Upload
iis-yuliani
View
47
Download
3
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
just share
Citation preview
E-LEARNING
Tugas Individu
SYNCHRONOUS DAN ASYNCHONOUS LEARNING
SERTA
STANDARISASI LMS (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM) BERDASARKAN
AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM, DAN ARIADNE
Disusun oleh :
Nama Iis Yuliani
NIM 5302410077
Rombel 01
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER S1
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
15302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
TUGAS 1
ASYNCHRONOUS DAN SYNCHRONOUS E-LEARNING
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan Internet. E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-
masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-
Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang
bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning
tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet,
distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-
Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan
dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Konsep
elearning sebagai metode penyampaian bahan ajar telah lama dikenal dan
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Namun, sampai
sekarang ini konsep elearning masih belum diterapkan sepenuhnya terutama pada
lembaga pendidikan sehingga masih sering ditemukan kondisi ketika pertemuan
kelas ditiadakan karena guru berada di luar kota atau berhalangan hadir. Situasi
seperti tadi semestinya dapat ditangani dengan pemanfaatan metode elearning yang
tepat yaitu mengadakan pertemuan kelas melalui internet. Pertemuan kelas semacam
ini dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka dalam satu ruang kelas.
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Guru dan siswa dapat menggunakan aplikasi dan
perangkat tertentu yang terhubung dengan koneksi internet untuk saling berinteraksi
dalam kegiatan pengajaran. Aplikasi atau media elektronik untuk mendukung proses
pembelajaran dan bisa secara langsung / menggunakan instruktur (synchronous)
maupun tidak langsung / secara individu (asynchronous).Berdasarkan waktunya, e-
25302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
learning dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Synchronous dan Asynchronous yang
akan dibahas pada pembahasan. Penerapan metode pengajaran dalam e learning
semacam disebut dengan istilah synchronous elearning. Penerapan synchronous
elearning dan synchronous elearning dimana membutuhkan teknologi yang mudah
dijangkau dan tidak membutuhkan biaya penyelenggaraan yang besar agar
kebanyakan orang maupun lembaga pendidikan dapat memakainya.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan kita kaji dalam makalah ini adalah
1. Apakah pengertian asynchronous learning dan synchronous learning dalam
metode E Learning?
2. Syarat apa saja yang harus ada dalam asynchronous learning dan synchronous
learning?
3. Kelebihan dan kekurangan dari metode asynchronous learning dan synchronous
learning?
3. Tujuan
Tujuan dari pembahasan pembelajaran asynchronous learning dan synchronous
learning adalah :
1. Memahami pengertian asynchronous learning dan synchronous learning dalam
metode E Learning?
2. Mengetahui syarat apa saja yang harus ada dalam asynchronous learning dan
synchronous learning?
3. Mempelajari kelebihan dan kekurangan dari metode asynchronous learning dan
synchronous learning?
35302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
B. PEMBAHASAN
a. Asyncronous Learning
1) Pengertian
Asynchronous artinya ”tidak pada yang waktu yang bersamaan”. Jadi
seseorang dapat mengambil pembelajaran pada waktu yang berbeda dengan
pengajar memberikan pembelajaran. Pembelajaran inii lebih popular di dunia E-
Learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta pembelajaran karena
dapat mengakses pembelajaran kapanpun dan dimanapun. E-learning adalah
kegiatan belajar Asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang
tersambung ke internet dimana peserta belajar berupaya memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya
Asynchronous Learning adalah tipe pembelajaran dimana guru dan murid
berada pada waktu yang berbeda dalam suatu proses pembelajaran, sehingga siswa
dapat mengakses materi dan melakukan kegiatan pembelajaran setiap saat. E-
learning jenis ini memang tidak memungkinkan interaksi langsung antara siswa
dengan pengajar seperti halnya Synchronous Training, namun interaksi tersebut
masih dapat dimungkinkan dengan cara tidak langsung seperti misalnya dengan
email ataupun bulletin board/forum
Ciri-ciri asynchronous learning :
Dipandu oleh instruktur
Tidak terdjadwal sepenuhnya, sesama peserta didik dapat “bertemu” tetapi
tidak dalam waktu yang sama.
Kolaboratif
Asynchronous Elearning bisa dikategorikan menjadi dua yaitu:
Rapid Elearning : Satu atau dua orang mampu membuatnya dalam waktu satu
hari atau seminggu
Ciri-ciri rapid learning :
45302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
Biaya terbatas
Informasi yang disampaikan sedang hangat
Waktu delivery yang cepat di butuhkan
Materi bisa dijelaskan melalui kata
Traditional Elearning: Membutuhkan tim untuk membuat mulai 3 hingga 6
bulan
Ciri traditional learning :
Isi sudah fix atau jarang berubah
Masa berlaku materi cukup lama
Memiliki budget yang besar
Isi bersifat orisinil
Memerlukan model 3D
2) Syarat asynchronous learning
Kategori ini mengkombinasikan karakteristik dari kedua kategori
pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajran konvensional dan pembelajaran
synchronous. Peserta didik belajar secara mandiri namun tetap berkomunikasi
dengan peserta didik lainnya maupun dengan pendidik walaupun tidak harus di
waktu khusus. board pada forum dapat digunakan sebagai media komunikasi dan
interaksi baik dengan pendidik maupun sesama peserta didik. Syarat lain dari
pembelajaran asynchronous learning adalah komponen-komponen yang
mendukung untuk melaksanakan pembelajaran yaitu :
CD Interaktif/CD pembelajaran,
Pembelajaran Virtual Self Paced,
Pelatihan Komputer berbasis CBTs,
Wikipedia, atau Situs Blog, dll
Tempat pembelajaran bisa terjadi dimana saja.
55302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Waktu pembelajaran antara dosen dan siswanya bisa berdeba dan disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3) Kelebihan dan kelemahan asynchronous learning
Asynchronous Learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja,
mahasiswa dapat belajar secara mandiri,
dan dapat belajar secara bebas, tidak terikat disiplin waktu.
Keuntungan utamanya adalah content didistribusikan ke pelajar, sesuai untuk
kebutuhan individual
Tidak memerlukan instruktur secara langsung, Agar efektif, harus disajikan
lebih menarik dan informasi yang disampaikan lebih detail
Konten harus dibuat selengkap mungkin dan disajikan secara menarik. Siapkan
materi yang mungkin sering ditanyakan sekaligus jawabannya
Adanya instruktur dapat menjamin kualitas dari proses pembelajaran.
Peserta didik dapat menentukan sendiri kebutuhan belajarnya dan referensi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Masih memungkinkan pembelajaran secara kolaboratif.
