35
TUGAS PAPER E-LEARNING (MID SEMESTER) STANDARDISASI LMS BERDASARKAN AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM DAN ARIADNE Nama : Etika Wahyu Perdani NIM : 5302410016 Rombel : 01 PROGRAM STUDI PTIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

STANDARDISASI LMS BERDASARKAN AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM DAN ARIADNE

Citation preview

Page 1: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

TUGAS PAPER E-LEARNING (MID SEMESTER)

STANDARDISASI LMS BERDASARKAN

AICC, IMS, SCORM, IEEE LOM DAN ARIADNE

Nama : Etika Wahyu Perdani

NIM : 5302410016

Rombel : 01

PROGRAM STUDI PTIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

ABSTRAK

Saat ini e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri. E-Learning merupakan suatu jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. E-Learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) sebagai tools yang dapat tersedia kapanpun dan di manapun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala ruang dan waktu.

Beberapa temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa e-Learning memberikan peluang yang sangat besar bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, berkolaborasi, dan berinteraksi dengan cara-cara baru.

Paper ini dibuat untuk memberikan gambaran tentang pengertian Learning Management System (LMS), standardisasi Learning Management System (LMS) berdasarkan Airline Industry Cbt Commettee (AICC), IMS, SCORM, IEEE LOM, dan ARIADNE.

Kata kunci : LMS, e-Learning

Page 3: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia,

terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah,

training dan universitas) maupun industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle, dan lainya).

E-Learning merupakan suatu jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan

tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau

media jaringan komputer lain. E-Learning adalah proses learning (pembelajaran)

menggunakan/memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT)

sebagai tools yang dapat tersedia kapanpun dan di manapun dibutuhkan, sehingga dapat

mengatasi kendala ruang dan waktu. E-Learning memberikan harapan baru sebagai

alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, dengan

fungsi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (tambahan),

komplemen (pelengkap), ataupun substitusi (pengganti) atas kegiatan pembelajaran di

dalam kelas yang selama ini digunakan.

E-Learning terlihat sebagai model pendidikan yang memadai, tidak mahal dan

merupakan solusi yang dapat membuka akses pendidikan bagi banyak siswa. Selain itu

e-Learning juga membuka kesempatan bagi orang dewasa untuk mengembangkan

kemampuannya yang sering terhambat akibat waktu yang terbatas, jarak atau ketidak

mampuan karena jenis atau lokasi pekerjaannya. Namun salah satu kendala untuk

teknologi informasi adalah mahalnya biaya untuk komunikasi data, seperti untuk

sambungan internet. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengakses sistem

informasi untuk e-learning yang dapat digunakan tanpa membebani sistem yang ada.

Page 4: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Untuk menerapkan e-Learning, minimal ada tiga komponen

pembentuk e-Learning, yaitu:

1. Infrastruktur e-Learning, yaitu dapat berupa personal computer

(PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.

Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila

menggunakan layanan synchronous learning melalui

teleconference.

2. Sistem dan aplikasi e-Learning, yaitu sistem perangkat lunak

yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional

yang meliputi bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi

atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan

segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses

belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut

dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang

bersifat opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah

dan murah untuk dikembangkan di sekolah, universitas, atau

lembaga pendidikan lainya.

3. Konten e-Learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada

e-Learning system (Learning Management System). Konten dan

bahan ajar ini bisa berbentuk multimediabased content (konten

berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content (konten

berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten e-

Learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diaksesoleh

siswa kapanpun dan di manapun.

Page 5: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejak saat itu, e-Learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan

kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan e-Learning dari masa ke masa (Madao,

2008):

1. Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan

aplikasi e-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk

kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video

dan audio).

2. Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994,

CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara

masal.

3. Tahun 1997: LMS (Learning Management System). Seiring dengan

perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan

internet. Kebutuhan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan

sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari

sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran

baru untuk mengatasi masalah interoperabilitas antar LMS yang satu dengan

lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang

Page 6: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM,

ARIADNE, dan lainya.

4. Tahun 1999: Aplikasi e-Learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju

aplikasi e-Learning berbasis web berkembang pesat, baik untuk pembelajar

(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan

dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya

dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta tampilan interaktif dalam

berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

Melihat perkembangan e-Learning dari dari masa ke masa yang terus

berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-

Learning akan menjadi system pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan

fleksibilitas akan menjadi alasan utama.

Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi e-Learning terhadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (Siahaan,

2004):

1. Suplemen (tambahan), yaitu apabila siswa mempunyai

kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi

pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada

kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran

elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan

atau wawasan

2. Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran

elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran

yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti

Page 7: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi

materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan

(enrichment), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat

menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada

saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi

pembelajaran elektronik yang memang secara khusus

dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin

memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran

yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program

remedial, apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami

materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan

untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang

memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar

siswa semakin mudah memahami materi pelajaran yang

disajikan di kelas.

3. Substitusi (pengganti), yaitu apabila e-Learning dilakukan sebagai pengganti

kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan

pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni: (1)

sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan

sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.

Mengapa e-Learning perlu distandardisasikan, berikut alasannya :

a) Untuk memungkinkan interoperabilitas pada platform yang berbeda.

b) Untuk perlindungan investasi pada pengembangan konten e-Learning.

c) Untuk pertukaran konten e-Learning secara local dan global.

Page 8: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Mengiringi tren perkembangan dan kebutuhan e-Learning

yang pesat maka diperlukan adanya sebuah standard yang berlaku

umum. Untuk itu, beberapa lembaga telah melakukan upaya

pengembangan standard untuk penerapan e-Learning, yaitu:

1. Airline Industry CBT Committee (AICC), dengan fokus standar

pada pelatihan penerbangan, seperti tes, pelajaran, modul, dan

lainya. Ini adalah salah satu organisasi yang pertama kali memperkenalkan

standar e-learning. Pada awalnya, standar ini hanya digunakan untuk industri

penerbangan, namun seiring berjalannya waktu, banyak industri-industri lain yang

mengadopsinya. 

2. EDUCAUSE Institutional Management System Project (IMS),

Standar ini difokuskan untuk membuat beberapa set tag atau tanda yang dapat

digunakan untuk menentukan komponen e-Learning. Hal tersebut berdasar pada

standarisasi AICC, bahwa sebuah group vendor harus mengeluarkan standar

sendiri. (www.imsglobal.org)

3. Advanced Distributed Learning (ADL), inisiatif oleh pemerintah

federal USA yang bekerja untuk mengembangkan SCORM.

4. Alliance of Remote Institutional Authoring and Distribution

Network for Europe (ARIADNE), sebuah asosiasi industri yang

memfokuskan pada isu-isu untuk standarisasi e-Learning di

wilyah Eropa. (ariadne.unil.ch)

5. IEEE Learning Technology Standards Committee (IEEE LTSC), merupakan

standar akreditasi di USA. enis standar ini mencoba untuk meningkatkan dan

mempromosikan proses penciptaan, pengembangan, integrasi, penyebaran dan

Page 9: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

perluasan pengetahuan yang berkaitan dengan TI (teknologi dan informasi).

(ltsc.ieee.org)

6. ISO/IEC JTC1 SC36 (ITLET), merupakan standar ICT untuk

pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan.

7. Advanced Learning Infrastructure Consortium (ALIC), merupakan

konsorsium di Jepang untuk mempromosikan teknologi dan

infrastruktur e-Learning.

8. e-Learning Consortium Japan (eLC), merupakan perusahan

(vendor/user) yang berkerja untuk mempromosikan bisnis dan

teknologi e-Learning di Jepang.

9. Shareable Content Object Reference Model (SCORM), Scorm bertujuan untuk

menyediakan referensi untuk materi e-learning. Saat ini, standar jenis ini adalah

standar yang paling populer dan paling banyak digunakan di dunia e-Learning

karena cakupannya yang luas dan merupakan gabungan dari beberapa standar

(AICC, IMS, IEEE, dan ARIADNE). Moodle adalah salah satu LMS/CMS yang

menerapkan standar jenis ini.

Page 10: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Gambar 1. Jaringan di seluruh dunia untuk Learning Technology

Learning Management System (LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk

dokumentasi, administrasi, pelacakan, pelaporan program pelatihan, kelas dan kegiatan

“online”, program pembelajaran elktronik (e-learning program), dan isi pelatihan.

