Upload
abednego-destio-tambun
View
267
Download
64
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengoperasian pltd besar
Citation preview
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. PERSIAPAN
1.1. BAGIAN OPERASI ELEKTRIS
Bagian ini menjelaskan operasi elektriks pembangkit selama operasi normal
dengan urutan pengasutan dan penghentian diesel dan alat bantu yang
digunakan.
Diasumsikan bahwa semua tindakan pra pengasutan, kondisi jalan dan
penghentian normal mesin sebagaimana dijelaskan di manual SWD sudah
diperhatikan.
1.1.1. PERSIAPAN AWAL
Tindakan berikut, yang biasanya dilakukan selama komisioning, diperlukan
pada saat pengoperasian awal.
Hidupkan saklar unit catu daya 110 VDC dan 24 VDC. Baterai otomatis
terisi.
Jika baterai telah terisi penuh, hidupkan penyulang keluar 110 VDC dan 24
VDC ke MCB.
Hidupkan 110 VDC dan 24 VDC di panel kontrol.
Periksa dan setel semua alat pelindung (Pengaman).
Periksa dan setel semua alat kontrol seperti AVR, sinkrocek, penyinkroon,
dsb.
Hidupkan MCB untuk memeriksa ukuran dan sirkit kontrol di papan hubung
MV.
Tutup pemutus pembumian netral generator secara manual (grounding)
Tutup penyulang masuk (saluran sulang tinggi) ke busbar.
Tutup pemutus arus transformator alat bantu (DS/PMT).
Periksa tegangan busbar 380 V dan setel ulang tap changer beban
transpormator alat bantu jika perlu (bila tegangan keluar tidak cocok)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Hidupkan panel distribusi Tegangan Rendah dan semua penyulang ke panel
kontrol.
Hidupkan saluran penerang pembantu.
Hidupkan semua motor sterter MCB. Setel ulang semua relai termal, jika
perlu.
Siapkan alat bantu berikut :
- Kompresor udara asut P831
- Pompa pelepas beban minyak pelumas P731
- Pompa pengangkut minyak bakar rendah (LFO) P632A
- Pompa pengangkut minyak bakar rendah (LFO) P632B
- Radiator LFO E611
- Kipas sambungan mekanis PO52A
- Kipas sambungan mekanis PO52BI
- Kipas sambungan mekanis PO52B2
- Kipas sambungan mekanis PO52C
- Kipas sambungan elektris PO52C
- Pompa pengakut minyak pelumas P732
- Pompa penggalak LFO P611
- Pompa air pendingin segar P411
- Pompa air pendingin udara isi P581
- Pompa air pendingin jacket P511
- Pompa minyak pelumas P711
- Pompa air pendingin injektor P531
- Pelumas gigi katup M2041
- Pelumas silinder M2042
- Radiator air pendingin jacket E511A
- Radiator air pendingin jacket E511B
- Filter udara masuk S011
- Meter integrator LFO FQ11135
- Tangki pengamat V531
- MVP papan hubung MV
- Radiator air pendingin udara masuk E581
- Radiator minyak pelumas E711
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Kipas mesin PO51
- Pemanas air pendingin injektor 15 kW F532A
- Pemanas air pendingin injektor 4.5 kW F532B
- Insinerator F121
- Modul kerak insinerator U115
- Instalansi pelunak air U432
- Derek gantung 1001
- Modul sentrifus LO/LFO U011
- Unit pemadam kebakaran U431
- Unit pembangkit bantu H327
Setel ulang penguncian, jika perlu.
1.1.2. PENGOPERASIAN NORMAL
U M U M
Dimungkinkan untuk mengontrol pembangkit dari tiga lokasi :
- ICD (Ruang Instruktur)
- SCB (Papan Kontrol Pembangkit)
- LCP ( Panel Kontrol Lokal)
Ketiga lokasi dapat dipilih dengan menggunakan saklar kontrol di ICD.
Kontrol elektris penuh hanya bisa dilakukan dari ICD dan SCB.
Ketiga lokasi tersebut ditunjukkan dengan lampu sinyal yang ada di SCB.
Untuk lay-out papan kontrol, lihat bagian 6,7 dan 8 dari volume ini.
Sebelum menjalankan mesin, pemeriksaan berikut harus dilakukan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Transformer Alat Bantu 20 kV/380kV :
Transformer alat bantu ini memperoleh tenaga melalui penutupan penyulang
masuk (Saluran atas) serta penyulang transformer alat bantu papan hubung 20
kV.
Tegangan busbar 20 kV ditunjukkan dengan voltmeter busbar.
Sesudah ini transformer alat bantu dihubungkan dengan pusat kontrol alat
bantu (lihat 9.3.4).
Transformer Pengangkat Tegangan 6.3 kV/20 kV :
- Indikator posisi saklar pembumian di posisi off.
- Indikator posisi saklar resistor pembumian netral di posisi on.
Pusat Kontrol Alat Bantu (ACC) :
ACC memperoleh pasok dari transformer alat bantu.
Tegangan busbar 380 V dihasilkan oleh ACC, yang tersedia dengan saklar
pemilihan.
Arus busbar ditunjukkan sebesar 3 meter di ACC.
Generator
Selektor dan saklar kontrol, tombol tekan, lampu pandu :
- Voltmeter Governor todak di posisi “O”
- Saklar kontrol pensinkron di posisi “off”
- Saklar pemilih pensinkron di posisi “O”
- Saklar kontrol kelainan generator di posisi “O”
- Lampu “sirkit penguncian pengetripan Setelan Ulang” mati (jika tidak, setel
ulang tombol tekan).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1.2. BAGIAN OPERASI MESIN
Alat-alat bantu
Tindakan pra-pengasutan
Sebelum melakukan pengasutan mesin diesel harus didahului dengan
pemeriksaan untuk memastikan keberhasilannya. Penjelasan rinci
pemeriksaan ini lihat
Volume 1 bagian 6 “Pengoperasian Sistem Mekanis”, bagian 7 “Manual
Pengoperasian Elektris”, dan elektris lainnya.
Pemeriksaan/Langkah utama sebelum melakukan pengasutan diesel :
- Periksa apakah posisi semua katup sudah benar untuk pengoperasian.
- Periksa ini air jacket pendingin di tangki ekspansi V-111, tangki pengamat
ekspansi air pendingin injector V-531 dan tangki ekspansi air pendingin
udara isi V-581. Isi jika perlu.
- Lakukan pengasutan pompa air pendingin air injektor P – 531 dan
hidupkan pemanas air pendingin injektor F- 532. Periksa isi tangki
buangan minyak pelumas V – 731 dan tangki minyak pelumas silinder V –
711. Isi jika perlu.
- Lakukan pengasutan sentrifus minyak pelumas S - 715 dengan peralatan
bantuannya. Suhu minimum tangki buangan minyak pelumas V – 713
sebelum pengasutan mesin diesel adalah 40oC.
- Periksa isi minyak di governor dan turbocharger mesin diesel. Isi jika perlu.
- Periksa isi minyak pelumas di tangki cadangan minyak bahan bakar bersih
m.b.r. V – 634, tangki pengendap m.b.r V – 633 dan tangki minyak bersih
m.b.r. V – 632 dan buang air endapan.
- Pasang pompa transfer m.b.r. P – 632 A/B pada operasi otomatis.
- Pasang kompresor udara pengasut P – 831 pada operasi otomatis.
- Periksa tekanan di bejana udara pengasut V – 831 dan buka katup utama
206.8 pada bejana udara. Periksa tekanan udara di kontrol dan bejana
udara pengaman (PI – 7150 dan P- 7151).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Lakukan pengasutan sentrifus m.b.r. S – 615. Lihat Volume 6.
- Lakukan pengasutan pompa minyak pelumas P – 711.
- Periksa tekanan minyak pelumas pada saluran masuk mesin (PI – 2051).
- Periksa tangki gravitasi V – 712 telah terisi dengan mengecek luapan
melalui glas cek aliran FG - 2137.
- Lumasi kisi bahan bakar dan gigi penggerak kisi bahan bakar (kisi pompa
bahan bakar pada posisi bahan bakar “nol”).
- Periksa semua hubungan terkait dengan governor dan kisi bahan bakar.
- Sebelum menentukan bar mesin, lakukan pengasutan gigi katup/pompa
minyak penyekat M – 2401 dan silinder/pompa minyak pelumas dudukan
katup M – 2042 untuk minyak penyekat di pompa bahan bakar t.t dan
pelumasan awal di tabung silinder.
- Pompa M – 2401 dapat disetel dengan moda “otomatis” atau dalam moda
“manual”. Dalam moda “otomatis” pompa M – 2401 diasut secara otomatis
jika pompa penggalak m.b.r P611 diasut. Dalam moda “manual” pompa
dapat diasut sendiri-sendiri.
Pompa M – 2402 juga dapat disetel dengan moda “otomatis” atau
“manual”.
Moda yang normal adalah otomatis. Dalam moda “otomatis”, pompa dapat
diasut untuk melakukan pelumasan awal. Jika mesin diesel tidak diasut
dalam waktu yang ditentukan sebelumnya, pompa akan tetap beroperasi
dalam waktu yang telah disetel sebelumnya.Setelah mesin diesel berhenti
pompa akan tetap beroperasi untuk jangka waktu yang sudah disetel
sebelumnya dan kemudian akan berhenti otomatis. Dalam moda manual,
pompa harus diasut dan dihentikan dengan tangan.
