45
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga. Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih penting lagi. Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara

8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)

Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer,

sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang

dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat

terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara

perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan

oleh pihak ketiga. Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai

banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi.

Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara

dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah

contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih

penting lagi.

Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan,

dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang

Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang.

Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi

secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara

Page 2: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

7

keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan

biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang

lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih

mahal, dan sebagainya.

Definisi Supply Chain Management (SCM) menurut Simchi-Levi et al.

(1999), merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk

mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan tempat

penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan

didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu yang tepat

untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Definisi lain

menyebutkan Supply Chain merupakan sekumpulan aktifitas (dalam bentuk

entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang

mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada

konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri

dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan

yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau

komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,

distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.

Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan

suatu jaringan value adding activities.

Page 3: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

8

Supply Chain Management terdiri dari 3 elemen yang saling terikat satu

sama lain, yaitu:

1. Struktur jaringan supply chain

Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain

lainnya.

2. Proses bisnis supply chain

Aktivitas-aktivitas uang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi

pelanggan.

3. Komponen manajemen supply chain

Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan

disusun sepanjang supply chain.

Pelaksanaan SCM meliputi pengenalan anggota suppy chain dengan siapa

dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan dengan tiap anggota inti

dan jenis penggabungan apa yang diterapkan pada tiap proses hubungan

tersebut. Tujuannya adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi

perusahaan dan seluruh angotanya, termasuk pelanggan akhir.

Page 4: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

9

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Supply Chain Management

2.1.1. Proses Bisnis Supply Chain

Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka

akan terhubung dan tersusun bersama di antara keduanya. Sebagai contoh,

aktivitas internal perusahaan dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas

internal distributor, dan sebaliknya juga dapat berhubungan dengan aktivitas

retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi

pelanggan akhir. Dengan demikian, keberhasilan SCM memerlukan

perusahaan dari fungsi individual untuk menyatukan aktivitas-aktivitas pada

proses bisnis inti supply chain dan mengkoordinasikannya.

Supply chain bussines process

Supply chain management components

Supply chain network structure

2. What processes should be linked with each of these key supply chain members

1. Who are the key supply chain members with whom the link processes ?

3. What level integration and management should be applied for each process link

Page 5: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

10

Keberhasilan SCM memerlukan:

• Dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk

berubah.

• Memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan.

• Menyetujui visi dan proses inti SCM.

• Komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses-proses bisnis inti supply chain terdiri dari 8 proses, yaitu:

1. Customer Relationship Management (CRM)

2. Customer Service Management (CSM)

3. Demand Management

4. Customer Order Fulfillment

5. Manufacturing Flow Management

6. Procurement

7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi

8. Retur

Page 6: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

11

Tujuan atau hasil dari proses SCM ini adalah:

• Mengembangkan team yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat

memberikan persetujuan produk dan jasa yang menguntungkan kedua

belah pihak pada pelanggan penting secara strategik.

• Membuat kontak hubungan yang secara efisien menangani pertanyaan-

pertanyaan dari semua pelanggan.

• Secara terus-menerus mengumpulkan, menyusun dan meng-update

permintaan pelanggan untuk menyesuaikan demand dengan supply.

• Mengembangkan sistem produksi fleksibel yang tanggap secara cepa

pada perubahan kondisi pasar.

• Mengatur hubungan supplier sehingga quick response dan perbaikan

berkesinambungan dapat berjalan lancar.

• Pengiriman pesanan tepat waktu dan benar 100%

• Minimasi waktu siklus ketersediaan retur (return to available)

2.1.2. Komponen-komponen Manajemen SCM

Komponen-komponen manajemen bersifat kritis dan fundamental bagi

keberhasilan SCM karena dibutuhkan untuk menunjukkan dan menentukan

bagaimana setiap jaringan proses disatukan dan disusun. Tingkat integrasi dan

manajemen sebuah jaringan proses bisnis merupakan fungsi dari angka dan

tingkat yang disusun dari yang rendah sampai yang tinggi dari komponen-

Page 7: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

12

komponen yang ditambahkan ke jaringan. Penambahan komponen-komponen

manajemen atau peningkatan tingkat tiap komponen dapat meningkatkan

tingkat integrasi dari jaringan proses bisnis tersebut.

Literatur SCM, rekayasa ulang proses bisnis dan hubungan buyer-supplier

menganjurkan diperbanyak kemungkinan komponen yang harus menerima

perhatian manajerial ketika mengatur hubungan supply chain. Tiap komponen

dapat memiliki beberapa subkomponen dimana kepentingannya dapat berubah-

ubah sesuai dengan proses yang sedang disusun.

Komponen-komponen utamanya adalah:

1. Metode perencanaan dan pengendalian.

2. Struktur aliran kerja/aktivitas kerja.

3. Struktur organisasi.

4. Struktur fasilitas aliran komunikasi dan informasi.

5. Struktur fasilitas aliran produk.

6. Metode manajemen.

7. Struktur wewenang (power) dan kepemimpinan (leadership).

8. Struktur risiko dan reward.

9. Budaya dan sikap.

Page 8: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

13

Gambar 2.2. Komponen-Komponen Manajemen Fundamental

2.2. Manajemen Logistik

Selama ini manajemen logistik banyak diartikan sebagai Bisnis logistik,

Channel management, Distribution, Industrial logistics, Logistical

Management, Logistics, Material Management, Physical Distribution, Quick-

response System, dan juga Supply Chain Management. The Council of

Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat

yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan Manajemen

Logistik sebagai berikut:

Manajemen Logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang

berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan

keefisiensian dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan

Physical and Technical

Planning and Control methode

Work/flow activity structures

Communication and information

flow facility

Organization structure

Product flow facility structure

Managerial and behavioral

Culture and attitude

Risk and reward structure

Power and leadership

Management methode

Page 9: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

14

dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik

konsumsi (point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan para pelanggan.

