6.PL Transportasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • Programa Linier : Model Transportasi

    1

    BAB V

    PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI

    Model transportasi berkaitan dengan penentuan rencana berbiaya

    rendah untuk mengirimkan satu barang dari sejumlah sumber (misalnya,

    pabrik) ke sejumlah tujuan (misalnya, gudang). Model ini dapat diperluas

    secara langsung untuk mencakup situasi-situasi praktis dalam bidang

    pengendalian mutu, penjadwalan dan penugasan kerja, di antara bidang-

    bidang lainnya.

    Model transportasi pada dasarnya merupakan sebuah programa linier

    yang dipecahkan oleh metode simpleks biasa. Tetapi, strukturnya yang

    khusus memungkinkan pengembangan sebuah prosedur pemecahan, yang

    disebut teknik trasportasi, yang lebih efisien dalam hal perhitungan.

    Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah :

    1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.

    2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber

    dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

    3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,

    besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.

    4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan,

    besarnya tertentu.

    5.1 Definisi dan Aplikasi Model Transportasi

    Dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan

    sebuah rencana transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber ke

    sejumlah tujuan. Data dalam model ini mencakup :

    1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan sejumlah permintaan di setiap

    tujuan.

    2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    2

    Tujuan dari model ini adalah menentukan jumlah yang harus dikirimkan

    dari setiap sumber ke setiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya

    transportasi total diminimumkan.

    Asumsi dasar dari model ini ialah bahwa biaya transportasi di sebuah

    rute tertentu adalah proporsional secara langsung dengan jumlah unit yang

    dikirimkan.

    Gambar 5.1 memperlihatkan sebuah model transportasi dari sebuah

    jaringan dengan m sumber dan n tujuan. Sebuah sumber atau tujuan diwakili

    dengan sebuh node. Busur yang menghubungkan sebuah sumber dan

    sebuah tujuan mewakili rute pengiriman barang tersebut. Jumlah penawaran

    di sumber i adalah ai dan permintaan di tujuan j adalah bi. Biaya unit

    transportasi antara sumber i dan tujuan j adalah cij.

    Sumber Tujuan

    c11 : x11

    a1 1 1 b1

    Unit penawaran a2 2 2 b2 Unit permintaan . .

    . .

    . .

    a1 m cmn : xmn n bn

    Gambar 5.1 Model Transportasi dari Sebuah Jaringan

    Anggaplah xij mewakili jumlah barang yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan

    j ; maka model programa linier yang mewakili masalah transportasi adalah

    sebagai berikut :

    ij

    m

    i

    n

    j

    ijxczimumkanMe

    1 1

    min

  • Programa Linier : Model Transportasi

    3

    Dengan batasan :

    jdanisemuauntukx

    njbx

    miax

    ij

    m

    i

    jij

    n

    j

    iij

    ,0

    ....,,2,1,

    ....,,2,1,

    1

    1

    Kelompok batasan pertama menetapkan bahwa jumlah pengiriman dari

    sebuah sumber tidak dapat melebihi penawarannya ; demikian pula,

    kelompok batasan kedua mengharuskan bahwa jumlah pengiriman ke sebuah

    tujuan harus memenuhi permintaannya.

    Model diatas menyiratkan bahwa penawaran total m

    i ia1 harus

    setidaknya sama dengan permintaan total n

    j jb1 . Ketika penawaran total

    sama dengan permintaan total ( m

    i ia1 =

    n

    j jb1 ), formulasi yang

    dihasilkan disebut model transportasi berimbang (balanced transportation

    model). Model ini berbeda dengan model diatas hanya dengan fakta bahwa

    semua batasan adalah persamaan yaitu :

    njbx

    miax

    m

    i

    jij

    n

    j

    iij

    ....,,2,1

    ....,,2,1,

    1

    1

    Dalam kehidupan nyata tidak selalu dapat dipastikan bahwa

    penawaran sama dengan permintaan atau melebihinya. Tetapi, sebuah model

    transportasi dapat selalu berimbang. Pengimbangan ini, disamping

    kegunaannya dalam pemodelan situasi praktis tertentu, adalah penting untuk

    pengembangan sebuah metode pemecahan yang sepenuhnya memanfaatkan

    struktur khusus dari model tranportasi ini .

  • Programa Linier : Model Transportasi

    4

    5.2 Pemecahan Masalah Transportasi

    Untuk menyelesaikan persoalan transportasi, harus dilakukan langkah-

    langkah sebagai berikut :

    1. Tentukan pemecahan awal yang layak.

    2. Tentukan variabel masuk (entering variabel) dari variabel-variabel

    nonbasis. Bila semua variabel sudah memenuhi kondisi optimum, STOP.

    Bila belum, lanjutkan langkah 3.

    3. Tentukan variabel keluar (leaving variabel) di antara variabel-variabe basis

    yang ada, kemudian hitung solusi yang baru. Kembali ke langkah 2.

    Langkah 1 : Menentukan solusi fisibel basis awal

    Ada tiga metode yang biasa digunakan untuk menentukan solusi fisibel

    basis awal yaitu :

    5.2.1 Metode pojok kiri atas-pojok kanan bawah (northwest corner rule / NCR)

    Prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan transportasi

    dengan metode NCR adalah sebagai berikut :

    Mulai dari pojok kiri atas, alokasikan sebesar x11 = min (a1 , b1 ). Artinya

    : jika b1 a1 maka x11 = b1 ; jika b1 a1, maka x11 = a1 . Kalau x11 = b1, maka

    selanjutnya yang mendapat giliran untuk dialokasikan adalah x12 sebesar min

    (a1 - b1, b2) ; kalau x11 = a1 (atau b1 a1), maka selanjutnya yang mendapat

    giliran untuk dialokasikan adalah x21 sebesar min (b1 - a1, a2). Demikian

    seterusnya.

