81
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/81 PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1. PERSIAPAN 1.1. BAGIAN OPERASI ELEKTRIS Bagian ini menjelaskan operasi elektriks pembangkit selama operasi normal dengan urutan pengasutan dan penghentian diesel dan alat bantu yang digunakan. Diasumsikan bahwa semua tindakan pra pengasutan, kondisi jalan dan penghentian normal mesin sebagaimana dijelaskan di manual SWD sudah diperhatikan. 1.1.1. PERSIAPAN AWAL Tindakan berikut, yang biasanya dilakukan selama komisioning, diperlukan pada saat pengoperasian awal. Hidupkan saklar unit catu daya 110 VDC dan 24 VDC. Baterai otomatis terisi. Jika baterai telah terisi penuh, hidupkan penyulang keluar 110 VDC dan 24 VDC ke MCB. Hidupkan 110 VDC dan 24 VDC di panel kontrol. Periksa dan setel semua alat pelindung (Pengaman). Periksa dan setel semua alat kontrol seperti AVR, sinkrocek, penyinkroon, dsb. Hidupkan MCB untuk memeriksa ukuran dan sirkit kontrol di papan hubung MV. Tutup pemutus pembumian netral generator secara manual (grounding) Tutup penyulang masuk (saluran sulang tinggi) ke busbar. Tutup pemutus arus transformator alat bantu (DS/PMT). Periksa tegangan busbar 380 V dan setel ulang tap changer beban transpormator alat bantu jika perlu (bila tegangan keluar tidak cocok)

6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengoperasian pltd besar

Citation preview

Page 1: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. PERSIAPAN

1.1. BAGIAN OPERASI ELEKTRIS

Bagian ini menjelaskan operasi elektriks pembangkit selama operasi normal

dengan urutan pengasutan dan penghentian diesel dan alat bantu yang

digunakan.

Diasumsikan bahwa semua tindakan pra pengasutan, kondisi jalan dan

penghentian normal mesin sebagaimana dijelaskan di manual SWD sudah

diperhatikan.

1.1.1. PERSIAPAN AWAL

Tindakan berikut, yang biasanya dilakukan selama komisioning, diperlukan

pada saat pengoperasian awal.

Hidupkan saklar unit catu daya 110 VDC dan 24 VDC. Baterai otomatis

terisi.

Jika baterai telah terisi penuh, hidupkan penyulang keluar 110 VDC dan 24

VDC ke MCB.

Hidupkan 110 VDC dan 24 VDC di panel kontrol.

Periksa dan setel semua alat pelindung (Pengaman).

Periksa dan setel semua alat kontrol seperti AVR, sinkrocek, penyinkroon,

dsb.

Hidupkan MCB untuk memeriksa ukuran dan sirkit kontrol di papan hubung

MV.

Tutup pemutus pembumian netral generator secara manual (grounding)

Tutup penyulang masuk (saluran sulang tinggi) ke busbar.

Tutup pemutus arus transformator alat bantu (DS/PMT).

Periksa tegangan busbar 380 V dan setel ulang tap changer beban

transpormator alat bantu jika perlu (bila tegangan keluar tidak cocok)

Page 2: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Hidupkan panel distribusi Tegangan Rendah dan semua penyulang ke panel

kontrol.

Hidupkan saluran penerang pembantu.

Hidupkan semua motor sterter MCB. Setel ulang semua relai termal, jika

perlu.

Siapkan alat bantu berikut :

- Kompresor udara asut P831

- Pompa pelepas beban minyak pelumas P731

- Pompa pengangkut minyak bakar rendah (LFO) P632A

- Pompa pengangkut minyak bakar rendah (LFO) P632B

- Radiator LFO E611

- Kipas sambungan mekanis PO52A

- Kipas sambungan mekanis PO52BI

- Kipas sambungan mekanis PO52B2

- Kipas sambungan mekanis PO52C

- Kipas sambungan elektris PO52C

- Pompa pengakut minyak pelumas P732

- Pompa penggalak LFO P611

- Pompa air pendingin segar P411

- Pompa air pendingin udara isi P581

- Pompa air pendingin jacket P511

- Pompa minyak pelumas P711

- Pompa air pendingin injektor P531

- Pelumas gigi katup M2041

- Pelumas silinder M2042

- Radiator air pendingin jacket E511A

- Radiator air pendingin jacket E511B

- Filter udara masuk S011

- Meter integrator LFO FQ11135

- Tangki pengamat V531

- MVP papan hubung MV

- Radiator air pendingin udara masuk E581

- Radiator minyak pelumas E711

Page 3: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Kipas mesin PO51

- Pemanas air pendingin injektor 15 kW F532A

- Pemanas air pendingin injektor 4.5 kW F532B

- Insinerator F121

- Modul kerak insinerator U115

- Instalansi pelunak air U432

- Derek gantung 1001

- Modul sentrifus LO/LFO U011

- Unit pemadam kebakaran U431

- Unit pembangkit bantu H327

Setel ulang penguncian, jika perlu.

1.1.2. PENGOPERASIAN NORMAL

U M U M

Dimungkinkan untuk mengontrol pembangkit dari tiga lokasi :

- ICD (Ruang Instruktur)

- SCB (Papan Kontrol Pembangkit)

- LCP ( Panel Kontrol Lokal)

Ketiga lokasi dapat dipilih dengan menggunakan saklar kontrol di ICD.

Kontrol elektris penuh hanya bisa dilakukan dari ICD dan SCB.

Ketiga lokasi tersebut ditunjukkan dengan lampu sinyal yang ada di SCB.

Untuk lay-out papan kontrol, lihat bagian 6,7 dan 8 dari volume ini.

Sebelum menjalankan mesin, pemeriksaan berikut harus dilakukan.

Page 4: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Transformer Alat Bantu 20 kV/380kV :

Transformer alat bantu ini memperoleh tenaga melalui penutupan penyulang

masuk (Saluran atas) serta penyulang transformer alat bantu papan hubung 20

kV.

Tegangan busbar 20 kV ditunjukkan dengan voltmeter busbar.

Sesudah ini transformer alat bantu dihubungkan dengan pusat kontrol alat

bantu (lihat 9.3.4).

Transformer Pengangkat Tegangan 6.3 kV/20 kV :

- Indikator posisi saklar pembumian di posisi off.

- Indikator posisi saklar resistor pembumian netral di posisi on.

Pusat Kontrol Alat Bantu (ACC) :

ACC memperoleh pasok dari transformer alat bantu.

Tegangan busbar 380 V dihasilkan oleh ACC, yang tersedia dengan saklar

pemilihan.

Arus busbar ditunjukkan sebesar 3 meter di ACC.

Generator

Selektor dan saklar kontrol, tombol tekan, lampu pandu :

- Voltmeter Governor todak di posisi “O”

- Saklar kontrol pensinkron di posisi “off”

- Saklar pemilih pensinkron di posisi “O”

- Saklar kontrol kelainan generator di posisi “O”

- Lampu “sirkit penguncian pengetripan Setelan Ulang” mati (jika tidak, setel

ulang tombol tekan).

Page 5: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.2. BAGIAN OPERASI MESIN

Alat-alat bantu

Tindakan pra-pengasutan

Sebelum melakukan pengasutan mesin diesel harus didahului dengan

pemeriksaan untuk memastikan keberhasilannya. Penjelasan rinci

pemeriksaan ini lihat

Volume 1 bagian 6 “Pengoperasian Sistem Mekanis”, bagian 7 “Manual

Pengoperasian Elektris”, dan elektris lainnya.

Pemeriksaan/Langkah utama sebelum melakukan pengasutan diesel :

- Periksa apakah posisi semua katup sudah benar untuk pengoperasian.

- Periksa ini air jacket pendingin di tangki ekspansi V-111, tangki pengamat

ekspansi air pendingin injector V-531 dan tangki ekspansi air pendingin

udara isi V-581. Isi jika perlu.

- Lakukan pengasutan pompa air pendingin air injektor P – 531 dan

hidupkan pemanas air pendingin injektor F- 532. Periksa isi tangki

buangan minyak pelumas V – 731 dan tangki minyak pelumas silinder V –

711. Isi jika perlu.

- Lakukan pengasutan sentrifus minyak pelumas S - 715 dengan peralatan

bantuannya. Suhu minimum tangki buangan minyak pelumas V – 713

sebelum pengasutan mesin diesel adalah 40oC.

- Periksa isi minyak di governor dan turbocharger mesin diesel. Isi jika perlu.

- Periksa isi minyak pelumas di tangki cadangan minyak bahan bakar bersih

m.b.r. V – 634, tangki pengendap m.b.r V – 633 dan tangki minyak bersih

m.b.r. V – 632 dan buang air endapan.

- Pasang pompa transfer m.b.r. P – 632 A/B pada operasi otomatis.

- Pasang kompresor udara pengasut P – 831 pada operasi otomatis.

- Periksa tekanan di bejana udara pengasut V – 831 dan buka katup utama

206.8 pada bejana udara. Periksa tekanan udara di kontrol dan bejana

udara pengaman (PI – 7150 dan P- 7151).

Page 6: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Lakukan pengasutan sentrifus m.b.r. S – 615. Lihat Volume 6.

- Lakukan pengasutan pompa minyak pelumas P – 711.

- Periksa tekanan minyak pelumas pada saluran masuk mesin (PI – 2051).

- Periksa tangki gravitasi V – 712 telah terisi dengan mengecek luapan

melalui glas cek aliran FG - 2137.

