Abses Periodontal Ferry

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Case Abses Periapikal Periodontal kepaniteraan klinik

Citation preview

ABSES PERIODONTAL

1. PatogenesisAbses gingival sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur).Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan pembengkakan jaringan dalam gigi. Ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga menjalar ke jaringan yang lain.Penyebaran abses selanjutnya adalah:1. PeriostitisPerjalananpusini mengalami beberapa kondisi, karena sesuai perjalanannya, dari dalam tulang melaluicancelous bone, pus bergerak menuju ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar yang kita kenal dengan sebutan korteks tulang. Tulang yang dalam kondisi hidup dan normal, selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang tervaskularisasi dengan baik guna menutrisi tulang dari luar, yang disebutperiosteum. Karena memiliki vaskularisasi yang baik ini, maka respon keradangan juga terjadi ketika pus mulai mencapai korteks, dan melakukan eksudasinya dengan melepas komponen keradangan dan sel plasma ke ronggasubperiosteal(antara korteks dan periosteum) dengan tujuan menghambat laju pus yang kandungannya berpotensi destruktif tersebut. Peristiwa ini alih-alih tanpa gejala, tapi cenderung menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang terlibat, bisa timbul pembengkakan, peristiwa ini disebutperiostitis/serous periostitis. Adanya tambahan istilahserousdisebabkan karena konsistensi eksudat yang dikeluarkan ke ronggasubperiostealmengandung kurang lebih 70% plasma, dan tidak kental sepertipuskarena memang belum ada keterlibatanpusdi rongga tersebut.Periostitisdapat berlangsung selama 2-3 hari, tergantung keadaan host.

