Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK
MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN
(Studi Kasus Pada KSU Griya Anyar Sari Boga)
Oleh :
Desak Eva Indira Pratiwi (0810233010)
Dosen Pembimbing :
Devy Pusposari, SE., M.Si., Ak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya penghematan
pajak yang dapat dilakukan oleh KSU Griya Anyar Sari Boga dan dampak
perencanaan pajak terhadap laporan keuangan KSU Griya Anyar Sari Boga.
Adapun penelitian ini didasarkan pada penelitian Inna Marta (2007) yang meneliti
tentang bagaimana pelaksanaan pajak pada perusahaan jasa dan Any Luthfia
(2010) yang melakukan penelitian tentang seberapa besar pengaruh perencanaan
pajak PPh 21 terhadap laba perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi
kasus. Data diperoleh dari studi pustaka dan studi lapangan yang diperoleh
melalui wawancara, dokumentasi, dan pengamatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pajak yang
dapat dilakukan oleh KSU Griya Anyar Sari boga adalah penggunaan metode
pembukuan basis akrual, penyesuaian tarif penyusutan dengan tarif penyusutan
pasal 11 UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, pemberian
sumbangan keagamaan melalui BDDN YADP, dan membuatkan daftar nominatif
atas biaya lain-lain yang dikeluarkan koperasi. Dampak dari perencanaan pajak
tersebut koperasi dapat menghemat beban pajak penghasilan sekitar 35,56%.
Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak, Pajak Penghasilan.
ABSTRACT
TAX PLANNING AS LEGAL EFFORTS TO MINIMIZE INCOME TAX
(Case Study On KSU Griya Anyar Sari Boga)
By :
Desak Eva Indira Pratiwi (0810233010)
Advisor Lecture :
Devy Pusposari, SE., M.Si., Ak
The purpose of this research is to know the tax savings efforts that could
be undertaken by KSU Griya Anyar Sari Boga and the impact of tax planning of
financial statements KSU Griya Anyar Sari Boga. As for the study based on the
research of Inna Marta (2007) which investigated about how the implementation
of a tax on service companies and Any Luthfia (2010) who does research on how
much the influence of tax planning of enterprise income tax 21. In this study, the
author uses descriptive quantitative research method with approach case studies.
Data obtained from field studies and library studies obtained through interviews,
documentation, and observations.
The results of this research show that the tax planning can be done by
KSU Griya Anyar Sari boga is the use of accrual basis accounting method,
depreciation rate adjustment with depreciation rates article 11 of LAW No. 36
Year 2008 about income tax, granting religious donations through YADP BDDN,
a nominative list and make up other expenses incurred cooperative. The impact of
the cooperative tax planning can save income tax burden around 35,56%.
Keywords: Tax Planning, Tax Savings, Income Tax.
PENDAHULUAN
Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun
pengeluaran pembangunan. Namun sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan
biaya atau beban yang akan mengurangi laba bersih. Jika keuntungan yang
diperoleh perusahaan besar secara otomatis pajak penghasilan yang dibayarkan ke
kas negara juga besar. Setiap perusahaan tentunya telah memperhitungkan dengan
cermat semua pengeluaran dan penerimaannya agar aliran kas perusahaan tidak
terganggu. Agar tidak terjadi gangguan serius terhadap jalannya perusahaan, maka
pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola secara baik.
Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin
untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Mangoting: 1999).
Perencanaan pajak (tax planing) merupakan suatu langkah awal dalam melakukan
manajemen pajak. Untuk menyusun sebuah perencanaan pajak langkah-langkah
yang diambil oleh manajemen perusahaan tidak boleh sembarangan, sehingga
langkah yang digunakan tidak dikategorikan sebagai penyelundupan pajak serta
menyalahi aturan hukum yang berlaku. Umumnya perencanaan pajak merujuk
kepada proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak agar pajak
terhutangnya berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih berada dalam
bingkai peraturan perpajakan.
Berdasarkan pola pikirpemikiran diatas penerapan perencanaan pajak
pada KSU Griya Anyar Sari Boga akan dibahas dalam skripsi ―Perencanaan
Pajak Sebagai Upaya Legal untuk Meminimalkan Pajak Penghasilan (Studi
Kasus pada KSU Griya Anyar Sari Boga)‖
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui upaya penghematan pajak yang dapat dilakukan
KSU Griya Anyar Sari Boga melalui perencanaan pajak.