- Lumasi kisi bahan bakar dan gigi penggerak kisi bahan bakar (kisi pompa

bahan bakar pada posisi bahan bakar “nol”).

- Periksa semua hubungan terkait dengan governor dan kisi bahan bakar.

- Sebelum menentukan bar mesin, lakukan pengasutan gigi katup/pompa

minyak penyekat M – 2401 dan silinder/pompa minyak pelumas dudukan

katup M – 2042 untuk minyak penyekat di pompa bahan bakar t.t dan

pelumasan awal di tabung silinder.

- Pompa M – 2401 dapat disetel dengan moda “otomatis” atau dalam moda

“manual”. Dalam moda “otomatis” pompa M – 2401 diasut secara otomatis

jika pompa penggalak m.b.r P611 diasut. Dalam moda “manual” pompa

dapat diasut sendiri-sendiri.

Pompa M – 2402 juga dapat disetel dengan moda “otomatis” atau

“manual”.

Moda yang normal adalah otomatis. Dalam moda “otomatis”, pompa dapat

diasut untuk melakukan pelumasan awal. Jika mesin diesel tidak diasut

dalam waktu yang ditentukan sebelumnya, pompa akan tetap beroperasi

dalam waktu yang telah disetel sebelumnya.Setelah mesin diesel berhenti

pompa akan tetap beroperasi untuk jangka waktu yang sudah disetel

sebelumnya dan kemudian akan berhenti otomatis. Dalam moda manual,

pompa harus diasut dan dihentikan dengan tangan.

- Hidupkan gigi putar dan periksa silinder tanpa air dan bahan bakar dengan

menyetel mesin di atas 720 dengan kran indikator terbuka; jangan pernah

menyetel mesin tanpa ada tekanan minyak pelumas.

- Lepaskan gigi putar dan katup kran inidikator.

- Keringkan udara dari filter udara dengan hati-hati

Page 7: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

COMPRESSED AIR SYSTEM

CAS CAS 8

CAS

5 CAS

V.311

CAS

A A A A A

Keterangan :

X.001 - Diesel Engine.

V.811 - Starting Air Vessel.

V.842 - Safety Air Vessel.

1. PI - Pressure Indikator.

2. PAL - Pressure Indikator Low.

3. PAL - Safety Air Low Pressure OP. 12 Bar.

4. ZL - Turning Gear Position.

5. PI - Safety Air Engine Inlet Presure OP. 12 Bar.

6. PI - Tekanan udara start botol angin operasi 13 – 30 Bar.

7. PAL - Tekanan udara masuk mesin rendah.

8. PI - Tekanan udara masuk mesin Operasi 13 – 30 Bar.

Page 8: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

COMPRESSEN AIR SYSTEM (STATION)

E

F

G

DS

KETERANGAN :

P.831 - STARTING AIR COMPRESSOR A. Ke Incinerator F. 121

U.863 - AIR TREATMENT 12 BAR B. Ke Air Intake Filter S.011

U.865A - AIR TREATMENT 8,5 BAR C. Ke centifuge Modul

U.011

U.865B - AIR TREATMENT 8,5 BAR D. Pengukuran minyak

1. LAL - LOW OIL COMPRESSOR LOW LEVEL konsumsi B.61114

2. PI - KOMPRESOR P.831 E. Udara kontrol ke

mesin

3. PC - AIR COMPRESSOR START – STOP Diesel K.001

4. PS - AIR COMPRESSOR START – STOP F. Ke pompa minyak kotor

5. PI - PRESSURE INDIKATOR 30 BAR P121

6. PI - UDARA PENGAMAN AIR TREAT- G. Ke pompa minyak kotor

MENT 10 BAR P123

Page 9: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

LUB OIL SYSTEM

LOT

V. 711 V. 712

DS

DS

DS

DS

TW

LOT

DS

DS

Page 10: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN :

E.711 – LUB. OIL RADIATOR

F.713 – LUB. OIL CENTRIFUGE SUPPLY HEATER

J.011 – CENTRIFUGE CONTROL

K.001 – DIESEL ENGINE

M.204 – VALVE GEAR/SEALING OIL PUMP

M.205 – CYL. INLET VALVE SEAT LUB. OIL PUMP

P.613 – CENTRIFUGE SLUDGE PUMP

P.711 – LUB. OIL PUMP

P.716 – LUB. OIL CENTRRIFUGE SUPPLY PUMP

S.711 – LUB. OIL ENGINE INLET FILTER

S.712 – LUB. OIL MAN FILTER

S.715 – LUB. OIL CENTRIFUGE

U.OII – L.F.O./LUB.OIL CENTRIFUGE MODULE

V.616 – CENTRIFUGE SLUDGE TANK

V.11 – CYLINDER LUB OIL TANK

V.712 – LUB. OIL GRAFITY TANK

V.713 – LUB. OIL DRAIN TANK

Page 11: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

LUBRICATING OIL SYSTEM

Page 12: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

LUBRICATING OIL SYSTEM

Diagram of Cylinder, Valve Seat, Valve Steam and Buffer Oil (Lubrication)

system

A Cylinder lub. Oil tank

B Filter (5)

C Electrically driven impulse pump

D Limit valve

E Pressure gauge

F Pressure switch

G Oil distributor on cylinder head

H Exhaust valve stem and housing

J Inlet valve guide

K Oil distributor on inlet rocker arm

L Oil distributor on exhaust rocker arm

M Rocker arm push rod

N Rocker arm adjusting bolt

O Accumutator

P Fuel injection pump

Q Elecctrically driven cylinder lub. Oil pump

R Over flow 50 bar

S Oil ditributor for inlet valves seats

T Flow switch

U Cylinder liner

W Pressure reducer from 40 bar to 15 bar (only applicable when running on

heavy oil)

Z Lub. Oil inlet fuel injection pump

Page 13: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

FUEL OIL BOOSTER SYSTEM

S.613 E. 611

S. 617

DS

Page 14: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN :

K001 - DIESEL ENGINE

E.611 - L.F.O RADIATOR

F.Q.L - L.F.O INTERGTATET METER

P.611 - L.F.O BOOSTER PUMP

S.611 - L.F.O BOOSTER FILTER

S.613 - L.F.O INTERGTATET METER INLET FILTER

S.617 - L.F.O BOOSTER INDICATOR FILTER

Page 15: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(Injector Cooling Water System)

16

13

V . 532

V . 531

15

14

Ds S. 532

P . 531

3 4 8

11

10

1 2 7

12

9

F . 532

5

Page 16: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETERANGAN :

K.001 - DIESEL ENGINE

F.532 - INJECTOR C.W. HEATER

P.531 - INJECTOR C.W. PUMP

V.531 - INJECTOR C.W. OBSERVATION TANK

S.552 - INJECTOR C.W. DE AERATOR

1. TS - JWC Heater F.532 control ON – OFF 93/91oC

2. TL - Heater 4,5 KW

3. TI - ICW Engine outlet temperature

4. TAH - ICW Engine high temperature 100oC

5. PI - ICW Engine inlet pressure

6. TI - ICW Heater F.532 outlet temperature

7. TS - ICW Heater F.532 Max. termperature 115oC

8. TAH - ICW Heater F.532 Max. termperature

9. TS - ICW Heater F.532 Control ON – OFF 90oC

10. TC - ICW Heater F.532 Control ON – OFF

11. TL - ICW Heater F.532 15 KW

12. TI - ICW Heater F.532 inlet

13. LS - ICW Expantion tank V.532 Level low indicator

14. PI - ICW Pump P.531 suction press

15. PI - ICW Pump P.531 Discharge press

16. XG - Observation light

Page 17: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(Jacket cooling water system)

Tw 15 16

11 17

Chemical

diosing

19 20

Ds

p.511

2

Page 18: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Keterangan

K 001 Diesel Engine

E.021 - Charger Air Cooler High Temperatur

P.511 - Jacket C.W. Pump

E.511 A - Jacket Cooling Water Radiator

E.511 B - Jacket Cooling Water Heat Exchanger

V.511 - Jacket Cooling Water Expantion Tank

V.512 - Jacket Water Inhibitor Dosing vessel

Page 19: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(Raw Cooling Water System)

KETERANGAN :

P.411 - RAW COOLING PUMP

S.411 - RAW COOLING WATER FILTER

E.511B - RAW COOLING WATERRADIATOR/COOLING WATER

PI - PRSSUFE INDIKATOR

TI - TEMPERATUR INDIKATOR

PDI - PRESSURE DEFFERENTIAL INDIKATOR

1. PDI - Temperatur Diff. temperatur

2. PI - Press. In JCW Pump

3. PI - Press. Out JCW Pump

4. TI - Temp. in JCW Radiator/o. T

5. PI - Press. In JCW Radiator./ CT

6. PI - Temp. out JCW Radiator

7. TI - Temp. out JCW Radiator / CT

Page 20: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

AIR INTAKE AND EXHAUST GAS SYSTEM

KETERANGAN :

K.001 - DIESEL ENGINE

I.011 - AIR INTAKE FILTER

E.021 - CHARGE AIR COOLER HICH TEMPERATURE

E.022 - CHARGE AIR COOLER LOE TEMPERATURE

S.011 - AIR INTAKE FILTER

X 031 - EXHAUST GAS SILENGER

A & B - TURBO CHARGER

1. PDAH- FILTER UDARA MASUK 8.011.

2. PDI - KONTROL TEKANAN UDARA MASUK.

3. PI - KONTROL TEKANAN UDARA MASUK BLOWER.

4. PIQ - KONTORL LO LEVEL TURBO.

5. SI - SPEED BLOWER.

6. TI - KONTROL SUHU UDARA MASUK HEAT EXCHANGER.

7. TI - KONTROL TEMPERATUR GAS.

8. TI - KONTROL SUHU MASUK RECEIVER.

9. TI - KONTROL SUHU MASUK RECEIVER.

10. SI - SPEED MESIN.

11. SGL - KONTER JAM OPERASI MESIN.

12. SAH - SPEED MESIN TRIP.

Page 21: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 21/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