Sedangkan kelemahan untuk metode pembelajaran ini adalah Tidak
mendukung komunikasi dengan cepat karena tidak adanya jadwal khusus
65302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
b. Synchronous learning
1) Pengertian
Synchronous Learning adalah tipe pembelajaran dimana guru dan murid
berada pada waktu yang berbeda dalam suatu proses pembelajaran, sehingga siswa
dapat mengakses materi dan elakukan kegiatan pembelajaran setiap saat. E-learning
jenis ini memang tidak memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan
pengajar seperti halnya Synchronous Training, namun interaksi tersebut masih
dapat dimungkinkan dengan cara tidak langsung seperti misalnya dengan email
ataupun bulletin board/forummetode belajar mengajar secara
Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan pembelajaran
konvensional hanya saja pada e-learning hal ini tidak ditandai dengan kehadiran
secara fisik. Pada bentuk synchronous ini pendidik (instruktur), peserta didik dan
rekan-rekannya melakukan “pertemuan” secara online di internet. Melakukan
proses belajar mengajar seolah sedang berada pada ruang fisik yang sama.
Mengenai synchronous elearning, Matthew Murray mendefinisikannya
sebagai bentuk interaksi yang berorientasi pada pembelajaran dan difasilitasi
dengan intruksi-intruksi secara langsung, real-time dan biasanya terjadwal.
Murray menekankan istilah synchronous elearning dengan mendemonstrasikan
kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan. Untuk mendukung interaksi secara
langsung dalam kegiatan belajar, metode synchronous elearning dapat diterapkan
dengan berbagai fasilitas seperti audio atau videoconferencing, remote slide
presentasi, dan chatting. Berikut ini adalah contoh skenario pelaksanaan
synchronous elearning :
75302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Gambar 1. Skenario synchronous elearning
Ciri synchronous learning :
Dipandu oleh instruktur
Terjadwal
Kolaboratif
Bisa terjadi komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar secara langsung.
Akan tetapi memerlukan instruktur secara langsung dan jadwal yang disusun
sebelumnya
Meminimalisir biaya transportasi. Tapi hilangnya non verbal communication
Efektif apabila materi tergolong cepat perubahannya
Di Indonesia masih bermasalah dengan bandwidth
2) Syarat Syncronous learning:
Synchronous artinya “pada yang waktu yang sama”. Jadi synchronous e-
Learning adalah tipe E-Learning di mana proses pembelajaran terjadi pada saat
yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Hal tersebut
memungkinkan terjadi interaksi langsung antara guru dan murid baik melalui
internet maupun intranet. Synchronous training lebih banyak digunakan dalam
seminar atau konferensi yang pesertanya berasal dari berbagai negara. Synchronous
training mengharuskan guru dan murid mengakses internet secara bersamaan. Jadi,
85302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Synchronous training sifatnya mirip pembelajaran di ruang kelas namun, kelasnya
bersifat maya (virtual) dan peserta tersebar di seluruh dunia dan terhubung melalui
internet. Oleh karena itu, Synchronous training sering pula disebut virtual
classroom. Penggunaan e-learning tipe ini biasanya digunakan pada konferensi
yang pesertanya berasal dari beberapa daerah. Aktivitas tersebut dikenal juga
dengan istilah 'web conference' atau 'webinar'. Selain digunakan pada aktivitas
tersebut, synchronous learning juga sering digunakan pada kelas online.
Synchronous learning mengharuskan guru dan siswa untuk mengakses
sistem e-learning secara bersamaan. Singkatnya, e-learning tipe ini hampir sama
dengan pembelajaran langsung di ruang kelas. Namun kelasnya bersifat virtual dan
menggunakan media atau teknologi (komputer) yang terkoneksi internet atau
intranet.
Komponen yang dapat digunakan dalam pembelajaran synchronous learning
yang dapat dilakukan oleh guru/dosen/tutor berinteraksi langsung dengan muridnya
pada waktu yang bersamaan melalui media berbasis web aplikasi, yaitu suara dan
data, seperti :
chatting melalui Yahoo! Messenger,
MiRC,
Google Talk,
Video conference, dll.
Teknologi yang mendukung untuk melakukan synchronous learning diantaranya
adalah :
a) Teknologi vodeo conference
Video conference adalah suatu bentuk komunikasi audio dan video
secara dua arah yang mempertemukan dua orang atau lebih yang berada pada
tempat yang berbeda. Penerapan video conference pertama kali dilakukan oleh
NASA dalam penerbangan pertama ke luar angkasa menggunakan frekuensi
radio (UHF atau VHF). Kemudian penerapan berikutnya dilakukan dengan
95302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
menggunakan teknologi satelit, ISDN (Integrated Services Digital Networks),
maupun jaringan berbasis IP (Internet Protocol). Salah satu penerapan kegiatan
video conference melalui jaringan IP adalah dengan menggunakan teknologi
web atau bisa disebut dengan webconferencing. Untuk melakukan
webconferencing diperlukan komponen atau perangkat antara lain:
- Perangkan input dan output contohnya web cam dan headset yang tehubung
dengan komputer.
- Aplikasi video player untuk memainkan konten audio/video yang di-
embedd pada halaman web contohnya: flash media player,
- windows media player, quick time media player, dll.
- Aplikasi encoder untuk menangkap tayanagan input secara langsung. Proses
encoding mengubah sinyal analog ke sinyal digital
- dalam format tertentu (*.rm, *.wmv, *.flv, dll) secara real time terhadap
sinyal yang dicapture.
- Videoconferencing server untuk melayani koneksi permintaan konten
dari klien ke server yang ada dalam jaringan berbasis IP.
b) Teknologi Web dan AJAX (Asynchronous Javascript and XML)
Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang berbentuk klien/server dalam
suatu jaringan komputer yang dapat membentuk halaman-halaman web
berdasarkan permintaan pemakai. Web dapat diakses dalam berbagai platform
dengan menggunakan browser. Proses pengaksesan suatu web yaitu klien
melakukan permintaan suatu halaman web kepada server untuk mencari
halaman yang diminta dan mengembalikannya dalam bentuk kode-kode HTML
yang diterjemahkan menjadi tampilan halaman web.
AJAX merupakan teknik pemrograman dalam aplikasi web yang bekerja
secara asynchronous dengan mengirim dan menerima data dari klien ke server
tanpa perlu memuat kembali seluruh halaman. AJAX menggunakan bahasa
pemrograman javascript untuk melakukan request HTTP yang dapat
mengirimkan request dan memperoleh respon dari suatu web server
105302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
3) Kelebihan dan Kekurangan Syncronous Learning
Synchronous Learning memiliki beberapa keunggulan yaitu :
Familiar bagi peserta didik karena mirip dengan pembelajaran konvensional
Adanya komunikasi antara peserta didik
Keberadaan pendidik menjadikan proses belajar menjadi lebih terjamin
Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas yang mendukung proses
pembelajaran,
memiliki disiplin waktu,
dan proses belajar yang terarah (linier).
Melakukan interaksi dengan dosen kita kapan saja dan dimana saja,
Dapat mencari informasi tambahan,
Dapat dijadikan forum diskusi antara dosen dengan mahasiswa,
Mengubah peran mahasiswa,
Sangat efisien dan nyaman.
Di samping memiliki kelebihan juga kekurangan kekurangan, seperti :
Memerlukan waktu khusus
Ada biaya untuk instruktur
Memerlukan bandwidth dan kecepatan internet yang memadai dan setara untuk
semua peserta didik.
Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa,
Kurangnya motivasi belajar dari dosen kepada mahasiswa,
115302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Bentuk implementasi teknologi e learning dapat dilihat pada taabel dibawah ini :
Tabel 1. Implementasi teknologi e-learning
115302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Bentuk implementasi teknologi e learning dapat dilihat pada taabel dibawah ini :
Tabel 1. Implementasi teknologi e-learning
115302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Bentuk implementasi teknologi e learning dapat dilihat pada taabel dibawah ini :
Tabel 1. Implementasi teknologi e-learning
125302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Perbandingan antara synchronous learning dan asynchronous learning :
Table 2. Perbandingan antara synchronous learning dan asynchronous learning.
Synchronous Asynchronous
Content membutuhkan instruktur
yang secara jelas memerlukan
komunikasi antara instruktur dan
pelajar
Content bisa berdiri sendiri
Instruktur harus ada pada saat para
pelajar ada
Materi bisa online 24/7
Pelajar biasanya kurang memiliki
motivasi diri
Tergantung kemauan pelajar
sendiri untuk mengakses materi
Instruktur bisa merubah materi saat
itu juga
Materi bisa menjadi referensi
C. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
a. Asynchronous learning adalah tipe pembelajaran dimana guru dan murid berada pada
waktu yang berbeda dalam suatu proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
mengakses materi dan melakukan
b. Synchronous Training adalah tipe pembelajaran dimana guru dan murid berada pada
waktu yang ama dalam suatu proses pembelajaran, sehingga interaksi langsung
antara guru dengan murid sangat dimungkinkan.
135302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
TUGAS 2
STANDARISASI LMS (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM) BERDASARKAN
AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM, DAN ARIADNE
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
ELearning adalah suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan melalui
internet, jaringan, cd-rom atau komputer standalone dan yang mengacu pada
penggunaan proses, aplikasi atau media elektronik untuk mendukung proses
pembelajaran dan bisa secara langsung / menggunakan instruktur (synchronous)
maupun tidak langsung / secara individu (asynchronous). E-learning memungkinkan
terjadinya pembelajaran dimana guru dan siswa berada pada tempat atau waktu yang
berbeda dan kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan menggunakan berbagai
media elektronik atau teknologi informasi terutama komputer dan internet.
ELearning memiliki banyak manfaat kelebihan diantaranya menghabiskan
biaya yang lebih rendah, meningkatkan perubahan dalam bisnis, pesan yang
disampaikan tetap, meskipun di customize sesuai kebutuhan: setiap orang
mendapatkan isi yang sama dan disajikan dalam waktu yang sama, banyaknya orang
yang sudah terbiasa dengan teknologi web dan browser, mengakses E-Learning tidak
menjadi suatu, E-Learning merupakan pembelajaran melalui web dan memperoleh
keuntungan melalui protokol internet yang universal, masalah. isinya lebih dipercaya
dan tepat waktu, tiap orang dapat mengaksesnya dimanapun dan kapanpun.
Namun ELearning juga memiliki keterbatasan atau kekurangan diantaranya
adalah budaya karena penggunaan E-Learning menuntut budaya self learning, dimana
seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar, E-Learning menghemat banyak
biaya, tetapi suatu organisasi harus mengeluarkan investasi awal yang cukup besar
untuk mulai mengimplementasikan E-Learning. teknologi yang digunakan beragam,
ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi
konflik teknologi, sehingga E-Learning tidak berjalan baik, internet belum
145302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
menjangkau semua kota di Indonesia dan belum semua orang atau wilayah belum
dapat merasakan E-Learning dengan internet, dan E-Learning menawarkan berbagai
fungsi,ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui E-Learning, seperti
olahraga dan musik. Banyak design pelajaran E-Learning tidak tepat, sehingga pelajar
bosan dan tidak mau menyelesaikan pelajaran.oleh karena itu, suatu paket E-Learning
harus di design edemikian rupa sehingga teratur menurut keingintahuan dan minat
belajar siswa.
Maka dari itu dibutuhkan Learning Management System (LMS) dalam
administrasi di ELearning. LMS adalah sistem yang membantu administrasi dan
berfungsi sebagai platform E-Learning content atau mata pelajaran E-Learning.
Learning Management System merupakan alat atau sistem yang digunakan untuk
autentifikasi, registrasi dan akses untuk pembelajaran. Tujuannya adalah untuk
mengotomasi tugas-tugas administratif seperti membuat materi, registrasi, sampai
menyediakan laporan untuk manajer. Untuk mempelajari lebih detail tentang LSM dan
standarisasi yang ada dalam LSM akan dibahas lebih mendalah dalam pembahasa.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka permasalahnya adalah mahasiswa calon
pendidik perlu mempelajarai :
a. Apa pengertian dari LMS (Learning Management System)?
b. Apa fungsi dari LMS?
c. Apa saja standarisasi LMS berdasarkan AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM, dan
ARIADNE?
3. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mempelajari :
a. Mempelajari LMS.
b. mengetahui fungsi dari LMS.
c. Mengetahui standarisasi apa saja dalam LMS berdasarkan AICC, IMS, SCORM,
IEEE LOM, dan ARIADNE.
155302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
B. PEMBAHASAN
1. LSM
a. Pengertian
Learning Management Sistem (LMS) adalah sistem yang membantu
administrasi dan berfungsi sebagai platform e-learning content. LMS ini berfungsi
sebagai sistem yang mengatur e-learning content atau mata pelajaran elearning.
LMS berperan banyak dalam membantu administrasi kegiatan pembelajaran dan
mengatur semua kegiatan e-learning.
Standarisasi system e-learning didasarkan pada :
• AICC – Aviation Industry CBT Committee
• IMS – Instructional Management System
• SCORM – Sharable Content Object Reference Model
• IEEE LTSC – Learning Technologies Standards Committee
• ARIADNE - Alliance of Remote Instructional Authoring & Distribution
Networks for Europe
b. Fungsi LSM
Fungsi dari LSM adalah :
1) Katalog
LMS memperlihatkan materi-materi yang dimiliki, baik yang berupa
pelajaran e-learning, artikel, tesis, hasil diskusi beserta deskripsinya. LMS harus
mengelompokkan materi-materi tersebut berdasarkan jenis materi, departemen
yang memerlukan, maupun kurikulum.
2) Registrasi dan Persetujuan
Seorang calon pelajar dapat mendaftarkan dirinya secara online, baik
untuk pelajaran secara online maupun di kelas. Informasi yang tersedia pada
catalog harus ditampilkan pada saat calon pelajar akan mendaftarkan dirinya. Data
pendaftaran dan persetujuan akan disimpan untuk membantu departemen
165302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
pelatihan untuk memonitor kegiatan e- learning di kemudian hari.
# Menjalankan dan memonitor e-learning
LMS harus mampu menampilkan materi pelajaran dengan baik. Apabila
konfigurasi pada komputer pelajar tidak sesuai dengan konfigurasi yang
dibutuhkan LMS, maka suatu pemberitahuan kepada pelajar harus ditampilkan.
