26
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 48 PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MOTIVASI MEMBELI BAGI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DI KOTA MALANG Oleh: Rifki Hanif *) Abstraksi Di Indonesia, terdapat tiga pelaku ekonomi yang umum disebut bangun usaha milik Negara (BUMN), Koperasi, dan usaha swasta. Sejalan dengan kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, khususnya pasal 33 UUD 1945, koperasi merupakan suatu bentuk bidang usaha yang paling sesuai dengan ciri-ciri dan kondisi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas perekonomiannya. Dengan demikian tidak berlebihan jika koperasi perlu mendapatkan perhatian dan dorongan kita bersama agar mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya, Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota, dan Kinerja Koperasi. penelitian ini populasi targetnya adalah anggota aktif KPRI-Perguruan Tinggi di kota Malang sebanyak 4.717 orang yang tersebar pada 3 koperasi Universitas Negeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang). Analisis jalur dilakukan dengan metode regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel X 1 dan X 2 terhadap variabel Y 1 dan regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel X 1 terhadap variabel X 2 . Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas Layanan tidak berpengaruh langsung terhadap Kinerja Koperasi, tapi melalui Motivasi Membeli Bagi Anggota. Kata Kunci: Kualitas Layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota, Kinerja Koperasi *) Dosen Manajemen STIE ASIA Malang

82224166 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Motivasi Membeli Bagi Anggota Dan Kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia Di Kota Malang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal JIBEKA ASIA

Citation preview

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 48

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MOTIVASI MEMBELI BAGIANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DI

KOTA MALANG

Oleh:

Rifki Hanif *)

Abstraksi

Di Indonesia, terdapat tiga pelaku ekonomi yang umum disebut bangun usaha milikNegara (BUMN), Koperasi, dan usaha swasta. Sejalan dengan kemurnian pelaksanaanPancasila dan UUD 1945, khususnya pasal 33 UUD 1945, koperasi merupakan suatu bentukbidang usaha yang paling sesuai dengan ciri-ciri dan kondisi masyarakat Indonesia dalammenjalankan aktivitas perekonomiannya. Dengan demikian tidak berlebihan jika koperasiperlu mendapatkan perhatian dan dorongan kita bersama agar mampu memberikan kontribusiyang lebih signifikan bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota padakhususnya,

Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota,dan Kinerja Koperasi. penelitian ini populasi targetnya adalah anggota aktif KPRI-PerguruanTinggi di kota Malang sebanyak 4.717 orang yang tersebar pada 3 koperasi UniversitasNegeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Malang, danUniversitas Islam Negeri Malang).

Analisis jalur dilakukan dengan metode regresi berganda untuk melihat pengaruhvariabel X1 dan X2 terhadap variabel Y1 dan regresi sederhana untuk melihat pengaruhvariabel X1 terhadap variabel X2.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas Layanan tidak berpengaruh langsungterhadap Kinerja Koperasi, tapi melalui Motivasi Membeli Bagi Anggota.

Kata Kunci: Kualitas Layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota, Kinerja Koperasi

*) Dosen Manajemen STIE ASIA Malang

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 49

Latar Belakang

Di Indonesia, terdapat tiga pelaku ekonomi yang umum disebut bangun usaha milik

Negara (BUMN), Koperasi, dan usaha swasta. Sejalan dengan kemurnian pelaksanaan

Pancasila dan UUD 1945, khususnya pasal 33 UUD 1945, koperasi merupakan suatu bentuk

bidang usaha yang paling sesuai dengan ciri-ciri dan kondisi masyarakat Indonesia dalam

menjalankan aktivitas perekonomiannya. Dengan demikian tidak berlebihan jika koperasi

perlu mendapatkan perhatian dan dorongan kita bersama agar mampu memberikan kontribusi

yang lebih signifikan bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada

khususnya,

Saat ini, reputasi koperasi tidak lagi setara dengan pelaku ekonomi yang lain (BUMN

dan Swasta). Selain itu, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Hidayati (2006),

diketahui bahwa masih banyak koperasi, khususnya koperasi konsumsi yang belum mampu

memberdayakan anggotanya secara maksimal.

Oleh karena itu upaya untuk selalu meningkatkan kinerja pelayanannya harus terus

dilakukan. Apabila pelayanannya baik, maka motivasi membeli dari anggota juga meningkat,

yang pada akhirnya kinerja koperasi juga akan meningkat. Sehingga merupakan suatu

kebutuhan bagi pengelola koperasi untuk menerapkan manajemen yang profesional agar

efektivitas peran koperasi bagi anggota-anggotanya dapat terwujud.

Dalam hal ini, peneliti memilih koperasi yang menjadi obyek penelitian adalah Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada koperasi

yang kriterianya lebih banyak memiliki kesamaan atau kemiripan (homogen) dengan harapan

hasil penelitian ini bisa digeneralisir minimal kepada masing-masing KPRI yang menjadi

sasaran penelitian ini.