2. Untuk mengetahui dampak perencanaan pajak terhadap laporan
keuangan KSU Griya Anyar Sari Boga.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pajak
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang telah diterjemahkan oleh
Brotodiharjo dalam buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak (2003:2).
―Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapat prestasi—kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan‖.
Dari defini tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-
unsur :
1. Iuran dari rakyat untuk negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontrapretasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontrapretasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pajak Penghasilan
Mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 pajak penghasilan
merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan, baik penghasilan yang
diterima atau diperoleh orang pribadi atau perorangan maupun badan yang berada
didalam negeri dan / atau di luar negeri, yang terhutang selama tahun pajak.
Undang-undang pajak penghasilan (PPh) mengatur pengenaan Pajak
Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima
atau diperoleh dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila
menerima atau memperoleh penghasilan.
Biaya-Biaya yang Dapat Dikurangkan Sebagai Pengurang Penghasilan Bruto
Menurut Pasal 6 ayat (1) dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan,
biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, diantaranya sebagai
berikut :
1. Biaya untuk mendapatkan, mengih, dan memelihara penghasilan, yaitu
biaya-biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha.
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dana atas biaya lain
yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, sepanjang harta yang
disusutkan atau diamortisasi tersebut digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan (objek pajak).
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan (sebagai pengurang penghasilan bruto sehubungan dengan
pekerjaan Wajib Pajak Orang Pribadi).
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia.
7. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan dengan memperhatikan kewajaran
dan kepentingan perusahaan.
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional dan dalam
rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
10. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
11. Sumbangan fasilitas pendidikan dan pembinaan olahraga yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
12. Kompensasi kerugian tahun-tahun yang lalu (maksimal 5 tahun).
13. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) khusus bagi WP Orang Pribadi.
Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
Berdasarkan pasal 17 Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, tarif Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri
dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28%. Tarif pajak bagi Wajib Pajak Badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap, mulai berlaku sejak tahun pajak 2010,
diturunkan menjadi 25%.
Manajemen Pajak
Menurut Lombantoruan (1996) menyebutkan bahwa manajemen pajak
sebagai suatu strategi penghematan pajak. Pada dasarnya usaha penghematan
pajak merupakan usaha wajib pajak yang selalu berusaha meminimalkan beban
pajak dan menunda pembayaran pajak selambat mungkin sebatas masih
diperkenankan peraturan perpajakan. Meminimalkan beban pajak sekecil mungkin
dapat dilakukan dengan menekan penghasilan-penghasilan dan/atau memperbesar
biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan (deductable) sehingga
Penghasilan Kena Pajak menjadi lebih kecil atau memanfaatkan hal-hal yang
belum diatur dalam peraturan perpajakan.
Menurut Suandy (2011 :6) tujuan dari manajemen pajak dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar.
2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen pajak, yaitu :
a. Perencanaan pajak (tax planning)
b. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementasion)
c. Pengendalian pajak (tax control)
Perencanaan Pajak
Secara umum perencanaan pajak (tax planning) didefinisikan sebagai
proses mengorganisasi usaha wajib pajak penghasilan maupun pajak-pajak
lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Mangoting., 1999). Zain
(2008:67) mengungkapkan bahwa perencanaan pajak merupakan tindakan
penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekananya
kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya
adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisiensikan jumlah pajak
yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai
penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyelundupan pajak (tax
evasion).
Strategi untuk Menghemat Beban Pajak Badan
Berikut ini adalah strategi yang dapat digunakan untuk menghemat
beban pajak :
1. Pemilihan alternatif dasar pembukuan
2. Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian
kesejahteraan kepada karyawan.
3. Pemilihan metode penilaian persediaan.
4. Pemilihan sumber dana dalam pengadaan aset tetap.
5. Pemilihan sumber dana dalam pengadaan aset tetap.
6. Transaksi yang berkaitan dengan perusahan sebagai pemungut
pajak.
7. Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar.
8. Pengajuan penurunan angsuran masa PPh pasal 25.
9. Pengajuan SKB (Surat Keterangan Bebas) PPh pasal 22 dan pasal
23.
