29
ACARA II PESEMAIAN I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Biji merupakan cara yang paling umum untuk membiakkan tanaman. Pembiakan tanaman dengan biji ini dilakukan melalui pesemaian. Biji ditaburkan pada pesemaian terlebih dahulu, lalu setelah tumbuh menjadi tanaman muda, tanaman tersebut dipindahkan ke kebun yang tetap. Alasan dilakukan penyemaian ini antara lain adalah : 1. Menunggu saat tanam yang tepat. 2. Memperkecil biaya pemeliharaan. 3. Jenis tanaman tersebut mampu tumbuh cepat, mampu bersaing dengan gulma, sulit dipindahkan (contohnya yaitu semangka, ketimun, jagung, buncis, labu). 4. Menjaga tanaman muda dari kondisi lingkungan yang ekstrim hingga dapat beradaptasi (tanaman-tanaman muda memiliki sistem perakaran yang masih dangkal, sehingga apabila menghadapi suhu dan intensitas cahaya matahari yang ekstrim maka kemampuan akar

Acara ii persemaian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Acara ii persemaian

ACARA II

PESEMAIAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Biji merupakan cara yang paling umum untuk membiakkan tanaman.

Pembiakan tanaman dengan biji ini dilakukan melalui pesemaian. Biji ditaburkan

pada pesemaian terlebih dahulu, lalu setelah tumbuh menjadi tanaman muda,

tanaman tersebut dipindahkan ke kebun yang tetap. Alasan dilakukan penyemaian

ini antara lain adalah :

1. Menunggu saat tanam yang tepat.

2. Memperkecil biaya pemeliharaan.

3. Jenis tanaman tersebut mampu tumbuh cepat, mampu bersaing dengan

gulma, sulit dipindahkan (contohnya yaitu semangka, ketimun, jagung,

buncis, labu).

4. Menjaga tanaman muda dari kondisi lingkungan yang ekstrim hingga

dapat beradaptasi (tanaman-tanaman muda memiliki sistem perakaran

yang masih dangkal, sehingga apabila menghadapi suhu dan intensitas

cahaya matahari yang ekstrim maka kemampuan akar dalam menyerap air

tidak dapat mengimbangi laju transpirasi yang tidak terlalu besar sehingga

tanaman muda mengalami kelayuan, terbakarnya daun atau sunburn,

bahkan dapat mengalami kematian).

5. Pemeliharaan tanaman muda dilapangan sangat sulit dilakukan dan tidak

efisien.

6. Seleksi tanaman amat sulit dilakukan dilapangan.

Page 2: Acara ii persemaian

Agar pesemaian dapat menghasilkan tanaman yang bermutu baik maka

harus memperhatikan teknik-teknik pembuatan pesemaian. Teknik-teknik

pembuatan pesemaian meliputi:

1. Pemilihan lokasi pesemaian.

2. Persiapan tanah pesemaian :

a. Pemasangan ajir.

b. Pembuatan selokan atau got.

c. Pengolahan tanah.

d. Pembuatan bedengan (seed bed).

e. Penanaman benih.

f. Pembuatan naungan atau atap pelindung.

3. Pemindahan bibit.

Pemindahan bibit dari pesemaian ke pembibitan dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu:

a. cara putaran.

b. cara cabutan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pesemaian ini agar praktikan memahami fungsi

pesemaian dan membuat pesemaian yang baik mulai dari memilih benih,

mengolah tanah, cara menanam dan memelihara pesemaian.

Page 3: Acara ii persemaian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pesemaian terhadap tanaman perlu dilakukan untuk menghasilkan bibit

tanaman yang baik, dimana bibit yang telah kita pilih dengan berbagai

pertimbangan kita tanam pada tanah yang sesuai untuk pesemaian dengan jarak

yang rapat. Kemudian pesemaian kita rawat secara intensif agar diperoleh bibit

tanaman yang bermutu dan berkualitas tinggi. Sehingga pesemaian pada dasarnya

merupahkan tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada

sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara lebih cermat serta intensif

untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam.

Adapun tujuan pembuatan pesemaian antara lain:

1. untuk menghindarkan tanaman muda dari kondisi lingkungan yang

merugikan.