13. PI - KONTROL PHEUMATIX UDARA.

14. SAH - KONTROL PHEUMATIX TRIP.

15. NI - DETEXTOR VIBERASI MESIN.

16. TI - TEMPERATUR GAS KELUAR

19. NI - PIX UP VIBERASI

20. NAH - VIBERASI TURBO

21. NI - VIBERASI BEARING TURBO

22. NAH - ALARM VIBERASI TURBO..

SEPARATOR

Prosedur Start dan Stop Minyak Pelumas dan Bahan Bakar

Prosedur start MAB.204 (Separator minyak pelumas)

1. Buka katup masuk minyak kotor (40)

2. Setel posisi katup 3 jurusan (Three way) menuju ke pemanas/heater (II)

3. Buka katup udara masuk (G)

4. Buka katup air masuk (H)

5. Buka katup penyalur minyak bersih keluar (10)

6. Start pompa penyalur minyak (04)

7. Hidupkan switch heater (sakelar pemanas) (03)

8. Periksa permukaan minyak pelumas dan hidupkan separator

9. Periksa arah putaran counter yang benar sesuai tanda panah

10. Buka katup air masuk (21)

11. Tutup katup air masuk (21) jika air sudah keluar bagian pembuangan

separator

12. Setel posisi three way valve (katup 3 jurusan) pada minyak kotor masuk

separator (06). Turunkan dan putar oleh kran tangan.

13. Setel kembali tekanan dengan katup pengatur (regulating valve/minyak

bersih keluar) (10)

14. Tekanan diatur kembali pada manometer menujukkan 1,5 BAR.

15. Buka kembali katup three way (06)

16. Separator sudah dalam keadaan operasi

Page 22: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 22/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Prosedur stop MAB.240

1. Sakelar pemanas (Switch heater) matikan (03)

2. Pompa penyalur minyak (04)

3. Buka katup air masuk (21)

4. Tutup katup air jika sudah keluar melalui saluran buangan separator

5. Matikan sakelar separator

6. Tutup penyalur udara dan air (G – H)

Prosedur menghidupkan MAB. 130 (Separator minyak bahan bakar)

1. Buka katup minyak kotor masuk (30)

2. Buka katup pengatur minyak bersih keluar (10)

3. Buka penyalur udara dan air (G – H)

4. Atur/setel posisi katup three way (katup tiga jurusan) minyak kotor masuk

separator (06). Turunkan dengan pemutar tangan.

5. Periksa permukaan minyak pelumas dan hidupkan separator dengan

menekan tombol mesin alat pemisah hidup (Separator motor on) pada

paralel.

7. Periksa arah putaran counter yang benar.

8. Buka katup air masuk (22)

9. Tutup katup air maruk (22) jika air sudah keluar lewat buangan.

10. Buka katup minyak masuk (31)

Atur/setel aliran hingga permukaan pada gelas kontrol (02B) hanya

setengah.

11. Tekanan diatur kembali oleh katup minyak bersih keluar (10)

12. Putar kembali (buka) katup three way (06)

13. Separator dalam keadaan operasi

Prosedur stop (mematikan) untuk MN.130 (Prosedur mematikan untuk

minyak BBM)

1. Tutup katup minyak masuk (31)

2. Buka katup air masuk (22)

Page 23: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 23/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. Tutup katup air masuk (22) bila air melalui buangan separator

4. Matikan sakelar separator

5. Tutup penyalur udara dan air (G – H)

Page 24: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 24/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2. START (MENGHIDUPKAN MESIN)

2.1 Pengoperasian Alat Bantu

1. Uraian

Genset dijalankan dengan mesin desel Wartsila tipe TM410, dengan

putaran 600 rpm, 6 silinder yang bekerja tunggal dengan turbochanger.

Turbochaernya dibuat oleh BBC, tipe VTR 354.

Mesinnya disesuaikan ke AC tiga fase buatan sieman/Pindad, generator

sinkron dengan satu bantalan silinder. Mesin berikut generatornya dibangun

pada satu di blok beton yang pemasangannya dibuat fleksibel.

Pengatur tegangan otomatis (AVR) disatukan dengan pengaman generator

diesel utama dan panel penguat (eksitasi). Sistem pengguatanya

berlangsung dengan cara melengkapinya dengan penguat (eksiter) tanpa

kol.

Sedangkan kontrol governor mesinya adalah jenis Woodward tipe PGG58

yang berfungsi sebagai pengontrol mekanis, hidrolis dengan amplifer

hidrolis yang memang sudah ada (built-in). Jenis alat tambahan mesin

diesel dirinci di Volume 5. Sedang rincian teknis lebih lanjut ada di Volume

2,3 dan 4.

Menjalankan (Start) Diesel

Sebelum diesel dapat dijalankan, beberapa kondisi harus dipenuhi :

Setelen putar governor rendah

Peralatan gigi putar mati

Isi tangki gravitas minyak pelumas tidak rendah

Minyak pelumas silinder mengalir

Page 25: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 25/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Putaran mesin < 50 rpm

Tidak ada interlok kecepatan lebih (overspeed)

Detektor kabut minyak karter tidak cacat

Tekanan saluran masuk mesin minyak pelumas tidak rendah

Tekanan pompa bahan bakar minyak penyekat tidak rendah

Tekanan udara kontrol tidak rendah

Tekanan udara pengaman tidak rendah

Generator saklar pembumian di posisi “off”

Arus 24 VDC tersedia

Tidak ada interlok mastertrip yang diaktifkan

Saklar lokasi kontrol (ICD) di posisi yang benar

Tombol penghenti darurat tidak terkunci

Motor saklar pengaman dalam posisi on

2.2 Pengoperasian Mesin

Lihat petunjuk pengoperasian dari Pabrik Diesel Volume 2. Pastikan bahwa

semuat langkah – langkah pra – pengasutan telah dilakukan (lihat 3,2,1).

Lakukan pengasutan mesin sesuai dengan prosedur berikut :

- Lakukan pengasutan pompa penggalat m.b.r P-611

- Lakukan pengasutan pompa a.p. air jaket P-511

- Lakukan pengasutan pompa a.p. udara isi P-581

- Lakukan pengasutan kipas radiator a.p. jaket E-511, radiator a.p. udara

isi E-581, radiator minyak pelumas E-711 dan radiator m.b.r. E-611

- Periksa panel alarm jika lampu alarm masih beroperasi (tes lampu)

- Periksa panel alarm dan periksa apa ada yang tidak bekerja

- Buka katup pengasut 205.8

- Periksa setelan putaran motor, setelah ditentukan putaran minimum

- Tekan tombol asut : mesin jalan

- Udara asut berhenti otomatis dibatasi dengan waktu selam 3 detik atau

sinyal putaran per menit mesin (50 rpm)

Page 26: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 26/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Jika mesin sudah mencapai 80 rpm, katup solenoid pelumasan gigi katup

ZV-2055 dienersi untuk pelumasan gigi

- Mesin akan jalan dengan kecepatan 200 rpm

- Naikkan setelan putaran governor secara manual dari 200 rpm menjadi

600 rpm dalam waktu sekitar satu menit

- Peri hidupkan semua motor sterter MCB. Setel ulang semua relai termal,

jika

- Catatan : mesin jalan tak berbeban dengan putaran nominal harus

dihindari sedapat mungkin, khususnya sesudah pengasutan.

Sekarang mesin diesel dapat dijalankan dengan menekan tombol merah

menyala.

Putaran mesin diesel terlihat pada penunjuk RPM.

Ketika putaran mencapai sekitar 75% dari putaran nominal, eksiter akan

secara otomatis jalan. Tegangan eksiter dan arus diperlihatakan di SCB.

Tegangan generator terlihat di voltmeter dan tegangan per fase dapat dipilih

menggunakan saklat pemilih.

Untuk busbar 20 kV, juga tersedia voltmeter dengan saklar pemilihnya.

Pengaturan Tegangan :

dengan menggunakan AVR tegangan (daya reaktif pada operasi paralel)

dijaga agar tetap konsisten. Titik setel AVR dapat disesuaikan dengan

saklar penaik/ penurun tegangan .

Dalam operasi paralel :

Kenaikan tegangan akan menaikkan daya reaktif.

Penurunan tegangan akan menurunkan daya reaktif.

Page 27: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 27/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pengaturan Putaran :

Putaran mesin diesel tetap dipertahankan konstan oleh governor.

Kontrol manual mesin putaran mungkin dilakukan dengan menggunakan

saklar penaik/penurunan putaran.

Dalam operasi paralel :

Kenaikan putaran akan menaikkan daya reaktif.

Penurunan putaran akan menurunkan daya reaktif.

