77074520 Korti Ko Steroid

  • Upload
    kurbul

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    1/16

    KORTIKOSTEROID

    PENDAHULUAN

    Kortikosterioid adalah hormon yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Hormon ini dapat

    mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot dan resistensi tubuh.

    Kelompok obat ini memiliki aktifitas glukokortikoid dan mineralokortikoid sehingga

    memperlihatkan efek yang sangat beragam meliputi efek terhadap metabolisme karbohidrat,

    protein, dan lipid, efek terhadap keseimbangan air dan elektrolit dan efek terhadap

    pemeliharaan fungsi berbagai system dalam tubuh.(1)

    Kerja obat ini sangat rumit dan bergantung pada kondisi hormonal seseorang. Namun secara

    umum efeknya dibedakan atas efek resistensi Na, efek terhadap metabolisme karbohidrat

    (glukoneogenesis) dan efek antiinflamasinya. Umumnya efek antiinflamasi sejalan dengan

    efek terhadap metabolisme karbohidrat sehingga pengelompokan kortikosteroid didasarkan

    atas potensi untuk menimbulkan retensi Na (efek mineralokortikoid) dan efek antiinflamasi(efek glukokortikoid). Khasiat retensi Na diperlihatkan kuat oleh mineralokortikoid,

    sedangkan khasiat antiinflamasi dan glukoneogenesis merupakan ciri glukokortikoid.(1)

    Penggunaan kortikosteroid sebagai antiinflamasi merupakan terapi paliatif, dalam hal ini

    penyebab penyakit tetap ada, hanya gejalanya yang dihambat. Sebenarnya hal inilah yang

    menyebabkan obat ini banyak digunakan untuk berbagai penyakit, bahkan sering disebut life

    saving drug, tetapi juga mungkin menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan, karena gejala

    inflamasi ini sering digunakan sebagai dasar evaluasi terapi inflamasi, maka pada

    penggunaan glukokortikoid kadang-kadang terjadi masking effect, dari luar penyakit

    nampaknya sudah sembuh tetapi infeksi di dalam masih terus menjalar.

    Dengan adanya kemajuan-kemajuan yang pesat dalam bidang kedokteran dan farmasi, maka

    pengobatan penyakit kulit juga ikut berkembang pesat. Yang menarik perhatian ialah

    kemajuan dalam bidang pengobatan topikal yang berupa perubahan dari cara pengobatan

    nonspesifik dan empirik menjadi pengobatan spesifik dengan dasar yang rasional.

    PENGOBATAN TOPIKAL

    Kegunaan dan khasiat pengobatan topical didapat dari pengaruh fisik dan kimiawi obatobat

    yang di aplikasi di atas kulit yang sakit.pengaruh fisik antara lain adalah mengeringkan,

    membasahi (hidrasi), melembutkan, lubrikasi, mendinginkan, memanaskan, dan melindungi

    (proteksi) dari pengaruh buruk lingkungan luar.

    Prinsip pengobatan topical secara umum terdiri atas 2 bagian :

    n Bahan dasar ( vehikulum )

    n Bahan aktif

    A. BAHAN DASAR ( Vehiculum )

    Secara sederhana bahan dasar di bagi menjadi

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    2/16

    1. cairan

    2. bedak

    3. salap

    Di samping itu ada 2 campuran atau lebih bahan dasar, yaitu :

    4. bedak kocok ( lotion ), yaitu campuran cairan dan bedak

    5. krim, campuran cairan dan salap

    6. pasta, campuran salap dan bedak

    7. linimen, campuran cairan, bedak, salap.

    1. Cairan

    Prinsip pengobatan cairan adalah membersihkan kulit dan debris dan sisa-sisa obat topical

    yang pernah dipakai. Disamping itu terjadi perlunakan dan pecahnya vesikel, bula, dan

    pustule. Hasil akhir pengobatan ialah keadaan yang membasah menjadi kering, permukaan

    menjadi bersih sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi epitelisasi.

    Cairan terdiri atas :

    n Solusio artinya larutan dalam air

    n Tingtura artinya larutan dalam alcohol

    solusio di bagi dalam :

    n Kompres

    n Rendam

    n Mandi

    1. Kompres

    Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimicrobial.