- Hidupkan gigi putar dan periksa silinder tanpa air dan bahan bakar dengan
menyetel mesin di atas 720 dengan kran indikator terbuka; jangan pernah
menyetel mesin tanpa ada tekanan minyak pelumas.
- Lepaskan gigi putar dan katup kran inidikator.
- Keringkan udara dari filter udara dengan hati-hati
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
COMPRESSED AIR SYSTEM
CAS CAS 8
CAS
5 CAS
V.311
CAS
A A A A A
Keterangan :
X.001 - Diesel Engine.
V.811 - Starting Air Vessel.
V.842 - Safety Air Vessel.
1. PI - Pressure Indikator.
2. PAL - Pressure Indikator Low.
3. PAL - Safety Air Low Pressure OP. 12 Bar.
4. ZL - Turning Gear Position.
5. PI - Safety Air Engine Inlet Presure OP. 12 Bar.
6. PI - Tekanan udara start botol angin operasi 13 – 30 Bar.
7. PAL - Tekanan udara masuk mesin rendah.
8. PI - Tekanan udara masuk mesin Operasi 13 – 30 Bar.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
COMPRESSEN AIR SYSTEM (STATION)
E
F
G
DS
KETERANGAN :
P.831 - STARTING AIR COMPRESSOR A. Ke Incinerator F. 121
U.863 - AIR TREATMENT 12 BAR B. Ke Air Intake Filter S.011
U.865A - AIR TREATMENT 8,5 BAR C. Ke centifuge Modul
U.011
U.865B - AIR TREATMENT 8,5 BAR D. Pengukuran minyak
1. LAL - LOW OIL COMPRESSOR LOW LEVEL konsumsi B.61114
2. PI - KOMPRESOR P.831 E. Udara kontrol ke
mesin
3. PC - AIR COMPRESSOR START – STOP Diesel K.001
4. PS - AIR COMPRESSOR START – STOP F. Ke pompa minyak kotor
5. PI - PRESSURE INDIKATOR 30 BAR P121
6. PI - UDARA PENGAMAN AIR TREAT- G. Ke pompa minyak kotor
MENT 10 BAR P123
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
LUB OIL SYSTEM
LOT
V. 711 V. 712
DS
DS
DS
DS
TW
LOT
DS
DS
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN :
E.711 – LUB. OIL RADIATOR
F.713 – LUB. OIL CENTRIFUGE SUPPLY HEATER
J.011 – CENTRIFUGE CONTROL
K.001 – DIESEL ENGINE
M.204 – VALVE GEAR/SEALING OIL PUMP
M.205 – CYL. INLET VALVE SEAT LUB. OIL PUMP
P.613 – CENTRIFUGE SLUDGE PUMP
P.711 – LUB. OIL PUMP
P.716 – LUB. OIL CENTRRIFUGE SUPPLY PUMP
S.711 – LUB. OIL ENGINE INLET FILTER
S.712 – LUB. OIL MAN FILTER
S.715 – LUB. OIL CENTRIFUGE
U.OII – L.F.O./LUB.OIL CENTRIFUGE MODULE
V.616 – CENTRIFUGE SLUDGE TANK
V.11 – CYLINDER LUB OIL TANK
V.712 – LUB. OIL GRAFITY TANK
V.713 – LUB. OIL DRAIN TANK
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
LUBRICATING OIL SYSTEM
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
LUBRICATING OIL SYSTEM
Diagram of Cylinder, Valve Seat, Valve Steam and Buffer Oil (Lubrication)
system
A Cylinder lub. Oil tank
B Filter (5)
C Electrically driven impulse pump
D Limit valve
E Pressure gauge
F Pressure switch
G Oil distributor on cylinder head
H Exhaust valve stem and housing
J Inlet valve guide
K Oil distributor on inlet rocker arm
L Oil distributor on exhaust rocker arm
M Rocker arm push rod
N Rocker arm adjusting bolt
O Accumutator
P Fuel injection pump
Q Elecctrically driven cylinder lub. Oil pump
R Over flow 50 bar
S Oil ditributor for inlet valves seats
T Flow switch
U Cylinder liner
W Pressure reducer from 40 bar to 15 bar (only applicable when running on
heavy oil)
Z Lub. Oil inlet fuel injection pump
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
FUEL OIL BOOSTER SYSTEM
S.613 E. 611
S. 617
DS
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN :
K001 - DIESEL ENGINE
E.611 - L.F.O RADIATOR
F.Q.L - L.F.O INTERGTATET METER
P.611 - L.F.O BOOSTER PUMP
S.611 - L.F.O BOOSTER FILTER
S.613 - L.F.O INTERGTATET METER INLET FILTER
S.617 - L.F.O BOOSTER INDICATOR FILTER
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(Injector Cooling Water System)
16
13
V . 532
V . 531
15
14
Ds S. 532
P . 531
3 4 8
11
10
1 2 7
12
9
F . 532
5
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN :
K.001 - DIESEL ENGINE
F.532 - INJECTOR C.W. HEATER
P.531 - INJECTOR C.W. PUMP
V.531 - INJECTOR C.W. OBSERVATION TANK
S.552 - INJECTOR C.W. DE AERATOR
1. TS - JWC Heater F.532 control ON – OFF 93/91oC
2. TL - Heater 4,5 KW
3. TI - ICW Engine outlet temperature
4. TAH - ICW Engine high temperature 100oC
5. PI - ICW Engine inlet pressure
6. TI - ICW Heater F.532 outlet temperature
7. TS - ICW Heater F.532 Max. termperature 115oC
8. TAH - ICW Heater F.532 Max. termperature
9. TS - ICW Heater F.532 Control ON – OFF 90oC
10. TC - ICW Heater F.532 Control ON – OFF
11. TL - ICW Heater F.532 15 KW
12. TI - ICW Heater F.532 inlet
13. LS - ICW Expantion tank V.532 Level low indicator
14. PI - ICW Pump P.531 suction press
15. PI - ICW Pump P.531 Discharge press
16. XG - Observation light
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(Jacket cooling water system)
Tw 15 16
11 17
Chemical
diosing
19 20
Ds
p.511
2
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Keterangan
K 001 Diesel Engine
E.021 - Charger Air Cooler High Temperatur
P.511 - Jacket C.W. Pump
E.511 A - Jacket Cooling Water Radiator
E.511 B - Jacket Cooling Water Heat Exchanger
V.511 - Jacket Cooling Water Expantion Tank
V.512 - Jacket Water Inhibitor Dosing vessel
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(Raw Cooling Water System)
KETERANGAN :
P.411 - RAW COOLING PUMP
S.411 - RAW COOLING WATER FILTER
E.511B - RAW COOLING WATERRADIATOR/COOLING WATER
PI - PRSSUFE INDIKATOR
TI - TEMPERATUR INDIKATOR
PDI - PRESSURE DEFFERENTIAL INDIKATOR
1. PDI - Temperatur Diff. temperatur
2. PI - Press. In JCW Pump
3. PI - Press. Out JCW Pump
4. TI - Temp. in JCW Radiator/o. T
5. PI - Press. In JCW Radiator./ CT
6. PI - Temp. out JCW Radiator
7. TI - Temp. out JCW Radiator / CT
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
AIR INTAKE AND EXHAUST GAS SYSTEM
KETERANGAN :
K.001 - DIESEL ENGINE
I.011 - AIR INTAKE FILTER
E.021 - CHARGE AIR COOLER HICH TEMPERATURE
E.022 - CHARGE AIR COOLER LOE TEMPERATURE
S.011 - AIR INTAKE FILTER
X 031 - EXHAUST GAS SILENGER
A & B - TURBO CHARGER
1. PDAH- FILTER UDARA MASUK 8.011.
2. PDI - KONTROL TEKANAN UDARA MASUK.
3. PI - KONTROL TEKANAN UDARA MASUK BLOWER.
4. PIQ - KONTORL LO LEVEL TURBO.
5. SI - SPEED BLOWER.
6. TI - KONTROL SUHU UDARA MASUK HEAT EXCHANGER.
7. TI - KONTROL TEMPERATUR GAS.
8. TI - KONTROL SUHU MASUK RECEIVER.
9. TI - KONTROL SUHU MASUK RECEIVER.
10. SI - SPEED MESIN.
11. SGL - KONTER JAM OPERASI MESIN.
12. SAH - SPEED MESIN TRIP.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 21/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
13. PI - KONTROL PHEUMATIX UDARA.
14. SAH - KONTROL PHEUMATIX TRIP.
15. NI - DETEXTOR VIBERASI MESIN.
16. TI - TEMPERATUR GAS KELUAR
19. NI - PIX UP VIBERASI
20. NAH - VIBERASI TURBO
21. NI - VIBERASI BEARING TURBO
22. NAH - ALARM VIBERASI TURBO..
SEPARATOR
Prosedur Start dan Stop Minyak Pelumas dan Bahan Bakar
Prosedur start MAB.204 (Separator minyak pelumas)
1. Buka katup masuk minyak kotor (40)
2. Setel posisi katup 3 jurusan (Three way) menuju ke pemanas/heater (II)
3. Buka katup udara masuk (G)
4. Buka katup air masuk (H)
5. Buka katup penyalur minyak bersih keluar (10)
6. Start pompa penyalur minyak (04)
7. Hidupkan switch heater (sakelar pemanas) (03)
8. Periksa permukaan minyak pelumas dan hidupkan separator
9. Periksa arah putaran counter yang benar sesuai tanda panah
10. Buka katup air masuk (21)
11. Tutup katup air masuk (21) jika air sudah keluar bagian pembuangan
separator
12. Setel posisi three way valve (katup 3 jurusan) pada minyak kotor masuk
separator (06). Turunkan dan putar oleh kran tangan.