Sebuah LMS yang kuat harus bisa melakukan hal berikut:

a) Memusatkan dan mengotomatisasi administrasi.

b) Menggunakan layanan “self-service” dan “self-guided”.

c) Mengumpulkan dan menyampaikan konten pembelajaran dengan cepat.

d) Mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platform berbasis “web scalable”

e) Mendukung portabilitas dan standar

f) Personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.

LMS merupakan sistem untuk mengelola catatan pelatihan dan pendidikan,

perangkat lunaknya untuk mendistribusikan program melalui internet dengan fitur untuk

kolaborasi secara “online”. Dalam pelatihan korporasi, LMS biasanya digunakan untuk

mengotomatisasi pencatatan dan pendaftaran karyawan. Dimensi untuk belajar system

manajemen meliputi “Students self-service” (misalnya, registrasi mandiri yang dipimpin

instruktur pelatihan), pelatihan alur kerja (misalnya, pemberitahuan pengguna,

persetujuan manajer, daftar tunggu manajemen), penyediaan pembelajaran “online”

(misalnya, pelatihan berbasis komputer, membaca & memahami), penilaian “online”,

manajemen pendidikan profesional berkelanjutan (CPE), pembelajaran kolaboratif

(misalnya, berbagi aplikasi, diskusi), dan pelatihan manajemen sumber daya (misalnya,

instruktur, fasilitas, peralatan). LMS juga digunakan oleh regulasi industri (misalnya

Page 11: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

jasa keuangan dan biopharma) untuk pelatihan kepatuhan. Mereka juga digunakan oleh

institusi pendidikan untuk meningkatkan dan mendukung program pengajaran di kelas

dan menawarkan kursus untuk populasi yang lebih besar yaitu seluruh dunia. Beberapa

penyedia LMS termasuk "sistem manajemen kinerja" meliputi penilaian karyawan,

manajemen kompetensi, analisis keterampilan, perencanaan suksesi, dan penilaian

“multi-rater” (misalnya, review 360 derajat). Teknik modern sekarang menggunakan

pembelajaran berbasis kompetensi untuk menemukan kesenjangan belajar dan panduan

materi seleksi pelatihan.

LMS memenuhi persyaratan pendidikan, administrasi, dan penyebaran. Untuk

pembelajaran perusahaan (corporate learning), misalnya dapat berbagi banyak

karakteristik dengan Virtual Learning Environment (VLE), atau lingkungan belajar

virtual, yang digunakan oleh institusi pendidikan, masing-masing LMS memenuhi

kebutuhan yang unik. Lingkungan belajar virtual (VLE) yang digunakan oleh

universitas dan perguruan tinggi memungkinkan instruktur untuk mengelola program

mereka dan bertukar informasi dengan siswa untuk kursus yang dalam kebanyakan

kasus akan berlangsung beberapa minggu dan akan bertemu beberapa kali selama

berminggu-minggu.

Karakteristik fitur yang tersedia untuk LMS Perusahaan dan Institusi

Pendidikan tersebut adalah:

a) Mengelola user, role, courses, instructor, facility.

b) Course calendar

c) Learning Path

d) User Messaging dan notification

e) Assesment dan testing yang dilakukan sebelum atau sesudah pembelajaran (Pre-

test dan Post-test).

Page 12: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

f) Menampilkan nilai (score)

g) Course yang disusun sesuai grade

h) Penyajian yang berbasis web, sehingga bisa diakses dengan web browser.

Sebagian besar LMS berbasis web, dibangun dengan menggunakan berbagai

platform pengembangan, seperti Java/J2EE, Microsoft.NET atau PHP. Mereka biasanya

mempekerjakan penggunaan database seperti MySQL, Microsoft SQL Server atau

Oracle sebagai “back-end”. Meskipun sebagian besar sistem secara komersial

dikembangkan dan memiliki lisensi perangkat lunak komersial ada beberapa sistem

yang memiliki lisensi “open source”. Beberapa LMS yang berlisensi open source adalah

sebagai berikut:

a) Moodle

b) Claroline

c) Dokeos

d) Docebo

e) ATutor

f) Chamilo

g) OLAT

Learning Management System (LMS) vs Learning Content Management

Systems (LCMS). Beberapa sistem memiliki alat untuk mengirimkan dan mengelola

instruktur sinkron dan asinkron “online” pelatihan dan instruktur berdasarkan objek

belajar metodologi. Sistem ini disebut Learning Content Management Systems (LCMS).

