47
iii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan Cut Mega Putri dan Damrus. Usaha keripik dapat memberi peranan terhadap sumber pendapatan dari hasil penjualan, namun dapat menjalankan proses produksi terdapat berbagai hambatan seperti kurangnya modal, tersedianya bahan baku dan tenaga kerja, penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan usaha keripik. Penelitian ini dilaksanakan Pada bulan mai 2013 di Kabupaten Aceh Barat terdapat 15 usaha keripik yang tersebar di Berbagai Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Namun yang masih aktif menjalankan usahanya hanya 8 pengusaha keripik saja. Penelitian yang dilakukan dan jumlah sampel yang digunakan diperoleh data hasil penelitian yang menjelaskan bahwa melalui industri rumah tangga yaitu keripik nangka, keripik salak. Keripik mangga, keripik nenas, keripik papaya, keripik kentang, keripik melon, keripik singkong, dan keripik pisang. Dari hasil penjualan keripik tersebut dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari Rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp 850.000 1.000.000 dengan laba Rp 3.000 5.000 dalam satu kemasan keripik. Jumlah pendapatan tersebut diperoleh apabila keripik terjual setiap hari. Output yang diharapkan bahwa melalui kerajinan usaha rumah tangga dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Namun tidak dapat membantu meningkatkan pendapatan usaha keripik seutuhnya. Kata Kunci : Pendapatan dan Usaha Keripik.

ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

iii

ABSTRAK

ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat.Dibawah bimbingan Cut Mega Putri dan Damrus.

Usaha keripik dapat memberi peranan terhadap sumber pendapatan darihasil penjualan, namun dapat menjalankan proses produksi terdapat berbagaihambatan seperti kurangnya modal, tersedianya bahan baku dan tenaga kerja,penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan usaha keripik.

Penelitian ini dilaksanakan Pada bulan mai 2013 di Kabupaten Aceh Baratterdapat 15 usaha keripik yang tersebar di Berbagai Kecamatan di KabupatenAceh Barat Namun yang masih aktif menjalankan usahanya hanya 8 pengusahakeripik saja.

Penelitian yang dilakukan dan jumlah sampel yang digunakan diperolehdata hasil penelitian yang menjelaskan bahwa melalui industri rumah tangga yaitukeripik nangka, keripik salak. Keripik mangga, keripik nenas, keripik papaya,keripik kentang, keripik melon, keripik singkong, dan keripik pisang. Dari hasilpenjualan keripik tersebut dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga sehari-hari

Rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp 850.000 – 1.000.000 denganlaba Rp 3.000 – 5.000 dalam satu kemasan keripik. Jumlah pendapatan tersebutdiperoleh apabila keripik terjual setiap hari. Output yang diharapkan bahwamelalui kerajinan usaha rumah tangga dapat membantu masyarakat dalammemenuhi kebutuhan ekonominya. Namun tidak dapat membantu meningkatkanpendapatan usaha keripik seutuhnya.

Kata Kunci : Pendapatan dan Usaha Keripik.

Page 2: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN USAHA KERIPIKDI KABUPATEN ACEH BARAT

Nama Mahasiswa : RosmusiNIM : 08C20101104Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)

Menyetujui,Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Hj. Cut Mega Putri, SE, M.S.M Damrus, SE

Mengetahui,

Tanggal Lulus : 08 Maret 2014

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program StudiEkonomi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE., M.Si

Page 3: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan Judul :

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KERIPIKDI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh :Nama : RosmusiNIM : 08C20101104Fakultas : EkonomiProgram Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 08 Maret 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd. Jamal, SE., M.Si. (…………………………….)(Ketua Penguji)

2. Hj. Cut Mega Putri,SE, M.S.M (…………………………….)(Anggota Penguji I)

3. Damrus, SE (…………………………….)(Anggota Penguji II)

4. Syahril, SE, M.Si (…………………………….)(Anggota Penguji III)

Alue Penyareng, 08 Maret 2014Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE., M.Si

Page 4: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi

tinggi telah mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang

patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah kjenis panganan

keripik. Apabila ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik

mempunyai prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat

terjangkau konsumen bisa menikmati keripik yang renyah, gurih, dan nikmat.

Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya kripik sebagai makanan ringan

yang lezat dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen dan pasar terhadap

kripik di berbagai daerah terus meningkat ( Purba, h 54 2012).

Keripik adalah salah satu bentuk produk industri yang mengolah buah dan

sayur segar menjadi keripik. Keripik merupakan makanan ringan yang sangat

digemari oleh masyarakat, karena mengingat rasanya yang nikmat dan gurih.

Keberadaan usaha kecil sangat berpengaruh dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat lokal, karena dapat menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah

pada buah-buahan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemilik usaha kecil

tersebut.

Keripik buah dan sayur adalah produk olahan buah yang diproses dengan

penggorengan sehingga bahan (daging buah) yang digoreng renyah dan berwarna

cerah. Kondisi ini tidak dapat diperoleh dengan penggorengan biasa. Selain itu

keripik buah juga memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk kesehatan.

Page 5: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

2

Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi

yang menjadi tujuan utama adalah untuk mencapai laba yang maksimum guna

kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila

perusahaan mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah mungkin,

menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume penjualan

sebesar mungkin (Supriyono, 2005).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut merupakan langkah untuk

menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan yang di tetapkan dalam

Garis-garis Besar Haluan Negara. Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

makmur, merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945. Pembangunan ekonomi Indonesia diharapkan dapat terwujudnya

perekonomian nasional yang mandiri untuk meningkatkan kemakmuran bagi

seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Sehubungan dengan itu, maka

dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi sektor industri mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan

( Gitosudarmo, et all, 2002 )

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator tingkat

keberhasilan pembangunan yang dicapai. Dengan demikian makin tinggi

pertumbuhan ekonomi maka biasanya makin tinggi pula tingkat kesejahteraan

masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.

Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan

perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi

riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,

peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Page 6: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

3

Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian dengan

menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, namun maksudnya tetap sama

( Sukirno.S, 2002 ).

Pelaksanaan pembangunan diseluruh Daerah disamping bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan industri kecil dan rumah tangga juga untuk menjamin

adanya pemerataan pembangunan bagi seluruh rakyat dengan rasa keadilan dalam

rangka mewujudkan asas keadilan sosial. Dengan demikian, pembangunan tidak

hanya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga untuk mencegah

melebarnya jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin.

