji pada saat krisis moneter melanda

Indonesia pada tahun 1998. Hal ini terbukti Bank yang mengunakan

konsep akuntansi syariah ternyata lebih bertahan menghadapi krisis

ekonomi, dibandingkan dengan Bank umum lainnya. Tercatat pada saat

ini banyak lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti: Bank Syariah,

perusahaan asuransi (takafful), dana reksa syariah dan leasing syariah.

Keberadaan akauntansi syariah sebagai idiologi masyarakat Islam

menerapkan ekonomi Islam dalam kehidupan sosial ekonomi, dikenali dari

persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dan tujuan diselenggarakan

akuntansi syariah (Hameed, 2001). Persyaratan mendasar yang harus

dipenuhi oleh akuntansi syariah yaitu benar (truth), sah (valid), adil

(justice), dan mengandung nilai-nilai kebaikan atau ihsan (benevolenc).

Sedangkan tujuan diselenggarakan akuntansi syariah adalah memberikan

informasi secara lengkap untuk mengetahui nilai dan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dan yang diperbolehkan oleh syariah, meningkatkan

kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan

usaha, serta menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang

berkepentingan (terkait) dalam suatu entitas. Ekonomi syariah

berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan, dan kepatuhan

terhadap nilai-nilai dan etika bisnis Islami.

Akuntansi syariah diperlukan oleh masyarakat Islam sebagai

instrument pendukung menerapkan praktik ekonomi Islam dalam tata

kehidupan sosial-ekonominya dengan dasar pertimbangan berikut (Yusoh

dan Ismail, 2001 dalam Harahap, 2001);

Adanya konsep kepemilikan yang diyakini oleh orang Islam

bahwa harta dan kekayaan adalah milik Allah SWT, manusia hanyalah

Page 9: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

penerima amanah yang harus mempertanggungjawabkan

pemanfaatannya sesuai dengan syariah.

Adanya konsep personal accountability yang harus dipatuhi oleh

Islam dalam menjalin hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan

menjalin hubungan dengan sesame manusia (hablum minannas).

Adanya konsep distribusi kekayaan secara adil yang harus

dilaksanakan oleh orang Islam yaitu melalui mekanisme kewajiban

membayar zakat.

Berangkat dari pengertian akuntansi sebagai idiologi, Baydoun dan

Willet (2000:82) mengungkapkan adanya perbedaan yang sangat

mendasar mengenai sistem, prinsip dan kriteria akuntansi konvensional

dengan akuntansi syariah. Selain perbedaan sistem, prinsip dan kriteria

akuntansi syariah dibandingkan dengan akuntansi konvensional yang

melahirkan suatu bentuk akuntansi syariah yang memiliki karakteristik

unik, perbedaan yang lebih mendasar sebenarnya terletak pada kerangka

konseptual yang mendasari kedua bentuk akuntansi tersebut.

Kerangka konseptual akuntansi syariah, dirumuskan menggunakan

pendekatan epistimologi Islam, sedangkan kerangka konseptual akuntansi

konvensional dirumuskan menggunakan pendekatan epistimologi

kapitalis.

Adapun prinsip akuntansi syariah yang diperkenalkan oleh Islam

secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

1) Transakasi yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti

mudharabah dan musyarakah.

Mudharabah berarti akad kerja sama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal ( 100 % ) dan

Page 10: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

pihak kedua menjadi pengelola. Contoh Mudharabah adalah kerja

sama antara Nabi dengan khadijah dalam usaha dagang, dimana

Nabi sebagai pekerja sedangkan Khadijah sebagai pemilik modal,

beberapa waktu sebelum pernikahan mereka.

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi sumbangan dana dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

kesepakatan. Contoh Musyarakah adalah pembiayaan proyek

dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk

membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah

mengembalikan dana tersebut barsama bagi hasil yang telah

disepakati untuk bank.

2) Transaksi yang menggunakan prinsip jual beli seperti

murabahah, salam dan istishna.

Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan

nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah

kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar

harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah. Contoh murabahah,

kita ingin beli rumah/mobil/motor tapi belum ada uang, lalu kita

pinjam ke bank syariah. Bank syariah membelikan barang dan kita

mencicil ke bank syariah. Untuk itu bank mengambil untung sekian

persen dari harga barang. Bisa 5%,10% dan sebagainya

tergantung kesepakatan antara bank dan kita.