Alasan lainnya adalah, bahwa KPRI di tiga Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang

tersebut telah mampu memberikan manfaat yang bagi anggota pada khususnya dan

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 50

masyarakat pada umumnya. Ini bisa dilihat dari tingkat SHU yang diberikan tiap tahun relatif

selalu mengalami kenaikan.

Tabel 1. Tingkat SHU yang dibagikan

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan Tinggi

Negeri di Kota Malang?

2. Apakah motivasi membeli anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-

Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang?

3. Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota

KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang?

4. Apakah kualitas layanan berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap

kinerja KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang melalui motivasi membeli

anggota?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, judul penelitian dan rumusan masalah maka dapat

disusun tujuan studi sebagai berikut :

NO NAMA KOPERASI 2005 2006

1 UNIBRAW 293,009,300 468,339,514

3 UM 820,526,200 1,400,853,023

13 UIN (STAIN) 122,494,400 60,669,169

Jumlah 1,236,029,900 1,929,861,706

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 51

1. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan koperasi terhadap kinerja KPRI-Perguruan

Tinggi Negeri di Kota Malang.

2. Mengidentifikasi pengaruh motivasi membeli bagi anggota terhadap kinerja KPRI-

Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang.

3. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan koperasi terhadap motivasi membeli anggota

KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang.

4. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan secara tidak langsung terhadap kinerja KPRI-

Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang melalui motivasi membeli anggota.

TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Layanan

Pengertian Kualitas Layanan memiliki pengertian yang beragam, karenanya tidak ada

pengertian atau definisi yang diterima secara universal. Namun demikian menurut Goetsh &

Davis dalam Tjiptono (2002:51) dijelaskan bahwa pengertian kualitas merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan.

Terdapat beberapa model pengelompokan dimensi kualitas. Antara lain yang

dikemukakan oleh Garvin dalam Mowen & Minor (2002) yang secara umum kualitas dapat

dikelompokkan ke dalam delapan dimensi yaitu :

1. Kinerja produk inti /karakteristik utama.

2. Keistimewaan tambahan/features, karakteristik tambahan.

3. Reliability/kehandalan produk.

4. Conformance/kesesuaian dengan spesifikasi.

5. Durability/daya tahan.

6. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,

penanganan keluhan yang memuaskan.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 52

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan/perceived quality, yaitu citra dan reputasi serta tanggung

jawab perusahaan terhadapnya.

Sementara Parasuraman et al, (1985) dari berbagai hasil penelitiannya mengelompokkan

kualitas menjadi lima dimensi yaitu :

1. Tangibles/tampilan fisik yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan

sarana komunikasi.

2. Reliability/kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan segera dan memuaskan.

3. Responsiveness/daya tanggap yaitu keinginan para staff untuk membantu pelanggan

dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance/jaminan, mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

5. Empaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

mamahami kebutuhan para pelanggan.

Pengelompokan dimensi kualitas menurut Zeithmal lebih menekankan pada

industri/perusahaan jasa, sedangkan Garvin lebih menekankan pada perusahaan manufaktur.

Namun demikian Garvin dalam Mowen & Minor (2002) telah melakukan penelitian pada

tahun 1998 terhadap toko retail, dan dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

pengelompokan kualitas dibagi ke dalam tujuh dimensi yaitu :

1. Kinerja, yang merupakan tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci

yang diidentifikasi pelanggan. Misalnya, jumlah atribut yang ditawarkan, kemampuan

pegawai untuk menangani masalah dengan baik, kualitas informasi yang diberikan

kepada pelanggan.

2. Interaksi pegawai, yaitu mengenai keramahan, sikap hormat, dan empaty yang

ditunjukkan oleh para staff pemberi jasa/barang perusahaan.

3. Reliabilitas, merupakan konsistensi kinerja barang, jasa atau toko.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 53

4. Daya tahan, merupakan rentang kehidupan produk/toko dan kekuatan secara umum.

Misalnya mendapatkan penghargaan secara terus menerus.

5. Ketepatan waktu dan kenyamanan, yaitu seberapa cepat produk diserahkan /

diperbaiki, kenyamanan pembelian dan proses jasa termasuk penerimaan kartu kredit,

jam kerja toko dan tempat parkir.

6. Estetika, merupakan penampilan fisik barang/toko. Misalnya suasana toko,

penampilan fisik pegawai yang menarik.

7. Kesadaran akan merk, merupakan dampak positif/negatif tambahan atas kualitas yang

tampak dari evaluasi konsumen yang mengenal merek/toko tersebut. Misalnya sejauh

mana tinggi rendah kualitas suatu merek/toko sebagai hasil kepercayaan konsumen.