13. Setel kembali tekanan dengan katup pengatur (regulating valve/minyak
bersih keluar) (10)
14. Tekanan diatur kembali pada manometer menujukkan 1,5 BAR.
15. Buka kembali katup three way (06)
16. Separator sudah dalam keadaan operasi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 22/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Prosedur stop MAB.240
1. Sakelar pemanas (Switch heater) matikan (03)
2. Pompa penyalur minyak (04)
3. Buka katup air masuk (21)
4. Tutup katup air jika sudah keluar melalui saluran buangan separator
5. Matikan sakelar separator
6. Tutup penyalur udara dan air (G – H)
Prosedur menghidupkan MAB. 130 (Separator minyak bahan bakar)
1. Buka katup minyak kotor masuk (30)
2. Buka katup pengatur minyak bersih keluar (10)
3. Buka penyalur udara dan air (G – H)
4. Atur/setel posisi katup three way (katup tiga jurusan) minyak kotor masuk
separator (06). Turunkan dengan pemutar tangan.
5. Periksa permukaan minyak pelumas dan hidupkan separator dengan
menekan tombol mesin alat pemisah hidup (Separator motor on) pada
paralel.
7. Periksa arah putaran counter yang benar.
8. Buka katup air masuk (22)
9. Tutup katup air maruk (22) jika air sudah keluar lewat buangan.
10. Buka katup minyak masuk (31)
Atur/setel aliran hingga permukaan pada gelas kontrol (02B) hanya
setengah.
11. Tekanan diatur kembali oleh katup minyak bersih keluar (10)
12. Putar kembali (buka) katup three way (06)
13. Separator dalam keadaan operasi
Prosedur stop (mematikan) untuk MN.130 (Prosedur mematikan untuk
minyak BBM)
1. Tutup katup minyak masuk (31)
2. Buka katup air masuk (22)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 23/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. Tutup katup air masuk (22) bila air melalui buangan separator
4. Matikan sakelar separator
5. Tutup penyalur udara dan air (G – H)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 24/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. START (MENGHIDUPKAN MESIN)
2.1 Pengoperasian Alat Bantu
1. Uraian
Genset dijalankan dengan mesin desel Wartsila tipe TM410, dengan
putaran 600 rpm, 6 silinder yang bekerja tunggal dengan turbochanger.
Turbochaernya dibuat oleh BBC, tipe VTR 354.
Mesinnya disesuaikan ke AC tiga fase buatan sieman/Pindad, generator
sinkron dengan satu bantalan silinder. Mesin berikut generatornya dibangun
pada satu di blok beton yang pemasangannya dibuat fleksibel.
Pengatur tegangan otomatis (AVR) disatukan dengan pengaman generator
diesel utama dan panel penguat (eksitasi). Sistem pengguatanya
berlangsung dengan cara melengkapinya dengan penguat (eksiter) tanpa
kol.
Sedangkan kontrol governor mesinya adalah jenis Woodward tipe PGG58
yang berfungsi sebagai pengontrol mekanis, hidrolis dengan amplifer
hidrolis yang memang sudah ada (built-in). Jenis alat tambahan mesin
diesel dirinci di Volume 5. Sedang rincian teknis lebih lanjut ada di Volume
2,3 dan 4.
Menjalankan (Start) Diesel
Sebelum diesel dapat dijalankan, beberapa kondisi harus dipenuhi :
Setelen putar governor rendah
Peralatan gigi putar mati
Isi tangki gravitas minyak pelumas tidak rendah
Minyak pelumas silinder mengalir
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 25/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Putaran mesin < 50 rpm
Tidak ada interlok kecepatan lebih (overspeed)
Detektor kabut minyak karter tidak cacat
Tekanan saluran masuk mesin minyak pelumas tidak rendah
Tekanan pompa bahan bakar minyak penyekat tidak rendah
Tekanan udara kontrol tidak rendah
Tekanan udara pengaman tidak rendah
Generator saklar pembumian di posisi “off”
Arus 24 VDC tersedia
Tidak ada interlok mastertrip yang diaktifkan
Saklar lokasi kontrol (ICD) di posisi yang benar
Tombol penghenti darurat tidak terkunci
Motor saklar pengaman dalam posisi on
2.2 Pengoperasian Mesin
Lihat petunjuk pengoperasian dari Pabrik Diesel Volume 2. Pastikan bahwa
semuat langkah – langkah pra – pengasutan telah dilakukan (lihat 3,2,1).
Lakukan pengasutan mesin sesuai dengan prosedur berikut :
- Lakukan pengasutan pompa penggalat m.b.r P-611
- Lakukan pengasutan pompa a.p. air jaket P-511
- Lakukan pengasutan pompa a.p. udara isi P-581
- Lakukan pengasutan kipas radiator a.p. jaket E-511, radiator a.p. udara
isi E-581, radiator minyak pelumas E-711 dan radiator m.b.r. E-611
- Periksa panel alarm jika lampu alarm masih beroperasi (tes lampu)
- Periksa panel alarm dan periksa apa ada yang tidak bekerja
- Buka katup pengasut 205.8
- Periksa setelan putaran motor, setelah ditentukan putaran minimum
- Tekan tombol asut : mesin jalan
- Udara asut berhenti otomatis dibatasi dengan waktu selam 3 detik atau
sinyal putaran per menit mesin (50 rpm)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 26/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Jika mesin sudah mencapai 80 rpm, katup solenoid pelumasan gigi katup
ZV-2055 dienersi untuk pelumasan gigi
- Mesin akan jalan dengan kecepatan 200 rpm
- Naikkan setelan putaran governor secara manual dari 200 rpm menjadi
600 rpm dalam waktu sekitar satu menit
- Peri hidupkan semua motor sterter MCB. Setel ulang semua relai termal,
jika
- Catatan : mesin jalan tak berbeban dengan putaran nominal harus
dihindari sedapat mungkin, khususnya sesudah pengasutan.
Sekarang mesin diesel dapat dijalankan dengan menekan tombol merah
menyala.
Putaran mesin diesel terlihat pada penunjuk RPM.
Ketika putaran mencapai sekitar 75% dari putaran nominal, eksiter akan
secara otomatis jalan. Tegangan eksiter dan arus diperlihatakan di SCB.
Tegangan generator terlihat di voltmeter dan tegangan per fase dapat dipilih
menggunakan saklat pemilih.
Untuk busbar 20 kV, juga tersedia voltmeter dengan saklar pemilihnya.
Pengaturan Tegangan :
dengan menggunakan AVR tegangan (daya reaktif pada operasi paralel)
dijaga agar tetap konsisten. Titik setel AVR dapat disesuaikan dengan
saklar penaik/ penurun tegangan .
Dalam operasi paralel :
Kenaikan tegangan akan menaikkan daya reaktif.
Penurunan tegangan akan menurunkan daya reaktif.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 27/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengaturan Putaran :
Putaran mesin diesel tetap dipertahankan konstan oleh governor.
Kontrol manual mesin putaran mungkin dilakukan dengan menggunakan
saklar penaik/penurunan putaran.
Dalam operasi paralel :
Kenaikan putaran akan menaikkan daya reaktif.