2. untuk mengatur lingkungan yang tepat selama awal pertumbuhan bibit.

3. untuk mempermudah pemeliharaan.

4. untuk mempermudah seleksi bibit.

5. untuk mengurangi biaya pemeliharaan.

Ada berberapa macam pesemaian, antara lain:

1. Pesemaian kering.

Yaitu pesemaian yang dilakukan dilahan kering, berupa bedengan-

badengan dengan luas tertentu. Biasanya untuk tanaman tahunan,

hortikultura, atau bisa tanaman padi.

2. Pesemaian basah.

Dilakukan dilahan basah biasanya untuk tanaman padi.

3. Pesemaian box (kotak).

Yaitu pesemaian yang dilakukan didalam box dengan ukuran tertentu.

Media yang biasanya digunakan adalah campuran antara tanah, pasir,

bahan organik, biasanya untuk ditanam tanaman sayuran.

4. Pesemaian kantong plastik (poly bag).

Page 4: Acara ii persemaian

Pesemaian dengan mempergunakan kantong plastik (poly bag). Benih

yang disemai adalah benih sayuran, tahunan atau jenis tanaman yang sukar

dipindahkan dengan cara cabutan.

Alasan diperlukannya pesemaian:

1. Tanaman yang masih muda umumnya tidak tahan terhadap kondisi

lingkungan terbuka.

2. Tanaman muda tidak mampu bersaing dengan gulma.

3. Pemeliharaan tanaman muda dilapang sangat sulit dilakukan dan tidak

efisien.

4. Seleksi tanaman amat sulit dilakukan dilapangan.

5. Dengan pesemaian dapat menunggu saat tanam yang tepat dan

memungkinkan untuk menghasilkan bibit komersial.

Agar pesemaian dapat menghasilkan tanaman yang bermutu baik maka

harus memperhatikan teknik-teknik pembuatan pesemaian. teknik-teknik

pembuatan pesemaian meliputi:

1. Pemilihan lokasi pesemaian.

Syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan tempat untuk pesemaian

adalah sebagai berikut :

a. Dekat dengan kebun tetap, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

pemindahan bibit.

b. Dekat dengan pos pengawasan kebun guna mempermudah

pengawasan dan pemeliharaan.

c. Dekat dengan sumber air.

d. Tanahnya subur, stukturnya remah, dan bebas hama maupun penyakit.

2. Persiapan tanah pesemaian.

Sifat fisis tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu agar menjamin

perakaran tanaman muda setelah biji berkecambah. Secara fisis, tanah itu dapat

dikerjakan lebih dalam atau dangkal, sesuai dengan biji yang akan ditanam. Hal

lain yang perlu diperhatikan adalah panas, peredaran udara, dan kelembaban.

Kelembaban udara akan mempengaruhi kelembaban biji yang notabene mutlak

Page 5: Acara ii persemaian

diperlukan untuk perkecambahan. Kadar lembab benih harus berkisar antara 40-

50 %.

Hal-hal yang harus dilakukan setelah mengetahui sifat fisis tanah adalah

sebagai berikut:

a. Pemasangan ajir.

Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mengatur letak pesemaian dan

memberi tanda pada petak-petak pesemaian beserta selokan-selokan

drainase sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Ajir biasanya berupa

bilah-bilah bambu dan kadang-kadang dilengkapi pula dengan tali rafia

untuk memperjelas bentuk dan ukuran petak maupun selokan-

selokannya.

b. Pembuatan selokan atau got.

Saluran selokan atau got ini berfungsi sebagai saluran irigasi dan

sekaligus sebagai saluran pembuangan. Pembuatan got bergantung

pada kondisi lahan dan curah hujan setempat.

c. Pengolahan tanah.

Pengolahan tanah untuk pesemaian harus dilakukan dengan intensif.

Tanah yang diolah harus subur dan bersih dari gulma, hama dan

penyakit serta mempunyai sistem drainase dan aerasi yang baik.

d. Pembuatan bedengan (seed bed).