Pembangunan industri yang dimaksud tidak hanya industri besar dengan

teknologi canggih saja, akan tetapi perlu dikembangkan juga industri kecil dan

rumah tangga yang kebanyakan berada dipedesaan. Industri kecil dan rumah

tangga yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia, khususnya didaerah pedesaan

menyebabkan pengembangan dari industri kecil dan rumah tangga menjadi lebih

efektif karena selain memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha juga

dapat mendorong pembangunan daerah dan pedesaan di Indonesia. ( Sukirno.S,

2002 ).

Industri kecil seringkali dipandang sebagai bagian yang terbelakang dari

struktur ekonomi, bersifat tradisional, dan tidak punya potensi untuk

menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan seperti ini tidak

sepenuhnya benar karena beberapa pihak beranggapan bahwa kombinasi yang

tepat antara industri kecil, industri menengah dan industri besar dapat melahirkan

struktur ekonomi yang paling produktif ( Suryawati, 2004 ).

Selanjutnya Usaha Kecil (UK) dihadapkan pada persaingan yang lebih

ketat sehingga harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang memiliki daya

Page 7: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

4

saing tinggi dalam usaha memenangkan pangsa pasar, sekaligus menghindari

market misses. Setiap UK harus mampu mengimbangi perkembangan yang terjadi

pada dunia bisnis dan mampu mengatasi masalah umum yang terdapat pada UK,

yaitu konsep manajemen yang kurang baik termasuk didalamnya mental dan

budaya kerjanya, tingkat pendidikan SDM yang terkait dengan keterampilan dan

keahlian, keterbatasan modal, informasi pasar yang kurang mendukung,

penggunaan dan penguasaan teknologi yang relatif rendah, dan kurangnya

kerjasama antar UK. Untuk itu dibutuhkan pengembangan yang tepat bagi UK,

melalui perbaikan kinerja yang mampu meningkatkan daya saing dan pangsa

pasar, dan juga sesuai dengan karakteristik UK dengan segala keterbatasannya

( Kuncoro, Mudrajad. 2000 ).

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting

dari perekonomian suatu Negara ataupun Daerah. Peran penting tersebut telah

mendorong banyak Negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya me-

ngembangkan UKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, asset dan

omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UKM cukup penting

dalam menunjang perekonomian. Setidaknya terdapat 3 (tiga) alasan yang

mendasari Negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UKM, yaitu

(1) Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang

produktif; (2) Sebagai bagian dari dinamika, UKM sering mencapai peningkatan

produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi; (3) Karena sering

diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha

besar ( Fadly, 2006 ).

Membangun ekonomi di Daerah tidak bisa dilepaskan dari peranan

Pemerintah, lembaga-lembaga keuangan dan pelaku-pelaku usaha. Pemerintah

Page 8: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

5

sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim

yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga pada akhirnya dapat mendorong

percepatan pembangunan ekonomi. Salah satu pelaku usaha yang memiliki

eksistensi penting namun kadang dianggap terlupakan dalam percaturan kebijakan

di negeri ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Padahal jika kita

mengenal lebih jauh dan dalam, peran UKM bukanlah sekedar pendukung dalam

kontribusi ekonomi Nasional. UKM dalam perekonomian nasional memiliki peran

yang penting dan strategis ( Fadly, 2006 ).

Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak

diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam

pengembangan usaha di Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari

tumbuhnya usaha besar. Usaha kecil menengah (UKM) harus terus ditingkatkan

(up grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika

tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak

akan bisa maju dan berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam

pengembangan UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-mata merupakan

langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab

Pemerintah. Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat

mengayunkan langkah bersama-sama dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan

UKM, peran dari sektor Perbankan juga sangat penting terkait dengan segala hal

mengenai pendanaan, terutama dari sisi pemberian pinjaman atau penetapan

kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait dengan ketersediaan dana atau

modal, peran dari para investor baik itu dari dalam maupun luar negeri, tidak

dapat pula kita kesampingkan ( Kuncoro, Mudrajad. 2000 ).

Page 9: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

6

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebagai bagian dari Provinsi Aceh juga

berperan penting dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat melalui

kegiatan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, maka dari itu Pemerintah Daerah

selalu bermitra dengan perbankan untuk memberi modal pada Usaha Kecil

Menengah, seperti Kredit Usaha Rakyat, Program Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM), dan Mengontrol Program PNPM Mandiri Pedesaan, Khususnya

Simpan Pinjam Perempuan/SPP, sebagai modal untuk mengembangkan kegiatan

usaha kecil menengah dan koperasi, sehingga apa yang dicita-citakan Kabupaten

Aceh Barat dalam upaya untuk mensejahterakan rakyat pada akhir nya akan

tercapai.

Berdasarkan uraian atau pembahasan diatas, maka penulis ingin meneliti

tentang ”Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas adapun

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendapatan usaha

keripik di Kabupaten Aceh Barat?.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan

usaha keripik di Kabupaten Aceh Barat ?.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan di atas, manfaat teoritis dapat

memberikan manfaat antara lain:

Page 10: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

7

1. Penulis

Untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan analisis

usaha untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan

analisis pendapatan usaha keripik di Kabupaten Aceh Barat.

2. Lingkungan Akademik

Untuk dapat dijadikan bahan/acuan dalam memberikan pengetahuan dan

pengembangan keilmuan terhadap mahasiswa (i) di lingkungan kampus

dalam proses perkuliahan maupun sebagai referensi dalam melakukan

penelitian lanjutan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat paktis, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda ) penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi Pemerintah dan pihak lain yang berkompeten, agar dapat

meningkatkan produktifitas sektor industri kecil (keripik), dalam upaya

mencari pendekatan dan strategi dalam melakukan upaya untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Sebagai bahan masukan bagi dinas-dinas terkait terutama dinas

perindustrian kabupaten Aceh Barat untuk lebih memperhatikan

peningkatan hasil usaha industri kecil, khususnya usaha keripik diwilayah

Kabupaten Aceh Barat.

1.5 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 11: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

8

Bagian Pertama Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang terdiri dari

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Bagian Kedua Tinjauan Pustaka yang meliputi pengertian usaha kecil,

pengertian pendapatan, usaha-usaha meningkatkan pendapatan, konsep industrial

district dan perumusan hipotesis.

Bagian Ketiga Metode Penelitian yang terdiri dari populasi sampel, data

penelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan data,

model analisis data, definisi operasional variabel dan pengujian hipotesis.

Bagian Keempat Hasil dan Pembahasan yang terdiri dari statistik

deskriptif variabel penelitian, karakteristik responden dan analisis pendapatan.