Penurunan putaran akan menurunkan daya reaktif.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 28/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ALAT KONTROL TEKANAN (MANOMETER)
Fungsi Manometer untuk menunjukkan tekanan air pendingin
Bagaimana bentuk
Manometer Logam
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 29/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bagaimana konstruksi dari
Pressure switch
ALAT PROTEKSI TEKANAN (PRESSURE SWITCH)
Gbr. 04. 3 – 14
2
10
4
5
8
9
1
3
7
6
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 30/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Inlet pipa Adjusting Screw
Acluate the Diagram Stop screw
P e g a s Micro Switch
Push bar Cover
Push button
Apa Fungsi
Pressure Switch
Untuk mencek/mendeteksi Pressure
Drop dari minyak pelumas atau air
pendingin di dalam sistem pada saat
mesin beroperasi
1
2
3
4
5
6
7
8
10
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 31/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Distransmisikan secara Elektris ke
sinyal Alarm atau sistem Trip
Operator mengetahui adanya gangguan
tekanan di dalam sistem atau mesin Trip
secara otomatis
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 32/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ALAT KONTROL TEMPERATUR (SUHU)
Thermometer Logam
Thermometer Zat Cair
Bagaimana bentuk
Thermometer Zat Cair Thermometer Logam
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 33/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bagaimana konstruksi
Dari Thermalswitch
15 16 17 18 19
11
13
14
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 34/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Heating Cylinder
W a x Switch Case
Fitting Screw Micro Switch
O Ring Torsion Spring
Push Role Adjusting Screw
Pegas Set Bolt
Gbr. 04. 3 – 12
7 13
10
11
0
9
1
2
4
5
6
8
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 35/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Apa Fungsi Pressure Switch
Untuk mendeteksi kenaikan temperatur
di luar batas normal dari air pendingin
atau minyak pelumas
Distransfer secara Elektris ke
sistem sinyal Alarm atau sistem
Trip secara otomatis yang terdapat
pada kontrol panel
Operator akan mengetahui adanya
ketidaknormalan pada mesin/mesin Trip
secara Otomatis
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 36/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PANEL KONTROL
ENGINE ALTERNATOR SYNCHRON OUT GOING
INGCOMING
PANEL PANEL PANEL
AUXILIARIES FEEDER
FEEDER
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 37/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ITEM CODE DISCRIPTION
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
..P30 – 2
..H76 – 1…9
..H77 – 1…9
..A88 – 1
..A90 – 1
..A92 – 1
..A94 – 1
..H103 – 1
..S89 – 2
..S89 – 3
..S89 – 1
..H75 – 1
..H75 – 2
..H75 – 3
..S85 – 2
..S85 – 3
..S85 – 1
..P28 – 1
..P28 – 2
..P29 – 1
..P27 – 1
..P27 – 2
..P26 – 3
..P9 – 2
..P9 – 1
..P30 – 1
..S3 – 1
..A96 – 1
..A98 – 1
..S3 – 6
REVOLUTION INDICATOR
SIGNAL LAMP
ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS
ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS
ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS
ANNUCIANTOR DIESEL ENGINE ALARMS
HORN
HORN RESET
LAMP TEST
LAMP RESET
CONTROL INDICATION LCP
CONTROL INDICATION SCB
CONTROL INDICATION ICB
START
STOP
EMERGENCY SWITCH
AMMETER ALTERNATOR
AMMETER ALTERNATOR
AMMETER ALTERNATOR
REACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR
POWER FACTOR INDICATOR ALTERNATOR
ACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR
VOLTMETER TERNATOR
HOUR COUNTER INDICATOR ALTERNATOR
FREQUENCY INDICATOR ALTERNATOR
VOLTMETER SELECTOR SWITCH
ANNUCIANTOR ELECTRICAL ALARMS
ALTERNATOR
ANNUCIANTOR ELECTRICAL ALARMS SREP-UP
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 38/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
..P25 – 1
..S3 – 5
..S4 – 1
..S55 – 1
..H76 – 1
..H76 – 2
..P11 – 2
..P11 – 1
..H76 – 3
..P26 – 1/22 – 1/41
– 1
..P26 – 1/22 – 1/41
– 2
..P20 – 1
..P39 – 2
..S3 – 1
..A100 – 1
..A102 – 1
..P69 – 1
..P69 – 2
TRANSF
LOWER / RAISE VOLTAGE
TEMPERATUR INDICATOR
LOWER / RAISE VOLTAGE
DICREPANCY CONTROL SWITCH
RESET TRIPPED LOCK – OUT CIRCUIT
POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH
ALTERNATOR
POSITION INDICATOR NEUTRAL SWITCH STEP-
UP TANSF
AMMERT EXCITATION
VOLTMETER EXCIATATION
POSITION INDICATOR NEUTRAL SWITCH
ALTERNATOR
ACTIVE POWER COUNTER ALTERN./INCOMING
/ OUTGOING FEEDER
REACTIVE POWER COUNTER
ALTERN./INCOMING/ OUT GOING FEEDER
VOLTMETER BUSBAR
FREQUENSI INDICATOR BUSBAR
VOLTMETER SELECTOR SWITCH
ANNUNCIANTOR ELECTRICAL ALARMAS
COMMON
ANNUNCIANTOR ELECTRICAL ALARMAS
COMMON
DIFRFREQUENCY METER
SYNCHRONIZING METER
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 39/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ITEM
CODE DISCRIPTION
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
..P69 – 3
..S3 – 11
..H78 – 1
..H78 – 2
..S3 – 9
..P33 – 2
..P33 – 3
..P33 – 4
..P32 – 3
..P33 – 1
..P14 – 1
..S3 – 2
..P36 – 2
..P36 – 2
..P37 – 2
..S4 – 2
..S4 – 2
..H76 – 4
..H77 – 1
..P42 – 2
..P42 – 3
..P42 – 4
..P41 – 3
..P42 – 1
..P42 – 1
..S3 – 4
..S4 – 4
..S4 – 5
..H77 – 2
DIFF. VOLTMETER
SYNCHRONIZING SELECTOR SWITCH
SYNCHRONISATION
SYNCHRONISATION CHECK
SYNCHRONISATION CONTROL SWICHT
AMMETER OUTGONGING FEDDER
AMMETER OUTGONGING FEDDER
AMMETER OUTGONGING FEDDER
ACTIVE POWER INDICATOR OUTGOING
FEEDER
REACTIVE POWER INDICATOR OUTGOING
FEEDER
VOLTMETER OUTGOING FEEDER
VOLTMETER SELECTOR FEEDER
AMMETER AUXILARY TRANSFORMER
AMMETER AUXILARY TRANSFORMER
AMMETER AUXILARY TRANSFORMER
DISREPANCY CONTROL SWITCH
DISREPANCY CONTROL SWITCH
POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH
OUTGOING FEEDER
POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH AUX.
TRANSFORMER
AMMETER INCOMING FEEDER
AMMETER INCOMING FEEDER
AMMETER INCOMING FEEDER
ACTIVE POWER INDICATOR INCOMING
FEEDER
REACTIVE POWER INDICATOR INCOMING
FEEDER
VOLTMETER
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 40/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
VOLTMETER SELECTOR SWITCH
DISCREPANCY CONTROL SWITCH
DISCREPANCY CONTROL SWITCH
POSITION INDICATOR EARTHING SWITCH
INCOMING FEEDER
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 41/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
INDICATOR LAMP
..A92 – 1 ..A94 – 1
..A96 - 1
AIR INTAKE FILTER S – 011
HIGHT PRESS. DROP
CHARGE AIR C.W. EXP.
TANK V – 581 LEVEL LOW
STARTING AIR ENG. INLET
PRESSURE LOW
CONTROL AIR
PRESSURE LOW
SAFETY IAR
PRESSURE LOW
INGENERATOR F – 121
FALURE
SLU
DG
E
TANK V – 121
LEVEL LOW
TANK V – 121
LEVEL HIGH
MAKE UP WATER STOR
TANK V – 324 LEVEL LOW
MAKE UP WATER STOR
TANK V – 324 LEVEL HIGH
WATER TREAT. UNIT U – 342
FAILURE
FIRE FIGHT. UNIT U – 342
FAILURE
AMBIENT TEMP. RAD.
LOW
ENGINE
LV
. O
.C.
STORAGE TANK V-731
LEVEL LOW
COMPR. P-831
LEVEL LOW
ENGINE INLET
EN
GIN
E
INLET PREES. LOW
PNEUM. TRIP
INLET PRESS. LOW
TRIP
ELE
CT
OR
C.W
EXP. TANK VC – 531
LEVEL OW
ENGINE OUTLET
TEMP. HIGH
HEATER F – 532
MAX. TEMP
JA
CK
ET
C.W
.
EN
GIN
E
OUTLET
PRESSURE LOW
OUTLET
TEMP. HIGH
EX
PA
NS
ION
TANK V – 511
LEVEL LOW
TANK V - 511
LEVEL HIGH
EN
GIN
E
OUTLET
HIGH TEMP. TRIP
OUTLET
LOW FLOW
FLOW LOW
SAVETY DEV. ACT
REVERE
POWER
LOSS OF
EXITATION
THERMAL RELE
ALARM
THERMAL RELE
TRIP
UNDER
VOLTAGE
OVER
VOLTAGE
UNDER FREQUENTIE
ALARM
UNDER FREQUENTIE
TRIP
DIFFERENTIAL PROTECTION
L1/ L2/ L3
OVERCURRENT PROTECTION
O.C. / S.C.
STATOR
EARTHFAULT
M.C.B / A.V.R
TRIP
M.C.B
AUXILIARY VOLTAGE
M.C.B
MEASURENG VOLTAGE
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 42/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
INDICATOR LAMP
..A98 – 1 ..A100 – 1 ..A102 - 1
SIT
E –
UP
TR
AN
SF
OR
ME
R
EARTHFAULT
O.C./ S.C
OVER PRESSURE
TRANSFORMER
THERMAL RELE
ALARM
THERMAL RELE
TRIP
BUCHHOLZ RELE
ALARM
BUCHHOLZ RELE
TRIP
OIL LEVEL
TRIP
INC
OM
ING
FE
ED
ER
FEEDER O.C.
TRIP
FEEDER S.C.
TRIP
M.C.B.
AUXILYARY VOLTAGE
M.C.B.
MEASURING VOLTAGE
LV
. D
IST
RA
TIO
N
UNDER
VOLTAGE
L.V.O.C. S C.