Selain itu, LMS merekam kegiatan yang dilakukan pelajar seperti, berapa lama
pelajar mengakses, berapa kali, jam, tanggal, dan informasi lainnya.
3) Evaluasi
LMS harus dapat melakukan evaluasi yang dapat mengukur seberapa jauh
keahlian peserta sebelum dan setelah mengikuti pelajaran, dan berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, secara otomatis akan muncul suatu saran bagi pelajar apakah ia
harus mengulang atau dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
4) Komunikasi
Melalui LMS, departemen pelatihan (baik administrator pelatihan maupun
pengajar) dapat memberikan pengumuman maupun pesan pribadi kepada pelajar.
Pengajar juga dapat memberikan materi tambahan atau bahkan latihan.
5) Laporan
Melalui LMS, administrator pelatihan dapat memperoleh laporan berisi
data pelatihan. Atasan dan manajemen pun dapat mengakses sistem dan mencetak
laporan secara langsung, tanpa harus melalui administrator.
6) Rencana Pelatihan
Seorang manajer dapat membuat rencana pelatihan untuk beberapa
karyawan mengenai analisis kebutuhan training. Rencana pelatihan tersebut
dimuat dalam LMS, sehingga juga dapat diakses oleh karyawan yang
bersangkutan. LMS secara otomatis akan merekomendasikan program pelatihan
175302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
yang sesuai dan mengatur jadwalnya. Jadi, karyawan tahu kapan ia bisa mengikuti
dan harus menyelesaikan.
7) Integrasi
Dalam suatu organisasi, ada beberapa sistem komputer. Misalnya, bagian
SDM memiliki sistem personalia dan bagian keuangan memiliki sistem akuntansi.
LMS yang baik dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem-sistem yang
ada. Misalnya, LMS akan mendapatkan daftar informasi karyawan terbaru dari
sistem SDM yang sudah ada. Apabila ada perubahan data karyawan pada sistem
SDM, maka informasi dapat digunakan untuk memperbaharui data pelatihan.
2. AICC
a. Pengertian
AICC (Aviation Industry CBT Committee) dianggap sebagai standar e-
learning tertua di dunia. AICC adalah asosiasi pelatihan internasional berbasis
teknologi professionals. AICC mengembangkan pedoman pelatihan untuk industri
penerbangan dalam pengembangan, pelayanan, dan evaluasi CBT (Computer
based training) dan teknologi pelatihan yang terkait.
Tujuan AICC adalah sebagai berikut:
• Membantu operator pesawat dalam pengembangan pedoman yang
mempromosikan pelaksanaan ekonomi dan efektifitas pelatihan berbasis
komputer,
• Mengembangkan panduan untuk memungkinkan interoperability,
• Memberikan sebuah forum terbuka untuk diskusi CBT (dan lainnya)
teknologi pelatihan.
Artefak utama AICC yang dimasukkan di bawah Pedoman AICC dan
merekomend-rekomendasi (AGRs). Relevan AGRs e-learning yang dikeluarkan
oleh AICC meliputi:
185302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• AGR-002 (Courseware Delivery Stations): Termasuk rekomendasi teknis
untuk akuisisi stasiun CBT.
• AGR-006 (Instruksi Komputer-Managed - CMI): Rekomendasi pedoman
dalam-teroperability sistem CMI, memungkinkan mereka untuk
menggunakan CBTs dari asal yang berbeda.
• AGR-007 (Computer-Managed Instruction – CMI ): termasuk pedoman
untuk pertukaran elemen pelajaran dalam CBT seperti teks, grafik, audio, dll
• AGR-010 (Courseware Interchange): Beradaptasi pedoman AGR-006
Interoperability terutama untuk sistem CMI berbasis Web.
b. Standarisasi LSM berdasarkan AICC
Komite Pelatihan Aviation Industry Berbasis Komputer-(AICC) adalah
sebuah asosiasi internasional pelatihan profesional berbasis teknologi. AICC
mengembangkan pedoman untuk industri penerbangan dalam pengembangan,
pengiriman, dan evaluasi CBT, WBT, dan teknologi pelatihan terkait. Spesifikasi
AICC biasanya dirancang untuk tujuan umum (tidak perlu Aviation Tertentu)
sehingga vendor mempelajari teknologi supaya dapat menyebarkan biaya mereka
di beberapa pasar dan dengan demikian menyediakan produk (yang dibutuhkan
oleh Industri Penerbangan) dengan biaya lebih rendah. Strategi ini telah
menghasilkan spesifikasi AICC yang memiliki penerimaan luas dan relevansi
dengan non-penerbangan dan pengguna penerbangan yang sama.
AICC HACP adalah standar untuk CMI banyak digunakan oleh Sistem
Manajemen Pembelajaran dan sistem lain untuk memanggil konten dan penilaian.
Meskipun pra-XML, sangat kuat dan tidak ambigu dan banyak
mempertimbangkan untuk menjadi lebih aman dan dapat diandalkan
dibandingkan alternatif seperti SCORM, terutama untuk konten atau penilaian
host di server web tidak diadopsi dengan sistem telepon.
195302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
Sebuah standar muncul adalah standar PENS AICC, yang memungkinkan
alat membuat konten mengirim manifest ke LMS lebih mudahmudah. (contohnya
CMI010 - Bursa Paket Pemberitahuan Services). Tahun 2006 Pertemuan AICC
pada bulan September termasuk Plugfest yang mana adalah vendor menunjukkan
PENS yang ter-interoperabilitas. Pada bulan November 2010, AICC
mengumumkan bahwa mereka akan mulai bekerja pada sebuah penggantian
spesifikasi CMI yang ada. Upaya ini kemudian diberi nama "CMI-5". Sebuah
spesifikasi SOAP Berbasis CMI-5 dirancang pada Mei 2012 tetapi tidak pernah
secara resmi dirilis. Pada bulan Oktober 2012, AICC mengumumkan bahwa
mereka telah mengadopsi Pengalaman API (xapi) spesifikasi (alias "Tin Can")
untuk CMI-5 nya dengan upaya memulai signifikan desain ulang yang sedang
berlangsung. AICC berfokus upaya dengan spesifikasi teknologi organisasi belajar
lainnya yang terlibat dalam pekerjaan yang sama seperti IMS Global, OKI, ADL,
IEEE / LTSC, LETSI, dan ISO/SC36.
3. IMS
a. Pengertian
Sistem Manajemen Instruksional (IMS) atau dalam bahasa Inggris
Instructional Management System yaitu sistem manajemen yang memfasilitasi
penciptaan lingkungan pembelajaran dan arus pembelajaran online dengan
memungkinkan guru untuk menjadi administrator untuk merancang dan berbagi
sumber daya pendidikan seperti mencari rencana pelajaran atau mencari penilaian
dan kurikulum. IMS menyediakan portal pembelajaran terpadu yang
memungkinkan sekolah dan pemerintah kabupaten untuk berkomunikasi,
berkolaborasi dan berbagi semua sumber daya pembelajaran penting.
