72
DOMAIN 4 DOMAIN 4 AKTIFITAS DAN AKTIFITAS DAN TIDUR TIDUR SITI MARYATI, SKep, Ns. SITI MARYATI, SKep, Ns. M.P.H M.P.H

AKTIFITAS TIDUR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aktifitas tidur

Citation preview

Page 1: AKTIFITAS TIDUR

DOMAIN 4DOMAIN 4AKTIFITAS DAN TIDURAKTIFITAS DAN TIDUR

DOMAIN 4DOMAIN 4AKTIFITAS DAN TIDURAKTIFITAS DAN TIDUR

SITI MARYATI, SKep, Ns. M.P.HSITI MARYATI, SKep, Ns. M.P.H

Page 2: AKTIFITAS TIDUR

KLAS IISTIRAHAT DAN TIDUR

• Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.

• Tidur adalah suatu keadaan yang relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.

Page 3: AKTIFITAS TIDUR

Tanda-tanda tidur1. Aktifitas fisik minimal2. Tingkat kesadaran yg bervariasi3. Perubahan-perubahan proses

fisiologis tubuh4. Penurunan respon terhadap

rangsanagn dari luar

Page 4: AKTIFITAS TIDUR

Perubahan fisiologis

• Penurunan tekanan darah• Penurunan denyut nadi• Dilatasi pembuluh darah perifer• Kadang terjadi peningkatan aktifitasgastro

intestinal• Relaksasi otot rangka

Page 5: AKTIFITAS TIDUR

Fungsi Tidur

• Menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan

Page 6: AKTIFITAS TIDUR

Pembagian tidur

• Non Rapid Eye Movement (NREM) Gerakan mata tidak cepat, memperbaiki tubuh dan mengarah pada pertambahan proses sintetik otak

• Rapid Eye Movement Gerakan mata cepat, pemulihan fungsi setelah banyak melakukan mekanisme tubuh

Page 7: AKTIFITAS TIDUR

Tahapan Tidur

NREM tahap 1 - Tingkat transisi - Merespon cahaya - Berlangsung beberapa menit - Mudah terbangun dengan rangsangan - Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan

metabolisme menurun- Bila terbangun terasa sedang bermimpi

Page 8: AKTIFITAS TIDUR

NREM tahap 2

- Periode suara tidur- Mulai relaksasi otot- Berlangsung 10-20 menit - Fungsi tubuh berlangsung lambat- Dapat dibangunkan dengan mudah

Page 9: AKTIFITAS TIDUR

NREM tahap 3

- Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

- Sulit dibangunkan- Relaksasi otot menyeluruh - Tekanan darah menurun - Berlangsung 15-30 menit

Page 10: AKTIFITAS TIDUR

NREM tahap 4

- Tidur nyenyak - Sulit untuk dibangunkan, butuh

stimulus intensif- Untuk restorasi dan istirahat, tonus

otot menurun

Page 11: AKTIFITAS TIDUR

Tahapan Tidur REM

– Lebih sulit untuk dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

– Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya

– Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi

– Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memory dan adaptasi.

Page 12: AKTIFITAS TIDUR

Karakteristik tidur REM

– Mata : Cepat tertutup dan terbuka– Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar

imobilisasi – Penapasan : Tidak teratur, kadang dengan

apnea– Nadi : Cepat dan ireguler– Tekanan darah : Meningkat atau fluktasi– Sekkresi gaster : Meningkat– Metabolisme : Meningkat, temperatur

tubuh baik– Gelombang otak : EEG aktif– Siklus Tidur : Sulit dibangunkan

Page 13: AKTIFITAS TIDUR

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

• Penyakit• Lingkungan• Motivasi• Kelelahan• Kecemasan• Alkohol• Obat-oabtan

- Dieuretik menyebabkan insomnia- Anti Depresan : supresi REM- Kafein : meningkatkan saraf parasimpatis- Beta Bloker : menimbulkan insomnia- Narkotika : mensupresi REM

Page 14: AKTIFITAS TIDUR

Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :

Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normala)      0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur

gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit

b)      1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.

c)      18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun

d)     3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.

e)      6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.

f)       12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.g)      18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur

REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.

h)      40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.

i)        60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

Page 15: AKTIFITAS TIDUR

Gangguan Tidur

• InsomniaKetidakmampuan memperoleh sacara cukup kualitas dan kuantitas tidur.

• HipersomiaBerlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme

• ParasomiaMerupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

Page 16: AKTIFITAS TIDUR

Gangguan Tidur• Narcolepsy

Suatu keadaan / kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur, misalnya tidur secara mendadak.

• Apnoe tidur dan mendengkurMendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai dengan apnoe maka akan bisa menjadi masalah.

• MengigauHampir semua orang pernah mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM.

Page 17: AKTIFITAS TIDUR

Fisiologi, tahapan dan siklus tidur

• Pusat tidur di medula oblongata, yaitu di daerah RAS (Reticular Activating System) dan BSR (Bulbar Syncronizing Region)

• RAS terdiri dari neuron-neuron di medula oblongata, pons dan midbrain

Page 18: AKTIFITAS TIDUR

Fungsi Pusat Tidur

• Terlibat dalam mempertahankan status jaga

• Mempermudah beberapa tahap tidur• Berhubungan dengan penerimaan

sensori seperti pendengaran, penglihatan, perabaan dan nyeri

Page 19: AKTIFITAS TIDUR

Keadaan tidur

• Tubuh menerima sedikit rangsangan dari kortek serebral

• SSP tetap aktif dalam mengadakan sinkronisasi terhadap neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak

• Terjadi empat sampai enam kali siklus tidur dalam waktu 7-8 jam

Page 20: AKTIFITAS TIDUR

KLAS 2AKTIFITAS DAN LATIHAN

Page 21: AKTIFITAS TIDUR

AKTIFITAS

Sistem tubuh yg berperan dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas:

1. Tulang2. Otot dan tendon3. Ligamen4. Sistem saraf5. Sendi

Page 22: AKTIFITAS TIDUR

KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH, POSISI, AMBULASI DAN MOBILITAS

Mekanika Tubuh adalah: Usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat

Prinsip Mekanika Tubuh:1. Gravitasi, ada 3 faktor yang perlu diperhatikan:

a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yg berada dipertengahan tubuhb. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasic. Dasar dari tumpuan (base of support) dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh

2. Keseimbangan: mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuhan

3. Berat: berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh

Page 23: AKTIFITAS TIDUR

Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh

1. Gerakan (ambulating)2. Menahan (squatting)3. Menarik (pulling)4. Mengangkat (lifting)5. Memutar (pivoting)

Page 24: AKTIFITAS TIDUR

4 (EMPAT) DASAR MENGANGKAT

1. Posisi beratBerat yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan pengangkat

2. Ketinggian obyekobyek yang akan diangkat secara vertikal dg ketinggian 15-20 cm dari pinggang orang yang mengangkat

3. Posisi BadanPosisi pengangkat bokong lurus sehingga kelompok otot multiple bekerja bersama-sama

4. Berat maksimal25-30% dari berat tubuh pengangkat

Page 25: AKTIFITAS TIDUR

Faktor yang mempengaruhi Mekanika Tubuh

1. Status kesehatan2. Nutrisi3. Emosi4. Situasi dan kebiasaan5. Gaya hidup6. Pengetahuan

Page 26: AKTIFITAS TIDUR

Dampak Mekanika Tubuh yang Salah

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal

2. Resiko terjadinya kecelakaan pd sistem muskuloskeletal

Page 27: AKTIFITAS TIDUR

PENGATURAN POSISI

1. Posisi Fowler: posisi setengah duduk atau duduk ( semi fowler 30-45 derajad, fowler 90 derajad), untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan

2. Posisi Sim: posisi miring ke kanan atau ke kiri, untuk memberi obat peranus (supositoria)

3. Posisi Trendelenburg: posisi berbaring kepala lebih rendah dari pada kaki, untuk melancarkan peredaran darah ke otak

4. Posisi Dorsal Recumbent: berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur, untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan

Page 28: AKTIFITAS TIDUR

PENGATURAN POSISI

5. Posisi Litotomi: berbaring terlentang dg mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut, untuk memeriksa genetalia dan memasang alat kontrasepsi

6. Posisi Genu Pectoral: menungging dg kedua kaki ditekuk dan dada menempel pd bagian atas tempat tidur, untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

Page 29: AKTIFITAS TIDUR

PENGATURAN POSISI

5. Posisi Litotomi: berbaring terlentang dg mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut, untuk memeriksa genetalia dan memasang alat kontrasepsi

6. Posisi Genu Pectoral: menungging dg kedua kaki ditekuk dan dada menempel pd bagian atas tempat tidur, untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

Page 30: AKTIFITAS TIDUR

PEMBERIAN POSISI DAN PEMINDAHAN

Hal-hal yang perlu dikaji sebelum melakukan tindakan:

1. Menetapkan bahwa status fisiologis klien tidak memerlukan pembatasan mobilitas

2. Menetapkan bahwa asisten mampu dalam tehnik pemberian posisi dan pemindahan

3. Bila klien memiliki keterbatasan mobilitas, tetapkan bahwa asisten mengetahui tentang keterbatasan dan mengetahui tehnik pemberian posisi dan pemindahan

4. Baca therapi program

Page 31: AKTIFITAS TIDUR

AMBULASI DAN MOBILITAS

• Ambulasi adalah: upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat

• Mobilitas adalah: suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dg tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya

Page 32: AKTIFITAS TIDUR

Jenis Mobilitas

1. Mobilitas Penuh, Yi: kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari

2. Mobilitas Sebagian, Yi: kemampuan seseorang untuk bergerak dg batasan yg jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gg. Syaraf motorik dan sensorik. Ex: cedera, fraktur

Page 33: AKTIFITAS TIDUR

Mobilitas Sebagian

1. Mobilitas Sebagian Temporer: kemampuan individu untuk bergerak dg batasan yg sifatnya sementara, ex: dislokasi sendi dan tulang

2. Mobilitas Sebagian Permanen: kemampuan individu untuk bergerak dg batasan yg sifatnya menetap, ex: hemiplegi/paraplegi karena stroke

Page 34: AKTIFITAS TIDUR

Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

• Gaya hidup• Proses penyakit/injuri• Kebudayaan• Tingkat energi seseorang• Usia dan status perkembangan

Page 35: AKTIFITAS TIDUR

Tindakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas

• Latihan Ambulasi1. Duduk diatas tempat tidur2. Turun dan berdiri3. Membantu berjalan

• Membantu Ambulasi dg memindahkan pasien

Page 36: AKTIFITAS TIDUR

Imobilitas

• Merupakan keadaan dimana seseorang tdk dpt bergerak secara bebas krn kondisi yg mengganggu pergerakan (mis; trauma tulang blk, cedera otak berat)

Page 37: AKTIFITAS TIDUR

Jenis Imobilitas

• 1. Imobilitas fisik > pembatasan pergerakan fisik dngn tujuan mencegah komplikasi

• 2. Imobilitas Intelektual > Keterbatasan daya pikir akibat kerusakan otak

• 3. Imobilitas Emosional > pembatasan emosional krn adanya perubahan dalam menyesuaiakan diri (mis; amputasi)

• 4. Imobilitas Sosial > Individu yg mengalami hambatan interaksi sosial dan mempengeruhi perannya.

Page 38: AKTIFITAS TIDUR

Perubahan sistem tubuh akibat Imobilitas

1. Perubahan metabolismeImobilitas menyebabkan menurunnya ekskresi urin dan peningkatan Nitrogen

2. Ketidakseimbangan Cairan dan elektrolitImobilitas akan menyebabkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga mengganggu kebutuhan cairan tubuh.Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan edema. Imobilitas jg menyebabkan demineralisasi tulang akibat menurunnya aktivitas otot sehingga meningkatkan reabsorbsi kalium.