Tanah bedengan biasanya dicampur dengan bahan organik (pupuk

kompos) untuk meningkatkan daya tahan air dan memperbaiki struktur

tanah. Dapat juga ditambahi pasir agar sistem drainase dan aerasinya

menjadi lebih baik. Bagian permukaan bedengan dibuat rata, bagian

tepinya dibuat agak miring dan dipadatkan agar tidak mudah gugur.

e. Penanaman benih.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman benih adalah kerapatan

benih, kedalaman penanaman serta cara penanaman. Dalam

penanaman benih bergantung pada jenis tanaman dan macam benihnya

serta keadaan musimnya. Pada musim hujan dimana kelembaban

Page 6: Acara ii persemaian

tanahnya tinggi, benih ditanam lebih dangkal daripada musim kemarau

yang kelembabannya relatif rendah.

f. Pembuatan naungan atau atap pelindung

Hal ini ditujukan untuk melindungi tanaman muda dari terik matahari

dan tetesan hujan.

3. Pemindahan bibit.

Pemindahan bibit dari pesemaian ke pembibitan dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu:

a. Cara putaran.

Dengan cara ini, sedikit tanah yang ada disekitar bibit yang ikut

terbawa atu terpindahkan. Keuntungan dari cara ini adalah tidak

menghambat pertubuhan bibit karena akar yang rusak dapat

diminimalisir. Kerugiannya adalah memerlukan waktu yang lama.

b. Cara cabutan.

Sebelum bibit dicabut, tanah dibasahi terlebih dahulu. Setelah

berberapa menit, bibit di cabut atau dicungkil. Keuntungannya adalah

waktu yang diperlukan lebih singkat. Kerugiannya dari cara ini adalah

menghambat pertubuhan bibit karena banyak akar yang rusak.

Page 7: Acara ii persemaian

III. BAHAN DAN ALAT

1. BAHAN :

1. Benih padi/gabah 100 gr

2. Lahan kering 1 m x 1 m

3. Furadan 36 10 gr

4. Urea 10 gr

5. Jerami

6. Biji nangka 9 buah

7. Biji cabai secukupnya untuk polibag sebanyak 10 buah

8. Plastik transparan sebagai molsa

9. Pupuk KCL, SP36

10. Pupuk kandang

2. ALAT :

1. Cangkul

2. Tali rafia

3. Gembor

4. Meteran

5. Polibag

IV. PROSEDUR KERJA

A. Utuk Persemaian Padi.

1. Lahan yang akan diolah diukur dengan luas 1 x 1 m sebanyak 2 bedengan

dengan jarak 50 cm.

2. Rumput-rumput yang ada dipermukaan tanah dihilangkan agar lebih

mudah dalam proses pencangkulan.

Page 8: Acara ii persemaian

3. Tanah dicangkul dengan menggunakan sistem buruhan dangkal ( menggali

parit sedalam 20 cm ).

4. Membersihkan batu-batu yang ada dan rumput yang masih tersisa agar

tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.

5. Tanah diratakan kembali dan disiram agar kondisi tanah siap untuk

ditanami.

6. Tanah ditaburu pupuk SP36 dan KCl.

7. Benih ditaburkan diseluruh permukaan bedengan.

8. Lahan yang telah ditaburi benih dan pupuk ditutup dengan jerami,

kemudian disiram agar kelembabanya dapat terjaga.

B. Utuk Persemaian Cabe.

1. 20 polybag transparan disiapkan.

2. 10 polybag diisi tanah dan lainnya diisi tanah + kompos.

3. Bagian bawah polybag dilubangi untuk keluarnya air yang berlebihan.

4. Polybag disiram, kemudian diisi benih dan diberi label untuk memudahkan

dalam pengamatan.

C. Untuk Persemaian Nangka

1. 9 polybag hitam disiapkan dan diisi dengan tanah, kemudian bagian

bawahnya dilubangi untuk keluarnya air berlebih dan piolybag disiram.

2. Biji nangka ditanam dengan perlakukan berbeda, yaitu diatas permukaan

tanah, separuh terbenam dan terbenam seluruhnya, masing-masing 3

polybag untuk tiap perlakuan.