2. Abses Gingival

Port dentryMikroOrganisme (MO) dapat melalui karies yang ada pada gigi. Kemudian MO ini berkembang-biak, mutiplikasi, mengeluarkan produk-produknya, dan menjalar hingga pulpa. Kemudian terjadilah pulpitis. Bila tetap tidak mendapat perawatan, MO ini akan terus berkembang biak dan menjalar hingga saluran akar yang akhirnya dapat membuntu saluran ini (ditambah dengan adanya produk-produk radang) sehingga pembuluh darah pun tidak bisa memberikan nutrisinya dan terjadilah kematian pulpa oleh karena nekrosis. Dari nekrosis ini, terjadilahspread of infectionsehingga timbul abses periapikal. Kemudian, terus multiplikasi bakteri dan produk-produk radang tadi terus terjadi dan menjalar hingga tulang dan terjadilahosteomyelitis(bila mengenai sumsum tulang, dan komponen tulang alveolar lainnya). Tulang yang terkena infeksi ini juga akan kekurangan nutrisi dari pembuluh darah dan akibatnya terjadi penurunan densitas tulang. Bila tidak cepat ditangani, maka infeksi terus menjalar hingg periosteum dan terjadilah periostitis. Periostitis ini dapat menyebabkan trismus karena bakteri dapat menyebar ke otot melalui periosteum. Bilaport dentrymelalui margin atau sulkus gingival, maka keradangan terjadi di daerah ligamen periodontal dan menyebabkan lebarnya periodontalspace. Kemudian penjalaran infeksi sampai pada bagian gingiva sehingga menimbulkan gingival abses.3. AbsessubperiostealAbsessubperiostealterjadi di sela-sela antara korteks tulang dengan lapisanperiosteum, bedanya adalah di kondisi ini sudah terdapat keterlibatanpus, aliaspussudah berhasil menembus korteks dan memasuki ronggasubperiosteal, karenanya nama abses yang tadinya disebut abses periapikal, berubah terminologi menjadi absessubperiosteal. Karena lapisanperiosteumadalah lapisan yang tipis, maka dalam beberapa jam saja akan mudah tertembus oleh cairanpusyang kental, sebuah kondisi yang sangat berbeda dengan peristiwaperiostitisdimana konsistensi cairannya lebihserous.4. Fascial abscessJikaperiosteumsudah tertembus olehpusyang berasal dari dalam tulang tadi, maka dengan bebasnya, proses infeksi ini akan menjalar menujufascial spaceterdekat, karena telah mencapai area jaringan lunak. Apabila infeksi telah meluas mengenaifascial spaces, maka dapat terjadifascial abscess.Fascial spacesadalah ruangan potensial yang dibatasi/ditutupi/dilapisi oleh lapisan jaringan ikat.Fascial spacesdibagi menjadi : Fascial spacesprimer1. Maksilaa.Canine spacesb.Buccal spacesc.Infratemporal spaces2. Mandibulaa.Submental spacesb.Buccal spacesc.Sublingual spacesd.Submandibular spaces Fascial spacessekunderFascial spacessekunder merupakanfascial spacesyang dibatasi oleh jaringan ikat dengan pasokan darah yang kurang. Ruangan ini berhubungan secara anatomis dengan daerah dan struktur vital. Yang termasukfascial spacessekunder yaitumasticatory space,cervical space,retropharyngeal space,lateral pharyngeal space,prevertebral space, danbody of mandible space. Infeksi yang terjadi padafascial spacessekunder berpotensi menyebabkan komplikasi yang parah.Terjadinya infeksi pada salah satu atau lebihfascial spaceyang paling sering oleh karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari periapikal abses. Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah satunya adalahfascial spaces. Gigi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan jenis darifascial spacesyang terkena infeksi.-Canine spacesBerisi muskuluslevator anguli oris, dan m.labii superior. Infeksi daerah ini disebabkan periapikal abses dari gigi caninus maksila. Gejala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian depan dan hilangnya lekukan nasolabial. Penyebaran lanjut dari infeksicanine spacesdapat menyerang daerah infraorbital dan sinus kavernosus.-Buccal spacesTerletak sebelah lateral darim. buccinatordan berisi kelenjar parotis dann. fascialis. Infeksi berasal dari gigi premolar dan molar yang ujung akarnya berada di atas perlekatanm. buccinatorpada maksila atau berada di bawah perlekatanm. buccinatorpada mandibula. Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan.-Infratemporal spacesTerletak di posterior dari maksila, lateral dariproc. Pterigoideus inferiordari dasar tengkorak, dan profundus daritemporal space. Berisi nervus dan pembuluh darah. Infeksi berasal dari gigi molar III maksila. Gejala infeksi berupa tidak adanya pembengkakan wajah dan kadang terdapat trismus bila infeksi telah menyebar.-Submental spaceInfeksi berasal dari gigi incisivus mandibula. Gejala infeksi berupa bengkak pada garismidlineyang jelas di bawah dagu.-Sublingual spaceTerletak di dasar mulut,superiordarim. mylohyoid, dan sebelah medial dari mandibula. Infeksi berasal dari gigi anterior mandibula dengan ujung akar di atasm. mylohyoid. Gejala infeksi berupa pembengkakan dasar mulut, terangkatnya lidah, nyeri, dandysphagia.-Submandibular spaceTerletak posterior dan inferior darim. mylohyoiddanm. platysma. Infeksi berasal dari gigi molar mandibula dengan ujung akar di bawahm. mylohyoiddan daripericoronitis. Gejala infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.-Masticator spaceBerisim. masseter,m. pterygoidmedial dan lateral, insersi darim. temporalis. Infeksi berasal dari gigi molar III mandibula. Gejala infeksi berupa trismus dan jika abses besar maka infeksi dapat menyebar kelateral pharyngeal space. Pasien membutuhkan intubasinasoendotrachealuntuk alat bantu bernapas.-Lateral pharyngeal space(parapharyngeal space)Berhubungan dengan banyakspacedi sekelilingnya sehingga infeksi pada daerah ini dapat dengan cepat menyebar. Gejala infeksi berupa panas, menggigil, nyeri dysphagia, dan trismus.-Retropharyngeal space(posterior visceral space)Infeksi berasal dari gigi molar mandibula, dari infeksi saluran pernapasan atas, dari tonsil, parotis, telinga tengah, dan sinus. Gejala infeksi berupa kaku leher, sakit tenggorokan,dysphagia,hot potato voice, dan stridor. Merupakan infeksifascial spacesyang serius karena infeksi dapat menyebar ke mediastinum dan daerah leher yang lebih dalam (menyebabkan kerusakann. vagusdann. cranial bawah,Horner syndrome). 2. Penegakan diagnosisPenegakan diagnosis abses periodontal harus didasarkan pada evaluasi secara keseluruhan dan interpretasi dari keluhan utama pasien, bersamaan dengan pemeriksaan klinis dan radiografis yang ditemukan selama pemeriksaan rongga mulut.Gejala yang paling menonjol dari abses periodontal adalah adanya pembengkakan gingival di sepanjang sisi lateral dari akar gigi. Abses yang terletak di dalam jaringan mungkin akan lebih sulit untuk diidentifikasi berdasarkan pembengkakan pada jaringan lunak dan dapat terlihat sebagai suatu pembengkakan yang difus atau cukup sebagai suatu daerah kemerahan saja. Temuan lain yang umum ditemukan adalah supurasi, baik daripada fistula atau yang paling sering dari poket.Supurasi tersebut dapat bersifat spontan atau terjadi setelah dilakukan penekanan pada permukaan luar gingival. Gejala klinis biasanya meliputi rasa nyeri (mulai dari rasa ketidaknyamanan yang ringan sampai rasa nyeri hebat), gingiva yang lunak, membengkak dan sensitif terhadap perkusi pada gigi yang bersangkutan. Gejala lain yang berkaitan adalah gigi yang ekstrusi dan meningkatnya kegoyangan gigi.Selama berlangsungnya pemeriksaan periodontal, abses periodontal biasanya ditemukan pada daerah dengan poket periodontal yang dalam. Tanda-tanda yang biasanya terkait dengan periodontitis, seperti pendarahan pada saat probing, supurasi dan kadang juga disertai peningkatan kegoyangan gigi. Pemeriksaan radiografi dapat memperlihatkan adanya tampilan tulang interdental yang normal atau kehilangan sebagian tulang hingga terjadinya kerusakan tulang yang parah dan melibatkan sebagian besar gigi yang bersangkutan.

