50
4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru KOMPETENSI PEDAGOGIK Pengertian Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah; www.rezaeryani.comhttp://groups.yahoo.com/group/rezaery ani). Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan

4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.docx

Embed Size (px)

Citation preview

4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guruKOMPETENSI PEDAGOGIK

PengertianPembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan.Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah;www.rezaeryani.comhttp://groups.yahoo.com/group/rezaeryani). Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan.

Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran itu dapat menggunakan pendekatan kontinum, yaitu dimulai dari pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya yaitu dimulai dari pendekatan andragogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya; andragogi-pedagogi-andragogi, dan seterusnya.Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.Ruang Lingkup Kompetensi PedagogikRumusan kompetensi pedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksudkan dengan kompetensi pedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang meliputi; a) pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c

pengembangan kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.Berdasarkan beberapa pengertian seperti tersebut di atas dengan kompetensi pedagogik maka guru mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:1) Mengaktualisasikan landasan mengajar, 2) Menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), 3) Mengenal siswa, 4) Menguasai teori motivasi, 5) Mengenali lingkungan masyarakat, 6) Menguasai penyusunan kurikulum, 7) Menguasai teknik penyusunan RPP, 8) Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll. Kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tingkatan guru profesional. Kompetensi pedagogik antara lain:(1) menguasai landasan mengajar, (2) menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), (3) mengenal siswa, (4) menguasai teori motivasi, (5) mengenal lingkungan masyarakat, (6) menguasai penyusunan kurikulum, (7) menguasai teknik penyusunan RPP, (8) menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran.KOMPETENSI KEPRIBADIANPengertian Kompetensi KepribadianSetiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak mempunyai kepribadian baik atau tidak berakhlak mulia. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan siswa terutama bagi siswa yang masih kecil dan mereka yang mengalami kegoncangan jiwa.Kepribadian adalah unsur yang menentukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupan adalah figur yang paripurna. Itulah kesan guru sebagai sosok ideal. Guru adalah mitrasiswa dalam kebaikan. Dengan guru yang baik maka siswa pun akan menjadi baik. Tidak ada seorang guru pun yang bermaksud menjerumuskan siswanya ke lembah kenistaan. Guru adalahspiritual fatheratau bapak rohani bagi seorang siswa, karena ia yang memberikan santapan rohani dan pendidikan akhlak, memberikan jalan kebenaran. Maka menghormati guru berarti menghormati siswa, menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak-anak bangsa.Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dan masyarakat memerlukan kompetensi dalam arti luas yaitu standar kemampuan yang diperlukan untuk menggambarkan kualifikasi seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-niai (value), kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang kompetensi kepribadian antara lain adalah sebagai berikut.Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian di dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.Menurut Samani, Mukhlas (2008;6) secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-hal sebagai berikut; a) berakhlak mulia, b) arif dan bijaksana, c) mantap, d) berwibawa, e) stabil, f) dewasa, g) jujur, h) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, i) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, j) mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.Menurut Djaman Satori (2007;2.5) yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian ialah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpencar dalam perilaku sehari-hari.Dari beberapa pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi kepribadian guru. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.Seseorang yang berstatus sebagai guru adakalanya tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan citra sebagai guru di mata siswa dan masyarakat. Sehingga masih ada sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan citra guru. Di media masa sering diberitakan tentang oknum-oknum guru yang melakukan satu tindakan asusila, asosial, dan amoral. Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh guru. Karenanya guru harus menjaga citra tersebut.Profil guru ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, tidak membatasi tugas dan tanggung jawabnya tidak sebatas dinding sekolah. Masyarakat juga jangan hanya menuntut pengabdian guru, tetapi kesejahteraan guru pun perlu diperhatikan. Guru dengan kemuliaannya, dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan rintangan bagi guru yang penuh dedikasi dan loyalitas untuk turun ke sekolah agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan siswa. Raga guru dan siswa boleh berpisah, tapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan (dwitunggal). Oleh karena itu dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa agar menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.Posisi guru dan siswa boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring dan satu tujuan. Seiring dalam arti kesamaan langkah dalam mencapai tujuan bersama siswa berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas mengantar mereka ke depan pintu gerbang cita-cita. Itulah barangkali sikap guru yang tepat sebagai sosok pribadi yang mulia kewajiban guru adalah menciptakan khairunnas yakni manusia yang baik.Sebagai manusia yang mempunyai kepribadian, maka kehadiran guru di tengah-tengah masyarakat adalah suatu kenyataan yang memang diperlukan oleh masyarakat. Posisi kehidupan guru yang demikian itu tentunya akan mendapat penilaian yang beragam dari dunia sekitarnya kadang kala disanjung dan ada pula disalahkan. Peran guru mendapat perhatian luas dari masyarakat, hal ini menuntut dedikasi yang tinggi dari orang-orang yang berkecimpung di dunia keguruan. Tidak berlebihan kiranya ada pendapat bahwa kegagalan dalam pembangunan bermula dari kegagalan membangun pendidikan. Tidak berlebihan kiranya ada pendapat bahwa kegagalan pembangunan bermula dari kegagalan pendidikan.Peran Kompetensi KepribadianKompetensi kepribadian berperan menjadikan guru sebagai pembimbing, panutan, contoh, teladan, bagi siswa. Dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya maka guru bukan saja sebagai pendidik dan pengajar tapi juga sebagai tempat siswa dan masyarakat bercermin. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru harus Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun karso, Tut Wuri handayani.Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi dari belaang. Oleh karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya. Guru bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing, tetapi juga sebagai cermin tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi interpersonal antar guru dan siswa tercipta situasi pendidikan yang memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang menjadi contoh dan member contoh. Guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dengan segala problematiknya, guru juga harus mempunyai wibawa sehingga siswa segan terhadapnya. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan telada dan contoh dalam membimbing, mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar.Ruang Lingkup Kompetensi KepribadianKompetensi kepribadian itu adalah hal yang bersifat universal, yang artinya harus dimliki guru dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu (pribadi) yang mennjang terhadap keberhasilan tugas guru yang diembannya. Kompetensi kepribadian guru enurut Sanusi (1991) mencakup hal-hal sebagai berikut.Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seorang guru. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanyaMenurut Djaman, dkk 2007;2-6-2.10) kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut:-Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untuk meningkatkan iman dan ketaqwaannya kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.-Guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Oleh Karena itu perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya.-Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda-beda dan beragam keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat.-Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal yang berada di luar dirinya. Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal ini menuntut kesabaran dalam mencapainya.-Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang panjang.-Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.-Guru mampu menghayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembagaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang diberikannya. Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik yang positif maupun yang negative.-Guru mampu melakukan perubahan-perubahan dalam mengembangkan profesinya sebagai innovator dan kreator. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Ha ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi kepribadian guru. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan, serta membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.KOMPETENSI PROFESIONALPengertian Kompetensi ProfesionalGuru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008;6) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang diampuninya meliputi penguasaan;Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampuninya. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampuninya.Bagi guru yang merupakan tenaga profesional di bidang kependidikan dalam kaitannya denganaccountability, bukan berarti tugasnya menjadi ringan, tetapi justru lebih berat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kualifikasi kemampuan yang lebih memadai. Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru sebagai tenaga kependidikan.Yang pertama adalah tingkatan capability personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai, sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.Tingkatan keduaadalah guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi.Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide pembaharuan yang efektif.Tingkatan ketigaadalah guru sebagai visioner. Selain menghayati kualifikasi yang pertama dan kedua guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem. Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual.Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain; memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya.Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; (1) bersikap adil; (2) percaya dan suka kepada siswanya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki wibawa di hadapan peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; (7) bersikap baik terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan mata pelajaran yang diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas (Ngalim Purwanto, 2002). Dengan profesionalisme maka masa depan guru mempunyai peran ganda yakni sebagai pendidik(teacher),pelatih(coach), pembimbing(counselor), dan manajer(learning manager).Jika profesionalisme keguruan itu dikaitkan dengan akuntabilitas public, profesi bukanlah hal yang ringan, melainkan sesuatu yang mengharuskan pelayanan di tingkat kualifikasi profesional yang lebih memadai. Secara sederhana kualifikasi profesional kependidikan guru mencakup hal-hal sebagai berikut.-Kapabilitas personal (person capability), artinya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif.-Guru sebagai innovator yang berarti memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan informasi. Guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus penyebar ide pembaharuan yang efektif.-Guru sebagaideveloperyang berarti ia harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan (the future thinking) dalam menjawab tantangan-tantangan zaman yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai sebuah sistem.Ruang Lingkup Kompetensi ProfesionalMenurut Cooper ada 4 komponen kompetensi profesional, yaitu; (1) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (2) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (3) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan (4) mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Menurut (Johnson, 1980) kompetensi profesional mencakup: (1) penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu; (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; dan (3) penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa. Menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu; (1) penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, (2) pengelolaan program belajar mengajar, (3) pengelolaan kelas, (4) penggunaan media dan sumber pembelajaran, (5) penguasaan landasan-landasan kependidikan, (6) pengelolaan interaksi belajar mengajar, (7) penilaian prestasi siswa, (8) pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, (9) pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah, serta (10) pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.Berdasarkan uraian di atas, maka banyak kemampuan profesional yang harus dimiliki guru antara lain adalah sebagai berikut.-Kemampuan penguasaan materi/bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar.-Kemampuan mengelola program pembelajaran yang mencakup merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran, kemampuan menggunakan metode/model mengajar, kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.Kemampuan mengelola kelas. Kemampuan ini antara lain adalah;a.mengatur tata ruang kelas,b.menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif.Kemampuan mengelola dan penggunaan media serta sumber belajar. Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Termasuk dalam kemampuan ini adalah mampu membuat alat bantu pembelajaran, menggunakan dan mengelola laboratorium, menggunakan perpustakaan.Kemampuan penguasaan tentang landasan kependidikan. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut; a) mempelajari konsep, landasan dan asas kependidikan, b) mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial, c) mengenali kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik.Kemampuan menilai prestasi belajar peserta didik. Yang dimaksud dengan kemampuan ini menilai prestasi belajar peserta didik atau siswa adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku siswa dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu:a.Prestasi belajar berupa pernyataan dalam bentuk angka dan tingkah laku,b.Prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya, sertac.Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.Kemampuan memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah. Di samping melaksanakan proses belajar mengajar, menurut Nawawi (1989), diharapkan guru membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.-Kemampuan menguasai metode berpikir. Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda.-Kemampuan meningkatkan dan menjalankan misi profesional. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.-Kemampuan/terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik. Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat untuk membantu para peserta didik.-Kemampuan memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami/melakukan penelitian sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan. Khususnya penelitian tindakan kelas (classroom action research).-Kemampuan memahami karakteristik peserta didik. Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.-Kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah. Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah.-Kemampuan memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan. Seorang guru diharapkan berperan sebagai innovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan ini perlu dimiliki oleh setiap guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka.-Kemampuan/berani mengambil keputusan. Guru harus memiliki kemampuan mengambil keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan.-Kemampuan memahami kurikulum dan perkembangannya. Salah satu tugas guru adalah melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam perkembangan kurikulum.-Kemampuan bekerja berencana dan terprogram. Guru dituntut untuk dapat bekerja teratur, tahap demi tahap, tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan dan keterlibatan kerja ini pun akan memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar.-Kemampuan menggunakan waktu secara tepat. Makna tepat waktu di sini bukan sekedar masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, melainkan juga guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak membosankan. Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