3. Polybag kemudian diberi label untuk memudahkan dalam pengamatan.

Page 9: Acara ii persemaian

V. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

Padi + UreaSampel Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D1 8 2 16 4 22 6 36 82 8 2 16 4 21 5 34 63 8,5 3 17 5 22,5 6 35 74 7 2 15 4 21 4 32 65 8 2 17 5 23,5 6 35 86 7,5 2 16 4 23 5 31 67 8 2 17 4 24 6 37 88 8,5 2 17 3 25 5 33 79 7 2 14 4 20,5 4 32,5 710 7,5 2 14 3 2 4 33 6

Rata-rata 7,8 2,1 = 2 15,9 4 20,45 5,1 = 5 33,85 6,9 = 6

Padi tanpa UreaSampel Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D1 7 2 12 3 16 5 20 62 8 3 14 3 17 6 20,5 63 7,5 2 15 4 18 6 24 74 8 2 15,5 4 19 7 26 85 8,5 2 16 3 18,5 6 22 66 7 2 17 3 19 4 25 57 8 2 17,5 4 20 5 26 78 7,8 2 16 3 18 4 27 69 7,5 2 15 3 17 5 21,5 810 7 2 14 3 18 4 23 6

Rata-rata 7,63 2,1 = 2 15,2 3,3 = 3 18,05 5,2 = 5 23,5 6,5 = 6

Page 10: Acara ii persemaian

Cabe + PupukSampel Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D1 3 2 6 4 9 5 14,4 72 - - - - - - - -3 - - - - - - - -4 3,5 2 7,5 4 10,5 5 12,2 65 3 2 6 4 6,5 5 8,7 66 3 2 6 4 8 6 10,3 77 3 2 7 4 8 4 10,6 58 3,5 3 8,5 5 11,5 6 13,5 79 2 2 7 3 9,5 4 11,6 510 - - - - - - - -

Rata-rata 2,1 1,5 = 1 4,8 2,8 = 2 6,3 3,5 = 3 8,13 4,8 = 4

Cabe + TanahSampel Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D1 3 2 4,5 4 9,1 5 12,4 62 2,5 2 5 4 8,3 5 11,3 63 2 2 4 3 7,6 3 8,4 44 3 3 5 4 8,8 6 10,6 65 - - - - - - - -6 - - - - - - - -7 - - - - - - - -8 3 2 6 4 8,4 5 9,8 69 3 2 7 3 11 5 14,3 610 2,5 2 6 4 12 6 15 7

Rata-rata 1,9 1,5 = 1 3,75 2,6 = 2 6,2 3,5 = 3 8,18 4,1 = 4

Page 11: Acara ii persemaian

NangkaLetak Biji Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ D TT ∑ DTenggelam 3 - 5 - 17

6-

41-

2815-

55-

Setengah tenggelam

2 - 4 - 29,512,512,9

211

3223,529,8

332

Permukaan 1,5 - 5 - 6,5-5

---

8,7-7,1

1-1

Keterangan:

TT = Tinggi tanaman

JD = Jumlah daun

Perhitungan

Pesemaian padi + Urea

Rataan Tinggi Tanaman =

Rataan Jumlah Daun =

Minggu I

Minggu II

1,510

51

45,2010

5,204

RJD

RTT

Page 12: Acara ii persemaian

Minggu III

Minggu IV

Persemaian Padi tanpa Urea

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Persemaian Cabe + Pupuk

Minggu I

Minggu II

Minggu III

1,210

21

63,710

3,76

RJD

RTT

Page 13: Acara ii persemaian

Minggu IV

Persemaian Cabe + Tanah

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Persemaian Biji Nangka didalam tanah

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Page 14: Acara ii persemaian

Minggu IV

Persemaian Biji Nangka setengah tenggelam

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Persemaian Biji nangka diatas permukaan tanah

Minggu I

Minggu II

00

0RJD

00

0RJD

Page 15: Acara ii persemaian

Minggu III

Minggu IV

00

0RJD

Page 16: Acara ii persemaian
Page 17: Acara ii persemaian
Page 18: Acara ii persemaian

PEMBAHASAN

Pesemaian adalah tempat tanaman muda dipelihara dalam waktu tertentu

sebelum dipindahkan ketempat yang tetap. Pesemaian pada dasarnya merupakan

tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada sebidang tanah

atau tempat tertentu dan dipelihara lebih cermat serta intensif untuk memperoleh

bibit yang baik dan siap tanam.

Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan, baheasanya tujuan

dilakukannya pesemaian adalah kita bisa mengadakan seleksi bibit, dengan seleksi

bibit berarti akan didapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu dalam penanaman

sebaiknya dilakukan penyemaian terlebih dahulu, sehingga bisa mendapatkan

tanaman yang mempunyai kualitas yang tinggi sesuai dengan keinginan. Hal

tersebut juga dapat meningkatkan produksi pertanian secara maksimal.

Pesemaian dapat dilakukan dengan beragi cara. Masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Dalam praktikum kali ini kita gunakan persemaian

kering dan persemaian kantong plastik.

Dalam pembuatan pesemaian kering, lahan yang akan digunakan harus

memperhatikan :

1. Tanahnya, subur atau tidak.

2. Cahaya matahari yang cukup.

3. Dekat dengan sumber air.

4. Mudah diamati.

5. Tanahnya agak miring sehingga drainasenya baik.

Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan bibit yang baik

pula, baik faktor genetik maupun faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu,

intensitas matahari, dan harus terhindar dari gangguan hewan/hama dan penyakit.

Kadang-kadang bibit atau tanaman yang berasal dari biji yang sangat muda,

lemah, karena:

1. Berat kering biji rendah.

2. Biji masak kecil.

3. Secara fisiologis biji belum masak.

4. Jaringan penunjang tidak tumbuh dengan baik.

Page 19: Acara ii persemaian

Pada pesemaian padi, tujuan dilakukannya penutupan bedengan dengan

jerami adalah melindungi tanaman muda dari cahaya matahari yang terlalu

banyak, melindungi bibit dari pukulan/jatuhnya air hujan secara langsung yang

dapat mengakibatkan kerusakan bibit dan mempertahankan kelembaban

bedengan.

Pada pesemaian tanaman nangka, ternyata biji yang terbenam didalam

tanah pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.

Seharusnya yang paling cepat tumbuhnya adalah biji yang ditanam separuh diatas

permukaan. Hal ini dikarenakan kurangnya penyiraman terhadap tanah di

polibag.

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bibit di pesemaian tersebut,

dilakukan pengamatan setiap hari meliputi perhitungan tinggi tanaman dan jumlah

daunnya. Dan dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :

1. Pesemaian Padi

Dari data yang diperoleh, perbandingan antara tanaman padi yang diberi

pupuk dan yang tidak diberi pupuk adalah 7,8 cm : 7,63 cm ; 15,9 cm : 15,2 cm ;

20,45 cm : 18,05 cm ; 33,85 cm : 23,5 cm untuk perbandingan tinggi tanaman,

sedangkan untuk jumlah daunnya adalah 2 : 2 ; 4 : 3 ; 5 : 5 ; 6 : 6 helai per

minggunya selama pengamatan. Perbedaan antara padi yang diberi pupuk dan

yang tidak diberi pupuk yaitu :

a. Yang diberi pupuk lebih cepat tumbuh baik untuk pertambahan tinggi

tanamannya maupun untuk jumlah daunnya.

b. Daun pada tanaman padi yang dipupuk berwarna lebih cerah (hijau segar)

sedangkan pada padi yang tidak dipupuk warna daunnya lebih pucat

(berwarna kuning).

Hal ini berarti bahwa pemupukan sangat berpengaruh terhadap produktivitas

tanaman.

Page 20: Acara ii persemaian

Pemberian pupuk Urea, SP36 dan KCl yang mengandung Nitrogen (N).

Nitrogen berfungsi untuk memperbanyak anakan yang dihasilkan dan untuk

mempercepat produktivitas tanaman. Selain Nitrogen, unsur yang dibutuhkan

tanaman adalah Phospor (P) yang membantu perkembangan perakaran dan

mengatur pembungaan serta pembuahan, Kalium (K) berfungsi untuk membantu

sintesis gula dan asimilasi lewat klorofil, meningkatkan daya tahan terhadap

penyakit, memperkuat tegaknya padi-padian dan meningkatkan pemakaian air.

