Click here to load reader
Upload
anugrah-oktavianus
View
66
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Terhadap Depresi
Citation preview
Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Terhadap Depresi
Pada Pasien Diabetes Melitus
Aji Prayoga Marthan09.92.0048
PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGIPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG
2012
LATAR BELAKANG MASALAH
DEFINISI
Apa yang akan terjadi?
PERUBAHAN
Penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa di dalam darah.
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi yang paling banyak. Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang meninggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.
banyak PERUBAHAN yang terjadi dalam hidup penderita seperti:
pengaturan pola makan, olahraga, kontrol gula darah dll yang harus terus dilakukan sepanjang hidupnya.
membuat penderita Diabetes Melitus menunjukkan beberapa reaksi psikologis yang negatif diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat dan depresi.
jika penderita Diabetes Melitus telah mengalami komplikasi maka akan menambah depresi pada penderita karena dengan adanya komplikasi akan membuat penderita mengeluarkan lebih banyak biaya, pandangan negatif tentang masa depan, dan lain-lain.
D E P R E S I
DEFINISI Yosep, 2009 :
salah satu bentuk gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan tidak berharga, merasa kosong, putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat pada aktivitas dalam
lingkungan sampai ada ide bunuh diri
SELIGNMAN
Learned Helplessness
(1975) depresi terjadi bila seorang individu mengalami suatu peristiwa yang tidak dapat
dikendalikannya, kemudian merasa tidak mampu pula menguasai masa depan.
individu menjadi cemas dan depresi ketika membuat pemaknaan bahwa mereka tidak
memiliki kontrol atas stres dalam kehidupannya
(1991) dengan mengubah cara berpikir yang negatif menjadi positif maka individu yang semula depresi akan berkurang simtom-
simtom depresinya.
bentuk-bentuk distorsi kognitif menurut Burn (1988) dan Beck dkk., (1985)
• Pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali” (Dichotomous thinking)
• Generalisasi yang berlebihan (Over generalization)• Filter mental (Selective abstraction)• Mendiskualifikasikan hal-hal yang positif• Loncatan ke kesimpulan• Pembesaran (Magnification) atau pengecilan
(Minimation)• Penalaran emosional• Pernyataan “harus” • Memberi cap dan salah memberi cap• Personalisasi
DISTORSI KOGNITIF
PELATIHAN BERPIKIR POSITIF
Berpikir positif adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain dan situasi yang dihadapi.
Pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan terapi kognitif (Burns, 1988).
Ada hubungan yang kuat antara emosi, pikiran dan perilaku.
Emosi yang terbentuk oleh suatu peristiwa disebabkan oleh penilaian atau pemikiran terhadap peristiwa, dan sebelum seseorang bertindak terhadap suatu peristiwa apapun, maka individu tersebut harus memprosesnya dengan pikiran serta memberikan artinya.
Jika pemahaman mengenai apa yang sedang terjadi adalah benar dan tidak terdistorsi, maka emosi yang dihasilkan tentu tidak akan merugikan.
Susetyo (2001) membagi materi berpikir positif menjadi 6 aspek
• Pengenalan potensi diri
• Hubungan pikiran, emosi dan perilaku
• Mengenal distorsi kognitif
• Ini tanggung jawabku
• Melawan pikiran negatif
• Membentuk penilaian positif dan bertindak
MATERI BERPIKIR POSITIF
LANDASAN TEORIPeristiwa yang positif, netral,
negatif
Dialog Internal:Menafsirkan peristiwa yang terjadi dengan
pemikiran
Perilaku:Sebagai akibat dari pikiran dan emosi
Mood: Perasaan yang diciptakan oleh pikiran dan oleh peristiwanya
David D.Burns.,
1988. Terapi
Kognitif
Bagan Proses Penurunan Depresi melalui Pelatihan Berpikir Positif
LANDASAN TEORI
Pemikiran dikotomiOver generalization
Filter mentalDiskualifiksi positif
Loncatan ke kesimpulan
Pembesaran dan pengecilan
Penalaran emosionalPernyataan harus
LabelingPersonalisasi
Pasien DM dengan NEGATIVE THINKING(Pemikiran Terdistorsi)
PENURUNAN
DEPRESI
PELATIHAN BERPIKIR POSITIF
1) Pengenalan potensi diri
2) Hubungan pikiran, emosi dan perilaku
3) Mengenal distorsi kognitif
4) Ini tanggung jawabku
5) Melawan pikiran yang negatif
6) Membentuk pemikiran yang positif dan bertindak
Pemberian Treatment
pelatihan
Setelah Menjalani
Treatment pelatihan
HIPOTESIS
Ada perbedaan tingkat depresi penderita diabetes mellitus pada pengukuran baseline
dan posttreatment. Depresi pada posttreatment lebih rendah dari pada depresi
pada baseline.