Motivasi Pembelian

Motivasi dalam terjemahan bebasnya adalah kekuatan penggerak individu yang

memaksanya untuk bertindak (Schieffman & Kanuk, 1994:94). Dijelaskan pula oleh Sheth &

Mittal (2004:234) bahwasanya penelitian tentang motivasi konsumen adalah penting, karena

bermanfaat untuk mengetahui alasan-alasan apa yang memotivasi seseorang membeli atau

tidak membeli produk, jasa atau merek tertentu. Teori tentang motivasi menurut Maslow

berkaitan erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dijelaskan bahwa seseorang akan

meningkatkan kebutuhannya ke tingkat yang lebih tinggi apabila kebutuhan yang di

bawahnya terpuaskan. Jika dikaitkan dengan kebutuhan anggota koperasi, maka ada

bermacam motivasi anggota dalam melakukan transaksi dengan koperasi, seperti motif untuk

mendapatkan SHU atau layanan yang lebih baik maupun harga yang murah dibanding

perusahaan swasta.

Kinerja

Kinerja koperasi jika dibanding dengan kinerja perusahaan swasta lebih menunjukkan

kemajuan yang bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif, karena pengaruhnya baik secara

makro maupun mikro masih sangat terbatas, Raharjo dalam Djohan (1997:84). Begitu juga

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 54

peran koperasi sebagai badan usaha masih relatif lemah dibanding perusahaan swasta dan

BUMN, antara lain disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas

sehingga mengakibatkan belum dapat menjalankan fungsi dan peranannya sesuai yang

diharapkan, Prawirokusumo dalam Djohan (1997:84). Dan jika dibandingkan dengan

koperasi-koperasi di negara tetangga, koperasi di Indonesia masih lemah atau rapuh dan tidak

efisien, Soedjono dalam Djohan (1997:84). Seperti telah diketahui bersama bahwa dalam

koperasi, Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan di sini adalah tidak hanya karyawan dan

manajer saja, akan tetapi menyangkut anggota maupun pengurus.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hal ini memberi pengertian bahwa keberhasilan

atau kinerja koperasi sangat bergantung pada SDM-nya yang berarti pula bergantung pada

ketiga komponen tersebut yaitu : anggota, pengurus, dan pengawas. Dari sisi anggota,

disebabkan oleh karena kurangnya pemberdayaan dan partisipasi anggota secara maksimal,

dan dari sisi pengurus karena kurangnya profesionalisme manajemen.

Kualitas layanan harus benar-benar diperhatikan oleh koperasi , karena kualitas layanan

merupakan faktor utama yang membedakan perus dengan lainnya, dan kualitas layanan ini

dinilai lebih tinggi dalam hal tingkat pentingnya bagi koperasi dibanding variabel periklanan,

promosi dan usaha penjualan, serta menduduki ranking ketiga setelah produk dan harga

(Payne, 2000:219).

Kerangka Konseptual

Gambar 3.1. KERANGKA KONSEPTUAL

Indikator dari masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 55

X1 = Kualitas Layanan, dengan indikator-indikator sebagai berikut:

X1.1 = Keterhandalan Pelayanan

X1.2 = Daya Tanggap

X1.3 = Jaminan

X1.4 = Empati

X1.5 = Tampilan Fisik

X2 = Motivasi membeli, dengan indikator-indikator sebagai berikut:

X2.1 = Motif Ekonomi

X2.2 = Harapan

X2.3 = Insentif

Y1 = Kinerja, dengan indikator-indikator sebagai berikut:

Y1.1 = Penjualan

Y1.2 = Rasio Penjualan : Modal

Y1.3 = SHU

Y1.4 = Jumlah anggota

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, kerangka proses

berfikir dan kerangka konseptual dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan

Tinggi Negeri di kota Malang.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 56

2. Motivasi membeli anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan

Tinggi Negeri di kota Malang.

3. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota

KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang.

4. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap

kinerja KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang melalui motivasi membeli

anggota.

Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Kualitas layanan (X1)

Kualitas layanan adalah kondisi dinamis atau relatif bagi masing-masing orang atau

konsumen atas layanan yang diberikan perusahaan yang keberadaannya ada dibenak

konsumen yaitu berdasarkan persepsinya bukan pada realitasnya. Yang disebut sebagai

konsumen dalam penelitian ini adalah anggota koperasi yang menjadi pelanggan KPRI.

X1.1 : Keterhandalan adalah tanggapan responden mengenai kemampuan koperasi

memberikan pelayanan secara akurat (tepat sasaran, contohnya: jika pelanggan

butuh shampo anti ketombe, maka pihak pegawai KPRI akan menawarkan shampo

Clear, Zinc, dan lain-lain), sesuai dengan yang dijanjikan kepada anggota (jika

pihak KPRI menjanjikan adanya layanan antar barang maka mereka akan berusaha

untuk memenuhinya) dan yang memuaskan anggotanya.