    Contoh :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    5

    Tabel 5.2.1.1 Contoh Pemakaian Metode NCR

    Tujuan 1 2 3 4 aij

    1 10 0 20 11

    5 10 15

    Sumber 2 12 7 9 20

    5 15 5 25

    3 0 14 16 18

    bj 5 5

    5 15 15 10

    a1 = 15 ; b1 = 5 x11 = min (15, 5) = 5

    a1 - b1 = 10 ; b2 = 15 x12 = min (10, 15) = 10

    Langkah selanjutnya ialah mengisi b2 sampai penuh dengan mengalokasikan

    sebesar 5 pada x22 , yaitu jumlah kekurangan yang terjadi dalam pemenuhan

    kebutuhan pada b2.

    Dengan melanjutkan prosedur diatas, maka akan diperoleh berturut-turut : x23

    = 15, x24 = 5, dan x34 = 5, yang bersama-sama dengan x11 , x12 , dan x22

    membentuk solusi fisibel basis awal.

    Sehingga biaya trasportasi totalnya adalah :

    5 x 10 + 10 x 0 + 5 x 7 + 15 x 9 + 5 x 20 + 5 x 18 = 410

    5.2.2 Metode biaya terendah (least cost)

    Prinsip cara ini adalah pemberian prioritas pengalokasian pada tempat

    yang mempunyai satuan ongkos terkecil. Dengan mengambil contoh diatas,

    kita lihat c12 = c31 = 0 adalah ongkos terkecil dari keseluruhan tabel. Maka x12

    dan x31 mendapat prioritas pengalokasian pertama kali. Jumlah unit yang

    dialokasikan masing-masing adalah x12 = min (a1 , b2) = 15 dan x31 = min (a3 ,

    b1) = 5. Selanjutnya lihat ongkos terkecil berikutnya, yaitu c22 = 7. Tetapi,

    karena tujuan kedua (b2) telah terisi penuh, maka lihat ongkos terkecil

  • Programa Linier : Model Transportasi

    6

    berikutnya, diperoleh c23 = 9. Alokasikan x23 sebesar min (a2 , b3 ) = min (25,

    15) = 15.

    Dengan menjalankan prosedur diatas, diperoleh x24 = 10. Maka x12 ,

    x31 , x23 dan x24 bersama-sama membentuk solusi fisibel basis awal.

    Tabel 5.2.1.2 Contoh Pemakaian Metode Least Cost

    Tujuan 1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    0 15 0 15

    Sumber 2 12 7 9 20

    15 10 25

    3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

    Biaya total = 0 x 10 + 15 x 0 + 0 x 11 + 15 x 9 + 10 x 20 + 5 x 0 = 335.

    Hasil yang dicapai pada metode least cost ternyata lebih baik (lebih rendah)

    daripada yang diperoleh dengan metode NCR.

    5.2.3 Metode Pendekatan Vogel (Vogels Approximation

    Method /VAM)

    Cara ini merupakan cara terbaik dibandingkan dengan kedua cara diatas.

    Langkah-langkah pengerjaannya adalah :

    1. Hitung penalty untuk tiap kolom dan baris dengan jalan mengurangkan

    elemen ongkos terkecil dari yang kedua terkecil.

    2. Selidiki kolom/baris dengan penalty terbesar. Alokasikan sebanyak

    mungkin pada variabel dengan ongkos terkecil, sesuaikan supply dengan

    demand, kemudian tandai kolom atau baris yang sudah terpenuhi. Kalau

    ada 2 buah baris/kolom yang terpenuhi secara simultan, pilih salah satu

    untuk ditandai, sehingga supply/demand pada baris/kolom yang tidak

    terpilih adalah nol. Setiap baris/kolom dengan supply/demand sama

    dengan nol, tidak akan terbawa lagi pada perhitungan penalty berikutnya.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    7

    3. a. Bila tinggal 1 kolom/baris yang belum ditandai, STOP.

    b. Bila tinggal 1 kolom/baris dengan supply/demand positip yang belum

    ditandai, tentukan variabel basis pada kolom/baris dengan cara ongkos

    terkecil (least cost).

    c. Bila semua baris dan kolom yang belum ditandai mempunyai supply dan

    demand sama dengan nol, tentukan variabel-variabel basis yang

    berharga nol dengan cara ongkos terkecil. Kemudian STOP.

    d. Jika 3a, b dan c tidak terjadi, hitung kembali penalty untuk baris/kolom

    yang belum ditandai. Kembali ke nomor 2.

    Contoh :

    Penalty Baris

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    15 10

    2 12 7 9 20

    25 2

    3 0 14 16 18

    5 14*

    Penalty Kolom

    5

    10

    15 7

    15 7

    10 7

    Karena baris ketiga memiliki penalty terbesar (= 14) dan karena c31 = 0

    merupakan ongkos terkecil di dalam barisnya, maka alokasikan x31 = 5.

    Dengan demikian, baris 3 dan kolom 1 sudah terpenuhi secara simultan.

    Dalam hal ini kita bisa memilih baris 3 atau kolom 1 yang akan ditandai.

    Misalkan dipilih kolom 1 untuk ditandai, maka sisa supply untuk baris 3

    menjadi 0.

    Tabel baru menjadi :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    8

    Penalty Baris

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    15 11*

    2 12 7 9 20

    25 2

    3 0 14 16 18

    5 0 -

    Penalty Kolom

    0 -

    15 7

    15

    11

    10 9

    Selanjutnya kita ulangi menghitung penalty. Kita lihat bahwa baris 1 dan

    kolom 3 mempunyai penalty yang sama (= 11) sehingga kembali kita dapat

    memilih salah satu untuk ditandai.

    Misalkan dipilih kolom 3 untuk ditandai, maka alokasikan x23 = 15.

    Supply untuk baris 2 sekarang menjadi 10.