10. Rekonsiliasi SPT
11. Penyertaan modal pada perseroan terbatas dalam negeri.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat,
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode kuantitatif digunakan
untuk mengetahui perhitungan yang tepat bagi perusahaan dalam melakukan
perencanaan pajak dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan data yang berwujud angka-angka. Pendekatan studi kasus
digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang,
sifat dan karakter yang khas dari suatu lembaga atau organisasi.
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli atau objek yang diteliti. Data primer diperoleh
dari wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang
bersangkutan. Data primer dalam penelitian ini dapat berupa
catatan-catatan hasil wawancara dengan pihak koperasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan, daftar aktiva tetap,
struktur organisasi, dan laporan pertanggungjawaban pengurus.
Metodelogi Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Studi pustaka
Penulis mengumpulkan data dari berbagai literatur yang digunakan
untuk data teoritis untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
- Studi lapangan
Studi lapangan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan ketua
koperasi, manajer, dan dengan kepala unit simpan pinjam.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa laporan perhitungan sisa
hasil usaha, neraca, daftar aktiva tetap, dan laporan
pertanggungjawaban pengurus.
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengamati gejala yang ada
agar dapat mendeskripsikan obyek serta memahaminya. Metode
pengumpulan data ini mengamati lebih dekat tentang situasi dan isi
koperasi, terutama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kunatitatif. Adapun tahapan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
- Mengumpulkan data-data perusahaan yang dipergunakan dalam
melakukan perencanaan pajak. Contohnya laporan perhitungan sisa
hasil usaha , neraca, dan daftar aktiva tetap.
- Melihat sumber-sumber penghasilan serta membuat perencanaan pajak
atas penghasilan yang bisa digunakan untuk memaksimalkan
penghasilan yang dikecualikan.
- Mendefinisikan setiap jenis biaya-biaya yang ada diperusahaan dan
melakukan perencanaan perpajakan dengan memaksimalakan biaya
yang boleh dikurangkan dan meminimalkan biaya yang tidak boleh
dikurangkan.
- Melakukan perencanaan pajak terhadap penyusutan aktiva tetap
melalui pemilihan metode-metode yang diperbolehkan peraturan
perpajakan.
- Membandingkan apakah terdapat perbedaan material antara
menerapkan perencanaan pajak dengan tidak menerapkan perencanaan
perpajakan.
PEMBAHASAN
Perencanaan Pajak yang Dapat Dilakukan KSU Griya Anyar Sari Boga
1. Pemilihan Metode Pembukuan
Dasar pembukuan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi
yang benar dan lengkap tentang penghasilan Wajib Pajak untuk dapat
mengadakan pajak secara adil, benar, dan secara wajar sesuai dengan kemampuan
ekonomis WP, yang diakui oleh Direktorat Djendral Pajak (DJP) adalah basis
akrual dan basis kas yang dimodifikasi.
Pada basis akrual, pendapatan dan biaya dicatat dan dilaporkan pada
saat timbulnya hak dan kewajiban, meskipun uangnya belum diterima atau
dibayar. Sedangkan pada basis kas, pendapatan dan biaya dicatat dan dilaporkan
pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran uang. Basis kas yang
dimodifikasi dalam rangka menghitung pajak badan sebagai berikut:
1. Perhitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh
penjualan, baik yang tunai maupun non tunai.
2. Biaya-biaya yang boleh dibebankan adalah biaya-biaya yang telah dibayar.
3. Dalam perolehan harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
diamortisasi, biaya yang boleh dibebankan hanya dapat dilakukan melalui
penyusutan dan amortisasi.
Jadi, perbedaan antara basis akrual dan basis kas yang dimodifikasi
menurut versi perpajakan terletak pada biaya administrasi dan umum. Pada basis
akrual, biaya administrasi dan umum dibebankan pada saat timbulnya kewajiban,
sedangkan pada basis kas, biaya tersebut baru dibebankan pada saat terjadinya
pembayaran. Dengan demikian penggunaan dasar pembukuan basis akrual lebih
efektif dibandingkan dengan basis kas. Dalam hal ini koperasi sudah tepat
memilih basis akrual sebagai dasar pembukuan.