Page 39: AKTIFITAS TIDUR

Perubahan sistem tubuh akibat Imobilitas

3. Gangguan pengubahan zat giziMenurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tdk lagi menerima glukosa, asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yg cukup untuk melaksanakan metabolisme

4. Ganguan fungsi GastrointestinalImobilitas menurunkan hasil makanan yang dicerna, shg jumlah masukan menurun dan menyebabkan keluhan, mis; perut kembung, mual dan nyeri lambung.

Page 40: AKTIFITAS TIDUR

5. Sistem pernapasanAkibat imobilitas kadar Hb menurun, ekspansi paru menurun, dan lemah otot yang menganggu metabolisme.

6. Sistem KardiovaskulerBerupa ortostatik hipotension krn menurunnya kemampuan syaraf otonom, meningkatnya kerja jantung krn posisi yang horisontal, terjadinya trombus krn stasis vena.

Page 41: AKTIFITAS TIDUR

7. Gangguan MuskulerMenurunnya massa otot dapat menyebabkan turunnya otot secara langsung.

8. Gangguan SkeletalKontraktur dan Osteoporosis karena reabsorbsi tulang semakin besar sehingga menyebabkan jumlah kalsium dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urin makin besar

Page 42: AKTIFITAS TIDUR

9. Sistem IntegumenPenurunan elastisitas kulit, krn penurunan sirkulasi, iskemia dan nekrosis dengan adanya dekubitus.

10. EliminasiPenurunan jumlah urin yg mungkin disebabkan o/ kurangnya asupan dan penurunan curah jantung

11. PerilakuRasa bermusuhan, cemas, bingung, depresi, emosional tinggi, mekanisme koping menurun.

Page 43: AKTIFITAS TIDUR

POSTUR (BODY ALIGNMENT)

Faktor yang mempengaruhi postur tubuh:

1. Status kesehatan2. Nutrisi3. Emosi4. Gaya hidup5. Perilaku dan nilai

Page 44: AKTIFITAS TIDUR

KLAS 3KESEIMBANGAN ENERGI

Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur melalui pembentukan panas. Energi pada manusia dapatdiperoleh dari berbagai asupan zat gizi diantaranya protein, karbihidrat,lemak, maupun bahan makanan yang disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan sebuah aktivitas.Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yangdibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar/basal, dan tingkat aktivitas.

• R umus = Berat Badan Ideal x 10 KKB•  Keterangan KKB = kebutuhan kalori basal

Page 45: AKTIFITAS TIDUR

KELAS 4RESPON

CARDIOVASKULER/PULMONAL

• Respon akut yang terjadi pada kardio vaskuler pulmonal adalah

1. Peningkatan denyut nadi; denyut nadi meningkat pada saat setelah latihan diakibatkan kebutuhnan penyedaiaan darah yang lebih banyak pada waktu latihan

Page 46: AKTIFITAS TIDUR

• 2. Peningkatan stroke volume; stroke volume adalah jumlah darah yang dipompkan oleh jantung dalam satu kali denyutan. Stroke volume ini dipengaruhi oleh jumlah darah yang kembali ke jantung, kekuatan kontraksi otot jantung dan stimulasi dari syaraf simpatic. Pada waktu latihan ketiga faktor tersbut mengalami perubahan sehingga terjadilah peninbgkatan stroke volume

Page 47: AKTIFITAS TIDUR

3. Peningkatan cardiac output. Dengan peningkatan stroke volume dan denyut nadi maka COP juga akan meningkat.

4. Peningkatan VO2 max. Ketika beban kerja meningkat konsumsi oksigen juga akan meningkat pada saat tersebut ambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal.