    Penalty Baris

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    15 11

    2 12 7 9 20

    15 10 13*

    3 0 14 16 18

    5 0 -

    Penalty Kolom

    0 -

    15 7

    0 0

    10 9

    Dengan menghitung penalty yang baru, diperoleh penalty terbesar untuk baris

    2 (= 13) sehingga alokasikan x22 = 10. Kemudian tandai baris 2.

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    15

    2 12 7 9 20

    10 15 0

    3 0 14 16 18

    5 0

    0 5 0 10

  • Programa Linier : Model Transportasi

    9

    Supply yang masih tersedia adalah 15 (baris 1), sedangkan demand yang

    belum terpenuhi adalah kolom 2 sebanyak 5 dan kolom 4 sebanyak 10.

    Karena tidak ada pilihan lain, maka alokasikan x12 = 5 dan x14 = 10. Pengisian

    tabel selesai dengan solusi fisibel basis awal : x12 = 5, x14 = 10, x22 = 10, x23 =

    15 dan x31 = 5. Dari hasil perhitungan diatas, maka tabel optimumnya adalah :

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    5 10 15

    2 12 7 9 20

    10 15 25

    3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

    Biaya total = 5 x 0 + 10 x 11 + 10 x 7 + 15 x 9 + 5 x 0 = 315

    Langkah 2 dan 3 : Menentukan entering variabel dan leaving variabel

    Menentukan entering dan leaving variabel adalah tahap berikutnya dari

    teknik pemecahan persoalan transportasi, setelah solusi fisibel basis awal

    diperoleh. Ada dua cara yang bisa digunakan dalam menentukan entering

    dan leaving variable ini, yaitu dengan menggunakan metode stepping stone

    atau metode multipliers.

    5.2.4 Metode Stepping Stone

    Untuk menentukan entering dan leaving variable ini, terlebih dahulu

    haris dibuat suatu loop tertutup bagi setiap variabel nonbasis. Loop tersebut

    berawal dan berakhir pada variabel nonbasis tadi, di mana tiap sudut loop

    haruslah merupakan titik-titik yang ditempati oleh variabel-variabel basis

    dalam tabel trasportasi. Sebagai contoh, kita lihat kembali tabel terakhir yang

    diperoleh dari cara NCR, Tabel 5.2.4.1 berikut ini :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    10

    Tabel 5.2.4.1 Solusi fisibel Basis Awal dengan Metode NCR 1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    5 10 15

    2 12 7 9 20

    5 15 5 25

    3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

    Dari tabel diatas diperoleh variabel basis awal x11 , x12 , x22 , x23 , x24 , dan x34

    , masing-masing dengan harga 5, 10, 5, 15, 5, dan 5. Sampai disini diperoleh

    solusi awal z = (5) (10) + (10) (0) + (5) (7) + (15) (9) + (5) (20) + (5) (18) = 410

    Dalam hal ini loop digunakan untuk memeriksa apakah bisa diperoleh

    penurunan ongkos (z) jika variabel nonbasis dimasukkan menjadi variabel

    basis. Dengan cara memeriksa semua variabel nonbasis yang terdapat dalam

    suatu iterasi itulah kita dapat menentukan entering variabel.

    Sebagai contoh, kita kembali pada Tabel 5.2.4.1. Misalkan kita akan

    memeriksa apakah variabel nonbasis x21 dapat dimasukkan menjadi variabel

    basis sehingga ongkos totalnya berkurang. Untuk itu alokasikan sebanyak 1

    satuan barang kepada x21 (atau x21 = 1). Mengingat bahwa kuantitas barang

    pada masing-masing baris atau kolom harus tetap, maka perubahan harga x21

    dari 0 menjadi 1 mengakibatkan perubahan pada harga variabel basis x11

    (yang berada pada kolom 1) sebesar 1 sehingga x11 menjadi = 4. Demikian

    pula halnya dengan variabel yang berada pada baris 2 sehingga x22 berubah

    menjadi 4. Perubahan yang terjadi pada z adalah : z = (4) (10) + (11) (0) + (1)

    (12) + (4) (7) + (15) (9) + (5) (20) + (5) (18) = 405

    Dibandingkan dengan solusi sebelumnya (z = 410), maka jelaslah

    bahwa x21 dapat dimasukkan sebagai entering variabel, dimana

    pengalokasian 1 unit barang kepada x21 akan mengakibatkan penurunan

    ongkos sebesar 5 (lihat Tabel 5.2.4.2).

  • Programa Linier : Model Transportasi

    11

    Tabel 5.2.4.2 Pemasukan Variabel Nonbasis x21 Menjadi Variabel Basis 1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    4 11 15

    2 12 7 9 20

    1 4 15 5 25

    3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

    Untuk memudahkan perhitungan, buatlah sebuah loop tertutup untuk masing-

    masing pengecekan. Misalnya untuk variabel x21 tadi (lihat Tabel 5.2.4.3).

    Kalau kita pandang 1 unit pengalokasian kepada x21 berasal dari

    pemindahan 1 unit pada kolom 2 ke kolom 1, maka untuk menjaga agar

    kuantitasl total pada kolom ke 2 tidak berubah dan kuantitas pada kolom 1

    tidak berlebih, haruslah dari kolom 1 dipindahkan ke kolom 2 sebesar 1 unit

    pula.

    Misalkan yang berubah itu adalah x11 menjadi 4, dan 1 unit dipindahkan

    dari x11 kepada x12 sehingga x12 menjadi 11. Dengan cara yang sama x21

    menjadi 1 dan x22 menjadi 4 sebagai perimbangannya (lihat Tabel 5.2.4.2).