3. TatalaksanaSatu-satunya cara untuk menyembuhkan abses gingiva adalah mengikuti perawatan gigi. Dokter gigi akan mengobati abses dengan menggunakan prosedur perawatan abses gigi dalam beberapa kasus, pembedahan, atau kedua-duanya.A. Farmakoterapi AnalgesikAbses gingiva sangat nyeri, tetapi dapat digunakan analgesik Antibiotik untuk abses gingiva digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, dan dapat dipakai bersama anaigesik. B. Dental proceduresLangkah utama yang paling penting dalam penatalaksanaan abses gingiva adalah incisi (dibuka) absesnya, dan didrainase nanah yang berisi bakteri. Prosedur ini pada umumnya dilakukan apabila sudah di anaestesi lokal terlebih dahulu, sehingga area yang sakit akan mati rasa. Pada abses gingival, dokter gigi akan mengeluarkan nanah (pus), dan secara menyeluruh membersihkan periodontal pocket. Kemudian melicinkan permukaan akar gigi dengan scaling dan garis gusi untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi atau peradangan lebih lanjutC. SurgeryJika terjadi infeksi berulang,harus dilakukan pembedahan yang dapat membentuk kembali jaringan gusi dan memindahkan periodontal pocket. Dalam beberapa kasus, infeksi abses gingiva dapat terulang bahkan setelah prosedur pembedahan. Jika ini terjadi, atau jika gigi telah pecah, mungkin perlu dipindahkan semuanya.Berikut adalah penatalaksanaan berdasarkan stadium terjadinya abses:Stadium periostal dan sub periostalDilakukan trepanasi untuk mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk, kemudian diberikan obat-obatan antibiotika, anti inflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia. Dengan cara ini diharapkan abses tidak meluas dan dapat sembuhStadium serosaDianjurkan untuk kumur-kumur air garam hangat kuku dan kompres panas, supaya abses masuk kearah rongga mulutStadium submukosa dan subkutanDilakukan insisi dan dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai drainase, kemudian diberikan obat-obatan antibiotika, antiinflamasi, antipiretika,analgesika dan roboransia. Pencabutan gigi yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Dalam keadaan abses yang akut tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan dapat menyebarkan radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis.

4. Komplikasi Abses PeriodontalKomplikasi yang dapat timbul karena abses periodontal meliputi kehilangan gigi dan penyebaran infeksi, dibawah ini akan dijelaskan secara rinci2.7.1 Kehilangan GigiAbses periodontal yang dikaitkan dengan kehilangan gigi biasanya dijumpai pada kasus-kasus periodontitis sedang sampai parah. Abses periodontal merupakan penyebab utama dilakukan ekstraksi gigi pada fase pemeliharaan dimana terjadi pembentukan abses yang berulang dan gigi mempunyai prognosis buruk.

2.7.2 Penyebaran InfeksiSejumlah literatur menyatakan bahwa infeksi sistemik dapat berasal dari abses periodontal. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu: penyebaran bakteri dalam jaringan selama perawatan atau penyebaran bakteri melalui aliran darah karena bakteremia dari abses yang tidak dirawat.Pada abses dentoalveolar yang berasal dari endodontik lebih sering menyebabkan komplikasi penyebaran infeksi daripada abses periodontal. Cellulitis, infeksi subkutaneus, phlegmone dan mediastinitis dapat berasal dari infeksi odontogenik tetapi jarang berasal dari abses periodontal. Namun, abses periodontal dapat berperan sebagai pusat infeksi non oral. Abses periodontal bisa menjadi pusat dari penyebaran bakteri dan produk bakteri dari rongga mulut ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan keadaan infeksi yang berbeda. Pada perawatan mekanikal abses periodontal bisa menyebabkan bakteremia seperti pasien dengan endoprotesa atau imunokompromise dapat menyebabkan infeksi non oral.Paru-paru bisa bertindak sebagai barier makanikal dimana bakteri periodontal dapat terjebak dan dapat menyebabkan penyakit. Adakalanya penyebaran bakteri periodontal dapat berakibat menjadi abses otak. Sejumlah laporan kasus dari periodontal patogen bahwa pada abses otak tersebut didapatkan adanya bakteri P.micros, F. nucleatum, pigmen hitam pada bakteri batang anaerob dan Actinomyces spp, diantaranya merupakan spesis bakteri periodontal anaerob yang diisolasi dari abses intra cranial. Infeksi lain yang berhubungan dengan abses periodontal adalah cervical nekrotizing fascitis dan cellulites pada pasien kanker payudara