Experiment Single Case Design
METODE
2 orang dengan kriteria dewasa awal (18-40 tahun) yang menunjukan simptom depresi sesuai dengan kriteria PPDGJ-III.
Kemudian skor pretes BDI berada pada tingkat depresi sedang, dengan rentang skor 16 sampai 23. Hal ini diambil dengan pertimbangan bahwa pemberian materi-materi pelatihan masih dimungkinkan untuk secara efektif diberikan pada tingkat ini karena masih terciptanya komunikasi secara interpersonal dengan fasilitator dibandingkan pada individu yang berada pada tingkat depresi tinggi. Disamping itu, dapat juga diketahui kenaikan dan penurunan tingkat depresi secara lebih jelas.
Metopen
Subjek Penelitian
Metode Pengumpulan Data
SKALA
Wawancara dan
Observasi
Beck Depression Inventory (BDI)
BDI diklasifikasikan sebagai alat pengungkap depresi yang bersifat self report. Beck menyusun menjadi 21 kategori.
Masing-masing kategori ini menggambarkan manifest depresi dan terdiri dari 4 pernyataan. Pernyataan ini disusun berjenjang, merefleksikan beratnya simtom dari netral sampai terberat dengan nilai 0 – 3. Dari jawaban yang dipilih subjek, akan diperoleh total nilai yang kemudian dikategorikan tingkat depresinya.
Semakin tinggi skor subjek, maka semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh subjek.
Nilai Total Tingkat Depresi
0 – 9 Normal
10 - 15 Ringan
16 - 23 Sedang
24 - 63 Parah
Metode Pengumpulan Data
SKALA
Wawancara dan
Observasi
Zung The Self-rating Depression Scale (SDS)
SDS terdiri dari 20 item pertanyaan yang akan diisi sendiri oleh subjek penelitian, dan dari 20 item pertanyaan tersebut dapat digolongkan menjadi 4 karakteristik umum dari depresi yaitu: pervasive effect, berkenaan dengan fisiologis, gangguan-gangguan lainnya, dan aktivitas psikomotor.
Terdapat 10 pertanyaan yang bersifat positif dan 10 pertanyaan yang bersifat negatif. Setiap pertanyaan memiliki nilai skala 1-4 dan hasil perhitungannya dapat dimasukkan dalam 4 golongan:
Nilai Total Tingkat Depresi
20 – 40 Normal
50 - 59 Ringan
60 - 69 Sedang
70 - lebih Parah
Pelatihan ini melibatkan: • satu orang trainer yaitu peneliti sendiri• seorang co-trainer yang berlatar belakang
magister psikologi, menguasai metode penelitian dan psikodiagnostik dan bertugas sebagai pembantu trainer dalam memperlancar jalannya pelatihan
• serta satu orang observer yang bertugas mengamati dan mencatat hal-hal yang terungkap dalam penelitian.
Prosedur dan Rancangan Penelitian
Baseline I :mengukur keparahan simtom depresi yang muncul dikondisi awal sebelum pelaksanaan intervensi. Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan subjek skala depresi Beck (BDI) selama 3 hari.
TreatmentPelaksanaan pelatihan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dan setiap pertemuan berdurasi 3 jam.
PERTEMUAN IIce breaking; Pengenalan potensi diri
PERTEMUAN IIHubungan pikiran, emosi dan perilaku
PERTEMUAN IIIMengenal distorsi kognitif; Melawan pemikiran yang negatif
PERTEMUAN IVIni tanggung jawabku; Membentuk penilaian positif dan bertindak
Setelah semua materi diberikan, maka pada sesi akhir subjek diminta untuk memikirkan dan menuliskan apa yang akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan ini, kemudian pertemuan ditutup dengan penyampaian ucapan terima kasih peneliti kepada subjek yang telah bersedia mengikuti pelatihan hingga hari terakhir.
Baseline II Baseline II dilakukan untuk mengukur tingkat perkembangan simtom depresi setelah intervensi selesai dan dihentikan. Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan skala depresi (BDI) pada subjek.
Follow upFollow up dilakukan setelah 1 bulan setelah baseline II. Pengukuran dilakukan selama 3 hari menggunakan skala BDI
Analisis DataAnalisa kuantitatif : analisa U Mann-Whitney untuk melihat beda hasil yang diperoleh pada pengukuran saat baseline 1, proses intervensi, baseline 2 dan follow up.Analisa kualitatif merupakan analisa deskriptif yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mengenai hasil pelaksanaan penelitian dan pembahasan analisa dari hasil penelitian yang dilakukan.