    Tabel 5.2. 4.3 Loop tertutup untuk Variabel Nonbasis x21

    1 2 3 4

    1

    5

    10

    2

    x21

    5

    15

    5

    3

    5

    Akibat perpindahan antar kolom ini terhadap ongkos total hanyalah

    berkisar pada elemen-elemen ongkos tempat dilakukannya perpindahan

    tersebut, yaitu c11 , c12 , c21 , dan c22. Dalam hal ini, akibat perpindahan dari

  • Programa Linier : Model Transportasi

    12

    x11 kepada x12 sebesar 1 unit, maka terjadi penurunan ongkos sebesar c11

    c12. Begitu pula yang terjadi pada perpindahan dari x22 kepada x21 ,

    penurunan ongkosnya adalah sebesar c22 c21.

    Kalau penurunan ongkos ini diberi tanda minus (-) dan pertambahan

    ongkos diberi tanda plus (+), maka perubahan total ongkos yang terjadi, bila

    dialokasikan sebanyak 1 unit terhadap variabel nonbasis x21 , adalah :

    [(c11 c12) + (c22 c21)]

    = - [(10 0) + (7 12)]

    = - 5

    Perubahan harga variabel-variabel basis dan nonbasis ini tentu saja

    dapat pula dipandang sebagai perpindahan antarbasis dan tidak akan

    mempengaruhi hasil perhitungan. Bahkan ada kalanya dibutuhkan

    perpindahan antarkolom sekaligus perpindahan antar baris, misalnya untuk

    memeriksa x31. Jika cij = perubahan ongkos akibat pengalokasian 1 unit

    produk ke variabel nonbasis xij , maka dengan cara yang sama akan diperoleh

    berturut-turut : c13 = 18, c14 = - 2, c31 = - 15, c32 = 9, dan c33 = 9, sehingga

    diperoleh Tabel 5.2.4.4.

    Tabel 5.2.4.4 Penambahan dan Penurunan Ongkos Transportasi

    per unit untuk masing-masing Variabel Nonbasis

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    5

    10 (18)

    (-2)

    2 12 7 9 20

    (-5)

    5 15 5

    3 0 14 16 18

    (-15)

    (9)

    (9)

    5

    Selanjutnya dipilih variabel nonbasis yang akan menyebabkan penurunan

    ongkos terbesar sebagai entering variabel. Dari iterasi diatas dipilih x31

    sebagai entering variable karena memberikan penurunan ongkos yang

    terbesar yaitu sebanyak 15 satuan ongkos per unit. Dengan demikian, kita

  • Programa Linier : Model Transportasi

    13

    dapat membuat sebuah loop yang berawal dan berakhir pada variabel x31

    (lihat Tabel 5.2.4.5)

    Tabel 5.2.4.5 Loop dari Variabel x31

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    5 (-)

    10 (+)

    2 12 7 9 20

    5 (-)

    15 5 (+)

    3 0 14 16 18

    x31 (+)

    5 (-)

    Tanda (-) dan (-) menyatakan bahwa variabel yang bersangkutan (pada

    masing-masing kotak) akan bertambah atau berkurang besarnya sebagai

    akibat perpindahan kolom dan perpindahan baris.

    Leaving variable dipilih dari variabel-variabel sudut loop yang bertanda

    (-). Pada contoh diatas, dimana x telah terpilih sebagai entering variable,

    calon-calon leaving variable-nya adalah x11 , x22 , dan x34. Dari calon-calon ini,

    pilihlah salah satu yang nilainya paling kecil.

    Pada contoh di atas kebetulan ketiganya bernilai sama (= 5) sehingga

    kita bisa memilih salah satu untuk dijadikan leaving variable. Misalkan x34

    dipilih sebagai leaving variable, maka nilai x31 naik 5 dan nilai-nilai variabel

    basis yang di sudut loop juga berubah (bertambah atau berkurang 5 sesuai

    dengan tanda (+) atau (-) ).

    Tabel solusi baru ini adalah seperti pada Tabel 5.2.4.6 dengan ongkos

    transportasi sebesar :

    (0 x 10) + (15 x 0) + (0 x 7) + (15 x 9) + (10 x 20) + (5 x 0) = 335

  • Programa Linier : Model Transportasi

    14

    Tabel 5.2.4.6 Tabel solusi baru setelah x31 terpilih sebagai entering variable dan x34 menjadi leaving variable

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    0

    15

    2 12 7 9 20

    0 15 10

    3 0 14 16 18

    5

    Bandingkan dengan solusi awal pada Tabel 5.2.4.1 yang ongkos

    transportasinya = 410. Selisih ongkos transportasi (410 335 = 75) sama

    dengan hasil perkalian antara :

    Jumlah unit yang ditambahkan pada x31 X penurunan ongkos per unit

    (5) X (15)

    Perhatikan :

    Angka 0 pada x11 dan x22 adalah variabel basis yang berharga 0. Jadi, tidak

    boleh dihilangkan karena ia tidak sama dengan kotak-kotak lain yang tidak

    ada angkanya (variabel nonbasis).

    Sampai disini kita masih harus memeriksa, barangkali nilai fungsi

    tujuan masih bisa diperbaiki. Untuk itu lakukanlah kembali langkah-langkah

    yang sudah kita kerjakan, dengan menggunakan Tabel 5.2.4.6 sebagai solusi

    awal (pengganti Tabel 5.2.4.1).

    Kita dapatkan :

    Variabel nonbasis Perubahan ongkos per unit x13 c13 = +18 x14 c14 = - 2 X21 c21 = - 5 X32 c32 = +24 X33 c33 = +24 x34 c34 = +15

  • Programa Linier : Model Transportasi

    15

    Dengan demikian kita memilih x21 sebagai entering variable.