IMS adalah organisasi global yang anggotanya berusaha untuk
memungkinkan pertumbuhan dan dampak dari teknologi pembelajaran dalam
pendidikan dan pembelajaran sektor korporasi di seluruh dunia. IMS
menyediakan kepemimpinan dalam membentuk dan menumbuhkan industri
pembelajaran melalui pengembangan masyarakat interoperabilitas dan standar
205302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
praktik adopsi dan pengakuan laba atas investasi dari pembelajaran dan teknologi
pendidikan. Kegiatan utama IMS adalah untuk mengembangkan standar
interoperabilitas dan standar praktik adopsi didistribusikan belajar, beberapa di
antaranya seperti QTI dan Konten Kemasan sangat luas digunakan.
IMS Berfokus pada:
• mendorong guru besar dan pemimpin
• mengintegrasikan teknologi dalam instruksi
• meningkatkan keterlibatan orangtua melalui transparansi dan akuntabilitas
Tujuan dari IMS adalah untuk membangun lingkungan belajar yang adil di
seluruh wilayah yaitu dengan :
• Membantu pendidik memaksimalkan perencanaan dan waktu pembelajaran.
• Menyediakan akses ke informasi yang mengidentifikasi kebutuhan
instruksional (sampai ke tingkat mahasiswa)
• Dapat digunakan untuk membuat penilaian formatif dan real time data hasil
siswa
• Sejalan standar isi, sumber daya instruksional, konten digital dan penilaian
formatif
• Memiliki kemampuan pelaporan yang memungkinkan untuk data keputusan
didorong
b. Standarisasi LSM berdasarkan IMS
Standar IMS standar eLearning lain yang lebih populer dari AICC. IMS
mengembangkan dan mengadopsi spesifikasi teknis terbuka untuk teknologi
pembelajaran interoperable. Beberapa spesifikasi dari IMS telah diberlakukan di
seluruh dunia secara defacto standar-standar yang digunakan untuk memberikan
produk dan layanan belajar. IMS adalah sebuah organisasi non-profit di seluruh
dunia yang mencakup lebih dari 50 negara ikut berkontribusi sebagai anggota dan
215302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
afiliasi. Para anggota ini berasal dari setiap sektor masyarakat dalam sector e-
learning global. Saat ini, IMS bekerja pada spesifikasi sebagai berikut:
• Relevan: Accessibility,
• Definisi Kompetensi,
• Paket Konten,
• Repositori Digital,
• Enterprise,
• Informasi Learner,
• Desain Pembelajaran,
• Meta-data,
• Pertanyaan dan Uji Interoperabilitas,
• Sequencing Sederhana,
• Kosakata Defini -tion Exchange.
Meskipun IMS telah menghasilkan banyak spesifikasi yang baik, namun
IMS masih mendapat beberapa kritik berpusat pada kenyataan bahwa, tidak
seperti kebanyakan badan yang bekerja di ruang standar yang memerlukan biaya
keanggotaan yang besar untuk organisasi atau individu yang ingin meninjau atau
mengomentari pekerjaannya. Ruang lingkup untuk spesifikasi IMS dan standar
menutupi sebagian dari elemen data yang digunakan dalam pembelajaran
terdistribusi dan kolaboratif. Spesifikasi IMS mempromosikan penggunaan
pembelajaran dan teknologi pendidikan dan memungkinkan pilihan terbaik dari
jenis produk yang dapat didapat dengan mudah dan diintegrasikan dengan produk
lain.
IMS memakai berbagai teknologi yang mendukung atau meningkatkan
pengalaman belajar, seperti :
• sistem manajemen kursus berbasis web,
• sistem manajemen pembelajaran,
• lingkungan belajar virtual,
• sistem manajemen pembelajaran,
225302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• sistem administrasi mahasiswa,
• ePortfolios, sistem penilaian,
• adaptif sistem bimbingan,
• kolaboratif alat peraga,
• alat belajar web 2.0 sosial,
• belajar repositori objek.
IMS termasuk teknologi dan produk yang mendukung situasi yang
melibatkan dukungan untuk pembelajaran kolaboratif yang melibatkan peserta
didik dan instruktur belajar. Para pelajar yang berada di lingkungan pendidikan
tradisional misalnya, ruang kelas sekolah di universitas, dan dalam pengaturan
pelatihan perusahaan atau pemerintah, atau di rumah.
4. SCORM
a. Pengertian
Sharable Content Object Reference Model (SCORM) adalah kumpulan
standar dan spesifikasi untuk web-based dalam e-learning. SCORM
mendefinisikan komunikasi antara konten sisi pada client dan sistem host yang
disebut run-time-environment (RTE) yang umumnya didukung oleh sistem
manajemen pembelajaran. SCORM juga mendefinisikan bagaimana konten dapat
dikemas ke dalam sebuah file ZIP dipindahtangankan disebut "Paket Interchange
Format".
SCORM adalah seperangkat standar teknis untuk produk perangkat lunak
e-learning. SCORM memberitahu programmer bagaimana menulis kode mereka
sehingga dapat "bermain dengan baik" dengan perangkat lunak e-learning
lainnya.SCORM adalah standar industri de-facto untuk interoperabilitas e-
learning. Secara khusus, SCORM mengatur bagaimana konten online dalam
pembelajaran dan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) sehingga dapat
berkomunikasi satu sama lain. SCORM tidak membahas tentang desain
instruksional atau kekhawatiran pedagogis lainnya, SCORM adalah murni
standar teknis.
235302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
SCORM mengacu pada serangkaian "paket standar" (juga disebut "profil"
atau "koleksi standar") untuk mendefinisikan obyek pembelajaran yang dapat
digunakan kembali dan dapat berilaku dalam sistem manajemen belajar yang
mengadopsi secara kompertibel. SCORM didefinisikan dan dipromosikan oleh
Advanced Distributed Learning (ADL) inisiatif oleh pemerintah AS, yaitu
Department of Defense (DOD). Selain itu SCORM secaca defakto menjadi
Standar Industri (Industry Standard).
SCORM mendefinisikan pembelajaran berbasis web atau Content
Aggregation Model dan"Run-Time Environment untuk obyek pembelajaran Pada
sederhana, SCORM adalah model referensi yang merujuk satu set spesifikasi
teknis saling terkait dalam pedoman yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
tingkat tinggi Departemen Pertahanan untuk konten pembelajaran berbasis web.
Persyaratan dari SCORM mencakup suatu konten yang tidak terbatas, usabilitas,
aksesibilitas, daya tahan, dan interoperabilitas.
b. Standarisasi LSM berdasarkan SCORM
SCORM adalah sebuah spesifikasi dari Advanced Distributed Learning
(ADL) Initiatf yang keluar dari Kantor Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Pada
tahun SCORM 2004 memperkenalkan ide kompleks yang disebut sequencing,
yang merupakan seperangkat aturan yang menentukan urutan di mana seorang
pelajar memungkinkan dapat memperoleh obyek konten. Dalam istilah sederhana,
SCORM membatasi pelajar untuk tetap berjalan melalui materi pelatihan, dimana
memungkinkan pelajar untuk membuat "bookmark" saat mereka sedang dalam
waktu istirahat, dan menjamin penerimaan hasil tes yang dicapai oleh peserta
didik. Standar penggunaan SCORM yaitu dengan menggunakan XML, dan itu
didasarkan pada hasil kerja yang dilakukan oleh AICC, IMS Global, IEEE, dan
ARIADNE.