Bagian Kelima Simpulan dan Saran yang terdiri dari simpulan dan saran.

Page 12: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk yang Dihasilkan

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2004:95).

Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang

perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan

industri pengolahan adalah:

2.1.1 Dimensi Produk

Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi

bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku buah dan sayur ini

disajikan dalam bentuk keripik yang disediakan dengan berbagai varian rasa dan harga.

Berbagai macam produk baik keripik buah, sayur maupun kulit antara lain :

1. Keripik buah nangka

2. Keripik buah salak

3. Keripik buah mangga

4. Keripik buah nanas

5. Keripik buah pepaya

6. Keripik buah kentang

7. Keripik buah melon

8. Keripik buah singkong

Page 13: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

10

9. Keripik Buah Pisang

10. Keripik sayur wortel

11. Keripik sayur bayam

12. Keripik sayur kacang panjang

13. Keripik sayur terung

14. Keripik Kulit Kerbau dan Sapi.

2.1.2 Nilai/Manfaat Produk

Produk keripik buah dan keripik sayur yang ditawarkan memiliki manfaat yang

positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik buah

dan keripik sayur. Buah dan sayur yang diolah memiliki banyak kandungan gizi yang

bermanfaat. Produk keripik buah dan keripik sayur juga memiliki Potential Benefit

(manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan

pelanggan.

2.1.3 Kegunaan/Fungsi Produk

Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir

(pemakai akhir). Keripik buah dan keripik sayur merupakan produk yang dapat

dinikmati dengan berbagai pilihan rasa dan harga. Selain itu kandungan gizi keripik

buah dan keripik sayur yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh

berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah.

Page 14: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

11

2.1.4 Keunggulan Produk

Keunggulan kompetitif produk kami antara lain :

1. Rasa yang sangat renyah dan gurih.

2. Kemasan yang ramah lingkungan.

3. Kesegaran dari buah dan sayur yang masih terasa.

4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.

2.2 Proyeksi Penjualan

Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan

faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan

dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci

semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang

bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu

tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi

kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun kedepan, sesuai dengan

rencana produksinya.

2.3 Analisis Pesaing

Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P menurut Kotler

(2005) yang terdiri atas :

Page 15: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

12

1. Price (harga)

Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi

harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan

harga yang lebih murah.

Pricing merupakan ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas

produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui

jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya (Raymond Corey, 2001). Sehingga

pricing bukan semata-mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan yang

akan diambil, melainkan sebuah nilai yang mencerminkan value proposition. Harga

yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk

tidak lebih murah daripada produk pesaing, karena harga tersebut merupakan harga yang

sudah sesuai dengan ongkos produksi.

2.4 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil

Menengah yaitu :

1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

Page 16: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

13

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini (http://www.depkop. go.id pengertian UKM di akses 17 maret

2012 ).

2.4.1 Ciri-Ciri Usaha Kecil

1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang

berubah;

2. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;

3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,

keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah

membuat neraca usaha;

4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;

5. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;

6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti

business planning.(Perencanaan Bisnis). (Mudrajad Kuncoro 2007, h.360)

Page 17: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

14

2.4.2 Contoh Usaha Kecil

1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;

2. Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;

3. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri mebel air, kayu dan rotan,

industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;

4. Peternakan ayam, itik dan perikanan;

5. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih

teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antaralain, bagian

keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

6. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi

dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

7. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada

Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

8. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,

izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

9. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

10. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

(Mudrajad Kuncoro 2007, h. 361)

Page 18: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

15

2.5 Pengembangan Industri Kecil

Dalam konstelasi inilah, perhatian untuk menumbuh kembangkan industri kecil

dan rumah tangga (IKRT) setidaknya dilandasi oleh tiga alasan. Pertama, IKRT banyak

menyerap tenaga kerja. Kencerungan banyak menyerap tenaga kerja umumnya

membuat banyak IKRT intensif pula dalam menggunakan sumber daya alam lokal.

Apalagi karena lokasinya banyak di pedesaan, pertumbuhan IKRT akan menimbulkan

dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah

kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi di

pedesaan. Dari sisi kebijakan, IKRT jelas perlu mendapatkan perhatian karena tidak

hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar angkatan kerja Indonesia, tetapi

juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan. Di pedesan , peran

penting IKRT memberikan tambahan pendapatan merupakan seedbed bagi

pengembangan industri dan sebagai pelengkap produksi pertanian bagi penduduk

miskin. Dengan kata lain, IKRT berfungsi pula sebagai strategi mempertahankan hidup

(survival strategy) di tengah krismon (Kuncoro 2007, h. 362).

2.6 Profil dan Sebaran Usaha Kecil

Ada dua definisi usaha kecil di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut

Undang-undang No. 9 Tahun 1995 usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 miliar dan memiliki kekayaan bersih,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua,

menurut kategori badan pusat statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil

Page 19: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

16

dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah

pekerjanya, yaitu:

1. Industri rumah tangga dengan pekerja 1- 4 orang

2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang

3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang, serta

4. Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.( Kuncoro 2007 h. 365).

2.7 Hambatan dalam Pembangunan

Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat struktur

perekonomian Nasional. Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun,

disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti

tngkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia,

kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan

sumber daya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan

usahanya dengan baik. Secara lebih spesifik, berikut adalah masalah dasar yang dihadapi

pengusaha kecil :

1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.

2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur

terhadap sumber-sumber permodalan.

3. Kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

Page 20: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

17

4. Keterbatasan jaringan usaha kerja sama antarpengusaha kecil (sistem informasi

pemasaran).

5. Iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling mematikan.

6. Pembinaan telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta

kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil (Kuncoro 2007, hal 36).

2.8 Mencari Strategi Pemberdayaan

Strategi pemberdayaan yang telah di upayakan selama ini dapat di

klasifikasikan dalam beberapa aspek utama berikut:

1. Aspek manajerial, yang meliputi peningkatan produktivitas, omset, tingkat utilisasi,

atau tingkat hunian; peningkatan kemampuan pemasaran; dan pengembangan

sumber daya manusia.

2. Aspek permodalan, yang meliputi bantuan modal (penyisihan 1-5 persen

keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil

minimum 20% dari portofolio kredit bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES,

KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit Mini/Midi, dan KKU).

3. Pengembangan program kemitraan dengan besar usaha, baik dari system Bapak

Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu- hilir (forward likage), keterkaitan hilir-hulu

(backward linkage), modal ventura, maupun sub kontrak.

4. Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan, apakah berbentuk PIK

(Pemukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), atau SUIK (Sarana

Page 21: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

18

Usaha Industri Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI

(Tenaga Penyuluh Industri).

5. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha

Bersama) dan KOPRINKA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan). (Mudrajat

Kuncoro 2007, h. 369).

2.9 Tantangan Terhadap Industri Kecil

Untuk melihat peranan industri kecil dalam perkembangan ekonomi dari waktu

ke waktu, perlu kiranya kita menengok pengalam Jepang yang telah lama dan terlebih

dahulu mengalami proses industrialisasi, di samping beberapa negara lainnya yang dapat

ditarik pelajarannya dari pengalaman yang berhasil dicatat. Penyelidikan Kazushi

Ohkawa Dan Mutsuo Tajima dari internasional Development Center Of Japan (dapat

dibaca laporan yang berjudul Small Medium Manufacturing Industries: A Comparative

Study Of Japan and Developing Nation menyajikan keterangan mengenai hal ini

sekedarnya ( Rahardjo 2005, h. 120).

2.10 Model Pengembangan Industri Kecil

Dalam pengembagan industri kecil di Indonesia, maka Pemerintah memulai

tahap baru Repelita III. Sejak tahun 1987, telah terjadi perkembangan konsep rencana

dan kebijaksanaan yang cukup mendasar di bidang industri kecil, kerajinan rumah

tangga dan industri pedesaan. Untuk pertama kalinya, GBHN 1978 secara eksplisit

menyebut”industri kecil” bersama-sama dengan istilah industri besar dan menengah.

Page 22: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

19

Sejak itu Pemerintah secara terang-terangan telah menempuh kebijaksaan ”Berpijak di

atas dua kaki”, yaitu industri besar dan industri kecil menengah. Dalam bagian IV

tentang ”Pola Umum Pelita Ketiga”, antara lain disebutkan bahwa : ”Pembangunan

sektor industri besar, menengah, kecil dan tradisional perlu ditngkatkan dan diperluas”.

Di bagian laen dikatakan juga bahwa : ”Pembangunan industri juga diarahkan kepada

pengembangan industri kecil dan sedang yang sifatnya padat karya demi terciptanya

kesempatan kerja serta terciptanya suatu landasan pembangunan sektor industri yang

lebih luas lagi pertumbuhan lebih lanjut”. Di situ jelas, bahwa peranan industri kecil dan

menengah dinilai penting, tidak saja dalam segi kesempatan kerja, melainkan juga untuk

lebih memantapkan landasan pertumbuhan. Antara industri besar di satu pihak dan

industri kecil di lain pihak di Pandang terutama dari seginya yang komplementer,

sebagaimana dicerminkan dalam rumusan di bagian lain yang berbunyi : ”Disamping

itu perlu diusahakan agar perkembangan industri besar dan menengah hendaknya dapat

merangsang pertumbuhan industri kecil dan saling mengisi” ( Rahardjo 2005, h. 121).

2.11 Pengembangan Sektor UKM

Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan

lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di

Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. “Hampir

semua usaha besar berawal dari UKM. Usaha kecil menengah (UKM) harus terus

ditingkatkan (up grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar.

Jika tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak

Page 23: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

20

akan bisa maju dan berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam pengembangan

UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus

diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UKM

sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama

dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan UKM, peran dari sektor Perbankan juga

sangat penting terkait dengan segala hal mengenai pendanaan, terutama dari sisi

pemberian pinjaman atau penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait

dengan ketersediaan dana atau modal, peran dari para investor baik itu dari dalam

maupun luar negeri, tidak dapat pula kita kesampingkan.

Pemerintah pada intinya memiliki kewajiban untuk turut memecahkan tiga hal

masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM, yakni akses pasar, modal, dan teknologi

yang selama ini kerap menjadi pembicaraan di seminar atau konferensi. Secara

keseluruhan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan

pengembangan terhadap unit usaha UKM, antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru,

akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan SDM,

ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan cluster, jaringan bisnis, dan

kompetisi.

Perlu disadari, UKM berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan

dinamis. Jadi, upaya mengembangkan UKM tidak banyak berarti bila tidak

mempertimbangkan pembangunan (khususnya ekonomi) lebih luas. Konsep

pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk ‘aturan main’ bagi pelaku usaha

(termasuk UKM) sehingga upaya pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan

Page 24: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

21

secara parsial, melainkan harus terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan

dilaksanakan secara berkesinambungan. Kebijakan ekonomi (terutama pengembangan

dunia usaha) yang ditempuh selama ini belum menjadikan ikatan kuat bagi terciptanya

keterkaitan antara usaha besar dan UKM.

Saat ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berencana untuk

menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020. Tahun 2020 adalah masa

yang menjanjikan begitu banyak peluang karena di tahun tersebut akan terwujud apa

yang dimimpikan para pemimpin ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II. Suatu

komunitas ekonomi ASEAN, yang peredaran produk-produk barang dan jasanya tidak

lagi dibatasi batas negara, akan terwujud. Kondisi ini membawa sisi positif sekaligus

negatif bagi UKM. Menjadi positif apabila produk dan jasa UKM mampu bersaing

dengan produk dan jasa dari negara-negara ASEAN lainnya, namun akan menjadi

negatif apabila sebaliknya. Untuk itu, kiranya penting bila pemerintah mendesain

program yang jelas dan tepat sasaran serta mencanangkan penciptaan 20 juta UKM

sebagai Program Nasional (Rahardjo 2005, h. 126).

Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang berkembang dan terus berupaya

meningkatkan pertumbuhan ekonominya demi kemaslahatan masyarakatnya,

melakukan berbagai upaya khusus nya dalam pengembangan usaha kecil menengah,

industri rumah tangga dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hal ini penting

dilakukan karena Usaha Kecil Menenggah, Industri Rumah Tangga dan Koperasi

merupakan soko guru perekonomian Indonesia karena ketiga unsur tersebut merupakan

pilar ekonomi Indonesia.

Page 25: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

22

2.12 Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan atau

natural. Pendapatan atau juga disebut income dari seorang warga masyarakat adalah

hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi

dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan

sebagai input proses dengan harga yang berlaku dipasar produksi. Harga faktor produksi

di pasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang)

ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan ( Sukirno,

Kuncoro 2004).

Menurut Noor (2007, h.189) pendapatan perusahaan berasal dari penjualan,

sementara itu nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit terjual (quantity) dan harga

jual (price), atau lebih sederhana dikatakan fungsi pendapatan (quantity,price).

