39
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove Pasar Banggi terletak di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Keberadaan Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Pantai Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang memiliki multi fungsi. Selain menahan abrasi juga berfungsi sebagai tempat berkembang biak ikan dan tempat wisata. Gambar 4. Kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Sumber: googlemap.com Ekosistem mangrove dikawasan ini relatif terjaga karena adanya perhatian serius dari pemerintah kabupaten serta kelompok Tani Sido Dadi Maju yang memiliki hak untuk mengelola kawasan mangrove. Rehabilitasi hutan mangrove di sepanjang pesisir Pasar Banggi berupa penanaman Rhizophora sp. telah mencapai keberhasilan. Sekarang tidak hanya Rhizophora sp saja melainkan ada 5 jenis pohon mangrove yang sudah tertanam, diantaranya Rhizophora apiculate, Avicenia marina, Avicenia alba, Soneratia alba dan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

Hutan Mangrove Pasar Banggi terletak di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasar

Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Keberadaan

Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Pantai Desa Pasar Banggi Kabupaten

Rembang memiliki multi fungsi. Selain menahan abrasi juga berfungsi sebagai

tempat berkembang biak ikan dan tempat wisata.

Gambar 4. Kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Sumber: googlemap.com

Ekosistem mangrove dikawasan ini relatif terjaga karena adanya

perhatian serius dari pemerintah kabupaten serta kelompok Tani Sido Dadi Maju

yang memiliki hak untuk mengelola kawasan mangrove. Rehabilitasi hutan

mangrove di sepanjang pesisir Pasar Banggi berupa penanaman Rhizophora sp.

telah mencapai keberhasilan. Sekarang tidak hanya Rhizophora sp saja

melainkan ada 5 jenis pohon mangrove yang sudah tertanam, diantaranya

Rhizophora apiculate, Avicenia marina, Avicenia alba, Soneratia alba dan

Page 2: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

66

Xilocarpus Spp. Selain vegetasi tama hutan mangrove, diarea lahan tambak juga

ditumbuhi beberapa vegetasi yang khas untuk lanskap pesisir yang didominasi

oleh kategori semak dan groundcover menjalar. Beberapa jenis tanaman yang

sering ditemui di Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi antara lain, Lantana

camara, Wedelia biflora, Casuarina equisetifolia, Ipomoea pes-caprae,

babandotan (Ageratum conizoides), sesuvium portulacastrum, canavalia

maritima dan sejenisnya. Kawasan mangrove Desa Pasar Banggi ini pun

terdapat sejumlah hewan didalamnya jika beruntung menemui atau melihat

hewan tersebut antara lain ular, kepiting mangrove, kadal, ikan gelodok, ikan

belanak, ikan kapasan, burung blekok, burung kuntal putih, elang laut, burung

hantu dan biawak. Sedangkan beberapa fauna yang menjadi komoditas

budidaya dilahan tambak warga adalah jenis udang, tongkol/cakalang, dan ikan

bandeng.

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi menawarkan konsep

yang cukup menarik wisatawan. Pemandangan hutan mangrove, kesejukan,

keasrian merupakan daya tarik utama dari wisatawan. Beberapa fasilitas yang

ada di kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang:

1. Jembatan Merah

Deretan kayu yang ditata rapi sekaligus di cat warna merah menjadi

simbol sekaligus ikon dari Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi.

Panjang deretan kayu ± 500 m sekaligus berfungsi sebagai sarana untuk

mengenal ekosistem pantai pasang surut dan menikmati keindahan hutan

mangrove dapat dilalaui dengan berjalan kaki. Samping kanan kiri dihiasi ranting

hutan mangrove yang melilit sebagian besar kayu bercat merah menjadikan

pelengkap keindahan jembatan merah.

Page 3: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

67

Gambar 5. Jembatan Merah

2. Gazebo

Adanya Gazebo memberikan suasana romantis dan menambah keindahan

pemandangan kawasan ekowisata Hutan Mangrove Pasar Banggi Rembang,

selain itu fungsi gazebo disini adalah untuk tempat peristirahatan sementara

wisatawan terhadap terik matahari dan juga memberikan ruang kusus untuk

saling bercengkrama dengan pasangan ataupun rombongan wisatawan.

Gambar 6. Gazebo Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Page 4: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

68

3. Kantin

Adanya kantin yang dikelola secara profisional tentunya memberikan

pemasukan tambahan buat masyarakat setempat dan juga memberi akses

kemudahan untuk para wisatawan ketika membutuhkan konsumsi ringan selama

menikmati suasana ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Gambar 7. Kantin Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

4. Tempat Sampah

Adanya tempat sampah disepanjang jalan menuju Hutan Mangrove

menjadikan kawasan tersebut sangat memperhatikan kebersihan dan keasrian

lokasi.

Gambar 8. Tempat Sampah Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Page 5: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

69

5.2 Karakteristik Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang

Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan interview dan

pengisian kuesioner kepada 60 responden yang merupakan pengunjung

Ekowisata Hutan Mangrove Pasar Banggi, Rembang. Penelitian ini dilaksanakan

dibulan April – Mei 2017. Karakteristik responden dibedakan menjadi beberapa

jenis diantaranya jenisn kelamin, umur, alamat asal, pendidikan terakir, jenis

pekerjaan, waktu kerja, pendapatan, biaya perjalanan, jarak, jenis transportasi,

lama perjalanan, kelompok kunjungan, lama kunjungan, dan jumlah kunjungan

selama satu tahun.

5.2.1 Jenis Kelamin

Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden pria

sebanyak 19 responden atau 42,2 % dan responden wanita sebanyak 26

responden atau 57,7 %. Secara jelas dapat terlihat dari pada table berikut :

Tabel 4. Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

Perempuan 26 60 % Laki – Laki 19 40 %

Total 45 100 %

Berdasarkan tabel diatas mayoritas wisatawan yang mengujungi kawasan

ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi berjenis kelamin perempuan,

karena perempuan biasanya banyak menghabiskan waktunya ditempat wisata

daripada tempat tongkrongan seperti warung kopi, cafe dan sejenisnya.

5.2.2 Umur

Jumlah responden berdasarkan usia, terdiri atas responden berusia 16 - 25

sebanyak 21 responden atau 46,6 %, responden berusia 26 - 35 sebanyak 16

responden atau 35,5 %, responden berusia 36 – 45 sebanyak 6 responden atau

Page 6: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

70

13,3 %, responden berusia ≥ 45 sebanyak 2 responden atau 4,4 %. Secara jelas

dapat terlihat dari pada table berikut :

Tabel 5. Umur Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase

16 – 25 21 46,6 %

26 – 35 16 35,5 %

36 – 45 6 18,3 %

≥ 32 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Responden yang berkunjung di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove

Desa Pasar Banggi Rembang rata rata adalah pelajar/mahasiswa, hal tersebut

dikarenakan tingkat emosional dan keinginan untuk bersenang senang masih

tinggi selain itu juga memilik waktu luang yang cukup banyak.