X1.2 : Daya tanggap adalah tanggapan responden terhadap daya tanggap karyawan dalam

memberikan perhatian pada anggota saat belanja, memberi bantuan yang

diperlukan, serta kebersediaan dalam menanggapi keluhan.

X1.3 : Jaminan adalah tanggapan responden atas pelayanan karyawan yang selalu ramah,

sopan, dapat dipercaya (tidak membohongi pelanggan), serta memberi rasa aman

kepada anggota yang belanja.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 57

X1.4 : Empati adalah tanggapan responden atas pelayanan karyawan yang selalu

berkomunikasi dengan baik, memahami kebutuhan anggota secara baik, serta

memberikan perhatian secara pribadi.

X1.5 : Tampilan fisik adalah tanggapan responden atas pelayanan koperasi yang terkait

dengan fasilitas gedung yang memadai, kenyamanan dalam berbelanja, penampilan

karyawan, serta kebersihan ruangan yang terjaga.

2) Motivasi membeli (X2)

Motivasi membeli adalah dorongan yang kuat dari seseorang untuk melakukan transaksi

atau pembelian berdasarkan alasan dan tujuan tertentu. Adapun definisi operasional dari

masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:

X2.1 : Motif ekonomi adalah tanggapan responden mengenai dorongan membeli di

koperasi karena alasan untuk mendapatkan SHU.

X2.2 : Harapan adalah tanggapan responden mengenai dorongan membeli di koperasi

karena harapan mendapat pelayanan yang lebih baik dibanding toko-toko umum.

X2.3 : Insentif adalah tanggapan responden mengenai dorongan melakukan pembelian

karena untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibanding toko-toko umum.

3) Kinerja koperasi (Y1)

Kinerja adalah outcome dari suatu pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai oleh koperasi

yang berhubungan dengan penjualan, perbandingan penjualan terhadap modal, SHU, dan

jumlah anggota. Dan data sekunder diambil dari data tahun 2006 karena RAT koperasi

yang terakhir dilakukan pada bulan Desember 2006-Januari 2007 dengan masing-masing

indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Y1.1 : Penjualan adalah tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi berdasarkan

penjualan yang dicapai pada tahun 2006.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 58

Y1.2 : Perbandingan penjualan terhadap modal adalah tanggapan responden terhadap

kemajuan koperasi berdasarkan perbandingan penjualan terhadap modal pada tahun

2006.

Y1.3 : SHU adalah tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi yang didasarkan pada

SHU yang dicapai pada tahun 2006.

Y1.4 : Jumlah anggota yaitu tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi berdasarkan

jumlah anggota pada tahun 2006.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study dengan beberapa variabel

yang diidentifikasi antara lain: variable kompetensi individu dan komitmen organisasi

sebagai variabel eksogen, variabel kualitas layanan dan motivasi membeli sebagai variabel

endogen intervening, serta kinerja sebagai variabel endogen dependen.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di tiga KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia)-Perguruan

Tinggi Negeri di kota Malang. Ketiga KPRI itu adalah:

1. KPRI Serba Usaha-Universitas Brawijaya Malang.

2. KPRI Universitas Negeri Malang

3. KPRI Universitas Islam Negeri Malang

Jenis Data Penelitian

1. Data primer. Merupakan data yang diperoleh langsung melalui pengajuan kuesioner

kepada responden berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

2. Data sekunder. Merupakan data yang tersaji dalam bentuk tertulis atau dokumen dimana

data ini berisi informasi-informasi pendukung yang diperlukan dalam penelitian.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 59

Adapun jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer,

diperoleh dari pengajuan kuisioner kepada responden. Sedangkan data sekunder diperoleh

melalui jurnal-jurnal dan penelitian serupa yang dilakukan di dalam negeri, dan sumber-

sumber lainnya.

Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat

diperoleh. Menurut Arikunto (1998), terdapat tiga sumber data dalam suatu penelitian, yaitu :

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui

wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Sumber data ini biasanya disebut

responden. Yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti, baik pertanyaan lisan maupun tertulis.

2. Place, yaitu sumber data yang berupa tempat, dan menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar,

atau simbol lain.

Berdasarkan pada definisi diatas, maka sumber data pada penelitian ini adalah

responden. Responden disini adalah anggota di tiga KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota

Malang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Kuisioner. Menurut Umar

(2004), kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan responden

memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

Populasi dan Sampel Penelitian

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 60

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau individu-individu yang merupakan

sumber infomasi dalam suatu riset. Populasi sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1)

populasi target, merupakan sumber informasi representatif yang diinginkan (2) populasi

contoh merupakan suatu contoh yang benar-benar diambil sebagaimana ditentukan oleh

kerangka contoh atau sampling.

Sebelum memutuskan populasi target, harus diketahui terlebih dahulu karakteristik

individu yang akan dimasukkan pada populasi target.