SCORM mententukan bagaimana konten pembelajaran harus dikodekan,
bagaimana dapat dilakukan oleh orang lain kemudian "menemukan" isi dari
materi itu, bagaimana hal itu cocok untuk dimasukan ke dalam urutan kegiatan
245302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
pembelajaran, dan bagaimana penampilannya melalui media pengiriman yang
dapat disesuaikan untuk peserta secara individual. Versi yang lebih baru dari
SCORM adalah SCORM TLA annonced tahun 2012.
Spesifikasi SCORM terutama menjelaskan tentang tiga bidang utama
dalam pengembangan konten e-Learning dan penggunaan yaitu Content
Aggregation Model (CAM), Run TimeEnvironment (RTE) dan Sequencing
Sederhana (SS). CAM menjelaskan bagaimana isi harus disiapkan dan dikemas.
Spesifikasi ini berbicara tentang bagaimana sumber daya dalam paket dapat
diwakili. RTE menjelaskan tentang bagaimana komunikasi antara RunTime
tentang Lingkungan Hidup dan Konten Pembelajaran yang harus dilakukan.
SCORM Sequencing sederhana diperkenalkan di SCORM tipe 1.3 dan
menjelaskan Belajar Content Sequencing. SCORM juga menggunakan IEEE yaitu
Pembelajaran untuk Obyek Metadata yang dispesifikasikan untuk
menggambarkan Konten Pembelajaran. Deskripsi ini memiliki banyak atribut
termasuk peranan pengguna yang terlibat dalam pengembangan konten
pembelajaran. Hal ini menjelaskan bahwa berbagai peran pengguna diperlukan
untuk menangani CAM, RTE dan SS dari SCORM. IEEE LOM menunjukkan
peran dalam pengembangan konten:
• Penulis,
• Penerbit,
• Unknown,
• Inisiator,
• Terminator,
• Validator, Editor,
• desainer grafis,
• Pelaksana teknis,
• penyedia konten,
• Teknis Validator,
• Pendidikan Validator,
• penulis Script,
255302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• Desainer instruksional,
• Dan ahli Pokok.
Ini peran yang diperlukan untuk berhasil mengembangkan pembelajaran
yang konten. Dalam SCORM seseorang tidak bisa memainkan semua peran.
Namun demikian SCORM memberikan kategorisasi peran pengguna dalam sistem
e-learning yang gagal untuk menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk
masing-masing peran tersebut dan bagaimana cara menilai seseorang yang bisa
memainkan peran tertentu. Setiap "pasif" aset dapat dikonversi ke SCORM
dengan mendeklarasikan sebagai SCORM dalam file manifest dan memastikan itu
menunjukkan perilaku SCORM yang diperlukan.
Cara menentukan SCORM yang diperlukan untuk run-time:
• Temukan contoh API RTE disediakan oleh LMS
• Gunakan contoh API untuk menginisialisasi komunikasi dengan LMS
• Gunakan contoh API untuk mengakhiri komunikasi dengan LMS
• Rekomendasi:perlakuan dari SCORM
• Sebuah SCORM harus digunakan kembali dalam konteks belajar yang
berbeda
• Sebuah SCORM harus independen dari kendala visual, seperti ukuran jendela
• Sebuah SCORM harus andal mentransmisikan data pembelajar sehingga tidak
hilang jika tiba-tiba ditutup
• ebuah SCORM harus berkomunikasi status penyelesaian nya
• Sebuah SCORM TIDAK harus memulai jendela browser baru tanpa menutup
mereka ketika dilakukan
• Sebuah SCORM TIDAK harus link ke file lain dalam paket konten tidak
terdaftar sebagai file sumber daya dari SCORM dalam manifest
Pembatasan perlakuan SCORM:
• Sebuah SCORM TIDAK dapat berinteraksi dengan lingkungan run-time
dengan cara apapun selain yang disediakan run-time API
265302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• Sebuah SCORM TIDAK mungkin mencoba untuk mengubah ukuran atau
penampilan lingkungan run-time akan diluncurkan pada tahun
• Sebuah SCORM TIDAK dapat menutup jendela browser tingkat atas akan
diluncurkan pada tahun kecuali satu-satunya di jendela
• Khas SCORM Siklus Hidup
• SCORM diluncurkan oleh SCORM Run-Time Environment (RTE) (sering
LMS)
• SCORM temuan RTE tersedia API
• SCORM dimulai komunikasi dengan API RTE (melalui panggilan untuk
Inisialisasi ())
• Learner dimulai interaksi dengan SCORM
• SCORM mengirim dan mengambil data melalui API RTE (melalui panggilan
Mendapatkan / SetValue ())
• Learner berakhir interaksi dengan SCORM
• SCORM berakhir komunikasi dengan RTE API (melalui panggilan untuk
Menghentikan ())
5. IEEE LOM
a. Pengertian
IEEE Learning Technology Standards Committee (LTSC) adalah Dewan
untuk mengembangkan standar terakreditasi teknis, tindakan yang dianjurkan, dan
panduan untuk teknologi pembelajaran. IEEE / LTSC ini diatur dalam 20
kelompok kerja (Work Group) mengelaborasi teknologi pembelajaran yang
berbeda-beda. Di antara pada saat ini sedang paling sering dikutip di lapangan
adalah:
• WG1 (Architecture and Reference Model): WG1 telah mengeluarkan
Learning Technology Systems Architecture (LTSA), standar pedagogi-Cally
netral yang menentukan arsitektur tingkat tinggi untuk informasi teknologiogi
yang mendukung proses pembelajaran, pendidikan, dan sistem pelatihan yang
menggambarkan desain sistem tingkat tinggi dalam komponen sistem ini.
275302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• WG12 (Learning Object Metadata): WG12 bekerja pada menentukan sintaks
dan se-mantics Learning Obyek Metadata (LOM), yang didefinisikan sebagai
atribut yang kembali dituntut untuk sepenuhnya memadai menggambarkan
objek pembelajaran.
IEEE LOM merupakan standar konseptual skema data yang terdaftar dalam
semua elemen meta-data dalam format tabel. Gambar 2 di bawah ini menyajikan
ilustrasi grafis dari elemen dalam skema data, yang menunjukkan bagaimana
unsur-unsur dibagi menjadi sembilan kategori tingkat atas: General, Siklus Hidup,
Meta-Metadata, Teknis, Pendidikan, Hak, Hubungan, anotasi, dan Klasifikasi.
Masing-masing cabang terdiri dari beberapa unsur, beberapa di antaranya daun,
yang lain sub-cabang yang disebut daun. Pembaca disebut IEEE LOM konseptual
skema data untuk laporan lengkap tentang jenis dan ruang nilai setiap elemen.