    Tabel 5.2.4.7

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    0 (-)

    15 (+)

    2 12 7 9 20

    x21 (+)

    0 (-)

    15 10

    3 0 14 16 18

    5

    Tabel 5.2.4.8

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    15 (-)

    x14 (+)

    2 12 7 9 20

    0

    0 (+)

    15 10 (-)

    3 0 14 16 18

    5

    Pada loop yang berasal dan berakhir pada x21 ini, leaving variable-nya ada

    dua, yaitu x11 dan x22. Karena keduanya berharga 0, kita bisa memilih salah

    satu untuk dijadikan leaving variablenya. Misalkan x11 adalah leaving variable,

    maka x21 = 0 dengan ongkos transportasi tetap 335. Karena itu, kita coba

    membuat loop dari variabel nonbasis yang lain, yang juga dapat menurunkan

    ongkos transportasi per unit (yaitu x14). Kita dapatkan : c11 = +5; c32 = +19; c13

    = +18; c33 = +19; c34 = +10; c14 = - 2.

    Dari Tabel 5.2.4.8 terlihat bahwa leaving variable adalah x24 sehingga x14 =

    10; x22 = 10; dan x12 = 5.

    Solusi optimalnya adalah :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    16

    Tabel 5.2.4.9 Solusi Optimal

    1 2 3 4

    1 10 0 20 11

    5 10 15

    2 12 7 9 20

    0 10 15 25

    3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

    Dengan ongkos transportasi sebesar :

    (5 x 0) + (10 x 11) + ( 0 x 12) + (10 x 7) + (15 x 9) + (5 x 0) = 315

    5.2.5 Metode Multiplier

    Cara ini iterasinya sama seperti stepping stone. Perbedaan utama

    terjadi pada cara pengevaluasian variabel nonbasis, atau penentuan

    penurunan ongkos transpor per unit untuk tiap variabel. Cara ini

    dikembangkan berdasarkan teori dualitas. Untuk tiap basis i dari tabel

    trasformasi dikenal suatu multiplier ui , dan untuk kolom j disebut multiplier vj

    sehingga untuk tiap variabel basis xij didapat persamaan :

    ui + vj + cij

    Dari persamaan di atas kita dapat menghitung berapa penurunan ongkos

    transportasi per unit untuk tiap variabel nonbasis xij sebagai berikut :

    cij = xij ui - vj

    Langkah berikutnya adalah seperti iterasi yang dilakukan oleh metode

    stepping stone.

    Sebagai contoh kita lihat lagi solusi fisibel basis awal dari Tabel 5.2.4.1

    vj

    ui

    v1

    v2

    v3

    v4

    u1 10 0 20 11

    5 10 15

    u2 12 7 9 20

    5 15 5 25

    u3 0 14 16 18

    5 5

    5 15 15 10

  • Programa Linier : Model Transportasi

    17

    Basis awal :

    x11 : u1 + v1 = c11 = 10

    x12 : u1 + v2 = c12 = 0

    x22 : u2 + v2 = c22 = 7

    x23 : u2 + v3 = c23 = 9

    x24 : u2 + v4 = c24 = 20

    x34 : u3 + v4 = c34 = 18

    Dengan menentukan ui = 0, maka harga-harga multiplier yang lain dapat dicari

    sebagai berikut :

    u1 + v1 = 10 v1 = 10

    u1 + v2 = 0 v2 = 0

    u2 + v2 = 7 u2 = 7

    u2 + v3 = 9 v3 = 2

    u2 + v4 = 20 v4 = 13

    u3 + v4 = 18 u3 = 5

    vj

    ui

    v1= 10

    v2= 0

    v3= 2

    v4= 13

    u1 = 0 10 0 20 11

    +18 -2 15

    u2 = 7 12 7 9 20

    -5 25

    u3 = 5 0 14 16 18

    -15 +9 +9 5

    5 15 15 10

    Untuk menentukan entering variabel :

    c21 = c21 v1 u2 = - 5

    c31 = c31 v3 v1 = - 15

    c13 = c13 u1 v3 = 18

    c14 = c14 u1 v4 = - 2

    c32 = c32 u3 v2 = 9

    c33 = c33 u3 v3 = 9

  • Programa Linier : Model Transportasi

    18

    Entering variabel adalah x13 (karena memberikan penurunan ongkos per unit

    yang terbesar). Selanjutnya iterasinya sama dengan metode stepping stone.

    5.3 Model Penugasan (Assigment Model)

    Model penugasan merupakan kasus khusus dari model transportasi,

    dimana sejumlah m sumber ditugaskan kepada sejumlah n tujuan (satu

    sumber untuk satu tujuan) sedemikian sehingga didapat ongkos total yang

    minimum.

    Biasanya yang dimaksud dengan sumber ialah pekerjaan (atau

    pekerja), sedangkan yang dimaksud dengan tujuan ialah mesin-mesin. Jadi,

    dalam hal ini, ada m pekerjaan yang ditugaskan pada n mesin, di mana

    apabila pekerjaan i ( i = 1, 2, ., m) ditugaskan kepada mesin j (j = 1, 2, ,

    n) akan muncul ongkos penugasan ci j. Karena satu pekerjaan ditugaskan

    hanya pada satu mesin, maka supply yang dapat digunakan pada setiap

    sumber adalah 1 (atau ai = 1, untuk seluruh i). Demikian pula halnya dengan

    mesin-mesin ; karena satu mesin hanya dapat menerima satu pekerjaan,

    maka demand dari setiap tujuan adalah 1 (atau bj = 1, untuk seluruh j). Jika

    ada suatu pekerjaan yang tidak dapat ditugaskan pada mesin tertentu, maka

    cij yang berkorespondensi dengannya dinyatakan dengan M, yang merupakan

    ongkos yang sangat tinggi.

    Penggambaran umum persoalan penugasan ini adalah sebagai berikut

    :

    Tabel 5.3.1 Penggambaran Umum Persoalan Penugasan Mesin 1 2 n

    1 c11 c12 c1n 1 Pekerjaan 2 c21 c22 c2n 1

    . .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    . .

    .

    .

    .