KOMPETENSI SOSIALPengertian Kompetensi SosialYang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Achmad Sanusi (1991) mengungkapkan kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan berinteraksi sosial. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan norma moral.Ruang Lingkup Kompetensi SosialKompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah jaman.Menurut Djaman Satori (2007), kompetensi sosial adalah sebagai berikut.-Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.-Bersikap simpatik.-Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah.-Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.-Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008:6) yang dimaksud dengan kompetensi sosial ialah kemampuan individu sebagai bagian masyarakat yang mencakup kemampuan untuk;-Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.-Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.-Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.-Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.-Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup kompetensi sosial seperti tersebut di atas maka inti dari pada kompetensi sosial itu adalah kemampuan guru melakukan interaksi sosial melalui komunikasi. Guru dituntut berkomunikasi dengan sesame guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar, dll. Jadi guru dituntut mengenal banyak kelompok sosial seperti kelompok bermain, kelompok kerjasama, alim ulama, pengajian, remaja, dll.Pengertian interaksi sosial ini amat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat, termasuk masalah pembelajaran. Tanpa interaksi sosial mungkin terjadi kehidupan bersama yang terwujud dalam pergaulan. Pergaulan hidup memang terjadi apabila para anggota masyarakat bekerja sama, saling berbicara, saling berbagi pengalaman, bahkan juga saling bersaing dan berselisih. Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial sebagai satu pengertian yang mengacu kepada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Secara umum dapat dikatakan bahwa, untuk umum proses sosial adalah interaksi sosial. Dan interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.Suatu interaksi sosial tidak mungkin berlangsung tanpa terjadinya kontak sosial (sosial contact) dan komunikasi. Apabila kita berbicara dengan seseorang, itu berarti ada kontak antara kita dengan orang itu. Berbicara itu bisa secara langsung, bisa melalui telepon, surat, radio, dan sebagainya. Dalam kehidupan keluarga di rumah, kontak sosial hamper selalu terjadi di antara sesama anggota keluarga. Kontak sosial dalam keluarga ini bisa terjadi antara seorang anggota dengan beberapa atau semua anggota keluarga yang lain, sebagaimana halnya antara seorang anggota masyarakat dengan beberapa atau banyak anggota masyarakat yang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat juga dijumpai kontak antara kelompok yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain.Dalam arsitektur di Indonesia (Irawan Maryono dan L. Edison Silalahi, 1985) disebutkan bahwa ada empat bentuk interaksi sosial antara lain adalah; 1) kerja sama (co-operation), 2) persaingan (competition), 3) pertentangan, 4) akomodasi.Co-operation adalah kerja sama antara individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama pula. Bentuk lain yang dapat digolongkan sebagai kerja sama antara lain adalah asimilasi dan akulturasi di dalam kebudayaan. Asimilasi merupakan proses sosial atau proses masyarakat menuju satu perubahan yang positif karena adanya perpaduan budaya antar kelompok sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan akulturasi adalah penggabungan dua unsur kebudayaan atau lebih menjadi kebudayaan baru namun unsur aslinya tidak hilang.Persaingan ialah salah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat. Mereka bersaing untuk memperoleh atau mencapai tujuan tertentu melalui bidang-bidang kehidupan tanpa kekerasan dan tanpa ancaman. Sedangkanpertentanganadalah salah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu dengan kekerasan dan ancaman.Akomodasisebagai salah satu bentuk interaksi sosial yang berada dalam keseimbangan dan masing-masing kelompok masyarakat melebur untuk membentuk norma-norma, aturan, nilai (adat) baru yang berlaku dan disepakati dalam masyarakat setempat. Adapun tujuan adanya akomodasi ini antara lain adalah sebagai berikut.-Mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia dalam masyarakat akibat adanya perbedaan paham.-Mencegah meledaknya atau munculnya satu konflik untuk sementara waktu.-Sebagai wahana melakukan kerja sama antara orang atau kelompok manusia dalam masyarakat.-Mendorong terbangunnya peleburan (pembauran) antara kelompok yang terpisah atau bertentangan.Interaksi sosial melalui proses pembelajaran sangat ditentukan oleh guru, siswa, segenap tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Pada pembicaraan antara guru dengan siswa atau dengan orang tua siswa mungkin saja terjadi secara timbale balik. Dalam interaksi sosial yang terpenting adalah membangun komunikasi, yaitu bahwa seseorang memberikan penafsiran pada perilaku orang lain, baik berwujud pembicaraan, gerak-gerik, ataupun sikap.Di dalam kelas berlangsung interaksi sosial; ada yang sifatnya bekerja sama (co-operation), persaingan (competition), pertentangan, akomodasi. Pertentangan dapat menjurus kepada bentrokan fisik. Sebagai guru, maka saudara berusaha mendamaikan. Dan mereka pada akhirnya berdamai juga, tetapi perdamaian itu rupa-rupanya hanya penyelesaian yang diterima untuk sementara waktu saja.Di mata masyarakat, guru adalah orang yang mendidik, mengajar, dan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah, mesjid, di rumah, atau di tempat lainnya. Guru mengemban tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Guru melakukan pembinaan tidak hanya secara kelompok, tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut agar guru selalu memperhatikan tingkah laku, sikap, dan perbuatan siswanya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekalipun.Fungsi Kompetensi SosialMasyarakat dalam proses pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan. Guru diharapkan menjadi pelopor di dalam pelaksanaan pembangunan. Guru perlu menyadari posisinya di tengah-tengah masyarakat berperan sangat penting, yakni sebagai;1) motivator dan innovator dalam pembangunan pendidikan, 2) perintis dan pelopor pendidikan. 3) peneliti dan pengkaji ilmu pengetahuan, 4) pengabdian. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya (lingkungan).