Gambar 2. Elemen dan struktur IEEE LOM
285302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
b. Standarisasi LSM berdasarkan IEEE LOM
Pada saat ini, pengembangan standar LSM IEEE LOM memainkan peran
penting dalam pengembangan produk dan pangsa pasar. Dalam IEEE, tanggung
jawab untuk bagaimana standar berasal dan berkembang dikelola oleh Sponsor.
Hal ini penting dalam pengelolaan pembangunan standar untuk menghindari
setiap tindakan yang dilakukan oleh Sponsor atau peserta. Kepatuhan terhadap
Prosedur ini merupakan aset penting dalam menentukan penerapan IEEE dalam
menentukan kebijakan ganti rugi. Prosedur Pengoperasian ini menguraikan
transaksi tertib kegiatan. IEEE LOM digunakan untuk pengembangan standar,
proses keterbukaan dan karena harus diterapkan, yang berarti bahwa setiap
individu dengan kepentingan langsung dan material yang memenuhi persyaratan
kebijakan dan prosedur untuk memiliki hak untuk berpartisipasi dengan:
• Mengekspresikan posisi dan dasarnya,
• Memiliki posisi yang dipertimbangkan, dan
• Menarik jika terpengaruh.
Karena proses ini memungkinkan untuk ekuitas dan fair play. Selain
keterbukaan, proses yang membutuhkan keseimbangan, yaitu, proses
pengembangan standar harus berusaha untuk memiliki keseimbangan kepentingan
dan tidak didominasi oleh kategori kepentingan tunggal. Standar IEEE dalam
pemungutan suara harus ada keseimbangan kepentingan tanpa dominasi oleh
kategori kepentingan tunggal.
LTSC harus bertanggung jawab untuk hal berikut:
• Mengembangkan mengusulkan standar IEEE dalam lingkupnya.
• Mengawasi pemungutan suara standar IEEE dalam lingkupnya.
• Mempertahankan standar yang dikembangkan oleh LTSC sesuai dengan
IEEE- Standar Operasional Manual.
• Menanggapi permintaan untuk interpretasi dan penjelasan dari standar yang
dikembangkan oleh LTSC tersebut.
295302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
• Bertindak pada hal-hal lain yang membutuhkan upaya LTSC sebagaimana
diatur dalam prosedur ini.
• Bekerjasama dengan standar pengembangan organisasi lain yang sesuai.
• Melindungi terhadap tindakan yang diambil atas nama LTSC tanpa
persetujuannya.
LTSC harus bekerja pada proyek-proyek standardisasi dalam ruang
lingkup bahwa:
• Apakah berdasarkan praktek yang ada.
• Apakah kompatibel dengan informasi lainnya dan standar teknologi
komunikasi.
• Apakah sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan standar mutu
dalam jangka waktu yang relevan, yaitu umumnya dua tahun.
IEEE LOM mendefinisikan kesesuaian sebagai berikut:
• Sebuah conforming LOM sebagai contoh metadata terdiri semata-mata dari
elemen data LOM.
• Sebuah conforming LOM sebagai contoh metadata yang mungkin berisi data
yang diperpanjang dari elemen data.
• Sebuah contoh LOM yang tidak mengandung nilai untuk setiap elemen data
LOM yang sesuai contoh.
Dalam rangka untuk memaksimalkan interoperabilitas semantik,
diperpanjang elemen data tidak harus mengganti elemen data dalam struktur
LOM. Ini berarti bahwa suatu organisasi tidak harus memperkenalkan elemen
data baru sendiri yang mengganti elemen data LOM. Sebagai contoh, suatu
organisasi tidak harus memperkenalkan elemen data "nama" baru yang akan
menggantikan nama lamanya.
Skema konseptual Data IEEE LOM dirancang sedemikian rupa untuk
memfasilitasi ekstensi untuk skema. Ekstensi tersebut dapat berupa persyaratan
baru untuk kosa kata yang ada, kosa kata baru untuk elemen yang ada atau unsur-
305302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
unsur baru. Ekstensi untuk LOM harus mempertahankan jenis data dan tidak
harus menghapus nilai dari ruang nilai yang ada LOM v1.0 dasar elemen data
skema. Nilai-nilai baru dapat ditambahkan ke LOM v1.0 ruang nilai yang ada
tetapi harus diidentifikasi sebagai berasal dari sumber selain LOM v1.0 ketika
mereka digunakan dalam sebuah contoh. Seperti kosakata dapat bertindak sebagai
kualifikasi untuk elemen, ekstensi kosakata harus dipilih untuk memberikan
konsistensi semantik dengan LOM konseptual elemen data pada skema yang
mereka digunakan. Pedoman tentang cara untuk memperpanjang LOM disediakan
untuk memperluas Skema data Konseptual LOM dan Profil Aplikasi Bindings dan
Conformance.
6. ARIADNE
a. Pengertian
ARIADNE (Alliance of Remote Instructional Authoring & Distribution
Networks for Europe) yaitu standarisasi untuk mengeksploitasi dan
mengembangkan hasil ARIADNE dan ARIADNE II Proyek Eropa, yang
menciptakan alat dan metodologi untuk memproduksi, mengelola, dan
menggunakan kembali unsur pedagogis berbasis komputer dan telematika
didukung kurikulum pelatihan. Karya ARIADNE di metadata pendidikan. Bekerja
sama dengan Proyek IMS, memiliki pengaruh besar dalam pengembangan IEEE
Belajar Obyek Metadata (IEEE / LOM) yang standar.
Infrastruktur ARIADNE yang memiliki tiga lapisan:
• The Storage Layer (Lapisan Penyimpanan): memungkinkan untuk
menyimpan konten dan metadata di beberapa database.
• The Middle Layer(Layer Tengah): layers manajemen LOs dan metadata
melalui aset layanan, seperti layanan pengidentifikasi untuk memberikan
pengidentifikasi unik untuk LOs.
• The Tool Set(Layer Perangkat): lapisan menyembunyikan protokol dan
standar untuk pengguna akhir dalam toolset yang dapat digunakan untuk
mengakses LOs di ARIADNE dalam infrastructure tersebut. Bagian berikut
315302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
fokus pada layanan tersebut dan alat-alat yang dapat digunakan oleh penyedia
konten untuk membuka sumber daya mereka belajar
b. Standarisasi LSM berdasarkan ARIADNE
ARIADNE secara eksplisit membahas empat aspek proses pengajaran
yaitu meliputi:
• memproduksi bahan ajar berbasis komputer,
• mengelola bahan ini untuk mengizinkan bersama, dan penggunaan kembali,
• perakitan kursus,
• dan memberikan kursus kepada siswa.
Untuk produksi materi kursus, ARIADNE telah mengembangkan alat
untuk membuat simulasi, beberapa kuesioner pilihan, dan latihan penilaian diri
sendiri, dan alat untuk membagi teks dan video. Generasi Hypertext juga
didukung oleh teks segmenter konseptual.