Sedangkan pendapatan industri kecil diartikan sebagai hasil yang diperoleh pengusaha

dalam mengorganisasikan faktor-faktor produksi yang dikelolanya. Setiap pengusaha

memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh laba atau menghindari

kerugian dan untuk mengukur tingkat pendapatan dapat dicerminkan oleh jumlah barang

atau jasa yang dihasilkan oleh produsen. Apabila jumlah barang yang dihasilkan dalam

jumlah banyak dan mempunyai nilai jual yang tinggi dan biaya produksinya rendah,

maka dengan sendirinya tingkat keuntungan yang diperoleh akan tinggi.

Page 26: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

23

2.12.1. Jenis dan Fungsi Pendapatan

Menurut Sukirno Untuk keperluan manajerial dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis, yaitu :

1. Pendapatan Total

Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan, Total

Revenue ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan harga

jual per unit (P). Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus persamaan matematis :

TR = P.Q.

2. Pendapatan Rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa. Pendapatan rata-

rata adalah pendapatan rata-rata dari setiap unit penjualan, oleh karena itu maka

pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai hasil bagi dari pendapan

total dengan unit yang terjual (Q). Bentuk rumusan matematikanya adalah AR =

TR/Q = PQ/Q = P.

3. Pendapatan Tambahan Atau Penerimaan Marginal. Pendapatan tambahan adalah

tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap unit penjualan atau produksi.

Karena tambahan ini dapat terjadi pada setiap tingkatan produksi. Dengan demikian,

maka pendapatan tambahan, atau marginal Revenue ini dapat dirumuskan sebagai

berikut : MR1 = TR1 - 1 dimana MR 1 tidak sama dengan MR 1 -1 (Sukirno, 2006

h. 187).

Page 27: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

24

2.12.2 Usaha-Usaha Meningkatkan Pendapatan

Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang

diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah

terselesaikan. Secara umum dapat diterangkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan

dapat digunakan beberapa cara antara lain :

1. Pemanfaatan waktu luang

Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang telah

dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah pendapatan.

2. Melakukan kreativitas dan inovasi

Individu harus mampu berfikir positif dan inovatif menciptakan terobosan-

terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih

kurang (Sukirno, 2006 h. 189).

2.13 Konsep Produksi

Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu,baik berupa

barang maupun jasa. Dalam pengertian sehari-hari prodeuksi adalah mengolah input,

baik berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau bermanfaat.

Joersron dan Fathirrozi (2003, h. 20), menyatakan produksi merupakan hasil

akhir dalam proses dan aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Page 28: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

25

Ahyari ( 2004, h. 45 ), menyatakan produksi diartikan sebagai kegiatan yang

dapat menimbulkan tambahan manfaat dan penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat

tersebut tepat serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas. Apabila terdapat suatu

kegiatan yang dapat menimbulkan manafaat baru atau mengadakan penambahan dari

manfaat yang sudah ada maka kegitan tersebut sebagai kegiatan produksi.

2.14 Faktor Produksi

Menurut Noor (2007, h.148) faktor produksi adalah segala sesuatu yang

diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi bahan

baku, bahan penolong, teknologi dan pendapatan produksi, tenaga kerja (manusia) dan

energi. Menurut Sudarman dalam Kurnia sari (2011, h. 31) faktor produksi adalah jenis-

jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi untuk

menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi

tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat

dikelompokan menjadi dua macam, pertama faktor produksi tetap (fixed input) adalah

faktor produksi yang kuantitasnya tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan

input tetap akan selalu ada meskipun output turn sampai dengan nol. Kedua, faktor

produksi variabel (variable input), yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah

dalam waktu yang relative singkat dan sesuai dengan jumlah output yanga dihasilkan.

Page 29: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

26

2.15 Fungsi Produksi

Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan

oleh suatu unit produksi dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi, seperti

telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah,

modal dan keahlian keusahawanan. Di dalam teori ekonomi, dalam menganalisis

masalah ekonomi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan

dinyatakan (tanah, modal, dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlahnya. Hanya

tenaga kerja di pandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan

demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara foktor produksi yang digunakan

dan tingkat produksi yang di capai, yang di gambarkan adalah hubungan antara jumlah

tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai (Sukirno 2006, h. 193).

Fungsi Produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan

hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Setiap produsen

dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi yaitu :

Q = f (x1, x2, x3............xn) …………………………………………………(1)

Q = Tingkat Produksi (Output)

(x1, x2, x3.......xn ) = Berbagai Input yang digunakan

Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input yang dipakai

oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan antara input dan

output tercermin pada fungsi produksinya (Joesran dan Fathorrozi, 2003 h. 24).

Page 30: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

27

2.16 Skala Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Skala produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut

dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal

tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi di anggap tidak

mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya

adalah tenaga kerja.

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak

dapat dipisah-pisahkan dari teori-teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat

pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk

mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan

bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus

menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin

banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi

tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat

pertambahan produksi seperti ini menyebabakan pertambahan produksi total semakin

lambat dan akhirnya ia mencapai tigkat yang maksimum dan kemudian menurun.

Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang

menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang

digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.

Page 31: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

28

2. Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat.

3. Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang (Sukirno

2006, h. 195).

2.17 Pendapatan dan Beban sebagai pertimbangan kebijakan Produksi

Untuk produksi barang dan jasa dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan

dalam mendapatkan laba. Laba yang didapat perusahaan diperoleh dari selisih antara

pendapatan (Revenue) dengan biaya (cost), oleh karena itu, maka pertimbangan utama

atau parameter utama dalam melakukan produksi adalah pendapatan (revenue) yang

akan diterima dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan

produksi tersebut (Sukirno, 2006 h.197).

2.18 Modal Usaha

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah penting adalah modal, sebab dalam

suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil

tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai berikut :

1. Modal Tetap

Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam

jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah

produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan dan mesin yang digunakan.

2. Modal Variable (Bergerak)

Page 32: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

29

Adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, biasa

dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai penunjang usaha. Modal dapat

dikemukakan pengertiannya secara klasik, dimana modal mengandung pengertian

sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.

Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, yaitu

modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun dalam bentuk

barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain sebagainya

(Bambang Riyanto dalam Suryananto 2005, h.37)

2.19 Perubahan Teknologi Dan Proses Kerja

Sejak pasca perang dunia II, dunia industri internasional telah mengalami

perubahan mendasar pada teknologi dan proses tenaga kerja, yakni perubahan dari

pendekatan produksi massal menjadi pendekatan produksi fleksibel. Produksi massal

dalam literatur ekonomi pembangunan disebut fordisme (fordism). Fordisme ditandai

dengan adanya lini produksi perakitan yang mengandung tingkat pembagian kerja

demikian tinggi, sehingga mempermudah tugas para pekerja menjadi operasi rutin yang

tidak banyak memerlukan keahlian maupun pelatihan. Dengan cara semacam ini,

ketepatan dan kecepatan pekerjaan di kendalikan oleh mesin, bukan oleh seorang

pekerja (Mudrajad Kuncoro 2007, h. 22)

Page 33: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

30

2.20 Konsep Industrial District

Munculnya industri-industri hilir akan membentuk daerah Bentuk kedua daerah

industri di turunkan dari model kompleks industri (industrial complex model), yang

muncul dari teori klasik dan neoklasik. Ciri-ciri utama model kompleks industri adalah:

(1) sekumpulan hubungan, yang dapat diidentifikasikan dan stabil, antar perusahaan

terutama dalam hal hubungan perdagangan serta (2) minimalisasi biaya-biaya transaksi

spesial (misalnya, biaya transportasi, biaya telekomunikasi, dan biaya pengalapan)

dalam formasi keterkaitan yang penting, direncanakan terlebih dulu, atau dapat

diidentifikasi (Gordon, 2003).

Model ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Markunsen dan Whittaker

yang mengumukakan pentingnya hubungan vertikal antarperusahaan antara IBM dan

IKRT pada kawasan industri baru di Amerika Serikat dan daerah perkotaan di Jepang

(Mudrajad Kuncoro 2007, h.352).

Produksi dalam kegiatan ekonomi merupakan yang sangat penting, karena untuk

menghasilkan suatu barang dan jasa harus diawali dengan proses produksi, walaupun

kapasitas produksi terbatas namun juga tetap akan mendapatkan hasil dari proses

produksi. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi tinggi, juga harus

dibarengi dengan proses produksi yang baik pula. Baik dari sisi modal, tenaga kerja dan

input produksi itu sendiri.

Page 34: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik yang menjadi

salah satu obyek keripik di Kabupaten Aceh Barat. Jumlah populasi usaha keripik

yang ada di Kabupaten Aceh Barat adalah 8 populasi. Lokasi yang di ambil di

Kecamatan Meureubo, Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Kaway XVI.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang penulis ambil menjadi

obyek dalam penelitian ini, karena aspek yang diteliti terlalu luas sehingga hanya

diambil sampel dari jumlah populasi. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh jumlah populasi dengan 8 orang responden yang ada di Kabupaten Aceh

Barat.

Tabel 1Responden Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat

No Pemilik Usaha Keripik Nama Usaha Lokasi

1 Nurhayani UD. Usaha Bacut-Bacut Samatiga2 Ratna UD. Bungong Bankemang Cot Teungoh3 Abdul Kafur UD. Sibinuang Kuta padang4 Nurhabibah UD. Fajar Harapan Suak Sikee5 Muhammad Khalid UD.Usaha Rumah Tangga Kaway XVI6 Suwarno UD. Rajawali Suak Raya7 Safrudin UD. Fajar Industri Samatiga8 Arif UD. Arif Meurebo

Sumber : Data Primer ( Diolah Januari 2013)

Tabel diatas merupakan tabel responden pengusaha keripik yang

beroperasi di Kabupaten Aceh Barat, terdapat delapan orang responden yang

sampai saat ini masih aktif memproduksi keripik.

Page 35: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

32

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Dengan pendekatan metode penelitian dari lapangan untuk mencari informasi

yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya. Teknik yang digunakan adalah

dengan menggunakan quisioner atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Penelitian lapangan, yaitu metode penelitian lapangan untuk mendapatkan

data dan informasi yang dapat dipercaya.

2. Penelitian Perpustakaan ( Library Research )

Penelitian perpustakaan, yaitu mengumpulkan data dan keterangan yang

dapat mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah penelitian

yang dikaji melalui buku-buku yang berhubungan dengan karya skripsi

dalam penelitian ini.

Page 36: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

33

3.3. Model Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan Analisis Pendapatan, analisa linier sederhana, analisis

korelasi, uji t.

3.3.1 Analisis Keuntungan Pendapatan

Perhitungan keuntungan pendapatan dari usaha keripik adalah dengan

formulasi rumus sebagai berikut:

π = TR – TC ………………………………………………(1)

Keterangan : π = Keuntungan Usaha Yang di Peroleh (Rupiah)

TR = Total Penerimaan (Rupiah)

TC = Total Biaya (Rupiah)

3.3.2. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data untuk menguji

generalisasi hasil penelitian yang di dasarkan atas satu sampel, analisis deskrptif

ini dilakukan melalui pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah

apakah hipotesis deskriptif dapat digeneralisasikan atau tidak jika hipotesis nol

( Ho ) di terima berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

Analisis deskriptif ini menggunakan satu variable atau lebih tapi bersifat

mandiri oleh karna itu, analisis ini berbentuk perbandingan atau hubungan.

Berikut ini rumus analisis deskriptif menurut Hasan ( 2002 h.136 ) :

Page 37: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

34

……………………………………………(2)

Dimana :

X2 = Kai kuadrat

f0 = Frekuensi yang diobservasikan

fh = Frekuensi yang diharapkan

3.4. Defenisi Operasional Variabel

Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama

pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai

berikut :

Usaha Keripik (variabel x) adalah usaha yang dilakukan satu orang atau

beberapa orang dalam mengolah usaha keripik yang bertujuan untuk memperoleh

keuntungan dalam ( Rupiah)

Pendapatan Masyarakat (variabel y) adalah penghasilan yang didapat dari

hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor

produksi dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk

digunakan sebagai input proses dengan harga yang berlaku dipasar faktor

produksi.( Rupiah)

Page 38: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik deskriptif variabel penelitian ini digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh pendapatan usaha keripik di Kabupaten Aceh

Barat, sehingga akan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kebijakan

yang harus diambil dalam rangka meningkatkan Usaha kecil Menengah,

penerimaan usaha industri keripik sebagai usaha untuk meningkatkan peranannya

terhadap pendapatan masyarakat.

Jumlah industri tradisional di Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2006

mencapai 337 unit usaha yang tersebar di seluruh Kecamatan. Jenis usaha yang

banyak terdapat di Kabupaten Aceh Barat antara lain Sulaman Benang Emas,

Tukang Jahit/Bordir dan Anyaman Tikar Pandan.

