23
INFEKSI NEONATORUM A. ASFIKSIA NEONATORUM Adalah keadaan dimana bayi tak dapat segera bernapas spontan dan teratur setelah lahir akibat hipoksia ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI Akibat hipoksia janin mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan transport O 2 dari ibu ke janin Hipoksia disebabkan oleh : a. Gangguan menahun dalam kehamilan gizi ibu buruk, anemia, hipertensi, penyakit jantung b. Gangguan mendadak misalnya dalam persalinan mengakibatkan anoksia dan hipoksia asfiksia factor- factor pihak janin : gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat, depresi pernapasan karena obat-obatan anastesi, perdarahan intracranial, kelainan bawaan (hernia, atresia saluran napas, hipoplasia paru)

Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

INFEKSI NEONATORUM

A. ASFIKSIA NEONATORUM

Adalah keadaan dimana bayi tak dapat segera bernapas spontan dan teratur setelah lahir

akibat hipoksia

ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Akibat hipoksia janin mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan transport O2 dari ibu

ke janin

Hipoksia disebabkan oleh :

a. Gangguan menahun dalam kehamilan

gizi ibu buruk, anemia, hipertensi, penyakit jantung

b. Gangguan mendadak

misalnya dalam persalinan mengakibatkan anoksia dan hipoksia asfiksia

factor- factor pihak janin : gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali

pusat, depresi pernapasan karena obat-obatan anastesi, perdarahan intracranial,

kelainan bawaan (hernia, atresia saluran napas, hipoplasia paru)

factor pihak ibu : gangguan his (hipotoni dan tetani), hipotensi mendadak pada ibu

karena perdarahan (plasenta previa, hipertensi pada eklapmsia), gangguan pada

plasenta (solusio plasenta)

Page 2: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

GANGGUAN HOMEOSTASIS

Berhubungan dengan berat dan lamanya anoksia dan hipoksia yang diderita

Pada awalnya hanya mengakibatkan asidosis respiratorik

Bila berlanjut akan terjadi metabolism anaaerobik glikolisis glikogen tubuh sumber

glikogen di hati dan jantung << dihasilkan asam-asam organic asidosis metabolic

akibatnya :

- kerja jantung terganggu akibat dipakainya simpanan glikogen dalam jaringan jantung - -

asidosis metabolic yang mengganggu fungsi sel-sel jantung

- gangguan peredaran darah ke paru-paru karena tetap tingginya pulmonary vascular

resistence

DIAGNOSIS

Terdapat tanda – tanda :

denyut jantung janin <100x/menit di luar his (normal : 120-160x/menit)

adanya mekonium dalam air ketuban

pH darah <7,2

RESUSITASI BAYI

Prinsip :

Menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan tetap bebasnya jalan napas

Memberi bantuan pernapasan secara aktif pada bayi dengan usaha pernapasan buatan

Memperbaiki asidosis yang terjadi

Page 3: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Menjaga agar peredaran darah tetap baik

TINDAKAN UMUM :

(tanpa memandang nilai APGAR)

pemanasan yang baik (memakai sinar lampu, mengeringkan tubuh bayi)

diletakkan dengan kepala lebih rendah

penghisapan saluran pernapasan

member rangsang nyeri dengan memukul lembut kedua telapak kaki, menekan tendon

Achilles

diberi suntikan vitamin K

TINDAKAN KHUSUS :

Dikerjakan setelah tindakan umum dikerjakan tanpa hasil

a) asfiksi berat (skor: 0-3)

memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan

berulang-ulang melalui intubasi endotrakeal

karena selalu disertai asidosis diberi natrium bikarbonat 7,5% 2-4 ml/kgBB, glukosa

40% 1-2 ml/kgBB

bila memburuk : pemberian obat-obatan (1/10.000 adrenalin 0,5-1 cc untuk

meningkatkan frekuensi jantung, kalsium glukonat 50-100 mg/kgBB IV sebagai obat

inotropik)

Pijat jantung : 80-100x/menit dengan rumus 5 pijat 1 nafas bantuan

bila ada tanda renjatan : pemberian plasma, darah, volume expander

Page 4: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

b) asfiksi ringan – sedang (skor 4-6)

pernapasan buatan secara frog breathing pipa dimasukkan ke hidung dengan bayi

diletakkan dengan kepala dalam dorsofleksi, mulut dibuka-ditutup disertai menggerakkan

dagu atas-bawah dengan frekuensi 20x/menit

bila tak berhasil dianggap asfiksi berat

TINDAKAN LAIN

Penghisapan cairan lambung untuk menghindari regurgutasi dan agitasi

PERUBAHAN UMUM YANG TERJADI PADA ASFIKSIA,

Menurunnya PO2 arterial

Meningkatnya PCO2

Menurunnya pH darah

Terpakainya glikogen tubuh oleh metabolism anaerobic

Perubahan fungsi system kardiovaskular

SURFAKTAN

Surfaktan (pada paru-paru) adalah kompleks lipoprotein yang disintesis dan disekresikan oleh

sel-sel epitel alveolar tipe II dan sel clara yang terdapat pada saluran pernapasan.