TRIP
M.C.B.
AUXILYARY FOLTAGE
110 V DC SUPPLY UNIT
FAILURE
24 V DC SUPPLY UNIT
FAILURE
M.C.B.
222 V AC
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 43/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
M.C.B BUSBAR
AUXILIARY VOLTAGE
M.CB. BUSBAR
MEASURING VOLTAGE
OU
TG
OIN
G F
EE
DE
R
FEEDER O.C
TRIP
FEEDER S.C
TRIP
M.C.B
AUXILIARY VOLTAGE
M.C.B
MEASURING VOLTAGE A
UX
ILIA
RY
TR
AS
FO
RM
ER
H.V. O.C.
TRIP
H.V.S.C
TRIP
OVER PRESSURE
THERMAL RELE
ALARM
THERMAL RELE
TRIP
BUCHHOLZ RELE
ALARM
BUCHHOLZ RELE
TRIP
M.C.B.
AUXILIARY VOLTAGE
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 44/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
LOCAL ENGINE CONTROL PANEL
21 – Start 46 – Selector temperatur gas
22 – Stop
23 – Triped reset
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 45/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ITEM CODE DESCRIPTION
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
P 26 – 5
P 26 – 6
P 26 – 7
P 26 – 4
P 26 – 2
P 26 – 3
P 26 – 1
P 11 – 1
P 26 – 8
P 11 – 2
S 3 – 1
S 3 – 2
A30 – 1
A32 – 1
A34 – 1
A36 – 1
S31 – 2
S31 – 1
S31 – 3
H19 –
1…8
S22 – 1
S22 – 2
S21 – 1
S20 – 1
S3 – 3
AMMERTER ALTERNATOR
AMMERTER ALTERNATOR
AMMERTER ALTERNATOR
REACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR
HOUR COUNTER INDICATOR ALTERNATOR
ACTIVE POWER INDICATOR ALTERNATOR
VOLTMETER ALTERNATOR
ENGINE SPEED
FREQUECY INDICATOR ALTERNATOR
BLOWER SPEED
VOLTAGE SELECTOR SWITCH
LOWER/RAISE SPEED
ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS
ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS
ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS
ANNUNCIATOR DIESEL ALARMS
HORN RESET
LAMP RESET
LAMP TEST
SIGNAL LAMPS
START
STOP
RESET TRIPPED CIRCUITS
EMERGENCY STOP
SAFETY SWITCH DIESEL ENGINE
LUB. OIL ENGINE INLET TEMPERATURE
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 46/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
P10 – 2
P10 – 3
P8 – 2
P10 – 4
P10 – 5
P8 – 3
P10 – 1
P5 – 1
P10 – 7
P9 – 1
P10 – 6
P8 – 4
P9 – 2
P9 – 3
P9 – 4
P7 – 1
A13 – 1
A5 – 1
LUB. OIL ENGINE OUTLET TEMPERATURE
LUB. OIL ENGINE INLET PRESSURE
JACKET COOLING WATER ENGINE INLET
TEMPERATUR
JACKET COOLING WATER ENGINE OUTLET
TEMPERATUR
JACKET COOLING WATER ENGINE INLET
TEMPERATUR
FUEL OIL ENGINE INLET TEMPERATURE
FUEL OIL ENGINE INLET PRESSURE
CHARGE AIR ENGINE INLET TEMPERATURE
CHARGE AIR RECEIVER PRESSURE
INJECTOR C.W. ENGINE OUTLET
TEMPERATURE
INJECTOR C.W. ENGINE INLET TEMPERATURE
STARTING AIR ENGINE INLET PRESSURE
CONTROL AIR ENGINE INLET PRESSURE
SAFETY AIR ENGINE INLET PRESSURE
GAS TEMPERATURE MONITOR
VIBRATION UNIT
BEARING TEMPERATURE MONITOR
PRECODE LCP
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 47/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Tabel Local Engine control panel Indicator lamp
TABEL TIDAK JELAS
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 48/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. PARALEL
3.1 SINKRONISASI
U M U M
Untuk menghindari penyambungan generator dengan busbar kV yang
menyimpang dari fase, kriteria berikut ini harus diperiksa untuk mengetahui
apakah masih dalam batas yang diperkenankan :
- Perbedaan tegangan
- Perbedaan fase
- Perbedaan frekuensi
Untuk pengawasan sinkronisasi, peralatan berikut ini dipasang di ICB dan SCB :
- Meter frekuensi diferensial
- Sinkronoskop
- Voltmeter diferensial
Untuk seleksi sinkronisasi dapat digunakan saklat pemilih lokasi.
Pengoperasian peralatan di atas dijelaskan lebih rinci pada bagian berikut.
ALAT PENYINKRON
Alat penyinkron pada dasarnya terdiri dari unit untuk pamaralel, untuk
penyesuai frekuensi dan unit penyesuaian tegangan. Tujuan dari unit penyesuai
frekuensi adalah untuk menyatukan dua jaringan, yang tidak beroperasi secara
sinkron (misalnya, generator dan jaringan yang ada).
Untuk menghindari lonjakan arus ketika sedang melakukan pemaralelan, syarat
berikut harus dipenuhi :
- Tegangan sama – sama tak bermuatan
- Frekuensi sama – sama tak bermuatan
- Posisi fase sama
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 49/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Keadaan tegangan sama – sama tak bermuatan dapat diperoleh dengan
menyesuaikan tegangan dan keadaan frekuensi sama – sama tak bermuatan
diperoleh dengan menyesuaikan frekuensi. Sinyal perbaikan frekuensi dan
tegangan yang diberikan oleh alat penyinkron berupa sinyal tegangan bebas
kontak untuk memberikan sinyal turun/naik kepada motor governor dan trimmer
(pemangkas) pengaturan tegangan otomatis.
Sirkit kontrol frekuensi melakukan perbaikan putaran mesin setiap siklus slip.
Sistem tersebut memungkinkan perbaikan terus menerus jika kesalahan
putaran cukup tinggi dengan pengkonversian ke pulsa dilakukan dengan
kecepatan yang menurun mengingat putaran sinkronisasi sudah semakin
mendekat. Lebar pulsa dapat disesuaikan untuk mengoptimalkan respon
governor agar diperoleh waktu sinkronisasi secepat mungkin.
Sirkit kontrol tegangan memberikan sinyal penaikan/penurunan ke trimmer
(pemangkas) setiap saat tegangan generator berada di luar batas yang
ditentukan.
Apabila slip frekuensi dan tegangan telah dikembalikan ke batas yang sudah
ditentukan sebelumnya, sinyal kontak pulsa tunggal diberikan untuk menutup
pemutus arus.
Relai Cek Sinkron
Relai cek sinkron merupakan alat pengeblok penutup perintah yang digunakan
untuk memantau kondisi paralel. Terutama digunakan untuk memantau
pemaralelan manual. Untuk maksud itu, output unitnya dihubungkan secara seri
dengan kontak manual.
Pemaralelan hanya terjadi jika kondisi-kondisi tertentu seperti perbedaan sudut
dan nilai tegangan terpenuhi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 50/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3.2 MODA PENYIKRONAN
Umum
Sebagaimana dijelaskan di bagian 9.3.1., lokasi untuk penyinkronisasi telah
dipilih. Tempatnya bisa di ICD atau SCB.
Saklar pemilih sinkronisasi memiliki posisi sebagai berikut :
- Alternator
- Penyulang keluar
- Off/mati
Tujuan dari saklar ini adalah untuk memilih bagian peralatan yang perlu
disinkronkan.
Selain saklar pemilih sinkronisasi, juga terdapat saklar kontrol sinkronisasi
dengan enam posisi :
- Tangan (pegas balik)
- Bus mati
- Mati
- Test
- Auto
- Hidup (pegas balik)
Tujuan dari saklar ini adalah untuk memilih cara menyinkronkan/menutup
pemutus arus yang berkaitan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 51/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Saklar Kontrol Kelainan
Saklar kontrol kelainan terdiri dari lampu yang akan menyala jika posisi saklar
tidak sesuai dengan posisi pemutus arus.
Pengubahan dari “Hidup” atau “Mati” hanya mungkin dilakukan sesudah
memijit tombol.
Sesudah melepasnya, saklar otomatis akan kembali ke posisi “I” atau “O”
(pegas balik)
Pengetripan pemutusan arus selalu mungkin dengan menekan tombol ke
posisi “OFF”. Mematikan pemutus arus dengan menekan posisi “ON” hanya
mungkin dalam keadaan tertentu.
“Moda”OFF” Saklar Kontrol Sinkronisasi
Dalam moda “Off”, sinkronisasi tidak mungkin dilakukan.
Pemutus arus generator tidak dapat dihidupkan.
Instrumen penyinkron, relai penyinkron dan cek penyinkron tidak dapat
dioperasikan.
Saklar Pemilih Sinkronisasi Moda “Alternator”
- Piih posisi “alternator” untuk menyinkronkan alternator.
- Pilih posisi “dead bus” untuk sinkronisasi manual atau “auto” untuk
sinkronisasi otomatis.