    .

    m cm1 cm2 cmn 1

    1 1 1

  • Programa Linier : Model Transportasi

    19

    Sebelum model ini dapat dipecahkan dengan teknik trasportasi, terlebih

    dahulu persoalannya harus diseimbangkan dengan menambahkan pekerjaan-

    pekerjaan atau mesin-mesin khayalan, bergantung pada apakah m n atau m

    n. Dengan demikian, diasumsikan bahwa m = n.

    Model penugasan dapat diekspresikan secara matematis sebagai

    berikut :

    jmekeditugaskanijaanpejikax

    jmekeditugaskantidakijaanpejikax

    ij

    ij

    sinker,1

    sinker,0

    Jadi model ini diketahui

    ij

    n

    i j

    ij xczMinimumkan

    1 1

    Dengan batasan

    10

    ...,,2,1,1

    ...,,2,1,1

    1

    1

    ataux

    njx

    nix

    ij

    n

    i

    ij

    n

    j

    ij

    Suatu ciri khas persoalan penugasan ialah bahwa solusi optimum akan tetap

    sama bila suatu konstanta ditambahkan atau dikurangkan kepada baris atau

    kolom yang manapun dari matriks ongkosnya. Hal ini dapat dibuktikan

    sebagai berikut :

    Jika pi dan qj merupakan konstanta pengurang terhadap baris i dan

    kolom j, maka elemen ongkos yang baru adalah :

    cij = cij pi - qj

  • Programa Linier : Model Transportasi

    20

    Sehingga fungsi tujuan baru menjadi :

    takonszzmakaxxKarena

    xqxpxc

    xqpcxcz

    i

    ij

    j

    ij

    i

    ij

    j

    j

    j

    ij

    i

    i

    i j

    ijij

    ij

    i j

    jiijij

    i j

    ij

    tan',1

    ''

    Hal ini menunjukkan bahwa meminimumkan z akan menghasilkan solusi yang

    sama dengan meminimumkan z.

    Suatu hal yang menarik ialah bahwa jika kita melakukan operasi

    pengurangan pi dan qj terhadap matriks ongkos akan diperoleh zero entries,

    yaitu elemen-elemen ongkos dalam matriks yang berharga nol, yang juga

    merupakan variabel-variabel yang menghasilkan solusi optimum bagi z

    sehingga, berdasarkan pembuktian diatas, merupakan solusi optimal bagi z.

    Sebagai ilustrasi, perhatikanlah sebuah persoalan penugasan berikut

    ini:

    Tabel 5.3.2 Model Persoalan Penugasan

    Mesin

    1 2 3

    5 7 9

    1 1

    Pekerjaan 14 10 12

    2 1

    15 13 16

    3 1

    1 1 1

  • Programa Linier : Model Transportasi

    21

    Tabel 5.3.3 Solusi Awal Contoh Persoalan Penugasan

    Mesin

    1 2 3

    5 7 9

    1 1 1

    Pekerjaan 14 10 12

    2 1 1

    15 13 16

    3 1 1

    1 1 1

    Pada tabel 5.3.3, elemen-elemen nol dibuat dengan mengurangkan elemen

    terkecil masing-masing baris (kolom) dari baris (kolom) yang bersangkutan.

    Dengan demikian, matriks cij yang baru adalah :

    Tabel 5.3.4 Matriks cij (Matrisk Ongkos yang Baru)

    1 2 3

    1 0 2 4 p1 = 5

    2 4 0 2 p2 = 10

    3 2 0 3 p3 = 13

    Matriks terakhir dapat dibuat untuk memperbanyak elemen matriks yang

    berharga nol dengan cara mengurangkan q3 = 2 dari kolom ketiga. Hasilnya

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 5.3.5 Solusi Akhir

    1 2 3

    1 0* 2 2

    2 4 0 0*

    3 2 0* 1

    Segi empat pada tabel merupakan penugasan yang fisibel yang sekaligus

    optimum, yaitu (1, 1), (2, 3), dan (3,2 ) dengan ongkos penugasan sebesar 5 +

    12 + 13 = 30. Perhatikan bahwa besarnya ongkos ini sama dengan p1 + p2 +

    p3 + q3

  • Programa Linier : Model Transportasi

    22

    Penugasan yang fisibel seperti diatas tidak selalu dapat kita peroleh.

    Karena itu, diperlukan suatu aturan untuk mencapai solusi optimum yang

    akan dijelaskan melalui ilustrasi sebagai berikut :

    Perhatikan suatu persoalan penugasan yang digambarkan sebagai

    berikut :

    Tabel 5.3.6 Persoalan Penugasan

    1 2 3 4

    1 1 4 6 3

    2 9 7 10 9

    3 4 5 11 7

    4 8 7 8 5

    Dengan proses pengurangan seperti diatas diperoleh :

    Tabel 5.3.7 Proses Pengurangan I

    1 2 3 4

    1 0 3 5 2

    2 2 0 3 2

    3 0 1 7 3

    4 3 2 3 0

    Tabel 5.3.8 Proses Pengurangan II

    1 2 3 4

    1 0 3 2 2

    2 2 0 0 2

    3 0 1 4 3

    4 3 2 0 0

    Dalam kasus ini penugasan yang fisibel terhadap elemen-elemen nol tidak

    mungkin diperoleh sehingga diperlukan prosedur sebagai berikut :

    1. Tariklah garis pada semua baris dan kolom yang mengandung elemen nol

    dengan jumlah garis minimum, sedemikian sehingga tidak terdapat lagi nol

    pada matriks yang bersangkutan.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    23

    2. Tentukan di antara elemen-elemen yang tidak ikut tergaris, satu elemen

    dengan harga terkecil, kemudian kurangkan sebesar harga elemen ini

    kepada semua elemen yang tidak tergaris.

    3. Tambahkan sebesar harga elemen tersebut (pada point 2) kepada semua

    elemen yang terletak pada perpotongan dua garis.