2. Metode Penyusutan
Berdasarkan standar akuntansi terdapat beberapa pilihan metode
penghitungan biaya penyusutan. Namun berdasarkan aturan perpajakan metode
yang dapat digunakan untuk penyusutan aktiva tetap adalah metode garis lurus
dan metode saldo menurun. Penyusutan untuk aset tetap bangunan hanya
menggunakan metode garis lurus. Berikut adalah klasifikasi aktiva beserta tarif
penyusutannya sesuai dengan pasal 11 UU Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008:
Tabel 4.3
Daftar Tarif Penyusutan untuk Aktiva Tetap dan Bangunan
Kelompok Harta
Berwujud
Masa
Manfaat
Tarif Penyusutan
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
II. Bangunan Permanen
Tidak Permanen
20 tahun
10 tahun
5%
10%
Untuk keperluan penyusutan, jenis-jenis harta yang termasuk dalam
kelompok harta berwujud bukan bangunan diatur dalam PMK No.
96/PMK.03/2009. KSU Griya Anyar Sari Boga menggunakan metode penyusutan
garis lurus untuk aktiva tetap bukan bangunan. Dalam melakukan penyusutan atas
aktiva tetap bukan bangunan tarif pengusutan yang digunakan oleh koperasi tidak
sesuai dengan tarif penyusutan yang diatur dalam pasal 11 UU No. 36 tentang
Pajak Penghasilan. Hampir keseluruhan aktiva tetap yang dimiliki koperasi
disusutkan sebesar 10%, dimana seharusnya aktiva tersebut diklasifikasikan
terlebih dahulu berdasarkan kelompoknya dan disusutkan sesuai dengan tarif yang
telah ditetapkan di pasal 11.
Penulis telah melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap bukan
bangunan dengan metode garis lurus. Dari hasil perhitungan tersebut terdapat
selisih sebesar Rp. 16.414.248, dari penyusutan yang dilakukan oleh koperasi
sebesar Rp. 33.064.435 dengan penyusutan secara fiskal yang dihitung oleh
penulis sebesar Rp. 49.478.683. Terjadinya selisih jumlah penyusutan ini
dikarenakan ketidaksesuaian penggunaan tarif oleh manajamen koperasi. Dengan
adanya penyesuain tarif penyusutan tersebut koperasi dapat menghemat beban
pajak penghasilan sebesar Rp. 16.414.248.
Alternatif lain dalam melakukan penghematan beban pajak, koperasi
dapat menggunakan metode penyusutan saldo menurun terhadap aktiva tetap
bukan bangunan. Jika dilihat dari segi efisiensi beban pajak, penggunaan metode
penyusutan saldo menurun akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan
metode garis lurus. Dari perhitungan penyusutan dengan metode saldo menurun
yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat selisih penyusutan aktiva tetap bukan
bangunan sebesar Rp. 19.798.785. Tahun berikutnya koperasi dapat memilih
metode penyusutan saldo menurun untuk menghitung beban penyusutan aktiva
tetap bukan bangunan. Dengan menggunakan metode saldo menurun untuk
penyusutan aktiva tetap bukan bangunan, koperasi dapat menghemat beban pajak
sebesar Rp. 19.798.785.
3. Pemberian Sumbangan Keagamaan
Keterangan dari manajemen KSU Griya Anyar Sari Boga, pemberian
sumbangan ini adalah berupa dana punia (sumbangan keagamaan) sebesar Rp.
2.500.000 dan sumbangan untuk pembuatan ogoh-ogoh menjelang perayaan hari
raya Nyepi sebesar Rp. 2.160.125. Pemberian sumbangan yang dilakukan oleh
KSU Griya Anyar Sari Boga dikenakan koreksi positif karena pemberian dana
punia (sumbangan keagamaan) yang dilakukan oleh KSU Griya Anyar Sari Boga
tidak dilakukan melalui badan penerima sumbangan keagamaan yang telah
ditetapkan oleh Direktur Djendral Pajak dan sumbangan pembuatan ogoh-ogoh
menjelang hari raya Nyepi tidak berkaitan dengan kegiatan operasional koperasi.