    Astringen mengurangi eksudat akibat presipitasi protein.

    1. Bedak

    Efek bedak, adalah :

    n Mendinginkan

    n Antiinflamasi nrinagn

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    3/16

    n Antipruritus lemah

    n Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat (intertigo)

    n Proteksi mekanis

    Indikasi

    n Dermatosis yang kering dan superficial

    n Mempertahankan vesikel / bula agar tidak pecah

    Kontraindikasi : Dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan infeksi

    Sekunder

    1. Salap

    Indikasi

    n Dermatosis yang kering dan kronik

    n Dermatosis yang dalam dan kronik

    n Dermatosis yang dalam dan berkrusta

    Kontraindikasi

    n Dermatitis madidans

    1. Bedak kocok

    Indikasi

    n Dermatosis yang kering, superficial dan agak luas

    n Pada keadaan sub akut

    Kontraindikasi

    n Dermatitis madidans

    n Daerah badan yang berambut

    1. Krim

    Indikasi

    n Indikasi kosmetik

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    4/16

    n Dermatosis yang subakut dan luas

    n Krim boleh digunakan di daerah yang berambut

    Kontraindikasi ialah dermatitis madidans

    1. Pasta

    n Indikasi : Dermatosis yang agak basah

    n Kontraindikasi : dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut

    1. Linimen

    n Indikasi : dermatosis yang sub akut

    n Kontraindikasi : dermatosis madidans (5)

    BAHAN AKTIF

    Penetrasi bahan aktif melalui kulit dipengaruhi oleh beberapa factor, termasuk konsentrasi

    obat, kelarutannya dalam vehikulum, besar partikel, viskositas, dan efek vehikulum terhadap

    kulit.(5)

    Bahan aktif yang biasa digunakan ialah : alumunium asetat, asam asetat, asam benzoate, asam

    borat, asam salisilat, asam undesilat, asam vitamin A (tertionin, asam retinoat), benzokain,

    benzyl benzoate camphora, kortikosteroid topical.

    (5)

    KORTIKOSTEROID TOPIKAL

    Kortikosteroid bekerja melalui interaksinya dengan protein reseptor yang spesifik di organ

    target, untuk mengatur suatu ekspresi genetik yang selanjutnya akan menghasilkan perubahan

    dalam sintesis protein lain. Protein yang terakhir inilah yang akan mengubah fungsi seluler

    organ target sehingga diperoleh, misalnya efek glukoneogenesis, meningkatnya asam lemak,

    redistribusi lemak, meningkatnya reabsorbsi Na, meningkatnya reaktivitas pembuluh

    terhadap zat vasoaktif, dan efek antiinflamasi.(1)

    Kortikosteroid topikal dipakai khusus untuk mengobati penyakit radang kulit yang bukandisebabkan oleh infeksi, khususnya penyakit dermatitis atau eksim. Kortikosteroid sama

    sekali tidak menyembuhkan, dan bila pengobatan dihentikan, kondisi semula mungkin akan

    timbul kembali. Obat-obat ini diindikasikan untuk menghilangkan simtom atau penekanan

    tanda-tanda penyakit bila cara lain yang kurang berbahaya tidak efektif.

    Seperti telah diceritakan di pendahuluan bahwa kortikosteroid umumnya dibedakan menjadi

    dua kelompok besar yaitu :

    1. Glukokortikoid

    Efek utama glukokortikoid ialah pada penyimpanan glikogen hepar dan efek antiinflamasinyajuga nyata, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit kecil. Prototip

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    5/16

    untuk golongan ini adalah kortisol. Kortisol adalah glukokortikoid yang dilepaskan oleh

    kelenjar adrenal yang membantu memelihara homeostasis dengan mengatur banyak enzim di

    seluruh tubuh. Selama periode stres, kortisol memainkan peran penting dalam meningkatkan

    kadar glukosa darah dan meningkatkan tekanan darah. Secara klinis kortisol dan derivatnya

    sering digunakan untuk sifat imunosupresannya. Obat ini juga penting untuk pasien dengan

    defisiensi adrenal.(2,3)