Adapun karakteristik individu populasi target pada penelitian ini adalah :

1. Semua anggota koperasi yang menjadi pelanggan KPRI yang masih aktif di tiga

Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang, Universitas

Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang). sampai saat dilakukannya

penelitian. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan informasi dan evaluasi yang betul-

betul aktual tentang kualitas layanan dan motivasi membeli dari para anggota KPRI

tersebut.

2. Sedangkan kriteria keaktifannya dapat dilihat dari transaksi yang dilakukan dengan

koperasi (berupa kwitansi ataupun bukti transaksi jual-beli lainnya) maupun dari buku

keanggotaan dan catatan-catatan lain seperti daftar hadir RAT.

Berdasarkan karakteristik populasi di atas, maka pada penelitian ini populasi targetnya

adalah anggota aktif KPRI-Perguruan Tinggi di kota Malang sebanyak 4.717 orang yang

tersebar pada 3 koperasi Universitas Negeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang,

Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang) (Sumber Laporan

Tahunan 2004-PKPRI Kota Malang) untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah:

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 61

DAFTAR JUMLAH ANGGOTA KOPERASI POPULASI DI KOTA MALANG TAHUN 2006

No. Nama Koperasi Instansi Jumlah

Anggota

Jumlah

Sampel

1 Serba Usaha Universitas Brawijaya

Malang

3.053 59

2 Universitas Malang Universitas Negeri Malang 1.758 34

3 STAIN Universitas Islam Negeri

Malang

320 6

J U M L A H 5.131 99

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel, adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Mengingat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh peneliti, maka pada

penelitian ini digunakan penelitian sampel. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari

populasi anggota aktif KPRI-Perguruan Tinggi di kota Malang.

Dalam menentukan ukuran sampel, Slovin dalam Sanusi (2003:84) memasukan unsur

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir.

Nilai toleransi ini dinyatakan dalam presentase mulai dari 1 persen sampai dengan 10 persen.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

n = 21 NN

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 62

α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)

Dengan menggunakan rumus yang sama dan jumlah populasi dalam penelitian berjumlah

5131 anggota, maka akan didapat jumlah sampel 98,088 yang jika dibulatkan menjadi 99

orang pada α = 10 %. Dengan komposisi sebagai berikut:

51313053 x 99 = 59 anggota KPRI Serba Usaha-Universitas Brawijaya Malang

51311758 x 99 = 34 anggota KPRI Universitas Negeri Malang

5131320 x 99 = 6 anggota KPRI Universitas Islam Negeri Malang

Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif (Arikunto, 2002). Teknik

penentuan responden yang dipilih dari sampel yang telah ditentukan adalah simpel random

dengan sistim undian.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu didalam penelitian, sehingga dengan adanya

alat tersebut data yang diperlukan dalam penelitian dapat dikumpulkan. Kuesioner dalam

penelitian ini disusun dengan menggunakan skala likert atau metode Likert’s Summafed

Ratings (LSR) dengan 4 skala. Pada skala pengukuran ini responden diminta untuk memberi

respon terhadap setiap pernyataan atau pertanyaan dengan memilih salah satu dari lima

pilihan (Cooper & Emory, 1996:194).

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 63

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment

Pearson dan dianggap valid jika r hitung > r tabel. Konsistensi jawaban responden

ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan (r11), instrumen dikatakan

reliabel apabila nilai r11 mendekati satu.

Nilai rproduct moment tabel untuk N= 100 dan α = 5 % adalah 0,195. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel.

Sementara masing-masing konstruk variabel dapat dikatakan reliabel apabila mempunyai

nilai angka Alpha >0,6. Dari hasil uji menunjukan bahwa semua instrumen penelitian reliabel

dan valid.

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah berguna untuk melihat apakah data terdistribusi dengan normal.

Dalam uji normalitas ini digunakan uji kenormalan Lilliefors sejenis dengan Kolmogorov-

Smirnov. Dalam uji ini dihitung nilai statistik Lilliefors Yang selanjutnya dibandingkan

dengan nilai tabel Lilliefors. Data dikatakan berdistribusi normal jika L hitung < L tabel.

Pengujian Asumsi Klasik

Analisis jalur (Path Analysis) dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda

(Multiple Regression). Dalam menggunakan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian

asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji

heteroskedastisitas terlebih dahulu.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi dimanan terdapat korelasi linier sempurna antara

variabel-variabel di dalam model. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (Varian

Inflation Factor), jika nilai VIF < 4 berarti tidak terjadi multikolinearitas.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 64

Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam suatu model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain.