Page 28: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 28/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ALAT KONTROL TEKANAN (MANOMETER)

Fungsi Manometer untuk menunjukkan tekanan air pendingin

Bagaimana bentuk

Manometer Logam

Page 29: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 29/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bagaimana konstruksi dari

Pressure switch

ALAT PROTEKSI TEKANAN (PRESSURE SWITCH)

Gbr. 04. 3 – 14

2

10

4

5

8

9

1

3

7

6

Page 30: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 30/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Inlet pipa Adjusting Screw

Acluate the Diagram Stop screw

P e g a s Micro Switch

Push bar Cover

Push button

Apa Fungsi

Pressure Switch

Untuk mencek/mendeteksi Pressure

Drop dari minyak pelumas atau air

pendingin di dalam sistem pada saat

mesin beroperasi

1

2

3

4

5

6

7

8

10

Page 31: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 31/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Distransmisikan secara Elektris ke

sinyal Alarm atau sistem Trip

Operator mengetahui adanya gangguan

tekanan di dalam sistem atau mesin Trip

secara otomatis

Page 32: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 32/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ALAT KONTROL TEMPERATUR (SUHU)

Thermometer Logam

Thermometer Zat Cair

Bagaimana bentuk

Thermometer Zat Cair Thermometer Logam

Page 33: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 33/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bagaimana konstruksi

Dari Thermalswitch

15 16 17 18 19

11

13

14

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Page 34: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 34/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Heating Cylinder

W a x Switch Case

Fitting Screw Micro Switch

O Ring Torsion Spring

Push Role Adjusting Screw

Pegas Set Bolt

Gbr. 04. 3 – 12

7 13

10

11

0

9

1

2

4

5

6

8

Page 35: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 35/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Apa Fungsi Pressure Switch

Untuk mendeteksi kenaikan temperatur

di luar batas normal dari air pendingin

atau minyak pelumas

Distransfer secara Elektris ke

sistem sinyal Alarm atau sistem

Trip secara otomatis yang terdapat

pada kontrol panel

Operator akan mengetahui adanya

ketidaknormalan pada mesin/mesin Trip

secara Otomatis

Page 36: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 36/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PANEL KONTROL

ENGINE ALTERNATOR SYNCHRON OUT GOING

INGCOMING

PANEL PANEL PANEL

AUXILIARIES FEEDER

FEEDER

Page 37: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 37/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ITEM CODE DISCRIPTION

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

..P30 – 2

..H76 – 1…9

..H77 – 1…9

..A88 – 1

..A90 – 1

..A92 – 1

..A94 – 1

..H103 – 1

..S89 – 2

..S89 – 3

..S89 – 1

..H75 – 1

..H75 – 2

..H75 – 3

..S85 – 2

..S85 – 3

..S85 – 1

..P28 – 1

..P28 – 2

..P29 – 1

..P27 – 1

..P27 – 2

..P26 – 3

..P9 – 2

..P9 – 1

..P30 – 1

..S3 – 1

..A96 – 1

..A98 – 1

..S3 – 6

REVOLUTION INDICATOR

SIGNAL LAMP

ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS

ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS

ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS

ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS

HORN

HORN RESET

LAMP TEST

LAMP RESET

CONTROL INDICATION LCP

CONTROL INDICATION SCB

CONTROL INDICATION ICB

START

STOP

EMERGENCY SWITCH

AMMETER ALTERNATOR

AMMETER ALTERNATOR

AMMETER ALTERNATOR

REACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR

POWER FACTOR INDICATOR ALTERNATOR

ACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR

VOLTMETER TERNATOR

HOUR COUNTER INDICATOR ALTERNATOR

FREQUENCY INDICATOR ALTERNATOR

VOLTMETER SELECTOR SWITCH

ANNUCIANTOR ELECTRICAL ALARMS

ALTERNATOR

ANNUCIANTOR ELECTRICAL ALARMS SREP-UP

Page 38: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 38/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

..P25 – 1

..S3 – 5

..S4 – 1

..S55 – 1

..H76 – 1

..H76 – 2

..P11 – 2

..P11 – 1

..H76 – 3

..P26 – 1/22 – 1/41

– 1

..P26 – 1/22 – 1/41

– 2

..P20 – 1

..P39 – 2

..S3 – 1

..A100 – 1

..A102 – 1

..P69 – 1

..P69 – 2

TRANSF

LOWER / RAISE VOLTAGE

TEMPERATUR INDICATOR

LOWER / RAISE VOLTAGE

DICREPANCY CONTROL SWITCH

RESET TRIPPED LOCK – OUT CIRCUIT

POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH

ALTERNATOR

POSITION INDICATOR NEUTRAL SWITCH STEP-

UP TANSF

AMMERT EXCITATION

VOLTMETER EXCIATATION

POSITION INDICATOR NEUTRAL SWITCH

ALTERNATOR

ACTIVE POWER COUNTER ALTERN./INCOMING

/ OUTGOING FEEDER

REACTIVE POWER COUNTER

ALTERN./INCOMING/ OUT GOING FEEDER

VOLTMETER BUSBAR

FREQUENSI INDICATOR BUSBAR

VOLTMETER SELECTOR SWITCH

ANNUNCIANTOR ELECTRICAL ALARMAS

COMMON

ANNUNCIANTOR ELECTRICAL ALARMAS

COMMON

DIFRFREQUENCY METER

SYNCHRONIZING METER

Page 39: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 39/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ITEM

CODE DISCRIPTION

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

..P69 – 3

..S3 – 11

..H78 – 1

..H78 – 2

..S3 – 9

..P33 – 2

..P33 – 3

..P33 – 4

..P32 – 3

..P33 – 1

..P14 – 1

..S3 – 2

..P36 – 2

..P36 – 2

..P37 – 2

..S4 – 2

..S4 – 2

..H76 – 4

..H77 – 1

..P42 – 2

..P42 – 3

..P42 – 4

..P41 – 3

..P42 – 1

..P42 – 1

..S3 – 4

..S4 – 4

..S4 – 5

..H77 – 2

DIFF. VOLTMETER

SYNCHRONIZING SELECTOR SWITCH

SYNCHRONISATION

SYNCHRONISATION CHECK

SYNCHRONISATION CONTROL SWICHT

AMMETER OUTGONGING FEDDER

AMMETER OUTGONGING FEDDER

AMMETER OUTGONGING FEDDER

ACTIVE POWER INDICATOR OUTGOING

FEEDER

REACTIVE POWER INDICATOR OUTGOING

FEEDER

VOLTMETER OUTGOING FEEDER

VOLTMETER SELECTOR FEEDER

AMMETER AUXILARY TRANSFORMER

AMMETER AUXILARY TRANSFORMER

AMMETER AUXILARY TRANSFORMER

DISREPANCY CONTROL SWITCH

DISREPANCY CONTROL SWITCH

POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH

OUTGOING FEEDER

POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH AUX.

TRANSFORMER

AMMETER INCOMING FEEDER

AMMETER INCOMING FEEDER

AMMETER INCOMING FEEDER

ACTIVE POWER INDICATOR INCOMING

FEEDER

REACTIVE POWER INDICATOR INCOMING

FEEDER

VOLTMETER

Page 40: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 40/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VOLTMETER SELECTOR SWITCH

DISCREPANCY CONTROL SWITCH

DISCREPANCY CONTROL SWITCH

POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH

INCOMING FEEDER

Page 41: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 41/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

INDICATOR LAMP

..A92 – 1 ..A94 – 1

..A96 - 1

AIR INTAKE FILTER S – 011

HIGHT PRESS. DROP

CHARGE AIR C.W. EXP.

TANK V – 581 LEVEL LOW

STARTING AIR ENG. INLET

PRESSURE LOW

CONTROL AIR

PRESSURE LOW

SAFETY IAR

PRESSURE LOW

INGENERATOR F – 121

FALURE

SLU

DG

E

TANK V – 121

LEVEL LOW

TANK V – 121

LEVEL HIGH

MAKE UP WATER STOR

TANK V – 324 LEVEL LOW

MAKE UP WATER STOR

TANK V – 324 LEVEL HIGH

WATER TREAT. UNIT U – 342

FAILURE

FIRE FIGHT. UNIT U – 342

FAILURE

AMBIENT TEMP. RAD.

LOW

ENGINE

LV

. O

.C.

STORAGE TANK V-731

LEVEL LOW

COMPR. P-831

LEVEL LOW

ENGINE INLET

EN

GIN

E

INLET PREES. LOW

PNEUM. TRIP

INLET PRESS. LOW

TRIP

ELE

CT

OR

C.W

EXP. TANK VC – 531

LEVEL OW

ENGINE OUTLET

TEMP. HIGH

HEATER F – 532

MAX. TEMP

JA

CK

ET

C.W

.

EN

GIN

E

OUTLET

PRESSURE LOW

OUTLET

TEMP. HIGH

EX

PA

NS

ION

TANK V – 511

LEVEL LOW

TANK V - 511

LEVEL HIGH

EN

GIN

E

OUTLET

HIGH TEMP. TRIP

OUTLET

LOW FLOW

FLOW LOW

SAVETY DEV. ACT

REVERE

POWER

LOSS OF

EXITATION

THERMAL RELE

ALARM

THERMAL RELE

TRIP

UNDER

VOLTAGE

OVER

VOLTAGE

UNDER FREQUENTIE

ALARM

UNDER FREQUENTIE

TRIP

DIFFERENTIAL PROTECTION

L1/ L2/ L3

OVERCURRENT PROTECTION

O.C. / S.C.