Salam adalah prinsip jual beli dimana pembayaran dilakukan di

muka, dan barang diserahkan dikemudian hari. Contohnya adalah

pembelian kosmetik dari merk terkenal tertentu. Kita memesan

Page 11: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

terlebih dahulu dan membayarnya, sedangkan barangnya akan

dating kemudian.

Istishna dikatakan sebagai akad jual beli antara pembeli dan

pembuat barang. Artinya penjual harus terlebih dulu membuat

barang yang diinginkan pembeli. Cara pembayaran bisa di muka

(seperti salam), bisa diangsur atau ditangguhkan sampai waktu

yang ditentukan. Contohnya adalah pengrajin pembuat kaos yang

membuat kaos dalam jumlah besar untuk kampenye partai.

3) Transaksi yang menggunakan prinsip sewa, seperti ijarah.

Perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk

memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang

sewa sesuai dengan persetujuan dan setelah masa sewa berakhir

maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun penyewa dapat

juga memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak

lain (ijarah wa iqtina). Contohnya adalah sewa rumah.

4) Transaksi yang mengunakan prinsip titipan, seperti wadiah.

Wadiah adalah titipan yang harus dijaga dan dikembalikan setiap

saat jika pemilik yang bersangkutan menghendaki.

1. Wadiah Yad Dhamanah

Untuk jenis peminjaman yang satu ini si penitip mengizinkan orang

yang menjaga barang titipan memanfaatkan barang yang dititipkan.

Si penitip berhak meminta sesuatu yang dititipkan kapan saja

dalam keadaan utuh. Dan satu lagi, orang yang menjaga barang

titipan boleh memberikan bonus yang diperuntukkan kepada

penitip. Contohnya adalah jika kita menabung di Bank Syariah.

Page 12: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Tabungan yang kita setor secara default adalah Wadiah Yad

Dhamanah. Jadi Bank bisa menggunakan uang yang kita setor.

Terkadang ada bonus yang diberikan oleh bank yang besarnya

tergantung kondisi keuangan Bank.

2. Wadiah Yad Amanah

Kalau wadiah adalah keadaan dimana si pemilik barang tidak

mengizinkan barangnya digunakan oleh orang yang menjaga

barang. Tapi sebagai gantinya si penitip wajib membayar ke orang

yang dititipi. Contohnya adalah jasa parkir. Kadang kita mungkin

tidak sadar bahwa parkir mobil atau motor sebenarnya adalah

menitipkan barang milik kita (dalam hal ini motor atau mobil kita).

Dan kita tidak mengizinkan tukang parker untuk memakai mobil

atau motor kita. Jadi sudah kewajiban kita untuk membayarkan tarif

kepada tukang parker yang menjaga kendaraan kita.

5) Transaksi yang menggunakan prinsip penjaminan, seperti

rahn.

Rahn adalah jaminan hutang dengan barang yang memungkinkan

pelunasan hutang dengan barang tersebut atau dari nilai barang

tersebut apabila orang yang berhutang tidak mampu melunasinya.

Contohnya adalah jasa pegadaian dengan prinsip Ar – Rahn

(Gadai Syariah).

Karakteristik perbedaan antara prinsip akuntansi syariah dengan

akuntansi konvensional adalah akuntansi syariah tidak mengenal riba

dalam prakteknya, tidak mengenal konsep time-value of money, uang

sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan serta

menggunakan konsep bagi hasil. Hal ini sejalan dengan konsep Islam

seperti yang tercantum dalam Al-Quran (2:275-281), dimana Allah telah

menjelaskan tentang hukum riba dan akibatnya bagi orang yang

Page 13: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

memakan riba, dan agar terhindar dari riba dianjurkan menunaikan zakat.

Selain itu dalam ayat lain (QS, 2:283) dalam bermuamalah dapat

dilakukan dalam perjalanan, dan hal ini menuntut adanya pembuktian agar

suatu waktu hendak menagih memiliki bukti yang cukup atau adanya

barang yang dibawa senilai barang dagangan yang ditinggalkan (borg).

Akuntansi konvensional lahir dalam lingkup kapitalis sehingga

dasar yang digunakan adalah semata-mata rasio tanpa

mempertimbangkan sisi teologis. Sesuai dengan perkembangannya

ternyata hal ini tidak sejalan karena tidak mampu menjawab kebutuhan

moral yang dewasa ini sangat dibutuhkan. Penyajian laporan keuangan

misalnya, dibuat sedemikian rupa agar mencerminkan kebutuhan dan

kepentingan stockholder. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Karl

Max bahwa akuntansi kapitalis hanya merupakan legalisasi kaum kapitalis

untuk tetap eksis.

