168
ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI DALAM PENYELENGGARAAN EVENT KESENIAN DI TAMAN ISMAIL MARZUKI JAKARTA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Oleh : Dhia Phrahara Sennayaksha 201218142 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA JURUSAN KEPARIWISATAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA

REGULASI DALAM PENYELENGGARAAN EVENT

KESENIAN DI TAMAN ISMAIL MARZUKI JAKARTA

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Diploma IV

Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Oleh :

Dhia Phrahara Sennayaksha

201218142

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

2019

Page 2: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …
Page 3: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …
Page 4: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

i

ABSTRAK

Sebuah kawasan Industri Kreatif khususnya dalam penyelenggaraan event

kesenian, memiliki sebuah standar penyelenggaraan event kesenian yang terbagi atas

tiga aspek; fasilitas, layanan serta regulasi. Dalam hal ini, standar penyelenggaraan

event kesenian tersebut, apakah berjalan dengan baik atau justru terdapat

kesinambungan yang membedakan dengan kawasan penyelenggaraan event kesenian

lainnya.

Kepopuleran sebuah kawasan penyelenggaraan event kesenian sangat

dipengaruhi dari sisi fasilitas dan layanan yang dimiliki, bila disandingkan dengan

venue dan galeri-galeri lainnya. Begitu pula dengan adanya penolakan-penolakan

terhadap penyelenggaraan event kesenian di kawasan tersebut. Hal ini berkaca pada

sisi regulasi yang dikeluarkan oleh asosiasi Dewan Kesenian Jakarta. Hal tersebut

yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskiptif dengan

pendekatan kualitatif dimana penulis hendak mendalami suatu kasus mengenai

standar yang berisi regulasi, fasilitas dan layanan dengan mengumpulkan beraneka

ragam sumber informasi, misalnya lewat observasi lapangan dan dokumen-dokumen

tertulis. Penulis juga membandingkan antara standar di Taman Ismail Marzuki

dengan standar di Galeri Nasional dan standar di Ciputra Artpreneur.

Sehingga hasil dari penelitian nantinya adalah merekomendasikan berupa

revisi standar dari sisi fasilitas dan layanan yang diberlakukan kedepannya.

Sedangkan melalui standar dari sisi regulasi, penulis ingin merekomendasikan revisi

standar yang diberlakukan terhadap penyelenggaraan event-event kedepannya.

Kata kunci: kawasan industri kreatif, penyelenggaraan event kesenian, standar,

fasilitas, layanan, regulasi, revisi

Page 5: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

ii

ABSTRACT

A Creative Industry area, especially in organizing arts events, has a standard

for organizing art events divided into three aspects; facilities, services and

regulations. In this case, the standard of organizing the art event, whether it runs

well or precisely there is continuity that distinguishes it from the area of the

implementation of other art events.

The popularity of an area in organizing art events is strongly influenced by

the facilities and services that are owned, when juxtaposed with other venues and

galleries. Likewise with the rejection of the implementation of art events in the

region. This is reflected in the regulations issued by the Dewan Kesenian Jakarta

association. This is the problem faced by Taman Ismail Marzuki Jakarta.

This study uses descriptive research methodology with a qualitative approach

where the author wants to explore a case regarding a standard that contains

regulations, facilities and services by gathering a variety of sources of information,

for example through field observations and written documents. The author also

compares the standards in Taman Ismail Marzuki to the standards in the National

Gallery and the standards at Ciputra Artpreneur.

So the results of the research will be recommended in the form of a standard

revision in terms of facilities and services that will be applied in the future. While

through regulatory standards, the author would like to recommend revisions to the

standards that apply to the implementation of future events.

Keywords: creative industry area, organizing arts events, standard, facilities,

services, regulations, revision

Page 6: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

iii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

tuntunan dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Proyek Akhir dengan judul

“Adaptasi Standar Fasilitas, Layanan serta Regulasi dalam Penyelenggaraan

Event Kesenian di Taman Ismail Marzuki Jakarta”. Proyek Akhir ini disusun

sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma VI Manajemen Bisnis

Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian proyek akhir ini banyak

pihak yang telah berperan serta memberikan dukungan, baik secara moril maupun

materil, sehingga pada akhirnya proyek akhir ini dapat terselesaikan dengan sebaik

mungkin. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung;

2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S. Sos., M.Sc. selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung;

3. Bapak Valentino Sumardi, MM. Par. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Bisnis Pariwisata dan Dosen Pembimbing pertama;

4. Bapak Rachmat Syam, MM. Par. selaku Dosen Pembimbing kedua;

5. Seluruh dosen dan staff Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata;

6. Ibu Citra Smara Dewi, selaku kurator di Galeri Nasional dan dosen Fakultas Seni

Rupa IKJ;

7. Bapak Irawan, selaku Ketua Dewan Kesenian Jakarta;

Page 7: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

iv

8. Almarhumah Ibu Dewi Sartika selaku Kepala Bagian Pemasaran, semoga

almarhumah diterima disisi Allah SWT dan terima kasih banyak Ibu Dewi;

9. Bapak Ferrow, selaku Kepala Sub-Bagian Administrasi dan juga pihak Unit

Pengelola Pusat Kesenian Jakarta lainnya, Dewan Kesenian Jakarta dan

karyawan Taman Ismail Marzuki Jakarta;

10. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak D. P. Amiloehoeng dan Ibu Liza Fauziah,

yang tidak henti-hentinya memanjatkan do’a, memberikan semangat dan

dukungan yang tulus;

11. Keluarga tercinta khususnya untuk kedua adik saya tersayang Dyah Pralampita

Cintantya dan Dhia Prajadhipa Wisesajna, lalu Aunty Ita, Aunty Ria, Bunda

Anda, Pakde Yoedha dan Om Ronnie yang telah memberikan dukungan baik

moril maupun materil;

12. Teman-teman yang telah memberikan dukungan pada penyusunan proyek akhir

ini khususnya angkatan 2012; serta

13. Semua pihak yang turut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, dalam

penyusunan proyek akhir ini.

Penulis menyadari bahwa proyek akhir ini memiliki kekurangan. Segala

masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan untuk proyek akhir ini akan penulis

terima dengan senang hati.

Bandung, November 2019

Penulis

Page 8: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

1. Tujuan Formal ....................................................................................... 8

2. Tujuan Operasional ................................................................................ 9

D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian........................................................................................... 10

F. Sistematika Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 12

Page 9: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

vi

A. Kajian Teori .................................................................................................... 12

1. Penyelenggaraan Event Kesenian ......................................................... 12

2. Standar Penyelenggaraan Event Kesenian ............................................ 13

a. Definisi Standar dan Standardisasi Penyelenggaraan Event

Kesenian ........................................................................................ 13

b. Tujuan Standardisasi Penyelenggaraan Event Kesenian .................. 15

c. Jenis dan Karakteristik Standar Penyelenggaraan Event Kesenian .. 16

d. Proses dan Prosedur Penilaian Standar Penyelenggaraan Event

Kesenian ........................................................................................ 20

e. Kriteria dalam Venue MICE Mandiri pada Peraturan Menteri

Pariwisata Nomor 2 Tahun 2017 dan Destinasi MICE pada

Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017 ....................... 21

3. Adaptasi Standar Penyelenggaraan Event Kesenian.............................. 24

a. Definisi Adaptasi ........................................................................... 24

b. Bentuk Adaptasi Standar untuk Penyelenggaraan Event Kesenian .. 25

B. Kerangka Rekomendasi ................................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 28

A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 28

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ..................................................................... 28

C. Teknik dan Alat Kumpul Data ......................................................................... 29

1. Wawancara yang mendalam (indepth) .................................................. 29

2. Pengamatan (observation) .................................................................... 29

Page 10: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

3. Dokumentasi ........................................................................................ 30

D. Analisis Data ................................................................................................... 30

1. Data reduction (reduksi data)............................................................... 31

2. Data display (penyajian data)............................................................... 31

3. Conclusion drawing/verification .......................................................... 31

E. Pengujian Keabsahan Data .............................................................................. 32

1. Uji Kredibilitas Data ............................................................................ 32

2. Uji Depenabilitas Data ......................................................................... 33

F. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 35

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 35

1. Regulasi .................................................................................................... 35

a. Peraturan Penyelenggaraan .................................................................. 35

b. Registrasi ............................................................................................. 46

c. Perijinan .............................................................................................. 50

2. Fasilitas ..................................................................................................... 51

a. Fasilitas Pengunjung Disabilitas ........................................................... 51

b. Kondisi Venue ..................................................................................... 54

c. Lokasi .................................................................................................. 65

3. Layanan ..................................................................................................... 68

a. Layanan Medikal ................................................................................. 68

b. Kenyamanan dan Keamanan ................................................................ 70

Page 11: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

c. Kesesuaian Kuratorial dengan Persyaratan Teknis ............................... 77

B. Pembahasan .................................................................................................... 78

1. Regulasi .................................................................................................... 78

a. Peraturan Penyelenggaraan .................................................................. 78

b. Registrasi ............................................................................................. 78

c. Perijinan .............................................................................................. 79

2. Fasilitas ..................................................................................................... 79

a. Fasilitas Pengunjung Disabilitas ........................................................... 79

b. Kondisi Venue ..................................................................................... 80

3. Layanan ..................................................................................................... 81

a. Layanan Medikal ................................................................................. 81

b. Kenyamanan dan Keamanan ................................................................ 81

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................. 83

A. Simpulan ......................................................................................................... 83

B. Rekomendasi ................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 89

LAMPIRAN ............................................................................................................... 91

Page 12: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017 ......................................... 23

2. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 34

3. Perbandingan luas dan kapasitas venue di Taman Ismail Marzuki dengan

Galeri Nasional dan Ciputra Artpreneur ........................................................... 65

Page 13: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Rekomendasi ................................................................................... 27

2. Proses Analisis Data ........................................................................................ 32

3. Area Plaza untuk Keadaan Darurat .................................................................. 35

4. Undang Undang No. 35 Tahun 2009................................................................ 37

5. Mobil Pemadam Kebakaran............................................................................. 41

6. Penyelenggaraan Event di Galeri Ciputra Artpreneur ....................................... 43

7. Papan Petunjuk ke Lokasi Venue ..................................................................... 49

8. Ijin Keramaian dari Kepolisian ........................................................................ 51

9. Ijin Keramaian dari Kepolisian ........................................................................ 51

10. Ijin Keramaian dari Kepolisian ........................................................................ 51

11. Keadaan Galeri Cipta III.................................................................................. 52

12. Festival Internasional Kuliner dan Budaya Betawi ........................................... 56

13. Tempat Penyimpanan Lukisan di Galeri Nasional............................................ 57

14. Loading Dock dibelakang Teater Jakarta ......................................................... 58

15. Pelataran Area Plaza ........................................................................................ 60

16. Mobil Toilet Portabel ...................................................................................... 63

17. Lokasi Kegiatan Kesenian di Teater Besar ....................................................... 63

18. Alat Pemadam Kebakaran (Hydrant) .............................................................. 74

19. Peta Kawasan Taman Ismail Marzuki .............................................................. 75

Page 14: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Fokus Penelitian .............................................................................................. 91

2. Pedoman Wawancara ...................................................................................... 96

3. Kebutuhan Data Sekunder ............................................................................... 99

4. Surat Selesainya Penelitian dari Lokus .......................................................... 100

5. Prosedur Pemanfaatan/Pemakaian Tempat di TIM ......................................... 101

Page 15: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

DKI Jakarta sebagai daerah khusus Ibukota Republik Indonesia, memiliki

beberapa kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan secara bisnis kepariwisataan

melalui penyelenggaraan event atau pameran Industri Kreatif. Salah satu yang dapat

dijadikan venue unggulan adalah Kawasan Taman Ismail Marzuki yang terletak di

pusat kota, dan memiliki lokasi yang strategis. Sebagai sebuah kawasan, kompleks

Taman Ismail Marzuki dikelola secara khusus oleh Badan Layanan Umum Daerah,

yang berlokasi dijalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Aktivitas di kawasan ini dapat

dikatakan menjangkau dari hulu ke hilir, terutama jika dikaitkan dengan kawasan

Industri Kreatif. Secara kelembagaan, dibawah koordinasi UPT Pemda, terdapat

Akademi Kesenian Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Pusat Kesenian Jakarta, serta

Institut Kesenian Jakarta. Gedung pertunjukan, venue serta beberapa tempat yang

disewakan, seperti XXI dan kawasan kuliner.

Industri Kreatif sendiri terbagi atas 14 sub-sektor, namun hanya satu yang

diketahui melalui kebijakan Pemda DKI Jakarta, yaitu Kesenian, yang mencakup

musik, sastra, seni rupa, tari, teater, film/TV (Sumber: Peraturan Gubernur DKI

Jakarta, 2014). Hal ini juga didasari data event yang berlangsung pada Januari 2018,

terdapat sepuluh event yang tujuh diantaranya sudah terselenggarakan (Sumber:

Website resmi Taman Ismail Marzuki, http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/event,

2018). Menurut Rolfe dan South East Arts dalam Bowdin dkk (2003), didalam event

Page 16: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

2

budaya terdapat tujuh kategori, dalam hal ini penulis mengkategorikan penelitian ini

kedalam Art-form festival (Sumber: Any Noor, 2013:23). Dari sekian banyak

penyelenggaraan event kesenian di Taman Ismail Marzuki, seperti “Matinya Sang

Maestro”; “Cosplay & Photography”; “Pameran Kartun Akhir Tahun”; serta “Belok

Kiri Fest”.

Penyelenggaraan event tersebut tidak lepas dari regulasi dan dukungan

asosiasi. Asosiasi/kelembagaan terkait dalam penyelenggaraan event di kawasan

Taman Ismail Marzuki adalah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Dalam visi DKJ, yaitu

menjadikan kesenian sebagai unsur budaya yang bermartabat dan terhormat untuk

meningkatkan derajat hidup warga kota. Sementara tujuan dibentuknya DKJ, salah

satunya adalah memelihara, mengembangkan dan membangun reputasi Jakarta

sebagai kota budaya yang bertaraf nasional dan internasional.

Pada awal tahun 2016, terdapat festival kesenian yang bertajuk “Belok Kiri

Fest” tepatnya pada tanggal 27 Februari - 5 Maret 2016. Namun terdapat penolakan

dari beberapa pihak, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) mengenai festival

yang berbau paham komunisme ini (Sumber: https://beritagar.id/artikel/berita/belok-

kirifest-dari-penolakan-hingga-sejarah-alternatif, 2016). Ketua Penyelenggara Belok

Kiri Fest pada tahun 2016 menyatakan bahwa festival ini untuk mewadahi teman-

teman yang kritis untuk membongkar, menyoal pada propaganda orde baru. Dan

bukan untuk membuka luka lama, ada banyak warisan otoriter yang bisa disaksikan

sekarang, dampaknya kekerasan budaya, yang seharusnya di selesai kan. (Sumber:

htttp://lifestyle.liputan6.com/read/2445314/belok-kiri-fest-meluruskan-sejarah-lewat-

seni, 2016)

Page 17: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

3

Pada wawancara penulis dengan salah seorang staf Unit Pengelola Pusat

Kesenian Jakarta (sebelumnya di Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta) yang saat

ini masih aktif didayakan, menjelaskan pemasalahan yang terjadi tersebut. Dari yang

penulis kutip, yaitu mengenai perizinan dari kepolisian oleh pihak penyelenggara.

Diketahui Pusat Kesenian Jakarta meminta pihak penyelenggara mendapatkan izin

dahulu dari kepolisian. Mulai dari Kepolisian Sektor Menteng, lalu ke Kepolisian

Resor Jakarta Pusat, setelah itu diminta kepengurusan sampai Polda Metro Jaya. Di

Polda inilah baru terkuak kenapa acara tersebut dilarang. Dikarenakan Polda Metro

Jaya kepada panitia memberitahukan beberapa surat dari organisasi masyarakat yang

menolak festival tersebut. Akhirnya pengelola TIM mengeluarkan surat resmi yang

tidak memberikan izin kepada Belok Kiri Fest. Penjelasan sebelumnya penulis

klasifikasikan kedalam standar dari sisi regulasi. (Sumber: Hasil Wawancara dengan

Staf PKJ, 2017)

Berdasarkan pada artikel berita, dijelaskan bahwa komite penyelenggara

Belok Kiri Fest telah mengantongi izin dari PKJ dan Polsek Menteng.

Bahkan banner acara sempat dipasang pihak PKJ, di TIM, Senin 22 Februari 2016.

Sehari berikutnya, Selasa 23 Februari 2016, banner diturunkan kembali oleh PKJ,

komite penyelenggara pun diminta mengurus izin kembali ke kepolisian. (Sumber:

https://beritagar.id/artikel/berita/belok-kirifest-dari-penolakan-hingga-sejarah-

alternatif, 2016)

Berkaitan dengan fasilitas pada venue yang disewakan terbagi atas 6 teater, 2

plaza dan 2 galeri, yaitu Teater Besar, Teater Kecil, Graha Bakti Budaya, Gedung

Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Miss Tjijih, Gedung Wayang Orang Bharata,

Page 18: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

4

Plaza Ismail Marzuki, Plaza Teater Kecil, Galeri Cipta II, serta Galeri Cipta III.

(Sumber: Website resmi Taman Ismail Marzuki

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/venue, 2018)

Jam operasional pemakaian venue pada pukul 08.00 s/d 23.00 WIB. Mengenai

kapasitas venue-nya, yaitu Teater Besar 1200 orang, Gedung Kesenian Jakarta 450

orang, Gedung Graha Bhakti Budaya 800 orang, Teater Kecil 240 orang, Gedung

Wayang Orang Bharata 250 orang, Gedung Kesenian Miss Tjitjih 282 orang,

sementara untuk Galeri Cipta II & III serta Plaza tidak disebutkan karena tidak

berdasarkan pada kapasitas tempat duduk. (Sumber: Brosur pemanfaatan tempat

pertunjukkan di Taman Ismail Marzuki, 2016)

Menurut pelaku seni dan budaya sekaligus dosen Fakultas Seni Rupa IKJ,

beliau mengatakan lebih memilih menyelenggarakan event di TIM, karena selain

sebagai awal gebrakan pusat kesenian di Jakarta, juga sangat populer pada tahun

70an. Namun ia juga mengatakan, seiring dengan muncul dan berkembangnya venue

dan galeri-galeri oleh swasta pada tahun 90an, kepopuleran TIM sendiri mulai turun

terkait fasilitas. Baru pada tahun 2013, pihak pemerintah baru menyadari, setelah

selama 45 tahun, baru saat itu direnovasi. Ia juga mengatakan tidak adanya pihak

asosiasi atau oganisasi lain yang mengeluarkan regulasi, hanya DKJ yang memiliki

wewenang event atau pameran di Taman Ismail Marzuki. Dari penjelasan

sebelumnya, penulis kategorikan kedalam standar dari sisi fasilitas. (Sumber:

Wawancara dengan pelaku seni dan budaya sekaligus dosen Fakultas Seni Rupa IKJ,

2018)

Page 19: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

5

Mengenai layanan di Taman Ismail Marzuki sendiri, terdapat kejadian

pencurian barang didalam mobil yang terdapat di area parkir TIM, seperti yang

diungkapkan oleh pelaku seni dan budaya sekaligus dosen Fakultas Seni Rupa IKJ.

Beliau mengatakan untuk kehilangan koleksi-koleksi seni sendiri tidak pernah,

namun pernah terjadi pemecahan kaca mobil dan kehilangan kendaraan motor di area

parkir TIM. (Sumber: Wawancara dengan pelaku seni dan budaya sekaligus dosen

Fakultas Seni Rupa IKJ, 2018)

Peran DKJ dalam mem-bidding setiap event yang akan berlangsung, tidak

mempersulit pihak penyelenggara dalam menyelenggarakan suatu event atau pameran

(Sumber: Wawancara dengan pelaku seni dan budaya sekaligus dosen Fakultas Seni

Rupa IKJ, 2018). Dalam hal ini, proses bidding yang berlaku di Taman Ismail

Marzuki disebut dengan kuratorial. Sementara didalam website resmi Dewan

Kesenian Jakarta sebelum memasuki tahap kuratorial, pemohon atau penyelenggara

event harus memenuhi persyaratan teknis, yaitu pemohon harus mengajukan proposal

6 bulan sebelum tanggal acara, satu kelompok penyelenggara hanya bisa

mengusulkan program event paling banyak dua kali dalam setahun, event yang tidak

berkaitan dengan seni/sastra tidak diperkenankan mengajukan, serta program

kesenian tidak diperkenankan dengan keagamaan atau kepentingan politik praktis.

(Sumber: Website resmi Dewan Kesenian Jakarta,

http://www.kuratorial.dkj.or.id/syarat-dan-ketentuan/, 2018)

Prosedur kuratorial yang dilakukan DKJ, yaitu pertama proses kuratorial akan

dilakukan oleh komite berdasarkan jenis seni dan sastra yang akan dikuratorikan;

kedua hasil dari kuratorial sendiri akan diumumkan paling lambat 4 minggu setelah

Page 20: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

6

pengajuan proposal dilakukan; ketiga apabila diperlukan, masing-masing komite

dapat meminta pemohon program untuk melakukan audiensi langsung untuk

menjelaskan program seni/sastra yang diajukan secara tatap muka; keempat apabila

diperlukan dan disetujui oleh pemohon, masing-masing komite dapat memberikan

masukan untuk memaksimalkan hasil proses yang sedang dilakukan, terutama untuk

seni pertunjukan (teater, tari, musik); kelima keuntungan dari hasil kuratorial ini,

pemohon memiliki kemungkinan untuk dilibatkan ke dalam program platform

seni/sastra yang lebih besar melalui program-program yang dirancang oleh Dewan

Kesenian Jakarta atau rekomendasi ke acara/festival kesenian lainnya. Dari

penjelasan tersebut penulis kategorikan kedalam standar dari sisi layanan. (Sumber:

Website resmi Dewan Kesenian Jakarta, http://www.kuratorial.dkj.or.id/syarat-dan-

ketentuan/, 2018)

Melihat dari permasalahan diatas pada sisi fasilitas, bahwa kepopuleran TIM

sendiri yang menurun, karena tidak dapat bersaing dengan venue dan galeri-galeri

lainnya. Melihat pula permasalahan terkait dari sisi layanan akan keamanan dan

kenyamanan pengunjung. Kemudian melihat permasalahan terkait dari sisi regulasi

yang dikeluarkan, namun perlu diketahui bahwa komite penyelenggara sendiri hanya

mengantongi perizinan dari TIM dan Polsek. Maka melihat standar dari sisi fasilitas;

layanan serta regulasi, penulis ingin merekomendasikan revisi standar yang

diberlakukan terhadap penyelenggaraan event-event kedepannya.

Melihat dari latar belakang masalah diatas, penulis menggunakan sebuah

konsep dalam menjawab permasalahan tersebut, yaitu mengenai kriteria standar

penyelenggaraan event kesenian pada buku Special Events: The Roots and Wings of

Page 21: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

7

Celebration. Terdapat lima belas kriteria dimana hanya tujuh kriteria yang diambil

dan dikategorikan kedalam tiga sub-variabel. Tiga sub-variabel tersebut meliputi

regulasi, fasilitas dan layanan. (Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

Selain itu peneliti juga menggunakan standar yang menjadi acuan dari asosiasi

kesenian NEA (National Endowment for the Arts) dalam sebuah jurnal laporannya.

Penilaian standar penyelenggaraan tersebut meliputi visi dan misi penyelenggaraan

event kesenian, dasar pertimbangan venue serta kuratorial. (Sumber: Jurnal laporan

NEA, 2010:69)

Sehingga mempertimbangkan pada standar yang dijadikan pedoman yang

disampaikan oleh Joe Goldblatt serta jurnal laporan dari National Endowment for the

Arts, maka perlunya perbandingan dengan venue lain, yakni Galeri Nasional pada

tingkat asosiasi nasional dan Ciputra Artpreneur di Jakarta. Diharapkan bisa menjadi

referensi dalam mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan, sehingga hasilnya

dapat diadaptasikan di Taman Ismail Marzuki. Berkaitan dengan hal tersebut maka

judul yang diangkat adalah “Adaptasi Standar Fasilitas, Layanan serta Regulasi

dalam Penyelenggaraan Event Kesenian di Taman Ismail Marzuki Jakarta”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan fokus penelitian, sebagai berikut:

1. Berdasarkan pada pendapat stakeholder/pelaku event kesenian mengenai standar

yang diterapkan oleh Taman Ismail Marzuki (TIM), Pemerintah/Galeri Nasional

Page 22: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

8

dan Ciputra Artpreneur; maka fokus penelitian pertama adalah mengetahui

standar dari setiap venue atau instansi dari sisi fasilitas, layanan dan regulasi.

2. Fokus penelitian kedua adalah mengetahui perbandingan standar yang telah

dikategorikan dari sisi fasilitas, layanan serta regulasi penyelenggaraan event

kesenian di Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan Pemerintah/Galeri Nasional

serta Ciputra Artpreneur.

3. Dan fokus penelitian ketiga adalah menentukan indikator yang sudah sesuai

dengan kriteria standar dari sisi fasilitas, layanan serta regulasi; maka dapat

mengetahui rekomendasi berupa adaptasi standar yang diberlakukan terhadap

penyelenggaraan event-event kedepannya.

Batasan-batasan dalam penelitian ini, mencakup perbandingan antara standar

penyelenggaraan event kesenian di Taman Ismail Marzuki dengan standar yang

dikeluarkan oleh Pemerintah/Galeri Nasional dan Ciputra Artpreneur. Standar disini

berupa fasilitas, layanan dan regulasi, yang dilatar belakangi pada pernyataan dalam

wawancara dan informasi pada penyelenggaraan event-event sebelumnya.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan dengan maksud merekomendasikan berupa

revisi standar dari sisi fasilitas, layanan serta regulasi bagi pihak penyelenggara event

sebagai penyewa Taman Ismail Marzuki.

1. Tujuan Formal

Page 23: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

9

Bagi penulis sebagai syarat kelulusan dalam menempuh Pendidikan di program

studi Diploma IV Manajemen Bisnis Pariwisata (MBW) Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional

a. Bagi penulis, dapat memberikan rekomendasi berupa revisi standar dari sisi

fasilitas, layanan serta regulasi yang dapat diadaptasi oleh Taman Ismail

Marzuki.

b. Bagi Taman Ismail Marzuki dan Dewan Kesenian Jakarta, hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan berupa standar dari sisi fasilitas,

layanan serta regulasi untuk penyelenggaraan event atau pameran kesenian di

Taman Ismail Marzuki kedepannya.

c. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dimana dapat

menjadi pembahasan dalam sebuah penulisan, serta menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak penyelenggara event lainnya.

D. Keterbatasan Penelitian

Pada keterbatasan penelitian ini, penulis mengambil acuan standar menurut

Joe Goldblatt yang meliputi lima belas kriteria, namun penulis hanya mengambil

tujuh kriteria, yaitu peraturan penyelenggaraan; registrasi; fasilitas pengunjung

disabilitas; kapasitas venue; lokasi; layanan medis; serta kenyamanan dan keamanan.

(Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196) Selain itu terdapat standar dari asosiasi NEA yang

meliputi penilaian pada visi dan misi penyelenggaraan event kesenian, dasar

pertimbangan venue serta kuratorial. (Sumber: Jurnal laporan NEA, 2010:69)

Page 24: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

10

Lokasi untuk venue sendiri terbatas didalam Taman Ismail Marzuki yang

berada di Jalan Cikini Raya No. 73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Venue yang

dijadikan bahan penelitian, kecuali Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Miss

Tjitjih dan Gedung Wayang Orang Bharata, karena terletak diluar Kawasan Taman

Ismail Marzuki.

Kriteria standar tersebut yang menjadi acuan dalam membandingkan dengan

venue lain, seperti Galeri Nasional dan Ciputra Artpreneur. Namun penulis hanya

membandingkan data sekunder dari venue-venue tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Penulis merekomendasikan sebuah revisi standar penyelenggaraan event

kesenian, agar dapat diadaptasikan di Taman Ismail Marzuki. Dengan demikian,

setiap penyelenggaraan event kesenian kedepannya dapat dirasakan dengan baik

terhadap pemohon/penyelenggara dari sisi regulasi, fasilitas serta layanan. Sehingga

dapat memberikan hal positif terhadap perkembangan bisnis pariwisata, dalam hal ini

berkaitan dengan event seni dan budaya, diskala nasional.

F. Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika penyusunan laporan:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, fokus penelitian,

tujuan penelitian, keterbatasan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian serta

sistematika penulisan.

Page 25: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

11

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pembahasan literatur konseptual berupa kajian teori serta kerangka

rekomendasi.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode penelitian yang digunakan berupa rancangan penelitian,

partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, pengujian

keabsahan data, serta jadwal penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian berupa hasil wawancara, observasi dan studi pustaka

yang dikategorikan pada tiga standar, yakni fasilitas, layanan dan regulasi.

BAB V: SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi yang terbagi atas tiga standar, yakni

fasilitas, layanan dan regulasi

Page 26: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penyelenggaraan Event Kesenian

Menurut Rolfe dan South East Arts dalam Bowdin dkk (2003), didalam event

budaya terdapat tujuh kategori, dalam hal ini penulis mengkategorikan kedalam Art-

form festival, yaitu fokus pada seni tertentu, disini penulis memfokuskan pada

kesenian meliputi: musik, sastra, seni rupa, tari, teater serta film/TV. Festival ini

menampilkan hasil keseniannya pada pengunjung dan saat yang sama diadakan suatu

diskusi atau latihan singkat tentang kesenian tersebut. (Sumber: Any Noor, 2013:23)

Buku Special Events: The Roots and Wings of Celebration oleh Joe Goldblatt

menjelaskan terdapat lima belas kriteria dalam standar penilaian penyelenggaraan

event, dimana dikategorikan ke dalam tiga sub-variabel. Sementara hanya tujuh

kriteria yang penulis ambil terkait regulasi, fasilitas serta layanan. Adapun tujuh

kriteria tersebut meliputi peraturan penyelenggaraan, registrasi, fasilitas pengunjung

disabilitas, kapasitas venue, lokasi, layanan medis, serta kenyamanan dan keamanan.