STATOR

EARTHFAULT

M.C.B / A.V.R

TRIP

M.C.B

AUXILIARY VOLTAGE

M.C.B

MEASURENG VOLTAGE

Page 42: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 42/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

INDICATOR LAMP

..A98 – 1 ..A100 – 1 ..A102 - 1

SIT

E –

UP

TR

AN

SF

OR

ME

R

EARTHFAULT

O.C./ S.C

OVER PRESSURE

TRANSFORMER

THERMAL RELE

ALARM

THERMAL RELE

TRIP

BUCHHOLZ RELE

ALARM

BUCHHOLZ RELE

TRIP

OIL LEVEL

TRIP

INC

OM

ING

FE

ED

ER

FEEDER O.C.

TRIP

FEEDER S.C.

TRIP

M.C.B.

AUXILYARY VOLTAGE

M.C.B.

MEASURING VOLTAGE

LV

. D

IST

RA

TIO

N

UNDER

VOLTAGE

L.V.O.C. S C.

TRIP

M.C.B.

AUXILYARY FOLTAGE

110 V DC SUPPLY UNIT

FAILURE

24 V DC SUPPLY UNIT

FAILURE

M.C.B.

222 V AC

Page 43: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 43/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

M.C.B BUSBAR

AUXILIARY VOLTAGE

M.CB. BUSBAR

MEASURING VOLTAGE

OU

TG

OIN

G F

EE

DE

R

FEEDER O.C

TRIP

FEEDER S.C

TRIP

M.C.B

AUXILIARY VOLTAGE

M.C.B

MEASURING VOLTAGE A

UX

ILIA

RY

TR

AS

FO

RM

ER

H.V. O.C.

TRIP

H.V.S.C

TRIP

OVER PRESSURE

THERMAL RELE

ALARM

THERMAL RELE

TRIP

BUCHHOLZ RELE

ALARM

BUCHHOLZ RELE

TRIP

M.C.B.

AUXILIARY VOLTAGE

Page 44: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 44/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

LOCAL ENGINE CONTROL PANEL

21 – Start 46 – Selector temperatur gas

22 – Stop

23 – Triped reset

Page 45: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 45/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ITEM CODE DESCRIPTION

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

29

30

31

P 26 – 5

P 26 – 6

P 26 – 7

P 26 – 4

P 26 – 2

P 26 – 3

P 26 – 1

P 11 – 1

P 26 – 8

P 11 – 2

S 3 – 1

S 3 – 2

A30 – 1

A32 – 1

A34 – 1

A36 – 1

S31 – 2

S31 – 1

S31 – 3

H19 –

1…8

S22 – 1

S22 – 2

S21 – 1

S20 – 1

S3 – 3

AMMERTER ALTERNATOR

AMMERTER ALTERNATOR

AMMERTER ALTERNATOR

REACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR

HOUR COUNTER INDICATOR ALTERNATOR

ACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR

VOLTMETER ALTERNATOR

ENGINE SPEED

FREQUECY INDICATOR ALTERNATOR

BLOWER SPEED

VOLTAGE SELECTOR SWITCH

LOWER/RAISE SPEED

ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS

ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS

ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS

ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS

HORN RESET

LAMP RESET

LAMP TEST

SIGNAL LAMPS

START

STOP

RESET TRIPPED CIRCUITS

EMERGENCY STOP

SAFETY SWITCH DIESEL ENGINE

LUB. OIL ENGINE INLET TEMPERATURE

Page 46: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 46/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

P10 – 2

P10 – 3

P8 – 2

P10 – 4

P10 – 5

P8 – 3

P10 – 1

P5 – 1

P10 – 7

P9 – 1

P10 – 6

P8 – 4

P9 – 2

P9 – 3

P9 – 4

P7 – 1

A13 – 1

A5 – 1

LUB. OIL ENGINE OUTLET TEMPERATURE

LUB. OIL ENGINE INLET PRESSURE

JACKET COOLING WATER ENGINE INLET

TEMPERATUR

JACKET COOLING WATER ENGINE OUTLET

TEMPERATUR

JACKET COOLING WATER ENGINE INLET

TEMPERATUR

FUEL OIL ENGINE INLET TEMPERATURE

FUEL OIL ENGINE INLET PRESSURE

CHARGE AIR ENGINE INLET TEMPERATURE

CHARGE AIR RECEIVER PRESSURE

INJECTOR C.W. ENGINE OUTLET

TEMPERATURE

INJECTOR C.W. ENGINE INLET TEMPERATURE

STARTING AIR ENGINE INLET PRESSURE

CONTROL AIR ENGINE INLET PRESSURE

SAFETY AIR ENGINE INLET PRESSURE

GAS TEMPERATURE MONITOR

VIBRATION UNIT

BEARING TEMPERATURE MONITOR

PRECODE LCP

Page 47: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 47/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tabel Local Engine control panel Indicator lamp

TABEL TIDAK JELAS

Page 48: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 48/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. PARALEL

3.1 SINKRONISASI

U M U M

Untuk menghindari penyambungan generator dengan busbar kV yang

menyimpang dari fase, kriteria berikut ini harus diperiksa untuk mengetahui

apakah masih dalam batas yang diperkenankan :

- Perbedaan tegangan

- Perbedaan fase

- Perbedaan frekuensi

Untuk pengawasan sinkronisasi, peralatan berikut ini dipasang di ICB dan SCB :

- Meter frekuensi diferensial

- Sinkronoskop

- Voltmeter diferensial

Untuk seleksi sinkronisasi dapat digunakan saklat pemilih lokasi.

Pengoperasian peralatan di atas dijelaskan lebih rinci pada bagian berikut.

ALAT PENYINKRON

Alat penyinkron pada dasarnya terdiri dari unit untuk pamaralel, untuk

penyesuai frekuensi dan unit penyesuaian tegangan. Tujuan dari unit penyesuai

frekuensi adalah untuk menyatukan dua jaringan, yang tidak beroperasi secara

sinkron (misalnya, generator dan jaringan yang ada).

Untuk menghindari lonjakan arus ketika sedang melakukan pemaralelan, syarat

berikut harus dipenuhi :

- Tegangan sama – sama tak bermuatan

- Frekuensi sama – sama tak bermuatan

- Posisi fase sama

Page 49: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 49/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Keadaan tegangan sama – sama tak bermuatan dapat diperoleh dengan

menyesuaikan tegangan dan keadaan frekuensi sama – sama tak bermuatan

diperoleh dengan menyesuaikan frekuensi. Sinyal perbaikan frekuensi dan

tegangan yang diberikan oleh alat penyinkron berupa sinyal tegangan bebas

kontak untuk memberikan sinyal turun/naik kepada motor governor dan trimmer

(pemangkas) pengaturan tegangan otomatis.

Sirkit kontrol frekuensi melakukan perbaikan putaran mesin setiap siklus slip.

Sistem tersebut memungkinkan perbaikan terus menerus jika kesalahan

putaran cukup tinggi dengan pengkonversian ke pulsa dilakukan dengan

kecepatan yang menurun mengingat putaran sinkronisasi sudah semakin

mendekat. Lebar pulsa dapat disesuaikan untuk mengoptimalkan respon

governor agar diperoleh waktu sinkronisasi secepat mungkin.

Sirkit kontrol tegangan memberikan sinyal penaikan/penurunan ke trimmer

(pemangkas) setiap saat tegangan generator berada di luar batas yang

ditentukan.

Apabila slip frekuensi dan tegangan telah dikembalikan ke batas yang sudah

ditentukan sebelumnya, sinyal kontak pulsa tunggal diberikan untuk menutup

pemutus arus.

Relai Cek Sinkron

Relai cek sinkron merupakan alat pengeblok penutup perintah yang digunakan

untuk memantau kondisi paralel. Terutama digunakan untuk memantau

pemaralelan manual. Untuk maksud itu, output unitnya dihubungkan secara seri

dengan kontak manual.

Pemaralelan hanya terjadi jika kondisi-kondisi tertentu seperti perbedaan sudut

dan nilai tegangan terpenuhi.

Page 50: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 50/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.2 MODA PENYIKRONAN

Umum

Sebagaimana dijelaskan di bagian 9.3.1., lokasi untuk penyinkronisasi telah

dipilih. Tempatnya bisa di ICD atau SCB.

Saklar pemilih sinkronisasi memiliki posisi sebagai berikut :

- Alternator

- Penyulang keluar

- Off/mati

Tujuan dari saklar ini adalah untuk memilih bagian peralatan yang perlu

disinkronkan.

Selain saklar pemilih sinkronisasi, juga terdapat saklar kontrol sinkronisasi

dengan enam posisi :

- Tangan (pegas balik)

- Bus mati

- Mati

- Test

- Auto

- Hidup (pegas balik)

Tujuan dari saklar ini adalah untuk memilih cara menyinkronkan/menutup

pemutus arus yang berkaitan.

Page 51: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 51/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Saklar Kontrol Kelainan

Saklar kontrol kelainan terdiri dari lampu yang akan menyala jika posisi saklar

tidak sesuai dengan posisi pemutus arus.

Pengubahan dari “Hidup” atau “Mati” hanya mungkin dilakukan sesudah

memijit tombol.

Sesudah melepasnya, saklar otomatis akan kembali ke posisi “I” atau “O”

(pegas balik)

Pengetripan pemutusan arus selalu mungkin dengan menekan tombol ke

posisi “OFF”. Mematikan pemutus arus dengan menekan posisi “ON” hanya

mungkin dalam keadaan tertentu.

“Moda”OFF” Saklar Kontrol Sinkronisasi

Dalam moda “Off”, sinkronisasi tidak mungkin dilakukan.

Pemutus arus generator tidak dapat dihidupkan.