5.2.3 Alamat Asal

Responden yang berkunjung ke kawasan ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi mayoritas adalah warga masyarakat Rembang sendiri dan

beberapa warga luar Rembang. Jumlah responden yang berasal dari Rembang

25 responden atau 55,5 % dari keseluruhan jumlah responden,Blora sebanyak

15 responden atau 33,3 % dari keseluruhan responden, Pati sebanyak 3

responden atau 6,6 % dari keseluruhan responden, sedangkan Tuban sebanyak

2 responden atau 4,4 % dari keseluruhan responden. Berikut tabel lengkapnya :

Tabel 6. Alamat Asal

Alamat Asal Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

Rembang 25 55,5 %

Blora 15 33,3 %

Pati 3 6,6 %

Tuban 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

5.2.4 Pendidikan Terakir

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Page 7: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

71

Tabel 7. Pendidikan Terakir Responden

Pendidikan Terakir Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

SD 2 4,4 %

SMP 4 8,8 %

SMA 21 46,6 %

D3 4 8,8 %

S1 16 35,5 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan dari 45 responden

diperoleh sumber responden berdasarkan tingkat pendidikannya, yaitu SD

sebanyak 2 orang dengan presentase 4,4 %, frekuensi responden yang tingkat

pendidikannya SMP sebanyak 4 responden dengan presentase 8,8 % dari

keseluruhan responden, tingkat pendidikan SMA sebanyak 21 responden dengan

presentase 46,6 % dari keseluruhan responden, tingkat pendidikan D3 sebanyak

4 responden dengan presentase 8,8 % dari keseluruhan responden dan tingkat

pendidikan S1 sebanyak 16 dengan presentase 35,5 %. Artinya mayoritas

wisatawan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove memiliki latar belakang

pendidikan tergolong tinggi. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi

cenderung membutuhkan wisata untuk sedikit menghilangkan beban pikiranya.

Seseorang dengan pendidikan yang tinggi juga akan memiliki rasa ingin tahu

yang lebih besar terhadap suatu objek wisata dibandingkan dengan seseorang

dengan tingkat pendidikan rendah.

5.2.5 Jenis Pekerjaan

Dalam deskripsi karakteristik responden, dikelompokkan menurut jenis

pekerjaan responden yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 8. Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

Pelajar/Mahasiswa 21 46,6 % Nelayan/Petani 4 8,8 % Wiraswasta 14 31,1 % ASN & PNS 6 13,3 %

Jumlah 45 100 %

Page 8: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

72

Mayoritas responden yang berkunjung ke kawasan Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi Rembang didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan wiraswasta

dengan jumlah responden sebanyak 21 atau 46,6 % dari keseluruhan responden,

dikuti nelayan/petani sebanyak 4 responden atau 8,8 % dari keseluruhan

responden, wiraswasta sebanyak 14 responden atau 31,1 % dari keseluruhan

responden dan ASN & PNS sebanyak 6 responden atau 13,3 % dari keseluruha

responden.

5.2.6 Waktu Luang

Waktu libur kerja merupakan surganya para wisatawan untuk berlibur.

Seseorang yang mempunyai waktu kerja yang padat tentunya memiliki waktu

libur yang sedikit sedangkan seseorang yang mempunyai waktu kerja sedikit

tentunya memiliki waktu libur yang banyak.

Tabel 9. Waktu Luang Responden

Waktu Luang (Hari/bulan) Jumlah Responden (orang) Persentase

16 – 20 18 40 % 21 – 25 21 46,6 % 26 – 30 6 13,3 %

Jumlah 45 100 %

Respoden dengan waktu kerja 21 – 25 hari/bulan lebih mendominasi

dengan jumlah responden 21 atau 46,6 % dari keseluruhan responden, kedua

didominasi responden dengan waktu kerja 16 – 20 hari/bulan dengan jumlah

responden 18 atau 40 % dari keseluruhan responden dan terakir ditempati

responden dengan waktu kerja 26 – 30 hari/bulan dengan jumlah responden 6

atau 13,3 % persentase dari keseluruhan responden. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa pengunjung yang datang ke kawasan Ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang memiliki waktu kerja yang tidak penuh

dalam sebulan. Sehingga diwaktu senggang tetap bisa melakukan kegiatan

wisata.

Page 9: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

73

5.2.7 Pendapatan

Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini mengacu pada besaran

uang yang diterima oleh responden untuk memenuhi kebutuhannya selama satu

bulan dan termasuk konsumsi pariwisata. Pendapatan bersumber dari gaji setiap

bualanya selama bekerja, orang tua, beasiswa, maupun sumber lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden sebagai berikut:

Tabel 10. Pendapatan Responden

Pendapatan (Rp/bulan) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

< Rp 1.000.000 17 37,7 % Rp. 1.100.000 - Rp. 2.000.000 5 11,1 % Rp. 2.100.000 - Rp. 3.000.000 5 11,1 % Rp. 3.100.000 – Rp. 4.000.000 16 35,5 %

> Rp. 4.100.000 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan Tabel diatas, pendapatan yang diterima responden per bulan

berkisar kurang dari Rp. 1.000.000 sampai lebih dari Rp. 4.000.000 perbulanya.

Responden yang berkunjung ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi Rembang didominasi oleh responden dengan pendapatan kurang

dari Rp. 1.000.000,- perbulanya sebanyak 17 responden atau presentase 37,7 %

dari jumlah keseluruhan responden. Dan mayoritas pelajar/mahasiswa

mempunyai waktu luang banyak sehingga memungkinkan untuk berwisata lebih

besar.

5.2.8 Biaya Perjalanan

Biaya perjalanan ke Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang meliputi biaya transportasi, biaya retribusi masuk, biaya

penginapan, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, serta biaya-biaya lain yang

relevan. Karakteristik responde berdasarkan biaya perjalanan:

Tabel 11. Biaya Perjalanan Responden

Biaya Perjalanan (Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

0 – Rp. 15.000 3 6,6 % Rp. 16.000 – Rp 30.000 20 44,4 % Rp. 31.000 – Rp. 45.000 15 33,3 % Rp. 45.000 – Rp. 60.000 4 8,8 % > Rp. 61.000 3 6,6 %

Jumlah 45 100 %

Page 10: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

74

Melihat dari data diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa mayoritas

pengunjung kawasan Ekowisata Hutan Mangrove mayoritas mengeluarkan biaya

yang tidak terlalu tinggi sebesar Rp. 16.000 – Rp. 30.000 dengan jumlah

responden sebanyak 20 orang atau presentase 44,4 % dari keseluruhan

responden, sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang

mengeluarkan biaya paling banyak dan sedikit yaitu > Rp. 60.000 dan < Rp.

15.000 dengan jumlah 3 responden dari keseluruhan responden.

5.2.9 Jarak

Jarak antara daerah tempat tinggal ke tempat obyek wisata juga

mempengaruhi permintaan akan kunjungan. Seseorang cenderung lebih memilih

tujuan wisata yang dekat dengan tempat tinggalnya untuk menekan biaya

pengeluaran dalam berwisata. Oleh karena itu apabila semakin dekat jarak obyek

wisata terhadap tempat tinggal maka orang akan tertarik mengunjungi obyek

wisata itu dan sebaliknya. Karakteristik responden berdasarkan jarak tempuh:

Tabel 12. Jarak

Jarak (Km) Responden (orang) Persentase (%)

0 – 10 23 51,1 % 11 – 20 17 37,7 % 21 – 30 3 6,6 % > 31 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Responden yang mendominasi kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang adalah responden yang memiliki jarak paling dekat antara

tempat lokasi asal dengan objek wisata dengan jumlah responden 23 atau

presentase 51,1 % dari keseluruhan responden. Hal tersebut berarti jarak

mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi tempat wisata. Semakin

dekat jarak antara tempat asal wisatawan terhadap lokasi wisata maka semakin

sering juga kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut, begitupun sebaliknya.