DAFTAR PUSTAKA

Djaman, Satori, dkk, 2007.Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.Mulyasa, E, 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempat.Saudagar, Fachruddin, dk, 2009.Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan.

MAKALAH TENTANG KOMPETENSI PAEDAGOFIK, KEPERIBADIAN,SOSIAL, DAN PROFESIONAL GURU

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangGuru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan meningkatkan kompetensinya.Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan (skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial (skill dan attitudes) dalam konteks tertentu.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen disebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikas akademik,kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

B.Rumusan MasalahBerdasarkanlatar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang: Kompetensi pedagogikguru Kompetensi kepribadianguru Kompetensi sosialguru Komponen komponenprofessional guru Hubungan penguasaan materidankemampuan mengajar Keputusansituasional dan transaksional

BAB IIPEMBAHASAN

A.KOMPETENSIPEDAGOGIKGURUSalah satu aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Dalam kompetensi pedagogik guru dituntut untuk dapat memahami peserta didiknya serta memahami bagaimana memberikan pengajaran yang benar pada peserta didik. Sebelum membahas lebih jauh mengenai kompetensi pedagogik, terlebih dahulu dibahas mengenai definisi pedagogik itu sendiri.

Definisi PedagogikPedagogik berasal dari kata Yunani paedos, yang berarti anak laki-laki, dan agogos artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berari pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah.Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Jadi pedagogik adalah ilmu pendidikan anak.

Kompetensi Pedagogik untuk GuruDalam bidang pendidikan, khususnya yang diperuntukkan bagi guru, Kompetensi pedagogik adalah keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai seorang guru dalam melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualnya. Implikasi dari kemampuan ini tentunya dapat terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai priinsip-prinsip belajar, mulai dari teori belajarnya hingga penguasaan bahan ajar.Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu/diajarkan.4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

PENTINGNYA KOMPETENSI PEDAGOGIKAda beberapa manfaat yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi pedagogik.Bagi Guru1. Guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif siswa2. Guru dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian siswa dan merefleksikannya dalam proses pembelajaran3. Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi, karakteristik dan kebutuhan siswa dalam belajarnya

Bagi SiswaJika guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif siswa maka:1. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.2. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan menyelesaikan masalah.3. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya.Jika guru dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian siswa dan memanfaatkannya maka:1. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya diri.2. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.3. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.Dengan dikuasainya kompetensi pedagogik oleh guru, diharapkan guru dapat memahami siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan lebih menyenangkan.