Instrumen penyinkron, relai penyinkron dan cek penyinkron tidak dapat

dioperasikan.

Saklar Pemilih Sinkronisasi Moda “Alternator”

- Piih posisi “alternator” untuk menyinkronkan alternator.

- Pilih posisi “dead bus” untuk sinkronisasi manual atau “auto” untuk

sinkronisasi otomatis.

Penyinkronan Otomatis

- Letakkan saklar kontrol kelainan alternator di posisi “+”. Lampu pemandu

akan menyala.

- Setelan tegangan dan putaran akan bekerja otomatis.

- Periksa apakah lampu penunjuk cek sinkronisasi menyala sewaktu meter

sinkronnya sambung.

- Tekan saklar pemilih penyinkron akan ke posisi “ON

Page 52: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 52/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Penyinkronan Manual

- Letakkan saklar kontrol kelainan alternator ke posisi “+”. Lampu terpadu

akan Menyala.

- Setel tegangan dan putaran generator dengan menggunakan saklar

penaik di sinkronoskop yang berputar pelan ke kanan.

- Tekan saklar kontrol penyinkron di posisi “Tangan/Hand” dan :

- Jika sinkronoskop berputar pelan ke kanan, putar saklar kontrol kelainan

saklar kontrol penyinkron.

- Cek penyinkron akan menghidupkan pemutus arul alternator jika tegangan

- Lampu pemandu pemutus arus akan padam.

- Lepas kedua kontrol tombol putar.

Penyetelan Daya Pembangkit

Sesudah penyinkron saklar pemilih penyinkron dan saklar kontrol penyinkron

harus diputar ke posisi “of”, sesudah semua peralatan penyinkron dimatikan.

Padam apabila saklar kelainan berada dalam posisi “I”.

Jam operasi unit dihitung oleh penghitung jam yang ada di depan panel SCB.

Daya aktif generator dan arusnya dapat menggunakan Watt Meter dan

Ammeter.

Daya reaktif generator dan faktor daya dapat dilihat melalui VAR meter dan

faktor meter.

Energi yang dipasok ke generator dapat dihitung dengan kWh dan kVarh di

depan panel SCB.

Page 53: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 53/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Penyinkronan Penyulang Keluar dan Masuk

Penyinkronan penyulang keluar dan masuk juga mungkin dilakukan.

Ini bukan merupakan prosedur standar.

Arus yang mana perlu disikronkan dengan saklar kontrol penyinkron.

- Pilih lokasi kontrol

- Pilih “hand” atau “dead bus” otomatis

- Instrumen penyinkronan dihubungkan ke busbar dan penyulang 20

kV yang bersangkutan

Prosedur untuk penyinkronan manual dan otomatis sama dengan penjelasan

di bagian 9.5.4.,9.5.7.

Pengubahan saklar dead bus penyulang keluar atau masuk hanya perlu pada

waktu perjalanan awal.

Sesudah menutup transformator alat tambahan dapat dihubungkan dengan

busbar dengan saklar kontrol kelainan transformator yang ada di depan SCB.

Page 54: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 54/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. PEMBEBANAN

4.1 Memberi beban pada mesin

Sedapat mungkin penjalanan mesin tanpa beban dengan putaran nominal

dihindari, terutama sesudah pengasutan.

Tindakan :

- Sinkronkan generator dengan busbar HV. (Lihat penjelasan rici dimanual

pengoperasian elektris).

- Tambah beban mesin secara berangsur-angsur dalam waktu sekitar 15

menit sampai ke beban penuh jika dikehendaki.

Penjalanan :

Selama pengoperasian mesin, periksa parameter pokok operasi jam dan catat

data tersebut di buku catatan pembangkit. Alarm dinyalakan selama

pengoperasian juga harus dicatat dan diperiksa san gangguan yang

menyebabkan alarm menyala harus diatasi sesegera mungkin.

Catatan : Suhu utara intake di atas 50oC, maksimal jalannya mesin harus

dikurangi 0,5% per oC.

4.2 Selama Operasi

Dianjurkan agar dilakukan pemeriksaan yang teratur atas mesin pembangkit

yang sedang beoperasi, sebaiknya setiap jam. Sekalipun sebagian kesalahan

dapat dideteksi dari panel kontrol/sistem, tetapi merupakan praktek enjiniring

yang baik jika melakukan pemeriksaan langsung terhadap mesin yang sedang

beroperasi dengan selang waktu yang ditentukan. Prosedur ini akan

membantu sebagai sistem peringatan dini tentang kondisi kesalahan yang

mungkin akan terjadi. Daftar periksa berikut ini dianjurkan untuk diikuti oleh

operator ruang mesin.

Page 55: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 55/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Periksa dan catat semua instrumentasi yang ada di papan kontrol stasiun

pembangkit, juga lampu tes. Termasuk periksa semua suhu, tekanan,

dan lain-lain yang ditayangkan di panel kontrol lokal.

2. Periksa suhu bantalan kaki generator.

3. Periksa semua pipa bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin dan

perlengkapan jika ada yang bocor, termasuk kondisi semua sambungan

bahan bakar.

Catatan : sambungkan bahan bakar yang kurang aman sedikit disebut sebagai

bahaya kebakaran.

4. Periksa mesin secara keseluruhan kalau-kalau ada baut-baut,

penyangga atau sambungan yang kendor.

5. Periksa isi minyak turbocharger.

6. Periksa pengoperasian minyak pelumas dan pemisah bahan bakar. Juga

lihat Volume.

7. Periksa isi minyak pelumas dan tangki-tangki yang berkaitan dengan

unit.

8. pastikan bahwa tempat di sekeliling mesin tetap ditempatkan agar bersih

dari gangguan agar memudahkan evakuasi dari tempat dalam keadaan

darurat.

9. Periksa apakah gigi katup/minyak perekat dan silinder/pompa, periksa

tekanan minyaknya.

10. Lakukan pemeriksaaan visual atas semua alat bantu operasi

11. Lakukan pengamatan visual atas alat bantu yang bekerja.

12. Pengetahuan pemeriksaan visual akan alat ukur tekanan diferensi yang

bersangkutan dengan penyaring/filter.

Page 56: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 56/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOU

RS

DIES

EL

ENGI

NE

ALTERNATOR

OUTPU

T

CURE

NT

LOAD

EF

F

VO

LT

RUN

HOU

RS

FRE

Q

TEMPERATUR

REAK

TIF

AKT

IF WINDING BEARIING

RPM N S T MVAR MW CO

S KV HRS HZ 1 2 3 1 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

Page 57: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 57/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 58: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 58/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOURST

CUT GOING AUXILIARIES

TRANSFORMER

FEEDER OUTPUT EXITASI

OUTPUT

CURRENT LOAD VOLTAGE OUT

PUT AKTIF REAKTIF AKTIF REAKTIF AKTIF REAKTIF

KWH KVAR A V R S T MW MVAR KV KVAR KWH R S T KV

1 10 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 59: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 59/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOU

RST

INCOMING PECTFER

PANEL DC INCOMER

FOR AUXILIARIES CURRE

NT LOAD

VO

LT

2/11

0V 2/110V

N G T M

V

MV

AR

KV V A V A R S T V KWH

1 3

4

3

5

3

6

37 38 39 4

0

4

1

4

2

4

3

4

4

45 46 47 48

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Page 60: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 60/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 61: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 61/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

H

O

U

R

1

DIESEL ENGINE LUB OIL JACKET COOLING

WATER

RP

M

2

OUTPUT

CURREN

T

LOAD ENGINE ENGINE PU

MP

AKT

IF

REAK

TIF INLET

O

UT

I

N

OUTLE

T

IN OUT

A

1

A

2

A

3

MV

AR KW

O

C

BA

R

OC

O

C

O

C

BA

R

BA

R BAR

3 4 5 6 7 8 9 10 1

1

1

2 13 15 15

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

Page 62: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 62/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 63: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 63/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOURST

1

FUEL OIL CHARGER

AIR

INJECT.

C.W CHARGER AIR . TURBO

ENGINE

INLET

FLOW

MEF ENGINE ENGINE TEMPERATUR

EXHAUST

TEMP

TEMP. PRES INLAT IN RECEIVE IN OUT IN OUT IN OUT

OC BAR OC OC OC OC OC OC OC OC OC

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Page 64: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 64/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 65: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 65/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOU

RST

1

TEMPERATUR

MAIN BEARING EXHAUST

1 2 3 4 5 6 7 8 CYL

1

CYL

2

CYL

3

CYL

4

CYL

5

CYL

6

OC OC O

C

O

C

O

C

O

C

O

C

O

C

OC OC OC OC OC OC

27 28 2

9

3

0

3

1

3

2

3

3

3

4

35 36 37 38 39 40

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Page 66: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 66/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 67: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 67/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOU

RST

1

FUEL OIL

PRESS LUB OIL PRESS PUMP LEVEL TANK

PUMP

S611 FILTER FILTER J.W.C R.C.W

LO

SUMP

LUB

OIL

FIEL

OIL

IN OU

T

IN OU

T

IN OU

T

IN OU

T

IN OU

T

TANK STRO

GE

STRO

GE

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

BA

R

CM/LT C

M/LT

CM/LT

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Page 68: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 68/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 69: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 69/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

REPORT CONTROL ROOM

DAY :

DATE :

GROUP :

HOURST

1

FUEL OIL TEMPERATURE RADIATOR COOLING

GOVERNOR

OUT PUT

RACK mm

CYLINDER NO. LUB OIL

JACKET

CW CHARGER AIR FUEL OUL

1 2 3 4 5 6 IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT

54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 70: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 70/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

5. PENGHENTIAN

Pembangkit dapat dimatikan secara manual, atau secara otomatis jika terjadi

sinyal pengetripan.