Unsur Belerang (S) adalah unsur utama berbagai jenis protein yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman.

2. Pesemaian Polibag Cabai

Pengambilan sampel sebanyak 20 buah masing-masing 10 buah untuk

perlakuan tanaman cabai yang diberi pupuk dan sisanya untuk tanaman cabai yang

tidak dipupuk. Diperoleh data perbandingan tinggi cabai yang diberi pupuk dan

yang tidak diberi pupuk adalah 2,1 cm : 1,9 cm ; 4,8 cm : 3,75 cm ; 6,3 cm : 6,2

cm ; 8,13 cm : 8,18 cm, sedangkan untuk jumlah daunnya adalah 1 : 1 ; 2 : 2 ; 3 :

3 ; 4 : 4 helai per minggunya selama pengamatan

Hasil yang diperoleh berdasarkan data yang diamati menunjukkan bahwa

tanaman cabai yang tidak dipupuk pertumbuhannya lebih baik karena beberapa

hal diantaranya : tanah yang digunakan mungkin mengandung lebih banyak unsur

hara yang dibutuhkan tanaman.

3. Pesemaian Dalam Polibag Nangka

Pesemaian untuk tanaman nangka dilakukan di dalam polibag, terdapat

sembilan polibag yang terisi tanah ditambah pupuk kandang. Data yang diperoleh

antara lain :

a. Biji Tenggelam Dalam Tanah

Untuk minggu I RTT =0,33 dan RJD = 0, minggu II RTT = 0,55cm dan

RJD = 0, minggu III RTT = 2,55 cm dan RJD = 0,55, minggu IV RTT =

4,77 dan RJD = 1,11.

Page 21: Acara ii persemaian

b. Biji Setengah Tenggelam Dalam Tanah

Minggu I RTT = 0,22 dan RJD = 0, minggu II RTT = 0,44 cm dan RJD =

0, minggu III RTT = 6,1 cm dan RJD = 0,44, Minggu IV RTT = 9,47 cm

dan RJD = 0,88.

c. Biji Diletakkan Diatas Permukaan Tanah

Minggu I RTT = 0,16 dan RJD = 0, minggu II RTT =0,55 dan RJD = 0,

minggu III RTT = 1,27 cm dan RJD = 0, minggu IV RTT = 1,75 cm dan

RJD = 0,22.

Dari hasil pengamatan diperoleh data yang menunjukkan bahwa pada

polibag yang berisi biji nangka yang diletakkan setengah tenggelam dalam tanah

memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan polibag yang lain. Hal ini

disebabkan karena biji tersebut memperoleh cukup unsur hara dan cahaya

matahari.

VI. KESIMPULAN

1. Pesemaian pada dasarnya merupakan tindakan penanaman benih dengan jarak

tanam yang rapat pada sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara

lebih cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam.

2. Pesemaian ada bermacam-macam. Masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Praktikum kali ini menggunakan pesemaian kering dan kantong

plastic. Namun biasanya pesemaian kering lebih banyak dilakukan karena

lebih mudah dan banyak manfaatnya.

3. Penanaman dengan persemaian memiliki kelebihan antara lain kita bisa

mengadakan seleksi bibit, dengan seleksi bibit berarti akan didapatkan hasil

yang baik.

4. Penanaman dengan persemaian terlebih dahulu akan lebih memudahkan dalam

perawatan dan pengawasan.

5. Pemupukan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.

Page 22: Acara ii persemaian

DAFTAR PUSTAKA

- Kawil, Jurnalis. 1979. Tekhnologi Benih 1. Angkasa : Bandung.

- Setiadi. 1994. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Swadaya : Jakarta.

- Sitompul, S. M. dan Guritno, Bambang. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

- Soetomo. H. A., Moch. 1992. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Sinar Baru : Bandung.

- Sutejo, M. M dan Kartasapoetra, A. G. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta : Jakarta.