Dalam perkembangannya akuntansi konvensional mendapat

tantangan serius dari akuntansi Islam. Praktik akuntansi sudah sangat

lama ada di kalangan bangsa Arab kuno. Pada jaman Rasulullah saw

berdasarkan firman Allah SWT, Rasulullah berusaha untuk membersihkan

praktik keuangan yang bebas dari unsur riba, monopoli, perjudian,

pemerasan, dan segala praktik yang hanya menguntungkan satu pihak.

Akuntansi merupakan bagian dari ajaran Islam, penambahan kata

Islam dalam ilmu akuntansi bukan karena saat ini label Islam sedang laris

manis “dijual”. Namun, kata Islam menegaskan pada masyarakat sekuler

bahwa ilmu akuntansi Islam dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

ketauhidan. Eksistensi akuntansi Islam menegaskan betapa kaya

universalitas Islam. Islam tidak hanya agama yang mengatur hubungan

individu dengan Allah SWT, akan tetapi menjelaskan dan memberi

penerangan bagaimana seharusnya manusia menjalani hidupnya di dunia.

Page 14: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Perspektif akuntansi islam tidak hanya menempatkan akuntansi

sebagai ilmu merekayasa angka, namun melihat akuntansi dari sisi

pemahaman teologis. Hendriksen (1992) menyatakan bahwa lingkungan

merupakan faktor paling penting dalam mempengaruhi perkembangan

dan perumusan teori. Lingkungan kapitalis akan melahirkan teori

akuntansi kapitalis sekuler, dan lingkungan islam seharusnya dapat

melahirkan teori akuntansi Islam. Akuntansi tidak dapat dipisahkan dari

akuntan, masyarakat, karena merupakan hasil dari interaksi sosial. Politik,

hukum, budaya merupakan realitas sosial yang mempengaruhi teori

akuntansi. Realitas lembaga keuangan islam menunjukan bahwa islam

tidak hanya mengatur masalah kepentingan bisnis namun ada unsur

tenggang rasa sosial (zakat).

Menurut Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On

Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang

dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat

kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada konsep Akuntansi

yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang

bukan ciptaan manusia dan Akuntansi Islam sesuai dengan

kecenderungan manusia yaitu hanief yang menuntut agar perusahaan

juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada

pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan

mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah SWT. Masing –

masing manusia memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat

semua tindakan manusia bukan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga

masalah sosial dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran,

Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan

suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak

bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi dalam

Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah

Page 15: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan

norma-norma masyarakat Islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang

berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi

tersebut.

Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi

Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:

1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;

2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau

tahun pembukuan keuangan;

3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;

4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan

barang;

5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan

income dengan cost (biaya);

6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan

perusahaan;

7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku

Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain terdapat pada hal-hal

sebagai berikut:

1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara

menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok, dan

juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok

(kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan

konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan

tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di

masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang

kontinuitas;

Page 16: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

2. Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi menjadi dua

bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar

(aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang

pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa

barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan

barang dagang;

3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang

lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya,

melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan

penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;

4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan

ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan,

serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan

konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara

penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang

berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya

dan resiko;

5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,

mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari

sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan

antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital

(modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib

menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan

berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat

yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang

haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada

pokok modal;

6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya

ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai

kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan

pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun

Page 17: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk

menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba

itu diperoleh.

Komponen laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan

perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana

zakat, laporan sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas

laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional

tidak menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan

sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan

penggunaan dana qardh.

III

KESIMPULAN

Page 18: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Jadi, dari semua uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep

Akuntansi Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional,

dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum

terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. Sebagaimana yang

terjadi juga pada berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah

diindikasikan melalui wahyu Allah dalam Al Qur’an. “……… Dan Kami

turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala

sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri.” (QS.An-Nahl/ 16:89). Adapun tujuan yang ingin

dicapai dalam akuntansi berdasarkan perspektif Islam adalah dalam

rangka menyajikan laporan keuangan secara benar sehingga diperoleh

informasi yang akurat sebagai dasar perhitungan zakat. Selain itu yang

tidak kalah pentingnya adalah akuntansi sebagai bukti tertulis yang dapat

dipertanggug jawabkan dikemudian hari. Pesan ini jelas dapat dilihat

pada akhir surat (QS 2:283) tersebut. “….dan bertakwalah kepada Allah,

Allah mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu….”