Page 11: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

75

5.2.10 Jenis Transportasi

Jenis transportasi yang mayoritas digunakan responden untuk berkunjung

ke kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang adalah jenis

transportasi kendaraan roda dua dengan jumlah responden sebanyak 36 atau 80

% dari keseluruhan jumlah responden. Mayoritas responden menggunakan jenis

transportasi roda dua dikarenakan biaya dikeluarkan lebih murah dan juga

efesien waktu untuk sampai lokasi ekowisata. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Transportasi sebagai berikut:

Tabel 13. Jenis Transportasi

Jenis Transportasi Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

Roda Dua 36 80 % Roda Empat 9 20 %

Jumlah 45 100 %

5.2.11 Lama Perjalanan

Lama perjalanan merupakan lama waktu yang ditempuh oleh responden

dari lokasi tempat tinggal menuju objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang. Semakin singkat waktu tempuh perjalan menuju tempat wisata

semakin banyak pula wisatawan berkunjung ke lokasi wisata tersebut.

Wisatawan yang mengunjungi objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan dengan lama

perjalanan 0 – 15 menit dengan jumlah responden 17 orang atau 37,7 % dari

keseluruhan responden. Semakin singkat perjalanan seseorang menuju kelokasi

wisata maka semakin sering seseorang untuk berkunjung kelokasi wisata

tersebut, begitupun sebaliknya.

Tabel 14. Lama Perjalanan

Lama Perjalanan (Menit) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

0 – 15 17 37,7 % 16 – 30 14 31,1 % 31 – 45 9 20 % 46 – 60 3 6,6 % > 61 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Page 12: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

76

5.2.12 Kelompok Kunjungan

Kelompok kunjungan yang memadati objek Ekowisata beberapa macam,

diantaranya sendiri, teman, keluarga, rombongan, dll. Dari tabel dibawah

diketahui bahwa kelompok kunjungan paling banyak didominasi oleh responden

yang berkunjung bersama teman temanya dengan jumlah responden sebanyak

20 orang atau 44,4 % dari keseluruhan responden.

Tabel 15. Kelompok Kunjungan

Kelompok Kunjungan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

Sendiri 6 13,3 % Teman 20 44,4 % Keluarga 15 33,3 % Lainya 4 8,8 %

Jumlah 45 100 %

5.2.13 Kunjungan Dalam Satu Tahun Terakir

Jumlah kunjungan dalam satu tahun terakir dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah sayunya adalah pendapatan, tempat tinggal dan kepuasan

pengunjung. Dilihat dari tabel dibawah, rata rata pengujung menikmati suasana

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang hanya sekali selama

satu taun terakir dengan 23 responden atau 51,1 % dari jumlah keseluruhan

responden. Kebanyakan wisatawan bosen dengan objek wisata tersebut tanpa

ada pembaruan atau inovasi tiap tahunya, sehingga memungkinkan wisatawan

hanya mengunjungi lokasi tersebut setahun sekali.

Tabel 16. Jumlah Kunjungan Selama Satu Tahun Terakir

Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan diatas terhadap karakteristik

Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dapat

dilihat pada Tabel dibawah:

Jumlah Kunjungan Selama Satu Tahun Terakir Responden Persentase (%)

1 19 42,2 % 2 23 51,1 % 3 3 6,6 %

Jumlah 45 100 %

Page 13: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

77

Tabel 17. Karakteristik Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

No Persepsi Hasil Jumlah Persentase Tertinggi (%)

1 Jenis Kelamnin Perempuan 26 60 % 2 Umur 16-25 Tahun 21 46,6 % 3 Alamat Asal Rembang 25 55,5 % 4 Pendidikan Terakir SMA 21 46,6 % 5 Jenis Pekerjaan Pelajar/mahasiswa 21 46,6 % 6 Waktu Kerja 21 – 25 21 46,6 % 7 Pendapatan < Rp. 1.000.000 17 37,7 % 8 Biaya Perjalanan Rp 16.000 – Rp.

30.000 20 44,4 %

9 Jarak 0 – 10 23 51,1 % 10 Jenis Transportasi Roda Dua 36 80 % 11 Lama Perjalanan 0 – 15 Menit 17 37,7 % 12 Kelompok Kunjungan Teman 20 44,4 % 13 Kunjungan Dalam satu

Tahun Terakir 2 23 51,1 %

5.3 Persepsi Terhadap Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang

Adanya perspesi pengunjung terhadap kawasan Ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang menjadikan bahan evalusi terhadap

pengelola wisata tersebut sehingga diharapakan kedepanya mampu

mengembangkan apa yang menjadi kekurangan dari sebelumnya. Persepsi

pengunjung yang ditanyakan diantaranya sumber indormasi yang didapat,

keunggulan daya tarik, motivasi berkunjung, persepsi sebelum dan setelah

berkunjung, pengalaman berkunjung sebelumnya, persepsi mengenai fasilitas,

persepsi mengenai keamanan, persepsi mengenai akases jalan, persepsi

mengenai kebersihan dan baiaya maksimal yang dikeluarkan.

5.3.1 Sumber Informasi

Sumber informasi baik berupa media elektronik, media cetak ataupun dari

mulut ke mulut menjadi bahan promosi sangat penting untuk mengenalkan

kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang ke

masyarakat luas. Namun masyarakat menilai dan tahu akan keberadaan

kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang lewat pemberitahuaan

dari teman ke teman denngan presentase 46,6 % atau 21 orang dari keseluruhan

responden.

Page 14: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

78

Tabel 18. Sumber Informasi

Sumber Informasi Responden (Orang) Presentase (%)

Teman/Saudara 21 46,6 % Internet 15 33,3 % Brousur 6 13,3 % Radio/Televisi 3 6,6 %

Jumlah 45 `100 %

5.3.2 Daya Tarik Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Rembang

Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

termasuk objek wisata alam, tentunya wisata alam dikalangan wsiatawan

menjadi mangnet tersendiri untuk menikmati keindahan alamnya, mulai dari

panorama pemandangan jembatan merahnya yang dihimpit oleh hijaunya hutan

mangrove dan langsung bisa memangdangi hembasan ombak laut serta

hamparan angin yang sejuk. Adapun persepsi responden sebagai berikut :

Tabel 19. Daya Tarik

Daya Tarik Responden (Orang) Persentase (%)

Pemandangan Alam 22 48,8 % Spot Foto 16 35,5 % Spot bercengkrama 5 11,1 % Fasilitas lainya 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Persepsi responden terhadap daya tarik kawasan Ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang mayoritas mengujungi wisata tersebut

karena pemandangan alamnya yang dinilai cukup bagus untuk menghilangkan

pekat para wisatawan dengan jumlah responden 22 orang atau 48,8 % dari

kesulurhan responden.

5.3.3 Motivasi Berkunjung

Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove memiliki banyak spot wisata alam

yang cukup memuaskan untuk dikunjungi, hal tersebut memberikan motivasi

tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi lokasi tersbut, persepsi pengunjung

mengenai motivasi berkunjung ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove sebagai

berikut:

Page 15: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

79

Tebel 20. Motivasi Berkunjung

Motivasi Berkunjung Responden (Orang) Persentase (%)

Refresing 26 57,7 % Piknik 13 28,8 % Penelitian 4 8,8 % Lainya 2 4,4 %

Jumlah 45 100 %

Mayoritas responden mempunyai motivasi untuk berkunjung ke kawasan

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang adalah untuk refresing

bersama pasangan, teman, ataupun keluarga dengan jumlah responden 26

Orang atau 57,7 % dari keseluhan responden.