Penyinkronan Otomatis
- Letakkan saklar kontrol kelainan alternator di posisi “+”. Lampu pemandu
akan menyala.
- Setelan tegangan dan putaran akan bekerja otomatis.
- Periksa apakah lampu penunjuk cek sinkronisasi menyala sewaktu meter
sinkronnya sambung.
- Tekan saklar pemilih penyinkron akan ke posisi “ON
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 52/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Penyinkronan Manual
- Letakkan saklar kontrol kelainan alternator ke posisi “+”. Lampu terpadu
akan Menyala.
- Setel tegangan dan putaran generator dengan menggunakan saklar
penaik di sinkronoskop yang berputar pelan ke kanan.
- Tekan saklar kontrol penyinkron di posisi “Tangan/Hand” dan :
- Jika sinkronoskop berputar pelan ke kanan, putar saklar kontrol kelainan
saklar kontrol penyinkron.
- Cek penyinkron akan menghidupkan pemutus arul alternator jika tegangan
- Lampu pemandu pemutus arus akan padam.
- Lepas kedua kontrol tombol putar.
Penyetelan Daya Pembangkit
Sesudah penyinkron saklar pemilih penyinkron dan saklar kontrol penyinkron
harus diputar ke posisi “of”, sesudah semua peralatan penyinkron dimatikan.
Padam apabila saklar kelainan berada dalam posisi “I”.
Jam operasi unit dihitung oleh penghitung jam yang ada di depan panel SCB.
Daya aktif generator dan arusnya dapat menggunakan Watt Meter dan
Ammeter.
Daya reaktif generator dan faktor daya dapat dilihat melalui VAR meter dan
faktor meter.
Energi yang dipasok ke generator dapat dihitung dengan kWh dan kVarh di
depan panel SCB.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 53/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Penyinkronan Penyulang Keluar dan Masuk
Penyinkronan penyulang keluar dan masuk juga mungkin dilakukan.
Ini bukan merupakan prosedur standar.
Arus yang mana perlu disikronkan dengan saklar kontrol penyinkron.
- Pilih lokasi kontrol
- Pilih “hand” atau “dead bus” otomatis
- Instrumen penyinkronan dihubungkan ke busbar dan penyulang 20
kV yang bersangkutan
Prosedur untuk penyinkronan manual dan otomatis sama dengan penjelasan
di bagian 9.5.4.,9.5.7.
Pengubahan saklar dead bus penyulang keluar atau masuk hanya perlu pada
waktu perjalanan awal.
Sesudah menutup transformator alat tambahan dapat dihubungkan dengan
busbar dengan saklar kontrol kelainan transformator yang ada di depan SCB.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 54/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. PEMBEBANAN
4.1 Memberi beban pada mesin
Sedapat mungkin penjalanan mesin tanpa beban dengan putaran nominal
dihindari, terutama sesudah pengasutan.
Tindakan :
- Sinkronkan generator dengan busbar HV. (Lihat penjelasan rici dimanual
pengoperasian elektris).
- Tambah beban mesin secara berangsur-angsur dalam waktu sekitar 15
menit sampai ke beban penuh jika dikehendaki.
Penjalanan :
Selama pengoperasian mesin, periksa parameter pokok operasi jam dan catat
data tersebut di buku catatan pembangkit. Alarm dinyalakan selama
pengoperasian juga harus dicatat dan diperiksa san gangguan yang
menyebabkan alarm menyala harus diatasi sesegera mungkin.
Catatan : Suhu utara intake di atas 50oC, maksimal jalannya mesin harus
dikurangi 0,5% per oC.
4.2 Selama Operasi
Dianjurkan agar dilakukan pemeriksaan yang teratur atas mesin pembangkit
yang sedang beoperasi, sebaiknya setiap jam. Sekalipun sebagian kesalahan
dapat dideteksi dari panel kontrol/sistem, tetapi merupakan praktek enjiniring
yang baik jika melakukan pemeriksaan langsung terhadap mesin yang sedang
beroperasi dengan selang waktu yang ditentukan. Prosedur ini akan
membantu sebagai sistem peringatan dini tentang kondisi kesalahan yang
mungkin akan terjadi. Daftar periksa berikut ini dianjurkan untuk diikuti oleh
operator ruang mesin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 55/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Periksa dan catat semua instrumentasi yang ada di papan kontrol stasiun
pembangkit, juga lampu tes. Termasuk periksa semua suhu, tekanan,
dan lain-lain yang ditayangkan di panel kontrol lokal.
2. Periksa suhu bantalan kaki generator.
3. Periksa semua pipa bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin dan
perlengkapan jika ada yang bocor, termasuk kondisi semua sambungan
bahan bakar.
Catatan : sambungkan bahan bakar yang kurang aman sedikit disebut sebagai
bahaya kebakaran.
4. Periksa mesin secara keseluruhan kalau-kalau ada baut-baut,
penyangga atau sambungan yang kendor.
5. Periksa isi minyak turbocharger.
6. Periksa pengoperasian minyak pelumas dan pemisah bahan bakar. Juga
lihat Volume.
7. Periksa isi minyak pelumas dan tangki-tangki yang berkaitan dengan
unit.
8. pastikan bahwa tempat di sekeliling mesin tetap ditempatkan agar bersih
dari gangguan agar memudahkan evakuasi dari tempat dalam keadaan
darurat.
9. Periksa apakah gigi katup/minyak perekat dan silinder/pompa, periksa
tekanan minyaknya.
10. Lakukan pemeriksaaan visual atas semua alat bantu operasi
11. Lakukan pengamatan visual atas alat bantu yang bekerja.
12. Pengetahuan pemeriksaan visual akan alat ukur tekanan diferensi yang
bersangkutan dengan penyaring/filter.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 56/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOU
RS
DIES
EL
ENGI
NE
ALTERNATOR
OUTPU
T
CURE
NT
LOAD
EF
F
VO
LT
RUN
HOU
RS
FRE
Q
TEMPERATUR
REAK
TIF
AKT
IF WINDING BEARIING
RPM N S T MVAR MW CO
S KV HRS HZ 1 2 3 1 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 57/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 58/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOURST
CUT GOING AUXILIARIES
TRANSFORMER
FEEDER OUTPUT EXITASI
OUTPUT
CURRENT LOAD VOLTAGE OUT
PUT AKTIF REAKTIF AKTIF REAKTIF AKTIF REAKTIF
KWH KVAR A V R S T MW MVAR KV KVAR KWH R S T KV
1 10 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 59/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOU
RST
INCOMING PECTFER
PANEL DC INCOMER
FOR AUXILIARIES CURRE
NT LOAD
VO
LT
2/11
0V 2/110V
N G T M
V
MV
AR
KV V A V A R S T V KWH
1 3
4
3
5
3
6
37 38 39 4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
45 46 47 48
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 60/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 61/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
H
O
U
R
1
DIESEL ENGINE LUB OIL JACKET COOLING
WATER
RP
M
2
OUTPUT
CURREN
T
LOAD ENGINE ENGINE PU
MP
AKT
IF
REAK
TIF INLET
O
UT
I
N
OUTLE
T
IN OUT
A
1
A
2
A
3
MV
AR KW
O
C
BA
R
OC
O
C
O
C
BA
R
BA
R BAR
3 4 5 6 7 8 9 10 1
1
1
2 13 15 15
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 62/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 63/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOURST
1
FUEL OIL CHARGER
AIR
INJECT.
C.W CHARGER AIR . TURBO
ENGINE
INLET
FLOW
MEF ENGINE ENGINE TEMPERATUR
EXHAUST
TEMP
TEMP. PRES INLAT IN RECEIVE IN OUT IN OUT IN OUT
OC BAR OC OC OC OC OC OC OC OC OC
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 64/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 65/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOU
RST
1
TEMPERATUR
MAIN BEARING EXHAUST
1 2 3 4 5 6 7 8 CYL
1
CYL
2
CYL
3
CYL
4
CYL
5
CYL
6
OC OC O
C
O
C
O
C
O
C
O
C
O
C
OC OC OC OC OC OC
27 28 2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
35 36 37 38 39 40
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 66/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 67/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOU
RST
1
FUEL OIL
PRESS LUB OIL PRESS PUMP LEVEL TANK
PUMP
S611 FILTER FILTER J.W.C R.C.W
LO
SUMP
LUB
OIL
FIEL
OIL
IN OU
T
IN OU
T
IN OU
T
IN OU
T
IN OU
T
TANK STRO
GE
STRO
GE
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
BA
R
CM/LT C
M/LT
CM/LT
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 68/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 69/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REPORT CONTROL ROOM
DAY :
DATE :
GROUP :
HOURST
1
FUEL OIL TEMPERATURE RADIATOR COOLING
GOVERNOR
OUT PUT
RACK mm
CYLINDER NO. LUB OIL
JACKET
CW CHARGER AIR FUEL OUL
1 2 3 4 5 6 IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 70/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5. PENGHENTIAN
Pembangkit dapat dimatikan secara manual, atau secara otomatis jika terjadi
sinyal pengetripan.
5.1. Normal
Urutan kejadian-kejadian sebagai berikut :
- Kurangi beban mesin berangsur-angsur + 1 MW/min. sampai sekitar 10%.