    Khasiat glukokortikoid yang lain adalah sebagai anti radang setempat dan antiproliferatif

    melalui proses penetrasi, glukokortikoid masuk ke dalam inti sel lesi dan berikatan dengan

    kromatin gen tertentu, sehingga aktivitas sel tersebut mengalami perubahan. Sel ini dapat

    menghasilkan protein baru yang dapat membentuk dan menggantikan sel yang telah tidak

    berfungsi, menghambat mitosis (antiproliferatif), bergantung pada jenis dan stadium proses

    radang.(4)

    Glukokortikoid topikal adalah obat yang paling banyak dan sering dipakai. Ada beberapa

    faktor yang menguntungkan pemakaiannya yaitu :

    1. Dalam konsentrasi relatif rendah dapat tercapai efek anti radang yang cukup

    memadai.

    2. Bila pilihan glukokortikoid tepat, pemakaiannya dapat dikatakan aman.

    3. Jarang terjadi dermatitis kontak alergik maupun toksik.

    4. Banyak kemasan yang dapat dipilih : krem, salep, semprot (spray), gel, losio, salep

    berlemak (fatty ointment).(4)

    1. Mineralokortikoid :

    Golongan mineralokortikoid efek utamanya terhadap keseimbangan air dan elektrolit,

    sedangkan pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar sangat kecil. Prototip pada

    golongan ini ialah desoksikortikosteron. Umumnya golongan mineralokortikoid tidak

    mempunyai khasiat antiinflamasi yang berarti kecuali 9 alfa-fluorokortisol, meskipun

    demikian sediaan ini tidak pernah digunakan sebagai obat antiinflamasi karena efeknya pada

    keseimbangan air dan elektrolit terlalu besar.(2)

    Aldosteron adalah mineralokortikoid yang utama, zat ini menahan natrium (dan kemudian

    air) dalam darah. Zat ini dirangsang dalam jalur renin-angiotensin. (4)

    Khasiat yang diharapkan pada pemakaian kortikosteroid topikal sendiri adalah sebagai

    antiinflamasi, imunosupresif dan antiproliferatif atau anti mitosis. Mekanisme kerja darikortikosteroid topikal ini antara lain :

    Vasokonstriksi pembuluh darah dermis bagian atas sehingga mengurangi eritem pada

    berbagai dermatosis.

    Antiinflamasi akibat rangsangan mekanis, kimia, radiasi, reaksi imunologi dan infeksi

    pada kulit.

    Antiproliferatif pada lapisan basal, kapiler dan fibroblast

    Tahapan absorbsi perkutan kortikosteroid topikal meliputi difusi melalui stratum korneum,

    epidermis, dermis, kapiler dan kelenjar lemak subkutis serta terjadinya pembentukan depo.

    Tahapan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    6/16

    Kondisi kulit (variabel biologi dan variabel eksentrik).

    Karakteristik fisikokimia kortikosteroid (modifikasi molekul, konsentrasi, durasi,

    aplikasi, ukuran, dan bentuk molekul partikel).

    Efek vehikulum (viskositas, pH, penguapan, bahan pemacu penetrasi).

    Efektifitas kortikosteroid topikal bergantung pada jenis kortikosteroid dan penetrasi. Potensikortikosteroid ditentukan berdasarkan kemampuan menyebabkan vasokonstriksi pada kulit

    hewan percobaan dan pada manusia. Jelas ada hubungan dengan struktur kimiawi. Kortison

    misalnya, tidak berkhasiat secara topikal, karena kortison di dalam tubuh mengalami

    transformasi menjadi dihydrokortison, sedangkan di kulit tidak terjadi proses itu.

    Hidrokortison efektif secara topikal pada konsentrasi 1%.(3)

    Begitu beragamnya kortikosteroid topikal yang ada, maka dilakukan penggolongan

    potensinya mulai dari sangat kuat atau sangat poten konsentrasinya, vehikulum serta

    penetrasi dapat mempengaruhi efektifitas klinis suatu kortikosteroid topikal.

    PEMILIHAN JENIS KORTIKOSTEROID

    Dipilih kortikosteroid yang sesuai, aman, efek samping minimal dan harganya murah. Di

    samping itu ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu jenis penyakit kulit, jenis

    vehikulum, kondisi penyakit, yaitu stadium penyakit, luas atau tidaknya lesi, dalam atau

    dangkalnya lesi, dan lokalisasi lesi. Perlu juga dipertimbangkan umur penderita.