Page 48: AKTIFITAS TIDUR

Respon Jangka Panjang Perubahannya yang terjadi akibat respon kronik dari latihan Setelah latihan dengan teratur selama 1 – 3 minggu maka akan terjadi perubahan sebagai berikut :1. Peningkatan VO 2 max 2. Penurunan target zone maksimal dan submaksimal 3. Penurunan asam laktat

Page 49: AKTIFITAS TIDUR

Dampak dari respon kronis pada waktu latihan adalah

• Peningkatan ukuran jantung terutama pada ventrikel kiri

• Penurunan denyut nadi istirahat. Denyut nadi istirahat menurun satu kali permenit setelaha 1 – 2 minggu latihan

Page 50: AKTIFITAS TIDUR

Contoh KasusSTUDY KASUS • Seorang wanita berusia 52 tahun dirawat dirumah saki

tdengan keluhan mudah lelah dan nafas terengah-engah terutama saat digunakan untuk beraktifitas. Pasien mengatakan dada terasa sesak dan badan lemas  ketika mencoba berjalan ke kamar mandi. Ia memiliki riwayat sakit jantung sejak 3 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital denyut nadi 92x/menit, TD 150/90 mmHg,  frekwensi nafas  24x/menit,  suhu 36,7o C.

PENGKAJIAN• IDENTITAS PASIEN• Nama                          : Ny.X• Umur                           : 52Tahun• JenisKelamin               : Perempuan• Pendidikan                  : SMA• Pekerjaan                    : Wiraswasta• Agama                         : Islam• Alamat                         : Bantul• Status Pernikahan        : Kawin

Page 51: AKTIFITAS TIDUR

Analisa Data

Data Senjang

DS:-   Klien mengeluh nafas terengah-engah dan lelah

terutama saat digunakan untuk beraktifitas.-  Pasien mengatakan dada terasa sesak dan

badan lemas ketika mencoba berjalan ke kamar mandi.

DO: -  TD : 150/90  mmHg-  R   : 24x/menit-  Riwayat penyakit : klien memiliki sakit jantung

sejak 3 tahun yang lalu

Page 52: AKTIFITAS TIDUR

1.     DIAGNOSIS KEPERAWATAN (NANDA)

• Intoleran aktifitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang di tandai dengan mudah lelah dan nafas terengah-engah,  dada  terasa sesak, dan badan terasa lemas. Respon TD  abnormal terhadap aktifitas TD 150/90 mmHg,  R 24x/menit, dan dyspnea setelah beraktifitas.

Page 53: AKTIFITAS TIDUR

RENCANA KEPERAWATAN

2.     TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari,

kelelahan pasien terpenuhi dengan kriteria hasil:• 1.       Kemudahan bernafas saat  beraktifitas• 2.       Klien mampu memenuhi oksigen  dan aktifitas• 3.       Klien mampu menjalankan aktifitas dalam

kehidupan sehari- hari• 4.       Klien mampu menurunkan  TD  secara  normal.

TD 110/80 – 120/90 mmHg• 5.       Klien mampu mengatur kecepatan pernafasan

saat  aktifitas.• 6.       EKG dalam batas  normal

Page 54: AKTIFITAS TIDUR

INTERVENSI ( NIC)

1.       Pantau frekwensi tanda  vital.2.       Evaluasi nyeri dada (intensiti,  lokasi,  radiasi, durasi,

mempercepat dan mengurangi faktor).3.       Pantau system kardiovaskuler.4.       Pantau hasil laboratorium  yang cocok.5.       Pantau kemampuan aktifitas pasien.6.       Pantau status pernafasan untuk gejala gagal jantung.7.       Pantau dyspnea, kelelahan, tachypnea  dan orthopnea.8.       Atur olahraga dan istirahat untuk menghindari kelelahan.9.       Catat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung10.   Akui adanya perubahan tekanan darah.11.   Anjurkan pasien tentang pentingnya segera melapor setiap

kelelahan  dada.

Page 55: AKTIFITAS TIDUR

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASITanggal 06-06-2012 pukul 09.45 WIB-  Memantau frekwensi tanda vital.-  Mengevaluasi nyeri dada (intensiti,

lokasi, radiasi durasi, mempercepat dan mengurangi factor).

-  Mencatat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung.

-  Mengatur olahraga dan istirahat untuk menghindari  kelelahan.

