Upload
muhlisin-sidik
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
1/13
Biodidaktika, Volme 1 No 2, Juli 2006
ISSN: 1907-087X
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 109
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DI SMP PADA KONSEP PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN
MENGGUNAKAN TANAMAN KEMBANG SEPATU (Hibiscus)
Muhlisin Sidik12
1Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtaysa2SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School, Pandeglang, Banten
Abstract
Hibiscus plant is a well known ornamental plant often grown and planted in the house or school garden. The
utilization of Hibiscus plant as media based learning has not been explored yet. The easily vegetative
propagation of the plant seems can be applied as a good model for media based learning. In order to facilitate
some of obstacles such a lot of students and learning material, a cooperative learning methods: Jigsaw type is
one of the alternative learning models that can be used effectively. Cooperative learning of jigsaw type in
vegetative plant propagation concepts play a role in developing social skills and abilities of students. Using
Hibiscus plant in this has several advantages: easily obtained and easily propagated by cuttings, grafting, and
budding.
Key words: Hibiscus, cooperative learning, vegetative propagation
PENDAHULUAN
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan
merupakan konsep yang terdapat pada silabuskurikulum 2004 maupun kurikulum KTSP2006. Konsep tersebut dapat memberikan
bekal pengetahuan dan keterampilan dalam
perbanyakan tanaman sehingga bermanfaat
bagi siswa yang ingin mengembangkan dasar-
dasar pengetahuan pertanian praktis.Keterampilan tersebut bermanfaat bagi siswa
dikemudian hari yang ingin mengembangkanatau berwiraswasta di bidang budidaya
tanaman hortikultura.
Pengajaran konsep Perkembangbiakan
Vegetatif Tumbuhan tidak hanya cukupmemberikan pengetahuan saja, tetapi juga
keterampilan. Guru perlu memiliki
pengetahuan, keterampilan dan jugapengalaman dalam mempraktikan teknik
perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. Tanpa
bekal tersebut pengajaran konsepperkembangbiakan vegetatif tumbuhanmenjadi tidak bermakna dan menimbulkankebosanan pada siswa.
Tanaman yang dapat dijadikan media
pembelajaran pada konsep perkembangbiakanvegetatif tumbuhan, khususnya vegetatif
buatan juga penting diperhatikan. Tanaman
tersebut harus dapat mewakili cara-cara
perkembangbiakan vegetatif buatan, berartitanaman yang digunakan mudah dicangkok,
stek, sambung dan okulasi. Berdasarkanpengalaman dalam mengajarkan konseptersebut di SMP, tanamanHibiscus merupakan
alternatif yang baik yang dapat digunakansebagai media pembelajaran.
Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatiftidaklah sederhana, tetapi mudah dipelajari.
Untuk mengajarkan keterampilan tersebut
kepada siswa diperlukan kiat-kiat yang
memungkinkan siswa mampumempraktikannya dengan mudah. Belajardengan kerjasama merupakan alternatif yang
dapat membantu siswa agar mudahmengembangkan keterampilan pernbanyakan
tanaman secara vegetatif, yang pada akhirnyamampu memahami konsep perkembangbiakanvegetatif tumbuhan dengan baik. Model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
tersebut diantaranya adalah pembelajarankooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul untuk membantu siswa dalammemahami konsep, tetapi juga membantu
siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama,berpikir kritis, dan mengembangkan sikap
sosial siswa, serta penting untuk keberhasilandalam menghadapi tuntutan lapangan kerja.
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
2/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
110 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
Terdapat beberapa tipe pembelajarn kooperatif,diantaranya adalah; STAD (Student Team
Achivment Division), investigasi kelompok,struktural (think pair share, numbered headtogether, active listening, dan time token), dan
jigsaw. Diantara tipe-tipe pembelajarankooperatif, tipe jigsaw lebih fleksibel.
Sejumlah penelitian telah banyak dilakukandan konsisten menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa (Yusuf,2003). Oleh sebab itu perlu dilakukan
pengembangan perangkat pembelajarankooperatif tipe Jigsaw pada konsep Reproduksi
Vegetatif Tumbuhan meggunakan tanamanHibiscus meliputi materi ajar, rencana
pembelajaran dan perangkat assesmen serta
evaluasi hasil belajar.
MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif didasari oleh teoribelajar konstruktivisme. Pembelajaran
konstruktivisme memberi kesempatan kepadasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuannyadan menggunakan strateginya sendiri dalam
belajar secara sadar, sedangkan guru
membimbing pengetahuan yang lebih tinggi
(Slavin 1995). Pembelajaran kooperatifmerupakan model pembelajaran yangmengelompokkan siswa berdasarkan
kemampuan yang beragam. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami
konsep atau keterampilan. Sehingga belajarbelum dikatakan selesai jika salah satu anggotakelompoknya belum memahami konsep atau
keterampilan yang diajarkan. Thompson dkk.
(1995) berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan interaksi sosialpada pembelajaran sains, melatih kerjasamaantar siswa yang latar belakangnya berbeda.
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurutLungdren (1994) yaitu kebersamaan, tanggungjawab, tujuan bersama, pembagian tugas,penghargaan dan kepemimpinan. Sedangkan
ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurutCarin (1993) adalah setiap anggota memiliki
peran, adanya interaksi antar siswa, adanya
tanggung jawab atas belajarnya dan teman-temannya, keterampilan-keterampilan
impersonal kelompok dibantu oleh guru, dan
interaksi guru dengan kelompok hanya saatdiperlukan.
Tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
keberhasilan individu yang ditentukan olehkeberhasilan kelompoknya, meningkatkan
hasil belajar, menerima perbedaan individu,dan mengembangkan keterampilan sosial
(Ibrahim 2000; Slavin 1995). Selain untukmemenuhi tujuan tersebut, dalam pembelajarankooperatif siswa juga harus mempelajari
keterampilan kooperatif yang berfungsimelancarkan hubungan kerja dan tugas
anggota kelompok selama kegiatan.Keterampilan kooperatif terdiri dari
keterampilan tingkat awal, menengah dan
mahir (Lungdren 1994). Keterampilankooperatif tingkat awal yaitu menggunakan
kesepakatan, menghargai kontribusi,mengambil giliran dan berbagi tugas, beradadalam kelompok, berada dalam tugas,
mendorong partisipasi, mengundang oranglain, menyelesaikan tugas dalam waktunya,
dan menghormati perbedaan individu.Keterampilan tingkat menengah meliputimenunjukkan penghargaan, mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat
diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya,
membuat ringkasan, menafsirkan, danmengurangi ketegangan. Sedangkanketerampilan tingkat mahir meliputi
mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan,
dan berkompromi.
Model pembelajaran kooperatif terdiri daribeberapa tipe, diantaranya adalah StudentTeams Achievemnet Division (STAD),
investigasi kelompok, pendekatan struktural,
dan jigsaw. Tipe STAD merupakan
pembelajaran kooperatif yang sederhana,terdiri dari kelompok yang beranggotakan 45siswa yang heterogen. Cara belajar secara
tutorial, diskusi atau kuis. Hasil kuis diberi
skor, kemudian tim dengan skor tertinggi dansiswa yang mencapai skor perkembangantertinggi atau mencapai seempurna diberipenghargaan. Investigasi kelompok merupakan
pembelajaran kooperatif yang paling kompleksdan relatif sulit diterapkan. Siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
dengan setiap kelompok terdiri dari 56 siswayang heterogen. Siswa memilih topik untuk
diselidiki, melakukan penyelidikan, dan
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
3/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 111
mempresentasikan hasil laporan kepadaseluruh siswa. Tipe struktural terdiri dari
beberapa subtipe yaitu think pair share,numbered head together, active listening, dantime token. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok. Di dalam kelompoksiswa diarahkan untuk saling membantu
sesama teman dalam kelompok kecil. Jawabanatau pernyataan anggota kelompok dianggap
sebagai jawaban atau pernyataan kelompok.Sehingga tipe struktural dicirikan oleh adanyapenghargaan kooperatif daripada penghargaan
individu. Sedangkan pembelajaran kooperatiftipe jigsaw merupakan tipe pembelajaran yang
terdiri dari kelompok-kelompok dengananggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan bagiantersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terdiri dari kelompok asal dankelompok ahli. Kelompok asal merupakan
kelompok induk siswa yang beranggotakansiswa dengan kemampuan, asal, dan latarbelakang keluarga yang beragam. Kelompok
ahli merupakan kelompok siswa yang terdiri
dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalamitopik tertentu dan menyelesaikan tugas yangberhubungan dengan topiknya, kemudian
menjelaskan kepada kelompok asal. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terdiri dari pembagian tugas, pemberianlembar ahli, mengadakan diskusi dan
mengadakan kuis. Rencana pembelajarandiatur secara instruksional sebagai berikut: 1)Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli
dan membaca materi tersebut untuk
mendapatkan informasi; 2) Diskusi kelompok
ahli: siswa yang mempunyai tugas topik yangsama bertemu mendiskusikan topik tersebut;3) Diskusi kelompok: anggota kelompok ahli
kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan topik pada kelompoknya; 4) Kuis:siswa memperoleh diskusi individu yangmencakup semua topik; dan 5) penghargaankelompok: penghitungan skor kelompok dan
menentukan penghargaan kelompok (Slavin1995).
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF
BUATAN PADA TUMBUHAN
Salah satu ciri makhluk hidup adalah
berkembang biak, menghasilkan individu baru
yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya.Tumbuhan dapat melakukan
perkembangbiakan (reproduksi) baik secarageneratif maupun vegetatif. Pada
perkembangbiakan generatif terjadi peleburanatau pertukaran materi genetik antara gametjantan (mikrospora) dan gamet betina
(megaspora). Sifat individu baru merupakangabungan dari sifat induk jantan dan betina.
Sebaliknya, pada perkembangbiakan vegetatiftidak terjadi pertukaran materi genetik karena
tanpa didahului oleh peleburan gamet jantan
dan betina. Sifat individu baru hasil propagasivegetatif identik dengan salah satu induknya
(OSUE, 2005).
Reproduksi vegetatif merupakan suatu
perluasan dari kapasitas tumbuhan untukmelakukan pertumbuhan tak terbatas.
Pertumbuhan tak terbatas tersebut terjadikarena tumbuhan memiliki jaringanmeristematik untuk pembelahan, yaitu sel-sel
yang tidak berdiferensiasi yang dapat
mempertahankan atau memperbaharui
pertumbuhan tanpa batas. Selain itu, sel-selparenkim di seluruh tumbuhan dapatmembelah dan berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel terspesialisasi (Campbelldkk. 1999). Pertumbuhan tak terbatas pada
tumbuhan dapat terjadi pada seluruh bagiantumbuhan baik batang, daun, dan akar,
sehingga dapat menghasilkan individu baru(Hopson & Wessels, 1990).
Tumbuhan biji (spermatophyta) dapat
berkembagbiak secara vegetatif alami dan
buatan. Secara alami tumbuhan memilikirimpang (rhizome), tunas (bud), geragih(stolon), umbi lapis (cormus), umbi batang
(tuber), dan tunas adventif. Secara buatan,
tumbuhan dapat diperbanyak melalui stek(cutting), cangkok (aerial layering), merunduk(layerage), okulasi (budding), enten/sambung(grafting). Dan kultur jaringan. reproduksi
vegetatif buatan dalam pertanian dikenaldengan propagasi tanaman.
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
4/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
112 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
Stek (Cutting)
Stek adalah memotong bagian tanaman indukyang kemudian ditumbuhan sehingga menjadi
bagian yang terpisah (OSUE, 2005). Bagian
tanaman yang dapat di stek adalah batangmaupun pucuk batang, daun, dan akar
(Wudianto, 1991). Perbanyakan vegetatifdengan stek mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain tidak memerlukan tenaga terlatih,dapat dilakukan secara massal, tidakmengalami kemungkinan pengaruh buruk dari
batang bawah, berbuah satu tahun lebih awal,akar serabut lebih banyak, kemurnian klon-
klon yang digunakan lebih terjamin, karenatidak ada persoalan dengan tunas palsu
(Syamsulbahri, 1996).