Surfaktan disekresikan ke lapisan cairan tipis yang membatasi epitel paru.

Pada ruang ekstraselular, surfaktan memiliki 2 fungsi :

Page 5: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

1. Mengurangi tegangan permukaan cairan alveoli alveoli membuka dengan mudah

selama aspirasi respirasi berjalan normal.

Fungsi ini membutuhkan paduan tepat antara lemak surfaktan dan protein hidrofobik,

protein surfaktan B (SP-B) dan SP-C

2. Surfaktan memainkan peranan penting dalam pertahanan terhadap infeksi dan

peradangan.

Dua dari beberapa protein surfaktan, SP-A dan SP-D adalah bagian dari protein

kolektin.

Protein kolektin termasuk derivate hati (serum mannose yang berikatan dengan

lektin).

SP-A dan SP-D secara langsung adalah antimikroba yang membunuh bakteri saat

sel-sel efektor imun belum terbentuk.

SP-A and SP-D adalah protein oligomerik yang disintesis oleh sel-sel epitel alveolar

tipe II dan cairan yang menutupi epitel paru

Asfiksia dapat disebabkan karena belum terbentuknya surfaktan pada neonates dengan

sempurna.

Ketidaksempurnaan ini dikarenakan surfaktan belum mulai disekresi saat akhir bulan 1

sampai 3 masa gestasi sehingga pada beberapa premature dan bayi aterm yang

dilahirkan dalam kondisi ini tidak mampu menyekresi surfaktan kolaps dan edema

paru

Hal-hal tersebut dapat meningkatkan gejala asfiksia

Page 6: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

B. MENINGITIS

biasanya didahului oleh sepsis, karenanya pada setiap persangkaan sepsis harus dilakukan

pungsi lumbal untuk menilai likuor serebrospinalis.

Jika pada pemeriksaan likuor ditemukan jumlah sel >20/mm3, maka hal ini mmbantu

diagnosis meningitis (normal: ≤20 mm3).

Meningitis pada neonatus umumnya bersifat purulenta.

Etiologi terutama ialah Escherichia choli, pneumokokus, stafilokokus, Streptococcus

haemoliticus dan Salmonelosis.

Gejala: mula-mula terdapat gejala seperti sepsis, kemudian dapat disertai kejang fontanel

menonjol, kuduk kaku (jarang ditemukan), dan opistotonus.

Diagnosis: anamnesis kehamilan dan partus dengan kemungkinan terjadinya infeksi

antenatal, intranatal, atau postnatal; tanda-tanda klinik; pungsi lumbal; dan pemeriksaan

likuor serebrospinalis.

Komplikasi: vebtrikulitis, subdural effusion, hidrosefalus, dan gejala sisa neurologik.

C. SEPSIS

Sering didahului oleh keaadan hamil dan persalinan sebelumnya seperti:

Ibu telah menderita penyakit infeksi

Ketuban pecah dini

Persalinan lama atau terlantar

Persalinan dengan tindakan operasi vaginal

Sepsis ini bisa terjadi dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal. Tindakan yang dianjurkan

adalah

Page 7: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Antibiotika spectrum luas yang diberikan sambil menunggu hasil pembiakan dan uji

kepekaan darah, yaitu ampisilin dosis 100 mg per kg berat badan atau kombinasi dengan

kanamisin 15 mg per kg BB atau gentamisin 2 mg per kg BB.

Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin

Pembiakan darah dan uji kepekaan

Pungsi lumbal, biakan liquor dan uji resistensi

Biakan tinja dan air kemih

Page 8: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

Definisi:

Bayi berat lahir rendah ( BBLR) adalah: bayi yang baru lahir dengan berat badan kurang dari

2500 gram.

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby menjadi low birth weight

baby ( Bayi Dengan Berat Lahir Rendah = BBLR).

Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur (Sesuai Masa Kehamilan = SMK ),

matur normal, KMK ( Kecil Untuk Masa Kehamilan ) atau besar untuk masa kehamilan

( BMK) dapat dipakai tabel growth charts of weight against gestation.

Pada tabel ini berat bayi matur normal dan bayi prematur ( SMK) terletak di antara 10th

percentile dan 90 th percentile.

Pada bayi KMK beratnya di bawah 10th percentile . bila berat bayi di atas 90th percentile ia

disebut heavy for date atau BMK.

Ciri-ciri dan masalah kedua bentuk BBLR ( SMK dan KMK) ini berbeda-beda.

Oleh karena itu perlu diketahui :

o umur kehamilan dengan mengetahui hari pertama haid terakhir,

o bunyi jantung pertama yang dapat didengar ( kehamilan 18-22 minggu ),

o fetal quikening ( kehamilan 16-18 minggu),

o tinggi fundus, dan

o fetal untrasound: diameter biparietal atau bila diduga KMK ratio lingkaran kepala

terhadap lingkaran perut harus dinilai. Secara klinik umur kehamilan dapat diketahui

dengan mengukur berat lahir, panjang badan, lingkaran kepala ( ocipito-frontal

circumference ) atau dengan cara Ballard dkk yang menggunakan kriteria neurologik dan

kriteria fisik ek

Page 9: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Bayi prematur ( SMK)

Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan, makin tinggi morbiditas dan

mortalitasnya. Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematik pada derajat

prematuritas maka Usher menggolongkan bayi tersebut dalam tiga kelompok:

1. Bayi yang sangat prematur (extremely prematur): 24-30 minggu

Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang

belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin

dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif ( perawat yang sangat terlatih dan

menggunakan alat-alat yang canggih ) agar dicapai hasil yang optimum.

2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately prematur): 31-36 minggu

Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan

gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan

terhadap bayi ini betul-betul intensif.

3. Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu

Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur

dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi seiring timbul problematik seperti yang dialami

bayi prematur, misalnya sindroma gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia, daya isap yag

lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.

Faktor yang merupakan predisposisi terjadinya kelahiran pertama

1. faktor ibu:

Penyakit : penyakit yan berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya; perdarahan

antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, nefritis akut

Usia ibu; angka kejadian prematuritas ialah pada usia kurang dari 20 tahun, dan

multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara

26-35 tahun

Page 10: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Keadaan sosial ekonomi: keadaan ini sangat berperanan terhdap timbulnya prematuritas.

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan

oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan ANC yang kurang. Demikian pula

kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah. Ternyata

lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.

Sebab lain: ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik

2. faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidraamnion, ketuban pecah dini

3. keadaan sosial ekonomi yang rendah

4. kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan dan merokok

5. tidak diketahui

Problematika Bayi Prematur

Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik mapun

fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut:

1. suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang

disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya:

jaringan lemak di bawah kulit;

permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang

tidak aktif

produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup

serta

pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya

2. gangguan pernafasan yang sering meninbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini

disebabkan oleh

kekurangan surfaktan (rasio lesitin/ sfingomielin kurang dari 2)

pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna

otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung (pliable

thorax)

3. gangguan alat pencernaan dan problematika nutrisi

Page 11: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

distensi abdomen akibat dari motilitas usus brkurang

volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah

daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa dan vitamin yang larut dalam

lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang

kerja dari sfingter kardio-oesofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya

regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi

4. immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K

5. ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang tinggi,

kemampuan clearance yan rendah, tidak sanggup menguragi kelebihan air tubuh dan

elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik

6. perdarahan mudah terjadi karena:

pembuluh darah yang rapuh (fragile)

kekurangan faktor pembekuan seperti protrombin, faktor VII dan faktor Christmas

7. gangguan imunologik

daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma

glubolin

bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reksi

terhadap peradangan masih belum baik

perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan karena bayi sering menderita apnea,

asfiksia berat dan sindrom gangguan pernafasn. Akibatnya bayi menjadi hipoksia,

hipertensi dan hiperkapnia. Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke otak bertambah.

Penambahan lairan darah ke otak akan semakin bertambah karena tidak adanya

otoregulasi serebral pada bayi prematur sehingga mudah terjadi perdarahan dari

pembuluh darah kapiler yang rapuh dan isekemia di lapisan germinal yang terletak di

dasar ventrikel lateral.

retrolental fibroplasia

Gambaran Klinik

tampak luar dan tingkah laku bayi prematur tergantung dari tuanya umur kehamilan. makin

muda umur kehamilan makin jelas randa imaturitas.