Page 56: AKTIFITAS TIDUR

EVALUASI

S: Klien mengatakan masih merasa lelah dan nafas kadang-kadang  terengah-egah                                             saat digunakan untuk beraktifitas, dada masih terasa sesak dan badan masih lemas.

O:  - klien  tampak  masih lelah-  R : 20 x/menit

A:  Tujuan teratasi sebagian: - R : 20 x/menit, TD 130/80P : -  Untuk perawat:

- Mengecek tanda-tanda vital- Memberikan therapi-  Untuk klien:- Meminum  obat secara teratur.- Mengatur olahraga dan aktifitas untuk mengindari kelelahan.

Page 57: AKTIFITAS TIDUR

KELAS 5PERAWATAN DIRI

Page 58: AKTIFITAS TIDUR

KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENEJenis Perawatan Diri berdasarkan Waktu Pelaksanaan 1. Perawatan dini hari: pengambilan bahan pemeriksaan urine/feses, mencuci muka,

tangan, menjaga kebersihan mulut2. Perawatan pagi hari: pemenuhan kebutuhan eliminasi, mandi, cuci rambut, perawatan

kulit, pijatan pd punggung, membersihkan kuku/mulut/rambut, merapikan tempat tidur3. Perawatan siang hari: mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan TT,

memelihara kebersihan lingkungan 4. Perawatan menjelang tidur: pemenuhan keutuhan eliminasi, mencuci tangan/muka,

membersihkan mulut, memijat punggung

Page 59: AKTIFITAS TIDUR

Jenis Perawatan diri berdasarkan Tempat

• Perawatan diri pd kulit: merawat kulit, memandikan pasien di TT,

• Perawatan diri pd kuku dan kaki• Perawatan diri pd rambut• Perawatan diri pd mulut dan gigi• Perawatan diri pd kelamin/genetalia

Page 60: AKTIFITAS TIDUR

KEBUTUHAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASIEN

• Menyiapkan tempat tidur

Kebutuhan kebersihan personal hygiene- mandi- oral hygiene- mencuci rambut- perawatan kuku

Page 61: AKTIFITAS TIDUR

THERAPI OKSIGENDEFINISI• Pemberian terapi oxygen adalah

suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus

Page 62: AKTIFITAS TIDUR

TUJUAN1. Memenuhi kekurangan oksigen2. Membantu kelancaran metabolism3. Sebagai tindakan pengobatan4. Mencegah hipoksia5. Mengurangi beban kerja alat nafas

dan jantung

Page 63: AKTIFITAS TIDUR

INDIKASITerapi ini dilakukan pada penderita :1. Dengan anoksia atau hipoksia2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan3. Selama dan sesudah dilakukan narcose

umum4. Mendapat trauma paru5. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock,

dispneu, cyanosis, apneu6. Dalam keadaan coma

Page 64: AKTIFITAS TIDUR

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Tabung oksigen2. Flowmeter oksigen3. Humidifier4. Nasal kanul 5. Plester 2 buah 6. 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 %7. Cotton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak

instrumen 8. Tanda peringatan (dilarang merokok, menyalakan api

karena oksigen sedang digunakan)9. Aqua bidest10. Senter  pen light11. Jam dengan hitungan detik12. Alat tulis untuk mencatat

Page 65: AKTIFITAS TIDUR

MACAM-MACAM ALAT DALAM PEMBERIAN O2

Nasal kanul• Indikasi :• a. Flow rate: 1-6 L/menit-     • b. Konsentrasi  O2 : 20-45%

Keuntungan :-     • a. Pasien dapat makan dan bicara

tanpa melepas canula-     • b. Nyaman untuk semua usia • Kerugian : -     • a. Mudah terlepas / salah posisi-     • b. Harus punya lubang hidung yang

paten-      c. Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

Page 66: AKTIFITAS TIDUR

Simple face mask

Indikasi :

• Flow rate: 5-8 L/menit

• Konsentrasi  O2 : 40-60%

Keuntungan:

• Efektif untuk pernafasan via mulut atau yang mengalami sumbatan hidung

Kerugian :• Penggunaan flow rate sedikitnya

5L/menit mencegah rebreatheing CO2

Page 67: AKTIFITAS TIDUR

Partial rebreather mask

» Indikasi :-      » a. Flow rate: 8-12 L/menit-      » b. Konsentrasi  O2 : 50-80%» Keuntungan :  » Mengirimkan O2 dalam

konsentrasi tinggi» Kerugian :    » Kantong harus tidak melintir /

melipat, dan hindari obstruksi oksigen

Page 68: AKTIFITAS TIDUR

Nonrebreather mask

» Indikasi :-          » - Flow rate: 10-15 L/menit-          -

Konsentrasi  O2 : 60-80%» Keuntungan :-          » - Mengirimkan konsentrasi oksigen

yang paling  tinggi» Kerugian : » - Mati lemas jika aliran oksigen

terobstruksi dan masker rapat menempel, kecuali jika masker dilengkapi dengan suatu  mekanisme katup spring  (spring valve) yang dapat  membuka manakala pasien inspirasi.

Page 69: AKTIFITAS TIDUR

Flowmeter

Tabung OksigenHumidifier 

Page 70: AKTIFITAS TIDUR

TEMPAT – TEMPAT PEMBERIAN OKSIGEN

Proses oksigenasi dapat dilakukan melalui :

• Hidung• Faring• Laring• Epiglottis

Page 71: AKTIFITAS TIDUR

CARA KERJA1. Persiapan: Sambungkan flowmeter dengan oksigen, isi himudifier dengan aqua bidest

sampai batas yang telah ditentukan kemudian sambungkan ke flowmeter.2. Berikan salam, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien.3. Jelaskan tujuan dari tindakan, untuk menghindari adanya misscomunication dengan

pasien.4. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan.5. Dekatkan alat-alat yang disiapkan, untuk mempermudah proses.6. Petugas mencuci tangan, untuk menjaga kebersihan.7. Kaji pernafasan pasien (hitung RR 1 menit penuh), untuk memastikan bahwa pasien

benar-benar membutuhkan oksigenasi8. Gunakan sarung tangan, untuk menghindari terjadinya iritasi.9. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter (bila kotor

mintakan pasien untuk membersihkan, bila pasien tidak sadar bersihkan lubang hidung dengan lidi waten yang telah dilembabkan dengan cairan Nacl 0,9%), untuk mempermudah proses

10. Sambungkan kanul dengan alat pelembap/humidier11. Kemudian putar flowmeter sesuai dengan program terapi (missal : untuk kanul/kateter

24-44 % / 1-6 liter/menit, sedangkan unutk masker 40% = 5 liter/menit)12. Masukkan ujung kanul ke dalam waskom yang berisi air untuk memastikan apakah

oksigen telah mengalir dengan baik (tanda oksigen mengalir dengan baik adalah terdapatnya gelembung-gelembung udara dalam air)

13. Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati-hati dan tidak menimbulkan rasa sakit serta posisi kanul dengan tepat, guna memberi rasa nyaman pada pasien saat diberi oksigenasi

14. Beri fiksasi/plester pada kanul dan untuk direkatkan pada samping hidung/pipi klien15. Rapikan klien, agar pasien lebih nyaman dengan tempat tidurnya16. Gantung tanda peringatan pada botol tabung, untuk menghindari ada pihak keluarga

yang masih awan memainkan botol tabung17. Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai, agar pasien bisa istirahat kembali18. Mencuci tangan, untuk menghindari menempelnya kuman-kuman atau virus dari

pasien atau lingkungan19. Catat semua kegiatan yang telah dilakukan, serta respon klien, untuk pendataan dan

evaluasi tindakan selanjutnya.

Page 72: AKTIFITAS TIDUR

HAL YANG PERLU DIPERHATIKANHal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah

pemberian oksigen2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api,

yang dapat menimbulkan kebakaran3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai

batas yang ada pada botol4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan

kering bila tidak dipakai5. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan

disimpan kering6. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita

penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.

7. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan

8. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah melakukan pengkajian