5.3.4 Pengalaman Berkujung Sebelumnya

Kunjungan seseorang tehadap kawasan Ekowisata Hutan Mangrove

mempunyai tingkat kepuasan tersendiri. Kunjungan yang dilakukan oleh setiap

orang tidak hanya sekali, namun bisa berkali kali. Hal tersebut dapat dipenagruhi

oleh kepuasan seseorang tehadap kawasan ekowisata tersebut. Persepsi

responden mengenai pengalaman berkunjung sebelumnya sebagai berikut :

Tabel 21. Pengalaman Berkunjung

Pengalaman Berkunjung Jumalah responden (orang) Persentase (%)

Puas 38 84,4 % Tidak Puas 7 15,5 %

Jumlah 45 100 %

Responden yang telah berkunjung telah berkunjung sebelumnya memili

pengalaman berkunjung dengan mayoritas menilai “Puas” dengan presentase

sebanyak 38 responden atau 84,4 % dari jumlah keseluruhan responden.

5.3.5 Fasilitas

Semakin lengkap fasilias yang ada di lokasi wisata tersebut semakin

menaarik pula wisatawan yang datang ke lokasi tersebut. Persepsi responden

terhadap fasilitas yang diberikan:

Tabel 22. Fasilitas

Fasilitas Responden (Orang) Presentase (%)

Lengkap 29 64,4 % Tidak Lengkap 16 35,5 %

Jumlah 45 100 %

Page 16: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

80

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui jumlah responden memberikan

nilai terhadap fasilitas kawasan hutan mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

dengan predikat “lengkap” dengan presentase 64,4 % atau 29 orang dari

keseluruhan responden. Hal tersebut dikarenakan banyak fasilitas yang kurang

memadai, mulai dari belum adanya penerangan dikawasan ekowisata dan juga

belum diaspalnya jalan dari parkiran menuju kawasan ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

5.3.6 Keamanan

Keamanan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mengunjungi

tempat wisata. Semakin bagus pelayanan keamanan suatu lokasi wisata

semkain nyaman pula wisatawan berkunjung ke tempat wisata tersebut. Bersepsi

responden terhadap tingkat keamanan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove

Desa Pasar Banggi Rembang

Tabel 23. Keamanan

Berdasarkan tabel diatas wisatawan memberikan nilai tertinggi terhadap

keamanan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

tergolong “Aman” dengan jumlah responden 34 orang atau 75,5 % dari

keseluruhan responden, adapun responden juga menggolongkan kawasan

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong “Rawan”

dengan responden sebanyak 11 atau 24,4 % dari keseluruhan responden,

dikarenakan belum adanya pembatas dijembatan merah tersebut.

5.3.7 Pelayanan

Pelayanan menjadi salah satu penilaian terhadapa tingkat kepuasan

wisatawan, semakin baik pelayanan lokasi tersebut maka semakin sering pula

Keamanan Respoden (Orang) Persentase (%)

Aman 34 75,5 % Rawan 11 24,4

Jumlah 45 100 %

Page 17: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

81

wisatawan berkunjung kearea tersebut. Berikut persepsi wisatawan mengenai

pelayanan:

Tabel 24. Pelayanan

Pelayanan Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Baik 41 91,1 % Tidak Baik 4 8,8 %

Jumlah 45 100 %

Tebel tersebut menujukan bahwa wisatawan menilai pelayanan dari

ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong Baik dengan

presentase 91,1 % atau 41 orang dari keseluruhan responden. Namun

wisatawan ada yang menilai pelayanan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi Rembang “tidak baik”, hal tersebut dikarenakan kurang ramah dan

cueknya pengelola objek wisata tersebut serta terkadang pengelola sibuk

memainkan gadget pribadinya.

5.3.8 Akses Jalan

Akses Jalan merupakan hal terpenting ketika berkunjung ke tempat wisata,

apabila akses jalan sepanjang perjalanan menuju tempat tersebut bagus maka

bisa dipastikan tempat wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Berikut

penilaian wisatawan terhadap akses jalan dikawasan Ekowisata Hutan Mangrove

Desa Pasar Banggi Rembang:

Tabel 25. Akses Jalan

Akses Jalan Responden (Orang) Presentase (%)

Mudah 30 66,6 % Sulit 15 33,3 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa akses menuju lokasi

kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong

“mudah” dijangkau wisatawan dengan presentase 66,6 % atau 30 orang dari

jumlah keseluruhan responden karena mengingat jarak antara pusat kota dengan

kawasan tersebut tidak terlalu jauh, namun cukup banyak wisatawan menilai

kalau akses menuju tempat wisata sangat sulit dengan presentase 33,3 % atau

Page 18: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

82

15 responden dari keseluruhan responden, hal tersebut dikarenakan akses

antara tempat parkir menuju Hutan Mangrove belum diaspal/dicor. Mengingat

apabila sebelumnya atau sesudahnya terjadi hujan besar kemungkinan jalan

tersebut becek atau sulit dilalui wisatawan.

5.3.9 Kebersihan

Kebersihan tempat wisata menjadi keharusan tersendiri bagi pengelola

wisata tersebut. Kebersihan menjadi point plus wisatawan untuk berkunjung,

wisatawan bisa menikmati sepenuhnya lokasi wisata tanpa terganggu

pemandangan sampah yang berkliaran diawasan tersebut. Berikut penilaian

kebersihan dikawasan Ekowsisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Rembang:

Tabel 26. Kebersihan

Kebersihan Responden (Orang) Presentase (%)

Bersih 38 84,4 % Kotor 7 15,5 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan tabel diatas tingkat kebersihan kawasan ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang termasuk dalam kategori tempat wisata

“Bersih’ dengan responden 38 orang atau 84,4 % dari keseluruhan responden,

namun cukup banyak wisatawan menilai kawasan tersebut “kotor” denggan 7

responden atau 15,5 % dari keseluruhan jumlah responden. Hal tersebut

dikarenakan masih banyaknya sampah yang menempel dipohon mangrove dan

juga kurang memadainya tempat sampah disekitar objek wisata.

Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan diatas terhadap persepsi

wisatawan di objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

dapat dilihat pada Tabel dibawah.

Page 19: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

83

Tabel 27. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

No Persepsi Hasil Jumlah Persentase Tertinggi (%)

1 Sumber Informasi Teman/Saudara 21 46,6 % 2 Daya Tarik Wisata Pemandangan 22 48,8 % 3 Motivasi Berkunjung Refresing 26 57,7 % 4 Pengalaman Berkunjung Puas 38 84,4 % 5 Fasilitas Lengkap 29 61,6 % 6 Keamanan Aman 34 75,5 % 7 Pelayanan Baik 41 91,1 % 8 Akses Jalan Mudah 30 66,6 % 9 Kebersihan Bersih 38 84,4 %

Persepsi wisatawan mengenai sumber informasi yang didapat sebagian

besar dari wisatawan mengetahui objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Baggi Rembang diperoleh dari sumber teman/keluarga. Hal ini dikarenakan

wisatawan yang berkunjung sebagian besar adalah masyarakat asli daerah

tersebut.