Meskipun perbedaan ini, LMS sering digunakan untuk merujuk antara LMS dan LCMS,

meskipun LCMS merupakan pengembangan lebih lanjut dari LMS. Karena kesesuaian,

Page 13: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

akronim (CLCMS) Computer Learning Content Management System kini banyak

digunakan untuk menciptakan cara fonetik seragam referensi perangkat lunak sistem

pembelajaran berbasis pada pembelajaran teknologi metodologi maju. Pada intinya,

LMS adalah perangkat lunak untuk perencanaan, pengiriman, dan pengelolaan kegiatan

pembelajaran dalam sebuah organisasi, termasuk “online”, ruang kelas virtual, dan

program instruktur yang terpimpin.

Sebagai contoh, sebuah LMS dapat menyederhanakan upaya sertifikasi global,

memungkinkan perusahaan untuk menyelaraskan inisiatif pembelajaran dengan tujuan

strategis, dan menyediakan sarana keterampilan manajemen tingkat perusahaan. Fokus

dari LMS adalah mengelola siswa, mencatat kemajuan mereka dan kinerja di semua

jenis kegiatan pelatihan. Ia melakukan tugas-tugas administratif, seperti melaporkan

kepada instruktur, SDM dan sistem ERP tetapi tidak digunakan untuk membuat konten

saja. Sebaliknya, LCMS adalah perangkat lunak untuk mengelola konten pembelajaran

di berbagai bidang organisasi pelatihan pengembangan. Ini menyediakan pengembang,

penulis, desainer instruksional, dan ahli subyek sarana untuk membuat dan kembali

menggunakan konten “e-Learning” dan mengurangi upaya pengembangan duplikasi.

Dalam pendekatan AICC “hosting”, sebuah LCMS mungkin menjadi “host”

konten di pusat repositori dan memungkinkan multiple LMS untuk mengaksesnya.

Untuk melihat cara lain, sebuah LMS adalah pelajar-sentris. Ini berfokus pada proses

manajemen “e-learning” dan pengiriman konten. Pada intinya, sebuah LMS adalah

perangkat lunak untuk perencanaan, pengiriman dan pengelolaan kegiatan pembelajaran

dalam sebuah organisasi, termasuk “online”, ruang kelas virtual, dan program instruktur

terpimpin. Sebagai contoh, sebuah LMS dapat menyederhanakan upaya sertifikasi

global, memungkinkan perusahaan untuk menyelaraskan inisiatif pembelajaran dengan

Page 14: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

tujuan strategis dan menyediakan sarana untuk keterampilan manajemen tingkat

perusahaan. Fokus dari LMS adalah mengelola siswa, mencatat kemajuan mereka dan

kinerja di semua jenis kegiatan pelatihan. Ia melakukan tugas-tugas administratif,

seperti melaporkan kepada instruktur, SDM dan sistem ERP tetapi tidak digunakan

untuk membuat isi kursus.

Sebagai salah satu contoh penerapan standar e-learning, mari kita simak studi

kasus untuk ADL. ADL merupakan lembaga inisiatif pemerintah Amerika Serikat yang

memiliki vsi menyediakan akses ke pendidikan dan latihan berkualitas yang dibuat

untuk kebutuhan individu, disampaikan dengan biaya yang efektif, anywhere, anytime.

Strategi yang dilakukan ADL antara lain:

a) Menggunakan teknologi ‘network-based’

b) Membuat platform-independent, reusable content,

c) Mempromosikan kerjasama skala luas untuk memenuhi kebutuhan yang

generik/common

d) Mengembangkan spesifikasi umum untuk interoperabilitas/reuse

e) Meningkatkan performa dengan pemanfaatan teknologi yang terus berkembang

dan genereasi berikut,

f) Menyediakan insentif untuk organisasi dan transformasi budaya

Spesifikasi umum dibutuhkan untuk:

a) Memindahkan course dari satu LMS (Learning Management System) ke LMS

lainnya.

b) Menjalankan atau menggunakan konten lintas LMS (vendor berbeda).

c) Membuat konten pembelajaran yang lebih mudah untuk ditelusuri.