Diluar tujuh kriteria tersebut, masih terdapat delapan kriteria, yaitu amenitas;

katering; peralatan penyelenggaraan; pertimbangan keuangan; pintu masuk; ruang

istirahat; utilitas dan bobot didalam venue. (Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

Tidak hanya itu, penulis juga menggunakan jurnal laporan penyelenggaraan

event kesenian yang mencakup tujuh festival di Amerika Serikat dari asosiasi NEA

(National Endowment for the Arts) dalam penilaian berdasarkan pada visi dan misi

Page 27: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

13

penyelenggaraan event kesenian, dasar pertimbangan venue serta kuratorial. (Sumber:

Jurnal laporan NEA, 2010:22)

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia,

tertulis dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2017 mengenai Pedoman

Tempat Penyelenggaraan Kegiatan (Venue) Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi

dan Pameran. Dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017 mengenai

Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan

Pameran. Kebijakan itu dijelaskan secara lebih detail oleh kriteria venue MICE

mandiri dan kriteria destinasi MICE pada sub-bab berikutnya.

2. Standar Penyelenggaraan Event Kesenian

a. Definisi Standar dan Standardisasi Penyelenggaraan Event Kesenian

Menurut International Organization for Standardization (ISO)/

International Electrotechnical Commision (IEC) Guide 2:2004; “Standard is a

document, established by consensus and approved by a recognized body, that

provides, for common and repeated use, rules, guidelines or characteristics for

activities or their results, aimed at the achievement of the optimum degree of

order in a given context” yang dapat diartikan bahwa standar adalah dokumen

yang dibuat berdasarkan konsensus dan disetujui oleh badan yang diakui, yang

menyediakan, untuk umum dan penggunaan berulang, aturan, pedoman atau

karakteristik untuk kegiatan atau hasilnya, yang ditujukan untuk pencapaian

tingkat keteraturan optimal dalam konteks tertentu.

Sementara itu pengertian standardisasi, “(The) activity of establishing,

with regard to actual or potential problems, provisions for common and repeated

Page 28: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

14

use, aimed at the achievement of the optimum degree of order in a given

context”, yaitu suatu kegiatan membangun, dengan memperhatikan masalah

aktual atau potensial, ketentuan untuk umum dan penggunaan berulang,

ditujukan untuk pencapaian yang optimal pada tingkat keteraturan dalam konteks

tertentu. (Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2014)

Standar yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan suatu event di

kawasan Taman Ismail Marzuki yang dikuratori oleh asosiasi Dewan Kesenian

Jakarta (DKJ). Dengan demikian, sejauh mana standar yang diberlakukan dari

sisi regulasi; fasilitas serta layanan, dalam proses kuratorial kepada

pemohon/penyelenggara event sehingga dapat diberlakukan terhadap event-event

kedepannya.

1) Regulasi

Terkait dengan regulasi, kriteria yang dijadikan standar meliputi

peraturan penyelenggaraan dan registrasi. Adapun dalam peraturan

penyelenggaraan mengenai hal-hal yang dibolehkan dan dilarang pada

penyelenggaraan event. Sementara dalam registrasi didalam buku Joe

Goldblatt, memfokuskan pada peraturan pada saat pendaftaran pengunjung di

venue tersebut. (Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

2) Fasilitas

Standar dalam sisi fasilitas meliputi fasilitas pengunjung disabilitas,

kapasitas venue dan lokasi venue. Mengenai fasilitas untuk pengunjung

disabilitas, Joe Goldblatt menjelaskan mengenai kriteria venue yang

disesuaikan atau dibuatkan fasilitas khusus untuk pengunjung yang

Page 29: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

15

mengalami disabilitas. Untuk kapasitas venue menjelaskan apa saja yang

memfasilitasi pengunjung dalam menikmati penyelenggaraan event.

Sementara dalam penjelasan lokasi venue memfokuskan pada letak lokasi

kawasan Taman Ismail Marzuki dengan fasilitas lainnya diluar Kawasan.

(Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

3) Layanan

Mengenai layanan yang dijadikan standar, meliputi layanan medis

serta kriteria kenyamanan dan keamanan. Adapun yang dijelaskan pada

layanan medis/medikal, terkait layanan yang diberikan bila ada permasalahan

kesehatan pada pengunjung, misalnya pada layanan pertolongan pertama.

Sementara dalam kriteria kenyamanan dan keamanan, Joe Goldblattt

menjelaskan akan tujuan dari rasa nyaman dan aman pengunjung dalam

menggunakan fasilitas di venue tersebut. (Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

b. Tujuan Standardisasi Penyelenggaraan Event Kesenian

Buku yang diterbitkan oleh United Nations Industrial Development

Organization, yaitu Role of standards: A guide for small and medium-sized

enterprises (2006), dirumuskan menjadi sepuluh tujuan standardisasi yang

diklasifikasikan dalam tiga standar, yaitu:

1) Regulasi

• Kesesuaian pada tujuan (fitness for purpose)

• Mampu tukar (interchangeability)

• Pengendalian keanekaragaman (variety reduction)

Page 30: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

16

• Kompatibilitas (compatibility)

2) Fasilitas

• Pelestarian lingkungan

• Alih teknologi

• Mengurangi hambatan perdagangan

3) Layanan

• Meningkatkan pemberdayaan sumber daya

• Komunikasi dan pemahaman yang lebih baik

• Menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan

(Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2014)

c. Jenis dan Karakteristik Standar Penyelenggaraan Event Kesenian

Buku Special Events: The Roots and Wings of Celebration oleh Joe

Goldblatt, dikriteriakan lima belas jenis dan karakteristik dalam standar

penyelenggaraan event kesenian. Namun penulis mengambil tujuh jenis dan

karakteristik tersebut lalu menjadikan tiga sub-variabel, yaitu regulasi, fasilitas

dan layanan.

Berikut adalah paparan jenis dan karakteristik oleh Joe Goldblatt:

1) Regulasi

a) Registration

• Sufficient well-trained personnel for check-in

• Ability to provide express check-in for VIPs

• Ability to distribute event materials at check-in

• Ability to display group event name on badges or buttons to promote

recognition

• Effective directory or other signs for easy recognition

b) Regulations

• Designation of a civil defense venue to be used in emergencies

Page 31: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

17

• Preexisting prohibitive substance regulations

• Other regulations that impede your ability to do business

• Fire-code requirements with regard to material composition for

scenery and other decoration

• Local fire officials’ requirements for permission to use open flame or

pyrotechnic devices

• Requirement regarding the use of live gasoline-powered motors

• Policy regarding live trained animals

c) Financial considerations

• Complimentary room ratio

• Guarantee policy

• Daily review of folio

• Complimentary reception or other services to increase value

• Function-room complimentary rental policy

2) Fasilitas

a) Amenities:

• Ability to display banner in prominent location

• Limousines for very important persons (VIPs)

• Upgrades to suites available

• Concierge on VIP floors

• Room deliveries for entire group upon request

• In-room television service for special announcements

• Personal letter from venue manager delivered to room

• Complimentary parking for staff or VIPs

• Complimentary coffee in lobby

• Complimentary office services, such as photocopying for staff

b) Americans with Disabilities Act

• Venue has been modified and is in compliance

• New venue built in compliance with act

• Modifications are publicized and well communicated

c) Capacity

• Fire marshal approved capacity of venue for seating

• Capacity of venue for parking

• Capacity for exposition booths

• Capacity for storage

• Capacity for truck and vehicle marshalling

• Capacity for pre-event functions such as receptions

• Capacity for other functions

• Capacity for public areas of venue such as lobbies

• Size and number of men’s and women’s restrooms

d) Equipment

Page 32: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

18

• Amount of rope (running feet) and stanchions available

• Height, width, and colors available for inventory of pipe and drape

• Height, width, and skirting colors available for platforms for staging

• Regulations for use and lift availability for aerial work

• Adequate number of tables, chairs, stairs, and other equipment

e) Location/proximity

• Location of venue from nearest airport

• Distance to nearest trauma facility

• Distance to nearest fire/rescue facility

• Distance to shopping\

• Distance to recreational activities

f) Portals

• Size and number of exterior portals

• Size and number of interior portals, including elevators

• Ingress and egress to portals

g) Sleeping rooms

• Sufficient number of singles, doubles, suites, and other required

inventory

• Rooms in safe, clean, working order

• Amenities such as coffeemakers and hair dryers available upon

request

• Well-publicized fire emergency plan

• Balcony or exterior doors secured properly

h) Utilities

• Electrical power capacity

• Power distribution

• Working on-site reserve generator (and a backup) for use in the event

of a power failure

• Responsible person for operation of electrical apparatus

• Sources for water

• Alternative water source in case of disruption of service

• Separate billing for electricity or water

i) Weight

• Pounds per square foot (meter) for which venue is rated

• Elevator weight capacity

• Stress weight for items that are suspended, such as lighting, scenic,

projection, and audio devices

3) Layanan

a) Catering

• Full-service, venue-specific catering operation

• Twenty-four-hour room service

• Variety of food outlets

• Concession capability

Page 33: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

19

• Creative, tasteful food presentation

b) Medical assistance/first aid

• Number of staff trained in CPR, Heimlich maneuver, and other first

aid

• Designated first-aid area

• Ambulance service

c) Safety and security

• Well-lit exterior and interior walkways

• Venue has full-time security team

• Communications system in elevators in working order

• Positive relationship between venue and law-enforcement agencies

• Positive relationship between venue and private security agencies

• Fire sprinklers controlled per zone or building-wide; individual zone

can be shut off, with a fire marshall in attendance, for a brief effect

such as pyrotechnics

• Alarm system initially silent or announces a fire emergency

immediately

• Condition of all floors (including the dance floors)

(Sumber: Joe Goldblatt, 2008:196)

Selain itu, penulis juga menggunakan sebuah standar yang digunakan

oleh asosiasi NEA (National Endowment for the Arts) dalam sebuah jurnal

laporannya. Dalam laporan tersebut mencakup tujuh festival kesenian di Amerika

Serikat. Penilaian standar penyelenggaraan tersebut meliputi dasar

penyelenggaraan festival, karakteristik pengunjung festival, sumber daya

manusia, pendapatan, biaya dan organisasi. (Sumber: Jurnal laporan NEA,

2010:69)

Namun penulis hanya menggunakan penilaian berdasarkan pada visi dan

misi penyelenggaraan event kesenian, dasar pertimbangan venue serta kuratorial.

Berikut adalah penjelasan mengenai tiga cakupan standar penyelenggaraan event

kesenian:

1) Regulasi

Page 34: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

20

Laporan tersebut menunjukkan festival tersebut merupakan disiplin

ilmu-musik, visual seni dan kerajinan pada khususnya. Visi utama dari

festival kesenian adalah sebuah perayaan dari seni dalam mempromosikan

keragaman dan mendidik para peserta tentang beragam budaya melalui seni,

budaya, dan pendidikan.

2) Fasilitas

Festival kesenian pada laporan tersebut diadakan di lokasi yang mudah

dijangkau untuk umum. Lokasi yang paling umum adalah plaza umum atau

taman; kedua beberapa festival dilakukan di jalan umum; ketiga festival

diadakan di lebih dari satu tempat; dan terakhir terjadi di satu tempat saja.

Dasar pertimbangan tambahan meliputi tempat parkir, pusat perbelanjaan,

bank, arena hiburan, studio seniman dan bandara.

3) Layanan

Laporan tersebut mayoritas festival menggunakan tahap kuratorial.

Tidak hanya mengkualifikasi event kesenian yang akan diselenggarakan,

namun nantinya dimungkinkan akan dilibatkan ke dalam program kesenian

yang lebih besar melalui program-program yang dirancang secara nasional.

(Sumber: Jurnal laporan NEA, 2010:22)

d. Proses dan Prosedur Penilaian Standar Penyelenggaraan Event Kesenian

Penjelasan yang dikemukakan oleh Joe Goldblatt, terdapat proses dan

prosedur dalam penilaian standar penyelenggaraan event kesenian. Adapun

prosedur tersebut terdiri dari lima proses, yaitu:

Page 35: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

21

1) Tentukan fokus yang menjadi kriteria dari penilaian mengenai standar

yang diberlakukan.

2) Kenali adanya permasalahan yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu

acara pada pengunjung

3) Identifikasi lingkungan acara tersebut untuk mengetahui pengalaman

pengunjung pada penyelenggaraan acara.

4) Bagikan alat penilaian standar yang digunakan mengenai sikap dan

pendapat penyelenggara.

5) Sesuaikan mengenai hasil penilaian tersebut dalam menentukan

lingkungan yang sudah ada sebelumnya dan modifikasi apa yang akan

diterapkan terkait standar dari sisi regulasi, fasilitas dan layanan.

(Sumber: Joe Goldblatt, 2008:73)

Dimana hasil dari pembanding antara Taman Ismail Marzuki dengan

Galeri Nasional dan venue swasta, akan memberikan kekuatan dan kelemahan

dalam konsep SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Kekuatan

atau kelebihan standar dari sisi regulasi, fasilitas dan layanan yang diberikan oleh

Taman Ismail Marzuki, dapat dimaksimalkan guna menutupi

kelemahan/kekurangan, sementara kelemahan/kekurangan, dapat menjadi sebuah

revisi yang diadaptasikan pada penyelenggaraan event kesenian kedepannya.

(Sumber: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2012:48)

e. Kriteria dalam Venue MICE Mandiri pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2

Tahun 2017 dan Destinasi MICE pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5

Tahun 2017

Page 36: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

22

Venue MICE Mandiri adalah sebuah tempat khusus yang dibangun dan

ditujukan sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan gabungan konvensi dan

pameran. Tempat tersebut menyediakan berbagai ruangan yang dirancang untuk

sidang paripurna (plenary session), ruang pertemuan, ruang terbuka, ruang

pameran, dilengkapi dengan fasilitas makanan dan minuman, business centre,

dan ruang administrasi.

Venue MICE Mandiri (stand-alone venue) terdiri dari 8 (delapan) kriteria

pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2017, sebagai berikut:

1) Fasilitas Minimum Venue, merupakan kapasitas sebuah Venue MICE

Mandiri (stand-alone venue) dengan kelengkapan area/ruangan yang

harus dimiliki.

2) Spesifikasi Standar Ruangan, merupakan fasilitas ruangan yang mampu

menunjang aktivitas operasional Venue MICE Mandiri (stand-alone

venue) dan mempermudah kegiatan bagi pelaksana dan peserta kegiatan

(event).

3) Peralatan Ruangan Konvensi, merupakan fasilitas dan peralatan Ruang

Konvensi yang mampu menunjang aktivitas operasional Venue MICE

Mandiri (stand-alone venue) dan mempermudah kegiatan bagi pelaksana

dan peserta kegiatan (event).

4) Area Khusus Pameran, merupakan fasilitas pameran yang mampu

menunjang aktivitas operasional Venue MICE Mandiri (stand-alone

venue) dan mempermudah kegiatan bagi pelaksana dan peserta kegiatan

(event).

Page 37: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

23

5) Manajemen Venue, merupakan manajemen operasi Venue MICE Mandiri

(stand-alone venue).

6) Standar Operasional Venue, merupakan fasilitas dan infrastruktur

operasional Venue MICE Mandiri (stand-alone venue) yang mampu

menunjang aktivitas dan mempermudah kegiatan (event).

7) Penjualan dan Pemasaran, merupakan proses dan aktivitas transaksi yang

dilakukan dalam menjalankan manajemen operasi Venue MICE Mandiri

(stand-alone venue).

8) Infrastruktur Pendukung Kota, merupakan infrastruktur dalam kota

tempat Venue MICE Mandiri (Stand-alone Venue) berada yang mampu

menunjang aktivitas operasional Venue dan mempermudah kegiatan bagi

pelaksana dan peserta kegiatan (event).

(Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2017, 2019)

Pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017, dalam Bab II

mengenai kriteria dan indikator destinasi MICE terkait unsur amenitas MICE.

Dijelaskan pada kriteria keadaan lingkungan, merupakan informasi terkait

dimensi iklim, situasi alam dan lingkungan yang menarik, infrastruktur dan

keramahtamahan penduduknya.

Tabel 1

Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017

Unsur Kriteria Indikator

Amenitas MICE Keadaan Lingkungan Kepolisian:

Page 38: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

24

Penyebaran kantor dan

kualitas pelayanan.

Keberadaan kepolisian

dalam destinasi tersebut

serta yang siap

mendukung keamanan dan

perijinan suatu event.

(Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017, 2019)

3. Adaptasi Standar Penyelenggaraan Event Kesenian

a. Definisi Adaptasi

Penulis mengambil teori adaptasi dalam komunikasi oleh Duran (1983)

dalam jurnal Tourism and Hospitality Management tahun 2014 oleh Murat

Gümüş and Bahattin Hamarat. Menurut Duran (1983), adaptasi komunikasi

adalah kemampuan dalam mempersepsikan hubungan antar-pribadi dan

menyesuaikan hasil persepsi tersebut ke dalam sebuah tujuan interaksi sosial

(Sumber: Jurnal Communication Satisfaction and Communicative Adaptability

Reinforce Organizational Identification, 2014). Dalam hal ini penulis ingin

mengadaptasikan hasil rekomendasi berupa revisi tersebut kepada para pelaku

penyelenggaraan event kesenian, yakni pihak Unit Pengelola Pusat Kesenian

Jakarta Taman Ismail Marzuki, Dewan Kesenian Jakarta dan pihak

penyelenggara event. Dengan melakukan jajak pendapat sehingga akan tercapai

Page 39: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

25

sebuah hasil dimana rekomendasi tersebut diterima atau tidak, serta kriteria apa

yang kurang dalam diskusi tersebut. Sesuai dengan pengertian pada jurnal

Tourism and Hospitality Management (2014).

b. Bentuk Adaptasi Standar untuk Penyelenggaraan Event Kesenian

Penulis dalam mengadaptasikan standar menggunakan bentuk adaptasi

berupa Focus Group Discussion (FGD) oleh Hening dan Coloumbia (1990).

Dimana akan diadakan sebuah diskusi terarah antara penulis dengan

kelompok/pihak-pihak yang akan menerima sebuah hasil dari proses penilaian

standar. Dalam Focus Group Discussion (FGD), penulis akan memaparkan hasil

informasi tersebut kepada pihak Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman

Ismail Marzuki, Dewan Kesenian Jakarta dan pihak penyelenggara event. Dalam

diskusi tersebut akan menghasilkan sebuah pernyataan akan setuju dan tidak

setuju akan hasil penilaian standar.

Pada jenis-jenis Focus Group Discussion (FGD), penulis menggunakan

Two-way focus group, dimana hanya terdapat dua arah kelompok dalam diskusi.

Pada prosesnya hanya antara penulis yang merekomendasikan dan kelompok lain

yang menyetujui maupun tidak menyetujui hasil rekomendasi tersebut. Pada

dasarnya setiap kelompok tersebut memiliki kesempatan yang sama dalam

berbicara dan mengemukakan pendapat serta aktif dalam diskusi tersebut.

(Sumber: Hening dan Coloumbia dalam Irwanto, 2007)

Page 40: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

26

B. Kerangka Rekomendasi

Penulis menghasilkan sebuah rekomendasi berupa revisi standar

penyelenggaraan event, penulis dalam kerangka rekomendasi dibawah ini

menjelaskan; pertama standar penyelenggaraan event kesenian di Taman Ismail

Marzuki, dilakukan perbandingan dengan standar yang dikeluarkan oleh asosiasi

nasional yaitu Galeri Nasional dan standar di Ciputra Artpreneur meliputi regulasi,

fasilitas dan layanan; Kedua dapat menghasilkan perbandingan aspek standar

penyelenggaraan dari sisi regulasi, fasilitas dan layanan; Ketiga dapat menghasilkan

sebuah rekomendasi berupa revisi standar penyelenggaraan event kesenian bagi

Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Page 41: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

27

Gambar 1

Kerangka Rekomendasi

Sumber: Modifikasi konsep Joe Goldblatt (2008:196) serta Glenn A. J. Bowdin, Johnny Allen, William O’Toole, Robert

Harris dan Ian McDonnell (2006:121)

Standar

Penyelenggaraan

Event Kesenian di

Taman Ismail

Marzuki

Standar Penyelenggaraan

Event Kesenian yang

dikeluarkan

Pemerintah/Galeri

Nasional

Standar

Penyelenggaraan Event

Kesenian yang

dikeluarkan oleh

Ciputra Artpreneur

Regulasi

Fasilitas

Layanan

Perbandingan aspek standar penyelenggaraan di sisi regulasi

Perbandingan aspek standar penyelenggaraan di sisi fasilitas

Perbandingan aspek standar penyelenggaraan di sisi layanan

Regulasi

Fasilitas

Layanan

Revisi Standar

Penyelenggaraan

Event Kesenian

bagi Taman Ismail

Marzuki

Page 42: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode yang akan digunakan oleh penulis adalah deskiptif dengan pendekatan

kualitatif. Sementara didalam lima jenis metode penelitian kualitatif yang

dikemukakan oleh John Creswell (1996), penulis menggunakan jenis Studi Kasus

(Case Study). Dalam hal ini penulis hendak mendalami suatu kasus mengenai standar

yang berisi regulasi, fasilitas dan layanan dengan mengumpulkan beraneka ragam

sumber informasi, misalnya lewat observasi lapangan dan dokumen-dokumen tertulis.

Penulis juga membandingkan antara standar di Taman Ismail Marzuki dengan standar

di Galeri Nasional dan standar di Ciputra Artpreneur. (Sumber: John Cresswell dalam

J. R. Raco, 2010:49)

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penulis dalam menentukan partisipan, menggunakan teknik didalam non-

probability sampling, yaitu purposive sampling. Dimana penulis akan memilih

informan atau partisipan yang kredibel dan kaya akan informasi, serta tidak

menekankan pada jumlah. Dengan jumlah partisipan yang sedikit pula mampu

mengumpulkan data yang lebih mendalam (Sumber: J. R. Raco, 2010:115). Dengan

hal tersebut peneliti menentukan partisipan yakni seorang Kepala Sub-Bagian

Administrasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, seorang

Ketua Asosiasi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), dan seorang pelaku seni dan budaya

Page 43: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

29

sekaligus kurator di Galeri Nasional dan dosen Fakultas Seni Rupa IKJ yang juga

sering menyelenggarakan event-event Seni Rupa di Taman Ismail Marzuki.

Mengenai tempat penelitian yaitu di kawasan Taman Ismail Marzuki, yang

berlokasi dijalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Dengan penambahan tempat

penelitian yaitu di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, yang letaknya diluar

kawasan Taman Ismail Marzuki, namun termasuk venue yang dikuratorialkan oleh

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

C. Teknik dan Alat Kumpul Data

Data pada penelitian kualitatif biasanya berupa teks, foto, gambar, pendapat

dan tetap menggunakan angka/hitung-hitungan karena pada proses analisa, data

tersebut dikualifisir terlebih dahulu. Berdasarkan pada konsep yang dikemukakan

oleh Patton (2002), penulis menggunakan tiga jenis pengumpulan data, sebagai

berikut:

1. Wawancara yang mendalam (indepth)

Wawancara yang mendalam biasanya menggunakan pertanyaan open-

ended, berupa pendapat dan pengetahuan dari informan atau partisipan mengenai

standar dalam penyelenggaraan event.

2. Pengamatan (observation)

Observasi/pengamatan, yaitu gambaran yang ada di lapangan dalam

bentuk dokumentasi berupa fotografi, bagaimana pemohon/penyelenggara event

mengajukan proposal untuk proses kuratorial hingga saat penyelenggaraan event.

Page 44: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

30

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu data tertulis yang tersimpan, dapat berupa

dokumen tertulis mengenai prosedur dalam penyelenggaraan event di Taman

Ismail Marzuki. Selain itu penggunaan acuan standar oleh Joe Goldblatt dan

standar pada laporan oleh National Endowment for the Arts sebagai

perbandingan dengan venue lainnya.

(Sumber: Patton dalam J. R. Raco, 2010:110)

D. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1984), bahwa dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Dengan kata lain saat wawancara, penulis sudah melakukan analisis terhadap jawaban

yang diwawancarai. Bila mana jawabannya setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka penulis akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,

sampai diperoleh data yang kredibel. (Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono,

2008:91)

Proses analisis data yang digunakan penulis, dimulai dari pengumpulan data,

setelah itu penulis mengkategorikan sekaligus menyajikan data kedalam bentuk yang

sesuai. Ada beberapa data yang langsung dapat disajikan, adapula yang harus

direduksi terlebih dahulu. Kemudian dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang

dihasilkan dari pengkategorikan maupun dalam penyajian data. Berikut penjelasan

lebih lengkap dalam analisis data, sebagai berikut:

Page 45: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

31

1. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak maka penulis

perlu mencatat secara teliti dan rinci. Penulis merangkum, mengambil data yang

pokok dan penting, membandingkan dengan triangulasi sumber data dan teknik,

serta mengkategorikan data tersebut, misalnya dalam standar dari sisi regulasi,

penulis mengkategorikan data yang diperoleh pada perizinan.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasa dilakukan dalam bentuk

narasi Miles dan Huberman (1984), dimana berbentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan juga dapat berupa grafik, matrik serta

chart. Sebagai contoh setelah proses reduksi selesai, maka dibuatlah penyajian

data, dapat berupa sebuah narasi untuk data perizinan, dan dapat pula berupa

hubungan data perizinan dengan data lainnya.

3. Conclusion drawing/verification

Setelah proses reduksi data selesai, akan menghasilkan sebuah

kekuatan/kelebihan dan kelemahan/kekurangan dari standar di Taman Ismail

Marzuki pada Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

Kemudian dimana kekuatan/kelebihan tersebut dapat dimaksimalkan guna

menutupi kelemahan/kekurangan, sementara kelemahan/kekurangan, dapat

menjadi sebuah revisi yang diadaptasikan pada penyelenggaraan event kesenian

kedepannya. (Sumber: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2012:48)

Selain itu penulis juga menggunakan adaptasi standar yang sudah direvisi

tersebut. Penulis melakukan jajak pendapat sehingga akan tercapai sebuah hasil

Page 46: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

32

dimana rekomendasi tersebut diterima atau tidak, serta kriteria apa yang kurang

dalam diskusi tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan konsep adaptasi

FGD (Focus Group Discussion).

Pada kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

fokus penelitian yang dirumuskan sejak awal, mungkin juga tidak, dikarenakan

bahwa masalah dan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada dilapangan.

(Sumber: Sugiyono, 2008:92-99)

Gambar 2

Proses Analisis Data

(Sumber: Sugiyono, 2008:92)

E. Pengujian Keabsahan Data

1. Uji Kredibilitas Data

Penulis dalam pengujian keabsahan terkait kredibilitas data menggunakan

jenis triangulasi sumber data oleh Norman K. Denkin dalam Rahardjo (2010).

Penulis membandingkan pendapat dan pengetahuan partisipan atau informan dari

Data

collection

Data

reduction

Data

display

Conclusion:

drawing/verifying

Page 47: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

33

pihak Taman Ismail Marzuki dengan pihak Dewan Kesenian Jakarta dan pihak

penyelenggara atau pemohon, hasil tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan

pada pandangan yang sama dan berbeda. (Sumber: Sugiyono, 2008:127)

Selain itu penulis juga menggunakan triangulasi teknik, dimana dalam

data wawancara sebelumnya dibandingkan lagi dengan fakta, realita, gejala,

masalah pada observasi atau pengamatan penulis, hasil wawancara serta

dokumentasi di lapangan. Bila mana menghasilkan data yang berbeda, misalnya

penulis melakukan re-check terhadap data wawancara pada pihak penyelenggara

untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin sudut

pandangnya berbeda. (Sumber: Sugiyono, 2008:127)

2. Uji Depenabilitas Data

Reliabilitas dalam penelitian kualitatif disebut dengan depenabilitas. Pada

prosesnya, pengujian depenabilitas menunjukkan pada proses penelitian

dilapangan dilakukan atau tidaknya, tetapi bisa memberikan hasil data tersebut.

Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian

tersebut tidak reliabel atau dependable. Dalam hal ini, perlunya pembimbing

sebagai auditor untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Seperti

bagaimana penulis menentukan permasalahan, menentukan sumber data,

melakukan analisa data, uji keabsahan data, sampai pada kesimpulan. Jika

penulis tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangan”, maka depenabilitas

penelitiannya patut diragukan. (Sumber: Sanafiah Fisal dalam Sugiyono,

2008:131)

Page 48: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

34

F. Jadwal Penelitian

Terlampir pada tabel dibawah ini:

Tabel 2

Jadwal Penelitian

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Permohonan Izin di Taman Ismail Marzuki

2. Penyerahan Surat Pengantar Penelitian

3. Persetujuan Lokus Penelitian

4. Penyusunan Laporan Usulan Penelitian (UP)

5. Seminar Usulan Penelitian (UP)

6. Penyempurnaan Laporan Usulan Penelitian (UP)

7. Penyusunan Laporan Projek Akhir (PA)

8. Penelitian Lapangan

9. Pengolahan Data Penelitian Lapangan

10. Final Projek Akhir (PA)

11. Sidang Projek Akhir (PA)

12. Penyempurnaan Laporan Projek Akhir (PA)

Juli AgustusNo. Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei Juni

Page 49: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan di bab hasil penelitian dan pembahasan ini, penulis

mengkategorikan kedalam tiga fokus, yakni regulasi, fasilitas dan layanan. Penulis

selanjutnya mengkategorikan lagi kedalam parameter-parameter. Hasil penelitian ini,

penulis dapat dari hasil wawancara yang mendalam, pengamatan dan dokumentasi.

A. Hasil Penelitian

1. Regulasi

a. Peraturan Penyelenggaraan

1) Bentuk peraturan mengenai lokasi untuk keadaan darurat

Gambar 3

Area Plaza untuk Keadaan Darurat

(Sumber: Dokumentasi Gambar Penulis, 2018)

Page 50: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

36

Pada sub-kategori mengenai lokasi untuk keadaan darurat ini, struktur

bangunan di Taman Ismail Marzuki sendiri agak memudahkan untuk jalur

evakuasi bila terjadi kecelakaan dalam sebuah acara, terdapat hall dan keluar

langsung ruang terbuka, seperti pada kutipan wawancara berikut:

“Masalahnya struktur bangunan di TIM, agak memudahkan untuk jalur

evakuasi kalau terjadi kebakaran, soalnya sifatnya hanya hall langsung

keluar sudah umum, jadi bukan dalam gedung” (Sumber: Wawancara

dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

“Jadi kita biasanya kalau jalur evakuasi, kondisi darurat biasanya

diarahkan ke tempat kumpul kita diplaza itu” (Sumber: Wawancara

dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018)

Teater Jakarta sendiri lebih unggul karena sudah ada petunjuknya, dan

memang agak tertib dibanding venue-venue lainnya serta terdapat pula

pemberitahuan apabila terjadi suatu kecelakaan atau kebakaran, seperti yang

penulis kutip dalam wawancara, sebagai berikut:

“Kalau yang besar pasti ada, ada petunjuknya, kalau tidak salah sudah

agak tertib di Teater Jakarta ya, sebelum ada kecelakaan,

pemberitahuan mohon jangan panik ikuti arah langsung, itu ada”

(Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Page 51: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

37

2) Bentuk peraturan mengenai zat terlarang

Peraturan mengenai penggunaan zat terlarang di lingkungan TIM

mengacu pada Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia yang

menjelaskan penyalahgunaan zat terlarang

Gambar 4

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

(Sumber: Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).