Persepsi wisatawan mengenai daya tarik wisatawan,sebagian

wisatawan berkunjung karena pemandangan alam yang tergolong indah dan asri.

Hutan Mangrove berjejer rapi memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan

terutama untuk melepas penat ataupun hanya sekedar berfoto sendiri, teman

ataupun bersama keluarga.

Persepsi wisatawan mengenai motivasi berkunjung berkaitan mengenai

hasil didapatkan sebagian besar berkunjung untuk refreshing. Karena selain

lokasi yang memadai juga udara dan kesejukan memberikan ketenangan bagi

wisatawan sendiri.

Persepsi wisatawan mengenai fasilitas didapatkan hasil bahwa fasilitas

yang disediakan lengkap. Hal ini dikarenakan fasilitas yang ada disana dirasa

cukup memadai seperti mushala, toilet, toko,dan lain-lain.

Persepsi wisatawan mengenai keamanan didapatkan hasil bahwa

keamanan di objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

tergolong aman. Hal ini dikarenakan di tempat ini sangat minim terjadi tindak

criminal.

Page 20: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

84

Persepsi wisatawan mengenai pelayanan didapatkan hasil bahwa

pelayanan baik. Hal ini dikarenakan petugas yang ada dipintu masuk cukup

ramah terhadap wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata. Selain

ramah mereka juga bisa cepat akrab dengan wisatawan yang sering datang.

Persepsi wisatawan mengenai akses jalan didapatkan hasil bahwa

akses jalan mudah. Hal ini dikarenakan objek wisata tersebut termasuk wilayah

kota dan juga jarak kota dengan objek wisata tergolong dekat sehinga

mempermudah wisatawan berkunjung disana.

Persepsi wisatawan mengenai kebersihan didapatkan hasil bahwa

kebersihan di objek wisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

tergolong bersih. Karena setiap harinya pengelola rutin membersihkan kawasan

tersebut.

5.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Kunjungan ke

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan kunjungan ke

ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang menggunakan analisis

analisis regresi linier berganda menggunakan variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Variabel independen digunakan antara lain: biaya

perjalanan, jarak, akses jalan, fasilitas, umur, pendidikan, waktu kerja dan

pendapatan. Variabel dependen meliputi: jumlah kunjungan dalam satu tahun

terakir. Pengujian yang dilakukan meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier

berganda, koefisien determinasi (R²), uji simultan (F), dan uji parsial (t).

5.4.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi jika

didalam suatu penelitian menggunakan analisis linear berganda. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria yang ada

Page 21: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

85

dalam ekonometrika. Uji asumsi klasik yang lakukan yaitu uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi.

5.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah

distandarisasi pada model regresi terdistribusi normal atau tidak. Nilai residual

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi sebagian besar

mendekati nilai rata-ratanya. Pengujian normalitas menggunakan analisa grafik

dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel

dependen sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi

digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika histogram standardized residual

membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan

normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah

menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis lurus dari kiri bawah

ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya digambarkan dengan

ploting. Jika data normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya

akan mengikuti atau merapat kegaris diagonalnya (Suliyanto ,2011).

Gambar 9. Histogram

Page 22: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

86

Gambar 10. Normal Probability Plot

Berdasarkan gambar diatas, uji normalitas dengan grafik histogram

membentuk sperti lonceng yang berarti bahwa data terdistribusi normal dan

pengujian data menggunakan grafik Normal P-P Plot terlihat bahwa titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal, sehingga data yang digunakan terdistribusi

normal. Sedangkan pengujian data menggunakan uji komogorov-smirnov

menghasilkan nilai Asym. Sig sebesar 0,687 yang berarti nilai tersebut > 0,05

artinya daata tersebut terdestribusi dengan normal dapat dilihat tabel 30. Dari

hasil tersebut dapat dikatakan bahwa data yang digunakan pada penelitian lolos

uji normalitas.

Tabel 28. Nilai Asym. Sig pada Uji komogorov-smirnov

Unstandardiz Ed Residual

komogorov-smirnov Z .714

Asym. Sig. (2-talled) .687

5.4.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel

bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang

tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi yang terbentuk

Page 23: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

87

terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model

regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier (Suliyanto, 2011).

Multikoliniearitas dapat dideteksi dengan cara melihat Tolerance dan

VIF pada output hasil regresi. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada output nilai

tolerance >0,10 dan nilai VIF<10 artinya data yang digunakan tidak terjadi

multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 29. Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) TC T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang

.188 .704 .153 .444 .396 .495

5.326 1.421 6.548 2.255 2.527 2.019

Dependen Variabel: Jumlah Kunjungan

5.4.1.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Priyatno (2013), model regresi yang baik adalah model regresi

yang tidak mengalami heterokedastisitas. Heterokedastisitas dapat dideteksi

dengan grafik scatterplot dari hasil regresi dan metode glejser. Model yang tidak

mengalami heterokedastisitas apabila pada grafik titik-titik menyebar rata di atas

dan di bawah angka 0 dan tidak membentuk pola tertentu. Sedangkan untuk

metode glejser, pada model regresi tidak mengalami gejala heterokedastisitas

jikanilai sig pada setiap variabel >0,05.

Gambar 11. Scatterplot pada Uji Heterokedastisitas

Page 24: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

88

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

Scatterplot menyebar atau tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti

bahwa model regresi yang digunakan tidak mengalami heterokedastisitas atau

model regresi tersebut homokedastisitas. Sedangkan untuk uji glejser pada

model regresi tidak mengalami gejala heterokedastisitas karena setiap variabel

nilai sig >0,05. Untuk lebih jelas mengenai uji glejser dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini:

Tabel 30. Model Coefficientsa

Coefficientsa

Dependent variabel : RES2

5.4.1.4 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam penelitian menggunakan uji Durbin Watson.

Pengujian ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya masalah autokorelasi

dari model yang diestimasi. Adapun hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 31. Hasil uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2.016

a. Independent Vsriable : (Constant), jarak, umur, tingkat pendidikan, waktu luang,

pendapatan, biaya perjalanan

b. Dependent Variable : Jumlah Kunjungan

Nilai durbin watson sebesar 2,016. Pengambilan keputusan pada

asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel durbin watson,

yaitu nilai dL dan dU, dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel.

Jika nilai durbin watson berada di antara nilai dU dan 4-dU berarti asumsi tidak

terjadi autokorelasi. Apabila kita lihat tabel durbin watson dengan nilai n = 45, K=

Model

Sig.

2 (Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan

Umur Jarak

W.Luang Jml.Kunjungan

.770

.131

.023

.481

.820

.515

.214

Page 25: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

89

6, maka diperoleh nilai dL = 1,28744 dan dU = 1,77618 sehingga nilai 4-dU

sebesar 4-1,77618 = 2,22382 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4-1,28744 =

2,71256. Karena nilai Durbin watson (2.016) terletak antara dU dengan 4-dU atau

dU (1,28744) < 2.016 < 4-dU (2,71256) maka dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.

5.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen pada

penelitian ini yaitu jumlah kunjungan. Sedangkan variabel independen yaitu

Jarak, Umur, Tingkat Pendidikan, Waktu Kerja, Pendapatan, Biaya Perjalanan.