Page 15: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Berikut ini beberapa standardisasi yang digunakan dalam LMS :

a. LMS DALAM STANDAR AICC

Ini adalah salah satu organisasi yang pertama kali

memperkenalkan standar e-learning. Pada awalnya, standar ini

hanya digunakan untuk ystemy penerbangan, namun seiring

berjalannya waktu, banyak ystemy-industri lain yang

mengadopsinya. Sebelum menggunakan AICC melalui LMS, kita

harus menginstal AICC pada LMS. Metode ini berbeda antara

ystem LMS, tetapi biasanya berjalan seperti ini:

1) File program CRS terletak dan diurai.

2) Definisi atau shell dibuat dalam database LMS yang

terdaftar dalam file CRS. Setiap properti tentu saja

dibutuhkan juga diisi dengan nilai dari file CRS.

3) Demikian pula, pelajaran tentu saja dibuat dalam LMS dan

sifat pelajaran akan diisi dari File AU. Properti ini pelajaran

menyertakan path ke file pelajaran, kelas pelajaran itu

lewat, dan sebagainya.

Ini sangat penting bahwa sistem LMS dapat menimpa

AICC kursus yang ada. Lalu, kapan saja diperbarui, cukup

menginstal ulang itu akan menyebarkan perubahan pada LMS.

Mungkin fitur aplikasi standar AICC terkuat untuk e-Learning saat

ini adalah implementasi dari Konten Kursus Domain Cross. Hal ini

memungkinkan definisi saja untuk eksis pada server LMS,

sedangkan isi kursus duduk pada mesin (sering jauh) berbeda

Page 16: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

bahkan satu yang terletak di luar jaringan asal LMS. Hal ini

memungkinkan penyedia konten menjaga konten mereka pada

server mereka, konten yang LMS remote dapat panggilan-up dan

layar ketika seseorang mengambil kursus AICC. Standar AICC

menyelesaikan ini dengan menggunakan ditandatangani Java

applet. Penandatanganan ini penting karena web domain kursus

ini diluncurkan dari (domain LMS) biasanya berbeda dari domain

yang berasal dari isi kursus. Dan sebuah Java applet unsigned

akan melihat perbedaan ini sebagai cross-site scripting, dan

menolaknya sebagai serangan web.

b. LMS DALAM STANDAR IMS

Standar ini difoluskan untuk membuat beberapa set tag

atau tanda yang dapat digunakan untuk menentukan komponen

e-learning. Hal tersebut berdasar pada standari AICC, bahwa

sebuah group vendor harus mengeluarkan standar sendiri.

LMS secara umum memiliki fitur-fitur standard pembelajaran

elektronik antara lain:

1. Fitur Kelengkapan Belajar Mengajar

Daftar Mata Kuliah dan Kategorinya, Silabus Mata Kuliah, Materi Kuliah

(Berbasis Text atau Multimedia), Daftar Referensi atau Bahan Bacaan

2. Fitur Diskusi dan Komunikasi

Page 17: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Forum Diskusi atau Mailing List, Instant Messenger untuk Komunikasi

Realtime, Papan Pengumuman, Porfil dan Kontak Instruktur, File and

Directory Sharing.

3. Fitur Ujian dan Penugasan

Ujian Online (Exam), Tugas Mandiri (Assignment), Rapor dan Penilaian.

Untuk keperluan e-Learning yang high traffic dan tidak memerlukan fitur e-

Learning yang kompleks, saya merekomendasikan LMS lain seperti ILIAS,

Dokeos atau Atutor. Saya menggunakan Atutor untuk e-Learning Braintutor dan

terbukti handal mengelola puluhan ribu user dengan tingkat akses yang sangat

tinggi. Atutor juga menarik diterapkan ke e-Learning perusahaan yang lebih

mementingkan efisiensi pengaksesan LMS, user-friendly dan pemahaman

terhadap bahan ajar daripada fitur chat, forum, tracking pengguna, dsb. Atutor jg

termasuk pioneer dalam mengadopsi berbagai standard e-Learning. Disamping

mengadopsi standard W3C WCAG, secara pemaketan konten juga memenuhi

standard IMS/SCORM Content Packaging Specifications. Sebagai informasi, saat

ini Moodle juga sudah mengadopsi standard SCORM di enginenya.

c. LMS DALAM STANDAR SCORM

SCORM merupakan kependekkan dari Sharable Content Object Reference

Model. SCORM adalah pengembangan riset yang dilakukan atas inisiatif ilmuwan

Advanced Distributed Learning (ADL) pada tahun 1999 dan merupakan lembaga

bentukan dari Departement of Defense United State of America (DoD) atau

Departemen Pertahanan Amerika Serikat. SCORM merupakan model standar

internasional yang digunakan untuk media e-learning.