Jadi terkait dengan semua hal di dalam suatu organisasi, baik berupa aliran

barang, pelayanan dan informasi pada sektor produk maupun jasa. Sektor

pabrik meliputi segala jenis perusahaan yang memproduksi barang yang

sifatnya divergen misalnya otomotif, komputer, kosmetik dan anggota badan

buatan, pesawat terbang dan bahan makanan. Sedangkan sektor jasa meliputi

organisasi pemerintahan, rumah sakit, bank, universitas, pedagang eceran,

pedagang grosir.

Martin (1998) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara

strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan

penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi

terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu

sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang

maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang

efektif.

Jaringan logistik meliputi supplier, gudang (warehouse), pusat distribusi,

retail juga bahan baku. Barang setengah jadi (inventory work in process / WIP)

Page 10: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

15

dan barang jadi yang mengalir di antara fungsi-fungsi bisnis yang

bersangkutan.

2.2.1. Input dan Output dalam Proses Logistik

Input proses logistik meliputi sumber daya alam, manusia, finansial dan

sumber informasi. Perencana logistik merencanakan, melaksanakan dan

mengendalikan input ini dalam berbagai bentuk, meliputi bahan mentah

(seperti subassemblies, lokasi, pengepakan bahan, komoditi dasar), barang

setengah jadi, serta barang siap pakai (seperti produk lengkap siap dijual pada

pelanggan tingkat menengah maupun pelanggan akhir).

Output proses logistik meliputi keuntungan kompetitif untuk organisasi,

hasil dari orientasi pemasaran dan keefisienan serta keefektifan operasional,

pemanfaatan waktu dan tempat, dan perpindahan yang efisien ke pelanggan.

Output lainnya terjadi ketika pelayanan logistik bercampur sedemikian rupa

sehingga menjadi aset milik organisasi. Output ini dibuat seefektif dan

seefisien mungkin pada hasil dari 13 aktivitas logistik seperti yang disajikan

pada Gambar 2.3.

Page 11: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

16

2.2.2. Aktivitas-Aktivitas Utama Logistik

Aktivitas-aktivitas utama logistik ada 13, yaitu:

1. Customer Service (Pelayanan Pelanggan)

2. Demand Forecasting (Peramalan Permintaan)

3. Inventory Management (Manajemen Persediaan)

4. Logistics Communications (Komunikasi Logistik)

5. Material Handling (Penanganan Material)

Gambar 2.3. Komponen-Komponen Manajemen Logistik

Management Actions

Plannin Implementati Control

Logistics management

Raw materia

In process

Finished goods

Supplie Custom

Logistic Activities

• Customer service • Demand forecasting • Inventory management • Logistic

communications • Materials handling • Order processing • Packaging

• Parts and service support • Plant and warehouse site

selection • Procurement • Reverse logistics • Traffic and transportation • Warehousing and storage

Competitive advantage (marketing

orientation and operational

efficiencies and effectiveness

Time and place utility

Efficient movement to

consumer

Propietary assets

Natural resources

(land, facilities, and equipment)

Human resources

Financial resources

Information resources

Inputs into logistic

Outputs of logistic

Page 12: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

17

6. Order Processing (Proses Pemesanan)

7. Packaging Style (Sistem Pengemasan)

8. Dukungan komponen dan jasa

9. Pemilihan lokasi dan gudang

10. Procurement/Purchasing

11. Reverse Logistics

12. Transportasi

13. Gudang dan Penyimpanan

Berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai aktivitas-aktivitas tersebut:

1. Pelayanan Pelanggan (Customer Service)

Pelayanan pelanggan merupakan suatu proses yang berlangsung di

antara pembeli, penjual dan pihak ketiga yang menghasilkan nilai tambah

untuk pertukaran produk atau jasa dalam jangka waktu pendek seperti

transaksi tunggal ataupun jangka panjang seperti hubungan berdasarkan

kontrak. Nilai tambah ini juga terbagi pada masing-masing kelompok

transaksi atau kontrak, yang dalam keadaan lebih baik pada penyelesaian

transaksi dibandingkan sebelum transaksi. Dengan demikian, Customer

Service merupakan proses penyediaan keuntungan nilai tambah yang

penting pada Supply Chain dengan cara efektif.

Page 13: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

18

2. Peramalan Permintaan (Demand Forecasting)

Ramalan permintaan manajemen logistik menentukan berapa banyak

dari tiap barang yang diproduksi perusahaan yang harus diangkut ke

berbagai pasar. Selain itu, manajemen logistik harus mengetahui di mana

asalnya permintaan sehingga dapat menempatkan dan menyimpan produk

dengan jumlah yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat tentang

permintaan yang akan datang memungkinkan manajer logistik untuk

menyediakan sumber (anggaran belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan

melayani permintaan tersebut. Pengambilan keputusan tanpa keyakinan

akan kurang optimal karena sangatlah sulit untuk menyediakan sumber-

sumber di antara aktivitas logistik tanpa mengetahui jenis produk dan jasa

yang akan diperlukan. Untuk itu, sangatlah penting bagi organisasi untuk

menjalankan beberapa tipe ramalan permintaan dan mendiskusikan hasil

tersebut dengan beberapa bagian pemasaran, produksi, dan departemen

logistik. Software komputer, analisis trend, perkiraan pokok penjualan,

ataupun metode lain dapat membantu pembuatan ramalan yang diperlukan.

3. Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Aktivitas pengendalian persediaan (Inventory control activity) bersifat

kritis karena membutuhkan finansial atas pemeliharaan persediaan produk

yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan

Page 14: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

19

kebutuhan produksi. Bahan baku dan komponennya, WIP (work in

process), dan persediaan barang jadi, semuanya menghabiskan ruang fisik,

waktu kerja dan modal. Uang yang diinvestasikan pada persediaan tidak

tersedia untuk dipergunakan.