Peraturan Direktorat Djendral Pajak Nomer PER -15/PJ/2012 yang
berlaku sejak tanggal 11 Juni 2012 bahwa Badan Dhana Dharma Nasional
Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP) sebagai badan penerima
sumbangan yang bersifat wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Sehingga untuk pemberian dana punia (sumbangan keagamaan) tahun berikutnya,
sebaiknya KSU Griya Anyar Sari Boga memberikan sumbangan keagamaan
melalui BDDN YADP, sehingga pengeluaran tersebut dapat diakui sebagai biaya
fiskal. Jika KSU Griya Anyar Sari Boga memberikan sumbangan keagamaan
melalui BDDN YADP, maka pemberian dana punia (sumbangan keagamaan)
sebesar Rp. 2.500.000 tersebut dapat dikurangi sebagai biaya fiskal, sehingga
koperasi dapat menghemat beban pajak penghasilan.
4. Biaya Lain-Lain
Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan oleh koperasi yang
tidak memiliki akun tersendiri dan sering tidak terdapat bukti yang sah untuk
membuktikan pengeluaran tersebut. Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh KSU
Griya Anyar Sari Boga dikenakan koreksi positif karena tidak terdapat daftar
nominatifnya yang dapat dijadikan bukti yang sah bagi fiskus. Namun, untuk
tahun berikutnya agar biaya lain-lain dapat diakui sebagai biaya fiskal KSU Griya
Anyar Sari Boga harus dapat membuktikan bahwa biaya tersebut benar-benar
dikeluarkan dan benar ada hubungannya dengan kegiatan usaha koperasi, dengan
melampirkan pada SPT daftar nominatifnya. Dengan melampirkan daftar
nominatif pada SPT maka biaya lain-lain dapat dikurangkan sebagai biaya fiskal,
sehingga koperasi dapat mengefisienkan beban pajak sejumlah Rp. 6.890.000.
5. Pendapatan Unit Parkir
Pendapatan unit pengelolaan parkir di seputaran Jl. Ngurah Rai – Jl.
Dalem Rai Gianyar oleh KSU Griya Anyar Sari Boga, yang bekerjasama dengan
Pemda Gianyar dan Desa Adat Gianyar merupakan objek retribusi daerah.
Menurut pasal 110 UU No. 28 Tahun 2009, yang termasuk jenis retribusi jasa
umum adalah retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum. Atas pendapatan yang
diterima koperasi dari jasa pengelolaan parkir, koperasi dikenakan retribusi
daerah. Menghindari adanya double tax, untuk menghitung pajak penghasilan
kurang bayar/ atau lebih bayar pendapatan jasa parkir sebesar Rp. 111.143.568
dikeluarkan dari perhitungan pajak penghasilan.
Dampak Dilakukan Tax Planning
Perencanaan Pajak Berdasarkan Metode Garis Lurus
Dari perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat selisih pajak
penghasilan kurang bayar sebesar Rp. 22.578.171. Penggunaan metode
penyusutan garis lurus dapat menghemat beban pajak penghasilan dalam
prosentase (%)
Perencanaan Pajak Berdasarkan Metode Saldo Menurun
Dari perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis, dengan
menggunakan metode penyusutan saldo menurun selisih pajak penghasilan kurang
bayar sebesar Rp. 25.540.187. Penggunaan metode saldo menurun akan
menghemat beban pajak penghasilan dalam prosentase (%)
Adanya perencanaan pajak dengan menggunakan metode penyusutan
saldo menurun, menyebabkan SHU kena pajak lebih rendah, sehingga PPh
terutang dan pajak penghasilan kurang bayar KSU Griya Anyar Sari Boga turun.
Dengan demikian koperasi memiliki dana yang lebih tinggi yang dapat
ditanamkan kembali untuk mengenbangkan koperasi lebih lanjut.
Penghindaran Double Tax
Dari perhitungan yang telah dilakukan penulis pada tabel 4.8 dengan
adanya penghindaran double tax atas pendapatan unit pengelolaan parkir koperasi
mengalami PPh lebih bayar sebesar Rp. 3.378.483. Sesuai dengan peraturan pasal
28A, apabila pajak yang terutang untuk satu tahun pajak lebih kecil dari jumlah
kredit pajak, maka setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihaan pembayaran pajak
dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut sanksi-
sanksinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab-
bab sebelumnya, maka pada bab terakhir dalam penelitian ini penulis membuat
kesimpulan mengenai perencanaan pajak penghasilan pada KSU Griya Anyar Sari
Boga, yaitu :
1. Perencanaan pajak penghasilan yang dapat dilakukan oleh KSU Griya
Anyar Sari Boga diantaranya :
a. Dalam menggunakan metode pembukuan koperasi telah menggunakan
basis akrual, hal ini sudah tepat karena penggunaan dasar pembukuan
basis akrual lebih efektif dibandingkan dengan basis kas.