Page 18: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

SCORM secara hakikatnya bukanlah suatu bentuk permodelan baru, akan

tetapi SCORM hanyalah sebuah bentuk standar yang dapat menyatukan sebuah e-

learning kepada petunjuk, standar dan spesifikasi bagaimana e-learning bekerja.

Dan berarti SCORM adalah kumpulan dari petunjuk, standar dan spesifikasi untuk

membangun web based learning dimana SCORM membentuk komunikasi antara

client side content dengan host system atau dalam SCORM disebut dengan

SCORM Run Time Environtment (SCORM RTE). SCORM juga dapat

didefinisikan bagaimana SCORM mengenkapsulasi sebuah content.

Ada 3 aspek utama dalam SCORM :

1) Sistem harus dapat dengan mudah memberikan petunjuk yang dapat

dimengerti dan diimplementasikan oleh pengembang e-learning.

2) Sistem harus mudah diterapkan, dimengerti dan digunakan oleh pengguna

sebisa mungkin.

3) Sistem harus dapat memetakan perubahan model yang diinginkan oleh

pengembang sistem.

Hubungan antara SCORM dengan LMS itu sendiri secara arti bahasa dapat

di artikan dengan membuat suatu bahasan materi menjadi lebih simple atau

dipersempit lagi, dikarenakan pembelajaran yang berbasis web mempunyai

kemampuan untuk mengirimkan materi pembelajaran kepada pebelajar. LMS

akan mengatur waktu dan kapan seseorang akan memulai proses pembelajaran

Diakatakan menurut Dodds, 2006 bahwa LMS memiliki 7 (tujuh) sistem

layanan yang membentuk arsitektur sistem.

a) Learning Profile Service: Menyimpan data pebelajar

b) Course Administrative Service : Berfungsi untuk mengatur materi belajar-

mengajar.

Page 19: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

c) Assessment Service: sebagai basis data ujian dan mengatur kapan akan

memulai tes.

d) Sequencing Service : sebuah layanan yang dapat merangkai materi

pembelajaran maupun tes.

e) Delivery Service : sebuah layanan yang dapat mengirimkan isi materi

pembelajaran dan tes kepada pelajar.

f) Tracking Service : sebuah layanan yang dapat mengetahui pencapaian yang

dilakukan oleh seseorang (sampai dimana tingkat pembelajaran yang telah

dilakukan).

g) Content Management Service : layanan yang dapat mengelola materi

pembelajaran dan tes.

Scorm adalah model referensi yang mengintegrasikan spesifikasi industri

dari beragam organisasi (AICC, IEEE, ARIADNE). SCORM memberikan

‘unified learning content model’ atau konten model yang satu; mendefinisikan

lingkungan operasi web standar. Dengan kata lain, SCORM = AICC + IEEE +

IMS + ADL. Moodle adalah salah satu LMS/CMS yang menerapkan standar jenis

ini. Tujuan SCORM antara lain:

1) Aksesibilitas, konten dapat diidentifikasi dan disimpan saat diperlukan dan

memang diperlukan.

2) Interoperabilitas, konten akan tetap berfungsi pada banyak aplikasi,

lingkungan, konfigurasi software/hardware, apapun bentuk tool dan

platform yang digunakan untuk membuatnya.

3) Reusabilitas, konten harus independen dari konteks pembelajaran dan dapat

digunakan oleh banyak siswa yang beragam.

Page 20: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

4) Durabilitas, konten tidak membutuhkan modifikasi untuk beroperas pada

sistem yang berubah ataupun yang di-upgrade.

Standardisasi SCORM

SCORM membuat standar terhadap packaging, metadata, komunikasi, dan

pengurutan (sequencing) sebagai berikut :

1. Packaging, maksudnya menyediakan konten untuk sistem yang berbeda-

beda; didasarkan atas IMS Global Learning consortium; packaging konten

membuat kontainer untuk memindahkan konten dari satu tempat ke tempat

lainnya.