Alasan pengadaan persediaan dalam perusahaan :

• Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomis.

• Menyeimbangkan persediaan dan permintaan.

• Memungkinkan spesialisasi produksi.

• Melindingi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.

• Bertindak sebagai penyangga/buffer diantara interface yang bersifat

kritis dalam rantai supply (Supply Chain).

Buffer pada supply chain meliputi:

• Supplier – Procurement (purchasing)

• Procurement – Production

• Production – Marketing

• Marketing – Distribution

• Distribution – Intermediary/Retail

• Intermediary/Retail – Customer

Page 15: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

20

Gambar 2.4. Aliran Logistik

Semua aliran produk yang ada pada gambar 2.4 adalah transaksi antara

perusahaan dan pelanggan atas keputusan oleh konsumen akhir untuk

membeli produk. Semua proses tersebut memerlukan jaringan komunikasi

yang mengalirkan informasi dari pelanggan ke perusahaam, dari

perusahaan balik ke pelanggan lagi dan juga pada supplier. Modal

perusahaan banyak digunakan pada persediaan. Oleh karena itu, tujuan

Reverse Logistics flow

Forward Logistics flow

Finished goods

inventory at plant

locations

Raw materials inventory

Work-in-process

inventory

Supplier inventory

Finished goods

inventory at field locations

Retail Inventory

Consumer inventory

Waste and buy-product

Waste disposal

Reworking or repacking of

product

Page 16: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

21

dari manajemen persediaan adalah untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan, untuk memprediksikan pengaruh kebijakan pada tingkat

persediaan dan untuk meminimalkan biaya total ativitas logistik.

4. Komunikasi Logistik (Logistic Communication)

Sukses dalam lingkungan bisnis saat ini membutuhkan manajemen

sistem komunikasi yang kompleks. Komunikasi yang efektif harus

berlangsung dalam :

• Organisasi, supplier dan pelanggan.

• Fungsi utama dalam organisasi, seperti logistik, perekayasaan

keuangan, pemasaran, dan produksi.

• Ketiga belas aktivitas logistik lainnya.

• Berbagai jenis aspek dari tiap aktivitas logistik,

sepertikoordinasi gudang material, WIP dan barang akhir.

• Berbagai anggota supply chain, seperti pelanggan/penyedia

sekunder yang tidak secara langsung berhubungan dengan

perusahaan.

Komunikasi merupakan jaringan vital di antara seluruh proses logistik

dan pelanggan perusahaan. Komunikasi yang akurat dan pada saat yang

tepat merupakan dasar dari keberhasilan manajemen logistik.

Page 17: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

22

5. Penanganan Material (Material Handling)

Penanganan material berhubungan dengan setiap aspek gerakan atau

aliran bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau

gudang.

Tujuan penanganan material adalah :

• Menyederhanakan dan menghapus sistem penanganan apapun yang

memungkinkan.

• Meminimalkan jarak tempuh

• Meminimalkan barang setengah jadi

• Menyediakan aliran bebas yang serentak dari bottleneck

• Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan dan

pencurian.

• Meminimasi biaya penanganan material dengan analisa aliran

material yang cermat.

Penanganan material terjadi pada semua siklus proses manufaktur

produk, baik itu sebelum maupun sesudah proses produksi. Bahan baku

juga biasanya bergerak dari bentuk aslinya sampai pada suatu bentuk

tertentu sebelum akhirnya dapat diolah dipabrik. Setelah selesai

diproduksi, produk dipindahkan/didistribusikan pada berbagai pemakai.

Setelah suatu produk selesai masa pakainya, produk ini harus

Page 18: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

23

dibuang/didaur ulang. Untuk proses pembuangan ini, perlu dilakukan satu

atau lebih perpindahan sebelum material tersebut benar-benar dibuang, tapi

untuk proses daur ulang, terjadi kembali perpindahan ke kegiatan utama

yang bertujuan untuk proses perbaikan ke sifat-sifat semula, proses inilah

yang disebut sebagai perputaran penanganan pemindahan material.

Seperti pada gambar 2.5 di atas, perhatikan bahwa perpindahan terjadi

pada semua perputaran. Contohnya perpindahan tidak hanya terjadi antar

phase, tetapi ini juga terjadi didalam phase itu sendiri (contohnya :

material handling yang terjadi di dalam pabrik). Diagram ini

disederhanakan dengan hanya menunjukan distribusi dari sebuah kotak,

padahal sesungguhnya distribusi ini melibatkan atau terdiri dari beberapa

kotak (misal : grosir, retailer, gudang, ruang regional dan lain-lain).

Gambar 2.5. Siklus Proses Manufaktur Produk

Page 19: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

24

Konsep-konsep penggunaan perlengkapan Material Handling

Beberapa tipe dasar dari peralatan material handling, adalah seperti

dibawah ini 1 :

1. Conveyors – Gravitasi atau peralatan yang menggunakan sumber

energi tertentu berguna untuk memindahkan material dari satu titik

tetap menuju titik tetap lainnya

2. Truk Industri – Kendaraan baik (baik manual atau yang membutuhkan

sumber energi tertentu) digunakan untuk memindahkan material

dengan berbagai bentuk dimana proses pemuatan barang dilakukan

secara terputus-putus (intermittent).

3. Cranes dan Hoist (katrol) – Peralatan overhead lifting yang

dipergunakan untuk memindahkan beban di area yang tetap. Peralatan

sangat berguna untuk memindahkan produk atau beban yang memiliki

bentuk dan ukuran yang bervariasi secara terputus-putus.

4. Container dan rak – Peralatan yang digunakan untuk menyimpan

material-material penting dan juga digunakan untuk menyatukan

sejumlah barang untuk disimpan atau digunakan.

5. Elevator dan lift – Peralatan yang digunakan untuk menaikan atau

menurunkan material, peralatan yang dimaksud disini menggunakan

kekuatan dari bawah dan berada tetap pada satu titik.