Namun belum pernah terjadi ada pengunjung atau kolektor seni yang

kedapatan membawa zat terlarang tersebut, seperti dalam kutipan wawancara

berikut:

“Sepertinya belum pernah… ada, paling tidak boleh bawa makanan

minuman…” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5

April 2018)

Page 52: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

38

Taman Ismail Marzuki memiliki sebuah Standar Operasional Prosedur

tentang pemakaian tempat pertunjukan, dimana pada point ke lima belas

menginformasikan bahwa pemohon menandatangani MOU pemakaian tempat

pertunjukan. Sehingga ada kewajiban bagi penyelenggara sebagai pemohon,

untuk mematuhi aturan-aturan yang ada

(Sumber: Website resmi Taman Ismail Marzuki

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/reservation/sop_peminjaman, 2018)

“Kita sebagai pemilik gedung dalam hal ini mengeluarkan MOU yang

harus dipatuhi oleh pengguna …Belum pernah, kita disini pertama-

tama di MOU sudah jelas…” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018)

Pada dunia kesenian sendiri yang semakin serius, hal tersebut tidak

akan membuat pelaku seni menjadi lebih produktif, misalnya dalam seni tari

atau teater, latihannya sangat terukur dan membutuhkan fisik yang prima,

seperti pada kutipan wawancara sebagai berikut:

“Iya itu umum saja dan memang waktu itu untuk mahasiswa dan

segala macam tapi kalo di kesenian yang makin serius sebenarnya

tidak membuat produktif… tapi kalau pelaku-pelaku utama didalam,

misalnya teater koma pentas, itu harus terukur…” Sumber: Wawancara

dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

3) Bentuk peraturan lain yang menganggu aktifitas bisnis

Page 53: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

39

Terdapatnya aktifitas jual beli atau pelelangan sebuah karya seni di

Taman Ismail Marzuki sendiri diperbolehkan. Berbeda dengan Galeri

Nasional yang tidak memperbolehkan, seperti yang penulis kutip dalam

wawancara berikut:

“Bisa, ada transaksi, boleh ada transaksi, beda sama digaleri nasional,

kalo galeri nasional transaksi itu tidak boleh... di Galnas tidak boleh,

karena sifatnya apresiasi…” (Sumber: Wawancara dengan Kurator

Galeri Nasional, 5 April 2018).

“Kalo program itu diperbolehkan” (Sumber: Wawancara dengan Ketua

DKJ, 20 April 2018)

“Yang ada transaksi, biasanya hanya pameran…” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018)

4) Bentuk peraturan dalam penggunaan bahan mudah terbakar terkait dalam

dekorasi penyelenggaraan event

Seniman dalam memilih material untuk sebuah karya seni, sudah

mempertimbangkan hal-hal tersebut. Seniman sendiri sudah mempunyai

kesadaran agar sebuah pameran harus terbebas dari segala macam yang

bersifat dapat menimbulkan kebakaran, seperti pada kutipan wawancara

berikut:

“Tidak ada, karya seni agak berbeda, ketika seniman memilih material,

mempertimbangkan faktor itu, karena lukisan… misalnya tidak ada

Page 54: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

40

api, aman-aman saja… biasanya seniman sudah mempunyai kesadaran

kalau untuk pameran bebas dari apa saja” (Sumber: Wawancara

dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Khususnya didalam seni pertunjukan, penyelenggara tidak

diperbolehkan memakai bahan-bahan untuk dekorasi atau untuk

pertunjukannya, yang berakibat mudah terbakar, seperti pada kutipan

wawancara berikut:

“Mungkin bukan seni lukisan, tapi didalam seni pertunjukan ada,

misalnya jangan memakai bahan-bahan yang mudah terbakar, saya

kira ada” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Ada, kita sangat konsen masalah itu, masalah materi untuk

pertunjukan, harus benar-benar, maka dari itu kita ada technical

meeting jadi sebelum pelaksanaan kita bahas apa saja yang nanti

mereka tampilkan karena memang ada pertunjukan…” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

Page 55: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

41

5) Bentuk peraturan pemadam kebakaran setempat dalam menggunakan

sumber pemadaman api

Gambar 5

Mobil Pemadam Kebakaran

(Sumber: Dokumentasi Gambar oleh Penulis, 2018)

Kawasan Taman Ismail Marzuki sendiri terdapat fasilitas mobil

pemadam kebakaran yang disiagakan untuk kawasan ini. Letaknya sendiri

tidak jauh dari pintu keluar Taman Ismail Marzuki. Namun bilamana terjadi

suatu kebakaran yang cukup hebat, akan datang bantuan mobil pemadam

kebakaran dari Dinas DKI Jakarta. Sementara kebakaran yang pernah terjadi

hanya di Institut Kesenian Jakarta. Untuk venue-venue TIM sendiri, belum

pernah terjadi. Seperti dalam kutipan wawancara berikut:

“Datang pasti, waktu kebakaran di IKJ saja mereka datang, walaupun

dekat, karena harus tetap siaga” (Sumber: Wawancara dengan Kurator

Galeri Nasional, 5 April 2018)

Page 56: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

42

“Tidak harusnya cukup, pangkalan pemadam kebakaran untuk Jakarta

berada di TIM, seharusnya cukup, kebetulan pangkalan damkarnya di

disini” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“…kebetulan kita ada pos pemadam kebakaran disini kita tinggal

koordinasi saja dengan mereka, tapi syukur belum pernah seperti itu”

(Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

6) Bentuk peraturan mengenai penggunaan mesin bertenaga bahan bakar

minyak

Sub-kategori sebelumnya mengenai penggunaan bahan-bahan yang

mudah terbakar, seniman atau penyelenggaran event kesenian sudah sadar

betul akan pentingnya acara kesenian tersebut. Sehingga dalam pemilihan

bahan-bahan, mereka benar-benar memilih dengan aman. Sebuah galeri untuk

pameran seharusnya memiliki ketinggian yang sesuai standar, dibandingkan

dengan kondisi galeri saat ini yang kurang memadai, padahal banyak karya-

karya besar yang dipamerankan, misalnya terdapat mobil yang diangkat dan

dijadikan sebuah instalasi, seperti kutipan wawancara berikut ini:

“…bisa 6 meter atau buat instalasi yang segala macam, sebenarnya

lebih simpel kalau misalnya mobil mau diangkat dijadikan instalasi itu

harusnya cukup memadai, dan itu membutuhkan space untuk melihat”

(Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

Page 57: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

43

“Kalo ke dalam teater tidak, saya kemarin ada penolakan genset, itu

diluar ada lokasi penempatannya, lokasinya diluar karena suaranya

juga mengganggu” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM,

27 Juni 2018).

Gambar 6

Penyelenggaraan Event di Galeri Ciputra Artpreneur

(Sumber: Brosur Ciputra Artpreneur, 2018)

Ciputra Artpreneur sendiri membolehkan penyelenggara

menghadirkan kendaraan bermesin seperti pada gambar brosur diatas. Ini

membuktikan terdapat sebuah perbedaan, padahal dalam penyelenggaraan

kesenian, banyak karya-karya seni yang mejadikan kendaraan/mobil sebagai

wadah/kanvas atau sebuah karya seni itu sendiri.

7) Bentuk peraturan mengenai penggunaan hewan yang dilatih

Page 58: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

44

Peraturan di sub-kategori ini menjelaskan bahwa tidak ada larangan

dalam membawa hewan peliharaan, namun tidak boleh membawanya kedalam

ruangan pameran atau pertunjukan, seperti yang penulis kutip berikut:

“Tidak ada, tapi selama ini memang tidak ada yang bawa… Tidak ada

larangan, pernah ada duta besar, hari sabtu jalan ada pameran bawa

anjing, tapi anjing nya diluar” (Sumber: Wawancara dengan Kurator

Galeri Nasional, 5 April 2018).

“Selama ini ada, pengunjung yang membawa anjing” (Sumber:

Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Tidak bisa, tidak boleh masuk dan selama saya disini belum pernah

ada orang bawa karena disini kan seperti anak kecil saja, seperti

kemarin ada pertunjukan orkestra, anak-anak itu pertama kan dia

masuk tidak dilarang tapi memang kalau anak ibu tidak tertib maka

akan dikeluarkan, kita coba baru 5 menit mulai, kita keluarkan dari

lokasi pertunjukan orkestra” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

8) Kesesuaian dengan visi dan misi

Visi dan misi dari DKJ sendiri yaitu “Membangun reputasi DKI

Jakarta sebagai kota budaya yang bertaraf nasional dan internasional”

merupakan tujuan dibentuknya DKJ. Hal ini sejalan bahwa beberapa program

yang diadakan oleh DKJ, dalam beberapa tahun ini mengundang kurator-

Page 59: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

45

kurator internasional. Sedangkan yang masih perlu ditingkatkan dalam hal

program-program lainnya selain Biennale Jakarta. Seperti kutipan wawancara

berikut:

“Beberapa program yang diadakan oleh DKJ sudah cukup bagus,

seperti Biennale Jakarta, itu juga sudah internasional, beberapa tahun

ini sudah mengundang beberapa kurator internasional terlibat,

sebenarnya salah satu upaya untuk mewujudkan visi yang tadi itu,

dalam konteks global, dalam tahap nasional maupun internasional,

paling yang perlu ditingkatkan itu, program-program lainnya selain

Biennale” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5

April 2018).

“Kalau saran saya memang kita harapkan ke anggota-anggota DKJ

sangat paham kinerja nya masing-masing sesuai dengan komite-komite

yang ada disana, dan memang orang-orang yang cinta pekerjaannya,

seniman-seniman itu yang diharapkan, mereka bisa memberikan

masukan-masukan untuk kemajuan seni budaya di Jakarta” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

DKI Jakarta sudah pantas untuk menjadi kekuatan kesenian paling

tidak di Asia, termasuk dalam grafik desain, maka dari itu DKJ memiliki acara

Design by Jakarta, untuk mengakomodir desain-desain terbaik. Seperti

kutipan wawancara berikut:

Page 60: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

46

“Pertama kita baru sadar bahwa kita adalah bagian dari masyarakat

dunia, kita adalah bagian dari konstruksi peradaban dunia, berarti apa

persiapan-persiapan masalah pemikiran, misalnya tentang kebebasan

ekspresi dan berfikir…sekarang Jakarta sudah cocok bahwa kami ingin

dengan pendapatan seperti itu dengan adanya DKJ kita harus menjadi

kekuatan kesenian paling tidak di Asia, dan juga termasuk grafik

desain kita, bisa dibilang desain kita paling bagus. Makanya kita buat

Design by Jakarta, untuk mengakomodir desain-desain terbaik dan kita

produksi” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018)

b. Registrasi

1) Bentuk regulasi mengenai personil dibagian check-in counter

Regulasi mengenai personil dibagian check-in counter, kembali lagi

kepada penyelenggara mengenai kebijakan pelayanan tersebut. Pertanggung-

jawaban tersebut langsung kepada penyewa fasilitas. Kecuali acara-acara yang

langsung diinisiasi oleh TIM ataupun DKJ sendiri. Seperti kutipan wawancara

berikut:

“…tapi itu juga yang bertanggung jawab adalah orang yang menyewa,

bukan dari TIM, kecuali yang menyelenggarakan adalah TIM,

biasanya TIM mempunyai tanggung jawab…” (Sumber: Wawancara

dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Page 61: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

47

“…Karena itu semua proposal yang menyeleksi dewan kesenian,

memang agak problem yang punya uang anak-anak sekolah. Kalau

misalnya SMA Negeri mana mau pentas 1 miliar saja tidak masalah

dari aspek, itu jadi problem tapi kualitasnya jadi buruk. Ada

ketegangan antara harus mementaskan atau kita menjaga TIM itu

sebagai tempat untuk kesenian yang berkualitas…” (Sumber:

Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Tidak kalau itu mekanismenya tapi paling mereka sudah punya

komunitas, secara umum sudah tahu berapa harga yang kami patok,

paling nanti orchestra yang dari luar biasanya mereka sudah mengkaji

tiket yang layak untuk disini, berbeda dengan luar negeri” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

2) Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang cepat pada check-in untuk

VIP

Melihat kembali pada sub-kategori sebelumnya bahwa prosedur dalam

pelayanan, kembali lagi ke penyelenggara. Berbeda dengan program-program

yang diselenggarakan langsung oleh TIM atau DKJ sendiri. Termasuk

beberapa prosedur untuk fasilitas VIP dalam sebuah penyelenggaraan acara,

tergantung pada kemampuan dari penyelenggara.

3) Kemampuan memberikan materi acara pada saat check-in

Page 62: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

48

Konteks pertunjukan untuk seberapa besar jumlah animo

masyarakatnya, termasuk materi acara, yang bertanggung jawab adalah pihak

penyelenggara sebagai penyewa, kecuali memang yang menyelenggarakan

langsung acara tersebut adalah TIM atau DKJ. Seperti kutipan wawancara

berikut:

“Registrasi paling penjaga tamu saja, jadi kaya pemandu, itu pun juga

dalam konteks pertunjukan untuk berapa jumlah animo masyarakatnya,

jumlah nya berapa, tapi itu juga yang bertanggung jawab adalah orang

yang menyewa…” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri

Nasional, 5 April 2018).

4) Kemampuan memberikan identitas acara pada sebuah souvenir untuk

mempromosikan acara

Tidak ada keharusan yang menjadi prosedur dari TIM itu sendiri.

Berbeda dengan program yang diselenggarakan oleh DKJ atau TIM. Seperti

pada kutipan wawancara berikut.

“Souvenir itu sudah merupakan bagian dari mereka sendiri hanya itu

kita lihat souvenir untuk internal-internal mereka, jarang souvenir

untuk pertunjukan biasanya ucapan terima kasih, syal” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

Page 63: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

49

5) Kemudahan direktori yang efektif atau tanda lainnya agar dikenali

Gambar 7

Papan Petunjuk ke Lokasi Venue

(Sumber: Dokumentasi Gambar Penulis, 2018)

Mengenai lokasi bangunan satu dengan bangunan yang lain sudah

baik, pengunjung ketika masuk ke kawasan mudah mengerti letak-letaknya

dengan dipandu oleh signage dan petunjuk arah. Pengunjung yang sudah biasa

datang, mungkin akan mudah. Begitu juga dengan wisatawan dari luar, akan

kesulitan. Seperti pada kutipan wawancara berikut:

“Karena struktur bangunan di TIM itu sebenarnya buat saya sudah

bagus, orang sudah tahu masuk kesini, kekanan galeri cipta 2, bioskop,

teater Jakarta, jadi orang masuk pun sudah di pandu oleh signage itu,

petunjuk arah, IKJ dibelakang” (Sumber: Wawancara dengan Kurator

Galeri Nasional, 5 April 2018).

Page 64: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

50

“Itu memang harus diperbaiki, karena kan kalo yang sudah biasa,

mudah, kalau pun tanya juga mudah, kita harus lebih mempersiapkan

diri untuk misalnya hal tersebut, wisatawan luar” (Sumber:

Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Kalau yang sekarang kita lagi tata terutama jalur ini lagi kita renovasi

jadi kita harapkan nanti agar rambu-rambunya lebih jelas lagi termasuk

yang di parkir basement…” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

c. Perijinan

Prosedur ijin keramaian dari kepolisian sendiri terdapat pada point

nomor enam didalam Prosedur Pemanfaatan/Pemakaian Tempat Pertunjukan

Taman Ismail Marzuki yang penulis sertakan dalam lampiran. Dalam hal ini,

penulis mengambil contoh pada penyelenggaraan acara di Jakarta Convention

Centre (JCC). Dimana terdapat penyelenggara acara swasta memberikan

permohonan ijin keramaian penyelenggaraan acara sampai tingkat Kepolisian

Republik Indonesia (POLRI).

Perijinan kepolisian sendiri tidak hanya pada tingkat Kepolisian Sektor

(PolSek), Kepolisian Resor (PolRes) dan Kepolisian Daerah (PolDa), namun

penyelenggara acara swasta tersebut juga mengurus permohonan perijinan

sampai tingkat POLRI.

Page 65: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

51

Gambar 8

Ijin Keramaian dari Kepolisian

(Sumber: Dokumentasi Penulis

mengenai Perijinan, 2015)

Gambar 9

Ijin Keramaian dari Kepolisian

(Sumber: Dokumentasi Penulis

mengenai Perijinan, 2015)

Gambar 10

Ijin Keramaian dari Kepolisian

(Sumber: Dokumentasi Penulis mengenai Perijinan, 2015)

2. Fasilitas

a. Fasilitas Pengunjung Disabilitas

1) Kesesuaian kriteria venue untuk pengunjung disabilitas

Page 66: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

52

Gambar 11

Keadaan Galeri Cipta III

(Sumber: Dokumentasi Gambar Penulis, 2018)

Fasilitas pengunjung disabilitas sendiri sudah tersedia di Teater

Jakarta, sementara untuk ruang pameran seperti Galeri Cipta III belum

tersedia. Pada dokumentasi diatas, menunjukkan bahwa pada gedung lama

seperti Galeri Cipta III belum terdapat lift, hanya tangga saja. Karena ruang

pameran merupakan bangunan lama dari sejak TIM itu didirikan. DKJ sendiri

telah menerima kritik yang banyak dari pengunjung atau kolektor difabel,

masukannya sudah diterima oleh TIM dan akan memperbaiki problematika

tersebut. Seperti kutipan wawancara berikut:

“Seingat saya, kalau untuk gedung teater nya sudah ada ya, tapi

memang untuk pamerannya yang belum, ruang pameran belum, karena

itu yang saya bilang tadi itu ruang pamer masih gedung yang lama,

pokoknya dari pertama kali didirikan” (Sumber: Wawancara dengan

Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Page 67: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

53

“Kami memang mendapat kritik dari kawan-kawan difabel, tapi

memang itu sudah masuk dan kita mencoba, saya kira UP

memperbaiki problematiknya…” (Sumber: Wawancara dengan Ketua

DKJ, 20 April 2018).

“Kalo kita ada Ram saja, iya Ram didalam, lumayan kita bisa

akomodir terutama untuk disabilitas” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

2) Kesesuaian venue baru untuk pengunjung disabilitas

Sub-kategori ini mengaitkan dengan sub-kategori sebelumnya, bahwa

untuk sebuah renovasi fasilitas, terlebih dahulu harus ada evaluasi dan tidak

secara cepat renovasi dapat berlangsung. Seperti Teater Jakarta, sudah cukup

baik untuk pengunjung disabilitas dengan adanya Ram (tangga landai), seperti

kutipan wawancara berikut:

“…UP itu tidak bisa kalau tidak ada inputan harus membangun

langsung, jadi harus dimasukkan dahulu, tahun depan baru. Tapi kalo

dari difabel memang benar-benar sudah jadi fokus, kita sudah

mendapat kritik banyak. Bahkan mereka mau menyumbang,

membangun fasilitas difabel, malu sekali. Sudah lama sejak tahun

kemarin” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Kalau kita disini, untuk teater kita, saya rasa sudah cukup, dan kita

audit dan khusus di Teater Jakarta itu kita punya Ram lalu anggota

Page 68: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

54

untuk melayani” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM, 27

Juni 2018).

3) Kemampuan mengkomunikasikan perubahan venue untuk pengunjung

disabilitas dengan baik

Seperti yang dikomunikasikan dalam penyampaian sebuah direktori

lokasi acara, sama halnya dengan direktori bahwa venue tersebut sudah ramah

untuk difabel.

b. Kondisi Venue

1) Bentuk persetujuan dari pemadam kebakaran mengenai venue dalam

penyelenggaraan

Pada sub-kategori bentuk peraturan pemadam kebakaran setempat

dalam menggunakan sumber pemadaman api didalam regulasi, sudah

dijelaskan bahwa kawasan Taman Ismail Marzuki sendiri sudah tersedia

fasilitas mobil pemadam kebakaran. Sampai saat ini bilamana terjadi

kebakaran, fasilitas tersebut sudah cukup, seperti kejadian kebakaran di

kampus Institut Kesenian Jakarta. Namun bilamana terjadi kebakaran besar

yang tidak mampu di tanggulangi oleh fasilitas yang tersedia, secara sigap

Dinas Kebakaran DKI Jakarta akan merespon dan langsung menanggulangi

hal tersebut.

2) Kesesuaian fasilitas tempat parkir

Page 69: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

55

Fasilitas tempat parkir sendiri sudah mencukupi, namun apabila dalam

waktu bersamaan paralel kegiatan atau acara, akan penuh. Misalnya terdapat

acara atau kegiatan di dua venue secara bersamaan, Teater Jakarta dan GBB,

sekitar 2000 pengunjung lebih, tidak akan cukup untuk fasilitas tempat parkir.

Seperti kutipan wawancara berikut:

“Sebenarnya kalo dalam waktu bersamaan paralel kegiatan agak

crowded, pasti kurang, misalnya ada pameran, ada pemutaran film, ada

pertunjukan, ada pembukaan pameran, dimalam yang sama, pasti

crowded” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5

April 2018).

“Kalo dua venue main itu kurang, karena misalnya teater Jakarta dan

GBB itu kan berarti sekitar 2000 lebih, 2000 kadang kala… Ada,

karena itu UP kemudian memperbaiki diri kemudian ditambah sedikit

dibelakang, itu menurut saya tetap kurang…” (Sumber: Wawancara

dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“…kita kan punya basement, dibasement itu sudah ada tapi masih

belum jelas, kapasitas 100 mobil itu kita gunakan kalo diluar itu sudah

penuh langsung dibuka, karena orang lebih suka parkir

dipermukaan/parkir biasa” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi

TIM, 27 Juni 2018).

3) Kesesuaian fasilitas untuk stand pameran

Page 70: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

56

Fasilitas yang ditawarkan untuk penyelenggaraan pameran selain

tempat; yaitu media promosi, baik media cetak maupun media elektronik

(Sumber: Website resmi Taman Ismail Marzuki

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/reservation/sop_promosi, 2018).

Selain itu juga peralatan sound system seperti microphone dan lighting system.

Seperti kutipan wawancara berikut:

“Fasilitasnya paling media promosi, dari web mereka, website

online…Peralatan paling untuk pembukaan, microphone, lalu sound

system misalnya dalam pembukaan itu mau ada musik segala macam,

kita sewa sendiri, karena kapasitasnya kurang, sound systemnya yang

standar, kalau kita mau bagus, harus sewa sendiri dari luar” (Sumber:

Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Gambar 12

Festival Internasional Kuliner dan Budaya Betawi

(Sumber: Situs Berita Poskotanews http://poskotanews.com/2018/03/10/ada-bubur-

ase-di-festival-internasional-kuliner-dan-budaya-betawi-di-tim/, 2018)

4) Kesesuaian fasilitas untuk tempat penyimpanan

Page 71: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

57

Mengenai fasilitas tempat penyimpanan karya-karya seni walaupun

kurang memadai, untuk suhu ruangan penyimpanan cukup baik. DKJ

memiliki ruang khusus tersendiri untuk tempat penyimpanan karya-karya seni.

Seperti pada kutipan wawancara berikut ini:

“Kalo di DKJ ada, walaupun kurang memadai, tapi ada, suhu dan

segala macamnya cukup. Kamu bisa lihat nanti ke DKJ… Jauh lebih

bagus Galnas, tapi kami DKJ dengan katalog segala macam cukup

baik… Tidak hanya dari DKJ, yang disimpan DKJ aja, jadi ada dua

koleksi, DKJ dan TIM, TIM punya sendiri” (Sumber: Wawancara

dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“Mereka storagenya, bukan, lebih seperti gudang, kalo saya lihat

storage nya sendiri ada kriteria-kriterianya, lukisan tidak boleh, tidak

boleh ditumpuk…” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM,

27 Juni 2018).

Gambar 13

Tempat Penyimpanan Lukisan di Galeri Nasional

(Sumber: http://pameranceremonial.blogspot.com/2014/03/perawatan-penataan-dan-

pendataan.html, 2018)

Page 72: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

58

“…karena belum tahu juga kondisi nya bagaimana, apakah memang

layak, kalo di Nasional Galeri ada ruangan khusus, ada suhunya

sendiri, ada bagian restorasi kalau setiap saat rusak diperbaiki, tapi

tidak tahu, nanti tanya saja, ada tidak bagian perawatan lukisan kalau

rusak bagaimana pengamanannya” (Sumber: Wawancara dengan

Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Sementara untuk TIM sendiri sedang direncanakan untuk tempat

penyimpanan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang baku. Nantinya akan

terletak dilantai tiga Galeri Cipta III, tepatnya diatas gedung XXI. Seperti

kutipan wawancara berikut.

“Kalo kita belum punya storage, itu yang lagi kita bangun dilantai 3, di

XXI, kita mau bangun storage, jadi koleksi kita banyak…” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

5) Kesesuaian fasilitas untuk truk dan alat-alat berat

Gambar 14

Loading Dock dibelakang Teater Jakarta

(Sumber: Dokumentasi Gambar oleh Penulis, 2018)

Page 73: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

59

Area loading dock sendiri terletak dibelakang teater Jakarta pada

sebuah acara. Terdapat gerbang/pintu belakang yang berada di dekat Jalan

Kali Pasir.

“Kalo diteater, terutama teater, kita ada, sudah lihat, dibelakang, yang

ada pintu gerbangnya besar” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 2018)

6) Kesesuaian fasilitas untuk pra-acara seperti gladiresik

Pra-acara seperti gladiresik tergantung pada penyelenggara, kecuali

untuk seni pertunjukan karena harus mengecek sound system, lighting. Dan itu

merupakan bagian dari perjanjian antara penyelenggara dan TIM, seperti pada

kutipan wawancara berikut ini:

“Tergantung untuk penyelengaraannya, kalau yang meyelenggarakan

itu perlu, mereka mengadakan, kecuali kalau misalnya seni

pertunjukan itu harus, kenapa, karena pertunjukan harus mengecek

sound system, lighting segala macam, itu pasti ada sehari sebelumnya,

tapi kalau pameran agak jarang” (Sumber: Wawancara dengan Kurator

Galeri Nasional, 5 April 2018).

“Ada, iya harus ada gladiresik, kawan-kawan kalau mau perform harus

ada gladiresik” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April

2018).

Page 74: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

60

“Biasanya gladiresik itu, kalau mereka sudah masuk, sudah ada

pembayaran, kadang-kadang mereka sewa enam hari… ada juga yang

gladiresik, ada juga sebulan sebelumnya gladiresik, tapi biasanya satu

hari sebelum pertunjukan” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi

TIM, 27 Juni 2018).

7) Kesesuaian fasilitas untuk kuliner

Gambar 15

Pelataran Area Plaza

(Sumber: Dokumentasi Gambar Penulis, 2018)

Fasilitas untuk kuliner sendiri biasanya terdiri dari stand-stand,

letaknya berada diluar gedung atau plaza. Namun sering kali terdapat jamuan

makan di sebuah acara pameran. Seperti pada dokumentasi penulis diatas,

dalam sebuah acara terdapat gerobak penjual jajanan kerak telor dan tentunya

itu termasuk dalam kategori makanan yang diolah. Namun yang tidak

Page 75: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

61

diperbolehkan adalah didalam ruang pertunjukan dan memasak makanan yang

masih mentah.

“Paling diluar, kalau tidak kena hujan paling pakai meja-meja, tapi

kadang-kadang pakai tenda seperti lapak, sering kalau ada seperti itu,

jadi mereka sewa tenda, tenda sendiri ya, bisa buat jualan” (Sumber:

Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

“Pameran lukisan sering kali ada, ada jamuan didalam pameran…

Yang tidak boleh adalah didalam pertunjukan, kalau makan diluar,

biasanya waktu istirahat penonton keluar makan-makanan kecil…

seharusnya memang harus ada penjagaan khusus misalnya jarak yang

dikasih line, saya kira Galnas lebih mengerti mengenai hal tersebut,

kalo TIM belum” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April

2018).

“Ini sebenarnya untuk booth-booth kuliner, kita lebih teliti lagi untuk

memanage, karena kita harus menghitung area lalu jenis makanan,

makanan yang diolah engga boleh, itu merusak” (Sumber: Wawancara

dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

8) Kesesuaian fasilitas untuk area publik seperti lobi

Umumnya area publik seperti lobi dapat digunakan untuk jamuan

makan pada acara-acara tertentu atau untuk sebuah penempatan kegiatan yang

Page 76: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

62

bersangkutan dengan acara tersebut. Seperti pada penjelasan di point

sebelumnya.

9) Kesesuaian fasilitas toilet pria dan wanita

Bangunan lama di TIM seperti ruang pameran sendiri masih kurang

dalam hal jumlah. Sementara untuk Teater Jakarta sudah cukup baik.

Mengenai kebersihan juga belum maksimal untuk ruang pameran. Sementara

untuk Teater Jakarta sudah cukup bersih.

“Kalo Teater Jakarta, sekarang bagus, kalau ruang pameran memang

masih kurang… Bersih nya juga masih belum maksimal

… Teater Jakarta agak mendingan, kalau ruang pameran agak kurang

sebenarnya, masih perlu perhatian lebih untuk kebersihan segala

macam” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5

April 2018).

“Nah itu toilet, menurut saya toilet kurang, mungkin secara kuantitatif

ya, mungkin harus dipikirkan lagi toilet yang diluar, toilet hanya ada

didalam venue, sekarang yang dioutdoor hanya pakai fasilitasnya

bioskop XXI…” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April

2018).

Namun perlu diingatkan, dalam fasilitas toilet khusus didalam gedung, sudah

cukup baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, tapi terdapat layanan toilet

portabel yang harus dimaksimalkan.