Pesan ini ini mengisyaratkan bahwa Allah senantiasa

menganjurkan untuk bertakwa (takut kepada Allah) dalam menjalankan

kegiatan apapun termasuk dalam menjalankan pekerjaan akuntansi, dan

membuktikan bahwa Allah senantiasa memberi petunjuk dalah hal-hal

yang bermanfaat bagi manusia. Terbukti pada saat Al-Quran diturunkan,

kegiatan muamalah belum sekomplek sekarang. Namun demikian Allah

telah mengajarkan untuk melakukan pencatatan (akuntansi/al-

muhasabah), menganjurkan adanya bukti dan kesaksian hingga lahirlah

seperti sekarang ini adanya notaris, pengacara, akuntan dan sebagainya

supaya terhindar dari masalah.

Akuntansi syariah mengajarkan kita sebagai manusia untuk tidak

mencari keuntungan semata, tetapi juga mencari keridhoan Allah dalam

segala kegiatan yang kita lakukan. Selain itu, dalam akuntansi syariah kita

juga dituntut untuk bersikap sesuai dengan etika yang baik antar sesama

Page 19: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

manusia. Kita tidak boleh hanya memikirkan kepentingan kita sendiri, tapi

kita juga harus mengingat bahwa dalam sebagian harta yang kita miliki

terdapat hak orang lain yang harus kita penuhi. Akuntansi syariah yang

bersumber dari ajaran Allah tentunya akan dapat menciptakan maslahat

bagi seluruh umat manusia. Jadi tidak ada salahnya jika kita

mengaplikasikan akuntansi syariah dalam segala kegiatan ekonomi guna

menyejahterakan kehidupan kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://dewi-fortuna.co.cc/search/Mengenal+Prinsip+Akuntansi+Syariah

http://algif.multiply.com/journal/item/8

Page 20: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

http://kismawadi.blogspot.com/2009/01/perbedaan-akuntansi-syariah.html

http://msi-uii.net/baca.asp?katagori=rubrik&menu=konsultasi&id=373

http://www.mail-archive.com/[email protected]/

msg06764.html

http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essai-3-bank-syariah-vs-bank-

konvensional/

http://agiewahyuwinata.blogspot.com/2010/03/mengenal-prinsip-akuntansi-

syariah.html

http://bagus.student.umm.ac.id/2010/01/22/mengenal-prinsip-akuntansi-

syariah/

http://accountingcommunity.blogspot.com/2009/01/dekontruksi-teori-

akuntansi.html

http://catalogue.nla.gov.au/Record/3417977

http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/message/9157

http://ajidedim.wordpress.com/2008/02/14/akuntansi-syariah-bagian-satu/

http://aharlibrary.wordpress.com/2007/03/15/mengenal-prinsip-akuntansi-

syariah/

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_10372/title_sejarah-

pengertian-dan-prinsip-umum-akuntansi/

http://fe.umj.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=152:workshop&catid=42:fe-

articles&Itemid=94

http://agt122005.blogspot.com/2007/08/akuntansi-syariah_15.html

Page 21: Perbandingan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

http://irfunk.multiply.com/journal/item/15/

BENARKAH_AKUNTANSI_ADA_DALAM_ISLAM

http://amaliaconsulting.blogspot.com/2008/10/akuntansi-syariah-vs-

akuntansi.html

http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essai-4-akuntansi-syariah-vs-

akuntansi-konvensional/

http://dspace.widyatama.ac.id/handle/10364/622

http://groups.yahoo.com/group/milis-kammi/message/5119

http://islamic-accounting.blogspot.com/2008/02/akuntansi-syariah-

pengantar-1.html

http://www.daniexe.co.cc/2009/06/mudharabah-dan-musyrakahah-

prinsip.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Murabahah

http://akuntansi.fkip.uns.ac.id/?p=470

http://forum.detik.com/showthread.php?t=3792&page=4

http://www.pengusahamuslim.com/fatwa-perdagangan/hukum-hukum-

perdagangan/599-jual-beli-salaam.html

http://www.syariahmandiri.co.id/syariah/istilah/ijarah.php

http://id.wikipedia.org/wiki/Wadiah

http://suharjono.wordpress.com/category/opini-gue/page/2/

http://www.pegadaian.co.id/p.syariah.php?uid=

http://ustadzkholid.wordpress.com/2007/09/11/al-rahn-gadai/