2. Metadata, membagi informasi standar yang menggambarkan tujuan dan

standar alamiah konten, didasarkan pada spesifikasi IEEE ltsc – learning

object metadata (LOM); informasi ini memenuhi banyak muara antara lain

katalog, pencarian, pengelolaan hak cipta, pemeriksaan kebutuhan teknis,

dll.

3. Komunikasi, memandu untuk peluncuran, komunikasi dengan penelusuran

konten, dalam lingkungan web; berdasarkan pada fungsionalitas lingkungan

operasi yang didefinisikan pada panduan AICC CMI 001 untuk

interoperabilitas.

4. Sequencing, mendefinisikan metode untuk menampilkan perilaku yang

dimaksudkan untuk menuliskan pengalaman pembelajaran yang setiap LMS

dapat lakuakn untuk pengurutan pembelajaran diskrit dalam cara yang

konsisten.

d. LMS DALAM STANDAR IEEE LOM

Page 21: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

IEEE - Instutute of Eletrical and Eletronics Engineers, Inc Jenis standar ini

mencoba untuk meningkatkan dan mempromosikan proses penciptaan,

pengembangan, integrasi, penyebaran dan perluasan pengetahuan yang berkaitan

dengan TI (teknologi dan informasi).

E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya

studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik

dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama

peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses

bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang

demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap

materi pembelajaran.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :

a) Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir

b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan

wawasannya

c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

e. LMS DALAM STANDAR ARIADNE

Dengan semakin banyaknya vendor mengembangkan LMS beserta

kontennya, timbul suatu kebutuhan untuk menyusun standard sehingga

meningkatkan interoperabilitas dan kerjasama antar vendor. Perjalanan pembuatan

standard dalam eLearning sebenarnya sudah dimulai sejak era tahun 1988, dan

mulai terimplementasikan dengan baik di era tahun 2000 keatas. Beberapa

Page 22: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

organisasi dan konsorsium yang mengeluarkan standard dalam dunia eLearning

adalah:

1. Advanced Distributed Learning (ADL)

2. Aviation Industry CBT Committee (AICC)

3. IEEE Learning Technology Standards Committee (IEEE LTSC)

4. IMS Global Consortium (IMS)

E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali

diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign

dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer

(computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO.

Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa semakin

pesat. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring

dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia

mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi

yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai

kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan

lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin

pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah

interoperability antar LMS yang satu dengan  lainnya secara

standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang

dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS,

SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

SIMPULAN

Page 23: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

Melihat perkembangan e-Learning dari dari masa ke masa yang terus

berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-

Learning akan menjadi sistem pembelajaran di masa depan.

Mengiringi tren perkembangan dan kebutuhan e-Learning

yang pesat maka diperlukan adanya sebuah standard yang berlaku

umum. E-Learning perlu distandardisasikan, karena (1) untuk memungkinkan

interoperabilitas pada platform yang berbeda, (2) untuk perlindungan investasi pada

pengembangan konten e-Learning serta (3) untuk pertukaran konten e-Learning secara

lokal dan global. Standardisasi Learning Management System bisa berdasarkan Airline

Industry Cbt Commettee (AICC), IMS, SCORM, IEEE LOM, dan ARIADNE.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: TUGAS PAPER E-learning (5302410016)

http://www.su.ac.th/html_broadcast/2.ppt Diakses pada tanggal 04 Mei pukul 19.35

WIB

http://romisatriawahono.net/2008/01/24/memilih-sistem-e-learning-berbasis-open-

source/ Diakses pada tanggal 04 Mei pukul 19.50 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/

Learning_Management_System#Learning_Management_System_.28LMS.29_vs_Learni

ng_Content_Management_Systems_.28LCMS.29 Diakses pada tanggal 04 Mei pukul

19.47 WIB

http://www.muhaiminabd.com/2012/04/standar-e-learning.html Diakses pada tanggal

04 Mei pukul 20.05 WIB

http://idelearning.com/e-learning-standard-scorm/ Diakses pada tanggal 04 Mei pukul

20.14 WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/IMS_Global Diakses pada tanggal 04 Mei pukul 20.33

WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/IEEE Diakses pada tanggal 04 Mei pukul 20.44 WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/Aviation_Industry_Computer-Based_Training_Committee

Diakses pada tanggal 04 Mei pukul 20.56 WIB