Sedangkan Usaha Keripik hanya berjumlah 15 unit usaha dan yang

masih beroperasi dalam memproduksi keripik hanya 8 unit usaha hal ini lebih

disebabkan oleh karena bahan baku seperti, pisang, singkong, ubi jalar yang

mulai langka, dan juga di pengaruhi oleh harga yang semakin tinggi, karena harus

didatangkan dari daerah lain.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer yang

diperoleh dari sejumlah pengusaha keripik di Kabupaten Aceh Barat melalui

metode observasi, wawancara dan kuisioner sebagaimana disebutkan dalam bab

sebelumnya. Dari seluruh populasi pengusaha keripik di Kabupaten Aceh Barat

diambil 8 (delapan) pengusaha untuk dijadikan sampel karena yang masih

beroperasi menjalankan usaha tersebut hanya 8 pengusaha, Jenis usaha adalah

keripik, yang berada di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Johan

Page 39: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

36

Pahlawan, Meureubo, Kaway XVI dan Sama Tiga, industri keripik merupakan

usaha tradisional yang sudah dijalankan oleh masyakat Aceh Barat sejak dulu,

namun akhir-akhir ini usaha ini kurang diminati oleh sebagian masyarakat, karena

sulitnya memperoleh bahan baku yang semakin mahal dan sulit didapat karena

sebagian masyarakat petani yang dulu bertani menanam pisang, singkong dan ubi

jalar kini banyak yang sudah mengganti bertani dengan komoditi yang lain seperti

berkebun coklat, karet, dan sawit.

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Aceh Barat

karakteristik responden usaha keripik dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 2Nama, Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Lama Berdiri Usaha Keripik

di Kabupaten Aceh BaratNo Nama Jenis Kelamin

(L/P)Umur

(Tahun)Pendidikan Lama Berdiri

Usaha (Tahun)12345678

NurhayaniRatnaAbdul KafurNurhabibahM. KhalidSuwarnoSafrudinArif

PPLPLLLL

6255655052596456

SDSMASMPSMPSMPSMASLTPSMA

253272312305

Sumber : Data Primer (Diolah Mei 2013)

Berdasarkan tabel 2 pengusaha keripik di Kabupaten Aceh Barat terdiri

dari laki-laki dan perempuan, dengan umur tertinggi 65 tahun dan umur teredah

50 tahun, pengusah keripik di kabupaten Aceh Baratb ada yang berpendidikan SD,

SMP, dan SMA. Pengusaha keripik di Kabupaten Aceh Barat sudah menggeluti

usahnya bertahun-tahun, dengan lama usaha paling lama yaitu 30 tahun.

Page 40: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

37

4.3. Analisis Pedapatan

Perhitugan keuntungan pendapatan dari usaha keripik diperoleh dari hasil

pengurangan pendapatan yang diperoleh enganmodal yang dikeluarkan. Total

kedelapan usaha keripik tersebut mempunyai omset setiap bulannya cukup untuk

menopang kebutuhan rumah tangga dan berjalannya usaha yang mereka geluti,

keuntungan yang diperoleh masing-masing pengusaha keripik dapat kita lihat

pada tabel berikut :

Tabel 3Keuntungan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat

No Nama Usaha TotalPenerimaan

(Rp)

Total BiayaOperasional

(Rp)

KeuntunganUsaha(Rp)

12345678

UD. Usaha Bacut-BacutUD. Bungong BankemangUD. SibinuangUD. Fajar HarapanUD. Usaha Rumah TanggaUD. RajawaliUD. Fajar IndustriUD. Arif

2.000.0001.350.0001.400.0002.000.0002.500.0003.750.0003.500.0001.900.000

500.000350.000400.000500.000500.000750.000500.000400.000

1.500.0001.000.0001.000.0001.500.0002.000.0003.000.0003.000.0001.500.000

Sumber : Data Primer ( Diolah Mei 2013 )

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. UD.Bacut-Bacut

Usaha Bacut-Bacut adalah usaha keripik milik Ibu Nurhayani. Usaha

ini berada di Kecamatan Johan Pahlawan ibu Nurhayani sudah

menjalankan usaha keripik 25 (dua puluh lima) tahun lamanya dan di bantu

oleh 2 (dua) orang karyawan dengan pendapatan kotornya sebesar Rp

2.000.000,- dan biaya operasional yang di keluarkan untuk memproduksi

keripik sebesar Rp 500.000, sehingga mendapatkan keuntungan dari

kegiatan usaha tersebut Rp 1.500.000, perbulannya.

Page 41: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

38

2. UD. Bungong Bankemang.

Usaha ini adalah usaha keripik milik ibu Ratna, kegiatan usaha ini sudah

berjalan selama 3 (tiga) tahun, banyak hal yang terjadi kadang memperoleh

keuntungan kadang juga rugi, usaha ini berada di Samatiga. Pendapatan

yang diterima dari usaha ini sebesar Rp 1.350.000,- perbulan, selanjutnya

dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp 350.000 sehinggaa ibu

Ratna mendapatkan keuntungan bersih perbulan dari usaha ini sebesar Rp

1.000.000.

3. UD. Sibinuang

Usaha dagang ini adalah usaha milik Bapak Abdul Kafur dengan alamat di

Jln. Gurute, bapak Abdul Kafur sudah menjalankan usaha ini selama 27

(dua puluh tujuh) tahun dengan karyawan 1 orang, sementara pendapatan

yang diterimanya dari usaha keripik tersebut sebesar Rp 1.400.000,

kemudian dikurangi biaya produksi sebesar Rp 400.000, dari hasil kegiatan

usaha keripik ini bapak Abdul Kafur memperoleh keuntungan bersih

perbulannya sebesar Rp. 1.000.000.

4. UD. Fajar Harapan

Usaha Dagang Fajar harapan adalah indutri rumah tangga pengelolaan

produksi keripik milik Ibu Nurhabibah beralamat di desa Samatiga dengan

karyawan 3 (tiga) orang. Dengan biaya produksi sebesar Rp 500.000

pengahasilan bersih setelah dikurangi biaya produksi sebesar Rp.

1.000.000.

Page 42: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

39

5. UD. Usaha Rumah Tangga.

Usaha Dagang Industri Pengelolaan Keripik milik Bapak Muhammad

Khalid ini beralamat di Kaway XVI. Beliau sudah menjalani usaha ini

selama 3 (tiga) tahun dengan jumlah karyawannya sebanyak 8 (delapan)

orang. Pengahasilan yang di dapat dari usaha ini sebesar Rp. 2.500.000,

sementara biaya yang dikeluarkan untuk produksi sebesar Rp 750.000.