B.Kompetensi Kepribadian GuruKompetensi kepribadian merupakan salah satu jenis kompetensi yang perlu dikuasai guru, selain 3 jenis kompetensi lainnya: sosial, pedagogik, dan profesional. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian yang: (1) mantap; (2) stabil; (3) dewasa; (4) arif dan bijaksana; (5) berwibawa; (6) berakhlak mulia; (7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (8) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (9) mengembangkan diri secara berkelanjutan. Sementara itu, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru menjelaskankompetensi kepribadianuntuk guru kelas dan guru mata pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai berikut:1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.2. Menampilkan diri sebagaipribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia; dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, danrasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.Arti Penting Kompetensi Kepribadian GuruPenguasaankompetensi kepribadian gurumemiliki arti penting, baik bagi guru yang bersangkutan, sekolah dan terutama bagi siswa. Berikut ini disajikan beberapa arti penting penguasaan kompetensi kepribadian guru:1. Ungkapan klasik mengatakan bahwa segala sesuatunya bergantung pada pribadi masing-masing. Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru pada dasarnya akan bersumber dan bergantung pada pribadi guru itu sendiri. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan kerakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi guru yang sukses.2. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.3. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.4. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap perkembangan belajar dan kepribadian siswa. Studi kuantitatif yang dilakukan Pangky Irawan (2010) membuktikan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan erat dan signifikan dengan motivasi berprestasi siswa. Sementara studi kualitatif yang dilakukan Sri Rahayu (2008) menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki kontribusi terhadap kondisi moral siswa. Hasil studi lain membuktikan tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Iis Holidah, 2010)Dari uraian singkat di atas, tampak terang bahwa begitu pentingnya penguasaan kompetensi kepribadian bagi seorang guru. Kendati demikian dalam tataran realita upaya pengembangan profesi guru yang berkaitan dengan penguatan kompetensi kepribadian tampaknya masih relatif terbatas dan cenderung lebih mengedepankan pengembangan kompetensi pedagogik dan akademik (profesional). Lihat saja, dalam berbagai pelatihan guru, materi yang banyak dikupas cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi pedagogik dan akademik. Begitu juga, kebijakan pemerintah dalam Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi pedagogik dan akademik.Sedangkan untuk pengembangan dan penguatan kompetensi kepribadian seolah-olah dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing dan menjadi urusan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama mengambil tanggung jawab ini dengan berusaha belajar memperbaiki diri-pribadi kita untuk senantiasa berusaha menguatkan kompetensi kepribadian kita. Meski dalam berbagai teori kepribadian disebutkan bahwa kepribadian orang dewasa cenderung bersifat permanen, tetapi saya ingin mengutip apa yang disampaikan oleh sahabat sayaDR. Uhar Suharsaputra, M.Pd.dalam bukunya Menjadi Guru Berkarakter, disebutkan bahwa: Jika yakin bisa berubah, maka berubahlah Jika Anda ingin menjadi guru yang baik dan lebih baik, katakanlah terus pada diri sendiri bahwa saya adalah guru yang baik dan lebih baik, dan bayangkan bahwa Anda adalah guru yang baik dan lebih baik dengan kepribadian yang baik dan lebih baik.Berkenaan dengan upaya peningkatan kepribadian,Essential Life Skillmemberikan tips 10 cara untuk meningkatkan kepribadian, yang isinya dapat disarikan sebagai berikut: (1) Jadilah pendengar yang baik, jadikan teman bicara Anda merasa penting dan dihargai (2) Perbanyaklah membaca dan perluas interes Anda, (3) Jadilah ahli pembicara yang baik, (4) Milikilah gagasan yang berbeda dan unik sehingga dapat memperluas perspektif setiap orang tentang Anda, (5) Temui orang-orang baru, terutama yang berbeda dengan Anda, sehingga wawasan Anda menjadi semakin luas, (6) Jadilah diri Anda sendiri, dengan menunjukkan keotentikan dan keunikan yang Anda miliki, (7) Milikilah sikap dan pandangan positif, (8) Jadilah orang yang menyenangkan dan memiliki rasa humor, (9) Bersikap suportif kepada orang lain yang membutuhkan Anda, dan (10) Miliki integitas dan perlakukan setiap orang dengan penuh hormat.

C.Kompetensi sosial guru

Keberhasilan proses belajar peserta didik sangat ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin pembelajaran, sebagai fasilitator dan sekaligus juga pusat inisiatif pembelajaran. Untuk itu guru harus selalu mengembangkan kemampuan dirinya. Soerang guru perlu mempunyai standar profesi dengan menguasai materi dan strategi pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mampu mendorong siswanya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Guru adalah faktor yang penting dan sangat dominan didalam pendidikan formal pada umumnya. Hal tersebut karena guru sering dijadikan tokoh teladan bagi peserta didik, bahkan guru menjadi tokoh identifikasi diri. Karena berbagai faktor itulah maka guru seharusnya memiliki perilaku kompetensi yang memadai untuk mengembangkan siswa secara utuh, sesuai dengan tujuan pendidikan.

Kompetensi adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu competency yang mempunyai arti kecakapan atau kemampuan dan wewenang. Jika seseorang menguasai kecakapan bekerja pada bidang tertentu maka dia dinyatakan kompeten.Kompetensi sosial guru adalah kemampuan seorang guru untuk memahami bahwa dirinya adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat serta punya kemampuan untuk mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Atau lebih dalam lagi kemampuan sosial ini meliputi kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan kerja dan lingkungan pada waktu bertugas sebagai guru.

Sesuai yang diatur dalam undang-undang dimana salah satu kewajiban dari guru adalah memberi teladan serta menjaga nama baik profesi, lembaga dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang dia terima. Dalam kegiatan belajar ini kompetensi guru berkaitan erat dengan kemampuan dalam bekomunikasi dengan masyarakat, baik masyarakat di sekitar sekolah maupun masyarakat di tempat guru tinggal. Peranan dan cara guru berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan mempunyai karakteristik tersendiri yang sedikit berbeda dengan mereka yang bukan guru. Guru mengemban misi kemanusiaan.

Guru harus bisa berkomunikasi dengan baik. Baik komunikasi secara lisan atau tulisan, dan isyarat dengan memakai teknologi komunikasi dan informasi. Guru harus bisa bergaul secara efektif baik dengan siswa maupun dengan sesama pendidik, wali atau orang tua murid dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitarnya. Bisa diartikan bahwa kompetensi sosial guru mempunyai arti sebagai kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat.