# ARIADNE Sharing and Reuse
Sebuah konsep pusat ARIADNE adalah berbagi dan penggunaan kembali
bahan ajar. Untuk tujuan ini, proyek ini telah ditetapkan sebuah sistem untuk
mengelola dokumen elektronik yang dikenal sebagai Knowledge Knowledge Pool
System (KPS). Fitur utama dari KPS adalah skema indeksasi pedagogis, yang
sangat penting jika dokumen yang akan kembali dalam satu institusi, dan dibagi
antara organisasi yang berbeda.
ARIADNE telah menerapkan KPS meliputi universitas di Belgia,
Perancis, Inggris, Skotlandia, Italia, dan Swiss. Negara baru yang ditambahkan,
khususnya di Spanyol dan Belanda, sementara banyak universitas telah
menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam waktu dekat.
Menggunakan kembali sumber daya digital untuk belajar telah menjadi
tujuan utama dari ARIADNE untuk beberapa dekade, didorong oleh penghematan
325302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
waktu yang potensial dan peningkatan kualitas. Untuk mendukung tujuan ini,
ARIADNE telah menciptakan infrastruktur berbasis standar untuk mengelola
objek belajar dengan cara yang terbuka dan terukur. Tujuan keseluruhan dari
infrastruktur kami adalah untuk menyediakan akses yang fleksibel, efektif dan
efisien untuk skala besar koleksi dengan cara yang melampaui apa yang mesin
pencari khas provid. Oleh karena itu, menyediakan :
• satu set layanan yang memungkinkan integrasi dan manajemen pembelajaran
benda, dijelaskan dalam berbagai skema metadata dalam berbagai repositori
di seluruh dunia,
• toolset yang memungkinkan pengguna akhir untuk mengakses materi
pembelajaran dalam berbagai cara melalui visualisasi informasi, perangkat
informasi mobile, display multi-touch dan mash-up aplikasi
# ARIADNE Kurikulum Editor
Selain penciptaan dan pengelolaan materi pembelajaran elektronik,
ARIADNE membahas masalah perakitan materi tersebut ke dalam kurikulum
terstruktur di mana peserta didik dapat mendaftar dan menerima bimbingan besar
dari sumber daya. ARIADNE sepenuhnya dibentuk sebagai kurikulum untuk
kedua struktur dan isi yang harus didefinisikan dengan tepat untuk setiap
pelajaran yang diberikan. Untuk mendukung proses ini, proyek tersebut sedang
mengembangkan editor kurikulum yang mendukung sebagian tugas besar.
ARIADNE Kurikulum editor memanfaatkan isi yang sudah ada yang disimpan
dalam Knowledge Pools bersama dengan hoc data struktur yang ditangkap
melalui template skenario pedagogis. Saat ini disederhanakan oleh 'sesi Editor'
yang sudah tersedia.
Untuk memungkinkan memudahkan pengelolaan siswa dan kurikulum,
dan di samping editor sesi disebutkan, ARIADNE Manajemen Interface (AMI)
menyediakan berbagai fungsi untuk kursus pengawas dan antarmuka berbasis
WWW managers yang memungkinkan untuk memudahkan penggunaan fungsi
tersebut dengan guru dan manajer. Akhirnya, dalam rangka untuk memungkinkan
335302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
siswa untuk mengakses kurikulum yang didukung teknologi, ARIADNE Learner
Interface (ALI) telah diimplementasikan sebagai sistem server-klien, juga
didasarkan pada protokol WWW. Para ALI menyediakan tampilan kalender
berbasis kurikulum dan akses ke sumber daya yang direferensikan.
C. SIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. LSM adalah adalah sistem yang membantu administrasi dan berfungsi sebagai
platform e-learning konten.
2. Fungsi dari LSM adalah sistem yang mengatur e-learning content atau mata pelajaran
elearning. LMS berperan banyak dalam membantu administrasi kegiatan pembelajaran
dan mengatur semua kegiatan e-learning yang meliputi catalog, registrasi dan
persetujuan, evaluasi, komunikasi, laporan, rencana pelatihan, dan integrasi.
3. Standarisasi LSM berdasarkan AICC dianggap sebagai standar e-learning tertua di
dunia. AICC adalah asosiasi pelatihan internasional berbasis teknologi professionals.
AICC mengembangkan pedoman pelatihan untuk industri penerbangan dalam
pengembangan, pelayanan, dan evaluasi CBT (Computer based training) dan teknologi
pelatihan yang terkait.
4. Standarisasi LSM berdasarkan IMS yaitu sistem manajemen yang memfasilitasi
penciptaan lingkungan pembelajaran dan arus pembelajaran online dengan
memungkinkan guru untuk menjadi administrator untuk merancang dan berbagi
sumber daya pendidikan seperti mencari rencana pelajaran atau mencari penilaian dan
kurikulum. IMS menyediakan portal pembelajaran terpadu yang memungkinkan
sekolah dan pemerintah kabupaten untuk berkomunikasi, berkolaborasi dan berbagi
semua sumber daya pembelajaran penting.
5. Standarisasi LSM berdasarkan SCORM mendefinisikan komunikasi antara konten sisi
pada client dan sistem host yang disebut run-time-environment (RTE) yang umumnya
didukung oleh sistem manajemen pembelajaran.
345302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
6. Standarisasi LSM berdasarkan IEEE LOM memainkan peran penting dalam
pengembangan produk dan pangsa pasar. Dalam IEEE, tanggung jawab untuk
bagaimana standar berasal dan berkembang dikelola oleh Sponsor
7. Standarisasi LSM berdasarkan AIRADNE yaitu standarisasi yang menggunakan
produksi materi kursus, ARIADNE telah mengembangkan alat untuk membuat
simulasi, beberapa kuesioner pilihan, dan latihan penilaian diri sendiri, dan alat untuk
membagi teks dan video. Generasi Hypertext juga didukung oleh teks segmenter
konseptual
355302410077-Iis Yuliani-Paper E Learning
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad (2004),”E-Learning in Indonesia Education System”, 7th Programming Cycle
of APEID Activities, Kyoto, Japan.
Colin Smythe, Frank Tansey and Robby Robson. 2001. IMS Learner Information Package –
Information Modelspecification,
Henderson, Allan J. (2003), ”The E-Learning Question and Answer Book”, American
Management Association, New York, USA.
Hyder, Karen., Kwinn, Ann, Ron Miazga, dan Murray, Matthew. 2007. The eLearning Guild’s
Handbook on Synchronous e- Learning. Santa Rosa (CA): The eLearning Guild.
Sitthisak, O., Gilbert, L., Davis, H.C., Gobbi, M. 2007. Adapting health care competencies to a
formal competency model-Seventh IEEE International Conference on Advanced
LearningTechnologie,.
Thropp. 2006. “SCORM – 2004 : Overview”. Advanced Distributed Learning, ADL Co-
Laboratory. November 2006.
Wahono, Romi Satria (2005),”Pengantar e-Learning dan Pengembangannya”, Portal
www.ilmukomputer.com, Indonesia