Jika varians residual anatar satu oengamaan dengan pengamatan lain ternyata berbeda, maka

terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Goldfeld-Quandt

Test. Prosedur pengujian dengan metode ini terlebih dahulu mengurutkan data berdasarkan

salah satu variabel bebasnya kemudian menghilangkan c buah pengamatan yang berada di

tengah (c ditentukan secara apriori). Melakukan regresi pada kelompok data variabel bebas

yang kecil dan besar. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai F yang merupakan rasio dari

mean square residual kelompok keud terhadap mean square residual kelompok pertama dan

dibandingkan dengan F tabel. Jika uji menghasilkan nilai F uji < F tabel, maka model telah

memenuhi asumsi homokedastisitas atau tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Pengujian Hipotesis dengan Analisis Jalur

Analisis jalur dilakukan dengan metode regresi berganda untuk melihat pengaruh

variabel X1-1 - X1-5 dan X2 terhadap variabel Y1 dan regresi sederhana untuk melihat pengaruh

variabel X1-1 - X1-5 terhadap variabel X2.

Pengaruh Reliability (X1-1), Responsiveness (X1-2), Assurance (X1-3), Empathy (X1-4),

Tangible (X1-5) terhadap Motivasi Pembelian Anggota (X2) secara langsung

Hasil analisis regresi yang pertama ini menghasilkan persamaan berikut :

ZX2 = β1X1-1 + β1X1-2 + β1X1-3 + β1X1-4 + β1X1-5 + e2

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 65

Hasil Analisa Pengaruh Variabel X1-1-X1-5 terhadap Variabel X2 secara langsung

variabel BebasStandardized CoefficientsBeta T Sign.

Konstanta -1.120 0.265

Reliability (X1-1) 0.200 2.425 0.017

Responsiveness (X1-2) 0.186 2.233 0.028

Assurance (X1-3) 0.970 0.875 0.384

Empathy (X1-4) 0.114 1.303 0.196

Tangible (X1-5) 0.400 3.741 0.000

Variabel Terikat : Motivasi Pembelian

R Square (R2) : 0.448

E2 : 0.552

Dari tabel 5.5.1 diatas, maka dapat diperoleh model persamaan pertama sebagai berikut :

Zmotivasi membeli = 0,200X1-1 + 0,186X1-2 + 0,400X1-5 + 0,552

Berdasarkan tabel diatas koefisien determinasi (r2) adalah sebesar 0,448 yang berarti

model pengaruh variabel nilai yang dirasakan mampu menjelaskan sebesar 45 %, sedangkan

sisanya 55% adalah dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model

regresi ini.

1. Uji F (overall test)

Variabel X1 (Kualitas Layanan) mempunyai nilai Fhitung = 15,285 dengan signifikansi F

sebesar 0,000 sedangkan nilai Ftabel = 2,021. Jadi Fhitung > Ftabel dapat disimpulkan bahwa

variabel X1 (Kualitas Layanan) berpengaruh simultan secara signifikan terhadap kepercayaan

secara langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1 (Kualitas Layanan)

sebesar 0,670 dan hubungannya positif. Angka sebesar 0,670 ini menunjukkan bahwa

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 66

koefisen beta terstandard yang diperoleh masuk dalam kategori tingkat hubungan yang

sedang. Dari sini dapat disimpulkan jika semakin tinggi kualitas layanan maka akan semakin

tinggi pula motivasi membeli oleh anggota.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan dalam

penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara langsung yang signifikan antara kualitas

layanan terhadap motivasi membeli anggota KPRI di tiga perguruan tinggi negeri di kota

Malang diterima.

1. Uji t (partial test)

Berdasarkan angka signifikan t dapat dilihat pengaruh secara parsial dari masing-masing

dimensi kualitas layanan adalah sebagai berikut:

1. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658

karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)

berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai

koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk

hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat

maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.

2. Variabel X1-2 (Responsiveness) mempunyai nilai t hitung = 2,233 dengan t tabel =

1,658 karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-2

(Responsiveness) berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara

langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-2 adalah 0,186 dan

bentuk hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability

meningkat maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.

3. Variabel X1-3 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658

karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)

berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai

koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk

hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat

maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 67

4. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658

karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)

berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai

koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk

hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat

maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.

5. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658

karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)

berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai

koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk

hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat

maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.

Pengaruh Kualitas Layanan (X1) dan Motivasi Pembelian (X2) terhadap Kinerja

Koperasi (Y) secara langsung

Hasil analisis regresi yang pertama ini menghasilkan persamaan berikut :

ZY1 = β1X1 + β2X2 + e1

Hasil Analisa Pengaruh Variabel X1 – X2 terhadap Variabel Y secara langsung

variabel BebasStandardized CoefficientsBeta T Sign.