D.Komponen komponen propesional guru

Komponen profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Ada beberapa pandangan mengenai kompetensi profesional. Yaitu,

1. Penguasaan Bahan Bidang Studi;Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar.2. Pengelolaan Program Belajar Mengajar;Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.3. Pengelolaan Kelas;Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien.4. Pengelolaan dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar;Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.5. Penguasaan Landasan-landasan Kependidikan;Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut; 1. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologi, filosofis, historis dan psikologis. 2. Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antar sekolah dan masyarakatt. 3. Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis.6. Mampu Menilai Prestasi Belajar Mengajar;Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan perilaku peserta didik dan kemampuan mengukur dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program.7. Memahami Prinsip-prinsip Pengelolaan Lembaga dan Program Pendidikan di Sekolah;Disamping melaksanakan proses belajar mengajar, guru diharapkan mampu membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.8. Menguasai Metode Berpikir;Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Untuk itu guru haruslah menguasai metode berpikir ilmiah secara umum.9. Meningkatkan Kemampuan dan Menjalankan Misi Profesional;Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terur-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.10. Terampil Memberikan Bantuan dan Bimbingan Kepada Peserta Didik;Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat untuk membantu para peserta didik.11. Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan; Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.

E.Hubungan penguasaan materi dan kemampuan belajar

Mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana, dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus dikuasainya dengan baik agar proses pendidikannya menjadi penuh bermakna dan selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarannya.Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk keterampilan mengajar. Penguasaan materi/bahan ajar dapat dibentuk dengan membaca buku buku pelajaran.A.PENGUASAAN MATERI Salah satu komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan pelajaran serta konsep konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep konsep dasar keilmuan dari bahan yang akan diajarkannya tersebut. Dengan demikian untuk menguasai materi pelajaran diperlukan penguasaan materinya itu sendiri. Ada dua cara memandang materi dan bahan ajar, yaitu pertama dari sudut isi bahan ajar, dan kedua dari sudut cara pengorganisasian bahan ajarnya. Dilihat dari sudut isi materi, bahan ajar dapat digolongkan ke dalam enam jenis seperti berikut:

1.FaktaFakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah fakta atau informasi yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi untuk diperdebatkan. Misalnya fakta bahwa air mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, dan lain sebagainya.2.KonsepKonsep adalah bahan bidang studi yang isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil. Konsep bersifat abstrak, namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan. Misalnya konsep tentang bilangan bulat dan ganjil yang dilambangkan dalam angka 3, 5, 7, 9, dan seterusnya.

3.PrinsipPrinsip adalah tuntutan praktis bagi terselenggaranya perbuatan tertentu seperti dalam belajar dan mengajar. Bahan bidang studi prinsip merupakan bahan yang memberi landasan bagi terwujudnya suatu pebuatan yang diharapkan sehingga setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik. Contoh prinsip belajar dan mengajar.4.KeterampilanKeterampilan terdiri dari keterampilan keterampilan tertentu yang harus dikuasai, terutama yang menyangkut keterampilan motorik, seperti keterampilan mengetik, mengatur spasi, memukul bola, dan lari cepat. Bahan bidang studi keterampilan banyak terdapat dalam bidang studi kejuruan. Cara mempelajarinya pada umumnya dengan tugas dan latihan.5.Pemecahan MasalahPemecahan masalah adalah bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah. Misalnya dalam pelajaran IPA, seorang guru memberikan tugas kelompok kepada siswa siswanya untuk membuat kesimpulan mengenaiu bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah. Pokok bahasan ini dipelajari dengan metode pemecahan masalah. Peserta didik ditugasi untuk berpikir dan membuat, kemudian diakhiri oleh kesimpulan.6.ProsesProses adalah bahan yang melukiskan proses terjadinya sesuatu seperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses pengendapan atau proses penguapan. Bahan bidang studi proses bersumber dari pengalaman. Cara mempelajarinya adalah dengan praktikum di laboratorium atau studi lapangan.

Jenis bahan bidang studi berdasarkan cara pengorganisasiannya terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:1.Bahan Bidang Studi LinierKarakteristik bahan bidang studi linier disusun secara berurutan dari yang mudah kepada yang sulit atau dari yang sederhana kepada yang rumit (kompleks). Peran sistematiknya cukup tinggi, diajarkan secara barangsur angsur sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya dalam pelajaran matematika, bahan tersebut disusun dari himpunan banda benda nyata yang kemudian dilambangkan dalam bentuk bilangan.2.Bahan Bidang Studi KumulatifBahan bidang studi ini tidak disusun dalam serangkaian tingkatan yang berseri seperti pada bidang studi linier. Pendekatan metodologisnya adalahchild - centered, yaitu pengajaran itu seluruhnya berpusat pada kebutuhan, minat dan perhatian siswa. Bahan bidang studi ini akan berhasil diberikan mulai dari keseluruhan menuju kpada bagian - bagian. Metode pengajaran unit merupakan yang paling cocok untuk pelajaran ini.

3.Bahan Bidang Studi PraktikalPendekatan untuk mempelajari bahan bidang studi praktikal adalah dengandrillatau pelatihan. Dapat pula cara menyajikannya dengan demontrasi, tugas dan resitasi. Peran metode demontrasi sangat besar. Pelajaran olahraga dan kesehatan, kesenian dan kejuruan banyak mengandung bahan bidang studi praktikal.