Page 20: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

25

6. Automatic Guided Vehicles (AGVs) – Kendaraan yang tidak

memerlukan pengendara, mampu bergerak dengan pola-pola tertentu

dan mampu melakukan berbagai kegiatan yang ditentukan.

7. Automatic Storage dan Retrieval System (ASRS) – adalah system

penyimpana pada rak dimana lokasi penyimpanan dan catatan dari

inventorinya dilakukan oleh sistem kontrol.

6. Proses Pemesanan (Order Processing)

Komponen-komponen proses pemesanan terbagi dalam 3 kelompok :

a. Elemen Operasional (Operational Elements)

Meliputi pemasukan pesanan (order entry) atau perubahan pesanan,

penjadwalan (scheduling), persiapan pengiriman pesanan dan

pemfakturan (invoicing).

b. Elemen Komunikasi (Communication Elements)

Meliputi modifikasi pesanan, status penyelidikan pesanan, peniruan

dan percepatan pesanan, koreksi kesalahan dan permintaan

informasi produk.

c. Kredit dan Elemen Pengumpulan (Credit and Collection Elements)

Meliputi pemeriksaan kredit dan proses penerimaan atau

pengumpulan rekening.

Page 21: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

26

Komputer dan E-commerce dapat membantu mengurangi waktu yang

diperlukan di antara penempatan pesanan dan pengiriman produk. Dalam

banyak kasus, pesanan dapat dikirimkan secara langsung dari komputer

pembeli menuju komputer penjual, hal ini berhubungan dengan Electronic

Data Interchange (EDI). Pesanan juga dapat ditetapkan melalui internet

atau mesin fax. Sistem komunikasi, meskipun pada awalnya mahal bagi

perusahaan, tetapi banyak membantu dalam menghemat waktu. Biasanya

penghematan biaya-biaya logistik lainnya (contoh: persediaan,

transportasi, pergudangan) atau meningkatkan penjualan dari perbaikan

pelayanan pelanggan akan seimbang dengan biaya dari sistem order-

processing yang terkomputerisasi.

7. Sistem Pengemasan (Packaging Style)

Sistem pengemasan merupakan fase terakhir dalam Teknik

Produksi/Manufaktur. Pengemasan produk dilakukan untuk keamanan dan

keselamatan dari produk tersebut terhadap guncangan, goresan, debu dan

hal lain yang dapat menyebabkan produk tersebut cacat, kemudian juga

untuk melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau

diangkut. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta

pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan material.

Page 22: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

27

Dari perspektif logistik, fungsi pengemasan adalah untuk mengatur,

melindungi dan mengidentifikasikan produk dan material. Dalam

melakukan fungsinya, pengemasan memakan tempat dan menambah berat.

Fungsi spesifik pengemasan ada 6 yaitu:

a. Penahanan (Containment)

Produk harus ditahan sebelum dipindahkan dari satu tempat ke

tempat lainnya. Jika bungkusan rusak, barang didalamnya akan

rusak atau hilang, atau berdampak polusi jika barang tersebut

merupakan material berbahaya.

b. Proteksi (Protection)

Isi dari bungkusan harus dilindungi dari kerusakan atau kerugian

akibat pengaruh lingkungan luar seperti kelembaban, debu,

serangga dan pencemaran.

c. Pembagian (Apportionment)

Keluaran harus dikurangi dari produksi industri untuk dapat

dikendalikan, disesuaikan dengan keinginan konsumen, itulah

perwujudan keluaran luas dari produksi ke dalam kuantitas yang

lebih kecil dari kegunaan yang lebih baik untuk para pelanggan.

d. Pengunitan (Unitization)

Pengemasan primer dapat diunitkan menjadi pengemasan sekunder

yang kemudian dapat diunitkan menjadi bagian pallet yang

Page 23: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

28

terbungkus dan pada akhirnya ke dalam sebuah wadah yang diisi

dengan beberapa pallet.

e. Kesempatan Waktu (Convenience)

Pengemasan membuat produk agar dapat digunakan dengan

sebaik-baiknya.

f. Komunikasi (Communication)

Pengemasan bisa mengatasi keambiguan, agar mudah dimengerti

diberi simbol seperti Kode Produk Universal (Universal Product

code/UPC).

Di pasaran terdapat bermacam-macam cara pengemasan, diantaranya

mengunakan polybox, kardus, plastik, karton dan yang lainya. Perusahaan–

perusahaan menerapkan sistem pengemasan (packaging style) yang

berbeda-beda tergantung dari karakteristik produk tersebut.

Toyota merancang polybox dengan ukuran yang dapat disusun

(stacking) antara yang satu dengan yang lain sehingga dapat dihasilkan

sistem pengemasan yang maksimal dan efisien serta keselamatan barang

dapat dijamin. Standar ukuran polybox tersebut dikenal dengan standar

ukuran TP (Toyota Polybox), yaitu :

Page 24: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

29

8. Komponen-komponen dan Pelayanan Pendukung (Parts and Service

Support)

Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan adalah memberikan

pelayanan pasca penjualan kepada pelanggan, seperti penyediaan bagian-

bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. Sebagai contoh, dealer mobil harus memiliki departemen

pelayanan yang efisien untuk menawarkan pelayanan yang sempurna dan

perbaikan secara cepat. Memiliki cadangan persediaan dan bagian-bagian

pengganti sangatlah penting bagi aktivitas service dan perbaikan, dan

logistik bertanggungjawab meyakinkan bagian-bagian tersebut tersedia

kapan dan dimana pelanggan membutuhkannya.

Tabel 2.1 Standar Ukuran TP (Toyota Polybox)

Page 25: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

30

9. Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat Penyimpanan/Gudang (Plant and

Warehouse Site Selection)

Pergudangan merupakan bagian internal dari semua sistem logistik

yang berperan penting dalam melayani pelanggan dengan total biaya

seminimal mungkin, juga merupakan jaringan primer di antara prosedur

dan pelanggan yang digunakan untuk menyimpan persediaan selama

seluruh bagian proses logistik berjalan.