    Berdasarkan potensinya, United State Pharmacopecial Drug Information For The Health Care

    Professional membagi kortikosteroid menjadi empat golongan yaitu :

    1. Potensi lemah : Deksametason 0,04-0,1%

    Hidrokortison asetat 0,1-1%

    Metil prednisolon 0,25-1%

    1. Potensi sedang : Klobetason butirat 0,05%

    Diflukortolon valerat 0,1%

    Hidrokortison butirat 0,1%

    Mometason furoat 0,1%

    Desoksimetason 0,05%

    Triamsinolon asetonid 0,1%

    1. Potensi kuat : Betametason dipropionat 0,05%

    Triamsinolon asetonid 0,5%

    Mometason furoat 0,1%

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    7/16

    Desoksimetason 0,05%

    1. Potensi sangat kuat : Diflukortikolon valerat 0,03%

    Klobetasol propionate 0,05%

    Pembagian lain kortikosteroid topikal menurut Cornell dan Stoughton menjadi tujuh

    golongan, berdasarkan potensi antiinflamasi dimana efektifitas ini dinilai berdasarkan

    kemampuan vasokonstriksi untuk menimbulkan blanching pada kulit.(5)

    I Super poten Betamethasone dipropionate 0,05%

    Diflurasone diacetate 0,05%

    Clobetasol propionate 0,05%

    Halobetasol propionate 0,05%

    II Potensi tinggi Amcionide 0,1%

    Betamethasone dipropionate 0,05%

    Mometasone fuorate 0,01%

    Diflurasone diacetate 0,05%

    Halcinonide 0,01%

    Fluocinonide 0,05%

    Desoximetasone 0,05% dan 0,25%

    III Potensi tinggi Triamcinolone acetonide 0,1%

    Fluticasone propionate 0,005%

    Amcinonide 0,1%

    Betamethasone dipropionate 0,05%

    Diflurasone diacetate 0,05%

    Fluocinonide 0,05%

    Desoximetasone 0,05%

    Betamethasone valerate 0,01%

    IV Potensi medium Triamcinolone acetonide 0,1%

    Flurandrenolide 0,05%

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    8/16

    Mometasone furoate 0,1%

    Fluacinolone acetonide 0,025%

    Hydrocortisone valerate 0,2%

    V Potensi medium Flurandrenolide 0,05%

    Fluticasone propionate 0,05%

    Prednicarbate 0,1%

    Betamethasone dipropionate 0,05%

    Triamcinolone acetonide 0,1%

    Hydrocortisone butyrate 0,1%

    Fluocinolone acetonide 0,025%

    Desonide 0,05%

    Betamethasone valerate 0,1%

    Hydrocortisone valerate 0,2%

    VI Potensi medium Aclometasone 0,05%

    Triamcinolone acetonide 0,1%

    Hydrocortisone butyrate 0,1%

    Fluocinolone acetonide 0,01%

    Desonide 0,05%

    Betamethasone valerate 0,1%

    VII Potensi lemah Obat topikal dengan hidrokortison, deksametason,glumetalon, prednisolon, dan metilprednisolon

    Sediaan kortikosteroid dapat juga dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan masa

    kerjanya. Sediaan masa kerja singkat mempunyai waktu paruh biologis kurang dari 12 jam,

    sediaan kerja lama mempunyai waktu paruhnya lebih dari 36 jam, sedangkan yang kerja

    sedang mempunyai waktu paruh antara 12-36 jam.(2)

    a. Kerja singkat : Kortisol atau hidrokortison

    Kortison

    Kortikosteron

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    9/16

    Fludrokortison

    b. Kerja sedang : 6-alfa-metilprednisolon

    Prednison

    Prednisolon

    Triamsinolon

    c. Kerja lama : Parametason

    Betametason

    Deksametason (2)

    Kortikosteroid potensi lemah biasanya lebih aman untuk pemakaian lama, untuk daerah muka

    dan intertriginous, bayi dan anak-anak, dan bila sangat diperlukan dapat diberikan dengan

    bebat oklusi.