Keberhasilan perbanyakan vegetatif dapat
dipengaruhi oleh faktor dalam, faktorluar/lingkungan, dan faktor pelaksanaan.Faktor dalam terdiri dari a) umur bahan stek,
stek yang berasal dari batang yang terlalu tuasangat sulit untuk membentuk akar, sehingga
memerlukan waktu yang sangat lama untukmembentuk akar; b) adanya tunas dan daunpada stek, tunas dan daun pada stek
merangsang perakaran dan mempengaruhi
pemberian hormon. Perakaran yang timbul
pada stek batang disebabkan oleh doronganauksin yang berasal dari tunas dan daun.Peranan daun pada stek batang cukup besar,
karena pada daun akan terjadi prosesfotosintesis yang dapat mempercepat
pertumbuhan akar. Tetapi jumlah daun yangterlalu banyak juga akan menghambat
pertumbuhan akar stek karena daun mengalamipenguapan yang cukup besar; c) Kandunganbahan makanan stek, persediaan karbohidrat
dan nitrogen mempengaruhi pembentukan
tunas dan akar pada stek. Pada umumnya
nitrogen membantu perakaran kecuali padakonsentrasi tinggi nitrogen menghambatperakaran, sedangkan stek yang mengandung
karbohidrat yang cukup dan kandungan
nitrogen yang tinggi akan menghasilkan warnabatang yang kehijau-hijauan sertamemproduksi akar lebih sedikit tetapi tunasnyakuat. Stek yang mengandung karbohidrat
tinggi dan nitrogen yang cukup akanmempermudah pembentukan akar dan tunas
stek; d) kandungan zat tumbuh, kandungan zat
tumbuh dapat ditingkatkan dengan prosesetiolasi. Proses etiolasi ini menyebabkan
hilangnya klorofil dan mengakibatkan
terkumpulnya zat tumbuh pada suatu tempat(Rochiman & Setyati, 1973; Soeseno, 1975;
dan Wudianto, 1988).
Faktor luar atau faktor lingkungan yang
mempengaruhi keberhasilan stek adalahkelembaban, suhu tanah, dan cahaya. Stek
yang baik memerlukan kondisi lingkunganyang memiliki kelembaban tinggi, cahaya
langsung, dan suhu tanah yang berkisar 70
80oF (OSUE, 2005). Sedangkan faktor
pelaksanaan yang mempengaruhi keberhasilan
stek adalah perlakuan sebelum pengambilanbahan stek (Rochiman & Setyati, 1973 dan
Wudianto, 1988). Perlakuan ini dengan caramelukai batang, dengan membuat keratin
melingkar dan membuang kulitnya sebelum
dilakukan pemotongan stek. Letak keratankira-kira 3040 cm di bawah ujung stek, lebar
keratan 12,5 cm. Beberapa waktu kemudian,di atas luka keratan akan terjadi benjolan,adanya benjolan tersebut merupakan suatu
pertanda terjadinya penumpukan bahanmakanan dan auksin. Dengan cara demikian
zat tumbuh akan terkumpul. Tempatpemotongan stek nantinya tepat di bawahbagian batang yang telah dikerat. Pemotongan
stek, pemotongan dilakukan dengan pisau
tajam, supaya dapat dihasilkan permukaan
potongan yang halus. Permukaan potonganyang kasar sangat sulit untuk membentukkalus. Kalus berguna untuk menutupi luka.
Bentuk potongan pangkal stek bisa dibuatdatar maupun miring. Pada irisan yang
berbentuk miring maka permukaannya lebihluas bila dibandingkan dengan yang
berpangkal datar. Ini berarti jumlah akar yangtumbuh lebih banyak, selain itu juga akandihasilkan satu akar yang besar pada ujung
stek. Karena pada ujung stek terjadi akumulasi
zat tumbuh. Pemotongan sebaiknya dilakukan
dalam air, agar jaringan pembuluh pada stekyang baru dipotong terisi oleh air untukmemudahkan penyerapan. Selain perlakuan
dengan pengeratan dan teknik pemotongan,
penggunaan hormon sintesis juga pentingdilakukan untuk mempercepat pertumbuhanakar. Hormon yang biasa digunakan untukstek adalah Roton F (Wudianto, 1991 dan
Astuti, 2000).
Stek dapat dilakukan pada batang, daun,
pucuk, bahkan akar. Stek batang terdiri daribeberapa tipe, yaitu stek herba (herbaceous
cutting), stek batang muda (softwood cutting)),
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
5/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 113
stek batang yang sedang tumbuh dewasa(semi-hardwood cutting), dan stek yang
berasal dari tumbuhan dorman (hardwoodcutting) (Evan & Blazich, 2005). Stek daun
diperoleh dari daun yang memiliki cadangan
makanan dan telah cukup umur, Stek pucukberasal dari ujung tanaman yang terdapat
ujung batang dan beberapa daun. Sedangkanstek akar diperoleh dari tanaman yang akarnya
biasa menghasilkan tunas adventif,sepertijambu biji, cemara, kesemek, dan lain-lain.