4.Bahan Bidang Studi EksperiensialBahan bidang studi ini erat kaitannya dengan bahan bidang studi praktikal, hanya di sini lebih menekankan unsur kreatifitas. Dalam mempelajari bahan bidang studi ini siswa diharapkan dapat mengembangkan kegiatannya dalam bentuk kreativitas, tdak perlu terikat oleh kebiasaan - kebiasaan tertentu. Bahan bidang studi eksperiensial tidak terbatas pada bidang studi keterampilan kejuruan, tetapi juga terdapt pada bidang studi IPA dan sejenisnya. Misalnya dalam pertanyaan apa yang dapat kita lakukan dengan sabut kelapa. Dari pokok bahasan ini akan keluar pikiran - pikiran yang dihubungkan kepada pengalaman, yaitu berupa hasil yang berasal dari sabut kelapa seperti keset, sapu, bahan bakar, bahkan sampai kepada aneka ragam hiasan. Pendekatan dalam mempelajari bahan bidang studi ini bersifatchild - centered, yaitu bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar berpusta pada minat dan perhatian siswa melalui penerapan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).

Untuk memudahkan Anda dalam mengajarkan jenis materi ini, Anda perlu mengetahui bagaimana cara memilih bahan sesuai dengan perkembangannya. Adapun alasan pengembangan dalam pemilihan bahan ajar adalah sebagai berikut.1.Bahan bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Cara memilihnya dilakukan dengan cermat dan mempergunakan kriteria tertentu.2.Bahan bidang studi yang tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru. Penggantian ini dilakukan atas dasar perkembangan pengetahuan dan teknologi. Bahan bidang studi itu bersifat fundamental dan terbaru.2.Bahan bidang studi yang semakin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media komunikasi. Media dengar, media lihat dan media gerak perlu diperluas. Proses belajar tidak terbatas di ruang kelas, tetapi juga di luar kelas, bahkan sampai di luar sekolah.3.Bahan bidang studi yang makin bertambah itu dipelajari melalui berbagai pendekatan, baik pendekatan metode penyanmpaian pelajaran maupun media pembelajaran yang digunakannya.Cara mengajarkan atau menyampaikan bahan bidang studi iu bermacan - macam sesuai dengan sifatnya. Pada umumnya banyak pengajar yang tidak mengenal jenis bahan bidang studi, padahal kalau dilihat dari sifatnya, bahan bidang studi itu menggunakan metode mengajar berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Jarang sekali pengajar menentukan metode mengajar berdasarkan jenis bahan bidang studi. Untuk itu ada beberapa cara dalam menyampaikan bahan bidang studi, antara lain sbb.1.Mengganti bahan bidang studi yang tidak sesuian lagi dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan bahan bidang studi baru, misalnya pelajaran menulis halus diganti dengan pelajaran menulis tegak tanpa tipis tebal.2.Mengembangkan sistem pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, misalnya dalam pelajaran matematika, digalakkan pendekatan himpunan.3.Menerapkan prinsip belajar modern seperti cara - cara belajar siswa aktif. Kedudukan siswa sebagai penerima bahan pelajaran bergeser menjadi pengolah bahan pelajaran.4.Memilih dan menggunakan metode dan media yang bervariasi. Pemakaian metode belajar mengajar pemecahn masalah ditingkatkan. Teknik belajar lebih variatif dengan menggunakan tempat belajar yang tidak terbatas pada ruang tertentu. Misalnya Anda sebagai guru IPA(Biologi) dapat mengaja siswa belajar di kebun binatang untuk lebih mengenal kepada siswa tentang binatang yang ada di Indonesia.

Dalam hal ini kita dapat melakukan uji coba beberapa cara dengan menggunakan satu atau beberapa cara sebagai upaya dalam melakukan tindakan kelas sehingga hasil penelitian ( kebaikan atau kelemahan) dapat kita gunakan utuk kepentingan belajar mengajar dan dapat disosialisasikan kepada rekan - rekan di sekolah.Beberapa kriteria dalam memilih bidang study, antara lain sebagai berikut:1.Bahan bidang study yang diajarkan bersifat fundamental Bidang study adalah paling mendasar untuk diajarkan dan perlu dikuasai oleh setiap anak. Dalam hal ini, ada dua prinsip belajar yang dapat membantu guru dalam mengajar; pertama, bahwa dalam mempelajari bahan bidang study dasar itu maka bahan - bahan lainnya diluar itu akan turut dipelajari ; kedua, bahwa dikuasainya pengetahuan bahan bidang studi dasar akan memberi landasan kepada penguasaaan bahan bidang studi lainnya.2.Bahan bidang studi yang hangat( current event) Hal - hal yang terjadi imasyarakat dapat dijadian bahan untuk dimasukan kedalam bahan bidang studi yang diajarkan di sekolah. Bahan bidang studi ini dapat dijadikan bagian integrak dari kurikulm IPA atau IPS.3.Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang - ulangoleh manusia dalam kehidupan sehari - hari (persisten life situation) seperti masalah - masalah yang bertalian dengan kesehatan, ekonomi, pendidikan, kesenian , dan keterampilan. Bahan bidang studi ini perlu dipelajar sepanjang masa sehubungan dengan kebutuhan.4.Bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah. Untuk membina keterampilan memecahkan masalah, bahan bidang studi yang diajarkan harus mengandung unsur pemecahan masalah disamping cara mengajarkannya. Misalnya: siswa dihadapkan pada kasus longsor atau banjir yang sering melanda daerah tempat tinggalnya. Untuk itu Anda dapat mengajukan permasalahan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta memikirkan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Hal ini dapat Anda lakukan dengan mengadakan percobaan bersama siswa dalam bentuk praktikum mengadakan reboisasi atau penghijauan di daerahnya.5.Bidang studi yang praktis Artinya bahan yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari - hari, contoh : bilanganlebih praktis digunakan daripada, sebabbilanganlebih banyak digunakan dipasaran daripada.