Hasil model regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 32. Model Regresi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

(Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang TC

3.738 2.270E-7

-.003 -.051 -.023 -.028

-7.739E-6

.709

.000

.032

.018

.012

.036

.000

Berdasarkan hasil regresi diatas, didapatkan hasil persamaan model

sebagai berikut:

Hasil perhitungan regresi linier berganda diatas, dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

1. Nilai koefisien regresi dari X1 (pendapatan) bernilai positif yaitu sebesar

0,00000227. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan

pendapatan sebesar satu rupiah, maka akan meningkatkan jumlah kunjungan

sebesar 0,00000227 kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendidikan

terakhir, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan). Hal sesuai

Y = 3.738 + 0,00000227x1 - 0,003x2 – 0,051x3 – 0,023x4 - 0,028x5 – 0,000007739x6 - e

Page 26: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

90

dengan teori ekonomi yang mengatakan apabila semakin tinggi pendapatan

seseorang maka akan semakin tinggi pula konsumsinya.

2. Nilai koefisien regresi dari X2 (tingkat pendidikan) bernilai negatif yaitu

sebesar - 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan

kenaikan pendidikan terakhir sebesar satu tingkatan, maka akan menurunkan

jumlah kunjungan sebesar 0,003 kali dengan asumsi biaya perjalanan,

pendapatan, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).

Hasil yang sama pada Hidayat (2016), yang menyatakan bahwa jika

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin sibuk

dengan aktivitas lain dan tidak memikirkan untuk melakukan wisata, karena

mereka lebih memilih untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat untuk

finansialnya atau hal selain berwisata.

3. Nilai koefisien regresi dari X3 (umur) bernilai negatif yaitu sebesar – 0,051.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan umur

sebesar satu tahun, maka akan menurunkan jumlah kunjungan sebesar

0,051 kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir,

jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).

Hasil yang sama pada Pratiwi (2016), yang menyatakan bahwa jika

semakin tinggi umur maka akan semakin sibuk dengan aktivitas lain dan tidak

memikirkan untuk melakukan wisata.

4. Nilai koefisien regresi dari X4 (jarak) bernilai negatif yaitu sebesar – 0,023.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan jarak sebesar

satu km, maka akan menurukan jumlah kunjungan sebesar 0,023 kali

dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir, umur dan

waktu kerja dianggap tetap (konstan).

Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas

responden jaraknya tempat tinggalnya tidak jauh dari objek ekowisata yaitu 1

Page 27: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

91

– 10 km. Hasil ini sejalan dengan Igunawati (2010), yang menjelaskan bahwa

semakin jauh jarak yang ditempuh untuk menuju objek wisata, maka jumlah

permintaan wisata ke objek wisata akan semakin menurun.

5. Nilai koefisien regresi dari X5 (waktu luang) bernilai negatif yaitu - 0,028. Hal

ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan waktu kerja

sebesar satu hari, maka akan menurunkan jumlah kunjungan sebesar 0,028

kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir, umur

dan jarak dianggap tetap (konstan).

Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas

wisatawan adalah mahasiswa. Mahasiswa yang berada diluar kota

kebanyakan pulang saat akhir pekan, melakukan kunjungan ke objek

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

6. Nilai koefisien regresi dari X6 (biaya perjalanan) bernilai negatif yaitu sebesar

– 0,000007739. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan

kenaikan biaya perjalanan sebesar satu rupiah, maka akan menurunkan

jumlah kunjungan sebesar 0,000007739 kali dengan asumsi pendapatan,

pendidikan terakhir, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).

Hal ini sejalan dengan Igunawati (2010), yang menjelaskan bahwa semakin

tinggi biaya perjalanan ke objek wisata maka jumlah permintaan ke objek

wisata akan semakin menurun.

7. e

Merupakan human eror sebagai pencipta variabel gangguan (random

disturbance) disebut sebagai variabel gangguan karena variabel ini

mengganggu hubungan variabel yang pasti atau determinastik antara

variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2011).

Page 28: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

92

5.4.3 Analisis Koefisien determinasi (Uji R)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin

besar nilai koefisien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil

nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat terbatas. Nilai koefisien

determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square, karena nilai adjusted R

Square dapat naik turun jika satu variabel independen ditambahkan dalam model

(Ghozali,2011).

Penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square karena memberikan

hasil yang lebih valid dibandingkan nilai R2. Nilai Adjusted R Square didapatkan

sebesar 0,450 yang berarti bahwa variasi variabel dependen yaitu jumlah

kunjungan ke objek ekowisata Hutan Mangrove (Y) mampu dijelaskan variasi

variabel independen yaitu biaya perjalanan (X1), pendapatan (X2), pendidikan

terakhir (X3), umur (X4), jarak (X5) dan waktu kerja (X6) sebesar 45% sedangkan

sebesar 55% dijelaskan oleh variabel lain yang berada diluar model regresi yang

digunakan misalnya fasilitas, akses jalan, jumlah tanggungan, pengalaman

berkunjung dan lainnya.

Tabel 33. Nilai Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

1 .724a .525 .450

c. Independent Variable: (Constant), jarak, umur, tingkat pendidikan, waktu luang,pendapatan, biaya perjalanan.

d. Dependenr Variable: Jumlah Kunjungan

Page 29: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

93

5.4.4 Uji F (Simultan)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

bebas dalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap

variabel terikat.

Output yang dihasilkan menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,99 dengan

signifikasi 0,000 sedangkan nilai F tabel yang diperoleh dengan df1 = 6 dan df2 =

45-6 = 39 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan hasil sebesar 2,342. Dari

hasil tersebut diperoleh nilai Fhitung (6,99) > Ftabel (2,342). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas (biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan

terakhir, umur, jarak dan waktu kerja) berpengaruh secara simultan atau

bersama-sama terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke objek ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang. Adapun hasil dari uji F dapat dilihat

pada Tabel 34.

Tabel 34. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Df F Sig.

1 Regression 6 6.990 .000a

Residual 38

Total 44

a. Predictors: (Constant), TC, Jarak, T.Pendidikan, T.Pendapatan, W.Luang, Umur

b. Dependent Variable: Jml.Kunjungan

5.4.5 Uji t (Parsial)

Uji parsial atau uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap

variabel dependen, dengan mengasumsikan variabel independen lainnya

konstan. Adapun hasil pengujian regresi dapat dilihat pada tabel 35.

Page 30: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

94

Tabel 35. Coefficients Uji t

Model

T

Sig.

1 (Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang TC

5.271 2.328 -.105 -2.752 -1.955 -.782 -1.263

.000

.025

.917

.009

.058

.439

.214

a. Dependent Variable: TC

Dari hasil analisis regresi yang sudah dilakukan, terlihat bahwa variable

T. pedapatan (X1), umur (X3), jarak (X4) memiliki nilai signifikasi t < α (0,05)

sedangkan tingkat pendidikan (X2), waktu luang (X5) dan TC (X6) memiliki nilai

signifikasi t > α (0,05) dengan selang kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini nilai

t tabel untuk df = 42 (n – k = 45 – 3 = 42) dengan tingkat signifikasi α (0,05)

adalah 2.01669. Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai untuk masing-masing

variabel independen adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan (X1)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel pendapatan sebesar

0,025 yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan kawasan

Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Hasil uji t diperoleh nilai positif yang berarti bahwa setiap perubahan

kenaikan pendapatan sebesar satu satuan akan meningkatkan jumlah

permintaan kunjungan ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Hasil yang sama didapatkan oleh Meteka, at.al (2013), yang mendapatkan hasil

koefisien pendapatan yang bernilai positf. Sehingga tingginya pendapatan dapat

meningkatkan peluang kunjungan seseorang terhadapt suatu objek.