Cangkok (Air Layerage)
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakantanaman dengan cara merangsang timbulnya
perakaran pada cabang pohon sehingga dapat
ditanam sebagai tanaman baru. Caramerangsang timbulnya akar tersebut adalah
dengan mengupas kulit luar cabang selanjutnyacabang yang terkupas tadi diberi media tanah(Purnomosidi dkk., 2002). Adapun persyaratan
pohon yang akan dicangkok tersebut adalahtumbuh baik dan sehat, berbuah banyak dan
manis, dan rasanya enak. Setelah persyaratantersebut di atas terpenuhi dipilihlah satucabang atau ranting dengan persyaratan
sebagai berikut yaitu cabang yang baik untuk
dicangkok yang tumbuhnya tegak atau
condong ke kiri 45 derajat., besarnya cabangsebesar ibu jari sampai pergelangan tangan
dewasa, jangan mencangkok cabang yangterlalu muda atau terlalu tua karena cabangterlalu tua akan sukar keluar akarnya dan yang
terlalu muda akan mudah patah serta lambatberbuah, panjang dari ujungnya cabang sampai
tempat cangkokan 50-100 cm tergantung besarcabang yang dicangkok, waktu yang baikuntuk mencangkok adalah pada musim hujan
supaya media dan selalu basah., serta cabang
bukan termasuk tunas air
Keuntungan mencangkok diantaranya adalahsifat tanaman baru sama dengan induknya,
hasil cangkokan dapat ditanam pada tanahyang permukaan airnya tinggi, dan cepat
menghasilkan buah dalam waktu yang relativesingkat. Sebaliknya, kerugian mencangkokadalah tidak dapat dilakukan secar besar-
besaran karena jumlah dahan yang dapatdicangkok terbatas, dapat merusak pohon
induk, keberhasilan mencangkok rendah
karena perakaran pendek, dan waktu yangdibutuhkan untuk mencangkok sangat lama
(sekitar 3 bulan bila tidak menggunakanhormon) (Wudianto, 1991).
Berdasarkan caranya, mencangkok dibedakan
menjadi cangkok sayat dan cangkok belah.
Menurut Wudianto (1991) cangkok sayatadalah mencangkok dengan cara menyayat
kulit cabang. Sedangkan cangkok belahmencangkok dengan cara mengerat cabang
yang telah dipilih sampai separuhnya, laludibelah ke arah atas. Panjang belahan sangatbergantung pada besarnya cabang, semakin
besar cabang semakin besar belahannya.Cangkok sayat adalah teknik cangkok yang
umum dilakukan.
Okulasi (Bud grafting)
Okulasi merupakan teknik perbanyakan
tanaman yang menggabungkan mata tunasdengan tanaman induk, sehingga tanamantersebut memiliki cabang tanaman dengan
sifat yang diinginkan dan batang bawah yangmemiliki perakaran kuat dan tahan hama
(Wudianto, 1991). Teknik okulasi merupakanteknik perbanyakan tanaman yang lebih cepatdan lebih mudah diantara teknik propagasi
lainnya. Hasil yang lebih baik akan
didapatkan bila okulasi dilakukan pada awal
juli higga awal agustus (OSUE, 2005).
Pembuatan okulasi membutuhkan dua pohon
induk, yaitu batang atas (Scion) dan batangbawah (Stock). Tanaman yang dijadikan
batang bawah diperoleh dari semai dan melaluiperbanyakan tanaman dengan biji. Kriteria
batang bawah adalah sistem perakaran kuat,tahan terhadap hama dan penyakit, tahanterhadap kekurangan air, dan sesuai dengan
kondisi setempat. Batang atas dipilih sesuai
dengan kriteria yaitu tanaman cukup tua, sudah
berbuah minimal 3 kali, bukan berasal daritunas air, berbuah lebat, buah enak dan manis,buah besar dan sehat (Purnomosidi dkk., 2002).
Cara okulasi terbagi atas okulasi T, okulasiForkert, okulasi Forkert terbalik, okulasisegiempat, okulasi jendela, dan okulasi HajiAli. Okulasi T dilakukan dengan cara
menyayat batang bawah seperti huruf T.Okulasi Forkert dibuat dengan cara menyayat
batang bawah secara horizontal, kemudian
dibuat dua sayatan vertikal, kemudian kulitnyadibuka mulai dari sayatan horizontal tersebut.
Bila pembukaan kulit dimulai dari bawah
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
6/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
114 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
disebut okulasi Forkert terbalik, dan bila kulit
yang dikelupas tersebut dibuat lubang untuktunas maka disebut okulasi jendela. Okulasisegi empat dibuat dengan cara menyayat kulit
batang dengan segi empat, sedangkan okulasiHaji Ali disebut juga dengan okulasi stempel,
karena kulit disayat dengan cetakan yang
berbentuk lingkaran (Wudianto, 1991).
Sambung (Grafting)
Menyambung adalah cara perbanyakantanaman dengan cara menyambung pucuk(batang atas) yang berasal dari suatu tanaman
induk pada tanaman lain (batang bawah).Batang atas yang akan memberikan hasil
sesuai dengan sifat induk yang diinginkan.Batang bawah hanya sebagai tempat untuk
tumbuh dan mengambil makanan dari dalam
tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batangatas dan batang bawah berbeda (Purnomosidi
dkk., 2002). Kriteria pemilihan tanamansebagai batang atas dan batang bawah sama
seperti pada okulasi.
Terdapat bebarapa jenis sambung pada
tanaman Hibiscus yang sesuai, diantaranyaadalah sambung kulit (rind or bark grafting),
sambung baji (wedge grafting), dan sambungsisi (side grafting) (Morgan, 2005). Sambung
kulit dilakukan dengan cara menyayat kulit
batang bawah dengan arah dari luar ke dalam,sambung baji dilakukan dengan cara menyayatbatang bawah dari kulit ke kayu miring seperti
baji, dan sambung sis dilakukan dengan caramenyayat kulit batang bawah di bagian sisinya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum menyambung adalah jangan terlalu
banyak terkena sinar matahari, janganmenyambung saat hujan, dan keadaan tempatharus lembab (Purnomosidi dkk., 2002).