Page 12: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

karakteristik untuk bayi prematur adalah berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500

gram, panjang badan kurang atau samadari dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm,

lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

lemak subkutan kurang

sering tampak peristatltik usus

otot-otot masih hpotonik

reflek tonik-leher lemah dan refleks Moro positif

daya isap lemah terutama hari-hari pertama

bila tanda-tanda lapar ( menangis, gelisah dan mengerek-gerakkan tangannya) tidak ada

dalam waktu 96 jam, maka harus dicurigai akan adanya perdarahan intraventrikuler atau

infeksi

edema biasanya sudah terlihat segera setelah lahir dan main bertambah dan makib nertambah

jelas dalam 24-48 jam berikutnya.

frekuensi nadi berkisar antara 100-140 X/menit, pada hari pertama frekuensi pernafasan 40-

50 x/menit. dan pada hari-hari berikutnya 35-45 x/menit

Penatalaksanaan

pengaturan suhu

untuk mencegah hipotermi, perlu diusaahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan

dalam keadaan istirahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap

normal.

bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg

yaitu 34°C, agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37°C. kelembapan inkubator

sekitar 50-60%.

suhu inkubator dapat diturunkan 1°C pada bayi dengan berat 2 kg dan secar berangsur-angsur

ia dapat diletakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27°C-29°C

bila inkubator tidak ada, naka dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan

botol-botol hangat di dekatnnya atau dengan lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi.

Makanan bayi prematur

Page 13: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Alat pencernaan bayi prematur belum sempurna:

lambung kecil

enzim pencernaan belum matang

Sedangkan kebutuhan protein 3-5 gram/ KgBB dan kalori 110 kal/KgBB sehingga

pertumbuhannya dapat meningkat.

Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan

lambung. Refleks menghisap masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi

sedikit tetapi ferkuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga

ASI-lah yang paling dahulu diberikan. Jika faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas

dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung.

Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/KgBB/ hari dan teru dinaikkan sampai mencapai

sekitar 200 cc/KgBB/ hari.

Menghindari infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang masih lemah,

kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu,

upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan

prematuritas atau BBLR. Dengan demikian perawatan dan pengawasa nbayi prematuritas secara

khusus dan terisolasi dengan baik.

Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterina serta menemukan gangguan

pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi.

2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau laboratorium kalau

hipoglikemia perlu diatasi

3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya

Page 14: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK

5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium

6. Sebaiknya tiap jam dihitung ferkuensi pernafasan dan bila frekuensi lebih dari 60 X/ menit

dibuat fotothorax

Pemeriksaan diagnostik

Jumlah sel darah putih: 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23000-24000/ mm3, hari

pertama setelah lahir (menurun jika ada sepsis)

Hematokrit : 43%-61% ( peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia,

penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragik prenatal atau perinatal)

Hemoglobin : 15-20 gram/ dL ( kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau

hemolisis berlebihan )

Bilirubin total: 6 mg/ dL pada hari pertma kehidupan, 8 mg/dL 1-2 hari, 12 mg/dL pda 3-5

hari

Destrosix: tetes gluksoa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50

mg/ dL meningkat sampai 60-70 mg/ dL pada hari ke-3.

Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl) : biasanya dalam batasnormal awalnya.

Pemeriksaan analisa gas darah

Gambaran klinis

Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaan yang lemah

1. Fisik

Bayi kecil

Page 15: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Pergerakan kurang dan masih lemah

Kepala lebih besar daripada badan

BB < 2500 gram

2. Kulit dan kelamin

Kulit tipis dan trasnparan

Lanugo banyak

Rambur halus dan tipis

Genitalia belum sempurna

3. Sistem saraf

Refleks morow

Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna

4. Sistem muskuloskeletal

Axifikasi tengkorak sedikit

Ubun-ubun dan sutura lebar

Tulang rawan elastis kurang

Otot-otot masih hipotonik

Tungkai abduksi

Sendi lutut dan kaki fleksi

Kepala menghadap satu jurusan

5. Sistem pernafasan

Page 16: Abnormal Pada Neonatus (Anshoril Arifin-h1a009025)

Pernasan belum teratur, sering apnea

Frekuensi nafas bervariasi

Komplikasi

Kerusakan bernafas: fungsi organ belum sempurna

Pnemunonia, aspirasi: reflek menelan dan batuk belum sempurna

Perdarahan intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan anoksia

menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah

sistemik