Page 77: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

63

“Digedung, asal didalam gedung kita cukup, hanya acara yang diluar

itu kita sarankan mereka itu menyewa toilet mobil portabel, kita kasih

ke Dinas Kebersihan atau Lingkungan Hidup, mereka punya toilet

yang bisa digunakan, macam-macam tipenya, mau tipe apa aja yang

VVIP ada, yang regulernya ada” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

Gambar 16

Mobil Toilet Portabel

(Sumber: Dokumentasi Gambar oleh Penulis, 2018)

10) Kesesuaian fungsi dari masing-masing venue

Gambar 17

Lokasi Kegiatan Kesenian di Teater Besar

(Sumber: Website resmi Taman Ismail Marzuki

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/venue, 2018)

Page 78: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

64

Penjelasan fungsi masing-masing venue sendiri dijelaskan didalam

website resmi kuratorial Dewan Kesenian Jakarta. Meliputi fungsi dari setiap

venue-venue di Taman Ismail Marzuki. Maka dari itu ketika penyelenggara

akan memakai suatu venue, terdapat tahap-tahap yang harus dilalui dalam

proses kuratorial di Taman Ismail Marzuki.

a) Teater Besar, ditujukan untuk produksi pertunjukan profesional

berskala besar yang memang membutuhkan ruang ekspresi yang lebih

besar karena alasan artistik

b) Teater Kecil, ditujukan untuk pertunjukan seni eksperimental atau

karya seniman muda misalnya musik indie, konser musik kamar, uji

coba konsep pertunjukan mahasiswa, karya seni komunitas kampus

atau sanggar, pertunjukan tahunan sekolah tari atau kursus seni

pertunjukan lainnya seperti seni peran dll, yang belum memungkinkan

dipentaskan di gedung berkapasitas lebih besar.

c) Plaza Teater Jakarta, bisa digunakan untuk acara-acara tertentu yang

sesuai atau arena pendukung dari acara di Teater Jakarta.

d) Graha Bhakti Budaya, ditujukan untuk pertunjukan yang memiliki

konsep kuat apapun genrenya (tradisi, pop, modern, kontemporer)

yang berskala besar, sudah memiliki basis penonton yang luas atau

ingin menjangkau penonton lebih luas.

Page 79: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

65

e) Galeri Cipta II & III, ditujukan untuk pameran, kegiatan sastra dan

produk kesenian (Diskusi, Seminar, Workshop, Ceramah, Peluncuran

Buku, Konferensi Pers)

(Sumber: Website Resmi Dewan Kesenian Jakarta

http://www.kuratorial.dkj.or.id/spesifikasi-ruang/, 2018)

Tabel 3

Perbandingan luas dan kapasitas venue di Taman Ismail Marzuki dengan

Galeri Nasional dan Ciputra Artpreneur

Taman Ismail Marzuki Galeri Nasional Ciputra Artptreneur

Galeri Cipta II & III – 609

m2 & 149 m2

Ruang Pameran Tetap,

Gedung B & C – 2.240 m2

Gallery – 1.500 m2

(mencakup 2.000 orang)

Teater Besar – 1200 orang Ruang Pameran Temporer,

Gedung A – 1.350 m2

Theater – 1.030 m2

(mencakup 1.163 orang)

Teater Kecil – 420 orang

Graha Bhakti Budaya –

800 orang

(Sumber: Website venue Taman Ismail Marzuki, Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur, 2018)

c. Lokasi

Secara wilayah Taman Ismail Marzuki dan Galeri Nasional berada satu

wilayah yang sama yaitu di wilayah Jakarta Pusat, sedangkan Ciputra Artpreneur

Page 80: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

66

berada di wilayah Jakarta Selatan. Namun secara jarak hanya terpaut antara

Taman Ismail Marzuki dengan Galeri Nasional berjarak 1,7 km, lalu Taman

Ismail Marzuki dengan Ciputra Artpreneur berjarak 7 km.

1) Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur mengenai jarak dari sebuah bandara

Kawasan Taman Ismail Marzuki menuju bandara Soekarno-Hatta

berjarak 21,7 km (dengan melewati tol), sedangkan dari Taman Ismail

Marzuki menuju bandara Halim Perdanakusuma berjarak 10 km. Sementara

dari Galeri Nasional menuju bandara Soekarno-Hatta berjarak 20,6 km

(melewati tol), sedangkan dari Galeri Nasional ke bandara Halim

Perdanakusuma berjarak 11,5 km. Dari Ciputra Artpreneur menuju bandara

Soekarno-Hatta berjarak 21,6 km (melewati tol), sedangkan dari Ciputra

Artpreneur menuju bandara Halim Perdanakusuma berjarak 8,7 km (Sumber:

Pencarian website Google, 2018)

2) Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur mengenai jarak ke fasilitas kesehatan

Kawasan Taman Ismail Marzuki menuju Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) berjarak 1,8 km. Sementara dari Galeri Nasional

menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berjarak 3,6 km. Ciputra

Artpreneur menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berjarak 7,4

km (Sumber: Pencarian website Google, 2018).

Page 81: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

67

3) Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur mengenai jarak ke fasilitas pemadam kebakaran

Kawasan Taman Ismail Marzuki menuju Pemadam Kebakaran

Kemayoran-Jakarta Pusat berjarak 5,8 km. Sementara dari Galeri Nasional

menuju Pemadam Kebakaran Kemayoran-Jakarta Pusat berjarak 6,4 km.

Ciputra Artpreneur menuju Pemadam Kebakaran Tebet-Jakarta Selatan

berjarak 6,2 km (Sumber: Pencarian website Google, 2018).

4) Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur mengenai jarak ke fasilitas perbelanjaan

Kawasan Taman Ismail Marzuki menuju Grand Indonesia berjarak 3,6

km. Sementara dari Galeri Nasional menuju Grand Indonesia berjarak 4,7 km.

Ciputra Artpreneur menuju Mal Ciputra World atau Lotte Shopping Avenue

berjarak 0 km (dimana lokasi venue menjadi satu dengan lokasi fasilitas

perbelanjaan) (Sumber: Pencarian website Google, 2018).

5) Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional dan Ciputra

Artpreneur mengenai jarak ke tempat aktifitas rekreasi

Kawasan Taman Ismail Marzuki menuju Taman Impian Jaya Ancol

berjarak 9,3 km. Sementara dari Galeri Nasional menuju Taman Impian Jaya

Ancol berjarak 9 km. Ciputra Artpreneur menuju Taman Impian Jaya Ancol

berjarak 19,9 km (Sumber: Pencarian website Google, 2018).

Page 82: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

68

3. Layanan

a. Layanan Medikal

1) Kesesuaian layanan medikal untuk pertolongan pertama

Layanan medikal untuk pertolongan pertama sendiri masih belum

maksimal, kecuali bila datang Presiden atau Pejabat Tinggi, dan itu pula dari

pihak ketiga yang menghadirkan, seperti pada kutipan wawancara berikut:

“Tidak ada, belum, mungkin dari pihak ketiga, sejauh ini belum ada,

kecuali kalau yang buka presiden atau pejabat tinggi, mungkin ada atas

usul dari pihak ketiganya, tapi kalau dari pihak TIM nya sejauh ini

belum pernah ya” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri

Nasional, 5 April 2018).

Itu lah yang menjadi fokus dari DKJ, dan terus dingatkan kepada TIM

untuk menyediakan paling tidak ruangan medikal untuk petolongan pertama.

Untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan saat pertunjukan, seperti

kutipan wawancara berikut ini:

“Itu masih belum ya, tapi justru itu kami pernah membicarakan

tentang, dahulu ada satu ruangan khusus untuk medik, tolong

ditanyakan ke UP, untuk kami sangat-sangat penting. Pernah kita

diskusi mengingatkan akan hal itu. Karena mungkin bisa saja ada

kecelakaan atau jatuh terkilir. Iya belum pernah ada yang terlalu parah.

Dan lagi pula rumah sakit juga dekat. Tapi kalau menurut saya harus

Page 83: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

69

ada. Paling tidak pertolongan pertama” (Sumber: Wawancara dengan

Ketua DKJ, 20 April 2018).

Namun perlu diingatkan kembali lagi kepada penyelenggara, untuk

menyediakan, seperti pada kutipan wawancara penulis berikut ini.

“Kalo event besar biasanya itu wajib, kalau kita tidak menyiapkan, kita

menyarankan mereka, kita tinggal kontakan 118, menyiapkan

ambulans dan petugas paramedis, karena kita disini belum ada, kalau

ambulans harus ada tenaga paramedis, sementara kita karyawannya

tidak ada paramedis” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM,

27 Juni 2018).

2) Kesesuaian layanan pertolongan pertama

Perlunya fasilitas UGD juga menjadi fokus utama, bilamana terjadi

kecelakaan atau keletihan didalam sebuah pertunjukan. Infrastruktur yang

merupakan tanggung jawab dari TIM itu sendiri sebagai fasilitator, seperti

kutipan dalam wawancara berikut:

“…waktu itu saya lupa sudah tersedia atau belum memang aspek

kecelakaan seperti UGD harusnya ada. Karena buat pertunjukan

mungkin kecapekan dehidrasi dan segala macam itu bisa saja terjadi.

Paling tidak seperti UGD kecil seharusnya. Dahulu sempat kepikiran

itu, tapi saya kalau soal infrastruktur itu mungkin UP ya karena

tanggung jawab sebagai fasilitator” (Sumber: Wawancara dengan

Ketua DKJ, 20 April 2018).

Page 84: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

70

3) Kesesuaian layanan ambulans

Kesesuaian untuk layanan ambulans bilamana terjadi kecelakaan

dalam pertunjukan belum ada, namun dikarenakan letak dari fasilitas rumah

sakit juga dekat dari kawasan TIM, seperti kutipan wawancara berikut ini:

“Tidak ada ambulans jadi biasanya kalau seandainya terjadi

kecelakaan kecil itu langsung dibawa ke rumah sakit” (Sumber:

Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

“…akhirnya kita sepakat dengan EO untuk acara event besar agar

disiapkan ambulans satu sama paramedisnya lengkap…” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

b. Kenyamanan dan Keamanan

1) Kesesuaian rasa nyaman dan aman untuk pengunjung dalam mengunjungi

venue-venue

Selama ini belum pernah terjadi kehilangan atau pencurian karya-karya

seni selama pameran, maupun pengunjung atau kolektor kehilangan barang

bawaan. Namun pernah terjadi kehilangan di fasilitas tempat parkir, seperti

kutipan wawancara berikut:

“Kalau kehilangan tidak ya, kalau untuk parkir pernah ya, kejadian

parkir mobil, kacanya dihancurin, itu pernah ada sekali itu, yang

ketahuan sekali ya” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri

Nasional, 5 April 2018).

Page 85: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

71

“Pasti, kehilangan hape itu pasti” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

Selain itu saat ini memang sedang adanya renovasi dikawasan,

sehingga dapat membahayakan penyelenggara maupun pengunjung. Namun

sudah dirundingkan sejak awal perjanjian, seperti kutipan berikut:

“Kalo saya kira ya, kita memang waktu awal sebelum mereka ini,

survey dulu ya, saat survey kita jelaskan kondisi seperti ini, biasanya

mereka ada masukan juga, pak nanti kami begini-begini tolong yang

ini aksesnya, jadi nanti kita sesuaikan karena kondisinya lagi seperti

ini ya, kita mengikuti saran dari mereka karena mungkin konsepnya,

nanti kami jalurnya lewat sini…” (Sumber: Wawancara dengan

Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

2) Kesesuaian dalam memiliki tim staf keamanan

Kawasan Taman Ismail Marzuki masih menghire dari pihak ketiga

(outsourcing), untuk tim staf keamanan dilokasi-lokasi venue, seperti kutipan

wawancara berikut ini:

“Iya outsourcing, kalau di Galnas iya sama-sama, keamanan parkir itu

dari mereka semua, servis itu sama semua, yang menghire dari pihak

ketiga ya” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5

April 2018).

Page 86: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

72

3) Kesesuaian layanan elevator maupun eskalator bekerja dengan baik

Kawasan Taman Ismail Marzuki sendiri hanya terdapat eskalator yang

berada di Teater Jakarta. Namun beberapa bangunan-bangunan tua seperti

GBB atau kantor dewan yang terdiri dari 3 lantai. Apalagi hal ini merujuk

kembali ke sub-kategori yang berkaitan dengan fasilitas yang ramah

disabilitas, seperti kutipan wawancara berikut:

“Eskalator kita tidak punya ya, oh ada di teater Jakarta, itu cukup baik

ya, hanya itu saja ya, karena beberapa bangunan-bangunan tua ya,

yang GBB atau kantor dewan sendiri kan 2 lantai 3 lantai, jadi agak

repot, memang harus ada lift ya” (Sumber: Wawancara dengan Ketua

DKJ, 20 April 2018).

4) Hubungan antara venue dengan Lembaga penegakan hukum

Prosedur pemanfaatan atau pemakaian venue yang dikeluarkan oleh

Taman Ismail Marzuki, diwajibkan penyelenggara memiliki izin keramaian

dari kepolisian, agar bisa melancarkan proses penyelenggaraan acara. Hal

tersebut juga tertuang dalam Standar Operasional Prosedur untuk pemakaian

tempat pertunjukan, pada point kedua-belas (Sumber: Website resmi Taman

Ismail Marzuki Jakarta

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/reservation/sop_peminjaman, 2018).

Seperti kutipan wawancara berikut:

Page 87: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

73

“…kalau panitia tidak menyampaikan izin keramaian, akan dibatalkan,

menolak…Izin keramaian dikeluarkannya ada seperti, siapa

penanggung jawabnya, materinya apa, jumlah audiensnya berapa, jam

mulainya berapa, itu lebih spesifik, itu belum punya, mereka tidak

punya, kalau itu dilengkapi sebagai pengguna, silahkan aja…”

(Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM, 27 Juni 2018).

5) Hubungan antara venue dengan badan keamanan swasta

Penyelenggara biasanya menyiapkan keamanan untuk internal

penyelenggara, sementara untuk keamanan dari pihak TIM hanya sebatas

mengamankan akses-akses pintu masuk dan keluar. Maka dari itu diwajibkan

penyelenggara menginformasikan mengenai staf-staf terutama petugas

keamanan internalnya. Namun terdapat permasalahan dalam pemakaian

identitas dari petugas-petugas internal penyelenggara, terutama keamanan.

“…kadang-kadang ada juga yang menyiapkan keamanan internal

mereka, kita sebenarnya lebih prefer itu…tapi kadang-kadang mereka

menggunakan ID card, itu aman, kita bisa lihat, kadang-kadang mereka

lupa atau memang tidak perlu, tapi ternyata sangat vital, untuk

menggunakan itu…” (Sumber: Wawancara dengan Administrasi TIM,

27 Juni 2018).

Page 88: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

74

6) Kesesuaian alat pemadaman api dengan zona yang ditentukan

Gambar 18

Alat Pemadam Kebakaran (Hydrant)

(Sumber: Dokumentasi Gambar oleh Penulis, 2018)

Kawasan Taman Ismail Marzuki terdapat beberapa titik penyebaran

alat pemadam kebakaran (hydrant) didalam gedung-gedung venue. APAR

tersebut merupakan suatu penanggulangan pertama bila terjadi timbulnya api.

“Kalau kita kan ada APAR ya, alat pemadam kebakaran ringan dulu

kalau terjadi kita harus pinjam lagi dari luar, kita punya APAR-APAR

yang disetiap lokasi yang pake spray, seperti itu…” (Sumber:

Wawancara dengan Administrasi TIM, 2018)

Page 89: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

75

7) Kesesuaian sistem alarm kebakaran

Sistem alarm kebakaran pada Teater Jakarta berfungsi dengan baik,

karena bangunan tersebut terbilang cukup baru, dan memenuhi standar

bangunan untuk penyelenggaraan pertunjukan. Hanya saja bangunan lama

yang belum ada renovasi semenjak dibangun tahun 70-an, seperti ruang

pameran. Seperti kutipan wawancara berikut:

“Sepertinya ada… Belum-belum, kalau pun ada saya tidak yakin akan

berfungsi apa tidak, kalau pendeteksi asap di Teater Jakarta ada

mungkin, karena itu bangunan baru, tahun 2000-an itu dibangun,

teknologinya” (Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional,

5 April 2018).

8) Kondisi venue perlantai

Gambar 19

Peta Kawasan Taman Ismail Marzuki

(Sumber: Website resmi Taman Ismail Marzuki, 2018)

Page 90: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

76

Keterangan:

A. Galeri Cipta III

B. Graha Bhakti Budaya

C. Teater Jakarta

D. Institut Kesenian Jakarta

E. Galeri Cipta II

F. Planetarium

G. Plaza

Kawasan Taman Ismail Marzuki terdiri dari beberapa bangunan,

namun yang dibahas adalah gedung-gedung yang menjadi tempat

penyelenggaraan acara. Terdapat empat bangunan yaitu Teater Jakarta, Galeri

Cipta III, Graha Bhakti Budaya dan Galeri Cipta II.

Teater Jakarta sendiri meliputi Teater Besar dengan kapasitas sebesar

1200 kursi dan Teater Kecil dengan kapasitas 420 kursi. Sedangkan untuk

Graha Bhakti Budaya memiliki kapasitas 800 kursi. Sementara untuk Galeri

Cipta II memiliki luas sekitar 609 m2 dan Galeri Cipta III memiliki luas

sekitar 147 m2. (Sumber: Website resmi venue Taman Ismail Marzuki, 2018)

Kantor dari TIM sendiri berada di Gedung Planetarium. Lalu terdapat

pula Masjid dan area kuliner di dekat area parkir. Sementara untuk tempat

penyimpanan karya seni seperti lukisan (storage) yang direncanakan terdapat

di lantai tiga gedung Galeri Cipta III, tepatnya diatas bioskop XXI.

Page 91: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

77

c. Kesesuaian kuratorial dengan persyaratan teknis

Taman Ismail Marzuki tidak memiliki tim kurator, bila ada proposal

masuk, yang menentukan adalah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) secara

langsung. Galeri Nasional juga mengharuskan pengajuan atau penginputan

sebuah proposal harus setahun sebelumnya, seperti kutipan wawancara

berikut:

“…kalau di TIM sepengetahuan saya itu tidak ada tim kurator, jadi

kalau ada proposal masuk, yang menentukan Dewan Kesenian, masuk

nya ke DKJ…kalau di Galnas proposal masuk kemudian dan itu kalau

mau pameran kan dikirim setahun sebelumnya, si A mau pameran

2020, 2019 harus dikirim karena tim kurator akan menyeleksi proposal

yang masuk berdasarkan proposal yang diajukan oleh seniman”

(Sumber: Wawancara dengan Kurator Galeri Nasional, 5 April 2018).

Dewan Kesenian Jakarta dalam mengkategorikan komite berdasarkan

pada 6 jenis seni; yaitu komite Film, komite Musik, komite Sastra, komite Seni

Rupa, komite Tari dan komite Teater.

“…kan kami punya 6 komite, seni rupa, sastra, film, musik, teater, dan

tari…” (Sumber: Wawancara dengan Ketua DKJ, 20 April 2018).

Berbeda dengan Galeri Nasional, Taman Ismail Marzuki sendiri dalam

mengajukan proposal 6 bulan sebelum tanggal pentas untuk Teater Besar –

Teater Jakarta dan Gedung Kesenian Jakarta; serta 3 bulan sebelumnya untuk

Page 92: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

78

Graha Bhakti Budaya, Teater Kecil – Teater Jakarta, Gedung Wayang Orang

Bharata, Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III

(Sumber: Persyaratan Teknis Dewan Kesenian Jakarta, 2018).

B. Pembahasan

Penulis dalam pembahasan ini mengkategorikan indikator-indikator yang

menjadi permasalahan dimana penulis sudah membandingkan antar teknik

pengumpulan data di Taman Ismail Marzuki dan beberapa sumber di Galeri Nasional

serta Ciputra Artpreneur, terdapat perbedaan yang mendasar, dan menjadi tolak ukur

dalam kesimpulan dan rekomendasi nantinya. Berikut adalah indikator-indikator

tersebut.

1. Regulasi

a. Peraturan Penyelenggaraan

Penulis membahas tentang penggunaan mesin bertenaga bahan bakar

minyak dalam penyelenggaraan acara didalam ruangan/Gedung, sangat jelas

tidak diperbolehkan, misalnya membawa genset kedalam teater, dan seharusnya

diletakkan diluar dari teater. Karya seni sendiri dapat berupa bentuk

kendaraan/mobil dimana dijadikan sebuah kanvas lukisan atau sebuah karya seni

itu sendiri untuk dipamerkan. Maka disini yang menjadi konsen penulis antara

faktor teknikal dan faktor materi acara.

b. Registrasi

Page 93: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

79

Terdapat permasalahan mengenai kemudahan direktori yang efektif atau

tanda lainnya, dimana terdapat beberapa pengunjung yang bingung, terutama

yang baru mengunjungi kawasan. Berbeda dengan pengunjung yang sering

berkunjung, dan sudah paham kemana saja arah yang dituju, apalagi saat ini

Kawasan Taman Ismail Marzuki sedang dalam tahap renovasi dimana direktori

terutama rambu-rambu akan lebih diperjelas lagi. Sehingga penulis konsen akan

permasalahan ini.

c. Perijinan

Penulis dalam permasalahan pada sisi regulasi, dimana pada acara Belok

Kiri Fest di Taman Ismail Marzuki hanya mengantongi izin dari PKJ dan Polsek

Menteng, namun TIM pada H -5 acara sudah memasangkan banner acara di

Taman Ismail Marzuki. Berdasarkan pada hasil penelitian di sub-bab

sebelumnya, terdapat ijin keramaian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik

Indonesia (POLRI). Dimana tembusannya sendiri dilakukan untuk Polda Metro

Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat.

2. Fasilitas

a. Fasilitas Pengunjung Disabilitas

Penulis sangat konsen mengenai fasilitas untuk disabilitas di kawasan

Taman Ismail Marzuki. Terdapat beberapa kritik dari pengunjung difabel,

sehingga sudah disampaikan problematikanya ke Unit Pengelola Taman Ismail

Marzuki. Fakta saat ini dirasa sudah cukup dengan adanya Ram (tanggal landai)

Page 94: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

80

dan beberapa anggota yang melayani pengunjung difabel. Namun selama penulis

meneliti kawasan TIM, saat ini memang terdapat renovasi seputar trotoar, jalan

setapak maupun direktori untuk kemudahan pengunjung.

b. Kondisi Venue

1) Fasilitas area parkir

Bila dalam waktu bersamaan paralel terjadi kegiatan atau acara, akan

sangat crowded, walaupun sudah membuka area parkir basement. Jadi perlu

mengorganisir kembali, apakah faktor acara yang bersamaan atau kebijakan

penggunaan area parkir yang efektif dan efisien. Sehingga masalah ini

menjadi konsen penulis.

2) Fasilitas tempat penyimpanan (storage)

Terjadi perbedaan pendapat, dimana tempat penyimpanan milik DKJ

kurang memadai, walaupun suhu dan segala macamnya cukup. Storage milik

DKJ lebih seperti gudang karena kriterianya sendiri tidak tercukupi. Tapi TIM

saat ini sedang membangun sebuah tempat penyimpanan yang sesuai dengan

kriteria-kriteria tempat penyimpanan (storage) berkaca pada kesesuaian

tempat penyimpanan pada Galeri Nasional.

3) Fasilitas kuliner

Ini menjadi konsen dimana terjadi perbedaan antara yang

dikemukakan dengan keadaan dilapangan. Pihak TIM lebih membatasi untuk

makanan yang diolah dan melarangnya karena bisa merusak atau mengotori

Page 95: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

81

fasilitas dikawasan. Berbeda dengan hasil pengamatan saat berada dilapangan

pada suatu acara, karena masih adanya booth-booth yang mengolah makanan

diarea plaza. Sehingga ini menjadi konsen penulis.

4) Fasilitas toilet

Keadaan untuk fasilitas toilet didalam gedung-gedung venue sendiri

sudah cukup baik dalam hal kualitas dan kuantitas. Namun perlu diingatkan

kembali kepada penyelenggara bilamana penyelenggaraan acara tersebut

dalam skala besar, harus menyediakan toilet portabel untuk diluar dari gedung

penyelenggaraan.

3. Layanan

a. Layanan Medikal

Layanan medikal sendiri sejauh ini diakomodir oleh pihak ketiga,

meliputi layanan ambulans dan tenaga paramedis. Untuk event-event besar

diwajibkan untuk memakai jasa tersebut. Namun perlunya Unit Pengelola TIM

menyediakan ruangan untuk pertolongan pertama. Karena sudah sepatutnya

tempat wisata sudah diharuskan memiliki layanan pertolongan pertama sendiri

(merujuk kembali pada paparan jenis dan karakteristik oleh Joe Goldblatt).

b. Kenyamanan dan Keamanan

Taman Ismail Marzuki sendiri hanya mengakomodir keamanan untuk

akses pintu masuk dan keluar. Namun untuk didalam ruangan atau gedung,

merupakan kewajiban dari pihak penyelenggara. Untuk keamanan internal

Page 96: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

82

sendiri diakomodir oleh pihak ketiga. Tapi yang jadi konsen dipoint ini adalah

kejelasan identitas yang diinformasikan kepada TIM maupun yang dipakai dalam

bentuk ID Card oleh petugas keamanan internal. Yang sering kali sangat

disepelekan oleh penyelenggara.

Page 97: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

83

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kawasan Taman Ismail Marzuki memiliki standar fasilitas, layanan serta

regulasi dalam penyelenggaraan event kesenian yang cukup kuat, namun ternyata ada

beberapa permasalahan yang menjadi konsen penulis. Dalam hal ini dapat

disimpulkan menjadi beberapa aspek permasalahan.

1. Simpulan pertama pada standar regulasi, yaitu ketidaksesuaian peraturan

penggunaan mesin bertenaga bahan bakar minyak dengan karya seni yang

menjadikan kendaraan/mobil sebagai wadah/kanvas lukisan atau sebagai karya

seni itu sendiri. Simpulan pada standar regulasi selanjutnya adalah kemudahan

direktori yang masih kurang efektif atau tanda lainnya sehingga mudah dikenali

dengan baik oleh pengunjung; dan ketidaksesuaian prosedur ijin keramaian

penyelenggaraan acara di Taman Ismail Marzuki dengan venue lainnya.

Sehingga diperlukan penambahan parameter peraturan dalam menggunakan

sebuah kendaraan/mobil sebagai properti, kanvas atau sebuah karya seni;

penempatan dan kejelasan informasi didalam sebuah direktori atau rambu-rambu

yang menunjukkan arah atau tujuan pengunjung; serta kejelasan dan ketegasan

baik secara lisan maupun tulisan pada prosedur pemanfaatan/pemakaian tempat

pertunjukan pada fokus standar dari sisi regulasi.

2. Simpulan pada standar fasilitas, yaitu pengembangan fasilitas untuk pengunjung

disabilitas pada gedung lama, kebijakan akan penyesuaian fasilitas area parkir,

Page 98: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

84

pengembangan fasilitas tempat penyimpanan (storage), kebijakan akan

penyesuaian fasilitas kuliner serta penyesuaian fasilitas toilet.

Sehingga diperlukan penambahan parameter dalam pengembangan fasilitas fisik

dan non-fisik untuk pengunjung disabilitas; kebijakan akan penyesuaian area

parkir; pengembangan fasilitas tempat penyimpanan (storage); kebijakan akan

penyesuaian fasilitas kuliner; serta kebijakan penyesuaian fasilitas toilet pada

fokus standar dari sisi fasilitas.

3. Serta terakhir mengenai simpulan pada standar layanan, yaitu pengembangan

pada layanan medikal baik secara permanen maupun hanya pada saat

penyelenggaraan event kesenian. Selanjutnya pada standar layanan berikutnya

yaitu ketegasan pengelola akan pentingnya faktor kenyamanan dan keamanan.

Sehingga diperlukan penambahan parameter dalam pengembangan layanan

medikal secara permanen maupun non-permanen; serta kebijakan pengelola

dalam mengorganisir pihak keamanan internal venue maupun dari pihak ketiga

(penyelenggara acara) pada fokus standar dari sisi layanan.

B. Rekomendasi

Penelitian ini penulis lakukan, tidak hanya sekadar menyajikan hasil

penelitian ini saja. Namun dalam kajian teori, penulis mengunakan teori adaptasi.

Dalam hal ini penulis ingin mengadaptasikan hasil rekomendasi berupa revisi tersebut

kepada para pelaku penyelenggaraan event kesenian. Berdasarkan simpulan yang

sudah yang telah dirumuskan, maka dalam upaya mengadaptasi standar fasilitas,

Page 99: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

85

layanan serta regulasi di Taman Ismail Marzuki dapat direkomendasikan beberapa hal

untuk dijadikan sebuah revisi standar penyelenggaraan event kesenian. Adapun

rekomendasinya adalah sebagai berikut:

1. Regulasi

a. Perlu penjelasan kembali dalam peraturan untuk menggunakan sebuah

kendaraan/mobil sebagai properti, kanvas atau sebuah karya seni. Yang

nantinya dapat digunakan atau didisplay didalam ruangan teater atau ruangan

pameran. Namun perlu diingatkan kembali bahwa kondisi sebuah

kendaraan/mobil dalam keadaan steril dari upaya timbulnya api, begitu pula

dengan keadaan lingkungan didalam ruangan teater atau pameran. Sehingga

nantinya tidak akan terjadi sebuah masalah yang serius.

b. Penempatan dan kejelasan informasi didalam sebuah direktori atau rambu-

rambu yang menunjukkan arah atau tujuan pengunjung, harus lebih efektif

dan efisien. Misalnya penempatan sebuah peta kawasan dibagian akses pintu

masuk, sangat perlu dilakukan. Selain itu pembagian brosur/peta kawasan

dibagian akses pintu masuk juga sangat penting.

c. Kejelasan dan ketegasan baik secara lisan maupun tulisan pada prosedur

pemanfaatan/pemakaian tempat pertunjukan. Sudah benar dalam point

keenam tersebut mengenai pemohon harus memiliki ijin keramaian dari

kepolisian. Namun perlu penjelasan ijin keramaian kepolisian sampai pada

tingkat apa. Sehingga penulis ingin merekomendasikan sub-point baru dalam

point keenam tersebut.