5.1. Normal

Urutan kejadian-kejadian sebagai berikut :

- Kurangi beban mesin berangsur-angsur + 1 MW/min. sampai sekitar 10%.

- Buka pemutus arus mesin di papan kontrol pembangkit dan kurangi

putaran mesin sampai ke putaran minimum.

Ingat bahwa perjalanan mesin “tak berbeban” dengan putaran nominal

harus dihindari. Hal itu dapat merusak mesin.

- Matikan mesin dengan menekan tombol henti mesin diesel.

- semua alat bantu yang berhubungan dengan mesin dihentikan segera

sesudah mesin diesel berhenti kecuali pompa a.p. jaket P-511, a.p. injektor

P-531, pompa penggalak m.b.r P-611, pompa minyak pelumas P-711,

radiator a.p. jaket E-511, radiator m.b.r E-611 dan radiator minyak pelumas

E-711. semua ini dapat dihentikan sekitar 15 menit sesudah mesin diesel

berhenti, untuk mendinginkan struktur mesin keseluruhan.

Catatan :

Jika gigi katup/pompa minyak penyekat P-2041 dihentikan, tekanan minyak

penyekat pompa bahan bakar tekanan tinggi akan menurun, dan sesudah +

satu jam tekanan di dalam sistem minyak bahan bakar akan menyebabkan

kebocoran bahan bakar di sistem minyak pelumasan mesin.

Page 71: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 71/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Untuk mencegah kontaminasi minyak pelumas :

Sesudah menghentikan pompa penggalak P-811, katup-katup di bawah

peredam pulsasi di saluran masuk dan keluar minyak bahan bakar yang ada

di mesin.

Lepas tekanan bahan bakar di sistem bahan bakar tekanan rendah dengan

cepat membuka dan menutup katup pengawas udara yang ada di filter S-611.

Jangan lupa membuka katup di bawah peredam pulsasi sebelum melakukan

pengasutan !

5.2. Otomatis

Tersedia pengetripan untuk mengamankan mesin dari hal-hal berikut :

Kode Instrumen

- Aliran a.p. jaket terlalu rendah FBL 3835

- Suhu saluran keluar mesin a.p. jaket terlalu tinggi THB 3900

- Tekanan saluran masuk minyak pelumas terlalu rendah PBL 2950

(Pegetripan pneumatis)

- Tekanan saluran masuk terlalu rendah PBL 2951

- Suhu saluran masuk mesin minyak pelumas terlalu tinggi THB 2900

- Kabut minyak karter DBH 2940

- Tekanan pemulasan gigi katup rendah PBL 2955

- Suhu bantalan mesin tinggi THB 2908

- Mesin putaran lebih SAH 0944

- Pengetripan elektris

Penghentian Pemeliharaan Di Luar Jadwal

“Jika ada pekerjaan yang segara dilakukan terhadap mesin”.

Page 72: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 72/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Urutan kejadiannya adalah sebagai berikut :

- Kurangi beban mesin sampai sekitar 10%.

- Buka pemutus arus generator yang ada di papan kontrol pembangkit.

- Kurangi putaran mesin sampai ke putaran minimum.

- Matikan mesin dengan menekan tombol penghentian mesin diesel.

- Sirkit pendinginan, harus tetap jalan selama diperlukan untuk mengurangi

suhu peralatan sampai mencapai tingkat dimana pekerjaan dapat

dilakukan. Jika suhu mesin mencapai tingkat yang akseptabel, matikan alat

bantu.

- Jika ada pekerjaan pemeliharaan yang perlu dilakukan terhadap mesin

atau alternator, ambil langkah pengamanan seperlunya untuk mencegah

pengasutan dan penjalanan mesin dengan menutup pasok udara.

- Letakkan papan peringatan di saklar dan katup pasok udara dan kunci

katup.

5.3. Penghentian Darurat

Jika terjadi keadaan darurat, tekan tombol PENGHENTI EMERGENCY YANG

menyebabkan penghentian dan pembukaan pemutus arus generator.

Selanjutnya, prosedur sebagaimana dirinci di bawah judul “penghentian mesin

normal” dapat diikuti.

Dalam hal kebakaran : hentikan pompa penggalak bahan bakar P-611

dan segera matikan pasok bahan bakar ke mesin.

Pneumatis Mesin

Untuk menjalankan dan menghentikan mesin diesel dengan aman, mesin

dilengkapi dengan sistem pneumatis sesuai dengan gambar 2-4-6750-26.

sistem ini menyediakan langkah-langkah yang perlu untuk dilakukan demi

penghasutan, penghentian dan perlindungan mesin terhadap putaran lebih,

tekanan minyak pelumas yang rendah dan rendahnya aliran air pendinginan

Page 73: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 73/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

jacket. Ketentuan pneumatis untuk tekanan minyak pelumas yang rendah

merupakan pengaman elektronis.

Selesai pencatatan data-data……., temperatur maupun tekanan pada panel,

juga agar dicatat keadaan permukaan minyak pelumas maupun bahan bakar

serta flow meter pada awal dan akhir operasi.

Selisih angka-angka pencatatan awal dan akhir operasi ditambah perubahan

merupakan angka pemakaian.

Page 74: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 74/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

6. KEGAGALAN DAN CARA MENGATASINYA

Dalam pokok Bahasan ini termasuk juga gangguan-ganguan yang mungkin

terjadi selama dalam pengoperasian PLTD.:

1. Kegagalan mesin untuk start.

2. kegagalan mesin untuk mencapai kecepatan.

3. kegagalan mesin untuk membangkitkan daya penuh.

4. Kecepatan mesin tidak teratur.

5. Kecepatan lebih dari mesin.

6. Mesin berhenti mendadak

Dengan sangat beraneka ragamnya mesin-mesin diesel saat ini, tentunya

masih banyak gangguan-gangguan yang bisa terjadi tapi tidak tertuliskan.

Namun diharapkan bagi operator atau kepala regu akan mendapatkan

hubungan umum yang jelas antara berbagai gejala, penyebab dan bagaimana

perbaikan cara mengatasinya.

1. Kegagalan start

Kegagalan start dalam pengoperasian PLTD, bisa terjadi beberapa

kemungkinan :

Flywheel (roda gila) yang telah diputar maju selama langkah usaha, buang

dan hisap, berhenti selama langkah kompresi dalam silinder yang di start

dan berputar balik.

Penyebab dan cara mengatasinyan :

Katup udara start macet atau bocor, sehingga harus dikeluarkan,

diperiksa, diperbaiki dan disetel untuk beroperasi lagi dengan baik.

Page 75: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 75/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Mesin berputar tetapi tidak mencapai kecepatan yang cukup untuk

memulai penyalaan.

Penyebab dan cara mengatasinya :

Ini bisa disebabkan oleh salah satu dari beberapa sebab, sebagai berikut

:

a) Tekanan udara start terlalu rendah, harus ditunggu/dinaikan sampai

tekanan udara start terpenuhi.

b) Katup diantara tangki udara dan mesin tidak terbuka dengan baik,

harus diperiksa dan disetel katup bisa terbuka dengan sempurna.

c) Katup udara start rusak, katup harus dikeluarkan, diperiksa dan

diperbaiki.

d) Pengaturan waktu udara start tidak tepat. Pengaturan waktu harus

diperiksa dan disetel kembali.

e) Gesekan terlalu besar dalam bantalan, ini bisa terjadi setelah mesin

overhaul yang kurang hati-hati, sehingga clearance-clearance harus

diperiksa kembali dan disetel sesuai standard.

Mesin dapat berputar bebas, tetapi tidak terjadi pembakaran, ini bisa

disebabakan dari 3 (tiga) kemungkinan, sebagai berikut :

a) Tidak ada bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder

b) Keterlambatan penyemprotan bahan bakar

c) Tekanan dan suhu kompresi terlalu rendah

Penyebab dan Cara mengatasinya :

Kekurangan bahan bakar :

a) Tangki bahan bakar mungkin kosong atau katup yang dioperasikan

dengan tangan dalam saluran pipa tertutup, sehingga perlu diperiksa.

Page 76: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 76/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

b) Pompa bahan bakar, saringan atau saluran injeksi mungkin terisi udara.

Lepaskan sambungan saluran injeksi pada nozzel atau tangki tekanan dan

operasikan pompa bahan bakar dengan tangan sampai pengeluaran

bahan bakar teratur.

c) Sambungkan pipa injeksi bahan bakar mungkin bocor, pipa harus diperiksa

kalau ada sambungkan yang pecah atau sambungan yang kurang baik

harus diperbaiki.

d) Katup isap atau saluran pompa bahan bakar mungkin bocor atau macet.

Katup harus dilepas diperiksa kalau ada pegas yang patah dan

dudukannya diperiksa, bersihkan dan diperbaiki supaya normal kembali.

e) Plunyer pompa bahan bakar mungkin bocor, karena sudah aus dan tidak

membangkitkan tekanan yang cukup tinggi untuk penyemprotan, plunyer,

perlu diganti.

f) Salurkan bahan bakar mungkin tersumbat kerak, kotoran atau benda lain.

g) Saringan minyak bahan bakar mungkin tersumbat, saringan dan buku

harian perawatan perlu diperiksa untuk mengetahui penyebabnya dan

mengetahui akan perbaikannya.

h) Mungkin ada air dalam bahan bakar, kalau memang terbukti ada air,

makka system harus dikuras dan kotoran dikeluarkan.

i) Mungkin mesin terdapat pada cuaca yang dingin, mungkin bisa bahan

bakar tidak dapat mengalir dengan bebas sehingga hal ini perlu adanya

pemanas, atau minyak yang lebih ringan.