Page 31: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

95

2. Tingkat Pendidikan (X2)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel pendidikan terakhir

sebesar 0,917 yang berarti nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

variabel pendidikan terakhir berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah

kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, mayoritas wisatawan

berpendidikan SMA. Wisatawan dengan pendidikan tersebut, lebih sering

melakukan kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Rembang.

Hasil yang sama juga didaapatkan oleh Mulyani (2006), yang

menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan

wisata yang dalam hal ini kawasan Wisata Pantai Carita. Tingkat pendidikan

tinggi yang akan menambah kesadaran wisatawan dalam memahami pentingnya

menjaga lingkungan, jadi objek ekowisata akan semakin dinikmati.

3. Umur (X3)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel umur sebesar 0,009

yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel umur

berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan kawasan Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas wisatawan

yang berkunjung adalah wisatawan yang masih muda kisaran umur 22-26 tahun.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Spillane (1991), yang menyatakan bahwa

seseorang yang berusia muda akan memiliki karakteristik yang ingin selalu

mencari sesuatu yang baru, berpetualang untuk mencari tantangan dan

berkelana mengarungi alam bebas. Hasil yang sama didapatkan Nugroho (2010),

yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kunjungan.

Page 32: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

96

4. Jarak (X4)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel jarak sebesar 0,058

yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel jarak

berpengaruh dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan

kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, mayoritas wisatawan yang

berkunjung adalah masyarakat penduduk sekitar lokasi objek ekowisata. Hasil

yang sama didapatkan Igunawati (2010), yang menyatakan bahwa jarak

berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan kunjungan ke objek

wisata tirta waduk cababan.

5. Waktu Luang (X5)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel waktu kerja sebesar

0,439 yang berarti nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel waktu kerja

berpengaruh secara tidak signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek

ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Hasil ini linier dengan penelitian Igunawati (2010), hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa waktu kerja berpengaruh secara tidak signifikan terhadap

jumlah permintaan kunjungan ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi Rembang.

6. Biaya Perjalanan (X6)

Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel biaya perjalanan

sebesar 0,214 yang berarti nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

variabel biaya perjalanan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap jumlah

kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Hasil yang sama terdapat pada penelitian Nugroho (2010), hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa biaya perjalanan berpengaruh secara tidak

signifikan terhadap tingkat kunjungan.

Page 33: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

97

5.5 Nilai Ekonomi Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Rembang

Nilai ekonomi ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

ini dapat dihitung dengan metode biaya perjalanan individu (Travel Cost method).

Penentuan nilai ekonomi dilakukan dengan menentukan nilai suprlus konsumen

tiap individu perkunjungan. Menurut fauzi (2006) untuk mendapatkan nilai surplus

konsumen, terlebih dahulu adalah membentuk fungsi permintaan sebagai berikut:

Dimana:

V = Jumlah Kunjungan

α0 = Konstanta

α1 = Koefisien Regresi

C = Biaya Perjalanan yang dikeluarkan individu

Dari fungsi diatas, selanjutnya dapat dihitung surplus konsumen dengan

menggunakan konsep WTF (Willingness To Pay) terhadap lokasi wisata. WTP

merupakan keinginan membayar sesorang terhadap suatu tempat rekreasi.

Menurut Fauzi (2014), penelitian seseorang terhadap lingkungan dapat

digambarkan melalui biaya yang dikeluarkan sesorang terhadap lokasi yang

dikunjungi. Untuk menghitung nilai surplus konsumen dapat digunakan

persamaan sebagai berikut:

Dimana :

CS = surplus konsumen

N = jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i

α6 = koefisien regresi dari biaya perjalanan

WTP ≈ CS = N2∕2α6

V = α0 + α1C

Page 34: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

98

Setelah ini surplus konsumen didapat dengan konsep WTP, maka

selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai ekonomi dari ekowisata hutan

mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dengan mengalihkan nilai surplus

konsumen tersebut dengan perkiraan jumlah kunjungan ekowisata tersebut

dalam jangka waktu 1 tahun terakir atau periode Januari – Desember 2016.

Berdasarkan hasil regresi dengan variabel biaya perjalanan, didapatkan

fungsi permintaan: V = 3.738 – 0,0000130042. Dari fungsi permintaan tersebut

maka diperoleh hasil nilai mutlak dari α1(koefisien regresi biaya perjalanan)

adalah sebesar 0,0000130042. Sehingga dengan adanya nilai tersebut,

selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan konsep WTP dan nilai ekonomi

dari ekowisata hutan mangrove Desa Pasar Banggi Rembang. Hasil pehitungan

nilai ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 36. Hasil Perhitungan Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

Keterangan Hasil

Jumlah α1 0,0000130042

Jumlah Kunjungan (Januari - Desember 2016) 29.930

Rata - Rata Surplus Konsumen (per individu per kunjungan) Rp. 63.227,33

Rata – Rata Surplus Konsumen (per individu) Rp. 117.910,43

Penerimaan Aktual Tahun 2016 Rp. 166.280.000,-

Penerimaan Potensial (Januari - Desember 2016) Rp. 166.075.000,-

Rata-Rata Kunjungan (per individu) 2

Rata-Rata Biaya Perjalanan (per individu per kunjungan) Rp. 33.422,2

Nilai Ekonomi (Januari - Desember 2016) Rp. 1.892.393.986,9

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata rata surplus konsumen

per individu sebesar Rp.117.910,43 dimana wisatawan rata-rata telah berkunjung

kawasan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

sebanyak 2 kali. Dimana rata-rata biaya perjalanan/individu/kunjungan sebesar

Rp.63.227,33. Untuk memperoleh nilai total ekonomi, maka nilai surplus

Page 35: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

99

konsumen/individu/kunjungan dikalikan dengan jumlah kunjungan bulan Januari-

Desember 2016 diperoleh nilai ekonomi kawasan ekowisata Hutan Mangrove

Desa Pasar Banggi Rembang sebesar Rp. 1.892.393.986,9/tahun.

Apabila hasil nilai ini dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh

hanya dari penerimaan karcis masuk untuk sepda motor sebesar Rp. 5.000,-

/motor dan penerimaan karcis mobil sebesar Rp. 10.000/mobil maka dapat

dihitung besarnya penerimaan aktual yang diperoleh adalah sebesar Rp.

166.280.000,00/tahun. Nilai potensial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

penerimaan optimal yang dapat diperoleh dari harga tiket parkir/kendaraan

apabila kawasan didatangi oleh wisatawan dalam jumlah yang sama setiap

harinya. Jika diasumsikan jumlah pengunjung roda dua setiap harinya sebanyak

73, dalam satu tahun terdapat 365 hari dengan harga tiket masuk Rp. 5000

diperoleh hasil Rp 133.225.000 dan jumlah pengunjung roda empat setiap

harinya sebanyak 9, dalam satu tahun terdapat 365 hari dengan harga tiket

masuk Rp. 10.000 maka total Nilai potesial sebesar Rp. 133.225.000 + Rp.