KARAKTERISTIK TANAMAN
HIBISCUS
Nama Hibiscus sering dihubungkan dengan
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
salah satu jenis Hibiscus yang palingdikenalpadahal Hibiscus tidak hanyakembang sepatu. Hibiscus rosa-sinensis
pertama kali disebut kembang sepatu di India,karena bunganya dapat digunakan untuk
menghitamkan kulit sepatu. Bahkan di Cina,bunga ini digunakan untuk menghitamkanrambut dan alis. Cina dan India dikatakan
sebagai Negara asal Hibiscus. Walaupundemikian, di Indonesia juga pernah ditemukan
tumbuhan Hibiscus asli Jawa, Hibiscusjavanica yang diperkenalkan oleh Philip
Miller di Ingggris. Di beberapa Negara
Reproduksi Vegetatif Buatan
Stek Cangkok Okulasi Sambung
Terdiri dari
Stek Batang
Stek Pucuk
Stek Daun
Stek Akar
Pengertian
Teknik Stek
Sambung Kulit
Sambung Baji
Sambung Sisi
Pengertian
Teknik SambungTeknik Cangkok
Cangkok Sayat
Cangkok
Belahaun
Pengertian
Tipe T
Tipe Forkert
Tipe segiempat
Tipe jendela
Tipe Haji Ali
Pengertian
Teknik Stek
Gambar 1. Prinsip Reproduksi Vegetatif Buatan
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
7/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 115
Hibiscus disilangkan sehingga banyakditemukan varietas-varietas hibiscus (Ariyanti
& Osman, 1990). Hibiscus terdiri dari lebihdari 250 jenis. Beberapa jenis diantaranya
yang ditemukan di Indonesia adalah Hibiscus
rosa-sinensis (kembang sepatu), H.schizopetalus (bunga lampion), H. archeri
(wera), H. mutabilis (waru landak), H.tiliaceus (waru laut), H. syiacus, H.
abelmoschus (kopi-kopian), H. sabdarifa (kisujen), H. venustus (sekar waru), H.
cannabinus (Java jute).
Taksonomi tumbuhanHibiscus adalah sebagai
berikut:Divisio : Spermatophyta`
Subdivisio : Angiosepermae
Classis : DycotiledoneOrdo : Malvales
Familia : MalvaceaeGenus :Hibiscus
Species :H. rosa-sinensis
H. archeri
H. schizopetalus
Berbagai jenis Hibiscus seperti H. rosa-sinensis, H. schizopetalus, H. archeri adalah
tanaman yang sering dijumpai di pekarangan
rumah sebagai tanaman hias. Selain bunganya
yang cantik, tanaman ini juga mudahdiperbanyak baik secara vegetatif maupungeneratif. Perbanyakan secara vegetatif lebih
sering dilakukan karena relatif mudahdikerjakan daripada generatif. Tetapi, para
kolektor Hibiscus justru lebih senangmemperbanyak Hibiscus secara generatif
untuk mendapatkan varietas baru dari hasilpersilangan (hibridisasi) (Muhlisin, 2004).
Selain sebagai tanaman hias, Hibiscus dapat
digunakan sebagai obat. Daun dan bunga
kembang sepatu yang dikukus dapatdigunakan sebagai obat untuk mencairkanlendir rongga hidung. Seluruh bagian
tanaman juga dapat digunakan untuk
mengobati batuk dan bronchitis menahun. H.abelmoschus dan H. tiliaceus dapatmenghasilkan minyak gandapura dan kasturi.H. sabdarifa dan H. cannabinus dapat
menghasilkan serat tali dan kelopaknya yangberwarna merah dapat dibuat selai yang enak.
Hibiscus merupakan tumbuhan biji yangtermasuk keluarga Malvaceae yang pada
umumnya merupakan tumbuhan basah perdu,
tetapi ada yang berupa pohon. Seringkalimempunyai rambut bintang. Daun tunggal
dan letaknya tersebar, Pelminervis, sering adanectarium pada bagian bawah daun, dan ada
stipula. Bunga keluarga Malvaceae adalah
bunga tunggal, axilaris, actinomorphus,biseksualis atau uniseksualis. Kelopak
berjumlah 5 bersatu membentuk cawandengan ujung yang terbagi atau berbelah lima.
Sering tedapat anak kelopak (epicalyx).Mahkota berjumlah lima helai, bagian bawahbersatu dengan tabung putik.
METODE PENGEMBANGAN
Metode penelitian untuk pengembangan
memuat tiga komponen yaitu modelpengembangan, prosedur pengembangan, dan
uji coba produk. Penelitian ini merupakanpenelitian pendahuluan sehingga hanyamencakup pengunaan model dan prosedur saja
belum sampai pada tahap uji coba produk.
Model pengembangan perangkat pembelajarankooperatif tipe jigsaw pada konsepperkembangbiakan vegetatif menggunakan
tanaman Hibiscus mengikuti model
pemgembangan Kemp dkk. (1994), yaitu
analisis tujuan, analisis karakteristik siswa,analisis tugas, menyusun urutan konsep,merumuskan tujuan pembelajaran, strategi
kegiatan belajar mengajar, pemilihan mediapembelajaran, pemilihan layanan penunjang,
dan penyusunan Instrumen Asessmen danEvaluasi
Analisis Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk menetapkan
arah dasar yang dibutuhkan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran. Dariarah dasar ini lalu disusun alternatifpembelajaran yang sesuai. Analisis tujuan
ditinjau dari aspek kurikulum SMP yang
berbasis kompetensi. Menurut kurikulum2004, tujuan pembelajaran Biologi di SMPadalah mengenal berbagai gejala alam, konsepdan keterkaitannya satu sama lain;
mengembangkan keterampilan proses;menerapkan konsep-konsep biologi dalam
kehidupan sehari-hari; memberikan bekal
pengetahuan dasar untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya; menyadari keteraturan
alam untuk mengagungkan kebesaran dan
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
8/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
116 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
kekuaaan Tuhan Yang Maha Esa;meningkatkan kesadaran untuk memelihara
dan melestarikan lingkungan serta sumberdaya alam; dan melakukan kerja ilmiah untuk
membangun nilai dan sikap ilmiah (Depdiknas,
2002). Sedangkan pada kurikulum 2006 salahsatu tujuan mata pelajaran IPA adalah agar
peserta didik memiliki kemampuanmeningkatkan pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untukmelanjutkan pendidikan ke jenjangselanjutnya.