Page 100: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

86

1) Ketegasan dari TIM untuk penyelenggara acara yang harus memiliki ijin

keramaian sampai pada tingkat Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

2) Taman Ismail Marzuki adalah kawasan penyelenggaraan event atau

pameran industri kreatif, sehingga perlu adanya ijin penyelenggaraan

pada tingkat organisasi atau asosiasi industri kreatif, maupun pada tingkat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta ataupun Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

2. Fasilitas

a. Tidak hanya sebuah renovasi untuk memudahkan jalur-jalur khusus untuk

pengunjung disabilitas. Tapi sangat perlu dilakukan untuk penambahan

petugas yang dapat membantu pengunjung tersebut. Kalaupun sebuah

penyelenggaraan acara skala yang cukup besar, pihak penyelenggara dapat

mengakomodir dalam membantu melayani pengunjung disabilitas tersebut.

Karena tidak selalu dalam hal pembangunan fisik yang dilakukan, tapi dalam

hal pembangunan manusia yang dapat menjadi efektif dan efisien.

b. Perlunya mengorganisir kembali dalam mengadaptasi permasalahan parkir

yang selama ini menjadi kritik dari beberapa stakeholder. Berikut ini adalah

rekomendasinya:

1) Bilamana penyelenggaraan acara yang bersamaan, maka perlu pendataan

kemungkinan pengunjung yang datang dalam dua acara atau lebih.

Kemudian apakah jumlah area parkir memungkinkan untuk jumlah

pengunjung yang tadi didata, dengan asumsi semua pengunjung memakai

kenadaraan.

Page 101: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

87

Yang kedua adalah kebijakan penggunaan area parkir yang efektif dan

efisien, terjadi karena adanya evaluasi akan kebutuhan dimana akan

dibatasi pada pengunjung yang membawa kendaraan sesuai dengan

kebijakan dari penyelenggara. Beberapa cara dapat diaplikasikan

tergantung pada pengunjung yang sudah didata dan pengunjung yang

baru didata pada saat hari penyelenggaraan.

2) Kawasan Taman Ismail Marzuki seharusnya terdapat dua tempat

penyimpanan (storage) untuk karya-karya seni, seperti lukisan. Karena di

TIM terdapat dua peran yang masing-masing memiliki koleksi karya seni,

yaitu Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan TIM itu sendiri. Dalam kriteria

untuk sebuah tempat penyimpanan sendiri, harus dengan keadaan suhu

dan kelembaban yang sudah diatur. Tak hanya dua aspek tersebut, tapi

dalam sebuah tempat penyimpanan harus ada bagian restorasi atau

disebut dengan konservasi preventif.

3) Perlu dikaji kembali apa perlu area plaza digunakan dalam memfasilitasi

untuk booth-booth kuliner. Dalam hal ini adalah booth-booth dimana

harus mengolah makanan mentah. Jika memang seperti itu, harus ada

ketegasan kepada pihak penyelenggara. Karena pada dasarnya Kawasan

Taman Ismail Marzuki adalah kawasan Industri Kreatif yang berbasis

Kesenian. Jadi unsur diluar Kesenian seharusnya tidak perlu dibicarakan

panjang lebar karena hanya sebatas unsur pendukung.

4) Venue Teater sendiri sudah sangat baik dalam hal kualitas dan kuantitas

untuk fasilitas toilet, baik pria maupun wanita. Tapi terdapat kritik dalam

Page 102: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

88

hal kualitas di venue pameran. Sementara untuk hal kuantitas sangat

dikhawatirkan untuk area outdoor. Karena ada beberapa penyelenggaraan

acara yang hanya menggunakan area outdoor, yakni plaza. Sehingga

untuk acara dalam skala besar maupun acara di area plaza, diwajibkan

untuk penyelenggara acara menggunakan layanan toilet portabel.

3. Layanan

a. Selain penyelenggara yang menggunakan layanan ambulans dan tenaga

paramedis dalam penyelenggaraan acara. Disamping itu terdapat evaluasi

dimana dibutuhkannya sebuah ruangan khusus untuk fasilitas medikal

berserta petugas yang ahli dalam hal medikal. Sehingga tidak tergantung

hanya pada fasilitas pihak ketiga ataupun rumah sakit diluar Kawasan Taman

Ismail Marzuki.

b. Diwajibkannya untuk pendataan informasi mengenai petugas keamanan

internal pihak penyelenggara, dimana berasal dari pihak ketiga (badan

keamanan swasta). Hal ini guna menginformasikan kepada pihak TIM, serta

nantinya petugas-petugas yang berkaitan dengan keamanan internal tersebut

menggunakan ID Card sehingga pihak TIM dapat memantau pada saat acara

berlangsung.

Page 103: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

89

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Any Noor. 2013. Manajemen Event. Bandung, Penerbit Alfabeta.

Dewi Odjar Ratna Komala, Sunarya, Metrawinda Tunus, Zakiyah, Aderina Uli

Panggabean, Donny Purnomo Januardhi Efyandono, Anna Melianawati, Esti Premati,

Sugeng Rahardjo. 2014. Pengantar Standardisasi: Edisi Kedua. Jakarta, Badan

Standardisasi Nasional.

Glenn A. J. Bowdin, Johnny Allen, William O’Toole, Robert Harris dan Ian

McDonnell. 2006. Event Management. London, Elsevier Ltd.

Irwanto. 2007. Focus Group Discussion: Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

J. R. Raco. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya. Jakarta, PT Grasindo.

Joe Goldblatt. 2008. Special Events: The Roots and Wings of Celebration. New

Jersey, John Wiley & Sons, Inc.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th Edition. New

Jersey, Pearson Education, Inc.

Salim Said. 1994. 25 Tahun Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Jakarta,

Yayasan Kesenian Jakarta.

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta, Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, CV Alfabeta.

Page 104: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

90

Jurnal

Mudjia Rahardjo. 2010. Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam

Negeri Malang.

Murat Gümüş & Bahattin Hamarat. 2014. Communication Satisfaction and

Communicative Adaptability Reinforce Organizational Identification. American

Research Institute for Policy Development.

National Endowment for the Arts. 2010. Live from your Neighborhood. NEA.

Internet

https://beritagar.id/artikel/berita/belok-kirifest-dari-penolakan-hingga-sejarah-

alternatif

http://www.kuratorial.dkj.or.id/syarat-dan-ketentuan/

htttp://lifestyle.liputan6.com/read/2445314/belok-kiri-fest-meluruskan-sejarah-lewat-

seni/

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/event

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/venue

http://www.kuratorial.dkj.or.id/syarat-dan-ketentuan/

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/reservation/sop_peminjaman

http://tamanismailmarzuki.jakarta.go.id/reservation/sop_promosi

http://pameranceremonial.blogspot.com/2014/03/perawatan-penataan-dan-

pendataan.html

http://www.kuratorial.dkj.or.id/spesifikasi-ruang/

Page 105: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

91

LAMPIRAN

1. Fokus Penelitian

Topik Fokus Parameter Kriteria Penilaian

Sumber

Data

Standar

Penyelenggaraan

Event Kesenian

di Taman Ismail

Marzuki

Regulasi

Peraturan

Penyelenggaraan

Bentuk peraturan mengenai lokasi untuk keadaan darurat PW/D

Bentuk peraturan mengenai zat terlarang PW/D

Bentuk peraturan lain yang menganggu aktifitas bisnis PW/D

Bentuk peraturan dalam penggunaan bahan mudah

terbakar terkait dalam dekorasi penyelenggaraan event

PW/D

Bentuk peraturan pemadam kebakaran setempat dalam

menggunakan sumber pemadaman api

PW/D

Bentuk peraturan mengenai penggunaan mesin bertenaga

bahan bakar minyak

PW/D

Bentuk peraturan mengenai penggunaan hewan yang PW/D

Page 106: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

92

dilatih

Kesesuaian dengan visi dan misi PW/D

Registrasi

Bentuk regulasi mengenai personil dibagian check-in

counter

PW/D

Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang cepat

pada check-in untuk VIP

PW/D

Kemampuan memberikan materi acara pada saat check-in PW/D

Kemampuan memberikan identitas acara pada sebuah

souvenir untuk mempromosikan acara

PW/D

Kemudahan direktori yang efektif atau tanda lainnya agar

dikenali

PW/D

Perijinan Kesesuaian prosedur ijin keramaian penyelenggaraan

acara

D

Fasilitas Fasilitas Kesesuaian kriteria venue untuk pengunjung disabilitas PW/D

Page 107: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

93

Pengunjung

Disabilitas

Kesesuaian venue baru untuk pengunjung disabilitas PW/D

Kemampuan mengkomunikasikan perubahan venue

untuk pengunjung disabilitas dengan baik

PW/D

Kondisi Venue

Bentuk persetujuan dari pemadam kebakaran mengenai

venue dalam penyelenggaraan

PW/D

Kesesuaian fasilitas tempat parkir PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk stand pameran PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk tempat penyimpanan PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk truk dan alat-alat berat PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk pra-acara seperti gladiresik PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk kuliner PW/D

Kesesuaian fasilitas untuk area publik seperti lobi PW/D

Kesesuaian fasilitas toilet pria dan wanita PW/D

Kesesuaian fungsi dari masing-masing venue PW/D

Page 108: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

94

Lokasi

Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional

dan venue lain mengenai jarak dari sebuah bandara

D

Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional

dan venue lain mengenai jarak ke fasilitas kesehatan

D

Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional

dan venue lain mengenai jarak ke fasilitas pemadam

kebakaran

D

Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional

dan venue lain mengenai jarak ke fasilitas perbelanjaan

D

Perbandingan lokasi venue TIM dengan Galeri Nasional

dan venue lain mengenai jarak ke tempat aktifitas

rekreasi

D

Layanan

Layanan

Medikal

Kesesuaian layanan medikal untuk pertolongan pertama PW/D

Kesesuaian layanan pertolongan pertama PW/D

Page 109: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

95

Kesesuaian layanan ambulans PW/D

Kenyamanan

dan Keamanan

Kesesuaian rasa nyaman dan aman untuk pengunjung

dalam mengunjungi venue-venue

PW/D

Kesesuaian dalam memiliki tim staf keamanan PW/D

Kesesuaian layanan elevator maupun eskalator bekerja

dengan baik

PW/D

Hubungan antara venue dengan Lembaga penegakan

hukum

PW/D

Hubungan antara venue dengan badan keamanan swasta PW/D

Kesesuaian alat pemadaman api dengan zona yang

ditentukan

PW/D

Kesesuaian sistem alarm kebakaran PW/D

Kondisi venue perlantai PW/D

Kuratorial Kesesuaian kuratorial dengan persyaratan teknis PW/D

Keterangan: PW adalah Pedoman Wawancara dan D adalah Dokumentasi

Page 110: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

96

2. Pedoman Wawancara

* Pertanyaan berikut akan disesuaikan pada saat wawancara berlangsung untuk tiga

pihak partisipan, yaitu Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM, Ketua

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) serta penyelenggara event. Karena butir pertanyaan

dibawah ini memiliki pandangan berbeda pada tiap partisipan.

A. Regulasi

1. Adakah peraturan mengenai lokasi untuk keadaan darurat, dimana saja

letaknya? Bagaimana pengalokasian pengujung terhadap keadaan darurat?

2. Adakah peraturan mengenai zat terlarang? Dan apa pernah terjadi mengenai

penyalahgunaan tersebut? Bagaimana menindaklanjuti hal tersebut?

3. Adakah peraturan mengenai kebijakan dalam aktifitas bisnis di dalam

penyelenggaraan event? Bagaimana prosedurnya?

4. Adakah peraturan dalam penggunaan bahan mudah terbakar terkait dalam

dekorasi penyelenggaraan event? Bagaimana menindaklanjuti hal tersebut?

5. Apa pernah terjadi kecelakaan dalam penyelenggaraan event? Bagaimana

menindaklanjuti hal tersebut?

6. Bagaimana tata cara pemadaman kebakaran? Dan apa ada bantuan dari pihak

pemadam kebakaran setempat?

7. Adakah peraturan mengenai penggunaan mesin bertenaga bahan bakar

minyak di dalam penyelenggaraan? Bila menggunakan apa sanksinya?

8. Adakah peraturan mengenai penggunaan hewan yang dilatih? Bila membawa

apa sanksinya?

9. Bagaimana regulasi mengenai personil dibagian registrasi pengunjung?

10. Apa ada kriteria dalam memberikan pelayanan yang cepat pada registrasi

pengunjung khusus VIP? Bagaimana prosedurnya?

11. Apa ada regulasi dalam memberikan materi acara pada saat registrasi

pengunjung? Bagaimana prosedurnya?

12. Apa ada regulasi dalam memberikan identitas acara misalnya dalam sebuah

souvenir? Bagaimana prosedurnya?

Page 111: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

97

13. Bagaimana keadaan direktori atau petunjuk arah? Memudahkan?

14. Mengenai tujuan dari dibentuknya DKJ yaitu membangun reputasi Jakarta

sebagai kota budaya yang bertaraf nasional dan internasional, Apa saran dan

masukan dalam mewujudkan hal tersebut?

B. Fasilitas

1. Adakah fasilitas dalam melayani pengunjung disabilitas? Apa kriteria tersebut

cukup?

2. Bila tidak ada maka apa yang akan disesuaikan untuk pengunjung disabilitas?

3. Apa akan disampaikan akan perubahan fasilitas untuk pengunjung disabilitas?

Bagaimana caranya?

4. Apa ada persetujuan dari pemadam kebakaran mengenai venue dalam

penyelenggaraan? Bagaimana prosedur yang dilakukan?

5. Bagaimana kondisi fasilitas tempat parkir? Apa sesuai dengan keadaan disaat

penyelenggaraan?

6. Apa saja yang ditawarkan mengenai fasilitas dalam penyelenggaraan

pameran? Apa sesuai dengan kapasitas yang tercantum (dalam brosur)?

7. Adakah fasilitas untuk tempat penyimpanan dalam penyelenggaraan event?

Bagaimana prosedurnya?

8. Adakah area khusus bilamana terdapat truk besar ataupun alat-alat berat?

Bagaimana prosedurnya?

9. Bagaimana dengan peraturan mengenai pra-acara seperti gladiresik?

10. Adakah peraturan akan tempat khusus untuk area kuliner untuk pengunjung?

Bagaimana prosedurnya?

11. Apa ada larangan khusus dalam penggunaan fasilitas untuk area publik seperti

lobi? Misalnya pelarangan merokok atau mengonsumsi makanan? Bagaimana

menindaklanjuti hal tersebut?

12. Bagaimana keadaan fasilitas toilet baik pria maupun wanita? Apa pernah ada

keluhan baik bagi penyelenggara maupun pengunjung?

Page 112: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

98

13. Apakah ada peraturan yang mengkategorikan setiap venue berdasarkan pada

tema acara yang diselenggarakan? Bila tidak ada apakah akan dicantumkan?

C. Layanan

1. Apakah terdapat layanan medikal dalam penyelenggaraan event? Bagaimana

prosedurnya?

2. Apakah layanan pertolongan pertama tersebut berjalan dengan baik? Apa ada

keluhan buruk dari penyelenggara maupun pengunjung akan hal tersebut?

3. Apakah terdapat layanan ambulans? Bila tidak ada apa yang akan dilakukan?

Bagaimana prosedurnya?

4. Sekarang ini TIM sedang dalam tahap renovasi, apakah ada kekhawatiran bila

terjadi kecelakaan yang dapat merenggut rasa nyaman dan aman baik

penyelenggara maupun pengunjung? Bagaimana menindaklanjuti hal

tersebut?

5. Bagaimana layanan yang diberikan oleh tim staf keamanan? Apa ada

keluhan?

6. Apakah layanan elevator maupun eskalator bekerja dengan baik? Apa ada

keluhan?

7. Bagaimana hubungan dengan lembaga penegakan hukum?

8. Bagaimana hubungan dengan badan keamanan swasta?

9. Apa sesuai alat pemadaman api dengan zona mana saja yang ditentukan?

Bagaimana prosedurnya?

10. Apa sistem alarm kebakaran bekerja dengan baik? Bagaimana prosedurnya?

11. Bagaimana mengenai kebersihan venue secara keseluruhan?

12. Mengenai persyaratan teknis yang dikeluarkan DKJ pada point terakhir yaitu

“program kesenian tidak diperkenankan dengan keagamaan atau kepentingan

politik praktis”, bagaimana dengan penyelenggaraan kesenian acara “Belok

Kiri Fest” yang terdapat banyak penolakan? Apa pandangannya?

13. Apakah unsur paham tertentu yang tidak sejalan dengan paham negara, dapat

juga tidak diperkenankan?

Page 113: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

99

3. Kebutuhan Data Sekunder (Dokumentasi)

No. Kebutuhan Data Sekunder

1. Peraturan tertulis penggunaan fasilitas yang dikeluarkan oleh Taman Ismail

Marzuki

2. Regulasi penyelenggaraan tertulis yang dikeluarkan oleh Dewan Kesenian

Jakarta

3. Peraturan tertulis penggunaan fasilitas yang dikeluarkan oleh Galeri Nasional

4. Regulasi penyelenggaraan tertulis yang dikeluarkan oleh Galeri Nasional

5. Data sekunder mengenai penyelenggaraan event kesenian di Ciputra

Artpreneur

6. Dokumentasi ijin keramaian penyelenggaraan acara di venue lain

Page 114: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

100

4. Surat Selesainya Penelitian dari Lokus

Page 115: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

101

5. Prosedur Pemanfaatan/Pemakaian Tempat di TIM

Page 116: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

102

Page 117: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

103

BIODATA

1. DATA PRIBADI

Nama : Dhia Phrahara Sennayaksha

NIM : 201218142

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 November 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Penegak Raya No. 12 RT. 001/RW. 02

Kel. Palmeriam Kec. Matraman Jakarta 13140

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : D. P. Amiloehoeng

Pekerjaan : Pensiunan Karyawan Swasta

Nama Ibu : Liza Fauziah

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Penegak Raya No. 12 RT. 001/RW. 02

Kel. Palmeriam Kec. Matraman Jakarta 13140

RIWAYAT PENDIDIKAN

No. Nama Sekolah Kota Tahun Tamat Keterangan

1. TK Al-Furqon Jakarta 2000 Lulus

2. SDN Palmeriam 01 Jakarta 2006 Lulus

3. SMPN 7 Jakarta Jakarta 2009 Lulus

4. SMAN 31 Jakarta Jakarta 2012 Lulus

5. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Bandung 2019 Lulus

2. PENGALAMAN KERJA

No. Nama Tempat Jabatan Tahun

1. Reed Panorama Exhibitions Jakarta Temporary

Operation

Staff

2015

Page 118: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

104

Transkrip Wawancara

Wawancara dengan Bapak Ferrow (Administrasi TIM)

Penulis : Dimulai dari pada yang pertama mengenai regulasi pak, adakah peraturan

mengenai untuk keadaan darurat dalam hal terjadi kecelakaan dan dimana saja

letaknya, begaimana pengalokasian pengunjung terhadap keadaan darurat tersebut?

Bpk Ferrow : Jadi kita kan biasanya kalo apa namanya jalur evakuasi kalo kondisi

darurat biasanya diarahkan ke tempat kumpul kita diplaza itu

Penulis : Kalo untuk galeri cipta kan langsung keluar ya pak?

Bapak Ferrow : Yang biasanya untuk teater karena itu ada, karena itu luas kan dan

audiens nya juga banyak, kita biasanya system SOP kita mengeluarkan mereka dari

titik jalur-jalur evakuasi kita tempatkan di plaza

Penulis : Untuk pengumuman sendiri pak, bila terjadi kebakaran?

Bapak Ferrow : Pake ini biasanya pake public speaker, public announcer

Penulis : Sebenernya pernah kejadian engga sih pak? Kecelakaan yang sangat fatal?

Bapak Ferrow : Belum pernah, seingetnya belum pernah, sampe yang fatal seperti itu

Penulis : Misalnya pementas itu jatuh?

Bapak Ferrow : Kalo pementas engga, kalo saya selama saya disini belum pernah,

kebakaran juga belum pernah, mudah-mudahan jangan deh

Penulis : Misalnya terjadi amit-amit pak, terjadi kebakaran gitu apakah cukup untuk

pemadam kebakaran yang disini?

Bapak Ferrow : Kalo kita kan ada apar ya, alat pemadam kebakaran ringan dulu kalo

terjadi kita harus pinjam lagi dari luar, kan kita punya apar-apar yang disetiap lokasi

yang pake spray gitu, seperti itu, nanti kalo memang kita ini, kebetulan kita ada pos

pemadam kebakaran disini kita tinggal koordinasi aja dengan mereka, tapi syukur

belum pernah seperti itu

Page 119: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

105

Penulis : Ini mengenai peraturan zat terlarang gitu, apakah ada tertulis gitu segala

macam?

Bapak Ferrow : Kan di Mou kita ada, kita punya sebelum penyelenggaraan acara,

harus ditandatangan kedua pihak

Penulis : Yang dikeluarkan oleh TIM atau DKJ pak?

Bapak Ferrow : Kita, pemilik Gedung jadi pemilik Gedung kita dalam hal ini

mengeluarkan Mou yang harus dipatuhi oleh pengguna, nanti kalo Mou tidak

ditandatangani nanti kita mengizinkan

Penulis : Pernah ada kejadian engga sih pak? Untuk ada pengguna gitu membawa zat

terlarang itu sendiri pak?

Bapak Ferrow : Belum pernah, kita kan disini pertama-tama kan di Mou sudah jelas

Cuma yang kedua nanti kalo kedapatan nanti kita harus, kita kan punya dinas

keamanan disini, keamanan internal, sebelum masuk kan kita ini, terutama Gedung-

gedung kita yang teater besar, itu kan sebelum masuk diperiksa, lebih apa Namanya,

sama permeriksaan barang bawaan, karena kita pertama yang jelas makanan dan

minuman, engga boleh masuk, masuk keauditorium, jadi sekalian kita biasanya ya

pemeriksaan harus benar

Penulis : Mengenai ini pak misalnya pameran lukisan itu melakukan

penjualan/pembelian lukisan itu boleh engga pak dari TIM nya?

Bapak Ferrow : Boleh, jadi kita kan disini tugas kita menyediakan tempat jadi

masalah penjualan apa Namanya transaksi yang disana itu kita serahkan ke

penyelenggara, nanti kan tidak ada semacam harus kaya gini, pajak, itu kita tidak ini

kan karena itu kebebasan mereka, kan sangat membantu mereka

Penulis : Selain pameran itu apa lagi engga pak yang ada transaksi?

Bapak Ferrow : Yang ada transaksi, Cuma biasanya pameran aja kalo Gedung-

gedung pertunjukan tidak ada kalo masalah tiket apa segala macam, kita serahkan full

Page 120: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

106

ke penyelenggara, jadi mereka silahkan, menggunakan tiket online yang jelas ada

regulasi yang harus mereka patuhi, mereka harus membayar pajak tontonan, jadi

karcisnya itu harus korporasi, itu wajib, jadi setiap pertunjukan yang menjual karcis,

itu harus melaporkan ke dinas pajak dan ke KPRD kantor pajak retribusi daerah itu

harus mereka, sama satu lagi pajak reklame ada banner atau spanduk-spanduk besar,

yang menampilkan logo-logo sponsorship, itu wajib ada tarifnya, bayarnya mereka

langsung, jadi tidak lewat kita, jadi setiap spanduk yang mereka pasang disini kita

cek dulu, bayar pajak belum, jadi ada buktinya, baru kita pasang, kalo belum ada itu,

dan berapa lama durasinya dua hari atau tiga hari

Penulis : Selama ini ada pelarangan bahan mudah terbakar gitu, pada saat pameran?

Bapak Ferrow : Ada, kita sangat konsen masalah itu, masalah materi untuk

pertunjukan kita harus betul-betul makanya kita ada technical meeting jadi sebelum

pelaksanaan kita bahas apa sih yang nanti mereka karena memang ada pertunjukan

yang, dulu pernah ya, tapi itu engga terlalu mereka bawa menyan, kalo bagian dari

pertunjukan memang kadang-kadang kita silahkan aja tapi kita biasanya sudah siap-

siap tapi istilahnya tidak bakar-bakar hanya dupa aja, tidak ada yang mengeluarkan

api

Penulis : Penggunaan mesin bertenaga bahan bakar minyak gitu dibolehkan engga sih

pak, membawa sesuatu yang kedalam teater gitu?

Bapak Ferrow : Kalo ke dalam teater engga, saya kemarin ada penolakan genset, itu

kan diluar ada lokasi penempatannya aja, lokasinya diluar karena kan suaranya juga

mengganggu

Penulis : Terus mengenai penggunaan hewan yang dilatih misalnya dibawa ke dalam?

Bapak Ferrow : Engga bisa, engga boleh masuk dan selama saya disini belum pernah

ada orang bawa karena gini disini kan seperti anak kecil aja, seperti kemarin ada

pertunjukan orchestra, anak-anak itu ya gitu pertama kan dia masuk engga dilarang

tapi memang kalo anak ibu tidak tertib maka akan dikeluarkan, kita coba baru 5 menit

udah mulai, yaudah kita keluarkan dari lokasi pertunjukan orchestra

Page 121: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

107

Penulis : Dikeluarkan juga dilarang masuk lagi ya pak?

Bapak Ferrow : Iya kalo ibunya boleh, tapi anaknya engga boleh karena waktu itu

pertunjukan belum dimulai masih acara-acara ceremonial pidato untuk pertunjukan,

anaknya sudah mulai gelisah, engga betah akhirnya, ibunya sih maklum kalo yang

audiens ngerti ya harusnya tau ya, kita anggap harusnya sudah paham music klasik itu

kan, orang batuk aja terganggu apalagi teriak-teriak

Penulis : Dari TIM itu sendiri ada peraturan yang dikeluarkan mengenai ticketing

misalnya dibagian registrasi, ada peraturan khusus engga sih pak?

Bapak Ferrow : Engga kalo itu mekanismenya tapi kan paling mereka sudah punya

komunitas ya, secara umum sudah tau berapa sih harga yang kami patok, paling nanti

orchestra yang dari luar biasanya mereka sudah mengkaji tiket yang layak untuk

disini berbeda dengan luar negeri, yang mereka terapkan dalam US pasti, seperti di

broadway bulan agustus, kan broadway pentas di Singapura tiketnya berbeda dengan

Indonesia gitu, jadi kita tidak mengintervensi masalah ini, hanya kita menekankan

pajaknya harus dibayar, itu salah satu tugas kita cuma kalo mereka tidak bayar pajak

dan tiket-tiket yang dijual itu tidak terkorporasi kalo ada dinas pajak sidak, itu bisa

pertunjukan dibatalkan, seperti itu, kita menyiapkan fasilitas, tiketbox

Penulis : Begitu juga dengan pelayanan ya pak? Tidak ada training segala macam?

Bapak Ferrow : Rata-rata mereka sendiri-sendiri, mereka sudah punya mekanisme

sendiri karena mungkin sudah sering, mereka sudah punya petugas-petugas yang

menghandle masalah registrasi jadi kadang-kadang mereka bayar lalu tiket struk

pembayaran yang via atm ada, tinggal ditukar mereka sama petugas resgistrasi baru

ditukarkan dengan tiket

Penulis : Seperti pemberian souvenir juga mekanisme tersendiri ya?

Bapak Ferrow : Souvenir itu sudah merupakan bagian dari mereka sendiri hanya itu

kita lihat souvenir untuk internal-internal mereka, jarang souvenir untuk pertunjukan

biasanya ucapan terima kasih, syal

Page 122: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

108

Penulis : Apakah ada keluhan dari penyelenggara mengenai direktori atau penunjuk

arah di TIM ini pak?

Bapak Ferrow : Kalo yang sekarang yang sekarang lagi kita tata terutama jalur ini

lagi kita renovasi jadi kita harapkan nanti ada rambu-rambunya lebih jelas lagi

termasuk yang di parkir basement, kita kan punya basement tuh, dibasement itu sudah

ada tapi masih belum jelas, kapasitas 100 mobil itu kita gunakan kalo diluar itu sudah

penuh langsung dibuka, karena orang lebih suka parkir dipermukaan/parkir biasa

Penulis : Tapi ada keluhan engga sih pak mengenai parkir, misalnya disaat bersamaan

ada diteater ini digraha cipta itu ada acara dan penuh?

Bapak Ferrow : Itu pasti, cuma ini kan kita sekarang pengelolaan parkir dan

sebagainya dikelola oleh satu instansi perparkiran memang itu unit teknis juga

dibawah dinas perhubungan Pemprov juga sih, untuk retribusinya mereka yang ambil

bukan kita

Penulis : Tujuan dari dibentuknya Dewan Kesenian Jakarta itu kan untuk membangun

reputasi Jakarta sebagai kota budaya yang bertaraf nasional dan internasional, apa

saran dan masukan dari bapak sebagai pihak dari TIM itu sendiri?

Bapak Ferrow : Kalo saran saya sih ya memang kita harapkan keanggota-anggota

DKJ betul-betul sangat paham kinerja nya masing-masing sesuai dengan komite-

komite yang ada disana, dan memang orang-orang yang cinta pekerjaannya, seniman-

seniman itu yang diharapkan mereka bisa memberikan masukan-masukan untuk

kemajuan seni budaya di Jakarta

Penulis : Jadi dari TIM itu menerima segala masukan dalam pembangunan?

Bapak Ferrow : DKJ kan memang mereka lebih spesifik pada konten ya, materi-

materi pertunjukan pameran yang diselenggarakan jadi mereka kalo patut didukung

dan dipentaskan tapi ada juga yang hasil kurasi mereka belum layak biasanya mereka

menyarankan Gedung kita selain disini, Gedung wayang orang bharata, lalu

kurasinya tidak terlalu

Page 123: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

109

Penulis : Berikutnya mengenai fasilitas nih pak, adakah fasilitas dalam melayani

pengunjung disabilitas pak, misalnya kalo ada pengunjung atau apa datang ke

pameran, untuk pelayanan nya itu oke engga pak, apakah ada keluhan?

Bapak Ferrow : Kalo kita disini, untuk teater kita, saya rasa sudah cukup, dan kita

audit dan khusus di Teater Jakarta itu kita punya ram lalu anggota untuk melayani,

pada saat istri nya Gusdur siapa, Ibu Sinta Gusdur ya, nah beliau datang dengan kursi

roda, selain ada tangga juga ada ram, nanti masuk ke lokasi, nanti juga ada direktori

nya jelas, dalam technical meeting sendiri kita sudah sampaikan, siapa sih tamu-tamu

yang akan diundang, jadi mereka biasanya memberikan list-list, dan kita sudah

arrange lokasi-lokasi tempat duduk di teater, kemarin itu kita plotting didepan semua,

di raw yang depan. Selain teater ada jg GBB yang sudah ramah disabilitas

Penulis : Kalo untuk venue seperti Graha Cipta itu memudahkan engga sih pak?