- Buka pemutus arus mesin di papan kontrol pembangkit dan kurangi
putaran mesin sampai ke putaran minimum.
Ingat bahwa perjalanan mesin “tak berbeban” dengan putaran nominal
harus dihindari. Hal itu dapat merusak mesin.
- Matikan mesin dengan menekan tombol henti mesin diesel.
- semua alat bantu yang berhubungan dengan mesin dihentikan segera
sesudah mesin diesel berhenti kecuali pompa a.p. jaket P-511, a.p. injektor
P-531, pompa penggalak m.b.r P-611, pompa minyak pelumas P-711,
radiator a.p. jaket E-511, radiator m.b.r E-611 dan radiator minyak pelumas
E-711. semua ini dapat dihentikan sekitar 15 menit sesudah mesin diesel
berhenti, untuk mendinginkan struktur mesin keseluruhan.
Catatan :
Jika gigi katup/pompa minyak penyekat P-2041 dihentikan, tekanan minyak
penyekat pompa bahan bakar tekanan tinggi akan menurun, dan sesudah +
satu jam tekanan di dalam sistem minyak bahan bakar akan menyebabkan
kebocoran bahan bakar di sistem minyak pelumasan mesin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 71/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Untuk mencegah kontaminasi minyak pelumas :
Sesudah menghentikan pompa penggalak P-811, katup-katup di bawah
peredam pulsasi di saluran masuk dan keluar minyak bahan bakar yang ada
di mesin.
Lepas tekanan bahan bakar di sistem bahan bakar tekanan rendah dengan
cepat membuka dan menutup katup pengawas udara yang ada di filter S-611.
Jangan lupa membuka katup di bawah peredam pulsasi sebelum melakukan
pengasutan !
5.2. Otomatis
Tersedia pengetripan untuk mengamankan mesin dari hal-hal berikut :
Kode Instrumen
- Aliran a.p. jaket terlalu rendah FBL 3835
- Suhu saluran keluar mesin a.p. jaket terlalu tinggi THB 3900
- Tekanan saluran masuk minyak pelumas terlalu rendah PBL 2950
(Pegetripan pneumatis)
- Tekanan saluran masuk terlalu rendah PBL 2951
- Suhu saluran masuk mesin minyak pelumas terlalu tinggi THB 2900
- Kabut minyak karter DBH 2940
- Tekanan pemulasan gigi katup rendah PBL 2955
- Suhu bantalan mesin tinggi THB 2908
- Mesin putaran lebih SAH 0944
- Pengetripan elektris
Penghentian Pemeliharaan Di Luar Jadwal
“Jika ada pekerjaan yang segara dilakukan terhadap mesin”.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 72/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Urutan kejadiannya adalah sebagai berikut :
- Kurangi beban mesin sampai sekitar 10%.
- Buka pemutus arus generator yang ada di papan kontrol pembangkit.
- Kurangi putaran mesin sampai ke putaran minimum.
- Matikan mesin dengan menekan tombol penghentian mesin diesel.
- Sirkit pendinginan, harus tetap jalan selama diperlukan untuk mengurangi
suhu peralatan sampai mencapai tingkat dimana pekerjaan dapat
dilakukan. Jika suhu mesin mencapai tingkat yang akseptabel, matikan alat
bantu.
- Jika ada pekerjaan pemeliharaan yang perlu dilakukan terhadap mesin
atau alternator, ambil langkah pengamanan seperlunya untuk mencegah
pengasutan dan penjalanan mesin dengan menutup pasok udara.
- Letakkan papan peringatan di saklar dan katup pasok udara dan kunci
katup.
5.3. Penghentian Darurat
Jika terjadi keadaan darurat, tekan tombol PENGHENTI EMERGENCY YANG
menyebabkan penghentian dan pembukaan pemutus arus generator.
Selanjutnya, prosedur sebagaimana dirinci di bawah judul “penghentian mesin
normal” dapat diikuti.
Dalam hal kebakaran : hentikan pompa penggalak bahan bakar P-611
dan segera matikan pasok bahan bakar ke mesin.
Pneumatis Mesin
Untuk menjalankan dan menghentikan mesin diesel dengan aman, mesin
dilengkapi dengan sistem pneumatis sesuai dengan gambar 2-4-6750-26.
sistem ini menyediakan langkah-langkah yang perlu untuk dilakukan demi
penghasutan, penghentian dan perlindungan mesin terhadap putaran lebih,
tekanan minyak pelumas yang rendah dan rendahnya aliran air pendinginan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 73/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
jacket. Ketentuan pneumatis untuk tekanan minyak pelumas yang rendah
merupakan pengaman elektronis.
Selesai pencatatan data-data……., temperatur maupun tekanan pada panel,
juga agar dicatat keadaan permukaan minyak pelumas maupun bahan bakar
serta flow meter pada awal dan akhir operasi.
Selisih angka-angka pencatatan awal dan akhir operasi ditambah perubahan
merupakan angka pemakaian.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 74/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
6. KEGAGALAN DAN CARA MENGATASINYA
Dalam pokok Bahasan ini termasuk juga gangguan-ganguan yang mungkin
terjadi selama dalam pengoperasian PLTD.:
1. Kegagalan mesin untuk start.
2. kegagalan mesin untuk mencapai kecepatan.
3. kegagalan mesin untuk membangkitkan daya penuh.
4. Kecepatan mesin tidak teratur.
5. Kecepatan lebih dari mesin.
6. Mesin berhenti mendadak
Dengan sangat beraneka ragamnya mesin-mesin diesel saat ini, tentunya
masih banyak gangguan-gangguan yang bisa terjadi tapi tidak tertuliskan.
Namun diharapkan bagi operator atau kepala regu akan mendapatkan
hubungan umum yang jelas antara berbagai gejala, penyebab dan bagaimana
perbaikan cara mengatasinya.
1. Kegagalan start
Kegagalan start dalam pengoperasian PLTD, bisa terjadi beberapa
kemungkinan :
Flywheel (roda gila) yang telah diputar maju selama langkah usaha, buang
dan hisap, berhenti selama langkah kompresi dalam silinder yang di start
dan berputar balik.
Penyebab dan cara mengatasinyan :
Katup udara start macet atau bocor, sehingga harus dikeluarkan,
diperiksa, diperbaiki dan disetel untuk beroperasi lagi dengan baik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 75/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Mesin berputar tetapi tidak mencapai kecepatan yang cukup untuk
memulai penyalaan.
Penyebab dan cara mengatasinya :
Ini bisa disebabkan oleh salah satu dari beberapa sebab, sebagai berikut
:
a) Tekanan udara start terlalu rendah, harus ditunggu/dinaikan sampai
tekanan udara start terpenuhi.
b) Katup diantara tangki udara dan mesin tidak terbuka dengan baik,
harus diperiksa dan disetel katup bisa terbuka dengan sempurna.
c) Katup udara start rusak, katup harus dikeluarkan, diperiksa dan
diperbaiki.
d) Pengaturan waktu udara start tidak tepat. Pengaturan waktu harus
diperiksa dan disetel kembali.
e) Gesekan terlalu besar dalam bantalan, ini bisa terjadi setelah mesin
overhaul yang kurang hati-hati, sehingga clearance-clearance harus
diperiksa kembali dan disetel sesuai standard.
Mesin dapat berputar bebas, tetapi tidak terjadi pembakaran, ini bisa
disebabakan dari 3 (tiga) kemungkinan, sebagai berikut :
a) Tidak ada bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder
b) Keterlambatan penyemprotan bahan bakar
c) Tekanan dan suhu kompresi terlalu rendah
Penyebab dan Cara mengatasinya :
Kekurangan bahan bakar :
a) Tangki bahan bakar mungkin kosong atau katup yang dioperasikan
dengan tangan dalam saluran pipa tertutup, sehingga perlu diperiksa.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 76/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
b) Pompa bahan bakar, saringan atau saluran injeksi mungkin terisi udara.
Lepaskan sambungan saluran injeksi pada nozzel atau tangki tekanan dan
operasikan pompa bahan bakar dengan tangan sampai pengeluaran
bahan bakar teratur.
c) Sambungkan pipa injeksi bahan bakar mungkin bocor, pipa harus diperiksa
kalau ada sambungkan yang pecah atau sambungan yang kurang baik
harus diperbaiki.
d) Katup isap atau saluran pompa bahan bakar mungkin bocor atau macet.
Katup harus dilepas diperiksa kalau ada pegas yang patah dan
dudukannya diperiksa, bersihkan dan diperbaiki supaya normal kembali.
e) Plunyer pompa bahan bakar mungkin bocor, karena sudah aus dan tidak
membangkitkan tekanan yang cukup tinggi untuk penyemprotan, plunyer,
perlu diganti.
f) Salurkan bahan bakar mungkin tersumbat kerak, kotoran atau benda lain.
g) Saringan minyak bahan bakar mungkin tersumbat, saringan dan buku
harian perawatan perlu diperiksa untuk mengetahui penyebabnya dan
mengetahui akan perbaikannya.
h) Mungkin ada air dalam bahan bakar, kalau memang terbukti ada air,
makka system harus dikuras dan kotoran dikeluarkan.
i) Mungkin mesin terdapat pada cuaca yang dingin, mungkin bisa bahan
bakar tidak dapat mengalir dengan bebas sehingga hal ini perlu adanya
pemanas, atau minyak yang lebih ringan.