    4. Aloksikan pekerjaan pada elemen-elemen nol tersebut.

    5. Jika solusi optimum belum juga ditemukan, ulangi lagi langkah 1 sampai

    dengan 4 hingga dicapai penugasan yang fisibel.

    Kembali pada soal diatas, sebagai kelanjutan dari tabel 5.3.8 adalah :

    Tabel 5.3.9 Modifikasi

    1 2 3 4

    1 0 3 2 2

    2 2 0 0 2

    3 0 1 4 3

    4 3 2 0 0

    Tabel 5.3.10 Solusi Optimum

    1 2 3 4

    1 0* 2 1 1

    2 3 0 0* 2

    3 0 0* 3 2

    4 4 2 0 0*

    Tabel memberikan penugasan yang optimum, yaitu (1, 1), (2, 3), (3, 2), dan

    (4, 4) dengan ongkos total sebesar 1 + 10 + 5 + 5 = 21

    5.4 Model Transshipment

    Model transshipment adalah model trasportasi yang memungkinkan

    dilakukannya pengiriman barang (komoditas) cara tidak langsung, di mana

    barang dari suatu sumber dapat berada pada sumber lain atau tujuan lain

    sebelum mencapai tujuan akhirnya. Jadi, pada model transshipment ini suatu

  • Programa Linier : Model Transportasi

    24

    sumber sekaligus dapat berperan sebagai tujuan dan, sebaliknya, suatu

    tujuan dapat juga berperan sebagai sumber.

    Dalam model ini, setiap sumber maupun tujuan dipandang sebagai

    titik-titik potensial bagi demand maupun supply. Oleh karena itu, untuk

    menjamin bahwa titik potensial tersebut mampu menampung total barang di

    samping jumlah barang yang telah ada pada titik-titik tersebut, maka perlu

    ditambahkan kepada titik-titik itu kuantitas suplly dan demand-nya masing-

    masing sebesar B.

    n

    j

    j

    m

    i

    i baB11

    Dengan demikian, apabila ada persoalan transportasi sebagai berikut :

    T1 T2 T3

    10 20 30

    S1 100

    20 50 40

    S2 200

    100 100 100

    Maka persoalan transshipment-nya adalah :

    S1 S2 T1 T2 T3

    S1 10 20 30

    100 + B

    S2 20 50 40

    100 + B

    T1

    B

    T2

    B

    T3

    B

    B B 100 + B 100 + B 100 + B

    Model di atas baru lengkap apabila ongkos per unit pengangkut untuk baris-

    baris dan kolom-kolom yang lainnya telah ditetapkan. Dalam hal ini perlu

    diingat bahwa ongkos per unit pada elemen-elemen diagonal adalah nol.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    25

    Asumsikan bahwa seluruh ongkos per unitnya telah ditentukan, maka model

    transshipment selengkapnya adalah :

    S1 S2 T1 T2 T3

    S1 0 80 10 20 30

    400

    S2 10 0 20 50 40

    500

    T1 20 30 0 40 10

    300

    T2 40 20 10 0 20

    300

    T3 60 70 80 20 0

    300

    300 300 400 400 400

    Selanjutnya, persoalan di atas diselesaikan dengan menggunakan teknik

    transportasi seperti biasa, sehingga diperoleh solusi optimal sebagai berikut :

    S1 S2 T1 T2 T3

    S1

    400

    S2

    500

    T1

    300

    T2

    300

    T3

    300

    300 300 400 400 400

    Elemen-elemen diagonal dari tabel diatas kita abaikan, karena secara

    fisik tidak mempunyai arti apa-apa.

    Solusi optimal diatas menyatakan bahwa :

    Sumber 2 (S2 mengirimkan seluruh supply-nya pada tujuan pertama

    (T1), di mana 100 unit disimpan untuk memenuhi demand pada tujuan

    1 tersebut, dan sisanya, yaitu sebanyak 100 unit, kemudian dikirimkan

  • Programa Linier : Model Transportasi

    26

    kepada tujuan 3 (T3) untuk memenuhi demand pada tujuan 3. Adapun

    demand pada tujuan 2 (T2) dipenuhi langsung dari sumber 1 (S1).

    LATIHAN SOAL

    1. Jawablah setiap model transportasi berikut dengan menggunakan metode

    NCR, metode LC, dan metode VAM untuk memperoleh pemecahan awal.

    Bandingkan perhitungan tersebut.

    (a) (b)

    1 2 6 7 5 1 8 12

    0 4 2 12 2 4 0 14

    3 1 5 11 3 6 7 4

    10 10 10 9 10 11

    2. Cari pemecahan awal dalam masalah trasportasi berikut ini berdasarkan

    metode NCR, metode LC, dan metode VAM. Dapatkan pemecahan

    optimal dengan menggunakan pemecahan awal terbaik.

    10 20 5 7 10

    13 9 12 8 20

    4 15 7 9 30

    14 7 1 0 40

    3 12 5 19 50

    60 60 20 10

    3. Jawablah masalah transportasi tidak seimbang berikut ini dengan

    menggunakan VAM untuk mencari pemecahan awal ; permintaan pada

    tujuan 1 harus dikirim dari sumber 4.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    27

    5 1 0 20

    3 2 4 10

    7 5 2 15

    9 6 0 15

    5 10 15

    4. Pecahkan model-model penugasan berikut :

    (a) (b)

    3 8 2 10 3 3 9 2 3 7

    8 7 2 9 7 6 1 5 6 6

    6 4 2 7 5 9 4 7 10 3

    8 4 2 3 5 2 5 4 2 1

    9 10 6 9 10 9 6 2 4 6

    5. Pertimbangkan masalah menugaskan empat operator ke empat mesin.

    Biaya penugasan diberikan dalam dollar. Operator 1 tidak dapat

    ditugaskan ke mesin 3. Demikian juga, operator 3 tidak dapat ditugaskan

    ke emsin 4. Cari penugasan optimal.