Konsep yang akan dikembangkan adalah
Reproduksi Vegetatif Tumbuhan secaraBuatan. Kompetensi dasar yang terdapat pada
kurikulum 2004 adalah mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan cara reproduksiorganisme. Kompetensi ini terdapat di kelas
IX semester ganjil. Pada kurikulum 2006kelas IX semester 1 Kompetensi dasarnyaadalah mengidentifikasi kelangsungan hidup
makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam,dan perkembangbiakan.
Berdasarkan tujuan kurikulum dan kompetensidasar pada konsep Reproduksi Vegetatif
Tumbuhan tersebut pembelajaran yang sesuai
adalah pembelajaran secara berkelompok yang
berbasis pada keterampilan proses danaktivitas siswa yang berorientasi pemecahanmasalah berdasarkan pengamatan dan diskusi
dengan menggunakan metode ilmiah untukmemahami, dan mengaplikasikan konsep
Reproduksi vegetatif Tumbuhan secaraBuatan. Inti penekanan tujuan tersebut adalah
kemampuan berpikir tingkat tinggi danberpikir kritis siswa, serta berbagi pendapatmelalui diskusi. Dengan menggunakan alat
yang sederhana praktikum tentang konsep
tersebut dapat terlaksana. Sehingga dapat
dilakukan di seluruh SMP di manapun.
Dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
untuk pengajaran konsep Reproduksi Vegetatif
Tumbuhan secara Buatan ditinjau dari segistruktur isi, karena pada konsep tersebut terdiridari sub-sub konsep yang antara masing-masing subkonsep relatif tidak merupakan
suatu prasarat untuk pokok bahasan yang lain.
Analisis Karakteristik Siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik
siswa yang meliputi tingkat perkembangan
kognitif, kemampuan, latar belakangpengetahuan, dan latar belakang sosial budaya
siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akandijadikan kerangka acuan dalam menyusun
materi pembelajaran. Berdasarkan pengalaman
penulis mengajar di SMPN 7 Cilegon.Pembelajaran konsep Reproduksi vegetatif
Tumbuhan secara Buatan sangat menarikperhatian siswa, apalagi siswa sendiri yang
melakukannya. Tetapi, ada beberapa kendaladalam melaksanakan kegiatan tersebut.Diantaranya siswa tidak dapat melaksanakan
kegiatan sampai selesai dan mengamati hasilpraktikum dengan rutin. Setelah selesai
kegiatan praktikum stek misalnya siswa tidakdapat mengamati secara rutin. Hal ini
disebabkan karena kegiatan siswa yang padat,
kurang adanya pembagian tugas antarkelompok, dan belum adanya perancangan
kegiatan yang terpogram dengan baik.
Tingkat kemampuan siswa baik di daerah
maupun di kota diasumsikan dapat mengikutikegiatan praktikum konsep tersebut dengan
baik, karena materi tersebut tidak sulit, disamping itu juga peralatan yang digunakancukup sederhana. Perbedaan latar belakang
pengetahuan, kemampuan, latar belakangkeluarga, dan suku dalam kelompok siswa
yang mempunyai tingkat perkembangankognitif yang relatif sama, maka pentingdiadakannya pengajaran yang berorientasi
pada kerja sama antar siswa untukmengembangkan sikap saling menghargai dan
menerima perbedaan. Dalam hal inipembelajaran yang berorientasi model
pembelajaran kooperatif sangat diperlukan.
Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan pemahaman tugas
dalam pembelajaran yang dilakukan untukmengidentifikasi struktur bahasan yang dipilihyaitu konsep Reproduksi Vegetatif Tumbuhan
secara Buatan. Analisis tugas digunakan untukmerinci isi mata ajar dalam bentuk garis-garis
besar isi konsep. Analisis tugas pada bahasanReproduksi Vegetatif Tumbuhan secaraBuatan meliputi analisis isi pelajaran dan
analisis konsep. Hasil akhir dari analisis tugasadalah tertuang dalam Materi Ajar dan
Lembar Kegiatan Siswa sebagai perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
9/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 117
pembelajaran. Analisis tugas yangdiimplementa-sikan dalam Materi Ajar dan
LKS ini berpedoman pada silabus matapelajaran biologi kurikulum 2004, kemudian
diformulasikan dari berbagai sumber buku
yang relevan.
a. Analisis isi
Indikator dari Kompetensi DasarMengidentifikasi persamaan dan perbedaancara reproduksi organisme adalah
mendiskripsikan alat-alat reproduksi dan caraperkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan.
Indikator tersebut perlu dijabarkan kembalimenjadi beberapa indikator yang meliputi
indikator produk, proses, dan sosial.
Indikator produk yang dapat dikembangkan
diantaranya menekankan agar siswa mampumembedakan tentang perkembangbiakanvegatatif tumbuhan secara stek, cangkok,
okulasi, dan sambung. Di samping itu jugasiswa menunjukkan hasil kerjanya berupa
tumbuhan hasil perkembangbiakan vegetatifdengan keempat cara tersebut.
Indikator proses yang ditagih adalah
kemampuan siswa melakukan praktik
perbanyakan tanaman secara stek, cangkok,okulasi, dan sambung. Sementara itu,
indikator sosial yang akan dikembangkanadalah indikator keterampilan kooperatiftingkat awal dan menengah menggunakan
kesepakatan, menghargai kontribusi,mengambil giliran dan berbagi tugas, berada
dalam kelompok, berada dalam tugas,mendorong partisipasi, mengundang oranglain, menyelesaiakn tugas dalam waktunya,
dan menghormati perbedaan individu.
Keterampilan tingkat menengah meliputi
menunjukkan penghargaan, mengungkapkanketidaksetujuan dengan cara dapat diterima,mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat
ringkasan, menafsirkan, dan mengurangiketegangan.
Dari pengembangan indikator yangdiharapkan, maka dapat dikembangkan
struktur isinya yang meliputi fakta, konsep,dan prinsip sebagai berikut:
Subkonsep Prekembangbiakan VegetatifTumbuhan secara Buatan:
Fakta:Tanaman yang dikembangbiakan secara
vegetatif memiliki sifat turunan yang samadengan induknya, cepat berbuah, dan sifat-
sifatnya dapat dipadukan.
