15
Abrupsio Plasenta 1. Definisi Abrupsio atau solusio plasenta adalah pemisahan yang terlalu dini atau premature dari pleasenta yang tertanam secara normal pada dinding uterus dengan implantasi normal pada kehamilan trimester ketiga. Abrupsio plasenta atau persalinan yang terlalu dini dari plasenta merpakan lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat penanamannya. (Mosby, 1995) Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding rahim yang dapat bmenimbulkan gangguan-penyulit terhadap ibu maupun bayi. Penyulit terhadap ibunya dapat dalam bentuk: Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum Terjadi penurunan TD, peningkatan nadi dan pernapasan Penderita tampak anemis Dapat menimbulakan gangguan pembekuan darah, karena terjadi pembekuan intravaskular yang diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum karena atonia uteri atau gangguan pembekuan darah Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder Peningkatan timbunan darah di belakang plasenta dapat menyebabkan rahim yang keras, padat, dan kaku

Abrupsio Plasenta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abrupsio Plasenta

Abrupsio Plasenta

1. Definisi

Abrupsio atau solusio plasenta adalah pemisahan yang terlalu dini atau premature

dari pleasenta yang tertanam secara normal pada dinding uterus dengan implantasi

normal pada kehamilan trimester ketiga.

Abrupsio plasenta atau persalinan yang terlalu dini dari plasenta merpakan lepasnya

sebagian atau seluruh plasenta dari tempat penanamannya. (Mosby, 1995)

Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara

plasenta dan dinding rahim yang dapat bmenimbulkan gangguan-penyulit terhadap

ibu maupun bayi.

Penyulit terhadap ibunya dapat dalam bentuk:

Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum

Terjadi penurunan TD, peningkatan nadi dan pernapasan

Penderita tampak anemis

Dapat menimbulakan gangguan pembekuan darah, karena terjadi

pembekuan intravaskular yang diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen

makin berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan

Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum karena

atonia uteri atau gangguan pembekuan darah

Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan

komplikasi sekunder

Peningkatan timbunan darah di belakang plasenta dapat menyebabkan rahim

yang keras, padat, dan kaku

Penyulit terhadap janin dalam rahim, tergantung luas plasenta yang lepas

dapat meenimbulkan afiksia ringan sampai kematian janin dalam rahim.

2. Etiologi dan factor resiko

Penyebab solusio plasenta adalah:

1) Trauma langsung terhadap uterus hamil

Terjatuh terutama tertelungkup

Tendangan anak yang sedang digendong

Atau trauma langsung lainnya

Page 2: Abrupsio Plasenta

2) Trauma kebidanan artinya solusio plasenta terjadi karena tindakan

kebidanan yang dilakukan:

Setelah versi luar

Setelah memecahkan ketuban

Persalinan anak kedua hamil kembar

3) Dapat terjadi dengan kehamilan dengan tali pusat yang pendek

Factor predisposisi terjadinya solusio plasenta adalah:

Hamil pada usia tua

Mempunyai tekanan darah tinggi

Bersamaan dengan pre-eklampsia atau eklampsia

Tekanan vena cava inferior yang tinggi

Kekurangan asam folik

Mekanisme terjadinya abrupsio plasenta tidak diketahui, beberapa factor resiko yang

dapat meningkatkan terjadinya abrupsio plasenta telah teridentifikasi, di antaranya

adalah wanita hamil yang mengonsumsi pada ateri endometrium, ini merupakan

penyebab utama dari abrupsio plasenta. Factor resiko lain adalah pada wanita hamil

yang merokok, kehamilan kedua atau lebih, tali pusat yang pendek, serta trauma

abdominal.

Page 3: Abrupsio Plasenta

Syok hipovolemik

anxietasPenurunan CO

Kardio-reno-vaskular

Proses degenerasi akut pada salah atau bbrp cabang arterio spiralis

Mempersempit lumen arteriola

Proliferase fibroblastic terbentuk

Pertumpukan fibrinoid

Arterioloitis

Fagosit berkumpul di bawah intima dr pembuluh darah

Robekan pada sinus-sinus vena

Non kardio-reno-vaskuler

Supply darah ke endometrium dan plasenta terhambat

Proses degenerai penuaan

perdarahan

Desidua neksrosi

Hipoksia berat

Kekurangan cairan

3. Patofisiologi

Page 4: Abrupsio Plasenta

4. Manifestasi klinik

Tanda gejala dari abrupsio plasenta ada empat, yaitu:

Perdarahan per vaginam atau perdarahan yang tersembunyi di belakang plasenta.