    Mesin

    1 2 3 4

    1 5 5 - 2

    Operator 2 7 4 2 3

    3 9 3 5 -

    4 7 2 6 7

    6. Misalkan dalam soal No. 5 tersedia mesin ke lima. Biaya penugasan

    masing-masing (dalam dollar) kepada keempat operator adalah 2, 1, 2 ,

    dan 8. Mesin yang baru menggantikan mesin yang ada jika penggantian

    dapat dibenarkan secara ekonomis. Rumuskan kembali masalah sebagai

    model penugasan dan cara pemecahan optimal. Secara khusus, apakah

  • Programa Linier : Model Transportasi

    28

    ekonomis menggantikan salah satu dari mesin-mesin yang ada ? Jika ya,

    mesin yang mana ?

    7. Sebuah perusahaan penerbangan regional dapat membeli bahan bakar

    jetnya dari tiga penjual. Untuk bulan mendatang perusahaan penerbangan

    ini membutuhkan pada tiap-tiap bandara dari ketiga bandara yang dilayani

    sebanyak 100.000 galon di bandara 1, 180.000 galon di bandara 2 dan

    350.000 galon di bandara 3. Setiap penjual dapat memasukkan bahan

    bakar bagi tiap-tiap bandara dengan harga (dalam sen dollar per galon)

    yang diberikan oleh daftar berikut :

    Bandara 1 Bandara 2 Bandara 3

    Penjual 1 92 89 90

    Penjual 2 91 91 95

    Penjual 3 87 90 92

    Tetapi tiap-tiap penjual dibatasi oleh jumlah galon total yang dapat ia

    sediakan. Kapasitas meraka adalah 320.000 galon bagi penjual 1, 270.000

    galon bagi penjual 2 dan 190.000 galon bagi penjual 3. Tentukan

    kebijaksanaan pembelian yang akan mensuplai kebutuhan perusahaan

    penerbangan ini pada tiap bandara udara dengan biaya total minimum.

    8. Sebuah perusahaan roti dapat memproduksi suatu roti istimewa dari

    kedua pabriknya, sebagai berikut :

    Pabrik Kapsitas Produksi

    jumlah roti

    Biaya Produksi,

    /roti

    A 2500 23

    B 2100 25

    Empat restoran ingin membeli roti ini. Permintaan dan harga-harga yang

    mereka inginkan untuk membelinya adalah sebagai berikut :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    29

    Restoran Permintaan Total,

    Jumlah roti

    Harga yang ditawarkan,

    /roti

    1 1800 39

    2 2300 37

    3 550 40

    4 1750 36

    Biaya (dalam sen) pengiriman dari sebuah pabrik ke sebuah restoran

    diberikan pada tabel berikut :

    Restoran 1 Restoran 2 Restoran 3 Restoran 4

    Pabrik A 6 8 11 9

    Pabrik B 12 6 8 5

    Tentukan suatu skedul penyerahan bagi perusahaan roti ini yang akan

    memaksimumkan keuntungan totalnya dari roti istimewa ini.

    9. Dua buah perusahaan obat-obatan memiliki persediaan 1,1 dan 0,9 juta

    dosis dari vaksin flu tertentu, dan suatu wabah flu kelihatannya

    mengancam tiga buah kota. Karena serangan flu ini dapat fatal bagi

    penduduk yang lebih tua, maka adalah perlu untuk melakukan vaksinasi

    bagi mereka terlebih dahulu. Yang lainnya akan divaksin pada basis

    vaksinasi bagi yang pertama kali datang. Jumlah vaksin (dalam juta dosis)

    yang tiap-tiap kota perkiraan dapat ia tangani adalah sebagai berikut :

    Kota 1 Kota 2 Kota 3

    Bagi orang tua 0,325 0,260 0,195

    Bagi yang lain 0,750 0,800 0,650

    Biaya-biaya pengiriman (dalam sen per dosis) antara perusahaan farmasi

    dan kota-kotanya adalah sebagai berikut :

  • Programa Linier : Model Transportasi

    30

    Kota 1 Kota 2 Kota 3

    Perusahaan 1 3 3 6

    Perusahaan 2 1 4 7

    Tentukan suatu skedul biaya pengiriman yang minimum yang akan

    melengkapi tiap-tiap kota dengan jumlah vaksin yang sekurang-kurangnya

    cukup untuk melayani penduduk-penduduknya yang lebih tua. (Petunjuk :

    Bagikan tiap-tiap kota ke dalam dua buah tempat tujuan, yakni penduduk

    yang lebih tua dan yang lainnya. Ciptakan sebuah toko buatan (dummy).

    Buatkan agar biaya pengiriman dari sumber buatan ini ke tampat-tempat

    tujuan penduduk yang lebih tua begitu tingginya sehingga secara efektif

    menjamin tidak ada pengiriman antara hubungan-hubungan itu).

    10. Jaringan dalam Gambar di bawah menunjukkan rute untuk mengirimkan

    mobil-mobil dari ketiga pabrik (node 1, 2 dan 3) ke lima dealer ( node 6

    sampai 10) melalui dua pusat distribusi (node 4 dan 5). Perhatikan bahwa

    biaya pengiriman per unit dari node i ke node j adalah c ij . Jawablah

    masalah berikut :

    a. Susun model transshipment yang berkaitan untuk masalah dalam

    Gambar di bawah.

    b. Rumuskan kembali model dengan memperkirakan bahwa pengiriman

    diijinkan di antara para dealer.

    c. Rumuskan kembali model itu dengan asumsi bahwa pusat distribusi 4

    akan menjual 240 mobil secara langsung kepada para pelanggan.

  • Programa Linier : Model Transportasi

    31

    Pabrik Pusat Distribusi Dealer

    1000 1 6 800

    7 500

    4 1500 2

    8 750

    5 9 1000

    1200 3 10 650