32.850.000 = Rp.166.075.000,-/tahun

Berdasarkan Nilai ekonomi yang didapatkan dari objek ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang, maka dapat dikatakan keberadaan

hutan mangrove Desa Pasar Banggi yang dijadikan kawasan ekowisata

mempunyai maanfaat besar dan kelebihan surplus yang dinikmati pengunjung

karena kemampuan untuk membayar masih jauh diatas rata - rata biaya yang

dikeluarkan untuk mengunjungi ekowisata mangrove tersebut. Oleh karena itu

pengelola beserta steckholder yang terlibat diharapkan melakukan pembenahan

dan peningkatan sarana dan prasanana yang ada agar pengunjung merasa puas

dan tidak bosan ketika berkunjung ke objek ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi Rembang serta berdampak positif terhdapa peningkaan nilai

ekonomi dari kawasan ekowisata mangrove tersebut.

Page 36: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

100

5.6 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diketahui

bahwa Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

menawarkan konsep pemandangan matahari terbit dan terbenam yang sangat

indah serta pepohonan mangrove yang rindang memberikan kesejukan dan

ketenangan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung disana, serta adanya

jembatan merah membuat suasana objek Ekowisata Hutan Mangrove menjadi

terlihat romantis.

Wisatawan yang berkunjung ke Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa

Pasar Banggi beragam kalangan usia serta berbagai profesi pekerjaan namun

yang paling mendominasi adalah para pelajar/mahasiswa, hal tersebut

dikarenakan pelajar/mahasiwa mempunyai waktu luang yang banyak serta

keinginan yang tinggi dan juga memiliki rasa penasaran untuk mencoba wiasta

baru kususnya objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Spot pemandangan yang indah dari Objek Ekowisata Hutan Mangrove menjadi

daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berfoto foto di lokasi tersebut khususnya

wisatawan pelajar/mahasiswa.

Persepsi wisatawan akan Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Sangat Beragam. Sumber informasi yang didapat dari wisatawan

mayoritas didapat dari temena/saudara, hal ini berarti pengelola Objek Ekowisata

Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi dan juga Pemerintah Kabupaten Rembang

serta stackholder yang terlibat harus inovatif dalam urusan promosi, mengingat

pentingnya promosi untuk meningkatkan pemasukan objek Ekowisata Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

Hasil analisisis regresi menunjukan variabel tingkat pendidikan, umur,

jarak, waktu luang dan biaya perjalanan (TC) berpengaruh terhadp jumlah

Page 37: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

101

permintaan/jumlah kunjungan dari objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar

Banggi Rembang. Sedangkan variabel total pendapatan tidak berpengaruh

terhadap jumlah permintaan/jumlah kunjungan dari objek ekowista Hutan

Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dikarenakan jumlah biaya perjalanan

untuk sampai ke objek wisata tidak terlalu memerlukan biaya besar.

Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan, data yang digunakan dalam

penelitian ini lolos uji asumsi klasik. Hasil analisis menghasilkan nilai adjusted R

square sebesar 0,450 yang berarti bahwa variasi variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen sebesar 45 %, sedangkan sisanya sebesar 55 %

dijelaskan variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model regresi.

Model regresi yang dihasilkan adalah Y = 3.738 + 0,00000227x1 - 0,003x2

– 0,051x3 - 0,023x4 - 0,028x5 – 0,000007739x6 + e. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel yang memiliki hubungan positif terhadap jumlah kunjungan (Y)

dan Pendapatan (X1) sedangkan yang memiliki hubungan negatif yaitu , Tingkat

Pendidikan (X2), Umur (X3), Jarak (X4) ,Waktu Luang (X5) dan Biaya Perjalanan

(X6)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

dalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap

variabel terikat. Output yang dihasilkan menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,99

dengan signifikasi 0,000 sedangkan nilai F tabel yang diperoleh dengan df1 = 6

dan df2 = 45-6 = 39 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan hasil sebesar

2,342. Dari hasil tersebut diperoleh nilai Fhitung (6,99) > Ftabel (2,342). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (biaya perjalanan, pendapatan,

pendidikan terakhir, umur, jarak dan waktu kerja) berpengaruh secara simultan

atau bersama-sama terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke objek ekowisata

Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang

Page 38: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

102

Uji parsial atau uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan

seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen,

dengan mengasumsikan variabel independen lainnya konstan. Dari hasil analisis

regresi yang sudah dilakukan, terlihat bahwa variable t. pedapatan (X1), umur

(X3), jarak (X4) memiliki nilai signifikasi t < α (0,05) sedangkan tingkat pendidikan

(X2), waktu luang (X5) dan TC (X6) memiliki nilai signifikasi t > α (0,05) dengan

selang kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini nilai t tabel untuk df = 42 (n – k =

45 – 3 = 42) dengan tingkat signifikasi α (0,05) adalah 2.01669.

Berdasarkan tabel yang sudah dihitung dapat dilihat bahwa rata rata

surplus konsumen per individul sebesar Rp.117.910,43. Dimana rata-rata biaya

perjalanan/individu/kunjungan sebesar Rp.63.227,33,-. Wisatawan rata-rata telah

berkunjung kawasan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi

Rembang sebanyak 2 kali dan total jumlah pengunjung salama 1 tahun terakir

sebesar 29.930. Untuk memperoleh nilai total ekonomi, maka nilai surplus

konsumen/individu/kunjungan dikalikan dengan jumlah kunjungan bulan Januari-

Desember 2016 diperoleh nilai ekonomi kawasan Ekowisata Hutan Mangrove

Desa Pasar Banggi Rembang sebesar Rp. 1.892.393.986,9,-/tahun.

Nilai aktual dalam penelitian ini didefinisikan sebagai penerimaan optimal

yang dapat hanya diperoleh dari harga tiket parkir apabila kawasan didatangi

oleh wisatawan dalam jumlah yang sama setiap harinya. Jika diasumsikan

jumlah pengunjung selama satu tahun sebanyak 29.930, dengan rincian

penerimaan aktual roda dua 26.604 dikali dengan harga tiket masuk Rp. 5000,-

maka diperoleh hasil Rp. 133.020.000,- dan dtambah hasil dari penerimaan

aktual roda empat sebanyak 3.326 dikali harga tiket Rp. 10.000,- diperoleh hasil

Rp. 33.260.000,- maka total keseluruhan penerimaan aktual sebesar Rp.

166.280.000,00.

Page 39: 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB V.pdf · 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang Hutan Mangrove

103

Nilai potensial didefinisikan sebagai penerimaan optimal yang dapat

diperoleh dari harga tiket parkir apabila kawasan didatangi oleh wisatawan dalam

jumlah yang sama setiap harinya. Jika diasumsikan jumlah pengunjung setiap

harinya adalah sebanyak 82 dengan rincian roda dua sebanyak 73 dikalikan 365

hari dalam satu tahun dikali harga tiket masuk Rp. 5000,- diperoleh hasil

Rp.133.225.000, sedangkan untuk rincian roda empat tiap harinya sebanyak 9 x

365 x Rp. 10.000,- = Rp.32.850.000 sehingga menghasilkan total penerimaan

potensial sebesar Rp.133.225.000,00 + Rp.32.850.000,00 = Rp.166.075.000,00.