Terdapat 2 tipe dasar persediaan, yaitu:

1. Bahan mentah, komponen-komponen dan bagian-bagiannya

(Persediaan Fisik).

2. Barang jadi akhir (Distribusi Fisik).

Mungkin juga terdapat WIP, meskipun dalam banyak perusahaan, WIP

hanya berupa bagian kecil dari total investasi persediaan perusahaan.

Pada umumnya, tempat penyimpanan persediaan diperlukan untuk:

• Mencapai transportasi yang ekonomis

• Mencapai produksi yang ekonomis

• Memelihara sumber persediaan

• Mengantisipasi kondisi perubahan pasar (seperti musiman,

fluktuasi permintaan, kompetisi)

Page 26: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

31

• Mengatasi perbedaan ruang dan waktu yang berada di antara

produsen dan konsumen

• Menetapkan setidak-tidaknya biaya total logistik seimbang dengan

tingkat pelayanan pelanggan yang diinginkan

• Mendukung program just-in-time dari supplier dan pelanggan.

10. Purchasing (Procurement)

Istilah purchasingdan procurement sering tertukar, meskipun berbeda

pelaksanaannya. Purchasing pada umumnya berhubungan dengan

pembelian aktual material dan segala aktivitas yang berhubungan dengan

proses pembelian. Aktivitas procurement dikenal sebagai process-oriented

dan strategik.

Tujuan dari Purchasing :

1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang

berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi.

2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian.

3. Menjaga dan memperbaiki kualitas.

4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier.

5. Menstandarisasikan, dimana kemungkinan barang dibeli.

6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat

biaya total rendah.

Page 27: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

32

7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif.

8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan

area fungsional lainnya dalam organisasi.

9. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinan tingkat

biaya administratif yang terendah.

11. Reverse Logistics

Penanganan barang-barang retur baik berupa salvage dan scrap

disposal, merupakan bagian dari proses yang berkaitan erat dengan reverse

logistics, dan juga merupakan komponen logistik yang memerlukan

perhatian lebih. Apalagi pelanggan menuntut kebijakan retur yang lebih

fleksibel yang berhubungan dengan proses daur ulang dan lingkungan

hidup. Barang-barang diretur bisa dikarenakan kerusakan produk,

kadaluarsa, kesalahan pengiriman, trade-ins, dan alasan-alasan lainnya.

Reverse logistics juga melibatkan pemindahan dan pembuangan sisa

material dari bagian produksi, distribusi atau pengemasan.jika sisa material

tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk lain, material harus

dibuang. Apapun produk tambahannya, proses logistik harus

menanganinya secara efektif dan efisien, mengangkut dan menyimpannya

bila produk tambahan tersebut dapat digunakan lagi atau di daur ulang.

Page 28: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

33

Logistik mengatur transportasinya ke lokasi produksi atau ke lokasi daur

ulang. Biasanya permasalahan ini diserahkan ke pihak ketiga.

12. Transportasi

Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian dalam dan luar

departemen logistik. Yaitu berhubungan dengan bagian finansial (freight

bills/biaya pengiriman), engineering (pengemasan, transportasi peralatan),

manajemen persediaan (bahan baku, komponen, gudang jadi), hukum

(kontrak gudang dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat waktu),

purchasing (pemilihan supplier), marketing/sales (standar pelayanan

pelanggan), receiving (klaim, dokumentasi), dan pergudangan (supply

peralatan, penjadwalan).

Network and asset rationalization

Lead Times Vendor Sourcing Economic order

quantity

Landed costs Inbound in transit

inventory management

Reduced raw material and work in process inventory

Interplant movements JIT and other

specialized services

Network and asset rationalization

Lead Times Vendor Sourcing Economic order

quantity

Planning Procurement Manufacturing Distribution

Tabel 2.2. Bagian-bagian Supply Chain yang Berhubungan Dengan Transportasi

Page 29: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

34

13. Pergudangan dan Penyimpanan (Warehouse and Storage)

Penduduk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat

sebelum dijual, semakin besar waktu antara produksi dan konsumsi,

semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan.

Aktivitas pergudangan dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai

apakah fasilitas penyimpanan seharusnya milik sendiri, dikontrakkan atau

disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas penyimpanan,

pertimbangan produk gabungan (seperti apakah seharusnya produk

disimpan), prosedur pengamanan dan pemeliharaan, pelatihan personalia

dan pengukuran produktivitas.

2.3. Transportasi

2.3.1. Pengertian Umum Transportasi

Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komiditi

(produk) dari sejumlah sumber kepada sejumlah tujuan. Dalam menggunakan

metoda transportasi pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan

mengoptimumkan tujuan tertentu. Misalnya tujuan meminimumkan total

biaya transportasi, memaksimumkan laba atau meminimumkan waktu yang

digunakan. Banyak kegunaan dari metoda transportasi terutama dapat

diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah seperti:

1. Skedul pengiriman dari pabrik ke lokasi gudang atau wilayah pemasaran.

Page 30: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

35

2. Penentuan lokasi pabrik.

3. Penentuan daerah/wilayah penjualan.

4. Skedul produksi

5. Penugasan karyawan atau mesin

6. Penepatan layout fasilitas atau mesin.

7. Seleksi proyek maupun subkontraktor dan lain-lain.

2.3.2. Manajemen Operational – Penentuan Rute

Perusahaan transportasi terdiri dari berbagai jenis angkutan. Angkutan

sewa meliputi angkutan yang disebut “umum” dan yang disebut “angkutan

kontrak. Beberapa angkutan umum mengangkut barang-barang umum,

sedangkan yang lainnya merupakan angkutan khusus yang terbatas pada satu

kelompok barang. Angkutan umum bertanggung jawab penuh atas

keselamatan pengangkutan kiriman. Angkutan kontrak yang digunakan dalam

kontrak individual dan kontrak khusus dapat dibuat sebagai bagian dari

organisasi perusahaan.