b. Penggunaan metode penyusutan saldo menurun menghasilakn beban
penyusutan yang lebih besar yaitu Rp. 52.863.220 jika dibandingkan
dengan metode penyusutan garis lurus yaitu sebesar Rp. 49.478.683.
c. Pemberian sumbangan keagamaan (punia) yang dilakukan oleh
koperasi untuk tahun berikutnya dapat diberikan melalalui BDDN
YADP sehingga sumbangan tersebut dapat diakui sebagai biaya fiskal
dan koperasi dapat menghemat pajak penghasilan sebesar Rp.
2.500.000
d. Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh koperasi sebaiknya dibuatkan
daftar nominatif dan dilampirkan pada SPT, sehingga untuk tahun
berikutnya biaya lain-lain dapat diakui sebagai biaya fiskal dan
koperasi dapat menghemat beban pajak sebesar Rp. 6.890.000.
e. Adanya pengenaan double tax atas pendapatan unit pengelolaan parkir.
2. Dampak dari dilakukannya perencanaan pajak penghasilan terhadap
laporan keuangan KSU Griya Anyar Sari Boga ialah :
a. Terdapat perbedaan yang cukup material antara PPh terutang sebelum
dilakukan perencanaan pajak dengan setelah dilakukan perencanaan
pajak. Selisih atau penghematan PPh terutang sebesar 35,56% dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus dan penghematan PPh
terutang sebesar 40,23% dengan menggunakan metode penyusutan
garis lurus.
b. Penghindaran double tax mengakibatkan pajak penghasilan untuk
tahun buku 2011 mengalami lebih bayar sebesar Rp. 3. 378. 483. Atas
selisih tersebut akan dilakukan restitusi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Aviantara, Aris. 2011. Perencanaan Pajak. (Online). (http://konsultanpajak-
aaa.com), (diakses 04 Agustus 2012)
Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Chrisdianto, R. B dan Andrianto. 2009. Penerapan Tax Planning dalam
Pengambilan Keputusan Terhadap Pilihan Alternatif Pembelian Truk
secara Tunai, Kredit Bank, dan Leasing dengan Hak Opsi pada PT.
Rajawali Dwi Putra Indonesia. Jurnal Bisnis Perspektif. Vol. 1; (7-23)
Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Pajak Sebagai Strategi
Penghematan Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 2; (103-112)
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Lombantoruan, Sophar. 1996. Akuntansi Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana
Mangonting, Yenni. 1999. Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol. 1; (43-53)
Mangunsong, Soddin. 2002. Peranan Tax Planning dalam Mengefisienkan
Pembayaran Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 2; (44-54)
Marata, Inna. 2007. Perencanaan Pajak dalam rangka Penghematan Pajak
Penghasilan (Studi Kasus pada PT. Coddasindo Eratama Kreasi,
Surabaya). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Putri, Ainy Lutfia Rani. 2010. Perencanaan Pajak Perusahaan dalam upaya Legal
Tax Saving PPh Badan (Studi Kasus pada PT. X). Skripsi. Malang:
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Soemarso. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Salemba
Empat
Suranto, Edy. 2008. Strategi Perencanaan Pajak. Jurnal Media Akademik. Vol. 2;
(80-88)
Waluyo. 2009. Perpajakan Indonesia. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
_________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120
/KMK.03 /2002 tentang Perubahan Keputusan Menteri Nomor 394
/KMK.04 /1996 tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan atau Bangunan.
2002
_________. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02 /PMK.03 /2010 tentang
Biaya Promosi yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto. 2010
_________. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/ PMK.03
/2010 Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215 /PMK.03
/2008 tentang Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan
Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang Tidak
Termasuk Subjek Pajak Penghasilan. 2010
_________. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 /PMK.03 /2009 tentang
Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan
Bangunan. 2009
_________. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251 /PMK.03 /2008 tentang
Penghasilan atas Jasa Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang
Berfungsi Sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang Tidak
Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. 2008
_________. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Akuntansi
Perkoperasian. 1998
_________. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15 /PJ /2012 tentang
Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang
Ditetapkan sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang
Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. 2012
_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan. 2000
_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. 1992
_________. Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 28 Tahun 2007
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2007
_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2009
_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan. 2008