Bapak Muhammad Khalid memperoleh keuntungan dari usaha tersebut

sebessar Rp. 2.000.000.

6. UD. Raja Wali

Industri Keripik UD. Raja Wali adalah usaha milik Bapak Suwarno

dengan Alamat di Johan Pahlawan. Bapak Suwarno sudah menjalankan

Usaha ini selama 12 (dua belas) Tahun dengan karyawan 2 (dua) Orang.

Bapak Suwarno mampu meperoleh keuntungan dari produksi keripik

sebesar Rp 3.000.000, sementara biaya produksi yang harus ia keluarkan

sebesar Rp 750.000, berarti pendapatan kotor Bapak Suawarno dalam

menjalankan Usaha Produksi keripik bekisar Rp 3.750.000.

7. UD. Fajar Industri

Fajar Industri adalah usaha produksi keripik milik Bapak Safrudin yang

beralamat di Kecamatan Samatiga. Bapak Safrudin sudah menjalankan

usaha ini selama 30 (tiga puluh) tahun, dengan karyawan sebanyak 5

(lima) orang. Pendapatan Bapak Safrudin dalam menajalankan usaha

tersebut sebesar Rp 3.500.000, kemudian dikurangi biaya produksi

sebessar Rp 500.000, dengan demikian penghasilan bersih yang di peroleh

oleh bapak safrudin dari menjalankan usaha tersebut sebesar Rp.3.000.000.

Page 43: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

40

8. UD. Arif

Usaha dagang pengolahaan industri keripik milik Bapak Arif beralamat di

Meurebo, dengan jumlah karyawan sebanyak 3 (tiga) orang. Bapak Arif

sudah menjalankan usaha produksi keripik selama 5 (lima) tahun terakhir

dengan penghasilan bersih setelah dikurangi produksi sebesar

Rp.1.500.000.

Usaha keripik di Kabupaten Aceh Barat mampu meningkatkan pendapatan

karena dilihat dari keuntungan yang diperoleh berkisar antara Rp 1.000.000

hingga mencapai Rp 3.000.000, jika diliha dari keuntungan yang di dapat dari

kegiatan usaha tersebut sebenarnya sangat menjanjikan.

Page 44: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

41

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

disimpukan bahwa Usaha Keripik adalah usaha yang sangat menjanjikan, dimana

dapat dilihat dari produksi sekala kecil mampu mendapatkan keuntungan

Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.000,00 dan Apabila diproduksi dengan skala yang

lebih besar ini akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten

Aceh Barat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan demi

kemajuan usaha keripik di Kabupaten Aceh Barat antara lain sebagai berikut :

1. Sebaiknya pengusaha keripik melakukan penanaman bahan baku sendiri

untuk pembuatan keripik seperti singkong, pisang, dan ubi jalar sehingga

kelangkaan bahan baku yang selama ini menjadi kendala dapat teratasi

dengan baik, atau berupaya mengajak masyarakat disekeliling usaha

tersebut agar berupaya menyediakan bahan baku pembuatan keripik, seperti

membuat kelompok tani budidaya singkong, pisang dan ubi jalar.

2. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat hendaknya memberikan

perhatian yang lebih kepada para pengusaha keripik agar mereka menjadi

lebih sejahtera. Perhatian dari Pemerintah antara lain berupa kemudahan

memperoleh kredit, pelatihan manajemen pemasaran dan lain-lain, sehingga

Page 45: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

42

para pengusaha keripik lebih tertarik untuk meningkatkan usahanya di

bidang ini.

3. Kepada Dinas Pertanian hendaknya mampu memotifasi petani utuk

memprioritaskan budidaya tanaman-tanaman yang mampu mendukung

bergeraknya roda ekonomi masayarakat kecil yang saling mendukung antara

pertanian dan kegiatan usaha kecil sehingga ketersediaan bahan baku dalam

industry kecil dapat terpenuhi dan tercukupi.

4. Kepada petani diharapkan mampu mendukung keberadaan sektor industri

kecil dengan tetap menyediakan bahan baku yang yang dibutuhkan.

Page 46: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, A, 2004. Manajemen Produksi. Edisi Kedua, Penerbit BPEE UGM,Yogyakarta

Duwi, Priyanto. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan I.Mediakom. Yogyakarta.

Fadly. 2006. Kajian Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan UsahaKecil dan Menengah di Sumatera Utara. Jurnal Pengkajian Koperasi danUKM Nomor 1 Tahun I – 2006.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE: Yogyakarta

Gordon, 2003 Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya: Tujuan Perusahaanmemaksimalkan laba dan beberapa alternatif. Drs. Danny HutabaratPenerbit ERLANGGA hal 25 (2003).

Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba empat, Jakarta

Kurnia sari, panca. 2011. Analisis Efesiensi dan Faktor-Faktor YangMempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal. SkripsiUNDIP.

Kuncoro, Mudrajat. 2007. Ekonomi Industri Indonesia. Andi offset. Yogyakarta

________________2002. Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah danStrategi Pemberdayaan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UniversitasGadjah Mada.

_________________. 2007. Ekonomika Industri Indonesia. ANDI Yogkyakarta.

Noor, Hendry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT Rajagrafindo persadaJakarta.

Purwanto, Suharyadi. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.Jakarta. Salemba

Rahardjo, Dawan. 2005. Tranformasi Pertanian, Industrialisasi dan KesempatanKerja. Universitas Indonesia (UI-Press) hal 14 ( 2005 )

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Pengantar Teori. PT. Raja GrafindoPersada.

Suryananto.2005. Analisis Pendapatan Masyarakat Rumah Tangga di KabupatenBantul. Skripsi UGM. Yogyakarta

Page 47: ABSTRAK Analisis Pendapatan Usaha Keripik di …repository.utu.ac.id/364/1/BAB I_V.pdfiii ABSTRAK ROSMUSI. Analisis Pendapatan Usaha Keripik di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan

44

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: LP3ES.

Suryawati. 2004. Teori Ekonomi Mikro. UUP AMP YKPN

Widodo, Triyanto Suseno. 2004. Indikator Ekonomi Dasar PerhitunganPerekonomian Indonesia. Kanisius Yogyakarta.

http://www.depkop.go.id . Pengertian UKM di akses 17 maret 2012