Injeksi / Penyemprotan terlambat.
Kalau penyemprotan bahan bakar ke dalam silinder, tapi piston sudah
bergerak turun, maka ekspansi udara bisa menyebabkan tekanan dan
temperatur udara turun dan menyebabkan bahan bakar sulit dinyalakan.
j) Pengaturan waktu penyemprotan (timing) harus diperiksa dan mungkin
dimajukan.
Tekanan rendah,
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 77/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
k) Saringan udara atau celah dalam pipa pemasukan mungkin tersumbat,
sehingga ini harus diperisa dan dibersihkan.
l) Katup buang atau katup isap tidak duduk tepat pada duduknya atau bocor,
sehingga harus diperiksa, di grinding (scheur) dan dibersihkan.
m) Gasket antara silinder dan kepala silinder mungkin bocor, sehingga gasket
diketatkan atau kalau perlu diganti.
n) Ring piston mungkin macet, patah atau sudah aus sehingga bocor. Untuk
memeriksa kebocoran gas, katup karter dibuka, torak disetel dalam
kedudukan menstart dengan udara, poros engkol diganjal dengan balok
kayu sedemikian rupa sehingga tidak dapat berputar, katup pengaman
dalam kepala silinder diganti dengan pengukur tekanan udara, dan udara
dimasukan melalui katup Penstater udara. Suara medesis ke dalam karter
dan penurunan tekanan dengan cepat dalam ruang kompresi akan
menunjukan kebocoran gas, yang mengharuskan pengeluaran torak.
Semua cincin torak harus dilepas dan yang patah atau sangat aus harus
diganti baru.
o) Celah mekanis antara mahkota torak dan kepala silinder mungkin terlalu
besar. Celahnya harus diukur dan disetel sampai nilai yang normal dengan
menyisipkan ganjal diantara pena engkol dan kaki batang engkol.
2. Kegagalan mesin untuk mencapai kecepatan. Kalau mesin sudah hidup,
tetapi tidak bisa mencapai kecepatan normal, tanpa beban atau dengan beban
kecil, kemungkinan penyebab dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
a) Penyediaan bahan bakar tidak cukup, karena katup pompa bahan bakar
macet atau bocor, atau plunyer pompa sudah aus. Perlu diperiksa,
dibersihkan dan diperbaiki serta plunyer bisa diganti.
b) Pipa hisap bahan bakar atau saringan bahan bakar tersumbat, bisa
diperiksa dan dibersihkan.
c) Pengaturan tidak bekerja dengan baik dan perlu penyetelan.
d) Satu silinder atau lebih tidak bekerja dengan baik atau mati. Gangguan ini
bisa terjadi karena peralatan injeksi atau pengaturan waktuanya. Kalau
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 78/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
pada saluran pembuangan tidak dilengkapi dengan pirometer atau
termokopel, maka bisa juga diketahui dengan membuka kran indikator dan
selanjutnya bisa diperbaiki.
e) Kehilangan pengapian dapat juga disebabkan oleh kompresi yang tidak
cukup di dalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau ring
piston yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan
perbaikannya sangat penting untuk operasi yang memuaskan dari mesin.
f) Kehilangan pengapian pada beban ringan dapat disebabakan oleh
pendinginan silinder yang berlebihan, kalau perbandingn kompresi normal
dari mesin tidak terlalu tinggi. Penyebab ini tidak mudah dijumpai dan
dihilangkan dengan mengurangi aliran air jaket sehingga meningkatkan
suhunya.
g) Air bocor ke dalam salah satu silinder. Kepala silinder harus dilepas dan
diuji dengan tekanan hidrolik sampai 100 psi, dan diperbaiki kalau
ditemukan kebocoran. Gasket kepala silinder harus diperiksa dan mungkin
diganti baru. Lapisan silinder harus diperiksa kalau retak atau bocor. Kalau
tidak dapat diperbaiki, maka lapisan silinder yang baru harus disisipkan.
h) Pembakaran buruk. Dalam mesin injeksi udara, ini dapat disebabkan oleh
sangat rendahnya tekanan udara injeksi. Dalam mesin injeksi tanpa udara,
i) Pembakaran yang buruk dapat disebabkan oleh pengabuitan yang buruk
atau pengaturan waktu tidak tepat.
i) Tekanan balik buang tinggi. Sistem pembuangan mungkin tersumbat,
lubang buang mungkin terisi karbon, atau pengangkatan katup buang
mungkin di bawah normal.
j) Gesekan dalam yang tinggi dari mesin yang disebabkan oleh bantalan
panas. Peringatan biasanya diberikan oleh kenaikan suhu minyak lumas
dan sedikit meningkatkan ketukan dalam salah satu silinder. Unit yang
besar seringkali dan sebaiknya selalu dilengkapi dengan suatu jenis
termometer yang memberikan suhu dari tiap bantalan utama. Kalau suhu
dari salah satu nilai meningkatkan, maka ganggannya harus segera
diselidiki untuk menentukan penyebabnya dan untuk mencoba
menghilankannya, mesin harus dimatikan secepat mungkin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 79/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
k) Gesekan dalam yang tinggi dari mesin yang disebabkan oleh torak yang
akan segera macet. Kemacetan torak biasanya disebabkan oleh salah satu
dari tiga sebab :
1) Pendingin yang tidak cukup dan buruk dari dinding lapisan silinder,
umumnya karena endapan kerak dari air sadah atau air kotor
2) Pendingin yang kurang baik dari toraknya sendiri
3) Pelumasan torak cukup atau buruk.
Operator biasanya mempunyai peringatan dari kemacetan yang baru mulai
terjadi dari ketukan yang makin lama makin meningkat dalam salah satu
silinder. Kalau ketukannya tidak terlalu keras, mungkin kemacetan dapat
dicegah dan merawat torak kembali menjadi normal dengan mematikan bahan
bakar dari silinder yang bersangkutan dan menghantarkan kepadanya
sejumlah besar minyak lumas. Pada pelumasan cebur dari torak, mesin harus
dihentikan segera dan penyebab sebenarnya dari gangguan diselidiki dan
diperbaiki.
Kalau mesin beroperasi secara normal, tetapi sedikit demi sedikit atau
mendadak kecepatannya turun dan tatap di bawah normal, penyebab yang
paling umum adalah mesin kelebihan beban. Ini diperiksa secara mudah
dengan mengurangi beban atau dari suhu buang. Pada saat yang sama salah
satu dari keadaan dalam butir a sampai i dapat terjadi dan memerlukan
perhatian.
3 Gagal membangkitkan daya penuh.
Biasanya penyebab sama seperti kalau mesin mulai penyalaan tetapi tidak
mencapai kecepatan normal ketika membawa beban kecil hanya tidak begitu
jelas.
Penyebab dan perbaikannya seperti diberikan pada point 2 dari a sampai i.
4 Kecepatan mesin tidak teratur
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 80/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Kemungkinan penyebab dan cara mengatasinya adalah sebagai
berikut :
a) Air dalam pipa bahan bakar, tindakan yang diambil seperti pada point 1,3h.
b) Udara dalam sistem bahan bakar.
Gland dari paking diganti, atau memudahkan tangki harian sehingga
bahan bakar akan mengalir ke pompa dengan gravitasi.
c) Operasi tidak teratur dari injection pump yang disebabkan oleh kemacetan
katup pompa atau bagian nozzel bahan bakar harus dibongkar, diperiksa
dengan seksama dan diperbaiki.
d) Minyak bahan bakar terlalu berat (terlalu kental) bisa menyiapkan alat
pemanas atau mengganti dengan minyak bahan bakar yang lebih ringan.
e) Pengaturan atau governor tidak berfungsi dengan baik. Governor dilepas
dan diperiksa, kalau ada yang aus atau bagian yang patah dan di setel
kembali.
5 Mesin berkecepatan lebih.
Keadaan ini sangat berbahaya, tidak peduli apakah mesin mempunyai
pengatur kecepatan lebih atau tidak dan harus segera diperbaiki.
Penyebab dan cara mengatasinya :
a) governor/pengatur macet dalam kedudukan beban penuh.
Mesin harus segera dimatikan dan mekanisme pengatur harus diperiksa
kalau ada bagian yang patah atau tidak berfungsi.
b) Saluran bahan bakar mungkin tersumbat atau mekanismenya tidak
disetel dengan baik. Mesin harus segera, dibersihkan dan disetel kembali.
6 Mesin berhenti mendadak
Kemungkinan sebab dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 81/81
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
a) Kekurangan bahan bakar. Berbagai penyebab sebenarnya dan cara
mengatasinya sama seperti yang dibahas dalam bab 20-7, butir 3a sampai
h.
b) Pompa bahan bakar tidak bekerja. Periksa kalau ada penggerak yang
patah kopling yang slip, dan bagian yang aus.
c) Katup hisap dan buang tidak bekerja. Katup harus diperiksa kalau
tangkainya macet. Mekanisme pengoperasian harus diperiksa kalau ada
bagian yang patah, terutama pegas katup yang patah.