10
 TUGAS MATA KULIAH SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA PERBANDINGAN POWER SUPPLY KONVENSIONAL DENGAN POWER SUPPLY SWITCHING Dosen: Bp. Iwan Hermawan. Disusun oleh: Irfan Irawan: 11221718 S1 FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI ISTN CIKINI SEMESTER GANJIL 2011/2012 

Perbandingan Power Supply Konvensional Dgn Power Supply Switching

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA PERBANDINGAN POWER SUPPLY KONVENSIONAL DENGAN POWER SUPPLY SWITCHING Dosen: Bp. Iwan Hermawan.

Disusun oleh: Irfan Irawan: 11221718

S1 FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI ISTN CIKINI SEMESTER GANJIL 2011/2012

POWER SUPPLY

Power Supply adalah bagian pencatu daya bagi rangkaian elektronika. Fungsi utama rangkaian power supply adalah mengubah tegangan AC jala-jala listrik menjadi tegangan DC yang dibutuhkan. Saat ini dikenal dua sistem power supply, yaitu: 1. Sistem konvensional dengan trafo step down 50Hz dan rangkaian penyearah dioda dan elco. 2. Sistem switching yang dikenal dengan SMPS (Switching Mode Power Supply)

Power supply digunakan untuk memberikan daya atau tenaga pada sebuah peralatan. Namun dalam prakteknya, power supply yang ada jenisnya ada beberapa macam , karena penggunaan dan karakteristiknya yang sedikit membedakan dengan power supply konvensional. Salah satu jenis Power supply yang lazim digunakan untuk Televisi atau DVD player, yakni jenis power supply SMPS. Dinamakan Switch Mode Power Supply (SMPS) karena sistem kerjanya menggunakan metode switching (pensaklaran) yaitu menghidup matikan tegangan yang masuk ke dalam trafo dengan peralatan/komponen elektronik dengan frekuensi tertentu. Sedangkan nama AC-matic diambil dari salah satu kelebihan dari SMPS yaitu kemampuan power supply bekerja dengan rentang tegangan masukan yang lebar. Pada beberapa jenis smps, mampu bekerja pada tegangan masukan antara 90 s/d 265V dengan output yang sama dan stabil. Karena kelebihan tersebut, smps menjadi auto-voltage regulator atau wide range input regulated power supply (secara Mudahnya Disebut AC-matic).

2

POWER SUPPLY KONVENSIONAL / NON SWITCHING

Pada power supply konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu diturunkan melalui sebuah transformator step down lalu keluaran trafo disearahkan dengan dioda dan diratakan dengan kapasitor elektrolit (elco). Sering sekali kita mendengar istilah "power supply" pada bidang elektronik. Power supply linier ini masih menonjol untuk kebutuhan daya sedang dan merupakan jenis catu daya konvensional. Prinsip power supply jenis ini masih menerapkan mode pengubahan tegangan ac ke dc menggunakan transformator step-down sebagai komponen utama penurunan tegangan.

Transistor pada power supply linier berfungsi sebagai resistor yang bisa diatur dimana perbedaan tegangan vd Vo antara input dan tegangan keluaran yang diinginkan melewati transistor dan menyebabkan daya hilang pada power supply tersebut.

3

Untuk memberikan range tegangan masukan ac 60 Hz, dibutuhkan penyearah dan filter keluaran vd(t) seperti yang diperlihatkan pada gambar1.2. Untuk meminimalisasi kehilangan daya pada transistor, rasio pada transformator harus dipilih dengan hati-hati seperti Vd,minpada gambar 1.2 lebih besar dibanding Vo tetapi tidak melebihi Vo dengan margin yang lebih besar. Ada dua point penting pada power supply linier, yaitu: (a) Dibutuhkan tranformator dengan frekuensi rendah, kira-kira 60 Hz. (b) Transistor beroperasi pada pada daerah aktifnya. Pada daerah tersebut terjadi kehilangan daya yang signifikan. Oleh karena itu efisiensi dari power supply linier biasanya berkisar pada range 30 60%. Hal yang positif dari power supply ini adalah rangkaiannya sederhana (biayanya lebih kecil), rating daya (