Uterus menjadi lunak dan lembek.

Aktivitas uterus berlebihan tanpa relaksasi di antara keduanya.

Nyeri abdomen

Gambaran klinik solusio plasenta tergantung dari seberapa bagian yang terlepas.

1. Solusio plasenta ringan

a) Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya.

b) Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan.

c) Keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan.

d) Persalinan berjalan dengan lancar pervaginam.

2. Solusio plasenta sedang

a) Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ , tetapi belum mencapai 2/3 bagian

b) Dapat menimbulkan gejala klinik:

Perdarahan dengan rasa sakit

Perut terasa tegang

Gerak janin berkurang

Palpasi bagian janin sulit diraba

Auskultasi denyut jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan

dan sedang

Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol

Dapat terjadi gangguan pembekuan darah

3. Solusio plasenta berat

Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian

Terjadi perdarahan disertai rasa nyeri

Penyulit pada ibu:

Terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan

pernapasan meningkat

Dapat terjadi gangguan pembekuan darah

Page 5: Abrupsio Plasenta

Pada pemeriksaan ditemukan turunnya tekanan darah

sampai syok, tidak sesuai dengan perdarahan dan penderita

tampak anemis

Pemeriksaan abdomen tegang, bagian janin sulit diraba;

dinding perut terasa sakit; dan janin telah meninggal dalam

rahim

Pemeriksaan dalam ketuban menonjol dan tegang

Solusio plasenta berat dengan Couvelarie uterus terjadi

gangguan kontraksi dan atonia uteri

Dua tipe utama dari kasus abrupsio plasenta adalah sebagai berikut:

a. Abrupsio plasenta dengan perdarahanyang tertutup, yang berarti perdarahan

terjadi di belakang plasenta, tetapi memilki batas tegas karena posisi hematoma.

b. Abrupsio plasenta dengan perdarahan terbuka, yaitu perdarahan yang terlihat

keitaka pemisahan atau pemotongan membran juga lapisan endometrium dan

darah mengalir keluar melalui vagina. Perdarahan yang terlihat tak selalu sama

jumlahnya dengan darah yang hilang. Tanda-tanda shock (takikardi, hipertensi,

pucat, demam, dan berkeringat) mungkin akan timbul ketika sedikit atau tidak

ada perdarahan yang muncul.

Nyeri abdomen juga dihubungkan dengan jenis pemisahan plasenta. Sifat

nyerinya bisa jadi tiba-tiba dan hebat ketika perdarah muncul ke miometrium

atau intermitten serta sulit untuk membedakan dengan rasa sakit karena

kontraksi. Uterus mungkin menjadi sangat keras sehingga janinulit untuk

dipalpasi. Tes ultrasound akan membantu untuk menyingkirkan kemungkinan

plasenta previa sebagai penyebab perdarahan, tetapi ini tidak dapat digunakan

sebagai diagnosis abrupsio plasenta, karena pemisahan plasenta serta

perdarahan mungkin tidak jelas di USG.

5. Pemeriksaan diagnostic

Ultrasonografi: dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.

6. Penatalaksanaan

Beberapa wanita hamil yang menunjukkan tanda-tanda abrupsio palsenta harus

dirawat di rumah sakit dan dievaluasi pada waktu tertentu. Evaluasi wajib dilakukan

untuk mengetahui keadaan kardiovaskular ibu hamil dan kondisi janin. Jika kondisi

Page 6: Abrupsio Plasenta

sudah sedikit membaik, janin belum matur, dan tidak menunjukkan tanda distress,

maka dianjurkan untuk melakukan tindakan konservatif. Hal ini termasuk bed rest,

dan mungkin termasuk pemberian mukolitik untuk menurunkan aktivitas uterus.

Kelahiran janin dengan segera penting dilakukan bila tanda kehidupan janin atau ibu

hamil menunjukkan adanya tanda perdarahan terlalu banyak, bai perdarahan yang

terlihat atau yang tersembunyi. Penanganan yang intensif terhadap ibu dan janin

merupakan hal penting, karena penurunan kondisi yang cepat adri iu dan janin dapat

terjadi. Jumlah darah yang digunakan untuk penggantian harus sesuai dengan

kebutuhan.

Wanita dengan pengalaman trauma abdomen akan meningkatkan resiko abrupsio

plasenta, maka harus dipantau 24 jam setelah trauma.

Penanganan solusio plasenta berdasarkan tingkatannya:

1. Solusio plasenta ringan

Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak.