Bapak Ferrow : Kalo kita ada ram doang, iya ram didalam, ya lumayan lah kita bisa

akomodir terutama untuk disabilitas

Penulis : Ini mengenai apakah ditawarkan dari brosur dari ininya pak mengenai

kapasitas dengan keadaan realnya?

Bapak Ferrow : Sesuai, karena kita setiap penggunaan gedung, pedoman nya kita

kasih, jadi jumlah kursi nya itu sesuai, tidak ada perbedaan, karena kadang2 mereka

cek ulang, survey, sebelum ini kita kasih data, mereka ketempatnya lagi hitung lagi,

bener engga, kadang-kadang kita engga hitung, mungkin ada kursi-kursi yang tidak

bisa digunakan, memang berfungsi tapi untuk petugas, jadi mereka ngerti. Biasanya

untuk penjualan tiket, mereka hitung ulang lagi, jadi menyesuaikan dengan jumlah

tiket, karena mereka juga engga mau posisi yang tidka ideal nonton dijual

Penulis : Kalo dipameran sendiri Pak, misalnya di Galeri Cipta, pameran lukisan, itu

ada tempat penyimpanan untuk lukisannya engga sih Pak?

Bapak Ferrow : Kalo kita belum punya storage, itu yang lagi kita bangun tuh dilantai

3, di XXI, kita mau bangun storage, jadi koleksi kita banyak nih, kita juga banyak

Page 124: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

110

koleksi loh, jadi kita dulu dari tahun 60an sampe sekarang kan banyak juga pelukis-

pelukis, itu kita sampaikan nanti, jadi tahun ini kita mau gelar pameran, kira-kira

bulan November, ulang tahun kan kita, ulang tahunnya tanggal 10

Penulis : Kalo kemarin dari Pak Irawan, dari DKJ, mereka juga punya sendiri ya pak?

Storage?

Bapak Ferrow : Mereka storagenya, aduh, bukan, gudang, kalo saya lihat storage nya

sendiri ada kriteria-kriterianya, lukisan kan engga boleh, engga boleh ditumpuk, taruh

satu persatu, kalo storage nanti kan lukisannya digantung, ada semacam ini nanti

digantung, jadi dia itu tidak menahan beban kanvasnya, kadang-kadang kita senderin

juga kan akan jatuh, harusnya kan lukisan itu didisplay, cuma kan displaynya ratusan

lukisan, kita engga punya space, satu-satunya cara ya distorage, storage kan bisa kita

susun, rapat-rapat perlukisan, ya itu yang kita rencanakan, lagi dibangun, jadi lukisan

disini biasanya kan, ada pameran, mereka bawa, biasanya satu atau dua hari mereka

setting, nanti dari tim nya datang, mereka pasang, kalo mungkin penempatannya agak

unik, tidak menggunakan dinding-dinding aja, mereka gunakan display, bisa dua hari,

pas selesai baru dibuka pamerannya, nanti hari terakhir, satu atau dua hari terakhir,

mereka ada satu hari untuk unloading lah istilahnya, mereka titip sih kadang-kadang,

kita ada kantor disitu, biasanya mereka sudah packing, mereka titip satu dua hari, tapi

semuanya pada saat unloading mereke bawa semua, mungkin ada yang besar-besar

yang dititip, nanti ada penyerahan khusus mobil box yang besar baru angkutnya, kalo

yang kecil-kecil

Penulis : Tapi ada yang khusus untuk loading dock nya, naruh truk-truk besar?

Bapak Ferrow : Kalo diteater, terutama teater, kita ada, sudah lihat kan, dibelakang,

yang ada pintu gerbangnya besar

Penulis : Jadi taruh disana semuanya ya Pak, apakah misalnya ada pameran disini?

Bapak Ferrow : Itu yang loading dock itu yang sangat-sangat signifikan, itu digedung

teater, properti mereka itu kan luar biasa, kadang kala propertinya ada vallet itu bisa

satu kontainer 40 feet, bawa kontainer langsung dari pelabuhan, masuk dari sini

Page 125: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

111

(depan), manuver pelan-pelan, setelah itu dibawa ke Teater Besar, kalo yang loading

dock disini, pameran ya engga terlalu ya, engga terlalu ribet, kebanyakan digedung

pertunjukan, property nya itu luar biasa, maka loading docknya harus bener-bener,

sama Graha Bhakti, alternatif sih kita punya pintu atau akses ke loading dock, itu

wajib

Penulis : Kalo dari TIM itu ada peraturan pra acara beberapa hari sebelumnya dikasih

untuk gladiresik gitu pak?

Bapak Ferrow : Biasanya kan gladiresik itu, kalo mereka sudah masuk, sudah ada

pembayaran, kadang-kadang mereka nyewa enam hari, dua hari loading atau tiga hari

loading seperti sebagai contoh lah, acaranya siapa ya, Pak Butet acara nya waktu itu,

mereka kan biasanya minimam lima hari total, hari pertama hari kedua itu loading

setting segala macam, hari ketiga persiapan, hari keempat pertunjukan hari kelima

pertunjukan, jadi kita tidak ada, karena mereka GRnya itu, ada juga yang GR, ada

juga sebulan sebelumnya GR, tapi biasanya satu hari sebelum pertunjukan

Penulis : Pembongkaran itu hari terakhir ya pak?

Bapak Ferrow : Bisa, bongkar kan engga susah, yang settingan yang susah,

ngebongkar kan ya istilahnya ya sudah, tok tok tok, biasanya sudah engga dipakai

lagi propertinya

Penulis : Jadi sesuai dengan perjanjian total harinya?

Bapak Ferrow : Total harinya kita nanya biasanya kita nanya terutama loading

settingnya cukup satu hari engga, kita lihat, wah ini engga cukup nih, harus dua hari,

termasuk GR juga, GRnya kapan nih, hari kedua, selesai engga setting, kita lihat apa

sih materinya, jangan-jangan kaya teater koma yang bisa tiga empat hari, setting

panggung itu bisa empat hari, pertama sangat detail ya, dekorasi panggung itu

Penulis : Kalo ada acara untuk pameran itu, maupun acara diluar pameran, ada area

khusus untuk kuliner engga pak? Untuk booth-booth kuliner disediakan?

Page 126: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

112

Bapak Ferrow : Ini sebetulnya untuk booth-booth kuliner, kita lebih apa namanya

teliti lagi untuk memanage, karena kita harus menghitung area terus jenis makanan,

makanan yang diolah engga boleh, itu merusak

Penulis : Misalnya diplaza itu engga boleh?

Bapak Ferrow : Engga boleh, ini kalau makanan sudah mateng, kalo manaskan

silahkan, jangan disitu ngegoreng nasi goreng, nah itu ada kerja bakti gara-gara ada

kemaren acara yang memang agak diluar scenario, banyak limbah-limbah, yang bikin

batu alam itu flek-flek, sekarang kita sudah ini lagi, boleh acara itu kita adakan,

booth-booth itu kan pendukung, kadang-kadang seperti teater koma, itu sebenernya

mendukung penonton, penontonnya kemari kadang belum makan, mereka juga

menyediakan makanan, makanannya sudah siap saji, nanti pas break ada kopi, karena

mereka ada coffe-breaknya, antar satu pertunjukannya ada satu sesi breaknya, itu

boleh tapi kalo masak itu engga boleh, dan aroma juga mengganggu. Jadi kita harus

lebih ini lagi, karena kan pusat kesenian bukan pusat perdagangan, jangan berubah

gitu

Penulis : Kalo itu pak area pelarangan merokok, ada didalam gedung aja?

Bapak Ferrow : Itu larangan didalam gedung kuat, wajib ya, kalo diluar gedung,

kawasan kita ini kan stakeholdernya banyak, ada kantin, kemarin kita ingin

mengurangi limbah plastik tapi belum bisa juga, kita hanya bisa mengawasi yang

masuk kegedung kita, misalnya pemakaian dispenser, memakai gelas-gelas yang bisa

dicuci, disarankan seperti itu tapi kalo untuk kuliner belum bisa, karena itu dagangan

mereka, masa saya siapkan dispenser, belum tentu mau, saya siapkan gelas yang

dicuci, maunya masih yang dikemas, orang kita kan masih seperti itu

Penulis : Mengenai pembuangan limbah pak oleh penyelenggara itu, peraturannya

ada engga pak?

Bapak Ferrow : Jadi gini limbah ini untuk sebelumnya kita hanya semacam

himbauan, mereka ini sebetulnya yang banyak kalo pertunjukan yang tidak terlalu

lama, dua jam tiga jam, jadi biasanya limbahnya hanya untuk pengisi acara, biasanya

Page 127: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

113

mereka kan makan, kemasan-kemasannya gitu aja, tapi kalo yang acara yang 4 jam

itu biasanya kan seperti yang tadi itu, limbahnya limbah makanan sama kemasan-

kemasan, himbauan kita cuma itu aja

Penulis : Seperti desain panggung itu dibawa lagi ya pak? Engga mungkin

ditinggalin?

Bapak Ferrow : Itu kewajiban mereka, mereka tidak boleh membuang ditempat ini,

mereka bawa kemari, properti bawa lagi pulang, tidak boleh dibuang ditempat

sampah kita, kita hanya limbah-limbah yang kecil, sampah-sampah rumah tangga,

kalo sampah-sampah properti wajib dibawa. Kemarin acaranya KumHam,

propertinya banyak banget kan tuh, patuh, jadi kita apresiasi banget ya, karena kita

juga seperti acara-acara yang, jadinya kita punya catatan, evaluasi, jadi untuk

penyelenggaraan minggu depan itu, engga perlu kurasi disana, suratnya disini kita

langsung bikin jawaban, tidak perlu ke DKJ lagi, karena DKJ hanya masalah konten,

kalo kita dipelaksanaan, segala macam jadi PR kita, jadi seperti itu

Penulis : Ini masalah fasilitas toilet pak, itu keluhan engga sih pak? Apakah kurang

atau tidak bersih?

Bapak Ferrow : Untuk digedung, asal didalam gedung kita cukup, hanya acara yang

diluar itu kita sarankan mereka itu menyewa toilet mobil portabel, kita kasih ke Dinas

Kebersihan atau Lingkungan Hidup, mereka kan punya toilet yang bisa digunakan,

macam-macam tipenya, mau tipe apa yang VVIP ada, yang regulernya ada

Penulis : Kalo penggunaan plaza itu, engga bisa ya pak masuk kedalam ruangan?

Bapak Ferrow : Nanti efek sekuritinya, bahaya nanti, kita kan bisa, satu lagi nanti jadi

tugas kita lagi, sementara kan pembayaran untuk plaza lebih murah, ada yang

meminta listrik, mereka harus menyiapkan genset, menyiapkan toilet, satu lagi yang

sampahnya harus ada trashbag, kalo kita pengepul aja

Penulis : Jadi selama ini belum ada keluhan ya pak?

Page 128: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

114

Bapak Ferrow : Belum, terutama yang diluar ya, kalo darurat darurat kekantor, dan

disini juga ada dekat planetarium, yang mushola, cuma kalo orang yang belum tau,

direktori dilapangan ini mereka bingung, paling kearah masjid juga ada, sekarang sih

sudah mendingan ya, kalo dulu masih ini, tapi bagi mereka yang belum tau, tapi kalo

yang sudah rutin, pasti sudah tau

Penulis : Mengenai layanan pak, bila terjadi kecelakaan, apakah ada layanan medis

yang secara cepat?

Bapak Ferrow : Kalo event besar biasanya itu wajib, kalo kita tidak menyiapkan, kita

menyarankan mereka, kita tinggal kontakan 118, menyiapkan ambulans dan petugas

paramedis, karena kita disini belum ada, kalau ambulans harus ada tenaga paramedis,

sementara kita karyawannya tidak ada paramedis, kedepan harusnya ada, paling tidak

terutama, kemarin kerjasama sama puskesmas, tapi ya puskesmas juga tidak rutin

datang, akhirnya kita sepakat dengan EO untuk acara event besar agar disiapkan

ambulans satu sama paramedisnya lengkap. Tapi ada EO EO yang memang

mengundang pejabat-pejabat negara itu memang harus, otomatis disiapin, berapa unit

itu, terus dokter-dokter juga, biasanya kalo acara-acara kecil cukup perawat sama

ininya aja, drivernya aja

Penulis : Ini pak, kan sekarang lagi tahap renovasi juga pak, apa ada kekhawatiran

bila terjadi kecelakaan yang dapat merenggut rasa aman dan nyaman, buat

penyelenggara maupun pengunjung pak? Bagaimana menindaklanjutinya pak?

Bapak Ferrow : Kalo saya kira ya, kita memang waktu awal sebelum mereka ini,

survey dulu ya, pas survey kita jelaskan kondisi seperti ini, kan biasanya mereka ada

masukan juga, pak nanti kami begini begini tolong yang ini akseskannya, jadi nanti

kita sesuaikan karena kondisinya lagi seperti ini ya, kita mau mengikuti apa namanya

ya, saran dari mereka karena mungkin konsepnya, nanti kami jalurnya lewat sini,

cuma disini masih masang ini pak, gimana nih, oke kita percepat disini, jadi mereka

survey 3 bulan sebelumnya nanti kita kondisikan dengan kemauan dari mereka,

memang ada yang prioritas, jangan deh, nanti akan dipergunakan, seperti plaza

Page 129: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

115

didepan itu kan, yang didepan Teater Besar, itu prioritas dulu, untuk akses keluar

masuk

Penulis : Renovasi apa pak diplaza?

Bapak Ferrow : Itu batu alamnya termasuk panggung, ada semacam tempatnya, jadi

orang tidak perlu memasang untuk panggung, jadi engga perlu masang level lagi

untuk menempatkan peralatan, jadi tinggal pasang alat, seperti itu

Penulis : Mengenai keamanan nih pak dari penyelenggara itu apakah ada keluhan

pak? Misalnya ada kehilangan?

Bapak Ferrow : Nah ini nih yang waktu event, itu kita tekankan karena kami disini

petugas kita kan ada jadi petugas kita kan fungsinya menjaga aset, jadi kalo ada hal-

hal yang perlu kita ini, kita biasanya paling ada akses ya, kadang-kadang kan ada juga

yang menyiapkan keamanan internal mereka, kita sebetulnya lebih prefer itu, cuma

kan kita engga kenal mereka, kalo dari petugas mereka yang sudah familiar dengan

pengisi acara, kadang-kadang mereka tidak punya seperti itu, kita biasanya bekerja

sama mereka, cuma catatan dibawahnya jumlahnya berapa orang, kita juga

memberikan titik-titik mana yang rawan, terutama kalo ruang ganti, itu memang

harus steril karena disitu banyak perlengkapan-perlengkapan pribadi atau

semacamnya, kan kadang-kadang ditinggal, kalo lagi mentas kan ditinggal, jadi

memang harus steril dari orang-orang. Satu lagi dipanggung, dipanggung yang

pengalaman kita itu pas mentas acara itu, biasanya orang riuh kan, kadang-kadang

pementas foto dengan pengunjung, kita engga tau kan disebelah kita itu ada apa, itu

sering kita inikan, jadi secara umum ya, kalo orang mematuhi atau mengikuti, karena

kita sudah tau titik-titik rawannya, tapi kadang-kadang mereka menggunakan ID card,

itu aman, kita bisa lihat, kadang-kadang mereka lupa atau memang engga perlu, tapi

ternyata sangat vital, untuk menggunakan itu, kita kan engga bisa menyeleksi orang

satu persatu. Tapi biasanya internal-internal juga yang melakukan, maksudnya

internal ya penonton itu juga

Penulis : Tapi pernah ada kejadian engga pak?

Page 130: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

116

Bapak Ferrow : Pasti, kehilangan hape itu pasti

Penulis : Kalo untuk lukisan itu?

Bapak Ferrow : Engga, kalo itu engga pernah, itu kan kita sangat-sangat, kalo hape

kan karena pribadi, kadang-kadang tas, tas-tas kecil, karena kan susah tas ibu-ibu,

paling isinya, dibuka dompetnya, yang bisa disembunyikan lah

Penulis : Kalo pelaporan itu dari pribadi mereka, atau TIM itu juga melakukan

pelaporan pak?

Bapak Ferrow : Jadi gini, kita akomodir seperti apa, apakah mau melakukan

pelaporan untuk polisi, kadang-kadang mereka untuk menerbitkan atm harus ada

surat dari kepolisian, kita fasilitasi mereka tapi kita tidak bisa memberikan itu, bukan

penyidik kan

Penulis : Tadi kan mengenai keamanan pak, mengenai kebersihan itu sendiri, apakah

ada keluhan pak dari penyelenggara?

Bapak Ferrow : Penyelenggara sih cuek, engga ngeluh, kita yang ngeluh, karena

mereka tuh jorok orangnya, tidak semua penyelenggara itu bersih, kita yang malah

ribut, cerewet masalah itu karena kita pengennya ya untuk pertunjukan untuk

pameran itu bersih rapih, jadi mereka engga urus, kita yang ngeluh, karena kita

sekarang fasilitas mereka, kadang-kadang ya kita engga siapkan asbak, karena itu

bukan area merokok, tapi mereka malah merokok, buang sembarangan, mereka engga

mengeluh, kita yang mengeluh, panitia gimana sih

Penulis : Pernah ada yang dibanned gitu pak? Misalnya penyelenggara yang ini engga

bener nih pak, nanti dibanned?

Bapak Ferrow : Kalo yang bersifatnya seperti itu sih engga, tapi kalo yang acara yang

diplaza yang bikin kita kerja keras membersihkan, itu kita banned, tidak boleh lagi

menyelenggarakan di TIM lah, karena kita panggil juga engga mau datang, engga

mau tanggung jawab

Page 131: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

117

Penulis : Mengenai yang terakhir ini pak, mengenai persyaratan teknis yang

dikeluarkan DKJ yang terakhir itu kan program tidak diperkenankan dengan

keagamaan atau kepentingan politik, bagaimana sih dengan penyelenggaraan

kesenian Belok Kiri Fest itu pak ada penolakan?

Bapak Ferrow : Kalo penolakannya ini sebetulnya kalo kami hanya administrasi, kalo

panitia tidak menyampaikan izin keramaian, akan dibatalkan, menolak

Penulis : Kalo belok kiri katanya izin keramaian nya itu sudah sampai Polri pak?

Bapak Ferrow : Itu hanya pemberitahuan, sekarang pak saya ingin menyelenggarakan

acara di TIM, ini suratnya, kan biasanya tanda terima, ada yang lapor kekita, sudah

sampai dikepolisian nih

Penulis : Padahal bukan izin keramaian ya?

Bapak Ferrow : Izin keramaian kan dikeluarkannya ada kaya gini, siapa penanggung

jawabnya, materinya apa, jumlah audiensnya berapa, jam mulainya berapa, itu lebih

spesifik, itu belum punya, mereka engga punya, kalo itu dilengkapi sebagai

pengguna, monggo aja, kan disini bukan tempatnya aksi unjuk rasa, jadi kita

harapkan disini juga, pemakai atau pengguna mengikuti aturan kita. Kalo misalnya

ada chaos disini, polisi bisa ngeles, dari izin keramaiannya tidak ada, cuma

pemberitahuan aja, kalo hanya diskusi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

plat merah, atau pertunjukan yang diselenggarakan oleh plat merah, nah itu cukup ini

aja, tapi tetap kita lihat, jadi polisi merasa lebih aman karena kan plat merah

Penulis : Jadi penolakan kemarin itu terjadi karena belum ada izin keramaian ya?

Bapak Ferrow : Intinya itu, karena materi kami biarkan pada DKJ karena ada kurasi

Penulis : Apakah kedepannya bila ada pameran sejenis itu lagi?

Bapak Ferrow : Tapi kita ini ada kurasi, silahkan urus izin keramaian, silahkan, dapat

izin keramaian berarti secara ini kan secure kan, karena izin keramaian itu kan ada

timnya juga

Page 132: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

118

Penulis : Kalo pun nanti ada demonstrasi atau unjuk rasa, karena kan ada izin

keramaian?

Bapak Ferrow : Iya, jadinya ada polisi untuk mengamankan, kalo dia sudah

mengeluarkan izin keramaian, kalo ada apa-apa polisi akan menyiapkan personil

untuk mengamankan, paling tidak menjaga agar tidak terjadi konflik

Penulis : Berarti dulu banyak ya pak terjadi penolakan-penolakan kaya gini? Kaya

teater koma gitu pak?

Bapak Ferrow : Wah kalo itu saya belum ada, tapi opera kecoa yang terbaru tahun

lalu, hamper ada penolakan, hamper dua minggu penuh acaranya

Penulis : Sekian dari wawancara saya pak

Page 133: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

119

Wawancara dengan Bapak Irawan (Ketua DKJ)

Penulis : Mengenai regulasi pak, sebelum saya masuk mengenai ini, saya ingin

mengetahui peran DKJ disini sendiri, apakah dia itu setara dengan UPT atau sebagai

mitra?

Bpk Irawan : Jadi begini, sebetulnya Dewan Kesenian Jakarta itu dibentuk tahun 68

oleh Gubernur Ali Sadikin, mungkin nanti ada sejarah nanti ada di Sherly ya, nah

fungsinya memang sebagai penasehat Gubernur untuk pengembangan kesenian yang

apa..yang berkualitas, di tahun 68 itu yang dibentuk Gubernur Bersama seniman-

seniman muda, itu kemudian membentuk TIM membentuk Art Center dan hmmm

tahun 70an Ali Sadikin mengatakan kualitas peradaban dari masyarakat Jakarta tuh

ada di Art Center dan museum-museum, dia pulang dari San Francisco, iya amerika

condongnya, karena kan bahkan sebetulnya kan setelah itu kana nu, bendera kita kan

ke amerika kiblatnya, itu kan tahun 70an, berarti setelah tahun 65, setelah perang

dingin yang apa, yang Soekarno jatuh kemudian blok amerika lah yang kemudian

berfikir terang, termasuk membangun TIM

Penulis : Di Amerika sendiri San Francisco sendiri ada sebuah kawasan?

Bpk Irawan: Saya lupa apa San Francisco atau mana, saya lupa ya, tapi Gubernur

waktu itu semacam studi banding, dia lihat bahwa kualitas peradabannya kan

memang ada di art center dan museum-museum, museum kan bukan tempat untuk

menyimpan barang berkas semata, tapi sebetulnya museum adalah panggung

terdepan untuk kualitas peradaban masyarakat itu sendiri, karena itu selalu

mengakuisisi karya-karya terbaik segala macam, tapi di Indonesia itu kan jadi di

museumkan, konotasinya jadi negative kan, tapi sebenernya museum itu panggung

terdepan dari peradaban itu sendiri. Nah itu background dari DKJ. Kemudian di TIM

itu dibentuk hmmm 4 unsur utama, pertama Akademi Jakarta, itu sekumpulan

budayawan-budayawan yang top banget lah, dia semacam core of trace nya, yang

salah satu dia juga ikut mengembangkan, apa Namanya langkah-langkah strategi

kebudayaan tapi sebetulnya fungsi utamanya adalah memilih anggota Dewan

Page 134: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

120

Kesenian Jakarta, waktu itu memang anggota DKJ memang scoopnya ininya masih

Indonesia kan, nah kenapa karena kalau dipilih oleh Pemda, maka DKJ menjadi

subordinat pemerintah daerah, kalua di pilih oleh musyawarah itu nanti kan kaya

politik sekarang, siapa yang kuat dia dipakai, jadi karena itu DKJ memang dipilih apa

ya semacam entitas ahli sampai saat ini. Jadi memang kami, kemudian DKJ

membuatkan Namanya LPKJ dan sekarang menjadi IKJ, karena jadi ada tempatnya

ada dewannya dan ada juga sekolah nya untuk mencetak para seniman-seniman.

Untuk manajemen semuanya ini, dulu ada PKJ TIM, pusat kesenian Jakarta, itu yang

memanage semuanya itu. PKJ ini kemudian ditahun, aku lupa regulasi nya ada di

Sherly 2013, muncul pergub yang merubah PKJ menjadi UPT. Tapi sejak tahun 68

70an itu memperlihatkan kerja sama antara DKJ kan representasi komunitas dengan

pemerintah daerah itu cerita sukses hmmm korea itu kan kerja sama dengan antara

komunitas ahli dengan government, kita sebetulnya sudah ada sejak tahun 68 70an itu

sebelumnya nah kemudian naik turun dan segala macam, Gubernurnya Ali Sadikin

ngetop banget tapi kemudian selanjutnya di ganti oleh Joko Pranowo jadi kemudian

politiknya kemudian berbelok, Ali Sadikin kan ditenggarai apa namanya, menyaingi

Soeharto sehingga terjadilah ide Ali Sadikin naik turun lah. Hingga saat ini tapi ya

kami tetap mempertahankan amanah tahun 68, program-program DKJ adalah

program kesenian yang berkualitas. Ini kadang-kadang memang kalo ada hal kesenian

selalu hulu hilir ya, hulunya adalah investasi kebudayaan, sering kali kepada

Kemendikbud atau juga pemuda ya, sementara hilir nya ada di Bekraf dan Pariwisata.

Nah sekarang kami ini bermain di antara peluang-peluang itu karena itu muncul

program-program yang berkualitas dari kita seperti kerja sama dengan Bekraf Jakarta

City Harmony, ada beberapa seperti Jakarta Biennale, kemudian kita juga mau

memproduksi Design by Indonesia, dulunya Design by Jakarta, tapi Bekraf

menginginkan lebih besar lagi Design by Indonesia. Terus kemudian Art Unlimited

kaya semacam Art Job gitu

Penulis : Terus selain Jakarta Biennale yang dikelola oleh DKJ langsung ada lagi

engga sih pak?

Page 135: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

121

Bpk Irawan : Nah itu yang saya sebutkan Design by Jakarta, Design by Indonesia, Art

Unlimited, kemudian JTMU, Jakarta Dance Meet Up, kan kami punya 6 komite kan,

seni rupa, sastra, film, musik, teater, dan tari. Enam ini iya ini sering kali kalo

sekarang memang ada kami karena ada Bekraf membutuhkan partner yang kredibel,

kami juga bermain agak sedikit dipaksa, tapi dalam arti tetap akan konsentrasinya

pada konten jadi yang terlalu laku industri banget engga akan kami terima, jadi lebih

kepada ekperimentasi-eksperimentasi dalam kesenian itu sendiri. Itu backgroundnya

ya. Sejak tahun, saya lupa tahun 80an itu waktu Ketuanya Salim Said, dia bekerja

sama dengan Mendagri waktu itu kemudian dia membangun ide Pemda-pemda

diseluruh Indonesia punya Dewan Kesenian Jakarta, maka sekarang ada sekitar 26

dewan kesenian provinsi dan lebih dari 60-80 dewan kesenian kabupaten/kota. Nah

sekarang DKJ tetap mensupport itu supaya kesenian dan kebudayaan itu tidak hanya

di Jakarta dan Bali. DKJ karena sudah senior dan udah punya apa, sejarah dia yang

dipandang jadi role model lah. Dan itu memang naik turun ya, karena pemerintah,

karena kita sudah terlalu lama ya, menafikkan atau mendeskreditkan kebudayaan

didalam aspek-aspek pemerintahan, sehingga problem-problem dipemerintahan

daerah sendiri, kompetensi kawan-kawan yang ngurusin itu juga dipertanyakan dan

sebetulnya kunci nya adalah kerja sama antara komunitas dengan atau Dewan

Kesenian dengan pemerintah daerah tapi di Jakarta aja kadang masih belum sinkron

gitu. Sekarang jauh lebih baik karena pendekatan kami bertahun-tahun dengan

pemerintah daerah. Kami rumusan nya begini para kawan-kawan birokrat termasuk

UP itu bertanggung jawab pada fasilitator, ya administrasi dan infrastruktur,

kontennya di Dewan Kesenian karena iya kami kan dewan ahli jadi kami tahu

bagaimana membangun program-program yang berkualitas. Misalnya kita jengkel lah

lihat Singapura kaya gitu masa kita. Tahun 68-70 itu boro-boro Singapura, Korea

belum apa-apa kita udah punya infrastruktur itu sebetulnya. Ya tapi kan kemudian

memang pesannya kemudian kan dianggap kesekian dan kita berpuluh-puluh tahun

terlena dengan sumber daya alam, baru sekarang orang berbicara sumber daya kreatif.

Iya tapi tadi udah agak kedodoran lah, karena juga menurut saya justru di titik

lemahnya adalah ditaksir dari kawan-kawan birokrat sendiri. Gapapa sih selama itu

Page 136: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

122

masih ada kerja sama yang baik antara Dewan Kesenian dengan segala macam. Itu

ada problem-problem teknis, problem-problem regulasi.

Penulis : Ini saya lanjut ke ini aja ya intinya pak, mengenai regulasi pak, saya mau

menanyakan tentang bilamana ada kecelakaan tuh pak di TIM itu sendiri pada saat

penyelenggaraan event itu ada lokasi-lokasi khusus engga sih pak untuk misalnya ada

lokasi untuk keadaan darurat misalnya terjadi kebakaran dikumpulkan dimana, apa

terdapat jalur evakuasi nya gitu segala macam?

Bpk Irawan : Saya malah belum mengerti itu ya, mungkin bisa ditanyakan di UP ya,

tapi kan kebetulan juga pemadam kebakaran kan lokasi nya di TIM dan betul waktu

itu saya lupa sudah tersedia atau belum memang aspek kecelakaan seperti UGD

harusnya ada. Karena kan buat pertunjukan mungkin kecapekan dehidrasi dan segala

macam itu bisa saja terjadi. Paling tidak seperti UGD kecil gitu seharusnya. Dulu

sempat kepikiran itu, tapi saya kalo soal infrastruktur itu mungkin UP yak arena dia

tanggung jawab tadi sebagai fasilitator. Tapi kalo dari kami itu memang jadi sangat-

sangat penting karena didalam seni pertunjukkan semuanya bisa terjadi

Penulis : Mungkin yang paling lebih baik untuk fasilitas itu lebih kepada Teater

Jakarta ya pak karena yang baru direnovasi itu Teater Jakarta?

Bpk Irawan : Saya kira semuanya dalam pertunjukan teater kan kalo terjadi misalnya

kebakaran kan evakuasi nya bagaimana dan segala macam menjadi sangat penting.