Konstanta 2.087 0.040

Kualitas Layanan (X1) 0.111 0.963 0.338

Motivasi Pemb Angg(X2) 0.390 3.396 0.001

Variabel Terikat : Kinerja Koperasi

R Square (R2) : 0.218

E2 : 0.782

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 68

Dari tabel diatas , maka dapat diperoleh model persamaan pertama sebagai berikut : ZY1

= 0,111X1 + 0,390X2 + 0,782

Berdasar tabel hasil analisis diatas koefisien determinasi yang dilihat dari angka R square

(r2) diperoleh angka sebesar 0,218. Angka ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Layanan

dan Motivasi Pembelian Anggota mampu menjelaskan pengaruh terhadap Kinerja Koperasi

sebesar 22 % dalam model penelitian, sedangkan sisanya 78% dijelaskan oleh variabel-

variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi ini.

Kemudian uraian pengaruh (untuk angka signifikan t) Kualitas Layanan dan Motivasi

Pembelian Anggota terhadap Kinerja Koperasi adalah sebagai berikut :

a. Variabel X1 (Kualitas Layanan) mempunyai nilai thitung = 0,963 (sig 0,338 > 0,05). Jadi

dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (Kualitas Layanan) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Kinerja Koperasi secara langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi

untuk variabel X1 (Kualitas Layanan) sebesar 0,111. Tingkat hubungan sebesar 0,111 ini

tergolong rendah.

b. Variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) mempunyai nilai thitung = 3,396 (sig 0.001).

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) berpengaruh

secara signifikan terhadap Kinerja Koperasi secara langsung. Nilai koefisien beta

terstandarisasi untuk variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) sebesar 0,390. Tingkat

hubungan sebesar 0,390 ini tergolong rendah. Namun hubungannya bersifat positif yang

berarti jika semakin tinggi motivasi pembelian anggota maka semakin tinggi pula kinerja

koperasi.

Dari perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kedua dan ketiga yang

diajukan dalam penelitian ini: terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi

membeli oeh anggota (X2) pada KPRI di tiga perguruan tinggi negeri di kota Malang

terhadap kinerja koperasi (Y); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas

layanan (X1) terhadap motivasi membeli anggota (X2) pada KPRI di tiga perguruan tinggi

negeri di kota Malang adalah diterima.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 69

Pengaruh tidak langsung Kualitas Layanan (X1) terhadap Kinerja Koperasi (Y) melalui

Motivasi Pembelian Anggota (X2)

Maka untuk selanjutnya dari hasil perhitungan regresi dapat dihitung pengaruh tidak

langsung dari variabel bebas Kualitas Layanan (X1) terhadap Kinerja Koperasi (Y) melalui

Motivasi Pembelian Anggota (X2). Dengan nilai beta terstandard yang sudah diperoleh akan

diketahui nilai koefisien jalurnya :

P3 = 0,111

P1 = 0,624 P2 = 0,390

e1 = 0,611 e2 = 0,782

Diagram lintas variabel bebas ke variabel terikat

Pengaruh tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat yang melalui variabel

intervening seperti terlihat pada model diatas dapat diperoleh melalui perkalian nilai

pengaruh langsung (koefisien beta terstandarisasi) pada masing-masing persamaan regresi.

Maka, untuk mencari pengaruh tidak langsung variabel Kualitas Layanan (X1) terhadap

Kinerja Koperasi (Y) melalui variabel Motivasi Pembelian (X2) adalah sebagai berikut :

PTL (X1-Y ) = p1 x p2

Keterangan :

PTL X1-Y = Pengaruh tidak langsung variabel X1 (Kualitas Layanan) terhadap variabel

Y (Kinerja Koperasi).

P1 = Pengaruh langsung variabel X1 (Kualitas Layanan) terhadap variabel X2 (Motivasi

Pembelian Anggota)

P2 = Pengaruh langsung variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) terhadap variabel Y

(Kinerja Koperasi)

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 70

Dengan demikian pengaruh tidak langsung kualitas layanan terhadap kinerja koperasi

melalui motivasi pembelian anggota seperti yang dijelaskan berikut :

PTL X1 – Y= 0,624 x 0,390 = 0,243

Kemudian dari hasil perhitungan diatas ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh tidak langsung variabel kualitas layanan terhadap variabel kinerja koperasi melalui

variabel motivasi membeli anggota.

Nilai Koefisien Beta Antar Variabel

VariabelPengaruhLangsung

Pengaruh TidakLangsung Pengaruh Total

Kualitas Layanan terhadap Kinerja Koperasi 0.111 0.243 0.354

Kualitas Layanan terhadap Motivasi Membeli 0.624

Motivasi Membeli terhadap Kinerja Koperasi 0.390

Kemudian untuk menghitung koefisien determinasi total dari model, sebelumnya perlu

diketahui pengaruh error yang melalui perhitungan sebagai berikut:

Rm2 = 1 – Pe1

2Pe22........Pei

2

Interpretasi terhadap Rm2 adalah sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2)

pada analisis regresi. Untuk model diatas diperoleh koefisien determinasi total :