Travelling Salesman Problem ( TSP ) merupakan salah satu metode yang

membahas pendistribusian dari sebuah tempat ke beberapa tempat lainnya

dalam sekali tempuh. Metode yang paling sederhana dari Travelling Salesman

Problem ini dengan pendekatan “closest unvisited city” atau kota terdekat

yang belum dikunjungi.

Page 31: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

36

1. Mulailah kunjungan pada salah satu kota dan kunjungi kota yang belum

dikunjungi yang paling dekat. Lanjutkan langkah ini sampai semua kota

terkunjungi.

2. Ulangi semua langkah tersebut, sampai semua titik menjadi titik awal

kunjungan. Pilih solusi yang paling baik.

Untuk memecahkan masalah ini dapat dilakukan 2 observasi, yaitu :

1. Prosedur solusi heuristic yang tidak memberikan hasil yang optimal tapi

memberikan kita solusi awal yang baik dan menolong kita dalam menguji

permasalahan.

2. Prosedur analisa, yang akan menghasilkan solusi yang sangat baik jika

diakhiri dengan penggambaran peta sehingga solusinya dapat dilihat.

G

A B

C D

E F

Gambar 2.6. Solusi Perjalanan Salesman

Page 32: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

37

1 2

6 DEPOT 3

5 4

Karena dalam semua kasus, solusi optimal tidaklah nyata maka prosedur

analisa menjadi sangat menolong. Solusi yang yang dapat digunakan adalah

prosedur Multiple Travelling Salesman Problem. Solusi ini digunakan jika

kendaraan tidak menjadi masalah, apabila semua beban dapat dilayani satu

kendaraan maka digunakan satu kendaraan untuk melayani walaupun memilki

lebih dari satu kendaraan. Transportasi routing problem merupakan

permasalahan yang memerlukan lebih dari kendaraan. Untuk memecahkan

permasalhan ini dapat digunakan prosedur yang dikembangkan oleh Clark

dan wright.

Prosedur Clark dan Wright diawali dengan asumsi yang tidak masuk akal,

yaitu masing-masing dari N pemberhentian harus dilayani oleh kendaraan

yang terpisah, mulai bergerak dari depot (gudang), pergi ke tempat yang harus

dilayani dan kembali lagi ke depot. Gambar 2.7 menggambarkan situasi ini

(perlu diketahui, walaupun asumsi ini dibuat pada awal prosedur, hanya

sedikit, itu pun jika ada, yang memiliki solusi seperti asumsi tersebut diatas).

Gambar 2.7. Formulasi Inisialisasi Rute untuk Prosedur Clark and Wright

Page 33: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

38

i j

Depot

SavedSaved

Extra

Langkah selanjutnya dari clark dan Wright adalah menghitung

penghematan yang terjadi dengan mengkombinasikan 2 kota atau membentuk

1 rute dari dua buah rute. Untuk permasalahan simetris (jarak dari tempat i ke

tempat j sama dengan jarak dari kota tempat j ketempat i), penghematan (Sij)

yang didapatkan dari mengkombinasikan tempat i dengan j, adalah :

Sij = Coi + Coj - Cij

Coi = Jarak dari depot ke tempat i

Coj = Jarak dari depot ke tempat j

Hal ini ditunjukan oleh gambar 2.3

Prosedur Clark dan Wright kemudian mengurutkan penghematan tersebut

dalam urutan yang semakin kecil sehingga kombinasi yang terletak paling atas

adalah kombinasi dengan penghematan yang paling besar, dan urutan kedua

adalah kombinasi yang menimbulkan saving kedua yang paling besar, dan

demikian seterusnya.

Gambar 2.8 Penghematan untuk Kombinasi Pemberhentian i dan j

Page 34: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

39

Prosedur ini dimulai dengan mengambil kombinasi pertama dari daftar

tersebut dan membuat ke dua tempat dalam kombinasi tersebut terletak dalam

1 rute (jika pembatas-pembatas yang ada mengijinkan kombinasi tersebut)

dan dilanjutkan kebawah sampai didapatkan solusi yang lengkap.

2.4. Sistem Manajemen Transportasi

Dalam sistem produksi dikenal adanya Toyota Production System atau yang

biasa disebut TPS. TPS adalah konsep lean manufacturing system yang

dikembangkan oleh Toyota. Definisi dari APICS dictionary (2005),

menyebutkan bahwa lean adalah suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada

minimasi penggunaan sumber–sumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai

aktivitas perusahaan. Sasaran lean adalah identifikasi dan eliminasi aktivitas–

aktivitas tidak bernilai tambah (pemborosan) atau yang biasa disebut waste

atau muda dalam bahasa Jepang. Pada tabel 2.3 berikut merupakan beberapa

contoh identifikasi muda.