    Kortikosteroid dengan potensi kuat belum tentu merupakan obat pilihan untuk suatu penyakit

    kulit. Harus selalu diingat bahwa kortikosteroid bersifat paliatif dan supresif terhadap

    penyakit kulit dan bukan merupakan pengobatan kausal.(5)

    Dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid ialah : psoriasis, dermatitis atopik dan

    kontak, dermatitis seboroik, dermatitis sirkumskripta, dermatitis numularis, dermatitis statis,

    dermatitis venenata, dermatitis intertriginosa dan dermatitis solaris (fotodermatitis).Sedangkan dermatosis yang kurang responsif terhadap kortikosteroid ialah : lupus

    eritematosus diskoid, psoriasis di telapak tangan dan kaki, nekrobiosis lipoidika

    diabetikorum, vitiligo, granuloma anulare, sarkoidosis, liken planus, pemfigoid, eksantema

    fikstum.(5)

    Kortikosteroid dengan potensi sangat kuat atau kuat sebaiknya diberikan untuk :

    Pengganti kortikosteroid sistemik

    Lesi kronik dan menebal (likenifikasi)

    Waktu singkat, area lesi tidak luas

    Tidak boleh dengan bebat oklusi

    Pilihan formulasi :

    Krim larut air :lesi lembab atau eksudatif

    Salep :Lesi kering, likenifikasi/bersisik atau efek oklusif bila perlu

    Lotion :Aplikasi minimal untuk daerah luas atau luka eksudatif

    Penambahan urea atau asam salisilat : meningkatkan penetrasi kortikosteroid

    Perban ekslusif polythene : memperbesar absorbsi untuk daerah kulit yang sangat

    tebal (telapak tangan dan kaki), jangka waktu pendek dan dengan pengawasan.

    Berikut ini adalah besar kemasan sediaan kortikosteroid yang tepat untuk peresepan bagidaerah tubuh tertentu :

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    10/16

    Wajah dan leher : 15-30 g

    Tangan : 15-30 g

    Kulit kepala : 15-30 g

    Lengan : 30-60 g

    Kaki : 100 g

    Badan : 100 g Sela paha dan kelamin : 15-30 g

    INDIKASI KORTIKOSTEROID

    1. Potensi rendah-medium :

    - Gigitan serangga

    - Dermatitis atopik atau kontak

    - Disidrosis

    - Intertrigo

    - Diskoid lupus eritematosus

    - Pruritus anogenital atau senilis

    - Luka bakar

    - Xerosis pada fase inflamasi

    - Eksema

    - Liken planus

    - Otitis eksterna (alergi)

    - Psoriasis

    1. Potensi medium-kuat :

    - Dermatitis eksfoliatif atau numular

    - Granuloma anulare

    - Liken planus

    - Alopesia areata

    - Keloid

    - Liken straitus

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    11/16

    - Nekrobiasis lipoidika diabetikum

    - Pemfigus

    - Lupus eritematosus

    - Pemfigoid

    - Ptiriasis rosea

    - Sarkoidosis

    APLIKASI KLINIS

    1. Cara aplikasi

    Pada umunya dianjurkan pemakaian salep 2-3x/hari sampai penyakit tersebut sembuh. Perlu

    dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis. Takifilaksis ialah menurunnya respons kulit

    terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang berulang-ulang, berupa toleransi akut

    yang berarti efek vasokonstriksinya akan menghilang, setelah diistirahatkan beberapa hari

    efek vasokonstriksi akan timbul kembali dan akan menghilang lagi bila pengolesan obat tetap

    dilanjutkan.(5)

    Efektifitas klinik kortikosteroid topikal selain tergantung pada jenis kortikosteroid yang

    dipakai, juga tergantung pada konsentrasi dan kemampuan penetrasi ke dalam epidermis.

    Konsentrasi ini dapat mempengaruhi efektifitas klinik hanya dalam batas tertentu. Sering

    peningkatan konsentrasi tidak sebanding dengan peningkatan efektifitas misalnya losioHidrokortison 1% ditingkatkan menjadi 25% ternyata peningkatan konsentrasi 10 kali hanya

    menyebabkan peningkatan absorbsi sebanyak 4 kali.

    Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid ke dalam epidermis dipengaruhi beberapa faktor

    antara lain :

    1. Tempat pengolesan dengan penetrasi yang kuat antara lain :

    Kulit skrotum, vulva, dahi, aksila dan kulit kepala lebih permeabel dibandingkan kulit

    lengan, telapak kaki dan tangan.

    Orang tua, anak kecil dan bayi dimana epidermisnya lebih tipis. Kulit yang meradang dengan vaskularisasi yang meningkat.

    1. Penambahan bahan keratolitik yang dapat melunakkan lapisan tanduk dari epidermis

    seperti asam salisilat 2-3%.

    Propilen glikol sebagai optimizing Vehicle membantu pelepasan steroid dari vehikulumnya

    dan menghidrasi lapisan tanduk.

    1. Bahan pembawa (vehikulum), misalnya sediaan ointment, penetrasinya lebih baik

    dibandingkan krim dan losio.

    2. Bebat oklusi poli-etilen menyebabkan kenaikan suhu dan hidrasi epidermis sehinggameningkatkan penetrasi.

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    12/16

    1. Lama pemakaian steroid topikal

    Lama pemakaian steroid topikal sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi

    lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk steroid potensi kuat. Sebagai ilustrasi dapat

    diberikan contoh sebagai berikut :

    Psoriasis

    Penyakit psoriasis dengan skuama tebal berupa plakat, memerlukan steroid yang poten

    (golongan I) dengan vehikulum salep atau krim.

    Dermatitis atopiks

    Pada anak diperlukan steroid topikal yang lemah mengingat umur anak, lokalisasi penyakit

    dan kulit pada anak masih halus dan tipis. Dipilih bentuk krim. Pada dewasa diperlukan

    kortikosteroid yang poten dalam bentuk salep.

    Dermatitis kontak alergi

    Pemakaian steroid dengan potensi sedang biasanya cukup untuk mengatasi penyakit ini. Zat

    penyebab harus dihindari.

    Dermatitis dishidrotik

    Dermatitis ini memerlukan steroid yang poten dalam bentuk salep, sebab kulit di daerah itu

    tebal.

    Dermatitis numularis

    Lesi biasanya multipel dan memerlukan kortikosteroid yang poten.

    Dermatitis seboroik

    Dermatitis ini cukup sensitif terhadap kortikosteroid dan memerlukan kortikosteroid dosis

    sedang.

    Dermatitis intertriginosa

    Dermatitis ini memerlukan kortikosteroid dengan potensi sedang untuk menghilangkan gejala

    gatal dan rasa panas.(5)

    PRINSIP PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID

    Berikut ini beberapa prinsip yang harus dipegang :

    1. Gunakan dosis efektif terkecil, terutama bila diperlukan untuk jangka panjang

    2. Penggunaan lebih singkat lebih aman

    3. Kalau mungkin berikan pengobatan berselang (alternating); pemberian demikian

    dapat dipertahankan bertahun-tahun4. Dosis tinggi tidak boleh lebih dari 1 bulan

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    13/16

    5. Penurunan dosis secara bertahap dalam beberapa minggu atau bulan tergantung

    besarnya dosis dan lamanya terapi

    6. Hindarkan penggunaan injeksi

    7. dalam keadaan stres dosis dapat dinaikkan 2-3 kali lipat

    8. Hati-hati pada pasien usia lanjut, gizi buruk, anak-anak, diabetes

    9. kurangi asupan garam.(1)

    KONTRAINDIKASI

    Infeksi sistemik, kecuali bila diberika antibiotika sistemik; hindari vaksinasi dengan

    virus aktif pada pasien yang menerima dosis imunosupresive.

    Penderita hipersensitif terhadap kortikosteroid dapat menimbulkan dermatitis kontak

    alergi.

    Rosasea, jerawat dan dermatitis perioral. Infeksi pada kulit karena virus (misalnya

    herpes simpleks, cacar air).

    Dermatosis pada anak-anak dibawah satu tahun termasuk dermatitis dan ruam popok.

    EFEK SAMPING

    Efek-efek yang merugikan seringkali muncul oleh karena penggunaan yang kurang tepat.

    Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan tergantung pada :

    1. Jenis kortikosteroid dan vehikulum

    2. Cara penggunaannya : frekuensi, lama dan pemakaian dengan oklusi

    3. Keadaan dan luasnya lesi

    4. Faktor-faktor penderita : usia, lokasi lesi

    Efek samping terjadi bila :

    1. Penggunaan kortikosteroid yang lama dan berlebihan

    2. Penggunaan kortikosteroid dengan potensi kuat atau sangat kuat atau pengguanaan

    secara oklusif

    Harus diingat bahwa makin tinggi potensi kortikosteroid makin cepat terjadinya efek

    samping.(5)

    Gejala efek samping :

    1. Efek samping lokal :

    o Atrofi

    Kerusakan kulit akibat kortikosteroid topikal disebabkan oleh khasiat anti mitosis yang kuat,

    dan akibat terbentuknya reservoir pada dermis dan epidermis karena penyempitan pembuluh

    darah sehingga menyebabkan penurunan sintesis kolagen, perubahan jaringan ikat dan

    jaringan penyangga pembuluh darah menyebabkan atrofi dermis, telengiektasis, purpura,

    striae, hambatan penyembuhan luka, papula, pustula dan peningkatan penetrasi kortikosteroid

    sehingga menambah kerusakan kulit.

    Dermatitis perioral

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    14/16

    Dermatitis perioral merupakan papul eksematosa dengan skuama sekitar bibir yang gatal dan

    panas, terutama akibat pemakaian kortikosteroid potensi kuat. Superinfeksi dengan candida

    albicans akan mempererat penyakitnya. Patogenesisnya sampai sekarang belum diketahui

    pasti.

    Rosasea

    Berupa lesi eritematosa dimuka yang menetap disertai dengan telangiektasis, papul dan

    pustula akibat pemakaian kortikosteroid kuat topikal untuk waktu yang lama. Penetrasi dari

    pemakaian kortikosteroid topikal pada daerah muka atau kepala akan meningkatkan akibat

    adanya folikel kelenjar sebasea sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya efek

    samping.

    Infeksi

    Pemakaian kortikosteroid topikal memudahkan timbulnya infeksi bakteri, jamur dan

    virus karena turunnya mekanisme pertahanan tubuh setempat, dan bila sudah ada

    infeksi jamur sebelumnya, pemberian kortikosteroid topikal menyebabkan gambaranklinis tidak jelas sehingga menyukarkan diagnosis disebut Tinea Inkognito.

    Pemakaian sediaan kombinasi kortikosteroid dan antibiotik sebaiknya hanya

    digunakan dalam jumlah sedikit dan waktu singkat.

    Gangguan penyembuhan luka

    Pemakaian kortikosteroid topikal dapat menghambat penyembuhan luka yang sudah ada

    karena khasiat antiinflamasinya melalui efek vasokonstriksi pembuluh darah kecil yang

    menghambat ekstravasasi leukosit dan eksudasi plasma, menurunkan jumlah leukosit di

    tempat radang, penurunan reaktivitas jaringan ikat dan terjadi hambatan pada pembentukan

    fibroblas dan granulasi.

    Hipertrikhosis

    Pemakaian kortikosteroid topikal jangka panjang terutama yang berpotensi kuat merangsang

    pertumbuhan rambut setempat sehingga terbentuk hipertrikosis lokalisata. Keadaan ini karena

    efek androgenik dari kortikosteroid juga terjadi pada pemakaian topikal hormon androgen.

    Takifilaksis

    Fenomena dimana penggunaan kortikosteroid topikal secara terus menerus menimbulkan

    toleransi akut dengan berkurangnya kemajuran atau khasiat sediaan tersebut, sehingga untukmenghindari terjadinya takifilaksis dan mendapatkan hasil pengobatan optimal, pada

    pemakaian kortikosteroid potensi kuat jangka panjang sesudah lima hari pemakaian harus

    diselingi dengan golongan kortikosteroid yang lebih lemah selama beberapa hari.

    Glaukoma

    Pemakaian kortikosteroid topikal pada mata lebih dari tiga minggu dapat menyebabkan

    kenaikan tekanan intra okuler akibat adanya timbunan mukopolisakarida di sudut kamera

    okuli anterior yang menghalangi jalan keluar aqueus humour.