B.KEMAMPUAN MENGAJAR Ada beberapa kemampuan yang perlu dibentuk dalam diri siswa antara lain yang berkaitan dengan kemampuan kognitifnya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan bahan ajar yang berupa konsep - konsep, kemampuan psikomotor yang berhubungan dengan akivitas siswa dapat dicapai dengan memberikan materi yang dapat membangkitkan kreativitas yang bersifat praktik, serta memberikan pemahaman yang mendalam mengenai etika dan norma yang menunjang pembentukan aspek afektif. Untuk memberikan kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar, Anda perlu memahami tujuan belajar siswa dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan, baik yang bersifat nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujun mata elajaran yang menjadi tanggung jawab Anda. Komponen pembelajaran saling berkait dalam suatu sistem pembelajaran.

Untuk memperoleh ketrampilan ini Anda dapat melakukan:1.Latihan menganalisis tugas - tugas belajar.2.Latihan merumuskan tujuan - tujuan pembelajaran umum yang berpusat pada hasil belajar yang diharapkan.3.Latihan menetapkan indikator - indikator tingkah laku yang spesifik dari kata kerja yangdipakai oleh tujuan pembelajaran umum.4.Latihan memilih indikator - indikator yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.5.Latihan merumuskan tujuan pembelajaran khusus pada indikator - indikator terpilih.

C.MENGENAL DAN MAMPU MENGGUNAKAN METODE MENGAJARHubungan antara penguasaan materi ajar dengan kemampuan mngajar, sebagai berikut:1.Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.2.Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas.3.Guru yang sudah menguasai betul materi ajar yang akan di sampaikan kepada siswa akan berusaha memperhatkan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya dengan lebih bijaksana.4.Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan situasi dikelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas.5.Guru yang mengusai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikam materi ajarnya.

F.Keputusan situasional dan transaksional Setelah menyimak beberapa kompetensi yang perlu dimiliki serta kaitan antara penguasaan materi dengan kemampuan mengajar, maka melalui kegiatan belajar mengajar ini akan dijelaskan mengenai keputusan pendidikan yang dilakukan oleh guru dalam persiapan dan pelaksanaan mengajar di kelas. Dalam menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis, aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang bervariasi. Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan(entry behavior)para siswa sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan transaksional.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:1. Identifikasi kebutuhan - kebutuhan dan minat - minat siswa2. Tujuan - tujuan performan siswa3. Karakteritik materi4. Ketersediaan fasilitas serta ruang dan waktu5. Kemampuan guru Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatanbelajar mengajar. Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya , guru lebih kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Tujuan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kagiatan.Guru sebelum melaksanakan kegiatan mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.2. Siswa meliputi usia, kemampuan, minat, latar belakang, dan motivasi.Karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.3. Pengajar meliputi filosofi, kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.Pengajar dalam hal ini guru merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.4. Materi atau bahan mata pelajaran yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.Sebagai program pengajaran yang harus disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.5. Ketersediaan alat atau dana pengadaannya, dan waktu persiapan.Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan. Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.6. Besar kelas, besar dan jumlah ruangan, dan jumlah jam pertemuan.Keterbatasan daya tampung dan perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien sesuai dengan harapan semua pihak. Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan gambar di atas, selanjutnya perlu dipahami bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika melaksanakannya di kelas. Banyak hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir. Keputusan situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dinuat oleh guru sebelum pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh guru. Berikut ini contoh keputusan situasional dan transaksional:Contoh keputusan situasional: Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan 2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel, dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.Contoh keputusan transaksioanal: Berdasarkan persiapan yang telah dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum. Misalnya dari perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa, dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5 yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan. Dari uraian dan contoh di atas, maka dapat dipahami bahwa persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan transaksional. BAB IIIPENUTUPA.Kesimpulan

Pedagogik berasal dari kata Yunani paedos, yang berarti anak laki-laki, dan agogos artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berari pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah.Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Jadi pedagogik adalah ilmu pendidikan anak.Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu/diajarkan.4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.Kompetensi kepribadian merupakan salah satu jenis kompetensi yang perlu dikuasai guru, selain 3 jenis kompetensi lainnya: sosial, pedagogik, dan profesional. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian yang: (1) mantap; (2) stabil; (3) dewasa; (4) arif dan bijaksana; (5) berwibawa; (6) berakhlak mulia; (7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (8) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (9) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

B.SaranMakalah kami inimasih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatkami harapkan dari para pembaca sekalian demi terciptanyakesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.DAFTAR PUSTAKA

Satori Djaman, dkk. 2008.Materi Pokok Profesi Kependidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.Satory, Djaman dkk. 2009.Profesi Kependidika.Jakarta: Universitas TerbukaKosasi Raflis, soetjipto. 2009.Profesi Kependidika.Jakarta: Rineka Ciptahttp://aadesanjaya.blogspot.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.html, diakses pada hari jumat, 22 April 2011http://www.dinaspendidikanparepare.upaya-dan-strategia-peningkatan-mutu-pendidik-dan-tenagakependidikan, diakses pada hari jumat, 22 April 2011Mulyasa, E. 2009.Profesi Kependidika: PT. Remaja Rosdakarya Offset.http://puterimissicobuata.wordpress.com/2010/01/21/upaya-meningkatkan-mutu-dan-kualitas-guru-sd/, diakses pada hari jumat, 22 April 2011