Kami kan ada tiga teater ya Teater Jakarta , GBB dan Teater Kecil ya itu memang

harus diaudit kembali dari aspek evakuasi kalo terjadi. Harus sih. Audit Gedung itu

harus, fasilitas ya untuk ini tapi kan ya penting sih saya kira karena kan paling tidak

kawan-kawan UP siap mengenai hal itu, apakah juga misalnya orang-orangnya juga

siap untuk kalo apakah juga ada latihan mengenai hal itu juga jarang lihat. Saya kira

ini bisa jadi.

Penulis : Menurut pengalaman Bpk tidak ada ya kecelakaan?

Page 137: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

123

Bpk Irawan : Bersama saya 2 periode itu, kecelakaan yang besar engga ada, ya

pencurian laptop segala macam itu sering dan itu saya keluhkan ternyata juga CCTV

juga tidak komplet dan segala macam

Penulis : Nah untuk pencurian seperti lukisan-lukisan itu?

Bpk Irawan : Oh hmm kalo pencurian lukisan engga ada tapi kerusakan lukisan itu

ditahun 80an pertengahan 80an itu ada

Penulis : Perusakan karena sengaja atau apa pak?

Bpk Irawan : Iya banyak banyak versilah mengenai aspek kerusakan ini ada yang

versi, tapi selama ini tidak dituntaskan sampe ke kepolisian, jadi ada versi yang

kayanya pelaku ini tapi ketahuan sehingga merusak dengan alasan-alasan yang

dirusak adalah lukisan-lukisan PKI segala macam. Saya kira Citra juga tau. Tapi kalo

pencurian yang ini kayanya tidak paling tidak untuk koleksi Dewan Kesenian Jakarta

koleksi kami cukup baik penyimpanannya kita juga bikin katalog, tapi TIM juga

punya koleksi ini yang saya juga diharap TIM juga melakukan apa namanya, mereka

kan engga tau lukisan ya, kadang-kadang karena pegawai negeri ya dan seperti itu,

jadi mudah-mudahan ya apa namanya baik regulasi nya maupun metodenya segala

macam mengikuti

Penulis : Mengenai ini lagi pak selain aspek kecelakaan, yaitu kalo misalnya ada

kolektor seni/pengunjung mengunjungi ini membawa zat terlarang itu ada regulasi

nya engga sih pak?

Bpk Irawan : Iya itu umum aja ya, umum dan memang waktu itu untuk mahasiswa

dan segala macam tapi kalo di kesenian yang makin serius yang begituan tuh

sebetulnya tidak membuat produktif lah kalo anda melihat tari atau music klasik gitu

apa ya latihannya sangat terukur dan membutuhkan fisik yang prima sehingga

pemakaian kaya narkoba dan segala macam kok sebagai pelaku seni yang utama

kayanya engga udah, nah seringkali itu TIM ditenggarai anak-anak IKJ mahasiswa

terus kemudian juga satpam ditenggarai memakai juga tapi kalo pelaku-pelaku utama

didalam, misalnya teater koma pentas, itu kan betul-betul terukur habis Bapak ini

Page 138: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

124

kamu keluar, kalo teler gimana kan engga bisa. Kalo yang karya-karya utama didalam

ini engga bisa, mungkin kalo agak gini, teler, mungkin stop, itu mungkin soal lain.

Tapi kan karyanya sudah terpasang dengan baik gitu. Kalo itu kita pakai aturan

umum aja. Apapun alasannya kalo zaman kaya Jim Morisson sudah engga ada lagi

ya. Kalo di TIM kan kesenian-kesenian yang prima kita harus memenangkan

pertarungan kultural dunia juga itu engga mungkin kaya begituan. Bahwa kemudian

kawan-kawan bikin pameran misalnya biennale ya, tapi engga deh yang mabuk

banget engga kalo cuma minum bir itu keliyengan itu biasa aja. Tapi kalo obat-obatan

rasanya apa ya pernah kesenian itu berbaur dengan pengetahuan jadi datanya tuh

data-data pengetahuan sepertin kan engga bisa kalo kamu mabuk-mabukan terus kaya

zaman hypie kan saya kok rada, kalo kita lihat ya, anak-anak muda segala macam ya,

apalagi tari yang butuh fisik. Saya juga kadang-kadang lihat perbedaannya dengan

industri, kalo diindustri itu kan kadang-kadang masih komen mitos-mitos itu tapi kalo

industri masuk dalam programnya DKJ, bisa aja dimasukkan dalam kacamata

kuratorial seperti apa giti ya.

Penulis : Disini pak kalo dalam pameran lukisan apakah ada aktifitas untuk jual beli

itu segala macam?

Bpk Irawan : Kalo program itu diperbolehkan

Penulis : Ada ambil bagian engga sih pak?

Bpk Irawan : Yang hebat dari pemda adalah seluruh pemakaian gedung-gedung di

TIM, baik kesenian Jakarta atau wayang bharata itu free hanya yang bayar retribusi

aja. Kalo teater Jakarta tadi hanya bayar 30 juta tanpa sewa jadi retribusi aja.

Penulis : Tapi saya pernah baca, sebelumnya itu pernah mahal banget ya pak?

Bpk Irawan : Iya itu setelah ada regulasi beberapa tahun yang lalu, selanjutnya

kemudian semuanya difreekan. Itu menurut aku luar biasa karena teater Jakarta kan

kamu bandinginnya dengan JCC dan kemudian wayang orang bharata manggung

setiap hari minggu dapat dukungan dana dari pemda 50 juta, dulu 20 juta sekarang

dinaikkan 50 juta. Jadi sebetulnya bahwa mereka konten engga ngerti tapi goodwill

Page 139: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

125

untuk memajukan kesenian dalam ini untuk menservice infrastruktur menurut aku

harus dihargai

Penulis : Tapi perlu ada peningkatan lagi ya pak?

Bpk Irawan : Saya kira menurut saya cukup tapi sekarang ada sih misalnya pasar seni

ancol kami menginginkan menjadi tempat pameran desain dan seni internasional

karena itu perlu revitalisasi besar-besaran, tapi yang diperlukan sekarang adalah

dukungan dana untuk program, bukan infrastruktur lagi. Dan program-program DKJ

tuh seperti Jakarta Biennale, desain, event desain atau Jakarta City Harmony. Itu

harus internasional. Dan itu akan menjadi secara tidak langsung akan punya efek

dalam dunia pariwisata misalnya dari segi ekonomis, dan pemerintah harus sadar. Ini

bukan hanya seniman seneng-seneng, engga, ini adalah potret peradaban dia,

memangnya kamu mau menaruh harapan untuk peningkatan peradaban dari politisi.

Dari industri nya engga, industri tahunya kamu beli beli beli, tapi tidak ada

peningkatan, kita ajarin bagaimana cara meningkatkan kualitas peradaban itu sendiri.

Ini yang sebetulnya jadi penting, nah kenapa karena tidak pernah dianggap penting

jadi gitu muncul lah para politisi yang tidak beradab, suka maki-maki tidak etis dan

kualitasnya rendahan. Nah kemudian yang menarik adalah para pengunjung di

program-program kesenian yang baik ini, anak-anak muda. Tampaknya mereka juga

muak dengan mal, muak dengan politik dan segala macam. Mereka betul-betul nyari,

itu terjadi juga dibandung ya. Terjadi apa ya tempat aksi ya untuk anak-anak muda

untuk mencari nilai yang lebih segar. Agama juga bikin sesak nafas, gampang marah

dan segala macam. Mereka coba cari yang lebih cerdas gitu. Jadi bukan hanya

infrastruktur namun dari segi konten. Karena free jadi banyak yang ingin main. Itu

jadi problem tersendiri. Karena itu semua proposal yang menyeleksi dewan kesenian,

memang agak problem yang punya duit kan anak-anak sekolah. Kalo misalnya SMA

negeri mana kan mau pentas 1 miliar aja engga masalah dari aspek, nah itu jadi

problem tapi kualitasnya jadi buruk gitu. Nah ini ada ketegangan antara harus

mementaskan atau kita menjaga TIM itu sebagai tempat untuk kesenian yang

Page 140: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

126

berkualitas. Dan ada dua yang engga boleh sebetulnya acara politik praktis dan

agama.

Penulis : Mengenai visi tujuan dari dibentuknya DKJ itu membangun Jakarta sebagai

kota budaya yang bertaraf nasional dan internasional, apa sih saran Bapak?

Bpk Irawan : Yang pertama kita baru sadar bahwa adalah bagian dari masyarakat

dunia, kita adalah bagian dari konstruksi peradaban dunia, ya berarti apa persiapan-

persiapan masalah pemikiran ya juga misalnya tentang kebebasan ekspresi dan

berfikir, iya itu yang apa Namanya dasar-dasar kenapa kita jadi bodoh. Saya juga Pak

Yustaf Gibran juga, dia membuat sinematek, tempat untuk penyimpanan arsip-arsip

ditahun 74. Waktu tahun segitu diminta pemerintah Jepang untuk mengajari

membikin sinematik. Iya jadi munculnya luar biasa dapat penghargaan dibeberapa

penghargaan internasional, juga sengkala dan niskala, itu tentang cerita, dua-duanya

punya cerita lokal konten yang luar biasa, satunya di nusa tenggara, satunya dibali.

Tapi betul-betul kita lihat, kemudian juga karya-karya perupa yang masuk dunia

segala macam. Itu lah sebenernya wajah-wajah peradaban dari Indonesia, kan kamu

engga bakal bisa deh, sekarang kan gini perdebatan antara fiksi dan non-fiksi deh,

didalam perdebatan dunia ilmiah biasa aja. Di mulut politisi jadi sesuatu yang lain.

Kalo masih ditakutkan oleh hal-hal yang berbau agama dan politik, bagaimana kita

bisa merajai dunia. Sekarang Jakarta sudah pantes bahwa kami pengen dengan

pendapatan seperti itu dengan adanya DKJ kita harus menjadi kekuatan kesenian

paling tidak di Asia, bisa itu dan juga termasuk grafik desain kita kan, bisa dibilang

desain kita paling bagus, so what gitu kan. Makanya kita bikin Design by Jakarta,

untuk mengakomodir desain-desain terbaik dan kita produksi

Penulis : Ini pak kan sangat vital banget tuh untuk lukisan, kanvasnya itu, bagaimana

sih apakah ada regulasi dari DKJ itu sendiri yang melarang pengunjung atau kolektor

seni itu untuk membawa alat-alat yang berhubungan dengan mudah terbakar gitu pak,

ada peraturan seperti itu engga sih pak?

Page 141: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

127

Bpk Irawan : Mungkin bukan seni lukisan, tapi didalam seni pertunjukan ada,

misalnya jangan memakai bahan-bahan yang mudah terbakar, saya kira ada. Nanti

bisa juga ditanyakan ke UP ya

Penulis : Regulasi seperti itu dari UP pak?

Bpk Irawan : Dari UP, kita lebih kepada konten, saya kasih backgroundnya saja. Kalo

detailnya nanti bisa ditanya ke UP

Penulis : Nah untuk keamanan sih pak? Keamanan itu sendiri dari TIM ya pak, dari

UPT ya pak?

Bpk Irawan : Kalo kita hanya mengurusi konten saja, proses, advokasi jadi tidak yang

sifatnya teknis

Penulis : Ini pak mengenai fasilitas disabilitas gitu, venue-venue di TIM itu apakah

ada pak?

Bpk Irawan : Kami memang mendapat kritik dari kawan-kawan difabel ya, tapi

memang itu sudah masuk dan kita mencoba, saya kira UP memperbaiki

problematiknya, UP itu kan engga bisa kalo engga ada inputan harus membangun

langsung, jadi harus dimasukkan dulu, tahun depan baru. Tapi kalo dari difabel

memang betul-betul udah jadi fokus, kita udah mendapat kritik banyak. Bahkan

mereka mau nyumbang, bangunin fasilitas difabel, malu banget. Sudah lama ya sejak

tahun kemarin.

Penulis : Kalo misalnya jangan sampai ya pak, kalo misalnya ada kebakaran hebat

gitu segala macam, kan mungkin dari fasilitas kebakaran engga cukup, itu pasti akan

panggil dari dinas damkar ya pak?

Bpk Irawan : Engga harusnya cukup dong, tempatnya juga pangkalan pemadam

kebakaran untuk Jakarta kota di TIM kok, seharusnya cukup, kebetulan pangkalan

damkarnya disitu

Page 142: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

128

Penulis : Untuk direktori sendiri apa ada kritikan sendiri pak? Direktori untuk arah

kemana gitu, teater Jakarta kesini? Graha bakti kesini? Itu apa cukup?

Bpk Irawan : Itu memang harus diperbaiki, karena kan kalo yang sudah biasa, ya

gampang, kalo pun tanya juga gampang, kita harus lebih mempersiapkan diri untuk

misalnya hal tersebut (wisatawan luar)

Penulis : Untuk fasilitas parkir sendiri apa cukup pak? Selama ini apa ada kritikan

juga? Saat ada banyak acara berlangsung

Bpk Irawan : Kalo dua venue maen itu kurang, karenanya misalnya teater Jakarta dan

GBB itu kan berarti sekitar 2000 lebih ya, 2000 kadang kala, saya engga tau fasilitas

kendaraan itu berapa ya

Penulis : Kalo dari kritikan sendiri, pernah ada masukan pak?

Bpk Irawan : Ada karena itu UP kemudian memperbaiki diri kemudian ditambah

sedikit dibelakang, itu menurut saya kok kurang, kedepannya menurut saya sudah

memakai MRT saja untuk kawan-kawan yang menonton, rileks kan segala macam,

pake online atau pake MRT lah kedepannya, Jakarta kan berapa pun, dijakarta kurang

loh kalo bapak ibu kakak adek punya mobil ya, semuanya engga bisa

Penulis : Hmmm selama ini kapasitas untuk venue itu sendiri apakah mencukupi,

apakah ada kritikan sendiri, pendapat gitu pak?

Bpk Irawan : Sebetulnya untuk pertunjukan engga masalah karena kalau pertunjukan

kalo peminatnya banyak kan bisa ditambah hari pertunjukannya. Yang kurang adalah

galeri, menurut saya galeri TIM udah sangat tidak memadai karena kan sekarang ini

galeri tingginya minimal seperti ini ya, padahal banyak karya-karya yang besar

Penulis : Mungkin standarnya lebih ke Galnas ya?

Bpk Irawan : Iya Galnas, tapi Galnas pun masih kurang luwes gitu karena tempat ini

ya, yang dibutuhkan dikita kaya box aja tapi tinggi sehingga, tapi mungkin bisa lebih

besar lebih bagus karena bisa diimplementasi perupa-perupa nya, bisa 6 meter atau

Page 143: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

129

bikin instalasi yang segala macam, sebetulnya lebih simple kalo bikin yang, ya kalo

misalnya mobil mau diangkat dijadikan instalasi itu harusnya cukup memadai, dan itu

kan membutuhkan space untuk melihat

Penulis : Di TIM sendiri ada tempat penyimpanan untuk koleksi-koleksi?

Bpk Irawan : Kalo di DKJ ada, walaupun kurang memadai, tapi ada, suhu dan segala

macamnya cukup kok. Kamu bisa lihat nanti ke DKJ

Penulis : Kalo dibandingkan dengan Galnas?

Bpk Irawan : Jauh lebih bagus Galnas, tapi hmmm kami DKJ dengan katalog segala

macam cukup baik

Penulis : Kebanyakan koleksi sendiri dari DKJ, apa dari kolektor lain ada?

Bpk Irawan : Engga Cuma dari DKJ, yang disimpan DKJ ya, jadi ada dua koleksi,

DKJ dan TIM, TIM punya sendiri

Penulis : Oh TIM punya sendiri, tapi dikawasan TIM itu sendiri?

Bpk Irawan : Dikawasan TIM juga

Penulis : Dari TIM itu sendiri dari UPT, apakah ada regulasi untuk gladiresik, untuk

pra-event gitu pak?

Bpk Irawan : Ada, iya harus ada gladiresik, kawan-kawan kalo mau perform harus

ada gladiresik

Penulis : Tadi kan untuk obat-obatan terlarang dilarang, bagaimana dengan kuliner

gitu pak, untuk bawa makanan gitu, apa dilarang? Untuk pameran lukisan?

Bpk Irawan : Untuk pameran lukisan sering kali malah ada, ada jamuan didalam

pameran itu

Penulis : Didalamnya pak? Diperbolehkan?

Page 144: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

130

Bpk Irawan : Yang engga boleh adalah didalam pertunjukan, ya kalo makan diluar,

biasanya waktu rehat/istirahat penonton keluar makan-makanan kecil

Penulis : Engga takut mengenai lukisan gitu pak, kalo makanan?

Bpk Irawan : Hmmm makanannya biasa, engga sih, sebetulnya sih memang tapi

sudah memang betul seharusnya memang harus ada penjagaan khusus ya misalnya

jarak yang dikasih line gitu ya, saya kira Galnas lebih mengerti mengenai hal

tersebut, kalo TIM sebetulnya belum

Penulis : Pelarangan merokok, pasti ya pak?

Bpk Irawan : Iya kalo didalam ruangan

Penulis : Nah untuk fasilitas toilet pak itu apa perlu ada perbaikan pak?

Bpk Irawan : Iya tapi kami mendorong terus untuk UP. UP ini kan pegawai negeri ya

yang dulunya rada kurang berkerja, tapi sekarang kami push terus, selalu diingatkan

Bersama kita, kan sama-sama menjadi pelayan publik, dalam hal ini memberikan

produk-produk terbaik kesenian, termasuk infrastruktur-infrastruktur kebudayaan.

Nah itu ya toilet, menurut saya toilet kurang, mungkin secara kuantitatif ya, mungkin

harus dipikirkan lagi toilet yang diluar, toilet kan hanya didalam venue, sekarang kan

yang dioutdoor Cuma pakai fasilitasnya bioskop kan XXI. Iya kan. Harusnya ada

kan, dan itu seharusnya bersih segala macam. Karena kan banyak yang makan diluar

anak-anak latihan nari kan harusnya diperhatikan, pentinglah

Penulis : Oh ya layanan medis itu bagaimana pak? Untuk ambulance itu sendiri?

Bpk Irawan : Itu masih belum ya, tapi justru itu kami pernah membicarakan tentang

dulu ada satu ruangan khusus untuk medik, tolong ditanyakan ke UP, untuk kami

sangat-sangat penting. Pernah kita diskusi mengingatkan akan hal itu. Karena

mungkin bisa saja ada kecelakaan atau jatuh terkilir. Iya belum pernah ada yang

terlalu parah. Dan lagi pula rumah sakit juga dekat. Tapi kalo menurut saya harus ada.

Paling tidak pertolongan pertama.

Page 145: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

131

Penulis : Tapi kalo dari ambulance itu mungkin dari penyelenggara langsung ya pak?

Bpk Irawan : Engga ada ambulance jadi biasanya dengan kalo seandainya terjadi

kecelakaan kecil itu langsung dibawa ke rumah sakit

Penulis : Kalo itu pernah ada engga pak?

Bpk Irawan : Saya lupa, nanti langsung tanya ke UPT nya, apa selama ini ada

serangan jantung atau apa

Penulis : Untuk fasilitas escalator itu apa berfungsi dengan baik pak?

Bpk Irawan : Eskalator kita engga punya ya, oh ada ada di teater Jakarta, dia itu

cukup baik ya, hanya itu aja ya, karena beberapa bangunan-bangunan tua ya, yang

GBB atau kantor dewan sendiri kan 2 lantai 3 lantai, jadi agak repot gitu, memang

harus ada lift ya

Penulis : Perlu sih ya, karena untuk fasilitas difabel itu ya?

Bpk Irawan : Justru itu

Penulis : Ini pak saya mau menanyakan tentang event Belok Kiri Fest, yang dulu

pernah ada penolakan pak segala macam? Itu bagaimana bisa pak? Penolakan itu

pada saat hari H itu pak? Atau sebelumnya pak?

Bpk Irawan : Begini sebetulnya memang kami hati-hati sekali DKJ untuk meluluskan

proposal, tetapi kan gini backgroundnya ya, ketika Komnas HAM dibuat itu kan

memang untuk apa Namanya, untuk menafsirkan kembali dalam ajaran kita apa sih

yang terjadi, kadang kala misalnya tahun 65, kadang kala kiri dan segala macam. Itu

kan sebetulnya pengetahuan, ini bukan soal pertarungan ideologi. Iya kan sering kali

seperti itu. Misalnya kamumahasiswa filsafat atau sospol kalo yang ditanya apakah

komunisme itu? Kamu menjadwab seperti orde baru, komunisme itu adalah musuh

Pancasila. Itu kan jawaban yang memalukan gitu. Dan itu kan dunia loh. Dan

tampaknya para actor-aktor yang bermain ditahun 65, pengennya kita itu bodoh terus.

Nah kembali ke acara tersebut. Kami sudah meloloskan dan kita diskusi dengan

Page 146: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

132

panitia Belok Kiri, ini jangan, ini jangan, bukan soal ideologi tapi beberapa gambar-

gambar yang menampilkan kekerasan itu kan tidak patut dipertontonkan oleh anak-

anak. Misalnya itu kan jadi perdebatan tetapi kemudian tampaknya waktu itu kepala

UP nya mendapatkan tekanan dari, dia kan masih punya bos. Udah udah Pak Imam,

Pak Imam punya bos gitu, kepala dinas parbud, kepala dinas parbudnya ya dapat

tekanan dari pihak yang siluman-siluman khilaf gitu. Tidak hanya HMI, tapi juga

penguasa-penguasa khilaf itu, yang sekarang saya jadi bertanya yang kemudian

Jokowi sekarang pun baru mulai menjawab dengan agak dipihak kita, dulunya kan

ikut menolak PKI juga dan segala macam, sekarang dia mau membela diri misalnya

emangnya gue PKI balita. Jadi menarik kan, make sense aja gitu dan kalo kita bicara

sosialisme segala macam ya memang kita dibangun oleh itu gitu dan sekarang

negara-negara yang hebat kan sudah memadukan berbagai ideologi gitu loh. Iya kan

seperti eropa barat, skandinavia, mereka terkenal karena aspek kapitalistis itu yang

kaya sedikit yang miskin banyak, kalo komunisme itu kaya banyak, miskin banyak

tapi kan itu utopi, piramida yang terbalik itu kan ga mungkin terjadi, Cuma utopia

aja, nah yang terjadi di eropa barat tuh piramidanya digabungin, jadi yang miskin

sedikit yang banyak adalah kelas menengah. Itu yang terjadi dengan keberhasilan

negara-negara eropa barat. Menurut saya, kami waktu itu membela komnas HAM,

bekerja sama dengan komnas HAM sampai kita memutar film The truth of silence ya

yang Joshua ovenhamer, bukankah komnas HAM dan rekonsiliasi segala macam kan

idenya pemerintah. Kalo kita mendorong film Joshua ovenhamer itu supaya ada

rekonsiliasi, itu kan idenya pemerintah, bukan idenya kami anak nakal yang dulu

suka ngeprintin bukunya pramoedya ditahun 80an, kan engga begitu lagi

Penulis : Jadi dari kepolisian itu langsung keluar pak? Surat penolakan?

Bpk Irawan : Semenjak it uterus kemudian semacam izin keramaian itu harus dapat

dari kepolisian, tapi kan menurut saya buruk sekali itu karena kreatifitas itu sekarang

harusnya didorong, tidak dikontrol. Kalo izin keramaian itu dari kapolri mengatakan

pemberitahuan sebetulnya, tapi yang terjadi di lapangan sering kali menjadi semacam

surat gitu apalagi yang menyentuh. Sekarang itu menjadi hal yang sensitive tapi kan

Page 147: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

133

sekarang sudah terbukti bahwa kanan jauh lebih mengerikan dibanding kiri. Hampir

negara kita terjungkal dari 212 segala macam. Nah sekarang mulai kepolisian mulai

agak legowo, ternyata anak-anak ini kritis doang. Calon-calon pemimpin semuanya

belajar tentang kiri toh, gimana ITB gimana Unpad. Jokowi pun kalo pasti dimasa

muda dia harusnya baca bukunya Pramoedya, buku-buku kiri juga. Kiri itu kan apa ya

belajar memberikan kontribusi untuk orang lain

Penulis : Selain itu juga banyak ya pak, selain belok kiri fest penolakan-penolakan?

Tahun 2000an ini ya pak?

Bpk Irawan : Ada intimidasi soal itu tapi makanya sekarang mulai ada ketika melihat

bahaya, karena jauh lebih bahaya, kiri itu sekarang Cuma dijadikan kambing hitam

saja. Orang juga cerdik, jangan kenceng-kenceng deh kalo ngomong, ngapain kalo

hanya jadi sasaran tembak. Tampaknya ini DKJ sama TIM harus berhati-hati karena

panas, mudah-mudahan gubernur dan wagub bisa melihat kalo ada apa-apa TIM dan

DKJ itu menjadi oase untuk kita semua. Pilkada Pilpres itu kan sebetulnya satu

keluarga, yang hanya memilih kepala pelayan, bukan pemimpin, kita tuh hanya

memilih kepala pelayan. Disitu lah fungsi TIM, yang kotak-kotak tadi menyatu lagi

lewat kesenian. Maksudnya kami begitu.

Penulis : Selain belok kiri itu pak, saya pernah denger ada unsur lgbt gitu pak? Film

atau festival apa? Sebenernya unsur-unsur apa aja sih pak? Yang sangat kritis banget

pak untuk terjadi penolakan?

Bpk Irawan : Iya hal-hal begitu lah sisanya memangnya kalo film-film lgbt, apa itu

menganjurkan kita menjadi lgbt yak an engga, tetapi kesenian itu kan sebetulnya

mengajarkan kita berempati bahwa kita engga hidup sendirian gitu loh, iya kan bahwa

seorang pemain teater itu harus bermain sebaik mungkin. Peran utama bisa menjadi

lebih baik, berempati terhadap kolaborasi itu, apa sih yang terkesan dari lgbt itu, film-

film lgbt, buat aku adalah kesepian, termajinalkan, tersisihkan, kebingungan karena

dia tiba-tiba ada badannya laki kok jiwanya perempuan segala macam, kesepian yang

luar biasa, karena diasingkan, kan itu hasil kita melihat, itu kan nilai-nilainya yang

Page 148: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

134

kita ambil dari aspek itu, karena itu tafsir bebas itu kualitas manusia Indonesia yang

unggul gitu loh, dan lgbt kan gitu. Kembali lagi bukan karena ideologinya karena

aspek-aspek yang kemudian belajar berempati pada yang tersisihkan.

Penulis : Kembali lagi pada teknis itu pak, kalo misalnya terjadi kebakaran apakah

terdapat alarm kebakaran gitu pak?

Bapak Irawan : Seharusnya ada ya, tapi itu tolong ditanyakan ke UP ya, kalo engga

ada ya, itu bahaya karena sekali lagi, tidak hanya infrastruktur nya tapi manusia-

manusianya pun harus terlatih, dan saya engga pernah lihat mereka latihan untuk

mengevakuasi waktu terjadi kebakaran

Penulis : Walaupun sampai saat ini belum pernah terjadi ya?

Bapak Irawan : Iya seharusnya latihan

Penulis : Nah ini ada aspek untuk membawa hewan gitu, hewan-hewan peliharaan

dibolehkan apa engga sih pak?

Bapak Irawan : Aku juga engga tau itu

Penulis : Selama ini ada engga pak?

Bapak Irawan : Selama ini ada pengunjung yang membawa anjing

Penulis : Kali didalam venue itu sendiri pak?

Bapak Irawan : Nah aku belum pernah tau itu

Page 149: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

135

Wawancara dengan Ibu Citra (Kurator Galeri Nasional)

Part 1

Penulis : Lanjut ke ini aja ya, inti ininya, tentang regulasi, adakah peraturan mengenai

lokasi untuk keadaaan darurat misalnya kalo bila ada kebakaran atau apa itu, ada

lokasi untuk pengunjung itu lokasi tepatnya? Apakah ada gitu selama

penyelenggaraan acara?

Ibu Citra : Masalahnya struktur bangunan di TIM kan, agak memudahkan untuk jalur

evakuasi kalo terjadi kebakaran, soalnya sifatnya hanya hall langsung keluar sudah

umum gitu, jadi bukan dalam Gedung gitu.

Penulis : Begitu juga dengan Teater Besar, Teater Kecil?

Ibu Citra : Nah kalo yang besar pasti ada, ya dia ada petunjuknya tuh, kalo gak salah

sudah agak tertib tuh di Teater Jakarta ya, sebelum ada apa, pemberitahuan jika ada

kecelakaan mohon jangan panik ikuti arah langsung gitu gitu, itu ada tuh.

Penulis : Ada regulasinya ya?

Ibu Citra : Iya, tapi kalo seni rupa kayanya jarang ya, itu kan karena sifatnya, dia kan

hanya hall ruang pamer dan itu keluar udah ruang terbuka hijau, paling hmmm

bagaimana cara mengamankan karyanya itu, belum pernah dibicarakan tuh, kan itu

pameran asset, karya-karya lukisan, setau aku belum pernah ada tuh.

Penulis : Biasanya tuh dari TIM itu buka sampai sekarang ini pernah ada kecelakaan

fatal segala macam gitu, kebakaran baik digaleri cipta ataupun teater?

Ibu Citra : Kayanya ga pernah deh seinget aku, kalo ingetan aku masih bagus,

kayanya belum pernah deh, hmmm paling kebakaran kampus waktu itu, kampus IKJ,

beberapa kali kebakaran, kalo divenue-venue belum pernah deh, seinget aku belum

pernah ya, intinya aman-aman aja gitu.

Page 150: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

136

Penulis : Lalu ada aturan mengenai zat terlarang bagi pengunjung, apakah pernah

terjadi penyalahgunaan zat tersebut? Misalnya ada yang ketahuan gitu pengunjung

datang membawa seperti itu?

Ibu Citra : Hmmmm kayanya belum pernah sih

Penulis : Tapi kalo dari regulasi TIM itu tetap ada ya?

Ibu Citra : Ada, paling gak boleh bawa makanan minuman, kalo untuk keteater juga

ya, untuk pameran otomatis ya, mereka gak akan bawa minum, karena ada

pemandunya, dilarang makan dalam ruang pamer gitu

Penulis ; Makanan minuman yang gak boleh ya?

Ibu Citra : Kayanya gak terlalu ketat juga ya, tapi belum pernah ada kejadian juga

mereka bawa apa misalnya, zat berbahaya gitu ya

Penulis : Gak pernah ada kejadian ya?

Ibu Citra ; Kayanya belum pernah ada sejauh ini

Penulis : Baik dipameran itu maupun diteater ya?