    Katarak

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    15/16

    Pemakaian topikal pada mata jangka panjang dapat menimbulkan katarak di kapsul posterior

    lensa. Mekanisme timbulnya yang pasti belum diketahui, diduga akibat perubahan biokimia

    aqueus humour karena pengaruh kortikosteroid.

    Striae atrofise

    Telangiektasis Purpura

    Dermatosis akneiformis

    Hipopigmentasi

    Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur(5)

    1. Efek samping sistemik

    Efek samping sistemik dapat timbul, jika kortikosteroid topikal diabsorbsi secara sistemik

    atau diabsorbsi dalam jumlah mencukupi ke dalam sirkulasi. Dampak secara sistemik ini

    dapat terjadi pada semua penggunaan kortikosteroid topikal. Faktor resiko untuk terjadinya

    efek sistemik meliputi :

    - Kortikosteroid topikal potensi kuat jangka panjang.

    - Oasis besar karena dioleskan pada daerah luas

    - Bahan pemabawa bentuk salep sehingga penetrasi lebih besar

    - Bebat oklusi (polyethylene occlusive dressing)

    - Pada lipatan paha, ketiak, kelopak mata dan kulit kepala

    - Pada orang tua, bayi

    Salah satu efek yang sangat mengkhawatirkan adalah penekanan sumbu Hypothalamic

    Pituitary Adrenal (HPA), yang mengakibatkan tidak disekresinya aderenokortikosteroid

    endogen, sehingga terjadi insufisiensi adrenal, dimana parameter yang tampak adalah

    penurunan kadar kortisol plasma. Selain penekanan HPA axis, dapat pula terjadi hipertensi,

    hiperglikemia, osteoporosis. Gangguan pertumbuhan khususnya pada anak-anak, sindroma

    Cushing dan sebagainya.

    Pencegahan efek samping :

    Mengingat penggunaan kortikosteroid topikal yang semakin luas, maka untuk mencegah

    terjadinya efek samping dan penyalahgunaannya perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini

    yaitu :

    1. Kepada penderita diberitahu cara pengobatan yang benar, yaitu sesudah mandi,

    dioleskan tipis dan diterangkan bahayanya.

    2. Dijaga dengan seksama jumlah total yang telah digunakan

    3. Hati-hati pemakaian pada bayi, pada bayi kulit masih tipis, hendaknya dipakai

    kortikosteroid yang lemah, daerah dengan penetrasi yang tinggi dan penderita dengan

    penyakit hati, glaukoma dan diabetes.4. Pada pemakaian kortikosteroid potensi kuat :

  • 7/28/2019 77074520 Korti Ko Steroid

    16/16

    Waktu pemakaian sependek mungkin, dosis total untuk anak tidak lebih dari 15 g

    seminggu

    Hati-hati bila digunakan pada daerah dengan penetrasi tinggi

    Perlu diselingi dengan potensi lemah untuk menghindari takifilaksis

    Bila perlu periksa fungsi hipotalamus-pituitary-adrenal

    Jangan gunakan bebat oklusi

    1. Pada kelainan akut dipakai pula kortikosteroid yang lemah. Pada kelainan subakut

    digunakan kortikosteroid sedang. Jika kelainan kronis dan tebal dipakai kortikosteroid

    kuat. Bila telah membaik pengolesan dikurangi, yang semula dua kali sehari menjadi

    sekali sehari atau diganti dengan kortikosteroid sedang atau lemah untuk mencegah

    efek samping.

    2. Jika hendak menggunakan cara oklusi jangan melebihi 12 jam sehari dan

    pemakaiaannya terbatas pada lesi yang resisten.

    3. Pada daerah lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah digunakan kortikosteroid lemah atau

    sedang.

    4. Kortikosteroid jangan digunakan untuk infeksi bakterial, infeksi mikotik, infeksi virusdan skabies.

    1. Disekitar mata hendaknya berhati-hati untuk menghindari timbulnya glaukoma dan

    katarak.

    10. Terapi intralesi dibatasi 1 mg pada satu tempat, sedangkan dosis maksimum per kali 10

    mg.

    11. Efek samping sistemik jarang sekali terjadi, agar aman, dosis yang dianjurkan ialah

    jangan melebihi 30 g sehari tanpa oklusi.(5)