1. Tanaman yang dikembangbiakan secaravegetatif memiliki perakaran yang kurang
baik dan jangka waktu berbuah lebihpendek.
2. Tanaman dapat dikembangbiakan denganstek batang, stek pucuk, dan stek daun.
3. Okulasi dan sambung akan berhasil
dengan baik bila kambium dari batangbawah dan batang atas bersatu dan tidak
rusak.4. Cangkok merupakan alternatif
perkembangbiakan vegetatif yang baik bila
cara perkembangbiakan vegetatif yanglainnya gagal dilakukan.
Konsep:
1. Stek 5. Stock 2. Cangkok 6. Scion
3. Okulasi 7. Kambium4. Sambung 8 ReproduksiVegetatif Buatan
Prinsip:
1. Reproduksi vegetatif tumbuhan secarabuatan adalah perbanyakan tumbuhan tanpadidahului oleh peleburan dua gamet tetapi
berasal dari bagian tanaman dengan bantuanmanusia.
2. Perbanyakan dengan stek adalahperbanyakan tanaman dengan cara
menumbuhkan akar dan pucuk daripotongan/bagian tanaman seperti akar,batang atau pucuk sehingga menjadi
tanaman baru.
3. Mencangkok adalah suatu teknik
perbanyakan tanaman dengan caramerangsang timbulnya perakaran padacabang pohon sehingga dapat ditanam
sebagai tanaman baru.
4. Mengokulasi adalah cara perbanyakantanaman dengan cara menempelkan matatunas yang berasal dari suatu tanaman induk
pada batang bawah tanaman lain.5. Menyambung adalah cara perbanyakan
tanaman dengan cara menyambung pucuk
(batang atas) yang berasal dari suatutanaman induk pada tanaman lain (batang
bawah)
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
10/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
118 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
6. Cara merangsang timbulnya akar ketikamencangkok adalah dengan mengupas kulit
luar cabang sampai kambiumnya hilangselanjutnya cabang yang terkupas tadi
diberi media tanah.
b. Analisis konsep
Analisis konsep merupakanidentifikasi konsep-konsep utama yang akandiajarkan dan menyusunnya secara sistematis
serta mengkaitkan satu konsep dengan konseplain yang relevan, sehingga membentuk suatu
peta konsep. Untuk pokok bahasanPerkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan dapat
dibuat bagan konsepnya seperti pada gambar 1.
Menyusun Urut-urutan Konsep
Tujuan langkah ini adalah untuk menetapkan
hirarki konsep yang akan dibahas dalam prosesbelajar dan mengajar. Konsep atau materi
harus benar-benar dipertimbangkan sehinggasemua disusun berdasarkan pengetahuan atauketerampilan yang dikuasai oleh siswa pada
pelajaran sebelumnya atau pada tahap lebih
awal dari pelajaran.
Konsep atau tugas pada pengembanganperangkat ini, ditulis secara berurutan dengan
memulai dari pembahasan pengetahuan yangsederhana kemudian dilanjutkan dengan
pengetahuan yang lebih kompleks. Urut-urutankonsepnya adalah sebagai berikut: 1. Stek; 2.
Cangkok; 3. Okulasi; dan 4. Sambung.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Hasil analisis tugas dan analisis konsep akan
digunakan sebagai acuan perumusan indikatoryang merupakan dasar untuk desain perangkatpembelajaran dan penyusunan tes. Sesuai
dengan analisis tugas dan analisis konsep di
atas, maka dapat disusun tujuan pembelajarankhusus untuk Rencana Pengajaran 1 sampaidengan Rencana Pembelajaran 2.
Kompetensi DasarMengidentifikasi persamaan dan perbedaan
cara reproduksi organisme
Rencana Pembelajaran (RP-1)Indikator:
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat:Produk
1. Menjelaskan pengertian perbanyakan
tanaman dengan cara stek2. Menjelaskan pengertian perbanyakan
tanaman dengan cara mencangkok3. Menjelaskan pengertian perbanyakan
tanaman dengan cara mengokulasi4. Menjelaskan pengertian perbanyakan
tanaman dengan cara menyambung
5. Memberi contoh tumbuhan yang dapatdiperbanyak dengan cara stek, cangkok,
okulasi dan sambung.
Proses
1. Malakukan perbanyakan tanaman dengancara stek secara berurutan
2. Malakukan perbanyakan tanaman dengancara cangkok secara berurutan
3. Malakukan perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi secara berurutan4. Malakukan perbanyakan tanaman dengan
cara sambung secara berurutan
Sosial
1. Mengambil giliran dan berbagi tugas
2. Menyelesaikan tugas dalam waktunya
3. Menghormati perbedaan individu
Rencana Pembelajaran (RP-2)
Indikator:Setelah pembelajaran selesai siswa dapat:
Produk1. Menjelaskan kembaliI cara kerja
perbanyakan tanaman dengan cara stek2. Menjelaskan kembali cara kerja
perbanyakan tanaman dengan cara
mencangkok
3. Menjelaskan kembali cara kerja
perbanyakan tanaman dengan caramengokulasi
4. Menjelaskan kembali cara kerja
perbanyakan tanaman dengan cara
menyambung
Proses1. Mengolah data hasil pengamatan dengan baik
2. Membuat kesimpulan berdasarkan data hasilpengamatan kegiatan praktikum
3. Membuat laporan kegiatan praktikum
perkembangbiakan vegetatif buatan4. Mengkomunikasikan laporan hasil praktikum
dalam bentuk presentasi di depan kelas.
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
11/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 119
Sosial1. Menunjukkan penghargaan dan simpati
terhadap hasil kegiatan kelompok lain2. Menyatakan ketidaksetujuan dengan cara
yang dapat diterima.
3. Mendengarkan denganarifterhadappendapat orang lain.
4. Bertanya terhadap temannya ataukelompok lain.
Strategi Kegiatan Belajar Mengajar
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawyang akan dikembangkan dipadukan dengan
metode pembelajaran diskusi, eksperimen, danpenugasan.