Keadaan janin masih baik dapat dilakukan penanganan secara konservatif

Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan

janin yang masih baik dilakukan seksio sesarea.

Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur

dilakukan rawat inap.

2. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat

Penanganan dilakukan di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa

penderita. Tatalaksananya adalah:

Pemasangan infus dan transfusi darah.

Memecahkan ketuban.

Induksi persalinan atau dilakukan seksio sesarea.

Oleh karena itu, penanganan solusio plasenta ringan dan berat harus dilkakukan

dirumah sakit dengan fasilitas yang mencukupi.

7. Komplikasi

Komplikasi solusio plasenta dikemukakan sebagai berikut:

1. Komplikasi ibu

a. Perdarahan dapat menimbulkan:

Variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok

Page 7: Abrupsio Plasenta

Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita anemis

sampai syok

Keasadaran bervariasi dari baik sampai koma

b. Gangguan pembekuan darah

Masuksnya tromboplastin ke dalam sirkulasi darah menyebabkan

pembekuan darah intravaskular dan disertai hemolisis

Terjadi penurunan finrinogen sehingga hipofibrinogen dapat

mengganggu pembekuan darah.

c. Oliguria

Terjadi nya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan

produksi urin makin berkurang ataupun gagal ginjal.

d. Perdarahan postpartum

Pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah

ke otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan

perdarahan karena atonia uteri.

Kegagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahan.

e. Ruptur uterus

2. Komplikasi pada bayi

Perdarahan yang tertimbun pada plasenta mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke

arah janin sehingga dapat menimbulkan afiksia ringan sampai berat dan

kematian dalam rahim. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam

rahim tergantung pada seberapa bagian plasenta telah lepas dari implantasi di

fundis uteri.

8. Asuhan keperawatan

Pengkajian

Anamnesis

Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien

dapat menunjukkan tempat yang dirasa paling sakit

Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan

sekonyong-konyong (non-recurrent) terdiri dari darah segar

dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman.

Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan

akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).

Page 8: Abrupsio Plasenta

Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata

berkunang-kunang. Ibu terlihat anemis yang tidak sesuai

dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.

Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal

yang lain.

Inspeksi

Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.

Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.

Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

Palpasi

Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya

kehamilan.

Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus

in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.

Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus)

tegang.

Auskultasi Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung

terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan

akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari satu per tiga

bagian.

Pemeriksaan dalam

Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.

Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol

dan tegang, baik sewaktu his maupun di luar his.

Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya,

plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba pada

pemeriksaan, disebut prolapsus placenta, ini sering

meragukan dengan plasenta previa.

Pemeriksaan umum

Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya

menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien

jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat, kecil dan filiformis.

Page 9: Abrupsio Plasenta

Pemeriksaan laboratorium

Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan

silinder dan leukosit.

Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match

test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan

pembekuan darah hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT

(Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatif fibrinogen

(fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg

%).

Pemeriksaan plasenta.

Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis

dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat

koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang

plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.

Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)

Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :

Terlihat daerah terlepasnya plasenta

Janin dan kandung kemih ibu

Darah

Tepian plasenta

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah

berlebih.

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan yang berlebih.

Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan berlebih.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemik.

Resiko infeksi berhubungan dengan perdarahan.

Intervensi keperawatan:

a. Diagnosis 1 : penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan

berlebih.

Page 10: Abrupsio Plasenta

Tujuan : penurunan cardiac otput tidak terjadi.

Kriteria hasil : volume darah intravascular dna cardiac output dapat

diperbaiki sampai nadi, TD, nilai hemodinamik, serta hasil laboraturium

menunjukkan tanda normal.

Internesi & rasional:

1) Pantau dan catat TTV, CVP, serta jumlah perdarahan.

pengkajian yang akurat meneganai status hemodinamik merupakan

dasar untuk merencanakan intervensi.

2) Kolaborasi pemberian cairan IV dan transfuse darah sesuai kebutuhan.

memperbaiki volume darah harus segera dilakukan untuk menghindari

komplikasi.

3)

b. Diagnosis 2 : ansietas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

mengenai efek perdarahan dan manajemennya.

Tujuan : ansietas dapat berkurang.

Kriteria hasil :

Intervensi & rasional

1) Lakukan pendekatan kepada pasien serta ajak pasien untuk menceritakan

masalahnya.

kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat

terapi yang potensial untuk mempersiapkan pasien guna menanggulangi

situasi yang tidak diharapakan.

2) Minta keluarga untuk mendukung pasien.

Pasien mungkin membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya.

Page 11: Abrupsio Plasenta