Tabel 2.3. Contoh Identifikasi Muda atau Waste

Muda Deskripsi Root cause

Overproduction Memproduksi lebih daripada

kebutuhan pelanggan internal

dan eksternal, atau

memproduksi lebih cepat

ketiadaan komunikasi atau

informasi akan pemenuhan

kebutuhan pelanggan

internal dan eksternal

Page 35: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

40

daripada kebutuhan pelanggan

Inventory Kelebihan dari apa yang

dibutuhkan untuk memberikan

service (produk) kepada

pelanggan, baik internal

maupun eksternal

Peralatan yang tidak andal,

aliran kerja yang tidak

seimbang, pemasok yang

tidak kapabel, permalan

kebutuhan yang tidak

akurat, ukuran batch yang

besar

Correction Pemborosan yang timbul

karena kita memperbaiki

kesalahan yang tidak

terdekteksi dari awal

Tidak adanya SOP yang

benar, kurangnya sense of

quality

Over

processing

Proses – proses tambahan atau

aktivitas yang kerja yang tidak

bernilai tambah atau tidak

efisien

Ketidak tepatan

penggunaan peralatan,

pemeliharaan peralatan

yang jelek, proses kerja

parallel yang dibuat serial

Motion Setiap pergerakan dari orang

atau mesin yang tidak bernilai

tambah

Organisasi kerja yang

jelek, tata letak yang jelek,

metode kerja yang tidak

konsisten

Waiting Keterlambatan karena

menunggu material, orang,

proses sebelumnya, atau hal –

hal dinamis lainnya yang

berimplikasi pada terbuangnya

waktu

Inkonsistensi metode kerja,

changeover yang lama

Page 36: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

41

transportation Memindahkan material atau

orang dalam jarak yang sangat

jauh dari satu proses ke proses

berikutnya yang dapat

mengakibatkan penanganan

,material bertambah

Tata letak yang jelek,

lokasi penyimpanan yang

banyak dan saling

berjauhan

Sedangkan dari sisi kualitas, transportasi yang baik harus mendukung

terciptanya 8 rights tanpa membuat pemborosan. 8 rights yang dimaksud

adalah right material, right quantity, right time, right place, right source, right

price, right quality, dan right service.

Berdasarkan hal diatas, maka yang dimaksud dengan lean transportation

management system adalah sistem transportasi efektif dan terintegrasi untuk

menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value

added) produk (barang/jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan.

Transportasi seringkali menjadi kambing hitam dalam kelebihan inventory

dan biaya logistik. Manajemen transportasi sangat diperlukan dalam melihat

pemborosan–pemborosan yang mungkin tidak terlihat dalam alirannya. Empat

hukum lean transportasi seperti yang dijabarkan Linda Taylor (dari FedEx) dan

Robert Martichenko (LeanCor LLC), dapat menjelaskan bagaimana transportsi

menjdai optimal dan memberikan dampak yang positif kepada kinerja

organisasi. Hukum lean transportasi tersebut ialah sebagai berikut:

• Hukum Lean Transportasi 1 – Hukum Pemborosan Transportasi

Page 37: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

42

“Semua transportasi bukanlah pemborosan dan transportasi dapat

digunakan sebagai strategi, akan tetapi transportasi yang berlebihan dari

apa yang dibutuhkan adalah pemborosan dan harus dihilangkan”

• Hukum Lean Transportasi 2 – Hukum Strategi Transportasi

“Strategi transportasi dan eksekusinya seharusnya mendukung strategi

inventory yang didesain untuk memenuhi harapan pelanggan. Inventory

dan strategi pelanggan seharusnya tidak menjadi hasil dari strategi

transportasi berdasarkan optimasi dari fungsi transportasi”

• Hukum Lean Transportasi 3 – Hukum Manajemen Harian

“Pengurangan biaya transportasi tidak dapat diwujudkan melalui desain

jaringan transportasi yang jarang. Penghematan yang nyata hanya akan

terjadi dari menajemen harian dan optimisasi persyaratan variable

transportasi”

• Hukum Lean Transportasi 4 – Hukum Kinerja Transportasi

“Pelayanan transportasi dibedakan dengan jelas dan kinerja yang

terukur”

Dengan adanya 4 hukum di atas, meskipun tidak mengikat akan bisa

menjadi acuan kita dalam mendesain konsep lean–transportation management

system.

Page 38: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

43

2.5. Sistem Milk-run

2.5.1. Sejarah Milk-run

Berawal dari masa lalu, petani susu di Eropa menampung susu di dalam

kaleng dan meletakkannya dipinggir jalan di depan rumah mereka. Kemudian

tukang pengumpul susu mengumpulkannya dan mengirimkan ke pabrik susu.

Hal ini yang kemudian dikenal dengan Milk-run. Dan berkembang menjadi

salah satu metode atau sistem transportasi dan distribusi yang banyak

diaplikasikan di dunia industri.

2.5.2. Pengertian Sistem Milk-run

Transportasi saat ini membutuhkan optimasi dalam hal waktu dan harga.

Cara pengangkutan atau rute pengiriman sering kali perlu untuk direncanakan

dan harus sistematis. Milk-run adalah metode yang sudah terbukti dan telah

teruji untuk mengoptimalisasikan sistem pengangkutan. Milk-run dapat

memecahkan masalah cara dan jadwal pengiriman berdasarkan sistem

transpotasi internal produksi dan gudang dalam industri otomatif dan

elektronik. Pada kondisi tertentu, Milk-run juga dapat mengoptimalkan sistem

pengangkutan.

Definisi Milk-run ialah salah satu konsep pengiriman yang maju yang dapat

memperbaiki sistem manajemen transportasi. Dengan sistem Milk-run

Page 39: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

44

pengiriman dapat terjadi beberapa kali pengangkutan atau penurunan barang

pada lokasi yang berbeda dalam jadwal yang sama atau teratur.

Gambar 2.9. Aliran Supply Sebelum dan Sesudah Milk-run

Seperti pada gambar 2.9 diatas, pengiriman secara Milk-run dilakukan untuk

membawa barang dari satu lokasi ke beberapa tempat penerimaan, atau

membawa barang dari beberapa lokasi menuju satu tempat penerimaan, dengan

bantuan pihak ketiga yaitu Logistic Partner (LP). Penjadwalan pengiriman

secara Milk-run lebih rumit daripada penjadwalan pengiriman secara langsung.

Keputusan yang diambil harus berkaitan dengan kuantitas pengiriman yang

terdiri dari beberapa produk, volume produk, berkaitan dengan frekuensi

pengiriman, dan yang paling penting adalah penentuan rute dan urutan

pengambilan dan pengiriman. Harus ditentukan cycle issue dan loading pattern

yang tepat agar efisiensi pengiriman dapat optimal.