Rm2 = 1 – (0,782)2 (0,884)2

= 0,52

Berdasarkan hasil analisis diatas, koefisien determinasi yang interpretasinya adalah sama

dengan angka R square (r2) pada analisis regresi diperoleh angka sebesar 0,52. Artinya

variabel kualitas layanan dan variabel motivasi membeli anggota mampu menjelaskan

pengaruh terhadap kinerja KPRI di tiga perguruan tinggi di kota Malang sebesar 52 % dalam

model penelitian, sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

terdapat dalam model regresi ini.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 71

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi membeli. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas layanan,

maka semakin tinggi pula motivasi membeli anggota, begitu juga sebaliknya. Variabel

kualitas layanan dalam penelitian ini dijelaskan melalui lima dimensi yaitu:

reliability/keterhandalan, responsiveness/daya tanggap, assurance/jaminan, emphaty/empati,

dan tangible/tampilan fisik. Dari kelima dimensi kualitas layanan yang ada, dimensi daya

tanggap karyawan koperasi menduduki peringkat pertama dalam preferensi responden untuk

memberikan jawaban setuju dengan rata-rata skor nilai tertinggi. Yang berarti bahwa

sebagian besar responden setuju menyatakan bahwa daya tanggap karyawan KPRI dalam

berinteraksi dengan pelanggan sangat bagus. Atau dengan kata lain, motivasi membeli para

pelanggan koperasi/anggota koperasi meningkat dikarenakan daya tanggap karyawan KPRI

yang bagus.

Temuan hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi membeli berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Motivasi membeli anggota dijelaskan oleh tiga indikator, yaitu:

untuk mendapatkan SHU, pelayanan yang lebih baik, dan harga yang lebih murah. Dari

ketiga indikator tersebut, yang menduduki peringkat pertama preferensi responden untuk

memberikan pendapat setuju adalah indikator untuk mendapatkan SHU. Dengan kata lain,

sebagian besar motivasi anggota dalam membeli di koperasi di KPRI adalah untuk

mendapatkan SHU dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,81. Sedangkan mean terkecil

dalam indikator motivasi membeli anggota adalah indikator harga yang lebih murah dengan

nilai mean sebesar 3,24.

Hasil temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa kualitas layanan tidak memiliki

pengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja. Tetapi mempunyai pengaruh tidak

langsung terhadap kinerja melalui variabel motivasi membeli anggota. Variabel kinerja

dijelaskan oleh empat indikator yaitu: penjualan, perbandingan perjualan terhadap modal,

SHU, dan jumlah anggota.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 72

Saran

Oleh karena semakin banyaknya tempat-tempat belanja dan lembaga-lembaga penyedia

dana yang bermunculan pada empat tahun terakhir di Kota Malang, maka disarankan bagi

pengelola koperasi untuk terus meningkatkan kualitas layanannya atau minimal sama dengan

yang dilakukan pesaing tersebut. Seperti misalnya kemampuan menyediakan barang dan jasa

yang lebih lengkap, bervariasi, menarik, dengan harga yang lebih murah, dan dengan

pelayanan yang memuaskan. Dengan demikian diharapkan anggota tidak berpindah ke

tempat lain selain koperasi.

Dalam studi ini koperasi yang diteliti baru Koperasi Pegawai Republik Indonesia di tiga

perguruan tinggi dikota Malang saja, untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat

melaksanakan studi yang lebih luas lagi baik untuk lingkup daerah/wilayah maupun jenis

koperasinya. Selain itu bisa menambahkan variabel-variabel lainnya sehingga akan didapat

gambaran atau informasi yang lebih jelas tentang koperasi dalam hubungannya sebagai

subyek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2002. Total Quality Management. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi Offset.

Mowen, John C and Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Lina Salim (penerjemah).2002. Edisi kelima. Jakarta: PT Erlangga.

Parasuraman A, Leonard L. Berry, Valarie A. Zeithmal. 1991. Understanding CustomerExpectations of Service. Journal Sloan Management Review. Vol. 32, no. 3, pp. 39-48.

Schiffman, Leon. G. and Leslie Lazar Kanuk. 1994. Consumer behavior. Fifth edition. NewJersey: Prentice Hall Inc.

Sheth, Jagdish N dan Banwari Mittal. 2004. “ Customer Behavior: A ManagerialPerspective”. Second Edition. USA: Thomson South Western.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 73

Djohan, Djabaruddin. 1997. “ Setengah Abad Pasang Surut Gerakan Koperasi Indonesia 12Juli 1947- 12 Juli 1997” .Dekopin.

Adrian, Payne. 2000. The Essence of Service Marketing – Pemasaran Jasa. Fandy Tjiptono.2000. Yogyakarta: Andi.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PTRineka Cipta.

Umar, Husein. 2004. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Edisi ketiga. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi.Malang: Buntara Media.

Cooper, Donald & Emory, William. 1996. Metode Penelitian Bisnis Jilid 2. WidyonoSoetjipto dan Uka Wijaya (penerjemah). 1998. Jakarta: Erlangga.