Ibu Citra : Iya setau aku belum pernah ya, justru paling banyak pelarangan, kaya

teater koma misalnya, pentas dilarang, pertunjukan apa tuh opera kecoa ya, karena

kan menyindir pemerintah kan, zamannya orde baru, nah waktu pameran pernah gak

ya? Pameran yang itu, pameran belok kiri itu

Penulis : Tapi kan gak jadi ya pada hari H nya? Udah ditolak, jadi gak berlangsung

secara penuh?

Ibu Citra : Iya

Penulis : Kalo untuk pameran di galeri cipta pernah ada aktivitas untuk jual beli

lukisan, atau jual beli karya seni lainnya

Ibu Citra : Bisa sih ada transaksi, boleh ada transaksi, beda sama digaleri nasional,

kalo galeri nasional transaksi itu memang gak boleh sih

Page 151: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

137

Penulis : Gak boleh ya, kalo di Galnas gak boleh?

Ibu Citra : Engga boleh, karena kan kita engga ada uang sewa, kalo TIM masih

dipungut uang sewa sehari berapa kan, kalo di Galnas gak boleh, karena sifatnya kan

apresiasi, kalo pameran tuh bukan buat jualan, tapi perkara buat jualan dia laku dan

orang mau beli, itu silahkan aja, tapi gak boleh misalnya pameran nih, ada kolektor

beli, langsung dibawa pulang gak boleh, bawa pulang kalo acaranya sudah selesai,

kalo di TIM kemungkinan itu bisa ya

Penulis : Jadi aktivitas disitu boleh ya?

Ibu Citra : Selama ini boleh ya, kasih tanda sold gitu, terjual gitu boleh

Penulis : Prosedurnya menyulitkan gak sih, kalo ada pengunjung beli suatu lukisan

itu ada prosedurnya itu gak dari TIM? Maksudnya ada untuk pembayaran tuh

bagaimana harus lewat atm gitu atau transfer gitu, atau bisa cash gitu?

Ibu Citra : Itu hubungannya langsung sama senimannya, misalnya gini Senna itu

pelukis, pakai TIM, yaudah, pakai seminggu bayar berapa gitu, nah perkara ada

transaksi ya TIM engga ikut campur, urusan seniman dengan pembeli gitu, dengan

kolektor, jadi engga ada broker slang, engga sih

Penulis : Terus selama pameran, itu ada pelarangan untuk menggunakan bahan yang

mudah terbakar, barang-barang mudah terbakar, supaya tidak terjadi kecelakaan

kebakaran gitu, dari TIM itu sendiri? Regulasinya ada engga?

Ibu Citra : Engga ada sih, kan karya seni agak berbeda ya, hmmm ketika seniman

memilih material, mempertimbangkan faktor itu, lukisan soalnya, kan kalo lukisan

apa sih kanvas kan, kriteria mudah terbakar itu sperti apa, atau meledak gitu?

Penulis : Hmmm kalo zaman dulu kan film itu memakai pita-pita gitu yang mudah

terbakar, nah itu kan mudah terbakar? Mungkin kalo zaman sekarang sudah tidak

terpakai, seperti itu sih sebenarnya, kan misalnya kanvas dalam lukisan itu mudah

terbakar engga?

Page 152: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

138

Ibu Citra : Kalo misalnya engga ada api sih aman-aman aja, mungkin pertanyaannya

sistem apa, hmmm pengamanan storage kali ya , kalo untuk lukisan ya

Penulis : Kalo storage nanti juga ada kok

Ibu Citra : Oh ada ya, kalo untuk pameran sih engga ada ya, sejauh ini engga ada,

engga ada larangan sih, karena tadi aku bilang, biasanya seniman sudah mempunyai

kesadaran kalo untuk pameran tuh bebas dari apa gitu

Penulis : Terus kalo bila ada kecelakaan kebakaran itu sendiri berarti ada dinas dari

kebakaran itu, apakah datang atau hanya menggunakan mobil pemadam yang ada di

TIM itu sendiri?

Ibu Citra : Datang pasti, waktu kebakaran di IKJ aja mereka datang kan, walaupun

dekat gitu, karena harus tetap siaga gitu

Penulis : Karena kan jumlah mobilnya cuma dua doang ya, cuma ada satu ya, terus

ada peraturan untuk membawa hewan gitu, hewan peliharaan segala macam?

Ibu Citra : Engga ada sih, tapi selama ini memang gak ada yang bawa sih

Penulis : Takutnya kan baunya itu mengganggu kolektor-kolektor yang lain

Ibu Citra : Engga ada larangan, iya pernah sih ada duta besar, hari sabtu jalan ada

pameran bawa anjing, tapi anjing nya diluar gitu

Penulis : Oh dititipin gitu ya, emang ada tempat penitipannya ya?

Ibu Citra : Engga ada, paling dipegang sama ajudannya gitu kan, terus dia masuk

gitu, tapi engga tempat penitipan sih

Penulis : Biasanya dalam pameran itu, apapun acara kesenian di TIM, untuk dibagian

registrasi pengunjung ataupun kolektor-kolektor seni yang ingin melihat kedalam

galeri cipta itu, ada regulasi yang dikeluarkan engga, maksudnya pelayanan nya harus

maksimal gitu dibagian registrasi?

Page 153: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

139

Ibu Citra : Registrasi paling penjaga tamu aja ya, jadi kaya pemandu gitu, itu pun

juga dalam konteks pertunjukan untuk berapa sih jumlah animo masyarakatnya,

jumlah nya berapa sih, tapi itu juga yang bertanggung jawab adalah orang yang

menyewa sih, bukan dari TIM, kecuali yang menyelenggarakan adalah TIM, nah itu

biasanya TIM mempunyai tanggung jawab gitu, karena yang mesti dilihat sama

seperti Galnas, acaranya dulu ada yang memang diinisiasi oleh TIM ada orang luar

yang menggunakan fasilitas TIM, nah itu perlu dibedakan tuh, jadi yang

diselenggarakan di TIM, misalnya pameran Biennale Jakarta, pasti itu TIM yang

mengadakan, karena dananya dari pemerintah kan, tapi kalo orang yang dari luar,

menyewa gitu, meyewa ruang pamer, nah itu sih urusan diserahkan ke penyewa itu,

langsung ke penyewa

Penulis : Untuk berbicara mengenai direktori atau petunjuk arah, untuk memudahkan

kolektor untuk mencari, misalnya Galeri Cipta itu ada dimana, itu memudahkan

engga?

Ibu Citra : Paling kita memakai petunjuk aja ya, sign, sejauh ini sih aman aman aja

Penulis : Jadi misalnya Ibu Citra menyelenggarakan acara A, jadi ada petunjuk

mengenai acara tersebut gitu?

Ibu Citra : Iya ada, jadi user yang iniin

Penulis : Belum ada complain untuk itu? Maksudnya menyulitkan?

Ibu Citra : Karena kan struktur bangunan di TIM itu sebenarnya buat aku udah bagus

ya, orang udah tau masuk kesini, kekanan galeri cipta 2, bioskop, teater Jakarta, jadi

orang masuk pun sudah di pandu oleh signage itu, petunjuk arah, IKJ dibelakang gitu

Penulis : Udah memudahkan sih sebenarnya, dari lokasi di venue-venue sendiri udah

memudahkan, terus mengenai tujuan dari dibentuknya DKJ kan, Dewan Kesenian

Jakarta adalah membangun reputasi Jakarta sebagai kota budaya yang bertaraf

nasional dan internasional, apa sih saran dan masukan untuk mewujudkan hal tersebut

bagi pelaku penyelenggara event atau user?

Page 154: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

140

Ibu Citra : Maksudnya apa, untuk ininya, melihat perkembangan sekarang

Penulis : Disini membandingkan dengan kota-kota diluar kan udah identik gitu

budayanya

Ibu Citra : Sebenernya sih memang, hmmm beberapa program yang diadakan oleh

DKJ sudah cukup bagus ya, kaya Biennale Jakarta, itu kan juga udah internasional,

beberapa tahun ini kan sudah mengundang beberapa kurator internasional terlibat

gitu, itu sebenarnya salah satu upaya untuk mewujudkan visi yang tadi itu kan, dalam

konteks global gitu, dalam tahap nasional maupun internasional, paling yang perlu

ditingkatkan itu, ini apa, hmmm program-program lainnya selain Biennale itu

Penulis : Maksudnya event-event lainnya?

Ibu Citra : Iya, selain Biennale seni rupa misalnya apa, misalnya simposium, atau

seminar gitu, yang sifatnya, hmmm apa sifatnya wacana gitu, karena kan tahun 70an

peran itu diambil oleh TIM kan, dimana pembicaraan para seniman sangat luar biasa,

setiap ada acara di TIM, siapa bicara orang pasti datang melihat gitu, ya engga bisa

disalahkan juga sejalan dengan banyaknya, lahirnya ruang publik dari swasta, tapi itu

memang ada gitu, tapi ya engga ada salahnya melihat dulu peran TIM itu sangat

besar, bagi perkembangan seni rupa Indonesia maupun Jakarta khususnya ya, itu bisa

sih melihat kembali program-program nya gitu

Penulis : Sebenernya acara-acara yang bertaraf internasional banyak engga di TIM?

Ibu Citra : Cukup banyak sih, kaya IDF (Indonesian Dance Festival) itu internasional,

kita selalu mengundang dari beberapa negara, film juga teater, sebenernya sih cukup

banyak ya

Part 2

Page 155: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

141

Penulis : Tadi kan berkaitan dengan regulasi sekarang berkaitan dengan fasilitas, Ibu

Citra adakah fasilitas dalam melayani pengunjung disabilitas, misalnya ada kolektor

yang cacat gitu, apa ada fasilitas khusus untuk ini seperti kursi roda?

Ibu Citra : Ini masih di TIM ya?

Penulis : Masih, masih di TIM, memang fokusnya di TIM

Ibu Citra : Setau aku sih, hmmm kalo untuk Gedung teater nya udah ada ya, tapi

memang untuk pamerannya yang belum, ruang pameran belum, karena itu yang saya

bilang tadi itu ruang pamer itu masih Gedung yang lama, masih, pokoknya dari

pertama kali didirikan oleh Ali Sadikin sampai sekarang belum direnovasi gedungnya

Penulis : Galeri Cipta terus sama apa lagi?

Ibu Citra : Cipta 1 sama Cipta 2, dulu ada pameran dibelakang, sekarang dibongkar,

kalo untuk Teater Jakarta sih kayanya udah ada ya disabilitasnya, ada ram nya segala

macam, udah cukup bagus ya

Penulis : Harapannya apa kalo untuk ini, harapan terhadap pemerintah terhadap TIM

itu sendiri, terhadap fasilitas itu?

Ibu Citra : Tadi yang aku bilang kalo untuk seni pertunjukannya sudah cukup bagus

ya, sudah bagus, cuma ruang pamernya itu, menurut saya yang perlu ditingkatkan

karena sejalan dengan lahirnya galeri-galeri swasta dijakarta ini, menurut aku TIM,

hmmm sejalan dengan waktu akan menjadi jauh tertinggal fasilitas

Penulis : Kalo perbandingan dengan Galnas?

Ibu Citra : Beda ya secara kepemilikan, secara kelembagaan beda, kalo TIM kan

dibawah Pemda, secara kepemilikan organisasi itu dibawah Pemda langsung,

tingkatnya memang pemerintah daerah khusus, kalo Nasional Galeri sendiri dibawah

DikBud, cakupannya memang dia lebih ke nasional, regulasi nya beda, fasilitasnya

berbeda, kebijakannya berbeda, contohnya aku bilang di Nasional Galeri itu ada tim

kurator yang ditunjuk oleh dewan pembina, dan itu dia bertugas dalam masa bakti 4

Page 156: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

142

tahun sekali, kemudian dipertimbangkan kembali, bisa dipilih, nah kalo di TIM

sepengetahuan saya itu tidak ada tim kurator, jadi kalo ada proposal masuk, itu

hmmm yang menentukan yan Dewan Kesenian, masuk nya ke DKJ, tapi saya engga

tau deh, nanti coba tanya Irawan deh ya, ketika proposal masuk, yang menentukan

apa Pusat Kesenian Jakarta atau Dewan Kesenian Jakarta gitu

Penulis : Kalo Pusat Kesenian Jakarta berarti TIM itu ya?

Ibu Citra : Iya kan disitu ada beberapa lembaga, ada Pusat Kesenian Jakarta, ada

Akademi Jakarta, ada Dewan Kesenian Jakarta, masing-masing beda ini nya, kalo di

Galnas kan

Penulis : Kalo menurut Ibu Citra, engga ada ya tim kuratorial di TIM?

Ibu Citra : Engga ada, hmmm iya itu yang mengkurator Dewan Kesenian atau Pusat

Kesenian ya, kalo di Galnas kan proposal masuk kemudian dan itu kalo mau pameran

kan dikirim setahun sebelumnya kan, si A mau pameran 2020, nah 2019 harus

dikirim karena tim kurator akan menyeleksi proposal yang masuk yang berdasarkan

proposal yang diajukan oleh seniman gitu

Penulis : Kalo di TIM kalo aku baca kalo engga salah 6 bulan sebelumnya, lebih

cepat 6 bulan gitu

Ibu Citra : Nah itu perbedaannya ya, perbedaan mendasarnya

Penulis : Hmmm Ibu Citra tau engga kalo ada hubungan antara pihak TIM itu dengan

pihak pemadam kebakaran, ada persetujuan gitu segala macam, ada engga sih

misalnya? Apakah memang berjalan begitu aja misalnya ada kecelakaan kebakaran,

langsung dating?

Ibu Citra : Mungkin SOP nya memang begitu kali ya, artinya kalo kecelakaan nya

terjadi disekitar TIM otomatis kalo ada kebakaran pasti sudah bergerak ya, dan Dinas

Pemadam Kebakaran kan dibawah Pemda, dinas apa gitu, jadi karena masih dalam

satu dinas, dia boleh ada disitu, di TIM ya, di pintu masuk itu ya, dinas kebakarannya,

iya satu mobil

Page 157: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

143

Penulis : Mengenai kondisi fasilitas tempat parkir apakah sesuai dengan keadaan

disaat penyelenggaraan, tercukupi gitu?

Ibu Citra : Sejauh ini sih masih masih tercukupi ya

Penulis : Kalo untuk pameran tercukupi ya kalo untuk event besar?

Ibu Citra : Sebenarnya kalo dalam waktu bersamaan paralel kegiatan agak crowded

sih, pasti kurang, misalnya ada pameran, ada pemutaran film, ada pertunjukan, ada

pembukaan pameran, dimalam yang sama, pasti crowded itu

Penulis : Pasti diatur kan sama dinas?

Ibu Citra : Iya iya diatur, sama preman preman juga lah

Penulis : Sebenernya dari pihak venue TIM itu sendiri apa sih yang ditawarkan dari

fasilitasnya untuk menyelenggarakan pameran dari TIM itu sendiri selain fasilitas

tempat, selain itu ada lagi engga fasilitas yang lain?

Ibu Citra : Fasilitasnya paling media promosi ya, dari web mereka ya, website online

terus, kayanya hanya tempat aja ya

Penulis : Kalo peralatan gitu?

Ibu Citra : Peralatan paling apa tuh untuk pembukaan, mic ya, terus sound system tapi

kalo misalnya dalam pembukaan itu mau ada music segala macam, kita sewa sendiri

sih, karena kapasitasnya kurang ya, sound systemnya yang standar lah, yang kalo kita

mau bagus ya, harus sewa sendiri dari luar

Penulis : Mengenai kapasitas tempat itu sendiri seperti Galeri Cipta I & II gitu, itu

sebenernya cukup atau engga sih untuk penyelenggaraan pameran maupun teater-

teater yang lain, venue-venue yang lain?

Ibu Citra : Kalo seni pertunjukan menurut aku udah cukup ya, tadi seperti yang aku

bilang udah direnovasi, kapasitasnya kalo Graha Bakti kalo engga salah kapasitasnya

1000 atau berapa ya, kalo Teater Jakarta bisa sampai 3000 ya, 2000 ya, itu

sebenernya sudah cukup ya. Galeri Cipta itu memang menurut aku sih masih kecil ya,

Page 158: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

144

kalo dari pembukaan, storage segala macamnya kaya aku bilang, memang bangunan

lama, udah ketinggalan zaman lah gitu, dari sisi lighting nya keamananya

Penulis : Nah ini mengenai tempat penyimpanan, bagaimana sih keadaan sekarang

untuk tempat penyimpanan dan harapannya?

Ibu Citra : Coba nanti kamu tanya Irawan nanti, kan aku ga tau kebijakan mereka

kaya gimana, aku engga bisa kasih komentar, karena belum tahu juga kondisi nya

bagaimana, apakah memang layak gitu, kalo di Nasional Galeri kan ada ruangan

khusus, ada suhunya sendiri, ada bagian restorasi kalo setiap saat rusak dibenerin

gitu, tapi engga tau sih, nanti tanya aja, ada engga bagian perawatan lukisan kalo

rusak bagaimana pengamanannya gitu

Penulis : Oh kalo di Galnas itu ada ya?

Ibu Citra : Ada ada, biasanya taruh diruangan suhunya memadai engga kalo nanti kan

misalnya ada jamur, kena rayap gitu, nanti tanya ke ketua dewan

Penulis : Kalo didalam pameran itu ada istilah gladiresik itu, ada engga ya?

Ibu Citra : Tergantung untuk penyelengaraannya, kalo yang meyelenggarakan itu

perlu, mereka mengadakan, kecuali kalo misalnya seni pertunjukan itu harus, kenapa,

karena pertunjukan harus mengecek sound system, lighting segala macam gitu, itu

pasti ada sehari sebelumnya, tapi kalo pameran agak jarang ya

Penulis : Itu diizinkan kan dari TIM itu sendiri, untuk H-1, diizinkan kan?

Ibu Citra : Iya, itu bagian dari perjanjian mereka

Penulis : Nah bilamana ada berbau tentang kuliner, misalnya ada yang menjual

kuliner gitu ada tempat khusus engga sih, sebenernya kan dibawa masuk untuk

kedalam Galeri Cipta itu kan dilarang engga boleh, ada tempat khusus engga sih?

Kaya diplaza gitu

Page 159: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

145

Ibu Citra : Paling diluar sih, kalo engga kena hujan paling pake meja-meja aja gitu,

tapi kadang-kadang pake tenda kan kaya lapak-lapak gitu, sering kalo ada kaya gitu,

jadi mereka nyewa tenda, tenda sendiri ya, bisa buat jual-jualan

Penulis : Nah ini ada larangan khusus untuk penggunaan fasilitas, misalnya

pelarangan merokok, membawa makanan itu, diarea mana aja sih sebenernya yang

Ibu Citra tahu, selain Galeri Cipta?

Ibu Citra : Hmmm kalo rokok jelas didalam ruangan engga boleh, tapi kalo diluar

TIM sejauh ini sih belum ada larangan ya, mau ngerokok dikafe, keluar ruangan

beberapa langkah boleh-boleh aja merokok, engga ada larangan khusus

Penulis : Kalo untuk konsumsi makanan didalam ruangan itu? Disemua venue

ruangan gitu?

Ibu Citra : Engga boleh, karena kan satu nyampah ya, dan kalo dia melihat lukisan,

nanti lukisannya kena cipratan segala macam ya

Penulis : Bilamana ada pengunjung atau kolektor yang sengaja gitu mengonsumsi

makanan didalam, bagaimana tindak lanjut dari user itu?

Ibu Citra : Wah sejauh ini sih belum ada terjadi, karena kesadaran kolektor cukup

tinggi ya di Indonesia, menurut aku ya, jadi engga ada sambil makan melihat lukisan,

nah itu kayanya sih, apresiasi masyarakat menurut aku cukup tinggi ya, tapi kalo anak

sekolah anak sd, itu perlu dinasihati

Penulis : Terus bagaimana keadaaan fasilitas toilet, baik pria maupun wanita, apa

pernah ada keluhan dari pihak pengunjung atau kolektor? Atau mungkin ada dari

pihak user keluhan?

Ibu Citra : Kalo Teater Jakarta, sekarang kan bagus ya, kalo ruang pamer memang

masih kurang sih

Penulis : Sekali lagi untuk renovasi ya?

Ibu Citra : Iya, karena aku bilang karena bangunan lama

Page 160: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

146

Penulis : Untuk kebersihannya?

Ibu Citra : Bersih nya juga masih belum maksimal ya

Penulis : Teater Jakarta juga begitu?

Ibu Citra : Teater Jakarta agak mendingan, kalo ruang pamer agak kurang

sebenarnya, masih perlu perhatian lebih ini lah untuk kebersihan segala macam ya

Penulis : Ini mengenai layanan sekarang, yang pertama itu apakah terdapat layanan

medis/medikal dalam penyelenggaraan?

Ibu Citra : Engga ada, belum, iya mungkin dari pihak ketiga, sejauh ini sih belum

ada, kecuali kalo yang buka presiden atau pejabat tinggi, mungkin ada atas usul dari

pihak ketiganya, tapi kalo dari pihak TIM nya sejauh ini sih belum pernah ya

Penulis : Sekarang ini kan TIM masih dalam tahap renovasi juga kan? Apakah ada

kekhawatiran dari user itu terjadi kecelakaan kerja gitu yang merenggut, bagaimana

sih harapan untuk menindaklanjuti?

Ibu Citra : Sekarang sih renovasi nya terhenti ya, berapa tahun ya

Penulis : Bukannya ada renovasi ya, yang saya lihat, seperti menata trotoar kembali

Ibu Citra : Oh itu kan cuma perbaikan ya, perbaikan kecil-kecil, karena renovasi kan

sebenernya sudah sejak lama engga ada kabarnya kan kaya gimana, paling perbaikan,

kalo perbaikan sih sejauh ini engga ada masalah

Penulis : Engga pernah ada kecelakaan ya? Yang merenggut pengunjung yang

mencelakakan?

Ibu Citra : Ada sih pernah waktu itu, pas pembangunan dekat Arsip Jakarta, sempat

cor-corannya ambrul kan, terus ada dua yang meninggal, dari kontraktor, tapi kan itu

bukan fasilitas kesenian kebudayaan ya, asalnya itu Gedung Arsip, tapi kebetulan ada

dilingkungan TIM, tapi bukan buat fasilitas ini ya

Penulis : Jadi selama ini engga ada ya? Kecelakaan yang ada divenue itu ya?

Page 161: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

147

Ibu Citra : Tapi engga tau juga, waktu Teater Jakarta dibangun sempat ada kasus

engga ya, saya lupa, sempat lah sebelum menjadi Teater Jakarta, beberapa tahun

mangkrak, engga dibangun-bangun, baru kemudian dibangun

Penulis : Terus mengenai keamanan bagaimana sih layanan yang diberikan oleh staff

keamanan sendiri? Apa pernah ada keluhan kehilangan dari kolektor atau

pengunjung?

Ibu Citra : Kalo kehilangan sih engga ya, kalo untuk parkir pernah ya, kejadian parkir

mobil, kacanya dihancurin, itu pernah ada sekali itu, yang ketahuan sekali ya

Penulis : Ketahuan malingnya?

Ibu Citra : Ketahuan kaca mobilnya dipecahin, tapi malingnya engga ketangkap

waktu itu, motor juga pernah kayanya, tapi lupa tahun berapa ya, memang kalo untuk

keamanan, hmmm aman sih tapi hmmm iya itu pernah ada melalui kejadian mobil

itu, mobil kacanya dipecahin, sama motor hilang ya, terus apa lagi ya, kasus

kehilangan lukisan belum pernah ya, belum pernah sejauh ini

Penulis : Kalo kehilangan lukisan itu, langsung ada pelaporan kan, langsung

kekepolisian?

Ibu Citra : Iya iya, belum pernah sih, sejauh ini belum pernah

Penulis : Kalo di Galnas sendiri?

Ibu Citra : Galnas juga belum pernah, yang sering di Museum Nasional, apa itu

kepala arca gitu, uang emas juga waktu itu ya, pernah hilang tuh, kalo di Galnas sih

belum pernah

Penulis : TIM itu tim keamanannya dari pihak outsourcing ya?

Ibu Citra : Iya outsourcing, kalo di Galnas iya sama-sama, keamanan parker itu dari

mereka semua, servis itu sama semua, yang menghire dari pihak ketiga ya

Penulis : Ibu Citra tahu namanya apa, outsourcingnya?

Page 162: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

148

Ibu Citra : Dulu kalo saya pernah tahu, punya Hercules, preman Tanah Abang itu

siapa namanya? Lupa nama itunya. Tapi sekarang ini terkenal preman Tanah Abang

kan. Tapi sekarang udah diambil oleh dinas perhubungan, sekarang kan

Penulis : Hmmm di…engga tahu sih kalo misalnya di Teater Jakarta mungkin udah

modern, apakah ada system alarm untuk kebakaran?

Ibu Citra : Kayanya ada sih

Penulis : Untuk Teater Jakarta ya, kalo di Galeri Cipta?

Ibu Citra : Belum belum, kalo pun ada aku engga yakin akan berfungsi apa engga

gitu, kalo pendeteksi asap di Teater Jakarta ada mungkin, karena itu bangunan baru

kan, tahun 2000an kan itu dibangun, teknologinya

Penulis : Mengenai persyaratan non teknis yang dikeluarkan oleh DKJ, ada poin

terakhir yaitu program kesenian tidak diperkenankan dengan keagamaan atau

kepentingan politik praktis, bagaimana dengan acara kesenian Belok Kiri Fest yang

terdapat banyak penolakan, apa pandangannya mengenai point tadi tersebut?

Ibu Citra : Sebenernya gini, ketika TIM dibangun kan Ali Sadikin mencanangkan

terdapatnya kebebasan berekspresi di TIM kan, karena itu memang konteksnya

membebaskan seni dari propaganda politik kan, terus salah satu upaya untuk

mengobati luka setelah kasus nya G30S/PKI kan, ketika G30S/PKI kan ada satu

organisasi seni yang korporasinya sendiri meyelektra, di Jogja tuh melahirkan

sanggar yang namanya Bumi Tarung, nah semenjak kasus G30S/PKI itu ada

semacam trauma diantara seniman pokoknya kalo mau berkarya, engga berani yang

politik-politikan, yang aman-aman, kan takut ditangkapin, takut didor-dorin, makanya

aman-aman kaya dekoratif segala macam. Nah TIM itu kemudian dibangun oleh Ali

Sadikin untuk membangun sebuah kawasan seni yang bebas dari politik dan

konsepnya adalah senin untuk seni, jadi disini engga ada untuk kebebasan politik

gitu, prinsipnya sebenarnya itu, waktu TIM dibangun, itu yang membedakan dengan

tempat lain. Kasus Belok Kiri, kalo engga salah pameran ilustrasi ya, sketsa oleh

generasi muda yang diinisiasi oleh sebuah NJO juga kalo engga salah, perkumpulan

Page 163: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

149

lembaga swadaya masyarakat, itu memang yang ditakutkan oleh instansi-instansi nya

itu, bener engga sih berdasarkan fakta sejarah, kalo engga salah sih, takutnya ada

ilustrasi yang engga berdasarkan fakta sejarah gitu, jadi membangkitkan kemarahan

orang lain. Makanya waktu itu sempat dilarang sih. Tapi aku engga tahu waktu itu

yang melarang siapa ya, apakah masyarakat atau siapa ya?

Penulis : Dari ormas HMI

Ibu Citra : Karena sebenernya yang ditakutkan waktu itu membangkitkan PKI, kaum

sosialis

Penulis : Pada saat lagi ma uke 30 september juga, berkaitan waktu

Ibu Citra : Iya mereka sih kalo yang aku tahu karena selaku pengurus, itu juga

temenku juga ya, Bu Dolo, sebenernya sih engga ada niat untuk membangkitkan PKI,

itu lebih kepada untuk membangun kesadaran bahwa kita pernah loh punya sejarah

kaya gitu. Bagaiman kita menghargai para korban gitu gitu sih, lebih kepada itu sih,

jadi engga ada, kalo menurut aku ya, engga ada unsur politis nya, PKI mau bangkit

lagi, segala macam gitu, hanya sekelompok orang saja, tapi menurut aku pihak TIM

juga lemah juga sih, engga mau ambil resiko, yaudah engga usah deh, engga mau

rebut. Sebenernya sih itu bukan kasus yang pertama, kalo kamu mau tahu. Rendra tuh

juga banya dilarang. Setiap puisi disana. Terus teater koma pernah udah mau

manggung terus kemudian dilarang, terus pernah Joko Anwar kalo engga salah bikin

film Quirt Festival tentang LGBT dilarang juga, sempat ramai juga tuh, tapi kasus

yang terakhir aja. Tapi kalo kamu mau lihat banyak, kasus-kasus lain terjadi di TIM

ya. Kalo engga salah pamerannya dipindahin ke LBH ya, ke Lembaga Bantuan

Hukum

Penulis : Masukannya sebenernya point tersebut tetap di jadikan persyaratan teknis

tapi kalo misalnya ada event-event semacam tersebut diselenggarakan lagi apa sih

harapannya terhadap TIM itu sendiri?

Ibu Citra : Sebenernya dikembalikan aja bahwa memang TIM itu adalah wadah

apresiasi kebebasan berekspresi seniman, jadi hmmm dilihat aja lagi ininya apa, yang

Page 164: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …

150

akan dipamerkan itu apa sih, apa punya muatan politis gitu, apa benar ada ketakutan

misalnya ideologis tersebut akan bangkit lagi gitu, bener engga sih, kalo engga ya

hanya ketakutan aja, ketakutan segelintir

Penulis : Kalo untuk Galnas, juga ada unsur seperti ini juga ya, mengenai politik

praktis?

Ibu Citra : Kalo Galnas aman-aman aja ya, karena seperti yang aku bilang, kita kan

ada tim kurator, jadi pameran itu setahun sebelumnya, kalo kita misalnya mau

nyeleksi, ada proposal masuk berapa ratus, oh ini ada yang engga aman nih, ada unsur

pornografinya, yaudah kita bilang engga usah, boleh pameran tapi yang ini jangan,

jadi awalnya udah ketat

Penulis : Jadi kurangnya TIM itu ya, tim kuratornya kurang tegas ya

Ibu Citra : Iya satu karena rencana kurang matang terus hmmm sama seleksi nya

Page 165: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …
Page 166: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …
Page 167: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …
Page 168: ADAPTASI STANDAR FASILITAS, LAYANAN SERTA REGULASI …