Injeksi / Penyemprotan terlambat.

Kalau penyemprotan bahan bakar ke dalam silinder, tapi piston sudah

bergerak turun, maka ekspansi udara bisa menyebabkan tekanan dan

temperatur udara turun dan menyebabkan bahan bakar sulit dinyalakan.

j) Pengaturan waktu penyemprotan (timing) harus diperiksa dan mungkin

dimajukan.

Tekanan rendah,

Page 77: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 77/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

k) Saringan udara atau celah dalam pipa pemasukan mungkin tersumbat,

sehingga ini harus diperisa dan dibersihkan.

l) Katup buang atau katup isap tidak duduk tepat pada duduknya atau bocor,

sehingga harus diperiksa, di grinding (scheur) dan dibersihkan.

m) Gasket antara silinder dan kepala silinder mungkin bocor, sehingga gasket

diketatkan atau kalau perlu diganti.

n) Ring piston mungkin macet, patah atau sudah aus sehingga bocor. Untuk

memeriksa kebocoran gas, katup karter dibuka, torak disetel dalam

kedudukan menstart dengan udara, poros engkol diganjal dengan balok

kayu sedemikian rupa sehingga tidak dapat berputar, katup pengaman

dalam kepala silinder diganti dengan pengukur tekanan udara, dan udara

dimasukan melalui katup Penstater udara. Suara medesis ke dalam karter

dan penurunan tekanan dengan cepat dalam ruang kompresi akan

menunjukan kebocoran gas, yang mengharuskan pengeluaran torak.

Semua cincin torak harus dilepas dan yang patah atau sangat aus harus

diganti baru.

o) Celah mekanis antara mahkota torak dan kepala silinder mungkin terlalu

besar. Celahnya harus diukur dan disetel sampai nilai yang normal dengan

menyisipkan ganjal diantara pena engkol dan kaki batang engkol.

2. Kegagalan mesin untuk mencapai kecepatan. Kalau mesin sudah hidup,

tetapi tidak bisa mencapai kecepatan normal, tanpa beban atau dengan beban

kecil, kemungkinan penyebab dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

a) Penyediaan bahan bakar tidak cukup, karena katup pompa bahan bakar

macet atau bocor, atau plunyer pompa sudah aus. Perlu diperiksa,

dibersihkan dan diperbaiki serta plunyer bisa diganti.

b) Pipa hisap bahan bakar atau saringan bahan bakar tersumbat, bisa

diperiksa dan dibersihkan.

c) Pengaturan tidak bekerja dengan baik dan perlu penyetelan.

d) Satu silinder atau lebih tidak bekerja dengan baik atau mati. Gangguan ini

bisa terjadi karena peralatan injeksi atau pengaturan waktuanya. Kalau

Page 78: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 78/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

pada saluran pembuangan tidak dilengkapi dengan pirometer atau

termokopel, maka bisa juga diketahui dengan membuka kran indikator dan

selanjutnya bisa diperbaiki.

e) Kehilangan pengapian dapat juga disebabkan oleh kompresi yang tidak

cukup di dalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau ring

piston yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan

perbaikannya sangat penting untuk operasi yang memuaskan dari mesin.

f) Kehilangan pengapian pada beban ringan dapat disebabakan oleh

pendinginan silinder yang berlebihan, kalau perbandingn kompresi normal

dari mesin tidak terlalu tinggi. Penyebab ini tidak mudah dijumpai dan

dihilangkan dengan mengurangi aliran air jaket sehingga meningkatkan

suhunya.

g) Air bocor ke dalam salah satu silinder. Kepala silinder harus dilepas dan

diuji dengan tekanan hidrolik sampai 100 psi, dan diperbaiki kalau

ditemukan kebocoran. Gasket kepala silinder harus diperiksa dan mungkin

diganti baru. Lapisan silinder harus diperiksa kalau retak atau bocor. Kalau

tidak dapat diperbaiki, maka lapisan silinder yang baru harus disisipkan.

h) Pembakaran buruk. Dalam mesin injeksi udara, ini dapat disebabkan oleh

sangat rendahnya tekanan udara injeksi. Dalam mesin injeksi tanpa udara,

i) Pembakaran yang buruk dapat disebabkan oleh pengabuitan yang buruk

atau pengaturan waktu tidak tepat.

i) Tekanan balik buang tinggi. Sistem pembuangan mungkin tersumbat,

lubang buang mungkin terisi karbon, atau pengangkatan katup buang

mungkin di bawah normal.

j) Gesekan dalam yang tinggi dari mesin yang disebabkan oleh bantalan

panas. Peringatan biasanya diberikan oleh kenaikan suhu minyak lumas

dan sedikit meningkatkan ketukan dalam salah satu silinder. Unit yang

besar seringkali dan sebaiknya selalu dilengkapi dengan suatu jenis

termometer yang memberikan suhu dari tiap bantalan utama. Kalau suhu

dari salah satu nilai meningkatkan, maka ganggannya harus segera

diselidiki untuk menentukan penyebabnya dan untuk mencoba

menghilankannya, mesin harus dimatikan secepat mungkin.

Page 79: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 79/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

k) Gesekan dalam yang tinggi dari mesin yang disebabkan oleh torak yang

akan segera macet. Kemacetan torak biasanya disebabkan oleh salah satu

dari tiga sebab :

1) Pendingin yang tidak cukup dan buruk dari dinding lapisan silinder,

umumnya karena endapan kerak dari air sadah atau air kotor

2) Pendingin yang kurang baik dari toraknya sendiri

3) Pelumasan torak cukup atau buruk.

Operator biasanya mempunyai peringatan dari kemacetan yang baru mulai

terjadi dari ketukan yang makin lama makin meningkat dalam salah satu

silinder. Kalau ketukannya tidak terlalu keras, mungkin kemacetan dapat

dicegah dan merawat torak kembali menjadi normal dengan mematikan bahan

bakar dari silinder yang bersangkutan dan menghantarkan kepadanya

sejumlah besar minyak lumas. Pada pelumasan cebur dari torak, mesin harus

dihentikan segera dan penyebab sebenarnya dari gangguan diselidiki dan

diperbaiki.

Kalau mesin beroperasi secara normal, tetapi sedikit demi sedikit atau

mendadak kecepatannya turun dan tatap di bawah normal, penyebab yang

paling umum adalah mesin kelebihan beban. Ini diperiksa secara mudah

dengan mengurangi beban atau dari suhu buang. Pada saat yang sama salah

satu dari keadaan dalam butir a sampai i dapat terjadi dan memerlukan

perhatian.

3 Gagal membangkitkan daya penuh.

Biasanya penyebab sama seperti kalau mesin mulai penyalaan tetapi tidak

mencapai kecepatan normal ketika membawa beban kecil hanya tidak begitu

jelas.

Penyebab dan perbaikannya seperti diberikan pada point 2 dari a sampai i.

4 Kecepatan mesin tidak teratur

Page 80: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 80/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kemungkinan penyebab dan cara mengatasinya adalah sebagai

berikut :

a) Air dalam pipa bahan bakar, tindakan yang diambil seperti pada point 1,3h.

b) Udara dalam sistem bahan bakar.

Gland dari paking diganti, atau memudahkan tangki harian sehingga

bahan bakar akan mengalir ke pompa dengan gravitasi.

c) Operasi tidak teratur dari injection pump yang disebabkan oleh kemacetan

katup pompa atau bagian nozzel bahan bakar harus dibongkar, diperiksa

dengan seksama dan diperbaiki.

d) Minyak bahan bakar terlalu berat (terlalu kental) bisa menyiapkan alat

pemanas atau mengganti dengan minyak bahan bakar yang lebih ringan.

e) Pengaturan atau governor tidak berfungsi dengan baik. Governor dilepas

dan diperiksa, kalau ada yang aus atau bagian yang patah dan di setel

kembali.

5 Mesin berkecepatan lebih.

Keadaan ini sangat berbahaya, tidak peduli apakah mesin mempunyai

pengatur kecepatan lebih atau tidak dan harus segera diperbaiki.

Penyebab dan cara mengatasinya :

a) governor/pengatur macet dalam kedudukan beban penuh.

Mesin harus segera dimatikan dan mekanisme pengatur harus diperiksa

kalau ada bagian yang patah atau tidak berfungsi.

b) Saluran bahan bakar mungkin tersumbat atau mekanismenya tidak

disetel dengan baik. Mesin harus segera, dibersihkan dan disetel kembali.

6 Mesin berhenti mendadak

Kemungkinan sebab dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

Page 81: 6. Pengoperasian PLTD Besar .PDF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 81/81

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a) Kekurangan bahan bakar. Berbagai penyebab sebenarnya dan cara

mengatasinya sama seperti yang dibahas dalam bab 20-7, butir 3a sampai

h.

b) Pompa bahan bakar tidak bekerja. Periksa kalau ada penggerak yang

patah kopling yang slip, dan bagian yang aus.

c) Katup hisap dan buang tidak bekerja. Katup harus diperiksa kalau

tangkainya macet. Mekanisme pengoperasian harus diperiksa kalau ada

bagian yang patah, terutama pegas katup yang patah.