Memilih Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakandiseuaikan dengan kemampuan sekolah yang
bersangkutan. Dapat menggunakan OHP,infocus, dan alat dan bahan praktikum yangmeliputi tanaman kembang sepatu minimal 4
varietas, pisau cutter, tali ravia atau plesterpipa, plastik transparan, karton lebel, bak
peremaian dan pasir kasar, cover dan plastik
bening.
Pemilihan Layanan Penunjang
Kemp dkk. (1994) berpendapat bahwa ada
enam bidang layanan penunjang yang harusdiperhatikan selama pengembangan perangkatpembelajaran, yaitu anggaran, fasilitas, bahan,
perlengkapan, tenaga penunjang, danpenjadwalan,
Anggaran biaya bisa didapatkan dari swadayasiswa. Siswa memilih sendiri alat bahan yang
akan digunakan. Fasilitas yang digunakanruang kelas, ruang laboratorium, halamanyang teduh atau rumah kaca sederhana. Bahan
yang digunakan juga harus mudah diperolehsiswa. Hibiscus merupakan jenis tanaman
yang mudah diperoleh di sekitar sekolah ataupenjual tanaman hias. Penjadwalan
dialokasikan sebagai berikut 2 jam pelajaranuntuk teori dan praktek, 2 bulan untuk
pengamatan hasil perbanyakan, dan 2 jam
pelajaran untuk presentasi .
Penyususnan Instrumen Asessmen dan
Evaluasi
Instrumen evaluasi yang akan dikembangkanmeliputi isntrumen assesmen kinerja dan
lembar observasi keterampilan kooperatif, dan
instrumen tes hasil belajar. Instrumen tes danassesmen disusun berdasarkan perumusan
indikator-indikator. Assesmen kinerja
digunakan utnuk menilai kemampuan siswadalam melakukan kegiatan praktikperkembangbiakan vegetatif buatan yang
meliputi 4 instrumen yaitu stek, cangkok,okluasi, dan sambung. Lembar observasi
digunakan tuntuk menilai keterampilankooperatif yang diilakukan oleh siswa, dan teshasil belajar yang digunakan adalah bentuk tes
uraian objektif dan uraian non objektif.
SIMPULAN
1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
konsep perkembangbiakan vegetatiftumbuhan berperan dalam
mengembangkan keterampilan sosial dankemampuan siswa dalam praktikperbanyakan tumbuhan karena adanya
spesualisasi keahlian dalam kelompok ahliyang kemudian keahliannya ditularkan
kepada anggota kelompok lainnya.2. Penggunaan tanaman kembang sepatu
(Hibiscus) dalam pengajaran konsep
perkembangbiakan vegetatif tumbuhanmemiliki beberapa kelebihan yaitu mudah
diperoleh dan mudah diperbanyak denganstek, cangkok, sambung dan okulasi.
3. Assesmen yang digunakan terdiri dariassesmen kinerja, keterampilan kooperatif,tugas laporan, dan presentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, M.,Mclughlin,C.W, & Smith, R.G.
1995Merril physical science teacher.
Wraparound Edition. New York:
Glencoe McGraw-Hill.
Lungdren,L. 1994. Cooperative learning in thescience classroom. New York: McGraw
Hill Companies.
Carin, A. 1993. Teching modern science. NewYork: Macmillan Publishing Company.
7/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
12/13
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Muhlisin Sidik
120 Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006
Rends, R.I. 1977. Classroom children science:A. discovery approach. New York:
Allyn and Bacon.
Ibrahim,M., Fida R., Nur, M. & Ismono.2000.Pembelajaran kooperatif. Surabaya:
Unesa Press.
Kemp, J.E., G.R. Morrison,& Steven M.R.
1994. Designing effective instruction.
New York: Macmillan College
Publishing Company, Inc.
Slavin. 1995. Cooperative learning theory.
Second ed. Massachuceetts: allyn &
Bacon Publisher.
Purnomosidhi P, Suparman, J.M. Roshetko &
Mulawarman. 2002. Perbanyakan danbudidaya tanaman buah-buahan dengan
penekanan pada durian, mangga, jeruk,
melinjo, dan sawo: pedoman lapang.Bogor: International Centre for Research
in Agroforestry (ICRAF) dan WinrockInternational.
Evans, E. & F.A. Blazich. 2005. Plant
propagation by stem cuttings: instructionfor the home gardener. http://www.
Propagation by Stem CuttingsInstructions for the Home Gardener.htm
Wudianto, R. 1991. Membuat setek, cangkok,
dan okluasi. Penebar Swadaya. Jakarta
OSUE (=Ohio State University Extension).
2005. Plant propagation.http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm 27 Juni
2005. pk. 15.00 WIB
Morgan, W. 2005. Grafting techniques, Step
by step in Pictures.http://www.widebaytrader.com/graft/gra
ft.htm 27 Juni 2005. pk 15.10.
Riyanti, B. & F. Osman, 1990. Hibiscus.Jakarta: .Penebar Swadaya.
Muhlisin. 2004. Belajar biologi dengan
menggunakan tumbuhan Hibiscus.
Buletin Liken. 1(1): 1315.
Depdiknas (=Departemen PendidikanNasional). 2002. Kurikulum dan Hasil
belajar, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Biologi Sekolah Menengah
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.Jakarta: Balitbang Depdiknas,.
http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.widebaytrader.com/graft/graft.htmhttp://www.widebaytrader.com/graft/graft.htmhttp://www.widebaytrader.com/graft/graft.htmhttp://www.widebaytrader.com/graft/graft.htmhttp://www.widebaytrader.com/graft/graft.htmhttp://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.00http://www.hcs.ohio-state.edu/mg/manual/prop.htm%20%2027%20Juni%202005.%20pk.%2015.007/24/2019 6. Muhlisin Jigsaw
13/13
Biodidaktika, Volme 1 No 2, Juli 2006
ISSN: 1907-087X
Biodidaktika, Volume 1 No 2, Juli 2006 121