Page 40: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

45

Milk-run menjadi sangat kompeten untuk kasus-kasus berikut :

1. Terdapat permintaan pengangkutan / pengiriman berkali-kali untuk

keadaan mendesak, karena itu perlu untuk mengoptimalkan sistem

pengiriman.

2. Ketika supplier menggunakan beberapa jenis kendaraan untuk mengirim

barang, maka dibutuhkan optimasi pengiriman.

3. Ketika part atau komponen otomatif / elektronik dari supplier butuh untuk

segera dikirimkan dengan berdasar pada just in time (JIT) ke arah supply

chain berikutnya.

Berikut ini adalah kasus-kasus umum yang menggunakan metode Milk-run:

1. Pada awal distribusi secara Milk-run dipergunakan, mungkin hanya

pengiriman atau pengangkutan barang secara kolektif.

2. Kemudian penentuan yang menjadi masalah pada supplier, seperti jarak,

biaya, prioritas pengiriman / pengangkutan, cycle time dari produk.

Dalam setiap poin pada jaringan distribusi, Milk-run bertugas untuk

mengoptimalkannya. Artinya, jika masalah yang dialami oleh supplier

adalah jarak, prioritas pengiriman / pengangkutan, maka ditentukan

dengan melihat condong kearah yang mana dan ditakar untuk

memutuskannya.

Page 41: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

46

3. Proses akan terjadi secara terus-menerus sampai semua syarat terpenuhi.

Dengan mempertimbangkan truk yang sama tidak hanya untuk mengirim

tetapi juga untuk mengangkut barang, maka terdapat penambahan

variabel pada daftar yang sudah ada. Ketika semua variabel tersedia,

maka Milk-run adalah salah satu dari beberapa metode optimasi yang

telah teruji.

2.5.3. Keuntungan Sistem Milk-run

Keuntungan dari metode pengiriman ini adalah fakta bahwa efesiensi akan

terjadi pada cara pengangkutan dan biaya penerimaan produk dari supplier

akan berkurang karena tidak akan menghadapi banyaknya supplier yang datang

dan juga tidak membutuhkan lahan yang luas. Jika Economic Order Quantities

(EOQ) dibutuhkan untuk beberapa produk berbeda oleh lokasi penerimaan

lebih kecil dari besarnya muatan truk, Milk-run memberikan keleluasaan

adanya kombinasi dari beberapa produk sampai ditemukan cara agar sama

dengan besar muatan truk. Jika terdapat banyak lokasi penerimaan yang

membutuhkan jumlah produk yang sedikit, mereka bisa dilayani hanya dengan

sebuah truk saja.

Keuntungan dari sistem Milk-run:

• Minimalisasi biaya, ketika jumlah dari sarana pengiriman untuk

permintaan yang sama bertambah, biaya juga akan meningkat.

Page 42: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

47

• Mengoptimalkan rute pengiriman akan diperlukan untuk meminimasi

biaya.

• Mengurangi waktu dan jumlah pengiriman

• Mudah untuk disesuaikan dan dilaksanakan pada semua sistem

pengiriman.

2.6 Produksi Tepat Waktu (Just In Time)

Produksi tepat waktu (Just-In-Time) Toyota merupakan suatu metode

untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan

perubahan permintaan dengan membuat semua proses menghasilkan barang

yang diperlukan Syarat pertama untuk produksi JIT adalah membuat semua

proses mengetahui penetapan waktu yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan.

Untuk memberitahukan pada semua proses mengenai penetapan waktu yang

diminta dan jumlah produksi suku cadang, Toyota menggunakana Kanban.

Apakah kanban itu ? Menurut buku pertama Yasuhiro Monden “Sistem

Produksi Toyota” Kanban adalah suatu alat untuk mencapai produksi JIT.

Kanban berupa suatu kartu yang biasanya ditaruh dalam amplop vinil

berbentuk empat persegi panjang.

Page 43: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

48

Gambar 2.10. Cycle Issue pada Kanban

Pada kanban, ditetapkan cycle issue pengiriman agar JIT dapat maksimal.

Pada gambar 2.10 diatas dijelaskan penggambaran tentang cycle issue, yang

pengertiannya yaitu interval waktu pengiriman part dalam satuan X, Y, Z

yang artinya untuk X ialah satuan hari, Y ialah satuan berapa kali pengiriman,

dan Z ialah satuan interval order.

Page 44: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

49

2.7. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat, yang terkenal dengan istilah lain diagram tulang

ikan (fish-bone diagram), diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kouru

Ishikawa (Tokyo University) pada tahun 1943.

Kadang-kadang diagram ini disebut pula dengan diagram Ishikawa untuk

menghormati nama dari penemunya. Diagram ini berguna untuk menganalisa

dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam

menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping juga untuk

mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam

hal ini metode sumbang saran (brainstorming method) akan cukup efektif

digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan

kerja secara detail.

Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas

hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 (lima) faktor

penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:

• Manusia (man)

• Metode Kerja (work-method)

• Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine/equipment)

• Bahan-bahan baku (raw materials)

• Lingkungan kerja (work environment)

Page 45: 8. BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2009-1-00479-TIAS Bab 2.pdfManajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, ... dunia

50

Hubungan penyimpangan kualitas dengan faktor-faktor penyebab tersebut

dapat digambarkan dalam diagram 2.1 dibawah ini.

Diagram 2.1. Diagram Sebab-Akibat (Fish-bone Diagram)

Akibat (effect) = Kualitas hasil kerja

Sebab (cause) = Faktor-faktor yang secara signifikan memberikan

pengaruh dan mengakibatkan sesuatu pada kualitas

output kerja.

Diagram sebab-akibat ini sangat bermanfaat untuk mencari faktor-faktor

penyebab sedetail-detailnya dan mencari hubungannya dengan penyimpangan

kualitas kerja yang ditimbulkannya.

Lokasi

Mesin Material

Metoda

SEBAB AKIBAT